Gadis Dua Dimensi. oleh. Ryby Piscesia. Diterbitkan melalui: textnovel.com. Copyright 2013 by Ryby Piscesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gadis Dua Dimensi. oleh. Ryby Piscesia. Diterbitkan melalui: textnovel.com. Copyright 2013 by Ryby Piscesia"

Transkripsi

1 Gadis Dua Dimensi oleh Ryby Piscesia Copyright 2013 by Ryby Piscesia Diterbitkan melalui: textnovel.com 1

2 Prolog Apakah kau pernah jatuh cinta? Bagaimana bila cintamu datang dari dunia yang berbeda denganmu? Akankah kau masih mencintainya? Akankah kau mengorbankan segalanya agar cinta itu dapat tumbuh? Sebuah cinta yang datang dari dua dunia yang berbeda. Yang satu datang dari dunia nyata, dan yang satu lagi dari dunia dua dimensi. Akankah itu terjadi? 2

3 Daftar Isi Chapter 1: Rak putih 4 Chapter 2: Kunang-kunang kecil 28 Chapter 3: Cahaya keajaiban 50 Chapter 4: Suasana luar 57 Chapter 5: Sebuah ruang untuk kita 66 3

4 Chapter 1: Rak putih Terlalu sempit, penat. Aku sedang duduk di atas sebuah rak putih yang terbuat dari kayu mahogany, berdiri terjejer dengan mereka yang sama sepertiku. Di dalam sebuah toko yang terletak di ujung jalan. Sebuah toko yang tidak begitu ramai, tapi juga tidak terlalu sepi. Rak-rak berjejer. Suara mesin kasir yang terdengar sibuk menghitung uang di dekat pintu. 4

5 Karpet merah tipis yang terhampar melapisi lantai. Aku sedang duduk dalam diam, sambil menunggu. Mataku melihat kesana kemari. Dari balik sampul plastik sedikit berdebu yang mengemasku di sudut rak. Aku sedang menunggu seseorang. Seseorang yang akan mengambilku, yang aku tidak pernah tahu. Aku sesekali menoleh ke arah pintu otomatis yang tidak jauh dari 5

6 tempatku berada. Pintu itu berkali-kali terbuka, mempersilahkan orang-orang yang sibuk keluar masuk. Aku melihat beberapa pengunjung yang datang. Mereka adalah para remaja atau mahasiswa kuliahan. Kebanyakan dari mereka adalah anakanak muda. Kadang-kadang anak-anak kecil, tapi tidaklah banyak. Cukup banyak yang datang. Mereka berjalan masuk, melihat-lihat, menelusuri. Mereka mengambil uang dari dalam saku, lalu memberikannya ke kasir untuk melakukan transaksi. 6

7 Hanya beberapa orang yang datang dan berhenti di tempatku. Dan biasanya, mereka tidak memilihku. Aku tidak tahu kenapa. Tapi biasanya, mereka tidak memilihku. Para pengunjung hanya memilih dan membeli mereka yang terjejer denganku di rak yang sama. Aku tidak tahu kenapa aku tidak dipilih. Orang-orang itu... selalu memilih mereka dan selalu meninggalkanku dalam debu, sendirian. Orang-orang itu 7

8 tidak pernah tahu apa yang aku rasakan. Mereka tidak pernah tahu apa yang aku inginkan. Apa aku tidak menarik? Atau kemasanku yang tidak bagus? Aku tidak pernah dipilih. Semakin lama aku berada di rak, semakin sering pemilik toko menatap ke arahku. Gelisah. Itulah yang dirasakan pemilik toko setiap kali ia melihatku. Dia selalu membersihkanku agar aku dapat menarik pembeli. Ia merapikan dan membersihkanku dengan hati-hati. 8

9 Aku tahu ia gelisah, karena dengan tidak adanya orang yang membeliku, itu berarti dia merugi. Aku hanya tahu apa yang ia rasakan. Bukan dengan berbicara denganku. Aku hanya dapat mendugaduga. Itu bukan berarti ia tidak mau berbicara denganku. Bukan, tidak seperti itu. Dia tidak akan mengajakku berbicara, begitu pula dengan yang lain. Hal itu, tentunya, dikarenakan aku tidak dapat berbicara. Tidak akan pernah. 9

10 Hari ini seperti hari-hari sebelumnya, selalu sama, tidak pernah berubah. Aku hanya menunggu dengan sabar. Aku sedang menunggu seseorang dengan mata yang berkilauan saat melihatku, yang tertarik padaku, dan mengambilku. Lalu yang akan mengambil uang dari dalam saku untuk membeliku, kemudian membawaku pulang ke rumah dengan wajah yang senang. Aku sedang berharap. Tapi sampai kapan? 10

11 Aku sedang menunggu, dan menunggu, selalu menunggu... di sudut pojok rak putih. Dengan sebuah harapan, yang aku tidak pernah tahu kapan akan berakhir. Dan akhirnya, aku melihatmu. Kau masuk melalu pintu otomatis. Pintu itu terbuka perlahan lalu kau masuk ke dalam dan meninggalkan pintu itu tertutup dengan sendirinya di balik punggungmu. Kau melihat ke sekitar dari balik kacamatamu yang tebal. 11

12 Aku tidak tahu kenapa, tapi aku sedang terpaku sekarang. Aku merasakan sesuatu dari dalam diriku untuk selalu melihat ke arahmu. Aku memperhatikanmu, dari atas kepala hingga ke ujung kaki -- Rambut yang tertata tidak rapi. Kulit yang terbakar matahari. Kaus lengan panjang berwarna putih. Celana panjang berwarna biru gelap. Jaket hitam dengan garis strip putih. Sepatu berwarna putih keperakan. Dari atas kepala hingga ke ujung kaki -- 12

13 Sepasang mata hitam yang bulat dan bersinar. Bibir yang berwarna pink pudar tapi menjadi sedikit memerah karena kau sering menggigitnya. Gigi putih dan lesung pipi terlihat saat kau tersenyum lebar begitu kau melangkah masuk. Hidung yang mancung. Kedua tangan yang panjang; tangan kanan yang selalu mencoba menyisir rambut ke belakang, tangan kiri yang memegang ransel. Celana yang robek di bagian lutut. Sepatu yang sedikit kotor dengan jejak lumpur yang telah mengering. 13

14 kaki -- Dari atas kepala hingga ke ujung Sinar matahari masuk melalui jendela, merefleksikan cahaya di wajahmu. Sinar itu membuatmu menyipitkan matamu. Tapi tidak bagiku. Aku terus menatapmu lebar-lebar, menghela nafas -- menahan udara di dada -- Kau terlalu bersinar 14

15 Kau melangkah masuk dan melihat ke sekitar. Kau melihat-lihat, menelusuri. Satu-persatu rak kau telusuri. Satupersatu kau memegang mereka yang sama sepertiku. Kau mengambil mereka dari tempatnya. Kau membaca deskripsi di bagian sampul belakang. Kau mengamati sampulnya. Kau mengamati bagian screenshot-nya. Kelihatannya kau sedang menilai mereka. Entah dari poin apa kau menilai mereka, aku tidak tahu. 15

16 Kemudian kau meletakkan kembali mereka ke tempatnya semula. Dan kau terus mengulang hal yang serupa. Kau menatap, memegang, mengambil, membaca, mengamati, mengangguk-angguk, lalu meletakkan ke tempatnya semula. Namun kelihatannya tidak ada satu pun dari mereka yang menarik perhatianmu. Kelihatannya kau sedang mencari sesuatu Tapi, apa itu? Apa yang sedang kau cari? 16

17 Kau berjalan perlahan sepanjang masing-masing rak, menyusuri ganggang di antara rak-rak tersebut. Kau menyentuh orang-orang lain yang juga melakukan hal yang sama seperti yang kau lakukan. Aku terus melihatmu. Aku sedang menunggu sesuatu yang mungkin dapat terjadi hari ini. Aku sedang menunggu. Lagi. Akankah itu menjadi harapan palsu lagi? Dan inilah dia. Akhirnya -- 17

18 Aku melihat kau berdiri di sana tidak jauh dariku. Bahkan sangatlah dekat. Kau begitu dekat Kau menelusuri sebuah rak... sebuah tempat dimana aku sedang berada saat ini. Tanganmu yang panjang menjulur ke arah rak putih ini. Kau mulai melakukan apa yang sedari tadi kau lakukan. Satu persatu kau memegang mereka. Kau menyentuh sampulnya. Kau melihat screenshot. Kau membaca 18

19 deskripsi. Satu-persatu, secara terus menerus. Dan, akhirnya... kau meraihku. Kau mulai menyentuhku, lalu mengambilku dari tempatku. Tanganmu dingin. Kau menghembuskan nafas pada sampulku. Hangat. Menggelitik. Dari balik kacamata kau melihatku. Dan kemudian, mata kita bertemu. Kalau aku dapat berbicara, aku akan mengatakan, Berhenti 19

20 menghembuskan nafasmu, itu membuatku geli! Kalau aku dapat berbicara, aku akan mengatakan, Hey, tanganmu dingin, hangatkan dirimu, atau kau akan masuk angin! Kalau aku dapat berbicara, aku akan mengatakan, Jangan hanya melihatku, ayo cepat beli aku! Dan, jika aku dapat berbicara, jika aku adalah manusia, aku pasti sudah mengatakan padamu, dan memalingkan wajahku. 20

21 Jangan melihatku seperti itu, kau membuat wajahku memerah Tolong hentikan -- aku mohon kau hanya akan membuat wajahku merona karena malu Matamu terus menatapku. Dengan tenang dan dalam diam kau mengamati. Mungkin sekitar sepuluh menit kau terus menatapku. Dan, aku merasakan tangan yang memegangku bergerak-- ke satu arah. Ke arah yang aku tidak ingin kau menggerakan tanganmu. 21

22 Tidak TIDAK! Jangan kembalikan aku ke rak! Ambil aku! Beli aku! Aku mohon!!.! Tapi harapan itu selalu seperti sebelumnya musnah-- Ujung kemasanku telah menyentuh rak. Dan aku hanya dapat tertunduk lemas 22

23 Chapter 2: Kunang-kunang kecil Matahari terbenam meninggalkan cahaya keemasan dan perlahan tergantikan oleh gelapnya malam. Toko telah tutup. Pengunjung telah pergi. Pintu telah dikunci. Pemilik sedang merapikan barang-barang. Dan aku hanya tertinggal di belakang, sendirian di sudut rak putih ini-- 23

24 Aku seperti terjebak dalam kegelapan, tanpa ada sedikitpun cahaya yang dapat menyinari. Pemilik sedang merapikan barangbarang. Semua barang dirapikan dan dibersihkan satu-persatu. Dan dia sampai ke rak putih tempatku berada. Dia melihat ke arahku, bersamaan dengan helaan nafas yang berat. Entah tatapan apa yang ia sedang berikan kepadaku, aku tidak berani membalas menatapnya. Pemilik mengambilku dari rak. Tangannya yang gempal. Perutnya 24

25 yang bulat. Kemejanya yang sedikit kusut di bagian ujung. Rambutnya yang menipis. Kumisnya yang juga semakin tipis. Dia membalik sampulku, menatapku untuk sejenak. Dia menghela nafas dalam-dalam. Sepertinya malam ini ia akan berbicara lagi padaku seperti biasanya. Dia mulai membuka mulutnya. Baru kali ini, seumur hidupku aku berjualan kaset video game, ada satu yang tidak terjual sepertimu. 25

26 Entah kenapa sebabnya. Tapi pengunjung yang datang biasanya hanya melirikmu tanpa peduli. Padahal aku sudah membersihkan kemasanmu setiap hari. Atau mungkin karena kau adalah produk lama? Teman-temanmu dengan judul yang sama sudah terjual sejak lama, dan hanya kau yang tertinggal. Judulmu mungkin tidak akan ditemukan di tokotoko lain kecuali disini. hah 26

27 Besok, para pengangkut akan datang kemari. Kaset-kaset yang tidak terjual akan dikembalikan ke pabrik dan akan dihancurkan. Kau Aku pikir anak yang tadi melihatmu hari ini akan membelimu. Tapi ternyata You are finished. Tiga kata itu terus berputar di dalam kepalaku. -- tiga kata yang sederhana -- 27

28 Tiga kata yang mencoba menerobos masuk, mengguncang saraf otak, memaksa untuk dipahami huruf demi huruf. -- Aku mendengar kalimat, memaknai artinya, dan menerima kenyataan. -- Itu hanyalah tiga kata sederhana... tapi sangat menyakitkan maaf kata si pemilik. Seperti itu saja. Sesederhana seperti itu saja. 28

29 Pemilik meletakkan aku kembali ke rak putih ini.dia melangkah mundur dan memutar badan. Kemudian ia menjauh, menjauh dan terus menjauh Dia mematikan lampu kemudian naik tangga menuju ke kamarnya dan meninggalkan toko ini dalam kesunyian. -- sunyi gelap tanpa cahaya -- 29

30 Hanya bayangan temaram sebuah warna putih dari rak ini yang terlihat seperti memberikan sedikit cahaya. Tapi tetap tidaklah terang Aku terjebak dalam kegelapan. - Pagi hari - Sudah pagi. Pagi yang seperti biasa. Pemilik melangkah turun dari lantai dua. Dia berjalan menyusuri rakrak menuju ke arah pintu. Tap. Tap. 30

31 Tap. Kunci pintu telah terbuka -- Suara burung-burung berkicauan terdengar segera oleh telinga. Bau dedaunan, udara segar, embun Bau di pagi hari. Mereka semua masuk ke dalam saluran pernafasan untuk dihirup. Matahari mulai terbit. Sinarnya menyinari -- semakin dan semakin lama menyilaukan -- Pemilik membalik badan. Ia melihat ke sekitar. Ia menatap, dan 31

32 berjalan, lalu berhenti di tempat dimana aku berada dengan helaan nafas dan kata-kata sederhana-- yang menghancurkan pagi yang bersinar ini, Hari ini adalah hari terakhirmu, Aku tahu. Aku selalu tahu. Kau tidak perlu mengatakannya padaku Aku melihat ke sekitar. Aku mendengarkan sekitar. Aku menghirup udara sekitar. Ini yang terakhir kalinya -- 32

33 Kemudian, aku mendengar sesuatu; suara ribut mesin kendaraan yang berhenti di depan toko. Seseorang masuk ke toko. Si pengangkut -- Orang ini yang akan membawaku ke pabrik dan menghancurkanku Ia berbicara singkat dengan pemilik. Kemudian mereka berdua mulai berkemas-kemas. Pemilik berjalan ke arahku. Dan tanpa berlama-lama lagi, tanpa bercakap-cakap lagi, ia mengambilku 33

34 dan meletakkan aku di sebuah kardus karton bersamaan dengan yang lain. Kami akan menuju ke tempat terakhir kami. Jadi, seperti ini rasanya? Berada di sebuah kardus karton. Gelap, sempit. Ternyata tidak ada bedanya. Tidak ada bedanya bagiku yang selalu berada di rak yang sempit, sendiri, dan hanya mengumpulkan debu. Kenyataan itu selalu kejam, bukan? 34

35 Seseorang memegangi kardus tempat dimana aku berada sekarang. Aku tidak tahu siapa, karena tutup kardusnya sudah dilem. Disamping itu, aku juga tidak peduli dan tidak ingin tahu siapa itu. Tidak ada bedanya bagiku Ayo bawa kardus-kardus ini ke pabrik, Kenyataan selalu kejam. Tidak pernah ada cahaya dalam kekejaman. Tidak pernah ada cahaya dalam hidupku. Bahkan sekecil kunangkunang sekalipun. 35

36 Tidak pernah ada bahkan hanya partikel cahaya terkecil itu sendiri pun tidak akan pernah muncul. 36

37 Chapter 3: Cahaya keajaiban Kardus tempatku berada dibawa keluar oleh seseorang. Dari celah kardus yang tidak tertutup aku dapat sedikit melihat keadaan di luar. Akhirnya aku merasakan bagaimana rasanya berada di luar toko. Udara pagi hari berhembus menerpa dengan lembut. Suara kicauan burung nyaring terdengar begitu aku berada di luar toko. Suaranya tidak sesamar saat aku mendengarnya dari dalam toko. 37

38 Embus masih membasahi dedaunan. Bau pagi hari semakin menyeruak. Satu-persatu kendaraan lewat di depan toko dan menghilang di ujung jalan. Aku selalu menginginkan berada di luar toko. Setiap hari aku membayangkan akan ada seseorang yang membeliku dan membawaku keluar dari toko. Aku sekarang memang berada di luar toko seperti yang selalu aku harapkan. Tapi bukan seperti ini -- 38

39 Bukan dalam keadaan begini. Bukan dengan cara seperti ini Setelah dibawa oleh seseorang, kardus tempatku berada sekarang diletakkan. Aku merasakan suara mesin menderu di bawahku, membuatku percaya kalau aku berada di dalam sebuah mobil sekarang. Mungkin sebuah truk. Kardusnya ditempatkan di atas kardus-kardus lain. Seperti itu saja. Dan kemudian, aku mendengar suara pintu truk yang ditutup. 39

40 Tapi samar-samar dari kejauhan, aku mendengar suara derap langkah yang sedang berlari. Aku tidak tahu suara langkah kaki milik siapakah itu. Suara langkah kaki itu semakin lama semakin mendekat. Dan kemudian, aku mendengar langkah kaki itu berhenti. Jaraknya mungkin hanya beberapa meter dari truk tempatku berada sekarang. Aku tidak dapat mendengar yang lain. Pintu truknya telah terkunci rapat. Suara dari luar juga terhalang oleh suara mesin yang menderu. 40

41 Tapi samar-samar, aku mendengar seseorang sedang memohon Dan kemudian, suara mesin truk yang menderu dibawahku tiba-tiba berhenti. Sekarang aku dapat mendengar suara-suara dari luar. Meskipun hanya samar-samar, tapi setidaknya lebih jelas dari sebelumnya. Sudah dapat dipastikan, aku mendengar seseorang memohon dengan suaranya yang terengah-engah karena kelelahan berlari. 41

42 Tolong pak, aku sudah mencarinya sejak lama. Sekarang aku punya uang untuk membelinya. Tolong jangan dikembalikan ke pabrik! Tapi kami tidak mungkin membuka kembali satu-persatu barangbarang yang telah dikemas dalam kardus. Kami tidak punya banyak waktu. Masih ada beberapa toko yang harus kami kunjungi. si pengangkut mengatakannya tanpa cukup peduli. Tapi, pak Hey, hey, ada apa ini? suara sang pemilik. 42

43 Percakapan terjadi lagi di luar. Kali ini suara motor yang lewat di sebelah truk menganggu pendengaran. Setelah motor itu lewat, aku dapat mendengar mereka berbicara lagi. Kau yang datang kemarin? Ah, kau ingat padaku? Apa yang sedang kau cari? Um judulnya Suara mesin mobil yang lewat yang sekarang menggangu. Tapi, aku cukup yakin. Meskipun samar-samar, anak lelaki itu menyebutkan aku. 43

44 Tak lama kemudian, ada sebuah cahaya yang masuk. Aku merasakannya. Pintu truknya terbuka. Aku mendengar suara setelahnya. Seseorang seperti membuka kemabli kardus-kardus yang telah tersusun rapi. Aku terletak di kardus yang berada di paling ujung. Aku percaya pada sebuah keajaiban, yang selalu datang di saat yang paling tidak dapat diduga. Dan sekarang, aku sedang menunggunya, keajaiban itu. 44

45 45

46 Chapter 4: Suasana luar Tap. Tap. Tap. Suara langkah-langkah kaki terdengar dari bawah. Aku sekarang tidak lagi berada di rak yang sempit dan penat, tidak juga berada di dalam sebuah kardus karton. Sekarang aku berada di dalam sebuah tas kertas kecil, dibawa terayun, mengikuti langkah milik seseorang. 46

47 Sedikit sinar matahari melesap masuk melalui celah yang terbuka. -- tidak begitu terang namun masih menyilaukan -- Pertama kalinya aku merasakan hal seperti ini. Toko tempatku selalu berada semakin lama semakin terlihat kecil, ketika langkah kaki yang membawaku semakin menjauh. Dari kejauhan pemilik masih menatap kepergianku. Tatapannya tidak lagi gelisah, tidak lagi dengan helaan nafas, tidak lagi dengan kata-kata yang menyakitkan. 47

48 Kali ini ia menatapku dengan senyum yang terulas di wajahnya. Tak berapa lama kemudian kedua kaki gempalnya melangkah masuk kembali ke dalam toko. Mungkin ini terakhir kalinya aku akan melihat si pemilik toko. Aku mengintip dari celah tas kertas yang terbuka. Rumah-rumah yang berderet dengan bentuk yang sama, hanya saja warna catnya yang berbeda. Berwarnawarni. Beberapa kendaraan melintas di tengah jalan. Tidak begitu banyak. 48

49 Beberapa anak kecil terlihat bermain di lapangan dengan riang saat kau yang membawaku melewati lapangan tersebut. Rumput-rumput, dedaunan, bergoyang perlahan saat angin berhembus. Tepat seperti inilah yang aku inginkan. Berada di luar toko menuju ke rumah seseorang yang masih tidak aku ketahui, di dalam sebuah tas kertas berlabelkan nama toko. Bukan di dalam sebuah kardus karton. Bukan ditumpuk begitu saja tanpa dipedulikan. Bukan di 49

50 dalam sebuah truk. Bukan menuju ke pabrik untuk dihancurkan. Angin kembali berhembus. Aku mengintip dari balik celah. Kau terlihat menyisir rambut ke belakang dengan tanganmu, yang terlihat bersinar saat matahari memantulkan cahayanya. Kakimu terus melangkah melewati rumah-rumah, menelusuri belokanbelokan, melewati pepohonan... Tak lama kemudian, kedua langkah kakimu berhenti di depan sebuah rumah dengan pagar besi setinggi dada berwarna merah. 50

51 Kau membuka pintu pagar berwarna merah tersebut. Rumah dengan dinding yang putih. Sebuah sepeda biru terparkir di balik pagar. Sebuah kolam renang ikan kecil menghias di depan teras. Lantai teras ubin yang berwarna hitam berkilau. Jendela rumah yang tertutup rapat. Pohon jambu di samping kolam ikan dengan dedaunan yang lebat. Daun-daun berwarna kuning kering sedikit mengotori bagian depan rumah. Ada juga yang jatuh ke dalam 51

52 kolam ikan dan mengejutkan ikan-ikan yang berenang disana. Kau melangkah masuk, lalu melepaskan sepatu dan kemudian meletakannya di atas rak yang telah disediakan. Kau menunduk dan mengambil keset berwarna merah yang terletak di depan pintu. Sebuah kunci berwarna perak yang kusam terdapat di bawah keset tersebut. Kau memasukkan kunci perlahan ke dalam lubang di pintu dan memutarnya. Pintu terbuka-- 52

53 Kau mengambil nafas dan mengatakan, Aku pulang, Jadi, inikah rumahmu? Akhirnya kami sampai -- Sofa-sofa empuk yang berjejer berwarna kuning pastel. Televisi hitam yang berada di sudut ruangan. Ruang tamu yang terhubung dengan ruang keluarga. Dinding dengan cat berwarna putih. Beberapa dekorasi seperti fotofoto dan hiasan lainnya menghiasi dinding dan membuatnya tidak sepi. Pertama kalinya aku melihat suasana ruangan lain selain di toko. 53

54 Ini rumah manusia. Bukan toko tempatku selalu berada. Tidak ada pintu otomatis. Tidak ada kasir. Tidak ada rak-rak putih berjejer. Suasana luar toko. Suasana rumah. 54

55 Chapter 5: Sebuah ruang untuk kita Kau melangkah masuk dan melihat ke sekitar. Kau menghela nafas saat menyadari tidak ada seorangpun disana. Lalu kau hanya beranjak naik tangga yang tidak jauh dari pintu masuk menuju ke lantai atas. Entah apa yang aku pikirkan. Tapi aku merasa ada sendu di balik helaan nafasmu itu. Kau sampai pada sebuah ruangan setelah menyusuri koridor rumahmu di 55

56 lantai dua. Tak lama kemudian, kau mengambilku dari dalam tas kertas. Segera setelah aku keluar dari tas kertas, sebuah atmosfir baru mengelilingiku. Aku tidak lagi melihat dengan mengintip dari balik celah. Kini aku dapat melihat dengan jelas. Sebuah ruangan dengan cat berwarna biru muda kali ini. Sebuah tempat tidur di sisi kiri. Meja dengan sebuah komputer di atasnya di sisi lainnya. Terdapat sebuah rak berisi buku-buku yang judulnya tidak aku mengerti, berjejeran dengan kaset-kaset video game yang 56

57 berdesakan. Karpet tipis berwarna hijau menutupi lantai ubin yang putih. Tumpukan majalah-majalah tertata di bawah tempat tidur. Kau meletakkan tas ranselmu di samping meja sambil terus memegang kemasanku. Bau ruangan beraroma jeruk segar berhembus bersamaan dengan angin dingin dari air conditioner. Kau melihat kemasanku, kemudian kau mengeluarkan CD dari dalam. Sepasang mata hitammu yang bulat 57

58 bergerak dengan lucu dari balik kacamata tebal sambil menatapku. Kau membuka mulutmu dan mulai berbicara dengan suara yang lembut. Aku sudah mencari kaset video game ini ke seluruh toko-toko game di kota ini. Tapi karena kau langka, sangat sulit untuk menemukanmu. Produk yang populer memang pasti cepat habis terjual. Semua temantemanku telah memilikimu sejak lama. Hanya aku saja yang tidak bisa membelimu. Aku tidak punya uang saat itu. 58

59 Yah, tapi tidak lagi sekarang! Akhirnya Kau tersenyum sembari menghidupkan komputer dan kemudian memasukkan CD masuk ke dalam driver. Kau duduk di kursi di hadapan layar komputer dan mengayun-ayunkan kaki dengan senangnya Kau mengetik sesuatu sambil terus menatap ke arah layar komputer. Cahaya radiasi berpendar-pendar memantul di wajahmu. Pantulan warnanya terlihat di kacamatamu. 59

60 Dari pantulan kacamata tebalmu terlihat -- Sebuah bar untuk mengunduh muncul. Pendaran warna berwarna hijau terang muncul di dalam bar itu, dari yang tidak ada, semakin lama semakin memenuhi bar. Berjalan terusmenerus tanpa ada gangguan. Lima persen. Sepuluh persen. Lima belas persen terus dan terus berjalan penuh Ya, akhirnya. 60

61 Akhirnya aku tidak lagi mengumpulkan debu di sudut rak putih. Akhirnya, tidak ada lagi hanya memegang kemasanku, hanya untuk melihatnya dan kemudian diletakkan kembali. Akhirnya aku melihat seseorang yang senang melihatku dan tersenyum. Akhirnya aku telah bertemu seseorang yang bersedia membeli dan membawaku pulang ke rumah. Akhirnya aku di-install oleh seseorang. Akhirnya ada seseorang yang ingin memainkanku. Akhirnya ada cahaya yang datang ke dalam hidupku. Akhirnya tidak ada 61

62 lagi kegelapan. Bukan lagi sebuah cahaya kecil. Bukan lagi sebuah cahaya temaram. Bukan lagi sebuah harapan palsu. Akhirnya. Wajahmu menunjukkan ekspresi yang tidak sabar menunggu. Berkalikali kau berdeham pertanda tenggorokanmu yang kering. Mungkin karena lelah berlari-lari mengejar truk yang hendak membawaku tadi. Mungkin juga karena sinar matahari yang semakin memanas di luar tadi. 62

63 Kau beranjak dari kursi dan berkata, Aku haus, dan meninggalkan ruangan. Bar unduh menunjukkan angka dua puluh persen. Aku sendirian saat kau pergi, mengamati kamar ini dengan lebih seksama. Ruangan ini akan menjadi tempat segalanya akan dimulai di antara kita. Ruangan dengan cat berwarna biru muda ini. Komputer di atas meja ini akan menjadi penghubungnya, keyboard ini 63

64 akan menjadi alat komunikasinya, layar ini akan menjadi media bagi kita untuk melihat satu sama lain, headset ini akan menjadi media bagi kita untuk mendengar suara masing-masing. -- di antara kehadiranmu, dan keberadaanku -- dari dua dunia dengan dimensi yang berbeda. Sebuah ruang untuk kita telah tercipta, ketika bar unduh menunjukkan proses instalasi seratus persen. Kau kembali dengan membawa sebotol air minum dingin yang terlihat 64

65 menyegarkan. Wajahmu terlihat terkejut gembira saat melihat proses instalasi-ku selesai. Tanganmu tidak sabar untuk mengetik sesuatu lagi di keyboard. Sebuah ikon game muncul di layar desktop. Kau mengkliknya dua kali, dan sebuah layar pembuka dengan gambar diriku muncul dengan berbagai menu. Kau mengklik menu, Start. Aku adalah sebuah karakter game dalam sebuah ruang dunia dua dimensi. 65

66 Tempatku berasal tidaklah sama sepertimu ataupun manusia lain. Kalian hidup di dunia tiga dimensi dimana segalanya bukanlah sekedar imajinasi. Sedangkan aku hanya hidup di dunia dimana semuanya dapat dibuat menjadi fantasi dari gambar yang hanya terilustrasi. Di duniaku juga ada tempat-tempat seperti di duniamu. Sekolah, jalanan, orang-orang, tanaman, hewan hanya saja dalam bentuk dua dimensi. Meski semuanya ada dan sama, tapi duniaku bukanlah duniamu. 66

67 Aku tidak bisa hidup tanpa kau instal. Aku tidak bisa bergerak tanpa kau nyalakan dan mainkan. Aku tidak bisa bersuara jika kau tidak mengajakku berbicara. Kata-kataku juga bukanlah sesuatu yang keluar langsung dari hatiku. Kata-kata yang tersampaikan dari mulutku melalui game ini hanyalah kata-kata yang telah ditentukan oleh orang yang menciptakan aku. Aku yakin dan tahu pasti kalau kau telah mengetahui dan memahami seperti apa aku dan duniaku. Hal itu 67

68 terlihat dari kaset-kaset video game yang menumpuk di lemari rakmu. Kau bukanlah seorang pemula di dunia game. Kau seorang pemain game, dan aku hanyalah karakter dari sebuah game yang dimainkan. Dimensi yang berbeda. Padahal hanya layar komputer tipis yang memisahkan kita berdua. Tapi meski begitu, kau tetap terlihat senang dan tidak sabar untuk bertemu denganku. 68

69 Aku muncul di layar. Aku bergerak dengan gerakan tubuh yang telah terprogram. Aku bertanya dengan suara yang juga telah terprogram. Selamat siang! Siapa namamu? Sebuah kotak dialog muncul memintamu untuk memasukkan nama. Kau mengetikkannya. Sebentar lagi aku akan tahu namamu. Empat huruf tercetak di layar. Agon. Agon Itukah namamu? Nama yang unik 69

70 Tapi meski aku berpikir begitu, aku tidak dapat mengatakannya langsung padamu. Mulutku bergerak sendiri dan suaraku keluar dengan sendirinya tanpa bisa ku kontrol. Wajahku tersenyum dengan sangat manis meski sebenarnya aku tidak mau menunjukkannya kalau bukan terprogram seperti itu. Kalau saja tidak terprogram, pasti aku sudah memalingkan wajahku karena bersemu sangat merah saat ini Aku merespon kata-kata yang masuk dan menyatukannya dengan 70

71 kata-kata yang sudah seharusnya. Aku menyebutkan namaku, yang disambut senyum oleh lesung pipi di wajahmu. Mulai saat ini dan seterusnya, aku akan terus berada di dalam komputer ini untuk dapat kau mainkan agar aku dapat menghiburmu. Selamat siang, Agon! Namaku Luna! Salam kenal! Fin 71

Fiction. John! Waktunya untuk bangun!

Fiction. John! Waktunya untuk bangun! Prologue Ada seorang anak kecil yang mengendap-endap memasuki sebuah kamar dimana di tengah ruangan terdapat sebuah piano besar. Dia perlahan-lahan menutup pintu dan melihat piano besar tersebut dengan

Lebih terperinci

"Apa begitu sulit untuk memulai hidup dengan seorang fotografer?" tanyanya saat aku

Apa begitu sulit untuk memulai hidup dengan seorang fotografer? tanyanya saat aku One - Deshi Angin yang semilir, bergerak dalam diam, malu-malu menelusup masuk melalui jendela kamar yang memang di biarkan terbuka oleh sang pemilik. Jam dinding yang bertengger indah di sisi sebelah

Lebih terperinci

Kilat masih terus menyambar dan menyilaukan mata. Cahaya terangnya masuk melalui celah-celah jendela dan ventilasi udara. Suara petir terus menderu

Kilat masih terus menyambar dan menyilaukan mata. Cahaya terangnya masuk melalui celah-celah jendela dan ventilasi udara. Suara petir terus menderu Kisah Satu (Oktra) Mendamba Angin Malam Hidup adalah tentang berkorban, atau bahkan mengorbankan orang lain untuk hidup kita. Hidup memberikan makna-makna tersirat yang harus kita artikan sendiri sebagai

Lebih terperinci

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu PROLOG Yui mengerjapkan matanya yang berat dan menggerakan tubuhnya turun dari ranjangnya. Seluruh badannya terasa remuk, dan kepalanya terasa amat pening. Mungkin karena aku terlalu banyak minum semalam,

Lebih terperinci

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak PROLOG S eorang anak laki-laki berjalan menuju rumahnya dengan lemas. Padahal ini adalah hari pertamanya masuk SD, seharusnya dia merasa senang. Dia juga termasuk anak lakilaki yang pemberani karena dia

Lebih terperinci

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui salah satu blog yang sudah lama ia ikuti. Blog yang

Lebih terperinci

FAIRA FA. Sakura In The Fall. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

FAIRA FA. Sakura In The Fall. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com FAIRA FA Sakura In The Fall Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com Prolog Angin berhembus pelan, menerbangkan beberapa helai daun yang masih hijau dari pohonnya. Bertumpuktumpuk awan seperti

Lebih terperinci

KOPI DI CANGKIR PELANGI..

KOPI DI CANGKIR PELANGI.. KOPI DI CANGKIR PELANGI.. Irama detik menuju menit yang semakin jelas terdengar, menandakan sunyi telah memonopoli malam. Malam memang selalu berdampingan dengan sunyi, dan kemudian memadu kasih untuk

Lebih terperinci

Sayangnya, bukan karena faktor-faktor positifnya. Gang Eyeri-Headburry terkenal sebagai gang terkumuh di kota Headburry. Terkotor, terbobrok, dan

Sayangnya, bukan karena faktor-faktor positifnya. Gang Eyeri-Headburry terkenal sebagai gang terkumuh di kota Headburry. Terkotor, terbobrok, dan Eyeri Headburry Suasana kota kecil itu tetap ramai walaupun pada malam hari. Orang-orang lalu-lalang sambil membawa belanjaan mereka. Mobil-mobil sibuk membunyikan klakson, menyelipkan posisinya satu sama

Lebih terperinci

ROSE PAPPER AND BLOODY LILY Part 1

ROSE PAPPER AND BLOODY LILY Part 1 ROSE PAPPER AND BLOODY LILY Part 1 Sinar matahari siang ini begitu terik hingga sanggup menembus setiap celah kain berlapis yang menutupi kulit setiap orang yang menantangnya. Langkah Guri semakin cepat

Lebih terperinci

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan. 1st Spring Hujan lagi. Padahal ini hari Minggu dan tak ada yang berharap kalau hari ini akan hujan. Memang tidak besar, tapi cukup untuk membuat seluruh pakaianku basah. Aku baru saja keluar dari supermarket

Lebih terperinci

P A D A M U E M B U N

P A D A M U E M B U N R I S H E L L Y R I T O N G A P A D A M U E M B U N dan cerita-cerita lainnya Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com Perbincangan Denganmu 2 Jarum pada jam yang melingkar di tangan kiriku menunjukkan

Lebih terperinci

MORIENDO. Terlihat uluran tangan yang melepaskan butiran-butiran yang begitu cemerlang bagaikan kristal ke angkasa

MORIENDO. Terlihat uluran tangan yang melepaskan butiran-butiran yang begitu cemerlang bagaikan kristal ke angkasa 1 MORIENDO FADE IN: EXT. TEPI PANTAI - SIANG Terlihat uluran tangan yang melepaskan butiran-butiran yang begitu cemerlang bagaikan kristal ke angkasa CUT TO Butiran-butiran tersebut berubah menjadi dedaunan

Lebih terperinci

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini PENJAGAL ANGIN Tri Setyorini Awal yang ku lihat adalah abu putih yang berterbangan. Pikirku itu adalah salju yang menyejukkan. Namun ternyata bukan karena abu ini justru terasa panas dan membakar telapak

Lebih terperinci

Aku Tidak Mengerti Orang Biasa

Aku Tidak Mengerti Orang Biasa 5 Aku Tidak Mengerti Orang Biasa Setelah pertengkaran aneh beberapa minggu lalu, aku berhasil mendapatkan hari libur minggu yang menyenangkan. Kali ini tanpa Siska ataupun ketua yang merencanakan menyusun

Lebih terperinci

Ruang Rinduku. Part 1: 1

Ruang Rinduku. Part 1: 1 Ruang Rinduku saat mentari hilang terganti langit malam hingga pagi datang menyambut kembali kehidupan, maka saat itulah hati ini merindukan sosokmu, canda tawamu, dan senyumanmu. Part 1: 1 hai selamat

Lebih terperinci

IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU.

IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU. INT. GUDANG - MALAM IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU. Ibu meniup permukaan buku. Debu berterbangan. Glittering particle membentuk

Lebih terperinci

Matahari dan Kehidupan Kita

Matahari dan Kehidupan Kita Bab 5 Matahari dan Kehidupan Kita Tema Peristiwa dan Kesehatan Pernahkah kalian berjalan di siang hari yang terik? Misalnya, saat sepulang sekolah. Apa yang kalian rasakan? Kalian tentu merasa kepanasan.

Lebih terperinci

Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan

Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan Bab 1 Wonderheart Di suatu titik di alam semesta ini, terdapat sebuah galaksi yang begitu mirip dengan galaksi Bimasakti. Di dalamnya terdapat sebuah planet yang juga memiliki kehidupan mirip seperti Bumi.

Lebih terperinci

Kisahhorror. Fiksi Horror #1: A Midnight Story. Penerbit Dark Tales Inc.

Kisahhorror. Fiksi Horror #1: A Midnight Story. Penerbit Dark Tales Inc. Kisahhorror Fiksi Horror #1: A Midnight Story Penerbit Dark Tales Inc. 2 Fiksi Horror #1: A Midnight Story Penulis: @kisahhorror Copyright 2012 by Kisahhorror Penerbit Dark Tales Inc. @darktales_inc Darktales.inc@gmail.com

Lebih terperinci

The Coffee Shop Chronicles

The Coffee Shop Chronicles The Coffee Shop Chronicles #1 Surat untuk Tuan Arsitek Oleh : Firah Aziz / @firah_39 Aku melihatmu pagi ini memasuki ruangan coffee shop tempat aku berada sekarang. Berlatar gerimis dan lagu Could it Be

Lebih terperinci

sudah rapi kembali setelah dicukur. Ruangan-ruangan didalam bangunan ini sangat

sudah rapi kembali setelah dicukur. Ruangan-ruangan didalam bangunan ini sangat Hujan turun lagi disiang hari ini. Bulan April yang aneh. Bukankah seharusnya ini sudah menjadi liburan musim panas yang menyenankan? Mengapa hujan lagi? Jakarta, metropolitan yang sungguh kontras dengan

Lebih terperinci

Yang Mencinta dalam Diam

Yang Mencinta dalam Diam Yang Mencinta dalam Diam Aku melihat sebuah abstrak dengan gambar batu-batu cantik menyerupai sebuah rumah, lengkap dengan air-air jernih dibatu-batu tersebut, mereka mengalir dan bergerak sebebas-bebasnya,

Lebih terperinci

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com MEMBILAS PILU Oleh: Dipa Tri Wistapa Copyright 2014 by Dipa Tri Wistapa Penerbit Dipa Tri Wistapa Website dipoptikitiw@gmail.com

Lebih terperinci

Dari jarak sepuluh meter bisa kukenali siapa lelaki yang duduk menundukkan kepalanya dan bertumpu pada lengannya yang ia letakkan di atas lutut.

Dari jarak sepuluh meter bisa kukenali siapa lelaki yang duduk menundukkan kepalanya dan bertumpu pada lengannya yang ia letakkan di atas lutut. Dari jarak sepuluh meter bisa kukenali siapa lelaki yang duduk menundukkan kepalanya dan bertumpu pada lengannya yang ia letakkan di atas lutut. Aku putuskan duduk di sebelahnya. Ia sadar ada orang yang

Lebih terperinci

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat lebih jelas. Sebelum batang pohon terlihat seperti batang

Lebih terperinci

My Love Just For You vol1

My Love Just For You vol1 My Love Just For You vol1 By Sita Yang Penerbit Lotus Publisher My Love Just For You Vol1 Oleh: Sita Yang Copyright 2013 by Sita Yang Penerbit Lotus Publisher lotuspublisher.blogspot.com E-mail: lotuspublisher88@gmail.com

Lebih terperinci

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang.

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang. Induksi Jika aku mengatakan kepadamu, lihatlah seekor burung merah, dapatkah kau melihatnya untukku? Lihatlah setangkai bunga kuning. Lihatlah sebuah mobil biru. Lihatlah seekor anjing dan seekor kucing.

Lebih terperinci

Kaki Langit. Bulan dan Matahari

Kaki Langit. Bulan dan Matahari Kaerala Kaki Langit antara Bulan dan Matahari Penerbit Kaerala Kaki Langit antara Bulan dan Matahari Oleh: Kaerala Copyright 2014 by Kaerala Penerbit Kaerala Desain Sampul: Kaerala Diterbitkan melalui:

Lebih terperinci

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang Prolog Seorang teman atau bahkan lebih dari sekedar teman, ya tepatnya adalah sahabat? Apa yang kalian tau tentang teman ataupun sahabat? Dua kata yang hampir serupa, namum mempunyai arti begitu berbeda

Lebih terperinci

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus SATU Love is that condition in which the happiness of another person is essential to your own - ROBERT A. HEINLEIN Kenapa Mama harus pergi? tanya seorang anak berusia sekitar delapan tahun. Mama harus

Lebih terperinci

AKHIR PERJALANAN. ( Kisah Tentang Kehidupan ) Aghana V Idents. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

AKHIR PERJALANAN. ( Kisah Tentang Kehidupan ) Aghana V Idents. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com AKHIR PERJALANAN ( Kisah Tentang Kehidupan ) Aghana V Idents Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com AKHIR PERJALANAN Oleh: Aghana V Idents Copyright 2015 by Aghana V Idents Penerbit ( nulisbuku.com

Lebih terperinci

"Tapi mimpi itu inspirasi. Aku ragu untuk melangkah tanpa aku tau mimpiku."

Tapi mimpi itu inspirasi. Aku ragu untuk melangkah tanpa aku tau mimpiku. MIMPI Katanya mimpi itu bunga tidur. Bunga tidur yang wanginya terbawa hingga kita bangun dan selalu mengenangnya selama 5 menit sebelum pergi ke kamar mandi. Ah, mungkin hanya aku saja. Aku selalu begitu,

Lebih terperinci

A Y U R I A N N A. There s Something Between Us

A Y U R I A N N A. There s Something Between Us A Y U R I A N N A There s Something Between Us There s Something Between Us oleh Ayu Rianna Amardhi Copyright 2012 by Ayu Rianna Proofreader Arfi Fadhilla Putri Arni Fadhilla Putri Desain Sampul Ayu Rianna

Lebih terperinci

berada dan segera sadar kalau dia tanpa sengaja tertidur di lantai dua. Semua masih sama pada posisinya, sofa-sofa itu masih ada di sana,

berada dan segera sadar kalau dia tanpa sengaja tertidur di lantai dua. Semua masih sama pada posisinya, sofa-sofa itu masih ada di sana, Tetapi tetap tidak ada jawaban. Aku mencoba mengeluarkan diriku dari tumpukan kertas ini. Kau tahu adegan dimana ada sebuah perahu yang bocor di tengah lautan dan orangorang di dalam perahu mencoba mengeluarkan

Lebih terperinci

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN KUNCUP MAWAR Galuh Ajeng Puspita 09.11.3239 STMIK AMIKOM Yogyakarta 2011 JUDUL NASKAH Kuncup Mawar Neona Written By Galuh Ajeng P. Cp: Galuh Ajeng P. STMIK AMIKOM Yogyakart

Lebih terperinci

(Cintaku) Bait Pertama. Angin senja begitu halus berhembus. Sore itu, di

(Cintaku) Bait Pertama. Angin senja begitu halus berhembus. Sore itu, di Bait Pertama (Cintaku) Angin senja begitu halus berhembus. Sore itu, di atas panggung yang terletak di tengah bangunan mal yang terbuka. Tommy sedang melakukan cek sound untuk penampilannya. Deru suara

Lebih terperinci

Kamu adalah alasan untuk setiap waktu yang berputar dari tempat ini.

Kamu adalah alasan untuk setiap waktu yang berputar dari tempat ini. Kamu adalah alasan untuk setiap waktu yang berputar dari tempat ini. Bab 1 Surat bakti Adinda, Untuk Volonyia Adere di kota seberang. Kamu lihat bunga kita, yang sama-sama kita tanam di depan rumah. Dia

Lebih terperinci

Suara alunan piano terdengar begitu lembut

Suara alunan piano terdengar begitu lembut Suara alunan piano terdengar begitu lembut mengalun. Beberapa pelayan hilir mudik mengitari para tamu, dengan membawa nampan berisi minuman dengan berbagai macam jenisnya. Beberapa orang berkumpul berkelompok,

Lebih terperinci

Belasan kota kudatangi untuk menjadi tempat pelarianku. Kuharap di sana bisa kutemukan kedamaian atau cinta yang lain selainmu.

Belasan kota kudatangi untuk menjadi tempat pelarianku. Kuharap di sana bisa kutemukan kedamaian atau cinta yang lain selainmu. Ketika kau baca tulisanku ini, kau akan tahu betapa dalamnya aku merindumu. Ribuan waktuku melayang-layang tak menentu. Meskipun mereka mencaci dan mengatakan aku bodoh, namun aku tak peduli. Mereka tidak

Lebih terperinci

Primer Amor. One could fall in love many times during the course of lifetime, but the first rush of love always holds a special place in our hearts

Primer Amor. One could fall in love many times during the course of lifetime, but the first rush of love always holds a special place in our hearts Primer Amor One could fall in love many times during the course of lifetime, but the first rush of love always holds a special place in our hearts Satu di Antara Dua Windy Andriani.K Setiap hari akan tetap

Lebih terperinci

Puzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca

Puzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca Puzzle-Puzzle Fiksi Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan menginspirasi pembaca JULIE 2 Akhirnya Buku Ini Milikku Aku tidak menghiraukan panasnya matahari di siang hari ini. Aku tetap berlari

Lebih terperinci

Ariesty Kartika. Kerangka Jiwa

Ariesty Kartika. Kerangka Jiwa Ariesty Kartika Kerangka Jiwa Kerangka Jiwa Oleh: Ariesty Kartika Copyright 2015 by Ariesty Kartika Cover Picture By: Kahfiya Hasbi 2 ;hingga kata berujung pada kita Dan akhirnya Ini adalah kumpulan coretan

Lebih terperinci

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali: Noand Hegask Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali: Kisah-kisah pendek dan sajak rumpang Diterbitkan melalui: Nulisbuku.com Darah Biasanya keluar rumah Saat tengah malam Sambil menangis Hanya

Lebih terperinci

hijau tuanya, jam tangannya dan topinya. Ia sempat melihat Widya masih sedang membuat sarapan di dapur dekat kamar mandi. Dan pada saat kembali ke

hijau tuanya, jam tangannya dan topinya. Ia sempat melihat Widya masih sedang membuat sarapan di dapur dekat kamar mandi. Dan pada saat kembali ke Di kamar Widya, Ricky dan Widya sedang menonton suatu anime. Pada saat anime itu memasukki adegan mesra, Widya langsung memegang tangan Ricky. Lalu Widya berkata bahwa Widya mencintai Ricky, begitu juga

Lebih terperinci

Sarah mengemas barangnya dengan cemberut. Entah yang keberapa. kalinya Dia harus pindah. Dari Jakarta ke Jogja lalu ke Makassar dan kali ini dia

Sarah mengemas barangnya dengan cemberut. Entah yang keberapa. kalinya Dia harus pindah. Dari Jakarta ke Jogja lalu ke Makassar dan kali ini dia 1 Sarah mengemas barangnya dengan cemberut. Entah yang keberapa kalinya Dia harus pindah. Dari Jakarta ke Jogja lalu ke Makassar dan kali ini dia harus on the way ke Korea. Korea? Huh, bahkan dia pun tak

Lebih terperinci

Butterfly in the Winter

Butterfly in the Winter Butterfly in the Winter Tahun Ajaran Baru Perasaan cinta dan kesepian memiliki jarak yang begitu tipis. Terkadang kita sukar membedakan keduanya. Meski begitu, keduanya memberikan warna yang cerah dalam

Lebih terperinci

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Pertama Kali Aku Mengenalnya 1 Pertama Kali Aku Mengenalnya Aku berhasil menjadi kekasihnya. Laki-laki yang selama 4 tahun sudah aku kagumi dan cintai. Aku pertama kali bertemu dengannya ketika aku duduk di bangku SMP. Saat itu hidupku

Lebih terperinci

Bab 1 : Lerodia, Desa Penambang Pharite

Bab 1 : Lerodia, Desa Penambang Pharite Bab 1 : Lerodia, Desa Penambang Pharite Sore yang cerah di sebuah bukit tidak jauh dari sebuah desa terlihat dua orang yang sedang melakukan aktivitas. Orang pertama seorang pria berumur sekitar tigapuluh

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER PERANCANGAN FILM KARTUN

UJIAN TENGAH SEMESTER PERANCANGAN FILM KARTUN UJIAN TENGAH SEMESTER PERANCANGAN FILM KARTUN Disusun Oleh : NAMA : ARIF FAJAR SETYAWAN NIM : 09.12.3589 KELAS : 09 S1SI 02 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011

Lebih terperinci

Tak Ada Malaikat di Jakarta

Tak Ada Malaikat di Jakarta Tak Ada Malaikat di Jakarta Sen Shaka Aku mencarimu di kota dimana lampu-lampu gemerlap membisu, orang-orang termangu sendiri dalam keriuhan lalu lalang. Mereka terdiam memegang telpon genggam, sibuk bercengkrama

Lebih terperinci

Chapter 01: What will you do to protect me?

Chapter 01: What will you do to protect me? Chapter 01: What will you do to protect me? gimana bisa mereka?, Suzy memandangi tumpukan foto dihadapannya dengan muka merah padam menahan malu. Ada sepuluh lembar foto yang dikirim oleh wartawan Choi

Lebih terperinci

Menjalani Hukuman 85

Menjalani Hukuman 85 Fleur Menjalani Hukuman 85 K eesokan paginya, Ames baru sadar kalau semalam ada yang sudah memasukkan tumpukan baju baru yang mengisi ruang kosong di sebelah kiri lemari besarnya. Dia tahu ada tumpukantumpukan

Lebih terperinci

Belajar Memahami Drama

Belajar Memahami Drama 8 Belajar Memahami Drama Menonton drama adalah kegiatan yang menyenangkan. Selain mendapat hiburan, kamu akan mendapat banyak pelajaran yang berharga. Untuk memahami sebuah drama, kamu dapat memulainya

Lebih terperinci

BAB I MANUSIA BISA TUMBUH SAYAP

BAB I MANUSIA BISA TUMBUH SAYAP BAB I MANUSIA BISA TUMBUH SAYAP Seorang pemuda bernama abid berjalan memasuki hutan untuk mencari hal baru, setelah sampai ke ujung jalan, dia tidak menyadari bahwa ada jurang di depannya, dan dia pun

Lebih terperinci

TERPERANGKAP. merakitkata.blogspot.com

TERPERANGKAP. merakitkata.blogspot.com TERPERANGKAP Seberapa percayakah kau dengan apa yang ada di hadapanmu? Apakah setiap benda, padat, cair, gas yang kaurasakan itu nyata? Apakah tangan ini bergerak sesuai kehendakmu? Kaki ini berdiri menopang

Lebih terperinci

Peter Swanborn, The Netherlands, Lima Portret Five Portraits

Peter Swanborn, The Netherlands,  Lima Portret Five Portraits Peter Swanborn, The Netherlands, www.peterswanborn.nl Lima Portret Five Portraits Bukan seperti salam Semula, kata si laki-laki, adalah air di sini manis dan penuh hidup, kemudian manusia datang mereka

Lebih terperinci

Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus

Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus SATU Kalau manusia didesain untuk memiliki lebih dari dua kaki oleh sang Pencipta, ia akan sangat bersyukur saat ini. Ia adalah seorang pria; kegelapan malam menutupi wujudnya. Kegelapan itu merupakan

Lebih terperinci

.satu. yang selalu mengirim surat

.satu. yang selalu mengirim surat .satu. yang selalu mengirim surat Bunyi klakson motor berwarna oranye, dengan teriakan khas Pos! setiap hari selalu aku nantikan. Mata tak lepas dari balik pagar besi lusuh bewarna coklat tua. Ketika pagi

Lebih terperinci

Perempuan dan Seekor Penyu dalam Senja

Perempuan dan Seekor Penyu dalam Senja Perempuan dan Seekor Penyu dalam Senja Perempuan itu berjalan di antara gerimis dan licinnya jalan kampung. Bagian bawah kainnya sudah basah terkena percikan. Ia menenteng sendalnya di tangan kirinya sementara

Lebih terperinci

SINOPSIS MENGGAPAI CINTA PANDANGAN PERTAMA

SINOPSIS MENGGAPAI CINTA PANDANGAN PERTAMA SINOPSIS MENGGAPAI CINTA PANDANGAN PERTAMA Seorang mahasiswa bernama Wawan yang kehidupannya merasa sepi dan hampa. Setiap harinya dia pergi berangkat kuliah naik bus umum. Namun pada suatu hari hatinya

Lebih terperinci

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada Petualangan Tomi di Negeri Glourius Oleh: Desi Ratih Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada di tempat yang begitu asing baginya. Suasana gelap dan udara yang cukup dingin menyelimuti tempat

Lebih terperinci

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Hingga akhirnya suatu hari, dia pun memberanikan diri untuk mengintip. Terlihat seorang bocah lelaki

Lebih terperinci

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul.

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul. PROLOG Frankfurt, Germany. Nick umur 9 tahun. Aku berlarian di padang rumput. Mengitari lapangan yang seperti permadani hijau. Rumput-rumputnya sudah mulai meninggi. Tingginya hampir melewati lututku.

Lebih terperinci

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan "kapan ini akan terwujud?" Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan kapan ini akan terwujud? Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya Live is a dream Mengertikah engkau saat purnama datang menjelang? Entah apa yang ku maksud saat ini aku pun tak mengerti Tetapi yang jelas aku berusaha untuk memulihkan semua rasa yang ada sebelumnya ketika

Lebih terperinci

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati 1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati Oleh: Alberta Angela (@black_printzesa) Hai, namaku Jati. Mungkin kalian semua sudah sering mendengar namaku. Tapi mungkin kalian belum terlalu mengenal aku dan kehidupanku.

Lebih terperinci

Bintang Pembuka. Kepada orang-orang yang tidak pernah naik keatas atap rumahnya untuk sekedar melihat betapa indahnya bintang-bintang.

Bintang Pembuka. Kepada orang-orang yang tidak pernah naik keatas atap rumahnya untuk sekedar melihat betapa indahnya bintang-bintang. Bintang Pembuka Kepada orang-orang yang tidak pernah naik keatas atap rumahnya untuk sekedar melihat betapa indahnya bintang-bintang. Kepada orang-orang yang belum pernah merasakan nikmatnya menatap bintang

Lebih terperinci

Sepasang Sayap Malaikat

Sepasang Sayap Malaikat Sepasang Sayap Malaikat Mereka sepasang sayap terbang ke awan-awan ingatan pemiliknya memilih menapak tanah, menikah dengan gadis pujaan. Setahun lalu, ia bertemu seorang gadis di sebuah kebun penuh air

Lebih terperinci

Selalu terbuka jelas mata ini Mata ciptaan-mu Aku berjalan lemah di atas hiasan Pijakan menuju satu berita gembira

Selalu terbuka jelas mata ini Mata ciptaan-mu Aku berjalan lemah di atas hiasan Pijakan menuju satu berita gembira Mata Cinta Selalu terbuka jelas mata ini Mata ciptaan-mu Aku berjalan lemah di atas hiasan Pijakan menuju satu berita gembira Tangan ini beralirkan anugerah kuasa-mu Sederhana bagi-mu Hanya kamilah merasa

Lebih terperinci

Ayu Prameswary. Jazz. Hujan. Pierre. fortherosebooks

Ayu Prameswary. Jazz. Hujan. Pierre. fortherosebooks Ayu Prameswary Jazz. Hujan. Pierre. fortherosebooks Jazz. Hujan. Pierre. Oleh: Ayu Prameswary Copyright 2010 by Ayu Prameswary Penerbit fortherosebooks Desain Sampul: Simplicated Design (simplicated.design@gmail.com)

Lebih terperinci

Yarica Eryana. Destiny. Penerbit HKS

Yarica Eryana. Destiny. Penerbit HKS Yarica Eryana Destiny Penerbit HKS Destiny Oleh: Yarica Eryana Copyright 2013 by Yarica Eryana Penerbit HKS gaemgyuchokyuhyun.wordpress.com hyokyustory@yahoo.com Desain Sampul: Erlina Essen Diterbitkan

Lebih terperinci

Korean Chingu. Korean Chingu s Fandoom! Penerbit Korean Chingu Publishing

Korean Chingu. Korean Chingu s Fandoom! Penerbit Korean Chingu Publishing Korean Chingu Korean Chingu s Fandoom! Penerbit Korean Chingu Publishing Korean Chingu s Fandoom: Fanfiction Doomsday! Oleh: Namira Putri, Nadhifah, Erni Kristiyani, Sarah Exaudia, Ruth Kusuma, Elmaria,

Lebih terperinci

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com LUCKY_PP UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Oleh: Lucky_pp Copyright 2014 by Lucky_pp Desain Sampul: Ii dan friend Diterbitkan

Lebih terperinci

Seperti api membakar hati Irfan. Dia menekan dadanya, menangis sekuatnya. Padahal hidup belum berakhir. Aisyah datang menampakkan diri.

Seperti api membakar hati Irfan. Dia menekan dadanya, menangis sekuatnya. Padahal hidup belum berakhir. Aisyah datang menampakkan diri. Seperti api membakar hati Irfan. Dia menekan dadanya, menangis sekuatnya. Padahal hidup belum berakhir. Aisyah datang menampakkan diri. Irfan terperangkap dalam medan asmara, hatinya terpaut dan terjatuh

Lebih terperinci

2. Gadis yang Dijodohkan

2. Gadis yang Dijodohkan 2. Gadis yang Dijodohkan Burung-burung berkicau merdu di tengah pagi yang dingin dan sejuk. Dahan-dahan pohon bergerak melambai, mengikuti arah angin yang bertiup. Sebuah rumah megah dengan pilar-pilar

Lebih terperinci

LENGKUNG. Penulis & Penyunting: Andi Wirambara. Copyright 2012 by Andi Wirambara. Diterbitkan Melalui: Nulisbuku.com. Desain Sampul & Tata Letak:

LENGKUNG. Penulis & Penyunting: Andi Wirambara. Copyright 2012 by Andi Wirambara. Diterbitkan Melalui: Nulisbuku.com. Desain Sampul & Tata Letak: LENGKUNG Penulis & Penyunting: Andi Wirambara Copyright 2012 by Andi Wirambara Diterbitkan Melalui: Nulisbuku.com Desain Sampul & Tata Letak: Dadan Erlangga 2 Terimakasih: Sang Mahacinta, Ayah-ibu dan

Lebih terperinci

semoga hujan turun tepat waktu

semoga hujan turun tepat waktu semoga hujan turun tepat waktu aditia yudis kumpulan cerita pendek dan flash fiction yang pernah diikutkan kompetisi nulisbuku dan comotan dari blog pribadi. Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com

Lebih terperinci

Anam Rufisa. Catatan Anak Kelinci. Penerbit. Ana Monica Rufisa

Anam Rufisa. Catatan Anak Kelinci. Penerbit. Ana Monica Rufisa Anam Rufisa Catatan Anak Kelinci Penerbit Ana Monica Rufisa Catatan Anak Kelinci Oleh: Anam Rufisa Copyright 2010 by Anam Rufisa Penerbit Ana Monica Rufisa Website: http://anamrufisa.tumblr.com/ Email:

Lebih terperinci

Foto itu. Foto Dazi bersama dua orang yang telah menyelamatkan hidupnya. Tentang langkah pertama untuk masa lalunya. *** 9 tahun yang lalu, Dazi yang

Foto itu. Foto Dazi bersama dua orang yang telah menyelamatkan hidupnya. Tentang langkah pertama untuk masa lalunya. *** 9 tahun yang lalu, Dazi yang Namaku Dazi Awalnya gelap, basah dan lelah namun harus terus melangkah. Kemana? Tidak ada yang pernah tau. Mencoba mengikuti alur bersama deretan tiang untuk terus bertahan. Tidak pernah ada jawaban. Tidak

Lebih terperinci

Kura-kura dan Sepasang Itik

Kura-kura dan Sepasang Itik Kura-kura dan Sepasang Itik Seekor kura-kura, yang kamu tahu selalu membawa rumahnya di belakang punggungnya, dikatakan tidak pernah dapat meninggalkan rumahnya, biar bagaimana keras kura-kura itu berusaha.

Lebih terperinci

Mungkin mereka tidak akan menemuiku, ujarku dalam hati.

Mungkin mereka tidak akan menemuiku, ujarku dalam hati. Saat ini usiaku masih sepuluh tahun namun entah mengapa hari ini adalah hari yang sangat aku tidak inginkan. Aku harus rela meninggalkan Indonesia, terlebih tiga sahabatku. Keluarga ku harus pindah ke

Lebih terperinci

Satu Hari Bersama Ayah

Satu Hari Bersama Ayah Rafid A Shidqi Satu Hari Bersama Ayah Tapi aku akan mengatakannya... bahwa aku sangat menyayangimu... Ayah Penerbit Nulis Buku Satu Hari Bersama Ayah Rafid A Shidqi Copyright Rafid A Shidqi, 2012 All rights

Lebih terperinci

Segera jemput dia di bandara! Dan bawa kemari! Awas, jika dia melarikan diri! Siap, Pak! ~1~ Bandara Soekarno Hatta, am. Pesawat dari Singapura

Segera jemput dia di bandara! Dan bawa kemari! Awas, jika dia melarikan diri! Siap, Pak! ~1~ Bandara Soekarno Hatta, am. Pesawat dari Singapura Segera jemput dia di bandara! Dan bawa kemari! Awas, jika dia melarikan diri! Siap, Pak! ~1~ Bandara Soekarno Hatta, 11.30 am. Pesawat dari Singapura baru saja mendarat. Kau tahu siapa yang kita tunggu?

Lebih terperinci

dengan mudah, mereka melukaimu? Mengancammu?, aku membuka mataku. Menatap

dengan mudah, mereka melukaimu? Mengancammu?, aku membuka mataku. Menatap Dean, kau menghilang cukup lama, dan kau tak mungkin bergabung dengan mereka dengan mudah, mereka melukaimu? Mengancammu?, aku membuka mataku. Menatap Justin yang menatapku dengan penuh perhatian. Aku

Lebih terperinci

Kisah Dari Negeri Anggrek

Kisah Dari Negeri Anggrek Kisah Dari Negeri Anggrek By Eryani Widyastuti SATU Pernahkah kalian mendengar kisah ini? Kisah dari Negeri Anggrek yang damai, indah, dan udaranya dipenuhi oleh bau harum-manis bebungaan anggrek. Negeri

Lebih terperinci

- Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan -

- Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan - - Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan - Aku bertemu denganmu lengkap dengan salam perkenalan. Senyummu membaur dengan karamel panas yang kau suguhkan. Katamu cuaca cukup dingin jika hanya duduk diam

Lebih terperinci

JUDUL FILM: Aku Belum Mati tapi Tidak Hidup

JUDUL FILM: Aku Belum Mati tapi Tidak Hidup JUDUL FILM: Aku Belum Mati tapi Tidak Hidup 1. EXT. Pinggrian Rel Kereta Api (Siang) BEJO, seorang anak laki-laki berusia 24 tahun, berjalan menyusuri rel sepulang dari bekerja mengais rupiah di jalanan,

Lebih terperinci

Budi Mulyanto. Hati Bicara

Budi Mulyanto. Hati Bicara Budi Mulyanto Hati Bicara Hati Bicara Copyright 2014, Budi Mulyanto Pertama kali diterbitkan dengan teknologi Print on Demand secara self-publishing oleh NulisBuku, Januari 2014 ILP Center Lt. 3-01, Pasar

Lebih terperinci

Kierkegaard dan Sepotong Hati

Kierkegaard dan Sepotong Hati Kierkegaard dan Sepotong Hati Langit sudah memerah. Matahari yang anggun nyaris meninggalkan tahtanya. Meninggalkan aku dalam tanda tanya. Aku mempercepat langkah menaiki anak-anak tangga yang cukup curam.

Lebih terperinci

Hidup adalah sebuah pilihan. Hiduplah

Hidup adalah sebuah pilihan. Hiduplah Chapter 1 Hidup adalah sebuah pilihan. Hiduplah dengan baik saat ini, agar kelak masa depan yang baik menjelangmu. Tanita berjalan ditengah gelapnya malam, ketika itu jam sudah menunjukan pukul 23.35 wib.

Lebih terperinci

PATI AGNI Antologi Kematian

PATI AGNI Antologi Kematian PATI AGNI Antologi Kematian Ita Nr. KATA PENGANTAR PATI AGNI Antologi Kematian Dalam Bahasa Sansekerta, Pati berarti mati, Agni berarti api. Pati Agni adalah mematikan api (kehidupan). Semua makhluk hidup

Lebih terperinci

Juli Milik kita. Aku sudah sampai depan RS Margono. siap. menunggu. engga usah kaget, aku bisa. menit aku sampai, tunggu ya mas

Juli Milik kita. Aku sudah sampai depan RS Margono. siap. menunggu. engga usah kaget, aku bisa. menit aku sampai, tunggu ya mas Juli Milik kita Hanya ada dua kali dalam satu tahun Kebahagiaan yang luar biasa bagi kita Kerinduan yang sekian lama terpendam, kini terbayar juga Cuti kenaikan tingkat, dari tingkat 2 menuju tingkat 3

Lebih terperinci

Loyalitas Tak Terbatas

Loyalitas Tak Terbatas Loyalitas Tak Terbatas Agra Utari Saat orang bertanya pada saya, Hal favoritmu di dunia ini apa, Gra? Saya selalu dengan pasti menjawab, Anjing. Ya, saya sangat cinta dengan makhluk berkaki empat ini.

Lebih terperinci

KISSING THE MAID OF HONOR

KISSING THE MAID OF HONOR KISSING THE MAID OF HONOR KISSING THE MAID OF HONOR Robin Bielman PENERBIT PT ELEX MEDIA KOMPUTINDO Kissing the Maid of Honor by Robin Bielman Published in 2013 by Entangled Publishing, LLC. All rights

Lebih terperinci

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Nasution 1 Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Pantang Menyerah Saya berjalan di tengah kota, cuaca begitu indah. Dagangan di kota tampaknya telah terjual semua.

Lebih terperinci

Kami sering melakukan kegiatan bersama, yaitu

Kami sering melakukan kegiatan bersama, yaitu Sebutkan anggota keluargamu di rumah? Sebutkan sifat-sifat anggota keluargamu tersebut! Ceritakan dalam bahasa tulis sederhana mengenai kebersamaan keluargamu! Anggota keluargaku adalah Sifat-sifat mereka

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7 SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7 1. Aduh, Kaka, kalau rambutmu kau sisir model begitu kau kelihatan lebih tua. Kau seperti nenek-nenek! Alah kau ini hanya sirik,

Lebih terperinci

Sang Pangeran. Kinanti 1

Sang Pangeran. Kinanti 1 Sang Pangeran Langkah Rara terhenti mendengar percakapan dari ruang tamu. Suara seseorang yang sangat dikenalnya. Suara tawa yang terdengar khas itu semakin memperkuat dugaannya, membuat jantung Rara berpacu

Lebih terperinci

Tanggal kelima belas bulan Juni. Purnama bersinar

Tanggal kelima belas bulan Juni. Purnama bersinar Oleh: Astari Ulfa Tanggal kelima belas bulan Juni. Purnama bersinar terang di langit. Bintang-bintang juga tampak kerlipnya, walaupun samar, kalah oleh cahaya rembulan. Malam ini penduduk Negeri Zaira

Lebih terperinci

Ah sial aku selingkuh!

Ah sial aku selingkuh! PROLOG Dua tahun sudah perjalanan kisah kita, melangkahkan kaki kita menapaki setiap mimpi yang kita rajut demi masa depan bersama. Setiap detik yang kita lalui selalu tampak semakin nyata, menggapai apa

Lebih terperinci