BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM"

Transkripsi

1 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis yang berjalan pada sistem ini bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Analisis Pola pembelian Produk pada Mitra 10 dengan Metode Algoritma Apriori. Sistem pengambil keputusan ini sangat bermanfaat bagi perusahaan dimana dengan adanya sistem pengambil keputusan yang baik ini, maka akan dapat memperlancar kegiatan operasional perusahaan. Sehubungan dengan itu, penulis juga mencoba untuk mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Pengambilan keputusan dalam menentukan pola pembelian produk pada Mitra 10 seringkali tidak sesuai dengan kriteria-kriteria yang dibutuhkan. 2. Lamanya proses menentukan pola pembelian produk pada Mitra 10. Adapun beberapa strategi pemecahan masalah yang diusulkan oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Melakukan perancangan terhadap sistem pengambil keputusan yang dapat menentukan kualitas barang berdasarkan jumlah penjualan pada Mitra Melakukan perancangan terhadap sistem pengambil keputusan yang dapat menentukan kualitas barang berdasarkan jumlah penjualan pada Mitra Melakukan perancangan terhadap sistem pengambil keputusan dengan mempertimbangkan tata letak suatu barang yang sering terjual pada Mitra

2 40 4. Melakukan perancangan terhadap sistem pengambil keputusan yang berjalan pada Mitra 10 dalam menentukan pola pembelian produk dengan menggunakan Metode Algpritma Apriori. III.2 Penerapan Metode Algoritma Apriori III.2.1. Algoritma Apriori Algoritma Apriori adalah salah satu algoritma yang melakukan pencarian frequent itemset dengan menggunakan teknik association rule (Erwin, 2009). Algoritma Apriori menggunakan pengetahuan frekuensi atribut yang telah diketahui sebelumnya untuk memproses informasi selanjutnya. Pada algoritma Apriori menentukan kandidat yang mungkin muncul dengan cara memperhatikan minimum support dan minimum confidence. Support adalah nilai pengunjung atau persentase kombinasi sebuah item dalam database. Rumus support adalah sebagai berikut : Support (A) = (jumlah transaksi mengandung A / Total transaksi) x 100%. (1) Sedangkan confidence adalah nilai kepastian yaitu kuatnya hubungan antar item dalam sebuah Apriori. Confidence dapat dicari setelah pola frekuensi munculnya sebuah item ditemukan. Rumus untuk menghitung confidence adalah sebagai berikut : Contoh misalnya ditemukan aturan A B maka: Confidence P(B A) =.. (2)

3 41 Proses utama yang dilakukan dalam algoritma Apriori untuk mendapat frequent itemset yaitu (Erwin, 2009) : 1. Join (penggabungan) Proses ini dilakukan dengan cara pengkombinasian item dengan item yang lainnya hingga tidak dapat terbentuk kombinasi lagi. 2. Prune (pemangkasan) Proses pemangkasan yaitu hasil dari item yang telah dikombinasikan kemudian dipangkas dengan menggunakan minimum support yang telah ditentukan oleh user. Prinsip dari Algoritma Apriori antara lain : 1) Mengumpulkan item yang tunggal kemudian mencari item yang terbesar. 2) Dapatkan candidate pairs kemudian hitung large pairs dari masingmasing item. 3) Temukan candidate triplets dari setiap item dan seterusnya. 4) Setiap subset dari sebuah frequent itemset harus menjadi frequent. III.2.2 Studi Kasus Metode Algoritma Apriori 1. Dalam melakukan studi kasus terhadap penerapan Metode Algoritma Apriori terlebih dahulu akan ditampilkan beberapa tabel tabel kriteria yang ada, data transaksi yang dimisalkan yaitu seperti dalam tabel berikut :

4 42 Tabel III.1. Daftar Produk Barang Transaksi Daftar Produk Barang 0001 Dulux Weathershield, Lg, Vinilex Pro, Elbow ½ 0002 Dulux Dulux Weathershield Weathershield 0003 Dulux Weathershield, Lg, Elbow ½ 0004 Dulux Weathershield, Vinilex Pro, Soket ¾ 0005 Dulux Weathershield, Soket ¾ 0006 Dulux Weathershield, Vinilex Pro, Soket ¾ 0007 Dulux Weathershield, LG, Vinilex Pro Soket ¾ 0008 Dulux Weathershield, LG, Vinilex Pro, Elbow ½ 0009 Dulux Weathershield, LG, Vinilex Pro, Soket ¾ 0010 Dulux Weathershield, Vinilex Pro, Soket ¾ 2. Tahapan berikutnya adalah membuat tabel tabular untuk melakukan perhitungan jumlah produk barang. Tabular ini dapat dilihat pada Tabel III.2. Tabel III.2. Tabulasi Produk Barang ID Dulux Transaksi Weathershield LG Vinilex Pro Soket 3/4 Elbow 1/

5 43 Jumlah Langkah berikutnya adalah membuat kombinasi 2 itemsets pada setiap objek wisata dan frekuensi masing-masing kombinasi dihitung sesuai dengan data tabular pada tabel. Pola kombinasi yang didapatkan dapat dilihat pada tabel III.3. Tabel III.3. Pola Kombinasi 2 Itemsets Pola Kombinasi 2 Itemsets Qty Dulux Weathershield Lg 5 Dulux Weathershield Vinilex Pro 6 Dulux Weathershield Soket ¾ 6 Dulux Weathershield Elbow ½ 3 Lg Vinilex Pro 3 Lg Vinilex Pro 2 Lg Elbow ½ 3 Vinilex Pro Soket ¾ 5 Vinilex Pro Elbow ½ 1 Soket 3/4 Elbow ½ 0 4. Setelah frekuensi masing-masing itemsets ditemukan, langkah selanjutnya menyeleksi frekuensi yang lebih besar atau sama dengan batas minimal yang telah ditentukan. Misalnya ditentukan batas minimal support 3. Tabel III.4. Seleksi Kombinasi Itemsets Pola Kombinasi 2 Itemsets Qty Dulux Weathershield Lg 5 Dulux Weathershield Vinilex Pro 6

6 44 Dulux Weathershield Soket ¾ 6 Dulux Weathershield Elbow ½ 3 Lg Vinilex Pro 3 Lg Vinilex Pro 2 Lg Elbow ½ 3 Vinilex Pro Soket ¾ 5 Vinilex Pro Elbow ½ 1 Soket 3/4 Elbow ½ 0 5. Tahapan selanjutnya adalah menganalisa tabel III.5, terdapat beberapa baris yang diberi arsir, garis tersebut adalah itemsets yang tidak memenuhi batas minimum dari jumlah frekwensi yang telah ditentukan. Langkah berikutnya adalah dengan membuat 3 itemset yang sesuai dengan susunan kombinasi yang baru atau dapat dilihat dalam tabel III.5. Tabel III.5. Calon 3 Itemsets Pola Kombinasi 2 Itemsets Qty Dulux Weathershield Lg 5 Dulux Weathershield Vinilex Pro 6 Dulux Weathershield Soket ¾ 6 Dulux Weathershield Elbow ½ 3 Lg Vinilex Pro 3 Lg Elbow ½ 3 Vinilex Pro Soket ¾ 5 6. Tabel kombinasi 2 itemsets pada table III.5. adalah kombinasi yang memenuhi batas minimal support. Berdasarkan tabel diatas maka tahap selanjutnya adalah membuat kombinasi 3 itemsets seperti terlihat pada tabel berikut :

7 45 Tabel III.6. Kombinasi 3 Itemsets Pola Kombinasi 3 Itemsets Qty Jika membeli Dulux Weathershield dan LG, maka membeli Vinilex Pro 3 Jika membeli Dulux Weathershield dan LG, maka membeli Soket ¾ 2 Jika membeli Dulux Weathershield dan LG, maka ke Elbow 1`/2 3 Jika membeli LG dan Vinilex Pro maka membeli Soket 3/4 2 Jika membeli LG dan Vinilex Pro, maka membeli Elbow 1/2 1 Jika membeli Vinilex Pro dan ke Soket 3/4maka membeli Elbow ½ 0 7. Kombinasi 3 itemset yang memenuhi adalah kombinasi Dulux Wheathersield- Vinilex Pro dan kombinasi Dulux Wheathersield - LG Soket 3/4 karena kombinasi tersebut memenuhi syarat support 3. Berdasarkan tabel III.6. maka persentase confidence yang terbentuk adalah : Tabel III.7. Persentase Confidence 3 itemsets No Aturan Confidence 1 Jika memebeli Dulux Weathershield dan LG, maka maka membeli Vinilex Pro 3/5 60% 2 Jika memebeli Dulux Weathershield dan Vinilex Pro, maka membeli LG 3/6 50% 3 Jika memebeli Vinilex Pro dan LG, maka memebeli Dulux Weathershield 3/3 100% 4 Jika memebeli Dulux Weathershield dan LG, maka membeli Elbow ½ 3/5 60% 5 Jika memebeli Dulux Weathershield dan Elbow 1/2, maka membeli LG 3/3 100%

8 46 6 Jika membeli Elbow 1/2 dan LG, maka memebeli Dulux Weathershield 3/3 100% Jumlah confidence dari pola kombinasi 2 itemsets yang memenuhi minimal support yaitu terlihat dari tabel III.8. Tabel III.8. Seleksi Minimum Confidence No Pola Kombinasi 2 Itemsets Confidence 1 Jika memebeli Dulux Weathershield maka membeli LG 5/10 50% 2 Jika memebeli LG maka membeli Dulux Weathershield 5/5 100% 3 Jika memebeli Dulux Weathershield maka membeli Vinilex Pro 6/10 60% 4 Jika membeli Vinilex Pro maka memebeli Dulux Weathershield 6/6 100% 5 Jika memebeli Dulux Weathershield maka membeli Soket ¾ 6/10 60% 6 Jika membeli Soket 3/4maka memebeli Dulux Weathershield 6/6 100% 7 Jika memebeli Dulux Weathershield maka memebeli Elbow ½ 3/10 30% 8 Jika memebeli Elbow 1/2 maka memebeli Dulux Weathershield 3/3 100% 9 Jika membeli LG maka membeli Vinilex Pro 3/5 60% 10 Jika membeli Vinilex Pro maka membeli LG 3/6 50% 11 Jika membeli LG maka ke memebeli Elbow ½ 3/5 60% 12 Jika memebeli Elbow 1/2 maka membeli LG 3/3 100% 13 Jika memebeli Dulux Weathershield maka membeli Soket ¾ 5/5 100%

9 47 14 Jika membeli Soket 3/4maka membeli Elbow ½ 5/6 83% 8. Misalkan ditetapkan nilai confidence minimal adalah 60% maka terlebih dahulu kita menyeleksi jumlah minimal confidence. Dari tabel diatas maka dapat dihitung aturan asosiasi finalnya, yaitu Support Confidence seperti pada tabel III.9. Tabel III.9. Final Association Rule Support No Aturan Supp Conf Confidence Jika membeli LG maka memebeli Dulux Weathershield 50% 100% 50,0% Jika memebeli Dulux Weathershield maka membeli Vinilex Pro 60% 60% 36,0% Jika membeli Vinilex Pro maka memebeli Dulux Weathershield 60% 100% 60,0% Jika memebeli Dulux Weathershield maka membeli Soket ¾ 60% 60% 36,0% Jika ke membeli Soket 3/4 maka memebeli Dulux Weathershield 60% 100% 60,0% Jika membeli Elbow 1/2maka memebeli Dulux Weathershield 30% 100% 30,0% Jika membeli LG maka membeli Vinilex Pro 30% 60% 18,0% Jika membeli LG maka membeli Elbow ½ 30% 60% 18,0% Jika membeli Elbow 1/2 maka membeli LG 30% 100% 30% 10 Jika membeli Vinilex Pro maka 50% 100% 50,0%

10 membeli Soket ¾ Jika membeli Soket 3/4 maka membeli Vinilex Pro Jika memebeli Dulux Weathershield dan LG, maka meembeli Elbow ½ Jika memebeli Dulux Weathershield dan LG maka meembeli Elbow ½ 50% 83% 41,5% 50% 60% 30,0% 30% 60% 18% Tabel final association rule menjelaskan tentang support dan confidence dari masing-masing kombinasi 2 itemsets dan 3 itemsets. Hasil perhitungan support pada table final association rule didapatkan dari jumlah barang dengan kombinasi objek A dan B dibagi dengan total kunjungan ke objek A. Sedangkan confidence didapatkan dari jumlah kunjungan kombinasi A dan B dibagi dengan total transaksi yang ada. Hasil perkalian support dan confidence itulah yang menjadi hasil akhir dari algoritma apriori. 9. Dari hasil akhir algoritma apriori inilah di dapat sistem penunjang keputusan berupa produk yang lolos seleksi ditetapkan nilai confidence minimal adalah 60% dihitung aturan asosiasi finalnya, yaitu Support Confidence seperti pada tabel III.10 Kode Nama Barang Min.support Confidence Nilai Status 11 Vinilex Pro ,68% Lolos seleksi 13 Dulux ,68% Lolos seleksi Weathershield 17 Soket ¾ ,68% Tidak lolos 19 LG ,48% Tidak lolos 20 Elbow ½ ,32% Tidak lolos

11 49 III.3. Desain Sistem Pada perancangan sistem ini terdiri dari tahap perancangan yaitu : 1. Perancangan Use Case Diagram. 2. Perancangan Class Diagram. 3. Perancangan Sequence Diagram. 4. Perancangan Activity Diagram. III.3.1. Use Case Diagram Use case adalah rangkaian/uraian sekelompok yang saling terkait dan membentuk sistem secara teratur yang dilakukan atau diawasi oleh sebuah aktor. Umumnya use case digambarkan dengan sebuah elips dengan garis yang solid, biasanya mengandung nama.use case menggambarkan proses sistem (kebutuhan sistem dari sudut pandang user). Maka digambarlah suatu bentuk diagram Use Case yang dapat dilihat pada gambar berikut:

12 50 Sistem pendukung Keputusan Analisis Pola Pembelian Produk Dengan Metode Algoritma Apriori login Laporan Data Penjualan Laporan Nilai Bobot Penjualan Laporan Data Barang Admin Input Nilai Stok Barang «extends» «extends» Proses Penilaian Pemilihan Barang Proses Perangkingan Jual Barang «extends» Pimpinan Cetak Laporan Penjualan Cetak Laporan Hasil Penilaian Perangkingan Gambar III.2. Use Case Diagram Sistem Pendukung Keputusan Analisis Pola Pembelian Produk Dengan Metode Algoritma Apriori III.3.2. Class Diagram Class Diagram adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi).

13 * 1 * 1 1 Gambar III.3. Class Diagram Sistem Sistem Pendukung Keputusan Analisis Pola Pembelian Produk Dengan Metode Algoritma Apriori pada Mitra 10 Medan III.3.3. Activity Diagram Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

14 52 1. Activity Diagram Login Activity diagram login berfungsi untuk menjelaskan cara masuk kedalam sistem. Pada form login, admin memasukkan data username dan password untuk dapat mengakses sistem, seperti pada gambar berikut: ADMIN SISTEM Masukkan User Name dan Pasword Cek User Name dan Password Salah Benar Pesan : user Name dan Password Salah Tampil Menu Gambar III.4. Activity Diagram Login 2. Activity Diagram Data User Activity diagram data user berfungsi untuk menjelaskan cara melakukan pengolahan data user sesuai dengan kebutuhan, seperti simpan, edit, dan hapus pada tabel admin. Seperti terlihat pada gambar berikut:

15 53 ADMIN APLIKASI Mulai Simpan? N Tampil Form Admin Y Baru Simpan Hapus N Y Input Data Admin Edit N Y Ubah Data Hapus Data Data Dihapus Gambar III.5. Activity Diagram Data user 3. Activity Diagram Data Analisa apriori Activity diagram data Analisa apriori berfungsi untuk menjelaskan cara melakukan pengolahan data bobot nilai perbandingan sesuai dengan kebutuhan, seperti simpan, edit, dan hapus pada tabel Analisa apriori. Seperti terlihat pada gambar berikut: Kriteria APLIKASI Mulai Simpan? N Tampil Form Kriteria Y Baru Simpan Hapus N Y Input Data Kriteria Edit N Y Ubah Data Hapus Data Data Dihapus Gambar III.6. Activity Diagram Data Nilai Algoritma Apriori

16 54 4. Activity Diagram Data Barang Activity diagram data Barang berfungsi untuk menjelaskan cara melakukan pengolahan data Barang sesuai dengan kebutuhan, seperti simpan, edit, dan hapus pada tabel Barang. Seperti terlihat pada gambar berikut: Kriteria APLIKASI Mulai Simpan? N Tampil Form Kriteria Y Baru Simpan Hapus N Y Input Data Kriteria Edit N Y Ubah Data Hapus Data Data Dihapus Gambar III.7. Activity Diagram Data Barang 5. Activity Diagram Data Transaksi Activity diagram data transaksi berfungsi untuk menjelaskan cara melakukan pengolahan data transaksi sesuai dengan kebutuhan, seperti simpan, edit, dan hapus pada tabel data transaksi. Seperti terlihat pada gambar berikut:

17 55 Kriteria APLIKASI Mulai Simpan? N Tampil Form Kriteria Y Baru Simpan Hapus N Y Input Data Kriteria Edit N Y Ubah Data Hapus Data Data Dihapus Gambar III.8. Activity Diagram Data Transaksi 6. Activity Diagram Proses Penilaian Activity diagram proses penilaian berfungsi untuk menjelaskan cara melakukan pengolahan proses penilaian sesuai dengan kebutuhan, seperti simpan, edit, dan hapus pada tabel penilaian. Seperti terlihat pada gambar berikut: Kriteria APLIKASI Mulai Simpan? N Tampil Form Penilaian Y Baru Simpan Hapus N Y Input Data Penilaian Edit N Y Ubah Data Hapus Data Data Dihapus s Gambar III.9. Activity Diagram Proses Penilaian

18 56 7. Activity Diagram Cetak Laporan Activity diagram cetak laporan berfungsi untuk menjelaskan cara mencetak laporan sesuai dengan kebutuhan, seperti laporan data penjualan, laporan data penilaian. Seperti terlihat pada gambar berikut: Gambar III.10. Activity Diagram Cetak Laporan III.3.4. Sequence Diagram Sequence diagram (diagram urutan) adalah suatu diagram yang memperlihatkan atau menampilkan interaksi-interaksi antar objek di dalam sistem yang disusun pada sebuah urutan atau rangkaian waktu. Interaksi antar objek tersebut termasuk pengguna, display, dan sebagainya berupa pesan/message. Sequence Diagram digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai sebuah respon dari suatu kejadian/even untuk menghasilkan output tertentu. Sequence Diagram diawali dari apa yang memicu aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan. Berikut gambar sequence diagram:

19 57 1. Sequence Diagram Login Sequence diagram login menjelaskan mengenai serangkaian kinerja sistem yang dilakukan oleh admin untuk masuk ke dalam aplikasi sistem pendukung keputusan yang akan dirancang. Seperti terlihat pada gambar berikut: Tabel Admin Form Login Proses Login Halaman Admin pengguna Form login Validasi nama dan password () Click login () Invalid () Login sukses () Click reset () Gambar III.11. Sequence Diagram Login 2. Sequence Diagram Data User Sequence diagram data user menjelaskan mengenai serangkaian kinerja sistem yang dilakukan oleh admin dalam pengolahan data user pada aplikasi sistem pendukung keputusan yang akan dirancang. Seperti terlihat pada gambar berikut:

20 58 Admin Tampilkan Fom () Main form Form User Proses Tabel User Menu () click form pasien () Click baru () Click Save () Click Edit () Click Delete () database () database () database () Click reset () database () Close form () Gambar III.12.Sequence Diagram Data user 3. Sequence Diagram Bobot Nilai Algoritma Apriori Sequence diagram bobot nilai Algoritma Apriori menjelaskan mengenai serangkaian kinerja sistem yang dilakukan oleh admin dalam pengolahan data bobot nilai Algoritma Apriori pada aplikasi sistem pendukung keputusan yang akan dirancang. Seperti terlihat pada gambar berikut: Admin apriori proses Actor1 1: input min. support 2: perhitungan support 3: input min. confidence 3.1: perhitungan conf. 4: hasil sugesti Gambar III.13. Sequence Diagram Bobot Nilai Algoritma Apriori

21 59 4. Sequence Diagram Data Barang Sequence diagram data Barang menjelaskan mengenai serangkaian kinerja sistem yang dilakukan oleh admin dalam pengolahan data Barang pada aplikasi sistem pendukung keputusan yang akan dirancang. Seperti terlihat pada gambar berikut: Admin Main form Form Barang Proses Tabel Barang Tampilkan Fom () Menu () click form Barang Click baru () Click Save () Click Edit () Click Delete () database () database () database () Click reset () database () Close form () Gambar III.14. Sequence Diagram Data Barang 5. Sequence Diagram Data Transaksi Sequence diagram nilai profile menjelaskan mengenai serangkaian kinerja sistem yang dilakukan oleh admin dalam pengolahan data nilai profile pada aplikasi sistem pendukung keputusan yang akan dirancang. Seperti terlihat pada gambar berikut:

22 60 Admin Main form Form Transaksi Proses Tabel Transaksi Tampilkan Fom () Menu () click form Transaksi Click baru () Click Save () Click Edit () Click Delete () database () database () database () Click reset () database () Close form () Gambar III.15. Sequence Diagram Data Transaksi 6. Sequence Diagram Proses Penilaian Sequence diagram proses penilaian menjelaskan mengenai serangkaian kinerja sistem yang dilakukan oleh admin dalam pengolahan proses penilaian pada aplikasi sistem pendukung keputusan yang akan dirancang. Seperti terlihat pada gambar berikut: Admin Tampilkan Fom () Main form Form Penilaian Proses Tabel Penilaian Menu () click form Penilaian () Click Save () Click Edit () Click Delete () database () database () database () Click reset () database () Close form () Gambar III.16. Sequence Diagram Proses Penilaian

23 61 7. Sequence Diagram Cetak laporan analisa pembelian produk Sequence diagram cetak laporan analisa pembelian produk menjelaskan mengenai serangkaian kinerja sistem yang dilakukan oleh admin dalam mencetak laporan analisa pembelian produk pada aplikasi sistem pendukung keputusan yang akan dirancang. Seperti terlihat pada gambar berikut: Admin Form Laporan Analisa Print Proses Tabel Analisa Tampilkan Fom () Menu () click Print () Informasi data () database () Close form () Gambar III.17. Sequence Diagram Cetak Laporan Analisa Pola Pembelian 8. Sequence Diagram Cetak laporan Data Penilaian Sequence diagram cetak laporan data penilaian menjelaskan mengenai serangkaian kinerja sistem yang dilakukan oleh admin dalam mencetak laporan data penilaian pada aplikasi sistem pendukung keputusan yang akan dirancang. Seperti terlihat pada gambar berikut:

24 62 Admin Form Laporan Peniaian Print Proses Tabel Penilaian Tampilkan Fom () Menu () click Print () Informasi data () database () Close form () Gambar III.18. Sequence Diagram Cetak Laporan Data Penilaian III.4. Desain User Interface Desain user interface ini berfungsi untuk memberikan gambaran sistem yang akan diusulkan agar dapat dilihat secara lebih detail. III.4.1. Desain Input Perancangan input merupakan masukan yang penulis rancang untuk lebih memudahkan dalam entry data. Entry data yang dirancang akan lebih mudah dan cepat serta dapat meminimalisir kesalahan penulisan dan memudahkan perubahan. Perancangan input tampilan yang dirancang adalah sebagai berikut : 1. Rancangan Form Login Rancangan form login berfungsi untuk verifikasi pengguna yang berhak menggunakan sistem. Adapun rancangan form login dapat dilihat pada berikut:

25 63 Gambar III.19 Rancangan Input Form Login 2. Rancangan Form Menu Utama Rancangan form menu utama berfungsi untuk menampilkan tampilan utama setelah admin melakukan login. Adapun rancangan menu utama dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar III.20. Rancangan Form Menu Utama 3. Rancangan Form Data User Rancangan form data user digunakan untuk mengolah data user yang dilakukan oleh admin. Adapun rancangan form data user dapat dilihat pada gambar berikut:

26 64 Gambar III.21. Rancangan Form Data User 4. Rancangan Form Data Barang Rancangan form data barang digunakan untuk mengolah data barang yang dilakukan oleh admin. Adapun rancangan form data barang dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar III.22. Rancangan Form Data Barang 5. Rancangan Form Data Transaksi Rancangan form bobot nilai gap digunakan untuk mengolah bobot nilai gap yang dilakukan oleh admin. Adapun rancangan form bobot nilai gap dapat dilihat pada gambar berikut:

27 65 TRANSAKSI Gambar III.23. Rancangan Form Bobot Data Transaksi 6. Rancangan Form nilai Algoritma Apriori Rancangan form Algoritma Apriori untuk mengolah nilai Algoritma Apriori yang dilakukan oleh admin. Adapun rancangan form nilai Algoritma Apriori dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar III.24. Rancangan Form Algoritma Apriori III.4.2. Desain Output Desain output sistem ini berisi pemilihan menu dan hasil pencarian yang telah dilakukan. Adapun bentuk rancangan output dari sistem pendukung analisis

28 66 pola pembelian pula produk bangunan menggunakan metode Algoritma Apriori pada MITRA 10 Medan adalah sebagai berikut. 1. Rancangan Output Proses Penilaian Rancangan output proses penilaian digunakan untuk mengolah proses penilaian yang dilakukan oleh admin. Adapun rancangan output proses penilaian dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar III.25. Rancangan Output Proses Penilaian 2. Rancangan Output Proses Penilaian Rancangan output proses penilaian digunakan untuk mengolah proses perankingan yang dilakukan oleh admin. Adapun rancangan output proses perankingan dapat dilihat pada gambar berikut:

29 67 Gambar III.26. Rancangan Form Proses Penilaian 3. Rancangan Laporan Data Barang Rancangan laporan data barang digunakan untuk mencetak laporan data barang. Adapun rancangan laporan data barang dapat dilihat pada gambar berikut: Diketahui Kepala HRD.MITRA 10 (Deny) Gambar III.27. Rancangan Form Laporan Data Barang

30 68 4. Rancangan Laporan Data Hasil Transaksi Rancangan laporan data hasil Transaksi digunakan untuk mencetak laporan data hasil Transaksi. Adapun rancangan laporan data hasil transaksi dapat dilihat pada gambar berikut: Diketahui Kepala HRD.MITRA 10 (Deny) Gambar III.28. Rancangan Form Laporan Data Hasil transaksi 5. Rancangan Laporan Data Hasil Penilaian Algoritma Apriori. Rancangan laporan data hasil penilaian Algoritma Apriori digunakan untuk mencetak laporan data hasil penilaian Algoritma Apriori. Adapun rancangan laporan data hasil penilaian Algoritma Apriori dapat dilihat pada gambar berikut:

31 69 image Xx/xx/xxxx Laporan persentasi Penilaian Sugesti Penerimaan Apriori SPG Kode Penilaian Kode Calon Nilai 1 Nilai 2 Nilai Akhir P01 Xxxxxx Xxxxxx Xxxxxx Xxxxxx P02 Xxxxxx Xxxxxx Xxxxxx Xxxxxx P03 Xxxxxx Xxxxxx Xxxxxx Xxxxxx Diketahui Diketahui Kepala HRD PT. Arta Boga Cemerlang Kepala HRD.MITRA 10 (Deny) (Erwin) Gambar III.29. Rancangan Form Laporan Data Hasil Penilaian Algoritma Apriori. III.5. Desain Database III.5.1. Normalisasi Normalisasi merupakan cara pendekatan dalam membangun desain logika basis data relasional yang tidak secara langsung berkaitan dengan model data, tetapi dengan menerapkan sejumlah aturan dan kriteria standart untuk menghasilkan struktur tabel yang normal. Bentuk-bentuk normalisasi pada rancangan database adalah sebagai berikut: 1. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized) Username Password Nama_Brg Nama_Transakasi bobotsupport keterangan kodebarang namapembeli Harga Kode_Nilai Confidence_A Confidence_B Confidence_C Confidence_D Confidence_E Kode_Pembeli nconfidence_a nconfidence_b nconfidence_c nconfidence_d nconfidence_e cf1 Cf2 Cf3 Cf4 Cf5 Sf11 nilaiakhir

32 70 2. Bentuk Normal Pertama (1NF/First Normal Form) username* Password Kodekriteria* Selisih bobotnilai keterangan kodepembeli* namabarang Harga stok jumlahbeli kodepenilaian* kodebarang kodenilai sf1 n1 nbarang nharga nstok njumlahbeli cf2 sf2 n2 nilaiakhir 3. Bentuk Normal Kedua (2NF) a. Tabel Normal Kedua Admin username* Password b. Tabel Normal Kedua Barang kodebrg* Nama_Brg Harga Jumlah c. Tabel Normal Kedua Transaksi kodecalon* Nama_Brg Tgl_Pembelian Jumlah Harga Stok d. Tabel Normal Kedua Apriori kodenilai* Confidence_A Confidence_B Confidence_C Confidence_D Confidence_E Support 1. Desain Tabel Untuk perancangan table sistem pendukung keputusan pola pembelian produk bangunan pada MITRA 10 dapat dilihat dibawah ini:

33 71 a. Tabel Data Barang Tabel data barang digunakan untuk menampung record data mahasiswa keseluruhan. Struktur Tabel data barang dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Tabel III.10. Data Barang Field Name Type Size Indexed Description Id Barang Nama Barang Harga Stok Jumlah Beli Tanggal Pembelian Varchar Varchar Varchar Varchar Date Varchar Yes ID Barang Nama Barang Harga Stok Jumlah Beli Tanggal Pembelian b. Tabel Kriteria Analisis Tabel Kriteria Analisis digunakan untuk menampung record data Kriteria Analisis keseluruhan. Struktur Tabel Kriteria Analisis dapat dilihat pada gambar dibawah Tabel III.11. Kriteria Analisis Field Name Type Size Indexed Description IdKriteria Varchar 5 Yes No ID Kriteria GolonganAnalisis Varchar 30 - Golongan Analisis Kriteria Varchar 50 - Kriteria c. Tabel Penilaian Tabel Penilaian digunakan untuk menampung record data penilaian. Struktur Tabel Penilaian dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

34 72 Tabel III.12. Penilaian Field Name Type Size Indexed Description NoPenilaian TanggalPenilaian Id Barang Varchar Date Varchar Yes - - No Penilaian Tanggal Penilaian Id Barang d. Tabel Detail Penilaian Tabel detail penilaian digunakan untuk menampung record data detail penilaian. Struktur tabel detail penilaian dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Tabel III.13. Detail Penilaian Field Name Type Size Indexed Description NoPenilaian Varchar 5 Yes No Penilaian IdKriteria Varchar 5 - No ID Kriteria Persentase Numeric 4 - Persentase

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. serta melakukan evaluasi terhadap perancangan program aplikasi service

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. serta melakukan evaluasi terhadap perancangan program aplikasi service BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis yang berjalan pada sistem ini bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap perancangan program aplikasi service

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Sistem yang sedang berjalan pada saat ini dalam proses seleksi penerimaan team leader di PT. KAO Indonesia masih secara semikomputerisasi, sehingga

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.. Analisis Masalah Analisis yang berjalan pada sistem ini bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Pegawai

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem Analisis sistem yang berjalan pada perusahaan PT. Perintis Perkasa dikelola dengan menggunakan software TDMS (Toyota Dealer Management System). TDMS

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah yang dijelaskan pada bab ini adalah sebagai bahan perbandingan dengan sistem yang akan dirancang. Disini penulis akan memaparkan proses penyeleksian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Kebutuhan akan teori dalam dunia pendidikan sangat besar. Teori banyak di tulis ke dalam sebuah buku maupun jurnal. Pada universitas potensi utama,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Analisis dilakukan agar dapat menemukan masalah-masalah dalam pengolahan sistem pendukung keputusan pemilihan tempat penanaman teh dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penerapan data mining untuk memprediksi minat pembeli barang elektronik khususnya komputer dan sparepart

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap bagaimana seseorang memilih smartphone

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 24 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem pada ng berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pakar mendiagnosa kanker

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Banyaknya permintaan pasar terhadap produk coca-cola membuat PT. Coca-Cola harus menyediakan jumlah produksi yang sesuai dengan permintaan pasar.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap bagaimana kualitas sebuah tiang pancang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Bagi para calon mahasiswa cenderung bingung memilih jurusan yang mana yang akan mereka geluti di dunia pendidikan. Sekolah Tinggi Teknologi Sinar

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh Dinas Perhubungan Sumatra Utara adalah kesulitan dalam pencatatan serta menentukan banyak setoran pendapatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Masalah Penataan atau penempatan stok barang selama ini yang dilakukan oleh kedai Kopi Uleekareng dan Gayo sangatlah tidak tertata dengan baik dan rapi,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 25 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pakar mendiagnosa herpes

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan untuk proses pengadaan alat kerja clening service yang dilakukan pada CV. Sapta Darma Utama Medan ini masih

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada proses metode penilitian dengan metode waterfall. Analisa sistem dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Sebuah perusahaan dapat bertahan dan mencapai tujuannya apabila dikelola secara baik dan mempunyai perencanaan serta pengendalian yang baik disegala

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh Kantor SAR Banda Aceh adalah kesulitan dalam mengolah dan mencatat penerimaan dan pengeluaran kas yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dibutuhkannya ketelitian dalam Melihat hasil penjualan minuman pada kedai kopi Uleekareng & Gayo untuk menentukan minuman yang paling diminati

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 36 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Dari hasil analisa yang dilakukan oleh penulis pada SMP Harapan Mekar Medan khususnya pada bagian Penerimaan dan Pengeluaran Dana Bantuan Operasional

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Yang Sedang Berjalan Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh PT. Coca-Cola adalah kesulitan dalam Perhitungan danpencatatan, dan seringnya terjadi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Analisis Permasalahan Keputusan selama ini yang dilakukan oleh Toko Buku Sembilan Wali Medan untuk menentukan buku apa saja yang paling potensial dijual berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Toko central menjual berbagai macam aksesoris hp untuk masyarakat yang akan membeli. Toko central menyediakan aksesoris hp sesuai dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. evaluasi terhadap sistem pendukung keputusan untuk menentukan Guru-guru

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. evaluasi terhadap sistem pendukung keputusan untuk menentukan Guru-guru BAB III AALISA DA DESAI SISTEM III.1. Analisa Masalah Analisa masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pendukung keputusan untuk menentukan Guru-guru yang berhak

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah PT. Intraco Agro Industry merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pakan ternak. Masalah yang dihadapi PT. Intraco Agro Industry pada saat ini

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 33 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Saat ini, proses pengendalian biaya persediaan pada PT. Indojaya Agri Nusa masih kurang efektif karena belum dapat mencapai tujuan yang telah

Lebih terperinci

ANALISA DAN DESAIN SISTEM

ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Pada saat ini penulis melakukan penelitian pada BreadTalk Plaza Medan Fair. Adapun penulis mengamati ada beberapa

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Sebuah sistem pengolahan informasi dapat efektif jika sistem tersebut dapat memberikan gambaran secara detail dari karakteristik informasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 28 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.. Analisis Masalah Pada zaman saat ini sepeda motor banyak digunakan di jalanan, banyak masyarakat menggunakan sepeda motor karena kepraktisan di dalam penggunaanya.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Data penjualan pada CV. Auto Medan selama ini tidak tersusun dengan baik, sehingga data penjualan yang semakin hari semakin banyak tersebut hanya

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh PT. Matahari Department Store Grand Palladium Medan sulit dalam mengelola diskon aging akan suatu produk

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan selama ini masih menggunakan sistem yang manual. Analisa input yang ada pada sistem yang sedang berjalan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa masalah yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi Sistem Informasi Geografis Lokasi Support Center Resmi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh PT. CCBI Northern Sumatra adalah kesulitan dalam mencatat Akumulasi Penyusutan Aktiva yang diterapkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.. Analisis Masalah Sistem pendukung keputusan seleksi pemain utama ini adalah manajer/pelatih tidak memperhatikan kriteria penilaian dan bobot kriteria dalam menentukan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Pada saat penulis melakukan penelitian pada SMK Swasta Yapim Indrapura. Adapun penulis mengamati ada beberapa kelemahan dari sistem yang ada di

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Penjualan cake dan bakery pada Zahara bakery yang selalu laris, membuat karyawan Zahara bakery harus mempersiapkan penjualan sesuai dengan tingkat

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 36 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Tahapan ini merupakan tahapan utama dalam penelitian, dalam tahapan pengembangan sistem metode yang akan dipakai adalah Rapid Application Development dan tahapan Data

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Valentine Ponsel dalam melakukan pemilihan perangkat Android masih dilakukan secara manual berdasarkan model dan merk. Cara seperti ini menyebabkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Apotek Rumah Sakit Islam Malahayati merupakan suatu organisasi bisnis yang berkembang di Indonesia. Apotek Rumah Sakit Islam Malahayati bergerak

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah dari pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 40 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh RSUD Lukas Nias Selatan adalah kesulitan dalam mengolah data rekam medis akan pasien dan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan sistem yang dapat berperan sebagai seorang ahli peternakan. Dengan kata lain terjadi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Sistem evaluasi Prosedur Pembayaran Hutang yang diterapkan pada CV. Heru Computer masih dilakukan secara semi komputerisasi, yaitu setiap pendataan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Berjalan Masalah-masalah yang sering dihadapi dalam pengembangan sumber daya manusia yang ada pada Victory Education Center adalah sistem pencatatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh PT. Unitama Sari Mas adalah kesulitan dalam pencatatan data bahan dan pencatatan laporan produksi dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Yang Sedang Berjalan Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh PT. Blue Bird Medan adalah kesulitan dalam mencatat dan membedakan Penyusutan Aktiva

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Penentuan Kualitas Buah Apel Menggunakan Metode SAW Pada Swalayan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh Bank BPR Sumut KCP Ujung Padang adalah kesulitan dalam mencatat dan membedakan jenis pendapatan dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Penentuan Jumlah Produksi Keramik pada PT. Jui Shin Medan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Evaluasi Kinerja Dosen Menggunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Sistem pendukung keputusan pemilihan bantuan bencana dengan menggunakan metode AHP (Analitycal Hierarchy Process) ini diimplementasikan dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah yang Sedang Berjalan Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh PT. Serdang Tanjung Purba Kab. Deli Serdang adalah adanya kesulitan serta kesalahan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Pada saat penulis melakukan penelitian pada Kantor Pemerintahan Provinsi Sumatra Utara Badan Ketahanan Pangan. Penulis mengamati ada beberapa kelemahan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah merupakan tahap pertama dalam tahapan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan SMAN 1 Percut Sei Tuan dalam menentukan Pemilihan jurusan menggunakan beberapa faktor ng menjadi kriteria. Pemilihan jurusan mengacu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh PT. Propan Raya adalah kesulitan dalam menetapkan dan mencari harga pokok produksi, serta kesulitan dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Hal ini tentu menjadi masalah bagi bagian inventory dalam pengolahan persediaan akhir stok ATK, diantaranya sulit memasukan data pembelian dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. Mengidentifikasi masalah adalah langkah pertama yang dilakukan dalam

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. Mengidentifikasi masalah adalah langkah pertama yang dilakukan dalam BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Mengidentifikasi masalah adalah langkah pertama yang dilakukan dalam tahap analisa. Masalah dapat diidentifikasikan sebagai suatu pertanyaan yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Saat ini, PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Bandar Klippa masih mengalami kesulitan dalam memilih kualitas produksi buah kelapa sawit yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh PT. Kedaung Group Medan adalah adanya kesulitan serta kesalahan dalam pencatatan jumlah data produksi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Pada saat penulis melakukan penelitian pada Kantor Dinas Pertanian Provinsi Sumatra Utara. Penulis mengamati ada beberapa kelemahan dari sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh PT. Agri First Indonesia adalah kesulitan dalam menetapkan dan mencari harga pokok produksi, serta kesulitan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Untuk mengetahui sistem yang sedang berjalan dan untuk mempelajari sistem yang ada, diperlukan suatu penggambaran aliranaliran

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Sistem pendukung keputusan pemilihan bibit kelinci ini diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual studio. Net dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Sebuah sistem pengolahan informasi dapat efektif jika sistem tersebut dapat memberikan gambaran secara detail dari karakteristik informasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan sistem tersebut, maka perlu diketahui bagaimana sistem yang sedang berjalan pada perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 33 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan III.1.1. Analisa Input Berdasarkan pengamatan penulis proses simpan pinjam pada koperasi PT. Pacific Medan Industri sudah

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Sistem yang berjalan pada CV. Baritama Guna Sejahtera saat ini masih menggunakan sistem manual, semua kegiatan yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah ada pada perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa pada sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Jumlah Produksi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Sistem yang saat ini sedang berjalan di Rutan Kelas I Medan dalam hal pengolahan remisi tahanan masih dilakukan menggunakan aplikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Letak Kantor Cabang BRI di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi transportasi saat ini, masyarakat umum tidak bisa lepas dari penggunaan alat transportasi pribadi guna membantu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. yang tidak sesuai minat, bakat dan kemampuan, merupakan pekerjaan yang sangat

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. yang tidak sesuai minat, bakat dan kemampuan, merupakan pekerjaan yang sangat BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Salah memilih perguruan tinggi punya dampak yang signifikan terhadap kehidupan anak di masa mendatang. Problem psikologis mempelajari sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Sistem pendukung keputusan penentuan gaji karyawan baru ini diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Studio. Net

Lebih terperinci