B u l e t i n S t a t i s t i k

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "B u l e t i n S t a t i s t i k"

Transkripsi

1 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME JUNI 2013 Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta Indonesia Telp.: ; Fax.: ; contact-us@ppatk.go.id website: PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2

3 PUSAT PELAPORAN B U L E T DAN I N ANALISIS S T A T I S TRANSAKSI T I K P P KEUANGAN A T K ( J U N I ) B u l e t i n S t a t i s t i k 1 R i n g k a s a n E k s e k u t i f Volume 40/Thn IV/2013 Juni 2013 D A F T AR I S I : Halaman Ringkasan Eksekutif 1 Ringkasan Statistik 2 Laporan Transaksi 3 A. Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) 3 B. Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT) 12 C. Laporan Pembawaan Uang Tunai (LPUT) 14 D. Laporan dari Penyedia Barang dan Jasa 16 Analisis 18 A. Hasil Analisis (HA) dan Pemeriksaan 18 B. Hasil Pemeriksaan dan Rekomendasi 23 C. Karakteristik Terlapor HA 26 D. Tindak Lanjut terhadap Hasil Analisis 29 E. Pendanaan Terorisme 30 Lain-lain 33 A. Putusan Pengadilan Terkait TPPU 33 B. Keterangan Ahli 36 C. Pertukaran Informasi 38 D. Permintaan Informasi Kepada PJK/PBJ Terkait Hasil Analisis 40 E. Audit 42 F. Nota Kesepahaman (MoU) 44 Buletin Statistik disusun sebagai salah satu upaya PPATK untuk menyampaikan hasil pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam rangka mencegah dan memberantas Tindak Pidana Pencucian Uang di Indonesia sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (selanjutnya disebut UU TPPU) yang mulai berlaku pada tanggal 22 Oktober Dalam bulletin ini, statistik yang dihimpun mencakup: 1. Perkembangan aktivitas pelaporan oleh Pihak Pelapor, yaitu: Pengelola Jasa Keuangan (PJK), Penyedia Barang dan/atau Jasa Lain (PBJ), dan Ditjen Bea Cukai; 2. Penyampaian hasil analisis dan hasil pemeriksaan kepada Apgakum dan/atau penyidik, serta 3. Informasi lainnya yang terkait dengan pelaksanaan tugas PPATK. Hingga akhir Juni 2013, perkembangan jumlah pelaporan ke PPATK semakin meningkat. Penerimaan laporan selama Januari Juni 2013 bila dibandingkan selama periode yang sama tahun 2012 (cumulativeto-cummulative, disingkat c-to-c) mengalami peningkatan. LTKM dan LPUT meningkat masing-masing sebanyak 23,8 persen dan 86,4 persen. Dengan adanya peningkatan ini, jumlah keseluruhan laporan yang telah diterima PPATK sejak Januari 2003 telah mencapai laporan. Namun, bila diamati perkembangan bulanannya (month-to-month, disingkat m-to-m), penerimaan laporan Juni 2013 dibandingkan penerimaan pada bulan sebelumnya cenderung turun, terutama LTKM dan LTKT yang mengalami penurunan masing-masing sebanyak 44,0 persen dan 28,7 persen. Terkait fungsi analisis, selama Juni 2013 PPATK telah menyampaikan Hasil Analisis (selanjutnya disebut HA) kepada penyidik sebanyak 21 HA, dengan 16 HA diantaranya merupakan HA inquiry (permintaan dari penyidik), dan selebihnya sebanyak 5 HA merupakan HA Proaktif (inisiatif dari PPATK). Bila diakumulasikan sejak Januari 2013, jumlah HA sampai dengan Juni 2013 telah sebanyak 125 HA, dengan 84 HA (67,2 persen) terkait tindak pidana korupsi. Bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu, jumlah HA terindikasi korupsi ini meningkat sebanyak 7,7 persen. Sesuai amanat UU TPPU, selain melakukan fungsi analisis, PPATK juga memiliki fungsi pemeriksaan. Hingga Juni 2013, sebanyak 23 Hasil Pemeriksaan (selanjutnya disebut HP) telah disampaikan ke penyidik, dengan 4 HP diantaranya disampaikan ke Penyidik Kepolisian saja, 8 HP ke Penyidik Kejaksaan saja, 10 HP ke Penyidik Kepolisian dan Kejaksaan, dan 1 HP ke Penyidik KPK. Sementara itu, selama Juni 2013 belum ada penambahan putusan pengadilan terkait TPPU. Dengan demikian, jumlah putusan pengadilan terkait TPPU sejak Januari 2005 tercatat sudah sebanyak 98 kasus dengan hukuman maksimal 17 tahun dan denda maksimal Rp15 Miliar. Semoga buku ini dapat bermanfaat. Jakarta, Juli 2013 MUHAMMAD YUSUF Kepala PPATK

4 2 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) R I N G K A S A N S T A T I S T I K L A P O R A N T R A N S A K S I Periode Januari 2003 s.d. Juni 2013: Laporan yang diterima PPATK s.d. Juni 2013 sebanyak Laporan. A. LTKM = Laporan, yang dilaporkan oleh 381 PJK. B. LTKT = Laporan. C. LTPBJ = Laporan. D. LPUT = Laporan yang diperoleh melalui 13 lokasi pelaporan. Januari 2013 s.d. Juni 2013: Laporan yang diterima PPATK selama Januari s.d. Juni 2013 sebanyak Laporan. A. LTKM = Laporan, naik 18,2 persen (c-to-c). B. LTKT = Laporan. C. LTPBJ = Laporan. D. LPUT = 925 Laporan, naik 17,8 persen (c-to-c). Juni 2013: Laporan yang diterima PPATK selama Juni 2013 sebanyak Laporan, turun 29,4 persen dibandingkan jumlah April 2013 (m-to-m). A. LTKM = Laporan, turun 44,0 persen (m-to-m), dan turun 35,3 persen (y-on-y). B. LTKT = Laporan, turun 28,7 persen (m-to-m). C. LTPBJ = Laporan, naik 30,7 persen (m-to-m). D. LPUT = 252 Laporan, naik 12,0 persen (m-to-m), namun turun 40,6 persen (y-on-y). H A S I L A N A L I S I S D A N H A S I L P E M E R I K S A A N Periode Januari 2003 s.d. Juni 2013: Hasil Analisis (tidak termasuk Hasil Pemeriksaan) yang disampaikan ke Penyidik s.d. Juni 2013 sebanyak HA yang terkait dengan LTKM A. HA - Proaktif = HA yang terkait dengan LTKM. - Inquiry = 679 HA yang terkait dengan 909 LTKM. B. Informasi Hasil Analisis (IHA) = 673 IHA. C. HA terkait Pendanaan Terorisme = 51 HA terkait yang terkait dengan 192 LTKM. D. Hasil Pemeriksaan (HP) yang disampaikan ke Penyidik = 23 Laporan. Januari 2013 s.d. Juni 2013: HA yang disampaikan ke Penyidik selama Januari s.d. Juni 2013 sebanyak 125 HA yang terkait dengan 373 LTKM A. HA - Proaktif = 30 HA yang terkait dengan 48 LTKM. - Inquiry = 95 HA yang terkait dengan 325 LTKM. B. Informasi Hasil Analisis (IHA) = 20 IHA. C. HA terkait Pendanaan Terorisme = 1 HA terkait yang terkait dengan 1 LTKM. D. Hasil Pemeriksaan (HP) yang disampaikan ke penyidik = 5 Laporan.

5 3 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) LAPORAN TRANSAKSI UU TPPU Pasal 23 Ayat (1) : Penyedia jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf a wajib menyampaikan laporan kepada PPATK yang meliputi: a. Transaksi Keuangan Mencurigakan; b. Transaksi Keuangan Tunai dalam jumlah paling sedikit Rp ,00 (lima ratus juta rupiah) atau dengan mata uang asing yang nilainya setara, yang dilakukan baik dalam satu kali Transaksi maupun beberapa kali Transaksi dalam 1 (satu) hari kerja; dan/atau c. Transaksi Keuangan transfer dana dari dan ke luar negeri. Pasal 1 Angka 5 : Transaksi Keuangan Mencurigakan adalah: a. Transaksi Keuangan yang menyimpang dari profil, karakteristik, atau kebiasaan pola Transaksi dari Pengguna Jasa yang bersangkutan; b. Transaksi Keuangan oleh Pengguna Jasa yang patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pelaporan Transaksi yang bersangkutan yang wajib dilakukan oleh Pihak Pelapor sesuai dengan ketentuan Undang- Undang ini; c. Transaksi Keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan Harta Kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana; atau d. Transaksi Keuangan yang diminta oleh PPATK untuk dilaporkan oleh Pihak Pelapor karena melibatkan Harta Kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana. A. Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) LTKM merupakan laporan yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (selanjutnya disebut PJK) berdasarkan UU TPPU Pasal 23 Ayat (1) huruf a, sesuai kriteria pada Pasal 1 Angka 5. Selama Juni 2013, jumlah LTKM yang disampaikan PJK kepada PPATK sebanyak LTKM, dengan rata-rata penerimaan sebanyak 88 laporan/hari (1 bulan = 20 hari). Pelaporan LTKM selama bulan ini turun 44,0 persen (m-to-m) dibandingkan jumlah pada bulan lalu, atau turun 35,3 persen (y-on-y) dibandingkan jumlah pada Juni Bila dibandingkan dengan jumlah LTKM selama Januari 2012 s.d. Juni 2012, penerimaan LTKM selama Januari 2013 s.d. Juni 2013 yang sebanyak LTKM meningkat 18,2 persen (c-to-c). Sehingga keseluruhan LTKM yang diterima oleh PPATK sejak Januari 2003 s.d. Juni 2013 menjadi sebanyak LTKM. Sejak diberlakukannya UU TPPU tanggal 22 Oktober 2010, jumlah kumulatif LTKM tahun 2011 s.d. Juni 2013 mengalami penambahan sebanyak LTKM, atau secara rata-rata tahunan meningkat 246,0 persen dibandingkan periode sebelum diberlakukannya UU TPPU. Dilihat berdasarkan jenis industri PJK pelapor selama Januari 2013 s.d. Juni 2013 yang sebanyak 209 PJK, terdapat sebanyak 53,9 persen LTKM diantaranya disampaikan oleh PJK Bank dan 46,1 persen disampaikan oleh PJK Non Bank. Sebagian besar LTKM dilaporkan oleh kantor PJK tersebut yang berdomisili di Jakarta (38,6 persen), dan Jawa Barat (16,1 persen). Berdasarkan profil terlapor dalam LTKM selama Januari 2013 s.d. Juni 2013, terdapat sebanyak 96,3 persen terlapor adalah perorangan, sedangkan 3,7 persen adalah korporasi. Mayoritas terlapor perseorangan adalah Laki-laki (62,8 persen), dengan pekerjaan utama sebagai Pengusaha/Wiraswasta 32,8 persen), serta sebagian besar berada pada usia produktif antara tahun (29,9 persen). Berdasarkan LTKM selama Januari 2013 s.d. Juni 2013, hanya sebanyak 40,9 persen LTKM mengindikasikan tindak pidana, dan sebanyak 59,1 persen LTKM tidak mengindikasikan tindak pidana. Indikasi Tindak Pidana Asal Penipuan sebanyak 75,4 persen, Korupsi 11,3 persen, dan Narkotika 6,0 persen.

6 4 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) Tabel 1 Perbandingan LTKM yang Diterima PPATK Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis PJK Pelapor s.d. Juni 2013 Jenis PJK Pelapor Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s.d. Oktober 2010)*) Juni-2012 Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Juni 2012 Des 2012 Mei 2013 Juni-2013 Juni-2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) Bank Ø Bank Umum Bank Milik Negara Bank Swasta Bank Pembangunan Daerah Bank Asing Bank Campuran Ø Bank Perkreditan Rakyat Non Bank Ø Pasar Modal Ø Asuransi Ø Dana Pensiun Ø Lembaga Pembiayaan/Leasing Ø Pedagang Valuta Asing Ø Money Remittance/KUPU Ø Pos dan Giro Ø Lainnya Total LTKM *) Data 2010 dihitung s.d. Desember 2010 **) Data tahun Juni 2013 menggunakan Database SIAPUPPT per 29 Juni Jan 2003 s.d. Juni-2013 PJK Pelapor Jan 2013 s.d. Juni Grafik 1 Perbandingan Rata-rata LTKM per Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU No Berdasarkan Jenis PJK Pelapor Total Pos dan Giro Money Remittance/KUPU Pedagang Valuta Asing Lembaga Pembiayaan/Leasing Dana Pensiun Asuransi Pasar Modal Bank Perkreditan Rakyat Bank Campuran Bank Asing Bank Pembangunan Daerah Bank Swasta Bank Milik Negara Sebelum berlakunya UU TPPU Sesudah berlakunya UU TPPU

7 5 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) 120, 0 100, 0 80, 0 60, 0 40, 0 20, 0 0, 0-20, 0-40, 0-60, 0 Grafik 2 Perkembangan dan Peningkatan LTKM yang Diterima PPATK per-bulan Januari 2013 s.d. Juni ,7 93,3-28,8-5,0-44, Januari Februari Maret April Mei Juni 2013 LTKM per Bulan % Perkembangan Bulanan (month-to-month) Grafik 3 dan Persentase Kumulatif LTKM Menurut Jenis PJK Pelapor Januari s.d. Juni 2013 Grafik 4 dan Persentase Kumulatif PJK Pelapor yang Menyampaikan LTKM Januari s.d. Juni 2013 Non Bank % Bank % Non Bank 87 42% Bank %

8 6 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) Grafik 5 Perkembangan per-tahun dan Kumulatif LTKM Januari 2009 s.d. Juni ,5% ,9% ,6% ,2% Kumulatif Per-tahun Perkembangan Kumulatif (%) Catatan : - Kumulatif dihitung sejak Januari Perkembangan LTKM yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2009 s.d. Juni 2013 Grafik 6 Perkembangan LTKM per-tahun dan Rata-rata Penerimaan per-bulan Januari 2009 s.d. Juni Per-tahun Rata-rata per-bulan Catatan : - Perkembangan LTKM yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2009 s.d. Juni 2013

9 7 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) Grafik 7 Perkembangan LTKM per-tahun Berdasarkan Jenis PJK Januari 2009 s.d. Juni Bank + Non Bank Bank Non Bank Catatan : - LTKM per tahun dihitung berdasarkan penerimaan LTKM oleh PPATK pada tahun berjalan. - Perkembangan LTKM yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2009 s.d. Juni 2013 Grafik 8 Perkembangan Rata-rata Penerimaan LTKM per-bulan Januari 2009 s.d. Juni , , , , ,0 0,0 500, , , , , , ,0 Catatan : - Perkembangan LTKM yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2009 s.d. Juni 2013

10 8 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) Tabel 2 Perkembangan LTKM yang Diterima PPATK Berdasarkan Propinsi Domisili Kantor Penyedia Jasa Keuangan Pelapor Kejadian Transaksi s.d. Juni 2013 Propinsi Kantor PJK Pelapor Kejadian Transaksi LTKM Juni-2012 Mei-2013 Juni-2013 Juni-2012 Juni-2013 % Distribusi Juni-2013 Perkembangan Juni-2013 (Dalam Persen) m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Nanggroe Aceh Darussalam ,6-36,4 40,0 173,2 Sumatera Utara ,8-38,1 38,8 79,4 Sumatera Barat ,5-50,0-73,9-32,1 Sumatera Selatan ,6-32,9-24,6 66,9 Bengkulu ,3-40,0-85,7-19,0 Jambi ,8-55,2-45,8 15,3 Riau ,5-42,9-67,2 14,0 Kepulauan Riau ,4-35,0-21,2 112,3 Lampung ,4-28,6 20,0 61,0 Kep Bangka Belitung ,4 0,0-63,6 165,5 Banten ,4-70,8-48,2 44,7 DKI Jakarta ,6-40,2-41,7-0,4 Jawa Barat ,1-44,6-45,9 9,6 Jawa Tengah ,6-44,1-29,1 20,0 Jawa Timur ,6-42,3-1,8 66,4 DI Yogyakarta ,4-60,9 0,0 169,1 Bali ,8-53,3-44,0-12,7 Nusa Tenggara Barat ,3-66,7 0,0 100,0 Nusa Tenggara Timur ,1 100,0-33,3-22,2 Maluku ,1 n.a. 0,0 42,9 Maluku Utara ,0-100,0 n.a. 20,0 Kalimantan Barat ,7-80,0 0,0 26,3 Kalimantan Timur ,5-6,5 7,4 28,4 Kalimantan Tengah ,1-100,0-100,0 5,6 Kalimantan Selatan ,8-58,8-26,3 7,8 Sulawesi Utara ,4-40,0-45,5-31,6 Sulawesi Selatan ,8-36,4-37,8 9,7 Sulawesi Tengah ,1-75,0-87,5-15,0 Sulawesi Tenggara ,1-25,0-66,7-41,0 Sulawesi Barat ,0 n.a. n.a. n.a. Gorontalo ,1-100,0-100,0 600,0 Papua ,3-33,3 233,3 32,6 Papua Barat ,0 n.a. n.a. n.a. Total LTKM ,0-44,0-35,3 18,2 Catatan: - Angka tidak mencerminkan kejadian tindak pidana pada wilayah pelaporan - Angka 0.0 mencerminkan tidak adanya PJK yang melaporkan adanya transaksi keuangan mencurigakan pada wilayah tersebut atau dalam pelaporan tidak disebutkan wilayah kejadian sehingga dihitung sebagai laporan dari kantor pusat (Jakarta). - Peningkatan month-to-month (disingkat m-to-m) merupakan perbandingan jumlah pada bulan tertentu terhadap jumlah pada bulan sebelumnya. - Peningkatan year-on-year (disingkat y-on-y) merupakan perbandingan jumlah pada bulan tertentu terhadap jumlah pada bulan yang sama tahun sebelumnya. - Peningkatan cummulative-to-cummulative (disingkat c-to-c) merupakan perbandingan jumlah kumulatif tahunan hingga bulan tertentu terhadap jumlah kumulatif pada periode yang sama tahun sebelumnya.

11 9 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) Gambar 1. Pemetaan Propinsi Menurut Kategori Persentase Kumulatif LTKM Januari 2013 s.d. Juni 2013 Catatan : LTKM dihitung berdasarkan Lokasi Pelaporan. LTKM tidak Mencerminkan Terjadinya Tindak Pidana.

12 10 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) Jenis Kategori Terlapor Tabel 3 Perkembangan LTKM yang Diterima PPATK Berdasarkan Kategori Terlapor s.d. Juni 2013 LTKM Juni-2012 Mei-2013 Juni-2013 Juni-2012 Juni-2013 % Distribusi Juni-2013 Perkembangan Juni-2013 (Dalam Persen) m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Perorangan ,3-43,5-35,2 19,3 Ø Laki-Laki ,8-45,2-34,3 17,6 Ø Perempuan ,5-40,0-36,9 22,7 Perusahaan/Korporasi ,7-53,7-36,1-5,0 Total LTKM ,0-44,0-35,3 18,2 Jenis Pekerjaan Utama Terlapor Perseorangan Tabel 4 Perkembangan LTKM yang Diterima PPATK Berdasarkan Jenis Pekerjaan Terlapor Perseorangan s.d. Juni 2013 LTKM Juni-2012 Mei-2013 Juni-2013 Juni-2012 Juni-2013 % Distribusi Juni-2013 Perkembangan Juni-2013 (Dalam Persen) m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Pengusaha/Wiraswasta ,8-48,9-35,9 38,0 Pegawai Swasta ,1-50,7-25,3 27,9 Ibu Rumah Tangga ,2-34,0-21,6 57,0 PNS (termasuk pensiunan) ,0-34,2-34,2-11,5 Pedagang ,8-15,1-26,3-6,4 Pelajar/Mahasiswa ,0-54,3-44,8 92,7 TNI/Polri (termasuk pensiunan) ,2-44,8-72,9-48,1 Pegawai BI/BUMN/BUMD (termasuk pensiunan) ,7-72,7-7,7 140,3 Pejabat Lembaga Legislatif dan Pemerintah ,5-67,6-42,1 74,7 Pengajar dan Dosen ,3-28,1-53,1-0,4 Profesional dan Konsultan ,3-54,9-50,0-9,2 Petani dan Nelayan ,3 100,0-42,9 124,0 Buruh, Pembantu Rumah Tangga dan Tenaga Keamanan ,1-50,0-71,4-28,6 Pengurus dan pegawai yayasan/lembaga berbadan hukum ,1-100,0-100,0-47,5 lainnya Ulama/Pendeta/Pimpinan organisasi dan kelompok ,1 100,0 100,0 63,6 keagamaan Pengurus Parpol ,0 100,0-33,3-11,1 Pengurus/Pegawai LSM/organisasi tidak berbadan hukum lainnya Pengurus/Pegawai LSM/organisasi tidak berbadan hukum lainnya ,0 n.a. n.a. 50, ,0 n.a. n.a. n.a. Tidak Teridentifikasi dll ,4-27,4-32,9-2,2 Total Terlapor Perseorangan ,0-43,5-35,2 19,3

13 11 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) Kategori Umur Terlapor Perseorangan Tabel 5 Perkembangan LTKM yang Diterima PPATK Berdasarkan Kelompok Umur Terlapor Perseorangan s.d. Juni 2013 LTKM Juni-2012 Mei-2013 Juni-2013 Juni-2012 Juni-2013 % Distribusi Juni-2013 Perkembangan Juni-2013 (Dalam Persen) m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Ø Usia Dibawah 30 tahun ,2-49,1-49,1 9,7 Ø Usia tahun ,9-46,0-46,5 11,9 Ø Usia tahun ,0-42,6-27,2 16,1 Ø Usia tahun ,1-35,2-1,4 38,3 Ø Usia Diatas 60 tahun ,0-31,2 54,5 105,8 Ø Tidak Teridentifikasi ,8-15,4 0,0 110,1 Total Terlapor Perseorangan ,0-43,5-35,2 19,3 Dugaan Tindak Pidana Asal Tabel 6 Perkembangan LTKM yang Diterima PPATK Berdasarkan Tindak Pidana Asal s.d. Juni 2013 LTKM Juni-2012 Mei-2013 Juni-2013 Juni-2012 Juni-2013 % Distribusi Juni-2013 Perkembangan Juni-2013 (Dalam Persen) m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Terkait Tindak Pidana ,9-56,3-52,0 25,9 Ø Penipuan ,0-55,2-56,5 15,3 Ø Korupsi ,6-54,7-20,4 95,9 Ø Narkotika ,0-43,9-35,1 65,0 Ø Perjudian ,5-81,3-60,0 161,5 Ø Penyuapan ,4-47,1-10,0 92,0 Ø Di Bidang Perbankan ,2-94,1-66,7 164,5 Ø Penggelapan ,7-85,0-80,0-19,4 Ø Di Bidang Perpajakan ,5 150,0 11,1 61,9 Ø Di Bidang Kehutanan ,4-100,0-100, ,0 Ø Di Bidang Lingkungan Hidup ,1 n.a. -100,0-88,2 Ø Pemalsuan Uang ,0-50,0 n.a. -25,0 Ø Penyelundupan Barang ,0 n.a. n.a. 200,0 Ø Di Bidang Asuransi ,0-100,0 n.a. n.a. Ø Di Bidang Pasar Modal ,0 n.a. n.a. -83,3 Ø Penculikan ,0-100,0 n.a. 0,0 Ø Pencurian ,0 n.a. n.a. n.a. Ø Penyelundupan Tenaga Kerja ,0-100,0 n.a. 0,0 Ø Perdagangan Manusia ,0 n.a. n.a. n.a. Ø Perdagangan Senjata Gelap ,0 n.a. n.a. n.a. Ø Perdagangan Senjata Gelap ,0 n.a. n.a. -100,0 Ø Perdagangan Senjata Gelap ,0 n.a. n.a. n.a. Ø Perdagangan Senjata Gelap ,0 n.a. n.a. -100,0 Ø Tindak pidana lain yang diancam dengan pidana penjara 4 tahun atau ,5-63,6-20,0 37,3 lebih Tidak Teridentifikasi Tindak Pidana/dll ,1-35,8-23,0 13,8 Total LTKM ,0-44,0-35,3 18,2

14 12 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) 40, 0 30, 0 20, 0 10, 0 0, 0-10, 0-20, 0-30, 0-40, 0 B. Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT) UU TPPU Pasal 1 Angka 6 : Transaksi Keuangan Tunai adalah Transaksi Keuangan yang dilakukan dengan menggunakan uang kertas dan/atau uang logam. LTKT adalah laporan atas transaksi yang dilakukan dengan menggunakan uang kertas dan/atau uang logam yang dilaporkan oleh PJK. Kewajiban ini sesuai dengan UU TPPU, Pasal 23. LTKT yang disampaikan PJK kepada PPATK selama Juni 2013 sebanyak LTKT, dengan rata-rata penerimaan sebanyak laporan/hari (1 bulan = 20 hari). Dibandingkan jumlah LTKT pada bulan lalu, jumlah tersebut turun 28,7 persen (m-to-m) sehingga jumlah LTKT selama Januari 2013 s.d. Juni 2013, telah mencapai laporan, dan bila diakumulasikan sejak Januari 2003, total LTKT yang telah diterima oleh PPATK s.d. Juni 2013 menjadi sebanyak 13,0 juta LTKT. Dilihat berdasarkan jenis industri PJK pelapor selama Januari 2013 s.d. Juni 2013 yang berjumlah 492 PJK, mayoritas LTKT dilaporkan oleh PJK Bank (99,6 persen), utamanya Bank Umum (99,5 persen). Sejak diberlakukannya UU TPPU pada bulan Oktober 2010, jumlah LTKT telah mengalami penambahan sebesar 50,5 persen atau sebanyak 4,4 juta laporan dibandingkan dengan sebelum berlakunya UU TPPU Grafik 9 Perkembangan dan Peningkatan LTKT yang Diterima PPATK per-bulan Januari 2013 s.d. Juni ,8-4,0 35,1 5,6-28, Januari Februari Maret April Mei Juni 2013 LTKT per Bulan % Perkembangan Bulanan (month-to-month)

15 13 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) Tabel 7 Perbandingan LTKT yang Diterima PPATK Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis PJK Pelapor s.d. Juni 2013 Jenis PJK Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s.d. Oktober 2010)*) Mei 2013 Juni 2013 Juni 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Bank Ø Bank Umum Ø Bank Perkreditan Rakyat Non Bank Ø Pasar Modal Ø Asuransi Ø Dana Pensiun Ø Lembaga Pembiayaan/Leasing Ø Pedagang Valuta Asing Ø Money Remittance/KUPU Ø Pos dan Giro Ø Lainnya Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Total LTKT *) Data 2010 dihitung s.d. Desember Jan 2003 s.d. Juni-2013 PJK Pelapor Jan 2013 s.d. Juni Grafik 10 Perkembangan per-tahun dan Kumulatif LTKT Januari 2009 s.d. Juni ,9% 6,1% ,3% ,4% Kumulatif LTKT LTKT Per- Perkembangan Kumulatif (%) Catatan : - Kumulatif dihitung sejak Januari Perkembangan LTKT yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2009 s.d. Juni 2013.

16 14 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) C. Laporan Pembawaan Uang Tunai (LPUT) UU TPPU Pasal 34 Ayat (1) : Setiap orang yang membawa uang tunai dalam mata uang rupiah dan/atau mata uang asing, dan/atau instrumen pembayaran lain dalam bentuk cek, cek perjalanan, surat sanggup bayar, atau bilyet giro paling sedikit Rp ,00 (seratus juta rupiah) atau yang nilainya setara dengan itu ke dalam atau ke luar daerah pabean Indonesia wajib memberitahukannya kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Pasal 35 Ayat (1) : Setiap orang yang tidak memberitahukan pembawaan uang tunai dan/atau instrumen pembayaran lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar 10% (sepuluh perseratus) dari seluruh jumlah uang tunai dan/atau instrumen pembayaran lain yang dibawa dengan jumlah paling banyak Rp ,00 (tiga ratus juta rupiah). LPUT merupakan laporan atas pembawaan uang tunai ke dalam atau ke luar daerah kepabeanan Indonesia. Penyampaian LPUT dilakukan oleh Direktorat Jendral Bea dan Cukai RI kepada PPATK, dan mulai efektif per Januari LPUT selama Juni 2013 yang diperoleh dari 13 lokasi pelaporan sebanyak 252 Laporan, meningkat 12,0 persen (mto-m) dibandingkan jumlah LPUT pada bulan lalu, namun turun 40,6 persen (y-on-y) dibandingkan jumlah pada Juni LPUT selama Januari 2013 s.d. Juni 2013 sebanyak 925 LPUT, dan 97,9 persen diantaranya berasal dari Jakarta (Soekarno Hatta). Bila dibandingkan dengan jumlah LPUT selama Januari 2012 s.d. Juni 2012, jumlah LPUT ini meningkat sebesar 17,8 persen (c-to-c). Sehingga, total LPUT sejak Januari 2006 s.d. Juni 2013 menjadi sebanyak LPUT. Sejak berlakunya UU TPPU pada bulan Oktober 2010, LPUT dari Batam tidak pernah diterima PPATK. Lokasi Pelaporan Tabel 8 Perbandingan LPUT Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Lokasi Pelaporan s.d. Juni 2013 Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s.d. Oktober 2010)*) Juni 2012 Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Juni 2012 Des 2012 Mei 2013 Juni 2013 Juni 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) Ø Batam Ø Soekarno Hatta Ø Bandung Ø Tanjung Balai Karimun Ø Tj. Pinang Ø Ngurah Rai Denpasar Ø Dumai Ø Teluk Bayur Ø Teluk Nibung Ø Medan Ø Balikpapan Ø Pontianak Ø Pekanbaru Jan 2003 s.d. Juni-2013 Total LPUT *) Data 2010 dihitung s.d. Desember 2010.

17 15 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) Grafik 11 Perbandingan LPUT Berdasarkan Lokasi Pelaporan Januari 2013 s.d. Juni 2013 Pekanbaru Pontianak Balikpapan Medan Teluk Nibung Teluk Bayur Dumai Ngurah Rai Denpasar Tj. Pinang Tanjung Balai Karimun Bandung Soekarno Hatta Batam Grafik 12 Perkembangan per-tahun dan Kumulatif LPUT Januari 2009 s.d Juni ,3% ,2% 21,6% ,5% Kumulatif per tahun Perkembangan Kumulatif (%) Catatan : - Kumulatif dihitung sejak Januari Perkembangan LPUT yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2009 s.d. Juni 2013.

18 16 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) UU TPPU Pasal 17 Ayat (1) : Pihak Pelapor meliputi: a. penyedia jasa keuangan: 1. bank; 2. perusahaan pembiayaan; 3. perusahaan asuransi dan perusahaan pialang asuransi; 4. dana pensiun lembaga keuangan; 5. perusahaan efek; 6. manajer investasi; 7. kustodian; 8. wali amanat; 9. perposan sebagai penyedia jasa giro; 10. pedagang valuta asing; 11. penyelenggara alat pembayaran menggunakan kartu; 12. penyelenggara e-money dan/atau e- wallet; 13. koperasi yang melakukan kegiatan simpan pinjam; 14. pegadaian; 15. perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan berjangka komoditi; atau 16. penyelenggara kegiatan usaha pengiriman uang. b. penyedia barang dan/atau jasa lain: 1. perusahaan properti/agen properti; 2. pedagang kendaraan bermotor; 3. pedagang permata dan perhiasan/logam mulia; 4. pedagang barang seni dan antik; atau 5. balai lelang. D. Laporan dari Penyedia Barang dan Jasa (PBJ) Laporan dari PBJ telah diatur dalam UU TPPU, Pasal 17 ayat (1). Laporan dari PBJ mulai efektif diterima PPATK sejak Juni Laporan Transaksi dari PBJ (LTPBJ) yang disampaikan kepada PPATK selama Juni 2013 sebanyak Laporan, meningkat 30,7 persen (m-to-m) dibandingkan jumlah pada bulan sebelumnya sehingga jumlah LTPBJ selama Januari 2013 s.d. Juni 2013 yang diterima PPATK telah mencapai Laporan, dan bila diakumulasikan sejak Juni 2012, jumlah LTPBJ hingga Juni 2013 telah mencapai laporan yang berasal dari 108 PBJ. Selama Januari 2013 s.d. Juni 2013, laporan transaksi terbanyak dilaporkan berasal dari PBJ di bidang Properti, yaitu sebanyak laporan atau 56,4 persen, diikuti PBJ di bidang Kendaraan Bermotor sebanyak laporan atau 41,4 persen, dan PBJ di bidang Perhiasan/logam mulia sebanyak 225 laporan atau 2,0 persen. Sementara itu, selama Juni 2012 s.d. Juni 2013 belum ada laporan transaksi yang disampaikan oleh PBJ di bidang perdagangan barang seni/antik. Tabel 9 Kumulatif Laporan Transaksi dari Penyedia Barang dan Jasa (PBJ) Juni 2012 s.d. Juni 2013 Jenis Perusahaan Penyedia Barang dan Jasa Lainnya (PBJ) 2012 Mei LT Juni 2013 Laju m-to-m Juni 2013 LTPBJ Mei 2012 s.d. Juni-2013 PBJ Pelapor Juni 2012 s.d. Juni (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Ø Properti , Ø Kendaraan Bermotor , Ø Perhiasan / logam mulia n.a Ø Barang Seni / Antik n.a Ø Balai Lelang , Total LTPBJ , Catatan : Laporan dari PBJ diterima sejak Juni 2012, setelah diundangkannya UU TPPU (Oktober 2010).

19 17 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) Grafik 13 Perbandingan Kumulatif Laporan Transaksi dari PBJ dan PBJ Pelapor Juni 2012 s.d. Juni 2013 Balai Lelang Barang Seni / Antik Perhiasan / logam mulia Kendaraan Bermotor Properti Laporan Transaksi PBJ Grafik 14 dan Persentase Kumulatif Transaksi dari PBJ Juni 2012 s.d. Juni 2013 Perhiasan / logam mulia 129 5% 80 0% Kendaraan Bermotor % Properti %

20 18 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) A. Hasil Analisis (HA) ANALISIS & PEMERIKSAAN UU TPPU Pasal 44 Ayat (1) : Dalam rangka melaksanakan fungsi analisis atau pemeriksaan laporan dan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf d, PPATK dapat: a. meminta dan menerima laporan dan informasi dari Pihak Pelapor; b. meminta informasi kepada instansi atau pihak terkait; c. meminta informasi kepada Pihak Pelapor berdasarkan pengembangan hasil analisis PPATK; d. meminta informasi kepada Pihak Pelapor berdasarkan permintaan dari instansi penegak hukum atau mitra kerja di luar negeri; e. meneruskan informasi dan/atau hasil analisis kepada instansi peminta, baik di dalam maupun di luar negeri; f. menerima laporan dan/atau informasi dari masyarakat mengenai adanya dugaan tindak pidana Pencucian Uang; g. meminta keterangan kepada Pihak Pelapor dan pihak lain yang terkait dengan dugaan tindak pidana Pencucian Uang; h. merekomendasikan kepada instansi penegak hukum mengenai pentingnya melakukan intersepsi atau penyadapan atas informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; i. meminta penyedia jasa keuangan untuk menghentikan sementara seluruh atau sebagian Transaksi yang diketahui atau dicurigai merupakan hasil tindak pidana; j. meminta informasi perkembangan penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan oleh penyidik tindak pidana asal dan tindak pidana Pencucian Uang; k. mengadakan kegiatan administratif lain dalam lingkup tugas dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini; dan l. meneruskan hasil analisis atau pemeriksaan kepada penyidik. Selama Juni 2013, PPATK telah menyampaikan kepada Penyidik sebanyak 21 HA dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 118 laporan, yang terdiri dari: o HA Proaktif sebanyak 5 HA (23,8 persen) dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 9 laporan, dan o HA Inquiry sebanyak 16 HA (76,2 persen) dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 109 laporan. Selama Januari Juni 2013, PPATK telah menyampaikan kepada Penyidik sebanyak 125 HA dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 373 laporan, yang terdiri dari: o HA Proaktif sebanyak 30 HA (24,0 persen) dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 48 laporan, dan o HA Inquiry sebanyak 95 HA (76,0 persen) dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 325 laporan. Sejak Januari 2003 s.d. Juni 2013, jumlah HA (tidak termasuk Hasil Pemeriksaan) yang disampaikan kepada Penyidik sudah mencapai HA dengan jumlah LTKM terkait sebanyak laporan, yang terdiri dari: o HA Proaktif (70,2 persen) dengan jumlah LTKM terkait sebanyak laporan, dan o 679 HA Inquiry (29,8 persen) dengan LTKM terkait sebanyak 909 laporan. Berdasarkan HA selama Januari Juni 2013, dugaan tindak pidana Korupsi masih menjadi tindak pidana yang paling dominan yaitu sebanyak 84 HA (67,2 persen). Dugaan tindak pidana Korupsi yang terindikasi dalam HA pada Januari Juni 2013 ini mengalami peningkatan sebesar 7,7 persen dibandingkan jumlah pada periode yang sama tahun 2012, sedangkan jumlah HA dengan dugaan tindak pidana Penipuan mengalami penurunan sebesar 26,3 persen. PPATK juga menyampaikan IHA kepada pihak-pihak yang telah menjalin kerjasama pertukaran informasi dengan PPATK. Selama Januari 2013 s.d. Juni 2013, jumlah IHA yang disampaikan sebanyak 20 Informasi Hasil Analisis.

21 19 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) PROAKTIF Tabel 10 HA yang Disampaikan ke Penyidik dan LTKM yang menjadi Dasar Analisis (Terkait) Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis HA Januari 2003 s.d. Juni 2013 Jenis Hasil Analisis (HA) Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s.d. Oktober 2010)*) Juni 2012 Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Juni 2012 Des 2012 Mei 2013 Juni 2013 Juni 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) Ø Hasil Analisis Ø LTKM Terkait Jan 2003 s.d. Juni-2013 INQUIRY**) Ø Hasil Analisis Ø LTKM Terkait TOTAL Ø Hasil Analisis Ø LTKM Terkait Keterangan : - Proaktif adalah HA yang disampaikan atas insiatif PPATK. - Inquiry adalah HA yang disampaikan sebagai jawaban atas permintaan dari Apgakum. - Data 2010 dihitung s.d. Desember Angka dalam kotak kuning: HA Inquiry Januari 2004 sampai dengan Desember 2008, hanya diperhitungkan sebagai catatan biasa dan tidak diperhitungkan sebagai HA. Grafik 15 Perkembangan HA per- yang Disampaikan ke Penyidik Berdasarkan Jenis HA Januari 2009 s.d. Juni HA per- Proaktif Inquiry

22 20 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) Tabel 11 Kumulatif HA yang Disampaikan ke Penyidik Berdasarkan Jenis Penyidik Januari 2003 s.d. Juni 2013 Penyidik Juni Juni 2012 Des 2012 Mei 2013 Juni 2013 Juni 2013 Jan 2003 s.d. Juni-2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Ø KEPOLISIAN SAJA Ø KEJAKSAAN SAJA Ø KPK SAJA Ø KEPOLISIAN, KEJAKSAAN DAN KPK Ø KEPOLISIAN DAN KEJAKSAAN Ø KEPOLISIAN DAN KPK Ø KEPOLISIAN, KEJAKSAAN DAN BNN Ø KEPOLISIAN, KEJAKSAAN DAN DITJEN PAJAK Ø KEJAKSAAN DAN KPK Ø DITJEN PAJAK Ø BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN) JUMLAH HA Catatan : Inquiry belum memperhitungkan inquiry Januari 2004 s.d. Desember 2008, sebanyak 295 laporan. Tabel 12 HA yang Disampaikan ke Penyidik Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Dugaan Tindak Pidana Asal Januari 2003 s.d. Juni 2013 Tindak Pidana Asal Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s.d. Oktober 2010)*) Juni 2012 Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Juni 2012 Des 2012 Mei 2013 Juni 2013 Juni 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) Ø Korupsi; Ø Penyuapan; Ø Narkotika; Ø Di bidang perbankan; Ø Di bidang Pasar Modal Ø Di bidang perasuransian; Ø Kepabeanan; Ø Terorisme; Ø Pencurian; Ø Penggelapan; Ø Penipuan; Ø Pemalsuan uang; Ø Perjudian; Ø Prostitusi; Ø Di bidang perpajakan; Ø Di bidang kehutanan; Ø Pidana lain yang diancam dengan penjara 4 tahun atau lebih Ø Tidak Teridentifikasi / dll Jan 2003 s.d. Juni-2013 JUMLAH HA

23 21 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) Tabel 13 HA yang Tidak Ditemukan Indikasi berkaitan dengan Tindak Pidana dan Tidak disampaikan ke Penyidik Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Januari 2003 s.d. Juni 2013 (HA database) Hasil Analisis LTKM Terkait Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s/d Oktober 2010)* Des Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Juni s.d. Juni *) Data 2010 dihitung s.d. Desember 2010 Catatan : HA dimasukan dalam database karena tidak terindikasi terkait dugaan tindak pidana, dianggap sesuai dengan profil dan memiliki underlying yang wajar serta keterbatasan data. Grafik 16 Perkembangan HA per- yang Tidak Terindikasi Tindak Pidana (HA database) dan HA yang disampaikan ke Penyidik Januari 2003 s.d. Juni Jan Des HA Database HA ke Penyidik

24 22 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) Tabel 14 Informasi Hasil Analisis (IHA) Terkait dengan Pemberian Informasi sesuai dengan MoU dengan Lembaga/Instansi #) Terkait Berdasarkan Lembaga/Instansi Penyampaian IHA Januari 2003 s.d. Juni 2013 Instansi Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s.d. Oktober 2010)*) Juni 2012 Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Juni 2012 Des 2012 Mei 2013 Juni 2013 Juni 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) Ø Komisi Pemberantasan Korupsi Ø Badan Pengawas Pemilu Ø Komisi Yudisial Ø Tim Tas TIPIKOR (Bubar Tgl 11/06/2007) Ø BAPEPAM-LK (Menjadi OJK Th ) Ø Bank Indonesia Ø Dirjen Pajak Ø Kementrian Luar Negeri Ø Kementrian Kehutanan Ø Badan Pemeriksa Keuangan Ø Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Ø Kementrian Keuangan Ø Lembaga Penjamin Simpanan Ø Ditjen Bea dan Cukai Ø Badan Narkotika Nasional Ø Kementrian Hukum dan HAM Ø Kementrian Dalam Negeri Ø Ombudsman Ø Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Ø Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Ø KPPU Ø Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ø Lainnya Jan 2003 s.d. Juni-2013 JUMLAH IHA *) Data 2010 dihitung s.d. Desember #) Pada periode sebelum berlakunya UU TPPU No , Instansi KPK, Ditjen Pajak, BNN, Ditjen Bea dan Cukai belum dinyatakan sebagai instansi yang berwenang untuk menerima HA dari PPATK.

25 23 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) UU TPPU Pasal 1 Angka 8 : Hasil Pemeriksaan adalah penilaian akhir dari seluruh proses identifikasi masalah, analisis dan evaluasi Transaksi Keuangan Mencurigakan yang dilakukan secara independen, objektif, dan profesional yang disampaikan kepada penyidik. Pasal 90 Ayat (1) : Dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang, PPATK dapat melakukan kerja sama pertukaran informasi berupa permintaan, pemberian, dan penerimaan informasi dengan pihak, baik dalam lingkup nasional maupun internasional, yang meliputi: a. instansi penegak hukum; b. lembaga yang berwenang melakukan pengawasan terhadap penyedia jasa keuangan; c. lembaga yang bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara; d. lembaga lain yang terkait dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang atau tindak pidana lain terkait dengan tindak pidana Pencucian Uang; dan e. financial intelligence unit negara lain. Pasal 47 Ayat (1) dan Ayat (2) : PPATK membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas, fungsi, dan wewenangnya secara berkala setiap 6 (enam) bulan. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat. B. Hasil Pemeriksaan (HP) dan Rekomendasi Selama Juni 2013, belum ada penambahan Hasil Pemeriksaan (HP) maupun Informasi Hasil Pemeriksaan (IHP) yang disampaikan PPATK kepada penyidik pemeriksa. Selama Januari 2013 s.d. Juni 2013, total HP dan IHP yang telah disampaikan oleh PPATK masing-masing sebanyak 5 HP dan 5 IHP. Sejak berlakunya UU TPPU, selama periode Januari 2011 s.d. Juni 2013, jumlah HP yang telah disampaikan ke Penyidik sebanyak 23 HP, dengan 4 HP diantaranya disampaikan ke Penyidik Kepolisian saja, 8 HP ke Penyidik Kejaksaan saja, 10 HP ke Penyidik Kepolisian dan Kejaksaan, dan 1 HP ke Penyidik KPK. PJK yang dilakukan pemeriksaan sejak Januari 2011 s.d. Juni 2013 adalah sebanyak 165 PJK dengan jumlah rekening yang diperiksa sebanyak rekening. Berdasarkan UU TPPU Pasal 90 Ayat (1) huruf d, dan Pasal 47 Ayat (1) dan Ayat (2), PPATK sejak Januari 2012 Juni 2013 telah menyampaikan 13 rekomendasi terkait dengan pengangkatan calon pejabat strategis. Tabel 15 Hasil Pemeriksaan (HP) dan Informasi Hasil Pemeriksaan (IHP) yang disampaikan oleh PPATK per Bulan Januari 2011 s.d. Juni 2013 Bulan HP HP ke Penyidik IHP ke Penyidik Lainnya IHP ke Lembaga Terkait sesuai MoU IHP Kepolisian Kejaksaan KPK BNN Ditjen Pajak Gubernur BI Jaksa Agung Mei Juni Juli Agustus Februari Maret April Mei Juli Agustus Oktober Desember Maret April Mei

26 24 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) Tabel 16 HP Berdasarkan Penyampaian Januari 2011 s.d. Juni 2013 HP PJK Rekening Juni Kumulatif Grafik 17 Perkembangan HP, PJK, dan Rekening yang Diperiksa Januari 2011 s.d. Juni Juni 2013 Kumulatif HP PJK Rekening

27 25 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) Tabel 17 Kumulatif Informasi Hasil Pemeriksaan (IHP) Terkait dengan Pemberian Informasi berdasarkan MoU antara PPATK dengan Lembaga/Instansi Terkait Berdasarkan Penyampaian Informasi Januari 2011 s.d. Juni 2013 Instansi Informasi Hasil Pemeriksaan HA Terkait Gubernur BI 4 4 Bappepam LK Tabel 18 Rekomendasi Terkait Pejabat Negara dan BUMN per Bulan Januari 2012 s.d. Juni 2013 Bulan Januari Februari Maret April Mei Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni *) Sejak 2013, pemberian rekomendasi terkait pejabat Negara dan BUMN disampaikan dalam bentuk pemberian informasi ke instansi peminta informasi terkait dengan pengangkatan pejabat strategis di lingkungan instansi pemerintah sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor tentang Peningkatan Pengawasan Dalam Rangka Mewujudkan Aparatur Negara Yang Berintegritas, Akuntabel dan Transparan.

28 26 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) C. Karakteristik Terlapor Berdasarkan HA UU TPPU Pasal 1 Angka 9 : Setiap Orang adalah orang perseorangan atau Korporasi. Berdasarkan data sejak Januari 2013 s.d. Juni 2013, sebagian besar terlapor HA proaktif adalah perorangan, yaitu sebesar 88,0 persen, sedangkan terlapor perusahaan atau korporasi sebesar 12,0 persen. Sebagian besar (sebesar 40,0 persen) transaksi HA proaktif bernominal di atas Rp 5 Miliar, sedangkan transaksi yang bernominal di bawah Rp 1 Miliar ada sebanyak 24,0 persen. Sebagian besar propinsi kejadian terlapor HA proaktif ada di DKI Jakarta, yaitu sebesar 64,0 persen, diikuti Propinsi Jawa Barat (8 persen). Kategori Terlapor Tabel 19 Perkembangan HA Proaktif Berdasarkan Kategori Terlapor s.d. Juni 2013 Juni 2012 HA Proaktif Jan 2013 Juni 2012 Mei-2013 Juni-2013 s.d. Juni % Distribusi Jan 2013 s.d. Juni-2013 Perkembangan Juni- 2013(Dalam Persen) m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Perorangan ,0-54,5-54,5-46,0 Ø Laki-Laki ,1-50,0-55,6-53,5 Ø Perempuan ,9-66,7-50,0 0,0 Perusahaan/korporasi ,0-100,0 n.a. 50,0 Total HA Proaktif ,0-58,3-54,5-42,3 Grafik 18 Persentase HA Proaktif Berdasarkan Kategori Nominal Transaksi HA Januari 2013 s.d. Juni 2013 Di atas 5 Milyar 40,0 Tidak Teridentifikasi dll 0,0 Dibawah 1 Milyar 23,3 1 Milyar - 2 Milyar 6,7 4 Milyar - 5 Milyar 3,3 3 Milyar - 4 Milyar 10,0 2 Milyar - 3 Milyar 16,7

29 27 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) Tabel 20 Perkembangan HA Proaktif Menurut Locus (Tempat Kejadian) Indikasi Terjadinya Tindak Pidana s.d. Juni 2013 Propinsi Juni 2012 HA Proaktif Jan 2013 Mei-2013 Juni-2013 Juni 2012 s.d. Juni % Distribusi Jan 2013 s.d. Juni-2013 Perkembangan Juni- 2013(Dalam Persen) m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Nanggroe Aceh Darussalam ,0 n.a. n.a. n.a. Sumatera Utara ,0 n.a. n.a. -100,0 Sumatera Barat ,0 n.a. n.a. -100,0 Sumatera Selatan ,0 n.a. -100,0-100,0 Bengkulu ,0 n.a. n.a. n.a. Jambi ,0 n.a. n.a. -100,0 Riau ,3-100,0 n.a. n.a. Kepulauan Riau ,0 n.a. n.a. -100,0 Lampung ,0 n.a. n.a. n.a. Kep Bangka Belitung ,0 n.a. n.a. n.a. Banten ,3 n.a. n.a. n.a. DKI Jakarta ,3-50,0-40,0-36,7 Jawa Barat ,7-100,0 n.a. -33,3 Jawa Tengah ,3 n.a. 0,0-50,0 Jawa Timur ,3-100,0-100,0-66,7 DI Yogyakarta ,0 n.a. n.a. n.a. Bali ,3-100,0 n.a. n.a. Nusa Tenggara Barat ,0 n.a. n.a. n.a. Nusa Tenggara Timur ,0 n.a. n.a. n.a. Maluku ,3-100,0 n.a. n.a. Maluku Utara ,0 n.a. n.a. n.a. Kalimantan Barat ,0 n.a. -100,0-100,0 Kalimantan Timur ,3-100,0 n.a. 0,0 Kalimantan Tengah ,0 n.a. n.a. n.a. Kalimantan Selatan ,0 n.a. n.a. n.a. Sulawesi Utara ,0 n.a. n.a. -100,0 Sulawesi Selatan ,3 n.a. n.a. 0,0 Sulawesi Tengah ,0 n.a. -100,0-100,0 Sulawesi Tenggara ,0 n.a. n.a. n.a. Sulawesi Barat ,0 n.a. n.a. n.a. Gorontalo ,0 n.a. n.a. n.a. Papua ,3 n.a. n.a. n.a. Papua Barat ,0 n.a. n.a. n.a. Total HA Proaktif ,0-58,3-54,5-42,3 Catatan : Provinsi kejadian terlapor merupakan locus (tempat kejadian) dugaan tindak pidana yang berindikasi dalam HA terdiri dari seluruh dugaan tindak pidana, dan juga dari seluruh profil pekerjaan.

30 Gambar 2. Pemetaan Propinsi Menurut Kategori Persentase Locus (Tempat Kejadian) Dugaan Tindak Pidana yang Terindikasikan dalam HA Proaktif Januari 2013 s.d. Juni B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) Catatan : Terkait dengan seluruh tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 UU No.8 tahun 2010, tanpa membedakan profile terlapor.

31 29 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) D. Tindak Lanjut Terhadap HA UU TPPU Pasal 44 Ayat (1) : Dalam rangka melaksanakan fungsi analisis atau pemeriksaan laporan dan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf d, PPATK dapat : j. meminta informasi perkembangan penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan oleh penyidik tindak pidana asal dan tindak pidana Pencucian Uang. Tindak lanjut terhadap HA yang disampaikan kepada penyidik dalam publikasi ini masih terbatas pada tindak lanjut HA yang telah disampaikan oleh Penyidik kepada PPATK, selama periode Januari 2010 s.d. Juni tindak lanjut yang disajikan ini masih terus disempurnakan dan ditambahkan sesuai dengan pantauan terhadap HA yang dilakukan oleh PPATK maupun penyidik. Selama Januari 2013 s.d. Juni 2013, ada sebanyak 23 tindak lanjut yang diterima PPATK terhadap HA yang disampaikan ke penyidik. Tabel 21 Feedback/Tindak Lanjut Terhadap HA Yang Disampaikan ke Penyidik*) Januari 2010 s.d. Juni 2013 *) Tindak lanjut masih terbatas pada keadaan sepanjang periode Januari 2010 s.d. Juni 2013, dan akan terus disesuaikan berdasarkan hasil pantauan PPATK dan penyidik. Tindak lanjut Hasil Analisis dapat berupa: masih dalam proses ataupun sudah selesai di proses oleh penyidik (dihentikan atau diteruskan).

32 30 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) E. Pendanaan Terorisme UU TPPU Pasal 2 Ayat (2) : Harta Kekayaan yang diketahui atau patut diduga akan digunakan dan/atau digunakan secara langsung atau tidak langsung untuk kegiatan terorisme, organisasi teroris, atau teroris perseorangan disamakan sebagai hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf n. Pasal 93: Dalam hal ada perkembangan konvensi internasional atau rekomendasi internasional di bidang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang dan pendanaan terorisme, PPATK dan instansi terkait dapat melaksanakan ketentuan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Sepanjang tahun 2013, terdapat 1 HA yang terkait dengan dugaan tindak pidana terorisme. Dari jumlah tersebut, terdapat 1 LTKM yang disampaikan PJK kepada PPATK terkait dengan dugaan tindak pidana terorisme. Sejak Januari 2003 s.d. Juni 2013, jumlah seluruh HA yang telah disampaikan kepada penyidik terkait dengan dugaan tindak pidana terorisme sebanyak 51 HA, yang terdiri dari: o HA Proaktif : sebanyak 17 HA o HA Inquiry : sebanyak 34 HA (sudah termasuk Inquiry pada periode Januari tahun 2007 s.d. Desember 2008 dimana pada periode tersebut belum dicatat sebagai HA) LTKM yang disampaikan PJK kepada PPATK terkait dengan dugaan tindak pidana terorisme sejak Januari 2003 s.d. Juni 2013 sebanyak 192 LTKM. Tabel 22 HA dengan Dugaan Tindak Pidana Terorisme Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis HA Januari 2003 s.d. Juni 2013 Proaktif Hasil Analisis Inquiry HA Kumulatif HA Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s/d Oktober 2010)* Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (Sejak Januari 2011) Juni Jan 2003 Juni *) Data 2010 dihitung s.d. Desember 2010.

33 31 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) Grafik 19 Perkembangan per- dan Kumulatif HA Terkait dengan Dugaan Tindak Pidana Terorisme Januari 2003 s.d. Juni Kumulatif Per- Catatan : Kumulatif pada tahun 2008 dihitung sejak Januari Grafik 20 Perkembangan per- dan Kumulatif LTKM Terkait dengan Dugaan Tindak Pidana Terorisme Januari 2003 s.d. Juni Kumulatif per Catatan : Kumulatif pada tahun 2008 dihitung sejak Januari 2003

34 32 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) Grafik 21 dan Persentase Kumulatif HA yang Disampaikan ke Penyidik, Terkait dengan Dugaan Tindak Pidana Terorisme Januari 2003 s.d. Juni 2013 Inquiry 34 67% Proaktif 17 33% Tabel 23 LTKM Yang Disampaikan PJK Kepada PPATK Terkait Dengan Dugaan Tindak Pidana Terorisme Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Januari 2003 s.d. Juni 2013 LTKM Kumulatif LTKM Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s/d Oktober 2010)* Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (Sejak Januari 2011) s.d. Juni Jan 2003 s.d. Juni *) Data 2010 dihitung s.d. Desember 2010.

35 33 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) A. Putusan Pengadilan Terkait TPPU LAIN-LAIN Selama bulan Juni 2013, tidak ada penambahan jumlah putusan Pengadilan terkait TPPU. Dengan demikian, sejak Januari 2005 s.d. Juni 2013, tercatat sudah ada sebanyak 98 kasus tindak pidana pencucian uang yang telah diputus pengadilan. UU TPPU Pasal 69: Untuk dapat dilakukan penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap tindak pidana Pencucian Uang tidak wajib dibuktikan terlebih dahulu tindak pidana asalnya. Pasal 77: Untuk kepentingan pemeriksaan di sidang pengadilan, terdakwa wajib membuktikan bahwa Harta Kekayaannya bukan merupakan hasil tindak pidana. Putusan Pengadilan terkait TPPU sebagian besar adalah putusan pengadilan di wilayah DKI Jakarta, yaitu sebanyak 54 putusan atau 55,1 persen. Putusan yang telah diputus oleh Pengadilan terkait TPPU adalah hukuman maksimal selama 17 tahun dan denda maksimal sebesar Rp. 15 Milyar. Total hukuman berupa denda secara keseluruhan mencapai Rp. 93,5 Milyar. Tabel 24 Kumulatif Putusan Pengadilan Terkait Tindak Pidana Pencucian Uang Menurut Propinsi Januari 2005 s.d. Juni 2013 % Propinsi 2005 s.d. Juni-2013 Distribusi Banda Aceh 3 3,1 Sumatera Utara 4 4,1 Lampung 1 1,0 Riau 1 1,0 Kepri 1 1,0 Sumatera Selatan 1 1,0 DKI Jakarta 54 55,1 Banten 3 3,1 Jawa Barat 6 6,1 Jawa Tengah 15 15,3 Jawa Timur 2 2,0 Bali 3 3,1 Sulawesi Utara 1 1,0 Kalimantan Barat 2 2,0 Kalimantan Selatan 1 1, ,0

36 34 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) Grafik 22 Perbandingan Kumulatif Putusan Pengadilan Terkait TPPU Menurut Dugaan Tindak Pidana Asal Januari 2005 s.d. Juni 2013 Narkotika 29 Korupsi 18 Penipuan Penggelapan Perbankan 9 Pemalsuan Surat 6 Tindak Pidana Lain yang berkaitan dengan TPPU 3 Psikotrapika 2 Pelanggaran Pembawaan Uang Tunai Penyuapan Perjudian Pencurian Tabel 25 Kumulatif Putusan Pengadilan Terkait TPPU Menurut Dugaan Tindak Pidana Asal Januari 2005 s.d. Juni 2013 Tindak Pidana Asal 2005 s.d. Juni-2013 % Distribusi Penggelapan 13 13,3 Penipuan 14 14,3 Narkotika 29 29,6 Psikotrapika 2 2,0 Pencurian 1 1,0 Korupsi 18 18,4 Pemalsuan Surat 6 6,1 Perbankan 9 9,2 Perjudian 1 1,0 Penyuapan 1 1,0 Tindak Pidana Lain yang berkaitan dengan Pelanggaran Pembawaan Uang Tunai 3 3,1 1 1, ,0

37 35 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) Tabel 26 Putusan Pengadilan Terkait TPPU Menurut Putusan dan Hukuman Januari 2005 s.d. Juni 2013 Putusan Hukuman Penjara (dalam ) Hukuman Denda (dalam Rupiah) Minimal Maksimal Minimal Maksimal Total Denda (dalam rupiah) Jan Des Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s/d Oktober 2010) * (bulan) (bulan) Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (Sejak Januari 2011) Juni *) Data 2010 dihitung s.d. Desember (bulan) Grafik 23 Perkembangan Putusan Pengadilan Terkait TPPU Berdasarkan Dugaan Tindak Pidana Asal Januari 2008 s.d. Juni Kumulatif Putusan Putusan

38 36 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) B. Keterangan Ahli Selama bulan Juni 2013, ada sebanyak 7 permintaan Keterangan Ahli dari beberapa instansi yang telah dipenuhi oleh PPATK. Dengan demikian, sejak Januari 2008 s.d. Juni 2013, permintaan Keterangan Ahli berkaitan dengan TPPU atas permintaan beberapa instansi telah dipenuhi sebanyak 296 permintaan. Instansi yang paling banyak meminta keterangan ahli dari PPATK adalah dari Kejaksaan, yaitu sebanyak 119 kali atau 40,2 persen dari seluruh permintaan yang telah dipenuhi oleh PPATK. Selama Januari - Juni 2013, permintaan Keterangan Ahli dari beberapa instansi yang telah dipenuhi sebanyak 58 permintaan. Sejak berlakunya UU TPPU pada tanggal 22 Oktober 2010, PPATK telah menerima permintaan keterangan ahli sebanyak 237 permintaan. Instansi Tabel 27 Permintaan Keterangan Ahli Dari PPATK Berdasarkan Instansi Peminta Januari 2008 s.d. Juni 2013 Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s/d Oktober 2010)* Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (Sejak Januari 2011) s.d. Juni s.d. Juni 2013 BADAN RESERSE DAN KRIMINAL (BARESKRIM) KEPOLISIAN DAERAH (POLDA) & RESOR (POLRES) KEJAKSAAN AGUNG RI KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK) BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN) KOMISI INFORMASI PUSAT (KIP) PENGADILAN MILITER *) Data 2010 dihitung s.d. Desember 2010

39 37 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) Grafik 24 Perbandingan Permintaan Keterangan Ahli Kepada PPATK Berdasrkan Instansi Peminta Januari 2008 s.d. Juni BARESKRIM POLDA & POLRES KEJAKSAAN KPK BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN) KOMISI INFORMASI PUSAT (KIP) PENGADILAN MILITER Grafik 25 Perkembangan Permintaan Keterangan Ahli Kepada PPATK Januari 2008 s.d. Juni Kumulatif per 58

40 38 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) C. Pertukaran Informasi UU TPPU Pasal 88 Ayat (1) dan Ayat (2) : Kerja sama nasional yang dilakukan PPATK dengan pihak yang terkait dituangkan dengan atau tanpa bentuk kerja sama formal. Pihak yang terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pihak yang mempunyai keterkaitan langsung atau tidak langsung dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang di Indonesia. Pasal 89 Ayat (1) dan Ayat (2) : Kerja sama internasional dilakukan oleh PPATK dengan lembaga sejenis yang ada di negara lain dan lembaga internasional yang terkait dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang. Kerja sama internasional yang dilakukan PPATK dapat dilaksanakan dalam bentuk kerja sama formal atau berdasarkan bantuan timbal balik atau prinsip resiprositas. Pasal 90 Ayat (1): Dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang, PPATK dapat melakukan kerja sama pertukaran informasi berupa permintaan, pemberian, dan penerimaan informasi dengan pihak, baik dalam lingkup nasional maupun internasional,. Sejak Januari 2003 s.d Juni 2013, pertukaran informasi yang melibatkan FIU lain sebanyak 577 pertukaran informasi. pertukaran informasi selama Januari s.d. Juni 2013 sebanyak 20 pertukaran informasi. Selama Juni 2013, terjadi 4 kali pertukaran informasi antara PPATK dengan FIU lain, dan keseluruhannya merupakan penyampaian informasi oleh PPATK atas permintaan informasi FIU lain (Incoming Mutual Request). Sejak berlakunya UU TPPU pada tanggal 22 Oktober 2010, PPATK telah melakukan pertukaran informasi dengan FIU negara lain sebanyak 171 informasi. Sebagian besar pertukaran informasi, didominasi oleh informasi yang berasal Incoming Mutual Request (Outgoing Information), yaitu sebanyak 321 informasi atau sebesar 55,6 persen. No. Jenis Pertukaran Informasi Tabel 28 Pertukaran Informasi per Berdasarkan Jenis Pertukaran Informasi Januari 2003 s.d. Juni 2013 Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s/d Oktober 2010)* Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (Sejak Januari 2011) Juni Juni 2013 % Distribusi 1 Outgoing Mutual Request (Incoming Information) ,7 2 Incoming Mutual Request (Outgoing Information) ,6 3 Spontaneous Incoming Information ,3 4 Spontaneous Outgoing Information , ,0 *) Data 2010 dihitung s.d. Desember 2010 Keterangan: 1. Outgoing Mutual Request (Incoming Information) : PPATK mengirimkan permintaan informasi kepada FIU lain, dan PPATK menerima informasi yang diminta. 2. Incoming Mutual Request (Outgoing Information) : PPATK menerima permintaan informasi dari FIU lain, dan PPATK memberikan informasi yang diminta. 3. Spontaneous Incoming Information : PPATK menerima informasi dari FIUs secara spontan (tanpa diminta). 4. Spontaneous Outgoing Information : PPATK memberikan informasi kepada FIU lain secara spontan (tanpa diminta). Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip berdasarkan EGMONT Group yang merupakan wadah perhimpunan FIU seluruh dunia.

41 39 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) Grafik 26 Perkembangan Pertukaran Informasi per- Berdasarkan Jenis Pertukaran Informasi Januari 2008 s.d. Juni Outgoing Mutual Request (Incoming Information) Incoming Mutual Request (Outgoing Information) Spontaneous Incoming Information Spontaneous Outgoing Information Grafik 27 dan Persentase Kumulatif Pertukaran Informasi Antara PPATK Dengan FIU Lain Berdasarkan Jenis Informasi Januari 2003 s.d. Juni 2013 Spontaneous Outgoing Information 8 1% Spontaneous Incoming Information 42 7% Outgoing Mutual Request (Incoming Information) % Incoming Mutual Request (Outgoing Information) %

42 40 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) D. Permintaan Informasi Kepada PJK/PBJ Terkait HA permintaan informasi dalam rangka mendukung HA yang disampaikan kepada PJK/PBJ/instansi lainnya sejak Januari 2010 s.d. Juni 2013 adalah sebanyak permintaan. Selama Januari - Juni 2013, PPATK telah menyampaikan permintaan informasi kepada PJK dan instansi lainnya sebanyak 412 permintaan. Sebagian besar permintaan informasi selama Januari 2010 s.d. Juni 2013 disampaikan kepada PJK Bank (82,1 persen), kepada PJK Non Bank sekitar 17,8 persen, serta kepada regulator/instansi lainnya sekitar 0,1 persen. Tabel 29 Permintaan Informasi Kepada PJK /PBJ Berdasarkan Jenis PJK Januari 2010 s.d. Juni 2013 Bank Non Bank Regulator/ Instansi Lainnya Juni % Distribusi 82,1 17,8 0,1 100,0

43 41 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) Grafik 28 Perkembangan per-tahun dan Kumulatif Permintaan Informasi Kepada PJK /PBJ Januari 2010 s.d. Juni Juni 2013 Kumulatif per Grafik 29 Perkembangan Permintaan Informasi Kepada PJK /PBJ per tahun Berdasarkan Jenis PJK/PBJ Januari 2010 s.d. Juni Juni 2013 Bank Non Bank

44 42 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) E. Audit UU TPPU Pasal 43: Dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan terhadap kepatuhan Pihak Pelapor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf c, PPATK berwenang: c. melakukan audit kepatuhan atau audit khusus; d. menyampaikan informasi dari hasil audit kepada lembaga yang berwenang melakukan pengawasan terhadap Pihak Pelapor; Selama Juni 2013, PPATK telah melaksanakan 6 audit terhadap Pihak Pelapor PJK dan PBJ. audit ini menurun 25,0 persen bila dibandingkan dengan jumlah audit pada Mei 2013 yang sebanyak 8 audit. Namun, bila dibandingkan dengan jumlah pelaksanaan audit selama Januari 2012 s.d. Juni 2012, jumlah pelaksanaan audit selama Januari 2013 s.d. Juni 2013 yang sebanyak 59 audit, meningkat 18,0 persen. Sehingga, jumlah keseluruhan pelaksanaan audit yang telah dilakukan oleh PPATK terhadap PJK/PBJ sejak Januari 2005 s.d. Juni 2013 telah mencapai 632 Audit. Bila dilihat menurut jenis pihak Pelapor, sebagian besar audit yang dilakukan selama Januari 2013 s.d. Juni 2013 dilakukan kepada Bank (23,7 persen), Pedagang Valuta Asing (20,3 persen), dan Perusahaan Properti (13,6 persen). Jenis Pihak Pelapor Tabel 30 Pihak Pelapor yang telah di Audit Berdasarkan Jenis Pihak Pelapor s.d. Juni 2013 Audit % Distribusi Jan Jan s.d. Juni-2013 Juni 2012 Juni 2012 Mei-2013 Juni-2013 s.d. Juni Perkembangan Juni-2013 (Dalam Persen) m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Bank ,7 50,0 200,0 366,7 Asuransi dan DPLK ,0 n.a. n.a. n.a. Sekuritas dan Manajer Investasi ,9 n.a. n.a. n.a. Perusahaan Pembiayaan ,0 n.a. n.a. n.a. Pedagang Valuta Asing ,3-100,0-100,0 140,0 Kupu ,1-100,0 n.a. -88,5 Perposan ,0 n.a. n.a. -100,0 Pegadaian ,0 n.a. n.a. -100,0 Properti ,6-100,0-100,0 14,3 Kendaraan Bermotor ,2 0,0-50,0 0,0 Pedagang Emas ,9 n.a. n.a. 600,0 Koperasi ,4 n.a. n.a. n.a. Modal Ventura ,0 n.a. n.a. n.a. Total Audit ,0-25,0-57,1 18,0

45 43 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) 700 Grafik 30 Perkembangan per-tahun dan Kumulatif Audit Kepada Pihak Pelapor Januari 2009 s.d. Juni ,7% 10,3% ,3% ,1% Kumulatif Perkembangan (%) per- Grafik 31 Perbandingan Pihak Pelapor yang telah di Audit Berdasarkan Jenis Pihak Pelapor Januari 2013 s.d. Juni 2013 Koperasi 2 Pedagang Emas 7 Kendaraan Bermotor 6 Properti 8 Kupu 3 Pedagang Valuta Asing 12 Sekuritas dan Manajer Investasi 7 Bank

46 44 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) F. Nota Kesepahaman (MoU) UU TPPU Pasal 88: (1) Kerja sama nasional yang dilakukan PPATK dengan pihak yang terkait dituangkan dengan atau tanpa bentuk kerja sama formal. (2) Pihak yang terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pihak yang mempunyai keterkaitan langsung atau tidak langsung dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang d Indonesia. Pasal 90 ayat (1): Dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang, PPATK dapat melakukan kerja sama pertukaran informasi berupa permintaan, pemberian, dan penerimaan informasi dengan pihak, baik dalam lingkup nasional maupun internasional, yang meliputi: a. instansi penegak hukum; b. lembaga yang berwenang melakukan pengawasan terhadap penyedia jasa keuangan; c. lembaga yang bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara; d. lembaga lain yang terkait dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang atau tindak pidana lain terkait dengan tindak pidana Pencucian Uang; dan e. financial intelligence unit negara lain. Selama Juni 2013, ada penambahan 2 MoU baru yang ditandatangani oleh PPATK, yakni dengan Otoritas Jasa Keuangan dan Kementerian Perumahan Rakyat Republik Indonesia. Dengan adanya penambahan tersebut, maka seejak Januari 2003 s.d. Juni 2013, PPATK sudah menjalin kerjasama dalam bentuk MoU dengan Lembaga/Instansi di dalam negeri sebanyak 66 institusi. Sementara itu, hingga akhir Juni 2013 sebanyak 44 FIU telah menjalin kerjasama dengan PPATK melalui penandatanganan MoU. Dengan demikian, sejak Januari 2003 s.d. Juni 2013, telah ada sebanyak 110 Nota Kesepahaman yang telah ditandatangani oleh PPATK dengan FIU dan Lembaga/Instansi di dalam negeri. Dari jumlah tersebut, 30 MoU ditandatangani setelah berlakunya UU TPPU pada bulan Oktober 2010, yang terdiri dari 7 MoU dengan FIU dan 23 MoU dengan Lembaga/Instansi dalam negeri. Secara khusus, ada 3 (tiga) negara anggota ASEAN yang belum terikat MoU dengan PPATK, yaitu: Singapura, Kamboja, dan Laos. Tabel 31 MoU Berdasarkan Penandatangan Antara PPATK dengan FIU Atau Instansi/Lembaga, Januari 2003 s.d. Juni 2013 Internasional (FIU) Nasional (Instansi/ Lembaga) % Distribusi Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s/d Oktober 2010)* Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Jan Des , , , , , ,8 Juni , ,1 *) Data 2010 dihitung s.d. Desember ,0

47 45 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) Grafik 32 Perkembangan MoU yang Telah Ditandatangani antara PPATK dengan FIU atau Instansi/Lembaga, Januari 2003 s.d. Juni FIU Dalam Negeri Grafik 33 dan Persentase Kumulatif MoU yang Telah Ditandatangani antara PPATK dengan FIU atau Instansi/Lembaga, Januari 2003 s.d. Juni 2013 Nasional (Instansi/ Lembaga) 66 60% Internasional (FIU) 44 40% No. Tabel 32 FIU dari Negara ASEAN Yang Telah Dan Belum Memiliki MoU dengan PPATK Negara (FIU) Penandatangan Nota Kesepahaman Tempat Tanggal/Bulan/ 1 Thailand Bangkok 24 Maret Malaysia Malaysia 31 Juli Philippines Brunei 5 Oktober Vietnam Jakarta 18 Agustus Myanmar Jakarta 14 November 2006 Ket 6 Brunei Darussalam Jakarta 17 Desember Singapura Belum 8 Kamboja Belum 9 Laos Belum

48 46 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) Tabel 33 Lembaga/Organisasi Domestik Yang Telah Memiliki MoU dengan PPATK DALAM NEGERI No. Nama Lembaga / Organisasi Penandatanganan Nota Kesepahaman Tempat Tanggal Keterangan Bank Indonesia Jakarta 5 Februari 2003 Diperbaharui tgl. 18 Maret Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Jakarta 20 Oktober Ditjen Pajak Jakarta 28 Oktober 2003 Diperbaharui tgl. 19 Oktober 4 Ditjen Lembaga Keuangan (LK) Jakarta 28 Oktober Ditjen Bea & Cukai Jakarta 31 Oktober Center For International Forestry Research Jakarta 16 Januari Komisi Pemberantasan Korupsi Jakarta 29 April Kepolisian Negara RI Jakarta 16 Juni 2004 Diperbaharui tgl. 18 April 9 Kejaksaan Agung RI Jakarta 27 September 2004 Diperbaharui tgl. 18 April 10 Departemen Kehutanan 2005 Jakarta 28 Maret Badan Pemeriksa Keuangan Jakarta 25 September Itjen Departemen Keuangan Jakarta 12 Januari Komisi Yudisial Jakarta 1 Februari Ditjen Administrasi Hukum Umum Jakarta 6 Maret Ditjen Imigrasi Jakarta 6 Maret Badan Pengawasan Keuangan dan Jakarta 19 April Badan Narkotika Nasional Jakarta 13 Juni 2007 Diperbaharui tgl. 14 Oktober 18 Pemerintah Daerah Nanggroe Aceh Banda Aceh 15 Agustus Universitas Surabaya Jakarta 17 April STIE Perbanas Surabaya Surabaya 31 Juli Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 17 September Badan Pengawas Pemilu Jakarta 6 November 2008 Diperbaharui tgl. 7 Juli Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Jakarta 7 November Universitas Soedirman Purwokerto 23 Januari Badan Pertanahan Nasional Jakarta 17 April Universitas Andalas Padang 18 Mei Ditjen Pos dan Telekomunikasi Jakarta 12 Juni Universitas Hasanuddin Makassar 23 Juni Institut Teknologi Bandung Bandung 25 Juni Universitas Diponogoro Semarang 12 Agustus Lembaga Penjamin Simpanan Jakarta 17 November Universitas Muhammadiyah Surakarta Solo 20 November Sekretariat Jenderal Departemen Keuangan Jakarta 3 Desember Universitas Indonesia Jakarta 7 Desember Universitas Jember Jakarta 7 Desember Komisi Pengawas Persaingan Usaha 2010 Jakarta 14 April Universitas Padjajaran Bandung 22 Juni Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik Jakarta 7 Juli Universitas Mataram Mataram 27 Juli Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 8 Oktober Setjen Badan Pemeriksa Keuangan RI (BPK) Jakarta 29 Desember Kementerian Perhubungan RI Jakarta 27 Januari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban Jakarta 18 April Universitas Pattimura Ambon 5 Mei Universitas Indonesia & Bank Indonesia Jakarta 29 Juli Ombudsman RI Jakarta 11 Agustus Universitas Sriwijaya Palembang 12 September Universitas Udayana Denpasar 4 Oktober PT. Pertamina (Persero) Jakarta 19 Oktober Universitas Bina Nusantara Jakarta 19 Oktober Universitas Esa Unggul 2012 Jakarta 10 januari Universitas Sumatera Utara Jakarta 30 Januari Universitas Airlangga Surabaya 28 Februari Itjen Kementerian Pekerjaan Umum Jakarta 11 April Itjen Kementerian Hukum dan HAM Jakarta 23 Oktober Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 5 November Universitas Cendrawasih Jayapura 29 November Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Surabaya 3 Desember Satgas REDD Jakarta 20 Desember NCB Interpol Indonesia Jakarta 21 Desember Itjen Kementerian Agama Jakarta 26 Desember Setjen Mahkamah Konstitusi Jakarta 7 Januari LPSE Kementerian Keuangan Jakarta 5 Februari Sisminbakum DJAHU Kementerian Hukum & Jakarta 15 Februari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jakarta 18 Juni Kementerian Perumahan Rakyat Republik Jakarta 21Juni 2013

49 47 B U L E T I N S T A T I S T I K P P A T K ( J U N I ) Gambar 3. Negara-negara yang Telah Memiliki MoU dengan PPATK

BULLETIN JULI ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

BULLETIN JULI ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME JULI 2013 Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 10120 Indonesia Telp.: +62213850455; +62213853922 Fax.: +62213856809; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k ANTI BULLETIN PENCUCIAN STATISTIK UANG ANTI PENCUCIAN DAN PENDANAAN UANG & PENDANAAN TERORISME TERORISME (DESEMBER 2013) B u l l e t i n S t a t i s t i k 1 R i n g k a s a n E k s e k u t i f Volume 46/Thn

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME NOVEMBER Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 10120 Indonesia Telp.: +62213850455; +62213853922 Fax.: +62213856809; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME SEPTEMBER Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 10120 Indonesia Telp.: +62213850455; +62213853922 Fax.: +62213856809; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

Volume 29 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK. (Periode Sampai dengan Bulan Juli 2012)

Volume 29 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK. (Periode Sampai dengan Bulan Juli 2012) Volume 29 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK (Periode Sampai dengan Bulan Juli 2012) Direktorat Riset dan Analisis Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME OKTOBER Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 10120 Indonesia Telp.: +62213850455; +62213853922 Fax.: +62213856809; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME FEBRUARI 215 Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 112 Indonesia Telp.: +6221385455; +62213853922 Fax.: +6221385689; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME MEI 215 Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 112 Indonesia Telp.: +6221385455; +62213853922 Fax.: +6221385689; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME JUNI 215 Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 112 Indonesia Telp.: +6221385455; +62213853922 Fax.: +6221385689; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME MARET 215 Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 112 Indonesia Telp.: +6221385455; +62213853922 Fax.: +6221385689; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME OKTOBER 215 Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 112 Indonesia Telp.: +6221385455; +62213853922 Fax.: +6221385689; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

1.4. Modul Mengenai Pengaturan Pemberantasan Pencucian Uang Di Indonesia

1.4. Modul Mengenai Pengaturan Pemberantasan Pencucian Uang Di Indonesia Modul E-Learning 1 PENGENALAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENDANAAN TERORISME Bagian Keempat. Pengaturan Pencegahan dan Pemberantasan Pencucian Uang di Indonesia Tujuan Modul bagian keempat yaitu Pengaturan

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME DESEMBER 215 Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 112 Indonesia Telp.: +6221385455; +62213853922 Fax.: +6221385689; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME JUNI 2017 Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 10120 Indonesia Telp.: +62213850455; +62213853922 Fax.: +62213856809; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME MARET 216 Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 112 Indonesia Telp.: +6221385455; +62213853922 Fax.: +6221385689; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

BULLETIN FEBRUARI ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

BULLETIN FEBRUARI ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME FEBRUARI 216 Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 112 Indonesia Telp.: +6221385455; +62213853922 Fax.: +6221385689; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME AGUSTUS Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 10120 Indonesia Telp.: +62213850455; +62213853922 Fax.: +62213856809; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME APRIL Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 10120 Indonesia Telp.: +62213850455; +62213853922 Fax.: +62213856809; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME JANUARI 217 Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 112 Indonesia Telp.: +6221385455; +62213853922 Fax.: +6221385689; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME JULI Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 10120 Indonesia Telp.: +62213850455; +62213853922 Fax.: +62213856809; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME MARET Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 112 Indonesia Telp.: +6221385455; +62213853922 Fax.: +6221385689; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME NOVEMBER Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 10120 Indonesia Telp.: +62213850455; +62213853922 Fax.: +62213856809; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME DESEMBER Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 112 Indonesia Telp.: +6221385455; +62213853922 Fax.: +6221385689; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

STATISTIK MARET ANTI PENCUCIAN UANG & PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BULLETIN EDISI BULLETIN STATISTIK TAHUN 2018 ISSN : 89997

STATISTIK MARET ANTI PENCUCIAN UANG & PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BULLETIN EDISI BULLETIN STATISTIK TAHUN 2018 ISSN : 89997 BULLETIN ISSN : 89997 STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BULLETIN STATISTIK TAHUN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN Jl. Ir. H. Juanda No. 35 Jakar ta Pusat www.ppatk.go.id

Lebih terperinci

STATISTIK FEBRUARI ANTI PENCUCIAN UANG & PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BULLETIN EDISI BULLETIN STATISTIK TAHUN 2018 ISSN : 89997

STATISTIK FEBRUARI ANTI PENCUCIAN UANG & PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BULLETIN EDISI BULLETIN STATISTIK TAHUN 2018 ISSN : 89997 BULLETIN ISSN : 89997 STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BULLETIN STATISTIK TAHUN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN Jl. Ir. H. Juanda No. 35 Jakar ta Pusat www.ppatk.go.id

Lebih terperinci

BULLETIN STATISTIK ISSN : ANTI PENCUCIAN UANG & PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME EDISI JANUARI

BULLETIN STATISTIK ISSN : ANTI PENCUCIAN UANG & PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME EDISI JANUARI BULLETIN ISSN : 89997 STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME EDISI JANUARI 218 . B U L L E T I N S T A T I S T I K DAFTAR ISI: Halaman Ringkasan Eksekutif 1 Ringkasan Statistik

Lebih terperinci

Volume 19 Thn II/2011 BULLETIN STATISTIK PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. (Periode Sampai dengan Bulan September 2011)

Volume 19 Thn II/2011 BULLETIN STATISTIK PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. (Periode Sampai dengan Bulan September 2011) Volume 19 Thn II/2011 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULLETIN STATISTIK (Periode Sampai dengan Bulan September 2011) Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Jakarta, Oktober 2011

Lebih terperinci

2 dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan tentang Pengenaan Sa

2 dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan tentang Pengenaan Sa BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1821, 2014 PPATK. Sanksi Administratif. Kewajiban Pelaporan. Pelanggaran. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR PER. 14 /1.02/PPATK/11/14

Lebih terperinci

Volume 28 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK. (Periode Sampai dengan Bulan Juni 2012)

Volume 28 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK. (Periode Sampai dengan Bulan Juni 2012) Volume 28 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK (Periode Sampai dengan Bulan Juni 2012) Direktorat Riset dan Analisis Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Volume 25 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK. (Periode Sampai dengan Bulan Maret 2012)

Volume 25 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK. (Periode Sampai dengan Bulan Maret 2012) Volume 25 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK (Periode Sampai dengan Bulan Maret 2012) Direktorat Riset dan Analisis Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PIHAK PELAPOR DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG. Pasal 1 Dalam P

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PIHAK PELAPOR DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG. Pasal 1 Dalam P LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.148, 2015 HUKUM. Pidana. Pencucian Uang. Pihak Pelapor. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5709). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa

Lebih terperinci

Volume 24 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK. (Periode Sampai dengan Bulan Februari 2012)

Volume 24 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK. (Periode Sampai dengan Bulan Februari 2012) Volume 24 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK (Periode Sampai dengan Bulan Februari 2012) Direktorat Riset dan Analisis Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi

Lebih terperinci

REZIM ANTI PENCUCIAN UANG DI INDONESIA

REZIM ANTI PENCUCIAN UANG DI INDONESIA REZIM ANTI PENCUCIAN UANG DI INDONESIA PENCUCIAN UANG? PENCUCIAN UANG Upaya untuk menyembunyikan/menyamarkan harta kekayaan dari hasil tindak pidana sehingga harta kekayaan tersebut seolah-olah berasal

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

Volume 23 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK. (Periode Sampai dengan Bulan Januari 2012)

Volume 23 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK. (Periode Sampai dengan Bulan Januari 2012) Volume 23 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK (Periode Sampai dengan Bulan Januari 2012) Direktorat Riset dan Analisis Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Volume 22 Thn III/2012 BULLETIN STATISTIK PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. (Periode Sampai dengan Bulan Desember 2011)

Volume 22 Thn III/2012 BULLETIN STATISTIK PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. (Periode Sampai dengan Bulan Desember 2011) Volume 22 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULLETIN STATISTIK (Periode Sampai dengan Bulan Desember 2011) Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Jakarta, Januari 2012

Lebih terperinci

Volume 20 Thn II/2011 BULLETIN STATISTIK PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. (Periode Sampai dengan Bulan Oktober 2011)

Volume 20 Thn II/2011 BULLETIN STATISTIK PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. (Periode Sampai dengan Bulan Oktober 2011) Volume 20 Thn II/2011 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULLETIN STATISTIK (Periode Sampai dengan Bulan Oktober 2011) Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Jakarta, Nopember 2011

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PIHAK PELAPOR DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PIHAK PELAPOR DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PIHAK PELAPOR DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN, No.960, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Identifikasi Transaksi. Jasa Keuangan. Mencurigakan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Berita Negara

Lebih terperinci

TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.928, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Kewajiban Pelaporan. Dikecualikan. Transaksi Keuangan Tunai. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1479, 2013 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI. Traksaksi. Tunai. Jasa Keuangan. Identifikasi PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

2017, No pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaim

2017, No pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaim No.1872, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PPATK. Penyedia Jasa Keuangan. Penghentian Sementara dan Penundaan Transaksi. Pencabutan. PERATURAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

PENILIAN RISIKO SEKTORAL (SECTORAL RISK ASSESSMENT) PENYEDIA BARANG DAN/ATAU JASA LAINNYA TERHADAP TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PENILIAN RISIKO SEKTORAL (SECTORAL RISK ASSESSMENT) PENYEDIA BARANG DAN/ATAU JASA LAINNYA TERHADAP TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG PENILIAN RISIKO SEKTORAL (SECTORAL RISK ASSESSMENT) PENYEDIA BARANG DAN/ATAU JASA LAINNYA TERHADAP TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN MEI 2017 Daftar Isi SAMBUTAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.926, 2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Laporan. Transaksi Keuangan. Penyedia Jasa Keuangan. Tata Cara. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 108, 2003 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4324) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kedelapan, Permintaan Keterangan Kepada PPATK (Berdasarkan Informasi PPATK

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kedelapan, Permintaan Keterangan Kepada PPATK (Berdasarkan Informasi PPATK Modul E-Learning 3 PENEGAKAN HUKUM Bagian Kedelapan, Permintaan Keterangan Kepada PPATK (Berdasarkan Informasi PPATK Maupun Hasil 3.8 Permintaan Keterangan Kepada PPATK (Berdasarkan Informasi PPATK Maupun

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.806, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Informasi. Permintaan. Tata Cara. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR PER-08/1.02/PPATK/05/2013

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan. Pertukaran. Informasi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan. Pertukaran. Informasi. No.549, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan. Pertukaran. Informasi. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR: PER - 09/1.01/PPATK/11/2009

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kejahatan yang menghasilkan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA (Penjelasanan Dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 642)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA (Penjelasanan Dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 642) No.642, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA (Penjelasanan Dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 642) PERATURANKEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG I. UMUM. Berbagai kejahatan, baik yang dilakukan oleh orang perseorangan maupun oleh korporasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kejahatan yang menghasilkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.670, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PPATK. Identifikasi. Transaksi Mencurigakan. Jasa Keuangan. Perubahan.(Penjelasan Dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 7) PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

No pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia, terutama hak untuk hidup. Rangkaian tindak pidana terorisme yang terjadi di wilayah Negara Ke

No pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia, terutama hak untuk hidup. Rangkaian tindak pidana terorisme yang terjadi di wilayah Negara Ke TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5406 HUKUM. Pidana. Pendanaan. Terorisme. Pencegahan. Pemberantasan. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 50) PENJELASAN ATAS

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kejahatan yang menghasilkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa kejahatan yang menghasilkan harta kekayaan dalam jumlah yang besar

Lebih terperinci

Peran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik

Peran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik Peran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik Oleh : Budi Santoso, SH, LL.M (Ombudsman RI Bid.Penyelesaian Laporan/Pengaduan) Jakarta, 24 Juli 2013 Rekapitulasi

Lebih terperinci

NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA a. bahwa kejahatan yang menghasilkan harta

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.366, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. Daerah Pabean Indonesia. Uang Tunai. Instrumen Pembayaran Lain. Pembawaan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kejahatan yang menghasilkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2003

UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2003 UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2003 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, I.

Lebih terperinci

Perpustakaan LAFAI

Perpustakaan LAFAI UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2003 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, I.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Pelaporan Transaksi. Penyedia Barang. Jasa

BERITA NEGARA. PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Pelaporan Transaksi. Penyedia Barang. Jasa No.929, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Pelaporan Transaksi. Penyedia Barang. Jasa PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Lebih terperinci

Trend Pemberantasan Korupsi 2013

Trend Pemberantasan Korupsi 2013 Trend Pemberantasan Korupsi 20 Pembahasan. Sumber data dan periode pemantauan 2. Penindakan perkara korupsi 20. Pelaksanaan fungsi koordinasi dan supervisi 4. Kesimpulan 5. Rekomendasi Waktu dan Metode

Lebih terperinci

BAGI PIHAK PELAPOR DAN PIHAK LAINNYA. Bagian Kedua, Pengenalan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa

BAGI PIHAK PELAPOR DAN PIHAK LAINNYA. Bagian Kedua, Pengenalan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Modul E-Learning 2 PRINSIP MENGENALI PENGGUNA JASA DAN PELAPORAN BAGI PIHAK PELAPOR DAN PIHAK LAINNYA Bagian Kedua, Pengenalan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa 2.2 Pengenalan Prinsip Mengenali Pengguna

Lebih terperinci

2012, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan yang selanjut

2012, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan yang selanjut No.927, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Audit. Kepatuhan. Khusus. Tata Cara. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5932 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PERBANKAN. BI. Valuta Asing. Penukaran. Bukan Bank. Usaha. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 194). PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG I. UMUM Pada umumnya pelaku tindak pidana berusaha menyembunyikan atau

Lebih terperinci

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-03/1.02.1/PPATK/03/12 TENTANG

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-03/1.02.1/PPATK/03/12 TENTANG No.283,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-03/1.02.1/PPATK/03/12 TENTANG PELAKSANAAN PENGHENTIAN SEMENTARA

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS Semester I Tahun 2014 Divisi Statistik, Kepesertaan, dan Premi Penjaminan Direktorat Penjaminan dan Manajemen Risiko DAFTAR ISI Jumlah BPR/BPRS Peserta Penjaminan Grafik

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA 4 ~! SALINAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PIHAK PELAPOR DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kesatu, Wewenang-Wewenang Khusus Dalam UU 8/2010

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kesatu, Wewenang-Wewenang Khusus Dalam UU 8/2010 Modul E-Learning 3 PENEGAKAN HUKUM Bagian Kesatu, Wewenang-Wewenang Khusus Dalam UU 8/2010 3.1 Wewenang-Wewenang Khusus Dalam UU 8/2010 3.1.1 Pemeriksaan oleh PPATK Pemeriksaan adalah proses identifikasi

Lebih terperinci

CONTOH FORMAT PERMINTAAN INFORMASI. Nomor :.. Jakarta,... Sifat : Sangat Rahasia Lampiran :... lembar Perihal : Permintaan informasi 1

CONTOH FORMAT PERMINTAAN INFORMASI. Nomor :.. Jakarta,... Sifat : Sangat Rahasia Lampiran :... lembar Perihal : Permintaan informasi 1 2013, No.806 8 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-08/1.02/PPATK/05/2013 TENTANG PERMINTAAN INFORMASI KE PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.283, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PPATK. Penghentian Sementara. Penundaan. Transaksi. Perbankan. Pasar Modal. Asuransi. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.258, 2014 PPATK. Sistem Informasi. Jasa Terpadu. Pengguna.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.258, 2014 PPATK. Sistem Informasi. Jasa Terpadu. Pengguna. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.258, 2014 PPATK. Sistem Informasi. Jasa Terpadu. Pengguna. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR PER-02 /1.02/PPATK/02/2014 TENTANG

Lebih terperinci

KEPALA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN,

KEPALA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN, KEPALA JI. Ir. H. Djuanda No.35, Jakarta 10120, Indonesia Telepon +6221-3850455, +6221-3853922, Faksimili +6221-3856809, +6221-3856826 Email: contact-us@ppatk.go.id, Website: www.ppatk.go.id PERATURAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG PEMBAWAAN UANG TUNAI DAN/ATAU INSTRUMEN PEMBAYARAN LAIN KE DALAM ATAU KE LUAR DAERAH PABEAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2013, No.50 2 Mengingat c. bahwa Indonesia yang telah meratifikasi International Convention for the Suppression of the Financing of Terrorism, 1999 (K

2013, No.50 2 Mengingat c. bahwa Indonesia yang telah meratifikasi International Convention for the Suppression of the Financing of Terrorism, 1999 (K LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.50, 2013 HUKUM. Pidana. Pendanaan. Terorisme. Pencegahan. Pemberantasan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5406) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

V PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN (PPATK)

V PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN (PPATK) Lampiran Keputusan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Nomor: P e d o m a n V PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN (PPATK) Pedoman Identifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan

Lebih terperinci

2017, No lain ke dalam atau ke luar daerah pabean Indonesia dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; c. bahwa sesuai dengan Undang-Un

2017, No lain ke dalam atau ke luar daerah pabean Indonesia dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; c. bahwa sesuai dengan Undang-Un No.1563, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pemberitahuan dan Pengawasan, Indikator yang Mencurigakan, Pembawaan Uang Tunai dan/atau Instrumen Pembayaran Lain, serta Pengenaan Sanksi Administratif

Lebih terperinci

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN,

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN, Ji Ir. H. Djuanda No.35, Jakarta 10120, Indonesia PERATURAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR: PER- 04/ 1.02/PPATK/03/20l4 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS

Lebih terperinci

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUAN6AN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUAN6AN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUAN6AN PERATURAN PUSAT PELAPORANDANANALISISTRANSAKSIKEUANGAN NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAANPENGHENTIAN SEMENTARA DAN PENUNDAANTRANSAKSIOLEH PENYEDIAJASA

Lebih terperinci

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS Semester II Tahun 2013 GROUP PENJAMINAN DIREKTORAT PENJAMINAN DAN MANAJEMEN RISIKO 0 DAFTAR ISI Jumlah BPR/BPRS Peserta Penjaminan Grafik 1 3 Pertumbuhan Simpanan pada

Lebih terperinci

Pemberian Data dan Informasi Bank Indonesia ke PPATK. Disampaikan oleh: Kepala Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Pemberian Data dan Informasi Bank Indonesia ke PPATK. Disampaikan oleh: Kepala Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Pemberian Data dan Informasi Bank Indonesia ke PPATK Disampaikan oleh: Kepala Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Diseminasi Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2016 Jakarta,

Lebih terperinci