BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 sampai Perusahaan manufaktur dipilih sebagai populasi dikarenakan jumlah perusahaan manufaktur yang relatif banyak (Simanjuntak dan Widiastuti, 2004) dan kecenderungan pengungkapan yang lebih banyak yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur dibandingkan perusahaan non manufaktur. B. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis, hipotesis penelitian ini dikembangkan berdasarkan teori-teori yang selanjutnya diuji berdasarkan data yang dikumpulkan. Data yang digunakan adalah data sekunder yang meliputi, pengungkapan sukarela, pengungkapan tanggung jawab sosial, dan pengungkapan modal intelektual. Data diperoleh dari Laporan Keuangan Tahunan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 sampai C. Definisi dan Operasional Variabel Berdasarkan model penelitian yang disusun, variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 53

2 54 1. Nilai Perusahaan Dalam penelitian ini nilai perusahaan diproksikan dengan rasio Tobin s Q yang diberi simbol Q. Rasio Tobin s Q memasukkan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa dan tidak hanya ekuitas perusahaan saja yang dimasukkan dalam proses penghitungan namun seluruh asset perusahaan. Dengan memasukkan seluruh asset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe investor saja yaitu investor dalam bentuk saham namun juga untuk kreditur karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur (Sukamulja, 2004). Secara umum banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan dalam penilaian perusahaan, di antaranya: a) pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau price earning ratio, metode kapitalisasi proyeksi laba; b) pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas; c) pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen; d) pendekatan aktiva antara lain Metode penilaian aktiva; e) pendekatan harga saham; f) pendekatan economic value added (Suharli, 2002). Tobins Q merupakan teori yang dikembangkan oleh James Tobin. Inti teori ini adalah cara kebijakan moneter memperngaruhi perekonomian melalui pengaruhnya terhadap penilaian ekuitas. James Tobin mendefinisikan Q sebagai nilai pasar perusahaan dibagi dengan biaya pengganti modal. Jika Q tinggi, nilai perusahaan

3 55 relatif tinggi terhadap biaya pengganti modal yang lebih relatif lebih murah dibandingkan dengan nilai pasar perusahaan. Perusahaan dapat mengeluarkan ekuitas dengan harga yang relatif lebih tinggi terhadap biaya yang mereka beli. Sehingga perusahaan dapat membeli lebih banyak investasi baru dengan hanya mengeluarkan sedikit ekuitasnya, begitupun sebaliknya ketika Q rendah. Menurut White (2002) dalam Reny Dyah Retno (2012) Tobin s Q dihitung dengan membandingkan rasio nilai pasar saham perusahaan dengan ekuitas perusahaan. Menurut Retno dan Priantini (2012) Tobin s Q dapat dirumuskan sebagai berikut : Q = (EMV + D) (EBV + D) Keterangan : Q : Nilai Perusahaan EMV : Nilai pasar ekuitas, yang diperoleh dari hasil perkalian harga saham penutupan (closing price) akhir tahun dengan jumlah saham yang beredar pada akhir tahun. D : Nilai buku dari total hutang (Hutang jangja pendek + Hutang pajak - (Kas + Piutang pihak ketiga + Persediaan) + Hutang jangja panjang) EBV : Nilai buku dari ekuitas, diperoleh dari selisih total asset perusahaan dengan total kewajiban. 2. Indeks Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan diukur dengan menggunakan Corporate Social Responsibility Disclosure Index (CSRD Index) yang dihitung

4 56 berdasarkan analisis atas isi (content analysis) laporan tahunan perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Checklist yang digunakan dalam penelitian ini adalah Checklist yang digunakan oleh Andhika Nirmalasari Ginting (2012). Ginting (2012) mengembangkan Checklist dalam penelitiannya yang mengacu kepada Checklist yang digunakan oleh Aktharuddin (2009) dan Chau Gray (2002). Checklist yang digunakan pada penelitian Ginting (2012) diaplikasikan dengan standar GRI 4.0 (2013). Dalam standar GRI-G4 indikator kinerja dibagi menjadi tiga komponen utama, yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial mencakup praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja, hak asasi manusia, masyarakat, tanggung jawab atas produk dengan total kinerja indikator mencapai 91 indikator. Checklist CSRD Index terlampir. Berdasarkan Checklist atas indikator ini, selanjutnya dilakukan penghitungan nilai Corporate Social Responsibility Disclosure Index (CSRD Index) dengan tatacara sebagai berikut : 1. Sebuah item informasi CSR akan diberikan skor satu ( 1 ) jika diungkapkan dan skor nol ( 0 ) jika tidak diungkapkan. 2. Skor yang diperoleh oleh setiap perusahaan lalu dijumlahkan untuk mendapatkan skor total perusahaan atas pengungkapan CSR perusahaan. 3. CRSD Index didapatkan dengan membandingkan skor total yang diperoleh masing-masing perushaan dengan skor maksimum dari Checklist yang digunakan.

5 57 Skor maksimum yang berdasarkan Checklist yang digunakan adalah 91 item. Secara matematis: CSR = Xi n i CSR : CSR index perusahaan i : Jumlah item yang diungkapkan oleh perusahaan i n i : Total item, n i = Indeks Pengungkapan Modal Intelektual Pengungkapan modal intelektual perusahaan diukur dengan menggunakan Intellectual Capital Disclosure Index (ICD Index) yang dihitung berdasarkan analisis atas isi (content analysis) laporan tahunan perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Checklist yang digunakan dalam penelitian ini adalah Checklist yang digunakan oleh Andhika Nirmalasari Ginting (2012). Penelitian ini mengadopsi 56 item pengungkapan modal intelektual yang digunakan oleh Yusfendy Andika (2014). Penelitian Yusfendy Andika (2014) mengembakan peneletian yang digunakan oleh Bukh (2005) dan Permono (2011). Kriteria item pengukuran indeks pengungkapan modal itelektual sesuai Checklist yang digunakan pada penelitian Sri Hernita (2012). Checklist ICD Index terlampir. Berdasarkan Checklist atas ini, selanjutnya dilakukan penghitungan nilai Intellectual Capital Index (ICD Index) dengan tata-cara sebagai berikut : 1. Sebuah item informasi IC akan diberikan skor satu ( 1 ) jika diungkapkan dan skor nol ( 0 ) jika tidak diungkapkan.

6 58 2. Skor yang diperoleh oleh setiap perusahaan lalu dijumlahkan untuk mendapatkan skor total perusahaan atas pengungkapan IC perusahaan. 3. ICD Index didapatkan dengan membandingkan skor total yang diperoleh masingmasing perushaan dengan skor maksimum dari Checklist yang digunakan. Skor maksimum yang berdasarkan Checklist yang digunakan adalah 56 item. Secara matematis: ICD Index = n i ICD Index : IC index perusahaan i : Jumlah item yang diungkapkan oleh perusahaan i n i : Total item, n i = 56 Tabel 3.1 Variabel dan Skala Pengukurannya D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mempublikasikan laporan keuangan dan annual report untuk tahun

7 59 2. Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan tujuan mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan yaitu sebagai berikut : a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan laporan tahunan (annual report) untuk periode yang berakhir pada 31 Desember selama tahun b. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan auditan untuk 3 tahun terakhir yaitu c. Perusahaan menyajikan annual report menggunakan mata uang rupiah selama tahun d. Perusahaan yang memiliki laba bersih positif selama tahun e. Perusahaan yang pengungkapan tanggung jawab sosial dan pengungkapan modal intelektual selama tahun Tabel 3.2 Kriteria Sampel Penelitian No Kriteria Total 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan laporan tahunan (annual 144 report) untuk periode yang berakhir pada 31 Desember selama tahun Perusahaan manufaktur yang tidak terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun dan tidak menerbitkan laporan tahunan (annual report) untuk periode yang berakhir pada 31 Desember selama tahun (13)

8 60 3. Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang rupiah dalam laporan tahunannya selama tahun (28) Perusahaan yang tidak memiliki laba bersih positif selama tahun (29) 5. Perusahaan yang tidak menyediakan data terkait penelitian selama tahun (53) Jumlah sampel yang akan diteliti 21 Total sampel yang menjadi sampel 21 x 3 tahun 63 Tabel 3.3 Daftar Sampel Penelitian NO KODE NAMA PERUSAHAAN 1 ALDO Alkindo Naratama Tbk 2 ASII Astra Internasional Tbk 3 AUTO Astra Auto Part Tbk 4 BTON Beton Jaya Manunggal Tbk 5 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk 6 GGRM Gudang Garam Tbk 7 GJTL Gajah Tunggal Tbk 8 INAI Indal Aluminium Industry Tbk 9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 10 INDS Indospring Tbk 11 KICI Kedaung Indag Can Tbk 12 KRAH Grand Kartech Tbk 13 LION Lion Metal Works Tbk 14 LMSH Lionmesh Prima Tbk 15 NIPS Nippres Tbk 16 SKBM Sekar Bumi Tbk 17 SMSM Selamat Sempurna Tbk 18 TCID Mandom Indonesia Tbk 19 TRST Trias Sentosa Tbk 20 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk 21 UNVR Unilever Indonesia Tbk

9 61 E. Teknik Pengumpulan Data Data diperoleh dari dari pustaka yang mendukung penelitian ini. Dalam penelitian ini keseluruhan data yang digunakan adalah data sekunder. Data yang diperlukan antara lain informasi tentang nilai perusahaan, pengungkapan tanggung jawa sosial, dan pengungkapan modal intelektual. F. Metode Analisis 1. Statistik Deskriptif Penyajian statistik deskriptif bertujuan agar dapat dilihat profil dari data penelitian tersebut yang ditunjukkan dengan nilai maksimum, minimum, mean (rata-rata) dan simpangan baku (standar deviasi). Dalam penelitian ini variable yang digunakan adalah nilai perusahaan, pengungkapan tanggung jawa sosial, dan pengungkapan modal intelektual. 2. Uji Asumsi Klasik Model regresi linier berganda (multiple regression) dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi beberapa asumsi yang kemudian disebut dengan asumsi klasik. Proses pengujian asumsi klasik dilakukan bersama dengan proses uji regresi sehingga langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian asumsi klasik menggunakan langkah kerja yang sama dengan uji regresi. Ada lima uji asumsi yang harus dilakukan terhadap suatu model regresi tersebut yaitu uji normalitas, autokorelasi, uji linieritas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. Dalam

10 62 penelitian ini menggunakan empat uji asumsi klasik normalitas, autokorelasi, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas, karena data diasumsikan linier. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel indepenen memiliki distribusi normal atau tidak. Untuk menghindari terjadinya bias, data yang harus digunakan harus terdistribusi dengan normal. Alat uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistic Kolmogorov Smirnov. Dasar pengambilan dalam uji ini adalah dengan memperhatikan nilai signifaksi yang diperoleh. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikasi yang diperoleh lebih besar dari nilai signifikasi yang ditetapkan (α) = 5%. Sebaliknya jika nilai signifikasi yang diperoleh lebih kecil sama dengan nilai signifikasi yang ditetapkan (α) = 5%, artinya data tidak berdistribusi normal. b. Uji Mulitikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya terjadi korelasi diantara variabel independen. Ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai tolerance atau variance inflation factor (VIF). Nilai tolerance yang rendah dan nilai VIF yang tinggi menunjukkan gejala adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.1 atau sama dengan nilai VIF > 10. Model regresi yang baik

11 63 tidak terdapat masalah multikolinearitas atau adanya hubungan korelasi diantara variabel-variabel independennya (Ghozali, 2009). c. Uji Auto Korelasi Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya keterkaitan antara residual pada periode t dengan residual pada peiode t-1 (sebelumnya) dalam suatu model regresi linear. Autokorelasi diuji dengan Durbin Watson (DW Test) atau nilai d. Menurut Sinngih Santo (2001), terdapat tiga kriteria autokorelasi : 1. Nilai D-W dibawah -2 berarti diindikasikan adanya autokorelasi positif 2. Nilai D-W diatas 2 berarti diindikasikan adanya autokorelasi negatif 3. Nilai D- berada diantara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak terdapat autokorelasi d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance atau residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu melihat grafik plot antara variabel terkait yaitu ZPRED dengan residualnya yaitu SRESID. Dasar analisisnya adalah : 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

12 64 2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara lain yang dapat digunakan adalah uji glejser dan nilai penilaian yang dilakukan dengan melihat tingkat signifikasinya. Apabila nilai signifikasi antara variabel independen dengan absolute residualnya lebih dari 5%, maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. 3. Uji Kesesuaian Model a. Koefisien Determinasi (R 2 ) Digunakan untuk mengetahui presentase sumbangan pengaruh variabel independen (X 1, X 2 dan X 3 ) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar presentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variabel dependen. Jika nilai adjusted R 2 semakin besar atau semakin mendekati angka 1, maka presentase sumbangan yang diberikan variabel dependen makin sempurna, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model dapat menjelaskan 100% variasi variabel dependen. Dapat juga dikatakan bahwa adjusted R 2 =0 berarti tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, sedangkan adjusted R 2 =1 menandakan suatu hubungan yang sempurna.

13 65 b. Uji Simultan (Uji F) Uji F dihitung dimaksudkan untuk menguji model regresi atas pengaruh seluruh variabel independen (X 1, X 2 dan X 3 ) secara simultan terhadap variabel terkait. Hipotesis dalam uji F adalah sebagai berikut : i. Ho : b 1, b 2, b 3 = 0 Ini berarti tidak ada pengaruh variabel independen (X 1, X 2 dan X 3 ) secara simultan terhadap variabel dependen. ii. Ha : b 1, b 2, b 3 0 Ini berarti ada pengaruh variabel independen (X 1, X 2 dan X 3 ) secara simultan terhadap variabel dependen. Apabila profitabilitas tingkat kesalahan dar F hitung lebih kecil dari tingkat signifikasi tertetu (signifikasi 5%) maka variabel X 1, X 2 dan X 3 secara simultan mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (Ghozali, 2009). 2. Uji Hipotesis Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pengungkapan sukarela, pengungkapan tanggung jawa sosial, dan pengungkapan modal intelektual terhadap nilai perusahaan. Secara statistik ini dapat diukur dengan: a. Uji Parsial (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2009).

14 66 Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05% (α=5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut : 2. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Hal ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 3. Jika nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Hal ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. b. Uji Regresi Linear Berganda Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisi linear berganda karena terdapat lebih dari dua variabel dependen (X). Persamaan regresi untuk penelitian ini adalah : Q = α + ᵝ1(VD Index) it + ᵝ2(CRSD Index) it + ᵝ3(ICD Index) it + ɛ it Keterangan: Q : Nilai perusahaan Α : Konstanta ᵝ1 - ᵝ3 : Koefisien regresi berganda VD Index : Voluntary Disclosure Index CRSD Index : Corporate Responsibilty Social Disclosure Index ICD Index : Intellectual Capital Disclosure Index : Error ɛ itq