BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
|
|
- Verawati Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. KONDISI UMUM KOTA YOGYAKARTA 1. Visi dan Misi Kota Yogyakarta a. Visi Terwujudnya Kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan berkualitas, Berkarakter dan Inklusif, Pariwisata Berbasis Budaya, dan Pusat Pelayanan Jasa, yang Berwawasan Lingkungan dan Ekonomi Kerakyatan. b. Misi 1. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih 2. Mewujudkan Pelayanan Publik yang Berkualitas 3. Mewujudkan Pemberdayaan Masyarakat dengan Gerakan Segoro Amerto 4. Mewujudkan Daya Saing Daerah yang Kuat 2. Kondisi Geografis Kota Yogyakarta merupakan ibukota Daerah Istimewa Yogyakarta dan merupakan daerah tingkat II dan satu-satunya yang berstatus Kota diantara empat wilayah lain yang berstatus Kabupaten. Batas-batas wilayah kota Yogyakarta antara lain: a. Sebelah utara : Kabupaten Sleman b. Sebelah Timur : Kabupaten Bantul dan Sleman
2 c. Sebelah Selatan : Kabupaten Bantul d. Sebelah Barat : Kabupaten Bantul dan Sleman Untuk letak geografis sendiri, Kota Yogyakarta terbentang pada 110 o 24 I 19 II sampai 110 o 28 I 53 II Bujur Timur dan 7 o 15 I 24 II sampai 7 o 49 I 26 II Lintang Selatan dengan ketinggian rata-rata 114 m diatas permukaan laut. 1 Luas wilayah kota Yogyakarta terbilang lebih sempit dibandingkan dengan empat Daerah Tingkat II lainnya yaitu 32,5 Km² dengan presentase 1, 025% dari luas wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan luas hektar tersebut terbagi menjadi 14 Kecamatan, 45 Kelurahan, 617 RW, dan RT, serta dihuni oleh jiwa dengan kepadatan rata-rata jiwa/km². 2 Berikut merupakan data luas wilayah menurut kecamatan di Kota Yogyakarta: Tabel 2.1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Yogyakarta No Kecamatan Luas (km²) Presentase 1. Mantrijeron Kraton Mergangsan Umbulharjo Kotagede diakses pada tanggal 26 Desember Ibid
3 6. Gondokusuman Danurejan Pakualaman Gondomanan Ngampilan Wirobrajan Gedongtengen Jetis Tegalrejo Kota Yogyakarta Kondisi Demografi Sumber : BPN Kota Yogyakarta Setiap tahunnya jumlah penduduk kota Yogyakarta bertambah, untuk akhir tahun 1999 angka penduduk berada pada titik jiwa, sedangkan pada akhir tahun 2000 tercatat jiwa. Hingga tahun 2016 semester I jumlah penduduk dari 14 kecamatan adalah jiwa. 3 Berikut merupakan rincian dari jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin: Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kota Yogyakarta tahun 2016 Semester I No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Tegalrejo diakses pada tanggal 26 Desember 2016 pukul WIB
4 2. Jetis Gondokusuman Danurejan Godongtengen Ngampilan Wirobrajan Mantrijeron Kraton Gondomanan Pakualaman Mergangsan Umbulharjo Kotagede Total Sumber: Biro Pemerintahan Setda DIY tahun Potensi Ekonomi Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta merupakan kota yang laju pertumbuhannya terbilang cepat dibandingkan dengan kabupaten lain di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebagai kotamadya, selain pertumbuhan penduduk yang disoroti, pertumbuhan ekonomipun rupanya menjadi hal yang sangat penting untuk diamati. Pada tahun 2016 pendapatan kota Yogyakarta mencapai titik Rp dan lebih besar dibandingkan
5 dengan daerah lain di DIY. Pemerintah kota Yogyakarta sendiri telah menargetkan angka 6,6% pada pertumbuhan ekonomi tahun 2016 dengan cara menekan laju inflasi pada tingkat laju inflasi rendah dalam besaran 4,0%, menekan angka kemiskinan pada titik 9-10%, serta menekan pengangguran pada angka 5,2-5,5% 4. Grafik 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Kota Yogyakarta Sumber : RKPD Kota Yogyakarta tahun 2016 Dari tabel diatas, sudah menunjukkan bahwa secara garis besar pertumbuhan ekonomi kota Yogyakarta semakin baik. proyeksi dari tahun 2017 juga diestimasikan mencapai titik 6,1%. Pertumbuhan ekonomi kota Yogyakarta pada tahun 2013 menjadi acuan pertumbuhan tahun berikutnya karena terbilang cukup pesat. Sumbangan dorongan pertumbuhan ekonomi kota Yogyakarta tahun 2013 sebagai titik perkembangan, paling besar adalah dari sektor hotel dan restoran sebesar 4 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Yogyakarta tahun 2016
6 25,38%, disusul oleh sektor komunikasi dan pengangkutan sebesar 21,03%, kemudian sektor jasa 20,29%, lalu sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 14,20%, dan terakhir oleh sektor pengolahan sebesar 9,83% 5. Beberapa sektor seperti sektor hotel dan restoran, sektor komunikasi dan pengangkutan, sektor jasa, dan sektor pengolahan menjadi sektor yang paling berpengaruh dalam proses pertumbuhan ekonomi kota Yogyakarta. Berikut merupakan rincian dari masing-masing sektor: a. Sektor Perhotelan dan Restoran Seperti yang sudah tertera diatas bahwa sektor ini merupakan sektor penyumbang terbesar untuk pertumbuhan ekonomi kota Yogyakarta yaitu sebesar 25,38%. Data terakhir tahun 2014, menunjukkan jumlah hotel yang berkembang dikota Yogyakarta sejumlah 419 hotel dengan perincian 57 hotel berbintang dan 362 hotel non bintang. Predikat Kota Yogyakarta sebagai kota pariwisata menjadi magnet sangat besar untuk menarik pengunjung baik dari nusantara maupun luar negeri. Oleh karena itu, pelaksanaan pembangunan penginapanpun menjadi daya tarik sendiri bagi pebisnis untuk menggeluti usaha perhotelan. Memang, pembangunan hotel sendiri juga akan menambah lapangan pekerjaan dan sebagai alternatif untuk menekan angka kemiskinan. b. Sektor Komunikasi dan Pengangkutan 5 Ibid
7 Sektor komunikasi dan pengangkutan menjadi penyumbang terbesar kedua setelah sektor perhotelan dan restoran sebesar 21,03%. Jumlah surat yang dikirim melalui kantor Pos Yogyakarta sampai kurun waktu 2015 mencapai 1,743 surat untuk dalam negeri, sedangkan yang dikirim keluar negeri sekitar 69,715 pucuk surat 6. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Pos masih bagus. Selain Pos, media komunikasi yang masih digemari masyarakat adalah radio, jumlah stasiun radio di Kota Yogyakarta adalah 16 stasiun radio. c. Sektor Jasa Sektor jasa menjadi urutan kegita dalam penyumbang pertumbuhan ekonomi Kota Yogyakarta sebesar 14,20%. Jasa dalam hal ini termasuk pendidikan dan kesehatan. Jumlah sekolah swasta yang ada dikota Yogyakarta sebanyak 415 sekolah terdiri dari 220 Taman Kanak-Kanak, 78 Sekolah Dasar, 49 Sekolah Menengah Pertama, 38 Sekolah Menengah Akhir, 24 Sekolah Menengah Kejuruan, serta 6 Sekolah Luar Biasa. Jumlah tersebut belum terhitung dengan jumlah Perguruan Tinggi Swasta yang terdapat di Kota Yogyakarta. Jumlah rumah sakit sendiri terdapat 9 Rumah Sakit Umum dan 7 Rumah Sakit Khusus. 6 Badan Pusat Statistik. Kota Yogyakarta dalam angka BPS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
8 d. Sektor Keuangan dan Jasa Perusahaan Pendapatan kota Yogyakarta semakin tahun semakin mengalami perbaikan. Jumlah jaringan bank Kota Yogyakarta selalu meningkat tiap tahunnya hingga tahun 2015 terhitung sebanyak 205 bank Kantor Pusat dan Kantor Cabang Pembantu. e. Sektor Pengolahan Sektor pengolahan dalam ini termasuk industri manufaktur. Industri manufaktur sendiri terbagi menjadi 4 golongan berdasarkan banyaknya pekerja, yaitu: industri besar (100 orang pekerja atau lebih), industri sedang atau menengah (20-99 orang pekerja atau lebih), industri kecil (5-19 orang pekerja atau lebih) 7. Jumlah industri kecil menengah pada data terakhir adalah unit dengan jumlah pekerja orang. Sebagai ikon kota pendidikan tentunya pendatang untuk menempuh studi di kota Yogyakarta semakin bertambah tiap tahunnya. Belum lagi, kota Yogyakarta masih menjadi salah satu alternatif wisata di Indonesia dan hal ini tentu membuka peluang besar untuk segelintir orang yang ingin merambah kedunia bisnis. Dunia perdagangan juga mulai ramai digeluti oleh sebagian masyarakat baik masyarakat asli Yogyakarta maupun masyarakat pendatang. Memilih Yogyakarta sebagai ladang usaha rupanya memang sebuah pilihan yang tepat. Biaya produksi untuk 7 Ibid 254
9 pemodal kecil masih terbilang cukup murah, jadi tak heran jika UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) berkembang pesat. Jumlah UMKM mencapai angka UMKM berdasar hasil perhitungan terakhir Badan Pusat Statistik kota Yogyakarta pada tahun Berkembang pesatnya dunia bisnis membuat Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty menjadi isu hangat. Pada kesempatan kali ini, pebisnis yang selama ini mangkir dari kewajibannya bisa melaporkan kekayaannya pada Direktorat Jenderal Pajak tanpa perlu takut mengenai sanksi administratif dan sanksi pidana. Tidak tanggung-tanggung, sebuah media online juga menyebut bahwa Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta ikut program pengampunan pajak. Hal tersebut rupanya membawa dampak pada penerimaan amnesti pajak Daerah Istimewa Yogyakarta, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah Istimewa Yogyakarta Yuli Kristiyono menyebutkan bahwa hingga periode pertama amnesti pajak mencapai angka Rp. 351,8 miliar berdasarkan Surat Setoran Pajak (SSP) 8. Tentu saja, kota Yogyakarta memiliki peringkat pertama dalam jumlah peserta amnesti pajak disusul peringkat kedua oleh kabupaten Sleman. Meningkatnya jumlah bangunan seperti hotel dan restoran tentunya sangat berpengaruh pada peningkatan jumlah penerimaan pajak kota Yogyakarta. Realisasi penerimaan pajak hotel kota Yogyakarta selama tahun 2016 mencapai Rp.113 miliar rupiah atau 102% dari target yang 8 Amnesti Pajak di DIY Mulai Menyasar UMKM. diakses pada tanggal 17 Januari 2017 pukul
10 ditetapkan yaitu Rp.112 miliar rupiah 9. Hal tersebut juga memancing bertambahnya peserta amnesti pajak, karena kesempatan seperti ini tentunya tidak datang dua kali. Bertambahnya wajib pajak di Kota Yogyakarta membuat pemerintah kota yakin untuk menaikkan target penerimaan pajak. Bahkan pajak daerah ditargetkan pada angka 10,6% pada tahun 2016 pada titik penerimaan pajak Rp ,-. Berbagai upayapun dilakukan pemerintah guna mencapai terget tersebut, diantaranya adalah menambah atau mendata wajib pajak baru, memperbarui data wajib pajak, serta optimalisasi penarikan pajak. Penambahan jumlah wajib pajak tentunya membuat pemerintah juga pasti akan menyasar UMKM. Dijelaskan oleh Yuli Kristiyono selaku kepala Kantor Wilayah Ditjen Pajak DIY, bahwa potensi perolehan pajak dari pelaku UMKM di DIY diperkirakan cukup tinggi karena hingga saat ini memiliki jumlah mencapai orang di DIY 10. Sosialisasi juga dilakukan pemerintah untuk menggandeng UMKM menjadi wajib pajak baru. Meskipun demikian, pelaku UMKM tidak menjadi prioritas pada amnesti pajak, mengingat UMKM memiliki tarif tebusan tetap 0,5% untuk UKM dengan omset Rp. 4,8 miliyar dan 2% untuk omset Rp. 10 miliyar keatas. 9 antaranews.com. Pajak Hotel Yogyakarta Ternyata Bisa Lampaui Target. Diakses pada tanggal 19 Januari 2016 pukul ibid
11 5. Tax Amnesty Amnesti pajak ( tax amnesty) merupakan kesempatan wajib pajak untuk mendeklarasikan hartanya. Amnesti pajak yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak menjadi acuan berlangsungnya pengampunan pajak yang hingga saat ini sudah berada pada periode ke-3. Aturan lain mengenai amnesti pajak diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 150/ PMK.08/ 2016 serta Peraturan Dirjen Pajak PER-28/ PJ/ 2016 masingmasing peraturan merupakan aturan berjalannya amnesti pajak. Sasaran utama amnesti pajak adalah harta yang parkir diluar negeri, namun disisi lain program ini juga menyasar para wajib pajak untuk mengungkap hartanya kembali dan menambah jumlah wajib pajak. Amnesti pajak diberikan pada mereka Wajib Pajak baik Orang Pribadi maupun Badan Usaha yang memiliki kewajiban untuk menyampaikan SPT tahunan. Namun, amnesti pajak tidak diberikan kepada wajib pajak yang sedang dalam proses penyelidikan terkait kasus bidang perpajakan. Sampai pada bulan Februari 2017 jumlah pengungkapan harta sudah mencapai angka ,06. Berlangsungnya amnesti pajak masih menjadi bahan yang hangat dikalangan masyarakat, pasalnya pro kontra masih mewarnai amnesti pajak itu sendiri. Seperti yang dilansir pada halaman lembagapajak.com bahwasanya dari 60 juta yang berpotensi menjadi wajib pajak hanya 30 juta yang mendaftarkan diri menjadi wajib pajak, 17 juta orang yang melaporkan SPT, dan hanya 10 juta orang yang taat menyampaikan SPT. Dari hal tersebut terlihat betapa rendahnya kesadaran masyarakat untuk patuh pajak. Apabila pajak hanya
12 ditanggung oleh segelintir orang saja, bukankah itu tidak adil? Sebagai solusi, pemerintah mengeluarkan kebijakan amnesti pajak sebagai jalan keluar dari permasalahan ini. Tax Amnesty menjadi jembatan yang akan membawa negara menuju sistem perpajakan yang lebih adil dan merata, karena semakin banyak orang yang akan terdaftar sebagai wajib pajak dan akan memperluas basis perpajakan 11. Ada beberapa fakta amnesti pajak yang harus diketahui agar adanya program amnesti pajak tidak lagi menjadi kontra disebagian kalangan masyarakat 12 : a. Amnesti tidak mencederai rasa keadilan bagi wajib pajak yang patuh Seperti yang sudah sedikit dijelaskan diatas bahwa adanya amnesti pajak adalah untuk menambah basis wajib pajak Nasional, sehingga dengan bertambahnya wajib pajak baru, pajak di Indonesia tidak lagi hanya segelintir orang yang menanggung. b. Sasaran Tax Amnesty adalah dana diluar negeri, bukan didalam negeri Adanya amnesti pajak membuat terobosan untuk masyarakat yang menyimpan kekayaan diluar negeri memilih kembali menyimpan hartanya disimpan di Indonesia. Tentunya ini menjadi peluang, karena wajib pajak tidak perlu membayar sanksi administratif dan pidana untuk memindahkan kekayaannya. c. Tax Amnesty bukan kewajiban dan tidak menindas rakyat kecil Adanya amnesti pajak, berarti sanksi administratif dan sanksi pidana dihapuskan dan mengikuti amnesti pajak bukanlah sebuah 11 Diakses pada tanggal 24 Februari 2017 pukul Ibid
13 kewajiban apalagi kepada mereka yang selalu menyampaikan SPT PPN. Amnesti pajak juga tidak menyasar rakyat kecil, karena wajib pajak yang penghasilan perbulannya dibawah 4,5 juta jika tidak mengikuti amnesti pajak tidak akan mendapat sanksi sesuai UU Amnesti Pajak. d. Amnesti Pajak tidak mengampuni koruptor dan penjahat. Amnesti pajak hanya berlaku pada mereka yang belum mengungkap hartanya dan sedang tidak dalam masa pemeriksaan ataupun hukuman terkait perpajakan. Oleh karena itu, benar-benar tidak ada peluang untuk koruptor atau pelanggar pajak untuk bergabung dengan amnesti pajak. e. Amnesti bukan jebakan untuk para wajib pajak Amnesti pajak adalah peluang yang dibuka pemerintah untuk wajib pajak tanpa melakukan tindakan hukum yang keras, agar wajib pajak dengan sukarela mau mengungkap harta yang dimilikinya. Diharapkan dengan adanya amnesti pajak dapat kembali membangun kembali kepercayaan masyarakat untuk kembali menjadi wajib pajak yang patuh. Beberapa hal diatas ditunjukkan agar tidak lagi ada pemikiran negatif mengenai dilakukannya amnesti pajak diindonesia. Rupanya respon masyarakat mengenai amnesti pajakpun cukup bagus. Terbukti dengan banyaknya deklarasi harta yang dilakukan masyarakat sendiri. Hingga saat ini, jumlah tebusan yang sudah disampaikan berdasarkan SPH adalah sebagai berikut 13 : 13 pajak.go.id/statistik-amnesti. Diakses pada tanggal 24 Februari 2017 pukul 13.59
14 No Uraian Tabel 2.3 Komposisi Uang Tebusan Berdasarkan SPH Jumlah (Rupiah) 1. Orang Pribadi Non UMKM 86,0 Triliun 2. Badan Non UMKM 12,5 Triliun 3. Orang Pribadi UMKM 5,42 Triliun 4. Badan UMKM 3,77 Triliun Jumlah 104 Triliun Sumber: Statistik Amnesti Pajak 24 Februari 2017, pukul WIB Sedangkan komposisi pernyataan harta terdiri dari : Tabel 2.4 Komposisi Pernyataan Harta Berdasarkan SPH No Uraian Jumlah (Rupiah) 1. Deklarasi Dalam Negeri 3,242 Triliun 2. Deklarasi Luar Negeri 1,016 Triliun 3. Repatriasi 141 Triliun Jumlah 43,99 Triliun Sumber: Statistik Amnesti Pajak 24 Februari 2017, pukul WIB A.6 Amnesti Pajak di Kota Yogyakarta Upaya pemerintah Kota Yogyakarta dalam mensosialisasikan program amnesti pajak bukan hanya melalui meja kantor saja, bahkan Kantor Pelayanan Pajak Pratama menurunkan personelnya untuk membagikan leaflet pada UMKM disepanjang jalan malioboro. Sosialisasi tidak hanya membagikan leaflet namun juga menjelaskan mengenai syarat dan ketentuan yang berlaku unuk mengikuti
15 amnesti pajak. Secara keseluruhan 70% peserta amnesti pajak berasal dari UMKM, seperti yang ditulis dalam sebuah berita bahwa adanya amnesti pajak harusnya dimanfaatkan oleh UMKM karena tebusanya hanya 0,5% harianjogja.com. Sosialisasi ke UMKM, KPP Pratama Bagikan Leaflet. Diakses pada tanggal 24 Februari 2017 pukul WIB
BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Berbudaya dan Terintegrasikannya sistem e-government menuju smart. regency (kabupaten cerdas) pada tahun 2021.
BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 2.1. Deskripsi Wilayah Kabupaten Sleman 2.1.1 Visi dan Misi Kabupaten Sleman a. Visi Kabupaten Sleman Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih Sejahtera, Mandiri, Berbudaya
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN OBYEK PENELITIAN. wilayah kecamatan dan 45 wilayah kelurahan yang sebagian besar tanahnya. formasi geologi batuan sedimen old andesit.
BAB II GAMBARAN OBYEK PENELITIAN Deskripsi Kota Yogyakarta a. Geografi Luas wilayah Kota Yogyakarta kurang lebih hanya 1,02 % dari seluruh luas wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu 32, km2. Terbagi
Lebih terperinciBAB 3 TINJAUAN WILAYAH
P erpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 3 TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan penyelenggaraan otonomi daerah, pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah mengandalkan berbagai pemasukan negara sebagai sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang notabenenya masih tergolong sebagai negara berkembang tentunya masih berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya melalui
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang berkaitan dengan masa pajak sebelumnya atau periode tertentu tanpa takut
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Syarat dan Fasilitas Program Pengampunan Pajak Pengampunan Pajak merupakan suatu kesempatan waktu yang terbatas pada kelompok pembayar pajak tertentu untuk membayar sejumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Kota Yogyakarta 1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Administrasi Kota Yogyakarta Luas wilayah Kota Yogyakarta adalah 3.250 Ha atau 32,50 Km2 (1,2% dari luas
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK DAN SUBYEK PENELITIAN. lainya berstatus Kabupaten. Kota Yogyakarta terletak antara 110 o 24 I 19 II sampai
1 BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Kondisi Geografis Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta sebagai ibukota Provinsi DIY adalah satu-satunya daerah tingkat
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN KOTA YOGYAKARTA DAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP YOGYAKARTA
BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN KOTA YOGYAKARTA DAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP YOGYAKARTA 2.1 Profil Kota Yogyakarta 2.1.1 Deskripsi Wilayah Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta yang meliputi daerah Kasultanan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara. Dengan kemampuan kapasitas fiskal tinggi suatu negara akan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak sebagai pendapatan utama untuk pembangunan ekonomi suatu negara. Dengan kemampuan kapasitas fiskal tinggi suatu negara akan dapat memiliki kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik di tahun kedepannya. Dengan keyakinan tersebut, pemerintah membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Merosotnya perekonomian Indonesia pada tahun 2015 mendorong pandangan positif pemerintah untuk dapat mencapai perekonomian yang lebih baik di tahun kedepannya. Dengan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.
54 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.185,80 km 2 dengan perbatasan wilayah dari arah Timur : Kabupaten Wonogiri di
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografi dan Iklim Kota Madiun Gambar 4.1. Peta Wilayah Kota Madiun Kota Madiun berada di antara 7 o -8 o Lintang Selatan dan 111 o -112 o Bujur Timur. Kota Madiun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. : pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan lain- lain. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Untuk meningkatkan pertumbuhannya, pemerintah Indonesia terus melaksanakan pembangunan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN LOKASI BANGUNAN REHABILITASI ALZHEIMER DI YOGYAKARTA
BAB III TINJAUAN LOKASI BANGUNAN REHABILITASI ALZHEIMER DI YOGYAKARTA Bangunan Rehabilitasi Alzheimer di Yoyakarta merupakan tempat untuk merehabilitasi pasien Alzheimer dan memberikan edukasi atau penyuluhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup. Sumber daya manusia yang masih di bawah standar juga melatar belakangi. kualitas sumber daya manusia yang ada di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya sumber daya manusia dan sumber daya alamnya. Namun sebagian wilayah yang ada di Indonesia rakyatnya tergolong miskin.
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA. 3.1 Tinjauan Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
BAB III TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA 3.1 Tinjauan Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Tinjauan wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta akan membahas kondisi geografis, kondisi administratif, potensi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selain itu juga merupakan salah satu tujuan masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yogyakarta dikenal dengan julukan sebagai kota pelajar, kota budaya serta kota pariwisata. Julukan tersebut tersemat bukan tanpa alasan. Salah satunya tentu
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Yogyakarta terletak antara 110⁰ ⁰28 53 bujur Timur
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1. Keadaan Umum Kota Yogyakarta A. Keadaan Fisik Wilayah Kota Yogyakarta terletak antara 110⁰24 19-110⁰28 53 bujur Timur dan antara 07⁰49 26-07⁰15 24 lintang Selatan,
Lebih terperinciKANWIL DJP. Jakarta Utara. Seminar Nasional KEBIJAKAN PERPAJAKAN. pasca tax. amnesty. Jakarta, 10 Mei 2017
KANWIL DJP Jakarta Utara Seminar Nasional KEBIJAKAN PERPAJAKAN pasca tax amnesty Jakarta, 10 Mei 2017 Rp4.881T deklarasi HARTA BERSIH Rp147T Repatriasi Rp1.036T Deklarasi LN Rp3.698T Deklarasi DN Periode
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Konsultan Pajak D. Sarwono yang mengikuti program tax amnesty yaitu Bapak
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pelaporan Harta Bapak Richard Selama Ini Tax amnesty adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan,
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN LOKASI
BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Tinjauan Data Pusat Rehabilitasi Narkoba di Yogyakarta 3.1.1 Esensi Pusat Rehabilitasi Narkoba adalah suatu sarana yang melaksanakan rehabilitasi sosial dan rehabilitasi medis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi perekonomian nasional amat besar salah satunya adalah penerimaan negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan industri UMKM berkembang pesat, seiring dengan berbagai kemudahan bisnis yang terus didorong dan diupayakan oleh Pemerintah. Hal tersebut dilakukan
Lebih terperinciBab II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Sejarah Direktorat Jenderal Pajak DIY
Bab II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Direktorat Jenderal Pajak DIY Perjalanan reformasi birokrasi nampaknya tak terasa sudah dimulai sejak tahun 2002 yang dimasinisi oleh departemen keungan
Lebih terperinciKementerian Keuangan Direktorat Jenderal Pajak
Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal Pajak KONDISI EKONOMI GLOBAL MODERASI PERTUMBUHAN EKONOMI GLOBAL PEREKONOMIAN AMERIKA YANG BELUM STABIL PERLAMBATAN PERTUMBUHAN TIONGKOK KETIDAKPASTIAN KEBIJAKAN
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kota Yogyakarta 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta terletak di Pulau Jawa, 500 km ke arah selatan dari DKI Jakarta, Ibukota Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia memiliki berbagai permasalahan perpajakan yang umumnya
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Indonesia memiliki berbagai permasalahan perpajakan yang umumnya juga ditemui di negara lain, misalnya rendahnya kepatuhan pajak, rendahnya penerimaan pajak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maju dan sejahtera. Dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang secara terus menerus melakukan pembangunan untuk dapat menjadi negara yang maju dan sejahtera. Dalam rangka
Lebih terperinciTAX AMNESTY PENGAMPUNAN PAJAK 30/06/2016. Sumber: RUU RI tentang Pengampunan Pajak Kompilasi oleh Julianto Salim
30/06/2016 TAX AMNESTY PENGAMPUNAN PAJAK Sumber: RUU RI tentang Pengampunan Pajak Kompilasi oleh Julianto Salim PENGAMPUNAN PAJAK Penghapusan pajak yang seharusnya terutang Tidak dikenai sanksi administrasi
Lebih terperinciKEADAAN UMUM KOTA YOGYAKARTA. satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus kota di samping 4 daerah tingkat II
IV. KEADAAN UMUM KOTA YOGYAKARTA A. Keadaan Alam 1. Batas wilayah Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Propinsi DIY dan merupakan satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus kota di samping 4
Lebih terperinciFREQUENTLY ASKED QUESTION (FAQ) AMNESTI PAJAK by: Sucorinvest Central Gani FREQUENTLY ASKED QUESTION (FAQ) AMNESTI PAJAK Q: Apa itu amnesti pajak? A: Program pengampunan pemerintah kepada Wajib Pajak (WAJIB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah. membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari segenap potensi sumber daya yang dimiliki
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Ngayogyakarta Hadiningrat yang didirikan oleh Pangeran Mangkubumi (Sultan Hamengkubuwono 1) pada tahun 1755 hasil dari Perjanjian Giyanti, di
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH
BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi dari 33 provinsi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekstensifikasi (peningkatan jumlah wajib pajak) dan intensifikasi (peningkatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara untuk mendukung pembiayaan dalam menjalankan fungsi pemerintahan seperti yang tertuang dalam UU No. 28 Tahun 2007
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wilayah Asia Tenggara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang berada di wilayah Asia Tenggara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta jiwa 1. Sedangkan usia produktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pendapatan negara yang paling potensial adalah penerimaan pajak. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA
BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA 3.1. TINJAUAN UMUM 3.1.1. Kondisi Administrasi Luas dan Batas Wilayah Administrasi Kota Yogyakarta telah terintegrasi dengan sejumlah kawasan di sekitarnya sehingga batas
Lebih terperinciKementerian Keuangan Direktorat Jenderal Pajak
Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal Pajak LATAR BELAKANG MODERASI PERTUMBUHAN EKONOMI GLOBAL PEREKONOMIAN AMERIKA YANG BELUM STABIL PERLAMBATAN PERTUMBUHAN TIONGKOK KETIDAKPASTIAN KEBIJAKAN MONETER
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN LOKASI Studio Foto Sewa di Kota Yogyakarta
BAB III TINJAUAN LOKASI Studio Foto Sewa di Kota Yogyakarta Studio foto sewa di Kota Yogyakarta merupakan wadah bagi fotograferfotografer baik hobi maupun freelance untuk berkarya dan bekerja dalam bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Panama papers yang merupakan fenomena bocornya kumpulan 11,5 juta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Panama papers yang merupakan fenomena bocornya kumpulan 11,5 juta dokumen rahasia yang dibuat oleh penyedia jasa perusahaan (firma) asal Panama, Amerika Latin yang
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi yang Melatarbelakangi Kesalahan atas Kewajiban Pemotongan PPh 23
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kondisi yang Melatarbelakangi Kesalahan atas Kewajiban Pemotongan PPh 23 PT. AMK merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa ekspor impor barang. Kewajiban perpajakan PT.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Untuk meningkatkan pemenuhan kewajiban perpajakan secara sukarela
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk meningkatkan pemenuhan kewajiban perpajakan secara sukarela dan mendorong kontribusi penerimaan Negara dari sektor UMKM, pemerintah telah menerbitkan PP No. 46
Lebih terperinciBAB 3 TINJAUAN WILAYAH RUMAH SINGGAH PENDERITA KANKER LEUKEMIA DI YOGYAKARTA
BAB 3 TINJAUAN WILAYAH RUMAH SINGGAH PENDERITA KANKER LEUKEMIA DI YOGYAKARTA 3.1 Tinjauan Umum Kota Yogyakarta 3.1.1 Luas Wilayah Kota Yogyakarta Gambar 3.1 Peta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek pada penelitian ini yaitu UKM yang berada di Kota Yogyakarta dan peneliti mengambil sampel dari beberapa Kecamatan yang berada di Kota Yogyakarta diantaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi
BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang lebih dikenal dengan (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika krisis ekonomi terjadi di
Lebih terperinciAMNESTI PAJAK A. Pengertian Umum
AMNESTI PAJAK A. Pengertian Umum 1. Apakah yang dimaksud dengan amnesti pajak? Penghapusan pajak yang seharusnya terutang,tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan
Lebih terperinciTINDAK LANJUT AMNESTI PAJAK
KETERANGAN PERS DITJEN PAJAK Terkait Penerbitan PP 36 Tahun 2017 tentang Pengenaan Pajak Penghasilan atas Penghasilan Tertentu Berupa Harta Bersih yang Diperlakukan atau Dianggap Sebagai Penghasilan TINDAK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu tolak ukur kemajuan suatu negara adalah kesejahteraan rakyat. Kesejahteraan rakyat dapat dicapai melalui pembangunan nasional dalam berbagai aspek,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara. Tanpa pajak, Negara tidak akan bisa melaksanakan kegiatan pembangunan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pajak pada hakikatnya memiliki peran yang sangat penting bagi sebuah Negara. Tanpa pajak, Negara tidak akan bisa melaksanakan kegiatan pembangunan karena pajak
Lebih terperinciPengaruh Program Pengampunan Pajak Terhadap Efektivitas Penerimaan Pajak di Indonesia
Akuntabilitas: Jurnal Ilmu Akuntansi Volume 10 (1), April 2017: 61-70 P-ISSN: 1979-858X; E-ISSN: 2461-1190 DOI: 10.15408/akt.v10i1.6115 Pengaruh Program Pengampunan Pajak Terhadap Efektivitas Penerimaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup tinggi mengakibatkan peningkatan jumlah kendaraan yang beroperasi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertambahan penduduk biasanya diikuti pula dengan bertambahnya kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh semua lapisan masyarakat disetiap bidangnya. Salah satu
Lebih terperinciFAQ PROGRAM AMNESTI PAJAK
FAQ PROGRAM AMNESTI PAJAK Umum 1. Apakah Amnesti Pajak itu? Amnesti Pajak adalah program pengampunan yang diberikan kepada Wajib Pajak meliputi penghapusan pajak terutang, penghapusan sanksi administrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar. Semakin besarnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sasaran utama dari kebijaksanaan keuangan negara di bidang penerimaan dalam negeri adalah untuk menggali, mendorong, dan mengembangkan sumbersumber penerimaan dari
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA
PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012-2016 PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH
Lebih terperinciJudul : Tata Cara Pengajuan Tax Amnesty Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri Nama : Gusti Ayu Dwi Antari NIM : ABSTRAK
Judul : Tata Cara Pengajuan Tax Amnesty Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri Nama : Gusti Ayu Dwi Antari NIM : 1406043033 ABSTRAK Menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak dijelaskan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN ORISINALITAS... iii. KATA PENGANTAR... iv. ABSTRAK... vii. DAFTAR ISI...
Judul : Faktor faktor yang Mempengaruhi Kemauan Wajib Pajak Menjadi Peserta Amnesti Pajak (Studi Kasus Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gianyar) Nama : Ni Ketut Dina Ambara Yani NIM : 1306305062 Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah ini juga harus disertai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada suatu wilayah bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah ini juga harus disertai dengan pemerataan pada tiap-tiap
Lebih terperinciTENTANG TAX AMNESTY Apa Tax Amnesty atau Pengampunan Pajak itu? Apa manfaat mengikuti Tax Amnesty? Apa yang dimaksud dengan Deklarasi?
TENTANG TAX AMNESTY 1. Apa Tax Amnesty atau Pengampunan Pajak itu? Pengampunan Pajak adalah penghapusan atas pajak yang seharusnya terutang, sanksi administrasi perpajakan, dan sanksi pidana di bidang
Lebih terperinciPJ.091/PPh/S/009/
PJ.091/PPh/S/009/2017 00 1 2 3 KOMPOSISI HARTA 4.881 TRILIUN Deklarasi DN Deklarasi LN Repatriasi 4 JUMLAH PESERTA DAN SPH 972.530 WP 1.029.190 SPH OP Non UMKM OP UMKM Badan Non UMKM Badan UMKM 5 MASIH
Lebih terperinciKESEHATAN DINAS KESEHATAN Halaman 7
URUSAN PEM. ORGANISASI KODE REKENING : : 1.02 - KESEHATAN 1.02.01 - DINAS KESEHATAN Halaman 7 URAIAN ANGGARAN REALISASI Bertambah/ 1.02 1.02.01 00 00 4 PENDAPATAN 11.614.196.593,00 19.717.892.852,00 8.103.696.259,00
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh wajib pajak baik orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Indonesia sebagai salah satu negara yang dikategorikan berkembang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai salah satu negara yang dikategorikan berkembang masih memerlukan pembangunan pada berbagai aspek. Sumber pendanaan aktivitas pembangunan negara diperoleh
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KHUSUS PUSAT OLAHRAGA PAPAN LUNCUR YANG EDUKATIF DAN REKREATIF DI YOGYAKARTA
BAB III TINJAUAN KHUSUS PUSAT OLAHRAGA PAPAN LUNCUR YANG EDUKATIF DAN REKREATIF DI YOGYAKARTA 3.1 Tinjauan Kondisi Pusat Olahraga Papan Luncur 3.1.1 Tinjauan Pusat Olahraga Papan Luncur di Yogyakarta Pusat
Lebih terperinciLATAR BELAKANG MODERASI PERTUMBUHAN EKONOMI GLOBAL PEREKONOMIAN AMERIKA YANG BELUM STABIL PERLAMBATAN PERTUMBUHAN TIONGKOK
LATAR BELAKANG MODERASI PERTUMBUHAN EKONOMI GLOBAL PEREKONOMIAN AMERIKA YANG BELUM STABIL PERLAMBATAN PERTUMBUHAN TIONGKOK KETIDAKPASTIAN KEBIJAKAN MONETER HARGA KOMODITAS MENURUN RISIKO GEOPOLITIK: TIMUR
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA
PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,
Lebih terperinciRINGKASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI SKPD TAHUN ANGGARAN 2013
LAMPIRAN II PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 RINGKASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN
Lebih terperinciPENGAMPUNAN PAJAK (TAX AMNESTY) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN NASIONAL DARI SEKTOR FISKAL. Lukman Hakim Siregar *
HIJRI - Jurnal Manajemen Pendidikan dan Keislaman Vol. 6. No. 1. Januari Juni 2017. ISSN: 1979-8075. Halaman 97 105 PENGAMPUNAN PAJAK (TAX AMNESTY) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN NASIONAL DARI SEKTOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka pembangunan nasional di Indonesia, pembangunan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka pembangunan nasional di Indonesia, pembangunan daerah yang merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang di arahkan untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mendapat dukungan dari masyarakat wajib Pajak. Sektor Pajak merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembiayaan pembangunan infrastruktur yang menunjang kemajuan ekonomi dan kesejehteraan bangsa Indonesia sangat diperlukan, maka dari itu pemerintah selalu berusaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terealisasikan, penerimaan terbesar berasal dari sektor pajak, karenanya pajak
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah Pendapatan negara memiliki peranan penting dalam membangun bangsa dan negara (Ghitha, 2015). Pembangunan dapat terlaksana bila penerimaan dapat terealisasikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan melihat semakin bertambahnya jumlah penduduk. perpajakan, Indonesia menganut system self assessment yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan penerimaan negara terbesar. Kurang lebih 2/3 penerimaan negara saat ini dihasilkan dari pajak. Pajak sebagai sumber penerimaan merupakan satu hal yang
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. luas wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu 32,5 km 2. Terbagi menjadi
BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Deskripsi Wilayah Kota Yogyakarta 1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Yogyakarta kurang lebih hanya 1,02 % dari seluruh luas wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya dalam melanjutkan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Hal ini karena beberapa jenis sampah memiliki kandungan material
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan tentang sampah saat ini telah menjadi isu serius yang berkembang menjadi permasalahan publik. Penumpukan sampah dapat mengakibatkan aroma tidak sedap dan
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 12/PJ/2010 TENTANG : NOMOR OBJEK PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TATA CARA PEMBERIAN NOP
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 12/PJ/2010 TENTANG : NOMOR OBJEK PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TATA CARA PEMBERIAN NOP DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG
WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007 2011 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan potensi pajak yang ada dapat dipungut secara optimal. Langkah-langkah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan tax ratio secara bertahap dengan memperhatikan kondisi ekonomi Indonesia dan ekonomi dunia. Peningkatan secara
Lebih terperinciLATAR BELAKANG MODERASI PERTUMBUHAN EKONOMI GLOBAL
LATAR BELAKANG MODERASI PERTUMBUHAN EKONOMI GLOBAL PEREKONOMIAN AMERIKA YANG BELUM STABIL PERLAMBATAN PERTUMBUHAN TIONGKOK KETIDAKPASTIAN KEBIJAKAN MONETER HARGA KOMODITAS YANG NAIK-TURUN RISIKO GEOPOLITIK:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Yogyakarta merupakan ibukota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan merupakan satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus Kota di samping empat daerah
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kota Yogyakarta. 1) Kondisi Geografis Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta merupakan ibukota provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendanaan bagi negara dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber pendanaan bagi negara dalam menjalankan peran pemerintahan. Pajak menjadi pemegang andil terbesar dalam pembangunan di seluruh
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER- 12 /PJ/2010 TENTANG NOMOR OBJEK PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TATA CARA PEMBERIAN NOP
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER- 12 /PJ/2010 TENTANG NOMOR OBJEK PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TATA CARA PEMBERIAN NOP DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Lebih terperinciFREQUENTLY ASKED QUESTIONS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 165/PMK.03/2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 118/PMK
FREQUENTLY ASKED QUESTIONS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 165/PMK.03/2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat dengan usaha pemerintah dalam melakukan pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal maupun eksternal. Salah satu sumber penerimaan negara dari sektor internal adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pajak merupakan pungutan wajib, biasanya berupa uang yang harus dibayar oleh penduduk sebagai sumbangan wajib kepada
Lebih terperinciTAX AMNESTY DALAM PEREKONOMIAN MAKRO
TAX AMNESTY DALAM PEREKONOMIAN MAKRO Dr. Mahartono, M.M. Kepala Bagian Pelayanan, Penyuluhan dan Hubungan Masyarakat Kantor Wilayah DJP Jawa Timur III Disampaikan padaseminar Nasional Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang terus-menerus berlangsung secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional adalah kegiatan yang terus-menerus berlangsung secara berkesinambungan yang memiliki tujuan awal, yaitu untuk mensejahterakan rakyat baik secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat telah menganggap pajak sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini, pajak bukan lagi merupakan sesuatu yang asing bagi masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat telah menganggap pajak sebagai salah satu kewajiban
Lebih terperinciPJ.091/PPh/S/004/ TINDAK LANJUT AMNESTI PAJAK
PJ.091/PPh/S/004/2017-00 TINDAK LANJUT AMNESTI PAJAK 2 3 FASILITAS Bagi Wajib Pajak (WP) yang memanfaatkan KONSEKUENSI Bagi WP/masyarakat yang tidak memanfaatkan atau telah memanfaatkan, namun belum sesuai
Lebih terperinciBAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Mengacu pada dokumen perencanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Yogyakarta tahun 2005-2025 maka Visi Pembangunan Kota Yogyakarta
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG
WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN, KEDUDUKAN, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA
Lebih terperinciTax Amnesty. Ungkap Tebus Lega - - PERSEK SALAKI & SALAKI Ph.: (021) / 49906
Tax Amnesty Ungkap Tebus Lega - - 1 Lingkup Pembahasan hal. 3? Apa itu Tax Amnesty Subjek Tax Amnesty Waktu Tax Amnesty Tarif Tax Amnesty hal. 8 hal. 4-5 hal. 9 hal. 6 hal. 7 hal. 10 hal. 12 Tatacara Tax
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk pembangunan negara. Meskipun pendapatan negara dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan kontribusi terbesar pemasukan negara yang digunakan untuk pembangunan negara. Meskipun pendapatan negara dari sektor pajak paling tinggi dibandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang, pemerintah memerlukan dana yang tidak sedikit, dimana dana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara yang sedang berkembang baik dari segi pendidikan, infrastruktur, perekonomian, dan sebagainya. Untuk dapat terus berkembang,
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang melaksanakan program pemerataan pembangunan nasional. Pembangunan nasional ini bertujuan untuk meningkatkan
Lebih terperinci