GAMBARAN POLA PEMBERIAN ASI PADA IBU BEKERJA PADA KOMUNITAS PENDUKUNG ASI
|
|
- Sudirman Gunardi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 GAMBARAN POLA PEMBERIAN ASI PADA IBU BEKERJA PADA KOMUNITAS PENDUKUNG ASI Rahayu Mulya 1, Imami Nur Rachmawati 2 1 Program Sarjana Reguler, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Hp ( ). 2 Dosen Keperawatan Maternitas, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, : rahayumulya@yahoo.co.id 2 : inrachma@ui.ac.id Abstrak Kembali bekerja menjadi salah satu tantangan yang dihadapi oleh pekerja perempuan yang ingin memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengambarkan pola pemberian ASI pada ibu bekerja pada komunitas pendukung ASI. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif koleratif dan menggunakan tehnik Concecutive Sampling terhadap 40 Pekerja Perempu yang bekerja di Jakarta. Kuesioner yang digunakan merupakan kombinasi dari Breastfeeding In The Work Place Questione, kuesioner Pola Menyusui Pada Ibu Bekerja Dan Faktor- Faktor Yang Cenderung Mempengaruhinya, dan Kuesioner Faktor Anak Dibawa Ke Tempat Kerja. Analisis Univariat digunakan untuk mengambarkan pola pemberian ASI pada Ibu bekerja. Hasil penelitian menunjukan pola pemberian ASI yang masih rendah, yaitu hanya 30% responden melakukan pola pemberian ASI yang tepat. Saran untuk penelitian selanjutnya untuk lebih meneliti faktor-fator yang mempengaruhi kesadaran pemberian ASI pada ibu bekerja. Kata Kunci: Air susu Ibu, Pola ASI, Ibu bekerja Description Of Breastfeeding Pattern In Working Mother In Breastfeeding Support Community Abstract Back to the work is the one obstacle for working mother that committed to give exclusive breastfeeding for their baby. The aim of the research is to describe the breastfeeding pattern in working mother that involved in breastfeeding support community. The research was used a descriptive colerative design and used consecutive sampling technique to meet 40 respondents in Jakarta. Questionnaire that used in this research are combination from Breastfeeding in the Work Place Questioner, Pola Menyusui Pada Ibu Bekerja Dan Faktor-Faktor Yang Cenderung Mempengaruhinya questionnaire, and Faktor Anak Dibawa Ke Tempat Kerja questioner. The result has shown the low rate of breast feeding pattern in working mother (30%). Recommendation for the further research is to identify the factors that influence breastfeeding pattern in working mom. Key word: Breastmilk, breastfeeding pattern, working mother
2 2 Pendahuluan Kesehatan ibu dan anak telah menjadi isu penting baik skala nasional maupun internasional. Milenium Development goals (MDGs), menyebutkan penurunan angka kematian anak, dan peningkatan angka kesehatan ibu. Kematian bayi dibawah usia lima tahun dapat dikurang jumlahnya dengan cara memberikan ASI. ASI merupakan nutrisi paling baik bagi bayi (American Academy of Pediatrics, 2005). ASI tidak hanya bermanfaat bagi bayi, ASI juga memberi manfaat kepada ibu dan lingkungan yang lebih luas. ASI memberikan perlindungan kepada bayi dari serangan mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi. Selain itu manfaat ASI dapat menurunkan resiko penyakit diabetes, kanker tertentu, obesitas, dan juga asma. Manfaat nyata kepada Ibu antara lain mengurangi resiko perdarahan pasca melahirkan, berat badan mudah untuk kembali ke angka awal sebelum hamil, dan menurunkan resiko osteoporosis ketika menopause (American Academy of Pediatrics, 2005). Pada skala yang lebih luas, ASI dapat menurunkan biaya pembelian susu formula setiap bulannya. Ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi proses menyusui, salah satunya adalah Kembali bekerja. Tempat bekerja memberikan kontribusi kepada penurunan angka meyusui wanita bekerja (Murtagh & Mounton,2011). Beberapa penelitian memperlihatkan peringkat tiga teratas yang menjadi penghalang pekerja perempuan untuk menyusui ASI saat kembali bekerja. 1. Tidak terdapat fasilitas memadai; 2. Malu karena harus membuka payudaranya; dan yang ke 3. Terjadinya konflik dengan supervisor akibat jadwal yang berubah untuk memerah ( Stewart-Glenn,2008). Penelitian mengenai proses dan aktivitas menyusui telah banyak dilakukan. Namun, hal itu tidaklah cukup untuk terus menggali dan mencari pendekatan penyelesaian masalah yang paling tepat untuk problematika menyusui. Salah satu masalah penghambat pemberian ASI yang semakin besar membayangi pekerja perempuan adalah ketidakmampuan memberikan ASI akibat sibuknya bekerja. Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas hubungan pengetahuan menyusui dengan pola pemberian ASI pada ibu bekerja. Tinjauan Teoritis Menyusui merupakan hal yang alamiah pada setiap perempuan. Kodrat perempuan pasti memiliki kemampuan untuk menyusui. Namun, kemampuan tersebut tidak jarang terhambat oleh berbagai macam faktor. Studi yang dilakukan oleh Avery (2009) pada beberapa ibu
3 3 menyusui, dalam sebuah focus group, menyatakan bahwa para responden tidak percaya diri dan memiliki keyakinan mampu untuk menyusui. Selain itu, ada perasaan tidak dapat memberikan nutrisi yang membuat bayi menjadi kenyang dan terpuaskan saat menyusu. Pada dasarnya, kemampuan untuk menyusui harus dipelajari oleh ibu, karena dengan bekal pengetahuan yang baik terkait menyusui, ibu akan merasa menyusi merupakan hal yang mudah dan alamiah. Menyusui didefinisikan sebagai proses atau aktivitas alamiah yang terjadi pada setiap mamalia, termasuk manusia. Menyusui merupakan aktivitas memberikan nutrisi langsung dari payudara. Menyusui adalah standar utama dalam memberikan nutrisi pada bayi. Menyusui dapat menurunkan angka kematian dan kesakitan bayi, karena kematian balita dapat ditanggulangi 10 sampai 15 persen hanya dengan memberikan ASI secara ekslusif (Johanes, et al, 2003; U Senarath, et al, 2007). Secara singkat, dapat dikatakan bahwa menyusui adalah aktifitas alamiah manusia kepada bayinya yang dapat memberikan banyak manfaat. Manyusui memiliki manfaat yang sangat luas. Menyusui memberikan manfaat kepada tiga hal utama. Pertama, manfaat yang dirasakan oleh bayi. kedua, manfaat yang dirasakan oleh ibu. Dan yang ketiga, manfaat menyusui dapat dirasakan oleh lingkungan sosial. Manfaat yang pertama adalah untuk bayi. Bayi yang diberikan ASI tidaklah sama dengan bayi yang berikan susu formula. Bayi yang diberikan ASI memiliki perkembangan kognitif dan fisik yang baik (Murtagh & Mounton, 2011). Sebaliknya, bayi yang diberikan susu formula memiliki risiko mengalami otitis media akut, masalah pencernaan, infeksi saliran napas akut, atopic dermatitis, asma, dan bahkan sindroma meninggal mendadak (American Academy of Pediatrics, 2005). Manfaat ASI yang tidak kalah penting adalah manfaat untuk ibu. Menyusui menurunkan risiko penyakit kanker bagi perempuan. Risiko kanker ovarium dan kanker payudara lebih tinggi didapati pada perempuan yang yang tidak menyusui (WHO, 2007). Meyusui dapat menghambat kesuburan setelah melahirkan. Dengan kata lain, menyusui dapat mengatur jarak kelahiran anak. Hal ini dapat terjadi jika ibu memberikan hanya ASI pada enam bulan pertama. Memberikan ASI tanpa tambahan apapun dapat menurunkan tingkat fertilitas. Peluang untuk hamil pada masa menyusui eklusif hanya satu sampai dua persen saja (Eglash, & Montgomery, 2008). Manfaat ASI yang ketiga, menurut U.S. Department of Health and Human Services (2011) yaitu manfaat secara ekonomis. Dengan menyusui akan terjadi peningkatan produktivitas kerja dan menurunkan angka absensi. Menurunkan biaya kesehatan sampai 3,6 triliun dolar Amerika. Menyusui juga dapat memberikan penghematan biaya asuransi kesehatan nasional. Banyak faktor yang mempengaruhi pemberian ASI.
4 4 Menurut Stanton (2011) terdapat puluhan faktor yang mempengaruhi kelangsungan ibu menyusui. Dalam sub bab ini, akan di bahas faktor yang mempengaruhi menyusui yang datang dari bayi, lingkungan, dan ibu. Faktor menyusui yang pertama datang dari bayi, yakni dipengaruhi oleh kondisi kesehatan bayi. Bayi yang sakit akan terganggu pola menyusunya. Bayi yang sakit biasanya tidak mampu untuk menyusu akibat kelemahan dan kelelahan saat menghisap ASI. Hal ini akan memberikan pengaruh yang signifikan pada berat badan bayi. Jenis sakit yang dialami bayi akibat kurang menyusu adalah bayi kuning (neonatal jaundice) (Lawrence & Lawrence, 2005). Faktor Kedua adalah Faktor lingkungan. Kurangnya dukungan dari keluarga dekat dan pandangan negatif keluarga dekat terhadap aktivitas pemberian ASI, merupakan penyebab utama pemberian susu formula dengan botol. Ayah yang mendukung pemberian susu formula mempercayai bahwa menyusui berefek buruk pada payudara dan ketertarikan aktivitas seksual (Losck et al.,1995 dalam Velpuri, 2004 ). Survei yang dilakukan pada 123 perempuan mengenai faktor yang mempengaruhi keputusan untuk memberikan susu formula adalah suami yaitu sebesar 78% (n=96) (Aurora, McJunkin, & Kuhn, 2000). Ketiga, faktor dar Ibu. Masalah meyusui yang datang dari ibu dipengaruhi faktor demografi, psikologis, dan biologis. Faktor fisik yang mempengaruhi pola menyusui seperti payudara bengkak, puting lecet, mastitis, dan abses payudara. Sindrom kekurangan ASI dipengaruhi oleh psikologis dan pengetahuan ibu. Faktor psikologis tidak kalah penting memegang peran dalam keberhasilan proses menyusui. Persiapan psikologis ibu sangat menentukan keberhasilan menyusui. Ibu yang tidak memiliki keyakinan mampu memproduksi ASI yang cukup untuk bayinya, biasanya produksi ASI-nya akan sedikit. Stres, khawatir, dan perasaan tidak bahagia ibu pada periode menyusui sangat berperan dalam menyukseskan pemberian ASI. Dukungan dan peran keluarga dalam mendukung pemberian ASI juga memiliki peranan penting. Beberapa faktor psikologi yang telah diteliti seperti optimisme dalam menyusui, self-efficacy, keyakinan, ekspektasi, penjadwalan menyusui, cemas (O brien, Buikstra, & Hegney, 2008). Sindroma kekurangan ASI dapat diatasi dengan dukungan yang baik dari lingkungan dan memberikan pengetahuan pola nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi sesuai dengan usianya. Banyak ibu yang harus kembali bekerja setelah melahirkan. Menurut Ihromi (1990) yang dimaksud ibu bekerja adalah wanita yang sudah bersuami dalam kehidupan atau kegiatan sehari-harinya bekerja di luar rumah mencari nafkah baik sebagai pegawai negeri atau swasta. Tempat bekerja memberikan kontribusi kepada penurunan angka meyusui wanita bekerja (Murtagh & Mounton, 2011). Ibu pekerja cenderung melakukan penyapihan dini kepada bayi,
5 5 jika tempat bekerja tidak mendukung dan memfasilitasi pekerja perempuan untuk memberikan ASI. Kurangnya waktu untuk memerah ASI dan tidak adanya privasi menjadi halangan utama. Selain itu, terdapat pandangan lingkungan yang melihat bahwa kehadiran bayi di tempat kerja akan menurunkan produktivitas ibu pekerja. Hal lain yang juga mempengaruhi adalah jarang ada tempat penitipan bayi di dekat tempat bekerja ibu (Ortiz, McGillian, & Kelly, 2009). Metode Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif sederhana. Pengambilan sampel populasi menggunkan tehnik consecutive sampling dengan besaran subjek penelitian 40 responden. Pengambilan sampel yang dilakukan pada bulan Juli Responen penelitian harus memiliki kriteria ibu bekerja di luar rumah, mempunyai bayi usia enam sampai dua belas bulan, masih menyusui anaknya, bayi dalam kondisi sehat, dan setuju mengisi kuesioner penelitian. Penelitian ini tidak berlaku bagi ibu bekerja dengan bayi berpenyakit kronik dan bayi lahir prematur. Instrumen penelitian merupakan gabungan dari beberapa instrument penelitian sebelumnya. Kuesioner yang menjadi rujukan adalah Breastfeeding in the workplace questionnaire oleh Velpuri (2004) dan kuestioner pola menyusui pada ibu bekerja dan faktor-faktor yang cenderung mempengaruinya oleh Fauzie, (2006) untuk mengukur dimensi pengetahuan. Untuk dimensi pola menyusui merujuk kepada kuesioner faktor anak dibawa ke tempat kerja oleh Siregar (2009) dan 7 item kuestioner pola menyusui pada ibu bekerja dan faktor-faktor yang cenderung mempengaruinya oleh Fauzie (2006). Prosedur penelitian diawali dengan membuat database ibu bekerja yang menyusui, lalu menghubungi ibu bekerja untuk memvalidasi ketepatan kriteria inklusi. Kuesioner dikirimkan melalui kepada responden. pengolahan data menggunakan SPSS Pada proses analisis data peneliti menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat.
6 6 Hasil Berikut ini adalah hasil dari (n=40) data karakteristik responden penelitian. Usia rata-rata ibu bekerja adalah (95% CI). Rerata lama pisah antara anak dan ibu dalam sehari adalah jam (CI 95%). Mayoritas (n= 22, 55%) merupakan karyawati sektor privat/lsm. Jabatan pekerjaan paling banyak adalah pelaksana (n=33, 82,5%). Dari sampel yang didapat, 82,5% (n=33) memiliki gaji pokok diatas 2.2 juta rupiah perbulan. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pola Pemberian ASI (n=40) Variabel Frekuensi Presentase Pola Tepat 12 30% Pola kurang tepat 28 70% Pola pemberian ASI terdiri atas tiga sub variabel. Sebanyak 80% (32) memberikan ASI eksklusif, 52,5% (21) melakukan pola pemberian ASI tepat selama di rumah, namun hanya 47,5% (19) Ibu bekerja yang melakukan pola pemerahan tepat. Dapat disimpulkan, Ibu bekerja yang melakukan pola tepat dalam memberikan ASI sebesar 17,5% (7) saja. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Menyusui pada Ibu Bekerja (n=40). Variabel Frekuensi Presentase Tinggi 32 80% Rendah 8 20% Tabel dua memperlihatkan bahwa mayoritas ibu bekerja memiliki pengetahuan baik mengenai menyusui, yaitu 80%. Sedangkan 20% lainnya masuk kategori pengetahuan rendah. Tabel 3. Analisis Pola Menyusui Terhadap Pengetahuan Menyusui pada Ibu Bekerja di Jakarta Pola Menyusui Total Variavel Pengetahuan Kurang Tepat Tepat N % N % N % Rendah Tinggi Pada table tersebut diketahui responden yang memiliki pengetahun tinggi lebih banyak melakukan pola pemberian ASI tepat dibandingkan dengan responden berpengetahuan
7 7 rendah, yaitu 25% (n=10). Di sisi lain, jumlah responden yang melakukan pola menyusui kurang tepat juga paling banyak datang dari subjek berpengetahun tinggi yaitu 55% (n=22). Tabel 4 Analisis Pola Menyusui Terhadap Karakteristik Ibu Bekerja Pola Menyusui Total Variabel Kurang Tepat Karakteristik N % N % N % Usia 25 Tahun ,5 3 7,5 26 Tahun , , 5 Penghasilan Rp 2,2 Juta 1 2, ,5 = Rp 2,2 Juta 3 7,5 1 2, Rp 2,2 Juta , , 5 Pekerjaan PNS , , 5 BUMN 1 2, ,5 Swasta/ LSM Institusi 1 2,5 1 2,5 2 5 Pendidikan Lain-lain Posisi Struktural ,5 7 17, 5 Pelaksana ,5 3 3 Lama Berpisah dengan anak 82, 5 8 Jam 5 12,5 1 2, Jam 11 27, , Jam Jam ,5 5 12, 5 Pada table 5.6 diketahui bahwa ibu bekerja yang melakukan pola tepat dalam pemberian ASI datang dari usia yang lebih dari 25 tahun sebanyak 26,5% (n=11). Sebanyak 60 % (n=24) responden memiliki penghasilan lebih dari 2,2 Juta rupiah melakukan pola menyusui yang kurang tepat. Jabatan managerial mayoritas tidak tepat dalam pemberian ASI, yaitu sebanyak 15% (n=6). Menurut tempat kerja, pola tepat paling banyak dilakukan perempuan yang bekerja di swasta/lsm, PNS, Institusi Pendidikan. Sedangkan untuk karakteristik lama berpisah dengan anak diketahui 10% (n=4) dari 12,5% ibu yang berpisah dengan anak dalam sehari lebih dari 12 jam tidak melakukan pola pemberian ASI secara tepat.
8 8 Pembahasan Analisis Gambaran Pola Pemberian ASI terhadap Karakteristik responden Karakteristik demografi menjadi hal yang penting untuk diketahui, karena hal ini menjadi faktor yang memepengaruhi praktik menyusui pada ibu bekerja. Hasil penelitian didapatkan usia mayoritas sama dengan atau lebih dari 26 tahun. Usia ibu merupakan faktor yang mempengaruhi praktik pemberian ASI eklusif. Dalam penelitian yang dilakukan di Hong kong oleh Ching & Chow (2010) didapatkan hasil bahwa usia berkorelasi negatif terhadap keyakinan ibu dalam memberikan ASI. Penelitian lain menyebutkan wanita yang berusia lebih dari 25 tahun akan lebih memilih untuk memberikan ASI kepada anaknya dan meneruskan sampai 6 bulan usia bayi. (Dennis, 2001). Pemasukan, jenis pekerjaan, dan jabatan pekerjaan juga memberikan pengaruh pada pemberian ASI pekerja perempuan. Penelitian Ching & Chow (2010) menyebutkan bahwa pemasukan keluarga yang tinggi berkorelasi negatif pada praktik pemberian ASI eksklusif. Penelitiannya menyebutkan pada wanita dengan penghasilan dan pendidikan tinggi di negara berkembang melihat pemberian ASI sebagai sesusatu yang kuno, hanya dilakukan oleh mereka dengan status sosial yang rendah, dan memandang bahwa susu formula merupakan bentuk moderenisasi. Penelitian lain menyebutkan Perempuan bekerja sebagai profesional dapat disamakan dengan perempuan yang tidak bekerja dan tinggal di rumah dalam hal pemberian ASI (Kimbro, 2006). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa responden yang mayoritas datang dari pekerja profesional memiliki komitmen untuk memberikan ASI kepada anaknya. Seluruh responden penelitian merupakan pekerja full-time yaitu bekerja 40 jam dalam seminggu atau delapan jam dalam sehari dengan waktu bekerja dari hari senin sampai jumat. Untuk menjaga agar suplai ASI tidak berkurang, maka disarankan Ibu tetap memerah ASI. Pemerahan ASI dilakukan jika ibu berpisah dengan anak lebih dari empat jam. Ibu harus memerah setiap 2 atau 3 jam dalam sehari untuk menjaga kadar prolaktin tetap tinggi (Bobak, 2005). Pemerahan ASI yang sering akan meningkatkan produksi ASI. Hal ini mengingat bahwa responden memiliki anak usia enam sampai dua belas bulan dengan karakteristik Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung sangat cepat. Perkembangan fisik, kematangan sistem tubuh, perkembangan motorik kasar dan motorik halus, perkebangan psikologis dan
9 9 sosial. Kebutuhan nutrisi terdiri atas kcal/kg/hari kalori dan ml/kg/hari cairan. Pola Pemberian ASI Makna ASI eksklusif pada penelitian ini adalah memberikan ASI saja selama enam bulan tepat masa kehidupan bayi. Dari penelitian ini, didapatkan hasil dari 40 ibu bekerja yang menjadi responden penelitian. Sebanyak 55% (n=22) memberikan ASI eksklusif kepada anaknya. Mayoritas meneruskan pemberian ASI setelah kembali bekerja. Hanya 45% yang memberikan ASI kurang atau lebih dari enam bulan, atau mencampur pemberian ASI dengan formula. Angka ini menandakan komitmen ibu bekerja untuk tetap memberikan ASI setelah kembali bekerja. Hal ini dapat disebabkan rata-rata subjek penelitian telah memiliki pengetahuan menyusui yang baik. Hasil penelitian berbeda ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Fauzie (2006). Hasil penelitian yang dilakukan kepada 290 orang ibu bekerja di Jakarta dan sekitarnya ini, menemukan bahwa 79.3% atau 230 orang hanya mampu memberikan ASI secara eksklusif selama kurang dari empat bulan. Cakupan ASI eksklusif yang rendah pada penelitian Fauzie (2006) ini, disimpulkan sebagai akibat rendahnya pemahaman pekerja perempuan tentang manfaat ASI atau adanya hambatan dari lingkungan untuk ibu meneruskan memberikan ASI setelah kembali bekerja. Pola pemberian ASI di rumah bermakna memberikan ASI selama di rumah minimal delapan kali pemberian atau lebih, menyusui selama di rumah, dan menyusui di malam hari. Didapatkan angka 52,5% ibu melakukan pola tepat dan 47,5% melakukan pola kurang tepat. Namun, hal tersebut perlu diapresiasi karena hampir 100% subjek penelitian menyatakan memberikan ASI saat di rumah dan malam hari, walaupun pola pemberiannya kurang dari delapan kali. Menurut Kemenkes (2010), disarankan kepada ibu bekerja untuk menyusui bayi pada pagi hari sebelum berangkat kerja, segera setelah pulang ke rumah, dan lebih sering pada malam hari. Gambaran selanjutnya adalah pola pemerahan ASI selama di kantor. Hasil penelitian menunjukan bahwa pola pemerahan ASI selama di kantor belum memenuhi pola tepat. Pola tepat dalam penelitian ini memiliki definisi memerah selama di kantor minimal tiga kali atau lebih. Hasil penelitian menyebutkan bahwa hanya 47.5% ibu bekerja, melakukan pola tepat dalam pemerahan ASI di kantor, selebihnya, yaitu 52.5% belum melakukan pola kurang tepat dalam memerah ASI saat berpisah dengan anak untuk bekerja. Pola ASI yang belum
10 10 dilakukan secara tepat, dapat menurunkan aktivasi hormon prolaktin di hipofisis, hal tersebut akan berdapak pada penurunan suplai ASI. Oleh karena itu, banyak fenomena ibu yang kembali bekerja mendapati volume ASI perahnya menurun dari hari ke hari. Untuk mendapatkan suplai ASI yang adekuat, saat masa cuti melahirkan sekitar empat sampai enam minggu, bayi harus diberikan ASI saja. Ibu harus mulai memerah ASI dua minggu sebelum kembali bekerja, sebagai pengenalan alat pompa dan membuat ibu terbiasa dan terampil dalam menggunakannya. Setelah kembali bekerja, Ibu membutuhkan lima hal untuk sukses dalam memberikan ASI eksklusif yaitu alat perah ASI, ruangan tetutup yang memberikan privasi, waktu yang cukup untuk memerah, lemari pendingin untuk menyimpan ASI perah, dan rekan kerja yang mendukung aktivitas memerah ASI di kantor. Disarankan untuk memakai alat hisap ASI dengan corong ganda, karena alat ini bekerja hampir sama dengan hisapan bayi sesungguhnya, lebih cepat, dan efisien. Ruangan tertutup akan menghadirkan privasi dan rasa relaks, sehingga dalam pemerahan ASI akan menghasilkan ASI akhir/hind milk yang baik untuk pertumbuhan bayi usia enam sampai 12 bulan. Lemari pendingin adalah hal yang penting disediakan. ASI perah harus disimpan diberikan tidak lebih dari 48 jam setelah diperah. Jika ASI perah tidak diberikan dalam 48 jam, ASI perah harus dibekukan didalan freezer yang mampu bertahan sampai enam bulan. Dukungan dari teman kerja memainkan peranan yang tidak kalah penting, komunikasi dengan atasan dan teman kerja pada trimester akhir bahwa ibu berencana memerah ASI saat kembali bekerja. Hal ini dapat mengurangi kesalahpahaman kepada atasan dan membuat rekan sejawat mau berbagi beban kerja, saat ibu memerah ASI dan harus meninggalkan pekerjaan (Wyatt, 2002). Analisis Gambaran Pola Pemberian ASI Terhadap Pengetahuan Subjek penelitian yang berasal dari ibu bekerja di Jakarta, mayoritas memiliki pengetahuan yang tinggi (80%). Pengetahuan ini didapatkan dari berbagai informasi yang tersedia baik dari profesional kesehatan, media cetak, dan media elektronik. Sumber informasi mengenai ASI didapatkan paling banyak dari media elektronik terutama media sosial internet. Internet merupakan kebutuhan yang mendasar terutama bagi kalangan pekerja. Penelitian Siregar (2009) menyebutkan bahwa dari 88 responden Ibu bekerja sebagai pegawai negeri sipil, lebih dari setengah sampel memiliki pengetahuan yang baik, sisanya memiliki
11 11 pengetahuan sedang sampai rendah. Dan disimpulkan bahwa terdapat hubungan anatar lama pemberian ASI dengan pengetahuan ibu. Perbedaan hasil dimungkinkan karena faktor pengetahuan tidak menjadi faktor utama penentu ibu bekerja memberikan ASI kepada anaknya. Karena didapati hasil bahwa responden dengan pengetaan rendahpun tetap memberikan ASI eksklusif kepada anaknya. Disarankan juga untuk peneliti selanjutnya untuk meneliti responden dari sektor retail atau pabrik. Hal ini penting diketahui karena pada sektor retail atau pabrik banyak pekerja perempuan. Bila peneliti selanjutnya ingin menggunakan media elektronik dalam mengumpulkan responden penelitian, disarankan untuk memprotek kuesioner dengan kode khusus yang hanya diberikan kepada responden yang benar memenuhi kriteria penelitian. Pengkajian kriteria dapat dilakukan dengan cara wawancara sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengisian kuesioner oleh responden diluar kriteria inklusi. Selain itu, selain pengetahuan, perlu diteliti juga mengenai sikap, keyakinan, dan motivasi ibu terhadap pola pemberian ASI Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengambarkan pola pemberian ASI berdasarkan pengetahuan dan karakteristik responden. Wilayah yang dijadikan sasaran penelitian adalah Jakarta. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner berisi 24 pertanyaan yang merupakan hasil modifikasi dari tiga kuesioner berbeda, yang membahas cakupan yang hampir sama. Pengumpulan data diawali dengan pengumpulan database ibu bekerja yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Diketahuinya karakteristik demografi subjek penelitian merupakan kesimpulan pertama. Aspek karakteristik demografi yang dapat disimpulkan anatara lain subjek penelitian berusia mayoritas 26 tahun atau lebih, bekerja sebagai profesional di sektor swasta dan pemerintahan, dan sebagian besar menjabat sebagai pelaksana. Lebih dari setengah responden memiliki pendapatan diatas dari UMR DKI Jakarta. Seluruh responden merupakan karyawan yang bekerja full-time, dengan waktu pisah dengan anak yang berusia 6-12 bulan selama 11 jam dalam sehari.
12 12 Hasil penelitian mengenai pola pemberian ASI pada ibu bekerja menunjukkan bahwa minoritas subjek penelitian melakukan pola pemberian ASI yang kurang tepat. Hanya sebagian kecil ibu bekerja yang melakukan pola tepat dalam memerah ASI dikantor. Sebagian besar masih belum melakukan pola tepat. Kesimpulan untuk pengetahuan ibu bekerja terkait menyusui sudah baik. mayoritas responden masuk pada kategori berpengtahuan tinggi mengenai menyusui. Hanya sebagian kecilnya yang memiliki pengetahuan yang masih rendah. Saran Hasil penelitian hubungan pengetahuan menyusui dengan pola pemberian ASI pada ibu bekerja dapat digunakan untuk peningkatan dalam bidang pelayanan keperawatan, pendidikan, dan penelitian keperawatan. Saran pertama ditujukan untuk penelitian selanjutnya. Melihat kekurangan penelitian, peneliti menyarankan untuk memilih kuesioner yang sesuai untuk jenis metode penelitian. Dari penelitian ini peneliti menghadapi kesulitan dalam mengolah jawaban dikotomi yang lebih cocok untuk penelitian observasi atau eksperimen, sehingga disarankan untuk menggunakan skala kontimum yang lebih cocok untuk penelitian kuesioner atau non eksperimental. Disarankan juga untuk peneliti selanjutnya untuk meneliti responden dari sektor retail atau pabrik. Hal ini penting diketahui karena pada sektor retail atau pabrik banyak pekerja perempuan. Bila peneliti selanjutnya ingin menggunakan media sosial dalam mengumpulkan responden penelitian, disarankan untuk mem-protect kuesioner dengan kode khusus yang hanya diberikan kepada responden yang benar memenuhi kriteria penelitian. Pengkajian kriteria dapat dilakukan dengan cara wawancara sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengisian kuesioner oleh responden di luar kriteria inklusi. Selain itu, selain pengetahuan, perlu diteliti juga mengenai sikap, keyakinan, dan motivasi ibu terhadap pola pemberian ASI. Saran secara aplikatif dapat ditujukan kepada pemerintahan selaku penyelangara negara. Dari hasil penelitian ini, didapatkan hasil yang kurang memuaskan pada fasilitas memerah ASI
13 13 ditempat kerja, sehingga kementerian kesehatan, kementrian tenaga kerja dan trasmigrasi, serta kementerian peranan wanita dan perlindungan anak dapat lebih mensosialiasaikan tempat kerja ramah pekerja perempuan di kalangan para pengusaha dan tempat kerja. Saran selanjutnya ditujukan kepada keilmuan keperawatan. Dalam hal ini peran perawat dapat meningkatkan kesuksesan pemberian ASI pada kalangan pekerja perempuan, dengan masuk mejadi perawat okupasi di tempat kerja. Dengan demikian, pembekalan kepada calon perawat mengeni tugas dan peran perawat okupasi dalam mendampingi pegawai perempuan dalam proses pemerahan ASI selama di tempat kerja sangat penting untuk dilakukan. Referensi American Academy of Pediatrics. (2005). Policy statement: Breastfeeding and the use of human milk. Pediatrics, 15(2), Aurora S, McJunkin C, Wehrer J, &Kuhn P. (2000). Major factors influencing breastfeeding rates:mother s perception of father s attitude and milk supply. Pediatrics 2000;106(5):e67 (electronic version). Avery, A. (2009). Confident commitment is a key factor for sustained breastfeeding. BIRTH 36:2 June 2009 page 141 Bobak, Lowdermilk, & Jensen (2005). Buku ajar keperawatan maternitas edisi 4. Jakarta: Penerbit EGC Cing-Man Ku & Chow susan KY.(2010). Factors influencing the practice of exclusive breastfeeding among Hong Kong Chinese women: a questionnaire survey. Journal of clinical nursing, 19, Eglash, A., Montgomery, A.,Wood, J. (2008). Breastfeeding. Diakses melalui: pada 16 Maret Fauzie, R. (2006). Pola menyusui pada ibu bekerjadi beberapa wilayah Jakarta dan faktorfaktor yang dapat mempengaruhinya. Tesis. Catalog database UIana. Ihromi T.O (1990). Para ibu yang berperan tunggal dan berperan ganda. Jakarta: Lembaga penerbif FEUI
14 14 Kementrian kesehatan. (2010). Buku saku kesehatan neonatal esensial. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia Kimbro, Rachel Tolbert. (2006). On-the-Job Moms:Work and Breastfeeding Initiation and Duration for a Sample of Low-Income Women. Maternal and Child Health Journal, Vol. 10, No. 1, January 2006 Lawrence RA & Lawrence RM. (2005) Breastfeeding: A Guide for the Medical Profession. Philadelphia, PA: Elsevier Mosby, p Murtagh, L. & Mouton, Anthony D. (2011). Working mother, Breast feeding, and the law. American Journal of Publick Health, vol 101, no 2. O Brien, M., Buikstra, E.&Hegney, D. (2008). The influence of psychological factors on breastfeeding duration. Journal of Advanced Nursing 63(4), doi: /j x Ortiz J, McGilligan K, & Kelly P.(2004). Duration of breast milk expression among working mothers enrolled in an employersponsored lactation program. Pediatric Nurse. 2004;30(2): Siregar, D.(2003). Faktor dukungan suami dan factor pengetahuan ibu dengan proporsi lama pemberian ASI pada ibu bekerja sebagai pegawai negri sipil di beberapa kantor dan rumah sakit pemerintahan di Jakarta. Skripsi. Diperoleh dari database lontar Uiana Stanton, R. (2011). A Road Map for Change: Ensuring That Women Have Breastfeeding Support. The Journal of Perinatal Education Summer 2011, Volume 20, Number 3 Stewart-Glenn, J. (2008). Knowledge, perceptions, and attitudes of managers, coworkers, and employed breastfeeding mothers. AAOHN Journal, oktober 2008,vol 56, No. 10 U senarath, MJ Dibley, KE Agho. (2007). Breastfeeding practices and associated factors among children under 24 months of age in Timor-Leste. European Journal of Clinical Nutrition (2007) 61, USDHHS (2011). The Surgeon General s call to action to supportbreastfeeding. Retrieved from pdf
15 15 Velpuri, J.(2004). Breastfeeding knowledge, and attitudes, beliefs, and intentions regarding breastfeeding in the workplace among students and professionals in health-related fields /unrestricted/Dissertation.pdf
16 16 Hasil Persetujuan Naskah Ringkas
17 17
BABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. indikator dalam pencapaian Millenium Development Goals (MDGs).
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan ibu dan anak merupakan masalah yang serius dan menjadi indikator dalam pencapaian Millenium Development Goals (MDGs). Pada tahun 2011 jumlah anak-anak
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN SUAMI MENGENAI ASI EKSKLUSIF DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENERAPAN BREASTFEEDING FATHER
TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI MENGENAI ASI EKSKLUSIF DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENERAPAN BREASTFEEDING FATHER Dian Sari *, Desy Aryani Putri**, Eka Rahmawati**, Imami Nur Rachmawati*** ABSTRAK Data Pemerintah
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH
LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAYI USIA 0-6 BULAN PADA IBU BEKERJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGEMPLAK SIMONGAN SEMARANG Disusun Oleh :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah (Roesli, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu diseluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang Air Susu Ibu (ASI) bahkan ibu yang
Lebih terperinciGAMBARAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAYI BARU LAHIR PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH BANTUL
GAMBARAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAYI BARU LAHIR PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: RADITIYA HARYO YUDANTO 201110201164 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air susu ibu (ASI) menyediakan nutrisi lengkap bagi bayi. ASI mengandung protein, mineral, air, lemak, serta laktosa. ASI memberikan seluruh kebutuhan nutrisi dan energi
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KARYAWAN DI YAYASAN NGUDI WALUYO UNGARAN ARTIKEL
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KARYAWAN DI YAYASAN NGUDI WALUYO UNGARAN ARTIKEL p OLEH RISKHA SEPTIANINGRUM 030214B026 PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menurunkan angka kematian bayi dan anak. Pada tahun 2008 angka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu program Millennium Development Goals (MDGs) yaitu menurunkan angka kematian bayi dan anak. Pada tahun 2008 angka kematian bayi atau Infant Mortality Rate
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU BERSALIN TERHADAP METODE PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU BERSALIN TERHADAP METODE PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG 2011 Jimmy Andre, 2011 Pembimbing I : Dani, dr., M.Kes.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air susu ibu (ASI) adalah air susu yang diproduksi oleh ibu untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air susu ibu (ASI) adalah air susu yang diproduksi oleh ibu untuk konsumsi bayi dan merupakan sumber zat gizi utama untuk bayi yang belum bisa mencerna makanan
Lebih terperinciABSTRAK TINGKAT DEPRESI POSTPARTUM PADA IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR I
DAFTAR ISI SAMPUL DEPAN... i SAMPUL DALAM... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN...
Lebih terperinciTERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta
TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta Email: sarwinantisyamsudin@yahoo.com Abstract: The purpose of this study was to know the effect
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan generasi yang sehat, cerdas, dan taqwa merupakan tanggung jawab seluruh komponen masyarakat, baik dari kalangan pejabat tingkat atas sampai pada rakyat
Lebih terperinciSURVEY FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS ALAK KOTA KUPANG ABSTRAK
CHM-K Health Journal Volume o. Oktober 06 SURVEY FAKTOR-FAKTOR YAG MEMPEGARUHI PEMBERIA ASI EKSKLUSIF PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS ALAK KOTA KUPAG Kristina Gotia,b*, Maria A. Makingb, Petrus K. S.Tageb
Lebih terperinciAnestesia Wulandari 1), Wulandari Meikawati 2), Novita Kumalasari 3)
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP AIR SUSU IBU PERAH (ASIP) DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN ASIP PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN TANDANG KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG THE CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE
Lebih terperinciGAMBARAN DUKUNGAN YANG DIBERIKAN TEMPAT BEKERJA DALAM PEMBERIAN ASI
GAMBARAN DUKUNGAN YANG DIBERIKAN TEMPAT BEKERJA DALAM PEMBERIAN ASI Riri Novayelinda Dosen Departemen Maternitas-Anak Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau Email : rhi79no@yahoo.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU BERSALIN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU BERSALIN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI Ita Susanti, Nurasnah Sitohang, Farida Linda Sari Siregar Universitas Sumatera Utara E-mail : itasusanti50@yahoo.co.id
Lebih terperinciFaktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014
http://jurnal.fk.unand.ac.id 635 Artikel Penelitian Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014 Selvi Indriani Nasution 1, Nur Indrawati Liputo 2, Mahdawaty
Lebih terperinciHUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE
HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Rien Ariani 201510104286 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI
HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS BAHU KECAMATAN MALALAYANG Albrian Hizkia Lumentah, Nova H. Kapantouw, Dina V. Rombot *Fakultas
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU BUTEKI PADA KALANGAN PEKERJA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PERUSAHAAN X, SEMARANG TAHUN 2007
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU BUTEKI PADA KALANGAN PEKERJA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PERUSAHAAN X, SEMARANG TAHUN 2007 Eunike Ita Susanti 0210023 Pembimbing : DR. Felix Kasim,
Lebih terperinciSURVEY FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS ALAK KOTA KUPANG ABSTRAK
SURVEY FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS ALAK KOTA KUPANG Kristina Gotia a, Maria A. Making b, Petrus K. S.Tage c a Mahasiswa S-1 Prodi Keperawatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah payudara ibu, sebagai makanan
Lebih terperinciABSTRAK. Pembimbing II : Meilinah Hidayat, Dr., dr., M.Kes.
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU HAMIL TRIMESTER III TERHADAP METODE INISIASI MENYUSU DINI DI RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG 2011 Siuliyanty, 2011 Pembimbing I : Dani,
Lebih terperinciIka Endar Ariyana 1,Machmudah 2,
KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA PADA IBU YANG MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DINI DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PABELAN KABUPATEN SEMARANG Ika Endar Ariyana 1,Machmudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pertama yang terbaik bagi bayi. Pemberian ASI pada bayi, terutama pemberian kolostrom dapat melindungi bayi dari risiko
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN 2015 1 Sondang, 2 Dame 1 STIKes Prima Jambi 2 Dinas
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA
HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: SY.A isyatun Abidah Al-Idrus 20151010273 PROGRAM
Lebih terperinciTine Agustine, 2008, Pembimbing I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes Pembimbing II : H. Tisna Sukarna, dr., SpA
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU BUTEKI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RIUNG BANDUNG KECAMATAN GEDEBAGE KOTA BANDUNG TAHUN 2007 Tine Agustine, 2008, Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahun di dunia ada sekitar 4 juta bayi meninggal karena penyakit infeksi terkait dengan perilaku ibu yang tidak memberikan kolostrum dan air susu ibu (ASI)
Lebih terperinciGAMBARAN PERILAKU MENYUSUI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA
GAMBARAN PERILAKU MENYUSUI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA Zafira 1) Oswati Hasanah 2) Siti Rahmalia 3) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau 1 Departemen Keperawatan Komunitas Program Studi
Lebih terperinciFAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA KARYAWATI UNSIKA TAHUN 2013
Jurnal Ilmiah Solusi Vol. 1 No.1 Januari Maret 2014: 55-63 FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA KARYAWATI UNSIKA TAHUN 2013 Sri Rahayu dan Nelly Apriningrum Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciPENELITIAN. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Di Desa Ngrayun Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo
PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Di Desa Ngrayun Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo Oleh: MIRANDA HEVY DWI CAHYA NIM: 10621099 PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS
Lebih terperinciPemberian ASI Eksklusif Pada Wanita Pekerja Pabrik Lebih Sedikit Daripada Ibu Rumah Tangga
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Pemberian ASI Eksklusif Pada Wanita Pekerja Pabrik Lebih Sedikit Daripada Ibu Rumah Tangga 1) Natasha Annisa Putri, 2) Wawang S Sukarya, 3) Sadiah Achmad 1 Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang sempurna dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang sempurna dan terbaik bagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh bayi untuk mencapai pertumbuhan
Lebih terperinciThe Effects of Breast Feeding Demonstration and Guidance towards Mothers' Motivation and Ability in Nursing their Children
The Effects of Breast Feeding Demonstration and Guidance towards Mothers' Motivation and Ability in Nursing their Children Chatarina Suryaningsih STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi 34 ABSTRACT The demonstration
Lebih terperinciSTUDI BEBERAPA KARAKTERISTIK KELUARGA DALAM PENGGUNAAN SUSU FORMULA UNTUK BALITA DI KOTA TASIKMALAYA Oleh : Jumli 1, Lilik Hidayanti 2, Nur Lina 3
STUDI BEBERAPA KARAKTERISTIK KELUARGA DALAM PENGGUNAAN SUSU FORMULA UNTUK BALITA DI KOTA TASIKMALAYA Oleh : Jumli 1, Lilik Hidayanti 2, Nur Lina 3 ABSTRAK Walaupun telah diketahui begitu banyak manfaat
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU Wiwi Sartika Program Studi D III Kebidanan Universitas Abdurrab wiwi.sartika@univrab.ac.id ABSTRAK ASI
Lebih terperinciVolume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO
HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO Relationship Nursing Mothers Work With Exclusive Breastfeeding In Public Health Mojolaban Sukoharjo Nuri
Lebih terperinciLiva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau
Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Factors That Cause Colostrum Giving Women In The Postpartum Camar I Arifin Achmad Province Riau *Dosen STIKes Hangtuah Pekanbaru,
Lebih terperinciHUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM
HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM Tuti Meihartati STIKES Darul Azhar Batulicin Email : riestie_fun@yahoo.co.id Abstract: The purpose of this study was to determine
Lebih terperinciPEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK EXCLUSIVE BREAST FEEDING BASED ON WORK STATUS OF MOTHER
Lebih terperinciPemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari
Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari Exclusive Breastfeeding for Infant in Puskesmas Kemaraya Kendari Sri Damayanty, Nurdianti, Kamrin Program Studi Kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Orang tua terutama ibu perlu memiliki
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Postpartum atau masa nifas dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Orang tua terutama ibu perlu memiliki
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMBERIAN ASI MENGGUNAKAN DOT DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMASDANUREJAN I YOGYAKARTA
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI MENGGUNAKAN DOT DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMASDANUREJAN I YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Ani Rufaidah 201510104010 PROGRAM
Lebih terperinciGAMBARAN KEEFEKTIFAN PROSES MENYUSUI DI KLINIK BERSALIN MARIANI
GAMBARAN KEEFEKTIFAN PROSES MENYUSUI DI KLINIK BERSALIN MARIANI Tangia Lestari Niekaesa Bintang*, Nur Afi Darti** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen Departemen Keperawatan Maternitas dan Keperawatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menyusui merupakan perpanjangan alami dari kehamilan dan kelahiran serta memiliki arti yang lebih dari bahaya sekedar memberikan nutrisi pada bayi. Wanita paling sering
Lebih terperinciPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA SEI KOPAS KECAMATAN BANDAR PASIR MANDOGE
PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA SEI KOPAS KECAMATAN BANDAR PASIR MANDOGE OLEH : SRI RASMIANA SEMBIRING NIM : 145102108 KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI KELUARAHAN SEI. PUTRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI RELATIONSHIP AWARENESS BREASTFEEDING MOM ABOUT
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP ASI EKSKLUSIF DI RSKIA X KOTA BANDUNG
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP ASI EKSKLUSIF DI RSKIA X KOTA BANDUNG Maria Stefannie Soesanto, 2012 Pembimbing I : Wenny Waty, dr., M.Pd.Ked Pembimbing II: Dani, dr., M.Kes.
Lebih terperinciPENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN
PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN Niken Grah Prihartanti Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR Esse Puji Pawenrusi 1) 1) Dosen STIK Makassar ABSTRACT Background: Based on data from health centers Tamamaung
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU MELATI DESA KWARASAN NOGOTIRTO YOGYAKARTA
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU MELATI DESA KWARASAN NOGOTIRTO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: FITRIANINGSI 201110201093 PROGRAM STUDI ILMU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa balita merupakan masa yang tergolong rawan dalam pertumbuhan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa balita merupakan masa yang tergolong rawan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak karena pada masa ini anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi (Andrianti,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Penurunan AKB (Angka Kematian Bayi) di Indonesia memang mengalami kemajuan yang cukup bermakna, namun demikian tingkat kematian bayi di Indonesia masih tergolong
Lebih terperinciDaniel 1, Murniati Manik 2. Pengetahuan Wanita tentang ASI Eksklusif
Gambaran Pengetahuan Wanita pada Usia Produktif tentang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif Knowledge of Women on Childbearing Age about Exclusive Breastfeeding Daniel 1, Murniati Manik 2 1 Mahasiswa F. Kedokteran
Lebih terperinciProsiding Pendidikan Dokter ISSN: X
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Gambaran Karakteristik (Usia, Jumlah Anak, Tingkat Pendidikan, Pekerjaan) dan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif di UPT Puskesmas Ibrahim Adjie Bandung
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH ASI EKSKLUSIF TERHADAP MORBIDITAS BAYI SAMPAI USIA 6 BULAN
ABSTRAK PENGARUH ASI EKSKLUSIF TERHADAP MORBIDITAS BAYI SAMPAI USIA 6 BULAN An Nieza Dea Versary, 2010; Pembimbing I : dr. July Ivone M.KK., M.Pd.Ked. Pembimbing II: dr. Bambang Hernowo Sp. A., M.Kes.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dua puluh delapan hari pertama kehidupan bayi atau periode neonatal merupakan periode kehidupan yang rawan, dimana bayi rentan terhadap penyakit dan kematian (Adetola
Lebih terperinciPERAN SERTA SUAMI DALAM PROSES MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JOGONALAN KLATEN. Sugita Dosen Poltekkes Surakarta Jurusan Kebidanan ABSTRAK
PERAN SERTA SUAMI DALAM PROSES MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JOGONALAN KLATEN Sugita Dosen Poltekkes Surakarta Jurusan Kebidanan ABSTRAK Latar Belakang Menyusui adalah suatu proses alamiah. Anak
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG PENTINGNYA BUDAYA PENGGUNAAN ASI BAGI IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEKEJATI TAHUN 2007
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG PENTINGNYA BUDAYA PENGGUNAAN ASI BAGI IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEKEJATI TAHUN 2007 ABSTRAK Salah satu sasaran pembangunan kesehatan menuju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut. (Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W, 2000)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional pada dasarnya adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Demi terwujudnya pembangunan nasional,
Lebih terperinciKata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.
HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, PEKERJAAN IBU, DUKUNGAN SUAMI DAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENGKOL KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Fiji Claudia Pandean*, Adisti
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6 BULAN-12 BULAN TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN SUKAWARNA
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6 BULAN-12 BULAN TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN SUKAWARNA Lisa Olivia, 2015; Pembimbing I Pembimbing II : drg.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam pemberian ASI dari ibu ke bayi yang dilakukan dengan baik dan benar.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Menyusui adalah proses yang alami dan bayi menghisap secara alamiah, akan tetapi bisa timbul kesulitan pada awalnya karena itu diperlukan cara menyusui yang baik dan
Lebih terperinciPENGARUH PELATIHAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS PRIMIPARA TERHADAP KETRAMPILAN DALAM MENYUSUI
PENGARUH PELATIHAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS PRIMIPARA TERHADAP KETRAMPILAN DALAM MENYUSUI Triwik Sri Mulati, Dewi Susilowati Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah. Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga dipengaruhi oleh asupan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perawatan payudara pada masa nifas merupakan perawatan yang dilakukan untuk mempersiapkan payudara agar dalam kondisi baik saat menyusui bayinya, meliputi perawatan
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MULTIPARA TERHADAP METODE INISIASI MENYUSUI DINI DI RSKIA X KOTA BANDUNG
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MULTIPARA TERHADAP METODE INISIASI MENYUSUI DINI DI RSKIA X KOTA BANDUNG Fujiyanto, 2012 Pembimbing I : Dani, dr., M.Kes Pembimbing II : Wenny Waty, dr.,
Lebih terperinciIka Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) TERHADAP BERAT BADAN BAYI USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN BARUSARI KECAMATAN SEMARANG SELATAN KOTA SEMARANG Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan, dimana dengan berkembangnya IPTEK dituntut adanya Sumber
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KOTA BANDAR LAMPUNG Nadia Ulfa Taradisa*,Tumiur Sormin **, Musiana** *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang
Lebih terperinciSusmaneli, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Hilir I Kabupaten Rokan Hulu 2013
1 Susmaneli, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Hilir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan suatu indikator penting untuk menggambarkan kesehatan masyarakat dan merupakan salah satu parameter utama kesehatan anak.
Lebih terperinciKata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif
HUBUNGAN PENGETAHUAN,SIKAP DAN DUKUNGAN PETUGAS KESEHATAN DENGAN TINDAKAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENGKOL. Niamarsha Mokodompit*, Adisti A Rumayar*, Sulaemana Engkeng*.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Seperti ketika didalam kandungan, gizi yang tinggi sangat diperlukan ketika anak
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asupan nutrisi bagi bayi yang paling penting adalah air susu ibu (ASI). Seperti ketika didalam kandungan, gizi yang tinggi sangat diperlukan ketika anak pertama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisiasi Menyusu Dini ( IMD) adalah suatu proses membiarkan bayi dengan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inisiasi Menyusu Dini ( IMD) adalah suatu proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri untuk menyusu sesegera dalam satu jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pemberian ASI Eksklusif oleh Ibu yang Bekerja Sebagai Perawat di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal
Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pemberian ASI Eksklusif oleh Ibu yang Bekerja Sebagai Perawat di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal Yuni Puji Widiastuti, Nurul Qomariah, Zahra Azzuhra *Staf edukatif PSIK
Lebih terperinciAbstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur)
Hubungan antara pendampingan..( Abd. Halim, Fajar, Nur) HUBUNGAN ANTARA PENDAMPING PERSALINAN, UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL MENJELANG PERSALINAN DI KLINIK KESEHATAN IBU
Lebih terperinciHubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 7-24 Bulan di Desa Jembungan
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No - Juli 016 Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 7-4 Bulan di Desa Jembungan Abstract: (The Relationship of
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjukan bahwa 57% tenaga kerja Indonesia adalah wanita Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Survey demografi kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukan bahwa 57% tenaga kerja Indonesia adalah wanita Indonesia. Dalam Konvensi Organisasi Pekerja Internasional
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
17 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia masih belum mencapai target, salah satu di antara indikator keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut yang harus
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Air Susu Ibu Air susu ibu (ASI) adalah makanan pertama alami untuk bayi yang memberikan energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi pada
Lebih terperinciSecara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.
ABSTRACT ERNY ELVIANY SABARUDDIN. Study on Positive Deviance of Stunting Problems among Under five Children from Poor Family in Bogor City. Under direction of IKEU TANZIHA and YAYAT HERYATNO. The objectives
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Air susu ibu (ASI) diciptakan oleh Tuhan degan segala kelebihannya. Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupannya dengan cara yang paling sehat. Menyusui sebenarnya tidak hanya memberikan kesempatan pada bayi untuk
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG Ferawati 1), Anggorowati 2) 1 PSIK, STIKES Widya Husada 2 Jurusan Keperawatan FK, UNDIP email: aangham@gmail.com
Lebih terperinciGASTER Vol. 11 No. 2 Februari Wahyuningsih Akademi Giri Husada Wonogiri. Abstrak
PERBEDAAN STATUS EKONOMI DAN DUKUNGAN SUAMI ANTARA KELOMPOK IBU YANG MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DAN IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS WONOGIRI II Wahyuningsih Akademi Giri Husada Wonogiri
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERTAMA KALI PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBOKEN Giovanny V. Wereh*, Shirley E.S Kawengian**,
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 6-11 BULAN DIKELURAHAN KARUWISI UTARA KOTA MAKASSAR
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 6-11 BULAN DIKELURAHAN KARUWISI UTARA KOTA MAKASSAR Mustamin 1, Abdullah Tamrin 1, Putri Anggraeny 2 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menyusui merupakan cara alami memberi makan bayi. Sejak terjadinya pembuahan, tubuh ibu mempersiapkan diri untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menyusui merupakan cara alami memberi makan bayi. Sejak terjadinya pembuahan, tubuh ibu mempersiapkan diri untuk menyusui. Payudara bereaksi terhadap hormon
Lebih terperinciDr. EVELINE P.N, Sp.A, IBCLC SATGAS ASI PP IDAI
Dr. EVELINE P.N, Sp.A, IBCLC SATGAS ASI PP IDAI Latar belakang Ibu seringkali berhenti menyusui atau mulai memberikan tambahan sebelum 6 bulan, ketika mereka kembali bekerja setelah melahirkan. Banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai
Lebih terperinciKenaikan Berat Badan Balita Usia 6-12 Bulan Berdasarkan Jenis Makanan Pendamping Air Susu Ibu
Kenaikan Berat Badan Balita Usia 6-12 Bulan Berdasarkan Jenis Makanan Pendamping Air Susu Ibu Liza Chairani* *Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
Lebih terperinciShanty Wulandari*Maria Komariah**Ermiaty***
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF OLEH IBU-IBU YANG BEKERJA SEBAGAI PERAWAT DI RS.AL-ISLAM KOTA BANDUNG Shanty Wulandari*Maria Komariah**Ermiaty*** ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1
HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Izasah S1 Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciPutri, et al, Hubungan Antara Faktor Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI... Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat 2
Hubungan Antara Faktor Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan Pemberian ASI Eksklusif oleh Ibu Multipara pada Bayi Usia 6-12 Bulan (The Correlation Between Mother Factors and Early Initiation of Breastfeeding
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) merekomendasikan pemberian ASI Eksklusif sekurang-kurangnya selama 6 bulan pertama kehidupan dan dilanjutkan dengan makanan pendamping
Lebih terperinciGaloeh Putri Eka PJ 1. Rachmanida N 2. Laras Sitoayu 3 ABSTRAK
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI POSYANDU GUJI BARU KELURAHAN DURI KEPA KECAMATAN KEBUN JERUK JAKARTA BARAT Galoeh Putri Eka PJ 1. Rachmanida N. Laras Sitoayu
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN
HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN Indah Nur aini *, Rizqy Amelia 1, Fadhiyah Noor Anisa 1 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Luas wilayah seluruhnya yaitu 1.357,24 km 2. Puskesmas Urangagung adalah gedung Puskesmas Induk, Puskesmas
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Tempat Penelitian Puskesmas Urangagung terletak di Desa Cemeng Kalang Kecamatan Sidoarjo bagian Barat, yang membawahi 9 wilayah yang terdiri
Lebih terperinci