BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI.1 Ergonomi Istilah Ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu Ergo berarti kerja dan Nomos yang berarti aturan, sehingga ergonomi dapat diartikan sebagai studi tentang aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, engineering, manajemen dan desain atau perancangan. Selain itu ergonomi juga berhubungan dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyaman atau kemudahan manusia baik di tempat kerja, di rumah maupun di tempat lainnya. Di dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem di mana manusia, fasilitas kerja di lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utamanya yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya (Hari Purnomo, 003). Maksud dan tujuan dari disiplin ergonomi adalah mendapatkan suatu pengetahuan yang utuh tentang permasalahan interaksi manusia dengan teknologi dan produknya, sehingga dimungkinkan adanya suatu rancangan sistem manusia dengan mesin yang optimal. Kegunaan dari penerapan ergonomi adalah untuk: Memperbaiki performansi kerja (menambah kecepatan kerja, keakuratan, keselamatan kerja dan mengurangi energi kerja yang berlebihan serta mengurangi kelelahan). Memperbaiki pendayagunaan sumber daya manusia melalui peningkatan keterampilan yang diperlukan dan memperbaiki kenyamanan manusia dalam bekerja. Mengurangi waktu dan biaya pelatihan. Mengurangi waktu yang terbuang dan meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan human error. 5

2 6. Pengertian Analisa & Perancangan Kerja Bekerja adalah kegiatan manusia merubah keadaan tertentu dari alam lingkungan yang ditujukan untuk mempertahankan dan memelihara kelangsungan hidupnya. Demikian definisi yang diberikan oleh (W.S. Neff, 1918) untuk bekerja. Definisi ini tampaknya sangat luas tetapi mencerminkan dorongan dasar dari bekerja yaitu dalam rangka mempertahankan dan memelihara kelangsungan hidup manusia. Sedangakan (Toole, 184) memberikan definisi yang bunyinya agak terdengar lain yaitu bahwa bekerja adalah kegiatan untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Setelah seseorang berada dalam dunia pekerjaan, terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi jalannya pekerjaan tersebut, akibatnya pekerjaan perlu dilakukan analisa dan perancangan. Faktor yang mengakibatkan keterbatasan pekerja, yakni keterbatasan panca indra dan fisik..3 Pengertian Peta Tangan Kanan Tangan Kiri Peta tangan kanan dan tangan kiri merupakan suatu alat dari studi gerakan untuk menentukan gerakan yang efisien, yaitu gerakan yang memang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Peta ini menggambarkan semua gerakan saat bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan, juga menunjukkan perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri dan tangan kanan ketika melakukan suatu pekerjaan. Melalui peta ini kita bisa melihat semua operasi secara cukup lengkap, yang berarti mempermudah perbaikan operasi tersebut. Peta ini sangat praktis untuk memperbaiki suatu pekerjaan manual, yakni saat setiap siklus dari pekerja terjadi dengan cepat terus berulang. Itulah sebabnya dengan menggunakan peta ini kita bisa melihat dengan jelas pola gerakan yang tidak efisien dan atau bisa melihat adanya pelanggaran terhadap prinsip ekonomi gerakan yang terjadi pada saat pekerjaan manual tersebut berlangsung. (Iftikar Z. Sutalaksana, 1979). Kegunaan Peta Tangan Kanan Tangan Kiri: Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan. Menghilangkan atau mengurangi gerakan yang tidak efisien dan tidak produktif. Sebagai alat untuk menganalisis tata letak sistem kerja. Sebagai alat untuk melatih pekerja yang baru, dengan cara kerja yang ideal.

3 7.4 Definisi Pengepakan Menurut Philip Kottler dan Gery Armstrong (003:359), pengepakan adalah kegiatan mendesain wadah atau pembungkus produk bertujuan melindungi dan menghiasi produk. Tujuan dilakukan pengepakan pada produk agar melindungi produk disepanjang perjalanannya melalui saluran distribusi hingga mencapai sasarannya, sehingga produk aman jika dipasarkan pada konsumen..5 Kebisingan Di Tempat Kerja Kebisingan adalah salah satu polusi yang tidak dikehendaki oleh telinga yang cukup menyibukan untuk mengatasinya. Dikatakan tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut akan dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan kebisingan yang serius bisa mengakibatkan kematian. Kebisingan merupakan suara yang tidak dikehendaki, kebisingan yaitu bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan ganggguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan (KepMenLH No.48 Tahun 1996) atau semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat proses produksi dan atau alat kerja pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran (KepMenNaker No. 51 Tahun 1999). Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi, yang bisa menentukan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu: Lamanya kebisingan Intensitas kebisingan Frekuensi kebisingan Makin lama telinga mendengar kebisingan, makin buruk pula akibatnya, diantaranya pendengaran dapat semakin berkurang. Intensitas kebisingan biasanya diukur dengan satuan Desibel (db), yang menunjukan besarnya arus energi persatuan luas. Frekuensi yang menunjukan jumlah gelombang suara yang sampai di telinga setiap detik, dinyatakan dalam jumlah getaran atau Hertz (Hz).

4 8 Tabel.1 Kebisingan Terhadap Performansi Kerja Tingkat Kebisingan (db) >10 Sumber: Suharsono (1991) Sumber Bunyi Gemersik daun Suara gemersik Perpustakaan Percakapan Radio pelan Percakapan keras Kantor Perusahaan Radio keras Jalan Peluit polisi Jalan raya Pabrik Tekstil Pekerjaan Mekanis Ruang ketel Mesin Turbin uap Mesin diesel besar Kereta bawah tanah Ledakan bom Mesin jet Mesin roket Skala Intensitas Sangat tenang Tenang Sedang Keras Sangat Keras Sangat amat keras Menulikan.6 Pengukuran Waktu Kerja Pengukuran waktu kerja adalah pekerjaan mengamati suatu pekerjaan dan mencatat waktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat yang diperlukan. Pada dasarnya, secara garis besar teknik pengukuran waktu kerja dapat dibagi atas dua bagian, yaitu: 1. Teknik Pengukuran Secara Langsung Teknik pengukuran secara langsung adalah teknik pengukuran dengan pengamatan langsung terhadap pekerjaan (benda kerja). Teknik ini dalam pelaksanaan pengamatannya menggunakan jam henti (stopwatch) atau menggunakan sampling pekerjaan.

5 9. Teknik Pengukuran Secara Tak Langsung Untuk teknik pengukuran ini digunakan cara pengamatan secara tidak langsung, yaitu cukup dengan membaca tabel yang tersedia atau melalui data waktu gerakan. (Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaaan)..7 Tahapan Sebelum Melakukan Pengukuran Untuk mendapat hasil yang baik, yaitu yang dapat dipertanggung jawabkan maka tidaklah cukup sekedar melakukan beberapa kali pengukuran dengan menggunakan jam henti. Banyak faktor yang harus diperhatikan agar hasilnya dapat diperoleh waktu yang pantas untuk pekerjaan yang bersangkutan seperti yang berhubungan dengan kondisi kerja, cara pengukuran, jumlah pengukuran dan lainnya (Sutalaksana, 1979) yaitu: a. Penetapan Tujuan Pengukuran Sebagaimana halnya dengan berbagai kegiatan lain, tujuan melakukan kegiatan harus ditetapkan terlebih dahulu. Dalam pengukuran waktu, hal penting yang harus diketahui dan ditetapkan adalah untuk apa hasil pengukuran digunakan, berapa tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang diinginkan dari hasil pengukuran tersebut. b. Melakukan Penelitian Pendahuluan Waktu yang pantas diberikan kepada pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, Tentu suatu kondisi yang ada dapat dicari waktu yang pantas tersebut, artinya akan dapat juga waktu yang pantas untuk menyelesaikan pekerjaan dengan kondisi yang bersangkutan. Suatu perusahaan biasanya menginginkan waktu kerja yang singkat agar dapat meraih keuntungan yang besar. Keuntungan demikian tidak akan diperoleh jika kondisi kerja dari pekerjaan yang ada di perusahaan tersebut tidak menunjang tercapainya hal tadi. Waktu kerja yang pantas hendaknya merupakan waktu yang didapat dari kondisi kerja yang baik. Pengukuran waktu sebagainya dilakukan bila kondisi kerja dari perkerjaan yang diukur sudah baik. Jika belum, maka kondisi yang ada hendaknya diperbaiki terlebih dahulu.

6 10 Waktu yang akhirnya diperoleh setelah pengukuran selesai adalah waktu siklus penyelesaian pekerjaan untuk system kerja yang dijalankan ketika pengukuran berlangsung. Jadi waktu penyesuaiannya berlaku hanya pada system kerja tersebut. Suatu penyimpangan yang terjadi dapat memberikan waktu penyelesaian yang jauh berbeda dari yang telah ditetapkan berdasarkan pengukuran. Oleh karena itu, catatan tentang sistem kerja yang telah dipilih ada dan diperlihara. Walaupun pengukurannya telah selesai. c. Memilih Operator Operator yang akan melakukan pekerjaan yang diukur bukanlah orang yang begitu saja diambil. Orang tersebut harus memenuhi beberapa peryaratan tertentu agar pengukuran dapat berjalan baik, dan dapat diandalkan hasilnya. Syarat tersebut adalah berkemampuan normal dan dapat diajak bekerja sama. Orang yang dicari bukan orang yang berkemampuan tinggi dan rendah, karena orang demikian hanya meliputi sebagian kecil saja dari seluruh pekerja yang ada. Jadi yang dicari adalah waktu penyelesaian pekerjaan yang wajar diperlukan oleh pekerja normal, dan ini adalah orang yang berkemampuan rata-rata. Dengan demikian pengukur harus mencari operator yang memenuhi hal tersebut. Disamping itu, operator yang dipilih adalah orang yang pada saat pengukuran dilakukan mau bekerja secara wajar. Walaupun operator yang bersangkutan sehari-hari dikenal memenuhi syarat pertama tadi bukan mustahil dia bekerja tidak wajar ketika pengukuran dilakukan karena alasan tertentu. d. Mengurai Pekerjaan Atas Elemen Pekerjaan Disini pekerjaan dipecah menjadi pekerjaan, yang merupakan gerakan bagian dari pekerjaan yang bersangkutan. Elemen inilah yang diukur waktunya. Waktu siklusnya jumlah total dari waktu setiap elemen. Waktu siklus adalah waktu penyelesaian satu satuan proses kerja, dari tahap pertama pekerjaan mulai dilakukan sampai pekerjaan selesai pada satuan proses kerja. Tujuan melakukan penguraian pekerjaan atas elemen yaitu: Untuk menjelaskan catatan tentang cara kerja. Untuk memungkinkan melakukan penyesuaian bagi setiap elemen karena keterampilan bekerjanya operator belum tentu sama untuk semua bagian dari gerakan kerjanya.

7 11 Untuk memudahkan mengamati terjadinya elemen yang tidak siklus yang mungkin saja dilakukan pekerja. Untuk memungkinkan dikembangkannya data waktu standard atau tempat kerja yang bersangkutan. e. Menyiapkan Alat Pengukuran Alat yang dipakai dalam pengukuran waktu ini adalah: Jam kerja (stopwatch) Lembar pengamatan Alat tulis Papan pengamatan Kegiatan pengukuran waktu merupakan kegiatan mengamati seorang operator dalam melakukan pekerjaannya dan mencatat waktu kerja yang dibutuhkan dengan alat pengukur waktu yang sesuai dalam suatu siklus operasi kerja. f. Alat Ukur Kebisingan Pengukuran kebisingan dilakukakn dengan menggunakan sound level meter. Prinsip kerja alat ini adalah dengan mengukur tingkat tekanan bunyi. Tekanan bunyi adalah penyimpangan dalam tekanan atmosfir yang disebabkan oleh getaran partikel udara karena adanya gelombang yang dinyatakan sebagai amplitude dari fruktuasi tekanan..8 Melakukan Pengukuran Waktu Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang telah disiapkan. Ada tiga metode yang digunakan yaitu pengukuran secara terus-menerus (continuous timing), pengukuran secara berulang (repetitive timing), dan pengukuran secara penjumlahan (accumulative timing). Pengukuran waktu secara terus-menerus maka pengamat akan menekan tombol Stopwatch pada saat elemen kerja pertama dimulai dan membiarkan jarum petunjuk berjalan secara terus sampai periode atau siklus kerja selesai. Pengukuran secara berulang disebut sebagai snap-back metode dimana jarum penunjuk stopwatch akan selalu dikembalikan (snap back) lagi ke posisi nol pada setiap akhir dari elemen kerja yang

8 1 diukur. Metode pengukuran secara akumulatif maka pembaca data waktu secara langsung untuk setiap elemen kerja yang ada. Disini akan digunakan dua atau lebih stopwatch yang akan bekerja secara bergantian. Bila operator telah siap didepan mesin atau ditempat kerja lain yang waktu kerjanya akan diukur, maka pengukur memilih posisi tempat dia berdiri mengamati dan mencatat. Posisi ini hendaknya sedemikian rupa sehingga operator tidak terganggu gerakannya ataupun merasa canggung karena merasa diamati, misalnya juga pengukur berdiri didepan operator. Posisi ini hendaknya memudahkan pengukur mengamati jalannya pekerjaan sehingga dapat mengikuti dengan baik saat-saat suatu siklus/elemen bermula dan berakhir. Umumnya posisi agak menyimpang dibelakang operator 1,5 meter merupakan tempat yang baik (Suharsono, 1991). Hal yang harus dilakukan selama pengukuran berlangsung yaitu: a. Pengukuran Pendahuluan Tujuan melakukan pengukuran pendahuluan,ialah untuk mengetahui berapa kali pengukuran harus dilakukan untuk tingkat ketelitian dan kenyakinan yang diinginkan. Seperti telah dikemukakan, tingkat ketelitian dan keyakinan ini ditetapkan pada saat menjalankan langkah penetapan tujuan pengukuran. Untuk mengetahui berberapa kali pengukuran harus dilakukan diperlukan beberapa tahap pengukuran pendahuluan yaitu dengan melakukan beberapa buah pengukuran yang banyaknya ditentukan oleh pengukur. Biasanya 10 kali atau lebih. b. Uji kecukupan data Untuk menghitung banyaknya pengukuran yang diperlukan, yaitu dengan pengujian kecukupan data, menggunakan rumus: Z N ' s N Xi Xi Xi Nˈ= jumlah pengukuran data minimum yang dibutuhkan N = adalah jumlah pengamatan yang telah dilakukan Z = adalah tingkat keyakinan yang diplot dari kurva normal s = adalah tingkat ketelitian (dalam %)

9 13 Berdasarkan Z (tingkat keyakinan 95%) = dan tingkat ketelitian s = 10% maka nilai Z/s adalah /0,1 = 0, Jika harga Nˈ < N, yaitu jumlah Nˈ dari perhitungan < dari jumlah data yang sudah diukur, maka data yang telah didapat telah mencukupi. c. Uji Keseragaman Data Uji kelengkapan data ditujukan agar jumlah data yang dibutuhkan sesuai dengan jumlah data yang diobservasi. Kesesuaian jumlah ini akan berpengaruh dengan hasil analisa data yang dilakukan. Data yang telah memenuhi jumlah pengamatan, lalu diuji keseragamannya dengan menggunakan suatu diagram yang merupakan cara yang baik untuk menguji keabsahan dari data pengamatan. Dari nilai deviasi standar yang didapat, dengan tingkat keyakinan yang ditentukan pengukur, maka dari kurva normal didapatkan nilai Z. Langkah dalam uji keseragaman data adalah sebagai berikut: 1. Mengelompokkan data kedalam setiap subgrup. Menghitung jumlah rerata dari harga rerata subgrup Xi X k Dimana: Xi = Jumlah rerata sub grup k = Jumlah sub grup yang terbentuk 3. Menghitung standar deviasi sebenarnya () = ( Xi X ) N 1 Dimana: Xi = Waktu penyelesaian pada saat pengukuran N = Jumlah pengamatan 4. Menghitung standar deviasi dari harga rerata subgrup x n Dimana: = standar deviasi sebenarnya n = ukuran sampel sub grup

10 14 5. Menghitung batas kontrol atas dan batas kontrol bawah (BKA) = x + Z ( x) (BKB) = x - Z ( x) Dimana: BKA = Batasa kontrol atas BKB = Batas kontrol bawah X = Nilai Rerata = Standar Deviasi Z = Tingkat Keyakinan Dari data yang telah diukur ditentukan nilai rerata sub grup. Apabila nilai minimal rerata subgrup > BKB dan nilai maksimal rerata sub grup < BKA, maka nilai rerata sub grup yang didapatkan dari hasil pengukuran dapat dikatakan seragam. Maka semua harga yang ada dapat digunakan untuk menghitung banyaknya pengukuran yang diperlukan. 6. Menghitung jumlah pengukuran yang diperlukan Bila jumlah belum mencukupi dilanjutkan dengan pengukuran pendahuluan kedua. Jika tahap kedua selesai maka dilakukan lagi ketiga hal lagi yang sama seperti tadi, dimana bila perlu dilanjutkan dengan pengukuran pendahuluan tahap kedua. Begitu seterusnya sampai jumlah keseluruhan pengukuran mencukupi untuk tingkat ketelitian dan keyakinan yang dikehendaki. Istilah pengukuran pendahuluan terus digunakan selama jumlah pengukuran yang telah dilakukan pada tahap pengukuran belum mencukupi. d. Tingkat Ketelitian Dan Tingkat Keyakinan Tujuan melakukan pengukuran ini adalah waktu yang sebenarnya dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Karena waktu penyelesaian ini tidak pernah diketahui sebelumnya, maka harus diadakan pengukuran, yang ideal tentunya dilakukan pengukuran yang sangat banyak (sampai tak terhingga, misalnya), karena dengan demikian diperoleh jawaban yang pasti. Tetapi hal ini jelas tidak mungkin karena keterbatasan waktu, tenaga dan tentunya biaya. Namun sebaliknya jika dilakukan beberapa kali pengukuran saja, dapat diduga hasilnya sangat kasar. Sehingga yang diperlukan adalah jumlah pengukuran yang tidak membebankan waktu, tenaga dan biaya yang besar tetapi hasilnya dapat dipercaya.

11 15 Dengan tidak dilakukanya pengukuran yang banyak sekali ini, pengukur akan kehilangan sebagaian kepastian akan ketetapan/rerata waktu penyelesaian yang sebenarnya. Hal ini harus disadari oleh pengukur, tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan adalah pencerminan tingkat kepastian yang diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan tidak ada melakukan pengukuran yang sangat banyak. Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya. Hal ini biasanya dinyatakan dalam persen, dari waktu penyelesaian sebenarnya, yang seharusnya dicari. Sedangkan tingkat kenyakinan menunjukkan besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian tadi. Inipun dinyatakan dalam persen. Jadi tingkat ketelitian 10% dan tingkat kenyakinan 95% memberi arti bahwa pengukur menghasilkan rerata hasil pengukurannya menyimpang sejauh 5% dari rerata sebenarnya, dan kemungkinan berhasil mendapatkan hal ini adalah 95%. Semakin tinggi tingkat ketelitian dan semakin besar keyakinan, maka semakin banyak pengukuran yang diperlukan. Pengukuran telah selesai jika nilai jumlah data yang didapat memiliki keseragaman yang dikehendaki, dan jumlahnya telah memenuhi tingkat ketelitian dan kenyakinan yang diinginkan (Hari Purnomo, 003)..9 Menghitung Waktu Standar Waktu standar secara definitif dinyatakan sebagai waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat kemampuan rerata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu standar tersebut sudah mencakup faktor yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi pekerjaan yang harus diselesaikan. Untuk mendapatkan waktu standar maka terdapat beberapa langkah yang harus diikuti sebagai berikut: Menghitung waktu siklus rerata Xi Ws N Ws Xi N = Waktu siklus = Waktu penyelesaian kerja = Jumlah pengukuran kerja Menghitung waktu normal

12 16 Wn = Ws x p Wn = Waktu normal Ws = Waktu siklus p = Faktor penyesuaian Menghitung waktu baku Wb = Ws x (1 + i) i = adalah faktor kelonggaran atau allowance yang diberikan kepada pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya disamping waktu normal..10 Perhitungan Statistik Uji ANOVA Klasifikasi Satu Arah Untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan pengaruh kebisingan terhadap performansi kerja digunakan perhitungan statistik dengan metode Analisis Ragam Klasifikasi Satu Arah (Anova One Way). Dimana metode anova satu arah digunakan untuk pengujian perbedaan antara k nilai tengah sample apabila subyek ditentukan secara random pada setiap beberapa grup atau kelompok perlakuan. Adapun langkah perhitungan Analisis Ragam Klasifikasi Satu Arah sebagai berikut: Menghitung nilai tengah setiap grup sampel dan menjelaskan kesalahan baku rerata yang hanya didasarkan atas kesalahan rerata sample. Jumlah Kuadrat Total (JKT) / Sum-of-Squares Total (SST) JKT k n i1 j1 x ij T.. nk kesalahan dari rerata yang dihitung di atas dapat digunakan untuk mengestimasi verian populasi dari mana sample diambil. Estimasi varian populasi ini disebut kuadrat nilai tengah diantara kelompok (Sum-of-Squares Treatment: SSA) Jumlah Kuadrat untuk nilai tengah Kolom (JKK) / Sum-of-Squares Treatment (SSA) JKK k i1 T n i. T.. nk Menghitung varian secara terpisah di dalam setiap kelompok sample dan berkaitan dengan setiap nilai tengah kelompok. Kemudian menyatukan nilai varian tertimbang dengan (n-1) untuk setiap sampel. Prosedur tertimbang untuk varian ini

13 17 adalah perluasan dari prosedur untuk mengkombinasi dan menimbang dua varian sampel. Hasil estimasi varian populasi disebut (Sum-of-Squares Error: SSE) Jumlah Kuadrat Galat (JKG) / (SSE) JKG JKT JKK Jika hipotesis nol: 1 = = 3 = = k benar, kuadrat tengah s 1 dan s merupakan estimator yang tak bias dan independent dari varian populasi yang sama (identik). Akan tetapi, jika hipotesis nol salah, nilai harapan s 1 lebih besar dari s berdasarkan pada pengamatan konsep 4- distribusi F dapat digunakan untuk menguji perbedaan dua varian.. Apabila rasio F di daerah penolakan untuk tingkat signifikansi tertentu, hipotesis tentang kesamaan beberapa nilai tengah sampel yang berada dari populasi ditolak. Wilayah kritik (critical region): f Hitung > f Tabel, tolak Ho jika ( Fhitung F ( V1, V ) ). (Walpole, 1997).

14 18 Tabel. Ringkasan Anova Klasifikasi Satu Arah Sumber Keragaman (source of variation) Jumlah Kuadrat (sum of squares) Derajat Bebas (degrees of freedom) Kuadrat Tengah (mean square) f Hitung (computed f ) Nilaitengah Kolom (treatments) JKK k 1 Penduga takbias (unbiased estimator) bagi k - 1 derajat bebas, adalah: s 1 JKK k 1 Galat (error) JKG k n 1 Penduga takbias (unbiased estimator) bagi k(n - 1) derajat bebas, adalah: s s 1 s JKG k n 1 Total JKT nk 1

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Waktu Kerja Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati pekerja dan mencatat waktu kerjanya baik setiap elemen maupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang diperlukan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jika dalam suatu organisasi atau perusahan telah diterapkan sistem kerja yang baik dengan diperhatikannya faktor-faktor kerja serta segi-segi ergonomis,tentunya perusahaan tersebut

Lebih terperinci

Pengukuran Waktu (Time Study) Jam Henti

Pengukuran Waktu (Time Study) Jam Henti Pengukuran Waktu (Time Study) Jam Henti The major objective of this chapter is to learn how to calculate a time standard based on stopwatch time study procedures. Time Study Suatu proses untuk menghitung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Ergonomi Istilah ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu ERGO (KERJA) dan NOMOS (HUKUM ALAM) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam

Lebih terperinci

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT)

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT) MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT) 1.1. TUJUAN PRAKTIKUM Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI Jika dalam suatu organisasi atau perusahan telah diterapkan sistem kerja yang baik dengan diperhatikannya faktor-faktor kerja serta segi-segi ergonomis, tentunya perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 20 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Teknik Pengukuran Data Waktu Jam Henti Di dalam penelitian ini, pengukuran waktu setiap proses operasi sangat dibutuhkan dalam penentuan waktu baku setiap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teori-teori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

PENGUKURAN WAKTU KERJA

PENGUKURAN WAKTU KERJA PENGUKURAN WAKTU KERJA Usaha untuk menentukan lama kerja yg dibutuhkan seorang Operator (terlatih dan qualified ) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yg spesifik pada tingkat kecepatan kerja yg NORMAL

Lebih terperinci

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement)

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement) Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement) Pengukuran Kerja (Studi Waktu / Time Study) Perbaikan postur Perbaikan proses Perbaikan tata letak Perbaikan metode /cara kerja Data harus baik, representasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Perancangan Sistem Kerja Perancangan sistem kerja adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik - teknik dan prinsip - prinsip untuk mendapatkan rancangan terbaik dari sistem

Lebih terperinci

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah PENGUKURAN WAKTU Nurjannah Pengukuran waktu (time study) ialah suatu usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan seorang operator (terlatih dan qualified) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam analisa dan pemecahan masalah secara sistematis dan teratur perlu

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam analisa dan pemecahan masalah secara sistematis dan teratur perlu 7 BAB II LANDASAN TEORI Dalam analisa dan pemecahan masalah secara sistematis dan teratur perlu adanya dasar teori yang tepat yang dapat dijadikan patokan dalam pembahasan kasus. Oleh karena itu metode

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Menurut Suryabrata (1983), metode deskriptif dilakukan dengan membuat deskripsi secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Permasalahan Umum PT. Multi Makmur Indah Industri adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur, khususnya pembuatan kaleng kemasan produk. Dalam perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH Dalam pembuatan skripsi ini, diperlukan serangkaian langkah-langkah yang sistematis dan logis untuk memberikan pedoman dan kemudahan dalam melakukan analisis terhadap implementasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Interaksi Manusia dan Mesin Dalam bukunya, Wignjosoebroto (2003: 58) menjelaskan bahwa kata Mesin dapat diartikan lebih luas yaitu menyangkut semua obyek fisik berupa peralatan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kerja Studi kerja adalah penelaahan secara sistematik terhadap pekerjaan, dengan maksud untuk : (Barnes, 1980, Halaman 6) 1. Mengembangkan sistem dan metode kerja yang lebih

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Diagram Metodologi Gambar 4.1 Metodologi Penelitian 47 Gambar 4.2 Metodologi Penelitian (lanjutan) 48 4.2 Penelitian Pendahuluan Penelitian dilakukan di PT. Refconindo

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SMED (Single Minute Exchange Die) Salah satu masalah yang dihadapi oleh industri manufaktur adalah seringnya keterlambatan dalam menyelesaian pekerjaan sehingga tidak sesuai dengan

Lebih terperinci

practicum apk industrial engineering 2012

practicum apk industrial engineering 2012 practicum apk industrial engineering 01 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern saat ini, masyarakat yang saling berkompetisi dalam bekerja di dalam ruangan yang sejuk dan dingin atau di luar

Lebih terperinci

Dalam menjalankan proses ini permasalahan yang dihadapi adalah tidak adanya informasi tentang prediksi kebutuhan material yang diperlukan oleh produks

Dalam menjalankan proses ini permasalahan yang dihadapi adalah tidak adanya informasi tentang prediksi kebutuhan material yang diperlukan oleh produks BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Permasalahan Umum PT. Sinar Inti Electrindo Raya adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur, pemasaran panel Tegangan Menengah (TM) dan panel Tegangan Rendah (TR).Dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Time and Motion Study Time and motion study adalah suatu aktivitas untuk menentukan waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator (yang memiliki skill rata-rata dan terlatih) baik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Waktu Kerja Di dalam sebuah sistem kerja unsur manusia, mesin, peralatan kerja dan lingkungan fisik pekerjaan harus diperhatikan dengan baik secara sendirisendiri maupun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peringkat Kinerja Operator (Performance Rating) Perancangan sistem kerja menghasilkan beberapa alternatif sehingga harus dipilih alternatif terbaik. Pemilihan alternatif rancangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Line Balancing Line Balancing adalah serangkaian stasiun kerja (mesin dan peralatan) yang dipergunakan untuk pembuatan produk. Line Balancing (Lintasan Perakitan) biasanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Studi Gerak dan Waktu ( Barnes h.257 ) Studi Gerak dan Waktu merupakan suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi dan Proses Produksi 2.1.1 Pengertian Produksi Dari beberapa ahli mendifinisikan tentang produksi, antara lain 1. Pengertian produksi adalah suatu proses pengubahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI Keseimbangan lini produksi bermula dari lini produksi masal, dimana tugas-tugas yang dikerjakan dalam proses harus dibagi kepada seluruh operator agar beban kerja dari para operator

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Line Balancing Keseimbangan lini produksi bermula dari lini produksi massal, dimana dalam proses produksinya harus dibagikan pada seluruh operator sehingga beban kerja

Lebih terperinci

Ergonomics. Human. Machine. Work Environment

Ergonomics. Human. Machine. Work Environment ERGONOMI Ergonomics Human Machine Work Environment RANCANGAN YANG ERGONOMIS Fokus Perhatian : MANUSIA dalam Perencanaan Man-Made Objects dan Lingkungan Kerja Tujuan Rancang Bangun dalam Menciptakan Produk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pada era globalisasi sekarang ini, dimana persaingan dunia usaha semakin ketat dan perusahaan dituntut untuk selalu menghasilkan produk berkualitas. Salah

Lebih terperinci

TIN309 - Desain Eksperimen Materi #5 Genap 2016/2017 TIN309 DESAIN EKSPERIMEN

TIN309 - Desain Eksperimen Materi #5 Genap 2016/2017 TIN309 DESAIN EKSPERIMEN Materi #5 TIN3 DESAIN EKSPERIMEN ANOVA ANOVA pada dasarnya merupakan suatu metode yang menguraikan sumber keragaman (varian) dari suatu perbedaan rata-rata lebih dari dua populasi. Dengan mempergunakan

Lebih terperinci

ANALISA PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI CELANA NIKE STYLE X BERDASARKAN PENGUKURAN WAKTU BAKU PADA PT. XYZ. Benny Winandri, M.

ANALISA PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI CELANA NIKE STYLE X BERDASARKAN PENGUKURAN WAKTU BAKU PADA PT. XYZ. Benny Winandri, M. ANALISA PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI CELANA NIKE STYLE X BERDASARKAN PENGUKURAN WAKTU BAKU PADA PT. XYZ Benny Winandri, M.Sc, MM ABSTRAK: PT. XYZ adalah industri yang memproduksi pakaian jadi. Seperti

Lebih terperinci

KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA 1. Temperatur Tubuh manusia bisa menyesuaikan diri karena kemampuannya utk melakukan proses konveksi, radiasi dan penguapan jika terjadi kekurangan

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI 20 BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Ergonomi 3.1.1 Pengertian Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari perancangan pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh manusia, sistem orang dan mesin, peralatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling utama dalam kerja dimana manusia berperan sebagai perencana dan

BAB I PENDAHULUAN. paling utama dalam kerja dimana manusia berperan sebagai perencana dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu lingkungan kerja, manusia mempunyai peranan yang paling utama dalam kerja dimana manusia berperan sebagai perencana dan perancang suatu sistem kerja.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini secara sistematis mengenai tahapan yang dilakukan dalam membuat penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan dapat digambarkan dengan sebuah flowchart pada gambar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembahasan selanjutnya yang berhubungan dengan kepentingan pemecahan masalah itu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembahasan selanjutnya yang berhubungan dengan kepentingan pemecahan masalah itu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemecahan Masalah Untuk melakukan pemecahan masalah dan analisa pengolahan data, maka pada bab ini dikumpulkan data-data sebagai sumber ataupun input yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Pembahasan Proses pembuatan magnet kimono ini, praktikan mencari Waktu Aktual, Performance Rating, Performance Estimasi, dan %Error. Pembahasan yang dijelaskan pada

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengukuran Waktu Kerja Sistem kerja yang baik merupakan faktor yang penting dalam suatu manajemen operasional suatu perusahaan. Dalam merancang suatu sistem kerja yang baik dibutuhkan

Lebih terperinci

pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem

pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem 24 pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik. Pengertian dari waktu baku yang normal,wajar, dan terbaik dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa waktu baku

Lebih terperinci

Hasil rancangan dan pembuatan pembungkus roti yang ergonomis adalah panjang pembungkus, lebar pembungkus. Dan penentukan waktu baku.

Hasil rancangan dan pembuatan pembungkus roti yang ergonomis adalah panjang pembungkus, lebar pembungkus. Dan penentukan waktu baku. PENENTUAN WAKTU BAKU PEMBUATAN PEMBUNGKUS ROTI YANG ERGONOMIS. Agnes Kristiana Kusuma.W, Enty Nur Hayati, S.Adi Susanto Fakultas Teknik Universitas Stikubank Semarang Abstract. Desain produk dapat menghasilkan

Lebih terperinci

Analisis Varian. Statistika Ekonomi. Ir Tito Adi Dewanto

Analisis Varian. Statistika Ekonomi. Ir Tito Adi Dewanto Analisis Varian Statistika Ekonomi Ir Tito Adi Dewanto 1 Uji Anova Anova : menguji rata-rata satu kelompok / lebih melalui satu variabel dependen / lebih berbeda secara signifikan atau tidak. ONE WAY ANOVA

Lebih terperinci

Pengukuran Waktu Work Sampling TEKNIK TATA CARA KERJA

Pengukuran Waktu Work Sampling TEKNIK TATA CARA KERJA Pengukuran Waktu Work Sampling TEKNIK TATA CARA KERJA Pengertian Sampling pekerjaan adalah suatu prosedur pengukuran cara langsung yang dilakukan pada waktu-waktu yang ditentukan secara acak. Standar pekerja

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Bab 2 ini merupakan dasar pengembangan peneliti dalam melakukan penelitian agar menjadi suatu yang terarah. Tinjauan pustaka berisi mengenai studi penelitian terdahulu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selesai sesuai dengan kontrak. Disamping itu sumber-sumber daya yang tersedia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selesai sesuai dengan kontrak. Disamping itu sumber-sumber daya yang tersedia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Penjadwalan Salah satu masalah yang cukup penting dalam system produksi adalah bagaimana melakukan pengaturan dan penjadwalan pekerjaan, agar pesanan dapat selesai sesuai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Apriana (2009) melakukan penelitian mengenai penjadwalan produksi pada sistem flow shop dengan mesin parallel (flexible flow shop) sehingga

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Ekstraksi Hasil Pengumpulan Data 5.1.1 Data Umum Produk Perusahaan menggunakan batch sebagai satuan dalam produksi, dimana 1 batch adalah sebesar : 1. Spon untuk ukuran 9

Lebih terperinci

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENGUKURAN WAKTU KERJA Pengukuran kerja atau pengukuran waktu kerja (time study) adalah suatu aktivitas untuk menentukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Pabrik roti seperti PT Nippon Indosari Corpindo merupakan salah satu contoh industri pangan yang memproduksi produk berdasarkan nilai permintaan, dengan ciri produk

Lebih terperinci

Lampiran Perhitungan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data

Lampiran Perhitungan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data 96 Lampiran Perhitungan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data Uji keseragaman data 1. waktu setup bagian pencetakan Subgroup No (i) Waktu (detik) (detik) (detik) BKA BKB 1 712 2 564 1 3 534 603,4 4 602 5

Lebih terperinci

Perbedaan Analisis Univariat dan Multivariat

Perbedaan Analisis Univariat dan Multivariat Perbedaan Analisis Univariat dan Multivariat Jika kita menganalisis data yang mempunyai lebih dari satu variabel, belum tentu analisis data tersebut dikategorikan analisis multivariat, bisa saja analisis

Lebih terperinci

ERGONOMI & APK - I KULIAH 9: PENGUKURAN WAKTU KERJA (LANJUTAN)

ERGONOMI & APK - I KULIAH 9: PENGUKURAN WAKTU KERJA (LANJUTAN) ERGONOMI & APK - I KULIAH 9: PENGUKURAN WAKTU KERJA (LANJUTAN) By: Rini Halila Nasution, ST, MT WORK SAMPLING Suatu aktivitas pengukuran kerja untuk mengestimasikan proporsi waktu yang hilang(idle/delay)

Lebih terperinci

Lampiran-1. Perhitungan Kapasitas Normal

Lampiran-1. Perhitungan Kapasitas Normal Lampiran-1. Perhitungan Kapasitas Normal Untuk menghitung kapasitas normal dari proses yang menggunakan manusia, maka terlebih dahulu harus diketahui lama waktu baku proses yang dikerjakan dan kemudian

Lebih terperinci

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN WAKTU KERJA: METODE PENGUKURAN LANGSUNG

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN WAKTU KERJA: METODE PENGUKURAN LANGSUNG By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN WAKTU KERJA: METODE PENGUKURAN LANGSUNG Metode penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan Waktu yang dibutuhkan

Lebih terperinci

Perhitungan Uji Keseragaman & Keseragaman Data Menggunakan Excel Nama. Dicatat Oleh: Waktu Penyelesaian (detik)

Perhitungan Uji Keseragaman & Keseragaman Data Menggunakan Excel Nama. Dicatat Oleh: Waktu Penyelesaian (detik) Perhitungan Uji Keseragaman & Keseragaman Data Menggunakan Excel Tanggal 06/Mei/2013 Waktu 07.00-14.00 Nama WIB Proses: Operator Pak. Septian Kebisingan 70-80 db Dicatat Oleh: Jumlah Waktu Penyelesaian

Lebih terperinci

ANALYSIS OF VARIANCE (ANOVA)

ANALYSIS OF VARIANCE (ANOVA) ANALYSIS OF VARIANCE (ANOVA) Pendahuluan ANOVA Uji dengan ANOVA Post hoc procedure Materi Kuliah PENDAHULUAN Jika uji t digunakan untuk membandingkan ratarata/parameter sampel ANOVA digunakan untuk membandingkan

Lebih terperinci

Analysis of Variance SUNU WIBIRAMA

Analysis of Variance SUNU WIBIRAMA Analysis of Variance SUNU WIBIRAMA Basic Probability and Statistics Department of Electrical Engineering and Information Technology Faculty of Engineering, Universitas Gadjah Mada Latar belakang perlunya

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Ekstrasi Hasil Pengumpulan Data Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly adalah digunakan untuk pengukuran waktu dimana pengukuran waktu

Lebih terperinci

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN KERJA: METODE PENGUKURAN LANGSUNG

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN KERJA: METODE PENGUKURAN LANGSUNG By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN KERJA: METODE PENGUKURAN LANGSUNG Metode penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan Waktu yang dibutuhkan oleh

Lebih terperinci

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN BEBAN KERJA (Studi Kasus Pada Industri Kerupuk) RADHY ANGGARA K

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN BEBAN KERJA (Studi Kasus Pada Industri Kerupuk) RADHY ANGGARA K PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN BEBAN KERJA (Studi Kasus Pada Industri Kerupuk) RADHY ANGGARA K Kp. Warnasari Timur No. 48 RT 02/12 Desa Cibeber I Kec. Leuwiliang - Bogor Email : dhy_abcd@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENGUKURAN BEBAN KERJA TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING (Studi Kasus di PT. XY Yogyakarta)

PENGUKURAN BEBAN KERJA TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING (Studi Kasus di PT. XY Yogyakarta) PENGUKURAN BEBAN KERJA TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING (Studi Kasus di PT. XY Yogyakarta) Jono Jurusan Teknik Industri Universitas Widya Mataram Yogyakarta Yonuwm@yahoo.co.id ABSTRAK PT XY sebagai

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI OLEH: Marianus T. Dengi 122080139 LABORATORIUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA & ERGONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

SEBARAN PENARIKAN CONTOH

SEBARAN PENARIKAN CONTOH STATISTIK (MAM 4137) SEBARAN PENARIKAN CONTOH Ledhyane Ika Harlyan 2 Outline Sebaran Penarikan Contoh Sebaran Penarikan Contoh Bagi Nilai Tengah Sebaran t Sebaran Penarikan contoh bagi beda dua mean Parameter

Lebih terperinci

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA. tutorial 8 STOPWATCH

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA. tutorial 8 STOPWATCH FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 8 STOPWATCH Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 www.labdske-uii.com TIME STUDY: METODE STOPWATCH

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Pembahasan Pekerjaan yang diamati pada praktikum kali ini adalah produktifitas kasir hypermart oleh dua operator. Proses kinerja kasir tersebut adalah kasir tersebut

Lebih terperinci

PENGARUH PENCAHAYAAN, KEBISINGAN DAN TEMPERATUR TERHADAP PERFORMANSI KERJA

PENGARUH PENCAHAYAAN, KEBISINGAN DAN TEMPERATUR TERHADAP PERFORMANSI KERJA PENGARUH PENCAHAYAAN, KEBISINGAN DAN TEMPERATUR TERHADAP PERFORMANSI KERJA Indah Pratiwi Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta E-mail: indahpratiwi.ums@gmail.com Abstrak Kondisi kualitas

Lebih terperinci

TIN309 - Desain Eksperimen Materi #6 Genap 2015/2016 TIN309 DESAIN EKSPERIMEN

TIN309 - Desain Eksperimen Materi #6 Genap 2015/2016 TIN309 DESAIN EKSPERIMEN Materi #6 TIN309 DESAIN EKSPERIMEN Desain Latin Squares 2 Digunakan untuk mengontrol atau mengeliminasi dua jenis faktor nuisance. Dibuat jika terdapat 3 faktor, yaitu: 1 faktor percobaan, dan 2 faktor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perawatan / Maintenance 1. Pengertian Maintenance Maintenance Menurut Lindley R. Higgis & R. Keith Mobley, (Maintenance Enginering Handbook, Sixth Edition, McGraw-Hill, 2002)

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Tinjauan Statistik 3.1.1 Analisis Deskriptif Analisis statistik deskriptif adalah suatu metode analisis yang merupakan teknik mengumpulkan, mengolah, menyederhanakan, menyajikan

Lebih terperinci

MINIMALISASI BOTTLENECK PROSES PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING

MINIMALISASI BOTTLENECK PROSES PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING MINIMALISASI BOTTLENECK PROSES PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING Yayan Indrawan, Ni Luh Putu Hariastuti Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Putu_hrs@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Menentukan Waktu Siklus Tiap Proses. 4.1.1 Proses Pemasangan Komponen (Setting Part) 4.1.1.1 Elemen operasi pada proses ini adalah : 1. Setting holder magnet ke rotor dan

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN FISIK TERHADAP WAKTU PERAKITAN STICK PLAYSTATION

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN FISIK TERHADAP WAKTU PERAKITAN STICK PLAYSTATION PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN FISIK TERHADAP WAKTU PERAKITAN STICK PLAYSTATION Resa Taruna Suhada dan Ricky Reza Adhavi Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri - Universitas Mercu Buana

Lebih terperinci

Lamp n (menit) x/n

Lamp n (menit) x/n BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Data Hasil Pengukuran Waktu Dibawah ini merupakan hasil pengukuran langsung (menggunakan stopwatch) waktu rakit panel. Box n (menit) x/n 1 2 3 4 5 1 11.9 12.5

Lebih terperinci

Pertemuan Ke-12. Analysis of Varians (anova)_m. Jainuri, M.Pd

Pertemuan Ke-12. Analysis of Varians (anova)_m. Jainuri, M.Pd Pertemuan Ke-1 1 Pendahuluan Statistik parametrik yang digunakan untuk mencari perbedaan atau persamaan dua rata-rata adalah Uji-t, dan analysis of varians (anova/ anova) digunakan untuk mencari perbedaan

Lebih terperinci

Uji Hipotesis dengan ANOVA (Analysis of Variance)

Uji Hipotesis dengan ANOVA (Analysis of Variance) Uji Hipotesis dengan ANOVA (Analysis of Variance) I. Pengertian Dalam sebuah penelitian, terkadang kita ingin membandingkan hasil perlakuan (treatment) pada sebuah populasi dengan populasi yang lain dengan

Lebih terperinci

Analysis of Variance (ANOVA) Debrina Puspita Andriani /

Analysis of Variance (ANOVA) Debrina Puspita Andriani    / Analysis of Variance (ANOVA) 6 Debrina Puspita Andriani E-mail : debrina.ub@gmail.com / debrina@ub.ac.id Outline Kegunaan ANOVA 3 Kontrol investigator 1 atau lebih variabel independen Disebut dgn faktor

Lebih terperinci

MODUL III LINGKUNGAN KERJA FISIK

MODUL III LINGKUNGAN KERJA FISIK BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri, sumber daya manusia merupakan salah satu aspek terpenting dalam jalannya sistem. Namun seringkali banyak ditemui halangan keberhasilan dikarenakan

Lebih terperinci

Analisa Penetapan Upah Tenaga Kerja Berdasarkan Waktu Standar di PT. Semen Tonasa

Analisa Penetapan Upah Tenaga Kerja Berdasarkan Waktu Standar di PT. Semen Tonasa Analisa Penetapan Upah Tenaga Kerja Berdasarkan Waktu Standar di PT. Semen Tonasa Retnari Dian Mudiastuti 1, Irfan Saputra 2 1,2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Jln.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Penentuan waktu standar akan mempunyai peranan yang cukup penting didalam pelaksanaan proses produksi dari suatu perusahaan. Penentuan waktu standar yang tepat dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Regresi Linier Sederhana Dalam beberapa masalah terdapat dua atau lebih variabel yang hubungannya tidak dapat dipisahkan karena perubahan nilai suatu variabel tidak selalu terjadi

Lebih terperinci

SEBARAN PENARIKAN CONTOH

SEBARAN PENARIKAN CONTOH STATISTIK A (MAM 4137) SEBARAN PENARIKAN CONTOH By Syarifah Hikmah Julinda Outline Sebaran Penarikan Contoh Sebaran Penarikan Contoh Bagi Nilai Tengah Sebaran t Sebaran Penarikan contoh bagi beda dua mean

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Permukiman Lingkungan pemukiman/perumahan adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Manajamen Operasi dan Produksi Menurut Prasetya dan Lukiastuti (2011:2) manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Cara Kerja Pada laporan skripsi ini penelitian cara kerja menggunakan metode penelitian yang dilakukan melalui operation process chart. Dan dalam perhitungan untuk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengukuran Kerja Pengukuran kerja ialah penerapan teknik yang direncanakan untuk menerapkan waktu bagi pekerja yang memenuhi syarat untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING Joko Susetyo, Imam Sodikin, Adityo Nugroho Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Statistik sangat sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya dalam dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan. Statistik inferensia salah satunya, merupakan satu

Lebih terperinci

PERTEMUAN #13 UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

PERTEMUAN #13 UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) PERTEMUAN #13 TKT207 ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Statistical Product and Service Solution (SPSS) Statistical Product and Service Solution atau biasa dikenal dengan SPSS merupakan program pengolah data statistik mulai

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KERJA

ANALISIS PENGUKURAN KERJA ANALISIS PENGUKURAN KERJA Disusun oleh: Subodro (135060700111043) Siti Astrid Meidiani (135060700111044) Armelynda Beverly S (135060701111056) Andini Sulviana (135060701111065) Dzaky Falakhi (135060701111082)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari pasti kita dihadapi oleh suatu pilihan dan masalah pengambilan keputusan. Salah satu ilmu yang dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahap yang harus dibuat sebelum melakukan penelitian, karena pada bab ini akan membahas dan menjelaskan tentang langkah-langkah yang akan di

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Manusia merupakan salah satu elemen utama pada sistem industri dalam menjalankan aktivitas. Tanpa adanya campur

Lebih terperinci

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT)

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT) PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT) Kelvin Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Surabaya kelvin@stts.edu ABSTRAK Aliran produksi

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini menggunakan catatan reproduksi sapi FH impor

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini menggunakan catatan reproduksi sapi FH impor III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 2.1. Objek dan Peralatan Penelitian 2.1.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini menggunakan catatan reproduksi sapi FH impor periode pertama tahun 2009. Sapi yang diamati

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Keseimbangan Lini

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Keseimbangan Lini BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Keseimbangan Lini engolahan data Gambar 4.1 Skema Metodologi Penelitian 79 A Perancangan Keseimbangan Lini Metode

Lebih terperinci

I.G.A Sri Deviyanti Teknik Industri - UNIPRA Surabaya ABSTRAK

I.G.A Sri Deviyanti Teknik Industri - UNIPRA Surabaya ABSTRAK STUDI PERBANDINGAN SISTEM KERJA STATIS DENGAN ROLLING TUGAS OPERATOR PADA UNIT PENGEPAKAN TERHADAP PENINGKATAN OUTPUT PRODUKSI DI PT.ISM BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA ABSTRAK I.G.A Sri Deviyanti Teknik

Lebih terperinci