BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Ekstrakurikuler Karawitan. a. Pengertian Ekstrakurikuler

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Ekstrakurikuler Karawitan. a. Pengertian Ekstrakurikuler"

Transkripsi

1 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kegiatan Ekstrakurikuler Karawitan a. Pengertian Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler biasanya dilakukan di luar jam pembelajaran yang didampingi oleh guru ataupun pelatih. Notoatmodjo (2012:149) menjelaskan kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk kegiatan pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan siswa serta melengkapi upaya pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. Suryosubroto (2009:286) menjelaskan kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian, berbagai macam keterampilan dan kepramukaan diselenggarakan di sekolah di luar jam pelajaran biasa. Definisi operasional terkait ekstrakurikuler dijelaskan dalam peraturan mentri pendidikan dan kebudayaan no 81 A tahun 2013, sebagai berikut: a. Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh siswa di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan 8

2 9 kemampuan siswa yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum. b. Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh siswa, terkecuali bagi siswa dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. c. Ekstrakurikuler pilihan merupakan program pilihan ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh siswa sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing. Kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan ialah kegiatan di luar jam sekolah untuk membantu perkembangan siswa baik secara fisik maupun sikap. Ekstrakurikuler bukan hanya untuk menyalurkan bakat dan minat bagi siswa, melainkan dapat melatih kepribadian disiplin, percaya diri, dan lain-lain sesuai dengan ektakurikuler yang diikuti oleh siswa. Pembelajaran juga bisa dimasukan ke dalam ekstrakurikuler seperti pada bidang olahraga, kesenian, dan kepramukaan. b. Jenis-Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler bermacam-macam sesuai dengan minat dan bakat siswa. Siswa dapat memilih sendiri ekstrakurikuler yang akan diikutinya seperti bola voli, sepak bola camping, kesenian dan lain lain. Suryosubroto (2009:290) menjelaskan ada dua jenis kegiatan ekstrakurikuler yaitu: a) Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat berkelanjutan, yaitu jenis kegiatan yang dilaksanakan secara terusmenerus selama satu periode tertentu. Untuk menyelesaikan suatu program kegiatan ekstrakurikuler ini biasanya diperlukan waktu yang lama.

3 10 b) Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodik atau sesaat, yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan waktu-waktu tertentu. Kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan kutipan diatas dibagi menjadi dua yaitu ekstrakurikuler berkelanjutan dan ekstrakurikuler yang sesaat. Kegiatan ekstrakurikuler berkelanjutan contohnya kegiatan ekstrakurikuler seperti latihan bola voly, latihan sepak bola, kesenian dan lain sebagainya. Kegiatan ekstrakurikuler bersifat sesaat contohnya kegiatan ekstrakurikuler seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan lain sebagainya. Karawitan termasuk ke dalam ekstrakurikuler kesenian yang diajarkan di Sekolah Dasar. Ekstrakurikuler karawitan termasuk jenis ekstrakurikuler yang bersifat berkelanjutan. Karawitan dilakukan secara terus menerus dalam kegiatannya, sesuai dengan latihan untuk menyelesaikan program yang telah ditentukan. 2. Seni Karawitan a. Penegertian Karawitan Musik karawitan yang elemen pokoknya ialah gamelan dan nada yang berasal dari Indonesia. Seni karawitan, musik tradisional yang berada di Jawa dan Bali, karawitan menurut KBBI (2010:625) ialah seni gamelan dan seni suara yang bertangga nada Slendro dan Pelog. Seni musik karawitan dikenal di jawa tengah, yogyakarta, jawa timur, dan jawa barat. Karawitan dalam

4 11 Sumarsam (2003:348) ialah seni musik gamelan dan seni suara jawa, gamelan tersebut ialah alat yang digunakan dalam pertunjukan seni karawitan. Seni karawitan erat hubungannya dengan gamelan, maka istilah musik gamelan lebih populer di Indonesia. Safrina (2002:25) menjelaskan karawitan secara umum ialah kesenian yang meliputi segala cabang seni yang mengandung unsur-unsur keindahan, harus serta rumit atau ngrawit. Karawitan dijelaskan oleh Siswandi (2007:146) seni musik ini menggunakan instrumen perkusi yang dinamakan gamelan, sistem nanda gamelan memiliki dua sistem laras, yaitu laras slendro dan laras pelog. Pendapat di atas dapat disimpulkan, karawitan ialah seni musik yang dikenal di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat yang menggunakan instrumen gamelan yang memiliki dua laras yaitu laras Slendro dan laras Pelog. Karawitan merupakan kebudayaan asli bangsa Indonesia yang harus dilestarikan. Melestarikan karawitan bisa diajarkan di sekolah dasar dengan mengajarkannya melalui ekstrakurikuler. Pembuatan alat musik gamelan dibagi menjadi dua kelompok pertama alat-alat yang terbuat dari bahan logani seperti saron, gender, ketuk, kempul, kenong, gong dan kempyang. Kelompuk kedua alat-alat yang terbuat dari bahan kayu diantarnya ketipung, suling sinter, kendang, dan rebab. Safrina (27:2002)

5 12 Gamelan yang lengkap biasanya mempunyai beberapa jenis instrumen antara lain bonang, gender, gambang, rebab, saron, celempung, suling, kethuk, kenong, kempul, dan gong. Karawitan memiliki bermamam-macam jenisnya, ada jenis karawitan vokal, karawitan instrumen, karawitan sekar gending. Sulistiyo ( 2003:8) jenis-jenis karawitan ada tiga yaitu: a) Karawitan vokal (sekar) Sesuai dengan namanya penyajian dalam karawitan sekar lebih mengutamakan unsur vokal atau suara. Sekar adalah pengolahan vokal yang khusus dilakukan untuk menimbulkan rasa seni yang erat berhubungan dengan indra indra pendengaran. b) Karawitan gending (instrumen) Berbeda dengan karawitan sekar, karawitan gending mengutamakan instrumen atau alat musik dalam penyajiannya. Macam-macam alat musik dalam karawitan cukup banyak di antaranya kendang, bonang, saron, kenong, gong dll c) Karawitan sekar gendingan Karawitan sekar gendingan merupakan salah satu bentuk kesenian gabungan antara karawitan sekar dan gending. Dalam penyajiannya karawitan ini tidak hanya menampilkan salah satu di antara keduanya, tetapi juga karawitan ini ditampilkan secara bersama-sama agar menghasilkan karawitan yang bagus. Seni karawitan juga memiliki beberapa nilai-nilai yang diambil pada pelaksanaannya Fitriani (2014: 175) menjelaskan beberapa nilai-nilai yang dapat diambil dalam kegiatan seni karawitan ialah nilai kepemimpinan, tanggung jawab, kesopanan, cinta budaya, keagamaan, kehalusan, kejujuran, kedisiplinan, keteladanan, konsentrasi, toleransi, kegembiraan, dan pendidikan. Sulistiyo ( 2003:43) nilai budi pekerti dalam kesenian karawitan

6 13 yaitu nilai kebersamaan nilai kepemimpinan, nilai persatuan, nilai patriotisme, nilai cinta tanah air. Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa seni karawitan memiliki beberapa nilai yang dapat diambil dari kegiatannya, seperti niali- nilai tentang budi pekerti, cinta budaya, kegembiraan, dan pendidikan. Siswa dapat memiliki nilai karakter tersebut dengan mengikuti ekstrakurikuler karawitan. Seni karawitan merupakan salah satu kebudayaan daerah yang perlu dilestarikan dan dipertahankan karena merupakan ciri khas atau identitas dari suatu bangsa. Karawitan terdiri dari tembang (lagu ) dan irama, lagu dalam Karawitan ialah susunan nada-nada yang diatur dan apabila dibunyikan sudah terdengar enak Karawitan harus diajarkan kepada siswa karena mengandung nilai-nilai karakter.. b. Seni Karawitan sebagai Budaya Indonesia Karawitan dapat diartikan sebagi budaya bangsa Indonesia karena karawitan diciptakan sejak zaman nenek moyang bangsa Indonesia. Budaya itu sendiri dapat diartikan Kemendiknas (2010:3) sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan masyarakat. Sistem berpikir, nilai dan moral, norma, keyakinan, dari interaksi manusia dengan sesamanya dan lingkungannya. Sedangkan budaya menurut Koentjaraningrat dalam Sujarwa (2014:28) budaya

7 14 adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa, dan rasa. Adanya budaya karena terjadinya kontak dari manusia itu sendiri ataupun kelompok dan kemudian dipelajari, baik secara moral, keyakinan, dan sistem berpikir yang nantinya akan menjadikannya sebagai identitas kelompoknya. Budaya dapat diikuti secara menyeluruh oleh warga masyarakat atau hanya oleh suatu kelompok secara khusus. Pewaris dari budaya dapat berlangsung melalui suatu proses belajar-mengajar. Kebudayaan berkembang dari budaya yang ada di masyarakat, kebudayaan menurut Badudu zain dalam buku Sujarwa (2014:28) segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia sebagai hasil pemikiran akal dan budinya, peradaban sebagai hasil akal budi masyarakat,ilmu pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang dimanfaatkan untuk kehidupannya dan memberi manfaat padanya. Kebudayan terdapat pada masyarakat atau daerah tertentu yang telah menjadi kebiasaan. Selo Soermandjan dan Soelaeman Soemardi dalam Setiadi (2010:28) menemukkan pendapat tentang kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Tumanggor (2008: 141) menjelaskan tentang kebudayaan adalah konsep, keyakinan, nilai, dan norma yang dianut masyarakat yang mempengaruhi prilaku mereka dalam upaya menjawab tantangan kehidupan yang berasal dari alam sekelilingnya.

8 15 Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan yaitu mengakui adanya ciptaan manusia, meliputi hasil kelakuan manusia, yang diatur oleh tata kelakuan dan diperoleh dengan belajar yang semua tersusun dalam kehidupan masyarakat. Budaya dapat diajarkan secara turun-temurun, baik berupa seni, dan prilaku. Sedangkan kebudayaan dapat disimpulkan sebagai hasil buah budi dan daya manusia yang bertujuan untuk mencapai kesempurnaan. Karawitan termasuk kedalam seni, berupa seni musik yang diciptakan oleh suatu masyarakat baik secara akal pikiran, ilmu pengetahuan manusia. c. Metode intruksi langsung (dirck intruction) Metode ini sering digunakan di dalam pembelajaran tentang seni musik. Miftahul Huda (2013:135) menjelaskan bahwa intruksi langsung memainkan peran yang terbatas namun penting dalam program pendidikan yang kofehensif. Adapun langkah-langkah dalam metode intruksi langsung sebagai berikut: a) Sintak Tahap 1: orientasi 1) Guru menentukan materi pembelajaran Pada tahap ini guru menentukan materi yang akan dipelajari pada saat pembelajaran. Guru juga mengenalkan gambaran tentang materi yang akan di pelajari.

9 16 2) Guru meninjau pembelajaran sebelumnya Guru mengingatkan kembali pembelajaran yang telah di sampaikan pada saat pertemuan sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan kembali siswa dengan materi yang telah dipelajari dan tidak melupakannya. 3) Guru menentukan tujuan pembelajaran Guru dalam proses pembelajaran menentukan tujuan pembelajaran dan memberitaukan kepada siswa tujuan pembelajaran tersebut. 4) Guru menentukan prosedur pembelajaran Guru harus mempunyai teknik dan prosedur agar tujuanyang ditetapkan sebelumnya dapat tercapai. Tahap 2: presentasi 1) Guru menerangkan konsep atau keterampilan baru Guru selalu memberikan inovasi pada setiap pembelajaran. 2) Guru mrnyajikan representasi visual atau tugas yang diberikan 3) Guru memastikan pemahaman Setelah siswa mendapatkan materi, saatnya guru untuk mengecek apa yang telah dipelajari. Siswa tersebut paham atau tidak dengan materi yang di sampaikan. Tahap 3: praktik yang tersetruktur 1) Guru menentukan kelompok siswa dengan beberapa langkah 2) Siswa merespon pertanyaan

10 17 3) Guru memberikan koreksi terhadap kesalahan Tahap 4: praktik dibawah bimbingan guru 1) Siswa berpraktik secara semi independen 2) Guru menggilir siswa untuk praktik dan mengamati praktik 3) Guru memberikan tanggapan baik berupa pujian Tahap 5: praktik mandiri 1) Siswa melakukan praktik mandiri di rumah atau di kelas 2) Guru menunda respon balik dan memberikannya di akhir rangkaian praktik 3) Praktk mandiri dilakukan beberapa kali dengan preode waktu yang lama. b) Sistem sosial, dalam model ini intruksi langsung benar-benar tersetruktur. c) Peran atau tugas guru Metode ini tugas guru adalah menyediakan pengetahuan mengenai hasil-hasil, membantu siswa mengendalikan diri sendiri, dan memberikan re-inforcement. d) Sitem dukungan Lingkungan intruksi langsung adalah tempatdimana pembelajaran menjadi fokusutama dan tempat dimana siswa terlihat dalam tugas-tugas akademikdalam waktu tertentu. e) Pengaruh Metode ini membuat siswa untuk mendeteksi materi akademik secra sistematis.

11 18 d. Perubahan Sosial Kebudayaan cenderung dinamis mengikuti perubahan yang terjadi di lingkungannya. Malinowski dalam Astrid (1985:122) menjelaskan kebudayaan tidak terlepas dari kehidupan berkelompok, karena kebudayaan merupakan unsur perorganisasian antar individu dan membentuknya menjadi satu kelompok. Masyarakat menjadi faktor penting dalam kebudayaan, karena dapat mempengaruhi budaya itu sendiri. Masyarakat juga dapat berubah sesuai dengan perubahan zaman ataupun yang lainnya. Umumnya perubahan mengikuti adanya suatu modifikasi baik dalam lingkungan sosial budaya maupun lingkungan fisik. Joyomantono (1991:31) ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan di masyarakat yaitu pertumbuhan penduduk, lingkungan geografis, kontak dengan bangsa-bangsa lain, penemuan baru. a) Pertumbuhan penduduk Pertumbuhan penduduk mempengaruhi kehidupan masyarakat baik dalam sosial dan kebudayaannya. Pertumbuhan penduduk dalam sosial masyarakat dapat membuat antar manusia membutuhkan tempat tinggal yang cukup. Manusia yang terus bertambah banyak akan membuat kepadatan penduduk. Dalam budaya penduduk yang bertambah banyak akan melupakan kebiasaan yang lama tentang adat istiadat.

12 19 b) Lingkungan geografis Lingkungan geografis juga mempengaruhi perubahan sosial di masyarakat. Seprti masyarakat di perkotaan lebih moderen dari pada di pedesaan. Kebiasaannya pun berbeda, lebih mementingkan diri sendiri. Jika dipedesaan masyarakat masih sering berkumpul bersama dan tidak melupakan adat istiadat atau budaya yang ada di sekitarnya. c) Penemuan baru Peralatan yang ditemukan oleh manusia akan mengubah masyarakatnya, dari pilakunya maupun dari cara berkomunikasinya. Teknologi seperti handphone yang ada pada saat ini dapat mengubah masyarakat. Masyarakat cenderung sibuk dengan handphonenya masing-masing dan tidak memperdulikan hal lain. d) Kontak dengan bangsa lain Interaksi dengan masyarakat lain atau bangsa lain akan menimbulkan perubahan dalam masyarakat. Budaya dari bangsa lain akan terbawa oleh masyarakat itu sendiri. Dengan begitu kebudayaan dari masyarakat, akan tercampur dengan budaya asing dan jika terus menerus budaya lama yang ada di masyarakat akan terlupakan. e. Fungsi dan tujuan Pendidikan Budaya dan Karakter Budaya juga memiliki fungsi dan tujuan, sesuai dengan kelompok atau bangsa tertentu. Kemendiknas (2010:7)

13 20 menjelaskan fungsi dan tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa: fungsi pendidikan ada tiga yaitu pengembangan, perbaikan, penyaring sedangkan tujuannya: 1) Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif siswa sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilainilai budaya dan karakter bangsa. 2) Mengembangkan kebiasaan dan prilaku siswa yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius 3) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tangung jawab siswa sebagai generasi penerus bangsa 4) Mengembangkan siswa menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan 5) Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman,jujur, penuh kreativitas, dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan. Fungsi pendidikan budaya dan karakter dalam kutipan di atas ada tiga macam. Fungsi yang pertama pengembangan, dapat diartikan bahwa pengembangan ialah peserta yang telah memiliki prilaku dan sikap baik untuk mencerminkan cinta budaya dan karakter bangsa. Fungsi yang kedua perbaikan, dapat diartikan perbaikan ialah memperbaiki pendidikan nasional supaya potensi siswa bermanfaat. Fungsi yang ketiga penyaring, penyaring dapat diartikan menyaring budaya asing yang tidak sesuai dengan nilainilai budaya dan karakter. 3. Cinta Tanah Air Cinta tanah air termasuk ke dalam18 nilai karakter, Cinta tanah air merupakan suatu sikap positif dalam membangun bangsa dan negara. Cinta tanah air menurut Yaumi (2004;104) adalah cara

14 21 berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Kemendiknas (2010:10) cinta tanah air adalah cara berpikir dan berbuat yang menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Elfindri, dkk (2012:148) menjelaskan rasa cinta tanah air perlu dididik dari dini paling tidak pendidikan dasar. Artinya, Al-wathan al-ashli adalah tempat kelahiran seseorang dan negeri di mana ia tinggal di dalamnya, Definisi ini maka dapat dipahami bahwa tanah air bukan sekadar tempat kelahiran tetapi juga termasuk di dalamnya adalah tempat di mana kita menetap. Dapat dipahami pula bahwa mencintai tanah air adalah berarti mencintai tanah kelahiran dan tempat di mana kita tinggal. Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa cinta tanah air adalah suatu sikap yang mementingkan kebangsaan di atas segalanya baik berupa sosial, budaya, ekonomi maupun politik. Seseorang yang memiliki sikap tanah air yang tinggi akan lebih memahami dan menghargai nilai-nilai kebangsaan dan memiliki semangat kebangsaan yang tinggi. Pembentukan cinta tanah air kepada siswa di sekolah

15 22 dasar mengenai warga negara yang baik, yang terjadi di dalam kelas maupun di luar pembelajaran. Rasa cinta tanah air yang dilaksanakan di sekolah dasar tersebut lebih ditonjolkan bahwa tanah air kita banyak sumber daya alamnya dan banyak orang untuk mengelolanya, yang dapat dilatih melalui permainan bersama penuh disiplin dan kebersamaan. Siswa harus mempelajari sikap cinta tanah air sejak dini, agar setelah dewasa bisa menjungjung tinggi nilai kebangsaan. Cinta tanah air juga mempunyai indikator dalam pencapaianya. Indikator Cinta tanah air ada dua jenis, sesuai yang dijelaskan oleh Hasan dalam Fitri (2012:39) Pertama, indikator sekolah dan kelas. Kedua, indikator untuk mata pelajaran. Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan kepala sekolah, guru, dan personalia sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevalusi sekolah sebagai lembaga pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa. indikator ini berkaitan juga dengan kegiatan sekolah yang diperogramkan dan kegiatan sekolah sehari-hari. Ada 18 nilai karakter yang harus dikembangkan sekolah, salah satunya ialah cinta tanah air. Adapun indikator yang dikembangkan dalam cinta tanah air yaitu: a) Menanamkan nasionalisme dan rasa persatuan dan kesatuan bangsa b) Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar c) Memajang bendera Indonesia, pancasila, gambar presiden, serta simbol-simbol negara lainnya. d) Bangga dengan karya bangsa e) Melestarikan seni dan budaya Indonesia.

16 23 Indikator ketercapaian Cinta Tanah Air juga dijelaskan oleh Wibowo (2015:157) indikator ketercapaian nilai-nilai cinta tanah air diantaranya menggunakan produk buatan dalam negeri, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, menyediakan informasi (dari sumber cetak, elektronik) tentang kekayaan alam dan budaya Indonesia. Kemendiknas (2010:26) juga menjelaskan dua indikator yaitu di kelas dan di sekolahan. Indikator di kelas: memajangkan foto presiden dan wakil presiden, bendera negara, lambang negara peta Indonesia, gambar kehidupan masyarakat. Sedangkan di sekolahan yaitu menggunakan produk buatan dalam negeri, menggunakan bahasa yang baik dan benar, melestarikan budaya atau kesenian. Siswa bisa memiliki rasa cinta tanah air kepada negara dengan mengikuti langkah-langkah sesuai yang dijelaskan Yaumi (2014: ): a) Menggali nilai-nilai luhur bangsa Indonesia untuk menjadi modal dasar dalam pembangunan manusia seutuhnya. b) Menunjukan rasa cinta kepada budaya, suku, agama, dan bahasa Indonesia. c) Memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada perjuangan para pendahlu (pendiri) bangsa dengan menghargai dan mengamalkan hasil karya dan jerih payah yang ditinggalkan. d) Memiliki kepedulian terhadap pertumbuhan ekonomi, kebersihan lingkungan, dan pemeliharaan terhadap flora dan fauna. e) Berpartisipasi aktif untuk memberikan suara dan memilih pemimpin bangsa yang mampu membawa kemajuan bagi bangsa dan negara Indonesia. Berdasarkan kutipan di atas bahwa cinta tanah air harus diajarkan sejak dini kepada anak-anak. Beberapa indikator seperti

17 24 menggunakan produk dalam negeri, melestarikan kesenian, menggunakan bahasa Indonesia yang baik, dan memasang bendera Indonesia. Terdapat juga langkah-langkah dalam kegiatan menumbuhkan cinta tanah air, seperti menunjukan rasa cinta kepada budaya, suku, agama, dan bahasa Indonesia yang bisa diajarkan di sekolah dasar. B. Penelitian yang Relevan 1. Fitriani, isnaini dan uswantun (2014) The Implementation of character Education In Seni Karawitan (sekar) Extracuriculer Activities In Sd Kauman. Menjelaskan tentang implementasinya yaitu melalui sikap dan tingkah laku baik yang harus dilakukan oleh siswa ketika bermain gamelan dan menyanyikan tembang Jawa. Seni karawitan memiliki nilai-nilai di antaranya: kebersamaan (kerjasama), kepemimpinan, kesabaran, tanggung jawab, kesopanan, cinta budaya, keagamaan (religius), kehalusan, kejujuran, kedisiplinan, keteladanan, konsentrasi, toleransi, kegembiraan, dan pendidikan yang dapatmenumbuhkan jiwa berkarakter yang baik. Implementasi karakter dari seni karawitan, yaitu melalui sikap dan tingkah laku baik yang harus dilakukan oleh siswa ketika bermain gamelan dan menyanyikan tembang Jawa. 2. Bagus (2016) dengan judul Kearifan Budaya Lokal Perekat Identitas Bangsa. jurnal ini berisi tentang Kearifan lokal yang dimiliki daerah-

18 25 daerah dalam lingkup wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sangat banyak dan yang menunjukkan keberagaman jenisnya. Secara selektif banyak di antaranya yang dapat diangkat sebagai asset kekayaan kebudayaan bangsa dan dapat dijadikan sebagai perekat sekaligus sebagai modal dasar untuk memperkokoh identitas/jati diri bangsa. Kearifan lokal merupakan elmen budaya yang harus digali, dikaji, dan direvitalisasikan karena esensinya begitu penting dalam penguatan fondasi jatidiri bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi. 3. Prawidya dan Sukanti (2016) yang berjudul Membangun Karakter Siswa Melalui Kegiatan Intrakurikuler Ektrakurukuler dan Hidden Curiculum. Hasil dari penelitian ini menjelskan bahwa kepala sekolah, dan orang tua berperan penting dalam pendidikan karakter memalui ekstrakurikuler. Pembelajaran pendidikan biasa diajarkan melalui ekstrakurikuler seperti melalui kesenian, olahraga, sedangkan dalam intrakurikuler melalui penyusunan rpp, pelaksanaan pembelajaran, menejemen kelas, dan perkembangan kurikulum. Hiden curriculum harus berada dalam kedua kegiatan ekstrakurikuler maupun intrakurikuler. 4. Anton Killin (2015) yang berjudul Croos-Cultural Practice in Creative Perspektive New Zealand Composition for Central Javanese Gamelan Instrumen. Hasil penelitian ini meneliti tentang instrumen gamelan

19 26 berkontribusi pada fenomena yang berkembang, membangun gamelan dari dalam dan luar tradisional Indonesia. Gamelan dapat menjadi ciri khas budaya yang ada di Indonesia. Komposer memeran penting dalam konsep keaslian dan kreativitas dalam bermain gamelan. Komposer seni klasik barat, folk, atau rock juga terinspirasi dari gamelan yang dengarkan baik suara, memukul, dan kreativitas. C. Kerangka pikir Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah dasar merupakan kegiatan pendidikan di luar jam mata pelajaran yang berguna untuk mengembangkan kebutuhan, potensi, dan minat siswa. Kegiatan ekstrakurikuler dapat membentuk karakter siswa seperti cinta tanah air. Semakin banyaknya budaya luar yang masuk ke Indonesia, mengakibatkan siswa terkadang lupa akan budaya yang ada di daerahnya. Budaya dapat diajarkan di sekolah dasar dalam pembelajaran ataupun ektrskurikuler seni musik atau seni tari. Adapun alur dari kerangka berpikir pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

20 27 Kegiatan ektrakurikuler karawitan di Sekolah Dasar Pelaksanaan kegiatan ektrakurikuler: Sarana prasarana/gamelan Peserta didik Peran pelatih Peran kepala sekolah Peran guru Menjadikan peserta didik melestarikan budaya Indonesia Memiliki karakter cinta tanah air Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Budaya sangat penting dalam kehidupan masyarakat, karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Budaya sangat penting dalam kehidupan masyarakat, karena dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya sangat penting dalam kehidupan masyarakat, karena dapat mencerminkan ciri khas suatu masyarakat tersebut. Masyarakat memiliki budaya yang terjadi secara turun-temurun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Namun, disisi lain nilai kesetiakawanan sosial semakin berkurang, sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Namun, disisi lain nilai kesetiakawanan sosial semakin berkurang, sehubungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi meningkatnya perkembangan hubungan sosial juga semakin meningkat. Hal tersebut dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang tidak terlepas dari segi-segi kehidupan manusia. Kesenian juga merupakan cerminan dari jiwa masyarakat. Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bermacam-macam kebudayaan, diantaranya bahasa daerah,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bermacam-macam kebudayaan, diantaranya bahasa daerah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar yang memiliki bermacam-macam kebudayaan, diantaranya bahasa daerah, pakaian adat, seni tari dan seni musik.

Lebih terperinci

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dengan banyak suku dan budaya yang berbeda menjadikan Indonesia sebagai bangsa

Lebih terperinci

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa Indonesia memang sangat majemuk. Oleh karena itu lahir sumpah pemuda, dan semboyan bhineka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari berbagai keragaman sosial, suku bangsa, kelompok etnis, budaya, adat istiadat, bahasa,

Lebih terperinci

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman budaya, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku dan adat budaya. Setiap suku

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 125 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan yang didapat dari hasil penelitian yang telah dianalisis dan dikaji dengan berbagai pendapat para ahli dan penelitian terdahulu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki beragam suku dan kebudayaan. Indonesia ditempati oleh 33 provinsi dengan budaya tradisional yang dimana

Lebih terperinci

PENGARUH RESONATOR TERHADAP BUNYI NADA 3 SLENTHEM BERDASARKAN SOUND ENVELOPE. Agung Ardiansyah

PENGARUH RESONATOR TERHADAP BUNYI NADA 3 SLENTHEM BERDASARKAN SOUND ENVELOPE. Agung Ardiansyah PENGARUH RESONATOR TERHADAP BUNYI NADA 3 SLENTHEM BERDASARKAN SOUND ENVELOPE Agung Ardiansyah 1108100057 *Pendahuluan 3 * Pendahuluan 01. Latar Belakang Dalam pagelaran gamelan berbeda dengan pagelaran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Secara Umum, Pendidikan seni yang dilaksanakan di SMK Negeri 10

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Secara Umum, Pendidikan seni yang dilaksanakan di SMK Negeri 10 147 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Secara Umum, Pendidikan seni yang dilaksanakan di SMK Negeri 10 Bandung dengan berpacu kepada nilai-nilai budaya dan tradisi merupakan salah satu upaya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.157, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEBUDAYAAN. Bahasa. Sastra. Pengembangan. Pembinaan. Perlindungan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5554) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

14 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah, Gambar dan Penjelasannya

14 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah, Gambar dan Penjelasannya 14 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah, Gambar dan Penjelasannya Alat musik tradisional asal Jawa Tengah (Jateng) mencakup gambarnya, fungsinya, penjelasannya, cara memainkannya dan keterangannya disajikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lain menunjukan ciri khas dari daerah masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lain menunjukan ciri khas dari daerah masing-masing. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki keragaman etnis dan budaya. Keragaman budaya tersebut menjadi kekayaan bangsa Indonesia dan perlu dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian dalam Bab

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khas sekaligus aset bagi bangsa Indonesia. Generasi muda sudah banyak

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khas sekaligus aset bagi bangsa Indonesia. Generasi muda sudah banyak BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang beraneka ragam budaya yang merupakan ciri khas sekaligus aset bagi bangsa Indonesia. Generasi muda sudah banyak melupakan kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan hasil dari kebudayaan manusia yang dapat didokumentasikan atau dilestarikan, dipublikasikan dan dikembangkan sebagai salah salah satu upaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat melimpah. Salah satunya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat melimpah. Salah satunya adalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat melimpah. Salah satunya adalah alat musik daerah, dimana hampir setiap daerah mempunyai alat musik khas daerahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk menjadikan seseorang atau individu menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. depan yang lebih baik untuk memperbaiki budaya saat ini. Seperti yang dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. depan yang lebih baik untuk memperbaiki budaya saat ini. Seperti yang dikatakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pengertian transformasi budaya adalah perubahan konsep, bentuk, fungsi, dan sifat budaya untuk menyesuaikan konstelasi dunia (Mardimin, 1994: 14). Transformasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka sehari-hari. Krisis karakter yang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka sehari-hari. Krisis karakter yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis yang dialami bangsa Indonesia tidak hanya krisis ekonomi maupun politik, tapi lebih dari itu, bangsa kita tengah mengahadapi krisis karakter atau jati diri yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu dapat dikenali dari keanekaragaman budaya, adat, suku, ras, bahasa, maupun agama. Kemajemukan budaya menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam usaha meningkatkan proses belajar mengajar diperlukan usaha untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu, juga diperlukan

Lebih terperinci

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan PENDIDIKAN KARAKTER LATAR BELAKANG Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 2025 (UU No 17 Tahun 2007) antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk budaya, berbicara mengenai makhluk budaya tentu saja kita akan kembali membahas tentang asal muasal manusia atau hakikat dari manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan bermanfaat untuk kemajuan bangsa. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan bermanfaat untuk kemajuan bangsa. Di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk karakter suatu bangsa. Salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu negara adalah pendidikan

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Musik gamelan telah menjadi identitas budaya masyarakat Indonesia, karena telah hidup membudaya dan menjadi tradisi pada kehidupan masyarakat dalam kurun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini, banyak sekali permasalahan yang sering terjadi dalam kehidupan sekitar kita. Permasalahan yang terkait dengan asusila,

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA SALINAN - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki suku bangsa yang beraneka ragam. Oleh karena itu, Indonesia kaya akan budaya dan adat istiadat. Kebudayaan yang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau sering disebut kebudayaan.

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang :

Lebih terperinci

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal dengan bangsa yang mempunyai kekayaan tradisi dan budaya. Kekhasan serta kekayaan bangsa dalam tradisi dan budaya yang dimiliki, bukti bahwa

Lebih terperinci

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMALB AUTIS

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMALB AUTIS - 1989 - M. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA SMALB AUTIS KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 67 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KEBUDAYAAN. 1. Pengertian

KEBUDAYAAN. 1. Pengertian SISTEM BUDAYA Setiap manusia memiliki unsur dalam dirinya yang disebut Perilaku, yaitu : suatu totalitas dari gerak motoris, persepsi, dan fungsi kognitif. Salah satu unsur perilaku adalah gerak sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam (Undang-Undang Dasar 1945 Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1) yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam (Undang-Undang Dasar 1945 Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penunjang keberhasilan pembangunan, selain itu pendidikan yang telah berkembang juga menggambarkan tingkat kemajuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat semakin berkembang

Lebih terperinci

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMPLB TUNANETRA

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMPLB TUNANETRA - 230 - M. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA SMPLB TUNANETRA KELAS: VII Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya, serta keterampilannya kepada generasi muda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Bima merupakan perpaduan dari berbagai suku, etnis dan budaya yang hampir menyebar di seluruh pelosok tanah air.akan tetapi pembentukan masyarakat Bima yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, sehat, disiplin, dan betanggung jawab, berketrampilan serta. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi misi dan visi

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, sehat, disiplin, dan betanggung jawab, berketrampilan serta. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi misi dan visi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perwujudan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu dalam rangka membentuk generasi bangsa yang memiliki karakter dengan kualitas akhlak mulia, kreatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pandangan sosiolinguistik menyebutkan bahwa bahasa lahir di dalam masyarakat. Melalui media bahasa, sebuah kebiasaan lisan terbentuk secara turun temurun di dalam masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sesungguhnya memiliki modal besar untuk menjadi sebuah bangsa yang maju, adil, makmur, berdaulat, dan bermartabat. Hal itu didukung oleh sejumlah fakta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar belakang penelitian, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) ruang lingkup penelitian,

Lebih terperinci

UCAPAN TERIMA KASIH...

UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR FOTO... ix DAFTAR NOTASI... x DAFTAR BAGAN... xi DAFTAR PARTITUR... xii BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk individu dimana manusia mempunyai perasaan, jiwa, hati dan pikiran masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, kebudayaan ini tersebar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu proses pemuliaan diri yang di dalamnya terdapat tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya,

Lebih terperinci

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMPLB TUNADAKSA

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMPLB TUNADAKSA - 1437 - M. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA SMPLB TUNADAKSA KELAS: VII Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakter telah hidup di masyarakat sejak dahulu namun keberadaan dan urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang- Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motivasi pokok implemenatasi pendidikan karakter negara ini. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motivasi pokok implemenatasi pendidikan karakter negara ini. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gambaran situasi masyarakat dan dunia pendidikan di Indonesia menjadi motivasi pokok implemenatasi pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek yang mempunyai peranan pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk masa yang akan datang. Maka dari itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Fokus Penelitian, Penegasan Istilah. A. Latar Belakang Di era globalisasi

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER KARAWITAN DI SMPN 1 SRENGAT BLITAR

PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER KARAWITAN DI SMPN 1 SRENGAT BLITAR PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER KARAWITAN DI SMPN 1 SRENGAT BLITAR Andra Lestari NIM : 10020134022 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS Unesa Dr. Warih Handayaningrum, M.Pd Dosen Jurusan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah pembelajaran sangat ditentukan keberhasilannya oleh masingmasing guru di kelas. Guru yang profesional dapat ditandai dari sejauh mana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya yang berada di daerah-daerah di dalamnya. Kebudayaan itu sendiri mencakup pengertian yang sangat luas. Kebudayaan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya dilatarbelakangi oleh adanya suatu sejarah kebudayaan yang beragam. Keberagaman yang tercipta merupakan hasil dari adanya berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suku, agama dan bahasa daerah berbeda sehingga, Indonesia tercatat sebagai negara yang

BAB I PENDAHULUAN. suku, agama dan bahasa daerah berbeda sehingga, Indonesia tercatat sebagai negara yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara yang berbentuk Republik, dengan banyak pulau didalamnya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dan didalamnya tumbuh berbagai suku,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Widyawati, 2013 Eksistensi Sanggar Seni Getar Pakuan Kota Bogor Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Widyawati, 2013 Eksistensi Sanggar Seni Getar Pakuan Kota Bogor Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni tradisi yang tumbuh dan berkembang di setiap daerah di Indonesia awal mulanya berasal dari kebiasaan dan adat-istiadat nenek moyang bangsa Indonesia,

Lebih terperinci

UKDW LATAR BELAKANG. Sebagai tempat wisata dan edukasi tentang alat musik tradisional jawa. Museum Alat Musik Tradisional Jawa di Yogyakarta.

UKDW LATAR BELAKANG. Sebagai tempat wisata dan edukasi tentang alat musik tradisional jawa. Museum Alat Musik Tradisional Jawa di Yogyakarta. Rupa Seni Pertunjukan Musik Tradisional = dimainkan sendiri maupun sebagai pengiring kesenian tradisional lainnya Luntur karena globalisasi, perkembangan jaman dan pengaruh musik modern LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk sosial. Ini berarti manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia hidup secara berkelompok dan membentuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, kesimpulan dalam penelitian ini ialah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maju mundurnya suatu bangsa ditandai oleh sumber daya manusia yang bermutu. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang bermutu, itu diperlukan suatu upaya melalui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari berbagai etnik dan berada dalam keberagaman budaya. Belajar dari sejarah bahwa kemajemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gambaran situasi masyarakat dan dunia pendidikan di Indonesia menjadi motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu ditanamkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pembelajaran Layeutan Suara Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di Smp Pasundan Katapang Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pembelajaran Layeutan Suara Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di Smp Pasundan Katapang Kabupaten Bandung 1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Kesenian merupakan sarana untuk mengekspresikan rasa keindahan dari perasaan manusia, salah satu bentuk ekspresi seni manusia diantaranya diungkapkan melalui bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha mewujudkan sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan harus mampu dalam perbaikan dan pembaharuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia melupakan pendidikan karakter bangsa. Padahal, pendidikan karakter merupakan suatu pondasi bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan dan sepanjang hidup. Membangun dan mengembangkan karakter yang baik merupakan

Lebih terperinci

a. Hakekat peradaban manusia Koentjaraningrat berpendapat bahwa kata peradaban diistilahkan dengan civilization, yang biasanya dipakai untuk menyebut

a. Hakekat peradaban manusia Koentjaraningrat berpendapat bahwa kata peradaban diistilahkan dengan civilization, yang biasanya dipakai untuk menyebut a. Hakekat peradaban manusia Koentjaraningrat berpendapat bahwa kata peradaban diistilahkan dengan civilization, yang biasanya dipakai untuk menyebut unsur-unsur kebudayaan yang dianggap halus, maju, dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter kepada generasi penerus bangsa yang berakar pada nilai karakter dari budaya bangsa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran seni tari merupakan suatu proses pembelajaran yang melibatkan tubuh sebagai media ungkap tari. Di dalam penyelenggaraannya, seni tari merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengimbangi perkembangan Teknologi dan Informasi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. mengimbangi perkembangan Teknologi dan Informasi yang terus berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengimbangi perkembangan Teknologi dan Informasi yang terus berkembang seiring berputarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai Negara yang terdiri atas berbagai suku bangsa. Masing-masing suku bangsa memiliki warisan budaya yang tak ternilai harganya.kata budaya

Lebih terperinci

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PERAN GURU DALAM MENANAMKAN KARAKTER SEMANGAT KEBANGSAAN DAN CINTA TANAH AIR (Studi Kasus Semua Guru Selain Guru Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMP Negeri 2 Colomadu, Kecamatan

Lebih terperinci

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME. (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013)

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME. (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013) PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi dialihkan oleh Kerajaan Sunda/Pajajaran kepada Kerajaan Sumedanglarang. Artinya, Kerajaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai nasionalisme merupakan jiwa bangsa Indonesia yang akan terus melekat selama bangsa Indonesia masih ada. Nasionalisme bukanlah suatu pengertian yang sempit

Lebih terperinci

DASAR-DASAR PENGETAHUAN BELAJAR KARAWITAN UNTUK ANAK SD

DASAR-DASAR PENGETAHUAN BELAJAR KARAWITAN UNTUK ANAK SD DASAR-DASAR PENGETAHUAN BELAJAR KARAWITAN UNTUK ANAK SD Tata Tertib Pelajaran Karawitan Untuk anak SD 1. Ketika datang dari kelas ke ruang gamelan siswa dilarang ribut. 2. Sebelum masuk ruang gamelan siswa

Lebih terperinci

Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan

Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan Latar Belakang Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan manusia yang sedang berkembang menuju pribadi yang mandiri untuk membangun dirinya sendiri maupun masyarakatnya.

Lebih terperinci

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merupakan cerminan dari seseorang. Seseorang bisa dikatakan baik atau buruk, sopan atau tidak, semua tercermin dari karakter dan tindakan yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat mengembangkan potensi diri, sehingga dapat didayagunakan dalam kehidupan baik sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara memiliki beragam norma, 1 moral, 2 dan etika 3 yang menjadi pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang berbeda-beda

Lebih terperinci

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMALB TUNANETRA

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMALB TUNANETRA - 345 - M. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA SMALB TUNANETRA KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kebudayaan merupakan hasil cipta manusia dan juga merupakan suatu kekayaan yang sampai saat ini masih kita miliki dan patut kita pelihara. Tiap masyarakat

Lebih terperinci