GAMBARAN PELAKSANAAN RANGE OF MOTION (ROM) PASIF PASIEN STROKE DI STROKE CENTER RSUD ULIN BANJARMASIN
|
|
- Susanto Kusumo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 GAMBARAN PELAKSANAAN RANGE OF MOTION (ROM) PASIF PASIEN STROKE DI STROKE CENTER RSUD ULIN BANJARMASIN Muhammad Rifqi *, Mohammad Basit 1, Sukarlan 2 1 Stikes Sari Mulia Banjarmasin *Korespondensi Penulis. Telepon: , rifqi_albino@yahoo.co.id ABSTRAK Latar Belakang: Stroke merupakan penyebab kematian kedua tertinggi dan penyebab utama kecacatan di dunia. Pemberian latihan gerak sendi (ROM) bermanfaat untuk mencegah terjadinya kontraktur (kekuatan sendi), mempertahankan stabilitas gerak se ndi, meningkatkan kekuatan otot sehingga terjadi peningkatan kemampuan mobilisasi pada klien stroke yang pada akhirnya mengurangi ketergantungan klien dan beban biaya perawatan dan pengobatan. Hasil studi pendahuluan diketahui bahwa dari 10 pasien stroke diketahui 3 orang (30%) tidak dapat melakukan range of motions dengan usaha sendiri dan membutuhkan bantuan perawat atau keluarga dan 7 orang (70%) dapat melakukan range of motions dengan usaha sendiri tanpa bantuan perawat. Tujuan: Mengetahui gambaran pelaksanaan range of motion (ROM) pasif pasien stroke Di Stroke Center RSUD Ulin Banjarmasin. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi adalah semua pasien Stroke di Stroke Center RSUD Ulin Banjarmasin. Sampel sebagian dari populasi yang berjumlah 30 orang. Pengambilan sampel dengan teknik accidental sampling. Hasil: Sebagian besar reponden sebanyak 21 orang (70%) dilakukan Range Of Motion (ROM) Pasif. Simpulan: Gambaran pelaksanaan range of motios (ROM) pasif pasien stroke di Stroke Center RSUD Ulin Banjarmasin sebagian besar dilakukan cukup. Kata Kunci: Range Of Motios (ROM) Pasif, Pasien Stroke 1
2 ABSTRACT Background: Stroke is the second highest death of cused disablement in the world. Giving exercise joint motion (ROM ) is useful to prevent contractures (joint force), maintaining the stability of motion, increase muscle strength so as to increase the ability to mobilize the client stroke which ultimately reduces dependency of clients and the costs of care and treatment. Objective: To knowing Descriptions of Range Of Motion (R OM) Pasif to Stroke Patient s In Ulin Hospital Banjarmasin. Method: This research method is descriptive. The population is all patients Stroke Stroke Center at Hospital Ulin Banjarmasin. Sample some of the population of 30 people. Sampling technique with accidental sampling. Result: The majority of respondents as many as 21 people (70%) do Range Of Motion (ROM) Pasif to Stroke Patient s In Ulin Hospital Banjarmasin.. Conclusion: Descriptions of Range Of Motion (R OM) Pasif to Stroke Patient s In Ulin Hospital Banjarmasin is enought. Keywords: Range Of Motion (ROM) Pasif, Stroke Patient s PENDAHULUAN Di era globalisasi dengan perkembangan teknologi diberbagai bidang termasuk informasi, manusia modern semakin menemukan sebuah ketidak berjarakan yang membuat belahan dunia yang satu dengan dunia yang lain seakan tampak menyatu sehingga terbentuklah apa yang dinamakan global village. Ketika era globalisasi menyebabkan informasi semakin mudah diperoleh, negara berkembang dapat segera meniru kebiasaan negara barat yang dianggap cermin pola hidup modern. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi, kebiasaan merokok, minuman beralkohol, kerja berlebihan, kurang berolahraga dan stress, telah menjadi gaya hidup manusia terutama di perkotaan. Padahal kesemua perilaku tersebut dapat merupakan faktor-faktor penyebab penyakit berbahaya seperti jantung dan stroke (Kemenkes RI, 2015). Pembangunan berwawasan kesehatan sebagai strategi pembangunan nasional yang tercantum dalam Visi Departemen Kesehatan yaitu Indonesia Sehat 2025 salah satu misinya yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan 2
3 masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik lndonesian (Kemenkes RI, 2015). Kemajuan peradaban manusia sudah semakin berkembang pesat di segala bidang kehidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern. Kesibukan yang luar biasa terutama di kota besar membuat manusia terkadang lalai terhadap kesehatan tubuhnya. Pola makan tidak teratur, kurang olahraga, jam kerja berlebihan serta konsumsi makanan cepat saji sudah menjadi kebiasaan lazim yang berpotensi menimbulkan serangan Stroke (Kemenkes RI, 2015). Stroke merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan cacat berupa kelemahan wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama (hemiparase) disamping kecacatankecacatan lainnya. Angka kejadian hemiparase semakin meningkat seiring dengan meningkatnya angka kejadian stroke. Jumlah penderita stroke cenderung meningkat setiap tahun, bukan hanya menyerang penduduk usia tua, tetapi juga dialami oleh mereka yang berusia muda dan produktif (Goldszmidt dan Caplan, 2013). Setiap tahun, kurang lebih 15 juta orang diseluruh dunia terserang stroke. Menurut WHO sekitar 500 juta orang mengalami stroke. Sedangkan di Inggris sekitar orang. American Heart Association (AHA) menyebutkan bahwa setiap tahun terjadi kasus stroke baru di Amerika. Dari data tersebut menunjukkan bahwa setiap 45 menit ada satu orang Amerika yang terkena serangan stroke. Terdapat kirakira 2 juta orang bertahan hidup dari stroke yang mempunyai kecacatan, dari angka ini 3
4 40% memerlukan bantuan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari (Goldszmidt dan Caplan, 2013). Berdasarkan hasil Riskesdas (2014), prevalensi penyakit stroke di Indonesia meningkat seiring bertambahnya umur. Kasus stroke tertinggi yang terdiagnosis tenaga kesehatan adalah usia 75 tahun keatas (43,1%) dan terendah pada kelompok usia tahun yaitu sebesar 0,2%. Prevalensi stroke berdasarkan jenis kelamin lebih banyak lakilaki (7,1%) dib andingkan dengan perempuan (6,8%) (Kemenkes RI, 2015). Penderita stroke perlu penanganan yang baik untuk mencegah kecacatan fisik dan mental. Sebesar 30-40% penderita stroke dapat sembuh sempurna bila ditangani dalam waktu 6 jam pertama (golden periode), namun apabila dalam waktu tersebut pasien stroke tidak mendapatkan penanganan yang maksimal maka akan terjadi kecacatan atau kelemahan fisik seperti hemiparese. Penderita stroke post serangan membutuhkan waktu yang lama untuk memulihkan dan memperoleh fungsi penyesuaian diri secara maksimal. Terapi dibutuhkan segera untuk mengurangi cedera cerebral lanjut, salah satu program rehabilitasi yang dapat diberikan pada pasien stroke yaitu mobilisasi persendian dengan latihan range of motion (Goldszmidt dan Caplan, 2013). Ektremitas atas perlu dilatih karena mempunyai fungsi yang penting dalam melakukan aktifitas sehari-hari seperti untuk makan, mandi, kebersihan diri, berpakaian, toileting, dan lain-lain (Irfan, 2010). Latihan ROM biasanya dilakukan pada pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total (Suratun; dkk, 2008). Pemberian latihan gerak sendi (ROM) bermanfaat untuk mencegah terjadinya kontraktur (kekuatan sendi), mempertahankan stabilitas gerak sendi, meningkatkan kekuatan otot sehingga terjadi peningkatan kemampuan 4
5 mobilisasi pada klien stroke yang pada akhirnya mengurangi ketergantungan klien dan beban biaya perawatan dan pengobatan (Lukman dan Ningsih, 2012). Pemulihan kekuatan otot ekstremitas atas dan pengembalian kelenturan sendi memerlukan rehabilitasi secepat mungkin setelah kondisi pasien dianggap stabil (Waluyo, 2009). Rehabilitasi yang diberikan dapat berupa latihan ROM pasif asistif spring grip pada ekstremitas atas, latihan ini dilakukan oleh pasien dengan bantuan terapis atau perawat (Lukman dan Ningsih, 2012). Perawat sebagai anggota tim kesehatan yang paling banyak berhubungan dengan pasien dituntut meningkatkan secara terusmenerus dalam hal pemberian informasi dan pendidikan kasehatan sesuai dengan latar belakang pasien dan keluarga, selanjutnya dilakukan oleh tim rehabilitasi dokter Penanangan selanjutnya tergantung kepada berat dan ringannya akibat dari serangan stroke tersebut, misalnya menggunakan metode terapi dengan metode Bobath adalah mengembangkan reaksi-reaksi otomatis (reflek postural normal) yang normal berdasarkan analisa gerakan normal dan perkembangan gerakan normal dan PNF. Bobath adalah terapi penyembuhan pasien didasarkan inhibis aktivitas abnormal refleks, sedangkan metode PNF ( Proprioceptive Neuromuscular Facilitation) memberi rangsagan pada proprioseptor untuk meningkatkan kebutuhan neuromuskular, sehingga diperoleh reson yang mudah (Suratun; dkk, 2008). Latihan gerakan range of motion dapat ini diharapakan dapat membantu mobilasasi pada pasien stroke dalam memulihkan kekuatan otot serta bagaimana bergerak rehabilitasi medik, fisioterafis, Ahli terapi nyaman dan aman. Terapi ini dilakukan oleh okupasi, Ahli terapi wicara, Psikolog, Petugas sosial medis keluarga atau orang terdekat (Suratun; dkk, 2008). pasien secara efektif dengan bantuan dari perawat atau fisioterapi untuk mencapai hasil yang optimal (Suratun; dkk, 2008). 5
6 Pasien yang mengalami stroke mengalami immobilisasi apa bila tidak sebanyak 441 orang yang terdiri dari Stroke Non Hemoragik sebanyak 254 orang (39%) dilakukan latihan gerakan range of motion berada di peringkat pertama dan Stroke aktif maka terjadi penurunan masa otot, berkurangnya kekuatan otot, kontraktur sehingga mobilisasi pasien menurun dan akhirnya aktivitas sehari-sehari menjadi terganggu. Walaupun sudah dilakukan penangan range of motion pasif di unit stroke, tetapi tidak memberikan hasil yang optimal maka pasien masih melakukannya di rawat inap sampai pada rehabilitasi, hal tersebut bisa disebabkan oleh banyak faktor salah satunya penerapan standar gerakan range of motion yang mungkin tidak dilakukan oleh pasien (Suratun; dkk, 2008). Menurut hasil catatan evaluasi Hemoragik sebanyak 187 orang (29%) berada di peringkat kedua (Rekapitulasi Rekam Medik Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin, 2015). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada hari senin tanggal 21 Desember 2015 diketahui bahwa dari 10 pasien laki-laki yang mengalami stroke di Stroke Center RSUD Ulin Banjarmasin. Mereka mengatakan jika stroke dan kelumpuhan pada anggota tubuh yang mereka alami sangat mengganggu, menimbulkan rasa sakit serta tidak nyaman. 2 orang diantaranya mengatakan jika telah mengalami serangan perawatan di RSUD Banjarmasin, jumlah stroke lebih dari dua kali dan ini merupakan penderita Stroke pada tahun 2014 adalah 506 stroke terparah dan terlama yang mereka alami orang yang terdiri dari Stroke Non yakni >1 tahun. Bagian kaki mereka Hemoragik 271 orang (40%) dan Stroke mengalami pengecilan ukuran dibandingkan Hemoragik 235 orang (35%) dan jumlah dengan bagian kaki yang lainnya. Dari 10 penderita Stroke yang pernah dirawat pada tahun 2015 hingga bulan November adalah pasien stroke diketahui 3 orang (30%) tidak dapat melakukan range of motions dengan 6
7 usaha sendiri dan membutuhkan bantuan perawat atau keluarga dan 7 orang (70%) dapat melakukan range of motions dengan usaha sendiri tanpa bantuan perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan range of motios (ROM) pasif pasien stroke di Stroke Center RSUD Ulin Banjarmasin. HASIL 1. Karakteristik Responden a. Umur Responden Adapun karakteristik umur responden yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian tersaji dalam tabel 1: Tabel 1 Distribusi Frekuensi Umur Pasien Stroke di RSUD Ulin Banjarmasin Umur (Tahun) f % <25 tahun 1 3,3 BAHAN DAN METODE Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Jumlah populasi pasien Stroke dari tanggal 4 Maret sampai dengan 2 April tahun 2016 sebanyak 82 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini diambil sampel minimal yaitu sebanyak 30 orang pada tanggal 4 Maret 2 April tahun 2016 di Stroke Center RSUD Ulin Banjarmasin. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diinterprstasikan dalam bentuk distribusi frekuensi sederhana tahun 7 23, tahun 22 73,3 Jumlah Tabel 1 menunjukkan bahwa responden dengan umur tahun memiliki jumlah terbesar yaitu berjumlah 22 orang (73,3%). b. Jenis Kelamin Responden Adapun karakteristik umur responden yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian tersaji dalam tabel 2: Tabel 2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pasien Stroke di RSUD Ulin Banjarmasin Jenis Kelamin f % Laki-laki 13 43,3 Perempuan 17 56,7 Jumlah Tabel 2 menunjukkan bahwa responden dengan jenis kelamin 7
8 perempuan memiliki jumlah terbesar yaitu berjumlah 17 orang (56,7%). 2. Gambaran Pelaksanaan Range Of Motios (ROM) Pasif Pasien Stroke di Stroke Center RSUD Ulin Banjarmasin Adapun gambaran pelaksanaan PEMBAHASAN Hasil penelitian mengenai gambaran pelaksanaan range of motios (ROM) pasif pasien stroke di Stroke Center RSUD Ulin Banjarmasin cukup baik sebanyak 21 orang (70,0%), sedangkan gambaran pelaksanaan range of motios (ROM) pasif pasien range of motios (ROM) pasif pasien stroke di stroke di Stroke Center RSUD Ulin Banjarmasin yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian tersaji dalam tabel 3: Tabel 3 Gambaran Pelaksanaan Range Of Motios (ROM) Pasif Pasien Stroke di Stroke Center RSUD Ulin Banjarmasin Range Of Motios (Rom) Pasif f % Kurang 9 30 Cukup Baik 0 0 Jumlah Tabel 3 menunjukkan bahwa gambaran pelaksanaan range of motios (ROM) pasif pasien stroke di Stroke Center RSUD Ulin Banjarmasin sebagian besar cukup baik sebanyak 21 orang (70,0%). Stroke Center RSUD Ulin Banjarmasin kurang sebanyak 9 orang (30,0%). Stroke menyebabkan aliran darah ke otak terganggu sehingga terjadi iskemia yang berakibat kurangnya aliran glukosa, oksigen dan bahan makanan lainnya ke sel otak. Gejala klinis setiap individu berbeda tergantung daerah otak mana yang mengalami kekurangan suplai darah. Gangguan sirkulasi darah pada arteri serebri media akan menyebabkan timbulnya gejala, seperti hemiparesis, hemianopsia dan afasia global (Goldszmidt dan Caplan, 2013). Gangguan peredaran darah ke otak menimbulkan gangguan pada metabolisme sel neuron dan sel otak karena akan menghambat mitokondria dalam menghasilkan ATP 8
9 (Adenosine Triphosphate), sehingga terjadi gangguan fungsi seluler dan aktivasi berbagai proses toksik. Hasil akhir kerusakan serebral akibat iskemia adalah kematian sel neuron maupun berbagai sel lain dalam otak seperti otot akan dirusak dan digantikan oleh jaringan fibrosa dan jaringan lemak. Tahap akhir atropi akibat denervasi serta yang tersisa hanya terdiri dari membran sel panjang dengan barisan inti sel otot tetapi tanpa disertai sel glia, mikroglia, endotel, leukosit (Suratun; dkk, 2008). eritrosit dan kontraksi dan tanpa kemampuan untuk membentuk kembali myofibril (Suratun; dkk, Sel saraf (neuron) berkurang 2008). jumlahnya sehingga sintesis berbagai neurotransmitter berkurang. Hal tersebut mengakibatkan penurunan kecepatan hantar impuls, kemampuan transmisi impuls antar neuron dan transmisi impuls neuron ke sel efektor, sehingga terganggunya kemampuan sistem saraf untuk mengirimkan informasi sensorik, mengenal dan mengasosiasikan informasi, memprogram dan memberikan respons terhadap informasi sensorik (Suratun; dkk, 2008). Hilangnya suplai saraf ke otot akan menyebabkan otot tidak lagi menerima sinyal kontraksi yang dibutuhkan untuk mempertahankan ukuran otot yang normal sehingga terjadi atropi, sebagian besar serat Penelitian ini menggunakan latihan range of motion pasif. Indikasi pelaksanaan latihan range of motion pasif adalah pasien yang tidak mampu atau tidak memungkinkan untuk menggerakkan bagian tubuh secara aktif seperti kelumpuhan (Lukman dan Ningsih, 2012). Bandy dan Bringgle (Lukman da n Ningsih, 2012) mengatakan bahwa latihan range of motion dapat dilakukan 1-3 kali sehari. Latihan range of motion selain dapat meningkatkan rentang gerak sendi juga dapat merangsang sirkulasi darah, menjaga elastisitas otot dan mengurangi rasa nyeri (Lukman dan Ningsih, 2012). Kemampuan rentang gerak sendi siku responden sesudah dilakukan latihan ROM 9
10 pasif dan aktif didapatkan hasil rata-rata secara ekstensi, setelah dilakukan latihan kemampuan rentang sendi gerak fleksi range of motion pasif dan aktif. Data maupun ekstensi sesudah dilakukan latihan ROM pasif dan aktif terjadi perubahan. Pada rentang sendi gerak fleksi terjadi peningkatan sudut rentang gerak. Sedangkan pada rentang sendi gerak ekstensi terjadi penyempitan sudut rentang gerak. Pengukuran rentang gerak sendi siku pada penderita stroke secara fleksi setelah dilakukan ROM pasif dan aktif pada tiap kelompok perlakuan mengalami peningkatan derajat sudut sendi siku. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa 100% klein mengalami peningkatan rentang gerak sendi siku setelah dilakukan latihan range of motion pasif dan aktif. Pengukuran rentang gerak sendi siku pada penderita stroke secara ekstensi setelah dilakukan ROM pasif dan aktif pada tiap kelompok perlakuan mengalami penurunan derajat sudut sendi siku. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa 100% responden mengalami perubahan rentang gerak sendi siku secara fleksi dan penurunan kemampuan rentang gerak ekstensi dan fleksi tersebut menunjukkan bahwa rata rata klien tidak lagi termasuk dalam kategori kontraktur ringan tetapi masih mengalami keterbatasan sendi untuk bergerak sesuai dengan rentang gerak normal (Lukman dan Ningsih, 2012). Kontraktur merupakan salah satu penyebab terjadinya penurunan kemampuan pasien penderita stroke dalam melakukan rentang gerak sendi. Kontraktur diartikan sebagai hilangnya atau menurunnya rentang gerak sendi, baik dilakukan secara pasif maupun aktif karena keterbatasan sendi, fibrosis jaringan penyokong, otot dan kulit (Goldszmidt dan Caplan, 2013). Miller (1995) mengemukakan bahwa salah satu kondisi yang menyebabkan terjadinya kontraktur adalah paralisis. Paralisis (kelumpuhan) merupakan salah satu gejala klinis yang ditimbulkan oleh penyakit stroke (Lukman dan Ningsih, 2012). Paralisis disebabkan karena hilangnya suplai saraf ke otot sehingga otak tidak mampu 10
11 untuk menggerakkan ekstremitas, hilangnya motion merupakan salah satu penanganan suplai saraf ke otot akan menyebabkan otot tidak lagi menerima sinyal kontraksi yang dibutuhkan untuk mempertahankan ukuran otot yang normal sehingga terjadi atropi. Serat otot akan dirusak dan digantikan oleh jaringan fibrosa dan jaringan lemak. Jaringan fibrosa yang menggantikan serat otot selama atrofi akibat denervasi memiliki kecenderungan untuk terus memendek selama berbulan bulan, yang disebut kontraktur. Atropi otot menyebabkan penurunan aktivitas pada sendi sehingga sendi akan mengalami kehilangan cairan sinovial dan menyebabkan kekakuan sendi. Kekakuan sendi dan kecenderungan otot untuk memendek menyebabkan penurunan rentang gerak pada sendi (Goldszmidt dan Caplan, 2013). Penanganan secara konservatif merupakan salah satu penanganan yang bisa diberikan pada pasien dengan kontraktur. Penanganan konservatif adalah penanganan yang menggunakan pengobatan opsional tanpa melibatkan tindakan operasi. Latihan range of konservatif (Lukman dan Ningsih, 2012). Latihan range of motion adalah latihan dengan menggerakkan semua persendian hingga mencapai rentangan penuh tanpa menyebabkan rasa nyeri. Tipe latihan range of motion ada 3 macam yaitu latihan range of motion pasif, aktif asistif dan aktif (Goldszmidt dan Caplan, 2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar usia penderita stroke untuk kelompok latihan ROM pasif maupun aktif sebagian besar berusia antara tahun. Insiden stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia, setelah usia 55 tahun risiko stroke iskemik meningkat 2 kali lipat tiap dekade. Prevalensi meningkat sesuai usia yaitu 0,8% pada kelompok usia tahun, 2,7% pada kelompok usia tahun dan 8,1% pada kelompok usia 65 tahun. Stroke adalah suatu penyakit gangguan fungsi otak yang terjadi secara tiba tiba dan cepat dapat menimbulkan cacat atau kematian yang disebabkan karena gangguan 11
12 perdarahan otak. Jika sudah lama menderita stroke, lama kelamaan dapat bersifat kronis akan terjadi kerusakan gangguan otak, maka akan mengakibatkan kelumpuhan pada anggota gerak, gangguan bicara, serta gangguan dalam pengaturan nafas dan tekanan darah, sebagian besar kasus stroke terjadi Hasil penelitian menunjukkan bahwa 17 orang (56,7%), sedangkan responden laki-laki berjumlah 13 orang (43,3%). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa serangan stroke memang lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita (Goldszmidt dan Caplan, 2013). Pernyataan Lewis ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Sikawin (2013) yang mengungkapkan bahwa di Indonesia, stroke pada pria lebih banyak 30% dibanding wanita. Penelitian lain yang mendukung hasil penelitian ini adalah hasil survey ASNA (1995) yang menunjukkan bahwa penderita pria lebih banyak daripada wanita, yaitu pria 238 (57%) dan wanita 117 (43%) (Lukman dan Ningsih, 2012). Hasil kuesioner menunjukkan bahwa sebagian kecil responden tidak melakukan Satu tangan Anda memegang lengan pasien pada sendi siku. Tangan yang lain sebanyak 3 orang (10%) dan tidak melakukan Sangga lengan pasien, letakkan bantal dibawah lengan sebanyak 5 orang (16%), sedangkan sebagian besar melakukan Pegangan lengan pasien tepat diatas pergelangan tangan sebanyak 28 orang (93,3%) dan melakukan Satu tangan Anda memegang tangan pasien didekat sendi bahu sebanyak 27 orang (90%). UCAPAN TERIMAKASIH Dalam kesempatan ini, peneliti banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dari hati yang terdalam peneliti mengucapkan terima kasih kepada pembimbing I dan pembimbing II, Direktur RSUD Ulin dan Kepala Unit Stroke Center serta seluruh Petugas Kesehatan di RSUD Ulin Banjarmasin, kedua orang tua dan saudara-saudaraku serta teman-teman seangkatan dan seperjuangan yang telah memberikan semangat dan bantuan. 12
13 DAFTAR PUSTAKA Alway, D dan Cole, W. J Esensial Stroke untuk Layanan Primer. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Goldszmidt, J. A dan Caplan, R. L Stroke Esensial Edisi Kedua: Komplikasi Terkait Stroke, Kontroversi dalam Tata Laksana Stroke, Pengurangan Risiko Serebrovaskular dan Kardiovascular, Uji Coba Klinis dan Kumpulan Foto. Jakarta: Indeks. Kemenkes RI Pembangunan Nasional: Menuju Indonesia Sehat Jakarta: Direktorat Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.. Infodantin: Stroke. Jakarta: Direktorat Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Kahn, E. L Robot-assisted reaching exercise promotes arm movement recovery in chronic hemiparetic stroke: a randomized controlled pilot study. Journal of Rehabilitation Research & Development: Volume 43, Number 5, Pages August/September Departement Of Veterans Affairs. Morton, G. P, Fontaine. D, Hudak, M. C dan Gallo, M. B Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Histolik Edisi 8 Volume 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Rekapitulasi Rekam Medik Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin Rekam Medik Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin Kejadian Stroke Tahun Banjarmasin: RSUD Ulin. Sikawin, C. A Pengaruh Latihan Range of Motion terhadap Kekuatan Otot Pasien Stroke di BLU RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado ejournal Keperawatan (e -Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus Universitas Sam Ratulangi Manado. Suratun, H, Manurung, S dan Raenah. E Seri Asuhan Keperawatan: Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Lukman dan Ningsih, N Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika. Mardati, L Perbedaan range of motion spherical grip dan cylindrical grip terhadap kekuatan otot ekstremitas atas pada pasien stroke di RSUD Tugurejo Semarang Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan ( JIKK), Edisi 12. STIKES Telogorejo Semarang. 13
BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi dengan perkembangan teknologi di berbagai bidang termasuk informasi, manusia modern semakin menemukan sebuah ketidak berjarakan yang membuat belahan
Lebih terperincidan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Meningkatnya tingkat sosial dalam kehidupan masyarakat dan ditunjang pula oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berdampak pada peningkatan usia harapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya dan dapat menyebabkan terjadinya disfungsi motorik dan sensorik yang berdampak pada timbulnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung, juga merupakan penyebab kecacatan nomor satu baik di negara maju maupun di negara berkembang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut definisi WHO tahun 2005, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejalagejala yang berlangsung
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE HEMORAGE DEXTRA STADIUM RECOVERY
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE HEMORAGE DEXTRA STADIUM RECOVERY Disusun oleh : IKA YUSSI HERNAWATI NIM : J100 060 059 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai fungsi yang berbeda dan saling mempengaruhi. Sistem saraf mengatur kegiatan tubuh yang cepat seperti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau perempuan, tua atau muda. Berdasarkan data dilapangan, angka kejadian stroke meningkat secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap tahunnya terdapat 15 juta orang diseluruh dunia menderita stroke. Diantaranya ditemukan jumlah kematian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Stroke atau gangguan peredaran darah otak ( GPDO) merupakan penyakit neurologik yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasalahan kesehatan yang berkaitan dengan penyakit degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi di dunia. Stroke merupakan penyakit neurologi
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI HEMIPARESE DEXTRA POST STROKE NON HAEMORAGIK DI RSUP DR.
KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI HEMIPARESE DEXTRA POST STROKE NON HAEMORAGIK DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG Oleh : ERMA PUTRI WIJAYANTI J100060055 Diajukan guna melengkapi tugas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan fungsi serebral secara fokal ataupun global yang berkembang dengan cepat, dengan gejala berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke sebagaimana pernyataan Iskandar (2004) Stroke sering menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan, ekonomi, dan sosial, serta membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO), stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh yang berlangsung dengan cepat lebih dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan
Lebih terperinciHUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN
Dinamika Kesehatan, Vol. 7 No.1 Juli 2016 Basit, e.t al., Hubungan Lama Kerja dan Pola Istirahat HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merokok, mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang memiliki. kurang beristirahat dan berolahraga. (Auryn, 2007).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini semakin pesat perkembangan di berbagai bidang teknologi, termasuk bidang informasi. Perkembangan informatika mengakibatkan ketidak berjarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah suatu penyakit cerebrovascular dimana terjadinya gangguan fungsi otak yang berhubungan dengan penyakit pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak (Wardhani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah penyakit neurologis terbanyak yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan sensorik. Kelemahan
Lebih terperinciKEEFEEKTIFAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS PADA PASIEN STROKE
KEEFEEKTIFAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS PADA PASIEN STROKE Havid Maimurahman dan Cemy Nur Fitria Akper Pku Muhammadiyah Akper PKU Muhammadiyah Surakarta Jl. Tulang Bawang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Undang-undangKesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu keadaan sehat fisik,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Undang-undangKesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu keadaan sehat fisik, jasmani (mental) dan spritual serta sosial, yang memungkinkan setiap induvidu dapat hidup secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak secara fokal dan atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih dan dapat mengakibatkan kematian atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia, sehingga stroke menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin penting saat ini. Dua pertiga stroke
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (deficit neurologic) akibat terhambatnya aliran darah ke otak (Junaidi, 2011). Menurut Organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu kondisi klinis yang berkembang dengan cepat akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24
Lebih terperinciLATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) PASIF TERHADAP RENTANG SENDI PASIEN PASCA STROKE
ISSN : 2087-2879 LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) PASIF TERHADAP RENTANG SENDI PASIEN PASCA STROKE Exercise Range of Motion (ROM) Passive to Increase Joint Range of Post-Stroke Patients Derison Marsinova
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah salah satu penyebab kematian utama di dunia. Stroke membunuh lebih dari 137.000 orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata,
Lebih terperinciMANUSKRIP. Oleh: INDAH RAHMAWATI NPM
PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF-ASISTIF (SPHERICAL GRIP) TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS ATAS PADA PASIEN STROKE DI RUANG RAWAT INAP PENYAKIT SYARAF (SERUNI) RSUD ULIN BANJARMASIN
Lebih terperinciYurida Olviani 1, Mahdalena 2, Indah Rahmawati. *Korespondensi Penulis. ABSTRAK
PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF-ASISTIF (SPHERICAL GRIP) TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS ATASPADA PASIEN STROKE DI RUANG RAWAT INAP PENYAKIT SYARAF (SERUNI) RSUD ULIN BANJARMASIN
Lebih terperinciFUNGSI RANGE OF MOTION (ROM) PADA PENDERITA STROKE PASCA PERAWATAN RUMAH SAKIT
FUNGSI RANGE OF MOTION (ROM) PADA PENDERITA STROKE PASCA PERAWATAN RUMAH SAKIT Arif Bachtiar, Nurul Hidayah, Ratih Poltekkes Kemenkes Malang Jl.Besar Ijen No 77 C Malang e-mail: nh_07@yahoo.com Abstract:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah suatu gangguan fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun global, yang terjadi secara mendadak, berlangsung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mendapatkan peringkat kelima atas kejadian kecelakaan lalulintas di dunia. Kecelakaan lalulintas dapat menyebabkan berbagai dampak, baik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat ada beberapa kegiatan atau aktivitas fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala bidang secara menyeluruh. Termasuk pembangunan di bidang kesehatan.
1 BAB I PENDAHULUAN Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum, dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa
Lebih terperinciTEKANAN DARAH PASIEN STROKE YANG MENDAPAT LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) DI RUANG BOUGENVILE RSD MARDI WALUYO BLITAR
TEKANAN DARAH PASIEN STROKE YANG MENDAPAT LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) DI RUANG BOUGENVILE RSD MARDI WALUYO BLITAR (Blood Pressure Post Range of Motion (ROM) Stroke Patients At Bougenville Room Mardi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang. merokok dan minum-minuman keras. Mereka lebih memilih sesuatu yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah hal yang sangat penting bagi manusia. kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia penyakit stroke meningkat seiring dengan modernisasi. Di Amerika Serikat, stroke menjadi penyebab kematian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Yogyakarta atau yang terkenal dengan nama Rumah Sakit Jogja adalah rumah sakit milik Kota Yogyakarta yang
Lebih terperinciKata kunci : fleksi, ekstensi, range of motion (ROM).
PERBEDAAN LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) PASIF DAN AKTIF SELAMA 1-2 MINGGU TERHADAP PENINGKATAN RENTANG GERAK SENDI PADA PENDERITA STROKE DI KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER Murtaqib Program Studi Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data NCHS (National Center of Health Statistics) 2010, orang dengan serangan stroke berulang (NCHS, 2010).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan data NCHS (National Center of Health Statistics) 2010, stroke menduduki urutan ketiga penyebab kematian di Amerika setelah penyakit jantung dan kanker (Heart
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Pergerakan yang dilakukan baik secara volunter maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk yang memerlukan gerak dan berpindah tempat. Aktivitas pergerakan normal sangat diperlukan dalam menunjang kegiatan sehari-hari. Pergerakan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak, hal ini disebabkan oleh berhentinya suplai darah dan oksigen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori 1. Stroke Non Hemoragik Menurut kriteria WHO, stroke secara klinis didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak yang terjadi mendadak dengan tanda dan gejala klinis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah gangguan di dalam otak yang ditandai dengan hilangnya fungsi dari bagian tubuh tertentu (kelumpuhan), yang disebabkan oleh gangguan aliran darah pada
Lebih terperinciTanggul sub-district Jember district) Murtaqib* Abstract
PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF TERHADAP PERUBAHAN RENTANG GERAK SENDI PADA PENDERITA STROKE DI KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER (The effect range of motion/rom active on improvement of
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS HEMIPARESE POST STROKE NON HEMORAGE DEXTRA DI RSUD SRAGEN
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS HEMIPARESE POST STROKE NON HEMORAGE DEXTRA DI RSUD SRAGEN OLEH : DWI ARISUMA J.100.050.039 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas Tugas dan Memenuhi
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA DALAM PERAWATAN STROKE DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR
HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA DALAM PERAWATAN STROKE DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini di Indonesia penyakit stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pelayanan perawatan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan kebutuhan kesehatan masyarakat dan harapan-harapannya. Seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE NON HEMORAGIK DEKSTRA STADIUM AKUT
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE NON HEMORAGIK DEKSTRA STADIUM AKUT Disusun oleh : DWI RAHMAWATI NIM : J100 060 001 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit neurologik yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari satu periode (Udjianti,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan
BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan pemberian latihan ROM aktif pada pasien stroke non hemoragik untuk meningkatkan kekuatan otot pada Tn. M berusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery Disease (CAD) merupakan suatu penyakit yang terjadi ketika arteri yang mensuplai darah untuk dinding
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai dengan hilangnya sirkulasi darah ke otak secara tiba-tiba, sehingga dapat mengakibatkan terganggunya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Serikat. American Hearth Association tahun 2013 melaporkan sekitar
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyakit stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga di dunia dan penyebab paling sering kecacatan pada orang dewasa (Abubakar dan Isezuo, 2012). Stroke juga merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No. 23/19912 bahwa pembangunan nasional akan terwujud bila terjadi derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang sering terjadi saat ini. Stroke adalah penyakit gangguan fungsional pada otak yang bersifat akut karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rutinitas yang padat dan sangat jarang melakukan aktifitas olahraga akan. penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit stroke.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bertambahnya usia, kondisi lingkungan yang tidak sehat, baik karena polusi udara serta pola konsumsi yang serba instan ditambah lagi dengan pola rutinitas yang padat
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan oleh adanya penyempitan pembuluh darah koroner.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
BAB I PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala bidang kehidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan peradaban manusia sudah semakin berkembang pesat di segala bidang kehidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (defisit neurologik) akibat terhambatnya aliran darah ke otak. Secara sederhana stroke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan hilangnya fungsi otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization [WHO], 2014). Hal
Lebih terperinciSTUDI DESKRIPTIF DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN STROKE DALAM MENJALANI REHABILITASI STROKE DI RSUD BENDAN PEKALONGAN TAHUN 2013
STUDI DESKRIPTIF DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN STROKE DALAM MENJALANI REHABILITASI STROKE DI RSUD BENDAN PEKALONGAN TAHUN 2013 Oleh : Basuki dan Urip Haryanto Abstrak Stroke dapat mengenai semua usia dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekaligus pembunuh nomor tiga di dunia. Stroke menjadi salah satu penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan masalah utama dalam pelayanan kesehatan dan sekaligus pembunuh nomor tiga di dunia. Stroke menjadi salah satu penyakit yang ditakuti karena menjadi
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN STROKE HEMORAGE DEXTRA DI RSUD PANDANARANG BOYOLALI
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN STROKE HEMORAGE DEXTRA DI RSUD PANDANARANG BOYOLALI Disusun oleh : BAYU ARDIANSYAH NIM : J100 070 006 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit multifaktorial dengan berbagai penyebab disertai manifestasi klinis mayor, dan penyebab utama kecacatan dan kematian di negara-negara berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stroke adalah salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kematian setelah penyakit jantung dan kanker. Stroke sudah dikenal sejak zaman dahulu, bahkan sebelum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau lebih. Kelumpuhan adalah cacat paling umum dialami oleh penderita stroke.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merujuk pada istilah medis stroke didefinisikan sebagai gangguan saraf permanen akibat terganggunya peredaran darah ke otak, yang terjadi sekitar 24 jam atau lebih.
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi
KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN DENGAN METODE PROPIOSEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION (PNF) PADA HEMIPARESE SINISTRA POST STROKE NON HAEMORAGIC STADIUM ACUTE DI BANGSAL CEMPAKA 4 RSUD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari. Pergerakan tersebut dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang memerlukan gerak dan berpindah tempat dalam melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari. Pergerakan tersebut dilakukan baik secara volunter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia, yang bertanggung jawab atas 68% dari 56 juta kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang mengalami masa peralihan, dari masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia modern di abad ke 21 ini, banyak kemajuan yang telah dicapai, baik pada bidang kedokteran, teknologi, sosial, budaya maupun ekonomi. Kemajuan-kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dan efisiensi. Dengan kata lain, harus memiliki kontrol yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan pada dasarnya dimiliki oleh setiap orang, namun banyak orang dalam hidupnya tidak ingin menghabiskan kegiatan yang bersangkutan dengan nilai kesehatan. Kesehatan
Lebih terperinciGejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah
Gejala Awal Stroke Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah Bermula dari musibah yang menimpa sahabat saya ketika masih SMA di Yogyakarta, namanya Susiana umur 52 tahun. Dia sudah 4 hari ini dirawat di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke masih menjadi pusat perhatian dalam bidang kesehatan dan kedokteran oleh karena kejadian stroke yang semakin meningkat dengan berbagai penyebab yang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (deficit neurologis) akibat terhambatnya aliran darah karena perdarahan ataupun sumbatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kesehatan semakin menjadi perhatian luas diseluruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kesehatan semakin menjadi perhatian luas diseluruh dunia, Kesehatan yang baik merupakan suatu kondisi dimana terbebas dari suatu penyakit. Di Indonesia mengadakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak di ikuti oleh meningkatnya kesadaran akan kesehatan. Temuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata tidak di ikuti oleh meningkatnya kesadaran akan kesehatan. Temuan menunjukkan bahwa saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi menjadi salah satu prioritas masalah kesehatan di Indonesia maupun di seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 1. Masalah penyakit menular masih merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. baik di negara maju maupun di negara berkembang. World Health Organization
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu masalah besar di bidang kesehatan masyarakat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. World Health Organization (WHO) mendefinisikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular merupakan penyakit kronis yang sifatnya tidak ditularkan dari orang ke orang. Penyakit ini memiliki banyak kesamaan dengan beberapa sebutan penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, disertai oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronik adalah suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan pada kemampuan fisik, psikologis atau kognitif dalam melakukan fungsi harian atau kondisi yang memerlukan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi mengakibatkan terjadinya pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab timbulnya penyakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit sekarang ini telah mengalami perubahan dengan adanya transisi epidemiologi. Proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan pola penyakit dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat ketiga penyebab
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat ketiga penyebab kematian dan kecacatan dari fungsional tubuh manusia setelah penyakit kanker dan jantung. Setiap tahunnya
Lebih terperinciLampiran 1 SURAT IJIN PENELITIAN
Lampiran 1 88 SURAT IJIN PENELITIAN Lampiran 2 89 SURAT IJIN SURVEI AWAL PENELITIAN Lampiran 3 90 SURAT IJIN PENELITIAN Lampiran 4 91 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan di bawah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan besar dalam kehidupan modern saat ini. Jumlah penderitanya semakin meningkat setiap tahun, tidak hanya menyerang usia tua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global. Empat jenis utama penyakit tidak menular menurut World Health Organization (WHO) adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama dan merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker.
Lebih terperinciStroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Sehat secara jasmani dan rohani adalah keinginan setiap manusia moderen, di era pembangunan di segala bidang yang kini sedang digalakkan pemerintah dituntut sosok manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gangguan peredaran darah otak yang tejadi secara mendadak dan. menimbulkan gejala sesuai daerah otak yang terganggu (Bustaman MN,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah suatu defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak yang tejadi secara mendadak dan menimbulkan gejala sesuai daerah otak
Lebih terperinci