Lampiran II : Keputusan Gubernur Papua Nomor : 303 Tahun 2013 Tanggal : 30 Desember 2013
|
|
- Leony Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Lampiran II : Keputusan Gubernur Papua Nomor : 303 Tahun 2013 Tanggal : 30 Desember 2013 IZIN LINGKUNGAN HIDUP PEMBANGUNAN PABRIK PENGEPAKAN SEMEN PENGOLAHAN KLINKER DAN TERMINAL KHUSUS OLEH PT. SEMEN PAPUA DI POMAKO DISTRIK MIMIKA TIMUR KABUPATEN MIMIKA PROVINSI PAPUA A. Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Pembangunan Pabrik Pengepakan Semen, Pengolahan Klinker dan Terminal Khusus di Pomako (RPL) No A. Penting Yang Tahap Konstruksi 1 Penurunan kualitas udara 1. Mobilisasi alat berat dan material. 2. Pembersihan dan pematangan lahan 3. Pembangunan pabrik pengepakan semen, pengolahan terminal khusus. mengendalikan faktor pencemar udara dibawah baku mutu yang dipersyaratkan. 2. Tolok ukur dampak penurunan kualitas udara mengacu pada PPRI No.41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, yaitu konsentrasi partikulat/debu (230 μg/nm 3 ), NOx (400 μg/nm 3 ) dan SO2 (900 μg/nm 3 ) dan CO ( μg/nm 3 ). 1. Menggunakan kendaraan dan alat berat yang laik pakai. 2. Memelihara mesin kendaraan dan alat berat secara berkala. 3. Mengatur kecepatan kendaraan terutama pada daerah yang melewati pemukiman penduduk. 4. Menggunakan truk pengangkut material yang dilengkapi penutup guna mencegah ceceran tanah dan terdispersinya debu. 5. Menyiram badan jalan yang belum memiliki perkerasan lentur ataupun perkerasan kaku di sekitar proyek. Di sekitar lokasi kegiatan hingga Jalan Raya Pomako dengan batas ekologis radius 3 km dari lokasi kegiatan.
2 2 Peningkatan Kebisingan 3 Peningkatan kesempatan kerja dan berusaha 1. Mobilisasi alat berat dan material. 2. Pembersihan dan pematangan lahan. 1. Penerimaan tenaga kerja. mengendalikan faktor pencemar kebisingan dibawah baku mutu yang dipersyaratkan. 2. Tolok ukur dampak peningkatan kebisingan mengacu pada Keputusa Menteri Lingkungan Hidup No. 48 tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan, untuk lingkungan pelabuhan atau industri (70 dba) dan pemukiman (55 dba). kewajaran keseimbangan perbandingan antara tenaga kerja lokal dan 6. Melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara intensif. 7. PTSP akan Quality Control (QC) dan Support Manager yang bertanggung jawab dalam hal pengelolaan lingkungan. 1. Menggunakan kendaraan dan alat berat yang laik pakai. 2. Memelihara mesin kendaraan dan alat berat secara berkala. 3. Mengatur kecepatan kendaraan terutama pada daerah yang melewati pemukiman penduduk. 4. Melakukan aktivitas yang tidak berkesinambungan sewaktu melakukan pembersihan lahan menggunakan chainsaw. 5. PTSP akan Quality Control (QC) dan Support Manager yang bertanggung jawab dalam hal pengelolaan lingkungan. 1. Prioritas penerimaan tenaga kerja lokalsesuai dengan keahlian dan kebutuhan perusahaan. Di sekitar lokasi kegiatan hingga Jalan Raya Pomako dengan batas ekologis radius 3 km dari lokasi kegiatan. Di Lokasi kegiatan di kampung Pomako, Hiripau, Kaugapu, Mware, Wania, Tipuka, dan Pigapu. Provinsi 2. BLH Kabupaten
3 tenaga kerja dari daerah lain sesuai dengan keahliannya dan kebutuhan perusahaan. 2. Tolok ukur dampak adalah: a. Besarnya persentase tenaga kerja dari lokal yang diterima atau mendapat kesempatan bekerja pada rencana kegiatan. b. Terbukanya lapangan pekerjaan dan peluang berusaha bagi penduduk sekitar yang terkait langsung dengan rencana kegiatan seperti: penyewaan mobil atau terbukanya sektor informal serta penyediaan jasa lainnya. 2. Pendekatan kepada sekitar melalui program sosialisasi yang efektif. 3. Bekerjasama dengan Distrik Mimika Timur dan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Mimika dalam sosialisasi kebutuhan tenaga kerja dan pelaksanaan rekrutmen. 4. PTSP akan Human Resources (HR) dan General Affair (GA) Manager yang bertanggung dalam hal pengelolaan tenaga kerja dan pengembangan kean. c. Tingkat pendapatan di sekitar lokasi rencana kegiatan.
4 4 Perubahan persepsi positif 1. Penerimaan tenaga kerja. 2. Mobilisasi alat berat dan material. adalah peningkatan persepsi positif dari sekitar rencana kegiatan secara khusus dan di Kabupaten Mimika secara umum. 2. Tolok ukur yang dapat digunakan antara lain dengan: a. pemahaman terhadap rencana kegiatan pembangunan PTSP. b. ada dan tidak adanya konflik antara perusahaan dengan sekitarnya. 1. Melakukan kegiatan ramah-tamah atau temu wicara dengan dalam rangka penjelasan secara langsung tentang keberadaan rencana kegiatan. 2. Melakukan kegiatan pengembangan kean di bidang pendidikan, kesehatan dan peningkatan ekonomi. 3. PTSP akan Human Resources (HR) dan General Affair (GA) Manager yang bertanggung dalam hal pengelolaan tenaga kerja dan pengembangan kean. 4. Bekerjasama dengan Distrik Mimika Timur dan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Mimika dalam sosialisasi kebutuhan tenaga kerja dan pelaksanaan rekrutmen serta penjelasan rincian rencana kegiatan PTSP. Di Lokasi kegiatan di kampung Pomako, Hiripau, Kaugapu, Mware, Wania, Tipuka, dan Pigapu.
5 B. Penting Yang Tahap Operasi 1 Penurunan kualitas udara 1. Kegiatan terminal khusus semen. 2. Kegiatan pengolahan pengepakan semen. mengendalikan faktor pencemar udara dibawah baku mutu yang dipersyaratkan. 2. Tolok ukur dan parameter dampak penurunan kualitas udara mengacu pada PPRI No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.Yaitu konsentrasi partikulat/debu (230 μg/nm 3 ), NOx (400 μg/nm 3 ) dan SO2 (900 μg/nm 3 ) dan CO ( μg/nm 3 ). 1. Menggunakan kendaraan dan alat berat yang laik pakai. 2. Memelihara mesin kendaraan dan alat berat secara berkala. 3. Mengatur kecepatan kendaraan terutama pada daerah yang melewati pemukiman penduduk. 4. Menggunakan truk terbuka pengangkut semen dalam kantong yang dilengkapi penutup. 5. Menyiram badan jalan yang belum memiliki perkerasan lentur ataupun perkerasan kaku di sekitar proyek. 6. Menggunakan penangkap debu di sumber pencemar seperti: fabric filter (baghouses) dan atau jet pulse filter, yang sesuai dengan polutan yang akan ditangkap. 7. Melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara intensif. 8. Membuat tinggi cerobong asap dengan mengikuti Keputusan Kepala Bapedal No. 205 tahun 1996 tentang Pedoman Tenis Pengendalian Pencemaran Sumber Tidak Bergerak, yang tercantum pada lampiran III. Di sekitar lokasi kegiatan hingga Jalan Raya Pomako dengan batas ekologis radius 3 km dari lokasi kegiatan. operasi
6 9. PTSP akan Quality Control (QC) dan Support Manager yang bertanggung jawab dalam hal pengelolaan lingkungan. 2 Peningkatan kebisingan 1. Kegiatan terminal khusus semen. 2. Kegiatan pengolahan pengepakan semen. mengendalikan faktor pencemar kebisingan dibawah baku mutu yang dipersyaratkan. 2. Tolok ukur dampak peningkatan kebisingan mengacu pada KepMenLH No. 48 tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan, untuk lingkungan pelabuhan atau industri (70 dba) dan pemukiman (55 dba). 1. Menggunakan kendaraan dan alat berat yang laik pakai. 2. Memelihara mesin kendaraan dan alat berat secara berkala. 3. Mengatur kecepatan kendaraan terutama pada daerah yang melewati pemukiman penduduk. 4. Pembuatan ruang yang dapat mengurangi kebisingan untuk alat alat yang bisa disimpan di dalam ruangan 5. Penggunaan mesin kedap suara atau memilih alat yang lebih rendah intensitas kebisingan yang dikeluarkan 6. Pemakaian ear plug bagi karyawan yang bekerja di dekat sumber bising 7. Pembuatan kawasan hijau dengan pemanfaatan sebagian areal lahan (dalam lokasi) untuk dijadikan kawasan penghijauan dengan melakukan penanaman pohon Di sekitar lokasi kegiatan hingga Jalan Raya Pomako dengan batas ekologis radius 3 km. operasi
7 pelindung 8. Penerapan pelaksanaan pendekatan keselamatan, kesehatan kerja (K3) 9. PTSP akan Quality Control (QC) dan Support Manager yang bertanggung jawab dalam hal pengelolaan lingkungan. 3 Peningkatan kesempatan kerja dan berusaha 1. Penerimaan tenaga kerja. adalah keseimbangan penerimaan tenaga kerja lokal dan tenaga kerja dari daerah lain sesuai dengan keahliannya dan kebutuhan perusahaan. 2. Tolok ukur dampak adalah: a. Besarnya persentase tenaga kerja dari lokal yang diterima atau mendapat kesempatan bekerja pada rencana kegiatan sesuai dengan keahliannya. b. Terbukanya lapangan pekerjaan dan 1. Prioritas penerimaan tenaga kerja lokal sesuai dengan keahlian dan kebutuhan perusahaan. 2. Pendekatan kepada sekitar melalui program sosialisasi yang efektif. 3. PTSP akan Human Resources (HR) dan General Affair (GA) Manager yang bertanggung dalam hal pengelolaan tenaga kerja dan pengembangan kean. 4. Bekerjasama dengan Distrik Mimika Timur dan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Mimika dalam sosialisasi kebutuhan tenaga kerja dan pelaksanaan rekrutmen. Di Lokasi kegiatan di kampung Pomako, Hiripau, Kaugapu, Mware, Wania, Tipuka, dan Pigapu operasi
8 4 Peningkatan pendapatan 1. Penerimaan tenaga kerja. peluang berusaha bagi penduduk sekitar yang terkait langsung dengan rencana kegiatan seperti: penyewaan mobil atau terbukanya sektor informal. c. Perbandingan tingkat pendapatan di sekitar lokasi rencana kegiatan. meningkatkan kesejahteraan khususnya bagi keluarga karyawan PTSP. 2. Tolok ukur yang dapat digunakan antara lain dengan meningkatnya daya beli karyawan PTSP 1. Memberikan informasi kepada tentang rencana kebutuhan tenaga kerja dan proses rekrutmen secara transparan. 2. Memprioritaskan tenaga kerja lokal sesuai kemampuan dan kebutuhan perusahaan. 3. PTSP akan Human Resources (HR) dan General Affair (GA) Manager yang bertanggung dalam hal pengelolaan tenaga kerja dan pengembangan kean. 4. Bekerjasama dengan Distrik Mimika Timur dan Dinas Tenaga Kerja Di Lokasi kegiatan di kampung Pomako, Hiripau, Kaugapu, Mware, Wania, Tipuka, dan Pigapu. operasi
9 Kabupaten Mimika dalam sosialisasi kebutuhan tenaga kerja dan pelaksanaan rekrutmen. 5 Gangguan aktifitas nelayan 1. Kegiatan terminal khusus semen mengendalikan traffic lalulintas kapal di sekitar rencana kegiatan sehingga tidak menghalangi aktifitas nelayan. 2. Parameter dan tolok ukur dampak gangguan aktifitas nelayan adalah volume dan kelancaran laju lalulintas sungai. 1. Bekerjasama dengan UPP Pelabuhan Pomako untuk melakukan penjadwalan kapal masuk dan keluar pelabuhan. 2. Mengatur kecepatan kapal ketika memasuki perairan Sungai Uhurupa. 3. Pada saat melakukan manuver/memutar kapal hendaknya diiringi dengan bunyi sirine kapal sebagai tanda ada aktivitas manuver kapal dan dibantu dengan kapal tunda. 4. Membuat ramburambu kerja berupa bola merah-putihmerah untuk siang hari atau lampu merah-putih-merah pada malam hari. 5. Melakukan sosialisasi kepada nelayan mengenai arti atau makna ramburambu tersebut kepada pengguna perairan lainnya. 6. PTSP akan Human Resources (HR) dan General Affair (GA) Manager yang Pengelolaan dilakukan area terminal khusus dan fasilitas penunjangnya. Pengelolaan lingkungan dilakukan selama tahap operasi PT Semen
10 bertanggung dalam hal pengelolaan tenaga kerja dan pengembangan kean. 6 Peningkatan lalulintas sungai 1. Kegiatan terminal khusus semen terkendalinya traffic lalulintas kapal di sekitar rencana kegiatan di sekitar perairan Kawasan Pelabuhan Pomako. 2. Parameter dan tolok ukur dampak peningkatan lalulintas sungai adalah volume dan kelancaran laju lalulintas sungai. 1. Bekerjasama dengan UPP pelabuhan Pomako untuk melakukan penjadwalan kapal masuk dan keluar pelabuhan 2. Mengatur kecepatan kapal ketika memasuki perairan Sungai Uhurupa. 3. Pada saat melakukan manuver/ memutar kapal hendaknya diiringi dengen bunyi sirine kapal sebagai tanda ada aktivitas manuver kapal dan dibantu dengan kapal tunda. 4. Membuat ramburambu kerja berupa bola merah-putihmerah untuk siang hari atau lampu merah-putih-merah pada malam hari. 5. Melakukan sosialisasi kepada nelayan mengenai arti atau makna ramburambu tersebut. 6. PTSP akan Human Resources (HR) dan General Affair (GA) Manager yang bertanggung dalam hal pengelolaan tenaga kerja dan Pengelolaan dilakukan area terminal khusus dan fasilitas penunjangnya. Pengelolaan lingkungan dilakukan selama tahap operasi PT Semen Papua
11 pengembangan kean. 7 Perubahan persepsi positif 1. Penerimaan tenaga kerja. 2. Kegiatan terminal khusus semen. 3. Kegiatan pengolahan pengepakan semen. meningkatkan persepsi positif dari. 2. Tolok ukur yang dapat digunakan antara lain dengan: a. tingkat pemahaman terhadap kegiatan PTSP. b. jumlah keluhan dari baik berupa protes atau tuntutan dari. 1. Melakukan pengelolaan dampak penting yang timbul sesuai aspek teknis, sehingga tidak terjadi lepasan pencemaran ke. 2. Melakukan kegiatan sosialisasi. 3. Menyerap aspirasi dan harapan serta melaksanakannya secara wajar. 4. Melakukan kegiatan pengembangan kean di bidang pendidikan, kesehatan dan peningkatan ekonomi. 5. PTSP akan Human Resources (HR) dan General Affair (GA) Manager yang bertanggung dalam hal pengelolaan tenaga kerja dan pengembangan kean. 6. Bekerjasama dengan aparat kecamatan Mimika Timur dan Dinas Tenaga Kerja serta Sosial di Kabupaten Mimika untuk sosialisasi kebutuhan tenaga kerja dan juga penjelasan rincian kegiatan terminal khusus semen dan kegiatan pengolahan Di Lokasi kegiatan di kampung Pomako, Hiripau, Kaugapu, Mware, Wania, Tipuka, dan Pigapu. operasi
12 pengepakan semen. C. Lingkungan Lainnya Yang Tahap Konstruksi 1 Penurunan kualitas air permukaan 1. Pembersihan dan pematangan lahan. mengendalikan faktor pencemar kualitas air dibawah baku mutu yang dipersyaratkan. 2. Tolok ukur dan paramter dampak penurunan kualitas air permukaan mengacu pada PPRI No. 82 tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Kelas II yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air sarana/prasaran a rekreasi air, pembudidayaan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertamanan, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratka n mutu air yang sama dengan kegunaan 1. Membuka lahan dilakukan sesuai dengan luasan tapak kegiatan. 2. Menyediakan fasilitas MCK dilengkapi dengan septic tank. 3. Menampung oli bekas dari kegiatan pemeliharaan alat berat dalam 200 liter dan dikirim ke pihak ketiga berizin. 4. PTSP akan Quality Control (QC) dan Support Manager yang bertanggung jawab dalam hal pengelolaan lingkungan. Pengelolaan dilakukan di lokasi kegiatan PTSP.. PT Semen Papua
13 2 Peningkatan laju limpasan air permukaan 3 Peningkatan lalulintas sungai 1. Pembersihan dan pematangan lahan 2. Pembangunan pabrik pengepakan semen, pengolahan terminal khusus. 1. Mobilisasi alat berat dan material. tersebut. mengendalikan faktor yang menjadikan limpasan air permukaan meningkat. 2. Tolok ukur dan parameter dampak peningkatan laju limpasan air permukaan adalah: meningkatnya laju erosi tanah dan meningkatnya kandungan padatan tersuspensi (TSS) di aliran air permukaan. terkendalinya traffic lalulintas kapal di sekitar rencana kegiatan di sekitar perairan Kawasan Pelabuhan Pomako. 2. Parameter dan tolok ukur dampak peningkatan lalulintas sungai adalah volume dan kelancaran laju lalulintas 1. Pembuatan saluran drainase sementara. 2. Memasang penahan tanah di daerah yang berbatasan dengan sungai untuk menghindari erosi 3. Sesegera mungkin melakukan tindakan konservasi tanah baik berupa mekanikal maupun vegetatif sesudah pembangunan dilaksanakan. 4. PTSP akan Quality Control (QC) dan Support Manager yang bertanggung jawab dalam hal pengelolaan lingkungan. 1. Bekerjasama dengan UPP pelabuhan Pomako untuk melakukan penjadwalan kapal masuk dan keluar pelabuhan 2. Mengatur kecepatan kapal ketika memasuki perairan Sungai Uhurupa. 3. Pada saat melakukan manuver/ memutar kapal hendaknya diiringi dengen bunyi sirine kapal sebagai tanda ada aktivitas manuver kapal dan dibantu dengan kapal tunda. Pengelolaan dilakukan lokasi kegiatan. Pengelolaan dilakukan area terminal khusus dan fasilitas penunjangnya. kosntruksi.. PT Semen PT Semen Papua
14 sungai. 4. Membuat ramburambu kerja berupa bola merah-putihmerah untuk siang hari atau lampu merah-putih-merah pada malam hari. 5. Melakukan sosialisasi kepada nelayan mengenai arti atau makna ramburambu tersebut. 6. PTSP akan Human Resources (HR) dan General Affair (GA) Manager yang bertanggung dalam hal pengelolaan tenaga kerja dan pengembangan kean. 4 Peningkatan lalulintas jalan 1. Mobilisasi alat berat dan material. mengendalikan traffic lalulintas di sekitar rencana kegiatan sehingga tidak terjadi kemacetan. 2. Parameter dan tolok ukur dampak peningkatan lalulintas jalan adalah volume dan kelancaran laju lalulintas yang melewati jalan Pomako. 1. Pengaturan kegiatan lalulintas terhadap kendaraan perusahaan. 2. Bekerja sama dengan Dinas Perhubungan untuk pembuatan rambu-rambu keselamatan. 3. Pengaturan lalulintas di Jalan Pomako saat mobilisasi kendaraan, bekerja sama dengan Kepolisian dan Dinas Perhubungan. 4. PTSP akan Human Resources (HR) dan General Affair (GA) Manager yang bertanggung dalam hal Pengelolaan dilakukan jalan Pomako, khususnya di sekitar pintu masuk pelabuhan. PT Semen
15 pengelolaan tenaga kerja dan pengembangan kean. D. Lingkungan Lainnya Yang Tahap Operasi 1 Penurunan kualitas air permukaan 1. Kegiatan pengolahan pengepakan semen mengendalikan faktor pencemar kualitas air dibawah baku mutu yang dipersyaratkan. 2. Tolok ukur dan paramter dampak penurunan kualitas air permukaan mengacu pada PPRI No. 82 tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Kelas II yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air sarana/prasaran a rekreasi air, pembudidayaan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertamanan, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratka n mutu air yang 1. Menyediakan fasilitas MCK dilengkapi dengan septic tank. 2. Melakukan tindakan konservasi tanah baik berupa mekanikal maupun vegetatif sesudah pembangunan dilaksanakan. 3. Semua bangunan pabrik dan bangunan lain akan dibangun sistem saluran sendirisendiri dan kemudian mengalir ke saluran pembagi. 4. Membangun kolam pengendapan sebagai muara dari semua saluran air. Setelah dilakukan pengendapan, selanjutnya air dari kolam pengendapan akan dialirkan menuju Sungai Uhurupa. 5. Menampung oli bekas dari kegiatan pemeliharaan alat berat dalam 200 liter dan dikirim ke pihak ketiga berizin. 6. PTSP akan Quality Control (QC) dan Support Pengelolaan dilakukan di lokasi kegiatan PTSP. operasi PT Semen Papua
16 sama dengan kegunaan tersebut. Manageryang bertanggung jawab dalam hal pengelolaan lingkungan. 2 Peningkatan lalulintas jalan 1. Kegiatan pengolahan pengepakan semen mengendalikan traffic lalulintas di sekitar rencana kegiatan sehingga tidak terjadi kemacetan. 2. Parameter dan tolok ukur dampak peningkatan lalulintas jalan adalah volume dan kelancaran laju lalulintas yang melewati jalan Pomako. 1. Pengaturan kegiatan lalulintas terhadap kendaraan perusahaan. 2. Bekerja sama dengan Dinas Perhubungan untuk pembuatan rambu-rambu keselamatan. 3. Pengaturan lalulintas di Jalan Pomako saat mobilisasi kendaraan, bekerja sama dengan Kepolisian dan Dinas Perhubungan. 4. PTSP akan Human Resources (HR) dan General Affair (GA) Manager yang bertanggung dalam hal pengelolaan tenaga kerja dan pengembangan kean. Pengelolaan dilakukan jalan Pomako, khususnya di sekitar pintu masuk pelabuhan. operasi PT Semen Untuk salinan yang sah sesuai dengan yang asli KEPALA BIRO HUKUM GUBERNUR PAPUA, CAP/TTD LUKAS ENEMBE, SIP, MH ROSINA UPESSY, SH
17 Lampiran I : Keputusan Gubernur Papua Nomor : 303 Tahun 2013 Tanggal : 30 Desember 2013 IZIN LINGKUNGAN HIDUP PEMBANGUNAN PABRIK PENGEPAKAN SEMEN PENGOLAHAN KLINKER DAN TERMINAL KHUSUS OLEH PT. SEMEN PAPUA DI POMAKO DISTRIK MIMIKA TIMUR KABUPATEN MIMIKA PROVINSI PAPUA B. Matriks Rencana Pemantauan Lingkungan Pembangunan Pabrik Pengepakan Semen, Pengolahan Klinker dan Terminal Khusus di Pomako (RKL) No. Jenis yang Timbul yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan Metode Pengumpulan dan Analisa Data Lokasi Pantau Waktu & Frekuensi Pelaksana Pengawas Penerima Laporan A. Penting Yang Dipantau Tahap Konstruksi 1 Penurunan kualitas udara Parameter kualitas udara mengacu pada PPRI No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Yaitu konsentrasi partikulat/debu (230 μg/nm3), NOx (400 μg/nm3), SO2 (900 μg/nm3) dan CO ( μg/nm3). 1. Mobilisasi alat berat dan material 2. Pembersihan dan pematangan lahan 3. Pembangunan pabrik pengepakan smen, pengolahan terminal khusus 1. Melakukan pengukuran kualitas udara. Pengambilan sampel kualitas udara dilakukan dengan menggunakan alat pengumpul sampel seperti High Volume Air Sampler (HVAS), gas detector atau gas analyzer (SNI ). Sampel yang tertampung dianalisa di laboratorium. Parameter yang dianalisis adalah debu, SO2, CO, dan NO2. Melakukan uji emisi kendaraan secara berkala. 1. Lokasi kegiatan 136 o 46 03,5 BT dan 4 o 48 18,7 LS 2. Pelabuhan Pomako 136 o 46 05,7 BT dan 4 o 48 07,7 LS 3. Depan Gereja 136 o 45 51,1 BT dan 4 o 48 10,6 LS 1. 1 (satu) kali sebelum (enam) bulan masa 2. Analisis data dengan menggunakan SNI
18 . Jenis yang Timbul 2 Peningkatan Kebisingan 3 Peningkatan kesempatan kerja dan berusaha yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan Indikator dari peningkatan kebisingan adalah besarnya tingkat kebisingan mengacu pada KepMenLH No. 48 tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan, untuk kegiatan industri dan pelabuhan (70 dba) Pemukiman (55 dba). 1. Besarnya persentase tenaga kerja dari lokal yang diterima atau mendapat kesempatan bekerja pada rencana kegiatan. 2. Terbukanya lapangan pekerjaan dan peluang berusaha bagi penduduk sekitar yang terkait langsung dengan rencana kegiatan seperti: 1. Mobilisasi alat berat dan material. 2. Pembersihan dan pematangan lahan. 1. Penerimaan tenaga kerja. Metode Pengumpulan dan Analisa Data 1. Melakukan pengumpulan data untuk mengetahui tingkat kebisingan dilakukan dengan mengukur tingkat kebisingan, yaitu menggunakan alat Sound Level Meter serta dengan melakukan pengamatan lapangan (SNI 7231 : 2009). 2. Metode analisis yang digunakan adalah menganalisis data hasil pengukuran di lapangan yang menggunakan sound level meter dengan menggunakan rumus sesuai dengan KepMenLH No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan. 1. Memantau jumlah, daerah asal dan persentase tenaga kerja yang bekerja di PTSP. Memantau jumlah, persentase kontraktor lokal yang terlibat dalam proyek. 2. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan tabulasi. Lokasi Pantau 1. Lokasi kegiatan 136 o 46 03,5 BT dan 4 o 48 18,7 LS 2. Pelabuhan Pomako 136 o 46 05,7 BT dan 4 o 48 07,7 LS 3. Depan Gereja 136 o 45 51,1 BT dan 4 o 48 10,6 LS Di Lokasi kegiatan di kampung Pomako, Hiripau, Kaugapu, Mware, Wania, Tipuka, dan Pigapu. Waktu & Frekuensi 1. 1 (satu) kali sebelum kegiatan (sebagai data dasar) (enam) bulan kegiatan 1. 1 (satu) kali sebelum kegiatan (sebagai data dasar) (enam) bulan kegiatan Pelaksana Papua Pengawas Penerima Laporan
19 . Jenis yang Timbul 4 Perubahan Persepsi Masyarakat yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan penyewaan mobil, penyedian jasa lokal (kontraktor) atau terbukanya sektor informal. 3. Perbandingan tingkat pendapatan di sekitar lokasi rencana kegiatan. 1. Pemahaman terhadap kegiatan pembangunan PTSP. 2. Ada dan tidak adanya konflik antara perusahaan dengan. 1. Penerimaan tenaga kerja. 2. Mobilisasi alat berat dan material. Metode Pengumpulan dan Analisa Data 1. Data dan jumlah pelaksanaan sosialiasi kegiatan kepada. Data jumlah dan deskripsi keluhan akibat adanya kegiatan. 2. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan tabulasi. Lokasi Pantau Di Lokasi kegiatan di kampung Pomako, Hiripau, Kaugapu, Mware, Wania, Tipuka, dan Pigapu. Waktu & Frekuensi 1. 1 kali sebelum kegiatan (sebagai data dasar) (enam) bulan kegiatan Pelaksana Pengawas Penerima Laporan B. Penting Yang Dipantau Tahap Operasi 1 Penurunan Kualitas Udara Parameter kualitas udara mengacu pada PPRI No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Yaitu konsentrasi partikulat/debu (230 μg/nm 3 ), NOx (400 μg/nm 3 ) dan SO2 (900 μg/nm 3 ) dan CO ( μg/nm 3 ). 1. Kegiatan terminal khusus semen. 2. Kegiatan pengolahan pengepakan semen. 1. Melakukan pengukuran kualitas udara. Pengambilan sampel kualitas udara dilakukan dengan menggunakan alat pengumpul sampel seperti High Volume Air Sampler (HVAS), gas detector atau gas analyzer (SNI ). Sampel yang tertampung dianalisa di laboratorium. Parameter yang 1. Lokasi kegiatan 136 o 46 03,5 BT dan 4 o 48 18,7 LS 2. Pelabuhan Pomako 136 o 46 05,7 BT dan 4 o 48 07,7 LS 3. Depan Gereja 136 o 45 51,1 BT dan 4 o 48 10,6 LS 6 (enam) bulan operasi
20 . Jenis yang Timbul 2 Peningkatan kebisingan 3 Peningkatan Kesempatan Kerja dan Berusaha yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan Indikator dari peningkatan kebisingan adalah besarnya tingkat kebisingan mengacu pada KepMenLH No. 48 tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan, untuk kegiatan industri dan pelabuhan (70 dba) Pemukiman (55 dba). 1. Besarnya persentase tenaga kerja dari lokal yang diterima atau mendapat kesempatan bekerja pada rencana kegiatan. 2. Terbukanya 1. Kegiatan terminal khusus semen. 2. Kegiatan pengolahan pengepakan semen. 1. Penerimaan tenaga kerja. Metode Pengumpulan dan Analisa Data dianalisis adalah debu, SO2, CO, dan NO2. Melakukan uji emisi kendaraan secara berkala. 2. Analisis data dengan menggunakan SNI Melakukan pengumpulan data untuk mengetahui tingkat kebisingan dilakukan dengan mengukur tingkat kebisingan, yaitu menggunakan alat Sound Level Meterserta dengan melakukan pengamatan lapangan (SNI 7231 : 2009). 2. Metode analisis yang digunakan adalah menganalisis data hasil pengukuran di lapangan yang menggunakan sound level meter dengan menggunakan rumus sesuai dengan KepMenLH No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan. 1. Wawancara responden untuk memantau jumlah, daerah asal dan persentase tenaga kerja yang bekerja di PTSP. Observasi responden yang bertujuan untuk memperhatikan taraf hidup dan perekonomian Lokasi Pantau 1. Lokasi kegiatan 136 o 46 03,5 BT dan 4 o 48 18,7 LS 2. Pelabuhan Pomako 136 o 46 05,7 BT dan 4 o 48 07,7 LS 3. Depan Gereja 136 o 45 51,1 BT dan 4 o 48 10,6 LS Di Lokasi kegiatan di kampung Pomako, Hiripau, Kaugapu, Mware, Wania, Tipuka, dan Pigapu. Waktu & Frekuensi 6 (enam) bulan operasi 1 (satu) tahun operasi Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
21 . Jenis yang Timbul 4 Peningkatan pendapatan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan lapangan pekerjaan dan peluang berusaha bagi penduduk sekitar yang terkait langsung dengan rencana kegiatan seperti: penyewaan mobil, penyedia jasa lokal atau terbukanya sektor informal. 3. Perbandingan tingkat pendapatan di sekitar lokasi rencana kegiatan. 1. Meningkatnya daya beli, khususnya yang bekerja di PTSP. 1. Penerimaan tenaga kerja. Metode Pengumpulan dan Analisa Data di sekitar kegiatan, serta mengetahui peluangpeluang yang dapat dikembangkan oleh dari kehadiran kegiatan PTSP. 2. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan tabulasi. 1. Wawancara responden untuk memantau jumlah, daerah asal dan persentase tenaga kerja yang bekerja di PTSP. Observasi responden yang bertujuan untuk memperhatikan taraf hidup dan perekonomian di sekitar kegiatan, serta mengetahui peluangpeluang yang dapat dikembangkan oleh dari kehadiran kegiatan PTSP. 2. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan tabulasi. Lokasi Pantau Di Lokasi kegiatan di kampung Pomako, Hiripau, Kaugapu, Mware, Wania, Tipuka, dan Pigapu. Waktu & Frekuensi 1 (satu) tahun operasi Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
22 . Jenis yang Timbul 5 Gangguan aktifitas nelayan 6 Peningkatan lalulintas sungai 7 Perubahan persepsi yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan 1. Tingkat keluhan nelayan karena terganggunya lalulintas kapal mereka 1. Jumlah kunjungan kapal 1. Persepsi sekitar kegiatan baik tertulis maupun lisan. 2. Pemahaman terhadap kegiatan operasional PTSP. 3. Ada dan tidak adanya konflik antara perusahaan dan sekitar. 1. Kegiatan terminal khusus semen 1. Kegiatan terminal khusus semen 1. Penerimaan tenaga kerja. 2. Kegiatan terminal khusus. 3. Kegiatan pengolahan pengepakan semen. C. Lingkungan Lain Yang Dipantau Tahap Konstruksi Metode Pengumpulan dan Analisa Data 1. Pengumpulan data jumlah kunjungan kapal dan wawancara terhadap nelayan. 2. Analisis data secara kuantitatif deskriptif 1. Pengumpulan data kunjungan kapal. 2. Analisis data secara kuantitatif deskriptif. 1. Wawancara responden untuk memantaupersepsi terhadap PTSP. Observasi responden yang bertujuan untuk menggali gejala dan informasi mengenai tanggapan terhadap rencana kegiatan PTSP dan memperhatikan berbagai gejala sosial yang mungkin timbul. Menghitung jumlah dan deskripsi keluhan yang terselesaikan dan tidak dapat diselesaikan. 2. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan tabulasi. Lokasi Pantau Pelabuhan PTSP di Sungai Uhurupa Pelabuhan PTSP di Sungai Uhurupa Di Lokasi kegiatan di kampung Pomako, Hiripau, Kaugapu, Mware, Wania, Tipuka, dan Pigapu. Waktu & Frekuensi 1 (satu) kali setiap tahun selama kegiatan operasi 1 (satu) kali setiap tahun selama kegiatan operasi 1 (satu) tahun operasi Pelaksana Pengawas Penerima Laporan 1 Penurunan kualitas air permukaan Parameter dan tolok ukur dampak penurunan kualitas air permukaan mengacu pada PPRI No. 82 tahun 2001, 1. Pembersihan dan pematangan lahan. 1. Melakukan pengumpulan data untuk mengetahui tingkat kualitas air dengan pengambilan sampel ke lapangan 1. Sungai Uhurupa di bagian hulu 136 o 46 05,90 BT dan 4 o 48 18,09 LS 2. Sungai Uhurupa Bagian Hilir 6 (enam) bulan kegiatan
23 . Jenis yang Timbul 2 Peningkatan laju limpasan air permukaan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Kelas II yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air sarana/prasarana rekreasi air, pembudidayaan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertamanan, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Indikator pemantauan adalah: debit air larian dan genangan 1. Pembersihan dan pematangan lahan. Metode Pengumpulan dan Analisa Data (SNI ). 2. Metode analisis kualitas air yang digunakan adalah menganalisis data hasil sampling di laboratorium dengan parameter: a. kualitas air permukaan sesuai PPRI No. 82 tahun 2001 klas II, dengan parameter kunci ph, TSS,TDS, BOD,COD. b. Kualitas air limbah domestik sesuai KepmenLH No 112 tahun 2003 tentang bakumutu air limbah domestik, dengan parameter ph, BOD, TSS, Minyak lemak. 1. Melakukan pengumpulan data curah hujan 2. Analisis debit limpasan. Lokasi Pantau 136 o 46 02,72 BT dan 4 o 48 38,56 LS 3. Outlet air limbah domestik Di Lokasi kegiatan. Waktu & Frekuensi 6 (enam) bulan kegiatan Pelaksana Pengawas Penerima Laporan 3 Peningkatan lalulintas sungai 4 Peningkatan lalulintas jalan. Jumlah kunjungan kapal Volume lalulintas yang melewati jalan Pomako di depan pintu pelabuhan Pomako. 1. Mobilisasi alat berat dan material. 1. Mobilisasi alat berat dan material. 1. Pengumpulan data kunjungan kapal. 2. Analisis data secara kuantitatif deskriptif. 1. Melakukan pengamatan, pengukuran dan perhitungan langsung di lapangan. Data volume lalulintas kendaraan diperoleh dengan cara mencacah setiap kendaraan yang lewat pada titik yang Pelabuhan PTSP di Sungai Uhurupa Di Lokasi kegiatan (di depan pintu masuk pelabuhan Pomako). 1 (satu) kali setiap tahun selama kegiatan dan operasi 6 (enam) bulan kegiatan
24 . Jenis yang Timbul yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan Metode Pengumpulan dan Analisa Data diperkirakan (depan pintu masuk pelabuhan). Pencacahan dilakukan setiap interval 15 menit pada pagi, siang dan sore hari. Kendaraan yang dicacah dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan yaitu: kendaraan berat (bis dan truk), kendaraan ringan (sedan, mikrobus, pick-up dan microtruck) dan sepeda motor. 2. Analisis data yang diperoleh dari pemantauan di tabulasi, dilakukan analisis secara kuantitatif deskriptif, sehingga didapat besarnya pengaruh pelaksanaan rencana kegiatan, dibandingkan dengan rona lingkungan awal sebelum dilakukannya pembangunan kegiatan, sehingga diketahui besarnya pengaruh rencana kegiatan pada setiap waktu pemantauan. Lokasi Pantau Waktu & Frekuensi Pelaksana Pengawas Penerima Laporan D. Lingkungan Lain Yang Dipantau Tahap Operasi 1 Penurunan kualitas air permukaan Parameter dan tolok ukur dampak penurunan kualitas air permukaan mengacu pada PPRI No. 82 tahun 2001, 1. Kegiatan pengolahan pengepakan semen 1. Melakukan pengumpulan data untuk mengetahui tingkat kualitas air dengan pengambilan sampel ke lapangan 1. Sungai Uhurupa di bagian hulu 136 o 46 05,90 BT dan 4 o 48 18,09 LS 2. Sungai Uhurupa Bagian Hilir 6 (enam) bulan kegiatan operasi
25 . Jenis yang Timbul 2 Peningkatan lalulintas jalan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Kelas II yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air sarana/prasarana rekreasi air, pembudidayaan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertamanan, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Volume lalulintas yang melewati jalan Pomako di depan pintu pelabuhan Pomako. 1. Kegiatan pengolahan pengepakan semen Metode Pengumpulan dan Analisa Data (SNI ). 2. Metode analisis kualitas air yang digunakan adalah menganalisis data hasil sampling di laboratorium dengan parameter: a. kualitas air permukaan sesuai PPRI No. 82 tahun 2001 klas II, dengan parameter kunci ph, TSS,TDS, BOD,COD. b. Kualitas air limbah domestik sesuai KepmenLH No 112 tahun 2003 tentang bakumutu air limbah domestik, dengan parameter ph, BOD, TSS, Minyak lemak. 1. Melakukan pengamatan, pengukuran dan perhitungan langsung di lapangan. Data volume lalulintas kendaraan diperoleh dengan cara mencacah setiap kendaraan yang lewat pada titik yang diperkirakan (depan pintu masuk pelabuhan). Pencacahan dilakukan setiap interval 15 menit pada pagi, siang dan sore hari. Kendaraan yang dicacah dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan yaitu: kendaraan berat (bis Lokasi Pantau 136 o 46 02,72 BT dan 4 o 48 38,56 LS 3. Outlet air limbah domestik Di Lokasi kegiatan (di depan pintu masuk pelabuhan Pomako). Waktu & Frekuensi 6 (enam) bulan kegiatan operasi Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
26 . Jenis yang Timbul yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan Metode Pengumpulan dan Analisa Data dan truk), kendaraan ringan (sedan, mikrobus, pick-up dan microtruck) dan sepeda motor. 2. Analisis data yang diperoleh dari pemantauan di tabulasi, dilakukan analisis secara kuantitatif deskriptif, sehingga didapat besarnya pengaruh pelaksanaan rencana kegiatan, dibandingkan dengan rona lingkungan awal sebelum dilakukannya pembangunan kegiatan, sehingga diketahui besarnya pengaruh rencana kegiatan pada setiap waktu pemantauan. Lokasi Pantau Waktu & Frekuensi Pelaksana Pengawas Penerima Laporan GUBERNUR PAPUA, CAP/TTD LUKAS ENEMBE, SIP, MH Untuk salinan yang sah sesuai dengan yang asli KEPALA BIRO HUKUM ROSINA UPESSY, SH
27
ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL
ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL PEMRAKARSA NAMA DOKUMEN PT. ASIATIC PERSADA Kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit dan Pabrik Pengolahannya NO. PERSETUJUAN & TANGGAL Komisi Penilai AMDAL Propinsi Jambi Nomor:274/2003,
Lebih terperinciJangka Waktu/ Lokasi. Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan. Kompleks kilang LNG dan pelabuhan khusus
Lampiran 1b. Matriks Rencana Kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM) Bagian Hilir (Tahap: Prakonstruksi, Konstruksi, Operasi dan Pasca Operasi) 1. KUALITAS UDARA Kualitas udara (SO 2, CO,dan debu)
Lebih terperinciTABEL 4-3. MATRIKS RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) OPERASIONAL GEDUNG KEMENKES RI
BAB 4. RENCANA DAN PEMANTAUAN DOKUMEN EVALUASI HIDUP TABEL 4-3. MATRIKS RENCANA HIDUP (RKL) OPERASIONAL GEDUNG KEMENKES RI TOLOK UKUR METODE HIDUP 1. Penurunan Kualitas Air permukaan Aktifitas Kantor Aktifitas
Lebih terperinciJangka Waktu/ Lokasi. Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan. Kompleks kilang LNG dan pelabuhan khusus
Tabel 8.2. Matriks Rencana Kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM) Bagian Hilir (Tahap: Prakonstruksi, Konstruksi, Operasi dan Pasca Operasi) Jenis Parameter Indikator 1. KUALITAS UDARA Kualitas
Lebih terperinciTABEL 4-4. MATRIKS RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RPL) OPERASIONAL GEDUNG KEMENKES RI
BAB 4. RENCANA PENGELOLAAN DAN DOKUMEN EVALUASI TABEL 4-4. MATRIKS RENCANA (RPL) OPERASIONAL GEDUNG KEMENKES RI YANG DI BENTUK 1. Penurunan Kualitas Air Permukaan Aktifitas Kantor Aktifitas UPK Aktifitas
Lebih terperinciBAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN SERTA UPAYA PEMANTAUAN BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN SERTA UPAYA PEMANTAUAN 3.1 yang Ditimbulkan Tabel 3.1 yang
Lebih terperinciVI. DAMPAK PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN. Volume lalu lintas pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang
VI. DAMPAK PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN 6.1 Peningkatan Volume Lalu Lintas Volume lalu lintas pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang berhubungan dengan jumlah gerakan per
Lebih terperinciBAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDI KABUPATEN BUTON UTARA 2015 BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP A. Identifikasi Dampak yang Ditimbulkan
Lebih terperinciTabel Hasil Proses Pelingkupan
Tabel 2.50. Hasil Proses No. menimbulkan A. Tahap Pra 1. Sosialisasi Permen 17 tahun 2012 tentang Keterlibatan Masyarakat Dalam ProsesAMDAL dan Izin Lingkungan terkena Sosial Budaya Munculnya sikap Evaluasi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam aspek ini memiliki nilai mean yang berada diantara angka 3,25-4. pembuangan air kotor yang dibuang ke septic tank.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan secara keseluruhan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengelolaan limbah padat dan cair. Dalam aspek
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas udara perkotaan di Indonesia menunjukkan kecenderungan menurun dalam beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi
Lebih terperinciBab-2 RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Bab-2 RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 2.1. BAGIAN HULU 2.1.1. Kualitas Udara A. Tahap Konstruksi Kualitas udara (SO 2, CO, dan debu ) Menurunnya kualitas udara. Emisi gas buang dan debu dari kegiatan
Lebih terperinciRENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL)
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL) PLTA ASAHAN-1 (PT. Bajradaya Sentranusa) Desa Ambarhalim, Desa Pintu Pohan, Desa Meranti Utara, Kecamatan Pintu Pohan Meranti Desa Siruar, Desa Tangga Batu I, Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar
Lebih terperinciKEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,
PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP Jl. Jaksa Agung Suprapto No.41 Lamongan Kode Pos 62251 Telp. (0322) 321 323 Fax (0322) 321 324 E-mail blh@lamongankab.go.id website www.lamongankab.go.id
Lebih terperinci4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011
4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011 Pada pengujian periode I nilai NO 2 lebih tinggi dibandingkan dengan periode II dan III (Gambar 4.1). Tinggi atau rendahnya konsentrasi NO 2 sangat dipengaruhi oleh berbagai
Lebih terperinciDOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
DOKUMEN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP MATRIKS PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PUSKESMAS KEBONDALEM 1. Kualitas Udara dan debu Sumber Aktivitas lalul lintas kendaraan diluar dan area parkir berpotensi
Lebih terperinciPengaruh Kebisingan Konstruksi Gedung Terhadap Kenyamanan Pekerja Dan Masyarakat
Pengaruh Kebisingan Konstruksi Gedung Terhadap Kenyamanan Pekerja Dan Masyarakat Sekarang ini pembangunan di kota Solo sangat pesat antara lain banyak hotel, mall dan gedung bertingkat yang didirikan di
Lebih terperinciLokasi. Jangka Waktu/ Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan
Lampiran 1a. Matriks Rencana Kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM) Bagian Hulu (Tahap: Prakonstruksi, Konstruksi, Operasi dan Pasca Operasi) Tujuan Hidup Rencana Frekuensi Institusi 1. KUALITAS
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188/ 101 /KEP./ /2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN KAROSERI BAK TRUK
PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP Jl. Jaksa Agung Suprapto No.41 Lamongan Kode Pos 62251 Telp. (0322) 321 323 Fax (0322) 321 324 Email blh@lamongankab.go.id website www.lamongankab.go.id
Lebih terperinciRKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hulu -2
Lampiran 1a. Matriks Rencana Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM) Bagian Hulu (Tahap: Prakonstruksi, Konstruksi, Operasi dan Pasca Operasi) Tujuan Rencana Institusi 1. KUALITAS UDARA Penurunan kualitas
Lebih terperinciKRITERIA PROPER PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
KRITERIA PROPER PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR ASPEK PENILAIAN 1 2 3 4 5 6 KETAATAN TERHADAP IZIN (IPLC) KETAATAN TERHADAP TITIK PENAATAN KETAATAN TERHADAP PARAMETER BAKU MUTU AIR LIMBAH KETAATAN TERHADAP
Lebih terperinciRENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL)
RENCANA (RKL) PENGEMBANGAN PROYEK LAPANGAN UAP PUSAT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI KARAHA BODAS KABUPATEN KABUPATEN PROVINSI AKHIR NOVEMBER 2009 LAMPIRAN 1 RENCANA PENGEMBANGAN LAPANGAN UAP & PLTP PANAS BUMI
Lebih terperinciABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL
ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL PEMRAKARSA PT. ALNO AGRO UTAMA/PMA NAMA DOKUMEN Kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Kebun Sumindo di Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara
Lebih terperinciBAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN SERTA UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN SERTA UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP Setiap rencana usaha /atau, termasuk penambahan Jenis Produksi Pupuk Anorganik PT. akan
Lebih terperinciLokasi. Jangka Waktu/ Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan
PERTAMINA EP -PPGM Tabel 8.1. Matriks Rencana Kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM) Bagian Hulu (Tahap: Prakonstruksi, Konstruksi, Operasi dan Pasca Operasi) Tujuan Hidup Rencana Frekuensi Institusi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai upaya green construction pada proyek konstruksi di Jawa Tengah,
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarakan hasil analisis data dan pembahasan secara keseluruhan mengenai upaya green construction pada proyek konstruksi di Jawa Tengah, dapat diambil kesimpulan
Lebih terperinciPemantauan kualitas udara. Kendala 25/10/2015. Hal yang penting diperhatikan terutama ialah aspek pengambilan sampel udara dan analisis pengukurannya
Pemantauan kualitas udara Hal yang penting diperhatikan terutama ialah aspek pengambilan sampel udara dan analisis pengukurannya Keabsahan dan keterpercayaannya ditentukan oleh metode dan analisis yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai ia meninggal dunia. Hal ini disebabkan
Lebih terperinciKRITERIA PROPER PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
KRITERIA PROPER PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR ASPEK PENILAIAN 1 2 3 4 5 6 KETAATAN TERHADAP IZIN (IPLC) KETAATAN TERHADAP TITIK PENAATAN KETAATAN TERHADAP PARAMETER BAKU MUTU AIR LIMBAH KETAATAN TERHADAP
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara, merupakan suatu daerah yang sebagian wilayahnya merupakan lokasi kegiatan beberapa perusahaan skala nasional dan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto
WALIKOTA BOGOR KATA PENGANTAR Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan perlu didukung data dan informasi lingkungan hidup yang akurat, lengkap dan berkesinambungan. Informasi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR. Presiden Republik Indonesia,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR Presiden Republik Indonesia, Menimbang : a. bahwa air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup
Lebih terperinciTabel 2.1. Lokasi Pengambilan Sampel Kualitas Udara Ambient Jalan Raya. Provinsi Jawa Barat
1.1.1 Lokasi Sampling NO. Tabel 2.1. Lokasi Pengambilan Sampel Kualitas Udara Ambient Jalan Raya NAMA KABUPATEN / KOTA Provinsi Jawa Barat LOKASI PEMANTAUAN KOORDINAT 1. Kab. Bandung Barat 1. Pertigaan
Lebih terperinciPEMBINAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA
MODUL #2 PEMBINAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA BADAN PENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 PENGELOLAAN LINGKUNGAN 1. Pengelolaan air limbah 2. Pengelolaan
Lebih terperinciISU STRATEGIS DAN REKOMENDASI
BAB V ISU STRATEGIS DAN REKOMENDASI A. ISU STRATEGIS Penentuan Isu Strategis dikaji dengan pendekatan kuantitatif berdasarkan data dan tekanan lingkungannya serta status nilai, dan juga dikaji dari pendekatan
Lebih terperinciMakalah Baku Mutu Lingkungan
Makalah Baku Mutu Lingkungan 1.1 Latar Belakang Pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup seyogyanya menjadi acuan bagi kegiatan berbagai sektor pembangunan agar tercipta keseimbangan dan kelestarian
Lebih terperinciLokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus
Lampiran 1b. Matriks Rencana Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM) Bagian Hilir (Tahap: Prakonstruksi, Konstruksi, Operasi dan Pasca Operasi) Tujuan Rencana Institusi 1. KUALITAS UDARA Penurunan kualitas
Lebih terperinciKode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Kode Unit Kompetensi : SPL.KS21.226.00. Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam usaha di bidang kesehatan seperti di jelaskan dalam Undang-Undang Nomor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional di bidang kesehatan yang tercantum dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yaitu terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi
Lebih terperinciKESESUAIAN LOKASI PERUMAHAN
KESESUAIAN LOKASI PERUMAHAN Kesesuaian lokasi perumahan di Wilayah Gedebage Kota Bandung didasarkan pada hasil evaluasi. Evaluasi kesesuaian lahan adalah suatu evaluasi yang akan memberikan gambaran tingkat
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF KOTA BONTANG DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PEMERINTAH KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RINGKASAN EKSEKUTIF DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA BONTANG 2016 PEMERINTAH KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Lebih terperinciPEMBINAAN PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA
MODUL #2 PEMBINAAN PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA BADAN PENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 1. PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR LIMBAH DASAR HUKUM 1.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi di bidang transportasi sangat membantu manusia dalam menghemat waktu perjalanan yang tadinya berlangsung sangat lama menjadi lebih cepat. Teknologi
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188/103/KEP./ /2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN RUMAH MAKAN
PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN BADAN HIDUP Jl. Jaksa Agung Suprapto No.41 Lamongan Kode Pos 62251 Telp. (0322) 321 323 Fax (0322) 321 324 E-mail blh@lamongankab.go.id website www.lamongankab.go.id KEPUTUSAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam kerangka pembangunan nasional, pembangunan daerah merupakan bagian yang terintegrasi. Pembangunan daerah sangat menentukan keberhasilan pembangunan nasional secara
Lebih terperinciANALISIS IDENTIFIKASI & INVENTARISASI SUMBER PENCEMAR DI KALI SURABAYA
ANALISIS IDENTIFIKASI & INVENTARISASI SUMBER PENCEMAR DI KALI SURABAYA Ayu Kumala Novitasari 1) dan Eddy Setiadi Soedjono 1 1) Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Sukolilo,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup
Lebih terperinciRKL-RPL RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTU TANJUNG JATI B UNIT 5 DAN 6 (2 X MW) DI KABUPATEN JEPARA, PROVINSI JAWA TENGAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) dari rencana kegiatan Pembangunan dan Pengoperasian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik yang saling terkait satu sama lain. di bumi ada dua yaitu ekosistem daratan dan ekosistem perairan. Kedua
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP-48/MENLH/11/1996 TENTANG BAKU TINGKAT KEBISINGAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP-48/MENLH/11/1996 TENTANG BAKU TINGKAT KEBISINGAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa untuk menjamin kelestarian lingkungan hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Internasional Soekarno-Hatta terus meningkatkan pelayanan untuk. Soekarno-Hatta menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta merupakan salah satu pintu gerbang Indonesia yang melayani jasa transportasi udara. Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air mempunyai risiko
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang paling dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air mempunyai risiko mudah tercemar, jika pengelolaan
Lebih terperinciSTUDI PENYEBARAN Pb, debu dan CO KEBISINGAN DI KOTA JAKARTA
STUDI PENYEBARAN Pb, debu dan CO KEBISINGAN DI KOTA JAKARTA Abstrak Tingkat pencemaran udara di kota-kota besar di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat bahkan beberapa kota sudah melampaui ambang
Lebih terperinciKEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,
PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP Jl. Jaksa Agung Suprapto No.41 Kode Pos 62251 Telp. (0322) 321 323 Fax (0322) 321 324 E-mail blh@lamongankab.go.id website www.lamongankab.go.id KEPUTUSAN
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN RKL-RPL
LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN RKL-RPL A. PENJELASAN UMUM 1.
Lebih terperinciPEMANTAUAN, PELAPORAN DAN EVALUASI
Lampiran IV Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor : Tanggal : 2014 PEMANTAUAN, PELAPORAN DAN EVALUASI I. PEMANTAUAN Pemantauan menjadi kewajiban bagi pelaku usaha dan atau kegiatan untuk mengetahui
Lebih terperinciBUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah Menurut Penggunaan lahan Utama Tahun 2009 2011... 2 Tabel SD-1B. Topografi Kota Surabaya...
Lebih terperinciPENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) A. Latar Belakang Sejalan dengan laju pertumbuhan pembangunan nasional, pembangunan sektor transportasi juga menjadi bidang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menyimpan air yang berlebih pada
Lebih terperinciUKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG
PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan pada dasarnya adalah usaha untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dengan jalan memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam yang dimiliki, namun disisi
Lebih terperinciBAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA
DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... ix Daftar Grafik... xi BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA A. LAHAN DAN HUTAN... Bab I 1 A.1. SUMBER
Lebih terperinciPencemaran Lingkungan
Pencemaran Lingkungan Arsitektur Ekologi dan Berkelanjutan Minggu ke 4 By : Dian P.E. Laksmiyanti, St, MT Email : dianpramita@itats.ac.id http://dosen.itats.ac.id/pramitazone Ini yang sering nampak Pencemaan
Lebih terperinciBAB VI RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTUAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL-RPL)
BAB VI RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTUAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL-RPL) 6.1 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP 6.1.1 Tahap Pra-Konstruksi 6.1.1.1 Komponen Sosial-Ekonomi-Budaya 6.1.1.1.1 Penguasaan Lahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas transportasi khususnya kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan kendaraan yang digerakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL) DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL) REKLAMASI PANTAI KAPUK NAGA INDAH (Pulau 2A, 2B dan 1) Di Kawasan Pantai Utara Jakarta Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara,
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. Jalan Raya Kasomalang merupakan jalan provinsi Jawa Barat yang
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Jalan Raya Kasomalang merupakan jalan provinsi Jawa Barat yang menghubungkan Kecamatan Jalan Cagak dengan Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang. Jalur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia untuk menunjang kehidupan perekonomian di masyarakat, baik dalam bentuk
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,
PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemanfaatan sumber daya alam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Kolaka merupakan salah satu kabupaten yang ada di Propinsi Sulawesi Tenggara yang berada di wilayah pesisir dan memiliki potensi sumberdaya pesisir laut sangat
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
SALINAN Menimbang : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, a. bahwa dalam rangka pelestarian fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan sektor industri terus dipacu pertumbuhan dan pengembangannya dalam upaya memberikan kontribusi positif pada pengembangan ekonomi skala nasional dan daerah.
Lebih terperinciBab-3 RENCANA PENGELOLAAN
Bab-3 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP 3.1. BAGIAN HULU 3.1.1. Kualitas Udara A. Tahap Konstruksi a) Parameter Lingkungan yang Dikelola Kualitas udara khususnya SO 2, CO 2, NOx, PM 10, H 2 S dan debu.
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1429, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Dana Alokasi Khusus. Pemanfaatan. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2013
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah No 66 Tahun 2014 pada pasal 1 ayat 9 yang menyatakan
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
Lebih terperinci`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH
`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH URUSAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP (Urusan Bidang Lingkungan Hidup dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah (BAPEDAL) Aceh. 2. Realisasi Pelaksanaan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Banjarbaru. Juli 2015 Untuk dan Atas Nama PT PLN (Persero) UIP IX
Rencana dan Rencana Pemantauan (RKL-RPL) Desa Simpang Empat Sungai Baru, Kecamatan Jorong,, Kalimantan Selatan KATA PENGANTAR Dokumen Rencana dan Rencana Pemantauan (RKL-RPL) ini adalah dokumen yang memuat
Lebih terperinciPENGAWASAN BAB I PEMANTAUAN DAN EVALUASI SPALD
LAMPIRAN V PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 04/PRT/M/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PENGAWASAN BAB I PEMANTAUAN DAN EVALUASI SPALD A. UMUM
Lebih terperinciBAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI
BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Rencana kegiatan air limbah di Kabupaten Buru Selatan diarahkan pada sasaran yang tingkat resiko sanitasinya yang cukup tinggi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara telah mengalami
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI INDUSTRI ROKOK DAN/ATAU CERUTU
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI INDUSTRI ROKOK DAN/ATAU CERUTU MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
BAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 3.1. Kendaraan Rencana Kendaraan rencana adalah kendaraan yang merupakan wakil dari kelompoknya. Dalam perencanaan geometrik jalan, ukuran lebar kendaraan rencana
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar
DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Daftar i ii iii vii Bab I Pendahuluan A. Kondisi Umum Daerah I- 1 B. Pemanfaatan Laporan Status LH Daerah I-10 C. Isu Prioritas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Studi ini menyajikan analisis mengenai kualitas udara di Kota Tangerang pada beberapa periode analisis dengan pengembangan skenario sistem jaringan jalan dan variasi penerapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang. Pelaksanaan pembangunan tersebut bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PERUNTUKAN AIR DAN PENGELOLAAN KUALITAS AIR SUNGAI TUNTANG DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciPEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KALIWARON-KALIKEPITING SURABAYA
SEMINAR TUGAS AKHIR PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KALIWARON-KALIKEPITING SURABAYA Masmulki Daniro J. NRP. 3307 100 037 Dosen Pembimbing: Ir. M. Razif, MM Semakin pesatnya
Lebih terperinciRENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL)
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL) PLTA ASAHAN-1 (PT. Bajradaya Sentranusa) Desa Ambarhalim, Desa Pintu Pohan, Desa Meranti Utara, Kecamatan Pintu Pohan Meranti Desa Siruar, Desa Tangga Batu I, Kecamatan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH BESI
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH BESI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciStandar Pelayanan Minimal untuk Permukiman Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001 Standar Pelayanan Bidang
Standar Minimal Permukiman Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001 Standar No 1. Kasiba/ Lisiba - Badan Pengelola Kawasan - Rencana terperinci tata ruang - Jumlah ijin lokasi
Lebih terperinciDAMPAK PEMBANGUNAN PADA KUALITAS UDARA
DAMPAK PEMBANGUNAN PADA KUALITAS UDARA Dampak pencemaran udara debu dan lainnya Keluhan-keluhan tentang pencemaran di Jepang (Sumber: Komisi Koordinasi Sengketa Lingkungan) Sumber pencemaran udara Stasiun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air permukaan (water surface) sangat potensial untuk kepentingan kehidupan. Potensi sumber daya air sangat tergantung/berhubungan erat dengan kebutuhan, misalnya untuk
Lebih terperinciSUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO
SUMMARY ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO Oleh : Yuliana Dauhi Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas
Lebih terperinciKEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR
KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR Wiliem Koe 1, Regina Cynthia Rose 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK : Kegiatan konstruksi berdampak negatif terhadap lingkungan dengan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KEGIATAN RUMAH PEMOTONGAN HEWAN
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KEGIATAN RUMAH PEMOTONGAN HEWAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN
BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Alur Kerja Gambar 3.1 Bagan Alir Tahapan Kegiatan III - 1 3.2 Pelaksanaan Survey Lalu Lintas 3.2.1 Definisi Survey Lalu Lintas Survey lalu lintas merupakan kegiatan pokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Angkutan umum memiliki peranan penting dalam pembangunan perekonomian, untuk menuju keberlajutan angkutan umum memerlukan penanganan serius. Angkutan merupakan elemen
Lebih terperinciH. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
- 283 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP 1. Pengendalian Dampak Lingkungan 1. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 1. Menetapkan kebijakan mengenai pengelolaan Limbah
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN INDUSTRI PETROKIMIA HULU
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN INDUSTRI PETROKIMIA HULU MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
186 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Secara umum suhu air perairan Teluk Youtefa berkisar antara 28.5 30.0, dengan rata-rata keseluruhan 26,18 0 C. Nilai total padatan tersuspensi air di
Lebih terperinci