PENENTUAN LOKASI POTENSIAL UNTUK PEMBORAN AIRTANAH-DALAM DI DUSUN KUTUKAN, REJOSARI, BANTUR, MALANG, JAWA TIMUR
|
|
- Yanti Hermawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENENTUAN LOKASI POTENSIAL UNTUK PEMBORAN AIRTANAH-DALAM DI DUSUN KUTUKAN, REJOSARI, BANTUR, MALANG, JAWA TIMUR I Gde Sukadana, M. Nurdin Pusat Pengembangan Geologi Nuklir Jl. Lebak Bulus Raya No. 09 Pasar Jumat, Jakarta sukadana@batan.go.id ABSTRAK PENENTUAN LOKASI POTENSIAL UNTUK PEMBORAN AIRTANAH-DALAM DI DUSUN KUTUKAN, REJOSARI, BANTUR, MALANG, JAWA TIMUR. Kabupaten Malang khususnya Dusun Kutukan, Desa Rejosari, Kecamatan Bantur merupakan salah satu wilayah yang setiap tahunnya senantiasa mengalami kekeringan/rawan air, akibat keterbatasan airtanahdangkal dan air permukaan. Tujuan dari kegiatan ini adalah penentuan lokasi titik potensial untuk dilakukan pemboran sumur eksplorasi/produksi airtanah-dalam berdasarkan data geologi dan geofisika guna memenuhi kebutuhan air di daerah tersebut. Kegiatan ini mencakup pemetaan topografi, pemetaan geologi dan hidrogeologi, pengukuran intensitas gas radon dan survei geolistrik. Litologi daerah ini dapat dikelompokkan ke dalam tiga satuan yaitu Satuan Breksi volkanik, Satuan Batupasir dan Satuan Batugamping. Dari hasil pengukuran didapatkan nilai gas radon berkisar antara 3 66,3 KBq/m 3 yang menunjukkan zona-zona yang memiliki nilai tinggi (>20 Kbq) membentuk kelurusan berarah NE-SW dan NW-SE, kedua zona ini saling berpotongan dan diinterpretasikan sebagai zona fraktur. Dari data fraktur ini kemudian dipilih lokasi hasil pengukuran tahanan jenis dengan akuifer terbaik. Batupasir-2 dengan kisaran nilai tahanan jenis Ωm diharapkan dapat menjadi akuifer potensial karena diduga berada pada kondisi jenuh air. Ketebalan lapisan batupasir-2 ini lebih dari 29 m dengan kedalaman top akuifer batupasir-2 ± 150 m. Didapatkan 2 titik potensial yaitu berada di lokasi pengukuran RJS-11 (49M mT ; mU; 359,6 mdpl) dengan kedalaman top akuifer 163 m dan tebal lebih dari 29 meter, dan pada RJS-15 (49M ; ; 358,7mdpl) dengan kedalaman top akuifer 160,8 meter dan tebal lebih dari 29 meter. Kata kunci: Geologi, Radon, Geofisika, Akuifer, Malang Abstract DETERMINATION OF POTENTIAL LOCATION FOR DEEP-GROUNDWATER DRILLING IN KUTUKAN VILLAGE, REJOSARI, BATUR, MALANG, EAST JAVA. Malang regency especially kutukan village, rejosari, batur district is one of the areas experiencing drought annually, due to limited groundwater. The purpose of this activity is determining the location of the potential to do well drilling exploration / production in the deep - groundwater based on geophysical and geological data in order to fulfill water needs in the area. This activities involved topographic mapping, geological and hydrogeological mapping, measuring the intensity of radon and geo electric survey. Lithological this area can be grouped into three units namely volcanic breccia unit,limestone and Sandstone Unit. From the results of radon measurements values obtained ranged from 3 to 66.3 KBq/m3 indicating zones with high values (> 20 kbq) form a NE-SW trending lineament and NW-SE, the two zones intersect and are interpreted as fracture zone. From this data of fracture, then selected location resistivity measurement results with the best aquifers. Sandstone-2 with a resistivity value range m expected to be a potential aquifer for allegedly being on the water-saturated conditions. The thickness of the layer of sandstone-2 is more than 29 m deep sandstone aquifer-top 2150 m. 255
2 Obtained two potential points are located on site measurements RJS-11 (49m mT; mU; masl) with a depth of 163 m and the top aquifer thickness of over 29 meters, and the RJS-15 (49m ; : masl ) with a depth of meters and a top aquifer over 29 meters thick. Keywords: Geology, Radon, Geophysics, Aquifer, Malang PENDAHULUAN Latar Belakang Air merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Di banyak daerah, baik perkotaan maupun perdesaan, pemenuhan kebutuhan air bersih merupakan masalah yang tidak mudah penyelesaiannya. Hal ini berkaitan dengan ketersediaan sumber air dan biaya yang terbatas dalam pembangunan prasarana dan sarana penyediaan air yang diperlukan. Kabupaten Malang khususnya Dusun Kutukan, Desa Rejosari, Kecamatan Bantur merupakan salah satu wilayah yang setiap tahunnya senantiasa mengalami kekeringan/rawan air, akibat keterbatasan airtanah-dangkal dan air permukaan. Untuk itu perlu di cari sumber air lainnya yang dapat memenuhi kebutuhan pokok masyarakat sepanjang tahun. Salah satu sumber air yang cukup potensial untuk dikembangkan adalah sumber airtanahdalam di daerah setempat. Berdasarkan kondisi geologinya, maka untuk pelacakan airtanah-dalam diperlukan suatu metode tertentu. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode teknik nuklir yang dikombinasikan dengan metode geofisika. Hasil pelacakan airtanahdalam digunakan untuk mengetahui keberadaan lapisan batuan yang berpotensi mengandung air atau keberadaan serta cebakan air lainnya berupa permeabilitas sekunder yang berpotensi menjadi akuifer produktif, sehingga dapat ditentukan lokasi titik pemboran eksplorasi airtanah-dalam potensial yang sekaligus dapat dikembangkan menjadi sumur produksi, guna memenuhi kebutuhan air baku domestik. 256
3 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah penentuan lokasi titik potensial untuk dilakukan pemboran sumur eksplorasi/produksi airtanah-dalam berdasarkan data geologi dan geofisika guna memenuhi kebutuhan air di daerah tersebut. Lokasi Penelitian Lokasi daerah kerja mencakup daerah dengan luasan sekitar Ha, di Desa Rejosari, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang dengan koordinat LS LS, dan BT BT. : Luasan yang Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian Dusun Kutukan, Desa Rejosari, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Jawa Timur Lingkup dan Tahapan Penelitian Lingkup dan tahapan pekerjaan meliputi studi meja, pemetaan topografi, pemetaan geologi dan hidrogeologi, pengukuran intensitas gas radon, survei geolistrik, analisis terpadu 257
4 hasil pelacakan dan tahap kegiatan penyusunan laporan. METODOLOGI Metodologi kegiatan pelacakan airtanah-dalam meliputi studi meja, pemetaan topografi, pemetaan geologi dan hidrogeologi, pengukuran intensitas gas radon, pengukuran geolistrik tahanan jenis, dan analisis terpadu hasil pelacakan Pemetaan Topografi Pekerjaan pemetaan topografi dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur Leica Geosystem TC-407. Alat ini adalah total station elektronik yang memiliki unjuk kerja cepat dan berpresisi tinggi. Operasi lapangan membutuhkan masukan data azimuth, data koordinat dan ketinggian titik awal pengukuran, selanjutnya keluaran hasil pengukuran dihasilkan secara otomatis oleh alat ukur Leica Geosystem TC-407 dan dapat diproses lebih lanjut untuk membuat peta topografi dan lokasi pengukuran geolistrik. Lokasi kerja terletak pada koordinat X = , ,193 m; Y = , ,603 m; Z = 325, ,166 mdpl. Titik poligon stasiun pengukuran berjumlah 32 titik dengan titik pengukuran detil situasi berjumlah 933 titik. Luas daerah kerja 134,84 ha. Dari hasil pengukuran topografi yang dilakukan secara umum daerah ini memiliki morfologi perbukitan berlereng landai hingga dataran bergelombang, dengan alur-alur punggungan berarah timur laut-barat daya. a b Gambar 2. (a) Gambaran morfologi Desa Rejosari, (b) Pengukuran topografi di Desa Rejosari, Bantur. 258
5 Dari data hasil pengukuran, kemudian diolah menggunakan sofware Surfer 8.0 sehingga didapatkan peta topografi yang menggambarkan kondisi permukaan dan situasi daerah kerja sesuai dengan kondisi saat ini. Hasil penggambaran peta tersebut terdapat pada Gambar 3 Gambar 3. Peta Topografi Desa Rejosari, Bantur. Geologi Pemetaan geologi di daerah ini dilakukan dengan metoda pengamatan dan pengukuran singkapan batuan melalui jalur-jalur lintasan yang telah ditentukan. Jalur-jalur tersebut antara lain penyusuran sungai-sungai dan alur liar serta pengamatan singkapan pada tebing dan bukit yang memungkinkan terdapatnya singkapan yang dapat diamati, selain itu perubahan warna soil juga diperhatikan untuk membantu membedakan litologi penyusunnya. Dari hasil pemetaan tersebut litologi pada daerah kerja dapat dikelompokkan ke dalam tiga satuan yaitu Satuan Breksi volkanik, Satuan Batupasir dan Satuan Batugamping. Satuan Batugamping tersusun oleh batugamping klastik dan 259
6 batugamping terumbu dengan tingkat pelarutan yang sangat tinggi. Satuan ini memiliki penyebaran yang luas di bagian baratdaya hingga ke Desa Bantur, dan semakin menipis ke arah utara. Pada bagian atas satuan ini terdapat batulempung berwarna coklat kemerahan, berlapis tipis yang memisahkan antara satuan ini dengan Satuan batupasir yang terdapat di atasnya. Satuan ini diinterpretasikan sebagai bagian dari Formasi Wonosari. Satuan Batupasir, tersusun oleh batupasir tufan yang ringan dengan ukuran pasir halus hingga pasir kasar, pada beberapa tempat disatuan ini terdapat perselingan dan sisipan breksi yang melensis. Kontak satuan ini dengan satuan diatasnya adalah kontak gradasional. Satuan ini diinterpretasikan sebagai anggota dari Formasi Nampol. Satuan Breksi-volkanik tersusun oleh breksi dengan fragmen andesit lapuk berukuran kerakal - bongkah, batuapung, tuff, dengan massa dasar material volkanik berukuran pasir kasar hingga halus. Satuan ini membentuk morfologi punggungan dan perbukitan yang tinggi dengan tingkat pelapukan sangat tinggi sehingga batuan segar sulit didapatkan. Pada satuan ini sering ditemukan sisipan batupasir berlapis tipis. Satuan ini diinterpretasikan sebagai anggota dari Formasi Nampol. Struktur geologi yang terdapat di daerah kerja selain kekar-kekar yang cukup intensif juga terdapat sesar mayor yang saling berpotongan yaitu sesar normal sub vertikal berarah NE SW yang dipotong oleh sesar mendatar dekstral sub vertikal berarah WNW ESE. Sesar normal yang berarah NE- SW memiliki offset yang cukup besar, sehingga sebagian batugamping tersingkap diantara batupasir disekitarnya. Dari sebaran dan kontak antar litologi kemudian dibuat peta sebaran lintasan dan lokasi pengamatan geologi seperti gambar 4. Peta yang merupakan peta utama dalam pembuatan peta geologi ini kemudian dikombinasikan peta iso radon untuk mendapatkan peta geologi yang akurat (gambar 6) 260
7 a b Gambar 4. (a) Singkapan batugamping klastik di S. Jeding Bagian barat Barat, (b) Batugamping terumbu di S. Jeding Bagian barat a b c d Gambar 5. (a) Batupasir S. Jeding bagian timur, (b) Batupasir di S. Jeding bagian barat dekat kontak dengan batugamping, (c) Kontak antara batupasir dengan breksi volkannik, (d) singkapan breksi volkannik. 261
8 Gambar 6. Peta lintasan dan lokasi pengamatan geologi di Desa Rejosari, Bantur. Pengukuran Intensitas Gas Radon Pengukuran intensitas gas radon dilaksanakan setelah kegiatan pemetaan geologi selesai. Hal ini disebabkan karena untuk penentuan titik-titik pengukuran intensitas gas radon diperlukan informasi geologi dari hasil pemetaan geologi lokal. Pengukuran intensitas gas radon dilakukan pada lokasi-lokasi yang berdasarkan hasil pemetaan geologi diduga terdapat sistem frakturasi yang intensif. Pengukuran intensitas gas radon memberikan gambaran mengenai struktur geologi sesar/patahan berdasarkan anomali nilai-nilai intensitas gas radon yang keluar dari sistem fraktur. Pengukuran intensitas gas radon dilakukan dengan menggunakan alat detektor gas radon MARKUS 10. Kegiatan pengukuran tampak pada Gambar 7 Dari hasil pengukuran yang dilakukan, didapatkan nilai gas radon 262
9 berkisar antara 3 66,3 KBq/m 3. Data penyebaran gas radon ini kemudian diolah sehingga didapatkan zona anomali yang menggambarkan zona fraktur yang intensif (gambar 8). Gambar 7. Pengukuran intensitas gas radon di Desa Rejosari, Bantur. Gambar 8. Peta Iso Radon di daerah kerja Desa Rejosari, Bantur, yang menunjukkan pola fraktur di daerah ini. 263
10 Dari peta hasil Iso radon yang dihasilkan tampak zona-zona yang memiliki nilai tinggi (>20 Kbq) membentuk kelurusan berarah NE-SW dan NW-SE, kedua zona ini saling berpotongan dan diinterpretasikan sebagai zona fraktur. Peta iso radon yang dihasilkan kemudian akan dikombinasikan dengan peta hasil pendataan geologi dan radioativitas soil, sehingga didapatkan peta geologi dengan batas litologi dan zona fraktur yang jelas (gambar 9). Gambar 9. Peta Geologi daerah kerja di Desa Rejosari, Bantur. Gambar 10. Penampang geologi A-A berarah Barat - Timur 264
11 Pendataan Hidrogeologi Pendataan hidrogeologi dilakukan dengan metoda pengamatan sumber-sumber air permukaan, antara lain sumur-sumur penduduk dan mata air. Kedalaman sumur-sumur penduduk diukur kedalamannya dengan menggunakan depth meter agar arah aliran air permukaan dapat diketahui.. Identifikasi mata air dan rembesan dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya airtanah yang berhubungan dengan struktur geologi seperti patahan yang berkembang di daerah kerja. Data hasil pendataan hidrogeologi tersebut akan digunaka sebagai pembanding nilai tahanan jenis batuan yang mengandung air dan batuan kering. Pendataan juga dilakukan hingga desa disekitar daerah kerja untuk mengetahui aliran airtanah permukaan. Pelaksanaan kegiatan terdapat pada gambar 11. Daerah kerja merupakan daerah yang sangat kering sehingga sulit didapatkan sumur penduduk yang masih berair, sedangkan pada daerah kerja juga tidak terdapat mata air yang cukup, sehingga sangat sulit untuk menentukan tinggi muka airtanah. Data airtanah permukaan dilakukan hingga jauh ke luar daerah untuk membantu menentukan arah aliran airtanah permukaan. Sumur penduduk di daerah kerja rata-rata memiliki kedalaman m, dengan tebal air hanya 0,5 1 m. Sumber air yang digunakan penduduk saat ini berasal dari air sungai yang dinaikkan dengan jarak 3 3,5 km dari daerah kerja. Dari data mata air disekitar desa ini diketahui bahwa aliran airtanah permukaan mengalir ke arah barat daya. a b 265
12 c d Gambar 11. (a) Mata air Bantur timur (mata air yang terdekat di barat Dsn Kutukan, (b) Mata air S. Jeding yang telah di pasang genset tetapi hilang dan tdk beroperasi lagi (c) Mata air S. Ringin yang telah dipasang pompa submersible, (d) Mata air di tepi sungai Jeding di barat Kurukan. Pengukuran Geolistrik Tahanan Jenis Pengukuran geolistrik tahanan jenis di Desa Rejosari menggunakan metoda vertical electrical sounding (VES) menggunakan konfigurasi elektroda Schlumberger dengan bentangan maksimal 500 meter ke arah kiri kanan dari titik ukur. Kegiatan pengukuran tampak pada Gambar 12. Titik pengukuran yang dapat dilakukan berjumlah 31 titik, dengan sebaran titik seperti pada Gambar 13. Berdasarkan analisis hasil pengukuran geolistrik, lapisan batuan pada Desa Rejosari terbagi menjadi 5 lapisan batuan, yaitu breksi, batupasir-1, batugamping pasiran, batugamping terumbu, dan batupasir-2. Lapisan breksi tersingkap di permukaan terutama pada puncak-puncak bukit dengan kisaran nilai tahanan jenis Ωm. Di bawah lapisan breksi terdapat lapisan batupasir-1. Lapisan batupasir-1 ini di beberapa tempat tersingkpa di permukaan dengan kisaran nilai tahanan jenis 2-39 Ωm. Di dalam lapisan batupasir-1 ini juga terdapat sisipan batulempung yang tidak menerus dengan kisaran nilai tahanan jenis 2-9 Ωm dan tebal ± 3 m. Di bawah lapisan batupasir terdapat lapisan batugamping pasiran dengan kisaran nilai tahanan jenis Ωm dan batugamping 266
13 terumbu dengan kisaran nilai tahanan jenis Ωm. Hubungan kedua batugamping ini menjari, dimana lapisan batugamping terumbu terkadang menghilang atau tidak menerus. Di bawah lapisan batugamping ini terdapat lapisan batupasir-2, dimana keberadaan lapisan batuan ini diketahui dari nilai tahanan jenisnya yang relatif sama dengan lapisan batupasir-1. Lapisan batupasir-2 ini memiliki kisaran nilai tahanan jenis Ωm. Kisaran nilai tahanan jenis batuan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Kisaran nilai tahanan jenis lapisan batuan di Desa Rejosari, Bantur. Lapisan Batuan Nilai Tahanan Jenis (Ωm) Breksi Batupasir Batugamping pasiran Batugamping terumbu Batupasir Gambar 12. Pengukuran geolistrik tahanan jenis konfigurasi Schlumberger di Desa Rejosari, Bantur. 267
14 Gambar 13. Peta lokasi titik pengukuran geolistrik di Desa Rejosari, Bantur. Dari hasil pengukuran dan permukaan dan bawah permukaan pengolahan data tahanan jenis dibuat lapisan batuan. Penampang korelasi suatu korelasi titik-titik pengukuran tahanan jenis vertikal batuan dapat menjadi suatu penampang tahanan jenis dilihat pada gambar 14 dan gambar vertikal untuk mendapatkan gambaran 15. Gambar 14. Penampang korelasi tahanan jenis vertikal SW NE Desa Rejosari, Bantur. 268
15 Gambar 15. Penampang korelasi tahanan jenis vertikal W E Desa Rejosari, Bantur. Dari seluruh kegiatan yang dilaksanakan maka diperlukan analisis yang menyeluruh untuk mendapatkan akuifer yang potensial. Pada tahap ini dilakukan pemilihan lokasi yang paling potensial hasil pengukuran tahanan jenis baik tebal maupun sebarannya serta didukung keberadaan fraktur disekitarnya yang diketahui dari pemetaan geologi dan pengukuran intensitas gas radon. PEMBAHASAN Lokasi kerja terletak pada koordinat X = , ,193 m; Y = , ,603 m; Z = 325, ,166 mdpl, dengan litologi yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga satuan yaitu Satuan Breksi volkanik, Satuan Batupasir dan Satuan Batugamping. Dari hasil pengukuran didapatkan nilai gas radon berkisar antara 3 66,3 KBq/m 3 yang menunjukkan zona-zona yang memiliki nilai tinggi (>20 Kbq) membentuk kelurusan berarah NE-SW dan NW-SE, kedua zona ini saling berpotongan dan diinterpretasikan sebagai zona fraktur. Dari data fraktur ini kemudian dipilih lokasi hasil pengukuran tahanan jenis dengan akuifer terbaik yang didukung oleh fraktur. Batupasir-2 dengan kisaran nilai tahanan jenis Ωm diharapkan dapat menjadi akuifer potensial. Dengan nilai tahanan jenis Ωm diduga lapisan batupasir-2 ini berada pada kondisi jenuh air. Ketebalan lapisan batupasir-2 ini lebih dari 29 m dengan kedalaman top akuifer batupasir-2 ± 150 m. Titik potensial 1 berada di lokasi pengukuran RJS-11 dengan kedalaman top akuifer 163 m dan tebal lebih dari 29 meter. Lokasi ini berada pada koordinat UTM zona 49M mT ; 269
16 mU dengan elevasi 359,6 mdpl. Profil tahanan jenis vertikal lokasi potensial 1 dapat dilihat pada gambar 16. Gambar 16. Profil tahanan jenis vertikal RJS-11 (TP-1) Titik potensial 2 berada di lokasi pengukuran RJS-15 dengan kedalaman top akuifer 160,8 meter dan tebal lebih dari 29 meter. Lokasi ini berada pada koordinat UTM zona 49M ; dengan elevasi 358,7mdpl. Profil tahanan jenis vertikal lokasi potensial 2 dapat dilihat pada gambar 4.5. Gambar 17. Profil tahanan jenis vertikal RJS-15 (TP-2) 270
17 1 2 2 Lokasi Potensial Gambar 18. Peta Lokasi Potensial untuk Pemboran Airtanah-dalam di Desa Rejosari, Bantur. Gambar 19. Lokasi titik potensial 1 dan 2 Desa Rejosari, Bantur. KESIMPULAN Dari kegiatan yang telah dilaksanakan maka secara umum dapat disimpulkan : 1. Kondisi daerah kerja merupakan daerah dengan morfologi dataran hingga perbukitan berlereng landai, secara umum tersusun atas litologi batugamping, batupasir dan batuan volkanik, dengan struktur geologi yang berkembang baik yaitu sesar 271
18 mayor dan sesar minor serta kekar yang intensif. 2. Dari hasil pengukuran didapatkan nilai gas radon berkisar antara 3 66,3 KBq/m 3 yang menunjukkan zona-zona yang memiliki nilai tinggi (>20 Kbq/m 3 ) membentuk kelurusan berarah NE-SW dan NW- SE, kedua zona ini saling berpotongan dan diinterpretasikan sebagai zona fraktur. 3. Akuifer potensial batupasir-2 karena diduga berada pada kedalaman top akuifer berupa lapisan batupasir dengan kedalaman ± 150 m, kondisi jenuh air, dengan ketebalan lebih dari 29 m. 4. Didapatkan 2 titik potensial yaitu berada di lokasi pengukuran RJS-11 (49M mT ; mU; 359,6 mdpl) dengan kedalaman top akuifer 163 m dan tebal lebih dari 29 meter, dan pada RJS-15 (49M ; : 358,7mdpl) dengan kedalaman top akuifer 160,8 meter dan tebal lebih dari 29 meter. DAFTAR PUSTAKA 1. Seyhan, E. Fundamentals of Hydrology. Geografisch Institut der Rijks Universiteit te Utrecht, Utrecht, Simoen, S. Sistem Akuifer di Lereng Gunung Api Merapi bagian Timur dan Tenggara : studi kasus di kompleks Mataair Sungsang Boyolali Jawa Tengah. Majalah Geografi Indonesia 15 (1) : , Fetter, C.W. Applied Hydrogeology. Second edition. MacMillan, New York, Arsyad, S. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor, M.Z. Sjafrudin dan S. Hamidi, 1992, Peta geologi regional lembar Blitar, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung, Hidrogeologi Indonesia lembar X Kediri, Direktorat Geologi Tata Lingkungan, Bandung, il/barat/jatim/malang.pdf 8. Bouwer, H. Ground Water Hydrology. McGraw-Hill Book Company., New York Todd, D.K., Mays, L.W. Ground Water Hydrology. John Wiley and Sons Inc., New York Asdak, C. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gajah Mada University Press. Yogyakarta,
19 273
Eksplorium ISSN Volume 32 No. 2, November 2011:
Eksplorium ISSN 0854 1418 Volume 32 No. 2, November 2011: 125-138 KOMBINASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS BATUAN DAN GEOLISTRIK DALAM MENENTUKAN AKUIFER AIRTANAH POTENSIAL DI DESA SUMBERMANJING KULON, PAGAK,
Lebih terperinciInterpretasi Data Geofisika untuk Penentuan Titik Pemboran Air Tanah di Daerah Mertoyudan, Kab. Magelang, Provinsi Jawa Tengah
Interpretasi Data Geofisika untuk Penentuan Titik Pemboran Air Tanah di Daerah Mertoyudan, Kab. Magelang, Provinsi Jawa Tengah Puji Pratiknyo, Arif Rianto BN, Winda Fakultas Teknologi Mineral, UPN Veteran
Lebih terperinciEksplorium ISSN Volume 34 No. 1, Mei 2013: 63-74
Eksplorium ISSN 0854 1418 Volume 34 No. 1, Mei 2013: 63-74 PENGUKURAN GEOLISTRIK DAN INTENSITAS GAS RADON PADA PENENTUAN DAERAH POTENSIAL UNTUK PEMBORAN AIR TANAH-DALAM DESA LEBENG BARAT PASONGSONGAN,
Lebih terperinciRustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia
IDENTIFIKASI AKUIFER AIRTANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK DI DESA OU KECAMATAN SOJOL IDENTIFICATION GROUNDWATER AQUIFERS METHOD USING GEOELECTRIC DISTRICT IN THE VILLAGE OU SOJOL Rustan Efendi
Lebih terperinciMENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU
MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU Heri Gokdi 1, M. Edisar 2, Juandi M 3 1 Mahasiswa Program Studi S1
Lebih terperinciPENDUGAAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI DESA TELLUMPANUA KEC.TANETE RILAU KAB. BARRU SULAWESI-SELATAN
PENDUGAAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI DESA TELLUMPANUA KEC.TANETE RILAU KAB. BARRU SULAWESI-SELATAN Hasbi Bakri¹, Jamal Rauf Husain², Firdaus¹ 1. Jurusan Teknik Pertambangan Universitas
Lebih terperinci, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10
IDENTIFIKASI ZONA BIDANG GELINCIR DAERAH RAWAN LONGSOR HASIL PROSES TEKTONISME KOMPLEKS DI DISTRIK NAMROLE, KABUPATEN BURRU SELATAN, PULAU BURRU, MALUKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESISTIVITAS KONFIGURASI
Lebih terperinciANALISIS KARAKTERISTIK AKUIFER BERDASARKAN PENDUGAAN GEOLISTRIK DI PESISIR KABUPATEN CILACAP JAWA TENGAH
ANALISIS KARAKTERISTIK AKUIFER BERDASARKAN PENDUGAAN GEOLISTRIK DI PESISIR KABUPATEN CILACAP JAWA TENGAH Setyawan Purnama 1, Erik Febriarta 2, Ahmad Cahyadi 3, Nurul Khakhim 4, Lili Ismangil 5 dan Hari
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Bentuk dan Pola Umum Morfologi Daerah Penelitian Bentuk bentang alam daerah penelitian berdasarkan pengamatan awal tekstur berupa perbedaan tinggi dan relief yang
Lebih terperinciMENENTUKAN AKUIFER LAPISAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN GRIYO PUSPITO DAN BUMI TAMPAN LESTARI
MENENTUKAN AKUIFER LAPISAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN GRIYO PUSPITO DAN BUMI TAMPAN LESTARI Mando Parhusip 1, Riad Syech 2, Sugianto 2 e-mail:mandoparhusip89@gmail.com
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KEDALAMAN MUKA AIR TANAH MENGGUNAKAN STUDI GEOLOGI DAN GEOFISIKA UNTUK PERENCANAAN KETERSEDIAAN AIR BERSIH DUSUN SILUK II, IMOGIRI
IDENTIFIKASI KEDALAMAN MUKA AIR TANAH MENGGUNAKAN STUDI GEOLOGI DAN GEOFISIKA UNTUK PERENCANAAN KETERSEDIAAN AIR BERSIH DUSUN SILUK II, IMOGIRI Faid Muhlis 1*, Risca Listyaningrum 1, Robby Septiana P 1,
Lebih terperinciBAB IV GEOMORFOLOGI DAN TATA GUNA LAHAN
BAB IV GEOMORFOLOGI DAN TATA GUNA LAHAN 4.1 Geomorfologi Pada bab sebelumnya telah dijelaskan secara singkat mengenai geomorfologi umum daerah penelitian, dan pada bab ini akan dijelaskan secara lebih
Lebih terperinciOleh : Tyas Putri Maharani ( ABSTRACT
KAJIAN PENGARUH PENGAMBILAN AIRTANAH LOKASI SEKITAR RUMAHSAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS DIPONEGORO TERHADAP SUMBER AIR MASYARAKAT DENGKEKSARI, KECAMATAN TEMBALANG, KOTA SEMARANG Oleh : Tyas Putri Maharani
Lebih terperinciGEOMETRI AKUIFER BERDASARKAN DATA GEOLISTRIK DAN SUMUR PEMBORAN DI DAERAH JASINGA, KECAMATAN JASINGA, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT
GEOMETRI AKUIFER BERDASARKAN DATA GEOLISTRIK DAN SUMUR PEMBORAN DI DAERAH JASINGA, KECAMATAN JASINGA, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT Febriwan Mohamad, Undang Mardiana, Yuyun Yuniardi, M. Kurniawan Alfadli
Lebih terperinciEksplorium ISSN Volume 34 No. 2, November 2013:
Eksplorium ISSN 0854-1418 Volume 34 No. 2, November 2013: 121 136 PELACAKAN AIR TANAH DI DESA MBUIT, KABUPATEN MANGGARAI BARAT, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Suharji, Muhammad Nurdin, Adhika Junara Karunianto,
Lebih terperinciSeminar Nasional Ke III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran
Pemetaan Potensi Airtanah Menggunakan Metode Geolistrik 1- Dimensi (VES) Sub DAS Cileles Untuk Identifikasi Area Recharge dan Discharge, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat Undang Mardiana 1), Boy
Lebih terperinciIdentifikasi Awal Model Akuifer pada Mata Air Umbulan dengan Menggunakan Geolistrik Konfigurasi Schlumberger
Jurnal APLIKASI mor, Agustus 201 Volume 12, Nomor 1, Pebruari 20142 Identifikasi Awal Model Akuifer pada Mata Air Umbulan dengan Menggunakan Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Tatas 1), Mahendra A. M.
Lebih terperinciEksplorium ISSN Volume 34 No. 1, Mei 2013: 11-22
Eksplorium ISSN 0854 1418 Volume 34 No. 1, Mei 2013: 11-22 ANALISIS KEDALAMAN POTENSI AKUIFER AIR TANAH DENGAN PEMODELAN DISTRIBUSI TAHANAN JENIS SECARA INVERSI 2-D DESA KOMPAS RAYA, NANGA PINOH, MELAWI,
Lebih terperinciPENENTUAN KEDALAMAN AKUIFER BEBAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER
PENENTUAN KEDALAMAN AKUIFER BEBAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER Muhammad Hafis 1, Juandi 2, Gengky Moriza 3 1 Mahasiswa Program S1 Fisika FMIPA-UR 2 Dosen Jurusan Fisika
Lebih terperinciEKSPLORASI BIJIH BESI DENGAN METODE DIPOLE-DIPOLE DAN GEOMAGNET DI WILAYAH GANTUNG, KABUPATEN BLITUNG TIMUR, PROVINSI BLITUNG
EKSPLORASI BIJIH BESI DENGAN METODE DIPOLE-DIPOLE DAN GEOMAGNET DI WILAYAH GANTUNG, KABUPATEN BLITUNG TIMUR, PROVINSI BLITUNG Andi Agus Noor Laboratorium Geofisika, Fakutas Teknik Geologi, UNPAD ABSTRACT
Lebih terperinciPOTENSI AKUIFER DAERAH DESA WATUBONANG KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO PROPINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN DATA GEOLISTRIK
POTENSI AKUIFER DAERAH DESA WATUBONANG KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO PROPINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN DATA GEOLISTRIK Fivry Wellda Maulana Jurusan Teknik Geologi,, IST. AKPRIND Yogyakarta Abstrak
Lebih terperinciDinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jhoni Anwar No. 85 Lapai, Padang 25142, Telp : (0751)
PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI SCHLUMBERGER (Jorong Tampus Kanagarian Ujung Gading Kecamatan Lembah Malintang Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat) Arif
Lebih terperinciPENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)
Jurnal Fisika Vol. 3 No. 2, Nopember 2013 117 PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI) Munaji*, Syaiful Imam, Ismi Lutfinur
Lebih terperinciSTRATIGRAFI BATUAN DAN KONDISI AKUIFER DI KAWASAN WISATA CANDI BOROBUDUR DAN PRAMBANAN
JRL Vol.6 No.1 Hal. 79-88 Jakarta, Maret 2010 ISSN : 2085-3866 STRATIGRAFI BATUAN DAN KONDISI AKUIFER DI KAWASAN WISATA CANDI BOROBUDUR DAN PRAMBANAN Ig. Setyawan Purnama Fakultas Geografi, Universitas
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN III.1 GEOMORFOLOGI III.1.1 Morfologi Daerah Penelitian Morfologi yang ada pada daerah penelitian dipengaruhi oleh proses endogen dan proses eksogen. Proses endogen merupakan
Lebih terperinciGEOLOGI DAERAH KLABANG
GEOLOGI DAERAH KLABANG Geologi daerah Klabang mencakup aspek-aspek geologi daerah penelitian yang berupa: geomorfologi, stratigrafi, serta struktur geologi Daerah Klabang (daerah penelitian). 3. 1. Geomorfologi
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POLA AKUIFER DI SEKITAR DANAU MATANO SOROAKO KAB. LUWU TIMUR Zulfikar, Drs. Hasanuddin M.Si, Syamsuddin, S.Si, MT
IDENTIFIKASI POLA AKUIFER DI SEKITAR DANAU MATANO SOROAKO KAB. LUWU TIMUR Zulfikar, Drs. Hasanuddin M.Si, Syamsuddin, S.Si, MT Program Studi Geofisika Jurusan Fisika FMIPA Universitas Hasanuddin Jl. Perintis
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1. Geomorfologi Daerah Penelitian 3.1.1 Geomorfologi Kondisi geomorfologi pada suatu daerah merupakan cerminan proses alam yang dipengaruhi serta dibentuk oleh proses
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI
BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI 4.1 Struktur Sesar Struktur sesar yang dijumpai di daerah penelitian adalah Sesar Naik Gunungguruh, Sesar Mendatar Gunungguruh, Sesar Mendatar Cimandiri dan Sesar Mendatar
Lebih terperinciBAB IV HIDROGEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB IV HIDROGEOLOGI DAERAH PENELITIAN Berdasarkan klasifikasi Mendel (1980) sistem hidrogeologi daerah penelitian adalah sistem akifer volkanik. Pada sistem akifer volkanik ini batuan segar yang mempunyai
Lebih terperinciPOTENSI AIRTANAH BERDASARKAN NILAI RESISTIVITAS BATUAN DI KELURAHAN CANGKORAH, KECAMATAN BATUJAJAR, KABUPATEN BANDUNG BARAT
POTENSI AIRTANAH BERDASARKAN NILAI RESISTIVITAS BATUAN DI KELURAHAN CANGKORAH, KECAMATAN BATUJAJAR, KABUPATEN BANDUNG BARAT Febriwan Mohammad 1, Undang Mardiana 1, Yuyun Yuniardi 1, Yusi Firmansyah 1,
Lebih terperinciJURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 6 No. 1 Agustus 2013
POTENSI AKUIFER DAERAH DESA KARANGMOJO KECAMATAN WERU KABUPATEN SUKOHARJO PROPINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN DATA GEOLISTRIK Fivry Wellda Maulana 1 1 Jurusan Teknik Geologi, Institut Sains & Teknologi AKPRIND
Lebih terperinciJurnal APLIKASI ISSN X
Volume 3, Nomor 1, Agustus 2007 Jurnal APLIKASI Identifikasi Potensi Sumber Daya Air Kabupaten Pasuruan Sukobar Dosen D3 Teknik Sipil FTSP-ITS email: sukobar@ce.its.ac.id ABSTRAK Identifikasi Potensi Sumber
Lebih terperinciSURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI KELURAHAN BONTO RAYA KECAMATAN BATANG KABUPATEN JENEPONTO
SURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI KELURAHAN BONTO RAYA KECAMATAN BATANG KABUPATEN JENEPONTO Rosmiati S, Pariabti Palloan, Nasrul Ihsan Prodi Fisika Jurusan Fisika FMIPA
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
Interpretasi Lapisan Akuifer Air Tanah Menggunakan Metode Geolistrik Di Kampung Horna Baru Dan Kampung Muturi Distrik Manimeri Kabupaten Teluk Bintuni Provinsi Papua Barat Karmila Laitupa, Putri Nova H.D,
Lebih terperinciPOTENSI AIR TANAH DANGKAL DAERAH KECAMATAN NGEMPLAK DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA
POTENSI AIR TANAH DANGKAL DAERAH KECAMATAN NGEMPLAK DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA Imam Fajri D. 1, Mohamad Sakur 1, Wahyu Wilopo 2 1Mahasiswa Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK AKUIFER BEBAS DAN HASIL AMAN PENURAPAN AIRTANAH KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN
STUDI KARAKTERISTIK AKUIFER BEBAS DAN HASIL AMAN PENURAPAN AIRTANAH KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN Nor Muhamad Iskandar nor.muh.i@mail.ugm.ac.id Tjahyo Nugroho Adji adji@geo.ugm.ac.id Abstract Trucuk
Lebih terperinciBAB 4 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA
BAB 4 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA Pengolahan dan interpretasi data geofisika untuk daerah panas bumi Bonjol meliputi pengolahan data gravitasi (gaya berat) dan data resistivitas (geolistrik)
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
TEKNIK PENDUGAAN SEBARAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK DI KAWASAN PERKOTAAN Nanang Saiful Rizal, 1*, Totok Dwi Kuryanto 2*. 1,2 Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciPemetaan Akuifer Air Tanah Di Sekitar Candi Prambanan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis
JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 1 (1) 37-44 dapat diakses melalui http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo Pemetaan Akuifer Air Tanah Di Sekitar Candi Prambanan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta
Lebih terperinciAPLIKASI TEKNOLOGI EKSPLORASI UNTUK MEMAHAMI KONDISI AIR TANAH DI DAERAH PADANG LUAS KABUPATEN TANAH LAUT
APLIKASI TEKNOLOGI EKSPLORASI UNTUK MEMAHAMI KONDISI AIR TANAH DI DAERAH PADANG LUAS KABUPATEN TANAH LAUT Teguh Prayogo Pusat Teknologi Sumberdaya Mineral, BPPT Jl. MH. Thamrin No. 8 Jakarta Pusat Abstract
Lebih terperinciAPLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN
APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN Eka Ayu Tyas Winarni 1, Darsono 1, Budi Legowo 1 ABSTRAK. Identifikasi
Lebih terperinciBAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi 3.1.1 Geomorfologi Daerah Penelitian Secara umum, daerah penelitian memiliki morfologi berupa dataran dan perbukitan bergelombang dengan ketinggian
Lebih terperinciSURVEY GEOLISTRIK DI DAERAH PANAS BUMI KAMPALA KABUPATEN SINJAI SULAWESI SELATAN
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHN 7 PSAT SMBER DAYA GEOLOGI SRVEY GEOLISTRIK DI SLAWESI SELATAN Bakrun 1, Sri Widodo 2 Kelompok Kerja Panas Bumi SARI Pengukuran geolistrik
Lebih terperinciPendugaan Akuifer serta Pola Alirannya dengan Metode Geolistrik Daerah Pondok Pesantren Gontor 11 Solok Sumatera Barat
Pendugaan Akuifer serta Pola Alirannya dengan Metode Geolistrik Daerah Pondok Pesantren Gontor 11 Solok Sumatera Dwi Ajeng Enggarwati 1, Adi Susilo 1, Dadan Dani Wardhana 2 1) Jurusan Fisika FMIPA Univ.
Lebih terperinciGambar 2. Lokasi Penelitian Bekas TPA Pasir Impun Secara Administratif (http://www.asiamaya.com/peta/bandung/suka_miskin/karang_pamulang.
BAB II KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1 Geografis dan Administrasi Secara geografis daerah penelitian bekas TPA Pasir Impun terletak di sebelah timur pusat kota bandung tepatnya pada koordinat 9236241
Lebih terperinciIDENTIFIKASI BATUPASIR SEBAGAI AKUIFER DENGAN APLIKASI GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DI KECAMATAN GABUS KABUPATEN GROBOGAN)
IDENTIFIKASI BATUPASIR SEBAGAI AKUIFER DENGAN APLIKASI GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DI KECAMATAN GABUS KABUPATEN GROBOGAN) Faizal Ahmad, Sugeng Widada dan Agus Setyawan Departemen Fisika,
Lebih terperinciDAFTAR ISI COVER HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1. I.1.
DAFTAR ISI COVER i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI vi DAFTAR GAMBAR x DAFTAR TABEL xvi SARI xvii BAB I PENDAHULUAN 1 I.1. Latar Belakang 1 I.2. Rumusan Masalah
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemodelan tahanan jenis dilakukan dengan cara mencatat nilai kuat arus yang diinjeksikan dan perubahan beda potensial yang terukur dengan menggunakan konfigurasi wenner. Pengukuran
Lebih terperinciEksplorasi Air Tanah di Pandaan
Technical Paper Eksplorasi Air Tanah di Pandaan Groundwater Exploration at Pandaan, East Java Roh Santoso Budi Waspodo 1 Abstract This geoelectricity survey was conducted to get an idea of the distribution
Lebih terperinciFoto 3.21 Singkapan Batupasir Sisipan Batulempung Karbonan pada Lokasi GD-4 di Daerah Gandasoli
Lokasi pengamatan singkapan atupasir sisipan batulempung karbonan adalah pada lokasi GD-4 ( Foto 3.21) di daerah Gandasoli. Singkapan ini tersingkap pada salah satu sisi sungai. Kondisi singkapan segar.
Lebih terperinciAbstrak
PENENTUAN KARAKTERISTIK ENDAPAN MINERAL LOGAM BERDASARKAN DATA INDUCED POLARIZATION (IP) PADA DAERAH PROSPEK CBL, BANTEN Wahyu Trianto 1, Adi Susilo 1, M. Akbar Kartadireja 2 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Lebih terperinciInterpretasi Data Geolistrik untuk Memetakan Potensi Air Tanah dalam Menunjang Pengembangan Data Hidrogeologi di Kabupaten Jombang, Jawa Timur
JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 9, NOMOR 2 JUNI 2013 Interpretasi Data Geolistrik untuk Memetakan Potensi Air Tanah dalam Menunjang Pengembangan Data Hidrogeologi di Kabupaten Jombang, Jawa Timur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Manusia merupakan mahluk hidup yang memiliki hubungan yang erat dengan lingkungan. Manusia akan memanfaatkan Sumberdaya yang ada di Lingkungan. Salah satu sumberdaya
Lebih terperinciBAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Bentukan bentang alam yang ada di permukaan bumi dipengaruhi oleh proses geomorfik. Proses geomorfik merupakan semua perubahan baik fisik maupun
Lebih terperinciPEMODELAN AKUIFER AIR TANAH UNTUK MASYARAKAT PESISIR LINGKUNGAN BAHER KABUPATEN BANGKA SELATAN. Mardiah 1, Franto 2
PEMODELAN AKUIFER AIR TANAH UNTUK MASYARAKAT PESISIR LINGKUNGAN BAHER KABUPATEN BANGKA SELATAN Mardiah 1, Franto 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Bangka Belitung Abstrak Keterbatasan
Lebih terperinciKonfigurasi Geologi Bawah Permukaan Untuk Menelusuri Zona Kontaminasi di Daerah Jatinangor dan Rancaekek, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung
Konfigurasi Geologi Bawah Permukaan Untuk Menelusuri Zona Kontaminasi di Daerah Jatinangor dan Rancaekek, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung Undang Mardiana 1), Febriwan Mohamad 1), M. Kurniawan
Lebih terperinciJurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 2, April 2013 ISSN
INVESTIGASI BIDANG GELINCIR PADA LERENG MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DUA DIMENSI (Studi Kasus: Kelurahan Lumbung Bukit Kecamatan Pauh Padang) Muhammad Iqbal Sy, Arif Budiman Jurusan Fisika
Lebih terperinciPEMETAAN AKUIFER AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains
PEMETAAN AKUIFER AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS (Jorong Ranah Salido Kanagarian Ujung Gading Kabupaten Pasaman Barat Sumatera Barat) TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Lebih terperinciANALISIS AIR BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK
ISSN 978-5283 Juandi 2008: 2 (2) ANALISIS AIR BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK Juandi Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 2,5 Simp. Panam Pekanbaru, 2893 Telp/Fax (076) 63273
Lebih terperinciPROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9 PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 6-7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA
PENGARUH KARAKTERISTIK LITOLOGI TERHADAP LAJU INFILTRASI, STUDI KASUS DAERAH NGALANG DAN SEKITARNYA, KECAMATAN GEDANGSARI, KABUPATEN GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Ading Tri Yangga * Wawan Budianta
Lebih terperinciSURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR
SURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR Roswita, Lantu a, Syamsuddin b Program Studi Geofisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika
Lebih terperinciGEOLOGI DAERAH DESA TANJUNGRASA dan SEKITARNYA KECAMATAN TANJUNGSARI, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT
GEOLOGI DAERAH DESA TANJUNGRASA dan SEKITARNYA KECAMATAN TANJUNGSARI, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT TUGAS AKHIR A Disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu Program Studi Teknik Geologi,
Lebih terperinciMETODE GEOLISTRIK UNTUK MENDETEKSI AKUIFER AIRTANAH DI DAERAH SULIT AIR (STUDI KASUS DI KECATAMAN TAKERAN, PONCOL DAN PARANG, KABUPATEN MAGETAN)
METODE GEOLISTRIK UNTUK MENDETEKSI AKUIFER AIRTANAH DI DAERAH SULIT AIR (STUDI KASUS DI KECATAMAN TAKERAN, PONCOL DAN PARANG, KABUPATEN MAGETAN) METODE GEOLISTRIK UNTUK MENDETEKSI AKUIFER AIRTANAH DI DAERAH
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Daerah Penelitian 3.1.1 Morfologi Umum Daerah Penelitian Daerah penelitian berada pada kuasa HPH milik PT. Aya Yayang Indonesia Indonesia, yang luasnya
Lebih terperinciPenerapan Metode Geolistrik Untuk Identifikasi Pola Penyebaran Zona Asin Di Bledug Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah
ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2012) Vol.2 No.7 halaman 73 April 2012 Penerapan Metode Geolistrik Untuk Identifikasi Pola Penyebaran Zona Asin Di Bledug Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah
Lebih terperinciIdentifikasi Akuifer Dangkal dan Akuifer Dalam dengan Metode Geolistrik (Kasus: Di Kecamatan Masaran)
ISSN:2089-0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2016) Vol. No. Halaman 40 April 2016 Identifikasi Akuifer Dangkal dan Akuifer Dalam dengan Metode Geolistrik (Kasus: Di Kecamatan Masaran) Darsono
Lebih terperincie-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika
STUDI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER (Study kasus Stadion Universitas Brawijaya, Malang) ABSTRAK: Arif Rahman Hakim 1, Hairunisa 2 STKIP
Lebih terperinciBAB II GEOMORFOLOGI 2. 1 Fisiografi Regional Jawa Tengah
BAB II GEOMORFOLOGI 2. 1 Fisiografi Regional Jawa Tengah Van Bemmelen (1949) membagi Jawa Tengah menjadi beberapa zona fisiografi (Gambar 2.1), yaitu: 1. Dataran Aluvial Jawa bagian utara. 2. Antiklinorium
Lebih terperinciPENYEBARAN AKUIFER DI FORMASI NANGGULAN PADA SISI TIMUR DOME KULON PROGO BERDASARKAN DATA SOUNDING RESISTIVITY
PENYEBARAN AKUIFER DI FORMASI NANGGULAN PADA SISI TIMUR DOME KULON PROGO BERDASARKAN DATA SOUNDING RESISTIVITY Winarti 1, Hill Gendoet Hartono 1 1 Jurusan Teknik Geologi Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Lebih terperinciUmur GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
Foto 3.7. Singkapan Batupasir Batulempung A. SD 15 B. SD 11 C. STG 7 Struktur sedimen laminasi sejajar D. STG 3 Struktur sedimen Graded Bedding 3.2.2.3 Umur Satuan ini memiliki umur N6 N7 zonasi Blow (1969)
Lebih terperinciBAB IV KONDISI HIDROGEOLOGI
BAB IV KONDISI HIDROGEOLOGI IV.1 Kondisi Hidrogeologi Regional Secara regional daerah penelitian termasuk ke dalam Cekungan Air Tanah (CAT) Bandung-Soreang (Distam Jabar dan LPPM-ITB, 2002) dan Peta Hidrogeologi
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN Berdasarkan pengamatan awal, daerah penelitian secara umum dicirikan oleh perbedaan tinggi dan ralief yang tercermin dalam kerapatan dan bentuk penyebaran kontur pada
Lebih terperinciDinisa Hanifa 1, Ibrahim Sota 1, Simon Sadok Siregar 1
PENENTUAN LAPISAN AKUIFER AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI DESA SUNGAI JATI KECAMATAN MATARAMAN KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN Dinisa Hanifa 1, Ibrahim Sota 1, Simon
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
BAB II TINJAUAN UMUM Kegiatan penelitian dilakukan di Laboratorium BALAI BESAR KERAMIK Jalan Jendral A. Yani 392 Bandung. Conto yang digunakan adalah tanah liat (lempung) yang berasal dari Desa Siluman
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Bentukan topografi dan morfologi daerah penelitian adalah interaksi dari proses eksogen dan proses endogen (Thornburry, 1989). Proses eksogen adalah proses-proses
Lebih terperinciPOTENSI SUMBERDAYA AIR TANAH DI SURABAYA BERDASARKAN SURVEI GEOLISTRIK TAHANAN JENIS
POTENSI SUMBERDAYA AIR TANAH DI SURABAYA BERDASARKAN SURVEI GEOLISTRIK TAHANAN JENIS Oleh : Mardi Wibowo *) Abstrak Surabaya merupakan salah satau kota terbesar di Indonesia dan sebagai pusat kegiatan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KEDALAMAN AQUIFER DI KECAMATAN BANGGAE TIMUR DENGAN METODA GEOLISTRIK TAHANAN JENIS
IDENTIFIKASI KEDALAMAN AQUIFER DI KECAMATAN BANGGAE TIMUR DENGAN METODA GEOLISTRIK TAHANAN JENIS Salwah, Syamsuddin, Maria*) *) Program Studi Geofisika FMIPA Unhas salwahasruddin@yahoo.com SARI BACAAN
Lebih terperinciEKSPLORASI ENERGI PANAS BUMI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOFISIKA DI LAPANGAN PANAS BUMI TAMBU, KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH.
EKSPLORASI ENERGI PANAS BUMI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOFISIKA DI LAPANGAN PANAS BUMI TAMBU, KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH Tugas Akhir Disusun sebagai syarat menyelesaikan tahap sarjana S-1 Program
Lebih terperinciInterpretasi Bawah Permukaan. (Aditya Yoga Purnama) 99. Oleh: Aditya Yoga Purnama 1*), Denny Darmawan 1, Nugroho Budi Wibowo 2 1
Interpretasi Bawah Permukaan. (Aditya Yoga Purnama) 99 INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN ZONA KERENTANAN LONGSOR DI DESA GERBOSARI, KECAMATAN SAMIGALUH, KABUPATEN KULONPROGO MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modern ini, baik untuk kebutuhan sehari-hari yang bersifat individu maupun
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Air memiliki peranan yang sangat penting dalam kebutuhan pada jaman modern ini, baik untuk kebutuhan sehari-hari yang bersifat individu maupun kebutuhan bagi industri
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 GEOMORFOLOGI Bentuk morfologi dan topografi di daerah penelitian dipengaruhi oleh proses eksogen yang bersifat destruktif dan proses endogen yang berisfat konstruktif.
Lebih terperinciPOLA ALIRAN AIR BAWAH TANAH DI PERUMNAS GRIYA BINA WIDYA UNRI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI ELEKTRODA SCHLUMBERGER
Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia (KFI) Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. Edisi April 206. ISSN.42-2960 POLA ALIRAN AIR BAWAH TANAH DI PERUMNAS GRIYA BINA WIDYA UNRI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup di muka bumi. Makhluk hidup khususnya manusia melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air tanah merupakan sumber daya yang sangat bermanfaat bagi semua makhluk hidup di muka bumi. Makhluk hidup khususnya manusia melakukan berbagai cara untuk memenuhi
Lebih terperinciGEOLOGI DAERAH CIHEA DAN SEKITARNYA, KECAMATAN BOJONGPICUNG KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT
GEOLOGI DAERAH CIHEA DAN SEKITARNYA, KECAMATAN BOJONGPICUNG KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT TUGAS AKHIR A Disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu Program Studi Teknik Geologi, Fakultas
Lebih terperinciPENDUGAAN KETERDAPATAN AKIFER AIRTANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK DI KECAMATAN SUKATANI - KABUPATEN PURWAKARTA
PENDUGAAN KETERDAPATAN AKIFER AIRTANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK DI KECAMATAN SUKATANI - KABUPATEN PURWAKARTA Febriwan Mohamad & Yusi Firmansyah Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran ABSTRACT
Lebih terperinciKONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH
KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH Asmoro Widagdo*, Sachrul Iswahyudi, Rachmad Setijadi, Gentur Waluyo Teknik Geologi, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus berkembang bukan hanya dalam hal kuantitas, namun juga terkait kualitas
PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Air merupakan kebutuhan utama setiap makhluk hidup, terutama air tanah. Kebutuhan manusia yang besar terhadap air tanah mendorong penelitian
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1. Geomorfologi Daerah Penelitian 3.1.1 Geomorfologi Kondisi geomorfologi pada suatu daerah merupakan cerminan proses alam yang dipengaruhi serta dibentuk oleh proses
Lebih terperinciGEOLOGI DAERAH CIAMPEA-LEUWILIANG, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT TUGAS AKHIR A
GEOLOGI DAERAH CIAMPEA-LEUWILIANG, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT TUGAS AKHIR A Diajukan sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Strata Satu di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 GEOMORFOLOGI Analisa geomorfologi merupakan sebuah tahapan penting dalam penyusunan peta geologi. Hasil dari analisa geomorfologi dapat memudahkan dalam pengerjaan
Lebih terperinciEKSPLORASI SUMBERDAYA AIR TANAH DI DAERAH HANDIL BABIRIK KABUPATEN TANAH LAUT
EKSPLORASI SUMBERDAYA AIR TANAH DI DAERAH HANDIL BABIRIK KABUPATEN TANAH LAUT Oleh : Teguh Prayogo Peneliti Bidang Geografi Fisik di Pusat Teknologi Sumberdaya Mineral, BPPT Abstract Ground water is water
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Daerah Penelitian 3.1.1 Morfologi Umum Daerah Penelitian Morfologi secara umum daerah penelitian tercermin dalam kerapatan dan bentuk penyebaran kontur
Lebih terperinciPENENTUAN LAPISAN PEMBAWA AIR DENGAN METODE TAHANAN JENIS DI DAERAH ATAS TEBING LEBONG ATAS BENGKULU
PENENTUAN LAPISAN PEMBAWA AIR DENGAN METODE TAHANAN JENIS DI DAERAH ATAS TEBING LEBONG ATAS BENGKULU Andik Purwanto Program Studi Fisika J PMIPA FKIP Universitas Bengkulu ABSTRACT This research was conducted
Lebih terperinciPenyelidikan Geolistrik Schlumberger di Daerah Panas Bumi Jaboi Kota Sabang, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam
Penyelidikan Geolistrik Schlumberger di Daerah Panas Bumi Jaboi Kota Sabang, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam Oleh : Sri Widodo, Edi Suhanto Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral Sari Daerah penyelidikan
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 GEOMORFOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1.1 Morfologi Umum Daerah Penelitian Geomorfologi daerah penelitian diamati dengan melakukan interpretasi pada peta topografi, citra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cekungan Air Tanah Magelang Temanggung meliputi beberapa wilayah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Cekungan Air Tanah Magelang Temanggung meliputi beberapa wilayah administrasi di Kabupaten Temanggung, Kabupaten dan Kota Magelang. Secara morfologi CAT ini dikelilingi
Lebih terperinciBerkala Fisika ISSN : Vol 10., No.1, Januari 2007, hal 1-5
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 10., No.1, Januari 2007, hal 1-5 Analisis Geometri Akuifer Dangkal Mengunakan Metode Seismik Bias Reciprocal Hawkins (Studi Kasus Endapan Alluvial Daerah Sioux Park,
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Daerah Penelitian Berdasarkan bentuk topografi dan morfologi daerah penelitian maka diperlukan analisa geomorfologi sehingga dapat diketahui bagaimana
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Inventarisasi Potensi Bahan Tambang di Wilayah Kecamatan Dukupuntang dan Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat Inventory of Mining Potential
Lebih terperinci