Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Katalog Dalam Terbitan (KDT)"

Transkripsi

1

2 Hak Cipta 2017 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang Disklaimer: Buku ini merupakan buku guru yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum Buku guru ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan Kurikulum Buku ini merupakan dokumen hidup yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan yang dialamatkan kepada penulis dan laman atau melalui diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini. Katalog Dalam Terbitan (KDT) Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. : buku guru / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.--. Edisi Revisi, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, vi, 162 hlm. : ilus. ; 25 cm. Untuk ISBN (Jilid Lengkap) ISBN (Jilid 2) 1. Judul Buku -- Studi dan Pengajaran I. Judul II. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 707 Penulis Penelaah : Eko Purnomo, Deden Haerudin, Buyung Rohmanto, Julius Juih. : Muksin, Bintang Hanggoro Putro, Daniel H. Jacob, Fortunata Tyasrinestu, Rita Milyartini, Widia Pekerti, M. Yoesoef, Nur Sahid, Oco Santoso, Martono, Djohan Salim, Eko Santosa, Seni Asiati. Pereview : Defrizal Adyar Penyelia Penerbitan : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. Cetakan Ke-1, 2014 ISBN (jilid 2) Cetakan Ke-2, 2017 (Edisi Revisi) Disusun dengan huruf Times New Roman, 11pt.

3 Kata Pengantar untuk Kelas VIII SMP/MTs yang disajikan dalam buku ini dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi pengetahuan, keterampilan dan sikap secara utuh. bukan aktivitas dan materi pembelajaran yang dirancang hanya untuk mengasah kompetensi keterampilan siswa tetapi juga mencakup aktivitas dan materi pembelajaran yang memberikan kompetensi pengetahuan tentang karya seni budaya dan kompetensi sikap yang berkaitan dengan seni budaya. Pembelajaran seni budaya menjadi kesatuan utuh ketiga kompetensi tersebut melalui aktivitas berkarya seni rupa, seni musik, seni tari dan teater. Pembelajaran seni budaya dirancang berbasis aktivitas dalam sejumlah ranah seni budaya, yaitu seni rupa, seni musik, seni tari dan teater yang diangkat dari kekayaan seni dan budaya sebagai warisan budaya bangsa. Aktivitas pembelajaran seni budaya tidak hanya dirancang di dalam kelas tetapi dapat melalui aktivitas baik yang diselenggarakan oleh sekolah maupun di luar sekolah atau masyarakat sekitar. Materi muatan lokal dapat ditambahkan pada materi pembelajaran seni budaya yang digali dari kearifan lokal dan relevan dalam kehidupan siswa sehingga diharapkan dapat menambah pengayaan dari buku ini. Pembelajaran seni budaya pada buku ini dapat pula dilakukan secara terpadu dan utuh. Keterpaduan dan keutuhan mengandung arti bahwa di dalam kompetensi dasar mengandung suatu keahlian tertentu sehingga dalam pelaksanaannya haruslah utuh diajarkan sehingga siswa dapat menguasai keterampilan, pengetahuan serta sikap dalam karya seni rupa, seni musik, seni tari atau teater. Buku Guru iii

4 Pembelajaran seni budaya menekankan pada pendekatan belajar siswa aktif. Siswa diajak dan berani untuk mencari sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekolah, rumah atau tempat tinggal serta masyarakat. Guru dapat memperkaya kreasi dalam bentuk aktivitas lain yang sesuai dan relevan yang bersumber pada dari lingkungan sosial dana alam sekitar. Buku ini merupakan edisi ketiga sebagai penyempurnaan edisi kedua. Buku ini sangat terbuka dan perlu terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Untuk itu, kami mengundang pembaca untuk menberikan kritik, saran dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi berikutnya. Atas kontribusi tersebut, kami mengucapkan terima kasih. Mudah-mudahan buku ini dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045) Jakarta, Januari 2016 Tim Penulis iv

5 Daftar Isi Kata pengantar... Daftar isi... iii V Bab 1 Pendahuluan... 1 A. Rasional... 1 B. Tujuan... 2 C. Ruang Lingkup... 3 D. Muatan Lokal... 4 E. Lingkup Kompetensi dan Materi Mapel SMP/MTs... 7 Bab 2 Pembelajaran dan Penilaian Mata Pelajaran... 9 A. Kerangka Pembelajaran... 9 B. Pendekatan Pembelajaran C. Strategi dan Metode Pembelajaran D. Penilaian Buku Guru v

6 Bab 3 Panduan Pembelajaran Berdasarkan Buku Teks Kelas VIII SMP/MTs A. Penjelasan Umum B. Seni Rupa C. Seni Musik D. Seni Tari E. Seni Teater Glosarium Daftar Pustaka Indeks Profil vi

7 Bab 1 Pendahuluan A. Rasional Mata pelajaran merupakan mata pelajaran yang membahas mengenai karya seni estetis, artistik, dan kreatif yang berakar pada norma, nilai, perilaku, dan produk seni budaya bangsa melalui aktivitas berkesenian. Mata pelajaran ini bertujuan mengembangkan kemampuan siswa untuk memahami seni dalam konteks ilmu pengetahuan, teknologi, dan sosial sehingga dapat berperan dalam perkembangan sejarah peradaban dan kebudayaan, baik dalam tingkat lokal, nasional, regional, maupun global. Pembelajaran seni di tingkat pendidikan dasar dan menengah bertujuan mengembangkan kesadaran seni dan keindahan dalam arti umum, baik dalam domain konsepsi, apresiasi, kreasi, penyajian, maupun tujuan psikologis edukatif untuk pengembangan kepribadian siswa secara positif. Pendidikan Seni Budaya di sekolah tidak semata-mata dimaksudkan untuk membentuk siswa menjadi pelaku seni atau seniman namun lebih menitikberatkan pada sikap dan perilaku kreatif, etis, dan estetis. Pendidikan seni budaya secara konseptual bersifat multiling u al, yaitu pengembangan kemampuan siswa meng ekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media, serta pemanfaatan bahasa rupa, bahasa kata, bahasa bunyi, bahasa gerak, bahasa peran, dan kemungkinan berbagai perpaduan. Kemampuan mengeks presikan diri Buku Guru 1

8 memerlukan pemahaman tentang konsep seni, teori ekspresi seni, proses kreasi seni, teknik artisitik, dan nilai kreativitas. Pendidikan seni bersifat multidimensional, yaitu pengembangan beragam kom petensi siswa tentang konsep seni, termasuk pe nge tahuan, pemahaman, analisis, evaluasi, apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, dan etika. Pendidikan seni bersifat multikultural, yaitu menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan siswa meng apresiasi beragam budaya nusantara dan mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan siswa hidup secara beradab dan toleran terhadap perbedaan nilai dalam kehidupan masyarakat yang pluralistik. Sikap ini diperlukan untuk membentuk kesadaran siswa akan beragamnya nilai budaya yang hidup di tengah masyarakat. Pendidikan seni berperan mengembangkan multikecerdasan, yaitu peran seni membentuk pribadi yang harnonis sesuai dengan perkembangan psikologis siswa, termasuk kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual-spasial, verbal-linguistik, musikal, matematik-logik, dan jasmani-kinestetis. B. Tujuan Mata Pelajaran bertujuan untuk menumbuhkembangkan kepekaan rasa estetik dan artistik, sikap kritis, apresiatif, dan kreatif pada diri setiap peserta pendidik secara menyeluruh. Sikap ini hanya mungkin tumbuh jika dilakukan serangkaian proses aktivitas berkesenian pada siswa. Mata pelajaran memiliki tujuan khusus, yaitu: 1. menumbuhkembangkan sikap toleransi, 2. menciptakan demokrasi yang beradab, 3. menumbuhkan hidup rukun dalam masyarakat majemuk, 4. mengembangkan kepekaan rasa dan keterampilan, 5. menerapkan teknologi dalam berkreasi, 6. menumbuhkan rasa cinta budaya dan menghargai warisan budaya Indonesia, dan 7. membuat pergelaran dan pameran karya seni. 2

9 C. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran memiliki empat aspek. 1. Seni Rupa Seni rupa meliputi apresiasi seni rupa, estetika seni rupa, pengetahuan bahan dan alat seni rupa, teknik penciptaan seni rupa, pameran seni rupa, evaluasi seni rupa, dan portofolio seni rupa. Pada Pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) memuat menggambar model, menggambar ilustrasi, menggambar komik, dan membuat poster. 2. Seni Musik Seni musik meliputi apresiasi seni musik, estetika seni musik, pengetahuan bahan dan alat seni musik, teknik penciptaan seni musik, pertunjukan seni musik, evaluasi seni musik, dan portofolio seni musik. Pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) memuat pengenalan teknik vokal dan alat musik tradisional. 3. Seni Tari Seni tari meliputi apresiasi seni tari, Estetika seni tari, Pengetahuan bahan dan alat seni tari, teknik penciptaan seni tari, pertunjukkan seni tari, evaluasi seni tari, dan portofolio seni tari. Pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) mata pelajaran seni tari melakukan dan mengkreasikan tari bentuk. 4. Seni Teater Seni teater apresiasi seni teater, estetika seni teater, pengetahuan bahan dan alat seni teater, teknik penciptaan seni teater, pertunjukkan seni teater, evaluasi seni teater, dan portofolio seni teater. Pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah (SMP/ MTs) memuat pengenalan teknik dasar, menyusun naskah, merancang, dan mementaskan pantomim. Buku Guru 3

10 Dari ke-4 aspek mata pelajaran yang tersedia, sekolah wajib melaksanakan minimal 2 aspek seni dengan 2 guru yang berlatar belakang seni yang sesuai dengan kompetensinya atau satu orang guru mata pelajaran seni yang menguasai lebih dari satu bidang seni. D. Muatan Lokal Sesuai dengan Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum tahun 2013, muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi dengan mata pelajaran atau diajarkan secara terpisah apabila daerah merasa perlu untuk memisahkannya. Muatan lokal merupakan bahan kajian pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman siswa terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya. Muatan lokal sebagai bahan kajian yang membentuk pemahaman terhadap potensi daerah tempat tinggal bermanfaat untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan, dan keterampilan kepada siswa. Berikut manfaat yang diperoleh siswa. (1) Siswa mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budayanya. (2) Siswa mempunyai bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan menge nai da e rah nya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada umumnya. (3) Siswa memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/ aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional. 4

11 Integrasi muatan lokal ke dalam mata pelajaran seni budaya dapat memberi peluang bagi guru untuk mengenalkan potensi-potensi seni dan budaya lokal yang dekat dengan lingkungan anak. Hal ini akan memudah kan guru dan sekolah dalam menentukan sumber belajar, maupun narasumber dari seniman lokal. Guru dapat membawa siswa ke kelompok, grup seni, dan rumah atau tempat seniman lokal berkarya yang ada diwilayah terdekat. Bahkan, siswa dapat terlibat langsung pada peristiwa-peristiwa budaya lokal yang menjadi agenda budaya rutin di daerah nya. Dengan karakteristik mata pelajaran seni budaya seperti ini, dapat menjadi sarana konservasi dan pengembangan budaya lokal, sehingga budaya tersebut terjaga kelestarian dan peluang untuk pengembangannya tetap terbuka di lingkungan sekolah. Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi adalah outcomes-based curriculum dan oleh karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum diartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh siswa. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi siswa untuk mengembangkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang diperlukan untuk membangun kemampuan yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Jadi tujuan akhir pembelajaran mengacu ke SKL. Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengeta huan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari siswa untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills. Buku Guru 5

12 Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organizing element) Kompetensi Dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap religius (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan keteram pilan (Kompetensi Inti 4). Ke-4 kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap religius dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu siswa belajar tentang pengetahuan (Kompetensi Inti 3) dan keterampilan (Kompetensi Inti 4). 6

13 Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang bersumber pada Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik siswa, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresifisme, atau pun humanisme. Karena filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi, maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah filosofi esensialisme dan perenialisme. E. Lingkup Kompetensi dan Materi Mapel di SMP/ MTs Mata pelajaran di SMP/MTs menekankan pada aspek apresiasi dan kreasi. Dalam ranah pendidikan dapat diurai menjadi kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga ranah tersebut cara bekerja nya simultan dan tidak dapat dipisahkan. Selanjutnya, dalam proses penciptaan seni, ditekankan pada proses pengembangan kreativitas, menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. melibatkan semua bentuk kegiatan berupa aktivitas fisik dan cita rasa keindahan. Aktivitas fisik dan cita rasa ke indahan itu tertuang dalam kegiatan apresiasi, eksplorasi, eksperimentasi dan kreasi melalui bahasa rupa, bunyi, gerak, dan peran. Masing-masing aktivitas mencakup pembinaan dan pemberian fasilitas mengungkap gagasan seni, keterampilan berkarya serta apresiasi dalam konteks sosial budaya masyarakat. Buku Guru 7

14 Level Kompetensi Kelas Kompetensi 4 VII-VIII Memahami keberagaman karya dan nilai seni budaya. Membandingkan masing-masing karya seni dan nilai seni budaya untuk menemu kenali/ merasakan keunikan/keindahan. Menghargai, memiliki kepekaan dan rasa bangga terhadap karya dan nilai seni budaya. Memahami teknik dasar dan mampu menerapkannya dalam sajian karya dan telaah seni budaya. Ruang Lingkup Materi Seni Rupa Menggambar model dan ilustrasi Membuat poster dan komik Seni Musik Teknik vokal Ansambel campuran Seni Tari Elemen Tari Peragaan Tari Seni Teater Teknik bermain pantomim Perencanaan pementasan pantomim Level Kompetensi Kelas Kompetensi Ruang Lingkup Materi 4a IX Memahami keberagaman karya dan nilai seni budaya. Membandingkan masing-masing karya nilai dan nilai seni budaya untuk menemu kenali /merasakan keunikan/keindahan. Menghargai, memiliki kepekaan dan rasa bangga terhadap karya dan nilai seni budaya. Memahami konsep, prosedur dan mampu menerapkannya dalam sajian karya dan telaah seni budaya. Seni Rupa Lukis Patung Grafis Seni Musik Kreasi musik Penampilan musik Seni Tari Komposisi tari Peragaan karya tari Seni Teater Teknik bermain teater Konsep manajemen produksi Pertunjukkan teater 8

15 Bab 2 Pembelajaran dan Penilaian Mata Pelajaran A. Kerangka Pembelajaran Kompetensi dasar pada Kurikulum 2013 merupakan penjabaran dari Kompetensi Inti. Kompetensi Inti pertama berisi sikap religius, yang kedua berkenaan dengan sikap personal dan sosial, Kompetensi Inti ketiga berkenaan dengan muatan pengetahuan, fakta, konsep, prinsip sedangkan Kompetensi Inti keempat berkenaan dengan keterampilan. Pembelajaran dilakukan dengan membahas Kompetensi Dasar dari Kompetensi Inti ketiga dan keempat. Untuk Kompetensi Dasar dari Kompetensi Inti pertama dan kedua selalu disertakan namun hanya dalam administrasi penulisan saja sedangkan pada pelaksanaan pembelajaran tidak dibahas. Pencapaian kompetensi dilakukan melalui proses belajar aktif dengan aktivitas berkesenian seperti menggambar, membentuk, menyanyi, memainkan alat musik, membaca partitur, menari, dan bermain peran. Selain itu, aktivitas berkesenian juga membuat naskah drama, menggubah lagu, membuat sipnosis tari, dan membuat tulisan tentang apresiasi seni. Buku Guru 9

16 B. Pendekatan Pembelajaran Pembelajaran merupakan proses pendidikan olah rasa membentuk pribadi harmonis dan menumbuhkan multikecerdasan. Pembelajaran dilakukan dengan aktivitas berkesenian sehingga dapat meningkatkan kemampuan sikap menghargai, memiliki pengetahuan, dan keterampilan dalam berkarya dan menampilkan seni dengan memperhatikan kebutuhan dan perkembangan siswa serta sesuai dengan konteks masyarakat dan budayanya. Falsafah lama dari Kong Fu Chu mengatakan bahwa pembelajaran harus dialami oleh siswa. Falsafah itu meng ungkapkan bahwa saya dengar saya lupa, saya lihat saya ingat, dan saya lakukan saya mengerti. Lebih lanjut dapat dilihat pada gambar berikut. (sumber bahan belajar aktif Balitbang Kemdikbud 2007) Gambar kerucut pengalaman Edgar Dale, aktivitas belajar dengan perolehan pemahaman dan kompetensi yang dicapai. 10

17 Aktivitas berkesenian merupakan kegiatan nyata dan konkret dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran seni budaya. Pada tingkat awal atau di sekolah dasar dan pendidikan anak usia dini, pembelajaran dilakukan dengan praktik dalam bentuk utuh, yaitu sebagai media untuk ekspresi komunikasi dan kreasi. Pengenalan unsur-unsur rupa dilakukan dengan kegiatan menggambar, membentuk, menggunting, menempel baru ditunjukan dan ditemukan konsepnya. Pengenalan elemen musik dilakukan dengan menggunakan lagu model yaitu lagu yang dikenal dan diminati siswa. Kemudian, baru ditunjukan elemenelemen musiknya. Pengenalan wiraga, wirama, dan wirasa dalam tari ditingkat dasar dimulai dengan gerak dan lagu. Untuk tingkat lanjutan mulai dikenalkan tari bentuk. Penjabaran lebih lanjut dalam rencana pembelajaran, aktivitas berkesenian muncul pada Kompetensi Dasar dari Komptensi Inti keempat. Dengan demikian pembelajaran pada jenjang awal atau pada Sekolah Dasar Dan Pendidikan Anak Usia Dini dimulai dengan Kompetensi Dasar yang ada pada Kompetensi Inti keempat, baru dikenalkan pengetahuan dan konsepnya. Hal ini dapat dilakukan karena aspek atau cabang seni yang ada pada seni budaya mencakup seni rupa, musik dan tari pada sekolah dasar dan ditambah teater pada Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Keempat cabang seni tersebut dapat dijadikan wahana kreativitas dan olah rasa walau belum mengerti aturan mainnya. Cabang-cabang seni tersebut dapat diajarkan secara terpadu atau berdiri sendiri. Pada jenjang sekolah lanjutan dapat dipilih dua cabang seni sesuai dengan kondisi yang ada. Buku Guru 11

18 Pembelajaran pada sekolah lanjutan pertama atau atas jika pemahaman siswa sudah baik pembelajaran dapat diberikan melalui pengetahuan (Kompetensi Dasar dari Kompetensi Inti yang ketiga) kemudian dipraktikan dalam suatu karya seni. Pembelajaran secara umum pada mata pelajaran seni budaya dilakukan dengan membahas Kompetensi Dasar dari Kompetensi Inti ke-3 dan ke-4 saja, sedangkan Kompetensi Dasar dari Kompetensi Inti ke-1 dan ke-2 selalu disertakan namun dalam administrasi penulisan pada rencana pelaksanaan pembelajaran tidak dibahas secara dalam. Gambar Kompetensi Dasar berkenaan dengan sikap, keterampilan dan pengeta huan merupakan input dalam proses pembelajaran 12

19 C. Strategi dan Metode Pembelajaran 1. Strategi Pendekatan pembelajaran menggunakan pendekatan belajar aktif dan menyenangkan yang dilakukan melalui aktivitas berkesenian. Hal ini sesuai dengan pendekatan saintifik yang dilaku kan dengan aktivitas mengamati, menanyakan, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengomunikasikan. Namun demikian ada yang beranggapan pendekatan saintifik kurang sesuai dengan pembelajaran seni budaya terutama berkaitan dengan pembelajaran tari bentuk atau tari tradisi, misalkan mengajarkan tari Serampang dua belas, pada pembelajaran tari Serampang dua belas kegiatan mengeksplorasi tari Serampang dua belas tidak diperbolehkan. Padahal hal itu merupakan salah persepsi, bahwa siswa berlatih tari Serampang dua belas dari tidak bisa hingga mahir, siswa melakukan eksplorasi mencoba dan terus mencoba sampai tepat. Ada kalanya untuk kegiatan menggambar dan membentuk ekspresi mungkin hal ini ada benarnya bahwa pendekatan saintifik tidak cocok di gunakan, sebab dalam menggambar ekspresi tidak perlu pengamatan melainkan langsung mencurahkan perasaan dalam bentuk karya. Namun demikian pasti ada bentuk pengamatan lain misalkan media dan alat yang digunakan, apakah karya yang akan dibuat lebih cocok menggunakan media basah atau kering, cat air atau cat minyak, bahan alam atau buatan, dan lain sebagainya. Buku Guru 13

20 2. Metode Pembelajaran Pengalaman belajar yang paling efektif adalah apabila siswa/ se seorang mengalami/berbuat secara langsung dan aktif di lingkungan belajarnya. Pemberian kesempatan yang luas bagi siswa untuk melihat, memegang, merasakan, dan mengaktifkan lebih banyak indera yang dimilikinya, serta mengekspresikan diri akan membangun pemahaman pengetahuan, perilaku, dan keterampilannya. Oleh karena itu, tugas utama guru adalah mengondisikan situasi pengalaman belajar yang dapat men stimulasi atau merangsang indera dan keingintahuan siswa. Hal ini perlu didukung dengan pengetahuan guru akan perkembangan psikologis siswa dan kurikulum keduanya harus saling terkait. Saat pembelajaran, guru hendaknya peka akan gaya belajar siswa di kelas. Dengan mengetahui gaya belajar siswa di kelas secara umum, guru dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat. Guru hendaknya menyiapkan kegiatan belajar mengajar yang melibatkan mental siswa secara aktif melalui beragam kegiatan, seperti: kegiatan mengamati, bertanya/mempertanyakan, menjelaskan, berkomentar, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, dan sejumlah kegiatan mental lainnya. Guru hendaknya tidak memberikan bantuan secara dini dan selalu menghargai usaha siswa meskipun hasilnya belum sempurna. Selain itu, guru perlu mendorong siswa supaya siswa berbuat/berpikir lebih baik, misalnya melalui pengajuan pertanyaan menantang yang menggelitik sikap ingin tahu dan sikap kreativitas siswa. Dengan cara ini, guru selalu mengupayakan agar siswa terlatih dan terbiasa menjadi pelajar sepanjang hayat. 14

21 Beberapa model pembelajaran yang dapat mem buat siswa aktif dan dapat dijadikan acuan pengajaran keterampilan di kelas, antara lain seperti berikut. a. Model Pembelajaran Kolaborasi Pembelajaran kolaborasi (collaboration learning) menempatkan siswa dalam kelompok kecil dan memberinya tugas. Siswa saling membantu untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan kelompok. Dukungan sejawat, keragaman pandangan, pengetahuan, dan keahlian sangat membantu mewujudkan belajar kolaboratif. Metode yang dapat diterapkan antara lain mencari informasi, proyek, kartu sortir, turnamen, tim quiz. b. Model Pembelajaran Individual Pembelajaran individu (individual learning) memberikan kesempatan kepada siswa secara mandiri untuk dapat berkembang dengan baik sesuai dengan kebutuhan siswa. Metode yang dapat diterapkan antara lain tugas mandiri, penilaian diri, portofolio, dan galeri proses. c. Model Pembelajaran Teman Sebaya Beberapa ahli percaya bahwa satu mata pelajaran benar-benar dikuasai hanya apabila seorang siswa mampu mengajarkan kepada siswa lain. Mengajar teman sebaya (peer learning) memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari sesuatu dengan baik. Pada waktu yang sama, ia menjadi narasumber bagi temannya. Metode yang dapat diterapkan antara lain: pertukaran dari kelompok ke kelompok, belajar melalui jigso (jigsaw), studi kasus dan proyek, pembacaan berita, dan penggunaan lembar kerja. d. Model Pembelajaran Sikap Aktivitas belajar afektif (affective learning) membantu siswa untuk menguji perasaan, nilai, dan sikap-sikapnya. Strategi yang dikembangkan dalam model pembelajaran ini didesain untuk menumbuhkan kesadaran akan perasaan, nilai, dan sikap siswa. Metode yang dapat diterapkan antara lain: mengamati alat dan bahan untuk berkarya, penilaian diri dan teman, demonstrasi, mengenal diri sendiri, dan posisi penasihat. Buku Guru 15

22 e. Model Pembelajaran Bermain Permainan (game) sangat berguna untuk membentuk kesan dramatis yang jarang siswa lupakan. Humor atau kejenakaan merupakan pintu pembuka simpul-simpul kreativitas, dengan latihan lucu, tertawa, dan tersenyum siswa akan mudah menyerap pengetahuan yang diberikan. Permainan akan membangkitkan energi dan keterlibatan belajar siswa. Metode yang dapat diterapkan antara lain: tebak gambar, tebak kata, tebak benda dengan stiker yang ditempel dipunggung lawan, teka-teki, sosio drama, dan bermain peran. f. Model Pembelajaran Kelompok Model pembelajaran kelompok (cooperative learning) sering diguna kan pada setiap kegiatan belajar mengajar. Selain hemat waktu, model pembelajaran kelompok juga efektif, apalagi jika metode yang diterapkan sangat memadai untuk perkembangan siswa. Metode yang dapat diterapkan antara lain proyek kelompok, diskusi terbuka, dan bermain peran. g. Model Pembelajaran Mandiri Model pembelajaran mandiri (independent learning) siswa belajar atas dasar kemauan sendiri dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki dengan memfokuskan dan mengkreasikan keinginan. Teknik yang dapat diterapkan antara lain apresiasi tanggapan, asumsi presumsi, visualisasi mimpi atau imajinasi, hingga cakap memperlakukan alat/bahan berdasarkan temuan sendiri atau modifika si dan imitasi, kreasi karya, melalui kontrak belajar, maupun terstruktur berdasarkan tugas yang diberikan (pertanyaan-inquiry, penemuan-discovery, penemuan kembali-recovery). h. Model Pembelajaran Multimodel Pembelajaran multimodel dilakukan dengan maksud akan men dapat kan hasil yang optimal dibandingkan dengan hanya satu model. Metode yang dikembangkan dalam pembelajaran ini adalah proyek, modikasi, simulasi, interaktif, elaboratif, partisipatif, magang (cooperative study), integratif, produksi, demonstrasi, imitasi, eksperiensial, dan kola bo ratif. 16

23 D. Penilaian Berdasarkan Kurikulum 2013, kompetensi yang harus dicapai pada tiap akhir jenjang kelas dinamakan kompetensi inti. Kompetensi Inti merupakan anak tangga yang harus ditapak siswa untuk sampai pada kompetensi lulusan jenjang SMP/MTs. Kompetensi Inti bukan untuk diajarkan melainkan untuk dibentuk melalui pembelajaran berbagai Kompetensi Dasar dari sejumlah mata pelajaran yang relevan. Kompetensi Inti menyatakan kebutuhan kompetensi siswa, sedangkan mata pelajaran adalah pasokan kompetensi. Dengan demikian, kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organizing element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti me rupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan Kompetensi Dasar satu kelas dengan kelas di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar, yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antar kompetensi yang dipelajari siswa SMP/MTs. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat. Rumusan Kompetensi Inti (KI) dari setiap mata pelajaran sebagai berikut. KI-1 untuk Kompetensi Inti sikap spiritual. KI-2 untuk Kompetensi Inti sikap sosial. KI-3 untuk Kompetensi Inti pengetahuan. KI-4 untuk Kompetensi Inti keterampilan. Buku Guru 17

24 Urutan tersebut mengacu pada urutan yang disebutkan dalam Undangundang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa kompetensi terdiri atas kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini sesuai dengan orientasi pembelajaran yang memfasilitasi pengalaman emosi, intelektual, fisik, persepsi, sosial, estetik, artistik dan kreativitas kepada siswa dengan melakukan aktivitas apresiasi dan kreasi terhadap berbagai produk keterampilan dan teknologi. Kegiatan ini dimulai dari mengidentifikasi potensi di sekitar siswa diubah menjadi produk yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, mencakup antara lain; jenis, bentuk, fungsi, manfaat, tema, struktur, sifat, komposisi, bahan baku, bahan pembantu, peralatan, teknik kelebihan, dan keterbatasannya. Selain itu, siswa juga melakukan aktivitas memproduksi berbagai produk benda kerajinan maupun produk teknologi yang sistematis dengan berbagai cara misalnya: meniru, memodifikasi, mengubah fungsi produk yang ada menuju produk baru yang lebih bermanfaat. Keterkaitan secara horizontal dan vertikal antarkompetensi, maka dalam membelajarkan dan menilai ketercapaian Kompetensi Inti (KI-1, KI-2, KI-3 dan KI-4) melalui Kompetensi Dasar dilakukan sebagai satu kesatuan yang utuh, bukan secara terpisah atau satu persatu. Berikut ini disajikan contoh atau model format penilaian untuk mata pelajaran. Format ini bukan format baku, tetapi ini hanya contoh atau model saja. Penilaian mata pelajaran mencakup penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan/produk/hasil karya. 18

25 1. Penilaian Kompetensi Sikap Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat (peer evaluation) oleh siswa dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarsiswa adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. a. Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung. Teknik penilaian ini menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Lembar observasi dapat disusun guru sesuai dengan KD dan aspek seni yang dipelajari, sehingga penilaian dalam bentuk observasi ini dapat melengkapi penilaian lainnya, agar perilaku siswa dapat lebih diamati dengan baik. Pada pembelajaran lembar observasi biasanya berupa pengamatan dalam kegiatan mengeksplorasi dan berkreasi seni. Perhatikan contoh lembar pengamatan siswa berikut. Buku Guru 19

26 Contoh : Lembar pengamatan siswa dalam untuk kegiatan Menirukan Gerak Tari Tradisi No Nama Siswa Perilaku yang diamati Terbuka Kerajinan Keaktifan Kedisiplinan b. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta siswa untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. Instrumen penilaian diri dibuat guru sesuai dengan KD dan indikator yang ingin dicapai, khususnya pada kemampuan mengapresiasi dan berkreasi seni. Berdasarkan penilaian diri, maka guru akan memberikan perbaikan pembelajaran terhadap peningkatan kompetensi melalui remedial. Untuk siswa yang memiliki kompetensi unggul maka guru dapat memberikan pengayaan. Penilaian diri memerlukan kejujuran dari siswa, untuk itu harus dilengkapi dengan penilaian antarsiswa. 20

27 Pada mata pelajaran indikator kreativitas, mandiri, dan bertanggung jawab menjadi tujuan. Kreativitas merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki dalam berkesenian, demikian pula kemandirian. Rasa tanggung jawab menjadi warga negara yang baik dapat direfleksikan melalui pemahaman terhadap kehidupan bernegara seperti menghormati keberagaman budaya antaretnis. Dengan demikian, siswa mempunyai rasa memiliki terhadap budayanya sendiri dan menghargai budaya orang lain. c. Penilaian antarsiswa merupakan teknik penilaian dengan cara meminta siswa untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarsiswa. Instrumen ini membantu dalam memberikan informasi ketika siswa melakukan penilaian diri. d. Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas. Jurnal berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan siswa yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Buku Guru 21

28 2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan Pendidik dapat menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. a. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran. b. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan. c. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau proyek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. Instrumen penugasan sering digunakan pada mata pelajaran, khususnya pada komptensi yang menekankan kepada apresiasi seni. 3. Penilaian Kompetensi Keterampilan Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut siswa mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, proyek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. a. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kom petensi. Tes praktik sangat umum digunakan untuk mengukur kompetensi keterampilan dalam mengekspresikan dan berkarya seni. Perhatikan contoh berikut. 22

29 Contoh: Kemampuan mengekspresikan tari kreasi gaya tradisi yang dapat diidentifikasi melalui dimensi-dimensi dari variabel kemampuan menari. Dengan demikian, indikator-indikator yang harus dicapai dapat dirumuskan sesuai dengan tujuan pencapain hasil belajar menari tersebut. Aspek Komponen Skor Bobot Gerak 1. Melakukan teknik gerak 2. Melakukan gerak penghubung 3. Kelancaran melakukan gerak dari awal hingga akhir 50% Jumlah Irama 1. Kesesuain gerak dengan irama 2. Kesesuaian gerak dengan ritme 3. Ketepatan gerak dengan Hitungan 30% Jumlah Ekspresi 1. Ekspresi gerak 2. Harmonisasi gerak 3. Keserasian antara gerak dengan ekspresi wajah (karakter) 20% Jumlah Jumlah Keseluruhan Buku Guru 23

30 No.Butir Aspek yang diamati Jika siswa mampu melakukan pengembangan teknik gerak berdasarkan tari tradisi. Jika siswa mampu melakukan pengembangan teknik gerak tetapi tidak berdasarkan tari tradisi. Jika siswa kurang mampu melakukan pengembangan teknik gerak berdasarkan tari tradisi. Jika siswa tidak mampu melakukan pengembangan teknik gerak berdasarkan tari tradisi. Jika siswa mampu melakukan gerak penghubung dengan baik. Jika siswa mampu melakukan gerak penghubung tetapi kurang jelas dalam melakukannya. Jika siswa mampu melakukan gerak penguhubung tetapi tidak dapat melakukannya dengan baik. Jika siswa tidak mampu melakukannya gerak penghubung. Jika siswa mampu menarikan dengan lancar gerak dari awal sampai akhir. Jika siswa mampu menarikan dengan kurang lancar gerak dari awal sampai akhir. Jika siswa mampu menarikan dengan tidak lancar gerak dari awal sampai akhir. Jika siswa tidak mampu menarikan gerak dari awal sampai akhir. 4 Jika siswa mampu menari sesuai dengan irama. 4 3 Jika siswa mampu menari kurang sesuai dengan irama. 2 Jika siswa mampu menari tidak sesuai dengan irama. 1 Jika siswa mampu menari sangat tidak sesuai dengan irama. 4 Jika siswa mampu menari sesuai dengan ritme. 5 3 Jika siswa mampu menari kurang sesuai dengan ritme. 2 Jika siswa mampu menari tidak sesuai dengan ritme. 1 Jika siswa mampu menari sangat tidak sesuai dengan ritme. 24

31 4 Jika siswa mampu menari sesuai dengan hitungan gerak Jika siswa mampu menari, tetapi kurang sesuai dengan hitungan gerak. Jika siswa mampu menari, tetapi tidak sesuai dengan hitungan gerak. Jika siswa tidak mampu menari dan tidak sesuai dengan hitungan gerak. Jika siswa mampu mengekspresikan gerak sesuai dengan tema tari. Jika siswa kurang mampu mengekspresikan gerak sesuai dengan tema tari. Jika siswa mampu mengekspresikan gerak, namun kurang sesuai dengan tema tari. Jika siswa tidak mampu mengekspresikan gerak sesuai dengan tema tari. 4 Jika siswa mampu menari dengan harmonis. 8 3 Jika siswa kurang mampu menari dengan harmonis. 2 Jika siswa mampu menari tidak memperhatikan harmonis. 1 Jika siswa tidak mampu menari dengan harmonis Jika siswa mampu menari dengan serasi antara gerak dengan ekspresi wajah (karakter). Jika siswa mampu menari tanpa memperhatikan keserasian antara gerak dengan ekspresi wajah (karakter). Jika siswa kurang mampu menari dengan serasi antara gerak dengan ekspresi wajah (karakter). Jika siswa tidak mampu menari dengan serasi antara gerak dengan ekspresi wajah (karakter). b. Proyek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Penilaian proyek dalam pembelajaran Seni Budaya dapat dilakukan guru pada kegiatan pameran atau pergelaran seni. Selain itu, penilaian juga dapat dalam bentuk membuat laporan, ulasan atau kritik seni yang dipresentasikan siswa. Buku Guru 25

32 Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan sebagai berikut. 1) Kemampuan pengelolaan Kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari infor masi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan. 2) Relevansi Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dalam pembelajaran. 3) Keaslian Proyek yang dilakukan siswa harus merupakan hasil karya nya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek siswa. Penilaian Proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan sampai dengan akhir proyek. Untuk itu perlu memperhatikan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai. Pelaksanaan penilaian dapat juga menggunakan rating scale dan checklist. c. Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan siswa membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam. Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian. 1) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan siswa dan merencanakan, menggali, mengembangkan gagasan, dan mendesain produk. 2) Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan siswa dalam menyeleksi serta menggunakan bahan, alat, dan teknik. 3) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan siswa sesuai kriteria yang ditetapkan. 26

33 Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik. 1. Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal. 2. Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan. Contoh: Penilaian produk untuk materi Seni Rupa dilakukan terhadap tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Penilaian psikomotorik mendapatkan porsi lebih besar dibandingkan dengan kognitf dan afektif. Berikut contoh penilaian terhadap hasil karya siswa. No. Nama Siswa Perilaku yang diamati Terbuka Kerajinan Keaktifan Kedisiplinan d. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya siswa dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas siswa dalam kurun waktu tertentu. Penilaian portofolio diberi kan agar karya siswa didokumentasikan dengan baik sebagai pendukung dalam kemampuan menilai kemampuan diri. Portofolio dalam mata pelajaran dapat berupa kumpulan hasil karya Seni Rupa atau karya-karya seni dalam bentuk VCD dan deskripsi karya seni. Buku Guru 27

34 4. Pelaksanaan Penilaian dan Pelaporan Hasil Belajar Pelaksanaan dan pelaporan penilaian oleh pendidik penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan. Penilaian dan pelaporan hasil belajar bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar siswa serta untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Penilaian hasil belajar oleh pendidik memperhatikan hal-hal sebagai berikut. a. Proses penilaian diawali dengan mengkaji silabus sebagai acuan dalam membuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester. Setelah menetapkan kriteria penilaian, pendidik memilih teknik penilaian sesuai dengan indikator dan mengembangkan instrumen serta pedoman penyekoran sesuai dengan teknik penilaian yang dipilih. b. Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran diawali dengan penelusuran dan diakhiri dengan tes dan/atau nontes. Penelusuran dilakukan dengan menggunakan teknik bertanya untuk mengeksplorasi pengalaman belajar sesuai dengan kondisi dan tingkat kemampuan siswa. c. Penilaian pada pembelajaran tematik-terpadu dilakukan dengan menga cu pada indikator dari Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yang diintegrasikan dalam tema tersebut. d. Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar. Hasil penilaian diberikan kembali kepada siswa disertai respon (feedback) berupa komentar yang mendidik (penguatan) yang di laporkan kepada pihak terkait dan dimanfaatkan untuk perbaikan pembelajaran. e. Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk: 1) nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil pe nilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan. Termasuk penilaian hasil pembelajaran tematik-terpadu. 2) deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial. f. Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada kepala sekolah/madrasah dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, guru Bimbingan dan Konseling, dan orang tua/wali) pada periode yang ditentukan. 28

35 g. Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh semua pendidik selama satu semester. Hasil penilaian diakumulasi dan dinyatakan dalam bentuk deskripsi kompetensi oleh wali kelas/guru. Penilaian setiap mata pelajaran meliputi kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan, dan kompetensi sikap. Kompetensi penge tahuan dan kompetensi keterampilan menggunakan skala 1 4 (kelipatan 0.33), sedangkan kompetensi sikap menggunakan skala Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K), yang dapat dikonversi ke dalam Predikat A - D seperti pada Tabel 5 berikut ini. Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap Predikat Nilai Kompetensi Pengetahuan Keterampilan Sikap A SB B B C C D < 55 < 55 K Tabel 5 Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap 1) Ketuntasan minimal untuk seluruh kompetensi dasar pada kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan yaitu 2.66 (B-). 2) Pencapaian minimal untuk kompetensi sikap adalah B. Untuk kom petensi yang belum tercapai dituntaskan melalui pembelajaran remedial sebelum melanjutkan pada kompetensi berikut nya. Untuk mata pelajaran yang belum tuntas pada semester berjalan, dituntaskan melalui pembelajaran remedial sebelum memasuki semester berikutnya. Buku Guru 29

36 Contoh: Format Penilaian Tugas Individual dan Kelompok (Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan) Nama Siswa :... Kelas/Semester :... Kompetensi Inti : Kompetensi Dasar : Ruang Lingkup Materi : Indikator Tugas Apresiasi Penilaian Keruntutan Berpikir Laporan Kegiatan Prilaku 15% Nilai-nilai Karakter dst Dicapai melalui: Jumlah Skor & Rata-rata Skor Catatan Pelaksanaan Kegiatan 1. Pertolongan Guru 2. Teman Sebaya 3. Kelompok Kecil 4. Seluruh Kelas 5. Sendiri Komentar Siswa Huruf= Angka A= 8,6-10 B= 7,6-8,5 C= 6,6-7,5 D= 6,0-6,5 Huruf Komentar Orang Tua Angka Penilaian Deskriptif oleh Guru:...,... Guru 30

37 Format Penilaian Kinerja/Berkarya (Keterampilan & Sikap) Nama Peserta didik :... Kelas/Semester :... Kompetensi Inti : Kompetensi Dasar : Ruang Lingkup Materi : Indikator Tugas dst Ide/ Gagasan Penilaian Proses Pembuatan 50% Produk Jadi 35% Kreativitas Kesesuaian Materi, Teknik & Prosedur Uji Karya/ Rasa Kemasan/ Penyajian Kreativitas Bentuk Laporan Presentasi Prilaku 15% Nilai-nilai Karakter Dicapai melalui: Jumlah Skor & Rata-rata Skor Catatan Pelaksanaan Kegiatan 1. Pertolongan Guru 2. Teman Sebaya 3. Kelompok Kecil 4. Seluruh Kelas 5. Sendiri Komentar Siswa Huruf= Angka A= 8,6-10 B= 7,6-8,5 C= 6,6-7,5 D= 6,0-6,5 Huruf Komentar Orang Tua Angka Penilaian Deskriptif oleh Guru...,... Guru Buku Guru 31

38 Bab 3 Panduan Pembelajaran Berdasarkan Buku Siswa Kelas VIII SMP/ MTs A. Penjelasan Umum Bab 3 ini akan memberikan penjelasan tentang pembelajaran yang akan diberikan guru kepada siswa SMP/MTs. Pada bagian ini terdapat beberapa jenis petunjuk, sebagai berikut. 1. Informasi untuk Guru Informasi yang diperlukan oleh guru sebelum memulai pembelajaran. Informasi ini akan menjadi wawasan yang mendasari guru/fasilitator dalam memulai suatu materi pembelajaran. 2. Konsep Umum Konsep umum berisi konsep-konsep yang terkait dengan materi yang sedang dibahas. Seni tari berada pada tingkat kedua setelah musik dalam tingkat keabstrakannya. Tarian adalah susunan gerak secara teratur dalam ruang dan waktu, biasanya mengikuti irama musik yang mengiringinya. Guru memberikan pemahaman secara jelas kepada siswa mengenai seni tari dalam kehidupan keseharian dan pertunjukan. 3. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran memberikan gambaran metode dan strategi pengajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi. 4. Remedial Pembelajaran remedial adalah pembelajaran yang diberikan kepada siswa yang belum mencapai ketuntasan kompetensi. Remedial menggunakan berbagai metode yang diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat ketuntasan belajar siswa. Pembelajaran remedial diberikan kepada siswa bersifat terpadu, artinya guru memberikan pengulangan materi dan mengenali potensi setiap individu ataupun kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. 32

39 5. Pengayaan Pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa atau kelompok yang lebih cepat dalam mencapai kompetensi dibandingkan dengan siswa lain agar mereka dapat memperdalam kecakapannya atau dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Tugas yang diberikan guru kepada siswa dapat berupa tutor sebaya, mengembangkan latihan secara lebih mendalam, membuat karya baru ataupun melakukan suatu proyek. Kegiatan pengayaan hendaknya menyenangkan dan mengembangkan kemampuan kognitif tinggi sehingga mendorong siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan. 6. Interaksi Orang Tua Pembelajaran siswa di sekolah merupakan tanggung jawab bersama antara warga sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan. Oleh karena itu, pihak sekolah perlu mengomunikasikan kegiatan pembelajaran kepada orang tua siswa. Orang tua dapat berperan sebagai partner sekolah dalam menunjang keberhasilan pembelajaran siswa. 7. Evaluasi Guru atau fasilitator akan selalu mengecek setiap tahapan yang dilakukan siswa, serta membimbing siswa agar menjalankan setiap proses dengan baik dan mendapat hasil yang maksimal sesuai potensi yang dimiliki masing-masing siswa. 8. Penilaian Setiap materi maupun tugas dapat dilakukan penilaian yang beragam, sesuai dengan karakter materi dan tugas yang diberikan. Pada setiap materi atau topik bahasan tidak selalu terdapat ketujuh jenis petunjuk tersebut. Guru atau fasilitator boleh mengembangkan strategi dan metode pembelajaran, remedial, pengayaan dan penilaian untuk mencapai pengembangan potensi siswa yang maksimal dalam seni tari. Buku Guru 33

40 B. Seni Rupa Informasi untuk Guru Guru dapat menjelaskan kepada siswa tentang materi pem belajaran yang akan diberikan sesuai dengan Bab 1 tentang menggambar model. Guru juga dapat menjelaskan tujuan pembelajaran sehingga siswa mengetahui kompetensi yang akan dicapai dan dikuasai. Berdasarkan alur pembelajaran dapat menginformasikan kepada siswa bahan dan media yang dibutuhkan untuk menggambar model. Dengan demikian, pembelajaran dipersiapkan secara baik dan benar. Bab 1 Menggambar Model Peta Kompetensi Pembelajaran Konsep dan Prosedur menggambar model alam benda Menggambar Model Bahan dan alat menggambar model alam benda Teknik menggambar model alam benda Setelah mempelajari Bab 1, siswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian gambar model. 2. Mengidentifikasi setiap jenis objek gambar model. 3. Mengidentifikasi karakter objek gambar model. 4. Menggambar model sesuai karakter objek gambar. Bab 1 - Buku Siswa 34

41 Proses Pembelajaran Setelah menjelaskan alur pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai, maka langkah guru selanjutnya adalah menjelaskan materi. Guru dapat menjelaskan konsep dan prosedur menggambar model. Pada proses pembelajaran ini guru dapat mengikuti langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, seperti berikut. a. Mengamati melalui gambar atau media lain tentang menggambar model. Pada saat pengamatan guru dapat memberi motivasi sehingga timbul rasa keingintahuan siswa. b. Setelah siswa mengamati diberikan lembar kerja sesuai dengan media yang diamati oleh siswa. c. Siswa ke mu dian me lakukan eksplor a si baik melalui mencoba untuk menggambar sendiri maupun mencari me lalui media dan sumber belajar lain. Pada proses eksplora si siswa dapat menggambar seperti yang tertera pada buku siswa. d. U n t u k l a n g k a h meng o mu nikasi dapat disesuaikan dengan waktu pembela jaran yang terse dia dan materi p e m b e l a j a r a n. Langkah mengomuni kasi tidak harus dilakukan setiap kali pertemuan. Menggambar model merupakan salah satu teknik yang sering dilakukan oleh seorang perupa. Saat menggambar model diperlukan ketekunan dan keteliti an agar hasil yang dicapai sesuai dengan objek yang digambar. Semua objek baik benda mati maupun benda hidup dapat dijadikan sebagai model. Amatilah beberapa gambar di bawah ini! Bab 1 - Buku Siswa 3 Buku Guru 35

42 Pada proses pembelajaran prinsip-prinsip menggambar model guru dapat menjelaskan tentang komposisi, proporsi, keseimbangan, serta unsurunsur menggambar model. Pada pembelajaran topik ini guru bersama-sama dengan siswa dapat melakukan eksplorasi tentang komposisi dan proporsi dengan membuat sketsa. Kamu telah mengamati beberapa gambar atau lukisan yang dihasilkan dengan cara menggambar atau melukis dengan menggunakan model. Tuliskan teknik dan jenis model gambar hasil pengamatan pada kolom berikut! No.Gambar Teknik Jenis Model Setelah mengisi lembar pengamatan, gambarlah model wajah teman sebangkumu pada kolom berikut! 4 Bab 1 - Buku Siswa 36

43 Guru dapat menjelaskan tentang alat dan bahan untuk menggambar model. Pada buku siswa disebutkan beberapa alat dan bahan yang diperlukan untuk menggambar model. Jika di lingkungan sekolah tidak memungkinkan alat dan bahan tersebut ada, guru perlu menjelaskan alat dan bahan alternatif lain yang dapat digunakan untuk menggambar model. Pada pembelajaran ini guru dan siswa dapat melakukan eksplorasi dengan menggunakan alat dan bahan yang tersedia. A. Konsep dan Prosedur Menggambar Model Menggambar model merupakan ke gia tan yang diawali dengan menentukan objek model yang akan digambar. Objek gam bar model dapat berupa hewan, tum buh-tumbuhan, ma nusia, dan kumpu lan benda-benda yang disusun sesuai de ngan komposisi, pro porsi, keseimbangan, dan irama yang baik sehingga gambar me miliki satu kesatuan yang utuh. Kita akan mempelajari gam bar model dengan objek alam benda yang biasa disebut de ngan gambar bentuk. Gambar model dengan objek alam benda di lakukan dengan cara mengamati lang sung objek gam bar sehingga dapat diketahui struktur bentuk dan bidang gambar nya. Objek gambar alam benda memiliki struktur bentuk dan bidang dasar yang berbeda-beda. Bentuk-bentuk objek gambar alam benda an ta ra lain seperti bola, kubus, bujur sang kar, kerucut, dan tabung. Struktur bidang gambar model (alam benda) dapat be rupa bidang datar, me lingkar, maupun me ngerucut. Struktur bentuk dan bidang ter sebut me miliki kesan yang tidak sama apabila terkena sinar. Model alam benda yang terkena sinar akan menghasilkan ba yangan dengan in tensitas cahaya yang berbeda-beda. Efek bayangan yang ditimbul kan dari penca ha ya an memberikan kesan ruang pada model se hingga gambar tampak seperti gambar tiga dimensi. Menggambar model tidak serumit yang kita bayangkan. Kita bisa menggambar dengan baik apabila disiplin dan mau mengikuti tahapan demi tahapan serta bagian demi bagian dalam menggambar model. Sumber: Kemdikbud, 2013 Gambar 1. Pencahayaan pada objek gambar 5 Bab 1 - Buku Siswa Buku Guru 37

44 Pada tahap pembelajaran ini, guru dapat menjelaskan teknik menggambar model. Pada saat menjelaskan sebaiknya diurutkan dari hal yang paling mudah hingga hal yang paling sulit dalam menggambar model disertai dengan teknik yang baik dan benar sesuai dengan alat dan bahan yang digunakan. Sumber gambar: Kemdikbud, 2013 Menggambar model (alam benda) menuntut ke tepatan ben tuk dan karakter objek yang akan digambar. Model gambar se baiknya diletakkan se suai dengan jarak pe ng amatan mata kita. Model diletakkan tidak terlalu jauh dari pandangan agar kita bisa mengamati detail dari setiap objek yang digambar. Da lam meng gambar, dapat meng gunakan bidang gambar berupa ker tas atau kanvas. Alat dan bahan yang digunakan ada lah pensil, charcoal (arang), pensil warna, krayon, cat air, cat akrilik, dan cat minyak. Tugas Kelompok 1. Identifikasikanlah dari beberapa jenis objek gambar model (alam benda) di bawah dan tuliskan pada kolom tabel yang tersedia! 2. Tuliskan nama-nama anggota kelompok mu! Sumber: Kemdikbud, 2013 Sumber: Kemdikbud, 2013 Sumber: Kemdikbud, Bab 1 - Buku Siswa 38

45 Pengayaan Pembelajaran Pengayaan dapat diberikan kepada siswa. Pengayaan materi diberikan secara horizontal yaitu lebih memperdalam dan memperluas pengetahuan serta keterampilan. Guru dapat mencari materi pengayaan dari media dan sumber belajar lain. Guru juga dapat meminta siswa untuk mencari materi pengayaan sesuai dengan topik dan materi yang dipelajari. Interaksi dengan dengan Orang Orang Tua Tua Guru dapat melakukan interaksi dengan orang tua. Interaksi dapat dilakukan dengan komunikasi misalnya melalui telepon, media sosial, dan kunjungan ke rumah. Guru juga dapat melakukan interaksi melalui lembar kerja siswa yang harus ditandatangani oleh orang tua murid baik untuk aspek pengetahuan, sikap, maupun ke te rampilan. Melalui in ter aksi ini orang tua dapat mengetahui per kembangan baik mental, sosial, dan intelektual putraputri nya. E. Rangkuman Menggambar model adalah kegiatan menggambar yang meng gunakan model sebagai objek gambarnya. Ob jek gambar model dapat berupa tumbuh-tumbuhan, he wan, manusia, dan benda-benda. Seti ap model gambar memiliki bentuk dan karakter yang ber beda-beda. Proses menggambar model se ba ik nya dimulai dengan bentuk-bentuk global untuk mem per mu dah penyelesaian gambar terutama dalam me nen tu kan komposisi, bentuk objek, dan penguasaan bidang gambar. Prinsip-prinsip menggambar model, seperti: kom po si si, proporsi, keseimbangan, dan kesatuan harus tetap di per hatikan agar gambar yang dihasilkan memiliki nilai estetik, menarik, dan berkesan wajar. Gambar mo del yang baik sangat berkaitan dengan prinsip-prinsip meng gambar. Untuk mengasah keterampilan dalam meng gam bar model lakukan latihan terus menerus sampai memahami bentuk yang sebenarnya. Gu na kan pensil dan kertas buram sebagai media dan alat saat latihan menggambar. La tihan yang dilakukan sekaligus melatih imajinasi dan kepekaan rasa serta merekam bentuk-bentuk objek sebagai referensi visual dalam menggambar model. F. Refleksi Setelah kamu belajar menggambar model, isilah kolom di bawah ini! 1. Penilaian Pribadi Nama :. Kelas :.. Semester :.. Waktu penilaian :.. No Pernyataan Saya berusaha belajar menggambar model dengan sungguh-sungguh. o Ya o Tidak Saya mampu menggambar model dengan teknik yang benar. o Ya o Tidak Saya mengerjakan tugas menggambar model yang diberikan guru tepat waktu. o Ya o Tidak Saya mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami pada saat pembelajaran meng gambar model. o Ya o Tidak Saya berperan aktif dalam kelompok pada pembelajaran menggambar model. o Ya o Tidak 15 Bab 1 - Buku Siswa Buku Guru 39

46 Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran 3. Berikan kesan gelap terang pada setiap bagian objek dengan menggunakan arsiran sampai terlihat perbedaannya. Guru dapat mengembangkan evaluasi pembelajaran sesuai dengan topik dan pokok bahasan. Evaluasi pembelajaran yang dikembangkan dapat berupa tes dan nontes. Tes dapat berupa uraian, isian, atau pilihan ganda. Nontes dapat berupa lembar kerja, kuesioner, proyek, dan sejenisnya. Guru juga harus mengembangkan rubrik penilaian sesuai dengan materi yang diajarkan. Guru sebaiknya melakukan evaluasi berdasarkan karya siswa baik berupa penampilan atau pameran maupun produk. Untuk menilai karya siswa, guru dapat menggunakan rubrik. Guru sebaiknya mengembangkan rubrik penilaian sendiri sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran di sekolah. Jika guru mengalami kesulitan dalam me ngembang kan rubrik dapat memo difi kasi rubrik yang sudah ada. Sumber: Kemdikbud, Buatlah detail pada setiap objek. Sumber: Kemdikbud, Perjelas setiap bagian objek dengan warna yang sesuai model. Sumber: Kemdikbud, Penyelesaian akhir gambar dilakukan dengan pen jelasan gambar sesuai dengan karakter objek masing-masing benda yang digambar. Sumber: Kemdikbud, 2013 D. Uji Kompetensi 1. Pengetahuan a) Jelaskan langkah-langkah menggambar model! b) Apa yang dimaksud Model dalam menggambar? 2. Keterampilan Gambarlah model alam benda pada kertas ukuran A4! 14 Bab 1 - Buku Siswa 40

47 Informasi untuk Guru Guru dapat menjelaskan kepada siswa materi pembelajaran yang akan diberikan sesuai dengan Bab 2 tentang menggambar ilustrasi. Guru juga dapat menjelaskan tujuan pembelajaran sehingga siswa mengetahui kompetensi yang akan dicapai dan dikuasai. Berdasarkan alur pembelajaran, guru dapat menginformasikan kepada siswa bahan dan media yang dibutuhkan untuk menggambar ilustrasi. Dengan demikian, pembelajaran dapat dipersiapkan secara baik dan benar. Bab 2 Menggambar Ilustrasi Peta Kompetensi Pembelajaran Konsep dan Prosedur Menggambar Ilustrasi Mengambar Ilustrasi Alat dan Bahan Menggambar Ilustrasi Teknik Menggambar Ilustrasi Setelah mempelajari Bab 2, siswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian gambar ilustrasi. 2. Mengidentifikasi jenis objek gambar ilustrasi. 3. Mengidentifikasi karakter objek gambar ilustrasi. 4. Menggambar model sesuai karakter objek ilustrasi. Bab 2 - Buku Siswa Buku Guru 41

48 Proses Pembelajaran Setelah menjelaskan alur pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai, maka langkah guru selanjutnya adalah menjelaskan materi. Guru menjelaskan kepada siswa tentang konsep menggambar ilustrasi. Contoh-contoh ilustrasi dari berbagai media seperti buku cerita, leaflet, poster, dan sejenisnya dapat pula diperkenalkan kepada siswa. Pada proses pembelajaran ini guru dapat mengikuti langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, seperti berikut. a. Siswa melakukan pengamatan melalui berbagai media dan sumber pembelajaran seperti buku, poster, cerita pendek, dan sejenisnya. b. Siswa m el a k u k a n ek splorasi bai k melalui mencoba untuk menggambar sendiri. Pada proses eksplorasi siswa dapat menggambar ilustrasi seperti yang tertera pada buku siswa. Setiap kita membaca buku, majalah, novel, cerita atau sejenisnya sering menemukan gambar yang menyertainya. Gambar ini disebut dengan ilustrasi. Gambar ilustrasi salah satu fungsi nya adalah untuk memperjelas maksud dan makna cerita melalui bahasa visual. Amatilah beberapa gambar di bawah ini! c. Siswa setelah se lesai menggambar dapat meng o munika si kan baik secara lisan maupun tulisan. Se cara lisan siswa dapat maju di depan kelas dan menjelaskan makna dan simbol gambar yang dibuat. Namun, jika waktu tidak memungkinkan dapat melalui tulisan. Sumber:Kemdikbud, Bab 2 - Buku Siswa 42

49 Guru dapat menjelaskan tentang jenis-jenis gambar ilustrasi. Pada penjelasan ini sebaik nya disertai dengan contoh gambar ilustrasi sehingga siswa dapat membedakan antara ilustrasi untuk buku cerita, poster, atau leaflet. Siswa dapat pula mengidentifikasi baik melalui media cetak maupun media lain tentang gambar ilustrasi. Setelah kamu mengamati beberapa gambar ilustrasi di atas, tuliskan hasil pengamatan kamu pada kolom di bawah ini. No. Gambar Teknik Jenis Ilustrasi A. Menggambar Ilustrasi Ilustrasi adalah gambar yang memperjelas ide cerita atau na rasi. Tujuan dari gambar ilustrasi adalah memperkuat, mem perjelas, memperin dah, memperte gas, dan memperkaya cerita atau narasi. Fung si dari gambar ilustrasi dapat juga dimanfaatkan un tuk meng hi dupkan sebuah cerita. Gambar ilustrasi yang ba ik ada lah ilustrasi yang dapat merangsang dan membantu pem baca untuk berimajinasi ten tang cerita. Ilustrasi sangat membantu me ngembangkan ima jina si dalam me maha mi narasi. Objek gambar ilustrasi dapat berupa gambar manusia, he wan, dan tumbuh-tum bu h an. Gambargambar tersebut dapat ber diri sen diri atau gabungan dari berbagai macam objek yang berbeda. Objek gambar disesuaikan dengan tema cerita atau narasi yang dibuat. Gambar ilustrasi dapat dibuat dalam bentuk cerita ber gambar, karikatur, kartun, komik, dan ilustrasi karya sastra be ru pa pui si atau sajak. Gambar ilustrasi dapat berwarna atau hi tam pu tih saja. Pembuatan gambar ilustrasi dapat dilakukan de ngan ca ra manual maupun dengan menggunakan teknologi digi tal. Sumber:Kemdikbud,2013 Sumber: Kemdikbud, 2013 Gambar 2.1 Gambar ilustrasi dengan mengguna kan teknik digital (komputer). Gambar terlihat halus dan cerah. 19 Bab 2 - Buku Siswa Buku Guru 43

50 Guru dapat menjelaskan alat dan bahan untuk menggambar ilustrasi. Guru dapat pula menjelaskan alat dan bahan yang tersedia di sekeliling tempat tinggal siswa. B. Alat dan Bahan Menggambar ilustrasi dapat dilakukan dengan tek nik kering dan teknik basah. Alat dan bahan untuk meng gambar ilustrasi dengan teknik kering seperti pensil, arang, ka pur, krayon, atau bahan lain yang tidak memerlukan air. Se dangkan pada teknik basah media yang diperlukan beru pa cat air, tinta bak, cat poster, cat akrilik, dan cat minyak yang menggunakan air atau minyak sebagai pengencer. 1. Teknik Kering Menggambar ilustrasi dengan teknik kering ti dak perlu menggunakan pe ngencer air atau minyak. Ilus tra si dibuat langsung pada bidang dua dimensi be ru pa kertas gambar. Kemudian, dibuat sketsa untuk selan jutnya diberi aksen garis atau warna sesuai dengan media kering yang digunakan. Beberapa contoh media kering dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Pensil Pensil yang digunakan dalam menggambar ilustrasi ukuran pensil 2B- 6B. b. Arang Arang yang digunakan untuk menggambar ilustrasi terbuat dari bahan dasar kayu. Menggambar dengan arang akan meninggalkan debu pada kertas. c. Krayon atau pastel colour Banyak ragam variasi warna krayon, diguna kan dalam meng gam bar ilustrasi yang meng inginkan variasi pewarnaan. d. Charcoal Berbentuk seperti pensil warna dengan la pi s an kertas sebagai pembung kusnya. Charcoal me mi liki warna tajam/jelas. e. Pulpen Pulpen digunakan sebagai alat untuk menggambar ilustrasi dengan karakter tegas pada garis-garis gambarnya. Sumber: Kemdikbud, 2013 Gambar 2.13 Alat menggambar dengan media kering. 24 Bab 2 - Buku Siswa 44

51 Pada pembelajaran proses menggambar ilus trasi guru dapat melakukan praktik menggambar bersama dengan siswa. Jadi penjelasaan yang diberikan berdasar kan kebutuhan setiap siswa sesuai dengan gambar ilustrasi yang dibuat. Pada tahapan ini lebih menekankan pada bimbingan individual. Berikut beberapa contoh gambar ilustrasi dengan media pada teknik basah. Sumber: Kemdikbud, 2013 Gambar 2.15 Contoh beberapa media yg digunakan pada teknik basah serta contoh hasil gambar dengan teknik basah. C. Proses Menggambar Ilustrasi Ilustrasi adalah salah satu jenis kegiatan meng gambar yang mem butuhkan kete rampilan meng gam bar bentuk. Ben tuk yang digambar harus dapat memperjelas, mempertegas dan memperindah isi cerita atau narasi yang men jadi tema gambar. Garis, bentuk, dan pemberian warna di sesu aikan dengan keseimba ngan, komposisi, proporsi, dan kesatuan antara gambar dan narasi. Beberapa tahapan da lam meng gambar ilustrasi adalah sebagai berikut. 1. Menentukan tema gambar berdasar kan cerita atau narasi. 2. Menentukan jenis gambar ilustrasi yang akan dibuat. 3. Menentukan irama, komposisi, propor si, ke seimba ngan, dan kesatuan pada objek gambar. 4. Menggambar sketsa global yang disesuaikan dengan cerita atau narasi. 5. Memberikan arsiran atau warna pada objek gambar sesuai karak ter cerita. Sumber: Kemdikbud, 2013 Sumber: Kemdikbud, Bab 2 - Buku Siswa Buku Guru 45

52 Pengayaan Pembelajaran Pengayaan dapat diberikan kepada siswa. Pengayaan materi diberikan secara horizontal yaitu lebih memperdalam dan memperluas pengetahuan serta keterampilan. Guru dapat mencari materi pengayaan dari media dan sumber belajar lain. Guru juga dapat meminta siswa untuk mencari materi pengayaan sesuai dengan topik dan materi yang dipelajari. Di bawah ini merupakan pengayaan untuk guru tetapi dapat pula diberikan kepada siswa berdasarkan kompetensi materi. Indonesia memiliki kekayaan seni rupa dalam bentuk topeng. Topeng merupakan benda yang dipakai di atas wajah. Topeng biasanya di pakai untuk properti menari dengan diiringi musik kesenian daerah. Topeng di kesenian daerah umumnya untuk menghormati sesembahan atau memperjelas watak dalam mengiringi seni pertunjukan. Bentuk topeng bermacam-macam ada yang menggambarkan watak marah, ada yang menggambarkan lembut, dan adapula yang menggambarkan kebijaksanaan. Topeng telah menjadi salah satu bentuk ekspresi paling tua yang pernah diciptakan peradaban manusia. Pada sebagian besar masyarakat dunia, topeng memegang peranan penting dalam berbagai sisi kehidupan yang menyimpan nilai-nilai magis dan suci. Ini karena peranan topeng yang besar sebagai simbol-simbol khusus dalam berbagai upacara dan kegiatan adat yang luhur. Kehidupan masyarakat modern saat ini menempatkan topeng seba gai salah satu bentuk karya seni tinggi. Tidak hanya karena keindahan estetis yang dimilikinya, tetapi sisi misteri yang tersimpan pada raut wajah topeng tetap mampu memancarkan kekuatan magis yang sulit dijelaskan. Topeng telah ada di Indonesia sejak zaman prasejarah. Secara luas digunakan dalam tari topeng yang menjadi bagian dari upacara adat atau penceritaan kembali cerita-cerita kuno dari para leluhur. Diyakini bahwa topeng berkaitan erat dengan roh-roh leluhur yang dianggap sebagai interpretasi dewa-dewa. Pada beberapa suku, topeng masih menghiasi berbagai kegiatan seni dan adat sehari-hari. Beberapa topeng di Indonesia pun digunakan sebagai hiasan di dalam rumah atau di luar rumah. Setiap daerah di Indonesia memiliki topeng seperti Cirebon, Malang, Indramayu, Yogyakarta, Surakarta, Dayak, Melayu, Bali, Nusa Tenggara, serta daerah lainnya. Kesenian topeng berkembang hampir di setiap suku karena merupakan bagian tak terpisahkan dari upacara adat dan seni pertunjukan. 46

53 Interaksi dengan Orang Tua Guru dapat melakukan interaksi dengan orang tua. Interaksi dapat dilakukan dengan komunikasi misalnya melalui telepon, media sosial, dan kunjungan ke rumah. Guru juga dapat melakukan interaksi melalui lembar kerja siswa yang harus ditanda tangani oleh orang tua murid baik untuk aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Melalui interaksi ini orang tua dapat mengetahui perkembangan baik mental, sosial, dan intelektual putra putrinya. E. Rangkuman Gambar ilustrasi adalah gambar yang memberikan penjelasan pada suatu cerita, peristiwa atau kejadian. Gambar ilus trasi dapat berupa ilustrasi kulit buku, komik, kartun, ka rikatur, poster, narasi buku, gambar bagan, dan gambar deko ratif. Pembuatan gambar ilustrasi dapat berupa gambar yang berdiri sendiri atau gambar yang disertai dengan cerita. F. Refleksi Setelah kamu belajar dan merangkai serta melakukan menggambar ilustrasi, isilah kolom berikut ini. 1. Penilaian Pribadi Nama Kelas Semester Waktu penilaian :. :.. :.. :.. No. Pernyataan Saya berusaha belajar menggambar ilustrasi dengan sungguh-sungguh. o Ya o Tidak Saya mampu menggambar ilustrasi dengan teknik yang benar. o Ya o Tidak Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu. o Ya o Tidak Saya mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami pada saat pembelajaran menggambar ilustrasi. o Ya o Tidak Saya berperan aktif dalam kelompok pada pembelajaran menggambar ilustrasi. o Ya o Tidak 29 Bab 2 - Buku Siswa Buku Guru 47

54 Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Sejak itu pula dunia mulai mengenal Basuki Abdullah, putera Indonesia yang mengharumkan nama Indonesia. Selama di negeri Belanda Basuki Abdullah sering berkeliling Eropa dan ber kesempatan pula memperdalam seni lukis dengan menjelajahi Italia dan Perancis yang banyak bermukim para pelukis dengan reputasi dunia. Basuki Abdullah terkenal sebagai seorang pelukis potret, terutama melukis wanita-wanita cantik, keluarga kerajaan, dan kepala negara yang cenderung mempercantik atau memperindah seseorang ketimbang wajah aslinya. Selain sebagai pelukis potret yang ulung, dia pun melukis pemandangan alam, hewan, tumbuhan, tema-tema perjuangan, dan pembangunan. Basuki Abdullah banyak mengadakan pameran tunggal baik di dalam negeri maupun di luar negeri, antara lain karyanya pernah dipamerkan di Bangkok (Thailand), Malaysia, Jepang, Belanda, Inggris, dan Portugal. Lebih kurang 22 negara yang memiliki karya lukisan Basuki Abdullah. Hampir sebagian hidupnya dihabiskan di luar negeri di antaranya beberapa tahun menetap di Thailand. Sejak tahun 1974 Basuki Abdullah menetap di Jakarta. (Sumber: Wikipedia dan berbagai sumber Media) Guru dapat mengembangkan evaluasi pembelajaran sesuai dengan topik dan pokok bahasan. Evaluasi pembelajaran yang dikembangkan dapat berupa tes dan nontes. Tes dapat berupa uraian, isian, atau pilihan ganda. Nontes dapat berupa lembar kerja, kuesioner, proyek, dan sejenisnya. Guru juga harus mengembangkan rubrik penilaian sesuai dengan materi yang diajarkan. Guru sebaiknya melakukan evaluasi berdasarkan karya siswa baik berupa penampilan atau pameran maupun produk. Untuk menilai karya siswa, guru dapat menggunakan rubrik. Guru sebaiknya mengembangkan rubrik penilaian sendiri sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran di sekolah. Jika guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan rubrik dapat me modifikasi rubrik yang sudah ada. D. Uji Kompetensi 1. Pengetahuan a) Jelaskan langkah-langkah menggambar ilustrasi! b) Apa yang dimaksud gambar ilustrasi? 2. Keterampilan Buatlah gambar ilustrasi sesuai dengan cerita! 28 Bab 2 - Buku Siswa 48

55 Informasi untuk Guru Guru dapat menjelaskan kepada siswa tentang materi pembelajaran yang akan diberikan sesuai dengan Bab 9 tentang membuat poster. Guru juga dapat menjelaskan tujuan pembelajaran sehingga siswa mengetahui kompetensi apa yang akan dicapai dan dikuasai. Berdasarkan alur pembelajaran guru dapat menginformasikan kepada siswa bahan dan media yang dibutuhkan sehingga dapat dipersiapkan secara baik dan benar. Guru juga dapat menjelaskan hubungan antara materi sebelum dengan materi pembelajaran yang dibahas pada bab ini terutama hubungan antara materi pada kelas tujuh. Bab 9 Membuat Poster Peta Kompetensi Pembelajaran Membuat Poster Konsep Poster Bahan dan alat membuat poster Syarat membuat poster Setelah mempelajari Bab 9, siswa diharapkan mampu: 1. Mengidentifikasi jenis bahan dan teknik pembuatan poster. 3. Memahami jenis bahan dan teknik pembuatan poster. 4. Membuat poster dengan berbagai bahan dan teknik. 5. Menghargai warisan budaya ragam hias nusantara. 122 Bab 9 - Buku Siswa Buku Guru 49

56 Proses Pembelajaran Setelah menjelaskan alur pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai, selanjutnya guru menjelaskan materi. Guru dapat menjelaskan pula hubungan antara bab-bab sebelumnya dengan Bab 9. Pada bab ini merupakan materi penerapan dari teori yang telah dipelajari siswa. Guru dapat menjelaskan tentang pembuatan poster. Pada proses pembelajaran ini guru dapat meng ikuti langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, seperti berikut. a) Siswa melakukan pengamatan dari berbagai media dan sumber belajar tentang membuat poster. Guru dapat memberi contoh poster dari media bacaan dan video disertai pengamatan sehingga timbul rasa ingin tahu siswa. b) Siswa melakukan eksplorasi baik melalui mencoba untuk mengidentifikasi dengan cara mencari melalui media dan sumber belajar lain tentang poster. Pada proses eksplorasi siswa dapat membuat hasil karya poster dengan bermacam teknik dan bahan. Poster merupakan salah satu sarana cara untuk menyampaikan pesan. Isi pesan pada poster biasanya menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Poster juga sering digunakan untuk mempromosikan pertunjukan seperti pementasan film, tari, atau musik, dan teater. Poster juga digunakan untuk mengkampayekan seperti kesehatan, lingkungan, dan sejenisnya. Perhatikan beberapa poster di bawah ini. Sumber: lomba-foto-aku-anak-indonesia Sumber: /01/kumpulan-poster-kesehatan.html c) Siswa dapat mengomu nikasikan hasil karya seni rupa dalam bentuk poster baik melalui lisan maupun tulisan. Jika memung kinkan, guru dapat me ngembang kan berbagai macam teknik menggambar di atas bahan keras sehingga tidak hanya menggunakan satu macam teknik saja. Sumber: lomba-foto-aku-anak-indonesia Sumber: /06/ sebuah-satir-untuk-indonesia-dari-balik.html 123 Bab 9 - Buku Siswa 50

57 Guru dapat menjelaskan alat dan bahan yang digunakan untuk membuat poster. Tentu alat dan bahan yang digunakan akan berbeda jika, teknik yang digunakan juga berbeda. Jadi antara alat, bahan, dan teknik merupakan satu kesatuan dalam membuat poster. Setelah memperhatikan keempat poster tersebut, isilah kolom di bawah ini! No. Isi pesan Unsur dalam poster A. Konsep Membuat Poster Poster merupakan sebuah karya seni yang memuat komposisi antara huruf dan gambar. Poster dibuat dalam berbagai macam ukuran sesuai dengan kebutuhan. Ada poster yang dibuat dengan ukuran besar tetapi ada juga yang dibuat dengan ukuran kecil. Penempatan poster tergantung dari media dan bahan yang digunakan. Ada poster sering ditempelkan pada dinding jika menggunakan media kertas. Poster juga sering ditempel pada baliho jika ukurannya besar. Ciri utama dari poster mempunyai sifat menarik perhatian mata, sehingga berbagai desain poster dibuat berwarna warni lengkap dengan warna kontras sehingga menarik perhatian. 124 Bab 9 - Buku Siswa Buku Guru 51

58 Guru pada pembelajaran pembuatan poster dapat dilakukan dengan praktik. Penjelasan yang diberikan lebih menekankan pada cara membuat poster sesuai dengan alat, bahan, dan teknik yang digunakan. Guru sebaiknya memberi kebebasan kepada siswa untuk membuat poster sesuai dengan minat dan kemampuannya. 3. Menggunakan Gambar Selain menggunakan kata atau kalimat, poster juga disertai dengan gambar. Penggunaan gambar sebagai salah satu penyampai pesan yang paling menarik. Proporsi penggunaan gambar dengan kata atau kalimat disesuaikan dengan kebutuhan informasi yang akan disampaikan. Penggunaan gambar dan kata dapat juga dilakukan dengan gambar proporsi yang jauh lebih besar dibandingkan tulisan. Pada poster sebaiknya dengan menggunakan warna warna yang mencolok sehingga mengundang perhatian dan minat orang untuk membaca atau melihat. Sumber: poster-drayang-solo Sumber: 02/25/lomba-poster-melawan-korupsi-dengan-seni/ Gambar 9.6 Pada pembuatan poster perlu disertai gambar dan warna yang mencolok untuk menarik minat pembacanya. 129 Bab 9 - Buku Siswa 52

59 Pengayaan Pembelajaran Pengayaan dapat diberikan kepada siswa. Pengayaan materi diberikan secara horizontal yaitu lebih memperdalam dan memperluas pengetahuan serta keterampilan. Guru dapat mencari materi pengayaan dari media dan sumber belajar lain. Guru juga dapat meminta siswa untuk mencari materi pengayaan sesuai dengan topik dan materi yang dipelajari. Interaksi dengan Orang Tua Guru dapat melakukan interaksi dengan orang tua. Interaksi dapat dilakukan dengan komunikasi misalnya melalui telepon, media sosial, dan kunjungan ke rumah. Guru juga dapat melakukan interaksi melalui lembar kerja siswa yang harus ditanda tangani oleh orang tua baik untuk aspek pengetahuan, sikap, maupun ke te rampilan. Melalui interaksi ini, orang tua dapat mengetahui perkembangan baik mental, sosial, dan intelektual putra-putrinya. 1. Penilaian Pribadi Nama Kelas Semester Waktu penilaian No. 1 E. Refleksi Setelah mempelajari materi tentang poster isilah kolom penilaian pribadi dan antar teman di bawah ini. :. :.. :.. :.. Pernyataan Saya berusaha membuat poster dengan sungguh-sungguh. o Ya o Tidak 2 Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu. o Ya o Tidak 3 Saya mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami pada saat pembelajaran membuat poster. o Ya o Tidak 4 Saya berperan aktif dalam kelompok pada pembelajaran membuat poster o Ya o Tidak 5 Saya menghargai pembelajaran membuat poster. o Ya o Tidak 134 Bab 9 - Buku Siswa Buku Guru 53

60 Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Guru dapat mengembangkan evaluasi pembelajaran sesuai dengan topik dan pokok bahasan. Evaluasi pembelajaran yang dikembangkan dapat berupa tes dan nontes. Tes dapat berupa uraian, isian, atau pilihan ganda. Nontes dapat berupa lembar kerja, kuesioner, proyek, dan sejenisnya. Guru juga harus mengembangkan rubrik penilaian sesuai dengan materi yang diajarkan. Guru sebaiknya melakukan evaluasi berdasarkan karya siswa baik berupa penampilan atau pameran maupun produk. Untuk menilai karya siswa, guru dapat menggunakan rubrik. Sebaiknya guru mengembangkan rubrik penilaian sendiri sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran di sekolah. Jika guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan rubrik dapat memodifikasi rubrik yang sudah ada. D. Rangkuman Poster merupakan sarana untuk me nyampaikan pesan. Untuk dapat membuat poster dengan makan perlukan tema. Tema berfungsi untuk mengarahkan dalam visualisasi gambar dan kata. Berdasarkan tema tersebut maka diperoleh isi pesan yang ingin disampaikan. Dengan demikian tema memiliki peran penting dalam membuat poster. Pada poster unsur gambar dan kata dapat dilakukan secara proporsional sehingga pesan yang ingin disampaikan dengan mudah ditangkap secara cepat kepada yang membaca atau melihatnya. Bahan dan media dalam membuat poster saat sekarang ini telah berkembang secara pesat. Poster tidak hanya dapat dibuat secara manual tetapi, dapat menggunakan alat bantu komputer. Pembuatan poster dengan menggunakan komputer sangat memungkinkan untuk membuat kata yang lebih variatif bentuknya. Gambar yang digunakan juga dapat disesuai kan dengan lebih kreatif sesuai tema poster. Membuat poster saat sekarang ini telah menjadi profesi yang menjanjikan secara ekonomi. Untuk membuat poster film Hollywood dibayar sangat mahal. Di negara maju membuat poster telah menjadi profesi yang menjanjikan untuk masa depan. 133 Bab 9 - Buku Siswa 54

61 Informasi untuk Guru Guru dapat menjelaskan kepada siswa tentang materi pembelajaran yang akan diberikan pada Bab 10, yaitu tentang menggambar komik. Guru juga dapat menjelaskan tujuan pembelajaran sehingga siswa mengetahui kompetensi yang akan dicapai dan dikuasai. Berdasarkan peta kompetensi pembelajaran, guru dapat menginformasikan kepada siswa bahan dan media yang dibutuhkan sehingga siswa dapat di persiapkan secara baik dan benar. Guru perlu secara teliti membaca peta kompetensi pembelajaran sehingga dapat mengembangkan materi sesuai dengan kekayaan seni daerah setempat. Peta kompetensi pembelajaran ini membantu guru mencapai kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa pada satu KD tertentu. Bab 10 Menggambar Komik Peta Kompetensi Pembelajaran Menggambar Komik Konsep menggambar komik Bahan dan Alat menggambar komik Syarat menggambar komik Setelah mempelajari Bab 10, siswa diharapkan mampu: 1 Menjelaskan pengertian menggambar komik. 2. Mengidentifikasi setiap jenis dan teknik menggambar komik. 3. Menjelaskan prinsip prinsip menggambar komik. 4. Membuat komik. 136 Bab 10 - Buku Siswa Buku Guru 55

62 Proses Pembelajaran Setelah menjelaskan alur pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai, maka langkah guru selanjutnya adalah menjelaskan materi. Guru dapat menjelaskan tentang menggambar komik. Guru dapat menjelaskan kepada siswa melalui contoh-contoh komik yang ada. Pada proses pembelajaran ini guru dapat mengikuti langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, seperti berikut. a. Siswa me lakukan pe ngamatan melalui ber bagai media dan sumber belajar se perti gambar, ma jalah, koran, dan tayangan video tentang menggambar komik. Guru dapat memberi motivasi ke pada siswa se hingga timbul rasa ingin tahu tentang komik pada ke hidup an sehari-hari. 1 Komik merupakan salah satu sarana menyampaikan pesan melalui gambar. Di dalam komik, selain gambar terdapat juga dialog. Ada kesatu an utuh antara bahasa gambar dengan bahasa kata. Pada komik juga menampilkan tokoh dan karakter. Perhatikan beberapa contoh komik di bawah ini! 2 b. Siswa dapat melakukan eksplorasi dengan cara meng indenti fi kasi teknik dan tema komik yang ada. Siswa dapat pula melakukan identifikasi fungsi komik pada kehidupan sehari-hari. c. Siswa dapat mengomu nikasi hasil karya komik baik melalui lisan maupun tulisan. Gambar 10.1 Sumber Karung Mutiara Al-Ghazali, Kepustakaan Populer Gramedia, Gambar 10.2 Sumber majalah Smurf. 4 Gambar 10.3 Sumber Ema Wardhana, Raja dan Kejujuran. Gambar 10.4 Sumber majalah Powerpuff Girls. 137 Bab 10 - Buku Siswa 56

63 Guru dapat menjelaskan bahan dan alat yang digunakan untuk menggambar komik. Pengeta huan ini penting disampaikan kepada siswa agar mampu memilih bahan dan alat sesuai tema dan teknik yang tepat untuk membuat gambar komik. Karena dalam menggambar komik setiap alat, bahan, dan teknik yang digunakan tentu akan berbeda sesuai kebutuhan pembuat komik itu sendiri, baik dengan teknik manual maupun teknik digital. Gambar 10.7 Activity and Learning English, Story Fun. Hobby Books, Batam Center. B. Syarat Menggambar Komik Untuk menggambar komik dibutuhkan be berapa syarat antara lain kemampuan dalam meng gambar dan menyusun kata kata. Selian kemampuan ter sebut, ada beberapa langkah yang harus dilalui dalam menggambar komik. Langkah langkah itu antara lain sebagai berikut. 1. Menentukan Topik dan Tujuan Sebelum menggambar komik langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan tema. Penentuan tema berdasarkan pesan yang ingin disampaikan. Misalnya, tema tentang kejujuran, persahabatan, lingkungan alam semesta. Ber dasarkan tema ter sebut kemudian pikirkan bentuk visualisasinya dan kata yang digunakan untuk memperkuat gambar visual tersebut. Perha tikan contoh tema atau topik pada gambar komik berikut. Gambar 10.9 Komik dengan tema religius, perhatikan tokoh dan karakternya (sumber; Karung Mutiara Al-Ghazali, Kepustakaan Populer Gramedia, 1997). 140 Bab 10 - Buku Siswa Buku Guru 57

64 Guru perlu memberikan kemampuan keterampilan kepada siswa dalam menggambar komik. Siswa perlu diberikan penjelasan secara bertahap tentang menggambar komik. Siswa perlu dibimbing secara bertahap karena teknik ini memerlukan ketekunan dan ketelitian dalam proses pembuatannya. Pada penentuan topik dan tujuan dapat pula ditentukan tokoh dan karakter yang ingin dibuat. Pengembangan tokoh dan karakter merupakan hal penting dalam menggambar komik karena tokoh atau karakterlah yang berperan menjadi aktor dalam cerita. Menggambar komik sama saja seperti membuat cerita pendek tetapi divisualisasikan dengan kata dan gambar. Komik juga dapat dibuat berdasarkan cerita pendek yang sudah ada misalnya, cerita Timun Mas, Malin Kundang, Roro Jonggrang, Cinderella, dan jenis cerita lainnya. 2. Membuat Kalimat Singkat dan Mudah Diingat Komik berfungsi mengirim pesan kepada orang yang melihatnya. Untuk itu, pilih kata yang singkat tetapi berkesan disertai gambar pendukungnya agar saat membaca kata maupun kalimat pada komik orang akan senantiasa ingat terhadap pesan yang ingin disampaikan. Untuk itu buatlah kalimat yang mudah dicerna agar mudah dimengerti pembaca. Dengan kata yang mudah diingat, pesan yang ditulis oleh pembuat komik bisa tersampaikan dengan baik. Buat lah kalimat yang jelas serta menarik perhatian orang untuk melakukan membaca komik tersebut. 3. Menggunakan Gambar Komik selain menggunakan kata atau kalimat juga disertai dengan gambar. Penggunaan gambar sebagai salah satu penyampai pesan yang paling menarik. Proporsi penggunaan gambar dengan kata atau kalimat disesuaikan dengan kebutuhan cerita yang akan disampaikan. Penggunaan gambar dan kata dapat juga dilakukan dengan memperhatikan tokoh dan karakter yang ingin dibuat. Pada komik sebaiknya dengan menggunakan warna warna yang mencolok sehingga mengundang perhatian orang untuk membaca narasi komik. Gambar Penggambaran tokoh satu dengan lainnya perlu dipertegas perbedaannya (sumber majalah Donald Bebek, Gramedia). Gambar Setiap tokoh memiliki karakter tersendiri (sumber: majalah Donald Bebek, Gramedia) 141 Bab 10 - Buku Siswa 58

65 Pengayaan Pembelajaran Pengayaan dapat diberikan kepada siswa. Pengayaan materi diberikan secara horizontal yaitu lebih memperdalam dan memperluas pengetahuan serta keterampilan. Guru dapat mencari materi pengayaan dari media dan sumber belajar lain. Guru juga dapat meminta siswa untuk mencari materi pengayaan sesuai dengan topik dan materi yang dipelajari. Mengenal Tokoh Raden Ahmad Kosasih (lahir di Bogor, Jawa Barat, 4 April 1919-meninggal di Tangerang, Banten, 24 Juli 2012 pada umur 93 tahun) adalah seorang penulis dan penggambar komik termasyhur dari Indonesia. Generasi komik masa kini menganggapnya sebagai Bapak Komik Indonesia. Karya-karyanya terutama berhubungan dengan kesusastraan Hindu (Ramayana dan Mahabharata) dan sastra tradisional Indonesia, terutama dari sastra Jawa dan Sunda. Selain itu ia juga menggambar beberapa komik silat yang memiliki pengaruh Tionghoa, namun tidak terlalu banyak. Kosasih mulai menggambar pada tahun Karyanya terutama adalah gambar sketsa-sketsa hitam-putih tanpa memakai warna. Ia mulai berhenti dan pensiun pada tahun Kosasih memulai kariernya pada penerbit Melodi di Bandung. Namun karyakaryanya yang terkenal diterbitkan oleh Maranatha. Akhir-akhir ini pada dasawarsa tahun 1990-an karyakaryanya diterbitkan ulang oleh Elex Media Komputindo dan penerbit Paramita di Surabaya. Kosasih meninggal dunia dalam usia 93 tahun. Karya-karya antara lain: (1) Sri Asih (1950) bisa dianggap sebagai superhero Indonesia yang pertama; (2) Siti Gahara; (3) Ramayana; dan (4) Mahabharata. Buku Guru 59

66 Interaksi dengan Orang Tua Guru dapat melakukan interaksi dengan orang tua. Interaksi dapat dilakukan dengan komunikasi misalnya melalui telepon, media sosial, dan kunjungan ke rumah. Guru juga dapat melakukan inter aksi melalui lembar kerja siswa yang harus di tandatangani oleh orang tua baik untuk aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Melalui interaksi ini, orang tua dapat mengetahui per kembangan baik mental, sosial, dan intelektual putra-putrinya. E. Rangkuman Komik merupakan sarana untuk menyampaikan pesan. Langkah pertama untuk dapat menggambar komik dengan menentukan tema. Tema berfungsi untuk mengarahkan dalam visualisasi gambar dan kata. Berdasarkan tema tersebut maka diperoleh isi pesan yang ingin disampaikan. Tema memiliki peran penting dalam menggambar komik selain itu karakter tokoh juga sama pentingnya dalam pembuatan komik. Pada komik unsur gambar dan kata dapat dilakukan secara proporsional sehingga pesan yang ingin disampaikan dengan mudah ditangkap secara cepat kepada yang membaca atau melihatnya. Bahan dan media dalam menggambar komik saat sekarang ini telah berkembang secara pesat. Komik tidak lagi dibuat secara manual seperti pensil atau pena tetapi dapat menggunakan alat bantu komputer. Menggambar komik dengan menggunakan komputer memungkinkan menggunakan kata yang lebih variatif bentuknya. Gambar yang digunakan juga dapat disesuaikan dengan lebih kreatif. Perkembangan komik saat ini banyak didominasi oleh karya karya luar negeri seperti Jepang. Komik dapat menjadi profesi yaitu menjadi seorang penulis cerita komik. Di beberapa Negara maju menjadi komikus merupakan pekerjaan yang menjanjikan untuk masa depan. Untuk dapat menjadi komikus yang baik, perlu berlatih secara terus menerus. F. Refleksi Setelah mempelajari materi tentang komik isilah kolom penilaian pribadi dan antar teman di bawah ini. 1. Penilaian Pribadi Nama Kelas Semester Waktu penilaian No :. :.. :.. :.. Pernyataan Saya berusaha belajar menggambar komik dengan sungguh-sungguh. o Ya o Tidak Saya mengikuti pembelajaran menggambar komik dengan tanggung jawab. o Ya o Tidak Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu. o Ya o Tidak Saya mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami pada saat pembelajaran menggambar komik. o Ya o Tidak Saya berperan aktif dalam kelompok pada pembelajaran menggambar komik. o Ya o Tidak 145 Bab 10 - Buku Siswa 60

67 Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Guru dapat mengembangkan evaluasi pembelajaran sesuai dengan topik dan pokok bahasan. Evaluasi pembelajaran yang dikembangkan dapat berupa tes dan nontes. Tes dapat berupa uraian, isian, atau pilihan ganda. Nontes dapat berupa lembar kerja, kuesioner, projek, dan sejenisnya. Guru juga harus mengembangkan rubrik penilaian sesuai dengan materi yang diajarkan. Sebaiknya, guru melakukan evaluasi berdasarkan karya siswa baik berupa penampilan atau pameran maupun produk. Untuk menilai karya siswa, guru dapat menggunakan rubrik. Guru sebaiknya mengembangkan rubrik penilaian sendiri sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran di sekolah. Jika guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan rubrik dapat memodifikasi rubrik yang sudah ada. Djoko Pekik merupakan salah satu seniman yang di kenal dengan karyakaryanya yang kritis terhadap situasi politik di negara ini. Semenjak Indonesia 1998 Berburu Celeng terjual seharga satu milyar. Djoko Pekik pun menyandang julukan pelukis satu milyar. Sejarah hasil karya membuat harga tersebut menjadi masuk akal. Di antara 300 an karya nya, Trilogi Susu Raja Celeng 1996, Indonesia 1998 Berburu Celeng 1998, dan Tanpa Bunga dan Tanpa Telegram 2000 merupakan favoritnya. (Sumber: Wikipedia dan Berbagai sumber media) D. Uji Kompetensi 1. Kemampuan Pengetahuan a. Jelaskan fungsi tema di dalam menggambar komik! b. Jelaskan fungsi penentuan karakter dan tokoh dalam menggambar komik! 2. Kemampuan Psikomotorik a. Buatlah komik dengan tema kepedulian sosial b. Berilah dialog pada gambar komik berikut. Sumber gambar: Activity and Learning English, Story Fun. Hobby Books, Batam Center. 144 Bab 10 - Buku Siswa Buku Guru 61

68 C. Seni Musik Informasi untuk Guru Guru dapat menjelaskan kepada siswa tentang materi pembelajaran yang akan diberikan sesuai dengan Bab 3 tentang gaya dan bernyanyi lagu daerah. Guru juga dapat menjelaskan tujuan pembelajaran sehingga siswa mengetahui kompetensi yang akan dicapai dan dikuasai. Ber dasarkan alur pembelajaran, guru dapat menginformasikan kepada siswa media dan bahan yang perlu dipersiapkan untuk pembelajaran pada bab ini. Bab 3 Gaya dan Bernyanyi Lagu Daerah Peta Kompetensi Pembelajaran Kedudukan dan Fungsi Musik/ Lagu di Daerah Indonesia Gaya dan Bernyanyi Lagu Daerah Teknik dan Gaya Bernyanyi Latihan Bernyanyi Lagu Daerah Secara Unisono Setelah mempelajari Bab 3, siswa diharapkan mampu: 1. Mengidentifikasi keunikan lagu daerah Indonesia. 2. Membandingkan keunikan lagu daerah Indonesia. 3. Mengidentifikasi fungsi musik tradisi/daerah Indonesia. 4. Membandingkan fungsi musik tradisi dan fungsi musik masa kini. 5. Melakukan teknik dan gaya bernyanyi dalam musik tradisi. 6. Bernyanyi lagu daerah secara unisono. 7. Mengomunikasikan teknik dan gaya bernyanyi lagu daerah secara unisono dalam musik tradisi baik dengan lisan maupun tulisan. Bab 3 - Buku Siswa 62

69 Proses Pembelajaran Setelah menjelaskan alur pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai, maka langkah guru selanjutnya adalah menjelaskan materi pembelajaran. Guru dapat menjelaskan tentang kedudukan dan fungsi musik dalam tradisi masyarakat Indonesia. Pada pembelajaran ini guru dapat membahas bersamasama dengan siswa lagu-lagu daerah setempat yang memiliki kedudukan khusus dalam masyarakat sekitar. Guru dapat pula memberikan contohcontoh lagu yang berfungsi sebagai pelengkap upacara adat atau pertunjukan seni lain seperti tari, dan teater. Guru juga dapat menjelaskan kepada siswa beberapa teknik pernapasan sesuai dengan kebutuhan dalam bernyanyi sesuai dengan gaya daerah masing-masing. Pada proses pembelajaran ini guru dapat mengikuti langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik. Siswa dapat melakukan pe ngamatan dengan cara men dengarkan lagu-lagu daerah se tempat. Guru dapat mem beri motivasi se hing ga timbul rasa ingin tahu siswa dalam mem pela ja ri kedudukan lagu di masyarakat setempat. a. Pengamatan dapat pula dilakukan dengan me lihat tayangan video terhadap lagu-lagu daerah se tempat atau dae rah lainnya. Siswa dapat melakukan pengamatan dengan cara mendengarkan lagu-lagu daerah setempat. Guru dapat mem beri motivasi sehingga timbul rasa ingin tahu siswa dalam mempelajari kedudukan lagu di masyarakat setempat. Pengamatan dapat pula dilakukan dengan me lihat tayangan video terhadap lagu-lagu daerah se tempat atau dae rah lainnya. Menyanyi merupakan aktivitas yang sering dilakukan oleh manusia. Aktivitas ini manusia dapat mengungkapkan perasaan melalui nada dan irama serta katakata. Ada yang menyanyi dilakukan secara unisono tetapi ada juga yang dilakukan dengan membentuk vokal grup. Cobalah dengarkan beberapa lagu daerah yang dinyanyikan secara per seora ngan dengan vokal grup! Setelah kamu mendengarkan nyanyian yang dilakukan secara perseorangan dan dengan vokal grup, tuliskan hasil pengamatan pada kolom yang telah ter sedia di bawah ini! No. Judul Lagu Asal Daerah Bab 3 - Buku Siswa Buku Guru 63

70 b. Siswa setelah melakukan pengamatan dapat bereksplorasi dengan cara mengidentifikasi lagu-lagu daerah yang berkembang di daerah se tem pat. Eksplorasi juga dapat dilakukan dengan menyanyi bersama-sama salah satu lagu daerah setempat atau lagu daerah lainnya. c. Siswa dapat mengomunikasi dalam bentuk menyanyi dengan menggunakan teknik pernapasan dan teknik vokal secara baik dan benar. Guru dapat menjelaskan teknik dan gaya bernyanyi lagu daerah. Guru perlu mengetahui teknik dan gaya lagu daerah daerah setempat atau daerah lainnya. Setiap daerah memiliki teknik dan gaya yang berbeda-beda. Lagu daerah Jawa misalnya, akan dinyanyi dengan teknik berbeda dengan lagu daerah Melayu. Penguasaan teknik dan gaya oleh seorang guru mutlak diperlukan sehingga tidak salah dalam memberikan pengetahuan. Pada tahap an ini guru dan siswa dapat A. Kedudukan dan Fungsi Musik dalam Tradisi Masyarakat Indonesia Penampilan musik daerah di Indonesia sering ber - ka itan dengan musik tradisi. Penampilan musik daerah kadang-kadang me n ya tu dengan per tunju kan tari, digunakan sebagai pengiring da lam upacara-upa cara adat, dan sering sebagai ilustrasi per ge la ran tea ter tradisi serta sebagai media hiburan. Musik da e rah pa da umumnya me mili ki arti yang sangat pen ting ba gi ma sya ra kat pendukungnya. Secara umum, musik ber fungsi sebagai media rekrea tif/hiburan untuk me nang gal kan segala macam kepenatan dan keletihan da lam aktivi tas sosial budaya sehari-hari. Berikut beberapa fungsi musik bagi masyarakat. 1. Sarana Upacara Adat Musik daerah bukan objek yang otonom/berdiri sendiri. Musik daerah biasanya merupakan bagian dari kegiatan lain. Di berbagai daerah di Indonesia bunyibunyian ter ten tu dianggap memiliki kekuatan yang dapat mendukung kegia tan magis. Inilah sebabnya musik terlibat dalam berbagai upacara adat. Sebagai contoh, upacara Merapu di Sumba menggunakan irama bunyi-bunyian untuk memanggil dan menggiring kepergian roh ke pantai merapu (alam kubur). Begitu pula pada masyarakat suku Sunda menggunakan musik angklung pada waktu upacara Seren Taun (panen padi). melakukan eksplo rasi dengan cara menyanyi bersamasama menggu na kan teknik dan gaya yang berbeda. Dengan kegia tan seperti ini siswa dapat merasakan perbeda an tersebut. Amati dan perhatikan! 1. Apakah ada perbedaan musik tradisi dengan musik pada masa kini? 2. Apakah pertunjukan musik tradisi dapat berdiri sendiri tanpa tarian dan tanpa pergelaran cerita atau pertunjukan wayang kulit, wayang orang atau wayang golek? 3. Adakah perbedaan teknik bernyanyi antara musik tradisi dengan musik masa kini? 35 Bab 3 - Buku Siswa 64

71 Setelah melakukan eksplorasi dengan cara menyanyi bersama dengan siswa, guru dapat me ngelompokkan siswa. Guru dapat meminta siswa untuk dapat menyanyikan lagu daerah secara unisono. Pada pembelajaran ini siswa bersama guru dapat melakukan pengamatan melalui tayangan video tentang menyanyi unisono lagu-lagu daerah setempat. Siswa dapat mengomunikasikan melalui penampilan menyanyi secara unisono lagu daerah dengan gaya dan teknik yang sesuai. Setelah melakukan pengamatan, nyanyikan lagu daerah yang tertera di bawah ini! Nyanyikan dengan menggunakan teknik menyanyi dari daerah lagu tersebut berasal! Sinanggar Tullo 34 Bab 3 - Buku Siswa Buku Guru 65

72 Pengayaan Pembelajaran Pengayaan dapat diberikan kepada siswa. Pengayaan materi diberikan secara horizontal yaitu lebih memperdalam dan memperluas pengetahuan serta keterampilan. Guru dapat mencari materi pengayaan dari media dan sumber belajar lain. Guru juga dapat meminta siswa untuk mencari materi pengayaan sesuai dengan topik dan materi yang dipelajari. Interaksi dengan Orang Tua Guru dapat melakukan interaksi dengan orang tua. Interaksi dapat dilakukan dengan komunikasi misalnya melalui telepon, media sosial, dan kunjungan ke rumah. Guru juga dapat melakukan interaksi melalui lembar kerja siswa yang harus ditandatangani oleh orang tua siswa baik untuk aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Melalui interaksi ini orang tua dapat mengetahui perkembangan baik mental, sosial, dan intelektual putra-putrinya. F. Refleksi Setelah kamu belajar gaya dan bernyanyi lagu daerah, isilah kolom dibawah ini. 1. Penilaian Pribadi Nama :. Kelas :.. Semester :.. Waktu penilaian :.. No. Pernyataan Saya berusaha belajar gaya dan bernyanyi lagu daerah tempat tinggal dengan 1 sungguh-sungguh. o Ya o Tidak Saya berusaha belajar gaya dan bernyanyi lagu daerah lain 2 dengan sungguh-sungguh. o Ya o Tidak Saya mengikuti pembelajaran gaya dan bernyanyi lagu daerah dengan 3 tanggung jawab. o Ya o Tidak Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu. 4 o Ya o Tidak Saya mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami pada saat 5 pembelajaran gaya dan bernyanyi lagu daerah. o Ya o Tidak Saya berperan aktif dalam kelompok pada pembelajaran gaya dan 6 bernyanyi lagu daerah. o Ya o Tidak 51 Bab 3 - Buku Siswa 66

73 Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Guru dapat mengembangkan evaluasi pembelajaran sesuai dengan topik dan pokok bahasan. Evaluasi pembelajaran yang dikembangkan dapat berupa tes dan nontes. Tes dapat berupa uraian, isian, atau pilihan ganda. Nontes dapat berupa lembar kerja, kuesioner, proyek, dan sejenisnya. Guru juga harus mengembangkan rubrik penilaian sesuai dengan materi yang diajarkan. Guru sebaiknya melakukan evaluasi berdasarkan karya siswa baik berupa penampilan atau pameran maupun produk. Untuk menilai karya siswa dapat menggunakan rubrik. Guru sebaiknya mengembangkan rubrik penilaian sendiri sehingga sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di sekolah. Jika guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan rubrik dapat memodifikasi rubrik yang sudah ada. D. Uji Kompetensi 1. Pengetahuan a) Apa yang dimaksud dengan lagu daerah? b) Bagaimana ciri-ciri lagu daerah? 2. Keterampilan a. Nyanyikanlah salah satu lagu daerah yang kamu kuasai dengan teknik yang benar. b. Nyanyikanlah secara unisono (vokal grup). E. Rangkuman Musik dan lagu-lagu daerah di Indonesia sangat beragam. Setiap daerah memiliki gaya dalam menyanyikan lagu-lagu daerah masing-masing. Lagulagu daerah biasanya berisi nilai-nilai moral yang perlu diwariskan. Lagu-lagu daerah juga ada yang ditampilkan dengan melakukan permainan tradisional. Lagu-lagu daerah merupakan kekayaan warisan budaya yang perlu di lestari kan dan dikembangkan. Pelestarian dan pengembangan warisan budaya ini dapat dilakukan dengan tetap menyanyikan sesuai situasi dan kondisi tempat lagu tersebut harus dinyanyikan. 50 Bab 3 - Buku Siswa Buku Guru 67

74 Informasi untuk Guru Guru dapat menjelaskan kepada siswa tentang materi pembelajaran yang akan diberikan sesuai dengan Bab 4 tentang teknik bermain musik tradisional. Guru juga dapat menjelaskan tujuan pembelajaran sehingga siswa mengetahui kompetensi yang akan dicapai dan dikuasai. Berdasarkan alur pembelajaran, guru dapat menginformasikan kepada siswa bahan dan media yang dibutuhkan sehingga dapat dipersiapkan secara baik dan benar. Bab 4 Teknik Bermain Alat Musik Tradisional Peta Kompetensi Pembelajaran Beragam Musik Tradisional Teknik Bermain Alat Musik Tradisional Teknik Bermain Musik Tradisional Latihan Bermain Musik Tradisional Setelah mempelajari Bab 4, siswa diharapkan mampu: 1. Mengidentifikasi teknik bermain musik tradisional. 2. Mengidentifikasi gaya bermain musik tradisional. 3. Membandingkan teknik dan gaya bermain musik tradisional. 4. Menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam berlatih teknik dan gaya bermain musik tradisional. 5. Menunjukkan sikap disiplin dalam berlatih teknik dan gaya berlatih musik tradisional. 6. Mempraktikkan musik tradisional daerah setempat. 7. Mengomunikasikan teknik dan gaya bermain musik tradisional. Bab 4 - Buku Siswa 68

75 Proses Pembelajaran Setelah guru menjelaskan alur pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai maka langkah selanjutnya adalah menjelaskan materi pembelajaran. Guru dapat menjelaskan tentang kedudukan dan fungsi musik dalam tradisi masyarakat Indonesia. Pada pembelajaran ini guru dapat membahas bersama-sama dengan siswa lagu-lagu daerah setempat yang memiliki kedudukan khusus dalam masyarakat sekitar. Guru dapat pula memberikan contoh-contoh lagu yang berfungsi sebagai pelengkap upacara adat atau pertunjukan seni lain seperti tari, dan teater. Guru juga dapat menjelaskan kepada siswa beberapa teknik pernapasan sesuai dengan kebutuhan dalam bernyanyi sesuai dengan gaya daerah masing-masing. Pada proses pembelajaran ini guru dapat mengikuti langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, yaitu; a. Siswa dapat melakukan pengamatan dengan cara men dengarkan lagu-lagu daerah se tempat. Guru dapat memberi moti vasi sehingga timbul rasa ingin tahu siswa dalam mempelajari kedudukan lagu di masyarakat setempat. Pengamatan dapat pula dilakukan dengan melihat tayangan video terhadap lagu-lagu daerah setempat atau daerah lainnya. b. Siswa setelah melakukan pengamatan dapat bereks plorasi dengan cara meng iden ti fi kasi lag u-lag u daerah yang berkembang di daerah se tempat. Eksplorasi juga dapat dilakukan dengan menyanyi bersamasama salah satu lagu daerah setempat atau lagu daerah lainnya. c. Siswa dapat mengo muni kasi dalam bentuk menyanyi dengan meng gunakan teknik pernapasan dan teknik vokal secara baik dan benar. 4 Musik ansambel merupakan perpaduan dari beberapa alat musik yang membentuk suatu orkestra. Di setiap daerah Indonesia memiliki alat orkestra yang sering disebut dengan karawitan. Setiap daerah memiliki nama tersendiri. Di Jawa dan Bali disebut dengan Gamelan, di Sumatra Barat disebut dengan Talempong, di Sumatra Utara disebut dengan Gondang, dan di Sulawesi Utara disebut dengan Kolintang. Amatilah beberapa perangkat musik orkestra melalui gambar-gambar di bawah ini! Tuliskan hasil pengamatan pada kolom yang telah disediakan! Sumber: Bab 4 - Buku Siswa Buku Guru 69

76 Dalam pembelajaran teknik memainkan alat musik, guru melakukan peng amatan terhadap beberapa alat musik daerah setempat atau daerah lain. Guru memberikan contoh teknik cara memainkan alat musik daerah. Siswa dapat melakukan eksplorasi dengan cara memainkan alat musik tradisional dengan teknik baik dan benar. Guru dapat mem bentuk beberapa kelompok dan memainkan lagu yang berbeda-beda. Guru perlu memberi wawasan tentang alat-alat musik baik diatonis maupun pentatonik yang ada di sekitar sekolah atau tempat tinggal siswa. Jika di sekolah tidak memiliki peralatan musik yang memadai perlu dicarikan pengganti. Pada prinsipnya pembelajaran ini siswa aktif bermain musik. Amatilah gambar di bawah ini! Apakah ada perbedaan cara membunyikan alat musik tersebut? Apakah teknik yang digunakan sama? Sumber: Kemdikbud,2014 Gambar 3.1 Alat musik Kenong Sumber: Kemdikbud,2014 Gambar 3.2 Gendang Rampak Sumber: Kemdikbud,2014 Gambar 3.3 Bermain Gambang Kalian dapat melakukan aktivitas pengamatan selain melihat foto dapat juga melihat pertunjukan baik secara langsung maupun melalui video atau sumber belajar lain. Format Diskusi Hasil Pengamatan Nama Kelompok :... Nama Anggota :... Hari/Tanggal Pengamatan :... No. Alat Musik yang Diamati Nama Daerah Sumber Bunyi Cara Memainkan nya Bab 4 - Buku Siswa 70

77 Guru dapat mengenalkan alat musik tradisional Indonesia yang telah menjadi milik dunia yaitu Angklung. Jika di daerah lain ada musik tradisional yang terbuat dari bambu dapat pula dikenalkan kepada siswa seperti Calung di daerah Banyumas Jawa Tengah dan Arumba di Sulawesi Utara. Bagilah anggota kelasmu menjadi 4 kelompok. Pilihlah seorang ketua sebagai moderator dan seorang sekretaris untuk mencatat hasil diskusi. Gunakan tabel yang tersedia dan boleh menambahkan kolom bila diperlukan. 1. Setelah kamu berdiskusi berdasarkan hasil mengamati teknik dan gaya memainkan alat musik tradisional dari berbagai sumber, bacalah konsep tentang alat musik tradisional beserta unsur pendukungnya. 2. Kamu dapat memperkaya dengan mencari materi dari sumber belajar lainnya A. Jenis Musik Tradisi Indonesia Musik merupakan bahasa universal. Melalui musik orang da pat mengekspresikan perasaan. Musik tersusun atas kata, nada, dan melodi yang terangkum menjadi satu. Bahasa mu sik dapat di pahami lintas budaya, agama, suku ras, dan juga kelas sosial. Melalui musik segala jenis perbedaan dapat di sa tu kan. Pada pra ktiknya, musikalitas seseorang ber be da- be da. Per bedaan ini dise babkan oleh faktor in ter n al dan Sumber:Kemdikbud, 2014 Gambar 4.4 Perangkat alat musik Tradisional Sunda juga eskter nal. Secara internal, musi k a li tas dip e ngaru hi oleh bakat yang disebut Rampak Gendang. dalam di ri nya, sedangkan fak tor eksternal lebih di tentu kan oleh ke su kaan atau kegemaran dan ling ku ngan tempat tinggal. Kegiatan Mencari dan mendapatkan partitur musik tradisi, selama ini musik tradisi Indonesia disampaikan melalui guru, pe la tih dan nyantri pada tokoh musik yang ada. Mencari penulisan partitur atau teks musik yang nyata dan baku Mengidentifikasi pemain dan tokoh musik tentang ke pe ka an musikal hidup kebersamaan, ekspresi dan keterampilan dalam mempertunjukkan karya dari berbagai daerah. 57 Bab 4 - Buku Siswa Buku Guru 71

78 Teknik memainkan alat musik angklung termasuk paling mudah dan cepat dapat dipelajari. Buku-buku memainkan alat musik angklung juga telah dijual di toko-toko buku. Guru dapat mempraktikkan alat musik angklung dengan memainkan lagu-lagu daerah setempat atau daerah lainnya. 4. Angklung Badeng Angklung badeng berfungsi sebagai hiburan dan me dia dakwah penyebaran Islam, namun sebelumnya di Garut tepatnya di Kecamatan Malangbong juga di pa kai berhubungan dengan ritual padi. 5. Angklung Buncis Angklung buncis dipakai sebagai media hiburan namun awalnya juga dipakai pada acara ritual pertanian yang juga berhubungan dengan tanaman padi. D. Berlatih Angklung Angklung yang dikembangkan di sekolah adalah ang klung Pa daeng. Angklung Padaeng terdiri dari 2 kelompok besar sebagai berikut. 1. Angklung melodi yaitu angklung yang dipakai untuk membawakan melodi pokok. Angklung ini hanya terdiri dari dua tabung bambu. 2. Angklung pengiring yaitu angklung yang di pakai se ba gai akord me ngiringi melodi pokok. Angklung ini terdiri dari tiga atau empat tabung bambu. Angklung yang ter di ri dari tiga tabung bambu adalah angklung dalam bentuk trina da misalkan akord mayor dan akord minor, sedangkan yang em pat tabung adalah angklung yang me rupakan catur nada mi sal nya untuk domi nan septime (G7, C7 dan lain-lain). Sumber:Kemdikbud, 2014 Gambar 4.10 Alat musik Angklung Melodi. (Sumber:Kemdikbud, 2014) Gambar 4.11 Alat musik Angklung melodis yang berfungsi sebagai pengiring. 63 Bab 4 - Buku Siswa 72

79 Pengayaan Pembelajaran Pengayaan dapat diberikan kepada siswa. Pengayaan materi diberikan secara horizontal yaitu lebih memperdalam dan memperluas pengetahuan serta keterampilan. Guru dapat mencari materi pengayaan dari media dan sumber belajar lain. Guru juga dapat meminta siswa untuk mencari materi pengayaan sesuai dengan topik dan materi yang dipelajari. Pengayaan musik daerah Menurut Sal Murgianto hubungan tarian dengan musik pengiringnya dapat terjadi pada aspek bentuk, gaya, ritme, suasana, atau gabungan dari aspek-aspek itu. Banyak cara yang dapat dipakai untuk mengiringi sebuah tarian. Akan tetapi, cara apa-pun yang dipakai, dasar pemilihannya harus dilandasi oleh pandangan penyusun iringan dan maksud penata tarinya itu sendiri, agar iringan tari selalu menyatu. Pada dasarnya sebuah iringan tari harus dipilih untuk menunjang tarian yang diiringinya, baik secara ritmis maupun emosional. Dengan perkataan lain, sebuah iringan tari (musik tari) harus mampu menguatkan atau menggarisbawahi makna tari yang diiringinya agar selalu selaras seirama serta serasi. Pemilihan bentuk musik untuk iringan tari dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan, terutama selalu ada kaitannya dengan istilah-istilah yang sering digunakan dalam musik tradisi. Musik tradisi biasanya tidak terpisahkan dengan tari tradisi. Keduanya saling mengisi satu sama lain. Ada beberapa fungsi musik tradisi pada pertunjukan seni antara lain; 1) sebagai musik Buku Guru 73

80 iringan, artinya setiap ritme dan ketukan sesuai dengan gerakan yang dilakukan; 2) sebagai pengisi suasana, artinya melalui musik suasana tari dapat dibangun. Musik memberi aksen atau penekanan lebih kuat terhadap makna gerak yang akan disampaikan serta suasana yang ingin dibangun; 3) bentuk dan gaya, artinya iringan yang digunakan haruslah sesuai dengan tarian yang diiringi. Gaya dan bentuk musik iringan dapat menunjukkan tarian yang akan dibawakan. Sebagai contoh, gaya dan bentuk musik tradisi Bali tentu tarian yang akan dibawakan adalah tari Bali. Jadi gaya dan bentuk iringan merupakan cerminan dari tari yang akan ditampilkan atau dibawakan. 74

81 Interaksi dengan Orang Tua Guru dapat melakukan interaksi dengan orang tua. Interaksi dapat dilakukan dengan komunikasi misalnya melalui telepon, media sosial, dan kunjungan ke rumah. Guru dapat melakukan interaksi melalui lembar kerja siswa yang harus ditanda tangani oleh orang tua baik untuk aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Melalui interaksi ini, orang tua dapat mengetahui perkembangan baik mental, sosial, dan intelektual putraputrinya. G. Refleksi Setelah kamu belajar dan menyanyikan serta bermain musik tradisional, isilah kolom di bawah ini! 1. Penilaian Pribadi Nama :.... Kelas :..... Semester :..... Waktu penilaian :..... No Pernyataan Saya berusaha bermain musik tradisonal di daerah saya dengan sungguh-sungguh. o Ya o Tidak Saya berusaha bermain musik tradisonal daerah lain dengan sungguh-sunguh. o Ya o Tidak Saya mengikuti pembelajaran bermain musik tradisonal dengan tanggung jawab. o Ya o Tidak Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu. o Ya o Tidak Saya mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami pada saat pembelajaran bermain musik tradisonal. o Ya o Tidak Saya berperan aktif dalam kelompok pada pembelajaran bermain musik tradisonal. o Ya o Tidak 67 Bab 4 - Buku Siswa Buku Guru 75

82 Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Guru dapat mengembangkan evaluasi pembelajaran sesuai dengan topik dan pokok bahasan. Evaluasi pembelajaran yang dikembangkan dapat berupa tes dan non-tes. Tes dapat berupa uraian, isian, atau pilihan ganda. Non-tes dapat berupa lembar kerja, kuesioner, proyek, dan sejenisnya. Guru juga mengembangkan rubrik penilaian sesuai dengan materi yang diajarkan. Sebaiknya guru melakukan evaluasi berdasarkan karya siswa baik berupa penampilan atau pameran maupun produk. Untuk menilai karya siswa dapat menggunakan rubrik. Guru dapat mengembangkan rubrik penilaian sendiri sehingga sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di sekolah. Jika guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan rubrik dapat memodifikasi rubrik yang sudah ada. E. Uji Kompetensi 1. Pengetahuan a) Sebutkan dan jelaskan alat musik di daerahmu! b) Sebutkan dan jelaskan cara memainkan alat musik di daerahmu! 2. Keterampilan Nyanyikan salah satu lagu yang sudah dikuasai dengan iringan alat musik daerah! F. Rangkuman Alat dan musik daerah di Indonesia amat beragam. Setiap daerah memiliki alat musik yang sumber bunyi dan cara memainkannya serta fungsi berbeda-beda. Musik tradisi Indonesia biasanya berfungsi sebagai pengiring tari dan wayang serta ritual upacara adat. Selain itu, musik tradisi juga mengiringi permainan tradisional Alat musik dan karya musik tradisonal merupakan kekayaan warisan budaya yang perlu dilestarikan dan di kembangkan. Pelestarian dan pengembangan warisan budaya ini dapat dilakukan dengan tetap peduli dan meneruskan demi anak dan cucu dikemudian hari. 66 Bab 4 - Buku Siswa 76

83 Informasi untuk Guru Guru dapat menjelaskan kepada siswa tentang materi pem belajaran yang akan diberikan sesuai dengan Bab 11 tentang menyanyikan lagu daerah. Guru juga dapat menjelaskan tujuan pembelajaran sehingga siswa mengetahui kompetensi yang akan dicapai dan dikuasai. Berdasarkan alur pembelajaran, guru dapat menginformasikan kepada siswa media dan bahan yang perlu dipersiapkan untuk pembelajaran pada bab ini. Bab 11 Alat Musik Tradisional Peta Kompetensi Pembelajaran Teknik dan Gaya Bernyanyi Lagu Daerah Alat Musik Tradisional Menyanyikan secara Unisono Setelah mempelajari Bab 11, siswa diharapkan mampu: 1. Mengidentifikasi alat musik tradisional. 2. Mengidentifikasi gaya bermain alat musik tradisional. 3. Membandingkan teknik bermain alat musik tradisional. 4. Menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam berlatih alat musik tradisional. 5. Menunjukkan sikap disiplin dalam berlatih alat musik tradisional. 6. Menyanyikan lagu daerah secara unisono dengan menggunakan alat musik tradisional. 7. Mengomunikasikan alat musik tradisional. Bab 11 - Buku Siswa Buku Guru 77

84 Proses Pembelajaran Setelah menjelaskan alur pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai, maka langkah guru selanjutnya adalah menjelaskan materi pembelajaran. Berdasarkan materi pembelajaran pada buku teks siswa, guru dapat men jelaskan tentang jenis musik tradisional Indonesia. Guru dapat memberi contoh jenis alat musik tradisional Indonesia dan cara memainkannya. Pada proses pembelajaran ini guru dapat mengikuti langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, seperti berikut. a. Siswa dapat melakukan pengamatan melalui permainan alat musik, mendengarkan suara musik atau melihat pertunjukan melalui tayangan video. Pada saat pengamatan ini guru dapat memberi motivasi sehingga akan timbul rasa keingitahuan tentang musik tradisional Indonesia. b. Setelah melakukan pengamatan, siswa dapat bereksplorasi dengan mencoba memainkan alat musik sederhana seperti rebana, tamborin, atau perlatan musik per kusi lainnya. Pada proses eksplorasi siswa dapat melakukan Setiap suku memiliki lagu yang berbahasa ibu yaitu menggunakan bahasa daerah. Me nyanyikan lagu daerah biasanya diiringi dengan alat musik tradisional. Indonesia memiliki lagu dan alat musik tradisional yang mendapat pengaruh dari berbagai negara seperti India, China, Portugis, serta negara-negara lainnya. Perhatikan dan amati beberapa gambar di bawah ini! teknik bermain musik seperti yang tertera pada buku siswa. Guru dapat menyediakan atau me nyiapkan alat musik tradisional daerah setempat. Guru juga sebaik nya mengua sai salah satu cara memainkan alat musik tradisional daerah setempat. c. Siswa dapat me ngomukasikan dalam bentuk kelompok memain kan menyanyikan lagu daerah. Sumber : Kemdikbud, 2014 Setelah mengamati beberapa gambar atau melalui pengamatan pertunjukan musik, jawablah pertanyaan di bawah ini. 1. Jelaskan 2 ciri lagu daerah! 2. Jelaskan prinsip-prinsip menyanyikan lagu daerah! Untuk menjawab pertanyaan ini dapat mencari informasi dari berbagai sumber belajar seperti majalah, buku, internet, dan sumber belajar lain. 149 Bab 11 - Buku Siswa 78

85 Guru dapat menjelaskan tentang menyanyi unisono pada lagu daerah dengan menggunakan teknik dan gaya sesuai daerah setempat atau daerah lainnya. Pada pembelajaran ini guru dan siswa dapat melakukan eksplorasi dengan cara bernyanyi bersama-sama. Guru dapat mengembangkan lagu-lagu yang ada di dalam buku teks atau berdasarkan referensi lagu-lagu daerah yang berkembang di daerah masingmasing. Siswa dapat pula mengomunikasikan melalui penampilan secara berkelompok. C. Berlatih Teknik dan Gaya Menyanyi Lagu Daerah Setelah kamu mengetahui tentang teknik dan gaya menyanyi lagu-lagu daerah nyanyikanlah lagu-lagu berikut ini! Mak Inang 152 Bab 11 - Buku Siswa Buku Guru 79

86 Lagu-lagu daerah yang ada di dalam buku teks siswa dapat dijadikan referensi dalam berlatih lagu daerah sesuai dengan teknik dan gaya. Lir-ilir 153 Bab 11 - Buku Siswa 80

87 Interaksi dengan Orang Tua Guru dapat melakukan interaksi dengan orang tua. Interaksi dapat dilakukan dengan komunikasi misalnya melalui telepon, media sosial, dan kunjungan ke rumah. Guru dapat melakukan interaksi melalui lembar kerja siswa yang harus ditanda tangani oleh orang tua baik untuk aspek sikap, pengetahuan, maupun keterampilan. Melalui interaksi ini, orang tua dapat mengetahui perkembangan baik mental, sosial, dan intelektual putraputrinya. E. Rangkuman Setiap daerah di Indonesia memiliki lagu-lagu dengan ba hasa daerah. Setiap daerah memiliki teknik dan gaya da lam menyanyikan lagu tersebut. Lagu-lagu daerah bia sanya memiliki nasehat dalam menjalani kehidupan. Ada juga lagu-lagu daerah yang bersifat dolanan. Lagulagu ini dinyanyikan oleh anak-anak dan remaja. Mereka ber nyanyi sambil melakukan permainan tradisional. Lagu-lagu daerah merupakan kekayaan warisan budaya yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Pelestarian dan pengembangan warisan budaya ini dapat dilakukan dengan tetap menyanyikan sesuai dengan kebutuhan serta situasi dan kondisi tempat lagu tersebut harus dinyanyikan. F. Refleksi Kamu telah belajar menyanyi lagu daerah de ngan teknik dan gaya sesuai dengan daerah masing-masing. Tentu kamu dapat merasakan perbedaan me nya nyi dengan gaya daerah sesuai lagu itu berasal. Kita perlu memahami dan mempelajari budaya-budaya daerah lain selain budaya kita sendiri. Dengan mempelajari bahasa daerah lain melalui nyanyian kita dapat memahami makna dan arti lagu tersebut dalam kehidupan bermasyarakat. Sekarang tuliskan pengalaman kamu ketika bertemu atau berkunjung ke daerah lain yang memiliki budaya yang berbeda denganmu! 156 Bab 11 - Buku Siswa Buku Guru 81

88 Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Guru dapat mengembangkan evaluasi pembelajaran sesuai dengan topik dan pokok bahasan. Evaluasi pembelajaran yang dikembangkan dapat berupa tes dan nontes. Tes dapat berupa uraian, isian, atau pilihan ganda. Nontes dapat berupa lembar kerja, kuesioner, proyek, dan sejenisnya. Guru juga harus mengembangkan rubrik penilaian sesuai dengan materi yang diajarkan. Guru sebaiknya melakukan evaluasi berdasarkan karya siswa baik berupa penampilan atau pameran maupun produk. Untuk dapat menilai karya siswa, guru dapat menggunakan rubrik. Guru sebaiknya mengembangkan rubrik penilaian sendiri sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran di sekolah. Jika guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan rubrik dapat memodifikasi rubrik yang sudah ada. D. Uji Kompetensi Tuliskan nama lagu, makna lagu, dan pencipta nya pada tabel berikut. No Judul lagu Makna lagu Pencipta Nyanyikanlah lagu di bawah ini dengan teknik dan gaya sesuai dengan asal daerahnya! Sinom 155 Bab 11 - Buku Siswa 82

89 Informasi untuk Guru Guru dapat menjelaskan kepada siswa tentang materi pembelajaran yang akan diberikan sesuai dengan Bab 12 tentang bermain ansambel musik tradisional. Guru dapat menjelaskan tujuan pembelajaran sehingga siswa mengetahui kompetensi yang akan dicapai dan dikuasai. Berdasarkan alur pembelajaran, guru dapat menginformasikan kepada siswa bahan dan media yang dibutuhkan pada pembelajaran sehingga dapat dipersiapkan secara baik dan benar. Guru perlu secara teliti membaca peta kompetensi pembelajaran sehingga dapat mengembangkan materi sesuai dengan kekayaan seni daerah setempat. Peta kompetensi pembelajaran ini membantu guru mencapai kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa pada satu KD tertentu. Bab 12 Memainkan Alat Musik Tradisional Peta Kompetensi Pembelajaran Teknik dan Gaya Memainkan Alat Musik Tradisional Berlatih Alat Musik Tradisional Memainkan Alat Musik Tradisional Setelah mempelajari Bab 12, siswa diharapkan mampu: 1. Mengidentifikasi teknik dan gaya memainkan alat musik tradisional. 2. Mengidentifikasi gaya memainkan alat musik tradisional. 3. Membandingkan teknik dan gaya memainkan alat musik tradisional. 4. Menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam berlatih teknik dan gaya memainkan alat musik tradisional. 5. Menunjukkan sikap disiplin dalam berlatih berlatih teknik dan gaya memainkan alat musik tradisional. 6. Memainkan alat musik tradisional. 7. Mengomunikasikan keunikan memainkan alat musik tradisional. Bab 12 - Buku Siswa Buku Guru 83

90 Proses Pembelajaran Setelah menjelaskan alur pembelajaran dan tujuan yang hendak di capai, maka langkah guru selanjutnya adalah menjelaskan materi. Guru dapat menjelaskan tentang bermain ansambel musik tradisional. Pada pembelajaran bab ini seandainya peralatan musik tidak tersedia di sekolah, guru bersama dengan siswa dapat membuat alat musik perkusi sederhana. Peralatan musik perkusi sederhana dapat terbuat dari botol air kemasan yang diisi dengan berbagai macam bijian, kaleng, botol, serta perlatan lainnya. Pada proses pembelajaran ini guru dapat mengikuti langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, seperti berikut. a. Siswa melakukan pe ngamatan melalui ber bagai media dan sumber belajar. 160 Bermain musik secara ansambel memerlukan kerja sama dan kekompakan. Musik ansambel merupakan salah satu jenis musik yang dimainkan minimal tiga jenis alat musik yang berbeda. Harmonisasi bunyi merupakan salah satu kekuatan pada musik ansambel. Perhatikan dan amati beberapa gambar berikut. Sumber : Kemdikbud, 2014 Setelah mengamati beberapa gambar atau melalui pertunjukan musik, jawablah pertanyaan di bawah ini. 1. Jelaskan dua ciri musik ansambel? 2. Jelaskan prinsip-prinsip memainkan musik ansambel? Untuk menjawab pertanyaan ini kamu dapat mencari informasi dari berbagai sumber belajar seperti majalah, buku, dan internet. Bab 12 - Buku Siswa Pengamatan ten tang bermain musik an sam bel sebaiknya mela lui tayangan video karena siswa dapat melihat cara memainkan alat musik yang berbeda-beda. Guru dapat memberi motivasi kepada siswa sehingga timbul minat dan rasa ingin tahu tentang topik bermain ansambel musik daerah. b. Siswa dapat melakukan eks plorasi dengan cara memain kan musik perkusi dari ber ba gai macam bahan dan teknik memainkan. Peralatan sederhana dapat dijadikan sebagai alat musik. Lagulagu yang ada di dalam buku teks siswa dapat digunakan untuk berlatih. c. Siswa dapat mengomuni kasi hasil karya seni ansambel musik tradisional melalui pe nampilan. Bentuk kelompok kecil terdiri atas lima sampai sepuluh anak untuk memainkan dan menampilkan musik ansambel campuran. 84

91 Guru dapat menggunakan lagu-lagu yang terdapat pada buku siswa sebagai salah satu materi latihan. Guru sebaiknya menggunakan lagu-lagu daerah setempat sebagai materi pembelajaran. Pada pembelajaran ini guru dapat melakukan eksplorasi bersama dengan siswa terhadap repertoar musik yang ada. Siswa juga dapat mengomunikasikan melalui penampilan secara berkelompok. musik yang berbentuk vokal maupun instrumental dan tidak hanya yang berlaraskan pelog slendro saja. Akan tetapi, se luruh bentuk jenis kesenian yang ada di Indonesia. Dengan demi kian bertolak dari pengertian itu maka tidak heran bila is tilah karawitan kemudian dapat digunakan untuk menyebut atau mewadahi beberapa cabang seni yang memiliki karakter yang halus, kecil, dan indah. Jadi karawitan tidak hanya menunjuk pada gamelan Ja wa, Bali, dan Sunda. Namun, karawitan juga menunjuk jenis seperangkat alat musik lain di Indo nesia. Contoh; Talempong Sumatra Barat, Gondang Su ma tra Utara, Kulintang Sulawesi Selatan, Angklung Jawa Ba rat, Arumba, dan Tifa. B. Memainkan Ansambel Tradisional Cobalah mainkan lagu-lagu di bawah ini dengan alat mu sik yang ada di daerahmu! Rambadia 162 Bab 12 - Buku Siswa Buku Guru 85

92 Pengayaan Pembelajaran Pengayaan dapat diberikan kepada siswa. Pengayaan materi di berikan secara horizontal yaitu lebih memperdalam dan memperluas pengetahuan serta keterampilan. Guru dapat mencari materi pengayaan dari media dan sumber belajar lain. Guru juga dapat meminta siswa untuk mencari materi pengayaan sesuai dengan topik dan materi yang dipelajari. Pengayaan lagu daerah Warna suara dalam musik memberikan keragaman yang menjadikan keharmonisan dalam keutuhan sebuah karya musik. Banyaknya warna suara yang bervariasi dan kontras dapat membentuk efek suara yang beragam sehingga menimbulkan keharmonisan suara. Warna suara mem berikan kesan adanya perbedaan karakter suara manusia sehingga menjadi beberapa macam berikut. Sopran untuk jenis suara wanita yang mempunyai suara tinggi (c -g ). Alto untuk jenis suara wanita yang mempunyai mempunyai suara rendah (g -c ). Tenor adalah suara pria yang mempunyai suara tinggi (c g ). Bas adalah suara pria dengan kualitas suara rendah (F-c ). Ada juga jenis suara Mezzosopran yang diperuntukkan untuk suara wanita yang mempunyai wilayah suara yang tidak terlalu rendah dan tinggi. Mezzosopran berada di tengah-tengah antara Sopran dan Alto. Suara pria yang berada di antara Tenor dan Bas disebut Bariton. Warna suara juga membedakan pada alat-alat musik seperti piano, gitar, flute, rekorder, orgel, dan drum. Warna suara dapat digambarkan dalam kata-kata seperti terang, gelap, cerah, empuk, dan bervariasi. Dalam praktik sehari-hari warna suara sangat dimanfaatkan komposer. Kombinasi perbedaan instrumen yang digunakan dapat sebagai kombinasi dalam mengadaptasi warna suara ke dalam permainan melodi. Pengetahuan teori musik dengan dasar-dasarnya harus terkolaborasi dengan memahami ilmu musik serta mampu mengaktualisasikan kepekaan musikalnya melalui cara praktik. Komunitas kemampuan pemahaman tentang teori dan keterampilan praktik bermusik akan saling menunjang terhadap perwujudan kemampuan musikal seseorang. 86

93 Interaksi dengan Orang Tua Guru melakukan interaksi dengan orang tua. Interaksi dapat dilakukan dengan komunikasi misalnya melalui telepon, media sosial, dan kunjungan ke rumah. Guru dapat melakukan interaksi melalui lembar kerja siswa yang harus ditandatangani oleh orang tua baik untuk aspek sikap, pengetahuan, maupun keterampilan. Melalui interaksi ini orang tua dapat mengetahui perkembangan baik mental, sosial, dan intelektual putra putrinya. D. Rangkuman Indonesia memiliki kekayaan alat musik tradisional. Alat musik ini ketika digabungkan dengan alat musik lain dapat menjadi sebuah orkestra yang dapat mengiringi nyanyian atau tarian. Setiap alat musik tradisional memiliki ciri khas dalam memainkan. Setiap daerah memiliki kelompok musik tradisional di Indonesia. Di daerah Indramayu Jawa Barat ada kelompok Tarling atau yang sering disebut dengan Gitar dan Suling. Di Ban dung ada kelompok Saung Udjo yang menampilkan angklung dan kesenian Sunda lainnya. Di Sumatra Barat berkembang kelompok musik Talempong. Alat musik ini, biasanya untuk mengiringi Randai. Di Sulawesi Utara ada musik ansambel Kulintang alat musik ini terbuat dari bilah - bilah kayu, cara memainkan nya hampir sama dengan alat musik Gambang dari Jawa Tengah. Di Bengkulu dikenal dengan alat musik Dog-Dog. Kelompok musik ini merupakan sebagian kecil musik tradisional yang ada. Kelompok musik ini perlu dikembangkan sehingga pelestarian akan tetap terjaga. E. Refleksi Profesi menjadi pemain alat musik tradisional saat sekarang ini kurang diminati. Generasi muda lebih menyukai alat-alat musik yang berasal dari luar negeri seperti gitar, piano, drum dan sejenisnya. Jika generasi muda kurang berminat pada musik tradisional, bukan tidak mungkin suatu saat Indonesia kekurangan orang yang bisa memainkan alat musik tradisional. Setelah mengikuti pembelajaran bermain musik ansambel, dan sebelum melakukan refleksi, perlu melakukan penilaian diri. Tujuan dari penilaian diri adalah untuk meng ukur kejujuran dan tanggung jawab selama pembelajaran berlangsung. Isilah kolom di bawah ini pada lembar penilaian diri dan penilaian terhadap teman. 172 Bab 12 - Buku Siswa Buku Guru 87

94 Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Guru dapat mengembangkan evaluasi pembelajaran sesuai dengan topik dan pokok bahasan. Evaluasi pembelajaran yang dikembangkan dapat berupa tes dan nontes. Tes dapat berupa uraian, isian, atau pilihan ganda. Nontes dapat berupa lembar kerja, kuesioner, proyek, dan sejenisnya. Guru harus mengembangkan rubrik penilaian sesuai dengan materi yang diajarkan. Sebaiknya guru melakukan evaluasi berdasarkan karya siswa baik berupa penampilan atau pameran maupun produk. Untuk menilai karya siswa, guru dapat menggunakan rubrik. Guru mengembangkan rubrik penilaian sendiri sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran di sekolah. Jika guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan rubrik dapat memodifikasi rubrik yang sudah ada. Helmut Zackarias. Seandainya dulu Idris Sardi belajar klasik terus pada tingkat kelas master dengan Jascha Heifetz atau Yahudi Menuhin, maka ia akan menjadi pemain biola kelas dunia setingkat dengan Heifetz dan Mehuhin. Meskipun dia belum pernah belajar biola di luar negeri, ia tetap setingkat dengan Zacharias. Orang Indonesia yang pernah belajar dengan Haifetz adalah Ayke (Liem) Nursalim. Kini Ayke tidak dapat main biola lagi akibat kram pada jarijarinya. Beliau merupakan wanita pemain biola Indonesia yang pernah terpandang (dulu di usia 4 tahun/1955 di Yogyakarta sudah main di orkes). (Sumber: Wikipedia dan berbagai sumber media) C. Uji Kompetensi Tuliskan berbagai alat musik daerah yang kamu ketahui. Carilah bahan bacaan atau sumber mengenai alat musik daerah. Kamu juga boleh bertanya kepada orang yang kamu anggap mengetahui tentang alat musik daerah. Kemudian, isilah tabel berikut. 1. Pengetahuan Mata Pelajaran : Materi Pokok : Memainkan Musik Ansambel Nama Siswa : Nomor Induk Siswa : Tugas ke : No. Jenis Alat Musik Cara Memainkan Daerah Asal Sumber Informasi Bab 12 - Buku Siswa 88

95 D. Seni Tari Informasi untuk Guru Mengawali Bab 5 pada buku siswa keunikan gerak tari tradisional, Tari tradisional yang telah ada seiring dengan sejarah perkembangan tari itu sendiri memiliki keunikan yang berbeda-beda. Tari tradisional yang ada di suatu daerah memiliki keunikan yang menjadi ciri khas daerah tersebut. Siswa diberikan motivasi untuk memahami keberagaman tari tradisi dan dapat melakukan pengembangan dalan seni tari tradisional. Dijelaskan pula bahwa keterampilan dalam melakukan ragam gerak tari tradisional dan sikap menghargai dan menanggapi keberagamnan karya seni tari akan dapat bermanfaat bagi siswa dalam menjaga, melestarikan, dan mengembangkan seni tari tradisi sebagai warisan budaya Indonesia. Bab 5 Keunikan Gerak Tari Tradisional Peta Kompetensi Pembelajaran Keunikan Gerak Tari Tradisional Keunikan Motif Gerak Tari Tradisional Keunikan Ragam Gerak Tari Tradisional Melakukan Gerak Tari Tradisional Setelah mempelajari Bab 6, siswa diharapkan mampu: 1. Mendeskripsikan keunikan gerak tari tradisional. 2. Mengidentifikasikan keunikan gerak tari tradisional. 3. Membandingkan keunikan gerak tari daerah setempat dengan daerah lain. 4. Memberi contoh keunikan ragam gerak tari tradisional daerah setempat dan daerah lainnya. 5. Melakukan gerak tari tradisional sesuai dengan keunikannya. Bab 5 - Buku Siswa Buku Guru 89

96 Proses Pembelajaran Guru mendorong siswa agar dapat menggali informasi yang berkaitan dengan keberagaman gerak tari tradisional yang berkembang diwilayah setempat. Guru dapat mengajak siswa untuk melakukan kegiatan berikut. a) Melakukan pengamatan dengan cara membaca dan menyimak dari kajian literatur/media tentang pengetahuan tari tradisional,gerak tari tradisi, properti tari, tata rias tari tradisi, pola lantai dan iringan tari tradisi agar terbangun rasa ingin tahu. b) Mengamati gambar tari tradisional berdasarkan buku teks dan sumber bacaan/media dengan cermat dan teliti serta penuh rasa ingin tahu. Setelah itu, guru dapat membuka diskusi dalam kelas agar siswa dapat saling belajar dari teman-teman sekelasnya. Melalui ke giatan ini di harapkan siswa mendapat kan wawasan mengenai gerak tari tradisional. Perhatikan gambar di bawah ini! Deskripsikan secara singkat keunikan gerak tradisional pada tabel yang telah disediakan! Kerjakan secara berurutan sesuai gambar! Sumber : Kemdikbud, 2014 No. Asal Tari Tradisional Deskripsi Keunikan Gerak Tari Bab 5 - Buku Siswa 90

97 Siswa menjawab per tanya an berdasarkan dari hasil pengamatannya me ngenai tari tradisional yang ada di wilayah sekitar, gerak tari tra disional, properti tari yang digunakan, tata rias dan busana yang digunakan, pola lantai dan iringan tari tradisional. Berikan kesempatan siswa untuk berdiskusi dengan teman sekelas tentang gambar-gambar tari tra disio nal yang diamati. Berikan juga kesempatan kepada mereka untuk bekerjasama dengan adil, misalnya saling mem berikan informasi me ngenai ragam gerak tari tradisional yang terdapat pada gambar atau pun saling membantu. Setiap siswa atau kelompok siswa akan melakukan gerak tari tradisional yang terdapat pada gambar. Pada akhir pembelajaran siswa atau kelompok siswa dapat menginformasikan dalam bentuk tulisan maupun lisan. Penilaian diberikan terhadap kemampuan siswa mengenali keberagaman tari tradisi onal, gerak tari tra disi o nal, properti tari yang digunakan, tata rias dan busana yang digunakan, pola lantai dan iringan tari tradisional. Penilaian juga diberikan kepada cara siswa be kerjasama dengan teman satu kelompok atau teman sekelas dengan sopan dan adil. 72 A. Keunikan Gerak Tari Tradisional Motif gerak merupakan salah satu ke unik an pada tari. Motif gerak dapat dilihat pada gerak tangan, gerak kaki, gerak kepala, atau gerak anggota tubuh lainnya. Pada keunikan gerak kaki seperti tari berasal dari Papua. Kaki bergerak secara ritmis dan dinamis. Tari daerah Sulawesi Selatan seperti Pagelu memiliki ciri gerak dengan kaki yang tertahan pada lantai. Keunikan gerak pada mata dapat dijumpai pada tari Bali dengan gerakan bola mata ke kanan kek kiri secara cepat. Ekspresi tari terwakili pada gerakan mata ini. Keunikan motif gerak pada jari jari tangan dapat dijumpai pada tari Gendhing Sriwijaya. Lentikan jari jari tangan merupa kan kekuatan tarian ini. Pada tari Minang juga dapat dijumpai pada gerakan tangan yang kuat, terkadang mengalun tetapi terkadang patah patah. Motif gerak Minang banyak dipengaruhi oleh motif gerak pencak silat. Keunikan gerak pada tangan juga dapat ditemukan pada tari Jawa gaya Surakarta maupun Yogyakarta. Bentuk bentuk jari tangan mencirikan karakter tari misalnya karakter gagah atau halus. Keunikan pada gerak jari tangan juga dijumpai pada tarian Dayak melalui bulu bulu burung enggang yang diselipkan pada jari jari tangan. Keunikan gerak juga dapat dilihat dari ragam. Ragam gerak merupakan kumpul an dari beberapa motif. Pada ragam meniti batang pada tari melayu misalnya, ada koordinasi antara motif gerak kaki, tangan, dan juga badan. Setiap tari tradisional memiliki keunikan ragam gerak yang menjadi ciri khas tarian. Melakukan ragam gerak tradisional haruslah sesuai dengan kaidah yang berlaku dan sesuai tarian berasal. Sumber : Kemdikbud, 2014 Gambar 6.2 Keunikan tari Bali pada gerakan mata. Sumber : Kemdikbud, 2014 Gambar 6.2 Keunikan tari Dayak pada gerakan bagian jari tangan. Sumber : Kemdikbud, 2014 Gambar 6.3 Keunikan ragam gerak tari Jawa pada gerak karakter gagah. Bab 5 - Buku Siswa Buku Guru 91

98 Guru dapat memberikan gambaran tentang tari tradisional dan keunikan ragam gerak tari tradisional. Siswa diberikan ke sempatan untuk men ceritakan pengetahuannya mengenai keunikan tari tradi sional yang ada di daerah tempat tinggal nya. Paparan dapat diberikan sesuai yang ada pada buku siswa. Guru dapat me nam bah kan bahan paparan tentang tari tradisional dan keunikan ragam gerak tari tradisional. B. Jenis Penyajian Tari Tradisi Sumber : Kemdikbud, 2014 Gambar 6.1 Tari tradisi Betawi yang mendapatkan pengaruh dari China terutama pada tata rias dan busana. Sumber : Kemdikbud, 2014 Gambar 6.2 Tari tradisi Sunda. Sumber : Kemdikbud, 2014 Gambar 6.3 Tari perang pada Dramatari panji semirang dalam bentuk dramatari. Kalian telah mempelajari cara merangkai gerak tari. Per tun jukan tari tradisi secara pe nyajian dapat dibedakan menjadi tari tung gal, tari berpasangan, tari berkelompok, dramatari, dan tari ber tema. Tari tunggal adalah tarian yang memang dibawakan hanya oleh satu orang saja. Contoh tari tradisi tunggal misalnya tari To peng Ronggeng dari Betawi. Tari berpasangan adalah tarian yang dilakukan oleh dua orang, baik laki laki dengan laki laki, perempuan dengan perempuan, atau laki laki dengan perempuan. Prinsip pada tari berpasangan an tara lain; 1) adanya gerakan saling mengisi; 2) adanya gerakan sa ling interaksi; dan 3) merupakan kesatuan utuh yang tidak dapat di pisahkan dalam penyajian. Contoh tari tradisi berpasangan yang di lakukan antara dua orang seperti tari Payung dari Sumatra Ba rat yang diciptakan oleh Huriah Adam. Tarian berkelompok adalah tarian yang dilakukan oleh laki laki, perempuan, atau campuran an tara laki laki dengan perempuan. Tarian berkelompok ini sering di jumpai pada panggung panggung pertunjukan. Contoh tari ber kelompok misalnya tari Cente Manis dari Betawi, Burung Eng gang dari Kalimantan, Tifa dari Papau, Yosim Pancer dari Papau, dan tari Belibis dari Bali. Dramatari merupakan bentuk penyaji an tari yang memiliki desain dramatik. Ada dua desain dramatik yaitu kerucut tunggal dan kerucut ganda. Desain dramatik kerucut tunggal artinya da lam satu pertunjukan tari hanya ada titik 73 Bab 5 - Buku Siswa 92

99 Tata rias dan busana tari tradisional memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai unsur pendukung dari sebuah pertunjukan karya seni tari. fungsi tata rias dan busana dapat terbagi menjadi dua yaitu 1) sebagai pembentuk karak ter atau watak; dan 2) sebagai pembentuk tokoh. Pembentukan karakter atau watak dan tokoh dapat dilihat pada tata rias wajah dan busana yang digunakan. Guru menjelaskan jenis tata rias seperti tata rias cantik, tata rias fantasi, dan tata rias karakter. Sumber : Kemdikbud, 2014 Gambar 6.10 Tata rias dan busana pria pada tari daerah Kalimantan. disampaikan. Pada drama tari un sur pendukung tari dalam bentuk tata rias dan tata busana memiliki pe ran penting karena dapat menunjukkan tokoh dan karakter dapat di visu alisasikan. Setiap tokoh memiliki keunikan dan kekhasan dari tata rias dan tata busananya. Tari tarian di Indonesia memiliki ke ka yaan keunikan tata rias dan tata busana karena setiap daerah me mi liki ciri masing masing. Berdasarkan tata rias dan tata bus a na seseorang dapat menebak dari mana tarian itu berasal. Setiap tari memiliki tata rias dan tata busana tersendiri. Tata rias dan tata busana juga berkaitan dengan tema tari dan karakter tari yang di ba wakan. Tata rias dan tata busana untuk penari pria berbeda dengan pe na ri wanita. Perbedaan ini juga untuk semua nama tari. Tata rias dan tata busana tari tradisi biasanya masih tetap ber pijak pada tata rias dan tata busana tradisional. Hal ini untuk me nun jukkan identitias pengembangan gerak yang dilakukan sesuai de ngan dae rahnya. Penonton melalui tata rias dan tata busana yang di kenakan akan mengetahui dari daerah mana gerak tari tradisi itu dikembangkan. Sumber : Kemdikbud, 2014 Gambar 6.8 Tata rias dan busana wa nita pada tari Jawa de ngan ciri khas melati yang terselip diantara sanggul. Sumber : Kemdikbud, 2014 Gambar 6.9 Tata rias dan busa na wanita pada tari Pakarena dari Sulsel. 75 Bab 5 - Buku Siswa Buku Guru 93

100 Interaksi dengan Orang Tua Guru melakukan komunikasi dengan orang tua baik melalui tatap muka maupun media sosial. Jika di sekolah memiliki buku penghubung lebih baik menggunakan buku tersebut karena lebih efektif. Di dalam buku penghubung guru dapat menjelaskan secara rinci perkembangan siswa. Orang tua dapat menjawab di dalam buku penghubung dan menandatangani atau paraf untuk menunjukkan komunikasi telah dibaca. 1. Penilaian Pribadi Nama Kelas Semester Waktu penilaian : : :.... :.. No Pernyataan Saya berusaha belajar tari kreasi tradisonal di daerah saya dengan sungguhsungguh. o Ya o Tidak Saya berusaha belajar tari kreasi tradisional daerah lain dengan sungguhsungguh. o Ya o Tidak Saya mengikuti pembelajaran tari kreasi tradisional dengan tanggung jawab. o Ya o Tidak Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu. o Ya o Tidak 5 Saya mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami pada saat pembelajaran merangkai gerak tari kreasi tradisional. o Ya o Tidak 86 Bab 5 - Buku Siswa 94

101 Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Guru mengembangkan alat evaluasi sesuai dengan kebutuhan pokok bahasan. Prinsip evaluasi mencakup tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pada pembelajaran seni tari hindari evaluasi dengan pilihan ganda. Guru dapat mengembangkan evaluasi pengetahuan dengan model esai atau uraian. Guru sebaiknya melakukan evaluasi berdasarkan karya siswa baik berupa penampilan atau pameran maupun produk. Untuk menilai karya siswa, guru dapat menggunakan rubrik. Guru sebaiknya mengembangkan rubrik penilaian sendiri sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran di sekolah. Jika guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan rubrik dapat memodifikasi rubrik yang sudah ada. E. Uji Kompetensi 1. Pengetahuan a. Kalian telah melakukan praktik melakukan gerak tari dengan menggunakan rebana dan kipas. Sekarang isilah identitas kalian pada lembar kerja siswa sesuai dengan kolom yang telah disediakan! b. Isilah kolom lembar kerja siswa sesuai dengan kolom yang tersedia! c. Identifikasikan nama tarian yang menggunakan properti rebana dan kipas! Mata Pelajaran : Materi Pokok : Meragakan Gerak Tari Kreasi Nama Siswa :... Nomor Induk Siswa :... Tugas ke :... No. Nama Tari Properti yang digunakan Asal Daerah Rebana kipas Rebana kipas Rebana kipas Rebana kipas Rebana kipas 2. Sikap Di dalam penyajian ada keterkaitan antara penari, pemusik, dan juga penata tari. Ketiga komponen itu merupakan satu kesatuan. a. Identifikasikan sikap apa yang perlu dimiliki oleh ketiga profesi tersebut. b. Berilah tanda (v) pada kolom yang telah disediakan. c. Berilah ulasan terhadap sikap yang telah diberi tanda pada kolom yang telah disediakan. 83 Bab 5 - Buku Siswa Buku Guru 95

102 Pengayaan Pembelajaran Guru mencari sumber pembelajaran lain dari berbagai media baik internet, buku, maupun majalah yang berhubungan dengan materi pem belajaran. Guru dapat pula menghadirkan narasumber tokoh seni tari daerah setempat. Siswa bersama guru dapat mengunjungi tempat pertunjukan terdekat dari sekolah. Informasi untuk Guru Pada Bab 6 pada buku siswa, dibahas mengenai iringan tari tradisional. Dalam hal ini gerak merupakan unsur dasar dan alat ko munikasi dalam menyampaikan suatu pesan yang terkandung didalam tari. Bentuk penyajian tari dapat disajika secara tunggal, berpasangan dan kelompok. Hal tersebut disesuai dengan komposisi hasil karya cipta seorang koreografer tari. masing-masing memiliki kekuatan tersendiri. Siswa diberikan motivasi untuk memahami ragam gerak tari tradisi dan dapat melakukan ragam gerak tari sesuai dengan hitungan. Dijelaskan pula bahwa keterampilan dalam melakukan ragam gerak tari tradisional sikap disiplin, tanggung jawab, toleransi, gotong royong, percaya diri dan menghargai karya Bab 6 Suasana Tari Fungsi Iringan Iringan Tari Tradisional Peta Kompetensi Pembelajaran Karakter Tari Iringan Tari Tradisional Ilustrasi Tari Iringan Tari Setelah mempelajari Bab 6, siswa diharapkan mampu: 1. Mengindentifikasi unsur pendukung tari tradisional. 2. Iringan Mengidentifikasi karaktertistik musik iringan tari tradisional. 3. Membedakan musik iringan tari daerah setempat dengan daerah lain. 4. Membedakan fungsi musik iringan pada pertunjukan tari. 5. Membedakan ketukan pada musik. Bab 6 - Buku Siswa Internal Jenis Iringan Eksternal seni tari akan dapat ber manfaat bagi siswa dalam menjaga, melestarikan dan mengem bangkan seni tari tradisi sebagai identitas bangsa. Alur pembelajaran mem berikan gambaran kepada siswa tentang materi apa saja yang akan dipelajari dalam satu semester. Guru akan memberikan gam baran pula tentang kegiatan me narik apa yang akan dilakukan pada sepanjang semester untuk memberikan motivasi dan se mangat siswa dalam mengikuti pelajaran. Diberikan pula penjelasan ten tang apa tujuan dari pembelajaran ini. Sampai kan dengan semenarik mungkin, sehingga siswa dengan bersemangat akan ber sama-sama untuk berusaha mencapai tujuan tersebut. 96

103 Proses Pembelajaran Guru mendorong siswa agar dapat menggali informasi yang berkaitan dengan gerak tari tradisional yang berkembang diwilayah setempat. Guru dapat mengajak siswa untuk melakukan kegiatan berikut. a) Melakukan pengamatan dengan cara membaca dan menyimak dari kajian literatur/media audio visual, tentang pengetahuan tari tradisional, gerak tari tradisi, properti tari, tata rias tari tradisi, pola lantai, dan iringan tari tradisi agar terbangun rasa ingin tahu. b) Mengamati gambar tari tradisio nal berdasarkan buku teks dan sum ber bacaan/media dengan cermat dan teliti serta penuh rasa ingin tahu. Setelah itu guru dapat membuka diskusi dalam kelas agar siswa dapat saling belajar dari teman-teman sekelasnya. Melalui kegiatan ini diharapkan siswa mendapatkan wawasan mengenai gerak tari tradisional. c) Siswa menjawab perta nyaan ber da sar kan dari hasil pengamatannya me ngenai bentuk pe nyajian dan desain gerak atas dan desain bawah pada tari tradisional yang ada di wilayah sekitar Perhatikan alat-alat musik di bawah ini. Kemudian, tuliskan nama alat musik dan asal daerahnya pada kolom yang telah disediakan! Sumber: Kemdikbud, 2014 No. Nama Alat Musik Asal Daerah Bab 6 - Buku Siswa Buku Guru 97

104 Pembelajaran pada bagian ini mengenai tokoh atau seniman tari tradisional yang ada di Indonesia. Seniman memiliki peran penting dalam melestarikan dan mengembangkan seni di Indonesia, tanpa seniman seni akan punah dan tertinggal dengan kemajuan teknologi. Seniman tari tidak hanya sebagai pencipta tari saja melainkan juga sebagai penari. Tari sudah menjadi bagian dari hidupnya dalam mengekspresikan jiwanya. Seniman tari mengabdikan hidupnya dengan menjaga, melestarikan dan mengembangkan seni tari tradisional agar terus tetap terjaga keasliannya sebagai warisan budaya Indonesia. Tugas selanjutnya merupakan lanjutan dari pembelajaran sebelumnya yaitu meragakan gerak tari tradisional. Pada tugas ini siswa diminta untuk mengelompokan tokoh tari tradisional dan hasil karya seninya. Dapat melampirkan foto-foto dari hasil karya yang telah diciptakan oleh seniman tersebut B. Fungsi Musik Iringan Pengetahuan tentang iringan tari penting karena dapat membantu menentukan dan memilih atau membuat iringan sesuai dengan tema yang diingin kan. iringan tari juga akan membantu dalam melakukan eksplorasi gerak. Iringan di dalam tari merupa kan satu kesatuan. Melalui iringan tari suasana dapat dibangun. Iringan tari juga memberi irama pada setiap gerak yang dilakukan. Penge tahuan tentang iringan tari semakin banyak akan semakin baik sehingga memiliki (Sumber: Kemdikbud, 2014) banyak pilihan. Gambar 6.6 seperangkat alat musik tradisi Musik sebagai pencipta suasana. Musik dapat dipilih sesuai mengiringi tarian dolanan dengan suasana yang yang dibutuhkan oleh tari. Iringan tari sebagai pencipta an suasana dapat berlawanan dengan suasana tarinya. Di dalam tari tradisi lebih banyak dipergunakan musik pengiring yang memiliki sifat atau watak yang sama dengan sifat atau watak tarinya C. Membuat Musik Iringan Di samping pertimbangan ritmis dan suasana rasa, iringan tari juga dipilih berdasarkan gaya dan bentuknya. Di dalam tari-tarian tradisi di Indonesia, pelaksanaannya selalu diiringi oleh musik-musik daerah yang bersangkutan, yang memiliki bentuk dan gayanya yang khas, musiknya selalu tampak serasi dengan gaya dan bentuk tariannya. Ketika kalian mendengar gamelan Jawa, Sunda, Bali serta musik Melayu dari daerah Sumatra, akan terbayang gaya tarian masing-masing. Ada hubungan erat antara gerak tari dengan ekspresi tari nya. Pada tari dengan gaya gerak klasik, kerakyatan atau yang bersifat kedaerahan memiliki iringan musik sendiri yang lebih sesuai. 92 Bab 6 - Buku Siswa 98

105 Interaksi dengan Orang Tua Guru dapat melakukan komunikasi dengan orang tua baik melalui tatap muka maupun media sosial. Jika di sekolah memiliki buku penghubung lebih baik menggunakan buku tersebut karena lebih efektif. Di dalam buku penghubung guru dapat menjelaskan secara rinci perkembangan siswa. Orang tua dapat menjawab di dalam buku penghubung dan menandatangani atau paraf untuk menunjukkan komunikasi telah dibaca. D. Uji Kompetensi Setelah mempelajari konsep tentang iringan tari, jawab pertanyaan di bawah ini 1. Jelaskan fungsi musik pada tari! 2. Jelaskan jenis musik pada iringan tari! 3. Jelaskan keterkaitan antara musik iringan dengan gerak tari! E. Kesimpulan Penjelasan konsep materi dapat disimpulkan sebagai berikut; Musik iringan merupakan satu kesatuan utuh dengan tari. musik pada tari dapat berasal dari dalam dirinya sendiri atau disebut dengan iringan internal dari luar dirinya atau musik eksternal. Iringan internal dapat dijumpai pada tari Balian di Kalimantan, tari Lilin di Sumatera Barat, tari Tifa di Papua, tari Gendhing Sriwijaya dari Sumatera Selatan. Musik iringan tari di daerah Melayu banyak menggunakan nada pentatonik seperti penggunaan akordion dan gitar. Iringan pentatonik juga dapat dijumpai pada tari suku Dayak dengan mengguna kan sampek. Pada tari Jawa, Sunda, Bali, serta sebagian besar daerah lain menggunakan nada diatonik. F. Refleksi Belajar musik iringan tari tidak hanya memahami tentang nada yang tersusun tetapi juga belajar tentang hubungan antara satu nada dengan nada lainnya. Musik dapat dikatakan sebagai sebuah iringan jika telah menjadi kesatuan utuh antara musik dan tari. Demikian juga dalam kehidupan senantiasa menam pilkan harmoni sehingga terjadi toleransi, tenggang rasa, saling mengerti dan pada akhirnya memiliki rasa tanggung jawab dapat mengasah kepekaan rasa dan irama. Setelah mengikuti pembelajaran tentang musik tari, berilah tanda silang (O) pada motion ekspresi di bawah ini. 96 Bab 6 - Buku Siswa Buku Guru 99

106 Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Guru mengembangkan alat evaluasi sesuai dengan kebutuhan pokok bahasan. Prinsip evaluasi mencakup tiga ranah yaitu sikap, penge tahuan, dan keterampilan. Pada pembelajaran seni tari hindari evaluasi dengan pilihan ganda. Guru dapat mengembangkan evaluasi pengetahuan dengan model esai atau uraian. Guru sebaiknya melakukan evaluasi berdasarkan karya siswa baik berupa penampilan atau pameran maupun produk. Untuk menilai karya sisiwa, guru dapat menggunakan rubrik. Guru sebaiknya mengembangkan rubrik penilaian sendiri sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran di sekolah. Jika guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan rubrik dapat memodifikasi rubrik yang sudah ada. D. Uji Kompetensi Setelah mempelajari konsep tentang iringan tari, jawab pertanyaan di bawah ini 1. Jelaskan fungsi musik pada tari! 2. Jelaskan jenis musik pada iringan tari! 3. Jelaskan keterkaitan antara musik iringan dengan gerak tari! E. Kesimpulan Penjelasan konsep materi dapat disimpulkan sebagai berikut; Musik iringan merupakan satu kesatuan utuh dengan tari. musik pada tari dapat berasal dari dalam dirinya sendiri atau disebut dengan iringan internal dari luar dirinya atau musik eksternal. Iringan internal dapat dijumpai pada tari Balian di Kalimantan, tari Lilin di Sumatera Barat, tari Tifa di Papua, tari Gendhing Sriwijaya dari Sumatera Selatan. Musik iringan tari di daerah Melayu banyak menggunakan nada pentatonik seperti penggunaan akordion dan gitar. Iringan pentatonik juga dapat dijumpai pada tari suku Dayak dengan mengguna kan sampek. Pada tari Jawa, Sunda, Bali, serta sebagian besar daerah lain menggunakan nada diatonik. F. Refleksi Belajar musik iringan tari tidak hanya memahami tentang nada yang tersusun tetapi juga belajar tentang hubungan antara satu nada dengan nada lainnya. Musik dapat dikatakan sebagai sebuah iringan jika telah menjadi kesatuan utuh antara musik dan tari. Demikian juga dalam kehidupan senantiasa menam pilkan harmoni sehingga terjadi toleransi, tenggang rasa, saling mengerti dan pada akhirnya memiliki rasa tanggung jawab dapat mengasah kepekaan rasa dan irama. Setelah mengikuti pembelajaran tentang musik tari, berilah tanda silang (O) pada motion ekspresi di bawah ini. 96 Bab 6 - Buku Siswa 100

107 Pengayaan Pembelajaran Guru mencari sumber lain dari berbagai media baik internet, buku, maupun majalah yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Dapat pula menghadirkan narasumber tokoh seni tari daerah setempat. Siswa bersama guru dapat pula mengunjungi tempat pertunjukan terdekat dari sekolah. Pengayaan pada siswa memiliki peran penting karena dapat membuka wawasan tentang materi lebih luas. Berikut salah satu pengayaan untuk guru maupun siswa tentang seni tari secara umum. Pengayaan meragakan gerak tari tradisional Gerak merupakan aktivitas yang dilakukan oleh manusia sepanjang hidupnya. Hampir setiap waktu di dalam tubuh melakukan gerak, pada saat manusia berdiam diri sekalipun. Detak jantung yang ritmis merupa kan salah satu bukti bahwa manusia senantiasa bergerak. Dengan demi ki an gerak merupakan kebutuhan paling elementer pada kehidupan manusia, bahkan untuk seorang penyandang cacat tubuh sekalipun. Sal Murgiyanto menyatakan bahwa gerak manusia berdasarkan fungsinya dapat dibedakan menjadi tiga. Ketiga fungsi gerak itu antara lain; (1) bekerja adalah gerak yang dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya, dimana naluri emosional jauh-jauh ditinggalkan; (2) bermain adalah gerak yang dilakukan untuk kepentingan sipelaku dengan mempraktikkan keterampilan-keterampilan gerak yang di dalam kehidupan sehari-hari sering dipandang tidak berfaedah. Dalam ber main jika kegiatan melibatkan orang lain, maka peranannya adalah untuk menguatkan kesenangan dari pelakunya; (3) berkesenian adalah gerakan yang dilakukan untuk mengungkapkan pengalaman batin dan perasaan seseorang, dengan harapan untuk mendapatkan tanggapan orang lain. Dengan demikian gerak yang dilakukan oleh manusia mempunyai tujuan dan fungsi yang berbeda-beda. Perbedaan ini menjadikan gerak dalam setiap aktivitas mempunyai makna yang berbeda pula. Artinya, walaupun sama-sama melakukan gerak berjalan, akan mempunyai makna berbeda jika berjalan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dengan berjalan ketika dalam menari. Gerak dalam realitas dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Yulianti Parani setidaknya membagi gerak menjadi sepuluh dalam pola pengembangannya. Kesepuluh pola pengembangan gerak itu antara lain; (1) gerak sebagai akibat kesadaran dari tubuh atau anggota tubuh. Artinya, gerak yang dilakukan secara sadar karena akan kebutuhan untuk melakukan gerak itu sendiri dengan harapan meningkatkan keluwesan penggunaannya; (2) gerak sebagai akibat kesadaran waktu dan kekuatan Buku Guru 101

108 atau daya. Gerak-gerak yang dilakukan akan mempunyai perbedaan antara satu gerak dengan gerak lainnya. Ini disebabkan setiap gerak yang dilakukan akan berkaitan erat dengan waktu dan kekuatan; (3) gerak sebagai akibat kesadaran ruang. Ini berarti gerak yang dilakukan membentuk dan sekaligus mengisi ruang yang tersedia; (4) gerak sebagai akibat kesadaran pengaliran berat badan dalam ruang dan waktu. Artinya, gerak yang dilakukan akan berkaitan erat dengan keseimbangan berat badan yang diinginkan, apakah gerak itu mengalir, berkesinambungan dalam bingkai ruang dan waktu; (5) gerak sebagai akibat kesadaran kelompok dan formasi berkelompok berdua, bertiga dan seterusnya. Ini berarti gerak yang dilakukan secara berkelompok memerlukan kesadaran dari setiap individu untuk mampu bekerja sama dengan baik dan benar; (6) gerak sebagai akibat penggunaan daya kekuatan yang bersumber pada lengan dan tangan. Artinya, lengan dan tangan merupakan titik pusat untuk melakukan gerak; (7) gerak sebagai akibat irama (ritme) yang bersifat fungsional. Artinya, gerak-gerak yang dilakukan keseharian diberi irama atau ritme sehingga gerak tersebut tidak lagi merupakan gerak fungsional semata; (8) gerak sebagai akibat bentuk-bentuk tertentu di dalam tubuh; (9) gerak sebagai akibat rasa ringan, sehingga ingin lepas dari lantai; dan (10) gerak yang dituntut oleh kualitas ekspresif. Ini berarti gerak yang dilakukan tidak hanya menunjuk pada gerak fungsional semata dalam bingkai ruang, waktu dan tenaga, tetapi juga gerak tersebut menunjukkan pada ekspresi yang hendak disampaikan kepada orang lain. Gerak di dalam tari merupakan hasil dari pola pengembangan. Pola ini disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan dalam penyusunan tari. Dengan demikian pada hakikatnya semua orang mampu mengembangkan pola gerak sesuai dengan tingkat usia. Semakin dewasa seseorang, maka akan semakin kompleks tingkat pengembangan pola geraknya. Sebaliknya, pada usia anak-anak, gerak yang dikembangkan pun sesuai dengan kemampuan anak, atau lebih mudah dan tidak rumit. Pola pengembangan gerak pun dilakukan dengan materi dasar gerak keseharian, seperti melompat, berlari atau berjalan. H. Doubler menyatakan bahwa gerak-gerak yang dilakukan seperti melompat dan berlari dengan berbagai reaksi terhadap angin dan menempatkannya sesuai akan prinsip komposisi artistik, kita sudah melakukan kegiatan kesenian. Ini berarti setiap gerak yang dilakukan dalam tari pada prinsipnya harus memenuhi kaidah prinsip komposisi tari. Dengan demikian, bentuk gerak yang dilakukan telah memenuhi kaidah komposisi tari maka dapat disebut dengan gerak tari. 102

109 Informasi untuk Guru Alur pembelajaran memberikan gambaran kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari dalam satu semester. Guru akan memberikan gambaran pula tentang kegiatan menarik apa yang akan dilakukan pada sepanjang semester untuk memberikan motivasi dan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran. Diberikan pula penjelasan tentang apa tujuan dari pembelajaran ini. Sampaikan dengan semenarik mungkin, sehingga siswa dengan bersemangat akan bersama-sama untuk berusaha mencapai tujuan pembelajaran. Bab 13 Penerapan Pola Lantai pada Gerak Tari Peta Kompetensi Pembelajaran Penerapan Pola Lantai pada Gerak Tari Iringan Tari Tradisional Pola Pola Lantai Lantai Tari Tari Tradisional Properti Tari Tradisional Tata Rias dan Tari Tradisional Unsur Pendukung Tari Tradisional Setelah mempelajari Bab 13, siswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan keunikan peragaan ragam gerak dasar tari tradisional. 2. Menjelaskan unsur pola lantai dan properti dalam meragakan gerak tari tradisional dengan hitungan. 3. Menjelaskan unsur pola lantai dan properti dalam meragakan gerak tari tradisional sesuai iringan. 4. Menunjukkan sikap kerjasama dalam pembelajaran meragakan gerak tari tradisional dalam bentuk kelompok. 5. Menunjukkan sikap toleransi dengan sesama teman. 6. Menunjukkan sikap saling menghargai dengan sesama teman. 7. Mempraktikkan gerak tari sesuai dengan iringan dan unsur pendukung. Bab 13 - Buku Siswa Buku Guru 103

110 Proses Pembelajaran Guru mendorong siswa agar dapat menggali informasi yang berkaitan dengan keberagaman gerak tari tradisional yang berkembang diwilayah setempat. Guru dapat mengajak siswa untuk melakukan kegiatan berikut. a) Melakukan pengamatan dengan cara membaca dan menyimak dari kajian literatur/media tentang pengetahuan tari tradisional, gerak tari kreasi, properti tari, tata rias tari tradisi, dan iringan tari tradisional agar terbangun rasa ingin tahu. b) Mengamati gambar tari kreasi berdasarkan buku teks dan sumber baca an/ media dengan cermat dan teliti serta penuh rasa ingin tahu. Setelah itu guru dapat membuka diskusi dalam kelas agar siswa dapat saling belajar dari teman-teman sekelasnya. Melalui kegiatan ini diharapkan siswa mendapatkan wawasan mengenai gerak tari kreasi. Tugas selanjutnya merupakan lanjutan dari pembelajaran sebelumnya yaitu gerak tari tradisional. Pada tugas ini siswa diminta untuk mengelompokan nama tarian, properti yang digunakan dan asal daerahnya. Tari tradisional sudah ada seiring dengan sejarah perkembangan tari itu sendiri. Kita dapat belajar dan mengama ti dari sejarah perkembangan tari di Indonesia yang telah diwaris kan para seniman tari sebagai hasil karya daya cipta yaitu tari tradisional. Tari tradisional tidak bisa terlepas dari pola kehidupan sosial budaya masyarakat daerah setempat. Oleh karena itu, dalam setiap daerah mempunyai tari tradisional yang berbeda-beda. Keberagaman tari tradisional tersebut mempunyai keunikan sendiri. Oleh karena itu, bentuk-bentuk tari di setiap daerah harus terus menerus dipelihara, dilestarikan atau ditradisikan sebagai suatu warisan budaya. Aspek apa saja yang kamu lihat ketika kamu menyaksikan sebuah pertunjukan tari? Coba kamu amati gambar di bawah ini untuk mengidentifikasi aspek-aspek dalam karya tari! Sumber: Dok. Kemdikbud 1) Gambar manakah yang me nunjuk kan tari tradisio nal di daerah mu? 2) Dapatkah kamu menirukan gerakan tari tradisi onal di daerahmu? 3) Apakah perbedaan yang menonjol dari berbagai tari tradisional tersebut? 4) Adakah persamaan dalam setiap gerak tari tradisional tersebut? 5) Bagaimanakah tata rias dan busana pada tarian tersebut? 6) Bagaimanakah pola lantai dari setiap gerak tari tradisional tersebut? 7) Dapatkah kamu mengidentifikasi properti apa saja yang di gunakan? 177 Bab 13 - Buku Siswa 104

111 Pada pembelajaran materi pertama siswa akan diperkenalkan tentang gerak tari kreasi. Gerak tari tradisional, tari tradisional merupakan cara dalam men jaga, melestarikan dan mengembangkan karya seni tari tradisional agar tidak punah dan hanya meninggalkan namanya saja. Tari tradisional yang telah ada seiring dengan perkembangan zaman menambah daftar tari tradisional dan khasanah kebudayaan Indonesia. Dijelaskan pula bahwa keterampilan dalam melakukan ragam gerak tari tradisional sikap menghargai dan menanggapi keberagaman karya seni tari akan dapat bermanfaat bagi siswa dalam menjaga, melestarikan dan mengembangkan seni tari tradisional sebagai hasil karya cipta manusia. Ajaklah siswa untuk mensyukuri ke unikan dan keberagaman karya seni tradisional yang merupakan hasil karya cipta manusia dalam hal ini peran seniman sangat penting dalam mengembangkan dan melestarikan kebudayaan Indonesia. Ajak siswa untuk mengenali jenis-jenis tari tradisional dengan mendengarkan paparan guru dan membaca buku teks. Ajak pula siswa untuk mengenali tokoh atau seniman seni tari serta hasil karya yang telah diciptakannya. Mengingatkan kembali me ngenai proses pen cipta an karya seni tari. Pada buku teks terdapat foto untuk memberikan gambaran tentang tari kreasi, namun akan lebih baik bila siswa dapat melihat lang sung atau dengan melihat video pertunjukan karya seni tari tradisional. Persilahkan siswa untuk mencari informa si tentang tari tradisi yang berada di wilayah sekitar? Siapa kah seni man atau tokoh tari selain yang telah di sebut kan di dalam buku siswa? Apa saja karya seni yang telah diciptakannya, di lengkapi dengan foto? Mengapa karya seni tari tradisi harus tetap diper tahankan? Berdasarkan pengamatan kamu, sekarang kelompok kan dan isilah tabel di bawah ini sesuai dengan asal tarian. No. Gambar Asal Daerah Nama Tarian Setelah kamu mengisi kolom tentang daerah asal tari tradisional di atas, kemudian diskusikanlah dengan teman-teman dan isilah kolom di bawah ini! Format Diskusi Hasil Pengamatan Nama Siswa :... NIS :... Hari/Tanggal Pengamatan :... No. Aspek yang Diamati Uraian Hasil Pengamatan 1 Ragam gerak 2 Keunikan gerak 3 Properti tari 4 Tata rias dan busana 5 Tata iringan Agar kamu lebih mudah memahami, bacalah konsep-konsep tentang tari tradisional beserta unsur pendukung tari berikut ini. Selanjutnya, kamu bisa mengamati lebih lanjut dengan melihat pertunjukan langsung ataupun melihat gambar, tayangan dari video serta membaca referensi dari berbagi sumber belajar yang lain. 178 Bab 13 - Buku Siswa Buku Guru 105

112 Interaksi dengan Orang Tua Guru melakukan komunikasi dengan orang tua baik melalui tatap muka maupun media sosial. Jika di sekolah memiliki buku penghubung lebih baik menggunakan buku tersebut karena lebih efektif. Di dalam buku peng hubung guru dapat menjelaskan secara rinci perkembangan siswa. Orang tua dapat menjawab di dalam buku penghubung dan menandatangani atau paraf untuk menunjukkan komunikasi telah dibaca. Pengayaan Pembelajaran Guru dapat mencari sumber lain dari berbagai media baik internet, buku, maupun majalah yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Dapat pula menghadirkan narasumber tokoh seni tari daerah setempat. Siswa bersama guru dapat mengunjungi tempat pertunjukan terdekat dari sekolah. Pengayaan pada siswa memiliki peran penting karena dapat membuka wa wasan tentang materi lebih Setelah kamu belajar dan merangkai serta melakukan gerak tari tradisional, isilah kolom di bawah ini. 1. Penilaian Pribadi Nama Kelas Semester Waktu penilaian :. :.. :.. :.. luas dan dalam. Berikut merupakan salah satu pengayaan untuk guru maupun siswa tentang seni tari secara umum. No Pernyataan Saya berusaha belajar tari tradisonal di daerah saya dengan sungguhsungguh. o Ya o Tidak Saya berusaha belajar tari tradisional daerah lain dengan sungguh-sungguh. o Ya o Tidak Saya mengikuti pembelajaran tari tradisional dengan tanggung jawab. o Ya o Tidak Saya mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami pada saat pembelajaran merangkai gerak tari tradisional. o Ya o Tidak Saya berperan aktif dalam kelompok pada pembelajaran merangkai gerak tari tradisional. o Ya o Tidak Saya menghargai keunikan ragam gerak tari tradisonal daerah saya. o Ya o Tidak 188 Bab 13 - Buku Siswa 106

113 Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Guru mengembangkan alat evaluasi sesuai dengan kebutuhan pokok bahasan. Prinsip evaluasi mencakup tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pada pembelajaran seni tari hindari evaluasi dengan pilihan ganda. Guru dapat mengembangkan evaluasi pengetahuan dengan model isian atau uraian. Sebaiknya guru melakukan evaluasi berdasarkan karya siswa baik berupa penampilan atau pameran maupun produk. Untuk menilai karya siswa, guru dapat menggunakan rubrik. Guru mengembangkan rubrik penilaian sendiri sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran di sekolah. Jika guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan rubrik dapat memodifikasi rubrik yang sudah ada. D. Uji Kompetensi Kamu telah meragakan gerak tari tradisional yang bersumber pada gerak tari Pakarena dari Sulawesi Selatan, sekarang kerjakan soal-soal di bawah ini! 1. Tulislah tiga alasan mengapa pola lantai pada penciptaan karya seni tari memiliki peran penting? 2. Mengapa tata rias dan busana diperlukan dalam pementasan tari? 3. Sebutkan unsur-unsur pendukung tari! E. Rangkuman Gerak merupakan elemen paling dasar pada tari. Gerak dapat mencirikan suatu tari dari mana berasal. Tari merupakan rangkai-rangkaian gerak sebagai simbol yang memiliki makna sehingga merupakan rangkaian cerita. Gerak tari yang bersumber pada ragam gerak Jawa berbeda dengan Sumatra, Sulawesi maupun daerah lainnya. 186 Bab 13 - Buku Siswa Buku Guru 107

114 Informasi untuk Guru Guru dapat menjelaskan kepada siswa materi pembelajaran yang akan diberikan sesuai dengan Bab 14 tentang menampilkan tari tradisional. Guru juga dapat menjelaskan tujuan pembelajaran sehingga siswa mengetahui kompetensi apa yang akan dicapai dan dikuasai. Guru berdasarkan alur pembelajaran dapat menginformasikan kepada siswa bahan dan media yang dibutuhkan pada pembelajaran bab ini sehingga dapat dipersiapkan secara baik dan benar. Bab 14 Menampilkan Tari Tradisional Peta Kompetensi Pembelajaran Menampilkan Tari Tradisional Pola Lantai Tari Tradisional Properti Tari Tradisional Tata Rias dan Tari Tradisional Pengertian Tari Tradisional Setelah mempelajari Bab 14, siswa diharapkan mampu: 1. Mengidentifikasi keunikan tari tradisional daerah setempat dengan daerah lain. 2. Membandingkan keunikan tari tradisional daerah setempat dengan daerah lain. 3. Mengidentifikasi pola lantai pada tari tradisional daerah setempat. 4. Mengidentifikasi properti pada tari tradisional daerah setempat. 5. Mengidentifikasi tata rias dan busana pada tari tradisional daerah setempat. 6. Membandingkan pola lantai tari tradisional daerah setempat. 7. Membandingkan properti tari tradisional daerah setempat. 8. Membandingkan tata rias tari tradisional daerah setempat. 9. Melakukan ragam tari tradisional dengan menggunakan pola lantai. 10. Melakukan ragam tari tradisional dengan menggunakan properti. 11. Merangkai ragam tari tradisional sesuai hitungan. 12. Menyajikan ragam tari tradisional sesuai iringan. 13. Menyajikan ragam tari tradisional dengan lisan maupun tulisan. Bab 14 - Buku Siswa 108

115 Proses Pembelajaran Setelah menjelaskan alur pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai, maka langkah guru selanjutnya adalah menjelaskan materi. Guru dapat pula menjelaskan kepada siswa tentang jenis-jenis penyajian tari kreasi. Pada proses pembelajaran ini guru dapat mengikuti langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, seperti berikut. a) Siswa melakukan pengamatan melalui berbagai media dan sumber pembelajaran seperti gambar, tayangan video tentang penyajian ragam gerak tari tradisional. b) Siswa melaku kan latihan gerak tari tradisional. Pada proses ini siswa dapat me ngembangkan ragam gerak yang ada di buku siswa. c) Siswa sete lah selesai mela kukan lati han dapat mengomunikasikan baik secara lisan maupun tulisan. Secara lisan siswa dapat maju di depan kelas dan menjelaskan makna dan simbol tarian yang di lakukan. Namun jika waktu tidak memungkinkan dapat melalui tulisan atau penampilan tari tradisional. Perhatikan gambar tari di bawah ini dengan saksama. Kemudian, tuliskan hasil pengamatan sesuai dengan aspek yang telah disediakan pada kolom lembar kerja di bawah ini. (Sumber gambar: Dok. Kemdikbud, 2013) No. Asal Tari Jenis Penampilan Tari Bab 14 - Buku Siswa Buku Guru 109

116 Guru bersama-sama dengan siswa dapat melakukan latihan ragam gerak tari tradisional. Siswa dapat dibagi dalam beberapa ke lom pok kecil sehingga memudahkan untuk membuat pola lantai. Pada latihan ini dapat mengembangkan ragam gerak yang ada di buku siswa dengan menggunakan hitungan. Pada pembelajaran pembelajaran ini guru dapat membagi siswa dalam kelompok kecil. Guru dapat mengembangkan pola lantai yang digunakan pada masing-masing kelompok. Penggunaan iringan dengan kaset dapat membantu siswa dalam berlatih dan membuat komposisi tari dengan baik dan benar. B. Berlatih Gerak Tari Tradisional 1. Kamu telah mengamati dan belajar tentang keunikan ragam gerak tari tradisional daerah lain dan daerah setempat. 2. Perhatikan contoh tari tradisional Tari Pakarena dari Sulawesi berikut ini! 3. Kamu bisa melakukan tari tradisonal yang sesuai dengan tari yang ada di daerahmu dan lakukanlah secara berpasangan atau berkelompok! 1. Ragam Gerak 1 (Ajappa Na na) a. Tangan kiri menjepit sarung antara jari telunjuk dengan jari tangan yang terletak kirakira 30 cm dari paha (kingking lipa). b. Tangan kanan memegang kipas dengan jari, kipas menghadap ke atas dan letak kipas sejengkal dari dada. c. Langkahkan kaki kanan ke depan, di susul dengan kaki kiri, sedang letak kipas seperti pada posisi awal, pandangan ke depan, lalu berjalan ke depan. 2. Ragam Gerak 2 (Angngayung Kipasa Kanang) (Sumber: Kemdikbud, 2014) a. Ayunkan tangan kiri di depan pusa. b. Ayunkan kipas ke depan dada dan letak jari kipas meng hadap ke bawah. c. Ayunkan kipas ke arah kanan yang diikuti dengan melangkah kan kaki kanan ke samping kanan disertai pandangan ke kanan. Kedua tangan masing-masing di ayun ke samping kanan dan kiri, diikuti pandangan ke kiri, sedangkan bentuk jari kipas menghadap ke atas. d. Putar kipas ke belakang dengan bentuk jari kipas menghadap keluar, diikuti pandangan ke belakang, posisi kaki jinjit di depan kaki kiri. (Sumber: Kemdikbud, 2014) 194 Bab 14 - Buku Siswa 110

117 Interaksi dengan Orang Tua Guru melakukan komunikasi dengan orang tua baik melalui tatap muka maupun media sosial. Jika di sekolah memiliki buku penghubung lebih baik menggunakan buku tersebut karena lebih efektif. Di dalam buku penghubung guru dapat menjelaskan secara rinci perkembangan siswa. Orang tua dapat menjawab di dalam buku penghubung dan menandatangani atau paraf untuk menunjukkan komunikasi telah dibaca. Mata Pelajaran : Materi Pokok : Meragakan Gerak Tari Tradisi Nama Siswa :... Nomor Induk Siswa :... Tugas ke :... No. Nama Tari Properti yang digunakan Asal Daerah 1 Rebana Selendang 2 Rebana Selendang 3 Rebana Selendang 4 Rebana Selendang 5 Rebana Selendang 2. Sikap a. Di dalam penyajian ada keterkaitan antara penari, pemusik dan juga penata tari. b. Ketiga komponen itu merupakan satu kesatuan. c. Identifikasikan sikap apa yang perlu dimiliki oleh ketiga profesi tersebut! d. Berilah tanda ceklist pada kolom yang telah disediakan! e. Berilah ulasan terhadap ceklist pada kolom yang telah disediakan! 204 Bab 14 - Buku Siswa Buku Guru 111

118 Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Guru mengembangkan alat evaluasi sesuai dengan kebutuhan pokok bahasan. Prinsip evaluasi mencakup tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pada pembelajaran seni tari hindari evaluasi dengan pilihan ganda. Guru dapat mengembangkan evaluasi pengetahuan dengan model isian atau uraian. dari Pemerintah Daerah Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan. Di Sidrap, suami ibu Nani, Andi Sapada Mappangile (almarhum), pernah menjadi bupati di awal 1960-an sehingga di sana memang ibu Nani membina kesenian daerah. Pada ia menulis delapan buku tentang kesenian dan kebudayaan empat etnis di Sulawesi Selatan. Pernah diundang ke Inggris dan Belanda tahun 1991 untuk memberi ceramah tentang kostum tari dari Sulawesi Selatan. Ia juga pernah memberi ceramah pada Lembaga Kebudayaan Indonesia di Moskwa tahun 1996 serta membuat VCD tari empat kelompok etnis di Sulawesi Selatan tahun (Sumber: Wikipedia dan berbagai sumber media) C. Uji Kompetensi 1. Pengetahuan a. Kalian telah melakukan praktik tari tradisi dengan menggunakan rebana dan selendang. b. Sekarang isilah identitas kalian pada lembar kerja siswa sesuai dengan kolom yang telah disediakan. c. Isilah kolom lembar kerja peserta didik sesuai dengan kolom yang tersedia. d. Identifikasikan nama tarian yang menggunakan properti rebana dan selendang. 203 Bab 14 - Buku Siswa 112

119 Pengayaan Pembelajaran Pengayaan dapat diberikan kepada siswa. Pengayaan materi diberikan secara horizontal yaitu lebih memperdalam dan memperluas pengetahuan serta keterampilan. Guru dapat mencari materi pengayaan dari media dan sumber belajar lain. Guru juga dapat meminta siswa untuk mencari materi pengayaan sesuai dengan topik dan materi yang dipelajari. Di bawah ini merupakan pengayaan untuk guru tetapi dapat pula diberikan kepada siswa berdasarkan dari materi ini. Ekspresi dalam tari Tari merupakan bahasa gerak yang ingin dikomunikasi kepada se tiap orang. Sebagai salah satu bentuk bahasa, maka ekspresi penyampai menjadi kunci keberhasilan pesan bisa dimengerti oleh orang lain. Pelaku tari dalam menyampaikan pesan tidak hanya melalui eks presi bahasa gerak, tetapi juga ekspresi muka. Dengan demikian antara ekspresi gerak, musik, keindahan, dan eskpresi muka merupakan satu kesatuan totalitas yang harus dimiliki oleh seorang pelaku tari. Suryobrongto menyatakan bahwa ekspresi muka harus seimbang dengan ekspresi gerakannya. Keduanya harus diatur oleh jiwa. Jiwalah yang akan menentukan intensiteit dari eskpresi itu. Tanpa pengisian jiwa, tari akan kurang hidup, kosong, tanpa diepte, dangkal, tidak bergaya ( stijloos ) dan tanpa karakter (karakterloos). Jadi seorang pelaku tari tidak hanya mampu melakukan gerak semata, tetapi juga dibutuhkan olah keterampilan menjiwai gerak. Penjiwaan pun harus datang dari dalam dirinya sendiri, bukan karena paksaan. Dengan demikian tari akan tampak hidup dan menyatu dengan dengan pelakunya. Untuk mencapai tingkatan penjiwaan yang dalam, tentu membutuhkan keterampilan interpersonal memadai. Seseorang yang mempunyai kemampuan interpersonal memadai akan menjadi pelaku tari yang baik. Sebab, seperti dikatakan Edi Sedyawati bahwa rasa indah yang dihayati tidak semata-mata tumbuh Buku Guru 113

120 dari hubungan kepatutan antara bentuk dan per watakan. Namun, rasa indah yang dihayati juga dari kekuatan ragam gerak sebagai perwujudan citra-citra abstrak. Seorang pelaku tari perlu melakukan latihan-latihan penghayatan sehingga mampu menampilkan perwatakan tari dengan baik. Tari tidak hanya hadir dalam bentuk citra abstrak semata, tetapi mempunyai daya hidup dan makna yang disampaikan dapat diterima oleh orang lain dengan baik. Dari penjelasan di atas, kekuatan ekspresi seseorang mempunyai peran penting dalam tari. Pelaku tari harus memiliki kemampuan meng olah jiwa untuk dileburkan dalam tari, lalu di ekspresikan melalui bahasa gerak, dan mampu melakukan perubahan ekspresi muka. Untuk memiliki itu semua dibutuhkan kecerdasan interpersonal yang memadai. Hanya orang-orang yang memiliki kecerdasan interpersonal baik, maka akan mampu berkomunikasi secara baik dengan orang lain, menunjukkan sikap ekspresif dengan sekelilingnya. Kemampuan ini dapat dicapai dengan mengembangkan desain pembelajaran tari kreatif yang komprehensif. Artinya, pembelajaran tari tidak saja mengembangkan kemampuan eks presi wajah tanpa makna, tetapi mengembangkan emosional yang datang dari dalam dirinya sendiri. Dengan mengembangkan kemampuan kecerdasan interpersonal dengan baik, maka sekaligus mengembangkan kecerdasan intra personal pula. 114

121 E. Seni Teater Informasi untuk Guru Guru dapat menjelaskan kepada siswa materi pem belajar an yang akan diberikan sesuai dengan Bab 7 tentang mengenal seni peran teater tradisional khususnya teknik dasar pantomim. Guru dapat menjelaskan tujuan pembelajaran sehingga siswa mengetahui kompetensi yang akan dicapai dan dikuasai. Berdasarkan peta kompetensi pembelajaran, guru dapat menginformasikan kepada siswa bahan dan media yang dibutuhkan sehingga dapat dipersiapkan secara baik dan benar. Guru perlu secara teliti membaca peta konsep sehingga dapat mengembangkan materi sesuai dengan kekayaan seni daerah setempat. Peta konsep pem belajaran ini membantu guru mencapai kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa pada satu KD tertentu. Bab 7 Teknik Dasar Pantomim Peta Kompetensi Pembelajaran Pantomim Tunggal Teknik Dasar Pantomim Pantomim Berpasangan Pantomim Kelompok Setelah mempelajari Bab 7, siswa diharapkan mampu: 1. Mengidentifikasi berbagai teknik dasar pantomim. 2. Mendeskripsikan teknik dasar pantomim. 3. Melakukan latihan teknik dasar pantomim. 4. Mengasosiasi pantomim berdasarkan teknik olah tubuh dengan. sikap dan kehidupan sosial budaya di masyarakat. 5. Mengomunikasikan pantomim dalam sebuah pertunjukan. Bab 7 - Buku Siswa Buku Guru 115

122 Proses Pembelajaran Setelah guru menjelaskan alur pembelajaran dan tujuan yang hendak di capai, maka langkah guru selanjutnya adalah menjelaskan materi pembelajaran. Guru dapat menjelaskan tentang karakteristik teater tradisional. Guru dapat menjelas kan tentang olah tubuh, olah rasa, dan olah suara. Pada proses pembelajaran ini guru dapat mengikuti langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, seperti berikut. a) Siswa dapat melakukan pengamatan tentang akting melalui membaca buku/literatur, melihat pertunjukan atau melihat gambar orang yang sedang berakting dan berekspresi. Pada kegiatan ini guru dapat memberi motivasi sehingga timbul rasa keingintahuan tentang pantomim. b) Siswa setelah melakukan pengamatan dapat bereksplorasi dengan melakukan olah tubuh, olah rasa, dan olah suara. Ketiga olah tersebut pada hakikatnya merupakan satu kesatuan utuh. Pada proses eksplorasi siswa dapat melakukan teknik dasar pantomim seperti yang tertera pada buku siswa. Amati gambar berikut dengan saksama! 1. Apakah kamu pernah melihat pertunjukan pantomim? 2. Apakah kamu pernah bermain pantomim? 3. Bagaimana kira-kira gayamu, jika kamu bermain pantomim? 4. Bagaimana kesanmu dengan melihat gambar pertunjukan pantomim berikut? c) Siswa dapat mengo muni kasi olah tubuh, olah suara, dan olah rasa baik secara per seorangan maupun kelompok. Sumber: http/: Gambar 7.1 latihan pementasan pantomim kelompok Kamu dapat mengamati pertunjukan pantomim dari sumber lain seperti internet, menonton pertunjukan melalui VCD, dan sumber belajar lainnya. Setelah mengamati pertunjukan pantomim dari sumber lain seperti internet, VCD, dan, sumber belajar lainnya, kamu dapat melakukan diskusi dengan teman. 1. Bentuklah kelompok diskusi 2 sampai 4 orang. 2. Pilihlah seorang moderator dan seorang sekretaris untuk mencatat hasil diskusi. 3. Untuk memudahkan mencatat hasil diskusi gunakanlah tabel yang tersedia, kamu dapat menambahkan kolom sesuai dengan kebutuhan. Format Diskusi Hasil Pengamatan Pertunjukan Pantomim Nama anggota :... Judul pertunjukan pantomim yang diamati :... Hari/tanggal pengamatan :... No Aspek yang diamati Hasil Pengamatan 1. Gerakan 2. Rias dan Kostum 3. Ekspresi Setelah kamu berdiskusi berdasarkan hasil mengamati pertunjukan pantomim dari berbagai sumber bacalah konsep teknik dasar pantomim. 99 Bab 7 - Buku Siswa 116

123 Pada pembelajaran ini, guru dapat menjelaskan tentang keunikan seni peran teater tradisional. Langkah pembelajaran dapat dimulai dengan melakukan pengamatan melalui berbagai media dan sumber tentang keunikan seni peran. Guru sebaiknya menggunakan tayangan video karena ekspresi mimik dapat teramati dengan jelas demikian juga dengan bahasa tubuh lainnya. Guru dapat membimbing siswa untuk me lakukan eksplorasi terhadap tokoh dan karakter melalui naskah yang dibaca. Siswa juga dapat mengomunikasikan melalui penampilan kelompok kecil mengekspresikan lakon naskah pendek atau melalui pantomim. A. Pengertian Pantomim Pantomim adalah pertunjukan teater tanpa kata-kata yang dimainkan dengan gerak dan ekspresi wajah biasanya diiringi musik. Pantomim merupakan seni pertunjukan yang penampilannya lebih mengandalkan pada gerak-gerik tubuh dan ekspresi wajah. Pantomim dalam bahasa Latin: pantomimus, artinya meniru segala sesuatu, merupakan suatu pertunjukan teater yang menggunakan tubuh, dalam bentuk ekspresi wajah atau gerak tubuh, sebagai dialog. Bicara mengenai pantomim tidak bisa lepas dari satu nama yaitu Charles Spencer Chaplin atau Charlie Chaplin ( ). Chaplin tokoh pantomim yang terkenal dari Amerika yang mempopulerkan pantomim lewat film bisunya. Dengan gerak-gerik, riasan wajah, kostum dan karakter lucu tokoh Chaplin menjadi inspirasi dan acuan para pemain pantomim dalam melakukan penampilan pantomim. Kekuatan utama dari gerak-gerak pantomim adalah gerakan imajinatif atau gerak peniruan. Seolah-olah sedang memegang benda meskipun bendanya tidak ada, seolah-olah ada di suatu tempat yang rame meski pun sedang sendiri. Gerakan-gerak an yang menggambarkan suatu peristiwa harus diyakini benar seolah-olah peristiwanya nyata. Pertunju kan pantomim biasa nya ber sifat lucu, humoris, dan menghibur, juga gerakannya komikal Sumber: Gambar 7.2 Charlie Chaplin, salah seorang tokoh pantomim yang populer pada tahun 70-an. yaitu gerakan lucu. Gerakan-gerakan yang ditampilkan merupakan hasil dari Sumber: peng olahan gerak yang distilir atau digayakan. Perpaduan antara gerak-gerik Gambar 7.3 Cuplikan adegan pantomim Charlie Chaplin. tubuh yang menarik juga ekspresi wajah yang yang berkarakter akan membuat pantomim menjadi sajian tontonan yang bagus. Jadi kalau kalian menampilkan pertunjukan pantomim harus menguasai teknik pengolahan tubuh dan ekspresi terlebih dahulu. 100 Bab 7 - Buku Siswa Buku Guru 117

124 Pengayaan Pembelajaran Pengayaan dapat diberikan kepada siswa. Pengayaan materi diberikan secara horizontal yaitu lebih memperdalam dan memperluas pengetahuan serta keterampilan. Guru dapat mencari materi pengayaan dari media dan sumber belajar lain. Guru juga dapat meminta siswa untuk mencari materi pengayaan sesuai dengan topik dan materi yang dipelajari. Interaksi dengan Orang Tua Guru dapat melakukan interaksi dengan orang tua. Interaksi dapat dilakukan dengan komunikasi misalnya melalui telepon, media sosial, kunjungan ke rumah. Guru juga dapat melakukan interaksi melalui lembar kerja siswa yang harus ditanda tangani oleh orang tua siswa baik untuk aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Melalui interaksi ini orang tua dapat mengetahui perkembangan baik mental, sosial, dan intelektual putraputrinya. C. Evaluasi 1. Jelaskan pengertian pantomim! 2. Siapakah tokoh pantomim yang mempopulerkan pantomim lewat film bisu? 3. Lakukanlah bentuk pantomim perorangan dengan tema cuaca! 4. Lakukanlah bentuk pantomim berdua dengan tema persahabatan! 5. Lakukanlah bentuk pantomim kelompok dengan tema kebersamaan! D. Rangkuman Hal utama yang harus diperhatikan dalam bermain pantomim adalah menampilkan kemampuan dalam mengolah gerak-gerak yang kreatif dan ekspresi wajah, Dengan latihan sungguh-sungguh pantomim dapat menjadi pertunjukan menarik yang bisa diapresiasi oleh penonton. E. Refleksi Tuhan telah menciptakan manusia dengan segala kelebihannya. Kita harus dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Gerak tubuh yang diolah dengan kreativitas akan mewujudkan sebuah karya seni teater gerak yang dinamakan pantomim. 107 Bab 7 - Buku Siswa 118

125 Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Guru dapat mengembangkan evaluasi pembelajaran sesuai dengan topik dan pokok bahasan. Evaluasi pembelajaran yang dikembangkan dapat berupa tes dan nontes. Tes dapat berupa uraian, isian, atau pilihan ganda. Nontes dapat berupa lembar kerja, kuesioner, proyek, dan sejenisnya. Guru juga harus mengembangkan rubrik penilaian se suai dengan materi yang di ajar kan. Guru se baik nya melakukan eva lu asi berdasarkan karya siswa baik berupa penampilan atau pameran maupun produk. Untuk me ni lai karya siswa, guru dapat menggunakan rubrik. Guru sebaiknya mengembangkan rubrik pe nilaian sen diri se hingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran di sekolah. Jika guru meng alami kesulitan dalam mengembangkan rubrik dapat memodifikasi rubrik yang sudah ada. C. Evaluasi 1. Jelaskan pengertian pantomim! 2. Siapakah tokoh pantomim yang mempopulerkan pantomim lewat film bisu? 3. Lakukanlah bentuk pantomim perorangan dengan tema cuaca! 4. Lakukanlah bentuk pantomim berdua dengan tema persahabatan! 5. Lakukanlah bentuk pantomim kelompok dengan tema kebersamaan! D. Rangkuman Hal utama yang harus diperhatikan dalam bermain pantomim adalah menampilkan kemampuan dalam mengolah gerak-gerak yang kreatif dan ekspresi wajah, Dengan latihan sungguh-sungguh pantomim dapat menjadi pertunjukan menarik yang bisa diapresiasi oleh penonton. E. Refleksi Tuhan telah menciptakan manusia dengan segala kelebihannya. Kita harus dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Gerak tubuh yang diolah dengan kreativitas akan mewujudkan sebuah karya seni teater gerak yang dinamakan pantomim. 107 Bab 7 - Buku Siswa Buku Guru 119

126 Informasi untuk Guru Guru menjelaskan kepada siswa tentang materi pembelajaran yang akan diberikan sesuai dengan Bab 8 tentang merencanakan pementasan teater dengan menyusun naskah pantomim. Guru dapat menjelaskan tujuan pembelajaran sehingga siswa mengetahui kompetensi yang akan dicapai dan dikuasai. Guru berdasarkan peta kompetensi pembelajaran dapat menginformasikan kepada siswa bahan dan media yang dibutuhkan sehingga dapat dipersiapkan secara baik dan benar. Bab 8 Menyusun Naskah Pantomim Peta Kompetensi Pembelajaran Keunikan dan Ciri Khas Pantomim Menyusun Naskah Pantomim Sumber Cerita Pantomim Bentuk-bentuk Imaji Pantomim Setelah mempelajari Bab 8, siswa diharapkan mampu: 1. Mengidentifikasi keunikan dan ciri khas pantomim. 2. Mengidentifikasi sumber cerita pantomim. 3. Mengidentifikasi bentuk-bentuk imaji dalam pantomim. 4. Menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam berlatih pantomim. 5. Menunjukkan sikap disiplin dalam berlatih pantomim. 6. Membuat alur cerita pantomim. 7. Mengomunikasikan adegan-adegan pantomim. Bab 8 - Buku Siswa 120

127 Proses Pembelajaran Setelah menjelaskan alur pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai, maka langkah guru selanjutnya adalah menjelaskan materi. Guru menjelaskan tentang perencanaan pada pementasan teater. Guru dapat menjelaskan kebutuhan yang diperlukan untuk pementasan pantomim. Tata lampu, tata panggung, tata rias, dan busana merupakan kebutuhan yang harus dipersiapkan pada pementasan pantomim. Pada proses pembelajaran ini guru dapat mengikuti langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, seperti berikut. a. Siswa dapat mela ku kan eksplorasi tentang tata rias dan busana, tata panggung, dan mung kin tata lampu sesuai dengan konsep pantomim yang akan d ip e n t a s k a n. P a d a proses eksplorasi siswa dapat melakukan perencanaan pementasan pantomim seperti yang tertera pada buku siswa. b. Siswa dapat mengomunikasi hasil kerja dalam perencanaan pementasan teater melalui lisan dan tulisan. Amatilah gambar di bawah dengan saksama! Apa kesan yang ditimbulkan pada gambar tersebut? Sumber: ( Kamu dapat mengamati pertunjukan pantomim dari sumber lain seperti internet, menonton pertunjukan melalui VCD, dan sumber belajar lainnya. Aktifitas Menanyakan 1. Bentuklah kelompok diskusi 2 sampai 4 orang. 2. Pilihlah seorang moderator dan seorang sekretaris untuk mencatat hasil diskusi. 3. Untuk memudahkan mencatat hasil diskusi gunakanlah tabel yang tersedia, kamu dapat menambahkan kolom sesuai dengan kebutuhan 111 Bab 8 - Buku Siswa Buku Guru 121

128 Perencanaan dalam rancangan pementasan teater merupakan hal penting. Setiap latar cerita memerlukan arena berbeda. Pada pembelajaran ini siswa secara berkelompok dapat melakukan identifikasi melalui eks plorasi berdasarkan naskah yang akan ditampilkan. Contoh Naskah Pantomim BOLA BASKET Septian Dwi Cahyo Sinopsis Seorang pemain basket sedang bersiap-siap menuju lapangan basket, dengan memainkan bola basket (imajiner) ditangannya seperti pemain basket profesional. Imajinasikan bola dipantulkan ke tanah berulang ulang sampai diputar di ujung jari telunjuknya dan bola berputar. Kemudian, bola diputar terus sehingga bola tetap bertahan di jari telunjuk lalu tersenyum kepada penonton sedikit sombong. Ada orang (imajiner) yang mengajak salaman, si olahragawan memindahkan bola dari telunjuk tangan kanan ke tangan kiri lalu bersalaman dengan orang tadi, bahkan ngobrol tetap saja bola berputar di telunjuknya. Setelah itu, orang tadi pergi lalu si olahragawan meneruskan menuju lapangan basket bola tetap berputar di telunjuk nya. Dia naik ojek, bayar ojek sampai beli makanan tetap bola berputar. Sampai dilapangan basket dia bertemu teman-temannya dan begitu mau mulai pertandingan si olahragawan akan mengambil bola basket dari telunjuknya. Ternyata, bola tidak ada atau hilang. Dia cari di sekelilingnya tidak ada. Kemudian, dia mencoba untuk mengingat sambil meng ulang kembali kejadian yang tadi dia lewati, beli makanan, naik ojek lagi sampai keluar panggung. Selesai. 116 Bab 8 - Buku Siswa 122

129 Properti pada pementasan teater memiliki peran penting. Setiap adegan tentu memerlukan properti sesuai dengan suasana cerita yang dibangun. Siswa secara berkelompok dapat membuat properti sesuai dengan kebutuhan pementasan pantomim. Pada pembelajaran ini guru bersama dengan siswa dapat mengembangkan properti melalui eksplorasi sesuai dengan naskah cerita yang akan ditampilkan. Siswa juga dapat mengomunikasikan dalam bentuk karya properti. 1) Aktivitas manusia dari mulai bangun pagi, mandi, sarapan, kegiatan di dapur, di sekolah, di jalan raya, sampai kegiatan makan malam, tidur, dan men jelang pagi. 2) Aktivitas berpetualang ke hutan, pantai, gunung atau lautan, dengan seolah-olah membawa banyak peralatan. 3) Aktivitas yang berhubungan dengan situasi alam seperti hujan, badai, panas, dan menggigil. 4) Aktivitas manusia berurusan dengan perabotan dan peralatan mesin, misalnya mengendarai kendaraan bermotor, mesin pemotong rumput, mesin jahit, pisau, dan gunting. Yang terpenting dalam pengembangan cerita pantomim adalah mengembangkan ilusi dan imaji na si. Ilusi arti nya meyakini apa yang kita lakukan itu seperti sebenarnya dan benda yang kita pegang atau mainkan seolah-olah ada. Berikut ini ada bebe rapa contoh adegan pantomim dengan berbagai situasi yang bisa juga kalian mainkan. (Sumber: Kemdikbud) Gambar 8.1 Latihan ekspresi wajah dan gerakan menirukan seseorang yang sedang memegang sesuatu, baik itu benda keras, lunak, halus, besar atau kecil 114 Bab 8 - Buku Siswa Buku Guru 123

130 Musik pengiring pada teater memiliki fungsi sangat strategis karena dapat membangun suasana sesuai dengan isi cerita. Siswa bersama dengan guru dapat mengembangkan musik iringan baik melalui musik hidup maupun editing dari berbagai kaset yang ada. Siswa dapat melakukan eksplorasi semua jenis musik untuk dapat dijadikan sebagai musik iringan. Siswa juga mengomunikasi baik secara perseorangan maupun kelompok dalam bentuk penyajian repertoar musik iringan teater. Siswa juga dapat mengembangkan kostum tokoh dan karakter sesuai dengan naskah yang dibuat. Kostum dapat dibuat sendiri atau menggabungkan kostum yang sudah ada. Pengembangan kreativitas siswa diperlukan pada pembelajaran ini. (Sumber: Kemdikbud) Gambar 8.2 Latihan ekspresi wajah dan gerakan menirukan seseorang yang sedang menggenggam sesuatu, baik itu benda keras, lunak, halus, besar atau kecil (Sumber: Kemdikbud) Gambar 8.4 Latihan ekspresi wajah dan gerakan menirukan seseorang yang sedang mendorong roda, gerobak atau benda lainnya (Sumber: Kemdikbud) Gambar 8.5 Latihan ekspresi wajah dan gerakan menirukan seseorang yang sedang menggunakan payung dalam suasana panas, hujan, atau kena angin 115 Bab 8 - Buku Siswa 124

131 Pengayaan Pembelajaran Pengayaan dapat diberikan kepada siswa. Pengayaan materi diberikan secara horizontal untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan serta keterampilan. Guru dapat mencari materi pengayaan dari media dan sumber belajar lain. Guru juga dapat meminta siswa untuk mencari materi pengayaan sesuai dengan topik dan materi yang dipelajari. Mengenal Tokoh Teguh Srimulat (dok.wikipedia) Kartolo Tokoh Ludruk (dok. indonesiaindonesia.com) Tokoh teater tradisional di Indo nesia sangat banyak sekali. Setiap kelompok teater melahirkan banyak tokoh. Teguh Srimulat merupakan salah satu legenda dari teater Sandiwara dari Jawa Timur dengan nama Srimulat. Kelompok ini hingga saat sekarang masih tetap eksis mengembangkan lelucon lewat pertunjukan teater yang bersumber dari teater Ludruk. Kartolo, lahir di Pasuruan, Jawa Timur, lahir pada tanggal 2 Juli 1947 adalah pelawak dan pemain ludruk. Kartolo sudah aktif dalam dunia seni ludruk semenjak era tahun 1960an. Ia mendirikan grup ludruk Kartolo CS. Ia meniti karier di beberapa grup Ludruk. Ia pernah bergabung dengan ludruk Dwikora milik Zeni Tempur V Lawang, Malang, dan ludruk Marinir Gajah Mada Surabaya. Selanjutnya ia mendirikan grup ludruk Kartolo CS. Sebelum membentuk lawak ludruk, Kartolo bergabung dengan ludruk RRI Surabaya, bersama seniman ternama lainnya seperti Markuat, Kancil, dan Munali Fatah. Sumber: Wikipedia dan berbagai sumber media. Buku Guru 125

132 Interaksi dengan Orang Tua Guru melakukan interaksi dengan orang tua. Interaksi dapat dilakukan dengan komunikasi misalnya melalui telepon, media sosial, dan kunjungan ke rumah. Guru dapat melakukan interaksi melalui lembar kerja siswa yang harus ditandatangani oleh orang tua siswa baik untuk aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Melalui interaksi ini orang tua dapat mengetahui perkembangan baik mental, sosial, dan intelektual putra-putrinya. D. Evaluasi 1. Buatlah konsep rias untuk pertunjukan pantomim yang akan kalian mainkan. 2. Buatlah konsep kostum untuk pertunjukan pantomim yang akan kalian mainkan. 3. Buatlah konsep cerita atau peristiwa untuk pertunjukan pantomim yang akan kalian mainkan. 4. Buatlah konsep adegan untuk pertunjukan pantomim yang akan kalian mainkan. E. Rangkuman Pertunjukan pantomim akan berhasil kalau direncanakan dengan baik. Proses perencanaan diawali dengan membuat konsep seperti naskah pada pementasan drama. Naskah atau konsep untuk pemetasan pantomim bisa berupa susunan peristiwa-peristiwa yang menurut kalian menarik untuk dipertunjukan dalam sebuah pantomim karena memiliki kejutan, peluang gerak yang unik dan humor. F. Refleksi Merencanakan sesuatu dengan baik akan memperoleh hasil yang baik. Biasakan sebelum melakukan apapun kalian harus direncanakan baik secara tidak tertulis atau tertulis. Seperti pepatah mengatakan lakukan apa yang telah kamu tuliskan dan tuliskan apa yang kamu lakukan. 119 Bab 14 - Buku Siswa 126

133 Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Guru mengembangkan evaluasi pembelajaran sesuai dengan topik dan pokok bahasan. Evaluasi pembelajaran yang dikembangkan dapat berupa tes dan nontes. Tes dapat berupa uraian, isian, atau pilihan ganda. Nontes dapat be ru pa lembar kerja, kuesioner, proyek, dan sejenisnya. Guru juga harus mengem bangkan rubrik peni lai an sesuai dengan materi yang diajarkan. D. Evaluasi 1. Buatlah konsep rias untuk pertunjukan pantomim yang akan kalian mainkan. 2. Buatlah konsep kostum untuk pertunjukan pantomim yang akan kalian mainkan. 3. Buatlah konsep cerita atau peristiwa untuk pertunjukan pantomim yang akan kalian mainkan. 4. Buatlah konsep adegan untuk pertunjukan pantomim yang akan kalian mainkan. E. Rangkuman Pertunjukan pantomim akan berhasil kalau direncanakan dengan baik. Proses perencanaan diawali dengan membuat konsep seperti naskah pada pementasan drama. Naskah atau konsep untuk pemetasan pantomim bisa berupa susunan peristiwa-peristiwa yang menurut kalian menarik untuk dipertunjukan dalam sebuah pantomim karena memiliki kejutan, peluang gerak yang unik dan humor. F. Refleksi Merencanakan sesuatu dengan baik akan memperoleh hasil yang baik. Biasakan sebelum melakukan apapun kalian harus direncanakan baik secara tidak tertulis atau tertulis. Seperti pepatah mengatakan lakukan apa yang telah kamu tuliskan dan tuliskan apa yang kamu lakukan. 119 Bab 15 - Buku Siswa Buku Guru 127

134 Informasi untuk Guru Guru dapat menjelaskan kepada siswa tentang materi pembelajaran yang akan diberikan sesuai dengan Bab 15 tentang merancang pementasan pantomim. Guru dapat menjelaskan tujuan pembelajaran sehingga siswa mengetahui kompetensi yang akan dicapai dan dikuasai. Berdasarkan peta kompetensi pembelajaran, guru dapat menginformasikan kepada siswa bahan dan media yang dibutuhkan pada pembelajaran bab ini. siswa dapat mempersiapkan alat dan bahan secara baik dan benar. Guru perlu secara teliti membaca peta kompetensi pembelajaran sehingga dapat mengembangkan materi sesuai dengan kekayaan seni daerah setempat. Peta kompetensi pembelajaran ini membantu guru mencapai kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa pada satu KD tertentu. Bab 15 Merancang Pementasan Pantomim Peta Kompetensi Pembelajaran Menentukan Bentuk Pementasan Merancang Pementasan Pantomim Membuat Rancangan Arena Membuat Rancangan Properti dan Kostum Pada pelajaran Bab 15, peserta didik diharapkan dapat mengapresiasi dan berekspresi pantomim yaitu : 1. Mengidentifikasi bentuk pementasan pantomim. 2. Menidentitifikasikan rancangan panggung pertunjukan pantomim. 3. Membuat rancangan properti pementasan pantomim. 4. Menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam merancangan pantomim. 5. Menunjukkan sikap disiplim dalam membentuk rancangan properti pantomim. 6. Mengkomunikasikan rancangan pementasan pantomim. Bab 15 - Buku Siswa 128

135 Proses Pembelajaran Guru setelah menjelaskan alur pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai maka langkah selanjutnya adalah menjelaskan materi. Guru dapat menjelaskan tentang konsep dan bentuk teater tradisional. Setiap daerah memiliki konsep dan bentuk pementasan pantomim yang berbeda-beda. Untuk itu sebaik nya guru memberikan contoh pertunjukan pantomim konsep dan bentuk pementasan pantomim daerah setempat. Pada proses pembelajaran ini guru dapat mengikuti langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, seperti berikut. a. Siswa dapat melakukan pengamatan melalui media dan sumber belajar tentang konsep bentuk pementasan pantomim. Pe ngamat an sebaiknya dilakuk an melalui tayangan video sehingga konsep dan bentuk tampak jelas terlihat. Pada pengamatan ini guru dapat memberikan motivasi sehingga dapat menumbuhkan minat dan rasa ingin tahu siswa tentang konsep dan bentuk teater tradisional. b. Siswa dapat melakukan eksplorasi cerita yang berkembang di daerah setempat atau mencari ide-ide baru sebagai teman dalam me nyusun nas kah teater. Guru dapat mem bimbing siswa dalam melakukan iden tifikasi setting dan latar cerita ber dasarkan konsep dan bentuk pementasan pantomim. c. Siswa dapat mengomunikasi hasil pengamatan dalam bentuk tulisan. Penulisan tentang konsep dan bentuk pantomim dapat di lakukan secara ber kelompok mau pun perseorangan. Amatilah gambar di bawah dengan saksama! Apakah penting tata rias dan tara busana dalam pementasan pantomim? Bagaimana bentuk pemanggungan pantomim? Amatilah pementasan pantomim pada foto di bawah ini! Bagaimanakah suasana pementasan pantomim tersebut? (Sumber : http//:bali.tribunnews.com) Gambar 15.1 pementasan pantomim Bab 15 - Buku Siswa (Sumber : http//:diansaztra.blogspot.co.id) Gambar 15.3 pementasan pantomim (Sumber : http//:carajuki.com) Gambar 15.2 pementasan pantomim Pertunjukan akan sukses dengan baik apabila dirancang dengan sebaik-baiknya. Nah pada bab 15 ini, kita akan belajar merancang pementasan pantomim. Aktivitas Mengamati Kalian dapat melakukan aktivitas pengamatan. Selain melihat foto kalian juga dapat melihat pertunjukan baik secara langsung maupun melalui video atau sumber belajar lain. 211 Buku Guru 129

136 Pada pembelajaran ini guru bersama siswa dapat melakukan identifikasi melalui aktivitas menanya, mengeksplorasi tentang sumber cerita teater tradisional daerah setempat. Guru dapat membagi siswa dalam kelompok kecil. Setelah siswa melakukan identifikasi, lalu melakukan verifikasi terhadap naskah pantomim yang berkembang di daerah setempat. Siswa dapat mengomunikasi dalam bentuk portofolio kerja kelompok. Format Diskusi Hasil Pengamatan Nama Siswa :... NIS :... Hari/Tanggal Pengamatan :... No Aspek yang diamati Uraian Hasil Pengamatan Aktivitas 1. Bentuklah kelompok diskusi 2 sampai 4 orang. 2. Pilihlah seorang moderator dan seorang sekretaris untuk mencatat hasil diskusi. 3. Untuk memudahkan mencatat hasil diskusi, gunakanlah tabel di atas. Kamu dapat menambahkan kolom sesuai dengan kebutuhan. Aktivitas Setelah kamu berdiskusi berdasarkan hasil mengamati pantomim, kamu dapat memperkaya dengan mencari materi dari sumber belajar lainnya. A. Perancangan Pementasan Pantomim Untuk menghasilkan pertunjukan pantomim yang menarik, kamu harus mencari tema-tema yang unik. Tema adalah ide cerita. Tema bisa kamu dapatkan dari kehidupan sehari-hari. Banyak tema yang menarik untuk ditampilkan berupa gerak-gerak pantomim seperti: kerja bakti, beres-beres rumah, berwisata, main balon, bermain dengan binatang peliharaan dan lain-lain B. Rancangan rias Penggunaan rias pada pantomim memang cukup khas yaitu menggunakan bedak putih yang menutupi seluruh wajah dengan tambahan garis-garis hitam dari sifat alis untuk menegaskan di bagian mata, bibir, dan hidung. Kamu juga bisa menambahkan penggunaaan alat rias lain contohnya lipstik, pemerah pipi, dan pensil alis. 212 Bab 15 - Buku Siswa 130

137 Guru dapat menyediakan beberapa naskah pantomim dengan beberapa tema untuk dibaca oleh siswa. Kelompokkan siswa sesuai dengan tokoh yang ada di dalam naskah. Berikan kebebasan kepada siswa untuk melakukan interpretasi terhadap naskah. Interpretasi merupakan salah satu kekuatan dari pementasan sebuah naskah. Berikan ruang kepada siswa untuk melakukan eksplorasi terhadap tokoh dan karakater sesuai dengan naskah. Siswa dapat mengomunikasikan melalui pembacaan naskah sesuai dengan tokoh dan karakternya. (Sumber: Kemdikbud, 2014) Gambar 15.4 Alat tata rias yang biasa digunakan buat rias pantomim Sumber: Kemdikbud, 2014 Gambar 15.5 Tata rias pantomim, memakai bedak dasar putih Sumber: Kemdikbud, 2014 Gambar 15.6 Tata rias pantomim, memakai bedak putih dan penggunaan sifat alis Seorang seniman pantomim bisa langsung dikenali dari riasan berupa cat berwarna putih di seluruh bagian wajah (tetapi tidak di lehernya), celak berwarna hitam tebal dengan bentuk seperti air mata yang mengalir disekitar tengah tulang pipi, alis mata berwarna gelap, dan lipstik hitam atau merah gelap. Anda juga mungkin bisa menambahkan rona pipi untuk membuat riasan pantomim feminim yang ceria. Sumber: Kemdikbud, 2014 Gambar 15.7 Tata rias pantomim, memakai lipstick pemerah bibir Sumber: Kemdikbud, 2014 Gambar 15.8 Tata rias pantomim, memakai lipstik pemerah bibir dan kelopak mata Sumber: Kemdikbud, 2014 Gambar 15.9 Tata rias wajah pantomim 213 Bab 15 - Buku Siswa Buku Guru 131

138 Pengayaan Pembelajaran Pengayaan dapat diberikan kepada siswa. Pengayaan materi diberikan secara horizontal untuk memperdalam, memperluas pengetahuan, dan keterampilan. Guru dapat mencari materi pengayaan dari media dan sumber belajar lain. Guru juga dapat meminta siswa untuk mencari materi pengayaan sesuai dengan topik dan materi yang dipelajari. Interaksi dengan Orang Tua Guru dapat melakukan interaksi dengan orang tua. Interaksi dapat dilakukan dengan komunikasi misalnya melalui telepon, media sosial, dan kunjungan ke rumah. Guru juga dapat melakukan interaksi melalui lembar kerja siswa yang harus ditanda tangani oleh orang tua baik untuk aspek penge tahuan, sikap, maupun kete ram pilan. Melalui interaksi ini orang tua dapat mengetahui per kembangan baik mental, sosial, dan intel e ktual putra-putrinya. H. Refleksi Kunci sukses menumbuhkan kreativitas dalam merancang sebuah pementasan pantomim. adalah apresiasi. Dengan berapresiasi kalian dapat secara langsung melihat dan mengamati unsur-unsur pendukung sebuah pementasan pantomim, yang akhirnya bisa memberi inspirasi bagi kalian dalam membuat sebuah pertunjukan teater. Juga yang paling penting dalam proses berapresiasi kalian dapat lebih menghargai hasil karya orang lain. 216 Bab 15 - Buku Siswa 132

139 Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Guru dapat mengembangkan evaluasi pembelajaran sesuai dengan topik dan pokok bahasan. Evaluasi pembelajaran yang dikembangkan dapat berupa tes dan non- tes. Tes dapat berupa uraian, isian, atau pilihan ganda. Non-tes dapat berupa lembar kerja, kuesioner, proyek, dan sejenisnya. Guru juga harus mengembangkan rubrik penilaian sesuai dengan materi yang diajarkan. Sebaiknya guru melakukan evaluasi berdasarkan karya siswa baik berupa penampilan atau pameran maupun produk. Untuk menilai karya siswa, guru dapat menggunakan rubrik. Guru menggembangkan rubrik penilaian sendiri sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran di sekolah. Jika guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan rubrik dapat memodifikasi rubrik yang sudah ada. E. Membuat Rancangan Properti Buat rancangan peralatan yang dibutuhkan di atas panggung (property) dan latar belakang panggung (setting) secara efektif dan efesien artinya properti dan setting yang dibuat sesuai dengan tuntutan pertunjukan, serta fungsi nya yang jelas. Tidak kurang ataupun tidak berlebihan dan tentunya harus membuat nyaman para pemain dan menarik bagi penonton. Sumber: Kemdikbud, 2014 Gambar Pementasan pantomim dengan properti kursi F. Evaluasi 1. Jelaskan bagaimana proses perancangan pementasan pantomim? 2. Bagaimana merancang properti untuk pementasan pantomim? 3. Apa fungsi musik dalam pementasan pantomim? 4. Buatlah rancangan rias pementasan pantomim yang akan dipentaskan secara kelompok? 5. Buatlah rancangan kostum disesuaikan dengan rancangan rias? G. Rangkuman Berhasil atau tidaknya suatu pementasan pantomim, tergantung dari seberapa baik dalam melakukan persiapan. Berbagai unsur pertunjukan harus dirancang dengan sebaik-baiknya, dari mulai rancangan bentuk pertunjukan, arena pentas, properti, setting, musik, rias, dan kostum. Dalam proses perancangan dituntut kreativitas kalian dalam menuangkan gagasan pada rencana pementasan. Untuk mendapatkan berbagai gagasan kalian harus banyak menyaksikan dan berapresiasi berbagai pementasan pantomim. 215 Bab 15 - Buku Siswa Buku Guru 133

140 Informasi untuk Guru Guru menjelaskan kepada siswa tentang materi pem belajaran yang akan diberikan sesuai dengan Bab 16 tentang pementasan pantomim. Guru dapat menjelaskan tujuan pembelajaran sehingga siswa mengetahui kompetensi yang akan dicapai. Berdasarkan peta kompetensi pembelajaran, guru dapat menginformasikan kepada siswa bahan dan media yang dibutuhkan pada pembelajaran bab ini sehingga dapat dipersiapkan secara baik dan benar. Guru perlu secara teliti membaca peta kompetensi pembelajaran sehingga dapat mengembangkan materi sesuai dengan kekayaan seni daerah setempat. Peta kompetensi pembelajaran ini membantu guru mencapai kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa pada satu KD tertentu. Bab 16 Pementasan Pantomim Peta Kompetensi Pembelajaran Melaksanakan Pementasan Pantomim Pementasan Pantomim Evaluasi Pelaksanaan Pementasan Pantomim Pada pelajaran Bab 16, siswa diharapkan mampu : 1. Mengidentifikasi kebutuhan pementasan pantomim. 2. Melaksanakan pembagian tugas yang menjadi tanggung jawab masing-masing. 3. Menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam berlatih pantomim. 4. Menunjukkan sikap disiplin dalam berlatih pantomim. 5. Melakukan pementasan pantomim. 6. Mengomunikasikan hasil evaluasi pementasan pantomim. Bab 16 - Buku Siswa 134

141 Proses Pembelajaran Setelah menjelaskan alur pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai, maka langkah guru selanjutnya adalah menjelaskan materi. Guru dapat menjelaskan tentang pementasan pantomim dan kebutuhan media, bahan dan alat yang diperlukan. Guru dapat membimbing siswa dalam mengorganisasikan pementasan secara kolaboratif yaitu menggabungkan unsur seni musik, seni rupa, dan seni tari serta teater dalam satu kesatuan utuh. Pada proses pembelajaran ini guru dapat mengikuti langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, seperti berikut. a) Siswa melakukan latihan secara berkelompok. Guru dapat mengembangkan pembelajaran, misalnya setiap kelas mementaskan naskah teater yang berbeda-beda sehingga tidak monoton dan membosankan. Naskah drama dapat di buat oleh siswa. Namun, siswa dapat juga memainkan naskah yang sudah ada atau menyadur dari suatu cerita. b) Siswa dapat mengomunikasi hasil pemen tas an melalui tulis an. Proyek pe men tasan teater dapat dikolaborasikan dengan seni tari, seni musik dan seni rupa. Guru dapat membagi tugas kepada siswa secara adil dan me rata sehingga pe mentasan secara kola bora tif dapat ter laksana dengan baik. Amatilah gambar di bawah dengan saksama! Apakah penting tata rias dan tara busana dalam pementasan pantomim? Bagaimana bentuk pemanggungan pantomim? (Sumber: Kemdikbud, 2016) Gambar 16.1 Pantomimer Marcel Marceau sedang beraksi dalam pementasan pantomim Aktivitas Mengamati Kalian dapat melakukan aktivitas pengamatan. Selain melihat foto, kalian juga dapat juga melihat pertunjukan baik secara langsung maupun melalui video. Kalian juga dapat mencari dari sumber belajar lain. Format Diskusi Hasil Pengamatan Nama Siswa :... NIS :... Hari/Tanggal Pengamatan :... No Aspek yang diamati Uraian Hasil Pengamatan Aktivitas 1. Bentuklah kelompok diskusi dua sampai empat anak! 2. Pilihlah seorang moderator dan seorang sekretaris untuk mencatat hasil diskusi! 3. Untuk memudahkan mencatat hasil diskusi, gunakanlah tabel yang tersedia dan kamu dapat menambahkan kolom sesuai dengan kebutuhan! Aktivitas Setelah berdiskusi berdasarkan hasil mengamati pementasan pantomim,kamu dapat memperkaya pengetahuan dengan mencari materi dari sumber belajar lain. 218 Bab 16 - Buku Siswa Buku Guru 135

142 Guru bersama dengan siswa dapat melakukan evaluasi pe mentasan teater tradisional. Evaluasi dapat dilakukan secara berkelompok. Evaluasi yang dilakukan oleh guru sebaiknya bertujuan untuk perbaikan pembelajaran pada masa yang akan datang. Evaluasi juga dapat berasal dari siswa atau yang sering disebut dengan evaluasi diri. Berdasarkan hasil evaluasi, siswa dapat mengomunikasikan tentang pementasan teater tradisional. A. Pementasan Pantomim Setiap pementasan mempunyai kesan dan karakter yang berbeda. Hal ini ditentukan oleh seberapa berhasil kita mewujudkan pementasan yang telah kita rancang dan persiapkan dengan waktu yang cukup panjang dan pengorbanan yang telah kita berikan baik itu waktu maupun biaya. Maka sebaik nya pementas an yang dirancang dapat terlaksana dengan sukses. Kesukses an ditentukan oleh ketekunan dan ke seriusan kalian dalam proses mempersiapkan pemen tasannya. (Sumber: Gambar 16.2 Pementasan pantomim dan musik dengan judul Don Juan Pelaksanaan pementasan Pantomim harus di kelola dengan manajemen pertunjukan yang baik. Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam pelaksanaan pementasan pantomim antara lain sebagai berikut. 1. Persiapan seluruh panitia penyelenggara Kepanitiaan yang telah disusun sebaik nya melaksanakan tugasnya se suai dengan kemampu an dan tugas pada bidang kerja masing- masing, jangan sampai ada yang tidak se suai. Rasa tanggung jawab dan rasa memiliki pada produksi pementasan yang akan dipentaskan harus terus ditanamkan dalam pribadi (Sumber: semua kepanitia an. Semua Gambar 16.3 Pantomer Mixi Imajimime theatre panitia mempunyai satu Indonesia Wanggi Hoediyanto mementaskan pantomim Memperebutkan Air pada peringatan Hari Air Sedunia di BCCF, Bandung tujuan yaitu mensukses kan pementas an pantomim. 219 Bab 16 - Buku Siswa 136

143 Pengayaan Pembelajaran Pengayaan dapat diberikan kepada siswa. Pengayaan materi diberikan secara horizontal yaitu lebih memperdalam dan memperluas pengetahuan serta keterampilan. Guru dapat mencari materi pengayaan dari media dan sumber belajar lain. Guru juga dapat meminta siswa untuk mencari materi pengayaan sesuai dengan topik dan materi yang dipelajari. Teater Boneka Tiga ratus kursi di Kennedy Center Millenium Stage (gedung pertunjukan paling bergengsi di Washington DC) sudah ludes sejak tiket Papermoon Puppet Theatre diumumkan resmi penyelenggara pertunjukan, NEFA (New England Foundation for the Art), kepada publik. Di jantung ibu kota Amerika Serikat ini, teater boneka asal Yogyakarta bernama Papermoon Puppet Theatre tampil memukau publik Amerika. Decak kagum dan tepuk tangan membahana tak henti dari para hadirin pada penampilan perdana mereka malam itu. Drama teaterikal boneka yang digagas pasangan muda seniman teater Indonesia, Maria Tri Sulistyanti dan Iwan Effendi, berkisah tentang sejarah gelap Indonesia Pasca-30 September, penculikan dan pembunuhan tanpa pengadilan terjadi hampir di semua tempat di Indonesia. Sejarah gelap ini kemudian menjadi tema sentral alur cerita Papermoon Puppet Theatre yang bertajuk Mwahtirika. Mwahtirika yang dalam bahasa Swahili berarti korban. Memotret secara sederhana, cerdas, dan kritis tentang korban ketidakadilan yang terjadi di Indonesia di era tahun Terinspirasi dari kisah nyata di Indonesia, Mwahtirika tampil dengan kisah drama sendu keluarga kecil boneka. Baba, sang ayah yang menjadi orang tua tunggal yang sederhana dan rendah hati; Moyo, anak sulungnya yang berusia 10 tahun yang peduli pada keluarga; dan Tupu, si bungsu yang berusia 4 tahun yang selalu merasa bahagia dengan tiupan peluitnya yang makin lama makin lemah. Sang ayah ditangkap dan tidak pernah kembali setelah dibawa pergi oleh serdadu bersenjata. Sang ayah ditangkap hanya karena sebuah balon merah yang tidak sengaja ditinggalkan di depan rumah. Buku Guru 137

144 Moyo pergi mencari sang ayah. Sayangnya, ia pun hilang dan tidak pernah kembali. Tupu yang malang tertinggal sendirian, yang kemudian ditelan kesunyian, hilang tanpa pesan entah ke mana. Plot cerita teater boneka tanpa percakapan verbal antar tokohtokohnya berhasil menyampaikan pesan pada publik Amerika tentang penangkapan dan eksekusi tanpa pengadilan yang menghancurkan sebuah keluarga tanpa sisa pasca penumpasan Gerakan 30 September 1965 di Indonesia. Tanpa perlu berkata-kata, Mwahtirika berhasil membawa kisah sejarah kelam Indonesia yang memilukan pada dunia tanpa harus menghakimi dan menggurui penonton. Alur cerita yang cerdas ditambah tata cahaya, suara, dan dekorasi panggung yang sempurna membuat drama Papermoon Puppet Theatre ini tampil indah berkilau di mata penikmat seni teater di Washington DC, apalagi untuk publik Amerika yang belum pernah mendengar nama Indonesia dan sejarah kelamnya. Papermoon Puppet Theatre, teater boneka asal Yogyakarta, berhasil menjadi teater kelas dunia yang memperkenalkan Indonesia secara jujur, indah, dan cerdas pada publik Amerika. Selain berpentas di Washington DC, Papermoon Puppet Theatre yang hadir di Amerika atas undangan pemerintah Amerika Serikat juga akan manggung di enam kota lainnya hingga awal Oktober 2012, yaitu di Easton (Philadelphia), Huntingdon (Philadelphia), Lewisburg (Philadelphia), West Liberty (Indiana), Providence (Rhode Islands), dan New York. (Sumber: Indonesia-Disambut-di-Washington) 138

145 Interaksi dengan Orang Tua Guru melakukan interaksi dengan orang tua. Interaksi dapat dilakukan dengan komunikasi misalnya melalui telepon, media sosial, dan kunjungan ke rumah. Guru dapat melakukan interaksi melalui lembar kerja siswa yang harus ditandatangani oleh orang tua baik untuk aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Melalui interaksi ini orang tua dapat mengetahui perkembangan baik mental, sosial, dan intelektual putra-putrinya. C. Rangkuman Kegiatan pementasan pantomim merupakan suatu muara akhir dari sebuah perjalanan panjang dalam sebuah proses teater berupa pantomim. Sebaiknya dipersiapkan segala macam keperluan dan hal-hal yang bersifat teknik, seperti sound system, setting, properti dan panggung untuk keberhasilan pementasan. Keindahan proses teater akan lebih terasa apabila pementasan diakhiri oleh proses pere nungan dan evaluasi bersama pada pertunjukan untuk keberhasilan pementasan pantomim selanjutnya. D. Evaluasi 1. Buatlah suatu pementasan pantomim yang didukung oleh beberapa anggota kelompok atau satu kelas dengan penataan pentas yang lengkap! 2. Setelah pementasan lakukanlah evaluasi bersama pada semua unsur pementasan, buatlah daftar keberhasilan dan daftar kegagalan dalam pementasan pantomim kalian! E. Refleksi Kegiatan pementasan pantomim dan mengevaluasi pementasan di dalamnya terkandung hal-hal yang penting antara lainnya, kalian dapat saling memahami karakteristik dan kecenderung an pribadi di antara teman. Pemahaman pada kondisi dan saling mengisi merupakan modal yang sangat penting dalam hidup bermasyarakat. Mementaskan pantomim yang baik memerlukan pemikiran, tenaga, waktu, dan ketekunan dalam melakukan nya. Dengan pemen tas an pantomim kalian bisa saling bekerja sama, toleransi, dan menikmati keindahan dalam kebersamaan. 222 Bab 16 - Buku Siswa Buku Guru 139

146 Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Guru mengembangkan evaluasi pembelajaran sesuai dengan topik dan pokok bahasan. Evaluasi pembelajaran yang dikembangkan dapat berupa tes dan nontes. Tes dapat berupa uraian, isian, atau pilihan ganda. Non-tes dapat berupa lembar kerja, kuesioner, proyek, dan sejenisnya. Guru juga harus mengembangkan rubrik penilaian sesuai dengan materi yang diajarkan. Guru sebaiknya melakukan evaluasi berdasarkan karya siswa baik berupa penampilan atau pameran maupun produk. Untuk menilai karya siswa, guru dapat menggunakan rubrik. Guru sebaiknya mengembangkan rubrik penilaian sendiri sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran di sekolah. Jika guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan rubrik dapat memodifikasi rubrik yang sudah ada. 4. Dokumentasi Karya pantomim termasuk jenis karya seni pertunjukan. Karakteristik seni pertunjukan adalah terikat oleh ruang dan waktu, artinya karya pertunjukan tidak abadi, hanya bisa dinikmati saat pertunjukan sedang berlangsung. Oleh karena itu, sebagai cara supaya bisa abadi pertunjukan harus di dokumentasikan, meskipun cita rasanya tidak sama se perti saat pementasan ber langsung. Namun, minimal kita bisa mengabadikan saatsaat ber kreasi seni. Berbagai media dokumentasi bisa kalian gunakan seperti kamera fotografi dan kamera video. (Sumber: Gambar 16.6 Pentas pantomim komunitas Sapen Mime mementaskan pantomim berjudul TITANIC, di Concert Hall, Taman Budaya Yogya karta, 23 April B. Mengevaluasi Pementasan Pantomim Kegiatan evaluasi dilakukan untuk memahami dan mengoreksi proses yang telah kalian lakukan. Apa yang telah dirancang kemudian menjadi pementasan. Pada saat evaluasi kalian dapat menge tahui tingkat keberhasilan dan kegagalan dari rancangan pementasan yang telah kalian buat. Perlu keterbukaan dan mau saling menerima kritik di antara semua pendukung pementasan. Hal ini sangat baik untuk pelaksanaan pementasan selanjutnya sehingga kalian dapat belajar dari kegagalan, dan melanjutkan keberhasilan yang telah dicapai supaya lebih sukses. 221 Bab 16 - Buku Siswa 140

147 141 Buku Guru

148 Glosarium aksen tekanan suara pada kata atau suku kata arsir menarik garis-garis kecil sejajar untuk mendapatkan efek bayangan ketika menggambar atau melukis artikulasi lafal pengucapan pada kata asimetris tidak sama kedua bagiannya atau tidak simetris diafragma sekat rongga badan yang membatasi antara rongga dada dan rongga perut ekspresi pengungkapan atau proses menyatakan perasaan estetik mengenai keindahan fonem vokal bunyi yang keluar dari mulut tanpa halangan/hambatan gerak ritmis gerakan yang memiliki irama geometris ragam hias berbentuk bulat intonasi ketepatan mengucapkan tinggi rendahnya kata level tingkatan gerak yang diukur dari lantai kriya pekerjaan tangan perkusi peralatan musik ritmis pola lantai garis-garis yang dibuat oleh penari melalui perpindahan gerak di atas lantai ragam hias ornamen ritmis ketukan yang teratur ruang bentuk yang diakibatkan oleh gerak tenaga kuat atau lemah yang digunakan untuk melakukan gerak unisono menyanyi secara berkelompok dengan satu suara vokal grup menyanyi dengan beberapa orang waktu tempo dan ritme yang digunakan untuk melakukan gerak 142

149 Daftar Pustaka Anirun, Suyatna Menjadi Sutradara. Bandung: STSI PRESS. Brook, Peter Percikan Pemikiran tentang Teater, Film, dan Opera Yogyakarta: Arti. Dibia, I Wayan, dkk Tari Komunal: Buku Pelajaran Kesenian Nusantara. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni Nusantara. Endraswara, Suwardi Metode Pembelajaran Drama. Yogyakarta: FBS Universitas Negeri Yogyakarta. Gray, Peter Panduan Lengkap Menggambar & Ilustrasi Objek & Observasi. Terjemahan Sara C. Simanjuntak. Jakarta: Karisma. Grotowski, Jerzy Menuju Teater Miskin. Yogyakarta: Penerbit Arti. Hartoko, Dick Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia. Hawkins, Alma Mencipta Lewat Tari, terjemahan Sumandiyo Hadi. Yogyakarta: ISI. Humprey, Doris Seni Menata Tari, terjemaha. Sal Murgiyanto. Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta. Jazuli, M Pendidikan : Suplemen Pembelajaran Seni Tari. Semarang: Unnes Press. Juih, dkk Kerajinan Tangan dan Kesenian. Jakarta: Yudhistira. Latifah, Diah dan Harry Sulastianto Buku Pedoman Seni SMA. Bandung: Ganeca Exact. Purnomo, Eko, Seni Gerak. Jakarta: Majalah Pendidikan Gelora, Grasindo. Putra, Mauly, Ben M. Pasaribu Musik Pop: Buku Pelajaran Kesenian Nusantara. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni Nusantara. Rangkuti, dkk Lagu-Lagu Daerah. Jakarta: Titik Terang. Redaksi Indonesia Cerdas Koleksi 100 Lagu Daerah Indonesia Terpopuler. Jogjakarta: Indonesia Cerdas. Rustopo (ed), Gendhon Humardhani: Pemikiran dan Kritiknya. Surakarta:STSI. Sachari, Agus (editor) Seni Desain dan Teknologi Antologi Kritik, Opini dan Filosofi. Bandung: Pustaka. Schneer, Geoegette Movement Improvisation. South Australia: Human Kinetics, Edwardstone. Smith, Jacqueline Komposisi Tari: Sebuah Petunjuk Praktis bagi Guru, terj. Ben Suharto. Yogyakarta: Ikalasti. Buku Guru 143

150 Riantiarno, Nano Menyentuh Teater, Tanya Jawab Seputar Teater Kita. Jakarta: MU: 3 Books. Sahid, Nur (ed) Interkulturalisme dalam Teater. Yogyakarta: Yayasan untuk Indonesia. Sani, Rachman Yoga untuk Kesehatan. Semarang: Dahara Prize. Saptaria, Rikrik El Panduan Praktis Akting untuk Film & Teater. Bandung: Rekayasa Sains. Sitorus, Eka D The Art of Acting Seni Peran untuk Teater, Film, & TV. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sumardjo, Jakob Ikhtisar Sejarah Teater Barat. Bandung: Angkasa Sumaryono, Endo Suanda Tari Tontonan. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni Nusantara. Susanto, Mikke Membongkar Seni Rupa. Yogyakarta: Jendela. Sutrisno, Mudji dan Christ Verhaak Estetika Filsafat Keindahan. Yogyakarta: Kanisius. Tim Depdiknas Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Wardhani, Cut Camaril, dan Ratna Panggabean Tekstil: Buku Pelajaran Seni Budaya. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni Nusantara. Wijaya, Putu Teater: Buku Pelajaran. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni Nusantara. Sumber Gambar: (diunduh 19 Maret 2017) (diunduh 19 Maret 2017) (diunduh 19 Maret 2017) D7% 9D-%D7%9C%D7%A9%D7%9E%D7%99%D7%A8%D7%94-% D7% A2%D7%9C-%D7%90%D7%99%D7%9B%D7%95%D7%AA-%D7 %94%D7%A1%D7%91%D7%99%D7%91%D7%94 (diunduh 19 Maret 2017) (diunduh 19 Maret 2017) (diunduh 19 Maret 2017) (diunduh 19 Maret 2017) 144

151 (diunduh 20 Maret 2017) /01/kumpulan-poster-kesehatan.html (diunduh 20 Maret 2017) (diunduh 20 Maret 2017) /06/sebuah-satir-untuk-indonesia-dari-balik. html (diunduh 20 Maret 2017) (diunduh 20 Maret 2017) (diunduh 20 Maret 2017) (diunduh 20 Maret 2017) (diunduh 20 Maret 2017) Sumber: (diunduh 20 Maret 2017) (diunduh 20 Maret 2017) (diunduh 20 Maret 2017) 02/25/lomba-poster-melawan-korupsi-denganseni/ (diunduh 20 Maret 2017) (diunduh 20 Maret 2017) (diunduh 20 Maret 2017) (diunduh 20 Maret 2017) may/20-things-you-didnt-know-about-pencils (diunduh 20 Maret 2017) (diunduh 20 Maret 2017) (diunduh 20 Maret 2017) (diunduh 23 Maret 2013). (diunduh 6 Mei 2013). Buku Guru 145

152 A Indeks Akting Alat , , , Alat musik , , Ansambel B Bahan Bentuk , , , E Eksplorasi , , Ekspresi G Gambar 6 147, 8 147, 9 147, , Gerak , , , , K Komposisi 6 147, , L Lagu , , , , Level 6 147, M Motif Musik 2 147, 6 147, , , , , , N Nada , O Objek P Pola lantai R Ragam hias 6 147, Ruang 2 147, 6 147, , S Sasando T Teater 3 147, 6 147, , , , , , , Teknik 6 147, , , , Teknik vokal Tekstil

153 Profil Penulis Nama Lengkap : Eko Purnomo. Telp. Kantor/HP : eko_purnomo26@yahoo.com Akun Facebook : - Alamat Kantor : SMP-SMA Insan Cendekia Magnet School Bogor Kp. Ipis-Gunung Malang-Tenjo Laya Bogor-Jawa Barat Bidang Keahlian: Pendidikan Seni Tari Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir: sekarang: Tutor Universias Terbuka sekarang: Guru SMP/ SMA Insan Cendikia Magnet School, Bogor sekarang: Instruktur Tari Ina Kreativa, Jakarta : Wakil Bidang Pendidikan Yayasan Permata Sari, Jakarta sekarang: Instruktur PSDM Indraprasta Gemilang, Bogor Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar: 1. S1: Pendidikan Seni Tari ( ) Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir): 1. Mengembangkan Kecerdasan Jamak Melalui Pembelajaran Tari Kreatif Anak Usia Dini, (2014) Penerbit Indraprasta Gemilang, Bogor; 2. Mengembangkan Kreatifitas Tari Berbasis Kecerdasan Jamak, (2012) Yastin Learning Center, Bogor. Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir): Tidak ada. Foto penulis 3x3,5 cm Buku Guru 147

154 Profil Penulis Nama Lengkap : Deden Haerudin S.Sn.,M.Sn Telp Kantor/HP : rengga_bdg@yahoo.co.id Akun Facebook : Deden Rengga Alamat Kantor : FBS- UNJ Rawamangun Jaktim Bidang Keahlian : Seni Teater Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir: sekarang : Dosen tetap di Prodi Sendratasik, 2. Fakultas Bahasa dan seni Universitas Negeri Jakarta. Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar: 1. S3: Program Pengkajian Seni Pertunjukan (Seni Teater) di Institut Seni Indonesia Yogyakarta, masuk tahun masih di tempuh 2. S2: Penciptaan Seni Pertunjukan (Seni Teater) di Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Tahun S1: Jurusan Teater STSI Bandung, 1997 Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir): 1. Buku untuk kelas VII SMP Kurikulum 2013, tahun Buku untuk kelas VIII SMP Kurikulum 2013, tahun Buku SMK (E-Book) Buku SMK Penerbit Yudistira, tahun Konstruksi Seni Teater Penerbit LPP-UNJ, tahun Foto penulis 3x3,5 cm Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir): 1. SirkusAnjing Social Political Criticism of Kubur Theater in Jakarta During New Order Era (Dramaturgy Review) Fine Arts International Journal: Srinakharinwirot University Volume: 16, No: 2 Juli-Desember Karakter tokoh kabayan sebagai inspirasi penciptaan karya seni teater torotot heong the song of kabayan. Jurnal penciptaan dan pengkajian seni : Surya Seni Volume: 6, No:1 Februari Strategi pembelajaran seni Teater di SMK Paramitha Jakarta 2015, PNBP-FBS UNJ Estetika Tradisi dalam teater Modern Indonesia sebagai Identitas Teater Modern Indonesia. 2012, PNBP-FBS UNJ 148

155 Profil Penulis Nama Lengkap : Julius Juih Jabatan : Staf Teknis Bangkurbuk PAUDNI Alamat : Jl Masjid Pasar Kecapi Rt 002/04 No.29, Jatiwarna Pondok Melati, Kota Bekasi No. HP : E- mail : juliusjuih@gmail.com Foto penulis 3x3,5 cm Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir: 1. Penanggung Jawab Pedoman Penilaian kelas SD (2005) 2. Penanggung Jawab Pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional jenjang TK, SD (2006) 3. Koordinator pengembangan model kurikulum Non IPTEK Pendidikan Dasar (2007) 4. Koordinator kajian Kurikulum masa depan (2007) 5. Koordinator kajian Kurikulum Isi Mata Pelajaran (2008) 6. Koordinator Model Tematik Kurikulum Program Kesetaraan Paket B untuk daerah terpencil (2009) 7. Koordinator bantuan teknik Pengembang Kurikulum Kabupaten/kota di 50 daerah (2010) 8. Koordinator Sekolah Rintisan Pengembangan Pendidikan karakter di Kota Serang (2011-sekarang) Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar: 1. S1. IKIP Negeri Jakarta 2. S2. TPm Pascasarjana Untirta Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir): 1. Buku Guru dan Siswa kelas X kelompok Tunanetra, (2014) 2. Buku Guru kelas X kelompok Tunadaksa dan Tunarunggu, (2014) 3. Buku Guru kelas VIII, (2014) 4. Buku Siswa kelas VII, (2014). 5. Buku Guru kelas VII, (2013) 6. Buku Siswa kelas VII, (2013) Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir): 1. Penanggung Jawab Penelitian kompetensi anak usia 3-6 tahun (2005) 2. Penanggung Jawab Pedoman Penilaian kelas SD (2005) 3. Penanggung Jawab Pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional jenjang TK, SD (2006) 4. Koordinator pengembangan model kurikulum Non IPTEK Pendidikan Dasar (2007) 5. Koordinator kajian Kurikulum masa depan (2008) 6. Koordinator Model Tematik Kurikulum Program Kesetaraan Paket B untuk daerah terpencil (2009) 7. Koordinator bantuan teknik Pengembang Kurikulum Kabupaten/kota di 50 daerah (2010) 8. Koordinator Sekolah Rintisan Pengembangan Pendidikan karakter di Kota Serang (2011-sekarang) 9. Penulis Buku Guru dan Siswa Mata pelajaran SMP kelas VII (2013) Buku Guru 149

156 Profil Penulis Nama Lengkap : Buyung Rohmanto, S.Pd Telp. Kantor/HP : / , buyungrohmanto@yahoo.co.id Akun Facebook : Alamat Kantor : Jl. Raya Curug Rt 01 RW 06 Kel. Curug Kec Bojongsari, Depok Bidang Keahlian: Seni Rupa Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir: 1. Tenaga pengajar bidang studi Seni Rupa di SMA Avicenna Jagakarsa. 2. Tenga pegajar bidang studi Seni Rupa di SMAN 10 Depok. 3. Tenaga Pengajar di sekolah alam SMP Semut-semut. 4. Tenaga pengajar di sekolah MAN Insan Cendekia BSD Tangerang. Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar: 1. S1 : Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni/Jurusan Seni Rupa dan Kerajinan/ Program studi Seni Rupa dan Kerajinan/ IKIP Jakarta/UNJ (Tahun masuk 1989 Tahun lulus 1996) Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir): 1. Buku SMP kelas VII tahun SMP, Kelas VII & VIII. Buku Siswa dan Buku Guru, tahun Revisi SMP, Kelas VII & VIII. Buku Siswa dan Buku Guru, tahun Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir): Tidak ada. Foto penulis 3x3,5 cm 150

157 Profil Penelaah Nama Lengkap : Dr. Fortunata Tyasrinestu, M.Si. Telp Kantor/HP : / tyasrin2@yahoo.com Akun Facebook : - Alamat Kantor : FSP ISI Yogyakarta, Jl. Parangtritis Km. 6.5 Sewon Yogyakarta Bidang Keahlian : Musik Pendidikan, Bahasa Indonesia, Psikologi Musik Pendidikan Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir: 1. Dosen FSP ISI Yogyakarta sekarang 2. Kepala UPT MPK ISI Yogyakarta Pengelola Program S3 Program Pascasarjana ISI Yogyakarta 2014-sekarang Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar: 1. S3: Fakultas Ilmu Budaya/Ilmu-Ilmu Humaniora/Linguistik - UGM Yogyakarta ( ) 2. S2: Fakultas Psikologi/Psikologi Pendidikan- UGM Yogyakarta ( ) 3. S1: Fakultas Seni Pertunjukan/Jurusan Musik/ Musik Pendidikan- ISI Yogyakarta ( ) 4. S1: Fakultas Sastra/ Sastra Indonesia/ Linguistik- UGM Yogyakarta ( ) Judul Buku yang pernah ditelaah (10 Tahun Terakhir): 1. Buku Teks Pelajaran dan Ketrampilan SD-SLTP-SMU 2. Buku Non Teks Pelajaran dan Ketrampilan SD-SLTP-SMU Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir): 1. Lirik Musikal pada Lagu Anak Berbahasa Indonesia Pengaruh Kreativitas Musikal terhadap Kreativitas Verbal dan Figural Pengembangan Kreativitas melalui Rekontekstualisasi Seni Tradisi Model Pembelajaran Musik Kreatif Bagi Pengembangan Kreativitas Anak di Wilayah DIY-2010 Buku Guru 151

158 Profil Penelaah Nama Lengkap : Drs. Bintang Hanggoro Putra, M.Hum Telp Kantor/HP : / bintanghanggoro@yahoo.co.id Akun Facebook : Bintang Hanggoro Putra Alamat Kantor : Kampus Unnes, Sekaran, Gunung Pati, Semarang Bidang Keahlian : Seni Tari Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir: Dosen Pendidikan Sendratasik, Prodi Seni Tari, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang. Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar: 1. S2: Fakultas Ilmu Budaya/Pengkajian Seni Pertunjukan/Universitas Gajah Mada Yogyakarta ( ) 2. S1: Fakultas Seni Pertunjukan/Seni Tari/Komposisi Tari ( )1: Fakultas/jurusan/program studi/bagian dan nama lembaga (tahun masuk - tahun lulus) Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir): 1. Pengembangan Model Pembelajaran Tari Tradisional untuk Mahasiswa Asing di Universitas Negeri Semarang (2015) 2. Penerapan Model Pemblajaran Seni Tari Terpadu pada Siswa Sekolah Dasar (2012) 3. Upaya Pengembangan Seni Pertujukan Wisata Di Hotel Patra Jasa Semarang (2010) 4. Pengembangan Materi Mata Kuliah Pergelaran Tari dan Musik pada Jurusan Pendidikan Sendratasik UNNES dengan Model Pembelajaran Tutorial Analitik Demokratik (2008) 5. Fungsi dan Makna Kesenian Barongsai Bagi Masyarakat Etnis Cina Semarang (2007) 152

159 Profil Penelaah Nama Lengkap : Muksin Md., S.Sn., M.Sn. Telp Kantor/HP : / muksin@fsrd.itb.ac.id Akun Facebook : Muksin Madih Alamat Kantor : FSRD-ITB, Jl. Ganesha 10 bandung (40132) Bidang Keahlian : Seni Rupa Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir: 1. Ketua Program Studi Seni Rupa FSRD-ITB ( ) 2. Koordinator TPB FSRD-ITB ( ) 3. Ketua Lap/Studio Seni Lukis FSRD-ITB ( ) Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar: 1. S2: Fakultas Seni Rupa dan Desain/Seni Rupa/Seni Murni/Institut Tekhnologi Bandung ( ) 2. S1: Fakultas Seni Rupa dan Desain/Seni Murni/Seni Lukis/Institut Tekhnologi Bandung ( ) Judul Buku yang pernah ditelaah (10 Tahun Terakhir): 1. Buku teks pelajaran kurikulum 2013 (edisi revisi) mata pelajaran wajib untuk SD/ MI, SMP/MTs, dan SMA/MA bidang Seni (2015) 2. Buku teks (Seni Rupa) kelas IX dan XII (2014) 3. Buku Pendidikan Dasar dan Menengah Berdasarkan Kurikulum 2013 kelas VIII, X, dan XI, (Seni Rupa). (2013) Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir): 1. Penerapan Teknik Etcha Ke Dalam Produk Elemen Estetik Sebagai Upaya Meningkatkan Potensi Kreativitas Masyarakat. Riset KK (Kelompok Keahlian Seni Rupa) ITB. (2014) 2. Metoda Pembelajaran Menggambar Bagi Anak Autis dengan Bakat Seni Rupa. Riset KK (Kelompok Keahlian Seni Rupa) ITB. (2014) 3. Aplikasi Pengembangan Barongan Sebagai Cinderamata Khas Blora Dengan Sentuhan Teknik Potong, Tempel, Pahat dan Lukis, Riset KK (Kelompok Keahlian Seni Rupa). (2013) 4. Pengembangan Produk Identitas Budaya Masyarakat Blora untuk menunjang Sentra Masyarakat Kreatif, Program Pengabdian kepada masyarakat Mono dan Multi Tahun. (2013) 5. Aplikasi Barongan dalam Pengembangan Cinderamata Khas Kota Blora (LPPM-ITB) (2012) 6. Barongan dalam Pengembangan Cinderamata Khas Kota Blora (LPPM-ITB) (2011) 7. Aplikasi Medium Lokal (indigenus material) dalam Karya Seni Rupa sebagai upaya mewujudkan Ciri Khas Indonesia [Program Riset Peningkatan Kapasitas ITB (2011) 8. Medium Lokal (indigenus material) dalam Karya seni rupa sebagai upaya mewujudkan ciri khas Indonesia [Program Riset Peningkatan Kapasitas ITB (2010) 9. Pengolahan Serat Alami Menggunakan Sistem Enzim Mikrobiologi Sebagai Media Ekspresi Seni Dua Dimensi. Riset ITB [Riset Fakultas] (Jurnal Visual Art ITB 2007) 10. Muatan Spiritualitas pada Seni Rupa Tradisional Dwimatra-Ilustrasi Nusantara Upaya Menggali Seni Rupa Tradisi untuk Memperkaya Konsep Seni Ilustrasi Indonesia Masa Kini dan Masa depan. Riset ITB [Riset Fakultas] (2006) 11. Daur Ulang Sampah Menjadi Kertas Seni. GELAR Jurnal Ilmu dan Seni STSI Surakarta. Vol. 3 No. 2 Desember 2005, ISSN (2005) Buku Guru 153

160 Profil Penelaah Nama : Dra. Widia Pekerti, M.Pd. Tempat & Tgl. Lahir : Wonosobo, Pekerjaan : Dosen luar biasa di Universitas Negeri Jakarta jurusan seni musik 2009 hingga kini. Konsultan pendidikan. Organisasi : Pengurus Anggota Dewan Etik Asosiasi Pendidik Seni Indonesia (APSI) dan anggota IPTP (Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan). Anggota Pengurus Kroncong Centre Of Indonesia. Pendidikan : SD Kristen, BPK Penabur, Jakarta, SMP Kristen, BPK Penabur, Jakarta, SPG Kristen YBPK, Jakarta, S1 - Pendidikan Seni Musik IKIP Jakarta, Akta Mengajar V Universitas Terbuka, 1983 S2 - Teknologi Pendidikan UNJ Jakarta, Kursus Penunjang antara lain: bahasa Inggris, Perancis, dan kursus kecantikan. Pengalaman: A. Pengalaman Mengelola: 1. Koordinator dan Pengajar Kursus Musik Yamuger Jakarta ( ) 2. Koordinator Pembinaan Yayasan Musik Gereja Indonesia ( ) 3. Kepala Sekolah Art & Education Center: Eduart ( ) 4. Kepala Sekolah Bina Musik ( ) B. Pengalaman Mengajar: 1. Mengajar/ dosen bidang seni untuk mata kuliah : Sejarah Musik, Akustik Musik, Pendidikan Seni, Estetika Seni, Conducting/Direksi Musik, Paduan Suara; metode pembelajaran dan perencanaan, pengelolaan serta evaluasi pembelajaran seni musik di Universitas Negeri Jakarta, Mengajar komunitas anak kurang sejahtera di Kampus Diakonia Jakarta, Mengajar kelompok musik untuk Balita di GKI Samanhudi Jakarta, Mengajar Kelompok musik untuk Balita, teori, apresiasi dan program- program khusus pada Kursus musik Yamuger Jakarta Mengajar bidang seni untuk mata kuliah : sejarah musik, akustik musik, pendidikan seni, estetika seni, conducting/direksi musik, paduan suara; perencanaan, pengelolaan dan evaluasi pembelajaran di Universitas Negeri Jakarta, Penelaah buku: 1. Penelaah buku Pusat Kurikullum Dikdasmen, Kementrian Pendidikan dan Kebuda yaan Badan Penelitian dan Pengmbangan Pusat Kurikullum dan Perbukuan November 2014, SMP-SMA Desember 2015, SMP-SMA Desember 2015, Tematik () Januari 2016, Tematik () 154

161 Profil Penelaah Nama Lengkap : Dr. Rita Milyartini, M.Si. Telp Kantor/HP : / ritamilyartini@upi.edu Akun Facebook : - Alamat Kantor : Jl. Dr. Setiabudi 229 Bandung Bidang Keahlian : Pendidikan Musik Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir: 1. Dosen di Departemen Pendidikan Musik FPSD UPI (1988 sampai sekarang) 2. Dosen di Program Studi Pendidikan Seni Sekolah Pascasarjana UPI (2004 sampai sekarang) 3. Peneliti Pendidikan Seni khususnya pendidikan Musik (tahun 1990 sampai sekarang) Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar: 1. S3: Pendidikan Umum/Nilai/ Universitas Pendidikan Indonesia ( ) 2. S2: Kajian Wilayah Amerika/ Universitas Indonesia ( ) 3. S1: FPBS/Pendidikan Musik/IKIP jakarta ( ) Judul Buku yang pernah ditelaah (10 Tahun Terakhir): 1. Buku teks tematik SD (thn 2013) 2. Buku non teks ( Tahun 2011, 2012, 2015) 3. Buku teks SD, SMP dan SMA (2015) Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir): 1. Model Pendidikan Life Skill Belajar Mandiri untuk Meningkatkan Penguasaan Teknik Vokal Mahasiswa Peserta Mata Kuliah Vokal 3 di Prodi Musik UPI (2008) 2. Pengembangan Model Pendidikan Seni Bagi Siswa Berkebutuhan Khusus (tahun 1) (2010) 3. Pengembangan Model Pendidikan Seni Bagi Siswa Berkebutuhan Khusus (tahun 2) (2011). 4. Kombinasi Active Learning dan Self Training, untuk Memperbaiki Audiasi Tonal Minor Mahasiswa Peserta Mata Kuliah Vokal 2 Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI (2011). 5. Pengembangan Model Pendidikan Seni Bagi Siswa Berkebutuhan Khusus (tahun 2) (2012) 6. Model Transformasi Nilai Budaya Melalui Pendidikan Seni di Saung Angklung Udjo untuk Ketahanan Budaya (disertasi) (2012). 7. Pemanfaatan Angklung untuk Pengembangan Bahan Pembelajaran Tematik Jenjang Sekolah Dasar Berbasis Komputer (2013). 8. Model Pembelajaran Teknik Vokal Berbasis Ornamen Vokal Nusantara (tahun pertama) (2015). 9. Model Pembelajaran Teknik Vokal Berbasis Ornamen Vokal Nusantara (tahun kedua) (2016). 10. Pengembangan Usaha Bidang Seni dan Budaya di Kota Bandung (2016). Buku Guru 155

162 Profil Penelaah Nama Lengkap : Dr. M. Yoesoef, M. Hum. Telp Kantor/HP : ; / yoesoev@yahoo.com Akun Facebook : Alamat Kantor : Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Kampus Universitas Indonesia, Depok Bidang Keahlian : Sastra Modern, Seni Pertunjukan (Drama) Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir: 1. Tahun : Manajer SDM Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI 2. Tahun 2015-sekarang: Ketua Departemen Ilmu Susastra Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI 3. Tahun 2015 (Mei-Oktober): Tim Ahli dalam Perancangan RUU Bahasa Daerah (Inisiatif DPD RI) Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar: 1. S3: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia/Program Studi Ilmu Susastra ( ) 2. S2: Fakultas Pascasarjana Universitas Indonesia/Program Studi Ilmu Susastra ( ) 3. S1: Fakultas Sastra Universitas Indonesia/Jurusan Sastra Indonesia ( ) Judul Buku yang pernah ditelaah (10 Tahun Terakhir): 1. Buku Pelajaran Seni Drama (SMP) 2. Buku Pelajaran Seni Drama (SMA) Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir): 1. Anggota peneliti dalam Internasionalisasi Universitas Indonesia melalui Pengembangan Kajian Indonesia, Hibah Program Hibah Kompetisi Berbasis Institusi (PHK- I) Tema D, Dikti Kemendiknas Tahun Anggota Peneliti dalam Penelitian Nilai-nilai Budaya Pesisir sebagai Fondasi Ketahanan Budaya, Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi (PUPT) BOPTN UI Ketua Peneliti dalam Penelitian Identitas Budaya Masyarakat Banyuwangi Sebagaimana Terepresentasikan di dalam Karya Sastra, Penelitian Madya FIB UI Tahun 2014, BOPTN FIB UI 156

163 Profil Penelaah Nama lengkap : Dr. Nur Sahid M. Hum. Telp Kantor/HP : , HP nur.isijogja@yahoo.co.id Alamat kantor : Jur Teater, Fak Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta Jl. Parangtritis Km 6 Yogyakarta Bidang Keahlian : Seni Teater Riwayat Pekerjaan 10 Tahun Terakhir: 1. Dosen Jur. Teater Fak. Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta 2. Dosen Pasca Sarjana ISI Yogyakarta 3. Dosen Sekolah Pasca Sarjana UGM Yogyakarta Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar: 1. S3 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa Sekolah Pasca Sarjana UGM Yogyakarta ( ) 2. S2 Ilmu Humaniora Program Pasca Sarjana UGM Yogyakarta ( ) 3. S1 Sastra Indonesia Fak. Ilmu Budaya UGM Yogyakarta ( ) Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir): 1. Metode Pembelajaran Seni Teater untuk Anak-anak Usia Sekolah Dasar (Program Penelitian Hibah Bersaing, Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Dirjen Pendidikan Tinggi, Depdikbud, Jakarta), Metode Penulisan Sekenario Film bagi Remaja (Program Penelitian BOPTN, Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Dirjen Pendidikan Tinggi, Depdikbud, Jakarta), Penciptaan Drama Radio Perjungan Pangeran Diponegoro sebagai penanaman Nilainilai Pendidikan Karakter bagi Generasi Muda ( ) Penulisan Buku Teks: 1) Semiotika Teater diterbitkan Lembaaga Penelitian ISI Yogyakarta ) Sosiologi Teater diterbitkan Pratista Yogyakarta 2008 Pengalaman menjadi Penelaaah Buku: 1) Penelaah buku untuk SMK Seni berjudul Seni Teater (2008), 2) Penelaah buku untuk SMP berjudul (2016), P4TK Yogyakarta. Buku Guru 157

164 Profil Penelaah Nama Lengkap : Oco Santoso, S.Sn.M.Sn. Telp Kantor/HP : / ocosnts@gmail.com Akun Facebook : - Alamat Kantor : Institut Teknologi Bnadung, Jl.Ganesa 10 Bandung Bidang Keahlian : Seni Rupa Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir: sekarang Dosen Program Studi Seni Rupa ITB Ketua Program TPB-FSRD Institut Teknologi Bandung Ketua Program Studi Seni Rupa FSRD-ITB Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar: 1. S2: FSRD/Seni Rupa/ITB ( ) 2. S1: FSRD/Seni Rupa/ITB ( ) Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir): Pengembangan Metode Perkuliahan dengan Aplikasi mobile system sebagai salah satu Metode Perkuliahan di program studi seni rupa ITB Pengembangan teknik Etsa pada produk Cindera Mata Standarisasi Warna Tradisional Sunda: Formalisasi standard warna tradiso nal sunda dalam format RGB dan CMYK. Penelitian dalam bentuk Karya Seni dan Pameran: 1. Pameran Dunia Benda Galeri Red Point, Bandung (2007) 2. Pameran Petisi Bandung II, Galeri Langgeng, Magelang (2007) 3. Pameran AIAE Imaging Asia, Selasar Soenaryo Art Space, Bandung (2007) 4. Bandung Inisiative III,. Roemah Roepa Jakarta (2007) 5. AIAE 24 Asian International Art Exhibitioin. National Museum Kuala Lumpur, Malaysia 6. Bandung Inisiative III,. Roemah Roepa Jakarta (2009) 7. AIAE 24 Asian International Art Exhibitioin. National Museum Kuala Lumpur, Malaysia 8. Percakapan Masa National Gallery, Jakarta (2010) 9 Contemporary Islamic Art Lawang Wangi, Bandung 10. Tribute Kepada S Sudjojono Barli Museum, Bandung 11. Bayang Indonesia Islamic Contemporary Art Gallery National, Jakarta (2011) Report/ Knowledge Galeri Soemardja, Bandung 12. Pameran Ilustrasi Cerpen, Kompas, Jakarta (2012) 13. Pameran Staf Pengajar Report /Knowledge #1, galeri Soemardja, Bandung 14. Pameran Staf Pengajar Report /Knowledge #II, galeri Soemardja, Bandung (2013) 15. Pameran Maestro Sadali 2014, Galeri Nasional Jakarta (2014) 158

165 Profil Penelaah Nama Lengkap : Eko Santoso, S.Sn Telp Kantor/HP : / ekoompong@gmail.com Akun Facebook : - Alamat Kantor : Jl. Kaliurang Km 12,5 Yogyakarta Bidang Keahlian : Seni Teater Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir: : seniman teater freelance : instruktur teater PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta sekarang: Widyaiswara seni teater PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar: S1: Jurusan Teater, Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta tahun Judul Buku/Modul yang pernah ditelaah (10 Tahun Terakhir): 1. Dasar Pemeranan untuk SMK (2013) 2. Dasar Artistik 1 untuk SMK (2014) 3. Modul Pengetahuan Teater untuk Guru SMP dan SMA (2015) 4. Modul Dasar Pemeranan untuk Guru SMP dan SMA (2015) 5. Modul Teknik Pemeranan untuk Guru SMP dan SMA (2015) Buku yang pernah ditulis: 1. Seni Teater 1 untuk SMK Jakarta: Direktorat PSMK Depdiknas. 2. Seni Teater 2 untuk SMK Jakartan: Direktorat PSMK Depdiknas. 3. Pengetahuan Teater 1-Sejarah dan Unsur Teater Jakarta: Direktorat PSMK 4. Pengetahuan Teater 2 - Pementasan Teater dan Formula Dramaturgi Jakarta: Direktorat PSMK 5. Teknik Pemeranan 1-Teknik Muncul, Irama, dan Pengulangan Jakarta: Direktorat PSMK 6. Teknik Pemeranan 2 - Teknik Jeda, Timing, dan Penonjolan Jakarta: Direktorat PSMK 7. Dasar Tata Artistik - Tata Cahaya dan Tata Panggung Jakarta: Direktorat PSMK 8. Yang Melintas - Kumpulan Tulisan Yogyakarta: Penerbit Elmatera 9. Bermain Peran 1 - Motivasi, Jenis Karakter dan Adegan Jakarta: Direktorat PSMK. Buku Guru 159

166 Profil Editor Nama Lengkap : Dra. Seni Asiati, M.Pd Telp Kantor/HP : / seniasiati@gmail.com Akun Facebook : bunda seni asiati Alamat Kantor : SMP Negeri 266 Jalan Bhakti VI Cilincing Jakarta Utara Bidang Keahlian : editor bahasa Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir: : Guru Bahasa Indonesia SMA Yappenda Jakarta Utara : Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 266 Jakarta Utara : Dosen Bahasa Indonesia Politeknik Media Kreatif Jakarta. Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar: 1. S2: Fakultas Pendidikan /jurusan Pendidikan Bahasa/program studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI (tahun masuk: tahun lulus: 2013) 2. S1: Fakultas Bahasa dan Seni/jurusan Bahasa Indonesia/program studi Bahasa Indonesia (tahun masuk :1988-tahun lulus : 1995) Judul Buku yang pernah diedit (10 Tahun Terakhir): 1. (kelas VII) 2. (kelas VIII) 3. Prakarya (kelas VII) 4. PJOK (kelas VII) Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir): 1. Menulis Dongeng dengan Teknik Gambar Tempel (2006) 2. Jejak Petualang dalam Teks Iklan (2007) 3. Berbicara dengan Camtasia Studio (2009) 4. Pro dan Kontra Penyelenggaraan Ujian Nasional (2007) 5. Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi dengan Metode Example non Examples. (2015) 6. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (2015) 160

167 Profil Ilustrator Nama Lengkap : Muslihudin Telp Kantor/HP : donaldz.gunga@gmail.com Akun Facebook : Donald Gugurbunga Alamat Kantor : Jl. Cilimus no.115 Kp. Padaasih, Cisarua, Kab. Bandung Barat Bidang Keahlian : Desain Grafis Riwayat pekerjaan/profesi (10 Tahun Terakhir): : Ilustrator Redaksi Harian Tangsel Pos : Ilustrator Redaksi Harian Lampu Merah. Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar: 1. Tidak ada. Karya/Pameran/Eksibisi dan Tahun Pelaksanaan (10 tahun terakhir): 1. Tidak ada. Buku yang Pernah dibuat Ilustrasi dan Tahun Pelaksanaan (10 tahun terakhir): 1. Kelas VIII (2013) 2. Kelas IX (2015) Informasi Lain dari Ilustrator Lahir di Jakarta 23 Oktober Menikah dan belum dikaruniai anak. Saat ini menetap di Cimahi, Bandung. Aktif terlibat dalam berbagai kegiatan seni dalam negeri seperti kegiatan pentas seni musik, street murals, cetak saring, dan sebagainya. Buku Guru 161

168 162

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Katalog Dalam Terbitan (KDT) Hak Cipta 2016 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Disklaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Seni

Lebih terperinci

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A)

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A) 479 58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B) 487 59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D) 495 60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) 80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Lebih terperinci

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) 627 79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) A. Latar belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) 611 77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) A. Latar belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tidak

Lebih terperinci

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) 61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

PENILAIAN DALAM KURIKULUM 2013

PENILAIAN DALAM KURIKULUM 2013 PENILAIAN DALAM KURIKULUM 2013 (Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013) Penilaian Otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran

Lebih terperinci

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A) 53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) 619 78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) A. Latar belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006 (SK) dan (KD) Mata Pelajaran Sumber: KTSP 2006 52. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 Penegasan Istilah Istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan terutama untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

76. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

76. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) 76. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN Mata pelajaran : Gambar Teknik Kelas/Semester : XI / 2 Materi Pokok/Topik : Pengenalan Tanda Dan Letak Hasil Gambar

Lebih terperinci

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang 55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA SMP/MTs. Kelas VII

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA SMP/MTs. Kelas VII KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 2013 SMP/MTs Kelas VII MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PRAKARYA Mata pelajaran prakarya terdiri dari aspek Kerajinan, Rekayasa, Budidaya dan Pengolahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidkan Seni Budaya merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat di jenjang pendidikan dasar dan menengah, yang dalam pelaksanaannya mengacu pada Kurikulum Berbasis

Lebih terperinci

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang 54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

MODEL SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN SENI BUDAYA

MODEL SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN SENI BUDAYA MODEL SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN SENI BUDAYA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 2017 DAFTAR ISI DAFTAR ISI i I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMALB TUNADAKSA

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMALB TUNADAKSA - 1555 - M. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA SMALB TUNADAKSA KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI KELAS I KOMPETENSI INTI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

Lebih terperinci

BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN

BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN A. Pendahuluan Penilaian merupakan langkah lanjutan yang umumnya dilakukan oleh pendidik dengan berbasis pada data pengukuran yang tersedia. Penilaian atau Assessment

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP PGRI TANJUNGPANDAN Kelas / Semester : VII A & B / Gazal Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Tema : Keadaan Alam dan Aktivitas penduduk

Lebih terperinci

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI Mata Pelajaran KESENIAN SEKOLAH MENENGAH ATAS dan MADRASAH ALIYAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003 Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum,

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR CALON PESERTA PROGRAM PLPG MATA PELAJARAN PEDAGOGI

SUMBER BELAJAR CALON PESERTA PROGRAM PLPG MATA PELAJARAN PEDAGOGI SUMBER BELAJAR CALON PESERTA PROGRAM PLPG MATA PELAJARAN PEDAGOGI Kurikulum 13 Penulis: Prof. Dr. Sunardi, M.Sc Dr. Imam Sujadi, M.Si Penelaah: Prof. Dr. rer. nat. Sadjidan, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

EDISI REVISI 2014. Buku Guru. Kelas VII SMP/MTs. Seni Budaya. SMP/MTs KELAS VII

EDISI REVISI 2014. Buku Guru. Kelas VII SMP/MTs. Seni Budaya. SMP/MTs KELAS VII EDISI REVISI 201 Buku Guru. Kelas VII SMP/MTs SMP/MTs KELAS VII Hak Cipta 201 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Disklaimer: Buku ini

Lebih terperinci

VIII. SENI BUDAYA BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

VIII. SENI BUDAYA BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang VIII. SENI BUDAYA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum adalah sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) Satuan Pendidikan : SMP/MTs Mata Pelajaran : Seni Budaya Kelas / Semester : VII / Materi Pokok : SENI RUPA Sub Materi Pokok : Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Keras

Lebih terperinci

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013 1 PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013 Pendahuluan Oleh: Bambang Prihadi*) Implementasi Kurikulum 2013 dicirikan dengan perubahan yang sangat mendasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih kepekaan dan keterampilan melalui media suara. Unsur-unsur musik menurut Jamalus (1998 :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seni budaya merupakan penjelmaan rasa seni yang sudah membudaya, yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh orang banyak dalam rentang perjalanan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan disajikan pembahasan pada produk final hasil

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan disajikan pembahasan pada produk final hasil BAB V PEMBAHASAN Pada bab V ini akan disajikan pembahasan pada produk final hasil pengembangan, di mana wujud akhir dari produk yang dikembangkan setelah direvisi perlu dikaji secara objektif dan tuntas.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : SMP N 2 BANJAR : Seni Budaya (Seni Teater) : VIII / (Satu) : x pertemuan (3 JP) A. Kompetensi Inti. Menghargai dan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah :... Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa Kelas/Semester : IX / I Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Satandar Kompetensi : 1 Mengapresiasi karya seni rupa Kompetensi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 03)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 03) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 03) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Prambanan Klaten : Seni Budaya (Seni Rupa) : VIII /Satu : Menggambar Model : 3 x 40

Lebih terperinci

Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO

Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO Click to edit Master title style PP 32 Tahun 2013 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Permendikbud

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK BAB VIII PENILAIAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN Prof. Dr. Sunardi, M.Sc Dr. Imam Sujadi, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) KURIKULUM 2013 KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTS) KELAS VII - IX MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) Nama Guru NIP/NIK Sekolah : : : 1

Lebih terperinci

PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAM (Suroto, Kun Setyaning Astuti, Marwanti, Erman)

PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAM (Suroto, Kun Setyaning Astuti, Marwanti, Erman) KOMPETENSI KETERAMPILAM (Suroto, Kun Setyaning Astuti, Marwanti, Erman) Penilaian keterampilan ini dikembangkan didasarkan pada standar penilian, standar proses, Kompetensi inti, Kompetensi dasar. Tes

Lebih terperinci

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG (Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG UPT SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) KABUPATEN BANDUNG 2017 DESAIN PEMBELAJARAN Oleh: Yaya Sukarya,

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Berdasarkan : Permendikbud no. 22/2016 Tentang Standar Proses endidikan Dasar &

Lebih terperinci

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMALB TUNANETRA

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMALB TUNANETRA - 345 - M. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA SMALB TUNANETRA KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : 1 Minggu x 2 Jam pelajaran (2 Jam 45 Menit

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : 1 Minggu x 2 Jam pelajaran (2 Jam 45 Menit RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMK KATOLIK ST LOUIS RANDUBLATUNG : Seni Musik : XII/Genap : Pergelaran Seni Musik : 1 Minggu x 2 Jam

Lebih terperinci

BAB III STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

BAB III STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM BAB III STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN ( SKL) 1. Pengertian Standar kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan mencakup

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN SMP NEGERI 2 BANJAR MATA PELAJARAN SENI BUDAYA

SILABUS MATA PELAJARAN SMP NEGERI 2 BANJAR MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SILABUS MATA PELAJARAN SMP NEGERI 2 BANJAR MATA PELAJARAN SENI BUDAYA 2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI i I. PENDAHULUAN 1 A. Rasional 1 B. Kompetensi Setelah Mempelajari Seni Budaya di Pendidikan Dasar dan Pendidikan

Lebih terperinci

EDISI REVISI Buku Guru Seni Budaya. Diunduh dari. SMP/MTs KELAS VII

EDISI REVISI Buku Guru Seni Budaya.  Diunduh dari. SMP/MTs KELAS VII EDISI REVISI 201 Buku Guru SMP/MTs KELAS VII Hak Cipta 201 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Disklaimer: Buku ini merupakan buku guru

Lebih terperinci

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI Mata Pelajaran KESENIAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA dan MADRASAH TSANAWIYAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003 Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip pendidikan seni dan budaya meliputi pengembangan dimensi

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip pendidikan seni dan budaya meliputi pengembangan dimensi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Prinsip pendidikan seni dan budaya meliputi pengembangan dimensi kepekaan rasa, peningkatan apresiasi, dan pengembangan kreativitas. Struktur kurikulum pada

Lebih terperinci

PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. Pendahuluan Dalam rangka mengimplementasikan pogram pembelajaran yang sudah dituangkan di dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan

Lebih terperinci

PANDUAN PENGEMBANGAN RPP

PANDUAN PENGEMBANGAN RPP PANDUAN PENGEMBANGAN RPP 1. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk menumbuhkan kepekaan rasa estetik dan artistik sehingga terbentuk sikap kritis, apresiatif dan kreatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangkitkan motivasi siswa, (4) prinsip individual, dan (5) peragaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. membangkitkan motivasi siswa, (4) prinsip individual, dan (5) peragaan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepercayaan diri siswa dalam belajar merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Menurut Moh. Uzer Usman (1996:21-31) dalam menciptakan

Lebih terperinci

56. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB E)

56. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB E) 56. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB E) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 02)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 02) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 02) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Prambanan Klaten : Seni Budaya (Seni Rupa) : VIII E dan VIII F /Satu : Menggambar Model

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP KURIKULUM 2013? (Berbasis Scientific Approach)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasal 19 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Lebih terperinci

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan 1 BAB I DEFINISI OPERASIONAL A. LATAR BELAKANG MASALAH Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia, karya seni merupakan suatu

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 3 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

Hak Cipta 2013 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang

Hak Cipta 2013 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang Hak Cipta 2013 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Disklaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Astrid Sutrianing Tria, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Astrid Sutrianing Tria, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia akan menjadi negara yang tentram apabila sumber daya manusianya memiliki budi pekerti yang baik. Budi pekerti yang baik dapat diupayakan

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI RUPA)

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI RUPA) SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI RUPA) Satuan Pendidikan : SMP Kelas : VII Kompetensi Inti : KI 1 :Menerima, menanggapi, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghargai perilaku

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP Negeri 1 Telagasari : Prakarya (Pengolahan) : VII/1 : Pengolahan Minuman Segar : 1 Pertemuan

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI MUSIK) (WAJIB PILIHAN)

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI MUSIK) (WAJIB PILIHAN) SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI MUSIK) (WAJIB PILIHAN) SATUAN PELAJARAN: SMP KELAS : KOMPETENSI INTI : KI 1 : Menanggapi, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghargai perilaku

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) Sekolah :... Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa Kelas/Semester : IX ( sembilan ) / 2 (dua) Pertemuan ke : 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Standar Kompetensi

Lebih terperinci

EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP. Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP

EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP. Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP Mekanisme Pengembangan RPP 1. Perencanaan Tahap pertama dalam pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEORI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEORI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEORI Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Piyungan : Prakarya (Kerajinan) : VII / Ganjil : Kerajinan dari Bahan aalam. : 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 pada tingkat dasar menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik saintifik mengedepankan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET A, PROGRAM PAKET B, DAN PROGRAM PAKET C DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Piyungan : Prakarya (kerajinan) : VIII / Ganjil : Kerajinan dari Bahan Alam. :

Lebih terperinci

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan nasional adalah suatu proses belajar dan pembelajaran yang terencana sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Lebih terperinci

BAB VI STANDAR PROSES PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH, TSANAWIYAH DAN ALIYAH

BAB VI STANDAR PROSES PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH, TSANAWIYAH DAN ALIYAH BAB VI STANDAR PROSES PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH, TSANAWIYAH DAN ALIYAH A. Pandangan tentang Pembelajaran Secara prinsip, kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan

Lebih terperinci

dan menghargai keragaman dan keunikan karya seni

dan menghargai keragaman dan keunikan karya seni RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 05) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Prambanan Klaten : Seni Budaya (Seni Rupa) : VIII/ Satu : Menggambar Ilustrasi : 3 x

Lebih terperinci

KURIKULUM 2013 PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

KURIKULUM 2013 PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PUSAT PENGEMBANGAN PROFESI PENDIDIK 2015 1 PPT-1.3C

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menentukan perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Pengembangan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) Sekolah : SMP Negeri 2 Gerokgak Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa Kelas/Semester : IX / I Pertemuan ke : 1-2 Alokasi Waktu : 4 x 40 menit Satandar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku bangsa di Indonesia memiliki seni dan budaya tradisional masing-masing yang kemudian secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan nasional mengamanatkan negara menjamin hak dasar setiap warga negara terhadap pemenuhan kebutuhan pendidikan serta pengembangan diri dan memperoleh

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI MUSIK) (WAJIB PILIHAN)

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI MUSIK) (WAJIB PILIHAN) SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI MUSIK) (WAJIB PILIHAN) SATUAN PELAJARAN: SMP KELAS : VIII KOMPETENSI INTI : KI 1 : Menanggapi, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghargai perilaku

Lebih terperinci

IKLAN. File bisa dikirim Via ataupun Paket CD yang dikirim langsung ke alamat anda.

IKLAN. File bisa dikirim Via  ataupun Paket CD yang dikirim langsung ke alamat anda. IKLAN Kami menyediakan Paket Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 lengkap untuk semua mata pelajaran tingkat SMA/Ma/SMK, SMP/MTs, dan SD/Mi lengkap Semester 1 dan 2. File bisa dikirim Via email ataupun

Lebih terperinci

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS A. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Kerajinan modifikasi dari limbah organik.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Kerajinan modifikasi dari limbah organik. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Piyungan : Prakarya (kerajinan) : VIII / Ganjil : Kerajinan modifikasi dari limbah organik.

Lebih terperinci

PLPG CEPI SAFRUDDIN ABD. JABAR

PLPG CEPI SAFRUDDIN ABD. JABAR PLPG CEPI SAFRUDDIN ABD. JABAR ELEMEN PERUBAHAN SKL terstruktur dalam: SKL Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Dasar SKL Menyeimbangkan kognitif, afektif, dan psikomotor Kompetensi inti mengikat kompetensi-kompetensi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP N 3 Magelang Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/Semester : VII/1 Materi Pokok : Manusia, Tempat, Lingkungan Materi pembelajaran : Dinamika

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas siswa menjadi yang lebih baik. Sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini sudah mulai memaknai

Lebih terperinci

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMPLB TUNANETRA

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMPLB TUNANETRA - 230 - M. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA SMPLB TUNANETRA KELAS: VII Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : SMP Negeri 2 Banjar : Prakarya (Kerajinan) : VIII/ Satu : 5 pertemuan (10 X 40 menit) A. Kompetensi Inti 1. Menghargai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN SENI BUDAYA (SENI RUPA)

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN SENI BUDAYA (SENI RUPA) PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN SENI BUDAYA (SENI RUPA) A. Pendahuluan Secara prinsip, silabus sebagai acuan pengembangan RPP dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG Pembelajaran adalah suatu proses perubahan yang di alami oleh individu dalam mencapai sesuatu yang diharapkan. Pembelajaran dalam dunia pendidikan tentu saja merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak Usia Dini adalah anak yang berada pada rentang usia dari 0 sampai dengan usia 8 tahun (Solehudin, 1997 : 23). Dan usia ini juga disebut dengan golden

Lebih terperinci

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMPLB TUNARUNGU

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMPLB TUNARUNGU - 618 - M. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA SMPLB TUNARUNGU KELAS: VII Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah : Mata Pelajaran : SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN Kelas/Semester : IV (empat) / II (dua) Pertemuan Ke : Alokasi Waktu : x 35 Standar Kompetensi SENI

Lebih terperinci