BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. : 1 jalur, 2 arah, 2 lajur, tak terbagi
|
|
- Susanti Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Perencanaan Jalan berikut : Perhitungan perkerasan kaku akan dilakukan dengan rencana data sebagai Peranan jalan Tipe jalan Rencana jenis perkerasan Lebar jalan Bahu jalan Pondasi Usia rencana Kuat tekan beton (fc ) Dowel / ruji : Jalan Kolektor : 1 jalur, 2 arah, 2 lajur, tak terbagi : Kaku / rigid : 6 meter : Tidak : Stabilisasi : 20 tahun : 20 MPa : Ya Data lain yang tersedia adalah : Curah hujan per tahun Tanah dasar : mm/tahun : Nilai CBR diambil dari 2 titik uji dengan alat DCP (Dynamic Cone Penetrometer), dengan sudut conus 30. Titik 1 didaptkan nilai CBR 6.26%, titik 2 didapatkan nilai CBR 6.14%. Sehingga didapatkan hasil nilai rata-rata CBR 6.20 %. IV-1
2 Data lalu lintas : Tabel 4.1 Jumlah lalu lintas harian (LHR) yang di dapat dari tahun Jenis Kendaraan Sumber : Hasil analisis Angka pertumbuhan lalu lintas (i) dihitung dengan rumus : Tabel 4.2 Pertumbuhan LHR tahun Jalan Balabak Jrakah No Tahun LHR LHRo LHRT n i (%) Sumber : Hasil analisis Contoh perhitungan: Diketahui LHR tahun 2012 = 5684 kendaraan, n =2 LHR 2011 (LHRo) = 5302 kendaraan i (2012) = x 100% = 7.2 % 5302 IV-2 Tahun Mobil Penumpang Bus Truk ringan 2 sumbu Truk sedang 2 sumbu Truk 3 sumbu Total in = LHRTn - LHRTn-1 x 100% LHRTn-1 Pertumbuhan rata-rata Pertumbuhan rata-rata (i) = (-14.61) = 31.59%. 3
3 Didapat nilai pertumbuhan lalu lintas (i) 31.59%. Sehingga LHR untuk tahun 2016 dapat diketahui dengan rumus LHRT = LHR o (1 + i) n Tabel 4.3 LHR tahun 2016 Jalan Balabak Jrakah Jenis Kendaraan Tahun 2013 (LHRo) Tahun 2016 (LHRT) Mobil Penumpang Bus Truk ringan 2 sumbu Truk sedang 2 sumbu Truk 3 sumbu Total Sumber : Hasil analisis Contoh perhitungan : LHRo bus tahun 2013 = 949 kendaraan LHRT bus tahun 2016 = LHR o (1 + i) n = 949 ( %) 3 = kendaraan 4.2 Perhitungan Perkerasan Beton Bersambung Dengan Tulangan (BBDT) Analisa Lalu Lintas Kendaraan Berdasarkan volume lalu lintas kendaraan, dapat diketahui jumlah sumbu dan beban sumbu tiap jenis kendaraan niaga. Adapun perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 4.4. IV-3
4 Tabel 4.4 Perhitungan jumlah sumbu berdasarkan jenis dan bebannya Jenis Kendaraan Sumber : Hasil analisis Keterangan : Konfigurasi beban sumbu (ton) Jml. Kend (bh) Jml. Sumbu Per Kend (bh) IV-4 Jml. Sumbu (bh) STRT STRG STdRG RD RB RGD RGB BS BS BS JS JS (bh) JS (bh) (ton) (ton) (ton) (bh) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Mobil Penumpang Bus Truk 2 As kecil Truk 2 As besar Truk 3 As Total RD = Roda depan STRT = Sumbu tunggal roda tunggal RB = Roda belakang STRG = Sumbu tunggal roda ganda RGD = Roda gandeng depan STdRG = Sumbu tandem roda ganda RGB = Roda gandeng belakang BS = Beban sumbu JSKN = Jumlah sumbu setiap kendaraan niaga JS = Jumlah sumbu JSKNH = Jumlah sumbu kendaraan niaga harian
5 Penjelasan Tabel: Kolom (1) Kolom (2) : jenis kendaraan : konfigurasi beban sumbu (ton) Kolom (3) : jumlah kendaraan (unit), diambil dari tabel 4.3 Kolom (4) : jumlah sumbu per kendaraan (buah) Kolom (5) : jumlah sumbu (bh) = kolom (3) x (kolom (4) Contoh : Jml. sumbu bus = jml. kend. x jml. sumbu per kend. = x 2 = buah Kolom (6) Kolom (7) Kolom (8) Kolom (9) Kolom (10) Kolom (11) : beban sumbu (ton) - STRT : jumlah sumbu (bh) STRT : jumlah sumbu (ton) STRG : jumlah sumbu (bh) STRG : jumlah sumbu (ton) STdRG : jumlah sumbu (bh) -STdRG Jumlah sumbu kendaraan niaga (JSKN) Jumlah sumbu kendaraan niaga (JSKN) selama umur rencana (20 tahun) dapat dihitung dengan persamaan 2.7: JSKN = 365 x JSKNH x R x C Dimana R (faktor pertumbuhan lalu lintas) didapat dari persamaan: R = (1+i) UR - 1 i IV-5
6 = (1+0,3159) ,3159 = 764,297 JSKNH didapat dari tabel 4.4, Total Jumlah Sumbu = 22947,03. Nilai koefisien distribusi (C) didapat dari tabel 2.5. Dengan lebar perkerasan 6m, jumlah lajur 2 dan 2 arah maka didapat nilai C = 0,5. Tabel 4.5 Jumlah lajur berdasarkan lebar perkerasan dan koefisien distribusi (C) kendaraan niaga pada lajur rencana Lebar perkerasan (Lp) Jumlah lajur (nl) Koefisien distribusi 1 Arah 2 Arah Lp < 5,50 m 1 lajur 1 1 5,50 m L p < 8,25 m 2 lajur 0,7 0,5 8,25 m L p < 11,25 m 3 lajur 0,5 0,475 11,23 m L p < 15,00 m 4 lajur - 0,45 15,00 m L p < 18,75 m 5 lajur - 0,425 18,75 m L p < 22,00 m 6 lajur - 0,4 Sumber : Pd T dan hasil analisis JSKN = 365 x JSKNH x R x C = 365 x 22947,03 x 764,297 x 0,5 = ,41 = 3 x 10 9 Jenis Sumbu Perhitungan Repetisi Sumbu yang Terjadi Beban Sumbu (ton) Perhitungan repetisi sumbu dapat dilihat di tabel 4.5. Tabel 4.6 Perhitungan repetisi sumbu rencana Jumlah Sumbu Proporsi Beban Proporsi Sumbu IV-6 Lalu lintas Rencana Repetisi yang terjadi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)=(4)x(5)x(6)
7 STRT 6 934,29 0,06 0, ,85 0,30 0, ,84 0,25 0, ,53 0,14 0,69 3 x ,9 3 x ,2 3 x ,1 3 x , ,84 0,25 0,69 Total 15265, x ,1 STRG ,85 0,68 0,31 3 x , ,53 0,32 0,31 3 x Total 6747,38 1 STdRG Total Komulatif ,41 Sumber : Hasil analisis Penjelasan Tabel: Kolom (1) : jenis sumbu Kolom (2) : beban sumbu (ton), berdasarkan tabel 4.4 kolom 6 dan 8, urutan dari besar ke kecil di setiap jenis sumbu Kolom (3) : jumlah sumbu, berdasarkan tabel 4.4 kolom 7 dan 9, masukkan sesuai jenis sumbu dan beban sumbu Kolom (4) : proporsi beban = jumlah sumbu total jumlah sumbu Contoh : Proporsi beban sumbu 4 ton = jumlah sumbu total jumlah sumbu = : = 0.25 IV-7
8 Kolom (5) : proporsi sumbu = jumlah total sumbu JSKN rencana Contoh : Proporsi sumbu 4 ton = jumlah total sumbu JSKN rencana = 15265,35 : (3 x 10 9 ) = 0,69 Kolom (6) Kolom (7) : lalu lintas rencana = JSKN rencana : repetisi yang terjadi = proporsi beban x proporsi sumbu x lalu lintas rencana Contoh : Repetisi sumbu 4 ton = proporsi beban x proporsi sumbu x lalu lintas rencana = 0,25 x 0,69 x (3 x 10 9 ) = , Jenis dan Tebal Lapis Pondasi Bawah Untuk menentukan jenis dan tebal pondasi bawah, digunakan Gambar 2.2. Dengan CBR tanah dasar 6,20 % yang didapat dari data pengujian CBR di lapangan, dan jumlah repetisi sumbu yang terjadi 3 x 10 9 (Tabel 4.6), maka : IV-8
9 Gambar 4.1 Tebal pondasi bawah minimum untuk perkerasan beton semen. Sumber : Pd T dan hasil analisis Cara membaca grafik : a. Dari tabel 4.5 didapat repetisi sumbu ,41 = 3x10 9. Kemudian lihat bagian bawah grafik (jumlah repetisi sumbu), mencari letak 3x10 9. Tarik garis ke atas. b. Diketahui CBR tanah dasar 6,20 %. Lihat bagian kiri grafik (CBR tanah dasar rencana), mencari letak 6,2. Tarik garis ke kanan, sampai menemui tegak lurus dengan garis dari jumlah repetisi sumbu. c. Didapatkan garis pertemuannya menunjukkan pada titik 148 mm CBK. IV-9
10 Didapatkan jenis pondasi bawah berupa campuran beton kurus dengan tebal 148 mm CBR Efektif Diketahui CBR tanah dasar dari pengujian di lapangan 6,20%, dan tebal pondasi bawah minimum dari gambar 4.1 adalah 148mm. Dengan menggunakan gambar 2.3 dapat ditentukan CBR efektif, yaitu : Gambar 4.2 CBR tanah dasar efektif dan tebal pondasi bawah Sumber : Pd T dan hasil analisis IV-10
11 Cara membaca grafik : a. Diketahui CBR tanah dasar 6,20%. Lihat bagian bawah grafik (CBR tanah dasar rencana). Tarik garis ke atas, sampai bertemu dengan titik 148mm BP. b. Menarik garis tegak lurus ke kiri. Didapat CBR tanah dasar efektif 40%. Diperoleh CBR efektif sebesar 40% Faktor Keamanan Beban (F KB ) Berdasarkan tabel 2.7, dengan peranan jalan sebagai jalan kolektor, maka faktor keamanan beban (F KB ) sebesar 1,0. No 1 2 Tabel 4.7 Faktor keamanan beban (F KB ) Penggunaan Jalan bebas hambatan utama (major freeway) dan jalan berlajur banyak, yang aliran lalu lintasnya tidak terhambat serta volume kendaraan niaga yangtinggi. Bila menggunakan data lalu-lintas dari hasil survai beban (weight-in-motion) dan adanya kemungkinan route alternatif, maka nilai factor keamanan beban dapat dikurangi menjadi 1,15. Jalan bebas hambatan (freeway) dan jalan arteri dengan volume kendaraan niaga menengah. Nilai F KB 1,2 1,1 3 Jalan dengan volume kendaraan niaga rendah. 1,0 Sumber : Pd T dan hasil analisis IV-11
12 Kuat Tarik Lentur Beton (f cf ) Dengan jenis agregat berupa agregat pecah dan kuat tekan beton (f c ) 20 Mpa, maka kuat tarik lentur beton adalah : f cf = K f c Dimana K = konstanta, 0,7 untuk agregat tidak dipecah dan 0,75 untuk agregat pecah. f cf = K f c = 0,75 20 = 3,35 Mpa Tebal Taksiran Pelat Beton Diketahui : Kuat tarik lentur beton (f cf ) Peranan jalan : 3,35 Mpa : jalan kolektor di luar kota Dengan ruji Faktor keamanan beban (F KB ) : 1,0 CBR efektif : 40% Jumlah repetisi sumbu : ,41 = 3,2x10 9 Dengan menggunakan gambar 4.3 dapat ditentukan nilai tebal taksiran pelat beton. Karena grafik perencanaan pelat beton tidak ada yang sama persis dengan nilai f cf, F KB, dan CBR efektif di atas, maka diambil grafik yang mendekati nilai tersebut (gambar 4.3), yaitu : IV-12
13 Gambar 4.3 Contoh grafik perencanaan, fcf = 4,25Mpa, lalu lintas luar kota, Dengan ruji, FKB = 1,1 Sumber : Pd T dan hasil analisis Cara membaca grafik : a. Jumlah repetisi sumbu = 3,2x10 9. Lihat bagian bawah grafik (kelompok sumbu kendaraan niaga), mencari nilai yang mendekati 3,2x10 9 yaitu 3x10 9. Tarik garis ke atas sampai bertemu garis Garis didapat dari nilai jalan dengan tanpa bahu IV-13
14 beton, dan diambil CBR efektif 35%, yang mendekati nilai 40%. b. Menarik garis tegak lurus ke kiri, lalu baca tebal slab beton (mm). Didapat tebal slab beton 260mm. Jadi didapat tebal taksiran pelat beton = 260mm Analisa Fatik dan Erosi Analisa fatik dan erosi digunakan untuk menentukan tebal pelat beton optimum. Persen kerusakan analisa fatik dan erosi harus lebih kecil dari 100%. Tebal pelat beton 260 mm. IV-14
15 Jenis Sumbu Beban Sumbu ton (kn) Tabel 4.8 Analisa Fatik dan erosi kasus BBDT Beban Rencana per Roda (kn) Repetisi yang terjadi Faktor Tegangan dan Erosi Repetisi Ijin Analisa fatik Analisa Erosi Persen Rusak (%) Repetisi Ijin Persen Rusak (%) (1) (2) (3)= (2) x FKB/jml roda (4) (5) (6) (7)= (4) x 100/ (6) (8) (9)= (4) x 100/ (8) STRT 6 (60) ,94 TE = 0,61 TT 0 TT 0 5 (50) ,25 FRT = 0,1818 TT 0 TT 0 4 (40) ,05 FE = 1,85, dibulatkan TT 0 TT 0 menjadi 2 3 (30) ,94 TT 0 TT 0 2 (20) ,05 TT 0 TT 0 STRG 8 (80) ,25 TE = 1 TT 0 TT 0 5 (50) 12, ,94 FRT = 0,298 TT 0 TT 0 FE = 2,45 Total 0 < 100% 0 < 100% Sumber : Hasil analisis Dengan tebal pelat 260 mm, ternyata jumlah kerusakan fatik dan kerusakan erosi 0 < 100%. Maka tebal pelat minimum yang harus digunakan 260 mm sudah cukup kuat dan aman. IV-15
16 Penjelasan tabel : Kolom (1) : jenis sumbu (STRT, STRG) Kolom (2) : beban sumbu ton diubah ke kn Kolom (3) : beban rencana per roda (kn) = beban sumbu (kn) x F KB jumlah sumbu roda Contoh : Beban rencana per roda 50 kn = beban sumbu (kn) x F KB jumlah sumbu roda = (50 x 1) : 2 = 25 kn Kolom (4) : repetisi yang terjadi (diambil pada Tabel 4.6 kolom 7) Kolom (5) : faktor tegangan dan erosi (diambil dari tabel 2.11) TE = tegangan ekivalen FRT = faktor rasio tegangan = tegangan ekivalen : f cf = 0.61 : 3.35 = FE = faktor erosi Kolom (6) : analisa fatik repetisi ijin (Gambar 4.4) TT = tidak terbatas Kolom (7) : persentasi ijin (%) = Kolom 4 x kolom IV-16
17 Contoh : Persentasi ijin sumbu 50 kn = ( : 100) x TT = 0 % Kolom (8) : analisa erosi repetisi ijin (Gambar 4.5) TT = tidak terbatas Kolom (9) : persentasi ijin (%) = Contoh : Persentasi ijin sumbu 50 kn Kolom 4 x kolom = ( : 100) x TT = 0 % IV-17
18 Tabel 4.9 Tegangan ekivalen dan faktor erosi untuk perkerasan tanpa bahu beton. Sumber : Pd T dan hasil analisis IV-18
19 Gambar 4.4 Analisa Fatik dan repeti beban ijin berdasarkan rasio tegangan tanpa bahu beton untuk kasus BBDT Sumber : Pd T dan hasil analisis = STRT = STRG IV-19
20 Gambar 4.5 Analisa Fatik dan repetisi beban ijin berdasarkan faktor erosi tanpa bahu beton untuk kasus BBDT Sumber : Pd T dan hasil analisis = STRT = STRG IV-20
21 4.3 Perhitungan Tulangan BBDT Diketahui : Tebal pelat (h) Lebar pelat rencana Panjang pelat rencana (L) : 260 mm : 3 m (untuk 1 lajur) : 6 m Koefisien gesek antara pelat beton dengan pondasi bawah (µ) : 1,0, diambil dari tabel 2.4 Tabel 4.10 Nilai koefisien gesekan (µ) Koefisien No. Lapis pemecah ikatan gesekan (µ) 1 Lapis resap ikat aspal di atas permukaan pondasi bawah 1,0 2 Laburan parafin tipis pemecah ikat 1,5 3 Karet kompon (A chlorinated rubber curing compound) 2,0 Sumber : Pd T dan hasil analisis Kuat tarik ijin baja (f s ) : 240 Mpa Berat isi beton (M) : 2400 kg/m 3 Gravitasi (g) : 9,81 m/dt Tulangan Memanjang Perhitungan tulangan memanjang menggunakan rumus 2.10, dimana, IV-21
22 A s f s : luas penampang tulangan baja (mm 2 /m lebar pelat) : kuat-tarik ijin tulangan (MPa). Biasanya 0,6 kali tegangan leleh. g : gravitasi (m/detik 2 ). h L : tebal pelat beton (m) : jarak antara sambungan yang tidak diikat dan/atau tepi bebas pelat (m) M : berat per satuan volume pelat (kg/m 3 ) µ : koefisien gesek antara pelat beton dan pondasi bawah As = 1,0 x 6 x 2400 x 9,81 x 0,26 2 x 240 = 76,52 mm 2 /m Syarat As minimum = 0,1 % x tebal pelat x1000 As min = 0,1 % x 260 x1000 As min = 260 mm 2 (As min > As, maka digunakan nilai As min). Digunakan tulangan diameter 12 mm jarak 200mm, maka: As = (1/4 x π x d 2 ) / jarak As = (1/4 x 3,14 x 12 2) / 0,2 As = 565,2 mm 2 /m Tulangan Melintang Perhitungan tulangan memanjang menggunakan rumus 2.10, IV-22
23 As = 1,0 x 3 x 2400 x 9,81 x 0,26 2 x 240 = 38,26 mm 2 /m Syarat As minimum = 0,1 % x tebal pelat x1000 As min = 0,1 % x 260 x1000 As min = 260 mm 2 (As min > As, maka digunakan nilai As min). Digunakan tulangan diameter 12 mm jarak 300mm, maka: As = (1/4 x π x d 2 ) / jarak As = (1/4 x 3,14 x 12 2) / 0,3 As = 376,8 mm 2 /m 4.4 Sambungan Perkerasan Kaku Sambungan memanjang dengan batang pengikut (tie bars) Jarak antar sambungan memanjang 3m. Luas penampang tulangan dihitung dengan rumus 2.8, A t = 204 x b x h, dimana : At = Luas penampang tulangan per meter panjang sambungan (mm) b = Jarak terkecil antar sambungan atau jarak sambungan dengan tepi perkerasan (m) h = Tebal pelat (m) A t = 204 x b x h A t = 204 x 3 x 0,26 A t = 159,12 mm 2 Digunakan besi ulir diameter 16 mm. IV-23
24 A t = 1/4 x π x d 2 A t = 1/4 x 3,14 x 16 2 A t = 200,96 mm 2 Panjang batang pengikat dihitung dengan rumus 2.9, l = (38,3 x ф) + 75 l = (38,3 x 16) + 75 l = 687,8 mm, dibulatkan menjadi 700 mm Jadi digunakan tulangan ulir diameter 16 mm dengan panjang 700 mm, dengan jarak batang pengikat 750 mm Sambungan susut melintang Kedalaman sambungan kurang lebih seperempat dari tebal pelat, 1/4 x 260 = 65 mm. Jarak sambungan susut melintang 8 15m. Sambungan dilengkapi dengan ruji polos panjang 45 cm, jarak antar ruji 30 cm, dengan diameter ruji 36mm (dari Tabel 2.8), lurus dan bebas dari tonjolan tajam yang akan mempengaruhi gerakan bebas pada saat pelat beton menyusut. Karena tebal pelat 260 mm tidak ada di tabel, maka diambil tebal paling besar diantara mm. Tabel 4.11 Diameter ruji No Tebal pelat beton, h (mm) Diameter ruji (mm) < h < h < h IV-24
25 4 190 < h < h Sumber : Pd T dan hasil analisis IV-25
26 4.5 Gambar Perencanaan Gambar 4.6 Detail denah tulangan perkerasan beton Sumber : Hasil analisis IV-26
27 Gambar 4.7 Potongan A Sumber : Hasil analisis IV-27
28 Gambar 4.8 Potongan B Sumber : Hasil analisis IV-28
29 4.6 Rencana Anggaran Biaya Kegiatan : Perkerasan beton Nama paket : Peningkatan jalan Jrakah-Blabak Km Km Lokasi : Jalan Jrakah-Blabak, Kecamatan Sawangan, Kabupaten No I II Magelang Tahun : 2016 Tabel 4.12 Rencana Anggaran Biaya Uraian Pekerjaan Umum Mobilisasi dan Demobilisasi Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas Pekerjaan Drainase Galian untuk selokan drainase dan saluran air Satua n Volu me IV-29 Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) Ls , ,80 Ls , ,00 Total I Pekerjaan Umum ,80 m , ,00 2 Pasangan Batu Mortar m , , III Gorong - Gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam cm Beton K-250 (fc'20) untuk struktur drainase beton minor Saluran beton bertulang pracetak U Pekerjaan Tanah m' , ,00 m , ,88 m' , ,00 Total II Pekerjaan Drainase ,08 1 Galian Biasa m , ,68 2 Galian Struktur dengan kedalaman 0-2 meter m , ,50
30 3 Galian perkerasan beton m , ,00 4 Timbunan biasa manual m , ,00 5 Timbunan pilihan dari sumber galian 6 Penyiapan Badan Jalan m2 IV Perkerasan Beton Semen 1 2 V 1 2 Lapis pondasi agregat kelas A Lapis pondasi bawah beton kurus Pekerjaan Struktur Beton mutu sedang fc'20 Mpa Baja tulangan U 24 polos untuk perkerasan beton semen m , , , ,00 Total III Pekerjaan Tanah ,18 m , ,11 m , ,92 Total IV Perkerasan Beton Semen ,03 m , ,80 kg 3 Baja tulangan U 32 ulir kg , , , , , ,08 Total V Pekerjaan Struktur , ,92 VI Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor 1 2 Pemotongan pohon diameter cm Pemotongan pohon diameter cm Buah , ,00 Buah , ,00 3 Patok Pengarah Buah , ,17 4 Patok Kilometer Buah , ,56 5 Patok Hektometer Buah , ,20 Total VI Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor ,93 Sumber : Hasil analisis IV-30
31 Tabel 4.13 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya No Uraian Jumlah Harga Pekerjaan (Rp) I Pekerjaan Umum ,80 II Pekerjaan Drainase ,08 III Pekerjaan Tanah ,18 IV Perkerasan Beton semen ,03 V Pekerjaan Struktur ,92 VI Pengembalian kondisi dan pekerjaan minor ,93 Terbilang : Jumlah harga pekerjaan ,94 PPN 10% ,19 Total harga pekerjaan ,14 Sumber : Hasil analisis Dua puluh enam milyar, dua ratus tujuh puluh enam juta, empat ratus sembilan puluh sembilan ribu, empat ratus tiga puluh tiga. IV-31
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. cara membandingkan hasil perhitungan manual dengan hasil perhitungan
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Validasi Program Perhitungan validasi program bertujuan untuk meninjau layak atau tidaknya suatu program untuk digunakan. Peninjauan validasi program dilakukan dengan cara
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS. Data yang digunakan untuk analisa tugas akhir ini diperoleh dari PT. Wijaya
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Persiapan data dari sumbernya Data yang digunakan untuk analisa tugas akhir ini diperoleh dari PT. Wijaya Karya sebagai kontraktor pelaksana pembangunan JORR W2 dan PT. Marga
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS 4.1. Menghitung Tebal Perkerasan Lentur 4.1.1. Data Parameter Perencanaan : Jenis Perkerasan Tebal perkerasan Masa Konstruksi (n1) Umur rencana (n2) Lebar jalan : Perkerasan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN BETON. genangan air laut karena pasang dengan ketinggian sekitar 30 cm. Hal ini mungkin
BAB IV ANALISA KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN BETON 4.1 Menentukan Kuat Dukung Perkerasan Lama Seperti yang telah disebutkan pada bab 1, di Jalan RE Martadinata sering terjadi genangan air laut karena pasang
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. a. Peninjauan pustaka yang akan digunakan sebagai acuan penulisan dan
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Adapun rencana tahapan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a. Peninjauan pustaka yang akan digunakan sebagai acuan penulisan dan pembuatan
Lebih terperinciPERENCANAAN TEBAL PERKERASAN KAKU PADA RUAS JALAN LINGKAR MAJALAYA MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA 2002
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN KAKU PADA RUAS JALAN LINGKAR MAJALAYA MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA 2002 ERA APRILLA P NRP : 0121080 Pembimbing :Ir. SILVIA SUKIRMAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III METODE PERENCANAAN START
BAB III METODE PERENCANAAN START Jl RE Martadinata Permasalahan: - Klasifikasi jalan Arteri, kelas 1 - Identifikasi kondisi jalan - Identifikasi beban lalu-lintas - Genangan air pada badan jalan Standar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkerasan kaku (rigid pavement) atau perkerasan beton semen adalah perkerasan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Perkerasan kaku (rigid pavement) atau perkerasan beton semen adalah perkerasan yang menggunakan semen sebagai bahan pengikatnya. Pelat beton dengan atau tanpa tulangan
Lebih terperinciPerkerasan kaku Beton semen
Perkerasan kaku Beton semen 1 Concrete pavement profile 2 Tahapan Perencanaan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) 3 Parameter perencanaan tebal perkerasan kaku Beban lalu lintas Kekuatan tanah dasar Kekuatan
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL HAKI Tiara Convention Hall, Medan Mei 2014
SEMINAR NASIONAL HAKI Tiara Convention Hall, Medan 30 31 Mei 2014 Perencanaan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) Pada Pelebaran Jl Amir Hamzah Binjai Yetty Riris Rotua Saragi Program Studi Teknik Sipil,
Lebih terperinciRANCANGAN RIGID PAVEMENT UNTUK OVERLAY JALAN DENGAN METODE BETON MENERUS DENGAN TULANGAN
26 RANCANGAN RIGID PAVEMENT UNTUK OVERLAY JALAN ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah melakukan design jalan dengan menggunakan rigid pavement metode Beton Menerus Dengan Tulangan (BMDT) berdasarkan data-data
Lebih terperinciDwi Sulistyo 1 Jenni Kusumaningrum 2
ANALISIS PERBANDINGAN PERENCANAAN PERKERASAN KAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA DAN METODE AASHTO SERTA MERENCANAKAN SALURAN PERMUKAAN PADA RUAS JALAN ABDUL WAHAB, SAWANGAN Dwi Sulistyo 1 Jenni
Lebih terperinciPerencanaan Ulang Jalan Raya MERR II C Menggunakan Perkerasan Kaku STA Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur
Perencanaan Ulang Jalan Raya MERR II C Menggunakan Perkerasan Kaku STA 3+500 6+450 Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur Oleh : SHEILA MARTIKA N. (NRP 3109030070) VERONIKA NURKAHFY (NRP 3109030094) Pembimbing
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. dalam perencanaan jalan, perlu dipertimbangkan beberapa faktor yang dapat
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Perkerasan Jalan Raya Kelancaran arus lalu lintas sangat tergantung dari kondisi jalan yang ada, semakin baik kondisi jalan maka akan semakin lancar arus lalu lintas. Untuk
Lebih terperinciAbstrak BAB I PENDAHULUAN
Abstrak Jalan Raya MERR II merupakan alternatif pilihan yang menghubungkan akses Ruas Tol Waru Bandara Juanda menuju ke utara melalui jalan MERR II ke Kenjeran menuju akses Suramadu. Untuk menunjang hal
Lebih terperinciKOMPARASI HASIL PERENCANAAN RIGID PAVEMENT MENGGUNAKAN METODE AASHTO '93 DAN METODE Pd T PADA RUAS JALAN W. J. LALAMENTIK KOTA KUPANG
KOMPARASI HASIL PERENCANAAN RIGID PAVEMENT MENGGUNAKAN METODE AASHTO '9 DAN METODE Pd T-- PADA RUAS JALAN W. J. LALAMENTIK KOTA KUPANG Lodofikus Dumin, Ferdinan Nikson Liem, Andreas S. S. Maridi Abstrak
Lebih terperinciPERHITUNGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PADA PROYEK PELEBARAN GERBANG TOL BELMERA RUAS TANJUNG MULIA DAN BANDAR SELAMAT-MEDAN LAPORAN
PERHITUNGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PADA PROYEK PELEBARAN GERBANG TOL BELMERA RUAS TANJUNG MULIA DAN BANDAR SELAMAT-MEDAN LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir
Lebih terperinciPERENCANAAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PADA RUAS JALAN BATAS KOTA PADANG SIMPANG HARU
PERENCANAAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PADA RUAS JALAN BATAS KOTA PADANG SIMPANG HARU Sudarmono PS 1, Mufti Warman 1, Indra Farni 1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik sipil dan Perencanaan, Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Jenis perkerasan jalan, dapat berupa Perkerasan lentur (flexible pavement), Perkeraaan kaku (rigid pavement), dan Perkerasan Komposit, yang menggabungkan perkerasan
Lebih terperinciPERENCANAAN ULANG DENGAN MENGGUNAKAN PERKERASAN KAKU RUAS JALAN PONCO- JATIROGO STA STA KABUPATEN TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR
TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG DENGAN MENGGUNAKAN PERKERASAN KAKU RUAS JALAN PONCO- JATIROGO STA 143+600 STA 148+600 KABUPATEN TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR ARIES RACHMAD RAMADHAN NRP. 3110.040.509 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ALTERNATIF PENINGKATAN KONSTRUKSI JALAN DENGAN METODE PERKERASAN LENTUR DAN KAKU DI JL. HR. RASUNA SAID KOTA TANGERANG.
TUGAS AKHIR ALTERNATIF PENINGKATAN KONSTRUKSI JALAN DENGAN METODE PERKERASAN LENTUR DAN KAKU DI JL. HR. RASUNA SAID KOTA TANGERANG. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1)
Lebih terperinciPERENCANAAN JALAN RING ROAD BARAT PEREMPATAN CILACAP DENGAN MENGGUNAKAN BETON
25 PERENCANAAN JALAN RING ROAD BARAT PEREMPATAN CILACAP DENGAN MENGGUNAKAN BETON Gud Purmala Putra 1), Eko Darma 2), Soedarmin 3) 1,2,3) Teknik Sipil Universitas Islam 45 Bekasi Jl. Cut Meutia No. 83 Bekasi
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1. RONA AWAL Langkah awal sebelum menganalisa dan merancang ruas jalan Lubuk Begalung Indarung di KM. PDG. 6+ - KM. PDG. 11+25, terlebih dahulu perlu diketahui kondisi eksisting,
Lebih terperinciANALISA TEBAL PERKERASAN KAKU BERDASARKAN METODE BINA MARGA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC SKRIPSI
ANALISA TEBAL PERKERASAN KAKU BERDASARKAN METODE BINA MARGA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC SKRIPSI Oleh Devi Siska Putri Mawarno 1000867596 BINUS UNIVERSITY JAKARTA 2010 ANALISA TEBAL PERKERASAN
Lebih terperinciPENGARUH BEBAN BERLEBIH TERHADAP TEBAL PERKERASAN KAKU METODE DEPKIMPRASWIL 2003
Reka Racana Jurusan Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 214 PENGARUH BEBAN BERLEBIH TERHADAP TEBAL PERKERASAN KAKU METODE DEPKIMPRASWIL 23 MUHAMAD IQBAL 1, DWI PRASETYANTO.
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA. sarana perhubungan untuk distribusi barang dan jasa. Sistem jaringan ini diatur
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Hirarki Jalan Jaringan jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang berperan sebagai sarana perhubungan untuk distribusi barang dan jasa. Sistem jaringan ini diatur dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Jalan dan Klasifikasi Jalan Raya 2.1.1. Pengertian Jalan Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap
Lebih terperinciPerencanaan perkerasan jalan beton semen
Perencanaan perkerasan jalan beton semen 1 Ruang Lingkup Pedoman ini mencakup dasar-dasar ketentuan perencanaan perkerasan jalan, yaitu : - Analisis kekuatan tanah dasar dan lapis pondasi. - Perhitungan
Lebih terperinciPERENCANAAN JALAN LINGKAR UTARA BREBES-TEGAL STA STA Abdullah, Purnomo, YI. Wicaksono *), Bagus Hario Setiadji *)
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 760 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 760 772 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK JALAN TOL MEDAN-KUALANAMU KABUPATEN DELI SERDANG LAPORAN
ANALISIS PERHITUNGAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK JALAN TOL MEDAN-KUALANAMU KABUPATEN DELI SERDANG LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III
Lebih terperinciPERENCANAAN KONSTRUKSI JALAN RAYA RIGID PAVEMENT (PERKERASAN KAKU)
PERENCANAAN KONSTRUKSI JALAN RAYA RIGID PAVEMENT (PERKERASAN KAKU) Jenis Perkerasan Kaku Perkerasan Beton Semen Bersambung Tanpa tulangan Perkerasan Beton Semen Bersambung dengan tulangan Perkerasan Beton
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN KAKU DENGAN METODE BINA MARGA 2013 DAN AASHTO 1993 (STUDI KASUS JALAN TOL SOLO NGAWI STA
ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN KAKU DENGAN METODE BINA MARGA 2013 DAN AASHTO 1993 (STUDI KASUS JALAN TOL SOLO NGAWI STA 0+900 2+375) Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkerasan Jalan Raya Kelancaran arus lalu lintas sangat tergantung dari kondisi jalan yang ada, semakin baik kondisi jalan maka akan semakin lancar arus lalu lintas. Untuk
Lebih terperinciBina Marga dalam SKBI : dan Pavement Design (A Guide. lalu-lintas rencana lebih dari satu juta sumbu kendaraan niaga.
BAB II 2.1 Uraian Umum Sebelum melakukan perencanaan, terlebih dahulu diketahui secara garis besar tentang perkerasan kaku, prosedur perencanaan kaku didasarkan atas perencanaan yang dikembangkan oleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Berikut tinjauan pustaka yang kami jadikan referensi dan masukan dalam penyusunan tugas akhir kami, dibawah ini : No. Nama Penulis 1. Lalan
Lebih terperinciBAB IV STUDI KASUS BAB 4 STUDI KASUS
BAB IV STUDI KASUS BAB STUDI KASUS Untuk menguji ketepatan program FPP dalam melakukan proses perhitungan, maka perlu dilakukan suatu pengujian. Pengujian ini adalah dengan membandingkan hasil dari perhitungan
Lebih terperinciPERENCANAAN PENINGKATAN JALAN TUBAN BULU KM KM JAWA TIMUR DENGAN PERKERASAN LENTUR
PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN TUBAN BULU KM 121+200 KM 124+200 JAWA TIMUR DENGAN PERKERASAN LENTUR DIDI SUPRYADI NRP. 3108038710 SYAMSUL KURNAIN NRP. 3108038710 KERANGKA PENULISAN BAB I. PENDAHULUAN BAB
Lebih terperinciT:,#HllT,ffilI. Jil?fl ;lffit. (Rivicw [lcsign) nt) LEMBAGA PENELITIAN TINIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN Yetfv Ririq Rotua Sarasi. ST" MT.
Laporan Penelitian Pe renca " T:,#HllT,ffilI e Jil?fl ;lffit (Rivicw [lcsign) Oleh Yetfv Ririq Rotua Sarasi. ST" MT Dosen Tetap Fnkultas Teknik gb LEMBAGA PENELITIAN TINIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN 2013
Lebih terperinciPd T Perencanaan perkerasan jalan beton semen
Perencanaan perkerasan jalan beton semen DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH Daftar isi Halaman Daftar isi........ i Prakata. ii Pendahuluan... iv 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan Normatif.... 1 3
Lebih terperinciSKRIPSI PERBANDINGAN PERHITUNGAN PERKERASAN LENTUR DAN KAKU, DAN PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (STUDI KASUS BANGKALAN-SOCAH)
SKRIPSI PERBANDINGAN PERHITUNGAN PERKERASAN LENTUR DAN KAKU, DAN PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (STUDI KASUS BANGKALAN-SOCAH) Disusun oleh : M A R S O N O NIM. 03109021 PROGAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS
Lebih terperinciANALISIS KERUSAKAN DAN PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN JALAN KAKU DENGAN METODE BINA MARGA 2003 (Studi Kasus: Jl. Raya Bojonegara Serdang KM 2)
ANALISIS KERUSAKAN DAN PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN JALAN KAKU DENGAN METODE BINA MARGA 2003 (Studi Kasus: Jl. Raya Bojonegara Serdang KM 2) Rindu Twidi Bethary 1), M. Fakhruriza Perdana 2), Niken Lestari
Lebih terperinciPERBANDINGAN HASIL PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN JALAN TIPE PERKERASAN KAKU ANTARA METODE AASHTO 1993 DENGAN METODE
Jurnal Talenta Sipil, Vol.1 No.1, Februari 2018 e-issn 2615-1634 PERBANDINGAN HASIL PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN JALAN TIPE PERKERASAN KAKU ANTARA METODE AASHTO 1993 DENGAN METODE Pd.T.14-2003 PADA PERENCANAAN
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jalan Raya Jalan raya merupakan jalan utama yang menghubungkan suatu kawasan dengan kawasan lainnya yang meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya
Lebih terperinciAnalisis Desain Perkerasan Kaku Berdasarkan AASHTO Rigid Pavement ARI SURYAWAN (hal. 213)
Analisis Desain Perkerasan Kaku Berdasarkan AASHTO 1993 + Rigid Pavement ARI SURYAWAN (hal. 213) Data - Data yang diperlukan : Umur rencana = 20 tahun CBR tanah dasar = 6 % Kuat tarik lentur (fcf) = 4.0
Lebih terperinciPROYEK AKHIR. PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN PASURUAN-PILANG STA s/d STA PROVINSI JAWA TIMUR
PROYEK AKHIR PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN PASURUAN-PILANG STA 14+650 s/d STA 17+650 PROVINSI JAWA TIMUR Disusun Oleh: Muhammad Nursasli NRP. 3109038009 Dosen Pembimbing : Ir. AGUNG BUDIPRIYANTO,
Lebih terperinciPERENCANAAN KEMBALI PERKERASAN JALAN KAKU DENGAN METODE BINA MARGA 2003 DAN AASHTO 1993 (STUDI KASUS RUAS JALAN MAJA-CITERAS)
PERENCANAAN KEMBALI PERKERASAN JALAN KAKU DENGAN METODE BINA MARGA 2003 DAN AASHTO 1993 (STUDI KASUS RUAS JALAN MAJA-CITERAS) M. Fakhruriza Pradana 1, Rindu Twidi Bethary 2, Tita Indriyani Enggalita 3
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang dilakukan dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini berdasarkan studi kasus mahasiswa yang serupa, peraturan, maupun jurnal
Lebih terperinciJenis-jenis Perkerasan
Jenis-jenis Perkerasan Desain Perkerasan Lentur Penentuan Umur Rencana Tabel 2.1 Umur Rencana Perkerasan Jalan Baru (UR) Jenis Perkerasan Elemen Perkerasan Umur Rencana (Tahun) Lapisan Aspal dan Lapisan
Lebih terperinciMETODE PELAKSANAAN DAN ESTIMASI (PERKIRAAN) BIAYA PADA LAPIS PERKERASAN JALAN BETON
METODE PELAKSANAAN DAN ESTIMASI (PERKIRAAN) BIAYA PADA LAPIS PERKERASAN JALAN BETON Kiki Widya Apriliani NRP : 0221031 Pembimbing : Maksum Tanubrata, Ir., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS
Lebih terperinciPERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LAHAN PENUMPUKAN CONTAINER DI PT. KBN MARUNDA
1 PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LAHAN PENUMPUKAN CONTAINER DI PT. KBN MARUNDA Yogi Arif Mustofa 1), Budi Rahmawati 2), Elma Yulius 3) 1,2,3) Teknik Sipil Universitas Islam 45 Bekasi Jl. Cut Meutia No. 83
Lebih terperinciJl. Jendral Sudirman KM.3 Kota Cilegon Banten Indonesia
STUDI IDENTIFIKASI DAN PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN JALAN KAKU DAN PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE BINA MARGA (STUDI KASUS JALAN KAWASAN INDUSTRI KRAKATAU CILEGON) Giyyar Tantra Dewa 1, M. Fakhruriza Pradana
Lebih terperinciRUANG LINGKUP PENULISAN Mengingat luasnya perencanaan ini, maka batasan masalah yang digunakan meliputi :
PENDAHULUAN Pelabuhan teluk bayur merupakan salah satu sarana untuk mendistribusikan barang, orang dan hasil industri dari Padang menuju tempat lainnya melalui jalur laut. Kendaraan yang masuk kekawasan
Lebih terperinciPERENCANAAN JALAN DENGAN PERKERASAN KAKU MENGGUNAKAN METODE ANALISA KOMPONEN BINA MARGA (STUDI KASUS : KABUPATEN LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG)
PERENCANAAN JALAN DENGAN PERKERASAN KAKU MENGGUNAKAN METODE ANALISA KOMPONEN BINA MARGA (STUDI KASUS : KABUPATEN LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG) Ida Hadijah a, Mohamad Harizalsyah b Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA KUPANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) KOTA KUPANG Kelompok Kerja Pengadaan Konstruksi
PEMERINTAH KOTA KUPANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) KOTA KUPANG Kelompok Kerja Pengadaan Konstruksi ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI PASCA KUALIFIKASI KONTRAK HARGA SATUAN UNTUK KONTRAK
Lebih terperinciTINJAUAN ULANG PERENCANAAN PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PROYEK JALAN
TINJAUAN ULANG PERENCANAAN PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PROYEK JALAN PLTU BUNGUS- TELUK KABUNG PADANG Hendri Hidayat, Hendri GP dan Apwiddhal Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Lebih terperinciPERBANDINGAN PERENCANAAN PERKERASAN KAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE
POLITEKNOLOGI VOL. 16 No. 1 JANUARI 2017 PERBANDINGAN PERENCANAAN PERKERASAN KAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE Pd-T-14-2003 DAN AASHTO 93 PADA JALAN KARTINI DEPOK Achmad Nadjam 1), Vindi Prana Prasetya 2)
Lebih terperinciANALISA PERHITUNGAN TEBAL LAPISAN PERKERASAN KAKU DENGAN METODE SNI Pd T PADA PROYEK PELEBARAN JALAN BATAS KOTA MEDAN TEMBUNG LUBUK PAKAM
ANALISA PERHITUNGAN TEBAL LAPISAN PERKERASAN KAKU DENGAN METODE SNI Pd T - 14-2003 PADA PROYEK PELEBARAN JALAN BATAS KOTA MEDAN TEMBUNG LUBUK PAKAM LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Matakuliah Tugas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah umum Jalan sesuai dalam Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 38 Tahun 2004 tentang JALAN, sebagai berikut :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Jalan 2.1.1 Istilah Istilah umum Jalan sesuai dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang JALAN, sebagai berikut : 1. Jalan adalah prasarana
Lebih terperinciFitria Yuliati
EVALUASI PARAMETER KOEFISIEN DISTRIBUSI KENDARAAN (C) UNTUK JALAN TIPE 4/2UD UNTUK PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR CARA BINA MARGA (Studi Kasus: Jl. Yogyakarta Magelang Km 21 22 dan JL. Ahmad Yani
Lebih terperinciPERENCANAAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) JALAN PURWODADI KUDUS RUAS
TUGAS AKHIR PERENCANAAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) JALAN PURWODADI KUDUS RUAS 198 Disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III Teknik Sipil Dosen Pembimbing
Lebih terperinci4.4 URAIAN MATERI : METODE ANALISIS PERKERASAN KAKU Metode Analisis Perkerasan Kaku Berbagai cara dan metode analisis yang digunakan pada
4.4 URAIAN MATERI : METODE ANALISIS PERKERASAN KAKU 4.4.1 Metode Analisis Perkerasan Kaku Berbagai cara dan metode analisis yang digunakan pada perencanaan perkerasan kaku, antara lain Technical Note No.48
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian umum Salah satu bagian program pemerintah adalah pembangunan jalan raya, sehingga jalan yang dibangun dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada pemakai jalan
Lebih terperinciANALISIS KERUSAKAN DAN PENANGANAN RUAS JALAN PURWODADI - GEYER ABSTRAK
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6 Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 401-417 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts ANALISIS KERUSAKAN
Lebih terperinciADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN
ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN Addendum dokumen pengadaan diterbitkan Panitia Pengadaan dimaksudkan untuk memberikan penjelasan kepada peserta lelang tentang adanya perubahan ketentuan dalam dokumen pengadaan,
Lebih terperinci5.4 Perencanaan Plat untuk Bentang 6m
5.4 Perencanaan Plat untuk Bentang 6m pagar pengaman kerb 25 cm lantai kendaraan pile tiang pancang poer tunggal 5.5 Perencanaan Plat untuk Bentang 8m pagar pengaman kerb 25 cm lantai kendaraan pile tiang
Lebih terperinci5.3. Perencanaan Geometrik Jalan 1. Alinyemen Horisontal Spiral-Circle-Spiral
5.3. Perencanaan Geometrik Jalan 1. Alinyemen Horisontal Spiral-Circle-Spiral PARAMETER SCS - 1 SCS - 2 Vr 80 80 19.97 6.09 R 541.743 3528.377 e 0.045374 0.045374 en 0.02 0.02 e maks 0.08 0.08 Ls 66.66667
Lebih terperinciStudy of Comparative Methods of Flexible Pavement and Rigid Pavement Alfikri 1), Hendra Taufik 2) 1)
Study of Comparative Methods of Flexible Pavement and Rigid Pavement Alfikri 1), Hendra Taufik 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau 2) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Jalan sebagai prasarana transportasi yang dibuat untuk menyalurkan berbagai moda transport jalan yang bergerak dari asalnya ke tujuannya. Jalan antar kota adalah
Lebih terperinciPERENCANAAN TEBAL LAPIS PERKERASAN KAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA 2003 DAN METODE BEAM ON ELASTIC FOUNDATION
PERENCANAAN TEBAL LAPIS PERKERASAN KAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA 2003 DAN METODE BEAM ON ELASTIC FOUNDATION Andi Maddeppungeng 1), Rindu Twidi B 2), Dicki Dian Purnama 3) 1) 2) Jurusan Teknik
Lebih terperinciTUGAS AKHIR NO : 934/WM/FT.S/SKR/2016 PERENCANAAN JALAN MENGGUNAKAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) RUAS JALAN W.J. LALAMENTIK KOTA KUPANG
TUGAS AKHIR NO : 934/WM/FT.S/SKR/2016 PERENCANAAN JALAN MENGGUNAKAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) RUAS JALAN W.J. LALAMENTIK KOTA KUPANG DISUSUN OLEH : ANGELA MERICI AMELIA WOTAN NO. REGISTRASI : 211
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Geometrik Jalan Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik beratkan pada alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal sehingga
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Dimensi, berat kendaraan, dan beban yang dimuat akan menimbulkan. dalam konfigurasi beban sumbu seperti gambar 3.
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beban Lalu Lintas Dimensi, berat kendaraan, dan beban yang dimuat akan menimbulkan gaya tekan pada sumbu kendaraan. Gaya tekan sumbu selanjutnya disalurkan ke permukaan perkerasan
Lebih terperinciPelaksanaan Pembangunan Jalan Cisalatri Bandung
Pelaksanaan Pembangunan Jalan Cisalatri Bandung Prof. Dr. Ir. Budi Hartanto Susilo, MSc. dan Ivan Imanuel Fakultas Teknik,Universitas Kristen Maranatha, Bandung Abstract Transportation infrastructure is
Lebih terperinciPERENCANAAN DAN ANALISA BIAYA INVESTASI ANTARA PERKERASAN KAKU DENGAN PERKERASAN LENTUR PADA JALUR TRANS JAKARTA BUSWAY
PERENCANAAN DAN ANALISA BIAYA INVESTASI ANTARA PERKERASAN KAKU DENGAN PERKERASAN LENTUR PADA JALUR TRANS JAKARTA BUSWAY (STUDI KASUS: TRANS JAKARTA BUSWAY KORIDOR 8 ANTARA HALTE PONDOK INDAH 2 SAMPAI HALTE
Lebih terperinciStudi Perencanaan Tebal Lapis Tambah Di Atas Perkerasan Kaku
Reka Racana Teknik Sipil Itenas No. x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional September 2014 Studi Perencanaan Tebal Lapis Tambah Di Atas Perkerasan Kaku SURYO W., SATRIO 1., PRASETYANTO, DWI
Lebih terperinciPerbandingan Konstruksi Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku serta Analisis Ekonominya pada Proyek Pembangunan Jalan Lingkar Mojoagung
JURNAL TEKNIK ITS Vol 1 Sept 2012 ISSN 2301-9271 E-63 Perbandingan Konstruksi Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku serta Analisis Ekonominya pada Proyek Pembangunan Jalan Lingkar Mojoagung Oktodelina
Lebih terperinciPENGARUH NILAI CBR TANAH DASAR DAN MUTU BETON TERHADAP TEBAL PELAT PERKERASAN KAKU METODE BINA MARGA
Vol. 1,. 1, April 2017: hlm 244-250 PENGARUH NILAI TANAH DASAR DAN MUTU BETON TERHADAP TEBAL PELAT PERKERASAN KAKU METODE BINA MARGA Ni Luh Putu Shinta 1, Widodo Kushartomo 2, Mikhael Varian 3 1 Program
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE CAKAR AYAM MODIFIKASI SEBAGAI SOLUSI PEMBANGUNAN JALAN DI ATAS TANAH EKSPANSIF
PENGGUNAAN METODE CAKAR AYAM MODIFIKASI SEBAGAI SOLUSI PEMBANGUNAN JALAN DI ATAS TANAH EKSPANSIF Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya
Lebih terperinciNaskah Publikasi. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil. diajukan oleh : RATNA FITRIANA NIM : D
STUDI KOMPARASI PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN KAKU JALAN TOL MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA 2002 DAN AASHTO 1993 ( Studi Kasus : Ruas Jalan Tol Solo Kertosono ) Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB IV PERENCANAAN. Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI
BAB IV PERENCANAAN 4.1. Pengolahan Data 4.1.1. Harga CBR Tanah Dasar Penentuan Harga CBR sesuai dengan Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.
Lebih terperinciTINJAUAN ULANG PERHITUNGAN PERENCANAAN TEBALPERKERASAN KAKU(RIGID PAVEMENT) PROYEK
TINJAUAN ULANG PERHITUNGAN PERENCANAAN TEBALPERKERASAN KAKU(RIGID PAVEMENT) PROYEK JALANSIMPANG HARU PADANG (STA 5+987 S/D 7+900) RUAS INDARUNG LUBUK BEGALUNG PADANG Siswanto, Mawardi Samah, dan Nasfryzal
Lebih terperinciSTUDI BANDING DESAIN TEBAL PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE SNI F DAN Pt T B
STUDI BANDING DESAIN TEBAL PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE SNI 1732-1989-F DAN Pt T-01-2002-B Pradithya Chandra Kusuma NRP : 0621023 Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciMemperoleh. oleh STUDI PROGRAM MEDAN
PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN RUAS JALAN PADA PROYEK PELEBARAN MEDAN BELAWAN TUGAS AKHIR Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan oleh NADHIA PERMATA SARI NIM
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. jalan, diperlukan pelapisan ulang (overlay) pada daerah - daerah yang mengalami
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Perencanaan Tebal Perkerasan Dalam usaha melakukan pemeliharaan dan peningkatan pelayanan jalan, diperlukan pelapisan ulang (overlay) pada daerah daerah yang mengalami kerusakan
Lebih terperinciPERENCANAAN AKSES JALAN UNDERPASS STASIUN KERETA API PADALARANG KABUPATEN BANDUNG BARAT DENGAN PERKERASAN KAKU SEPANJANG 1.85 km
PERENCANAAN AKSES JALAN UNDERPASS STASIUN KERETA API PADALARANG KABUPATEN BANDUNG BARAT DENGAN PERKERASAN KAKU SEPANJANG 1.85 km UNDERPASS ACCESS ROAD PLANNING IN PADALARANG TRAIN STATION WEST BANDUNG
Lebih terperinciPerhitungan Intensitas Maksimum Stasiun Tanjung Perak Perhitungan Intensitas Maksimum Stasiun Sampang...
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR, GRAFIK DAN DIAGRAM... xv DAFTAR SIMBOL... xvi BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Umum... 1 1.2.
Lebih terperinciBAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA
BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA Dalam melaksanakan suatu proyek, diperlukan perencanaan yang matang agar waktu pelaksanaan proyek dapat selesai tepat waktu dengan biaya yang efisien. Besarnya biaya pelaksanaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Menurut penjelasan dari Humas PT KA Daop 2, Bambang S Prayitno, di Bandung, Senin (30/4/2012). Sebanyak 698 perlintasan sebidang itu meliputi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Jalan merupakan suatu prasarana penghubung darat meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu-lintas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data
30 BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Di dalam mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan, difokuskan pada pokok-pokok permasalahan yang ada, sehingga tidak terjadi penyimpangan dan kekaburan
Lebih terperinciPerbandingan Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku serta Analisa Ekonominya pada Proyek Jalan Sindang Barang Cidaun, Cianjur.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Perbandingan Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku serta Analisa Ekonominya pada Proyek Jalan Sindang Barang Cidaun, Cianjur. Muhamad Yodi Aryangga, Anak
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN
BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Pendekatan Tahapan metoda penelitian yang penulis lakukan dalam tugas akhir Desain Konstruksi Perkerasan Jalan Beton Di PT. Krakatau Bandar Samudera ini adalah dengan cara
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 GAMBAR KERJA
LAMPIRAN 1 GAMBAR KERJA Lampiran 1 : Gambar kerja Proyek : Pembangunan Jembatan Tebat Gheban Kota Pagar Alam Lampiran 1 : Gambar kerja (lanjutan) Proyek : Pembangunan Jembatan Tebat Gheban Kota Pagar Alam
Lebih terperinciDAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
Provinsi Kabupaten Nama Kegiatan Pekerjaan Ruas/ Lokasi Volume : Sulawesi Tengah : Donggala : Peningkatan Jaringan Irigasi : Peningkatan D.I Wombo Ruas BSW 1 - BWM Kr : D.I Wombo Kec. Tanantovea : 1 Paket
Lebih terperinciB. Metode AASHTO 1993 LHR 2016
70 B. Metode AASHTO 1993 1. LHR 2016 dan LHR 2026 Tipe Kendaraan Tabel 5.9 LHR 2016 dan LHR 2026 LHR 2016 (Smp/2Arah/Hari) Pertumbuhan Lalulintas % LHR 2026 Smp/2arah/hari Mobil Penumpang (2 Ton) 195 17,3
Lebih terperinciANALISA DESAIN OVERLAY DAN RAB RUAS JALAN PONCO - JATIROGO LINK 032, STA KM
ANALISA DESAIN OVERLAY DAN RAB RUAS JALAN PONCO - JATIROGO LINK 032, STA KM 143+850 146+850 Nama Mahasiswa : Ocky Bahana Abdiano NIM : 03111041 Jurusan : Teknik SipiL Dosen Pembimbing : Ir. Sri Wiwoho
Lebih terperinciANALISIS RANCANGAN PERBANDINGAN METODE (BINA MARGA DAN AASHTO 1993) KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN BETON DENGAN LAPIS TAMBAHAN PADA KONDISI EXISTING
ANALISIS RANCANGAN PERBANDINGAN METODE (BINA MARGA DAN AASHTO 1993) KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN BETON DENGAN LAPIS TAMBAHAN PADA KONDISI EXISTING (Studi Kasus Ruas Jalan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran)
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Tebal Perkerasan dengan Metode Analisa Komponen dari Bina Marga 1987 1. Data Perencanaan Tebal Perkerasan Data perencanaan tebal perkerasan yang digunakan dapat
Lebih terperinciPERENCANAAN TEBAL PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PADA RUAS JALAN TOL KARANGANYAR - SOLO NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PADA RUAS JALAN TOL KARANGANYAR - SOLO NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik YONANDIKA
Lebih terperinciStudi Pengaruh Pengurangan Tebal Perkerasan Kaku Terhadap Umur Rencana Menggunakan Metode AASHTO 1993
Rekaracana Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2015 Studi Pengaruh Pengurangan Tebal Perkerasan Kaku Terhadap Umur Rencana Menggunakan Metode AASHTO 1993 PRATAMA,
Lebih terperinci