BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejaran Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI) Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual adalah lembaga pemerintah yang menangani permasalahan perlindungan kekayaan intelektual dibawah naungan Kementerian Hukum dan Ham. Berdasarkan Reglement Industrieelen Eigendom 1912 Stbl jo , yang melakukan pendaftaran merek di Indonesia adalah Hulpbureua Voor den Industrieleen Eigendom di bawah Department Van Justitie yang waktu itu hanya khusus menangani pendaftaran merek, kemudian berdasarkan Stbl no. 576 ayat 2 ruang lingkup tugas Department Van Justitie meliputi pula bidang milik perindustrian. Dalam masa kemerdekaan RepubIik Indonesia sesuai dengan Pasal II Aturan Peralihan Undang-undang Dasar 1945, Stbl no. 576 masih tetap berlaku dengan perubahan nama menjadi Kantor Milik Kerajinan. Pada tahun 1947 Kantor Milik Kerajinan pindah ke Surakarta dan pada tanggal 9 Oktober 1947 berubah namanya, menjadi kantor milik perindustrian, pada masa pemerintahan RIS Kantor Milik Perindustrian pindah ke Jakarta. Berdasarkan Peraturan Pemerintah no 60 tahun 1948 tentang lapangan pekerjaan, susunan, pimpinan dan tugas kewajiban Kementerian Kehakiman yang meliputi pula Kantor Milik Perindustrian, Kantor Milik Perindustrian terdiri atas: 42

2 43 1. Bagian Pendaftaran Cap Dagang. 2. Bagian Perlindungan atas Pendapatan-pendapatan Baru (Octrooi). Berdasarkan keputusan Menteri Kehakiman tanggal 12 Pebruari 1964 no. J.S. 4/4/4 tentang tugas dan organisasi Departemen Kehakiman, yang disempurnakan dengan keputusan Menteri Kehakiman no. J.S.4/4/24 tanggal 27 Juni 1965 tentang tugas dan organisasi Departemen Kehakiman, nama kantor milik perindustrian diganti menjadi Direktorat urusan paten yang bertugas menyelenggarakan peraturan-peraturan mengenai perlindungan penemuan dan penciptaan, dengan demikian, sesuai dengan keputusan Menteri Kehakiman tersebut, Direktorat urusan paten tidak saja menangani urusan bidang merek dan bidang paten tetapi juga menangani bidang hak cipta. Tahun 1966, Presidium Kabinet mengeluarkan keputusan no. 75/U/Kep/11/1966 tentang struktur organisasi dan pembagian tugas Departemen. Dalam keputusan ini Direktorat urusan paten berubah menjadi Direktorat Paten, Direktorat Jenderal Pembinaan Badan Peradilan dan Perundang-undangan, yang terdiri dari: 1. Dinas Pendaftaran Merek 2. Dinas Paten 3. Dinas Hak Cipta Pada tahun 1969 melalui Keputusan Presiden no. 39 tahun 1969 dibentuk Direktorat Jenderal Pembinaan Badan-badan Peradilan. Dengan dibentuknya

3 44 Direktorat Jenderal yang baru tersebut, Direktorat Jenderal Pembinaan Badan Badan Peradilan dan Perundang-undangan dipecah menjadi Direktorat Jenderal. Secara umum Hak Kekayaan Intelektual, dapat terbagi dalam dua kategori yaitu: Hak Cipta dan Hak Kekayaan Industri. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta : Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundangundangan yang berlaku.(pasal 1 ayat 1).Sedangkan Hak Kekayaan Industri meliputi: 1. Paten 2. Merek 3. Desain Industri 4. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu 5. Rahasia Dagang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Paten: Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada Inventor atas hasil Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya (Pasal 1 Ayat 1). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek : Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf- huruf, angka- angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur- unsur

4 45 tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.(pasal 1 Ayat 1). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan. (Pasal 1 Ayat 1), berdasarkan undang-undang nomor 32 ahun 2000 tentang desain tata letak, sirkuit terpadu : Sirkuit terpadu adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi, yang didalamnya terapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor yang dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi elektronik. Pasal 1 Ayat 1 desain tata letak adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga dimensi dari berbagai elemen, sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, serta sebagian atau semua interkoneksi dalam suatu Sirkuit Terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut dimaksudkan untuk persiapan pembuatan Sirkuit Terpadu. (Pasal 1 Ayat 2).

5 46 Menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang : Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasianya. Pelayanan jasa hukum di bidang Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Indonesia sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Untuk pertama kalinya didaftar merek no. 1 (satu) oleh Hulpbureua Voor den Industrieelen Eigendom pada tanggal 10 Januari 1894 di Batavia Visi dan Misi Ditjen HKI Visi Terciptanya sistem Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang efektif dan efisien dalam Menopang pembangunan Nasional. Misi Mengelola sistem HKI dengan cara: 1. Memberikan perlindungan, penghargaan dan pengakuan atas kreatifitas; 2. Mempromosikan teknologi, investasi yang berbasis ilmu pengetahuan dan pertumbuhan ekonomi; dan 3. Merangsang pertumbuhan karya dan budaya yang inovatif dan inventif

6 Organisasi dan Tata Kerja DJHKI Bahwa dengan ditetapkannya Keputusan Presiden No. 144 Tahun 1998 tentang perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1998 tentang kedudukan, tugas, susunan organisasi dan tata kerja Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 142 tahun 1998, nomenklatur Direktorat Jenderal Hak Cipta Paten dan Merek (DITJEN HCPM) telah diubah menjadi Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual (DITJEN HAKI). Sebagai tindak lanjut untuk melaksanakan Ketentuan Keputusan Presiden tersebut pada tanggal 26 Maret 1999 telah ditetapkan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor M.03.PR Tahun 1999 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehakiman. Sehubungan dengan perubahan nomenklatur berdasarkan kedua peraturan tersebut, dengan ini saya sampaikan hal-hal sebagai berikut : 1. Nama Direktorat Jenderal Hak Cipta Paten dan Merek (DITJEN HCPM) sebagai Unit Utama di jajaran Departemen Kehakiman RI dihapus dan diganti dengan Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual (DITJEN HAKI). 2. Pejabat Struktural yang memimpin Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual (DITJEN HAKI) adalah Direktur Jenderal yang selanjutnya disingkat DIRJEN HAKI.

7 48 3. Penyebutan nomenklatur dilingkungan Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual selengkapnmya tertuang dalam Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia : No. M.03.PR Tahun tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehakiman. 4. Setiap nomenklatur Direktorat Jenderal Hak Cipta Paten dan Merek (DITJEN HCPM) dan nama jabatan Direktur Jenderal Hak Cipta, Paten dan Merek (DIRJEN HCPM) yang terdapat dalam peraturan perundangundangan yang berlaku agar dibaca Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual (DITJEN HAKI) dan Direktur Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual (DIRJEN HAKI) Sumber daya Manusia Jumlah pegawai Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Oktober 2011 sebanyak 575 pegawai dengan perincian sebagai berikut : 1. Sekretariat Ditjen HKI sebanyak 116 pegawai. 2. Direktorat Hak Cipta, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan Rahasia Dagang sebanyak 74 pegawai. 3. Direktorat Paten sebanyak 144 pegawai. 4. Direktorat Merek sebanyak 145 pegawai. 5. Direktorat Kerjasama dan Promosi sebanyak 35 pegawai. 6. Direktorat Teknologi Informasi sebanyak 41 pegawai.

8 Struktur Organisasi DJHKI Sekretariat DJHKI Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat Direktorat Jenderal menyelenggarakan fungsi: a) pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran; b) pengelolaan urusan kepegawaian; c) pengelolaan urusan keuangan; d) pelaksanaan evaluasi dan pnyusunan laporan direktorat jenderal hak kekayaan intelektual.

9 50 Sekretariat Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual terdiri atas: 1. Bagian Program dan Pelaporan (Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran, serta evaluasi dan penyusunan laporan Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual ) terdiri dari : 1) Subbagian Penyusunan Rencana dan Anggaran; 2) Subbagian Perundang-undangan dan Organisasi; dan 3) Subbagian Evaluasi dan Pelaporan. 2. Bagian Kepegawaian (Bagian Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian di lingkungan Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual). Terdiri dari: 1) Subbagian Umum Kepegawaian; 2) Subbagian Mutasi, Pemberhentian dan Pensiun; dan 3) Subbagian Pengembangan Pegawai 3. Bagian keuangan ( bagian keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan urusan keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual) terdiri dari : 1) Subbagian Pelaksanaan Anggaran; 2) Subbagian Perbendaharaan ; dan 3) Subbagian akuntansi dan pelaporan 4. Bagian Tata usaha dan Humas (Bagian Tata Usaha dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan urusan tata usaha dan pelaksanaan hubungan masyarakat) terdiri dari:

10 51 1) Subbagian Persuratan; 2) Subbagian Tata Usaha Pimpinan dan Protokol; dan 3) Subbagian Hubungan Masyarakat. 5. Bagian Umum dan Kelompok Jabatan Fungsional (Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan barang milik negara, barang persediaan, rumah tangga, dan urusan perjalanan dinas di lingkungan Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. ) terdiri dari: 1) Subbagian pengelolaan barang milik Negara 2) Subbagian pengelolaan barang persediaan 3) Subbagian rumah tangga 4) Sub bagian perjalanan dinas dan kendaraan operasional Subbagian Humas Subbagian Humas Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual berada dibawah Bagian TU dan Humas, satu orang kepala subbagian dan lima orang staff, Humas memiliki fungsi Melaksanakan tugas keprotokolan, Kehumasan dan Pelayanan Informasi pada masyarakat. 1) Uraian Tugas Humas Ditjen HKI: Fungsional umum Humas mempunyai tugas : 1. Membuat rencana kerja secara periodik 2. Melaksanakan perencanaan tersebut dalam bentuk kegiatan. 3. Melaksanakan disposisi surat dari kepala Subbagian 4. Mengetik surat atau dokumen yang akan ditanda tangani oleh atasan;

11 52 5. Melaksanakan kegiatan pelayanan informasi Hak Kekayaan Intelektual mengenai program kerja HKI, pendaftaran HKI, penegakan hukum HKI dan kebijakan Ditjen Hki secara umum kepada masyarakat; 6. Melaksanakan program kerja yang telah dibuat subbagian humas dalam Pusat Informasi Kekayaan Intelektual (PUSINFOKI) 7. Melaksanakan kegiatan piket di Pusinfoki; 8. Melaksanakan pembuatan media info dalam bentuk foto narasi ataupun audiovisual untuk mempublikasikan seluruh kegiatan HKI; 9. Menerima seluruh keluhan masyarakat mengenai kinerja HKI yang kurang; 10. Menindaklanjuti keluhan masyarakat tentang kinerja HKI dengan meneruskan informasi keluhan tersebut kepada pimpinan (Kasubag Humas); 11. Melaksanakan Publikasi dan mensuplai informasi terkait substansi HKI dan kegiatan HKI melaui Media Cetak, Radio, Televisi dan website bekerjasama dengan Pusat Informasi dan Komunikasi (PIK) Kementrian Hukum dan Hak Asasi manusia RI. 12. Melaksanakan pembuatan hak jawab berita negatif tentang HKI di media 13. Menjawab pertanyaan berkaitan dengan tata cara pendaftaran permohonan HKI baik secara langsung ( pengunjung pusinfoki) maupun tidak langsung (via telfon dan ); 14. Melaksanakan peliputan seluruh kegiatan HKI;

12 Melaksanakan tugas-tugas keprotokolan untuk kegiatan-kegiatan dinas yang memerlukan kegiatan keprotokolan (MOU, pelantikan pejabat, seminar yang menghadirkan menteri dan sebagainya); 16. Melaksanakan publikasi baik melalui media internal maupun eksternal; 17. Melaksanakan pembuatan klipping berita HKI di media 18. Mengadministrasi file yang berkaitan dengan kegiatan kehumasan 19. Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan 20. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang ditugaskan oleh atasan (mengkoordinir kegiatan pameran, menghadiri seminar dan lain-lain); 2) Bahan Kerja Humas DJHKI 1. Laporan evaluasi tahunan rencana kerja subbag Humas,keprotokolan dan Pusinfoki 2. Surat Disposisi dari atasan 3. Surat keluhan masyarakat terhadap kinerja HKI 4. yang ditujukan pada alamat e mail humas.hki@dgip.go.id 5. Hasil liputan (berupa gambar,tulisan, rekaman suara,dll) 6. Koran,majalah untuk bahan kliping 3) Perangkat atau Alat Kerja 1. Peraturan terkait substansi HKI (UU Merek, UU Hak Cipta, UU Paten, UU Desain Industri, UU Rahasia Dagang, UU DTLST dan PP) 2. Peraturan terkait Kehumasan dan Keprotokolan 3. UU Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP)

13 54 4. Buku buku Informasi HKI (Buku Panduan HKI, Paket Informasi,Kiat sukses HKI,dll). 5. Seperangkat komputer yang terkoneksi dengan Internet 6. Printer berguna untuk mencetak hasil kerja 7. Telepon dan Fax sebagai sarana komunikasi 8. ATK 9. Kendaraan sebagai sarana transportasi 10. Kamera sebagai alat dokumentasi. 11. Handycam sebagai alat dokumentasi dan merekam kegiatan 12. Recorder sebagai alat untuk merekam. 13. TV plasma sebagai media informasi 14. CDRW sebagai alat untuk menyimpan data 15. Alat alat Display pameran 4) Hasil Kerja Humas 1. Info Pers Berita HKI yang positif baik untuk media internal maupun eksternal 2. Laporan kegiatan humas dan keprotokolan. 3. Siaran pers/press Release untuk media internal maupun eksternal. 4. Dokumentasi (Foto,rekaman gambar, rekaman suara,tulisan,dll) 5. Tanggapan berita media khususnya yg terkait dgn menurunnya citra positif HKI di masyarakat. 6. Jumlah masyarakat yang mendaftarkan permohonan HKI nya secara langsung ke Ditjen HKI tanpa melalui konsultan HKI meningkat..

14 55 7. Kebijakan Ditjen HKI tersampaikan secara seragam di segala level. 8. Kegiatan keprotokolan bejalan secara resmi,prosedural dan lancar. 9. Dokumen yang siap untuk diparaf pimpinan. 10. Laporan harian, mingguan dan bulanan 11. Kinerja yang sudah dinilai melalui DP3 12. Hasil-hasil kerja lain sesuai perintah atasan Staff Humas: Humas Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual terdiri dari: 1) Kasubbag Humas : Ibu Eka Fridayanti, SH,.M.H 2) Bendahara Humas: Ibu Irma Mariana, SH,.M.H 3) Staf Humas : 1. Bapak Triyadhi Setyo Nugroho 2. Wahyuni 3. Dita Komala Putri 4. Priyo Herwanto Subbagian Promosi Direktorat Kerja Sama dan Promosi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan evaluasi. Bidang kerja sama dan promosi hak kekayaan intelektual sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 770, Direktorat Kerja Sama dan Promosi menyelenggarakan fungsi:

15 56 1. Penyiapan perumusan rancangan kebijakan di bidang kerja sama dan promosi hak kekayaan intelektual. 2. Pelaksanaan pembinaan, bimbingan dan pelayanan di bidang kerja sama dan promosi hak kekayaan intelektual. 3. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang kerja sama dan promosi hak kekayaan intelektual. Sedangkan Seksi Promosi dan Sosialisasi mempunyai tugas melakukan dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan promosi dan sosialisasi sistem hak kekayaan intelektual. 4.2 Hasil Penelitian Hasil penelitian merupakan gambaran umum sekaligus diharapkan dapat menjawab pertanyaan penelitian ini. Dari hasil penelitian dapat terlihat upaya yang dilakukan Humas dan Subbagian Promosi Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dalam menyosialisasikan perlindungan hak kekayaan intelektual kepada masyarakat. Penulis melakukan wawancara mendalam untuk mendapatkan data dari pihak Humas dan Subbag Promosi Ditjen HKI sebagai narasumber kunci yang terdiri dari Ibu Eka Fridayanti selaku Kasubbag humas Ditjen HKI dan Bapak Agus Dwiyanto selaku Kepala sub bidang sosialisasi. Wawancara difokuskan pada upaya-upaya yang dilakukan HKI baik yang berupa event-event maupun taktik komunikasi dalam rangka menyosialisaasikan perlindungan Hak Kekayaan

16 57 Intelektual kepada masyarakat periode tahun Untuk memeriksa kredibilitas dari hasil wawancara dengan narasumber kunci, maka penulis juga membandingkan hasil wawancara tersebut dengan para narasumber pembanding yang terdiri dari pihak UKM yakni Bapak Muji Hartono (merupakan peserta sosialisasi dari UKM Konveksi MB T-SHIRT), Bapak Suyitno ( peserta sosialisasi dari UKM Pangan Soto Banyumas Bang yitno). Penulis juga mewawancarai dua siswa dari SMK dan SMA yang diwakili oleh Ristian Bima (siswa dari SMU N 70 Jakarta) dan Dea Karliany (siswi dari SMKN 4 Tangerang) mereka adalah narasumber yang telah mengikuti kegiatan sosialisasi yang diadakan oleh Ditjen HKI. Ke empat narasumber pembanding ini merupakan peserta dari kegiatan sosialisasi yang pernah diadakan oleh Ditjen HKI pada tahun 2011 untuk bidang pendidikan dan UKM Upaya humas dan subbagian promosi Ditjen HKI dalam menyosialisasikan perlindungan HKI periode tahun Upaya Humas adalah berbagai rencana teknis dan langkah komunikasi yang akan diambil dalam kegiatan Humas. Untuk dapat bertindak secara strategis, maka kegiatan Humas harus menyatu dengan visi dan misi organisasi. Tahap-tahap yang digunakan untuk menyusun suatu upaya yang baik agar pada pelaksanaanya dapat berjalan dengan efektif sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut. 1. Fase Formative Research Adalah riset formatif yang dilakukan sebelum memulai sebuah program. Riset program dilakukan untuk mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan

17 58 untuk mengarahkan pengambilan keputusan dalam perencanaan. Dalam fase ini diperlukan tiga step, yaitu : Step 1 Analisa Situasi Menganalisa situasi adalah langkah pertama yang dilakukan dalam mengelola sebuah kegiatan. Mengenal dengan baik situasi yang terjadi di dalam dan luar organisasi. Situasi dapat bersifat positif atau negatif. Ini dapat diidentifikasi sebagai peluang atau hambatan. Humas harus paham dengan situasi yang dihadapi organisasi agar bisa menentukan langkah-langkah untuk mengantisipasi dampak negatif dari situasi tersebut. Di Humas dan Subbagian Promosi Direktorat Jenderal HKI sendiri situasi yang sedang menjadi fokus perhatian sebagaimana dijelaskan oleh Ibu Eka Fridayanti selaku Kasubbag Humas sebagai berikut : Untuk humas sekarang sedang fokus pada peningkatan sosialisasi, ya..kita tahu lah, Indonesia yang merupakan negara dengan beribu-ribu pulau tentunya perlu ditingkatkan sosialisasi tentang HKI, apalagi dewasa ini banyak masyarakat yang membuka industri kreatif yang merupakan suatu kekayaan intelektual berupa, merek, paten, maupun cipta yang sangat perlu untuk mendapat perlindungan, kita juga menyadari bahwasanya angka pembajakan di Indonesia masih sangat tinggi, kita merupakan negara ke empat paling tinggi mengenai pembajakan, jadi kalau ditanya apa situasi yang menjadi fokus sekarang ini atau mungkin tahun ke tahun adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan perlindungan HKI yang diharapkan akan mampu menekan angka pembajakan. 1 Hal serupa juga disampaikan oleh Subbagian Promosi melalui wakilnya yaitu bapak Agus Dwiyanto selaku Kepala Seksi Sosialisasi Ditjen HKI, beliau mengatakan: Fokus yang sedang kami hadapi sekarang ialah bagaimana kami berupaya untuk menekan angka pembajakan di Indonesia, kami berupaya untuk terus menyosialisasikan HKI kepada masyarakat, agar jangan 1 Hasil wawancara dengan kasubbag humas

18 59 sampai Ditjen HKI di cap tidak melakukan upaya apapun terkait masalah pembajakan ini. 2 Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa situasi yang sedang menjadi fokus perhatian dari Subbagian Humas maupun Subbagian Promosi Ditjen HKI adalah upaya-upaya dalam menyosialisasikan perlindungan HKI untuk menekan angka pembajakan guna menciptakan masyarakat yang sadar HKI. Ibu Eka Fridayanti pun menambahkan tanggapanya terkait dengan kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan perlindungan HKI. Sebenarnya bukan berarti mereka tidak sadar tetapi lebih karena masyarakat kita masih dipengaruhi budaya konvensional yang menggampangka bahwa suatu karya dibajak itu bukan suatu hal yang menjadi masalah besar, toh kita bisa buat lagi, di samping itu pemahaman mereka tentang fungsi lembaga HKI pun kurang, kita terus berupaya melakukan penyuluhan dan sosialisasi tetapi kalau dari mereka sendiri tidak timbul kesadaran ya itu yang susah 3 Dari hal di atas tampak bahwa menurut Kasubbag Humas Ditjen HKI bahwa kesadaran masyarakat tentang HKI sangat kurang dikarenakan faktor dari masyarakat dan budaya konvensional masyarakat tersebut. Hal ini sama dengan pendapat dari Bapak Agus Dwiyanto selaku Seksi sosialisasi Ditjen HKI, beliau mengatakan. Iya, selama ini memang masyarakat kita cenderung masih kurang menyadari pentingnya perlindungan HKI, bukan karena mereka tidak tahu tetapi kebanyakan dari mereka justru tidak mau tahu, apalagi masyarakat yang tidak berkepentingan dalam hal ini masyarakat umum, menengah kebawah mereka bahkan cuek membeli barang bajakan, dengan alasan barang bajakan harganya terjangkau. 4 2 Hasil wawancara dengan kepala seksi sosialisasi subbagian promosi 3 Hasil wawancara dengan kasubbag humas 4 Hasil wawancara dengan kepala seksi sosialisasi subbagian promosi

19 60 Hal ini sesuai dengan pendapat para narasumber pembanding di antaranya pelaku UKM konveksi Bapak Muji Hartono, beliau mengatakan: Kalau menurut saya sih masih rendah lah mba, ya buktinya pembajakan masih banyak, pemalsuan merek dsb. 5 Dari pihak UKM pangan Bapak Suyitno menambahkan Kalau saya sebagai masyarakat ditanya bagaimana kesadaran masyarakat terhadap HKI jawaban saya masih sangat rendah, bisa dilihat kok banyaknya produk bajakan, terutama kaset, CD, banyak banget itu yang bajakan dan masyarakat terutama menengah kebawah justru malah menikmatinya. 6 Tidak jauh berbeda pula pendapat dari siswa-siswi SMA dan SMK yang saya wawancarai, Dea Karliany siswa SMKN 4 Tangerang mengatakan: Menurut aku sih masih rendah ka, barang bajakan masih beredar dimana-mana dan malah masyarakat lebih menyukai membeli yang bajakan karena murah. 7 Hal serupa disampaikan oleh Ristian Bima salah seorang siswa dari SMU 70 Jakarta, menurutnya: Masih sangat rendah mba kalau menurutku sih, masih banyak pembajakan terutama kaset yang sering aku lihat banyak beredar di masyarakat. 8 Rendahnya kesadaran masyarakat akan perlindungan HKI ini tentu ada penyebabnya, seperti yang dikemukakan Ibu Eka Fridayanti. Kalau untuk ini menurut saya ada beberapa faktor salah satunya kurangnya pengetahuan masyarakat bahwa ada loh lembaga yang melindungi HKI, juga karena banyak masyarakat yang memang belum tergerak hatinya untuk menghargai karya orang lain atau malah mendapat keuntungan dari menjual barang bajakan ini. 9 5 Hasil wawancara dengan pelaku UKM konveksi bapak muji hartono 6 Hasil wawancara dengan pelaku UKM pangan bapak suyitno 7 Hasil wawancara dengan siswa SMKN 4 Tangerang, dea karliany 8 Hasil wawancara dengan siswa SMU 70 Jakarta, Ristian Bima 9 Hasil wawancara dengan kasubbag humas

20 61 Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Agus Dwiyanto. Penyebabnya yang pasti adalah mereka menutup telinga terhadap HKI, diantaranya bisa karena malas, juga karena perkembangan teknologi yang justru memudahkan orang untuk melakukan pelanggaran HKI, contohnyya pembajakan software. 10 Pendapat ini bertolak belakang dengan apa yang dikemukakan oleh narasumber pembanding, Bapak Muji Hartono mengatakan. Menurut saya sih sosialisasinya yang kurang mba, terutama ke masyarakat umumnya, belum banyak masyarakat yang tahu fungsi dari lembaga ini 11. Demikian pula yang disampaikan Bapak Suyitno. Ada banyak kemungkinan sih mba diantaranya masyarakat kurang paham bahwa ada lembaga perlindungan HKI, kedua harga produk asli biasanya lebih mahal sih jadi mau gimana lagi masyarakat kita kan lebih menyukai yang murah, haha. 12 Tidak berbeda jauh dengan pendapat para pelaku UKM siswa SMKN 4 Tangerang, Dea Karliany menambahkan. Gimana ya mba..kalau menurutku sih belum banyak yang tahu Ditjen HKI dan juga karena mereka lebih seneng beli yang bajakan. 13. Hal ini dipertegas melalui jawaban dari Ristian Bima siswa SMU 70 Jakarta, menurutnya. Menurut aku sih Ditjen HKI kurang sosialisasinya, terus juga masyarakat kita belum atau tidak semua mampu membeli barang yang orisinil ka, karena rata-rata mahal. 14 Menanggapi kasus pembajakan dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengahargai karya orang lain, maka masalah ini menjadi fokus perhatian 10 Hasil wawancara dengan kepala seksi sosialisasi subbag promosi 11 Hasil wawancara dengan bapak muji hartono 12 Hasil wawancara dengan bapak suyitno 13 Hasil wawancara dengan dea karliany 14 Hasil wawancara dengan ristian bima

21 62 Humas maupun Subbagian Promosi Ditjen HKI, hal ini sesuai dengan pendapat dari Ibu Eka Fridayanti yang mengatakan. Tentu saja ini menjadi fokus kami, karena memang tugas humas adalah menyosialisasikan HKI agar masyarakat memahami akan keberadaan HKI dan menekan terjadinya pembajakan 15. Bapak Agus Dwiyanto menambahkan Masalah ini jelas menjadi perhatian promosi maupun humas dan Ditjen HKI secara umum, merupakan tugas utama kami untuk mengurangi angka pembajakan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan HKI. 16 Tentunya dengan kurangnya kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap karya orang lain, akan ada akibat yang ditimbulkan seperti yang dikemukakan Kasubbag Humas Ibu Eka Fridayanti. Ya..itu tadi yang sudah saya kataka jelas akan semakin banyak pembajakan, seperti peniruan merek, cipta, bahkan pemalsuan produk. 17. Demikian halnya dengan pendapat Bapak Agus Dwiyanto. Pastinya pembajakan lebih meningkat, akibatnya orang bisa malas menciptakan karya karena pasti akan dibajak, meningkatnya jumlah kriminalitas itu pasti terutama di dunia maya ya seperti internet. 18 Dari pernyataan tersebut kita dapat mengetahui bahwasanya kurangnya kesadaran HKI ini akan menimbulkan kerugian yang cukup besar, hal ini pun disetujui oleh ke empat narasumber pembanding yang saya wawancarai seperti bapak Muji Hartono beliau mengatakan. Yang jelas orang jadi malas membuat karya, toh percuma nyatanya nanti dibajak juga dan pada akhirnya produk asli mengalami kerugian besar dari segi penjualan Hasil wawancara dengan kasubbag humas 16 Hasil wawancara dengan seksi sosialisasi subbag promosi 17 Hasil wawancara dengan kasubbag humas 18 Hasil wawancara dengan kepala seksi sosialisasi subbag promosi 19 Hasil wawancara dengan bapak muji hartono

22 63 Berikutnya Bapak Suyitno menambahkan. Yang jelas kerugian lah, terutama untuk para pencipta suatu invensi, nantinya produk mereka banyak yang dipalsukan, rugi materi itu pasti. 20 Tidak jauh berbeda dengan para pelaku UKM, siswa SMKN 4 Tangerang, Dea Karliany berpendapat. Itu mba..orang jadi malas buat karya, percuma gitu, nantinya dibajak juga. 21 Siswa SMU 70 Jakarta Ristian Bima menambahkan. Ya..yang aku tau pasti akan semakin banyak pembajakan mba. 22 Dalam menanggapi hal ini Humas maupun Promosi melakukan kegiatan diantaranya seperti yang diungkapkan Ibu Eka Fridayanti. Kami berupaya terus untuk melakukan program sosialisasi, dimana kegiatan yang dilakukan seperti Audiensi, seminar baik seminar Merek, cipta maupun paten, Talkshow dibeberapa stasiun televisi dan masih banyak lagi. 23. Seperti halnya kasubbag humas, kepala seksi sosialisasi HKI bapak Agus menambahkan. Yaitu tadi, bahwa kami berupaya memberikan sosialisasi yang diharapkan dapat memberikan kesadaran masyarakat akan HKI, diantaranya melalui kegiatan Audiensi, talkshow, seminar, pameran dsb. 24. Ibu Eka Fridayanti juga menjelaskan mengenai pentingnya kegiatan ini untuk dilakukan. 20 Hasil wawancara dengan bapak suyitno 21 Hasil wawancara dengan dea karliany 22 Hasil wawancara dengan ristian bima 23 Hasil wawancara dengan kasubbag humas 24 Hasil wawancara dengan kepala sosialisasi subbag promosi

23 64 berpendapat. Kegiatan ini sangat penting sekali, karena ini merupakan sarana untuk menyampaikan kepada masyarakat akan tujuan dan fungsi dari lembaga Ditjen HKI ini. 25 Selaras dengan Kasubbag Humas, Bapak Agus Dwiyanto pun Jelas kami merasa kegiatan ini penting, karena menyosialisasikan HKI ke masyarakat memangs sudah merupakan tugas kami terutama memberikan penyuluhan HKI agar kesadaran HKI meningkat. 26 Rupanya pendapat ini sama dengan pendapat dari narasumber pembanding, Bapak Muji Hartono mengatakan mengatakan. Menurut saya kegiatan ini perlu dilakukan, terutama melalui media yang tepat agar masyarakat lebih mengenal HKI, karena menurut saya selama ini Ditjen HKI kurang dikenal masyarakat. 27 Seperti halnya Bapak Muji Hartono, Bapak Suyitno pun berpendapat. ya..mereka melakukan beberapa seminar/ sosialisasi kebetulan saya pernah mengikuti seminar HKI di Bandung waktu itu dan saya pikir kegiatan seperti ini sangat penting untuk dilakukan secara berkesinambungan. 28 Begitu pula yang diungkapkan oleh Dea Karliany, dia mengatakan. Kegiatan sosialisasi perlu dilakukan mba, terutama buat pelajar karena para pelajar ini sebagai generasi bangsa yang nantinya harus mampu menciptakan suatu penemuan-penemuan sudah seharussnya paha HKI sejak dini. 29 Hal ini didukung pula oleh Ristian Bima siswa SMUN 70 yang Kegiatan sosialisasi ini perlu sekali mba, agar semakin banyak masyarakat yang sadar HKI Hasil wawancara dengan kasubbag humas 26 Hasil wawancara dengan kepala seksi sosialisasi 27 Hasil wawancara dengan bapak muji hartono 28 Hasil wawancara dengan bapak suyitno 29 Hasil wawancara dengan dea karliany 30 Hasil wawancara dengan ristian bima

24 65 Sebelum membuat kegiatan untuk menyosialisasikan perlindungan HKI kepada masyarakat, Humas dan subbagian promosi melakukan riset terlebih dahulu hal ini dikemukakan oleh Ibu Eka Fridayanti. Riset dilakukan, tetapi tidak terlalu terstruktu, kami hanya melihat pemberitaan dari media mengenai apa yang sedang booming dalam masyarakat terkait kasus yang berhubungan dengan HKI, seperti pada tahun 2011 kami lebih focus pada sosialisasi pelajar dan UKM karena hasil pengamatan menemukan bahwa banyaknya kasus pemalsuan merek, Bajakan yang terus meningkat tetapi juga banyak penemuan-penemuan yang dihaliskan oleh para pelajar kususnya anak-anak SMK/SMA seperti penemuan software pembelajaran, dsb. Karena alasan inilah makan pada tahun 2011 kamu memfokuskan sosialisasi kepada UKM dan pelajar. 31. Hal ini sama dengan pendapat Bapak Agus Dwiyanto Kalau untuk riset yang mendalam kami belum melakukan, selama ini kami hanya mengambil dari data-data yang diperoleh dari media, waktu tahun 2011 kami lebih focus sosialsasi pada UKM dan pelajar karena pada tahun tersebut banyak kasus yang berhubungan dengan pelanggaran merek. 32 Dari hasil analisis dan pengamatan yang dilakukan oleh Humas, dan promosi terlihat bahwa kasus pemalsuan merek, pembajakan masih menjadi permasalahan utama disamping banyaknya penemuan yang dihasilkan oleh para pelajar yang harus diberikan perrlindungan, menjadi salah satu faktor di adakanya kegiatan untuk mengadakan aktivitas sosialisasi. b. Step 2 Analisa Organisasi Langkah kedua dalam strategi perencanaan adalah proses yang melibatkan audit public relations, yang artinya menganalisa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi yang biasa di sebut analisa SWOT serta pengamatan terhadap lingkungan internal (misi, kinerja, dan sumber daya manusia), melibatkan persepsi publik terhadap organisasi, dan lingkungan 31 Hasil wawancara dengan kasubbag humas 32 Hasil wawancara dengan kepala seksi sosialisasi

25 66 eksternal (kompetitor, musuh, pendukung). Adapun visi dan misi Direktorat Jenderal Hak Kekayaan intelektual adalah sebagai berikut : Visi : terciptanya sistem Hak kekayaan intelektual yang efektif dan efisien menopang pembangunan nasional. Misi : mengelola sistem hak kekayaan intelektual dengan cara: 1. Memberikan perlindungan, penghargaan dan pengakuan atas kreatifitas. 2. Mempromosikan teknologi, investasi yang berbasis ilmu pengetahuan dan pertumbuhan ekonomi 3. Merangsang pertambahan karya dan budaya yang inovatif dan inventif. Setelah diketahui visi dan misi Direktorat jenderal hak kekayaan intelektual, selanjutnya Ibu Eka Fridayanti menegaskan bahwasanya upaya Subbagian Humas untuk melakukan sosialisasi ini sudah sesuai dengan visi misi tersebut, beliau mengatakan. Kami anggap upaya sosialisasi ini sudah sesuai dengan visi dan misi Ditjen Hak Kekayaan Intelektual, dikatakan sempurna tentunya belum tetapi kami selalu berupaya mengarah kepada penyelarasan. 33. Selaras dengan Ibu Eka Fridayanti Kepala Seksi Sosialisasi Ditjen HKI Bapak Agus Dwiyanto menegaskan. Upaya sosialisasi ini jelas sudah sesuai dengan visi dan misi Ditjen HKI mba, karena setiap kegiatan selalu kami selaraskan dengan visi dan misi dari ditjen HKI itu sendiri Hasil wawancara dengan kasubbag humas 34 Hasil wawancara dengan kepala seksi sosialisasi

26 67 Selain visi dan misi perusahaan, kinerja juga berpengaruh dalam membuat suatu kegiatan, Ibu Eka Fidayanti mengemukakan mengenai kinerja humas sebelum dan pada saat sosialisasi berlangsung. Mengenai kinerja jelas merupakan factor yang sangat penting, biasanya sebelum kegiatan diadakan humas selalu prepare kelengkapan alat dan bahan untuk penyelenggaraan acara, penentuan narasumber, follow up peserta yang bisa hadir, kalau pada saat sosialisasi berlangsung misalnya seminar maupun roadshow ke SMK atau SMA humas biasanya menjadi panitia ya, kadang juga berperan sebagai narasumber, memberikan presentasi dan meliput, tetapi kalau untuk UKM memngingat event cukup besar humas biasanya melibatkan panitia lain, biasanya si koordinasi dengan promosi, dan disini humas lebih banyak berperan dalam melakukan tugas keprotokoleran baik MC, Moderator, Notulen dan juga meliput. 35 Hal ini semakin di pertegas dengan jawaban dari Bapak Agus Dwiyanto, beliau mengatkaan mengenai kinerja dari subbagian promosi Ditjen HKI Kalau promosi pada saat dan sebelum kegiatan sosialisasi dilakukan diantaranya, menyiapkan materi sosialisasi, apabila sosialisasi berupa seminar kami menyiapkan materi presentasi, newsrelease, sambutan dirjen, dan perlengkapan publikasi seperti banner, poster, leaflet, brosur dsb. Yang selanjutnya pada saat sosialisasi berlangsungbiasanya kami melakukan fungsi teknis diantaranya membagikan poster, brosur, liputan dan bekerjasama dengan humas untuk melayani konsultasi HKI. 36 Untuk selanjutnya adalah kualitas SDM yang dimiliki oleh Ditjen HKI terutama Subbagian Humas dan Promosi sebagai penyelenggara kegiatan sosialisasi, menurut ibu Eka Fridayanti. Kalau untuk SDM kami akui bahwa humas masih kurang, mengingat jumlah staff humas pun hanya 6 orang, sementara dari tiga orang tersebutlah yang hanya berasal dari backgraound pendidikan humas. 37. Bapak Agus Dwiyanto menjelaskan. 35 Hasil wawancara dengan kasubbag humas 36 Hasil wawancara dengan kepala seksi sosialisasi 37 Hasil wawancara dengan kasubbag humas

27 68 Kalau untuk promosi SDM bisa dibilang cukuplah tapi ya itu tadi mengingat promosi pekerjaanya begitu banyak, sebenarnya SDM perlu penambahan, nah karena kurangnya SDM ini kami selalu bekerja sama dengan humas dalam setiap event penyelenggaraan sosialisasi. 38 Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa tingkat SDM di Ditjen HKI terutama Humas dan Promosi masih rendah namun ada suatu bentuk koordinasi Humas dan Promosi disetiap event untuk menambah SDM agar pelaksanaan sosialisasi dapat berjalan denan lancar. Kegiatan menyosialisasikan perlindungan hak kekayaan intelektual kepada masyarakat merupakan hal yang tidak mudah, dibutuhkan waktu dan upaya yang berkesinambungan agar tujuan utama dari kegiatan ini dapat terwujud. Untuk memaksimalkan upaya Humas dan Subbagian Promosi tersebut, maka Kasubbag Humas juga memetakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada di Humas sendiri. Kalau untuk kekuatan dari humas sendiri disini kamu memiliki channel yang cukup banyak dengan media yang kami harap nantinya dapat memudahkan dalam hal publikasi, disamping itu ditjen hki merupakan lembaga satu-satunya yang mempunyai tugas memberikan perlindungan hki, ini sudah dipastikan bahwa HKI akan dicari oleh masyarakat, namun humas juga memiliki kelemahan diantaranya hubungan humas dengan promosi yang seharusnya kami berada pada divisi yang sama agar lebih memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan yang bertujuan menyosialisasikan hki, namun karena perbedaan divisi ini terkadang menimbulkan permasalahan dalam perijinan kegiatan dan diskripsi kerja, kalau peluang yang dimanfaatkan humas dalam menyukseskan program ini tentunya antusias masyarakat, dan meningkatnya kreatifitas masyarakat untuk membuat industri kecil (UKM) ini peluang yang sangat baik untuk humas memperkenalkan Ditjen HKI kepada mereka, tetapi ancaman pun juga dating dari pihak-pihak yang merasa dirugikan dengan adanya sosialisasi ini yaitu para pembajak yang semakin gencar menjual barang- barang bajakan seperti kaset, produk-produk palsu dsb Hasil wawancara dengan kepala seksi sosialisasi 39 Hasil wawancara dengan kasubbag humas

28 69 Dengan pemetaaan tersebut di harapkan Humas bisa mengantisipasi aspekaspek yang masih lemah terutama yang ada di dalam Humas sendiri agar kegiatan sosialisasi ini berjalan dengan maksimal. Selaras dengan Humas subbagian Promosi pun memetakan mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan yang dihadapi dalam menyosialisasikan program perlindungan HKI ini Kekuatan yang dimiliki promosi ya mba?, yang pasti Ditjen HKI ini merupakan satu-satunya lembaga yang mengurusi perlindungan HKI, ini sebagai kekuatan utama karena mau tidak mau masyarakat yang butuh untuk mendaftarkan kreatifitas mereka entah itu ciptaan, merek, paten dsb akan membutuhkan lembaga ini, disamping itu dari segi kualitas SDM kami yah dapat dikatakan cukuplah untuk membuat program sosialisasi ini, namun kami juga memiliki kelemahan seperti departemen-departemen pemerintah pada umumnya mba, anggaran dana untuk sosialisasi ini dapat dikatakan masih minim lah, belum lagi perijinanya yang membutuhkan waktu lama ini jelas menghambat setiap pelakasanaan sosialisasi, kalau peluang bisa kita lihat bahwa makin kesini masyarakat kita makin kreatif banyak yang mampu menciptakan penemuan dari anak SMK atau SMA, mahasiswa juga para pelaku UKM ini sangat baik untuk Ditjen HKI memberikan pemahaman mereka tentang fungsi lembaga kami agar mereka mendaftarkan penemuan maupun merek, cipta, dan paten mereka, tetapi jangan dilupakan bahwa ancaman yang kami hadapi pun tidak mudah, yang utama para pembajak, mereka tidak tinggal diam, semakin kita gencar bersosialisasi akan semakin gencar pula mereka menciptakan produk bajakanya..hahah Setelah memetakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada di humas maupun promosi ditjen hki selanjunya mengenai persepsi public terhadapt ditjen HKI. Dalam hal ini Ibu Eka Fridayanti mengatakan. Kalau persepsi public ada negative dan juga positif, negatif dikarenakan mereka masih malas untuk birokrasi dari pendaftaran hki, kebanyakan dari mereka mengatakan masih susah, sehingga mereka malas untuk mendaftrkan ciptaan, merek maupun paten yang mereka miliki, semetara untuk persepsi positif dewasa ini masyarakat sudah banyak kok yang menyadari bahwa hki perlu dilindungi melihat jangkauan kedepanya bahwa perlindungan hki akan membawa keuntungan Hasil wawancara dengan kepala seksi sosialisasi 41 Hasil wawancara dengan kasubbag humas

29 70 Hal serupa dikemukakan oleh Bapak Agus Dwiyanto. Persepsi public terhadap hki saya kayakan baik tetapi begini, jujur saja masyarakat belum keseluruhan menyadari pentingnya perlindungan hki, mereka cenderung kurang peduli terlebih lagi masyarakat umum yang tidak memiliki ukm maupun suatu ciptaan. 42. Berikut adalah pernyataan dari Bapak Muji Hartono selaku pemilik UKM konveksi MB T_shirt, menurut beliau. Saya si sebenarnya belum mengerti benar mbak untuk fungsi ditjen HKI secara keseluruhan, yang saya tau ya ditjen HKI tempat ngedaftarin merek gitu aja, apalagi masyarakat umum terutama menengah kebawah patsi gak kenal, yah..sosialisasinya kurang lah mba. 43 Bapak Suyitno selaku pemilik UKM Soto Banyumas Mas Yitno juga mengatakan tentang pemahamanya seputar Ditjen HKI Menurut saya si masih banyak yang belum tau ditjen hki itu lembaga apa lah mba, gak familiar apalagi kalau buat masyarakat bawah, gak bakalan ngerti mereka, saya aja tau hanya kulitnya aja bahwa ditjen hki adalah lembaga perlindungan kekayaan intelektual seperti cipta, merek, paten gitu doank. 44 Begitu pula dengan Dea Karliany siswi SMKN 4 Tangerang, Persepsinya si mungkin baik, tapi banyak yang belum tau mba ditje HKI itu fungsinya apa, aku aja kalau gak ada sosialisasi hki di sekolahku gak ngerti lembaga itu. 45 Hal serupa dikatakan oleh Ristian Bima siswa SMU 70 Jakarta Kalau menurtutku si banyak yang belum paham ditjen HKI mba, kecuali ya yang pernah ikut sosialisasi. 46 Pernyataan dari empat narasumber pembanding menunjukan bahwa pernyataan yang disampaikan oleh Ibu Eka Fridayanti dan Bapak Agus Dwiyanto 42 Hasil wawancara dengan kepala seksi sosialisasi 43 Hasil wawancara dengan bapak muji hartono 44 Hasil wawancara dengan bapak suyitno 45 Hasil wawancara dengan dea karliany 46 Hasil wawancara dengan ristian bima

30 71 tentang sejauh mana publik terhadap Ditjen HKI tidak sama dengan persepsi yang berkembang di masyarakat. Masyarakat yang mengenal Ditjen HKI adalah masyarakat yang mengikuti sosialisasi secara langsung dan tentunya yang berkepentingan dengan bidang cipta, merek, dan paten sedangkan untuk masyarakat umum hanya mengetahui Ditjen HKI sebatas nama instansinya saja. Mereka belum mengetahui bagaimana fungsi dan tugas Ditjen HKI, Hal ini harus diperhatikan oleh Humas dan subbagian promosi Ditjen HKI, terutama dalam mengadakan kegiatan yang melibatkan masyarakat luas, karena masyarakat yang belum mengenal Ditjen HKI akan lebih sulit untuk menerima kegiatan yang dilakukan Humas mengingat informasi mereka tentang Ditjen HKI sendiri masih minim. Mengenal Ditjen HKI belum berarti masyarakat mengerti secara keseluruhan tugas dan tujuan dari lembaga ini, namun dari persepsi masyarakat tentang Ditjen HKI yang masih rendah ini baik humas maupun subbagian promosi menginginkan efek yang bisa diambil, seperti yang disampaikan Ibu Eka Fridayanti Kalau persepsi public masih rendah tentunya efeknya buat kami adalah untuk terus mengupayakan program sosialisasi yang lebih baik dan lebih intens lagi agar mereka mulai memahami ditjen HKI. 47 Selaras dengan Kasubbag Humas, Bapak Agus Dwiyanto mengatakan Kami jelas sekali mengharapkan efek dari persepsi ini adalah agar masyarakat mencoba untuk mencari tahu lebih tentang HKI, dan mulai aware terhadap perlindungan hki terutama menghargai karya orang lain, itu yang paling penting Hasil wawancara dengan kasubbag humas 48 Hasil wawancara dengan kepala seksi sosialisasi

31 72 Setelah mengetahui persepsi masyarakat tentang Ditjen HKI kemudian akan kita ketahui mengenai lembaga atau organisasi yang terlibat atau sebagai pendukung dalam melakukan sosialisasi tersebut, menurut Ibu Eka Fridayanti dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi Humas berkoordinasi dengan Promosi namun kadang bekerja sama dengan lembaga lain namun disesuaikan dengan tema dari sosialisasinya Lembaga lain ada, tapi itu disesuaikan dengan tema sosialisasi kita, kalau sosialisasi dengan para pelaku UKM kami biasa bekerja sama dengan Kemendag, Karena memang menyangkut masalah industri, tetapi kalau untuk sosialisasi yang hanya roadshow ke sekolah-sekolah paling kami hanya koordinasi dengan bagian promosi, bisa saja melibatkan dinas pendidikan tapi tidak sering. 49. Pernyataan ini sama dengan yang dikatakan oleh seksi sosialisasi Bapak Agus Dwiyanto Kalau sosialisasi dari HKI sendiri promosi biasanya bekerjasama dengan humas, tetapi tidak menutup kemungkinan lemba lan seperti kemendag maupun dinas pendidikan, pariwisata dan budaya di ikut sertakan sesuai dengan tema sosialisasi tentunya. 50 Pernyataan ini dibenarkan dengan pendapat dari Bapak Muji Hartono pemilik ukm konveksi MB T_shirt sepertinya si ada mba waktu itu kan saya ikut sosialisasi yang di JCC, kalau tidak salah ada lembaga dari Kementerian perdagangan yang bekerja sama bahkan salah seorang perwakilanya menjadi narasumber, tapi saya kurang paham siapa. 51. Hal serupa dikemukakan oleh Bapak Suyitno Saya sih taunya dari Kemendag soalnya waktu itu saya ikut seminar pelaku UKM yang dibandung dan ada perwakilan dari Kemendag Hasil wawancara dengan kasubbag humas 50 Hasil wawancara dengan kepala seksi sosialisasi 51 Hasil wawancara dengan bapak muji hartono 52 Hasil wawancara dengan bapak suyitno

32 73 Tetapi hal ini tidak sependapat dengan siswa dan siswi baik SMK maupun SMA seperti yang dikatakan oleh Dea Karliany Waktu sosialisasi di SMK saya si Cuma humas sama promosi aja mba, gak ada yang lain. 53 Dan selaras dengan jawaban Dea, Ristian Bima mengatakan Gak ada sih mba, Cuma enam orang doank yang katanya dari humas, sama bawa mobil ip wheels doank. 54 Dengan pernyataan ini nampak jelas bahwa apa yang dikemukakan oleh Humas dan Promosi Ditjen HKI memang benar bahwa kerjasama dengan lembaga lain disesuaikan dengan tema sosialisasi. Ibu Eka Fridayanti juga menjelaskan mengenai hubungan Ditjen HKI dengan lembaga tersebut. Hubungan kami sejauh ini baik dengan Kemendag, Dinas pendidikan, Pemda maupun dengan promosi yang masih satu lembaga hanya beda divisi saja sangat baik, kami selalu mengupayakan untuk memberikan penyuluhan ataupun kegiatan sosialisasi guna menciptakan masyarakat yang sadar HKI. 55 Hal ini dibenarkan oleh Bapak Agus Dwiyanto Hubunganya pasti baik mba, sejauh ini yang terpenting adalah kami saling kerjasama dalam menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat. 56 Kemudian Ibu Eka Fridayanti menambahkan pula mengenai pembagian kerja lembaga terkait dengan Ditjen HKI kususnya humas dan promosi, Biasanya kalau Kemendag maupun Dinas Pendidikan diikut sertakan, mereka hanya mengirimkan wakilnya entah itu Menteri, Pak Dirjen ataupun Pak Sesdit untuk menjadi narasumber bersama dengan Pak Dirjen maupun pak Sesdit dari Ditjen HKI sendiri Hasil wawancara dengan dea karliany 54 Hasil wawancara dengan ristian bima 55 Hasil wawancara dengan kasubbag humas 56 Hasil wawancara dengan kepala seksi promosi 57 Hasil wawancara dengan kasubbag humas

33 74 Hartono Hal tersebut selaras dengan apa yang dikemukakan Bapak Agus Dwiyanto Biasanya hanya perwakilan saja untuk menjadi narasumber 58 Dan pendapat ini semakin diperkuat dengan jawaban dari Bapak Muji Waktu sosialisasi di JCC bapak menteri perdagangan menjadi narasumber. 59 kurang tahu. Namun tidak dengan ketiga narasumber pembanding yang menjawab c. Step 3 Analisis Publik Dalam langkah ini, dapat dilakukan dengan mengenal publik. Baik publik internal (karyawan, keluarga karyawan, manajemen, dan investor) maupun publik eksternal (media, pemerintah, konsumen, masyarakat dan LSM). Penting bagi suatu organisasi mengenali dan membatasi khalayak. Humas juga memetakan publik internal dan eksternal Kementerian Perdagangan, seperti yang dijelaskan oleh Ibu Eka Fridayanti : Untuk publik internal Ditjen HKI sendiri jelas karyawan, keluarga karyawan, dan lembaga yang masih satu naungan di Ditjen HKI, untuk eksternal yang pasti ada masyarakat umum, LSM, pelaku UKM, para pelajar atau lebih tepatnya yang menyangkut dinas pendidikan, lembaga lain yang ada kaitanya dengan HKI seperti Aparat Penegak Hukum, Kementerian Perdagangan dan sebagainya. 60 Dwiyanto Pernyataan ini dipertegas dengan apa yang dikemukakan oleh Bapak Agus Kalau public internal HKI itu yang pasti melibatkan karyawan, keluarga karyawan, petinggi Ditjen HKI termasuk didalamnya Dirjen, Kementerian Hukum dan Ham, dan untuk publik eksternalnya meliputi masyarakat, pelajar, pelaku UKM, LSM, dan lembaga terkait Hasil wawancara dengan kepala seksi sosialisasi 59 Hasil wawancara dengan bapak muji hartono 60 Hasil wawancara dengan kasubbag humas 61 Hasil wawancara dengan kepala seksi sosialisasi

34 75 Dalam menyosialisasikan perlindungan hak kekayaan intelektual kepada masyarakat pada tahun 2011 sasaran yang dituju atau publik yang menjadi sasaran utama, lebih lanjut Ibu Eka fridayanti menjelaskan Kalau untuk tahun 2011 publik sasaran utama si jelas masyarakat umum secara keseluruhan mengingat HKI menyangkut kepentingan umum, namun tentunya kita tidak dapat menjangkau semuanya untuk itu berdasarkan survey yang kita peroleh pada tahun tersebut kita lebih focus memberikan sosialisasi kepada UKM dan pelajar. 62 Tidak berbeda jauh dengan pendapat dari Humas Ditjen HKI, Bapak Agus Dwiyanto menambahkan iya begitu kompleksnya public HKI tentunya tidak serta merta dapat kami berikan sosialisasi, pada tahun 2011 kami lebih memfokuskan pada UKM dan pelajar karena memang pada tahun tersebut terjadi beberapa kasus yang berhubungan dengan pelanggaran merek juga banyaknya penemuan yang dapat dihasilkan oleh bidang pendidikan kusunya remaja SMA/SMK. 63 Dari pernyataan di atas, terlihat bahwa Humas dan Subbagian Promosi ingin menjadikan UKM dan pelajar kususnya Siswa SMA/SMK sebagai target utama. Berikut adalah tanggapan bapak Muji Hartono selaku pemilik UKM MB T-shirt. Ya pasti UKM mba karena sangat berhubungan degan merek, cipta juga paten. 64 Selebihnya bapak Suyitno menambahkan Kalau menurut saya si semua masyarakat umum adalah sasaran sosialisasi ini, tapi memang UKM sangat berhubungan sekali dengan pendaftaran HKI yang meliputi hak cipta, merek, dan paten Hasil wawancara denga kasubbag humas 63 Hasil wawancara dengan kepala seksi sosialisasi 64 Hasil wawancara dengan bapak muji hartono 65 Hasil wawancara dengan bapak suyitno

UPAYA HUMAS DAN SUBBAGIAN PROMOSI DIREKTORAT JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM MENYOSIALISASIKAN PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

UPAYA HUMAS DAN SUBBAGIAN PROMOSI DIREKTORAT JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM MENYOSIALISASIKAN PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL UPAYA HUMAS DAN SUBBAGIAN PROMOSI DIREKTORAT JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM MENYOSIALISASIKAN PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (Periode Tahun 2011) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menganut sistem demokrasi, salah satunya adalah Indonesia. 2. komersial maupun organisasi non komersial,

BAB I PENDAHULUAN. menganut sistem demokrasi, salah satunya adalah Indonesia. 2. komersial maupun organisasi non komersial, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dilihat dari sejarahnya, ilmu dan praktek PR ( public relations atau hubungan masyarakat) modern berkembang paling pesat di negara yang menganut sistem demokrasi, salah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan wawancara mendalam dengan Kasubbag Humas dan Kepala Seksi Sosialisasi dan menganalisis data yang diperoleh tentang upaya humas dan subbagian

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISIS. pada tanggal 10 Januari 1894 di Batavia.

BAB III DATA DAN ANALISIS. pada tanggal 10 Januari 1894 di Batavia. BAB III DATA DAN ANALISIS 3.1 Sejarah Instansi Pelayanan jasa hukum di bidang Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Indonesia sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Untuk pertama kalinya didaftar merek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan tipe penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan tipe penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan tipe penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya terdapat tiga fungsi aparatur pemerintah seiring dengan bergulirnya reformasi birokrasi, yaitu fungsi penyelenggaraan pemerintah, fungsi penyelenggaraan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

DESAIN INDUSTRI DAN DTLST

DESAIN INDUSTRI DAN DTLST DESAIN INDUSTRI DAN DTLST Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Apakah Desain Industri itu? Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi

Lebih terperinci

Intellectual Property Right (IPR) Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Sumber: Ditjen HKI - Republik Indonesia. Latar Belakang

Intellectual Property Right (IPR) Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Sumber: Ditjen HKI - Republik Indonesia. Latar Belakang Intellectual Property Right (IPR) Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Sumber: Ditjen HKI - Republik Indonesia Latar Belakang Transfer Knowledge and/or Technology Generate Income Sebagai anggota WTO (World Trade

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 244, Tambahan Le

2 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 244, Tambahan Le No.1262, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERIN. Nilai Tingkat. Komponen Dalam Negeri. Elektronika. Telematika. Penghitungan. Tata Cara. Ketentuan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL Hak Kekayaan Intelektual didefinisikan sebagai hak yang diberikan atas hasil olah pikir yang menghasikan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia Hak Kekayaan Intelektual

Lebih terperinci

Buku Panduan Permohonan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu bagi Sivitas Akademika IPB

Buku Panduan Permohonan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu bagi Sivitas Akademika IPB Buku Panduan Permohonan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu bagi Sivitas Akademika IPB Kantor Hak Kekayaan Intelektual Institut Pertanian Bogor (Kantor HKI-IPB) Gedung Rektorat IPB Lantai 5 Kampus IPB Darmaga,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH. Disampaikan pada acara : Sosialisasi Juknis OVOP Surabaya, April 2017

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH. Disampaikan pada acara : Sosialisasi Juknis OVOP Surabaya, April 2017 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH Disampaikan pada acara : Sosialisasi Juknis OVOP Surabaya, 27 28 April 2017 Peraturan Menteri Perindustrian No 64/M-PER/IND/7/2016 Tentang Besaran Jumlah

Lebih terperinci

PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE I

PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE I PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE I Etika Dalam Pemanfaatan Teknologi II Tim Pengajar KU1102 - Institut Teknologi Sumatera Outline 1. Hak Kekayaan Intelektual - Definisi - Jenis-jenis hak kekayaan intelektual

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan UUDTLST yang menjadi payung hukum DTLST di Indonesia,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan UUDTLST yang menjadi payung hukum DTLST di Indonesia, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Berdasarkan UUDTLST yang menjadi payung hukum DTLST di Indonesia, pengertian DTLST dibedakan menjadi dua bagian yaitu desain tata letak

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Hak Atas Kekayaan Intelektual Dalam Bisnis

STIE DEWANTARA Hak Atas Kekayaan Intelektual Dalam Bisnis Hak Atas Kekayaan Intelektual Dalam Bisnis Hukum Bisnis, Sesi 6 Pengertian Hak kekayaan intelektual merupakan hak yang diberikan atas hasil dari buah pikiran. Hak ini bersifat eksklusif yang diberikan

Lebih terperinci

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. No.998, 2014 BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi di instansi pemerintahan umumnya berisi tentang acara kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekayaan intelektual merupakan istilah yang semakin sering digunakan, walaupun bagi sebagian orang masih tetap kurang dipahami dengan baik. Belum banyak yang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1255, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI INFORMASI PUBLIK. Pengelolaan. Pelayanan. Pedoman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 17 /PER/M.KOMINFO/10/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 86 / HUK / 2010 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 86 / HUK / 2010 TENTANG MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 86 / HUK / 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang :

Lebih terperinci

Dr. Tb. Maulana Kusuma Web: Gunadarma University

Dr. Tb. Maulana Kusuma   Web:  Gunadarma University Dr. Tb. Maulana Kusuma Email: mkusuma@staff.gunadarma.ac.id Web: http://mkusuma.staff.gunadarma.ac.id Gunadarma University Ruang Lingkup HKI Hak atas Kekayaan Intelektual didefinisikan sebagai suatu perlindungan

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI - 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44/PERMEN-KP/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Dalam gambaran umum Kementerian Perdagangan akan diuraikan mengenai Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN MAGANG. A. Deskripsi Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Media (KKM) selama 2 bulan dalam menjalankan Kuliah Kerja Media, yaitu:

BAB IV PELAKSANAAN MAGANG. A. Deskripsi Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Media (KKM) selama 2 bulan dalam menjalankan Kuliah Kerja Media, yaitu: BAB IV PELAKSANAAN MAGANG A. Deskripsi Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Media (KKM) Pada saat pelaksanaan Kuliah Kerja Media di Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kota Surakarta, ada beberapa

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 43 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 43 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 43 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

BAB III PENGESAHAN BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS DIREKTORAT JENDERAL ADMINISTRASI HUKUM UMUM

BAB III PENGESAHAN BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS DIREKTORAT JENDERAL ADMINISTRASI HUKUM UMUM BAB III PENGESAHAN BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS DIREKTORAT JENDERAL ADMINISTRASI HUKUM UMUM A Deskripsi Umum Departemen Hukum dam Hak Asasi Manusia dimulai pada hari-hari pertama kemerdekaan bangsa Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG DRAFT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA SURABAYA

TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. yaitu Bagian Humas dan Informasi Pemerintah Kota Yogyakarta. Data yang

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. yaitu Bagian Humas dan Informasi Pemerintah Kota Yogyakarta. Data yang BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Pada Bab II peneliti akan memaparkan gambaran umum objek penelitian yaitu Bagian Humas dan Informasi Pemerintah Kota Yogyakarta. Data yang diperoleh peneliti berupa

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN ESELON PADA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU

Lebih terperinci

MAKALAH HAK DESAIN INDUSTRI

MAKALAH HAK DESAIN INDUSTRI MAKALAH HAK DESAIN INDUSTRI \ Oleh : 1 Lutfi Tri Ages F. 2 M. Arif Hidayatullah 3 M. Yoga Fernanda 4 Ruswanto PROGRAM D-2 TEKNIK INFORMATIKA AKADEMI KOMUNITAS NEGERI LAMONGAN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Kata Pengantar Proses demokratisasi telah mengubah paradigma semua Kementerian/Lembaga Pemerintah saat ini dimana transparansi, akuntabilitas dan

Lebih terperinci

KELEMAHAN HUKUM DALAM UNDANG-UNDANG NO.32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA. LETAK SIRKUIT TERPADU Rr. Aline Gratika Nugrahani*).

KELEMAHAN HUKUM DALAM UNDANG-UNDANG NO.32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA. LETAK SIRKUIT TERPADU Rr. Aline Gratika Nugrahani*). KELEMAHAN HUKUM DALAM UNDANG-UNDANG NO.32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU Rr. Aline Gratika Nugrahani*). Abstrak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu adalah materi baru dalam bidang Hak

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN 2008 T E N T A N G PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN 2008 T E N T A N G PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH, KECAMATAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 19-A TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 19-A TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 19-A TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindaklanjut

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 5 TAHUN : 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN PRODUK LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO,

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade Organization (WTO)

Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade Organization (WTO) PENGERTIAN HAKI: Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) atau Hak Milik Intelektual (HMI) atau harta intelek (di Malaysia) ini merupakan padanan dari bahasa Inggris Intellectual Property Right. Kata "intelektual"

Lebih terperinci

PENDAFTARAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

PENDAFTARAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari PENDAFTARAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL Oleh: Chandra Dewi Puspitasari Hak Kekayaan Intelektual (HKI) muncul karena adanya kemampuan berpikir. Hasil dari daya cipta tersebut dimiliki secara khusus (eksklusif)

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 19 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 19 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 19 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN BAB V PENUTUP Bab terakhir ini akan menjelaskan kesimpulan hasil penelitian yang sudah dilakukan dan dianalis. Bab ini juga memberikan saran terkait dengan masalah yang diteliti untuk pengembangan selanjutnya

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN LUAR NEGERI

PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN LUAR NEGERI PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) saat ini terus meningkat dan berkembang pesat, Kemampuan IKM dalam persaingan di dunia industri

Lebih terperinci

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG 1 SALINAN BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG TATA KERJA DAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-D TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR PENANAMAN MODAL WALIKOTA SURAKARTA,

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-D TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR PENANAMAN MODAL WALIKOTA SURAKARTA, PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-D TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR PENANAMAN MODAL WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut ditetapkannya

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. (Intelectual Property Rights Law)

TUGAS MATA KULIAH HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. (Intelectual Property Rights Law) TUGAS MATA KULIAH HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (Intelectual Property Rights Law) Hak Kekayaan Intelektual : Jenis Jenis dan Pengaturannya O l e h : APRILIA GAYATRI N P M : A10. 05. 0201 Kelas : C Dosen

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN PENDAFTARAN DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN PENDAFTARAN DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN PENDAFTARAN DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1, 2005 HAKI. Industri. Desain. Pemohon. Pemegang. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT

MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.653, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Rincian Tugas. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107/M-IND/PER/11/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

ETIKA PERIKLANAN. Pokok Bahasan : Contoh Pedoman Etika Periklanan Manca Negara. Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom. Modul ke:

ETIKA PERIKLANAN. Pokok Bahasan : Contoh Pedoman Etika Periklanan Manca Negara. Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom. Modul ke: ETIKA PERIKLANAN Modul ke: Pokok Bahasan : Contoh Pedoman Etika Periklanan Manca Negara Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom Program Studi Periklanan (Marcomm) www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK RSUD Dr. SOETOMO TAHUN 2014

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK RSUD Dr. SOETOMO TAHUN 2014 LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK RSUD Dr. SOETOMO TAHUN 2014 RINGKASAN LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK TAHUN 2014 di RSUD Dr. Soetomo I. Gambaran Umum Kebijakan Pelayanan Informasi Publik Keterbukaan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT

MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG MEREK

LAPORAN SINGKAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG MEREK LAPORAN SINGKAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG MEREK Tahun Sidang : 2015-2016 Masa Persidangan : I Rapat ke : 8 Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat (RDP) ke-2 Sifat Rapat : Terbuka

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU Menimbang DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 243, 2000 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4045) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA Dl LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GARUT Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

-1- BAB I PENDAHULUAN

-1- BAB I PENDAHULUAN -1- BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Biro Umum dan Hubungan Masyarakat merupakan bagian dari organisasi tingkat Eselon II Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. Program Sekretariat Jenderal Kementerian

Lebih terperinci

Hak Atas Kekayaan Intelektual. Business Law Universitas Pembangunan Jaya Semester Gasal 2014

Hak Atas Kekayaan Intelektual. Business Law Universitas Pembangunan Jaya Semester Gasal 2014 Hak Atas Kekayaan Intelektual Business Law Universitas Pembangunan Jaya Semester Gasal 2014 Hak Kekayaan Intelektual Hasil pemikiran, kreasi dan desain seseorang yang oleh hukum diakui dan diberikan hak

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 78 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 78 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 78 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS INFORMASI, KOMUNIKASI DAN TELEMATIKA KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2

MEMUTUSKAN: BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA YOGYAKARTA Menimbang

Lebih terperinci

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL: PENGERTIAN DAN MANFAAT BAGI LITBANG

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL: PENGERTIAN DAN MANFAAT BAGI LITBANG HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL: PENGERTIAN DAN MANFAAT BAGI LITBANG Dadan Samsudin Pemeriksa Paten Direktorat Paten, DTLST dan Rahasia Dagang Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual 2016 HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL:

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

MODUL MANAJEMEN EVEN (3 SKS) Oleh : Ratih Hasanah, M.Si.

MODUL MANAJEMEN EVEN (3 SKS) Oleh : Ratih Hasanah, M.Si. Pertemuan 3 MODUL MANAJEMEN EVEN (3 SKS) Oleh : Ratih Hasanah, M.Si. POKOK BAHASAN KOMUNIKASI PEMASARAN DAN EVENT DESKRIPSI Pertemuan pertama ini membahas mengenai komunikasi pemasaran dengan event. Elemen

Lebih terperinci

BAGIAN EMPAT PENGELOLAAN HASIL PENELITIAN. Pedoman Penelitian Dana Internal UAD 32

BAGIAN EMPAT PENGELOLAAN HASIL PENELITIAN. Pedoman Penelitian Dana Internal UAD 32 BAGIAN EMPAT PENGELOLAAN HASIL PENELITIAN Pedoman Penelitian Dana Internal UAD 32 A. PENDAHULUAN Hasil penelitian yang baik adalah yang memberikan dampak dan manfaat, baik secara langsung maupun tidak

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN PENDAFTARAN DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN PENDAFTARAN DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN PENDAFTARAN DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang

Lebih terperinci

- 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

- 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi - 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 5 (1) Sekretariat Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Sekretariat Jenderal dipimpin oleh

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1270, 2014 KEMENPERIND. Perhitungan. Tingkat Komponen Dalam Negeri. Industri elektronik. Telematika. Ketentuan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 127 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Lebih terperinci

(a) pembajakan merajalela akibatnya kreativitas menurun;

(a) pembajakan merajalela akibatnya kreativitas menurun; DESAIN INDUSTRI SEBAGAI BAGIAN PERLINDUNGAN HUKUM DI BIDANG HAKI Oleh: Widowati ABSTRAKSI Tujuan perusahaan didirikan adalah untuk memperoleh profit. Agar profit dapat diraih biasanya perusahaan melakukan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu dibentuk Undang-Undang tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG TATA TERTIB BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang No.252, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPS. Bagian, Bidang, Subbagian, dan Seksi Perwakilan Badan Pusat Statistik di Daerah. PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-M TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-M TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-M TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai

Lebih terperinci

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memajukan industri

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA WEBSITE

PEMANFAATAN MEDIA WEBSITE PEMANFAATAN MEDIA WEBSITE www.dgip.go.id DALAM MEMENUHI INFORMASI KARYAWAN DIREKTORAT JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL TANGERANG (Periode Desember 2012-Maret 2013) SKRIPSI Skripsi Ini Disusun Sebagai

Lebih terperinci