BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Profil Gugus Untung Suropati Gugus Untung Suropati merupakan satu gugus yang berada di Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal. Gugus Untung Suropati berpusat di SD Negeri 2 Kebonharjo sebagai SD Inti. Posisi antar sekolah di Gugus Untung Suropati tidak begitu jauh, untuk menuju SD Inti SD Imbas yang terjauh jaraknya, memerlukan waktu kurang dari 30 menit naik sepeda motor. Secara umum jarak antar sekolah tidak berjauhan. Gugus Untung Suropati Kecamatan Patebon terdiri atas 7 Sekolah Dasar, yaitu: (1)SD Negeri 2 Kebonharjo, (SD Inti),(2) SD Negeri 1 Kebonharjo. (3) SD Negeri 1 Tambakrejo, (4) SD Negeri 2 Tambakrejo, (5) SD Negeri 1 Donosari, (6) SD Negeri 2 Donosari, (7) SD Negeri 1 Lanji. Visi Gugus Untung Suropati: Terwujudnya Guru Profesional di era global menuju sekolah maju dan bermutu. Misi Gugus Untung Suropati adalah: (1) Meningkatkan perana guru dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, (2)Meningkatkan kompetensi guru untuk mencapai kinerja yang maksimal, (3) 1

2 Meningkatkan penguasaan TIK bagi guru guna menunjang pengembangan diri Tujuan Gugus Untung Suropati adalah: (1) Prasarana pembinaan profesional tenaga kependidikan melalui wadah kegiatan pembinaan professional, (2) Wahana menumbuhkan dan meningkatkan semangat kerja sama kompetitif di kalangan anggota Gugus Sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, (3) Wadah penyebaran informasi, inovasi, dan pembinaan tenaga kependidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. (4) Upaya koordinasi peningkatan mutu partisipasi masyarakat dan orang tua siswa dalam upaya ikut membantu penyelenggaraan pendidikan, (5) Wadah penyemaian jiwa persatuan dan kesatuan serta menumbuhkan rasa percaya diri dalam penyesuaian tugas guru, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Pembina Sekolah. Keadaan guru jumlah guru PNS ada 39 orang terdiri dari: guru kelas 31 orang, guru PAI 5 orang, guru Penkjaskes 3 orang. Jumlah guru PNS berdasarkan Kualifikasi Pendidikan terdiri dari SLTA 1 orang, D2 1 orang, S1 36 orang, S2 1 orang. Kualifikasi Pendidikan guru di Gugus Untung Suropati, lebih dari 95 % sudah memenuhi kualifikasi pendidikan yang disyaratkan yaitu S1. 2

3 Peningkatan kualifikasi pendidkan ini melalui pendidikan swadana atau biaya sendiri maupun biasiswa dari pemerintah. 4.2 Hasil Penelitian Konteks Program KKG Penyusunan program kegiatan KKG merupakan proses penyusunan rencana program yang akan dilakukan pada saat kegiatan KKG dilaksanakan. Penyusunan program KKG merupakan langkah awal yang dilakukan oleh guru untuk pertemuan dalam setahun sekali dalam melaksanakan kegiatan KKG tersebut. Sebagaimana yang tercantum dalam Depdiknas (2005:91) menjelaskan bahwa : KKG adalah wadah kerjasama guru-guru untuk bersama-sama belajar melalui kegiatan-kegiatan yang digagas, dilaksanakan dan dievaluasi bersama. Kegiatankegiatan untuk dibahas dan dipecahkan pada forum KKG diantaranya :penyusunan program pembelajaran dan persiapan harian, perencanaan KBM yang menantang, pembuatan dan penggunaan alat bantu pelajaran, pemanfaatan sumber-sumber belajar, penilaian hasil kemajuan anak, pengelolaan kelas, penataan pajangan kelas, penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dan kegiatan lain yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Denganberbagai 3

4 kegiatan tersebut, diharapkan kemampuan profesional guru dapat ditingkatkan. Dengan kata lain, kemampuan profesional guru-guru bisa ditingkatkan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan di KKG. Dilihat dari program kerja Gugus Untung Suropati pada Semester 2 tahun pelajaran 2015/ 2016 terlihat sangat sederhana sekali hanya bertumpu pada rapat pengurus, pelaksanaan KKG baik dari kelas I sampai dengan kelas VI, KKG Pendidikan Agama Islam ataupun KKG guru Penjasorkes. Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan selama dilapangan serta studi dokumentasi berupa program kerja yang telah disusun sangatlah sederhana sekali hanya berkisar pada rapat pengurus pembuatan perangkat pembelajaran saja hal ini sangat jauh jika dibandingkan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan peningkatan mutu pendidikan yang diharapkan oleh pemerintah, sehingga bisa dikatakan program ini kurang idial, meskipun dalam pembutan program kerja melibatkan seluruh kepala sekolah dalam satu wilayah Gugus Untung Suropati. Kekurangan dalam penyusunan program KKG Gugus Untung Suropati, hal ini dibenarkan oleh Kepala Sekolah di Gugus Untung Suropati bapak 4

5 Mahfud, S.Pd.,M.SI seperti diungkapkan petikan wawancara; dalam Program KKG Gugus untung Suropati memang kurang idial jika diterapkan dalam pendidikan di era globalisasi ini seharusnya program KKG mengacu pada perkembangan iptek dalam rangka meningkatkam kemampuan guru dalam kegiatan pembelajaran. Program yang ada itu hanya penunjang saja jadi kurang idial. Kendala atau kelemahan dalam penyusunan program kerja yang idieal di sadari oleh Ibu Tri Mardiyati,S.Pd salah satu kepala sekolah di Gugus Untung Suropati, seperti petikan dalam wawancara tersebut dibawah ini; kuranganya kemampuan beberapa kepala sekolah dalam penyusunan program dan juga dana yang akan mendukung pelaksanaan program kerja Gugus Untung Suropati, sarana dan prasarana yang kurang memadai dalam menunjang pelaksanaan program kerja Gugus Untung Suropati. Dari diskripsi diatas berarti bahwa evaluasi program menunjukan bahwa kontek program KKG Gugus Untung suropati sangatlah sederhana sekali Masukan Program KKG Dalam evaluasi input program KKG Penelitian fokus pada permasalahan Sumber daya manusia, sarana dan prasarana Evaluasi dimulai dari proses input yang mencakup sumber daya manusia, sarana dan prasarana, dan pembiayaan. 5

6 Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen tersebut mendefinisikan bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Sebagai tenaga profesional, guru diharapkan dapat berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran dan berfungsi untuk meningkatkan. Berdasar hasil pengamatan dan juga studi dokumentasi bahwa sumber daya manusia di gugus Untung suropati kecamatan patebon dalam hal ini guru terdapat 95 % berpendidikan S1 hal ini menunjukan bahwa tenaga pendidik di gugus untung suropati sudah sesuai dengan UU Guru dan Dosen. Hal ini dibenarkan juga oleh Kepala Sekolah SD Negeri 1 Lanji Bapak Rumadi, S.Pd seperti yang dikatakan dalam petikan wawancara dibawah ini. Tenaga pendidik di gugus Untung Suropati hamper semuanya berpendidikan S1, bisa dibilang 95 % sarjana, sedangkan yang berpendidikan D2 hanya ada 2 orang serta yang berpendidikan SPG hanya 1 orang hal ini menunjukan potensi di Gugus untung Suropati 6

7 Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana. Adapun Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana Prasarana untuk Sekolah merupakan keseluruhan proses pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan prasarana dan peralatan yang digunakan untuk menunjang pendidikan agar tujuan pendidikan tercapai secara efektif dan efisien. Berdasar penelitian dan studi dokumentasi bahwa sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan KKG di gugus Untung Suropati tidak memiliki gedung sebagai sarana kegiatan. Selama ini untuk melaksnakan kegiatan KKG di ruang kelas SD 2 Kebonharjo sebagai SD Inti setelah Anak didik pulang hal ini jelas menghambat kelancaran kegiatan KKG kondisi ini juga disampaikan oleh salah seorang kepala sekolah di gugus Untung suropati dalam petikan wawancara dibawah ini; Gugus Untung Suropati tidak memiliki ruang pertemuan yang bisa digunakan dalam melaksanakan kegiatan hal ini jelas menghambat kelancaran pelaksanaan KKG idialnya gugus 7

8 harus memiliki ruangan tersendiri sehingga pelaksanaan KKG berjalan dengan lancar Pembiayaan dalam KKG ini hanya dibebankan dari anggaran Dana BOS sehingga pelaksanakan KKG dibatasi hanya beberapa kali pertemuan saja hal ini jelas menghambat kegiatan KKG yang seharusnya dilaksanakan untuk membahas berbagai masalah yang di hadapi guru dalam kegiatan belajar mengajar tidak selamanya bisa teratasi mengingat program kegiatan yang dibatasi Dalam pengamatan saya dan juga studi dokumentasi dari jadwal pelaksanaan kegiatan KKG sangatlah minim sekali hal ini disebabkan karena dalam satu gugus jumlah penerimaan dana BOS yang tidak sama, hal ini jelas menghambat tercapainya program KKG yang idial. hal ini diakui oleh kepala sekolah SD Negeri 2 Donosari dalam kutipan wawancara dibawah ini; Pendanaan dalam kegiatan KKG hanya bersumber dari dana BOS sedangkan dana tersebut untuk membiayai dana kegiatan yan lain sehingga ada pembatasan kegiatan KKG hal disebabkan karena jumlah siswa yang ada digugus Untung Suropati ini relatatif tidak sama yang berpengaruh pada penerimaan dana operasionalnya. Oleh karena itu sebaiknya dicari dana lain untuk pelaksanaan KKG tersebut. Paparan diatas menggambarkan bahwa evaluasi program KKG tentang masukan atau input berupa sarana dan prasarana masih 8

9 kurangnya serta dana untuk pelaksanaan program sehingga menghambat jalannya kegiatan KKG Proses Program KKG Evaluasi dalam kegiatan proses pelaksanaan KKG mencakup keterlaksanaan kegiatan sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam input. Komponen yang akan dipantau didalam kegiatan proses adalah persiapan dan pelaksanaan program kerja yang didukung oleh komponen-komponen input. Evaluasi proses diarahkan pada seberapa jauh program kegiatan KKG dilaksanakan sesuai dengan rencana dan pedoman yang ditetapkan. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan bahwa program kegiatan KKG belum semuanya terlaksana hal ini disebabkan karena benturan dengan kegiatan lain. Sehinggga KKG tidak terlaksana, sesuia dengan studi dokumentasi kegiatan KKG yang kami amati bahwa terdapat jadwal kegiatan KKG yang seharusnya berlangsung ternyata tidak berlangsung. pengakuan yang sama juga disampaikan oleh ketua KKG dalam petikan wawancara dibawah ini; Hampir semua program KKG dalam tahun pelajaran ini dapat dilaksanakan sesuai jadwal. Namun demikian, beberapa kegiatan memang mengalami kendala karena berbenturan dengan kegiatan internal sekolah sehingga perlu penyesuaian. Beberapa kegiatan rutin yang belum waktunya tentu belum dilaksanakan, juga 9

10 kegiatan lomba antar Sekolah Dasar. LCC, kenal wayang, biasanya diadakan seleksi antar Sekolah Dasar, diadakan berbagai lomba yang pesertanya merupakan perwakilan dari masing-masing Sekolah Dasar, demikian penjelasan bapak Ritoyo, S.Pd. Kegiatan dalam penyusunan perangkat pembelajaran juga dibahas dalam kegiatan KKG hal ini bertujuan untuk mengatasi kesulitan guru didalam pembuatan perangkat pembelajaran hal ini disadari bahwa belum semua guru menguasai IT sehingga perlu adanya pembahsan perangkat yang lengkap hal ini disampaikan oleh ketua KKG dalam wawancara dengan peneliti Kegiatan penyusunan administrasi pembelajaran merupakan sebuah kebijakan yang disepakati untuk meringankan beban guru dalam membuat administrasi pembelajaran yang sifatnya umum. Memang administrasi pembelajaran merupakan tugas guru secara mandiri, tetapi apakah mungkin semua guru mampu mengerjakan tugas administrasi yang demikian banyak. Maka melalui forum KKG ini para guru diajak secara bersama-sama untuk menyusun perangkat pembelajaran sehingga menghasilkan produk berupa file atau softcopy yang dapat dikembangkan guru secara mandiri di masing-masing Sekolah Dasar (wawancara dengan Ketua KKG pada tanggal 24 Maret 2016). Dari diskripsi diatas disampaikan bahwa evaluasi program KKG menunjukan bahwa proses kegiatan yang berlangsung di gugus untung suropati tidak berjalan sesuai dengan jadwal yang 10

11 telah ditetapkan hal ini disebabkan karena adanya benturan kegiatan dengan KKG Produk Program KKG Evaluasi product adalah evaluasi yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan. Evaluasi ini merupakan catatan pencapaian hasil dan keputusankeputusan untuk perbaikan dan aktualisasi. Hasil-hasil yang diperoleh dari kegiatan KKG hendaknya sesuai dengan program kerja yang telah direncanakan meliputi; kebermaknaan pelaksanaan kegiatan dan sejauh mana kegiatan tersebut dapat membantu kesulitan yang dihadapi oleh guru. Terutama dalam penulisan karya tulis ilmiah. Menurut penelitian dilapangan bahwa banyak sekali guru yang tidak berani mengusulkan kenaikan pangkat padahal guru tersebut sudah 4-7 tahun belum kenaikan pangkat hal ini disebabkan karena enggan dalam penulisan karya ilmiah yang menjadi syarat wajib untuk dapat kenaikan tingkat. Hal ini juga dibenarkan oleh bapak kepala sekolah Anas Ma`ruf yang juga sebagai tim penilai angka kredit (PAK) seperti petikan wawancara dibawah ini; Program peningkatan karya tulis ilmiah belum menjadikan program yang menjadikan prioritas utama karena masih terkendala. Hal ini di sebabkan karena sumber daya manusia dalam 11

12 hal ini bapak dan ibu guru belum termotifasi untuk melaksanakan penulisan karya ilmiah, padahal penulisan karya ilmiah sangat diperlukan bagi guru terutama dalam penilaian angka kredit. Harapan dari saya gugus hendaknya memperhatikan secara serius perihal penulisan karya tulis ilmiah jadikan karya tulis ilmiah sebagai priortas utama dalam pengembangan professional guru. Gugus Untung Suropati selalu berusaha mencetak guru-guru berprestasi, setiap setahun sekali diadakan pembimbingan dan juga pengkaderan guru guru berprestasi dengan harapan mampu berbicara ditingkat Kabupaten, seperti yang di sampaikan oleh Ketua Gugus Untung Suropati Ibu Siti Raodhotun,S.Pd; Gugus Untung Suropati sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencetak guruguru berprestasi yang mampu mengangkat nama baik gugus kita dan juga Dinas Pendidikan Kecamatan Patebon. Saya bangga meskipun baru mendapat baru juara ke- 2 tingkat Kabupaten, harapan saya akan selalu meningkat prestasinya ditahun tahun yang akan datang. Dari paparan diatas disampaikan bahwa evaluasi program menunjukan bahwa Produk program KKG Gugus untung Suropati belum maksimala terutama dalam pengembangan diri guru dalam pembuatan karya tulis ilmiah Peningkatatan Kompetensi Profesional dan Pedagogik 12

13 Peningkatan Kompetensi Profesional Kekurangan guru dalam pengembangan professional adalah adanya rasa malas dalam diri guru untuk mengadakan pengembangan diri. Meskipun sebenarnya guru itu tahu cara mengembangkan bahan ajar tetapi malas dalam pengadministrasian sehingga apa yang dilakukan oleh guru tidak tertulis secara rapi yang dapat digunakan sebagai bukti bahwa guru tersebut telah melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kekurangan yang dimiliki guru berhubungan dengan kompetensi professional adalah; 1. Kurang maksimal dalam mengikuti kegiatan-kegiatan pengembangan diri, seperti KKG, diklat dan juga seminar 2. Kurangnya kebiasaan guru dalam menulis 3. Masih ada guru yang enggan belajar, terbukti masih banyak guru yang kurang menguasai TIK Kendala Kompetensi Profesional Dalam pengembangan kompetensi professional, ditemui juga kendala yang disampaikan oleh responden; 13

14 Adanya biro jasa yang dapat membantu permasalahan yang dihadapai guru, sehingga guru enggan mengembangan potensi dirinya karena dimanjakan oleh biro tersebut.guru tidak lagi mencari bahan ajar lewat buku karena adanya internet, karena guru disibukan oleh banyaknya administrasi yang harus dikerjakan Peningkatan Kompetensi Pedagogik a. Kekurangan kompetensi Pedagogik Guru yang sudah berstatus selaku manusia mesti mempunyai kekurangan. Kelemahan atau kekurangan adalah hambatan yang berasal dari dalam diri seorang guru. Kelemahan ini bisa dilihat oleh orang lain maupun disadari oleh dirinya sendiri. Secara umum guru-guru di Gugus Untung Suropati Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal. Mempunyai kekurangan dalam kompetensi pedagogik ini disampaikan oleh Ketua Gugus Untung Suropati sebagai berikut: Kekurangan-kekurangan yang dimiliki guru di Gugus Untung Suropati ini antara lain; 1) Dalam mengembangkan potensi peserta didik. 2) mengembangkan kurikulum, artinya guru rata-rata masih berpedoman utama pada kurikulum yang ada dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah, dan belum maksimal dalam mengembangkan kurikulum yang ada. 14

15 Menurut peneliti, kelemahan dan kekurangan guru dipengaruhi oleh kemauan dan niat dari dalam diri guru itu sendiri. Jika sarana dan prasaran yang kurang namun jika diimbangi dengan semangat dan niat yang tinggi, akan memunculkan semangat yang tinggi pula. Kepala sekolah juga melihat kekurangan para guru tersebut, seperti yang dituturkan bapak Anas Ma`ruf, S.Pd Kepala Sekolah SD Negeri 1 Kebonharjo saat wawancara; Masih banyak guru yang enggan dalam membuat Rencana Program Pembelajaran (RPP) meskipun ada juga guru yang rajin dalam pembuatan RPP secara rutin dan berkelanjutan. Disamping enggan dalam pembuatan RPP terkadang guru juga enggan dalam pembuatan jurnal untuk mengajar harian, ditambah lagi masih sering guru meninggalkan kelas disaat jam efektif pelajaran yang seharus waktu tersebut digunakan untuk membimbing siswa. b. Kendala Kompetensi Pedagogik Kendala adalah sesuatu yang berasal dari luar diri guru yang dapat menghambat atau menghalangi pengembangan kompetensi guru. Kendala ini disadari atau tidak, perlu diketahui agar dapat dicari jalan pemecahannya. 15

16 16 Hasil wawancara dengan guru di SD Negeri 2 Donosari berkaitan dengan kendala yang dihadapi dalam pengembangan kompetensi pedagogik. Kurangnya peran serta orang tua dalam mendukung pembelajaran disekolah hal itu dikarenakan banyaknya orang tua yang bekerja ke luar negeri sehingga anak itu dipercayakan dengan kakek atau neneknya. Anak yang penting berangkat sekolah, segala kebutuhan yang menyangkut kegiatan pembelajaran kadang tidak diperhatikan oleh kakek dan neneknya Kelemahan ini juga diakui oleh salah satu guru yang sudah berpengalaman mengajar selama 25 tahun, salah satu guru dari SD Negeri 1 Donosari mengungkapkan : Pengembangan kompetensi pedagogik di sekolah kami mengalami beberapa kendala diantara disebabkan kurangnya perhatian orang tua murid juga sarana dan prasarana yang kurang memadai. 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian Hasil penelitian yang peneliti lakukan berkaitan dengan evaluasi program KKG Gugus Untung Suropati dalam peningkatan kompetensi professional dan pedagogik guru dengan model penelitian CIPP yang meliputi kekurangan dan kendalanya program KKG dilihat dari segi Konteks, Input, Proses dan Produk, dalam meningkatkan kompetensi professional dan pedagogik guru di

17 Gugus Untung Suropati Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal Konteks Program KKG Penyusunan program KKG merupakan langkah awal yang dilakukan oleh guru untuk pertemuan dalam setahun sekali dalam melaksanakan kegiatan KKG tersebut. Sebagaimana yang tercantum dalam Depdiknas (2005:91) menjelaskan bahwa : KKG adalah wadah kerjasama guru-guru untuk bersamasama belajar melalui kegiatan yang digagas, dilaksanakan dan dievaluasi bersama. Kegiatan-kegiatan untuk dibahas dan dipecahkan pada forum KKG diantaranya :penyusunan program pembelajaran dan persiapan harian, perencanaan KBM yang menantang, pembuatan dan penggunaan alat bantu pelajaran, pemanfaatan sumber-sumber belajar, penilaian hasil kemajuan anak, pengelolaan kelas, penataan pajangan kelas, penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dan kegiatan lain yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Kemampuan profesional guru-guru bisa ditingkatkan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan di KKG. Hal ini berhubungan dengan teori (Suharsimi & Jafar, 17

18 2010:297) bahwa evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan suatu kegiatan atau program yang dilaksanakan. Dilihat dari program kerja Gugus Untung Suropati pada Semester 2 tahun pelajaran 2015/ 2016 terlihat sangat sederhana sekali hanya bertumpu pada rapat pengurus, pelaksanaan KKG baik dari kelas I sampai dengan kelas VI, KKG Pendidikan Agama Islam ataupun KKG guru Penjasorkes. Adapun tujuan evaluasi program Kontek adalah mengetahui secara langsung seberapa bermaknanya program yang telah disusun dan dirasakan hasil dari program terhadap kemajuan mutu pendidikan di Gugus Untung Suropati Kecamatan Patebon Kendal. Kontek program KKG dalam penelitian ini meliputi aspek program KKG, Latar belakang dan kebutuhan. berdasarkan evaluasi dokumen, wawancara dengan kepala sekolah atau guru yang kami lakukan dan kami bandingkan dengan konteks KKG menurut Depdiknas (2005:91) jauh dari harapan pemerintah. Program KKG gugus Untung 18

19 Suropati sangat sederhana sekali, Untuk itu program KKG hendaknya dibuat dengan memperhatikan kebutuhan yang diperlukan guru dalam kegiatan belajar mengajar dan juga dalam kenaikan pangkat dan jabatan. Untuk itu KKG harus difungsikan sesuai dengan juknis yang ada dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dimasa mendatang. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan selama dilapangan serta studi dokumentasi berupa program kerja yang telah disusun sangatlah sederhana sekali hanya berkisar pada rapat pengurus pembuatan perangkat pembelajaran saja hal ini sangat jauh jika dibandingkan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan peningkatan mutu pendidikan yang diharapkan oleh pemerintah, sehingga bisa dikatakan program ini kurang idial, meskipun dalam pembutan program kerja melibatkan seluruh kepala sekolah dalam satu wilayah Gugus Untung Suropati. Untuk itu pembuatan program hendaknya bisa memenuhi kebutuhan guru dalam rangka mengatasai permasalahan yang muncul di dalam pembelajaran.program idial adalah solusi terbaik untuk mengatasi 19

20 permasalahan guru. Latar belakang tenaga pendidik yang hampir semua berusia muda dan berpendidikan S1 merupakan dasar yang sangat penting dalam pengembangan mutu pendidikan. disamping itu letak antara gugus inti dan imbas tidak berbeda jauh hal ini memberikan kemudahan untuk koordinasi antara SD Inti dan SD Imbas, Kebutuhan akan kegiatan KKG memang sangat dibutuhkan oleh guru dalam rangka meningkatkan kompetensi guru melalui kegiatan KKG Masukan Program KKG Dalam evaluasi masukan atau input program KKG Penelitian fokus pada permasalahan Sumber daya manusia, sarana prasarana dan pembiayaan. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen tersebut mendefinisikan bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. ini berhubungan dengan pandangan profesinal 20

21 menurut Yamin (2006) seorang guru professional dia memiliki keahlian, ketrampilan dan kemampuan. Sebagai tenaga profesional, guru diharapkan dapat berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran dan berfungsi untuk meningkatkan. Sarana prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana. Adapun Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana Prasarana untuk Sekolah merupakan keseluruhan proses pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan prasarana dan peralatan yang digunakan untuk menunjang pendidikan agar tujuan pendidikan tercapai secara efektif dan efisien. Pembiayaan dalam KKG ini hanya dibebankan dari anggaran Dana BOS sehingga pelaksanakan KKG dibatasi hanya beberapa kali pertemuan saja hal ini jelas menghambat 21

22 kegiatan KKG yang seharusnya dilaksanakan untuk membahas berbagai masalah yang di hadapi guru dalam kegiatan belajar mengajar tidak selamanya bisa teratasi mengingat program kegiatan yang dibatasi. Idialnya harus ada anggaran yang khusus untuk membiayai kegiatan KKG, sehingga Kegiatan KKG tidak dibatasi beberapa kali pertemuan dan terus berjalan sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Berdasar hasil wawancara dan juga evaluasi dokumen yang telah peneliti lakukan di gugus Untung Suropati, bahwa tenaga pendidikan hampir semua berusia muda, serta 95 % berpendidikan S1 hal ini bisa di katakan guru professional sesuai dengan Undang-undang Guru dan Dosen. Selanjutnya untuk masalah sarana prasaran yang ada di Gugus Untung Suropati belum sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana Prasarana. Hal ini bisa dilihat dari sarana dan prasaran di Gugus Untung Suropati yang tidak mempunyai gedung untuk pertemuan KKG. Hal Ini jelas tidak memenuhi syarat dapat dan menghambat proses kegiatan KKG, yang telah direncanakan. Evaluasi input dari segi 22

23 Pembiayaan berdasarkan hasil studi lapangan dan juga wawancara dengan kepala sekolah dan guru di Gugus Untung suropati mengatakan alokasi dana untuk kelancaran pelaksanaan program KKG hanya bertumpu pada anggaran BOS hal ini sangat minim sekali dikarenakan BOS juga digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar siswa dan juga untuk biaya kegiatan lomba-lomba. untuk itu kegiatan KKG disesuaikan dengan anggaran yang ada sehingga waktu pelaksanaan KKG dibatasi oleh gugus. Solusi pemecahan masalah seharusnya dicarikan sumber dana lain dari orang yang peduli dengan pendidikan atau bahkan mungkin guru itu sendiri menyisihkan hasil sertifikasi untuk pembiayaan KKG demi meningkatnya professional dan mutu pendidikan di masa mendatang Proses Program KKG. Evaluasi proses dalam pelaksanaan KKG mencakup keterlaksanaan kegiatan sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam input. Komponen yang akan dipantau didalam kegiatan proses adalah persiapan dan pelaksanaan program kerja yang didukung oleh komponen-komponen input. Hal ini sesuai dengan pendapat Seriven dan Glas (Sudjana, 23

24 2006:19) yang mengatakan bahwa evaluasi adalah upaya untuk mengetahui manfaat atau kegunaan suatu program kegiatan dan sebagainya. Evaluasi proses diarahkan pada seberapa jauh program kegiatan KKG dilaksanakan sesuai dengan rencana dan pedoman yang ditetapkan. Berdasarkan wawancara, observasi, studi dokumentasi. Yang peneliti lakukan hasil penelitian di lapangan bahwa kegiatan KKG hanya tergantung kepada ketua KKG saja guru- guru bersifat pasif sehingga pelaksanaan KKG tidak begitu membawa hasil yang maksimal. Idialnya didalam pelaksanaan KKG itu baik Ketua KKG ataupun guru-guru harus berperan aktif dalam pelaksanaan KKG dengan demikian pelaksanaan KKG akan hidup dan menghasilkan sebuah karya yang sangat dibutuhkan oleh guru dalam memecahkan masalah kegiatan belajar mengajar. juga dikarenakan program KKG yang kurang menantang bagi guru-guru sehingga guru enggan untuk mengikuti kegiatan KKG. sesuai dengan studi dokumentasi kegiatan KKG yang kami amati bahwa terdapat rencana atau jadwal kegiatan KKG tidak berjalan sesuai dengan program kegiatan yang seharusnya 24

25 berlangsung ternyata tidak berlangsung. Hal ini disebabkan karena benturan dengan kegiatan lainnya. Hambatan lain terkait dengan pelaksanaan KKG adalah Keterbatasan sarana dan prasarana serta pembiayaan yang ada sedikit banyak berpengaruh terhadap kegiatan KKG sehingga ada program KKG yang belum terlaksana. Sebaiknya program dibuat menantang bagi-guru sehingga punya perasaan rugi kalau tidak mengikuti KKG hal ini bisa di program KKG yang idial, kegiatan yang memang dapat membantu guru dalam mengatasi permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar dan mengatasi kesulitan didalam proses kenaikan jabatan. Dikarenakan adanya pemerintah yang mengharuskan kenaikan pangkat harus ada pengembangan diri diantaranya penulisan karya ilmiah, mengikuti diklat. Padahal tidak semua guru diberi kesempatan untuk mengikuti diklat hal ini harus menjadi prioritas didalam pembuatan program KKG yang idial. Disamping agenda rutin pertemuan dan pembahasan perangkat pembelajaran, pembuatan kisi-kisi dan soal ulaangan baik semester ataupun ulangan kenaikan kelas. KKG juga harus merencanakan pelatihan menggunakan komputer atau IT yang 25

26 memang saat ini sangat dirasakan betapa pentingnya terampil dalam penggunaan IT di dunia pendidikan, diadakan simulasi pembelajaran, pembuatan alat peraga dan sebagainya hal itu dapat menumbuhkan minat guru-guru untuk hadir dalam pertemuan selalu mengikuti kegiatan KKG Produk Program KKG Evaluasi produk yang peneliti lakuan dalam penelitian ini meliputi hasil kegiatan KKG baik guru maupun siswa. Hasil-hasil yang diperoleh dari kegiatan KKG sesuai dengan program kerja yang direncanakan meliputi; kebermaknaan pelaksanaan kegiatan dan sejauh mana kegiatan tersebut dapat membantu kesulitan yang dihadapi oleh guru. Ini berhubungan dengan pendapat menurut Arifin (2010: 5) evaluasi yaitu: suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan. Berdasar wawancara, observasi dan dokumentasi bahwa penelitian di lapangan mengenai evaluasi program produk kegiatan KKG di Gugus Untung Suropati. Bisa dikatakan 26

27 bahwa siswa di Gugus Untung Suropati telah meraih beberapa prestasi siswa pada tahun pelajaran 2014/2015 mendapat peringkat 1 perolehan dalam perolehan nilai ujian sekolah ditingkat Kecamatan Patebon dan juga beberapa siswa yang mewakili kecamataan dalam lomba- lomba ditingkat kabupaten, dilihat dari prestasi yang diperoleh guru di Gugus Untung suropati berhasilan menjadi juara II guru berprestasi tingkat kabupaten tahun Mengingat pelaksanaan KKG yang minimal saja dapat menghasilkan prestasi baik siswa dan juga guru akan lebih meningkat jika pelaksanaan KKG berjalan sesuai program. Maka jelas akan dapat meningkatkan prestasi siswa dan guru di Gugus Untung Suropati lebih maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Arifin (2010:5-6) yang menyatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas,sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai atau arti, sedangkan kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi. Gugus Untung Suropati seharusnya selalu berusaha mencetak guru berprestasi, setiap tahun diadakan pembimbingan dan juga 27

28 pengkaderan guru guru berprestasi dengan harapan mampu berbicara ditingkat Kabupaten Program KKG Gugus Untung Suropati Program Kerja KKG gugus untung Suropati sangat sederhana sekali satu semester hanya dilaksanakan beberapa kali pertemuan. Akan tetapi beberaapa kali pertemuan yang dijadwalkan itu tidak semua dapat dilaksanakan hal disebabkan karena benturan dengan kegiatan yang lain, dan juga guru enggan mengikuti kegiatan KKG karena kegiatan yang monoton sehingga menghambat pelaksanaan KKG. seharus prestasi akan dapat meningkat jika pelaksanaan KKG diberi kebebasan untuk melaksanakan kegiatan yang penuh dengan tantangan. Diantaranya adalah program pengembangan diri dan penulisan karya tulis ilmiah. Sehingga hasil dari kegiatan KKG dapat dirasakan oleh guru dalam rangka mengembangkan kompetensi. Berdasar program kegiatan KKG diatas perlu dibuat program KKG yang idial yang mampu membantu guru mengatasi permasalahn yang dihadap dalam kegiatan belajar mengajar, serta mampu meningkatkan mutu pendidikan. 28

29 4.3.6 Peningkatan Kompetensi Profesional dan Pedagogik Peningkatan Kompetensi Profesional Kekurangan guru dalam pengembangan professional adalah adanya rasa malas dalam diri guru untuk mengadakan pengembangan diri. Meskipun sebenarnya guru itu tahu cara mengembangkan bahan ajar tetapi malas dalam pengadministrasian sehingga apa yang dilakukan oleh guru tidak tertulis secara rapi yang dapat digunakan sebagai bukti bahwa guru tersebut telah melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal ini berhubungan dengan pendapat menurut Yamin (2006) seorang guru professional dia memiliki keahlian, ketrampilan dan kemampuan. Kekurangan yang dimiliki guru berhubungan dengan kompetensi professional adalah; (a) Kurang maksimal dalam mengikuti kegiatan-kegiatan pengembangan diri, seperti KKG, diklat dan juga seminar (b)kurangnya kebiasaan guru dalam menulis; (c) Masih ada guru yang enggan belajar, terbukti masih banyak guru yang kurang menguasai TIK Dalam pengembangan kompetensi professional, ditemui juga kendala yang disampaikan oleh responden; adanya biro jasa 29

30 yang dapat membantu permasalahan yang dihadapai guru, sehingga guru enggan mengembangan potensi dirinya karena dimanjakan oleh biro tersebut.guru tidak lagi mencari bahan ajar lewat buku karena adanya internet, karena guru disibukan oleh banyaknya administrasi yang harus dikerjakan. Pemecahan masalah yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi profesional guru yaitu; (a) Memberikan fasilitas kepada guru untuk mengikuti seminar atau workshop; (b) Mencari informasi yang berkaitan dengan bidang keilmuan serta mendatangkan nara sumber secara mandiri; (c) Adanya kegiatan pengembangan professional guru antara lain; KKG, penataran, diklat, seminar, sosialisasi dan berbagai macam lomba; (d) Belajar mandiri baik lewat internet maupun kuliah studi lanjut pascasarjana Peningkatan kompetensi Pedagogik Secara umum guru-guru di Gugus Untung Suropati Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal. Menurut peneliti, kelemahan dan kekurangan guru dipengaruhi oleh kemauan dan niat dari dalam diri guru 30

31 itu sendiri. Jika sarana dan prasaran yang kurang namun jika diimbangi dengan semangat dan niat yang tinggi, akan memunculkan semangat yang tinggi pula. Pemecahan masalah ini menjadi tanggung jawab bersama antar guru, kepala sekolah dan pihak lain yang terkait diantaranya orang tua juga komite sekolah. Pemecahan masalah dalam pengembangan kompetensi pedagogik; (a) Pembekalan khusus bagi guru yang dipandang perlu. pembekalan atau pembinaan ini dilakukan kepala sekolah dan pengawas. Pembinaan oleh kepala sekolah maupun pengawas berupa pembinaan perorangan atau nasehat. Kegiatan dalam bentuk supervisi di kelas; (b) Mengikuti kegiatan pengembangan diri, seperti diklat, whorkshop, KKG, seminar, dan belajar mandiri atau menempuh pascasarjana; (c) Penggalakan kegiatan KKG di tingkat gugus maupun di tingkat kecamatan; (d) Diskusi bersama antara guru, kepala sekolah, komite maupun tokoh masyarakat yang peduli terhadap kemajuan pendidikan; (e) Konsultasi sesama teman melalui TIK. Hal ini sesuai dengan pendapat Pidarta (2007: ) ada 31

32 beberapa cara yang dapat ditempuh guru dalam meningkatkan kompetensi profesional dan kompetensi pedagogiknya, yaitu: (1) Belajar di rumah dengan memanfaatkan perpustakaan pribadi; (2) Belajar di perpustakaan umum atau perpustakaan khusus; (3) Membentuk persatuan pendidik sebagai sarana bersosialisasi dan bertukar pengalaman; (4) Mengikuti kegiatan forum ilmiah guru; (5) Menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi dari ketentuan; (6) Mengikuti pertemuan organisasi profesi; (7) Mengikuti kompetisi-kompetisi ilmiah dalam rangka meningkatkan kemampuan. 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian Evaluasi Program Kelompok Kerja Guru (KKG) UPTD Pendidikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian Evaluasi Program Kelompok Kerja Guru (KKG) UPTD Pendidikan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian Evaluasi Program Kelompok Kerja Guru (KKG) UPTD Pendidikan Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, dilakukan di Gugus

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan mengenai studi tentang Peranan Kinerja MGMP PKn dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru SMP (Studi Kasus Terhadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1. Profil SD Negeri 1 Tegorejo Penelitian Evaluasi Program Supervisi Akademik ini mengambil lokasi di SD Negeri 1 Tegorejo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal yang

Lebih terperinci

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN 85 86 JADWAL KEGIATAN PENELITIAN HARI NO TANGGAL URAIAN KEGIATAN TEMPAT 1 Kamis. Penyerahan Ijin Belajar kepada Ketua Gugus Untung SDN 2 10 Maret 2016 Suropati. Kebonharjo 2 Selasa, Wawancara dengan Ketua

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan BAB V PENUTUP 1.1. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan guna menjawab permasalahan kompetensi guru SD Negeri Gugus Kendalisada Kecamatan petungkriyono Kabupaten Pekalongan. Menjawab rumusan masalah yang

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah yang diprogramkan dalam rangka mempersiapkan mahasiswa sebagai calon pendidik untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Tempat dan Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Tempat dan Subjek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Tempat dan Subjek Penelitian 4.1.1. Deskripsi Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Ledok 07 Salatiga, yang beralamat di Jl. Veteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini di dalam dunia pendidikan, keberadaan guru merupakan salah satu faktor yang signifikan baik dalam peran maupun fungsinya. Guru merupakan bagian komponen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Paparan Data 4.1.1 Profil Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Cengkeh Kecamatan Kandangan Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Cengkeh Kecamatan Kandangan adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 03 MOJO KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG

BAB IV ANALISIS UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 03 MOJO KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG BAB IV ANALISIS UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 03 MOJO KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG A. Analisis Kompenetensi Guru PAI di SD Negeri 03 Mojo Guru merupakan

Lebih terperinci

CONTOH PROGRAM KERJA KKG MI

CONTOH PROGRAM KERJA KKG MI CONTOH PROGRAM KERJA KKG MI CONTOH 1 RENCANA PROGRAM KERJA KKG MI KECAMATAN BULULWANG MASA BAKTI TAHUN 2014-2019 A. PROGRAM RUTIN TAHUNAN (BERSIFAT MULTI-YEARS) 1) Diskusi permasalahan pembelajaran. 2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup keseluruhan aspek kehidupan masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa.

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG

PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG RINGKASAN TESIS Diajukan kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 BARUGA KOTA KENDARI

PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 BARUGA KOTA KENDARI PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR JURNAL HASIL PENELITIAN SITI MURNI NUR G2G1 015 116 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017 1 PERAN KELOMPOK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Bandungan SMP Negeri 1 Bandungan adalah Sekolah Menengah Pertama yang terletak di Desa Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan salah satu profesi yang harus ditekuni untuk mewujudkan kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru merupakan faktor

Lebih terperinci

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd.

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd. PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS Oleh Drs. Andi Suntoda S., M.Pd. LANDASAN HUKUM UU RI Pasal 5 nomor 20 tahun 2003 : Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang kemudian disebut dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang kemudian disebut dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengakuan dan penghargaan kedudukan guru sebagai tenaga pendidik profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang kemudian disebut dengan guru sertifikasi. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaan, kecerdasan, dan keterampilan. Untuk dapat menghasilkan produk

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaan, kecerdasan, dan keterampilan. Untuk dapat menghasilkan produk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar di sekolah yang bertujuan untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar sehingga siswa memiliki ketakwaan, kecerdasan,

Lebih terperinci

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 I. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) huruf A, B, C, atau D pada lembar jawaban! 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Kehidupan masa mendatang cenderung semakin kompleks dan penuh tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap insan yang kompeten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan setiap individu adalah melalui proses pendidikan. Melalui proses pendidikan diharapkan

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK DENGAN

Lebih terperinci

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto, SOAL PILIHAN GANDA 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah menyebutkan bahwa dimensi kompetensi supervisi meliputi... a. Mengidentifikasi permasalahan,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai 75 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai dengan hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian yang ada sekaligus

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal berikut: 1. Penyebab Sebagian Besar

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal berikut: 1. Penyebab Sebagian Besar 90 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal berikut: 1. Penyebab Sebagian Besar Guru Ekonomi Belum Melakukan PTK Penyebab sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya yang harus selalu ditingkatkan mutu dan kualitasnya. Peningkatan mutu pendidikan sejalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala

Lebih terperinci

pembelajaran sesuai dengan kurikulum.

pembelajaran sesuai dengan kurikulum. 7 A. Kelompok Kerja Guru Profesionalitas guru perlu ditingkatkan secara berkelanjutan, untuk itu perlu diperlukan pengembangan dari keprofesian tersebut supaya dapat berlanjut untuk dikembangkan. Dijelaskan

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan 7 muatan KTSP Melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGELOLAAN KKG DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI GUGUS AHMAD YANI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

STRATEGI PENGELOLAAN KKG DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI GUGUS AHMAD YANI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG STRATEGI PENGELOLAAN KKG DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI GUGUS AHMAD YANI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan khususnya di Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional karena merupakan salah satu penentu kemajuan bagi suatu negara (Sagala, 2006).

Lebih terperinci

PERANAN SERTIFIKASI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN *) Oleh: Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M. Pd. **)

PERANAN SERTIFIKASI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN *) Oleh: Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M. Pd. **) PERANAN SERTIFIKASI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN *) Oleh: Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M. Pd. **) A. Pendahuluan Undang- Undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 11 ayat 1 mengamanatkan

Lebih terperinci

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan

Lebih terperinci

MENGOPTIMALKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI SEKOLAH DENGAN JUMLAH SISWA SEDIKIT

MENGOPTIMALKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI SEKOLAH DENGAN JUMLAH SISWA SEDIKIT ARTIKEL ILMIAH MENGOPTIMALKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI SEKOLAH DENGAN JUMLAH SISWA SEDIKIT Sunarto, M. Pd SDN GEDONGOMBO II PLOSO JOMBANG JAWA TIMUR 0 PENDAHULUAN Sekolah sebagai institusi pendidikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT Anifa Alfia Nur Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract Tugas akhir ini bertujuan untuk mendapat gambaran tentang tingkat kompetensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROFIL SEKOLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROFIL SEKOLAH BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROFIL SEKOLAH Penelitian Tindakan Sekolah ini dilakukan di SD Negeri 3 Plantaran, yang beralamat di Jalan Srogo Plantaran Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten

Lebih terperinci

V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. simpulan, implikasi dan saran dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan

V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. simpulan, implikasi dan saran dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan 196 V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan paparan data dan pembahasan sebelumnya, maka dapat dikemukakan simpulan, implikasi dan saran dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Pemahaman

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar merupakan fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini karena

Lebih terperinci

PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SEKOLAH DASAR PENDAHULUAN Nur aeni Asmarani Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Perkembangan zaman dan era globalisasi yang sangat pesat menuntut adanya peningkatan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Bab I Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni telah membawa perubahan hampir disemua bidang kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Perubahan pada bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertuju kepada guru. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

BAB I PENDAHULUAN. tertuju kepada guru. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Indonesia pada pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

BAB IV UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI SMP MELALUI MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN SEMARANG

BAB IV UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI SMP MELALUI MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN SEMARANG BAB IV UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI SMP MELALUI MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN SEMARANG Setelah data-data tersusun mengenai optimalisasi manajemen pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Botubilotahu Kecamatan Marisa yang akan dijelaskan sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Botubilotahu Kecamatan Marisa yang akan dijelaskan sebagai berikut : 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan baik Kepala Sekolah, guru-guru, Ketua Komite Sekolah, dan orang tua murid,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan Program MBS di Jawa Barat Pendidikan merupakan hal penting bagi perkembangan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini akan dibahas hal-hal yang berhubungan dengan penyusunan RKS

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini akan dibahas hal-hal yang berhubungan dengan penyusunan RKS 158 BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pada Bab ini akan dibahas hal-hal yang berhubungan dengan penyusunan RKS dan RKT. Dalam penyusunan RKS dan RKT ternyata memiliki proses yang dapat diamati berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah sebuah sistem yang kompleks dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah sebuah sistem yang kompleks dimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah sebuah sistem yang kompleks dimana kesuksesannya bisa terlihat dalam 2 aspek, yaitu aspek proses dan aspek produk. Sebagai sebuah sistem,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Membuka Dan Menutup Pelajaran Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 164 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan bagian akhir dari tesis, berisi tiga bagian meliputi kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi. A. Kesimpulan Merujuk pada hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya bertujuan untuk membentuk sumber daya manusia seutuhnya yang berkualitas. Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks

BAB I PENDAHULUAN. antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan ujung tombak dalam mempersiapkan generasi yang handal, karena pendidikan diyakini dapat mendorong memaksimalkan potensi siswa. Melalui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Jawaban Responden Untuk mendapatkan data secara akurat dan obyektif dalam penelitian ini, penulis membuat kuesioner sebagai panduan untuk mengungkap

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Hal yang menyebabkan menurunnya hasil Ujian Sekolah adalah faktor internal yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan observasi peran kepemimpinan kepala sekolah dalam memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten Batang Hari,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belakang dan wawasan setiap individu berbeda-beda, sehingga. mengandung 3 komponen yang membentuk sikap, yaitu:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belakang dan wawasan setiap individu berbeda-beda, sehingga. mengandung 3 komponen yang membentuk sikap, yaitu: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Pandangan Proses pengamatan individu terhadap objek akan melibatkan pengalaman dan perasaannya dalam memberikan pandangan. Latar belakang dan wawasan

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

! "## Pelayanan Administrasi Perkantoran Dinas Pendidikan

! ## Pelayanan Administrasi Perkantoran Dinas Pendidikan ! "## KODE 1 01 01 DINAS PENDIDIKAN 30.468.000.000 01 1 01 01 01 Pelayanan Administrasi Perkantoran 1.437.500.900 01 1 01 01 01 Penyediaan Jasa Surat Menyurat Terlaksananya layanan jasa Administrasi Persuratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata dari rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya perolehan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN. dasar di Sumatera dan Jawa masih termasuk sebagai kualitas rendah. Jumlah guru

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN. dasar di Sumatera dan Jawa masih termasuk sebagai kualitas rendah. Jumlah guru 151 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini menemukan bahwa secara umum, kualitas guru sekolah dasar di Sumatera dan Jawa masih termasuk sebagai kualitas rendah. Jumlah

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas hasil penelitian Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Data Kompetensi Guru dalam Menggunakan Media Pembelajaran. Kemampuan guru memanfaatkan media sangat menunjang keberhasilan dalam pembelajaran. Guru

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kontekstual dan relevan. Peran baru guru ini harus ditemukan karena

BAB 1 PENDAHULUAN. kontekstual dan relevan. Peran baru guru ini harus ditemukan karena BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke-21 yang ditandai dengan globalisasi teknologi dan informasi, telah membawa dampak yang luar biasa bagi peran guru dalam proses pendidikan dan pembelajaran.

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME GURU

PROBLEMATIKA KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME GURU PROBLEMATIKA KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME GURU Eliterius Sennen Dosen PGSD STKIP Santu Paulus Ruteng e-mail: eliterius63@yahoo.com ABSTRAK Dalam konteks pendidikan di Indonesia, masalah tentang mutu

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA KKG GUGUS IV JATIWARAS TAHUN 2015/2016

PROGRAM KERJA KKG GUGUS IV JATIWARAS TAHUN 2015/2016 PROGRAM KERJA KKG GUGUS IV JATIWARAS TAHUN 2015/2016 A. Pendahuluan Peningkatan mutu pendidikan, khususnya pada jenjang Sekolah Dasar telah menjadi komitmen pemerintah yang harus diwujudkan secara nyata.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di Sekolah Dasar merupakan fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini karena Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal pokok yang dapat menunjang kecerdasan serta keterampilan anak dalam mengembangkan kemampuannya. Pendidikan merupakan sarana yang paling tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terjadinya era global memunculkan beberapa aspek perubahan, salah satunya yaitu aspek kehidupan, begitu pula dalam dunia pendidikan baik umum maupun pendidikan

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. KEGIATAN PPL 1. Persiapan PPL Untuk mempersiapkan mahasiswa dalam melaksanakan PPL baik yang dipersiapkan berupa persiapan fisik maupun mentalnya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, pandangan hidup, sikap

Lebih terperinci

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. disampaikan saran / rekomendasi. Simpulan disajikan dalam bentuk deskriptif,

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. disampaikan saran / rekomendasi. Simpulan disajikan dalam bentuk deskriptif, 259 BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN Pada bagian akhir studi ini disajikan simpulan hasil pembahasan serta disampaikan saran / rekomendasi. Simpulan disajikan dalam bentuk deskriptif, yaitu menggambarkan secara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi dan pembahasan data hasil penelitian tentang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi dan pembahasan data hasil penelitian tentang BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan deskripsi dan pembahasan data hasil penelitian tentang efektivitas sistem pembinaan profesional guru sekolah dasar melalui kelompok kerja guru

Lebih terperinci

RENDAHNYA KUALITAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA LAMONGAN

RENDAHNYA KUALITAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA LAMONGAN RENDAHNYA KUALITAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA LAMONGAN BIDANG KEGIATAN : PKM GT Diusulkan oleh : Okky Wicaksono 09 / 282652 / SA / 14854 English Department UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB V PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN. secara berurutan sebagaimana telah disajikan dalam

BAB V PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN. secara berurutan sebagaimana telah disajikan dalam BAB V PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini, semua data penelitian yang telah dipresentasikan di Bab terdahulu akan dibahas secara berurutan sebagaimana telah disajikan dalam penyajian data. Peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah. Dalam perencanaan kurikulum lembaga pendidikan tahapan pertama

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah. Dalam perencanaan kurikulum lembaga pendidikan tahapan pertama 143 BAB V PEMBAHASAN A. Perencanaan Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Dalam perencanaan kurikulum lembaga pendidikan tahapan pertama yang harus dilalui adalah pembentukan tim pengembang kurikulum. Dalam kegiatan

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara profesional terus-menerus mencapai tujuan sesuai dengan. dari Musyawarah Guru Mata Pelajaran (Depdiknas, 2008: 4).

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara profesional terus-menerus mencapai tujuan sesuai dengan. dari Musyawarah Guru Mata Pelajaran (Depdiknas, 2008: 4). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses Belajar Mengajar (PBM) merupakan inti dari proses pendidikan serta keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utamanya. Upaya untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Lampiran 5. Instrumen Uji Coba 139 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Yogyakarta, April 2012 Kepada: Yth. Bapak Guru Program Studi Keahlian Teknik Permesinan SMK Negeri 2 Depok Sleman Di tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wajar kalau setiap sekolah mengalami banyak kendala walaupun. persoalannya berbeda-beda tapi substansinya sama yaitu bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Wajar kalau setiap sekolah mengalami banyak kendala walaupun. persoalannya berbeda-beda tapi substansinya sama yaitu bagaimana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di awal tahun ajaran 2007/2008 banyak sekolah mengalami kendala dalam menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengingat dalam penyusunan harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Efektivitas sebuah sekolah untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Efektivitas sebuah sekolah untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Efektivitas sebuah sekolah untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja dari semua unsur yang terlibat dalam proses pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat untuk menghadapi era globalisasi, bukan hanya masyarakat terpencil saja bahkan seluruh

Lebih terperinci

Variasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 ISSN :

Variasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 ISSN : 9-14 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BERPUSAT KOOPERATIF MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SD NEGERI 13 LANGSA TAHUN PELAJARAN 2015-2016 Jasimah Sekolah Dasar Negeri 13 Langsa Diterima

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU SMP TENTANG PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI GURU (UKG) 2015 DI KABUPATEN KARANGANYAR

PERSEPSI GURU SMP TENTANG PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI GURU (UKG) 2015 DI KABUPATEN KARANGANYAR PERSEPSI GURU SMP TENTANG PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI GURU (UKG) 2015 DI KABUPATEN KARANGANYAR Atriyanto Fahrurrohman 1, Djumadi 2 1,2 Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi. Azzra (Ambarita, 2010:37) mengatakan seorang guru yang

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi. Azzra (Ambarita, 2010:37) mengatakan seorang guru yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah salah satu unsur terpenting pada komponen pendidikan. Sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa. Keberhasilan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah pada suatu waktu dan guru-guru tetap menjalankan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah pada suatu waktu dan guru-guru tetap menjalankan aktivitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ada berbagai pendapat menyangkut pola, peran dan tanggung jawab Kepala Sekolah pada suatu lembaga pendidikan. Ketika ada atau tidak ada Kepala Sekolah pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan yang meliputi aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada sekarang

Lebih terperinci

Oleh : Asrifah Imami NIM : K BAB I PENDAHULUAN

Oleh : Asrifah Imami NIM : K BAB I PENDAHULUAN Hubungan antara kompetensi guru dan kemandirian belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007 Oleh : Asrifah Imami NIM : K 7403001 BAB

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan pembahasan di atas peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan pembahasan di atas peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut: 181 V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1) Dalam penelitian yang dilakukan terkait dengan konteks ( context) pada penelitian

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2007

PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2007 PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2007 Materi : WAWASAN KEPENDIDIKAN Hari/Tanggal : - Waktu : Pukul : - Tingkat/Jenjang : KEPALA SMA/SMK/MA Petunjuk pengerjaan: - Berilah

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL A. Persiapan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah yang diprogramkan dalam rangka mempersiapkan mahasiswa sebagai calon pendidik untuk menjadi

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN PPL Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) akan berjalan dengan baik maka diperlukan berbagai hal yang harus dipersiapkan, baik berupa

Lebih terperinci

SKALA: Kinerja Kepala Sekolah (diisi oleh Guru) Nama SMP : (Bapak/ Ibu tidak perlu mencantumkan identitasnya)

SKALA: Kinerja Kepala Sekolah (diisi oleh Guru) Nama SMP : (Bapak/ Ibu tidak perlu mencantumkan identitasnya) SKALA: Kinerja Kepala Sekolah (diisi oleh Guru) Nama SMP :. (Bapak/ Ibu tidak perlu mencantumkan identitasnya) Petunjuk : Angket ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kinerja kepala sekolah yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan uraian laporan penelitian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. Berdasarkan uraian laporan penelitian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut: BAB V PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian di atas bahwa evaluasi kinerja guru SD bersertifikat Pendidik memberikan kontribusi yang berarti terhadap Peningkatan mutu Pembelajaran. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan

Lebih terperinci