PENGARUH MUSIM PANAS DAN MUSIM HUJAN TERHADAP APLIKASI FORMULASI TERKENDALI DIMETOAT PADA TANAMAN KEDELAI
|
|
- Suharto Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 .Pelle/iliall doli Pellgemballgall Ap/ikasi Is%p doli Ramasi, /998 PENGARUH MUSIM PANAS DAN MUSIM HUJAN TERHADAP APLIKASI FORMULASI TERKENDALI DIMETOAT PADA TANAMAN KEDELAI Ulfa T. Syahrir, Ali Rahayu, M. Sulistyati, Sofnie M. CH, dad Made Sumatra Pusat Aplikasi lsotop dan Radiasi, BATAN ABSTRAK PENGARUH MUSIM PANAS DAN MUSIM HUJAN TERHADAP APLIKASI FORMULASI TERKENDALI DIMETOAT PADA TANAMAN KEDELAI. Formulasi terkendali dimetoat (0,0 dimetil s-(nmetil karbonil metil) fosforoditioat) di aplikasikan pada tanaman kedele dati varitas Willis, G-8, G- 7, dan G-. Dilakukan pengamatan terhadap serangan lalat bibit,ulat daun dan kerusakan polong serta residunya pada biji kedelai dan tanah. Pengukuran dilakukan dengan kromatografi gas menggunakan detektor fotometri nyala. Hasilnya menunjukkan bahwa pada musim hujan kerusakan tanaman kedele karena serangan hama lebih rendah daripada musim kemarau dan basil yang didapat 7% lebih banyak. ABSTRACT THE EFFECT OF RAINY AND DRY SEASONS UPON THE APPLICATION OF CONTROLLED- RELEASE OF DIMETHOATE FORMULATION ON SOYBEAN PLANT. Controlled release formulation of dimethoate (0,0 -dimetil s-(metil karbonil metil) fosforoditioate) was applicated on soybean varieties Willis, G-8, G- 7, and G-. The observation was made on damage leaves Rod, and residue on seed and soil. The residue of dimethoate was determined using Gas Chromatography with Flame Photometric Detector. The result on rainy season that damage leaves pod and small and soybean grain 7% more than dry season. PENDAHULUAN Kedelai mernpakan komoditi yang penting selain beras, karena mengandung protein. Kebutullan akan kedelai meningkat terns, sehingga kita melakukan impor kedelai sebesar lebih kurang ton dari Januari sampai Maret 1997 (1). Mengingat manfaat yang besar dari kedelai ini. Pemerintah mengusahakan bermacam-lnacain cara untuk melindunginya antara lain dengan menggunakan insektisida untuk membasmi halna tanalnan. Bentuk insektisida yang banyak dipakai saat ini an tara lain berbentuk serbuk (wettable ~wder) berbentuk cairan (emulsion concentrate) dad berbentuk butiran (~ular), sedangkan aplikasinya ada yang disemprotkan dad ada yang ditaburkan pada taualnan dirnaksud (2,3). Petani melakukan penyemprotan kadang-kadang bernlang kali supaya tanaman terlindung dari serangan hatna, ltal ini kemuogkinatl akan menyebabkan pencemaran pada lingkungan sekitarnya. Untuk mengatasi hal itu dibuat formulasi penglepasan insektisida terkendali yang dilapisi matrik kaolin dad perekat alginat. Perekat ini bertujuan mencegah insektisida dari degradasi awal sebelum mencapai sasaran. Selain dari itu matrik alginat akan melepaskan insektisida secara terkendali sehingga aktifitas dad keberadaan insektisida itu lebih l~ dibandingkan dengan cara konvensional (). Dalam penelitian ini dipakai insektisida dimetoat (0,0 dimetil s-(n-metil karbonil metil) fosforoditioat) dari jenis organofosfat untuk luembasmi serangga yang menyerang tanalnan kedele yaitu llama penggerek polong (ete//a zincone//a) dad penggulung daun (/amprosena indicata). Selain untuk membasmi hama tersebut,dimetoat juga dipakai untuk membasmi hama pada tanaman jeruk, tebu, kentang, kopi, teh serta dipakai juga untuk menyemprot bahan bangunan ( ). Formulasi terkendali dimetoat ini dibuat berbentuk granular,. di aplikasikan pada tanaman kedelai di daerah Kuningan Jawa Barat, kemudian dilakukan pengamatan setelah tanam, yaitu serangan lalat bibit, penggerek polong dad tingkclt kerusakan hama tersebut pada empat jenis varitas kedele. Dari jenis tersebut yang diradiasi adalah jenis G-8, G- 7,G- dan jenis Willis tanpa radiasi. Pada tanaman kedelai diberi perlakuan seperti yang dilakukan petani yaitu pemberian insektisida endosulfan, klorpirifos dad monokrotofos, pemberian formulasi terkendali dad tanpa perlakuan (kontrol). BAHAN DAN METODE Percobaan dilakukan di daerah Kuningan Jawa Barat pada musim kernarau dad musim hujan. Formulasi dimetoat % dimasukkan bersamaan dengan bibit kedelai dari varitas Willis, G-8, G- 7 dad G- yang telah diiradiasi dengan- dosis 0, kgy dengan laju dosis -80 Gray. Penanaman dilakukan pada petak yang berukuran 2x denganjarak tailam 0 x 1 cm dad disekelilingnya ditanami border. Perlakuan dengan 3 variasi yaitu dengan perlakuan petani atau normal dengan memberikan insektisida klorpirifos, monokrotofos dad endosulfan, perlakuan dengan
2 Pelle/iliall dall Pellgembangall Ap/ikasi I,olop dall Radiasi. /998 formulasi terkendali dimetoat % dan kontrol (tanpa insektisida) dengan masing-masing ulangan 3 kali. Bahan kimia. Bahan kimia yang dipakai dalam penelitian ini adalah dimetoat yang berasaldari PT Krikras B.A.S.F Jakarta, aseton, metanol, CH2CL2, alginat dan kaolin yang berasal dari PT.Indah KeraInik Tangerang ukuran 3 mesh. Peralatan. Alat yang dipakai terdiri dari Kromatografi Gas merk Shimadzu GC- 7 A dengan detektor fotometri Nyala. Pembuatan formulasi. Alginat sebanyak 20 gram dilarutkan dalam air sedikit demi sedikit sampai terbentuk jelly dan diaduk sampai homogen,setelah itu dimasukkan insektisida dimetoat sebanyak 7, gram dan diteruskan pengadukan sampai insektisida larut semuanya. Setelah itu ditamba11kan ke dalamnya kaolin sebanyak 312, gram dan dihomogenkan. Setelah homogen larutan ken tal ini dilewatkan melalui corong dan ditampung dengan larutan CaCl2 0,%,terbentuk butiran dan dikeringkan pacta suhu kamar. Setelah kering siap untuk diaplikasikan pacta tanaman kedelai. Penggunaan Formulasi Dimetoat pada Tanaman Kedelai. Fonnulasi dimetoat diberikan bersamaan dengan penanaman biji kedelai ke dalam lobang yang telah disiapkan. Pengamatan dilakukan beberapa hari setelah tanain untuk melihat pertumbuhan kedelai dan serangan hama. Kemudian dilanjutkan dengan pengamatan hama polong dad lalat bibit karena hama polong ini mengisap isi polong sewaktu mulai terbentuk, dan juga dapat menyerang setelah polong terbentuk. Pengamatan selanjutnya terhadap berat kedelai sesudah pallen. Analisis Residu Dimetoat pada Tanah dad Kedelai. Tanah/kedelai sebanyak 20 grain diekstrak dengan 100 ml diklonnetan, didekantir, diuapkan dad dimurnikan dengan memakai kolom kromatografi. Absorban yang dipakai adalah tlorisil dengan eluen diklonnetan. Hasil pemurnian yang berbentuk larutan di uapkan, kemudian pelarut diganti dengan aseton, dad disuntikkan pacta Kromatografi Gas. BASIL DAN PEMBAHASAN Pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa intensitas serangan lalat bibit dan ulat daun pada musim kemarau lebih tinggi daripada musim hujan pada kondisi tanpa perlakuan insektisida (10), perlakuan dengan formulasi terkendali dimetoat, perlakuan oleh petani atau normal (In).Dari kondisi diatas perlu diberikan insektisida karena serangan sudah merata. Pada Tabel 2, dapat dilihat bahwa kerusakan kedelai karena serangan llama daun dad lalat bibit lebih rendah pada musim hujan pada kondisi tanpa perlakuan insektisida (10), dengan formulasi terkendali (Id) dad perlakuan normal (In). Pada Tabel 3, dapat diketahui kerusakan hama kedelai yang disebabkan hama polong. Rata-rata kerusakan yang ditimbulkan pada musim hujan lebih rendah pada musim kemarau untuk ketiga perlakuan. Dari Tabel 1,2, clan 3, disimpulkan bahwa musim dapat mempengaruhi serangan clan kerusakan yang ditimbulkan hama. Hal ini disebabkan karena hujan yang turnn akan mematikan populasi hama yang terbentuk. Pada Tabel, terlihat bahwa persentase berat kedelai pada basil pallen lebih banyak pada musim hujan daripada saat musim kemarau untuk perlakuan tanpa insektisida (10),.rormulasi terkendali (ld) maupun perlakuan normal (In). Pada Tabel dan 6, dapat dilihat bahwa residu dimetoat, endosulfan, klorpirifos clan monokrotofos tidak terdeteksi pada biji kedelai maupun tanahnya. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena insektisida yang digunakan adalah jenis organofosfat yang mudah ternrai di lingkungan dan pemakaiannya sesuai dosis yang di anjurkan [2]. Dari basil penelitian ini perbedaan dari formulasi terkendali dengan pernberian secara normal seperti yang dilakukan petani belurn terlibat beda yang nyata. Dari segi ekonomis sangat rnenguntungkan karena pemakaiannya banya I kali pacta saat awal penanarnan bibit kedelai sebingga rnengurangi pencernaran lingkungan. Pacta penggunaan secara normal pestisida disernprot selang 10 bari pacta rnasa tanarnnya. KESIMPULAN Dan basil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa formuiasi dimetoat bisa dipakai untuk mengendalikan hama yang menyerang tanaman kedelai. Pada musim hujan serangan hama berkurang dibandingkan dengan musim kemarau dad basil paned yang didapat lebih banyak. Penggunaan formulasi secara ekonomis menguntungkan karena hanya 1 kali penggunaan sampai panen. UCAPAN TERIMA KASIB Penulis mengucapkan terima kasih kepada Saudara Elida Djabir dan Patuan Sitorus alas bantuannya dalam penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada tim perkebunan Kuningan Jawa Barat yang telah menyediakan lahan percobaan. DAFTAR PUSTAKA 1. Biro Pusat Statistik (BPS), Jakarta ANONIM, Pestisida Untuk Pertanian dan Kehutanan, Departemen Pertanian (1997). 3. AUDUS,L.J., The biological detoxification ofhonnone herbicide in soil'" Plant & Soil 3 (196).. GAN,J., HUSSAIN,M. and RATHOR M.N., Behavior of alginat kaolin based controlled release fonnulation of tile herbicide thiobencarb in simulated ecosystem, pestic. Sci. 2 (199).. MEISTER, T.R., Fann Chemical Handbook (198).
3 -Peneli/ian don PengembanganAplikasi ls%p don Rodiasi, /998 Tabe! lntensitas serangan lalat bibit dad ulat daun 10 Id In Var Lb Ud Lb Ud Lb Ud G-8 G- K H K H K H K H K H K H,7 Keterangan: 10 = tanpa perlakuan insektisida Id = perlak"uan dengan ionnulasi terkendali dimetoat In = perlakuan dengan klorpirifos, endosultan, clan monokrotofos (nonnal petani) Lb = Lalat bibit Ud = ulat daun K = musim kemarau H = musim hujan = serangan merata 3 3,7,7, Tabel 2. Tingkat kerusakan kedelai karena serangan ulat daun dad lalat bibit (%) Tabel3. Tingkat kernsakan kedelai serangan hama polong (%) Yarietas 10 Id In 10 Id In K H K H K H K H K H K H G-8 G- 26,6 31,6 1,6 12,3 1 16,7 12,3 28,3 30,3 2 10,7 9,0 7,3 10,3 10,0 21,7 20,0 8,7 10,0 1 8,7 9,7 G-8 G-,0 3,1 2,1,0 2,,0 2, 2,1 2,2 Tabel. Berat biji kedelai yang tidak terserang (%) 10 Id In K H K H K H G-8 G Tabel. Residu pestisida pada tanah saat panen dimet. K H e.sulfan kiorp. monok. dimet. e.sulfan klorp. monok.
4 ULFAT. Pene/itian dan Pengembangan Ap/ikasi lsotop dan Radiasi, /998 Tabel 6. Residu pestisida pada kedelai saat panen G-8 G- dimet. K e.sulfan klorp. rnonok dimet. e.sulfan Keterangan: dimet. = dimetoat, e.sulfail = endosulfan, klorp. = klorpi,rifos, dan monok. = monokrotofos H klorp. monok DISKUSI MADE SUMARTI K. Apa yang dimaksud dengan fonnulasi terkendali dimetoat? ULFAT. SYAHRIR Formulasi terkendali adalah sualu formula insektisida ymlg dibuat menggullakall pengikat (alginat) dan matrik pengisi (kaolin) untuk membentuk formulasi insektisida baru yang diharapkan dapat mencegah insektisida ini dari degradasi awal dan penguapan oleh matahari sebelrnn mencapai sasaran (hmna). Penglepasan fonnula insektisida ini dapat dikendalikan dad menjadi maksimal pacta serangan hama meningkat, sehingga pallen yang dihasilkan lebih baik. HENDIG WINARNO Kenapa serangan lebih berkurang pacta musim hujan dibanding kemarau? Saran: Lebih baik data yang ditulis dalam angka dilampirkan dalam bentuk grafik. SYAHRIR Hal ini disebabkan karena larva dari hama disiram hujan, sehingga menjadi mati. Terima kasih alas sarannya dan akan digunakan pada waktu yang akan datang. HARYONOSUBAGYO Apa tujuan penggunaan fonnulasi terkendali dimetoat, aoakah terhadap basil kedele atau yang lannya? 2. Apa yang menyebabkan perbedaan serangan pada musim hujan darullusim panas? ULFAT. SYAHRIR 1. Tujuan penggunaan formulasi terkendali : a. Supaya basil pertanian didapat lebih banyak, karena kita import kedele:i: 70 % sampai tabun b. Mengurangi pencemaran lingkungan karena pemakaian hanya sekali saja sampai pallen. c. Menguntungkan dati segi ekonomis, dibandingkan dengan formulasi yang biasa dipakai petani, biasanya menggunakan insektisida setiap 10 hari sampai serangan berkurang. 2. Karena ada hujan, larva hama yang terbentuk disiram dad mati. WIN AR TI AND A Y ANI 1. Apa acta perbedaan basil pacta empat varietas? 2. Kenapa basil dengan formulasi terkendali agak rendah dibandingkan dengan fonnulasi insektisida yang digunakan petani? ULFA T. SY AHRIR 1. Perbedaan hampir tidak acta. 2. Pacta penelitian ini kita me1akukan uji dari fonnu1asi terkenda1i yang dibuat dad se1anjutnya akan dikembangkan dengan perbaikan pembuatan fonnuiasi terkenda1i ini. Tetapi petani menggunakan intektisida se1ang 10 hari sampai serangan hama tidak acta (panen), sedangkan kami menggunakan fonnu1asi terkenda1i ini sekali saja sampai pallen.
5 Penelilian don Pengembangan Aplikasi lsotop don Radiasi, /998 DISKUSI SUT ARMAN 1. Apakah yang dimaksud dengan atmosfer nitrogen? 2. Mengapa campuran tersebut harus ditambah Ph2IPF 6' karena menu rut pengetahuan say a fotoinisiat()r digunakan pacta mesin ultraviolet? Mohon penjelasan. Atmosfer nitrogen lnaksudnya proses berlangsung dalam keadaan dilingkungi oleh gas nitrogen denganjalan mengalirkan gas nitrogen, yaitu pada proses "curing" lapisan dad pada saat pengukuran kestabilan termal dengan TGA. Fotoinisiator Ph2IPF 6 dipakai pada penelitian ini untuk membandingkan sifat termal lapisan basil "curing" dengan mekanisme polimerisasi rndikal dad polimerisasi kationik. Tanpa fotoinisiator, mekanisme melalui polimerisasi radika.i, sedangkan mekanisme melalui polimerisasi kationik jika ditambah fotoinisiator. Fotoinisiator kationik dapat digunakan dengan radiasi berkas elektron karena menurunkan dosis yang diperlukan Ulltuk "curing". MARGA UT AMA 1. Mengapa T 10 yang dibandingkan, bukannya T 0. Apa dasar pemikirannya? Mohon penjelasan. 2. Biasanya dengan mengetahui T 0 akan dapat dihitung waktu pamh (setengah kellilangan berat). Apakah waktu kehilangan berat diteliti 1 T.o dan To dipelajari berdasarkan teori dari CHIANG dad CHIANG, pustaka (). To suhu yang paling penting untuk menentukan kestabilan termal karena menunjukkan kestabilan termal kopolimer yang merupakan komponen terbesar dalam campuran tersebut. 2. Penelitian ini lebih menekankan pada kestabilan tennal terhadap perubahan suhu. Dapat juga pengukuran dilakukan dengan kestabilan tennal pada subu konstan (pengukuran isotermal). RAHA YU Ch. 1. Apakah basil penelitian Anda ini sudah diaplikasikan ke industri sebagai bahan pelapis pennukaan? 2. Desain penelitian yang sarna, apakah bisa digunakan oligomer dad vinil eter produksi lokal, supaya lebih ekonomis? Contohnya di Jepang. I. Penelitian ini sudah diaplikasikan oleh beberapa industri kertas dad plastik, tetapi tidak terlalu banyak dad bahan pelapis ini lebih cocok untuk pelapisan bahan yang lentur (fleksibel). 2. Dengan desain penelitian yang sarna, oligomer dad monomer vi nil eter akan lebih ekonomis jika menggunakan produksi loka!, tetapi sepengetahuan kami bel urn ada produksi lokal. GATOT TRIMUL Y ADI Dari basil penelitian Anda, jika akan diaplikasikan ke substrat apa yang terbaik, kayu, logam, atau kertas, atau dapat dipergunakan dengan baik untuk semua substrat? SUGIARTODANU Senyawa vinil eter lebill tepat untuk ballan-bahan yang fleksibel, misalnya kulit, kertas, plastik, dll. Jika dicampur dengan akrilat senyawa vinil eter menghasilkan lapisan dengan sifat diantara sifat senyawa akrilat (keras, kuat, dan tallan terhadap bahan kimia) dan sifat vinil eter (ulet dan lentur). Salah satu sifat yang menonjol vinil eter adalah adesi yang baik terhadap logam karena kontraksi bahan tersebut relatif kecil dibandin~ senyawa akrilat.
BAB 1 PENDAHULUAN. yang secara ekonomis sangat merugikan petani. Organisme Pengganggu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman pertanian sering diganggu atau dirusak oleh organisme pengganggu yang secara ekonomis sangat merugikan petani. Organisme Pengganggu Tanaman/Tumbuhan (OPT) ini
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium
13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN 1. Standar DHA murni (Sigma-Aldrich) 2. Standar DHA oil (Tama Biochemical Co., Ltd.) 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, metanol,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah simplisia CAF yang berasal dari daerah Cihanjuang Kota Cimahi dan simplisia
Lebih terperinciBABV Kromatografi Kolom (Column Chromatography)
BABV Kromatografi Kolom (Column Chromatography) Kromatografi kolom termasuk kromatografi cairan, adalah metoda pemisahan yang cukup baik untuk sampel lebih dari 1 gram. Pada kromatografi ini sampel sebagai
Lebih terperinciBudi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut
Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Penyusun I Wayan Suastika
Lebih terperinciCreated By Pesan bibit cabe kopay. Hub SEKILAS TENTANG CARA BERTANAM CABE KOPAY
Created By www.penyuluhthl.wordpress.com Pesan bibit cabe kopay. Hub. 081274664892 SEKILAS TENTANG CARA BERTANAM CABE KOPAY I. PENGOLAHAN LAHAN Pengolahan lahan Pengolahan lahan yang sempurna merupakan
Lebih terperinciL A M P I R A N. Lampiran 1. Dokumentasi. Gambar 1. Mesin Operator MBE. Gambar 2. Mesin Operator MBE
L A M P I R A N Lampiran 1 Dokumentasi Gambar 1. Mesin Operator MBE Gambar 2. Mesin Operator MBE Gambar 3. Indikator Radiasi MBE Gambar 4. Proses Iradiasi MBE Gambar 5. Mesin Berkas Elektron (MBE) Gambar
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Pada penelitian digunakan tembakau limbah puntung rokok yang terdapat pada kampus Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia. Metode yang digunakan
Lebih terperinciBABHI BAHAN DAN METODE
BABHI BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan di rumah kasa dan Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan
Lebih terperinciVI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN
VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi
2 dikeringkan pada suhu 105 C. Setelah 6 jam, sampel diambil dan didinginkan dalam eksikator, lalu ditimbang. Hal ini dilakukan beberapa kali sampai diperoleh bobot yang konstan (b). Kadar air sampel ditentukan
Lebih terperinciPENURUNAN KANDUNGAN RESIDU INSEKTISIDA DIMETOAT DALAM CABAI MERAH (Capsicum annum L.) AKIBAT IRADIASI GAMMA
PENURUNAN KANDUNGAN RESIDU INSEKTISIDA DIMETOAT DALAM CABAI MERAH (Capsicum annum L.) AKIBAT IRADIASI GAMMA SOFNIE M CHAIRUL, ACHMAD NASROH KUSWADI Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR) BATAN,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium
14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium Benih dan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk
Lebih terperinciTERMOGRA VIMETRI POLIMER CAMPURAN AKRILA T -VINIL ETER BASIL "CURING" SECARA RADIASI. Sugiarto Danu. dad Takashi Sasaki..
Pene/ilian don Pengembangan Ap/ikasi lsoiop don Radiasi, /998 ANALISIS TERMOGRA VIMETRI POLIMER CAMPURAN AKRILA T -VINIL ETER BASIL "CURING" SECARA RADIASI Sugiarto Danu. dad Takashi Sasaki....Takasaki.Pusat
Lebih terperinci3 Metodologi penelitian
3 Metodologi penelitian 3.1 Peralatan dan Bahan Peralatan yang digunakan pada penelitian ini mencakup peralatan gelas standar laboratorium kimia, peralatan isolasi pati, peralatan polimerisasi, dan peralatan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB, Cikarawang, Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Oktober 2010 sampai dengan Februari 2011.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk mengetahui pengaruh dan bioindikator pencemaran insektisida organofosfat terhadap jumlah dan keanekaragaman organisme tanah pertanian terutama bakteri tanah, dilakukan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Preparasi Serbuk Simplisia CAF dan RSR Sampel bionutrien yang digunakan adalah simplisia CAF dan RSR. Sampel terlebih dahulu dibersihkan dari pengotor seperti debu dan tanah.
Lebih terperinciPercobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda
Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian
19 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bagian Kimia Hasil Hutan Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, Laboratorium Kimia Organik Departemen Kimia Fakultas MIPA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama lima bulan dari bulan Mei hingga September 2011, bertempat di Laboratorium Kimia Hasil Hutan, Bengkel Teknologi Peningkatan
Lebih terperinciKromatografi Gas-Cair (Gas-Liquid Chromatography)
Kromatografi Gas-Cair (Gas-Liquid Chromatography) Kromatografi DEFINISI Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara
Lebih terperinciTEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi
TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi Benih cabai hibrida sebenarnya dapat saja disemaikan dengan
Lebih terperinciPEMANFAATAN RADIASI SINAR GAMMA (Co-60) UNTUK PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN KETAHANAN TANAMAN KEDELAI TERHADAP PENYAKIT PUSTUL DAUN
PEMANFAATAN RADIASI SINAR GAMMA (Co-60) UNTUK PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN KETAHANAN TANAMAN KEDELAI TERHADAP PENYAKIT PUSTUL DAUN KARYA ILMIAH TERTULIS (SKRIPSI) Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciOleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09
Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran
Lebih terperinciLaboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut.
25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Pelaksanaan percobaan berlangsung di Kebun Percobaan dan Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Depok, pada
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
1 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dari bulan Oktober 2011-Januari 2012. 3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan
Lebih terperinci1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang saat ini telah menjadi penyebab berubahnya pola konsumsi penduduk, dari konsumsi pangan penghasil energi ke produk penghasil
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1 Dokumentasi Serbuk Rami padi yang telah di blender.
LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi Serbuk Rami padi yang telah di blender. Lampiran 2, Dokumentasi Mesin Berkas Elektron (MBE) 350 kev/10 ma. Lampiran 3, Dokumentasi Pengerjaan Dilaboratorium Stirer Rami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produksi kubis di Indonesia banyak mengalami hambatan, di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan produksi kubis di Indonesia banyak mengalami hambatan, di antaranya disebabkan serangan hama tanaman. Banyak hama yang menyerang tanaman kubis, salah satunya
Lebih terperinciPESTISIDA ALAMI ALKALOID DENGAN EKSTRAK KECUBUNG PASTI MANJUR DAN AMAN
PESTISIDA ALAMI ALKALOID DENGAN EKSTRAK KECUBUNG PASTI MANJUR DAN AMAN Oleh: Niken Budi Susilowati a), Tri Handayani b), Supri Mawar Jayanti, Ana Putri Rahayu, Winnoto a) Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciOptimalisasi Preparasi Superabsorbent Dari Umbi Iles-Iles untuk Pembenah Tanah dan Pembawa Pupuk Lepas Kendali
Optimalisasi Preparasi Superabsorbent Dari Umbi Iles-Iles untuk Pembenah Tanah dan Pembawa Pupuk Lepas Kendali Peneliti : Achmad Sjaifullah 1, Sugeng Winarso 2, Agung Budi Santoso 3 Mahasiswa terlibat
Lebih terperinciMETODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Bahan tanaman Bahan kimia Peralatan Metode Penelitian
METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Rumah Plastik di Kebun Percobaan Ilmu dan Teknologi Benih IPB, Leuwikopo, Dramaga, Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Maret sampai
Lebih terperinciTUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI
TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : 11.12.6119 Kelas : 11.S1.SI 1. PENDAHULUAN Tanaman Kopi merupakan tanaman yang sangat familiar di lahan pekarangan penduduk pedesaan di Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis
22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis Roem) yang diperoleh dari daerah Tegalpanjang, Garut dan digunakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember Februari 2014 di Pekon
29 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2013 - Februari 2014 di Pekon Gisting Atas, Campang, dan Sidokaton Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus Provinsi
Lebih terperinciPertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh
45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara
Lebih terperinciTeknologi Penyimpanan Jagung Oleh : Sri Sudarwati PENDAHULUAN
Teknologi Penyimpanan Jagung Oleh : Sri Sudarwati PENDAHULUAN Sampai saat ini mutu jagung di tingkat petani pada umumnya kurang memenuhi persyaratan kriteria mutu jagung yang baik, karena tingginya kadar
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. tempat ± 30 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Awal Juli sampai
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di desa Telaga Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara Medan dengan ketinggian tempat ± 30 m dpl.
Lebih terperinciPENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI
PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PTT menerapkan komponen teknologi dasar dan pilihan. Bergantung kondisi daerah setempat, komponen teknologi pilihan dapat digunakan sebagai komponen teknologi : Varietas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia memiliki hasil perkebunan yang cukup banyak, salah satunya hasil perkebunan ubi kayu yang mencapai 26.421.770 ton/tahun (BPS, 2014). Pemanfaatan
Lebih terperinciCara Menanam Cabe di Polybag
Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di empat lokasi digester biogas skala rumah tangga yang aktif beroperasi di Provinsi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Nopember 2012 sampai Januari 2013. Lokasi penelitian di Laboratorium Riset dan Laboratorium Kimia Analitik
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
20 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanaman padi sawah di Desa Cijujung, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada bulan Februari
Lebih terperinci4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat
NP 4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat CEt + FeCl 3 x 6 H 2 CEt C 8 H 12 3 C 4 H 6 C 12 H 18 4 (156.2) (70.2) (270.3) (226.3) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Adisi
Lebih terperinciPeluang Usaha Budidaya Cabai?
Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beberapa ayat di dalam Al-Qur an menunjukkan tanda-tanda akan
( 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa ayat di dalam Al-Qur an menunjukkan tanda-tanda akan keagungan dan kekuasaan Allah Swt., di antaranya adalah dari dunia tumbuhan yang hasilnya dapat kita
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan sampel yaitu, di sekitar kampus Universitas Pendidikan Indonesia,
Lebih terperinciP0 P0 P0. 50 cm. 50 cm P5 P1 P2
Lampiran 1. Bagan Plot Penelitian BLOK II BLOK III BLOK I P0 P0 P0 50 cm P1 P5 P1 50 cm P4 P2 P5 P5 P1 P2 P3 P3 P3 P2 P6 P6 P6 P4 P4 Lampiran 2. Bagan Penanaman Pada Plot 200 cm A B A 200 cm Keterangan
Lebih terperinciLAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus April 2013, bertempat di
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus 2012 -April 2013, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas
Lebih terperinciInsektisida sintetik dianggap sebagai cara yang paling praktis untuk
AgroinovasI FLORA RAWA PENGENDALI HAMA SERANGGA RAMAH LINGKUNGAN Insektisida sintetik dianggap sebagai cara yang paling praktis untuk mengendalikan hama serangga karena hasilnya cepat terlihat dan mudah
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi
12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Desa Negara Ratu Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pokok di Indonesia karena sebagian besar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pokok di Indonesia karena sebagian besar penduduk Indonesia mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok. Tidak hanya di Indonesia,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanggamus merupakan salah satu daerah penghasil sayuran di Provinsi Lampung.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanggamus merupakan salah satu daerah penghasil sayuran di Provinsi Lampung. Luas lahan sayuran di Tanggamus adalah 6.385 ha yang didominasi oleh tanaman cabai 1.961
Lebih terperinciTEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH
TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH Budidaya bawang merah umumnya menggunakan umbi sebagai bahan tanam (benih). Pemanfaatan umbi sebagai benih memiliki beberapa kelemahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer superabsorbent di bawah radiasi microwave dilakukan di Laboratorium Riset Jurusan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah
18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan
Lebih terperinciPEMANFAATAN RADIASI SINAR GAMMA (Co-60) UNTUK PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN KETAHANAN TANAMAN KEDELAI TERHADAP PENYAKIT PUSTUL DAUN
PEMANFAATAN RADIASI SINAR GAMMA (Co-60) UNTUK PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN KETAHANAN TANAMAN KEDELAI TERHADAP PENYAKIT PUSTUL DAUN KARYA ILMIAH TERTULIS (SKRIPSI) Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jambu biji (Psidium guajava L.) adalah salah satu komoditas buah yang prospektif. Tanaman jambu biji telah menyebar luas, terutama di daerah tropik. Saat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan Oktober 2011-Januari 2012. 3.2 Bahan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 PENELITIAN PENDAHULUAN 5.1.1 Pembuatan Kacang Salut Proses pembuatan kacang salut diawali dengan mempelajari formulasi standar yang biasa digunakan untuk pembuatan kacang salut,
Lebih terperinciCara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag
Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.
Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini. Berbagai macam industri yang dimaksud seperti pelapisan logam, peralatan listrik, cat, pestisida dan lainnya. Kegiatan tersebut dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas hortikultura terutama jenis sayur-sayuran dan buah-buahan sangat diminati oleh konsumen. Sayuran diminati konsumen karena kandungan gizinya baik dan dapat
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013- Januari 2014 di Laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung dan Laboratorium Rekayasa Sumber
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah beras varietas Cisadane dan daun mindi, serta bahan-bahan kimia seperti air suling/aquades, n-heksana
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan di Rumah Kasa Sentral Pengembangan
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan di Rumah Kasa Sentral Pengembangan Pertanian (SPP) Fakultas Pertanian Universitas Riau, Laboratorium Hama Tumbuhan selama tiga
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Air hujan yang turun ke permukaan bumi merupakan hasil proses. dari laut, danau, maupun sungai, lalu mengalami kondensasi di
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air hujan yang turun ke permukaan bumi merupakan hasil proses penguapan dari laut, danau, maupun sungai, lalu mengalami kondensasi di atmosfer, dan kemudian menjadi
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pelaksanaan Percobaan dilakukan di Desa Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Propinsi Sumatera Selatan, dari bulan April sampai Agustus 2010. Bahan
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan dilaksanakan pada bulan Juli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyerang produk biji-bijian salah satunya adalah ulat biji Tenebrio molitor.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengendalian produk hasil pertanian berupa biji-bijian di Indonesia sebagian besar menggunakan cara mekanik dan pestisida sintesis. Hama yang menyerang produk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab Bandung Barat. Sampel yang diambil berupa tanaman KPD. Penelitian berlangsung sekitar
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Hama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Variabel Hama 1. Mortalitas Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai fase dan konsentrasi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap mortalitas hama
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di desa Pajaresuk Kecamatan Pringsewu Kabupaten
23 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di desa Pajaresuk Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu untuk mendapatkan benih tomat dan di Laboratorium Benih dan
Lebih terperinciAPLIKASI BEBERAPA PENGENDALIAN TERHADAP LALAT BIBIT (Ophiomya phaseoli Tryon) DI TANAMAN KEDELAI. Moh. Wildan Jadmiko, Suharto, dan Muhardiansyah
APLIKASI BEBERAPA PENGENDALIAN TERHADAP LALAT BIBIT (Ophiomya phaseoli Tryon) DI TANAMAN KEDELAI Moh. Wildan Jadmiko, Suharto, dan Muhardiansyah Fakultas Pertanian Universitas Jember ABSTRAK Lalat bibit
Lebih terperinciMenghindari kesalahan berbahasa contoh
Menghindari kesalahan berbahasa contoh 1. Pada hasil penelitian itu menunjukkan bahwa meskipun dosis insektisida telah ditingkatkan 2 x lipat tetapi populasi hama tidak beda nyata dengan populasi sebelumnya.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Komponen Bioaktif, Jurusan
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Komponen Bioaktif, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian untuk kegiatan fraksinasi daun mint (Mentha arvensis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel PBAG di lingkungan sekitar kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan daerah Cipaku.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara penghasil buah tropis yang memiliki keragaman dan keunggulan cita rasa yang cukup baik. Cita rasa dan beragamnya jenis buah-buahan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 BAHAN Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bekatul dari padi non-aromatik (ciherang dan IR 64), dan padi aromatik (pandanwangi dan sintanur) yang diperoleh dari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen, Jurusan Pendidikan Kimia,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia L.) yang diperoleh dari Kampung Pipisan, Indramayu. Dan untuk
Lebih terperinciINSTRUMEN IDENTIFIKASI FAKTOR PENENTU (IMPACT POINT) ASPEK TEKNIS UNTUK PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN
INSTRUMEN IDENTIFIKASI FAKTOR PENENTU (IMPACT POINT) ASPEK TEKNIS UNTUK PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN Oleh Ir. Lindung, MP Widyaiswara BPP Jambi Tahapan identifikasi impact point teknis adalah
Lebih terperinci3. Metodologi Penelitian
3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Pada umumnya peralatan yang digunakan berada di Laboratorium Kimia Fisik Material, sedangkan untuk FTIR digunakan peralatan yang berada di Laboratorium
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Km. 60, Kab. Tanah karo, Sumatera Utara, dengan ketinggian tempat ± 1000
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Tanaman Buah Tongkoh Km. 60, Kab. Tanah karo, Sumatera Utara, dengan ketinggian tempat ± 1000 meter di atas permukaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lengkap (RAL) yang terdiri atas kontrol positif dan lima perlakuan variasi
A. Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Rancangan penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas kontrol positif dan lima perlakuan variasi dosis pestisida
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya
Lebih terperinciKERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG
KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG Moh. Saeri dan Suwono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Sampang merupakan salah satu
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-November 2011. Pemeliharaan ternak prapemotongan dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok
Lebih terperinciNovelgro Terra & NPK Organik
Novelgro Terra & NPK Organik Aplikasinya pada HTI Eukaliptus Peningkatan volume akar Mengaktifkan Sistem Enzim Tanaman Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit, serta stress lingkungan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sayuran cukup penting di Indonesia, baik untuk konsumsi di dalam negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di dataran rendah sampai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Determinasi Tumbuhan Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung untuk mengetahui dan memastikan famili dan spesies tumbuhan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Desa Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, dari bulan Juni sampai bulan Oktober 2011. Alat dan Bahan
Lebih terperinci