BAB I PENDAHULUAN A. DATA UMUM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. DATA UMUM"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. DATA UMUM Dalam rangka melaksanakan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional serta Peraturan Pemerintah Nomor: 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, maka Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) pada tingkat SKPD yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Peternakan yang merupakan bagian dari Perencanaan Pembangunan daerah disusun atas visi misi dan program yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sebagai tugas dan fungsi Dinas Peternakan dengan mengacu pada visi misi dan program Bupati Blitar yang tertuang dalam RPJM Daerah Kab. Blitar B. KEWENANGAN DINAS PETERNAKAN Berdasarkan Peraturan Bupati Blitar nomor 42 Tahun 2011 Tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Peternakan Kabupaten Blitar, Dinas Peternakan Kab. Blitar memeliki kewenangan sebagai berikut: a. Perumusan Kebijakan teknis di bidang peternakan b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang peternakan c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang peternakan d. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas e. Pelaksanaan urusan tata usaha dinas

2 f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. C. STRUKTUR ORGANISASI 2

3 D. SISTEMATIKA DAFTAR ISI KATA PENGANTAR I. PENDAHULUAN A. Data Umum B. Kewenangan Dinas/ Badan/ Kantor/ Bagian C. Struktur Organisasi D. Sistematika II. PERNYATAAN VISI DAN MISI III. NILAI-NILAI ORGANISASI (DASAR HUKUM) IV. ANALISIS LINGKUNGAN DAN FAKTOR-FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN A. Gambaran Umum dan Kondisi Saat Ini B. Analisis Lingkungan internal C. Analisis Lingkungan Eksternal D. Tugas Pokok Pembangunan V. TUJUAN STRATEGIS SASARAN STRATEGIS DAN STRATEGI PENCAPAIANNYA A. TUJUAN DAN SASARAN B. STRATEGI 1. Kebijakan 2. Program/ Kegiatan VI. PENUTUP LAMPIRAN MATRIK RS 3

4 BAB. II PERNYATAAN VISI DAN MISI A. VISI Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan srtategis merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan organisasi. Visi tidak hanya penting pada waktu mulai berkarya tetapi juga pada kinerja organisasi itu selanjutnya. Kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan internal dan eksternal sehingga visi organisasi juga harus menyesuiakan dengan perubahan tersebut. Pada hakekatnya membentuk visi organsiasi dilakukan dengan menggali gambaran bersama tentang masa depan, dengan demikian visi harus menjadi milik bersama yang diyakini oleh seluruh elemen organisasi. Visi yang tepat bagi masa depan suatu instansi Pemerintah akan mampu menjadi akselelator kegiatan instansi tersebut termasuk perancangan Rencana Strategis yang dilakukan sebagai acuan dalam melaksanakan program, dan kegiatan secara keseluruhan. Pengelolaan sumber daya, pengembangan indikator kinerja dan cara pengukuran dan evaluasi kinerja yang akan diintegrasikan menjadi satu kesatuan yang sinergis oleh instansi dalam menjalankan organisasi. 4

5 Dengan demikian visi tersebut adalah cara pandang jauh kedepan, kemana instansi Pemerintah harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif sehingga memiliki gambaran yang jelas dan terukur tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh Instansi Pemerintah. Sebagai salah satu unsur teknis Pemerintah Kabupaten Blitar dalam melaksanakan tugas membantu Bupati dalam melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang peternakan maka Dinas Peternakan Kabupaten Blitar mempunyai visi sebagai berikut : Dinas Peternakan yang mampu mewujudkan kemajuan dan kemandirian bidang peternakan menuju masyarakat yang sejahtera, religius dan berkeadilan B. Misi Setiap Instansi Pemerintah harus memastikan agar visi dan misi sesuai dan selaras dengan perubahan yang dilakukan, sehingga organisasi akan dapat efektif dan efisien dalam pencapaian misi sesuai dengan tupoksi. Visi dan misi akan mendorong alokasi sumber daya diseluruh unsur organisasi sehingga visi dan misi tersebut harus selaras dengan tugas yang diembannya. Dengan adanya misi maka akan diketahui apa yang harus dilakukan oleh instansi Pemerintah agar tujuan umum organisasi dapat terlaksana 5

6 dengan baik. Misi diharapkan juga dapat mewujudkan peran dan programprogram Instansi Pemerintah kepada seluruh jajaran organisasi serta pihakpihak yang berkepentingan. Dengan mengacu kepada visi yang ditetapkan, maka Dinas Peternakan Kabupaten Blitar menetapkan misinya sebagai berikut : 1. Meningkatkan populasi serta produksi peternakan 2. Meningkatkan usaha peternakan menjadi pola usaha agribisnis 3. Meningkatkan status kesehatan ternak. 4. Meningkatkan kwalitas produk hasil peternakan yang Aman Sehat Utuh dan halal (ASUH). 6

7 BAB. III NILAI-NILAI ORGANISASI LANDASAN HUKUM Dasar Hukum penyusunan Rancangan Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Peternakan adalah : 1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. 2. Peraturan Pemerintah Nomor: 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksananan Rencana Pembangunan Daerah 3. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050 / 2020 / SJ perihal Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah. 4. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa Timur Tahun Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 24 Tahun 2008 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Blitar Tahun Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 09 Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Blitar Tahun Peraturan Bupati Blitar Nomor: 42 tahun 2011 Tentang penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Peternakan Kabupaten Blitar 7

8 BAB. IV ANALISIS LINGKUNGAN DAN FAKTOR-FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN A. GAMBARAN UMUM Dasar hukum pembentukan organisasi Dinas Peternakan Kabupaten Blitar adalah Peraturan Bupati Blitar Nomor 42 Tahun 2011 Tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Peternakan Kabupaten Blitar. Adapun Struktur Organisasi Dinas Peternakan Kabupaten Blitar adalah sebagai berikut: 1. Kepala Dinas a. Sekretariat, terdiri dari: Sub Bagian Penyusunan Program. Sub Bagian Keuangan; Sub Bagian Umum; b. Bidang Kesehatan Hewan, terdiri dari: Seksi Pengamatan Penyakit Hewan dan Pelayanan Medik veteriner; Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan; Seksi Pengawasan Obat Hewan. c. Bidang Kesmavet, terdiri dari: Seksi Produk Pangan Asal Hewan; Seksi Produk Non Pangan Asal Hewan; Seksi Hygiene dan Sanitasi d. Bidang Produksi, terdiri dari: Seksi Pembibitan Ternak; 8

9 Seksi Pakan dan Teknologi; Seksi Penyebaran dan Pengembangan Ternak dan Hewan lainnya; e. Bidang Usaha Peternakan, terdiri dari: Seksi Bina Usaha; Seksi Kelembagaan dan SDM; Seksi Permodalan dan Pembiayaan f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) g. Kelompok Jabatan Fungsional Personalia Kabupaten Blitar perlu memperkokoh sub sektor peternakan agar mampu bersaing serta tetap kompetitif dalam era globalisasi. Perangkat aparat yang tersedia sejumlah 64 orang dan tenaga kontrak 3 orang serta tenaga swadaya 55 orang. Adapun penggolongan karyawan yang berstatus PNS sebagai berikut: - golongan IV : 7 orang - golongan III : 36 orang - golongan II : 16 orang Sedangkan penggolongan karyawan yang berstatus CPNS sebagai berikut: - golongan III : 3 orang - golongan II : 2 orang Dengan perincian tingkat pendidikan : 1 orang SD, 18 orang SLTA, 10 orang Diploma (D3), 25 orang Sarjana (S1), 5 orang S2. Sebagai ujung tombak operasional di wilayah kecamatan ditugaskan sejumlah tenaga Petugas Teknis Peternakan (PTP) sebagai berikut : Petugas Teknis : 14 orang. 9

10 Petugas kawin suntik (IB) : 62 orang Keurmaster : 5 orang Dokter Hewan UPTD : 3 orang Jumlah Petugas Lapangan 84 orang. Sarana dan prasarana yang dimiliki Dinas Peternakan Kabupaten Blitar : - Gedung kantor yang terletak di Jalan Cokroaminoto No. 22 Blitar - Gedung dan peralatan RPH (Rumah Potong Hewan) yang terdapat di Wlingi, Kesamben, Talun, Kademangan dan Srengat. - Sarana Laboratorium berupa Lab. Pakan dan Lab. Keswan - Sarana transpotasi yang terdiri dari : Mobil Panther Mobil Zusuki Pick up Bis Kendaraan roda 2 1 unit 1 unit 1 unit 18 unit - Barang-barang inventaris lainnya terdiri dari : Meja kerja Meja tamu Meja rapat Meja resepsionis Kursi kerja Kursi lipat Kursi hadap 19 buah 2 set 10 buah 1 buah 25 buah 45 buah 1 buah 10

11 Kursi direksi Alamari Es Almari buku Almari Etalse Rak besi Mesin ketik Komputer Brankas Meja komputer 2 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 5 buah 4 buah 3 buah 3 buah B. ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL Pembangunan peternakan mempunyai peranan penting. Hal ini dapat dilihat dari angka pertumbuhan populasi ternak, produksi daging, telur dan susu serta penyerapan tenaga kerja pada bidang peternakan. Data populasi Ternak No Jenis Ternak Keterangan 1 Sapi Potong naik 63,14 % 2 Sapi Perah naik 1,50 % 3 Kerbau naik -64,06 % 4 kambing naik 7,14 % 5 Domba Turun -10,03 % 6 babi Tetap 0,00 % 7 Kuda Tetap 0,00 % 8 Ayam Buras naik 0,50 % 9 Ayam ras Petelur Turun -10,13 % 10 Ayam ras Pedaging naik 7,49 % 11 Itik naik 4,93 % 11

12 Data Produksi Peternakan No Jenis Produksi Keterangan 1 Daging (Kg) Naik 14,9 2 Telur (kg) Turun -10,7 3 susu (kg) Naik 1,5 Kekuatan internal bidang peternakan di Kab. Blitar antara lain; 1. Keunggulan sebagai penghasil komoditas telur yang mampu memenuhi 70% kebutuhan telur Jawa Timur dan 30% kebutuhan nasional 2. Terdapatnya kawasan yang mempunyai keunggulan komparatif penghasil ternak unggas, ternak besar maupun kecil. 3. Meratanya produktivitas komoditas ternak khususnya unggas, sapi potong dan ternak non unggulan (seperti pada data produksi ternak) 4. Budaya masyarakat (sosiokultural) yang menjadikan peternakan sebagai tradisi mata pencaharian karena telah diwariskan secara turun menurun. 5. Kondisi geografis dan topografis yang mendukung usaha peternakan, khususnya kecukupan pakan hijauan ternak dan iklim untuk sapi perah. 6. Jaringan pemasaran yang telah terbentuk begitu kuat (khusunya interlinkage seperti kemitraan dan rekanan bisnis) 7. Sudah terbentuknya interlinkage permodalan antara perbankan dan peternak yang dimediasi oleh Dinas Peternakan 8. Peran asosiasi pengusaha ternak dalam menularkan informasi input, output dan pasar 9. Penyerapan tenaga kerja sektor peternakan yang selalu mengalami peningkatan dalam tiga tahun terakhir 12

13 Kelemahan Internal yang dihadapi. 1. Belum optimalnya pengembangan sumberdaya peternakan sehingga komoditas peternakan belum optimal. 2. Sifat kemandirian usaha ternak masih belum terwujud karena belum ada model manajemen satu atap (aglomerasi) yang mensinergikan sektor hulu hingga hilir. 3. RPH (Rumah Potong Hewan) yang masih minim (belum mencukupi standar kebutuhan minimal) serta fasilitasnya belum memenuhi standar. 4. Jumlah UPT (Unit Pelaksana Teknis) Dinas Peternakan hanya ada di tiga kecamatan 5. Fasilitas pengembangan seperti pengadaan bibit dan inseminasi buatan masih kurang maksimal. 6. Belum terciptanya kelembagaan peternak yang mampu memfasilitasi serta menunjang produktifitas sektor hulu hingga hilir. 7. Keterbatasan dana pengembangan yang berimbas pada kurangnya sarana dan prasarana penunjang kinerja SKPD Dinas Peternakan 8. SDM peternak kecil yang rata-rata masih rendah 9. SDM tenaga penyuluh yang masih kurang 10. Bahan pakan ternak sebagian masih impor, serta kelangkaan hijauan pakan ternak pada musim kemarau. 11. Penerapan teknologi yang masih rendah 12. Sulitnya pengadaan bibit ternak unggul 13. Rendahnya investasi dibidang pengolahan komoditas hasil ternak 14. Nilai tawar peternak terhadap harga jual produk masih rendah 13

14 C. ANALISIS LINGKUNGAN EKSTRNAL Peluang Eksternal: 1. Laju konsumsi protein hewani yang terus melonjak di pasar dunia, nasional maupun regional 2. Banyaknya permintaan produk hasil ternak, khususnya industri pengolahan pangan maupun non pangan hasil ternak 3. Kebijakan terhadap pengembangan peternakan nasional, khususnya regulasi yang mendukung pengembangan komoditas ternak unggulan 4. Rangsangan terhadap minat investasi yang semakin besar, khususnya produk makanan berbahan produk ternak 5. Semakin sadarnya masyarakat dan pengusaha ternak akan usaha ternak yang ramah lingkungan, sehingga dapat menurunkan resiko hambatan eksternal usaha bidang peternakan. Ancaman eksternal yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut: 1. Standarisasi global yang cukup sulit untuk dipenuhi produk peternakan rakyat sebagai pelaku mayoritas usaha peternakan; 2. Rentannya harga produk terhadap faktor produksi dan kondisi sosial. 3. Persaingan dengan daerah luar yang memiliki kesamaan sumberdaya dan sosiokultural masyarakat menimbulkan terjadinya perebutan pasar. 4. Sifat dari komoditi ternak yang sangat rentan terhadap penyakit terutama penyakit menular strategis 5. Tingginya resiko usaha peternakan seperti: permodalan, harga, pasar dan penyakit yang bisa mengurangi rangsangan usaha ternak, khususnya peternakan rakyat. 14

15 Faktor Kunci Keberhasilan (Critical Succes Factor/ CFS) Faktor kunci keberhasilan Dinas Peternakan Kabupaten Blitar sangat berkaitan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan. Faktor-faktor ini dipengaruhi oleh analisa lingkungan baik yang berada di Dinas Peternakan (Internal) mapun lingkungan yang dihadapi oleh Kabupaten Blitar secara umum (eksternal). Hasil analisa lingkungan internal didapat kekuatan dan kelemahan sedangkan dari analisa eksternal diperoleh peluang dan ancaman. Dengan memperhatikan analisa lingkungan maka faktor-faktor kunci keberhasilan memungkinkan Dinas Peternakan kabupaten Blitar mampu melaksanakan kebijakan dan program 5 tahun kedepan. Adapaun faktor-faktor kunci keberhasilan Dinas Peternakan Kabupaten Blitar adalah sebagai berikut: a. Dukungan Pimpinan Pimpinan yang dmaksud disini adalah kepala daerah. Dukungannya sangat diperlukan terutama dalam menciptakan suasana yang kondusif bagi penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Dinas Peternakan. Dukungan disini berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pimpinan dalam rangka memperlancar pelaksanaan tugas. b. Perangkat Peraturan Perundang-undangan Perangkat undang-undang atau aturan hukum memberikan legimitasi kepada Kepala Dinas Peternakan dalam melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya. c. Kinerja Organisasi Kelembagaan dengan struktur organisasi dan tata laksana maupun tupoksi yang tidak tumpang tindih akan memperlancar pelaksanaan program dan kegiatan menuju pencapaian visi dan misi dinas. 15

16 d. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia yang memadai sebagai aparatur pemerintah yang memiliki komitmen dalam melaksanakan visi, misi, tujuan serta sasaran yang hendak dicapai merupakan salah satu factor kunci keberhasilan organisasi.. e. Sarana dan Prasarana Penyelenggaraan Tupoksi Dinas Peternakan yang cakupan wilayah kerjanya meliputi seluruh Kab. Blitar hanya dapat dilaksanakan dengan adanya sarana dan parasana yang memadai. Oleh karena itu pemenuhan sarana dan prasarana yang memadai sangat penting bagi peningkatan kinerja Dinas Peternakan. f. Stakeholder Kerjasama serta partisipasi aktif dari stakeholder (pihak yang berkepentingan) untuk merespon arahan dan pembinaan dari aparat merupakan unsur yang sangat penting. Tanpa respon dan keterlibatan para stakeholder ini sulit bagi Dinas Peternakan untuk dapat melakasanakan visi dan misinya. D. TUGAS POKOK PEMBANGUNAN Berdasarkan Peraturan Bupati Blitar Nomor 42 Tahun 2011 tentang penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Peternakan Kabupaten Blitar Dinas Peternakan adalah unsur pelaksana otonomi daerah yang melaksanakan urusan bidang peternakan yang dipimpin oleh seorang Kepala dinas dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Untuk melaksanakan tugasnya, Dinas Peternakan mempunyai fungsi : 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang peternakan. 2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang peternakan. 16

17 3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang peternakan. 4. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas. 5. Pelaksanaan urusan tata usaha dinas. 6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sekretariat Dipimpin oleh seorang sekretaris mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam mengumpulkan dan mengolah data dalam menyusun rencana program,monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan, menyelenggarakan ketatausahaan, administrasi kepegawaian, administrasi keuangan dan urusan umum serta memberikan pelayanan administrasi kepada semua unit kerja di Lingkungan Dinas. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretaris mempunyai fungsi : a. Penyusunan rencana kegiatan dan program kerja Dinas. b. Pemantauan dan evaluasi hasil program kerja Dinas. c. Pengkoordinasian dan penyusunan laporan hasil pemantauan program kerja Dinas. d. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas Bidang-bidang pada dinas. e. Pengelolaan ketatausahaan, rumah tangga, kehumasan dan keprotokolan. f. Penyusunan rencana kegiatan dan program kerja Dinas. g. Pengelolaan administrasi kepegawaian dan kesejahteraan pegawai h. Pengelolaan administrasi keuangan dan gaji pegawai i. Pengelolaan dan pengadministrasian perlengkapan kantor, pemanfaatan dan perawatan inventaris kantor 17

18 j. Pelaksanaan pelayanan teknis administrasi kepala dinas dan semua unit organisasi dilingkungan dinas. k. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas Dalam struktur organisasi sekretariat terdapat 3 (tiga) Sub Bagian yaitu Sub. Bagian Penyusunan Program, Sub. Bagian Keuangan dan Sub. Bagian Umum. Bidang Kesehatan Hewan Bidang Kesehatan Hewan mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam menyusun pedoman dan fasilitasi terhadap pengamatan, penanggulangan dan pemberantasan penyakit hewan, pengujian dan pengawasan obat hewan Dalam melaksanakan tugasnya bidang Kesehatan Hewan memiliki fungsi: a. Pengumpulan bahan dan pengolah data dalam rangka penyusunan rencana dan program kerja sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas di bidang Kesehatan hewan. b. Pengumpulan bahan dan penganalisaan data dalam rangka pembinaan dan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis dibidang kesehatan hewan. c. Penghimpunan data dan informasi dalam rangka penyusunan rencana kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan hewan. d. Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis Pelaksanaan fasilitas pengamatan penyakit hewan dan pelayanan medik veteriner. e. Pelaksanaan koordinasi dan fasilitas dalam penanggulangan dan pemberantasan penyakit hewan. f. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta fasilitasi pelayanan pengujian dan pengawasan obat hewan dan residu bahan kimia. 18

19 g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Dalam struktur organisasi Bidang Kesehatan Hewan memiliki 3 (tiga) seksi yang meliputi: Seksi Pengamatan Penyakit dan Pelayanan Medik Veteriner, Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan dan Seksi Pengawasan Obat Hewan. Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam menyusun pedoman dan fasilitasi terhadap kebijakan, standarisasi, pengawasan dan pengujian teknis di bidang kesehatan masyarakat veteriner. Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud diatas Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner mempunyai fungsi: a. Pengumpulan bahan dan pengolah data dalam rangka penyusunan rencana dan program kerja sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas di bidang kesehatan masyarakat veteriner. b. Pengumpulan bahan dan penganalisaan data dalam rangka pembinaan dan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis dibidang kesehatan masyarakat veteriner. c. Penghimpunan data dan informasi dalam rangka penyusunan rencana kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan hewan. d. Pelaksanaan fasilitasi kebijakan dibidang produk pangan asal hewan, produk non pangan asal hewan serta hygiene sanitasi, dan kesejahteraan hewan. e. Pemberian fasilitasi dalam standar, norma, kriteria, dan prosedur dibidang produk pangan asal hewan, produk non pangan asal hewan, hygiene sanitasi dan kesejahteraan hewan. 19

20 f. Pengawasan dan pengujian terhadap produk pangan asal hewan, produk non pangan asal hewan, hygiene sanitasi, dan kesejahteraan hewan. g. Pelaksanaan fasilitasi pelayanan perijinan, pengujian dan pengawasan produk pangan asal hewan, produk non pangan asal hewan hygiene sanitasi dan kesejahteraan hewan. h. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Dalam struktur organisasinya Bidang Kesehatan Masayarakat Vetriner terdapat 3 (tiga) seksi antara laian: Seksi Produk Pangan Asal Hewan, Seksi Produk Non Pangan Asal Hewan dan Seksi Hygiene dan Sanitasi. Bidang Produksi Bidang Produksi mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam melaksanakan pembinaan peningkatan produksi ternak dan hewan lainnya, mutu bibit ternak, pengembangan kawasan peternakan, pengembangan teknologi peternakan dan kesehatan hewan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Produksi mempunyai fungsi : a. Pengumpulan bahan dan pengolahan data dalam rangka penyusunan rencana dan program kerja sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas di bidang produksi. b. Pelaksanaan pembinaan dalam usaha peningkatan produksi ternak, terutama dalam peningkatan mutu bibit ternak. c. Pelaksanaan pembinaan, pengembangan dan penyebaran ternak dan hewan lainnya dalam rangka peningkatan pendapatan peternak. d. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan peningkatan mutu pakan ternak dan hewan lainnya. 20

21 e. Pelaksanaan perencanaan, pengadaan, penyebaran dan bimbingan pengembangan peternakan dan teknologi peternakan. f. Pelaksanaan pengembangan kawasan peternakan. g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Dalam struktur organisasi Bidang Produksi memilki 3 (tiga) seksi yaitu: Seksi Pembibitan ternak, Seksi Pakan dan Teknologi, Seksi Penyebaran dan Pengembangan Ternak dan Hewan Lainnya. Bidang Usaha Peternakan Bidang Usaha Peternakan mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam melaksanakan fasilitasi, permodalan, pengembangan pelayanan perusahaan peternakan dan kesehatan hewan, kemitraan serta penataan bina usaha peternakan dan kesehatan hewan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Bidang Usaha Peternakan, mempunyai fungsi : a. Pengumpulan bahan dan pengolahan data dalam rangka penyusunan rencana dan program kerja sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas di bidang usaha Peternakan. b. Penyusunan rencana permodalan, pengembangan pelayanan peternak, kemitraan dan pengelolaan agroindustri hasil peternakan dan kesehatan hewan. c. Penyusunan standarisasi usaha peternakan dan kesehatan hewan, pengelolaan lingkungan dan teknologi pasca panen. d. Pelaksanaan pemantauan harga pasar dan agribisnis peternakan. e. Pengawasan dan pengendalian usaha peternakan dan kesehatan hewan, kemitraan, pengelolaan lingkungan serta promosi dibidang peternakan dan kesehatan hewan. 21

22 f. Pembinaan dan penyebarluasan informasi serta promosi komoditas unggulan hasil peternakan dan kesehatan hewan. g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Dalam struktur organisasinya Bidang Usaha Peternakan memiliki 3 (tiga) seksi yaitu: Seksi Bina Usaha, Seksi Kelembagaan dan SDM dan Seksi Permodalan dan Pembiayaan. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Unit Pelaksana Teknis Dinas adalah unsur pelaksana teknis operasional dan penunjang Dinas di lapangan, saat ini Dinas Peternakan memilki 3 (tiga) UPTD yang meliputi UPTD Peternakan Wlingi, Srengat dan Kademangan. Unit Pelaksana teknis Dinas dipimpin oleh seorang kepala yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas dan secara operasional berkoordinasi dengan camat diwilayah kerjanya. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Unit Pelaksana Teknis Dinas mempunyai fungsi : a. pelaksanaan tugas dinas sesuai bidang operasionalnya di lapangan ; b. pelaksanaan urusan administrasi teknis operasional. Ketiga UPTD Dinas Peternakan diatas membawai beberapa kecamatan dengan pembagian sebagi berikut: a. UPTD Wlingi dengan cakupan wialayah: Kec. Doko, Kec. Gandusari, Kec. Wlingi, Kec. Talun, Kec. Kesamben, Kec. Selorejo, Kec. Sutojayan dan Kec. Selopuro, Kec. Garum. b. UPTD Kademangan dengan cakupan wialyah: Kec. Kademangan, Kec. Panggungrejo, Kec. Binangun, Kec. Wates, Kec. Bakung, Kec. Wonotirto, Kec. Kanigoro c. UPTD Srengat dengan cakupan wialyah: Kec. Srengat, Kes. Wonodadi, Kec. Udanawu, Kec. Ponggok, Kec. Nglegok dan Kec. Sanan Kulon. 22

23 BAB V TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCAPAIAN A. TUJUAN DAN SASARAN Tujuan merupakan penjabaran dari Misi yang hendak dicapai dalam jangka menengah yaitu 1 tahun sampai dengan 5 tahun. Tujuan yang ditetapkan didasarkan atas pernyataan Visi dan Misi. Penetapan tujuan dalam perencanaan strategis di daerah merupakan faktor kunci keberhasilan dalam pelaksanaan program dan kegiatan. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya maka ditetapkanlan tujuan dari Dinas Peternakan Kabupaten Blitar adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan populasi dan reproduksi ternak dengan mengembangkan semua jenis ternak yang potensial sebagai penyedia protein hewani. 2. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat peternakan yang mandiri dan trampil. 3. Membantu akses permodalan bagi usaha peternak dan kelompok untuk meningkatkan kapasitas usaha yang berpola agribisnis 4. Meningkatkan dan mengendalikan pengamanan ternak. 5. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat petani ternak melalui peningkatan kualitas SDM 23

24 6. Menjamin kepastian hukum terhadap usaha bidang peternakan. 7. Melakukan tindakan pengamanan ternak meliputi pencegahan dan pemberantasan penyakit ternak terutama penyakit zoonosis serta pengawasan terhadap tata niaga obat hewan. 8. Memfasilitasi dan merangsang perkembangan industri pengolahan hasil ternak dan hasil ikutannya (by-product). 9. Membuat kebijakan-kebijakan yang sinergis dan terintegrasi dengan kebijakan dari instansi terkait yang lain. Adapun sasaran yang hendak diwujudkan dalam mencapai tujuan tersebut diatas adalah. - Meningkatanya Taraf Hidup Masyarakat Peternakan (Peternak) Indikator Sasaran : Tercapainya peningkatan populasi ternak besar 10% ternak kecil 8 % ternak besar, produksi daging 10% produksi telur 5 % produksi susu 5 % - Terpenuhinya kecukupan pangan (Produk hewan) yang bermutu tinggi dan terjangkau Indikator sasaran Tersedianya bahan makanan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) 24

25 - Meningkatanya Investasi di Bidang Peternakan. Indikator Sasaran : a. Meningkatnya pemasaran produk peternakan, b. Tumbuhnya usaha baru yang terkait bidang peternakan B. STRATEGI PENCAPAIAN Strategi merupakan cara untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan yaitu rencana yang menyeluruh dan terpadu. Mengenai upaya-upaya yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan operasional dan kegiatan atau aktifitas dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi, sumber daya organisasi dan lingkungan strategis yang dihadapi. Strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan peternakan adalah sebagai berikut: a. Penguatan mediasi dari Dinas Peternakan terhadap peternakan rakyat untuk mengakses permodalan dari perbankkan. b. Pengembangan dan penguatan model kemitraan kelompok peternak dengan pengusaha atau lembaga lainnya. c. Penguatan konsolidasi kelembagaan ditingkat petani peternak d. Penguatan jaringan pemasaran dengan dinas peternakan sebagai pusat informasi, fasilitator dan mediator 25

26 e. Penyediaan konsultasi usaha di Dinas Peternakan f. Melakukan promosi hasil produksi ternak dan ikutannya diberbagai event dan pameran dalam rangka menarik investasi dan meningkatkan minatpembeli terutama dari luar daerah. g. Pengembangan agribisnis peternakan dalam sektor agribisnis skala kecil, agribisnis skala menengah dan agribisnis skala besar h. Membuat regulasi penetapan pilihan komoditas atau kelompok komoditas sesuai keunggulan komparatif wilayah. i. Pemberian jaminan kepastian hukum terhadap usaha bidang peternakan j. Pengembangan teknologi tepat guna bidang peternakan k. Intensifikasi program penanggulangan penyakit ternak l. Peningkatan kapasitas SDM Bidang Peternakan C. KEBIJAKAN Kebijakan adalah pedoman pelaksanaan tindakan-tindakan tertentu, yang menentukan secara teliti tentang strategi yang akan dilaksanakan serta berfungsi mengatur mekanisme tindakan lanjutan untuk pelaksanaan pencapaian tujuan dan sasaran. Penetapan kebijaksanaan dapat mengarahkan setiap pejabat dan pelaksana di organisasi agar mereka memperoleh dukungan dalam pelaksanaan tugas dan memperhatikan keputusan yang diambil elemen penting dalam 26

27 menetaokan kebijaksanaan adalah kemampuan untuk menjabarkan strategi dalam kebijaksanaan kebijaksanaan yang tepat dan dapat dilaksanakan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, Dinas Peternakan Kabupaten Blitar menetapkan kebijaksanaan sebagai berikut : 1. Pendirian UPT (Unit Pelaksana Teknis) ditiap kecamatan 2. Pemenuhan kebutuhan dasar ternak, yaitu penyediaan lahan hijauan pakan ternak dan penyediaan air dengan dukungan investasi publik 3. Prioritas alokasi anggaran untuk pembangunan infrastruktur, teknologi, pengadaan sarana dan prasarana peternakan 4. Peningkatan kapasitas SDM bidang peternakan 5. Intensifikasi sosialisasi usaha peternakan yang ramah lingkungan 6. Pembangunan RPH (Rumah Potong Hewan ) dan rehabilitasi berstandar SNI dan bersertifikasi halal dalam rangka penyediaan daging yang ASUH. 7. Melaksanakan pengendalian penyakit secara intensif melalui penyediaan teknologi, peningkatan intensitas penyuluhan dan pembangunan kapasitas SDM penyuluh dan peternak 8. Merangsang peningkatan investasi bidang peternakan 9. Monitoring dan prngaturan tataniaga bidang peternakan, baik produk hasil ternak maupun sarana penunjang produksi. 27

28 D. PROGRAM KEGIATAN Program operasional pada dasarnya merupakan upaya untuk Implementasi Strategi Organisasi. Program kerja operasional merupakan proses penentuan jumlah dan jenis sumberdaya yang diperlukan dalam rangkaian pelaksanaan suatu rencana. Program operasional merupakan penjabaran secara rinci tentang langkah-langkah yang diambil untuk menjalankan kebijaksanaan. Dalam rangka menjabarkan kebijaksanaan yang telah ditetapkan Dinas Peternakan Kabupaten Blitar menetapkan program-program sebagai berikut. 1. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak 2. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 3. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan 4. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan Tepat Guna 5. Program Peningkatan Pembinaan Usaha Peternakan 28

29 BAB VI PENUTUP Program dan kegiatan utama yang diuraikan dalam dokumen ini merupakan acuan yang dapat dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan kondisi dan kebutuhan dilapangan berdasarkan skala prioritas. Untuk melaksanakan program dan kegiatan sebelumnya, diperlukan komitmen semua pihak khususnya aparat dinas terkait untuk mengubah budaya kerja, dari pola lama kepada pola baru yang partisipatif, transparan, rasional, akuntabel dan bertanggungjawab sebagaimana amanat yang dibebankan oleh rakyat. Semoga Rencana Strategis Pembangunan Peternakan Kabupaten Blitar Tahun dapat dipergunakan sesuai dengan fungsinya untuk mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan. 29

30 30

31 10. A. KONDISI YANG INGIN DICAPAI Sejalan dengan kebijakan nasional untuk mewujudkan Progran Swasembada Daging Sapi Kerbau (PSDS/K) 2014, maka angka pertumbuhan populasi ternak khususnya sapi POtong harus dioptimalkan. Data sasaran Populasi Ternak Sampai tahun 2015 No Jenis Ternak Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Kambing Domba Babi Kuda Ayam Buras Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging Itik Permasalahan yang ada terutama bidang teknis harus segera diminimalkan. Dan untuk memberdayakan petani ternak bermodal lemah diupayakan dengan bekerjasama dengan lembaga perbankan untuk memberikan kredit usaha peternakan dengan bunga rendah. Bidang peternakan diharapkan mampu menjadi pelopor dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Kabupaten Blitar. Hal ini terlihat dengan besarnya tenaga kerja yang terserap dibidang usaha peternakan, 31

32 serta tingginya nilai transaksi atau omzet perdagangan dibidang peternakan baik perdagangan ternak maupun produk hasil peternakan. Perhatian serius terhadap bidang peternakan dari pemangku kebijakan di Kabupaten Blitar harus terus ditingkatkan, terutama peningkatan alokasi APBD kabupaten untuk bidang peternakan. Bidang peternakan terbukti mampu mendongkrak peterekonomian di kabupaten Blitar. Nilai transaksi perdagangan dari produk peternakan jauh melebihi produk-produk dari sektor lain. 32

33 33

34 11. BAB V 34

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk pelaksanaan lebih lanjut Peraturan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

BAB II. PERJANJIAN KINERJA BAB II. PERJANJIAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2009-2014 Rencana Stategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 2014 mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Pembangunan Peternakan Provinsi Jawa Timur selama ini pada dasarnya memegang peranan penting dan strategis dalam membangun

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 113 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KOTA PEKANBARU

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari rangkaian mekanisme

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Pada bab ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan

Lebih terperinci

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1 Kota Prabumulih 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Keinginan Pemerintah dan tuntutan dari publik saat ini adalah adanya transparansi dan akuntabilitas terhadap pengelolaan keuangan negara. Dasar dari

Lebih terperinci

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur :

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur : BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI 3.1.1. Capaian Kinerja Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur : Tujuan 1 Sasaran : Meningkatkan

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. CAPAIAN KINERJA SKPD Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timnur untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis SKPD sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya A. Visi Perumusan visi dan misi jangka menengah Dinas Pertanian,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA )

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA ) Pemerintah Kabupaten Blitar PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA ) DINAS PERTERNAKAN KABUPATEN BLITAR TAHUN 2017 Jl. Cokroaminoto No. 22 Telp. (0342) 801136 BLITAR 1 KATA PENGANTAR Puji syukur

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Pada bab ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan

Lebih terperinci

MATRIK RENSTRA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

MATRIK RENSTRA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN MATRIK RENSTRA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2009-2014 1. VISI : Terwujudnya peningkatan kontribusi subsektor peternakan terhadap perekonomian. 2. MISI : 1. Menjamin pemenuhan kebutuhan produk

Lebih terperinci

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN BUPATI BONDOWOSO NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN BUPATI BONDOWOSO NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI BONDOWOSO PERATURAN BUPATI BONDOWOSO NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BONDOWOSO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONDOWOSO,

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 1 Kedudukan Satuan Kerja Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah, ditetapkan berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN KANTOR SERTA SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN BENGKAYANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA :

OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA : OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA : WORKSHOP PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA RABIES DINAS PETERNAKAN KAB/KOTA SE PROVINSI ACEH - DI

Lebih terperinci

.000 WALIKOTA BANJARBARU

.000 WALIKOTA BANJARBARU SALINAN.000 WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA BANJARBARU DENGAN

Lebih terperinci

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus BAB XII DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 224 Susunan Organisasi Dinas Pertanian dan Peternakan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan I. PENDAHULUAN A. Maksud dan Tujuan Rencana Kerja (Renja) Dinas Peternakan Kabupaten Bima disusun dengan maksud dan tujuan sebagai berikut : 1) Untuk merencanakan berbagai kebijaksanaan dan strategi percepatan

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 127 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 127 TAHUN 2016 TENTANG -1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 127 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015

PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015 PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk pelaksanaan lebih lanjut Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016

I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016 I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016 A. Program. Sebagai upaya untuk mewujudkan sasaran pembangunan peternakan ditempuh melalui 1 (satu) program utama yaitu Program Pengembangan Agribisnis. Program ini bertujuan

Lebih terperinci

II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN A. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi A.1. Kedudukan 1. Dinas Pertanian dan Peternakananian merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang Pertanian

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21 DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG Bagian Pertama Dinas Pasal 21 Dinas Peternakan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan sebagian urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 12 Tahun : 2011 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG :

Lebih terperinci

(Rp.) , ,04

(Rp.) , ,04 LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI SUMATERA BARAT BELANJA LANGSUNG URUSAN : PILIHAN ( PERTANIAN ) KEADAAN S/D AKHIR BULAN : DESEMBER 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA

Lebih terperinci

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH II. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 01. A. KEBIJAKAN PROGRAM Pada Urusan pilihan Pertanian diarahkan pada Peningkatan produksi pertanian dan pemberdayaan petani lokal serta peningkatan akses modal dan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 17 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 78 TAHUN 2001 SERI D.75 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 78 TAHUN 2001 SERI D.75 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 78 TAHUN 2001 SERI D.75 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

Renstra BKP5K Tahun

Renstra BKP5K Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN Revitalisasi Bidang Ketahanan Pangan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupakan bagian dari pembangunan ekonomi yang diarahkan untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, taraf

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintahan yang akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan aspirasi serta cita-cita masyarakat dalam mencapai masa depan yang

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN KOTA SURAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. 1. Latar Belakang

BAB I P E N D A H U L U A N. 1. Latar Belakang BAB I P E N D A H U L U A N 1. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional, dan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari rangkaian mekanisme

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR Tahun Anggaran 2016

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR Tahun Anggaran 2016 DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir DPPA SKPD 2.2 PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR Tahun Anggaran 2016 Urusan Pemerintahan : 1 Urusan Wajib Bidang Pemerintahan : 1. 02 Kesehatan

Lebih terperinci

https://esakip.bantulkab.go.id/bpsyslama/www/monev/laporan/daftar/bulan/12 1 of 8 7/31/17, 9:02 AM

https://esakip.bantulkab.go.id/bpsyslama/www/monev/laporan/daftar/bulan/12 1 of 8 7/31/17, 9:02 AM 1 of 8 7/31/17, 9:02 AM Laporan Program/Kegiatan APBD Tahun Anggaran 2016 (Belanja Langsung) s/d Bulan Desember Dinas Pertanian dan Kehutanan 1 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 424,049,000

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp) BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2009 3.1. Program dan Kegiatan Dinas Pertanian Tahun 2008 Program yang akan dilaksanakan Dinas Pertanian Tahun 2008 berdasarkan Prioritas Pembangunan Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) 351191 Tegal - 52111 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor Kelautan dan Pertanian secara kontinyu dan terarah

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KOTA BLITAR TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas tersusunnya Laporan Kinerja

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 60 TAHUN 2016

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 60 TAHUN 2016 BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BLORA DENGAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan bagian integral dari

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan bagian integral dari I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan bagian integral dari pembangunan Indonesia, yang pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan produksi, memperluas lapangan

Lebih terperinci

LAPORAN REFLEKSI AKHIR TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA

LAPORAN REFLEKSI AKHIR TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA LAPORAN REFLEKSI AKHIR TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA Medan, Desember 2014 PENDAHULUAN Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Suamtera Utara sebagai salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) Instansi Visi : Dinas, : Terwujudnya Masyarakat Yang Sehat dan Produktif Melalui Pembangunan, Kelautan dan yang Berwawasan agribisnis dan Berbasis Sumberdaya lokal Misi 1. Meningkatkan

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Tujuan Sasaran RPJMD Kinerja Utama Program dan Kegiatan Indikator

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PETERNAKAN

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN. PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2013

LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2013 LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) Garut

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) Garut PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) 231590 Garut PENETAPAN KINERJA (TAPKIN) PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2014 1 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana Strategis (RENSTRA) 20142019 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana program indikatif dimaksudkan sebagai pedoman bagi aktifitas pembangunan yang

Lebih terperinci

PROVINSI SUMATERA SELATAN WALIKOTA PAGAR ALAM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR TAHUN 2016

PROVINSI SUMATERA SELATAN WALIKOTA PAGAR ALAM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR TAHUN 2016 PROVINSI SUMATERA SELATAN WALIKOTA PAGAR ALAM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. 1 [Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Pertanian ]

1.1 Latar Belakang. 1 [Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Pertanian ] 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surat Edaran Bupati Nomor 050/190/408.46/2016 tentang Penyusunan Rancangan Rencana Strategis Satuan Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Kabupaten Pacitan Tahun 2016-2021 bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR Anggaran : 204 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan :. 02 URUSAN WAJIB KESEHATAN Organisasi :. 02. 0 DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa sehubungan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5.

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5. NO KOMODITAS POPULASI (EKOR) PRODUKSI DAGING (TON) 1 Sapi Potong 112.249 3.790,82 2 Sapi Perah 208 4,49 3 Kerbau 19.119 640,51 4 Kambing 377.350 235,33 5 Domba 5.238 17,30 6 Babi 6.482 24,55 7 Kuda 31

Lebih terperinci

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21 DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG Bagian Pertama Dinas Pasal 21 Dinas Peternakan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan sebagian urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci