PENGARUH MODEL MASTERY LEARNING TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLAVOLI (STUDI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PACET)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH MODEL MASTERY LEARNING TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLAVOLI (STUDI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PACET)"

Transkripsi

1 PENGARUH MODEL MASTERY LEARNING TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLAVOLI (STUDI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PACET) Septialinda Ristyaningtyas* Abstrak, Model mengajar merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Guru berperan dalam mengatur dan mngkondisikan lingkungan belajar agar siswa dapat belajar dengan aman dan nyaman. Model mastery learning diharapkan dapat memperlancar proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan pendekatan diskriptif kuantitatif, desain penelitian Randomized control group posttest only design. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pacet. Pengambilan sampel dengan menggunakan cluster random sampling yaitu pengambilan sampel bukan individu melainkan kelompok. Cara memperoleh data menggunakan angket Formative Class Evaluation untuk mengetahui efektivitas dalam pembelajaran passing bawah bolavoli ditinjau dari pendapat siswa dan hasil belajar siswa untuk mengetahui kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Dari hasil analisis menggunakan tabel formative evaluation scoring sheet didapatkan rata-rata 3 kali pertemuan dari 4 komponen pokok yang ada dalam angket FCE untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mempunyai ratarata hasil keseluruhan yang sama yaitu nilai 4 kategori baik. Hasil belajar siswa untuk kelompok kontrol mendapatkan rata-rata kelas sebesar 79,54. Persentase siswa lulus KKM sebesar 81,58% dan yang tidak lulus sebesar 18,42%. Sedangkan kelompok eksperimen mendapatkan rata-rata kelas sebesar 83,77. Persentase siswa lulus KKM sebesar 94,87% dan siswa yang dinyatakan tidak lulus sebesar 5,13%. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) ada pengaruh penerapan model mastery learning terhadap efektivitas pembelajaran passing bawah bolavoli. 2) besar pengaruh model mastery learning berdasarkan dari hasil uji t menunjukkan bahwa nilai 3,5807 > 1,6645 dan adanya peningkatan efektivitas sebesar 3,5807 atau sebesar 2,59%. Kata Kunci : Model Mastery learning, Efektivitas, dan Passing Bawah. *) Mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya, angkatan 2009, lindha_teye@yahoo.com

2 Pendahuluan Pada kegiatan pembelajaran Penjasorkes ada dua proses yang berlangsung yaitu kegiatan belajar dan kegiatan mengajar. Proses interaksi ini melibatkan guru sebagai sumber informasi dan siswa sebagai subyek didik. Guru akan mengajarkan berbagai materi sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Materi yang akan diajarkan tentu harus direncanakan sedemikian rupa agar tujuan pembelajaran tercapai. Persiapan yang dilakukan adalah mendesain pembelajaran mulai dari menyiapkan materi yang sesuai dengan karakteristik siswa, menentukan metode mengajar yang sesuai dengan kondisi sekolah dan kemampuan siswa, dan menentukan alat atau media pembelajaran, dalam hal ini model mengajar merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar. Model mengajar Mastery Learning, yang dalam istilah Benjamin Bloom disebut learning for mastery, adalah pendekatan mengajar yang mengacu pada penetapan kriteria hasil belajar. Kriteria tingkat keberhasilan belajar meliputi: pengetahuan, konsep, keterampilan, sikap dan nilai (Syah, 2010:196). Implementasi mastery learning pada proses pembelajaran sesuai dengan peranannya yang sangat penting, para guru mempunyai tugas-tugas pokok dalam mengelola, merencanakan, mengevaluasi, dan membimbing kegiatan belajar mengajar dengan sebaik-baiknya disamping memahami siswa dengan segala karakteristiknya, mengetahui tujuan apa yang harus dicapai setelah adanya proses pembelajaran sehingga terjadi proses pengalaman belajar yang baik. Guru juga perlu memiliki beberapa prinsip mengajar yang mengacu pada peningkatan kemampuan internal siswa di dalam merangsang strategi pembelajaran ataupun melaksanakan pembelajaran. Peningkatan potensi internal itu salah satunya dengan menerapkan jenis-jenis strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa mampu mencapai kompetensi secara penuh utuh dan kontekstual strategi pembelajaran tersebut dikenal dengan strategi mastery learning. Strategi mastery learning dapat diterapkan secara tuntas sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan, terutama dalam level mikro yaitu mengembangkan individu dalam proses pembelajaran di kelas. Hal ini tidak menuntut perubahan besar-besaran baik dalam kurikulum maupun pembelajaran, tetapi yang penting adalah merubah

3 strategi guru terutama berhubungan dengan waktu. Perhatian guru terhadap waktu bukan waktu yang dibutuhkan untuk mengajar melainkan waktu yang digunakan peserta didik untuk belajar sampai taraf penguasaan bahan sepenuhnya (mastery learning). Peneliti melihat bahwa dalam praktik di lapangan seperti dalam mengajar mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk permainan bolavoli media atau alat bantu yang digunakan dalam menyajikan materi pada umumnya disampaikan melalui metode demonstrasi langsung tanpa menggunakan alat bantu lainnya. Menurut observasi peneliti terhadap Bapak Agus Siswanto salah satu guru Penjasorkes di SMA Negeri 1 Pacet pada tanggal 10 November 2012, belum pernah digunakan peralatan yang menunjang untuk media penyampaian materi ajar pendidikan jasmani seperti Liquid Crystal Display Projector (LCD), komputer dan ruang multimedia. Oleh karena itu perlu adanya model mengajar baru yaitu Model Mastery Learning yang yang didalamnya terdapat 5 tahap pembelajaran salah satunya adalah penggunaan alat-alat audiovisual. Berdasarkan uraian tersebut diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran passing bawah bolavoli khususnya untuk kelas XI SMA Negeri 1 Pacet. Masalah Penelitian Penentuan model mengajar guru menjadi salah satu faktor tercapainya tujuan pembelajaran mata pelajaran Penjasorkes di sekolah. Fokus utama penelitian ini adalah ingin mengungkap pengaruh model mastery learning terhadap efektivitas pembelajaran passing bawah bolavoli, kelas XI. Permasalahan tersebut selanjutnya dirinci sebagai berikut. 1. Adakah pengaruh Model Mastery Learning Terhadap Efektivitas Pembelajaran Passing Bawah Bolavoli pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pacet? 2. Seberapa besar pengaruh Model Mastery Learning Terhadap Efektivitas Pembelajaran Passing Bawah Bolavoli pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pacet?

4 Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pengaruh model mastery learning terhadap efektivitas pembelajaran passing bawah bolavoli. Secara lebih terperinci tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui pengaruh Model Mastery Learning terhadap efektivitas pembelajaran passing bawah bolavoli pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pacet. 2. Untuk mengetahui besar pengaruh Model Mastery Learning terhadap efektivitas pembelajaran passing bawah bolavoli pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pacet. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan deskriptif kuantitatif, yakni penelitian yang dilakukan secara ketat untuk mengetahui hubungan sebab akibat diantara variabel-variabel (Maksum, 2009:48). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomized Control group Posttest Only Design, yakni menggunakan kelompok kontrol, subjek ditempatkan secara acak sehingga antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dianggap setara. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengaruh model mastery learning, sedangkan variabel terikat adalah efektivitas pembelajaran passing bawah bolavoli. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Pacet dengan populasi seluruh siswa kelas XI. Pengambilan sampel dengan menggunakan cluster random sampling. Cluster random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak yang diambil bukan individu, melainkan kelompok atau area yang kemudian disebut cluster (Maksum, 2009:43). Kemudian didapatkan kelas XI IPA 1 sebagai kelompok eksperimen dan kelas XI IPS 1 sebagai kelompok kontrol. Ada dua jenis instrumen yang dipakai dalam penelitian ini, yakni Formative Class Evaluation (FCE) dan hasil belajar siswa. 1. Lembar Kuesioner Formative Class Evaluation (FCE). Yang dimaksud dengan angket atau kuesioner FCE adalah untuk mengetahui efektivitas

5 pembelajaran Penjasorkes dari sisi pendapat siswa. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Lembar kuisioner Formative Class Evaluation terdiri dari 9 pertanyaan yang didalamnya terdapat 4 komponen pokok berisi hasil, kemauan, metode dan kerjasama. Kuesioner ini diberikan setelah guru selesai memberikan materi. Penilaian jawaban dari masing-masing item pertanyaan adalah nilai 3 untuk alternatif jawaban Ya, nilai 1 untuk alternatif jawaban Tidak, dan nilai 2 untuk alternatif jawaban Tidak Tahu. Kategori skor lembar FCE adalah nilai 5 dengan kategori sangat baik, 4 dengan kategori baik, 3 dengan kategori sedang, 2 dengan kategori kurang, dan 1 dengan kategori kurang sekali. 2. Hasil Belajar Siswa. Yang dimaksud dengan ketuntasan hasil belajar siswa adalah tingkat keberhasilan guru dalam mengajarkan materi pelajaran Penjasorkes dan diukur dengan tiga komponen, yaitu psikomotor dengan bobot 50%, Kognitif dengan bobot 30%, dan Afektif dengan bobot 20%. Dalam penelitian ini ketiga komponen ketuntasan belajar siswa diambil pada saat siswa melakukan pembelajaran di kelas dan tugas gerak di lapangan. Hasil tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel pembobotan nilai pada masing-masing komponen. Ketuntasan hasil belajar Penjasorkes menggunakan standar ketuntasan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang dipakai di SMA Negeri 1 Pacet dengan nilai minimum sebesar 75. Dalam penelitian ini penentuan batas kelulusan menggunakan Penilaian Acuan Norma (PAN). Menurut Mahardika (2010:260) penentuan batas kelulusan dengan menggunakan sistem PAN didasarkan pada nilai rata-rata kelas dan simpangan bakunya. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner untuk FCE dan penilaian tiga komponen hasil belajar (kognitif, afektif dan psikomotor) kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Secara garis besar prosedur penelitian dapat diuraikan sebagai berikut.

6 a. Tahap persiapan 1. Memberikan pembekalan kepada ketiga observer mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga angkatan 2009 sebagai petugas pengamat dan pengumpul data komponen afektif dan psikomotor. 2. Materi pembekalan terkait dengan tujuan penelitian, karakteristik sampel, instrumen penelitian, dan prosedur pengumpulan data. 3. Poin 1 dan 2 tersebut di atas dilakukan di Surabaya. b. Tahap pelaksanaan 1. Pertemuan pertama Pelaksanaan pembelajaran kelompok kontrol hari selasa tanggal 20 Nopember 2012 pukul WIB sampai dengan pukul WIB yaitu materi passing bawah bolavoli di lapangan yang dilakukan oleh guru. Ketiga observer melakukan pengamatan dan penilaian terhadap komponen afektif kepada siswa. Selesai kegiatan pembelajaran, peneliti memberikan angket FCE untuk diisi siswa berdasarkan pengalaman yang didapat selama pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan pembelajaran kelompok eksperimen hari selasa tanggal 20 Nopember 2012 pukul WIB sampai dengan pukul WIB yaitu materi passing bawah bolavoli di kelas dengan menggunakan model mastery learning yang dilakukan oleh guru. Pembelajaran yang dilakukan di kelas adalah kegiatan presentasi materi passing bawah bolavoli. Ketiga observer melakukan pengamatan dan penilaian terhadap komponen afektif kepada siswa. Selesai kegiatan pembelajaran, dilakukan penilaian terhadap komponen kognitif untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran, kemudian dilanjutkan dengan peneliti memberikan angket FCE untuk diisi siswa berdasarkan pengalaman yang didapat selama pembelajaran berlangsung. 2. Pertemuan kedua Pelaksanaan pembelajaran kelompok kontrol hari selasa tanggal 27 Nopember 2012 pukul WIB sampai dengan pukul WIB yaitu materi passing bawah bolavoli di lapangan yang dilakukan oleh guru. Ketiga observer melakukan pengamatan dan penilaian terhadap

7 komponen afektif kepada siswa. Selesai kegiatan pembelajaran, peneliti memberikan angket FCE untuk diisi siswa berdasarkan pengalaman yang didapat selama pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan pembelajaran kelompok eksperimen hari selasa tanggal 27 Nopember 2012 pukul WIB sampai dengan pukul WIB yaitu materi passing bawah bolavoli di lapangan yang dilakukan oleh guru. Ketiga observer melakukan pengamatan dan penilaian terhadap komponen afektif kepada siswa. Selesai kegiatan pembelajaran, peneliti memberikan angket FCE untuk diisi siswa berdasarkan pengalaman yang didapat selama pembelajaran berlangsung. 3. Pertemuan ketiga Pelaksanaan pembelajaran kelompok kontrol hari selasa tanggal 04 Desember 2012 pukul WIB sampai dengan pukul WIB yaitu penilaian psikomotor dan kognitif passing bawah bolavoli. Ketiga observer melakukan pengamatan dan penilaian terhadap komponen psikomotor dan afektif kepada siswa. Selesai kegiatan pembelajaran, dilakukan penilaian komponen kognitif untuk mengetahui seberapa jauh siswa memahami materi setelah tiga kali pertemuan mendapatkan materi passing bawah bolavoli, dan dilanjutkan dengan peneliti memberikan angket FCE untuk diisi siswa berdasarkan pengalaman yang didapat selama pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan pembelajaran kelompok eksperimen hari selasa tanggal 04 Desember 2012 pukul WIB sampai dengan pukul WIB yaitu penilaian psikomotor materi passing bawah bolavoli. Ketiga observer melakukan pengamatan dan penilaian terhadap komponen psikomotor dan afektif kepada siswa. Selesai kegiatan pembelajaran, peneliti memberikan angket FCE untuk diisi siswa berdasarkan pengalaman yang didapat selama pembelajaran berlangsung. Analisis data secara kuantitatif dilakukan setelah data dari responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab

8 rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model mastery learning terhadap efektivitas pembelajaran passing bawah bolavoli, maka digunakan penghitungan secara manual dan menggunakan program komputer Statistical Package For The Social Sciences (SPSS). Data-data tersebut diolah dan hasil akhir berupa persentase. Pendidikan Jasmani Menurut Maksum (2009:60) Pendidikan Jasmani, yang dalam kurikulum disebut secara paralel dengan istilah lain menjadi Pendidikan Jasmani, Olahragadan Kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran yang disajikan di sekolah, mulai dari SD sampai dengan SMA. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan (CDC, 2000; Disman, 1990; Pate dan Trost, 1998 dalam Maksum, 2009:61). Pengalaman gerak yang didapatkan siswa dalam Pendidikan Jasmani merupakan kontributor penting bagi peningkatan angka partisipasi dalam aktivitas fisik dan olahraga yang sekaligus juga merupakan kontributor penting bagi kesejahteraan dan kesehatan siswa (Siedentop, 1990; Ratliffe, 1994; Thomas and Laraine, 1994; Stran and Ruder, 1996; CDC, 2000 dalam Maksum, 2009;61). Untuk itu tidak mengherankan peningkatan kualitas dan efektivitas proses belajar mengajar (PBM) Pendidikan Jasmani selalu menjadi fokus perhatian semua pihak yang peduli terhadap pendidikan. Model Mastery Learning Konsep mastery learning sebenarnya bukanlah barang baru dalam bidang pendidikan, karena telah dikembangkan oleh Carleton Wasburne dan temantemannya pada tahun 1920 dan Henry C. Morrison di Laboratory School Universitas Chicago tahun Model mastery learning kemudian dikembangkan oleh Bloom dan Carrol pada tahun 1963 berdasarkan

9 penemuannya mengenai Model School Learning (Suryosubroto dalam Istiarsono, 1997:99). Model mengajar mastery learning menurut Benjamin Bloom disebut learning for mastery pada dasarnya merupakan pendekatan mengajar yang mengacu pada penetapan kriteria hasil belajar. Dalam pedoman yang dibuat oleh Departemen Pendidikan Nasional yang dimaksud dengan mastery learning adalah pendekatan pembelajaran yang mempersyaratkan siswa agar menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran tertentu (Depdiknas, :9). Menurut Oemar Hamalik dalam Istiarsono (2001:85), mastery learning adalah suatu strategi pengajaran yang diindividualisasikan dengan menggunakan pendekatan kelompok.sedangkan menurut Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati dalam Istiarsono (1993:96) mastery learning adalah pencapaian taraf penguasaan minimal yang ditetapkan setiap unit pelajaran baik secara perseorangan maupun kelompok, dengan kata lain apa yang dipelajari siswa dapat dikuasai sepenuhnya. Efektivitas Pembelajaran Gambaran umum tentang efektivitas mengajar menurut Maksum (2009:65) adalah ditandai oleh gurunya yang selalu aktif dan siswanya secara konsisten aktif belajar. Dalam lingkungan pembelajaran yang efektif, siswa tidak bekerja sendiri melainkan selalu diawasi oleh gurunya dan mereka tidak mempunyai banyak waktu yang terbuang begitu saja. Jalannya aktivitas belajar begitu aktif, sibuk, dan menantang bagi siswa akan tetapi masih berada diantara tingkat perkembangan dan kemampuan siswanya. Diharapkan siswa dapat menerima pesan atau instruksi dari gurunya dengan baik dan dapat melakukan latihan secara independen mempelajari sesuatu sesuai dengan tujuan pembelajarannya. Passing Bawah Bolavoli Passing bawah adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan Pardijono dan Hidayat (2011:19). Sedangkan menurut Lestari 2008:175) Passing bawah adalah sebuah passing yang dilakukan pemain dengan menggunakan lengan bawahnya untuk memukul bola yang jatuh setinggi pinggang. Didalam permainan bolavoli, memainkan bola dengan teknik

10 passing bawah ada kalanya harus dilakukan dengan satu tangan yang mana posisi bola tidak memungkinkan dilakukan dua tangan jika bola jatuh jauh dari posisi pemain baik di depan maupun di samping kanan atau kiri. Hasil Penelitian Data Formative Class Evaluation (FCE) Data yang diperoleh dari lapangan maka akan didiskripsikan menggunakan penghitungan kuisioner angket Formative Class Evaluation (FCE) dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran passing bawah bolavoli sesuai pendapat siswa. 1. Kelompok kontrol Tabel 1 Rekapitulasi FCE Pertemuan I, II, III Komponen Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Hasil 2,76 5 2,62 4 2,55 4 Kemauan 2,59 3 2,61 3 2,66 3 Metode 2,47 3 2,55 3 2,53 3 Kerjasama 2,72 4 2,72 4 2,84 4 Nilai Akhir Pertemuan 2,65 4 2,62 4 2,63 4 Tabel 2 Rekapitulasi 3 Pertemuan Komponen Nilai 3 Pertemuan Nilai Kategori Hasil 2,64 4 Kemauan 2,62 3 Metode 2,52 3 Kerjasama 2,76 4 Nilai Akhir Pertemuan 2,64 4 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pembelajaran dari tiga kali pertemuan komponen hasil mendapatkan nilai 2,64 dikategori baik, komponen kemauan mendapatkan nilai 2,62 di kategori sedang, komponen metode mendapatkan nilai 2,52 di kategori sedang, komponen kerjasama mendapatkan nilai 2,76 di kategori baik. Nilai akhir yang didapat dari tiga kali pertemuan yaitu 2,64 di kategori baik. Dari hasil tersebut dikatakan

11 bahwa proses pembelajaran pada saat penelitian menurut pendapat siswa berjalan dengan baik. 2. Kelompok eksperimen Tabel 3 Rekapitulasi FCE Pertemuan I, II, III Komponen Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Hasil 2,61 4 2,74 5 2,69 4 Kemauan 2,60 3 2,86 4 2,82 4 Metode 2,51 3 2,79 4 2,90 5 Kerjasama 2,86 5 2,87 5 2,88 5 Nilai Akhir Pertemuan 2,64 4 2,80 5 2,81 5 Tabel 4 Rekapitulasi 3 Pertemuan Komponen Nilai 3 Pertemuan Nilai Kategori Hasil 2,68 4 Kemauan 2,76 3 Metode 2,73 4 Kerjasama 2,87 5 Nilai Akhir Pertemuan 2,75 4 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pembelajaran dari tiga kali pertemuan komponen hasil mendapatkan nilai 2,68 dikategori baik, komponen kemauan mendapatkan nilai 2,76 di kategori sedang, komponen metode mendapatkan nilai 2,73 di kategori baik, komponen kerjasama mendapatkan nilai 2,87 di kategori sangat baik. Nilai akhir yang didapat dari tiga kali pertemuan yaitu 2,75 di kategori baik. Dari hasil tersebut dikatakan bahwa proses pembelajaran pada saat penelitian menurut pendapat siswa berjalan dengan baik. Data Hasil Belajar Data ketuntasan hasil belajar siswa menunjukkan tingkat keberhasilan guru dalam mengajarkan suatu materi pelajaran di kelas. Ketuntasan hasil belajar siswa diukur meliputi tiga komponen yaitu: (1) Psikomotor memiliki bobot 50%, (2) Kognitif memiliki bobot 30%, dan (3) Afektif memiliki bobot 20%. Dalam

12 penelitian ini ketiga komponen ketuntasan belajar siswa diambil pada saat siswa melakukan pembelajaran di kelas dan tugas gerak di lapangan. Hasil tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel pembobotan nilai pada masing-masing komponen. 1. Nilai ranah afektif Tabel 5 Rekapitulasi Afektif Kelompok Kontrol Analisis Nilai Pertemuan Nilai Akhir Rerata Kelas 83,33 86,89 91,24 87,16 Siswa diatas Rerata Siswa dibawah Rerata Nilai Tertinggi 100,00 100,00 100,00 100,00 Nilai Terendah 60,42 78,06 85,71 74,73 Jumlah Siswa L KKM Jumlah Siswa TL KKM Persentase Kelulusan Siswa Lulus KKM 84,21% 100,00% 100,00% 94,74% Siswa Tidak Lulus KKM 15,79% 0,00% 0,00% 5,26% Tabel 6 Rekapitulasi Afektif Kelompok Eksperimen Analisis Nilai Pertemuan Nilai Akhir Rerata Kelas 84,41 90,88 85,94 87,08 Siswa diatas Rerata Siswa dibawah Rerata Nilai Tertinggi 100,00 100,00 100,00 100,00 Nilai Terendah 72,21 79,72 72,37 74,77 Jumlah Siswa L KKM Jumlah Siswa TL KKM Persentase Kelulusan Siswa Lulus KKM 74,36% 100,00% 89,74% 88,03% Siswa Tidak Lulus KKM 25,64% 0,00% 10,26% 11,97% 2. Nilai ranah psikomotor Tabel 7 Rekapitulasi Psikomotor Kelompok Kontrol No. Hasil Tes Nilai Akhir 1 Rerata Kelas 74,49 2 Siswa di atas rerata 16

13 No. Hasil Tes Nilai Akhir 3 Siswa di bawah rerata 22 4 Nilai tertinggi 100,00 5 Nilai terendah 52,22 6 Jumlah siswa lulus KKM 16 7 Jumlah siswa tidak lulus KKM 22 Persentase Kelulusan 8 Siswa lulus KKM 41,03% 9 Siswa tidak lulus KKM 56,41% Tabel 8 Rekapitulasi Psikomotor Kelompok Eksperimen No. Hasil Tes Nilai Akhir 1 Rerata Kelas 83,81 2 Siswa di atas rerata 21 3 Siswa di bawah rerata 18 4 Nilai tertinggi 100,00 5 Nilai terendah 61,81 6 Jumlah siswa lulus KKM 32 7 Jumlah siswa tidak lulus KKM 7 Persentase Kelulusan 8 Siswa lulus KKM 82,05% 9 Siswa tidak lulus KKM 17,95% 3. Nilai ranah kognitif Tabel 9 Rekapitulasi Kognitif Kelompok Kontrol dan Eksperimen No. Hasil Tes Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen 1 Rerata Kelas 81,43 80,01 2 Siswa di atas rerata Siswa di bawah rerata Nilai tertinggi 100,00 100,00 5 Nilai terendah 56,52 66,29 6 Jumlah siswa lulus KKM Jumlah siswa tidak lulus KKM 12 9 Persentase Kelulusan 8 Siswa lulus KKM 68,42% 76,92% 9 Siswa tidak lulus KKM 31,58% 23,08%

14 4. Nilai Akhir Hasil Belajar Tabel 10 Rekapitulasi Hasil Belajar Kelompok Kontrol dan Eksperimen Analisis Nilai Nilai Akhir Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Rerata Kelas 79,54 83,77 Siswa diatas Rerata Siswa dibawah Rerata Nilai Tertinggi 89,47 92,16 Nilai Terendah 64,20 73,10 Jumlah Siswa L KKM Jumlah Siswa TL KKM 7 2 Persentase Kelulusan Siswa Lulus KKM 81,58% 94,87% Siswa Tidak Lulus KKM 18,42% 5,13% Uji Hipotesis Data yang akan disajikan berupa data yang diperoleh dari hasil belajar tes passing bawah bolavoli kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jumlah sampel yang digunakan kelompok kontrol adalah sebanyak 38 siswa dan kelompok eksperimen sebanyak 39 siswa. 1. Deskripsi data Tabel 11 Deskripsi Data Kelompok Eksperimen dan Kontrol Deskripsi Data Kelompok Eksperimen Kontrol Beda Mean 83,77 79,54 4,23 Standar Deviasi 4,50 5,67-1,17 Varian 20,28 32,19-11,91 Nilai Minimum 73,10 64,20 8,90 Nilai Maksimum 92,16 89,47 2,69 Besar Perbedaan 2,59% Berdasarkan tabel 11 disajikan deskripsi data dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen memiliki rata-rata hasil tes passing bawah bolavoli sebesar 83,77 dengan standar sebesar 4,50, varian sebesar 20,28, nilai minimum yang diraih oleh siswa sebesar 73,10 dan nilai maksimum yang dapat diraih siswa sebesar 92,16. Sedangkan untuk kelompok kontrol didapatkan nilai rata-rata sebesar 79,54 dengan standar

15 deviasi sebesar 5,67, varian sebesar 32,19, nilai minimum yang diraih oleh siswa sebesar 64,20 dan nilai maksimum yang dapat diraih siswa sebesar 89,47. Nilai beda rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebesar 4,23 dengan standar deviasi sebesar -1,17, varian sebesar -11,91, nilai beda antara siswa kelompok eksperimen yang memiliki nilai minimum dan siswa kelompok kontrol sebesar 8,90, sedangkan nilai beda antara siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang memiliki nilai maksimum sebesar 2,69. Hal ini berarti pengaruh model mastery learning untuk pembelajaran passing bawah bolavoli antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol ternyata memberikan ratarata peningkatan yang positif yaitu sebesar 2,59%. 2. Uji beda rata-rata a. Uji Normalitas Tabel 12 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Variabel N ( ) hitung ( ) tabel Keterangan Kelompok 39 5, ,99146 Normal Eksperimen Kelompok Kontrol 38 3, ,99146 Normal b. Uji Homogenitas Tabel 13 Hasil Uji Homogenitas Antar Kelompok Kelompok Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Keterangan 1, ,970 Homogen c. Uji T Tabel 14 Hasil Uji T Keterangan 3,5807 1,6645 Ha diterima Dengan mengkonsultasikan nilai pada tabel maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima karena nilai

16 3,5807 > 1,6645 Dengan kata lain bahwa ada pengaruh nilai efektivitas pembelajaran passing bawah bolavoli ditinjau dari pemberian model mengajar. Berdasarkan analisis ada perbedaan persentase sebesar 2,59% antara nilai efektivitas pembelajaran kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pembahasan Dalam bagian ini akan dibahas tentang perbedaan efektivitas pembelajaran passing bawah bolavoli antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Efektivitas yang dimaksud adalah dilihat dari tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran yang diciptakan oleh guru melalui pengisian angket FCE dan hasil belajar siswa dengan menggunakan penilaian ranah afektif 20%, psikomotor 50%, kognitif 30%. Angket FCE memuat empat komponen indikator efektivitas pembelajaran berupa komponen hasil, kemauan, metode dan kerjasama yang dijabarkan melalui sembilan butir pertanyaan. Sedangkan untuk hasil belajar siswa, ranah afektif diamati oleh 3 observer yang bertugas mengamati dan menilai sikap siswa yaitu perilaku berkarakter (disiplin dan sungguh-sungguh) dan perilaku sosial (berpendapat dan mendengarkan), ranah psikomotor juga diamati dan dinilai oleh 3 observer yaitu tentang kemampuan keterampilan siswa meliputi presentasi, sikap permulaan, sikap perkenaan sikap akhir pada saat melakukan passing bawah bolavoli, selanjutnya adalah ranah kognitif, pada ranah ini siswa diminta mengerjakan 4 butir soal tanpa membuka buku, kemudian akan didapatkan hasil kognitif siswa. Dari ketiga ranah tersebut akan didapatkan hasil akhir belajar siswa baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. 1. Perbedaan berdasarkan angket FCE Dalam penelitian ini efektivitas pembelajaran dibuktikan salah satunya dengan instrumen formative class evaluation (FCE) yaitu mengetahui efektivitas proses pembelajaran dengan melihat tanggapan siswa. Dari seluruh tanggapan siswa nilai efketivitas pembelajaran penjasorkes sebagaimana terlihat pada gambar 15 berikut ini.

17 Hasil Kemauan Metode Kerjasama Nilai Akhir Pertemuan Eksperimen Nilai Kontrol Nilai Gambar 15 Efektivitas Pembelajaran Berdasarkan Angket FCE Keterangan: Nilai 5 : Sangat Baik Nilai 4 : Baik Nilai 3 : Sedang Nilai 2 : Kurang Nilai 1 : Kurang Sekali Dari grafik tersebut dapat dilihat pada nilai akhir pertemuan bahwa tidak terdapat perbedaan antara nilai efektivitas pembelajaran antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Tetapi jika melihat 4 komponen yaitu hasil, kemauan, metode dan kerjasama terdapat beberapa perbedaan yaitu pada komponen metode dimana nilai kelompok eksperimen adalah 4 (baik) dan nilai kelompok kontrol 3 (sedang). Komponen kerjasama juga terdapat perbedaan nilai kelompok eksperimen adalah 5 (sangat baik) dan nilai kelompok kontrol 4 (baik). 2. Perbedaan berdasarkan hasil belajar siswa Dalam penelitian ini efektivitas pembelajaran dibuktikan selain menggunakan FCE tetapi juga menggunakan instrumen hasil belajar siswa. Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan hasil penelitian tentang pengaruh model mastery learning terhadap efektivitas pembelajaran passing bawah bolavoli dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan dari ketiga ranah hasil belajar yaitu ranah afektif 20%, ranah psikomotor 50%, ranah kognitif 30% menunjukkan hasil yang baik. Hal ini dapat dibuktikkan

18 Rerata Kelas Siswa diatas Rerata Siswa dibawah Rerata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah Siswa L KKM Jumlah Siswa TL KKM % Siswa Lulus KKM % Siswa Tidak Lulus KKM 83,77 79, ,16 89,47 73,10 64, ,87% 81,58% 5,13% 18,42% berdasarkan gambar 16 yaitu perbedaan hasil belajar siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis Hasil belajar Eksperimen Kontrol Analisis nilai Gambar 16 Efektivitas Pembelajaran Berdasarkan Hasil Belajar Berdasarkan gambar 16 terlihat besar perbedaan hasil belajar antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen seperti yang telah dijelaskan pada penjelasan sebelumnya mengenai perbedaan hasil belajar di halaman 58. Persentase siswa yang lulus kelompok eksperimen mencapai 94,87%, siswa tidak lulus sebesar 5,13%, sedangkan persentase siswa yang lulus kelompok kontrol sebesar 81,58% dan siswa tidak lulus sebesar 18,42%. Jika melihat perbedaan besar persentase kelulusan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat disimpulkan bahwa model mastery learning memberikan pengaruh terhadap efektivitas pembelajaran passing bawah bolavoli sehingga dapat membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar. Simpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh model mastery Learning terhadap efektivitas pembelajaran passing bawah bolavoli. Dibuktikan berdasarkan pendapat siswa (FCE) selama 3 kali pertemuan, secara keseluruhan menunjukkan hasil dengan

19 kategori yang baik dan penilaian ketuntasan hasil belajar siswa yang meliputi aspek afektif 20%, psikomotor 50%, dan kognitif 30% selama 3 kali pertemuan, secara keseluruhan menunjukkan hasil yang sangat baik yakni persentase kelulusan siswa yang lulus KKM mencapai 94,87% dan siswa tidak lulus KKM sebesar 5,13%. 2. Besar pengaruh model mastery learning terhadap efektivitas pembelajaran Saran passing bawah bolavoli yaitu memberikan peningkatan positif sebesar 3,5807 atau sebesar 2,59%. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai 3,5807 > 1,6645. Maka dapat disimpulkan ada pengaruh yang antara kemampuan passing bawah bolavoli kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan menggunakan model mastery learning. 1. Sesuai dengan hasil penelitian maka sebaiknya pengaruh pembelajaran dengan menggunakan model mastery learning ini dijadikan acuan bagi para guru pengajar dalam usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah khusunya pada pembelajaran materi passing bawah bolavoli. 2. Bagi peneliti selanjutnya pengembangan model mengajar selanjutnya perlu diadakan penelitian sejenis dengan pengaruh model mastery learning pada pembahasan pendidikan jasmani dengan pokok bahasan dan materi yang lain. 3. Bagi guru penjasorkes bisa menggunakan model mengajar dengan penggunaan model mastery learning pada materi pembelajaran penjasorkes yang lain. Daftar Pustaka Badudu dan Zain Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Din, Achmad. Tanpa Tahun. Penerapan Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning. (online) tersedia di: file:///d:/ %20PEMAPARAN%20SIDANG%20SKRIPSI/materi%20maste ry%20learning/penerapan-pembelajaran-tuntas-mastery.html pada 13 Januari Istiarsono, Zen. Tanpa Tahun. Penerapan Mastery Learning pada Pembelajaran. (online) tersedia di:

20 d=1&cad=rja&ved=0ccgqfjaa&url=http%3a%2f%2fpelangiilmu. jurnal.unesa.ac.id%2fbank%2fjurnal%2fpenerapan_mastery_learni ng_pada_pembelajaran_%28zen_istiarsono%29.pdf&ei=ah_yuj2to IrZkgXXxIHYCg&usg=AFQjCNHa_vZtPP4d58H6Oy72fL5eLpm2G w&bvm=bv ,d.bmk pada 13 Januari Junaidi. Tanpa Tahun. Titik Persentase atas Distribusi Chi-Square. (online) tersedia di: pada 13 Januari Lestari, Nova Melatih Bolavoli Remaja. Tanpa Kota: Citra Aji Parama. Mahardika, I Made Sriundy Evaluasi Pengajaran. Surabaya: Unesa University Press Maksum, A Kualitas Guru Pendidikan Jasmani di Sekolah Antara Harapan dan Kenyataan. Makalah dipresentasikan dalam forum penelitian Balitbang Depdiknas. Maksum, A Metode penelitian dalam olahraga. Surabaya: Tanpa Penerbit. Maksum, A Statistik dalam olahraga. Surabaya: Tanpa Penerbit. Pardijono dan Hidayat, T Bolavoli. Surabaya: Unesa University Press. Prakoso, Bayu Budi Perbandingan Efektivitas Pembelajaran Dikjasorkes Ditinjau Dari Latar Belakang Guru Pemula. Tanpa Kota: Tanpa Penerbit. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta Syah, Muhibbin Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Tim Penyusun Panduan Penulisan dan Penilaian Skripsi. Surabaya: Unesa University Press. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Cemerlang. Wahab, Abdul Azis Metode dan Model-model Mengajar. Bandung: Alfabeta. Wijaya, Made Agus dan Astono Hibah Penelitian Asisten Deputi Olahraga Pendidikan Deputi Bidang Pemberdayaan Olahraga Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Laporan akhir tidak diterbitkan.surabaya: Program Pasca Sarjana Program Studi Pendidikan Olahraga Unesa.

Pengaruh Model Mastery Learning Terhadap Efektivitas Pembelajaran Passing Bawah Bolavoli

Pengaruh Model Mastery Learning Terhadap Efektivitas Pembelajaran Passing Bawah Bolavoli Pengaruh Model Mastery Learning Terhadap Efektivitas Pembelajaran Passing Bawah Bolavoli PENGARUH MODEL MASTERY LEARNING TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLAVOLI (Studi Pada Siswa Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Kemala Bhayangkari Bandung yang terletak di jalan Palasari No. 46 Bandung, Jawa Barat. Sekolah yang berdiri di bawah naungan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOLAVOLI (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMPN 6 Kediri) SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOLAVOLI (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMPN 6 Kediri) SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOLAVOLI (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMPN 6 Kediri) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III metode penelitian akan dipaparkan mengenai jenis dan pendekatan, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel dan indikator penelitian, teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian yaitu metode eksperimen semu (Quasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan

III. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan 32 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk memperoleh data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan digunakan

Lebih terperinci

PENGARUH KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETEPATAN SERVICE ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI

PENGARUH KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETEPATAN SERVICE ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI PENGARUH KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETEPATAN SERVICE ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Boyolali pada semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Sekolah ini beralamat

Lebih terperinci

SURVEI SARANA PRASARANA OLAHRAGA DENGAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENJASORKES SMP NEGERI KECAMATAN DAMPAL SELATAN KABUPATEN TOLITOLI ARMAN ABSTRAK

SURVEI SARANA PRASARANA OLAHRAGA DENGAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENJASORKES SMP NEGERI KECAMATAN DAMPAL SELATAN KABUPATEN TOLITOLI ARMAN ABSTRAK SURVEI SARANA PRASARANA OLAHRAGA DENGAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENJASORKES SMP NEGERI KECAMATAN DAMPAL SELATAN KABUPATEN TOLITOLI 1 ARMAN Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Tadulako

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy Experimental (Sugiyono, 008: 114). B. Desain Penelitian Adapun desain penelitian dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari salah penafsiran variabel yang digunakan dalam penelitian ini, berikut ini adalah penjelasan operasionalnya: 1. Model Pembelajaran

Lebih terperinci

DESKRIPSI PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD SE-KECAMATAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

DESKRIPSI PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD SE-KECAMATAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 DESKRIPSI PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD SE-KECAMATAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Isna Riyanurani Program Studi Pendidikan Matematika Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Eksperimen dapat diartikan sebagai proses penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengembangan Multimedia Pembelajaran Adapun metode pengembangan multimedia pembelajaran seperti yang dikemukakan Munir (2008:195) terdiri dari lima tahap sebagai

Lebih terperinci

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 PM - 104 Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA Samsul Feri

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA ABSTRAK: El Indahnia Kamariyah Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Islam Madura elindahniakamariyah@fkip.uim.ac.id

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 01 Tahun 2014, 14-19

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 01 Tahun 2014, 14-19 Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 01 Tahun 2014, 14-19 PENERAPAN MODIFIKASI PERMAINAN BOLAVOLI UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PRESTASI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental Design (eksperimen semu) dimana metode penelitian eksperimen semu diartikan sebagai penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI SMP NEGERI 6 KEDIRI TAHUN 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI SMP NEGERI 6 KEDIRI TAHUN 2015 Universitas usantara PGRI Kediri PEGARUH PEGGUAA MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARA TERHADAP HASIL BELAJAR PASSIG ATAS DALAM PERMAIA BOLAVOLI SMP EGERI 6 KEDIRI TAHU 015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK Pengaruh Penggunaan Metode... (Adi Rukmana Putra) 73 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK THE INFLUENCE OF DEMONSTRATION TEACHING METHOD ON THE STUDENT

Lebih terperinci

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif yang merupakan metode eksperimen berdesain posttest-only control design, karena tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan teknik analisis komparatif. Penelitian komparatif diarahkan untuk

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SD

PENGARUH MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SD PENGARUH MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SD Ahmad Fauzi, Sugiyono, Suryani Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Email: Ahmadfauzi_pgsd@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan kegiatan percobaan untuk meneliti sesuatu peristiwa atau gejala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berkomunikasi siswa dilihat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran

Lebih terperinci

MINAT SISWA KELAS XI SMA N 1 PUNDONG KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TAHUN AJARAN 2015/2016

MINAT SISWA KELAS XI SMA N 1 PUNDONG KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TAHUN AJARAN 2015/2016 Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Penjasorkes... (Aris Bintarko) 1 MINAT SISWA KELAS XI SMA N 1 PUNDONG KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TAHUN AJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

prilaku hidup sehat peserta didik, dalam kehidupan sehari-hari (Suroto, 2009).

prilaku hidup sehat peserta didik, dalam kehidupan sehari-hari (Suroto, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam berbagai bidang kehidupan dewasa ini semakin ketat, yang menuntut manusia untuk bisa menjadi yang terbaik dalam persaingan ini supaya dapat

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA 345 EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA Woro Sumarni, Soeprodjo, Krida Puji Rahayu Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang Kampus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya adalah dalam hal melengkapi bahan ajar, meningkatkan kualitas pengajar, maupun

Lebih terperinci

PERBEDAAN SIKAP SPORTIVITAS ANTARA SISWA PUTRA DAN PUTRI DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

PERBEDAAN SIKAP SPORTIVITAS ANTARA SISWA PUTRA DAN PUTRI DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PERBEDAAN SIKAP SPORTIVITAS ANTARA SISWA PUTRA DAN PUTRI DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI (Studi Pada Siswa Kelas XI di SMK Negeri 1 Grogol Tahun Pelajaran 20014/2015) SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu Pre- Experimental Design. Desain ini belum merupakan desain sesungguhnya karena masih terdapat

Lebih terperinci

Fian Totiana*, Elfi Susanti VH 2, Tri Redjeki 2. Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

Fian Totiana*, Elfi Susanti VH 2, Tri Redjeki 2. Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan data berupa

Lebih terperinci

Susti Rahmah Yulita S 1

Susti Rahmah Yulita S 1 MENDIDIK: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pengajaran Volume 2, No. 1, Pengaruh April 2016: Penerapan Page 36-44 Model Pembelajaran Pair Check Terhadap ISSN: 2443-1435 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: TRI SANDI ADI PANGESTU NPM: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

SKRIPSI. Oleh: TRI SANDI ADI PANGESTU NPM: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI Artikel Skripsi PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLAVOLI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TULAKAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT ditinjau dari

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA TERPADU BERBASIS MODEL CONNECTED TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs N YOGYAKARTA II

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA TERPADU BERBASIS MODEL CONNECTED TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs N YOGYAKARTA II EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA TERPADU BERBASIS MODEL CONNECTED TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs N YOGYAKARTA II Sulistiyawati dan Erwin Fertina Jurusan Pendidikan Biologi

Lebih terperinci

Ilham Baharuddin Jurusan Matematika, Fakultas MIPA Universitas Negeri Makassar. Abstrak

Ilham Baharuddin Jurusan Matematika, Fakultas MIPA Universitas Negeri Makassar. Abstrak EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TUTORIAL SEBAGAI PENDUKUNG PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 BAJO KABUPATEN LUWU SULAWESI SELATAN Ilham Baharuddin Jurusan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang berjumlah 6 siswa dan terdistribusi dalam

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains

Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains Volume 15, Nomor 1, Hal. 27-36 Januari Juni 2013 ISSN:0852-8349 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI GAYA DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI SISWA

Lebih terperinci

Fitri Agustina Lubis. Abstact. Kata Kunci : Model Pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS), Aktivitas, Sistem Pencernaan Pada Manusia.

Fitri Agustina Lubis. Abstact. Kata Kunci : Model Pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS), Aktivitas, Sistem Pencernaan Pada Manusia. EFEKTIVITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERTIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMP NEGERI 1 SIBABANGUN TAHUN PELAJARAN 2010-2011 Fitri Agustina

Lebih terperinci

PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL SNOWBALLING PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL SNOWBALLING PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING CiE 2 (1) (2013) Chemistry in Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL SNOWBALLING PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TA Putranto,

Lebih terperinci

Bravo s Jurnal Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan STKIP PGRI Jombang ISSN:

Bravo s Jurnal Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan STKIP PGRI Jombang ISSN: Bravo s Jurnal ISSN: 2337-7674 PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN TEACHING GAMES FOR UNDERSTANDING (TGFU) TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLAVOLI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 JOMBANG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment research) dengan desain pretest and posttest group design. Penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan data berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan model desain ekperimental semu atau istilah lainnya adalah Quasy Experimental Design, dengan desain penilitian ini peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan sampel tidak secara random, tetapi menerima keadaan sampel apa adanya. Desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai metodologi penelitian yang digunakan, meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian Objek penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Cimahi, Jalan Mahar Martanegara (Leuwigajah)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menguji penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7e berbantuan komputer dalam pembelajaran fisika terhadap penguasaan konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS VII SMPN 2 BANYUWANGI

PENERAPAN PEMBELAJARAN DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS VII SMPN 2 BANYUWANGI PENERAPAN PEMBELAJARAN DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS VII SMPN 2 BANYUWANGI Panji Sekar Pambudi 1 Joni Pramudana 2 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen yang menempatkan subyek penelitian ke dalam dua kelas yaitu kelas kontrol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

Lebih terperinci

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS), 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen. Dikarenakan subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi menerima keadaan

Lebih terperinci

Efektivitas Pembelajaran Passing Bawah Bolavoli Untuk Kelas X dengan Penggunaan Media Audio Visual

Efektivitas Pembelajaran Passing Bawah Bolavoli Untuk Kelas X dengan Penggunaan Media Audio Visual EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLAVOLI UNTUK KELAS X DENGAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL Idin Yulias Prayogo S1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas

Lebih terperinci

PERBEDAAN MEDIA AUDIO VISUAL DAN BUKAN AUDIO VISUAL TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV

PERBEDAAN MEDIA AUDIO VISUAL DAN BUKAN AUDIO VISUAL TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV PERBEDAAN MEDIA AUDIO VISUAL DAN BUKAN AUDIO VISUAL TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV Ahmad Irfan, Toha Mashudi, Murtiningsih FIP Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

Lebih terperinci

,,,,, X Positif 3 X 1.SBx Negatif 4 X - 1.SBx Sangat Negatif Keterangan: : Rata-rata skor keseluruhan siswa SBx : Simpangan baku (standar deviasi) skor keseluruhan siswa X : Skor yang diperoleh siswa

Lebih terperinci

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN

Lebih terperinci

Perbandingan Motivasi Belajar PJOK SMP Negeri Dan SMP Swasta

Perbandingan Motivasi Belajar PJOK SMP Negeri Dan SMP Swasta PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI DAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SWASTA (Studi pada SMP Negeri 2 Tarik Sidoarjo dan SMP At-Taqwa ) Pahlefi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di SMPN Kota Cimahi - Jawa Barat. 2. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: SUGIYARNO NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SKRIPSI. Oleh: SUGIYARNO NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Artikel Skripsi PENGARUH PEMBELAJARAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR LEMPAR CAKRAM GAYA MENYAMPING SISWA KELAS VIII MTs NEGERI KEBONAGUNGTAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL Ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) OLEH: ZUMRATUN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakkan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakkan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi perlakuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Kuasi Eksperimen atau eksperimen semu. Pada penelititian kuasi eksperimen (eksperimen semu) menggunakkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang bersifat deskriptif yang memusatkan perhatiannya

Lebih terperinci

MINAT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 NGAGLIK TERHADAP PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI

MINAT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 NGAGLIK TERHADAP PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI Minat Siswa Kelas VIII SMP N 4 Ngaglik.. (Galih Lian p) 1 MINAT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 NGAGLIK TERHADAP PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI Oleh : Galih Lian Prasetya, Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PDEODE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ILMU PENGETAHUAN ALAM

PENGARUH STRATEGI PDEODE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ILMU PENGETAHUAN ALAM PENGARUH STRATEGI PDEODE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ILMU PENGETAHUAN ALAM Mai Istiqomatul Mashluhah 1), Ika Fitri Amalia 2) Universitas Negeri Surabaya Email: maiistiqomatulmashluhah@gmail.com

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBERIAN APERSEPSI DAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA POKOK BAHASAN GAYA SMP NEGERI 13 PURWOREJO

EFEKTIVITAS PEMBERIAN APERSEPSI DAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA POKOK BAHASAN GAYA SMP NEGERI 13 PURWOREJO Radiasi.Vol.3.No.2.Mariska EFEKTIVITAS PEMBERIAN APERSEPSI DAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA POKOK BAHASAN GAYA SMP NEGERI 13 PURWOREJO Mariska, Eko Setyadi Kurniawan, Siska Desy

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment research). Eksperimen semu merupakan jenis penelitian untuk memperoleh informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian dilakukan di Program Keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berbeda dengan metode eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. berbeda dengan metode eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini merupakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen atau eksperimen semu (Arikunto, 003:7). Metode penelitian kuasi eksperimen berbeda dengan metode eksperimen.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SAINS MENGGUNAKAN PA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DENGAN PA KONVENSIONAL

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SAINS MENGGUNAKAN PA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DENGAN PA KONVENSIONAL PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SAINS MENGGUNAKAN PA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DENGAN PA KONVENSIONAL Malinda Riwi Anugrah Putri*, Undang Rosidin, Ismu Wahyudi Pendidikan Fisika, FKIP Unila, Jl. Prof. Dr.

Lebih terperinci

Miftakhul Jannah. Guru IPA SMP Negeri 2 Pringapus Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ABSTRAK

Miftakhul Jannah. Guru IPA SMP Negeri 2 Pringapus Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ABSTRAK EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATERI IPA POKOK BAHASAN EKOSISTEM PADA KELAS VII SMP N 2 PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Miftakhul Jannah Guru IPA SMP

Lebih terperinci

Riska Bhakti Utomo ABSTRAK

Riska Bhakti Utomo ABSTRAK KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN, KECEPATAN REAKSI, DAN KELINCAHAN TERHADAP PASSING BAWAH PADA PERMAINAN BOLAVOLI (Studi Pada Atlet Bolavoli Putera Universitas Negeri Surabaya) Riska Bhakti Utomo ABSTRAK

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN

JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN TAHUN AJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI Oleh : VENSA LUKITA

Lebih terperinci

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur Penerapan Model Student Team Achievement Divisions (STAD) Berbahan Ajar Geogebra untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa Mata Pelajaran Kalkulus II Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimen semu, dengan desain yang dilaksanakan

Lebih terperinci

HARIO WIJAYANTO A

HARIO WIJAYANTO A DAMPAK PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI DIMENSI TIGA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1 POLANHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Karanganyar yang beralamat di Jl. R. W. Monginsidi Karanganyar. Alasan dipilihnya

Lebih terperinci

Wahyu Nugraha Putra, Sujono; Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan

Wahyu Nugraha Putra, Sujono; Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan Wahyu Nugraha Putra, Sujono; Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan PERBEDAAN HASIL BELAJAR TIK MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MODEL DIRECT INSTRUCTION (DI) PADA MATERI

Lebih terperinci

Universitas Sebelas Maret Surakarta. *Korespondensi, telp: , ABSTRAK

Universitas Sebelas Maret Surakarta. *Korespondensi, telp: ,   ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2 No. 1 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 36-41 EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TAI (TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DISERTAI EKSPERIMEN

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015 PERBEDAAN RERATA HASIL BELAJAR BASIS DATA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPLICIT INSTRUCTION DAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA JURUSAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN KELAS XII SMK PGRI 4 NGAWI Khusnul

Lebih terperinci

Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh penerapan metode pembelajaran PQ4R pada hasil belajar siswa dengan mengambil pokok bahasan program

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DISERTAI TEKNIK SCAFFOLDING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DISERTAI TEKNIK SCAFFOLDING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DISERTAI TEKNIK SCAFFOLDING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA 1) Ratna Yuliastanti, 2) Sri Astutik, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2) Dosen

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN KINERJA SISWA DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIKUM DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI

ANALISIS KEMAMPUAN KINERJA SISWA DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIKUM DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI ANALISIS KEMAMPUAN KINERJA SISWA DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIKUM DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI Sutini ), Gardjito 1), Retni S. Budiarti 1) Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Jambi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode eksperimen yang berdesain posttest-only control design, karena tujuan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang banyak

Lebih terperinci

KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI DENGAN MEDIA SLIDE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN

KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI DENGAN MEDIA SLIDE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI DENGAN MEDIA SLIDE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN Husnul Hatimah, Zainuddin, Andi Ichsan Mahardika Program Studi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1 Ajibarang kabupaten Banyumas pada semester genap bulan April tahun ajaran 2011/2012.

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI GAYA DAN MINAT BELAJAR

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI GAYA DAN MINAT BELAJAR Volume 15, Nomor 2, Hal. 01-10 Juli Desember 2013 ISSN:0852-8349 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI GAYA DAN MINAT BELAJAR Aulia Sanova Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik sebagai aspek pembelajaran utamanya. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi eksperimental) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi eksperimental) dengan 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi eksperimental) dengan menggunakan desain Control Group Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok

Lebih terperinci

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN. Populasi penelitian merupakan sebuah kumpulan individu atau objek

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN. Populasi penelitian merupakan sebuah kumpulan individu atau objek BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi penelitian merupakan sebuah kumpulan individu atau objek yang mempunyai sifat-sifat umum. Dalam hal ini Arikunto (2002:102)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya seperti wawancara, observasi, maupun dokumentasi (Arikunto,

Lebih terperinci