BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. laporan keuangan perusahaan. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007:1-2)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. laporan keuangan perusahaan. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007:1-2)"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Analisis laporan keuangan Analisis keuangan sangat tergantung pada informasi yang diberikan oleh laporan keuangan perusahaan. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007:1-2) laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan, sedangkan menurut Baridwan (2002:17) laporan keuangan didefinisikan sebagai ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepada manajemen oleh para pemilik perusahaan dan laporan keuangan juga dapat digunakan sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Dari keempat laporan tersebut hanya dua macam yang umum digunakan untuk analisis, yaitu neraca dan laporan laba rugi (Martono, 2002:62). Neraca suatu bank menggambarkan jumlah kekayaan (harta), kewajiban (hutang) dan modal dari bank tersebut pada saat tertentu, sedangkan laporan laba rugi suatu bank menggambarkan jumlah penghasilan atau pendapatan dan biaya dari bank tersebut pada periode tertentu. Analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi keuangan suatu bank yang melibatkan laporan neraca dan laporan laba rugi 11

2 (Martono,2002:62). Menurut Prastowo dan Juliaty (2005:56) Analisis laporan Keuangan merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut dan menelaah hubungan di antara unsur-unsur tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri. Analisis laporan keuangan dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan, misalnya daapat digunakan sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau merger; sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di masa datang; sebagai proses diagnosis terhadap masalah-masalah manajemen, operasi atau masalah lainnya; atau sebagai alat evaluasi terhadap manajemen. Secara umum, metode analisis laporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi dua klasifikasi, yaitu metode analisis horizontal (dinamis) dan metode analisis vertikal (statis). 1) Metode analisis horizontal (dinamis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun (periode), sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya. Teknik-teknik analisis yang termasuk pada klasifikasi metode ini antara lain teknik analisis perbandingan, analisis trend (index), analisis sumber dan penggunaan dana, analisis laba kotor. 2) Metode analisis vertikal (statis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dan pos lainnya pada laporan keuangan yang sama untuk tahun (periode) yang 12

3 sama. Teknik-teknik analisis yang termasuk pada klasifikasi metode ini antara lain teknik analisis persentase perkomponen (Common-Size), analisis rasio, dan analisis impas. Menurut Merkusiwati (2003) penilaian kinerja perusahaan bagi manajemen dapat diartikan sebagai penilaian terhadap prestasi yang dapat dicapai. Dalam hal ini laba dapat digunakan sebagai ukuran dari prestasi yang dicapai dalam suatu perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan penting dilakukan, baik oleh manajemen, pemegang saham, pemerintah, maupun pihak lain yang berkepentingan dan terkait dengan distribusi kesejahteraan diantara mereka, tidak terkecuali perbankan. Untuk menilai kinerja perbankan umumnya digunakan lima aspek penilaian, yaitu CAMEL (Capital, Assets, Quality Management, Earning, dan Liquidity ). Karena laba sebagai proksi dari kinerja, maka laporan akuntansi menempati posisi dominan sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. The Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1 yang dikeluarkan oleh Financial Accounting Standard Board (FASB) memberikan indikasi pada profesi akuntansi banwa pelaporan keuangan harus mempunyai manfaat dalam rangka membantu pengguna untuk membuat keputusan. Mandat yang disampaikan SFAC No. 1 tersebut tercermin dalam pernyataannya bahwa laporan harus bermanfaat untuk membantu investor dan pengguna lain dalam rangka membuat keputusan yang rasional. Menurut Almilia dan Herdiningtyas (2005) tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan 13

4 dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajemen untuk mengidentifikasi perubahan-perubahan pokok pada trend jumlah, dan hubungan serta alasan perubahan tersebut. Hasil analisis laporan keuangan akan membantu menginterpretasikan berbagai hubungan kunci serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan di masa mendatang. Untuk menilai kinerja perusahaan perbankan umumnya digunakan lima aspek penilaian, yaitu : (1) capital, (2) assets, (3) management, (4) earnings, (5) liqudity yang biasa disebut CAMEL. Aspek-aspek tersebut menggunakan rasio keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses transaksi-transaksi yang terjadi selama tahun buku yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum sebagai bahan pertanggungjawaban kepada pemilik perusahaan serta digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan keuangan secara umum terdiri dari laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, catatan atas laporan keuangan, dan laporan aliran kas. Analisis laporan keuangan dapat digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam menjalankan perusahaan. 14

5 2.1.2 Lembaga perkreditan desa (LPD) Pengertian LPD Ada beberapa pengertian LPD, antara lain: 1) Menurut Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2007 yaitu perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 tentang Lembaga Perkreditan Desa (LPD). LPD merupakan badan usaha keuangan milik desa, yang melaksanakan kegiatan usaha di lingkungan desa dan untuk krama desa. LPD ini dapat didirikan pada desa dalam wilayah Kabupaten/Kota, dimana dalam tiap-tiap desa hanya dapat didirikan satu LPD. 2) Menurut Keputusan Gubernur Bali Nomor 3 Tahun 2003, LPD merupakan Lembaga Perkreditan Desa di Desa Pekraman dalam wilayah Provinsi Bali. LPD berfungsi sebagai salah satu wadah kekayaan desa yang berupa uang atau surat-surat berharga lainnya, menjalankan fungsinya dalam bentuk usaha-usaha kearah peningkatan taraf hidup krama desa dan dalam kegiatan usahanya banyak mmenunjang pembangunan desa. Usaha-usaha dilakukan dengan tujuan : (1) Untuk mendorong pembangunan ekonomi masyarakat desa melalui tabungan yang terarah serta penyaluran modal yang efektif. (2) Memberantas praktek ijon, gadai gelap, dan lain-lain yang dapat dipersamakan dengan itu di pedesaan. (3) Menciptakan pemerataan dan kesempatan berusaha bagi warga desa dan tenaga kerja di pedesaan. 15

6 (4) Meningkatkan daya beli, melancarkan lalu lintas pembayaran dan peredaran uang di pedesaan. Kedudukan LPD dalam sistem perbankan Keputusan Peralihan Undang-Undang Perbankan No. 7 pasal 58 Tahun 1992 menyatakan bahwa : Bank Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Lumbung Pitih Nagari (LPN), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Bank Kredit Desa (BKD), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURUK), Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produk Desa (BKPD), dan lembaga-lembaga lain yang dipersamakan dengan itu diberikan status sebagai Bank Perkreditan Rakyat (BPR) setelah memenuhi persyaratan serta tata cara yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah. Pasal 21 dari Undang-Undang tersebut menyatakan bentuk dari suatu BPR dapat berupa salah satu dari : 1) Perusahaan daerah. 2) Koperasi. 3) Perseroan Terbatas. 4) Bentuk lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Pengelolaan dan kegiatan usaha LPD Pengelolaan LPD dilakukan oleh pengurus, dimana pengurus bertanggungjawab kepada krama desa, dalam melaksanakan dan mengelola LPD pengurus dapat mengangkat karyawan dan membantu kegiatan operasional lembaga. Pasal 7 Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 yang saat ini sudah diatur dalam Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 3 Tahun 2007 menyebutkan bahwa kegiatan-kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh LPD adalah sebagai berikut: 16

7 1) Menerima atau menghimpun dana krama desa dalam bentuk tabungan dan deposito. 2) Memberikan pinjaman hanya kepada krama desa untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif pada sektor pertanian, industri atau kerajinan kecil perdagangan, dan usaha-usaha lain yang dipandang perlu. 3) Menerima pinjaman dari lembaga-lembaga keuangan maksimal sebesar 100 persen dari jumlah modal, termasuk cadangan laba ditahan, kecuali batasan lain daalam jumlah pinjaman atau bantuan dana. 4) Menyimpan kelebihan likuiditasnya pada Bank Pembangunan Daerah dengan imbalan bunga bersaing dan pelayanan yang memadai Aktiva produktif Menurut Siamat (2005:230) Aktiva produktif atau earnings assets adalah penyediaan dana bank untuk memperoleh penghasilan. Pengelolaan dana dalam aktiva produktif merupakan sumber pendapatan yang digunakan untuk membiayai keseluruhan biaya operasional bank termasuk biaya bunga, biaya tenaga kerja dan biaya operasional lainnya. Komponen aktiva produktif bank terdiri dari : 1) Kredit yang diberikan. Kredit adalah penyediaan uang tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. 2) Surat berharga. Penanaman dana dalam surat-surat berharga meliputi surat pengakuan utang, wesel, obligasi, sekuritas kredit, atau setiap derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit 17

8 dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang. 3) Penempatan dana antar bank. Penanaman bank pada bank lain antara lain dalam bentuk giro, interbank call money, deposito berjangka, dan sertifikat deposito. 4) Tagihan akseptasi. Tagihan akseptasi merupakan tagihan yang timbul sebagai akibat akseptasi yang dilakukan terhadap wesel berjangka. 5) Reverse Repurchase Agreement atau Reverse Revo. Reverse Repurchase Agreement atau Reverse Revo merupakan tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali. 6) Tagihan deviratif. Tagihan deviratif merupakan tagihan karena potensi keuntungan dari suatu perjanjian atau kontrak transaksi deviratif (selisih positif antara nilai kontrak dengan nilai wajar transaksi deviratif pada tanggal laporan), termasuk potensi keuntungan karena mark to market dari transaksi spot yang masih berjalan. 7) Penyertaan. Penyertaan modal adalah penanaman dana bank dalam bentuk saham pada bank dan atau perusahaan di bidang keuangan lainnya, sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, seperti perusahaan sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, termasuk penanaman dalam bentuk surat utang konversi dengan opsi saham atau jenis transaksi tertentu yang berakibat bank memiliki atau akan memiliki saham pada bank-bank atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan lainnya. 18

9 8) Transaksi rekening administratif. Transaksi rekening administratif merupakan kontijensi yang antara lain meliputi penerbitan jaminan letter of credit, fasilitas kredit yang belum ditarik dan atau kewajiban komitmen dan kontijensi lain. Menurut Sudirman (2000:24) penggunaan, penanaman, dan penempatan dana bank yang dapat mendatangkan penghasilan bagi sebuah bank disebut aktiva produktif, seperti bentuk kredit, surat berharga, penyertaan dan bentuk penanaman lainnya. Kredit menjadi sumber pendapatan dan keuntungan bank yang terbesar. Menurut Perda Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002, lapangan usaha LPD adalah memberikan pinjaman hanya kepada krama desa dan menyimpan kelebihan likuiditasnya pada BPD dengan imbalan bunga bersaing dan pelayanan yang memadai. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa aktiva produktif adalah aktiva yang dimiliki bank yang mampu mendatangkan pendapatan yang dapat digunakan untuk membiayai operasionalnya. Aktiva produktif merupakan sumber pendapatan LPD. LPD memiliki 2 jenis aktiva produktif, yaitu kredit yang diberikan kepada masyarakat desa dan penyimpanan kelebihan likuiditas pada BPD. 19

10 2.1.4 Dana pihak ketiga Riyadi (2006:79) mendefinisikan sumber dana pihak ketiga sebagai dana yang berasal dari masyarakat biasa. Sumber dana dari masyarakat ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Keuntungan dari sumber dana dari masyarakat adalah jumlahnya yang tidak terbatas baik berasal dari perseorangan (rumah tangga), perusahaan, maupun lembaga masyarakat lainnya, sedangkan kerugiannya adalah biaya yang relatif mahal jika dibandingkan dengan dana dari modal sendiri, misalnya untuk biaya bunga dan promosi (Martono,2002:38-39). Menurut Bank Indonesia (2001:IV.2.1) bentuk-bentuk simpanan dapat berupa: 1) Giro/Demand Deposit yaitu simpanan pihak lain pada bank yang penarikannya dapat dilakukan pada setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, dan lainnya. 2) Tabungan/Saving Deposit yaitu simpanan pihak lain pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, atau alat lainnya yang disamakan dengan itu. 3) Deposito Berjangka/ Time Deposit yaitu simpanan pihak lain pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimapan dengan bank yang bersangkutan. 20

11 4) Sertifikat Deposito/ Sertificate Deposit yaitu simpanan pihak lain dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindahtangankan (atas unjuk). Menurut Perda Propinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002, LPD dapat menerima atau menghimpun dana dari krama desa dalam bentuk tabungan dan deposito. Tabungan dan deposito tersebut merupakan dana pihak ketiga LPD. Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa dana pihak ketiga LPD merupakan sumber dana terpenting yang berasal dari masyarakat desa adat tempat LPD tersebut beroperasi. Dana pihak ketiga dapat berupa tabungan dan deposito memiliki kelebihan berupa jumlahnya yang tidak terbatas karena berasal dari masyarakat serta memiliki kekurangan berupa biaya yang terlalu tinggi serta dana ini dapat ditarik oleh pemiliknya suatu waktu Pendapatan dan beban bank Pendapatan (revenues) Pendapatan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007:13). Pendapatan bank terdiri atas beberapa komponen, yaitu: 1) Pendapatan bunga, yaitu pendapatan yang diperoleh dari penanaman dana dalam aktiva produktif. 2) Pendapatan provisi kredit, yaitu sumber pendapatan bank yang akan diterima dan diakui sebagai pendapatan pada saat kredit disetujui oleh bank. 21

12 3) Pendapatan komisi kredit, yaitu imbalan atau jasa perantara yang diterima atas suatu transaksi kredit. 4) Pendapatan atas transaksi valuta asing, yaitu pendapatan yang timbul dari transaksi valuta asing yang umumnya berasal dari selisih kurs. 5) Pendapatan operasional lainnya, yaitu pendapatan yang timbul karena kegiatan utama bisnis bank selain yang telah disebutkan di atas. 6) Pendapatan non operasional lainnya, yaitu pendapatan yang timbul bukan karena kegiatan utama bisnis bank yang merupakan rupa-rupa pendapatan yang berasal dari aktivitas di luar usaha utama bank. 7) Pendapatan luar biasa, yaitu pendapatan di luar operasional rutin dan non operasional bank yang diterima secara tiba-tiba atau tidak pernah diramalkan sebelumnya. Beban (expenses) Beban adalah penurunan manfaat ekonomis selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva dan terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007:13). Beban bank terdiri atas: 1) Beban bunga, yaitu beban yang dibayarkan kepada nasabah atau pihak lain yang berkaitan dengan kegiatan penghimpunan dana. Dalam operasional bank, beban bunga merupakan beban yang paling besar porsinya terhadap keseluruhan beban bank. 2) Beban valuta asing, yaitu beban dalam transaksi valuta asing yang umumnya terjadi karena adanya selisih kurs yang mmerugi. 22

13 3) Beban administrasi dan umum/overhead, yaitu berbagai beban yang timbul untuk mendukung kegiatan operasional bank. Beban overhead ini memiliki ciri-ciri khusus, antara lain : tidak dapat dikaitkan secara langsung dengan jasa yang dihasilkan, tidak memberi manfaat pada masa yang akan datang, dan diakui sebagai beban pada periode terjadinya, yang termasuk dalam beban overhead antara lain: beban sewa, promosi, tenaga kerja, pendidikan dan pelatihan, penyusutan aktiva tetap, dan amortisasi aktiva tidak berwujud. 4) Beban non operasional, yaitu beban-beban yang dikeluarkan untuk kegiatan di luar kegiatan utama bank Pengertian nasabah Menurut Kasmir (2004:207) menyatakan bahwa nasabah adalah masyarakat yang mempunyai kepentingan langsung dengan Bank. Mereka pada umumnya para penyimpan uang baik dalam bentuk giro, deposito atau tabungan; para penerima kredit; penerima transfer uang; para perantara pedagang pasar modal. Sedangkan pengertian nasabah menurut Undang-Undang RI No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, Bab I Pasal 1 adalah sebagai berikut : 1) Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank (ayat 16) 2) Nasabah penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di Bank dengan nasabah yang bersangkutan (pasal 7). 3) Nasabah debitur adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip-prinsip perbankan atau dipersmakan dengan itu, berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan (ayat 18). 23

14 Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa nasabah adalah orang yang menjadi pelanggan bank yang mempunyai rekening simpan dan atau pinjam. Transaksi-transaksi yang dilakukan oleh nasabah merupakan sumber pendapatan LPD. Berkaitan dengan bidang usaha LPD yang memberikan fasilitas kredit kepada masyarakat dan menarik dana dari masyarakat berupa fasilitas tabungan dan deposito sehingga nasabah LPD terdiri dari nasabah debitur, nasabah tabungan, dan nasabah deposito Kinerja operasional Kinerja Operasional adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam kegiatan opersaionalnya pada satu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 740/KMK/198, kinerja perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilakukan analisis terhadap rasio-rasio keuangan perusahaan. Menurut Surat Keputusan Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah Bali No tentang Pedoman Sistem Penilaian Terhadap Lembaga Perkreditan Desa, untuk menilai tingkat kesehatan suatu LPD pada dasarnya dinilai dengan pendekatan kualitatif, yaitu penilaian terhadap permodalan, kualitas aktiva produktif rentabilitas, dan likuiditas LPD. Adapun rumus-rumusnya adalah sebagai berikut: 1) Permodalan (1) Capital Adequacy Ratio (CAR) Rumus = x 100% Modal Inti + Modal Pelengkap 24

15 Aktiva Tertimbang Menurut Resiko...(1) 2) Kualitas Aktiva Produktif (1) Aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif Aktiva Produktif yang Rumus = x 100% diklasifikasikan Aktiva produktif...(2) (2) Rasio cadangan penyisihan penghapusan aktiva produktif (Cad.Penyisihan Ph.A.P.) yang dibentuk terhadap cadangan penyisihan aktiva produktif yang wajib dibentuk. Cad.Penyisihan Ph.A.P. yang Rumus = x 100% Cad.Penyisihan Ph.A.P. yang wajib dibentuk.(3) 3) Rentabilitas (1) Rasio laba tahun buku berjalan terhadap rata-rata aktiva (Return on assets) Rumus = Laba Tahun Buku x 100% Berjalan Rata-rata aktiva......(4) (2) Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional tahun buku berjalan Rumus = Biaya Operasional Tahun x 100% Pendapatan Operasional Tahun Buku Berjalan...(5) 25

16 4) Likuiditas (1) Rasio kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga Rumus = Kredit yang x 100% Dana Pihak Ketiga...(6) Pada penelitian ini, kinerja operasional LPD diukur dengan melihat tingkat rentabilitas LPD (kemampuan LPD untuk menghasilkan laba). Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat renabilitas adalah Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasioal (BOPO). Rasio ini dipilih karena dirasa mampu dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan aktiva produktif, tabungan, deposito, dan jumlah nasabah yang berkaitan erat dengan pendapatan operasional dan beban opersaional LPD. Rasio BOPO merupakan salah satu komponen rentabilitas LPD (PT. BPD Bali, 2007). Menurut Riyadi (2006:159) BOPO adalah rasio perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional, semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan. Dari rasio ini dapat diketahui tingkat efisiensi kinerja manajemen suatu bank/lpd, jika angka rasio menunjukkan angka di atas 90 persen dan mendekati 100 persen ini berarti bahwa kinerja bank/lpd tersebut menunjukkan tingkat efisiensi yang sangat rendah. Tetapi jika rasio ini rendah, misalnya mendekati 75 persen ini berarti kinerja bank/lpd bersangkutan menunjukkan tingkat efisiensi yang tinggi. Rasio BOPO 100 persen atau lebih diberi nilai 0 dan untuk setiap penurunan sebasar 0,08 persen nilai kredit ditambah 1 sampai nilai maksimum 26

17 100 (PT. BPD Bali, 2007). Untuk menentukan sehat atau tidaknya sebuah bank dari segi BOPO dapat dilihat dalam Tabel 2.1. Tabel 2.1 Tingkat Kesehatan Bank dari Segi BOPO Rasio Nilai Kredit Predikat 100% - >100% 0 Tidak Sehat 96,00% - 99,02% 1-50 Tidak Sehat 95,52% - 95,92 % Kurang Sehat 93,60% - 95,44 % Cukup Sehat 92,00% - 93,52 % Sehat Sumber: Sudirman (2000:192) Menurut Sudirman (2000:190) usaha bank dalam meningkatkan rentabilitas, dapat ditempuh dengan cara: 1) Meningkatkan pendapatan bank dengan cara memperbanyak jumlah aktiva produktif (seperti kredit, penanaman lain, dan penyertaan) dibanding dengan bentuk aktiva lainnya (seperti inventaris, rupa-rupa aktiva, kas, dan sejenisnya). 2) Pendapatan bank yang tinggi dengan biaya operasional yang rendah akan meningkatkan rentabilitas bank. 3) Meningkatkan kualitas aktiva produktif sehingga meningkatkan pendapatan yang akhirnya meningkatkan rentabilitas. Dari pengertian di atas rasio BOPO (rasio perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional) merupakan salah satu komponen rentabilitas LPD yang dapat digunakan untuk menilai kinerja dan timgkat kesehatan suatu LPD Pengaruh aktiva produktif, tabungan, deposito, dan jumlah nasabah pada kinerja operasional 27

18 Menurut Sudirman (2000:24) penggunaan, penanaman, dan penempatan dana bank yang dapat mendatangkan penghasilan bagi sebuah bank disebut aktiva produktif, seperti bentuk kredit, surat berharga, penyertaan dan bentuk penanaman lainnya. Kredit menjadi sumber pendapatan dan keuntungan bank yang terbesar. Menurut Perda Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002, lapangan usaha LPD adalah memberikan pinjaman hanya kepada krama desa dan menyimpan kelebihan likuiditasnya pada BPD dengan imbalan bunga bersaing dan pelayanan yang memadai. Penyaluran dana kepada masyarakat merupakan aktivitas pengelolaan aktiva agar produktif. Salah satu aktiva produktif yang menyumbangkan pendapatan yang besar terhadap LPD adalah kredit. Pertumbuhan komponen kredit yang diberikan merupakan salah satu komponen aktiva produktif. Hal ini mencerminkan seberapa besar LPD menyalurkan dana yang dihimpun ke dalam bentuk kredit kepada masyarakat. Pertumbuhan kredit yang tinggi akan berdampak pada meningkatnya pendapatan operasional LPD sehingga kinerja operasional LPD juga meningkat. Rasio BOPO sebagai salah satu ukuran efisiensi dan rentabilitas bank, banyak dikontribusi oleh aktiva produktif sebagai sumber pendapatan operasional dan dikontribusi pula oleh dana pihak ketiga sebagai sumber biaya yang utama dalam operasional bank (Rahyuda dan Parwita, 2003). Pertumbuhan tabungan dan deposito yang merupakan bagian dari dana pihak ketiga mencerminkan seberapa besar dana yang berhasil dihimpun oleh LPD dalam bentuk tabungan dan deposito. Semakin tinggi pertumbuhan tabungan dan deposito maka semakin besar tabungan dan deposito yang dihimpun. Dewi dan Suartana (2009) menjelaskan, Bila dilihat dari hubungannya, antara pertumbuhan tabungan dan 28

19 deposito dengan rasio biaya operasional pendapatan operasional (BOPO) memiliki hubungan positif (searah). Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi pertumbuhan tabungan dan deposito maka semakin tinggi pula biaya operasional yang dikeluarkan LPD sehingga dapat mengakibatkan rasio BOPO mengalami peningkatan pula. Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan menjelaskan, Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank. Nasabah LPD terdiri dari, nasabah tabungan, nasabah deposito, dan nasabah debitur. Kasmir (2005:208) menjelaskan, nasabah merupakan sumber pendapatan bank. Transaksi-transaksi yang dilakukan nasabah merupakan sumber pendapatan dan beban bagi LPD, Jika jumlah nasabah meningkat, maka volume transaksi pun akan meningkat, sehingga akan mempengaruhi rasio BOPO. 2.2 Kajian Penelitian Sejenis Penelitian yang dilakukan Dewi dan Suartana (2009) dengan judul pengaruh pertumbuhan aktiva produktif dan dana pihak ketiga terhadap kinerja operasional pada lembaga perkreditan desa (LPD) di Kabupaten Badung. Variabel yang digunakan yaitu aktiva produktif dan dana pihak ketiga berupa variabel bebas serta kinerja operasional berupa variabel terikat. Berdasarkan hasil penelitian, membuktikan bahwa variabel bebas yaitu pertumbuhan aktiva produktif dan dana pihak ketiga secara simultan berpengaruh signifikan pada kinerja operasional LPD di Kabupaten Badung periode Hasil pengujian secara parsial menunjukkan variabel pertumbuhan aktiva produktif mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap kinerja operasional LPD di 29

20 Kabupaten Badung periode , sedangkan variabel pertumbuhan dana pihak ketiga tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja operasional LPD di Kabupaten Badung periode Persamaan penelitian ini dengan penelitian Dewi dan Suartana (2009) terletak pada variabel bebas (pertumbuhan aktiva produktif dan dana pihak ketiga), variabel terikat (kinerja operasional), dan teknik analisis data yang digunakan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Dewi dan Suartana adalah variabel bebas yang digunakan (pertumbuhan jumlah nasabah) serta waktu dan lokasi penelitian. Penelitian yang dilakukan Widyanthi (2009) dengan judul pengaruh pertumbuhan aktiva produktif dan dana pihak ketiga terhadap kinerja operasional (rasio BOPO) pada lembaga perkreditan desa (LPD) se-kota Denpasar. Variabel yang digunakan yaitu aktiva produktif dan dana pihak ketiga berupa variabel bebas serta kinerja operasional berupa variabel terikat. Berdasarkan hasil penelitian, membuktikan bahwa variabel bebas yaitu pertumbuhan aktiva produktif dan dana pihak ketiga secara simultan berpengaruh signifikan pada kinerja operasional LPD se-kota Denpasar. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan variabel pertumbuhan aktiva produktif mempunyai pengaruh signifikan (berpengaruh positif) terhadap kinerja operasional LPD se-kota Denpasar, sedangkan variabel pertumbuhan dana pihak ketiga tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja operasional LPD se-kota Denpasar. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Widyanthi (2009) terletak pada variabel bebas (pertumbuhan aktiva produktif dan dana pihak ketiga), variabel terikat (kinerja operasional), lokasi penelitian, dan teknik analisis data yang digunakan. 30

21 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Widyanthi adalah variabel bebas yang digunakan (pertumbuhan jumlah nasabah) serta waktu penelitian. Penelitian yang dilakukan Hambariska (2010) dengan judul pengaruh pertumbuhan aktiva produktif, dana pihak ketiga, dan jumlah nasabah terhadap kinerja operasional (rasio BOPO) pada lembaga perkreditan desa di Kecamatan Kediri-Tabanan tahun Variabel yang digunakan yaitu aktiva produktif, jumlah nasabah dan dana pihak ketiga berupa variabel bebas serta kinerja operasional berupa variabel terikat. Berdasarkan hasil penelitian, membuktikan bahwa variabel bebas yaitu pertumbuhan aktiva produktif, dana pihak ketiga dan jumlah nasabah secara simultan berpengaruh signifikan pada kinerja operasional LPD di Kecamatan Kediri-Tabanan tahun Hasil pengujian secara parsial menunjukkan variabel pertumbuhan aktiva produktif mempunyai pengaruh signifikan (berpengaruh negatif) terhadap kinerja operasional LPD di Kecamatan Kediri-Tabanan tahun , sedangkan variabel pertumbuhan dana pihak ketiga dan jumlah nasabah tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja operasional LPD di Kecamatan Kediri-Tabanan tahun Persamaan penelitian ini dengan penelitian Hambariska (2010) terletak pada variabel bebas (pertumbuhan aktiva produktif, dana pihak ketiga dan jumlah nasabah), variabel terikat (kinerja operasional), lokasi penelitian, dan teknik analisis data yang digunakan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Hambariska terletak pada lokasi penelitian, waktu penelitian, dan variabel pertumbuhan jumlah nasabah dalam penelitian ini diproksikan dengan pertumbuhan jumlah nasabah debitur, pertumbuhan jumlah nasabah tabungan, dan pertumbuhan jumlah nasabah deposito. 31

22 Gambar 2.1 Model Penelitian Pertumbuhan Aktiva Produktif: Pertumbuhan tabungan Pertumbuhan deposito Kinerja Operasional : 1. Rasio BOPO Pertumbuhan Jumlah Nasabah : 1. Pertumbuhan nasabah debitur 2. Pertumbuhan nasabah tabungan 3. Pertumbuhan nasabah deposito 2.3 Rumusan Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan landasan teori maka hipotesis yang diajukan adalah. H1 : Pertumbuhan aktiva produktif, tabungan, deposito, dan jumlah nasabah berpengaruh signifikan secara simultan pada kinerja operasional LPD di Kota Denpasar periode

23 H2 : Pertumbuhan aktiva produktif, tabungan, deposito, dan jumlah nasabah berpengaruh signifikan secara parsial pada kinerja operasional LPD di Kota Denpasar periode

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Berdasarkan Undang-Undang Repubik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998, bank diartikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. untuk memotivasi individu-individu untuk mencapai keselarasan tujuan. Teori ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. untuk memotivasi individu-individu untuk mencapai keselarasan tujuan. Teori ini BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Keagenan Teori agensi mengeksplorasi bagaimana kontrak dan insentif dapat ditulis untuk memotivasi individu-individu untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Baridwan (2002:17), laporan keuangan didefinisikan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Baridwan (2002:17), laporan keuangan didefinisikan sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan Menurut Baridwan (2002:17), laporan keuangan didefinisikan sebagai ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari transaksi-transaksi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang melakukan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan perusahaan pada umumnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berupa uang/surat-surat berharga lainnya. hidup krama desa untuk menunjang pembangunan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berupa uang/surat-surat berharga lainnya. hidup krama desa untuk menunjang pembangunan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian LPD Menurut Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2007 LPD adalah salah satu unsur kelembagaan desa pekraman yang menjalankan fungsi keuangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari transaksi-transaksi yang terjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari transaksi-transaksi yang terjadi BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan Menurut Baridwan (2002: 17), laporan keuangan didefinisikan sebagai ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank Bank merupakan salah satu sarana yang memiliki peran strategis dalam usaha meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank dan Perbankan Pengertian Bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat terhadap perbankan dan juga sebaliknya tanpa adanya

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat terhadap perbankan dan juga sebaliknya tanpa adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998, bank diartikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sektor Perbankan 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Negara Republik Indoneisa Nomor 10 tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan yaitu badan usaha yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank Menurut UU No 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No 10 Tahun 1998, pengertian bank adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

ANALISIS KESEHATAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) STUDI KASUS PADA LPD DESA ADAT KEDONGANAN KUTA BADUNG TAHUN

ANALISIS KESEHATAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) STUDI KASUS PADA LPD DESA ADAT KEDONGANAN KUTA BADUNG TAHUN ANALISIS KESEHATAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) STUDI KASUS PADA LPD DESA ADAT KEDONGANAN KUTA BADUNG TAHUN 2013 2015 I Made Bagiada, S.E., M.Si., Ak., CA 197512312005011003 Dosen Jurusan Akuntansi Politeknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Analisis Rasio Keuangan Bank Analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan jalan membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Bank Menurut UU No 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No 10 Tahun 1998, pengertian bank adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Earning Assets 2.1.1 Pengertian Earning Assets Hal terpenting dari penggunaan dana bank yaitu penanaman dana (investasi dana), karena jika dana tersebut tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah milik Hetty Puspita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah milik Hetty Puspita BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah milik Hetty Puspita Yuliani (2012) yang berjudul Pengaruh LDR, IPR,LAR,APB,NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR, FACR

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Tinjauan teoritis ini sangat diperlukan untuk mendukung permasalahan yang diungkapkan dalam ulasan penelitian. Studi kepustakaan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam menganalisis laporan keuangan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan di Provinsi Bali memiliki keunikan dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan di Provinsi Bali memiliki keunikan dalam mengelola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pemerintahan di Provinsi Bali memiliki keunikan dalam mengelola sistem pemerintahan tingkat desa. Dua sistem pemerintahan yang berjalan adalah sistem

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN BANK

LAPORAN KEUANGAN BANK LAPORAN KEUANGAN BANK ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN DANA BANK KEGUNAAN LAPORAN KEUANGAN BANK 1. skrining awal dalam pemilihan investasi. 2. perkiraan terhadap hasil dan kondisi keuangan bank. 3. diagnosis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan taraf hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak saat ini terus dilakukan. Berbagai upaya ke arah itu khususnya di bidang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Bank 1. Pengertian Bank Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kajian Teori 1. Definisi Bank Kata bank berasal dari bahasa latin yaitu Banca yang berarti meja, meja yang dimaksud adalah meja yang biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Bank

TINJAUAN PUSTAKA Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1 Pengertian Bank Bank dalam usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan fungsi penghimpunan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Hasil akhir dari proses pencatatan akuntansi disebut dengan laporan keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Rasio Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh membagi satu angka dengan angka lainnya. Jadi, rasio

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 adalah badan usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

Lebih terperinci

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN 2008-2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pembiayaan Dua fungsi utama bank syariah adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah adalah pemberian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan tidak kalah pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang melakukan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan perusahaan pada umumnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada dua penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh : Raden Okky Murdani P.A. tahun 2010 yang

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Keuangan I Made Suidarma dan I Gusti Nengah Darma Diatmika 143

Analisis Kinerja Keuangan I Made Suidarma dan I Gusti Nengah Darma Diatmika 143 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL, ASSET, EARNING DAN LIQUIDITY (Studi Kasus pada LPD Desa Adat Medahan Gianyar) ABSTRAKSI I MADE SUIDARMA 1) dan I GUSTI NENGAH DARMA DIATMIKA

Lebih terperinci

A. KOMPONEN AKTIVA PRODUKTIF

A. KOMPONEN AKTIVA PRODUKTIF www.detikfinance.com TUJUAN PENGAJARAN: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu untuk: 1. Mengklasifikasi komponen aktiva produktif 2. Mengidentifikasi metode pengakuan penyisihan penghapusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan. Penilaian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tinjauan Umum Tentang Bank 2.1.1.1 Pengertian Bank Bank didefinisikan oleh Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Landasan teori sangat mutlak diperlukan dalam sebuah penelitian karena di dalam kerangka teori penelitian akan mempunyai dasar yang jelas untuk menganalisa

Lebih terperinci

GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/6/PBI/2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA NOMOR 31/147/KEP/DIR TANGGAL 12 NOVEMBER 1998 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF GUBERNUR BANK INDONESIA,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Peran Bank Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memperoleh laba merupakan tujuan utama berdirinya suatu badan usaha, baik badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Yayasan maupun bentuk-bentuk badan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prinsip semua pelaku usaha adalah mencari laba yang maksimal atau berusaha untuk meningkatkan labanya. Hal ini menyebabkan laba menjadi salah satu ukuran kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.7 tahun 1992

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.7 tahun 1992 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian bank Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.7 tahun 1992 tentang Perbankan dalam Suyatno (2007:127), menyatakan

Lebih terperinci

PT. BANK OMEGA NERACA PER TANGGAL 31 DESEMBER 20XX

PT. BANK OMEGA NERACA PER TANGGAL 31 DESEMBER 20XX PT. BANK OMEGA NERACA PER TANGGAL 31 DESEMBER 20XX 1. AKTIVA 2. KEWAJIBAN 1.1. K a s 2.1. G i r o 1.2. Giro pada Bank Indonesia 2.2. Kewajiban Segera Lainnya 1.3. Giro pada Bank Lain 2.3. Tabungan 1.4.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan 1) Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS - POS ASET 1. Kas 138,248 2. Penempatan pada Bank Indonesia 1,967,265 3. Penempatan pada bank lain 488,298 4. Tagihan spot dan derivatif 577 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS - POS ASET 1. Kas 124,877 2. Penempatan pada Bank Indonesia 1,489,384 3. Penempatan pada bank lain 394,768 4. Tagihan spot dan derivatif 74,842 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS - POS ASET 1. Kas 97,734 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,540,949 3. Penempatan pada bank lain 1,189,868 4. Tagihan spot dan derivatif 5,950 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS - POS ASET 1. Kas 88,246 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,217,499 3. Penempatan pada bank lain 334,458 4. Tagihan spot dan derivatif 1,286 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS - POS ASET 1. Kas 106,921 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,652,083 3. Penempatan pada bank lain 560,019 4. Tagihan spot dan derivatif 4,903 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS - POS ASET 1. Kas 89,341 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,106,222 3. Penempatan pada bank lain 284,267 4. Tagihan spot dan derivatif 23,154 5. Surat berharga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh investor untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh investor untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh investor untuk mengakumulasikan kekayaan dengan cara memperdagangkan sekuritas-sekuritas yang ada. Dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Fundamental Teori fundamental adalah teori yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teori ini menitikberatkan pada rasio finansial

Lebih terperinci

TOTAL ASET 85,982,283

TOTAL ASET 85,982,283 LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1,123,362 2. Penempatan pada Bank Indonesia 8,684,778 3. Penempatan pada bank lain 2,087,488 4. Tagihan spot dan derivatif 3,975 5. Surat berharga:

Lebih terperinci

TOTAL ASET 84,802,795

TOTAL ASET 84,802,795 LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1,256,517 2. Penempatan pada Bank Indonesia 9,020,664 3. Penempatan pada bank lain 1,917,892 4. Tagihan spot dan derivatif 43,652 5. Surat berharga:

Lebih terperinci

TOTAL ASET

TOTAL ASET LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1.122.024 2. Penempatan pada Bank Indonesia 9.223.085 3. Penempatan pada bank lain 1.694.438 4. Tagihan spot dan derivatif 105 5. Surat berharga: 5.775.137

Lebih terperinci

TOTAL ASET

TOTAL ASET LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1.312.028 2. Penempatan pada Bank Indonesia 8.824.905 3. Penempatan pada bank lain 1.980.257 4. Tagihan spot dan derivatif 1.624 5. Surat berharga:

Lebih terperinci

TOTAL ASET 89,648,272

TOTAL ASET 89,648,272 LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1,581,513 2. Penempatan pada Bank Indonesia 11,660,113 3. Penempatan pada bank lain 3,242,369 4. Tagihan spot dan derivatif 1,098 5. Surat berharga:

Lebih terperinci

TOTAL ASET 88,075,236

TOTAL ASET 88,075,236 LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1,294,085 2. Penempatan pada Bank Indonesia 8,684,113 3. Penempatan pada bank lain 1,089,865 4. Tagihan spot dan derivatif 350 5. Surat berharga: 5,230,104

Lebih terperinci

TOTAL ASET 85,932,429

TOTAL ASET 85,932,429 LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1,236,095 2. Penempatan pada Bank Indonesia 7,080,589 3. Penempatan pada bank lain 1,105,201 4. Tagihan spot dan derivatif 35,413 5. Surat berharga:

Lebih terperinci

TOTAL ASET 85,474,937

TOTAL ASET 85,474,937 LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1,229,632 2. Penempatan pada Bank Indonesia 8,069,150 3. Penempatan pada bank lain 1,108,366 4. Tagihan spot dan derivatif 675 5. Surat berharga: 4,830,077

Lebih terperinci

TOTAL ASET 87,302,409

TOTAL ASET 87,302,409 LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1,126,306 2. Penempatan pada Bank Indonesia 9,015,894 3. Penempatan pada bank lain 1,125,987 4. Tagihan spot dan derivatif 21,003 5. Surat berharga:

Lebih terperinci

TOTAL ASET 87,686,543

TOTAL ASET 87,686,543 LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1,128,229 2. Penempatan pada Bank Indonesia 9,197,289 3. Penempatan pada bank lain 842,333 4. Tagihan spot dan derivatif 14,004 5. Surat berharga: 6,134,587

Lebih terperinci

TOTAL ASET 87,035,918

TOTAL ASET 87,035,918 LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1,268,260 2. Penempatan pada Bank Indonesia 11,643,950 3. Penempatan pada bank lain 981,207 4. Tagihan spot dan derivatif 2,338 5. Surat berharga: 6,298,959

Lebih terperinci

TOTAL ASET 84,923,383

TOTAL ASET 84,923,383 LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1,217,214 2. Penempatan pada Bank Indonesia 8,457,923 3. Penempatan pada bank lain 1,088,927 4. Tagihan spot dan derivatif 7,487 5. Surat berharga:

Lebih terperinci

TOTAL ASET 83,967,262

TOTAL ASET 83,967,262 LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1,178,137 2. Penempatan pada Bank Indonesia 8,446,926 3. Penempatan pada bank lain 1,690,067 4. Tagihan spot dan derivatif 253 5. Surat berharga: 5,850,999

Lebih terperinci

TOTAL ASET 81,190,623

TOTAL ASET 81,190,623 LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1,188,987 2. Penempatan pada Bank Indonesia 7,488,609 3. Penempatan pada bank lain 990,536 4. Tagihan spot dan derivatif 67,956 5. Surat berharga: 5,868,588

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kontribusi Lembaga Perkreditan Desa atau LPD dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Kontribusi Lembaga Perkreditan Desa atau LPD dalam perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kontribusi Lembaga Perkreditan Desa atau LPD dalam perekonomian rakyat pedesaan di Bali merupakan indikator keberhasilan LPD. Semakin besar peran LPD kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perekonomian suatu negara. Perbankan mempunyai kegiatan yang. mempertemukan pihak yang membutuhkan dana (borrower) dan pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perekonomian suatu negara. Perbankan mempunyai kegiatan yang. mempertemukan pihak yang membutuhkan dana (borrower) dan pihak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Perbankan mempunyai kegiatan yang mempertemukan pihak yang

Lebih terperinci

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut : Berikut ini adalah analisis CAMEL terhadap Laporan Keuangan PT Bank Mandiri periode 2011-2012 yang digunakan untuk menganalisis kesehatan bank tersebut. 1. Capital (Permodalan) Rasio permodalan diukur

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL 2015. (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL 2015. (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 224,190 2. Penempatan pada Bank Indonesia 8,800,906 3. Penempatan pada bank lain 4,231,976 4. Tagihan spot dan derivatif 1,609,369 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI 2015. (dalam jutaan rupiah) POS - POS. 31 Mei 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI 2015. (dalam jutaan rupiah) POS - POS. 31 Mei 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 237,020 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6,908,323 3. Penempatan pada bank lain 1,921,142 4. Tagihan spot dan derivatif 1,739,857 5. Surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, bertugas menghimpun dana (Funding) dari masyarakat, menyalurkan dana (Lending)

Lebih terperinci

TOTAL ASET 73,184,906

TOTAL ASET 73,184,906 LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1,057,463 2. Penempatan pada Bank Indonesia 9,691,741 3. Penempatan pada bank lain 1,333,630 4. Tagihan spot dan derivatif - 5. Surat berharga: 4,853,997

Lebih terperinci

TOTAL ASET

TOTAL ASET LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1.169.265 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6.105.044 3. Penempatan pada bank lain 1.308.902 4. Tagihan spot dan derivatif 8 5. Surat berharga: 6.337.202

Lebih terperinci

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN 31 Maret 2016 POS POS

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN 31 Maret 2016 POS POS LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1,155,841 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6,078,792 3. Penempatan pada bank lain 689,893 4. Tagihan spot dan derivatif 28 5. Surat berharga: 6,752,757

Lebih terperinci

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN 29 Februari 2016 POS POS

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN 29 Februari 2016 POS POS LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1,118,737 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6,152,789 3. Penempatan pada bank lain 398,019 4. Tagihan spot dan derivatif 5 5. Surat berharga: 6,189,159

Lebih terperinci

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN 30 Nopember 2015 POS POS

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN 30 Nopember 2015 POS POS LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1,145,908 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6,192,040 3. Penempatan pada bank lain 458,462 4. Tagihan spot dan derivatif - 5. Surat berharga: 5,229,071

Lebih terperinci

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN 31 Oktober 2015 POS POS

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN 31 Oktober 2015 POS POS LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1,136,423 2. Penempatan pada Bank Indonesia 7,130,735 3. Penempatan pada bank lain 641,783 4. Tagihan spot dan derivatif - 5. Surat berharga: 5,283,694

Lebih terperinci

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN 31 Desember 2015 POS POS

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN 31 Desember 2015 POS POS LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1,243,963 2. Penempatan pada Bank Indonesia 8,630,796 3. Penempatan pada bank lain 1,356,062 4. Tagihan spot dan derivatif - 5. Surat berharga: 4,920,689

Lebih terperinci

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI : 1 Nama Data : Antar Bank Aktiva BPR Semua jenis simpanan/tagihan BPR Pelapor dalam rupiah kepada bank lain di Indonesia. Simpanan/tagihan kepada bank lain di Indonesia dengan jenis giro, tabungan, deposito

Lebih terperinci

LAPORAN PUBLIKASI (BULANAN) / CONDENSED FINANCIAL STATEMENT (MONTHLY) NERACA / BALANCE SHEET

LAPORAN PUBLIKASI (BULANAN) / CONDENSED FINANCIAL STATEMENT (MONTHLY) NERACA / BALANCE SHEET LAPORAN PUBLIKASI (BULANAN) / CONDENSED FINANCIAL STATEMENT (MONTHLY) NERACA / BALANCE SHEET 21-39838747 Per Oktober - 217 ASSET 1. Kas 13,568 2. Penempatan Pada Bank Indonesia 322,13 3. Penempatan Pada

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS. 31 Maret 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS. 31 Maret 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 219,637 2. Penempatan pada Bank Indonesia 10,233,306 3. Penempatan pada bank lain 6,008,316 4. Tagihan spot dan derivatif 1,688,167 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MEI 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MEI 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 216,348 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,360,970 3. Penempatan pada bank lain 1,230,114 4. Tagihan spot dan derivatif 1,809,138 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 208,619 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,966,030 3. Penempatan pada bank lain 961,168 4. Tagihan spot dan derivatif 1,629,355 5. Surat berharga

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JANUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JANUARI 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JANUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JANUARI 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 212,975 2. Penempatan pada Bank Indonesia 5,253,068 3. Penempatan pada bank lain 1,681,402 4. Tagihan spot dan derivatif 1,808,119 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 JUNI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 JUNI 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 JUNI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 JUNI 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 212,448 2. Penempatan pada Bank Indonesia 5,772,567 3. Penempatan pada bank lain 805,791 4. Tagihan spot dan derivatif 1,443,178 5. Surat berharga

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MARET 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MARET 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 230,047 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,344,167 3. Penempatan pada bank lain 2,117,471 4. Tagihan spot dan derivatif 1,764,716 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 29 FEBRUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 29 FEBRUARI 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 29 FEBRUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 29 FEBRUARI 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 226,647 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6,256,895 3. Penempatan pada bank lain 2,093,897 4. Tagihan spot dan derivatif 1,882,319 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 JUNI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 JUNI 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 JUNI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 JUNI 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 301,710 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6,058,354 3. Penempatan pada bank lain 1,908,431 4. Tagihan spot dan derivatif 1,810,440 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 DESEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 DESEMBER 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 DESEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 DESEMBER 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 174,832 2. Penempatan pada Bank Indonesia 5,391,850 3. Penempatan pada bank lain 1,867,794 4. Tagihan spot dan derivatif 1,790,796 5. Surat

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. POS POS ASET. Kas 64,702 2. Penempatan pada Bank Indonesia,08,576 3. Penempatan pada bank lain 92,692 4. Tagihan spot dan derivatif 6,037 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. POS POS ASET. Kas 597,305 2. Penempatan pada Bank Indonesia 7,332,008 3. Penempatan pada bank lain,66,280 4. Tagihan spot dan derivatif 2,04 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. POS POS ASET. Kas 632,766 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6,363,488 3. Penempatan pada bank lain 2,037,470 4. Tagihan spot dan derivatif 3,082 5. Surat berharga

Lebih terperinci