PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN"

Transkripsi

1 PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Nur Wahyuningsih Akhmad Riduwan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to analyze the influence of accounting conservatism and corporate governance mechanism (management ownership, institutional ownership, independent commissioner, and audit committee) to the firm value. Firm value is the dependent variable in this research that is assessed by Tobin s Q value. The independent variables in this research are accounting conservatism and corporate governance mechanism (management ownership, institutional ownership, independent commissioner, and audit committee). The samples are manufacturing companies which are listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) in periods. The data is secondary data which is in the form of annual report and financial statement of manufacturing companies that have been published. The data analysis technique is carried out by using descriptive statistics test, classic assumption test, and hypothesis test that is done by using multiple linear regressions. The result of this research shows that: (a) accounting conservatism and audit committee has positive influence to the firm value; (b) management stock ownership and institutional stock ownership has negative influence to the firm value, and (c) independent commissioner does not have any influence to the firm value. Keywords: Accounting Conservatism, Management Ownership, Institutional Ownership, Independent Commissioner, and Audit Committee ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji menganalisis pengaruh konservatisme akuntansi dan mekanisme corporate governance (kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, komisaris independen dan komite audit) terhadap nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan variabel dependen dalam penelitian ini yang diukur dengan nilai Tobin s Q. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi konservatisme akuntansi dan mekanisme corporate governance (kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, komisaris independen dan komite audit). Sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun Data yang digunakan adalah data sekunder, berupa laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangan (financial report) perusahaan manufaktur yang telah dipublikasikan. Teknik analisis data dilakukan dengan uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan pengujian hipotesis dengan metode regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (a) konservatisme akuntansi dan komite audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. (b) kepemilikan saham manajemen dan kepemilikan saham institusi berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, dan (c) komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kata kunci: Konservatisme akuntansi, kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi, komisaris independen dan komite audit. PENDAHULUAN Prinsip akuntansi yang berlaku memberikan fleksibilitas bagi manajemen dalam memilih metode maupun estimasi yang akan digunakan. Fleksibilitas seorang manajer sangat diperlukan dalam pencatatan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan. Dan

2 seorang manajer bisa menerapkan prinsip akuntansi yang bersifat konservatif agar laporan keuangan yang disusun dapat dipertanggungjawabkan. Konservatisme dapat didefinisikan sebagai tendensi yang dimiliki oleh seorang akuntan yang mensyaratkan tingkat verifikasi yang lebih tinggi untuk mengakui laba (good news in earnings) dibandingkan mengakui rugi (bad news in earnings) (Basu, 1997). Konservatisme dalam akuntansi ini mengimplikasikan adanya persyaratan verifikasi yang asimetris antara pengakuan laba dan rugi. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat perbedaan dalam verifikasi yang disyaratkan untuk pengakuan laba versus pengakuan rugi, maka semakin tinggi tingkat konservatisme akuntansinya (Watts, 2003). Tingkat konservatisme yang diterapkan antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya berbedabeda. Pemakai laporan keuangan perlu memahami kemungkinan bahwa perubahan laba akuntansi selain dipengaruhi oleh kinerja manajer juga dapat dipengaruhi oleh kebijakan konservatisme akuntansi yang ditempuh oleh manajer. Akan tetapi perusahaan akan selalu berusaha untuk mempertahankan keunggulan bisnisnya dalam hal mencapai tujuan perusahaan. Tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan cara meningkatkan kemakmuran pada pemegang saham perusahaan (pemilik perusahaan). Akan tetapi, di pihak lain manajer akan cenderung melakukan tindakan yang menguntungkan dirinya sendiri. Dengan demikian kepentingan para pemegang saham akan terabaikan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu tindakan terhadap setiap pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Atas dasar kepentingan tersebut dibutuhkan suatu sistem perusahaan yang baik. Sistem perusahaan yang baik dapat dibangun dan dijalankan dengan berpedoman pada konsep dasar Good Corporate Governance dalam manajemen perusahaan. Good Corporate Governance adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar yang berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakan maupun terhadap iklim usaha di suatu negara (Harun, 2012). Menurut Siallagan (2009) manajemen perusahaan yang sudah memiliki sistem yang baik secara tidak langsung akan dapat meningkatkan kualitas laba. Rendahnya kualitas laba akan menyajikan informasi yang tidak akurat tentang kondisi yang sebenarnya terjadi di perusahaan. Penyajian laba yang tidak benar akan mengakibatkan pengambilan keputusan tidak tepat dan dapat menyesatkan para pengguna laporan keuangan. Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan (Parawiyati, 1996 dalam Siallagan, 2009). Baik kreditor maupun investor, menggunakan laba untuk mengevaluasi kinerja manajemen, memperkirakan earnings power, dan untuk memprediksi laba di masa yang akan datang. Manajemen laba dapat diminimalisir dengan menerapkan kebijakan akuntansi yang konservatif. Semakin konservatif metode yang digunakan oleh suatu perusahaan maka semakin kecil kecenderungan pihak manajemen melakukan manajemen laba (Mayangsari dan Wilopo, 2002). Laba mempunyai tingkat konservatisme yang berbeda. Konservatisme mempunyai konvensi laporan keuangan yang penting dalam akuntansi, sehingga disebut sebagai prinsip akuntansi yang dominan. Konvensi seperti konservatisme menjadi pertimbangan dalam akuntansi dan laporan karena aktivitas perusahaan dilingkupi oleh ketidakpastian (Dewi, 2003). Pemilihan metode akuntansi yang konservatif pada akhirnya lebih berpihak kepada kepentingan manajemen daripada kepentingan para pemegang saham. Corporate governance sebagai alat pengendali, akan mampu memonitor kinerja manajemen sehingga kebijakan yang akan diambil tidak hanya bertujuan untuk kepentingan pribadi tetapi juga demi kepentingan semua pihak yang terkait dengan perusahaan. 2

3 Good corporate governance sangat diperlukan dalam pelaksanaan sistem tata kelola perusahaan, agar tujuan perusahaan dapat dicapai secara optimal dan dapat memperkecil dampak dari konflik keagenan yang terjadi. Daniri (2006) dalam Murwaningsari (2009) menyebutkan lima prinsip utama yang terkandung dalam Good Corporate Governance (GCG), yaitu keterbukaan (tranparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (indepency) dan Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness). Penelitian yang menganalisa tentang hubungan corporate governance dan konservatisme akuntansi pernah dilakukan oleh Manuel et al. (2005), yang menyimpulkan bahwa corporate governance (dengan proksi anti takeover protection index dan CEO involvement) memiliki pengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Penelitian mengenai efektifitas corporate governance dalam melindungi investor di Indonesia telah banyak dilakukkan, antara lain Siallagaan dan Machfoedz (2006) yang menyimpulkan bahwa mekanisme corporate governance mempengaruhi kualitas laba. Dengan menggunakan sistem akuntansi yang konservatif dan penerapan good corporate governance dalam suatu perusahaan diharapkan dapat meningkatkan kualitas laba perusahaan. Laba perusahaan yang berkualitas akan dapat meningkatkan nilai sebuah perusahaan di mata investor. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah konservatisme akuntansi dan mekanisme corporate governance, yang terdiri dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen dan komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) dan menerbitkan laporan tahunannya tahun TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Teori Stakeholder Menurut Andriyana (2014) stakeholder merupakan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan pada perusahaan dan dapat mempengaruhi atau dapat dipengaruhi oleh aktivitas perusahaan. Yang dimaksud stakeholder antara lain masyarakat, pemerintah, pelanggan, pemasok, investor, karyawan, organisasi pekerja dan lain-lain. Stakeholder dapat dibagi menjadi dua berdasarkan karakteristiknya yaitu stakeholder primer dan stakeholder sekunder (Clarkson dalam Fahrizqi, 2010). Stakeholder primer adalah seseorang atau kelompok yang tanpanya perusahaan tidak dapat bertahan untuk going concern, meliputi : shareholder, dan investor, karyawan, konsumen dan pemasok. Ada juga yang didefinisikan sebagai kelompok stakeholder publik, yaitu pemerintah dan komunitas. Sedangkan kelompok stakeholder sekunder didefinisikan sebagai mereka yang mempengaruhi atau dipengaruhi perusahaan, namun mereka tidak berhubungan dengan transaksi perusahaan, misalnya media massa dan masyarakat luas. Pada dasarnya teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberi manfaat bagi stakeholdernya. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007). Stakeholder dapat mengendalikan atau memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang digunakan perusahaan. Oleh karena itu power stakeholder ditentukan oleh besar kecilnya power yang dimiliki stakeholder atas sumber tersebut. Power tersebut dapat berupa kemampuan untuk membatasi pemakaian sumber ekonomi yang terbatas (modal dan tenaga kerja), akses terhadap media yang berpengaruh, kemampuan untuk mengatur perusahaan, atau kemampuan untuk mempengaruhi konsumsi atas barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan (Deegan dalam Ghozali dan Chariri, 2007). Oleh karena itu, ketika stakeholder mengendalikan sumber ekonomi yang 3

4 penting bagi perusahaan, maka perusahaan akan bereaksi dengan cara-cara yang memuaskan keinginan stakeholder (Ullaman dalam Ghozali dan Chariri, 2007). Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) dalam Ujiyanto dan Pramuka (2007) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan investor (principal). Konflik kepentingan antara pemilik dan agen terjadi karena kemungkinan agen tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan principal, sehingga memicu biaya keagenan (agency cost). Menurut Dewanta (2011) dalam agency theory, pemegang saham (principal) merupakan pemilik perusahaan dan memiliki hak kepemilikan terhadap laba yang dihasilkan perusahaan. Sementara itu, para manajer merupakan agen (agents) yang bertindak untuk kepentingan pemilik perusahaan. Di dalam pasar modal yang efisien, pemegang saham secara mutlak akan sepakat bahwa mereka lebih menyukai maksimalisasi laba yang akan meningkatkan nilai perusahaan. Dengan demikian, jika manajemen tidak melakukan maksimalisasi laba maka pasar akan melakukan koreksi terhadap manajemen perusahaan, misalnya dengan mengganti manajer. Corporate Governance yang merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan diharapkan bisa berfungsi memberikan keyakinan kepada para investor bahwa mereka akan menerima return atas modal yang telah diinvestasikan. Corporate governance berkaitan dengan bagaimana parra investor yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka, yakin bahwa manajer tidak akan menggelapkan atau menginvestasikan ke dalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan dana yang telah ditanamkan oleh investor, dan berkaitan dengan bagaimana para investor mengontrol para manajer (Shleifer dan Vishny dalam Ujiyanto, 2007). Dalam teori agensi diasumsikan terdapat kemungkinan konflik dalam hubungan antara prinsip dan agen, konflik yang timbul sebagai akibat keinginan manajemen untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan kepentingan pemegang saham untuk memperoleh return dan nilai jangka panjang perusahaan. Masalah agensi diantara pemegang saham sebagai principal dan manajemen sebagai agen yang diberi mandat, dikarenakan apa yang dilakukan manajer sulit diketahui oleh pemegang saham. Ini disebabkan munculnya moral hazard, yaitu tindakan manajer yang cenderung menyimpang dari keinginan pemilik (Padial, 2003 dalam Harun, 2012). Asimetri Informasi Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberi informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aset yang tidak overstate (Harun, 2012). Jensen dan Mackling (1976) menyatakan perusahaan (corporate) sebagai sebuah kolektivitas dari banyak kepentingan telah memunculkan sebuah pertanyaan yaitu apakah benar manajemen dalam menjalankan perusahaan selaras dengan kepentingan pemegang saham dan stakeholder yang lainnya. Manajemen lebih banyak mengetahui prospek usaha yang sebenarnya dibanding dengan pemegang saham, dengan kata lain telah terjadi penguasaan informasi yang berbeda (Information Asymmetry). Adanya asimetri informasi memungkinkan adanya konflik yang terjadi antara principal dan agent untuk saling mencoba memanfaatkan pihak lain untuk kepentingan 4

5 sendiri. Eisenhardt (1989) mengemukakan tiga asumsi sifat dasar manusia yaitu : (1) manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang, dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk adverse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut menyebabkan bahwa informasi yang dihasilkan manusia untuk manusia lain selalu dipertanyakan reliabilitas dan dapat dipercaya tidaknya informasi yang disampaikan. Informasi akuntansi yang berkualitas merupakan hal yang penting untuk menurunkan tingkat asimetri informasi. Hal ini karena ada asimetri informasi menyebabkan stakeholder sebagai pihak eksternal tidak dapat mengamati dan mengawasi seluruh kinerja dan prospek perusahaan seutuhnya. Oleh karena itu, keberadaan asimetri informasi ini dipercaya sebagai penyebab dari timbulnya praktek manajemen laba. Fleksibilitas manajemen untuk mengatur earning dapat dikurangi dengan menyediakan informasi akuntansi yang lebih berkualitas bagi pengguna eksternal. Konservatisme Akuntansi Konservatisme merupakan salah satu karakteristik yang sangat penting dalam sistem akuntansi perusahaan yang dapat membantu board of directors dalam mengurangi biaya agensi dan meningkatkan kualitas informasi laporan keuangan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan dan harga sahamnya (Watts, 2003 dalam Ahmed dan Duellman, 2007). Ball (2001) yang menyatakan bahwa konservatisme akan memfasilitasi implementasi corporate governance melalui perannya sebagai fungsi monitoring terhadap kebijakan investasi perusahaan. Dengan mensyaratkan pengakuan yang lebih cepat atas ekspektasi kerugian, konservatisme membantu manajer untuk mengidentifikasikan proyek atau investasi yang memiliki kinerja buruk. Konservatisme juga akan membatasi kerugian yang mungkin muncul dari keputusan investasi yang berkinerja buruk dan sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan (Ahmed dan Duellman, 2007). Secara tradisional, konservatisme dalam akuntansi dapat diterjemahkan melalui pernyataan tidak mengantisipasi keuntungan, tetapi mengantisipasi semua kerugian (Bliss, 1924 dalam Watts, 2003). Konservatisme dalam akuntansi ini mengimplikasikan adanya persyaratan verifikasi yang asimetris antara pengakuan laba dan rugi. Semakin tinggi tingkat perbedaan dalam verifikasi yang disyaratkan untuk pengakuan laba versus pengakuan rugi, maka semakin tinggi tingkat konservatisme akuntansinya (Watts, 2003). Penman dan Zhang (2002) dalam Harun (2012) menyatakan bahwa akuntansi konservatif tidak saja berkaitan dengan pemilihan metode akuntansi, tetapi juga estimasi yang seringkali diterapkan berkaitan dengan akuntansi akrual. Basu (1997) menyebutkan bahwa konservatisme merupakan praktik akuntansi yang mengurangi laba (dan menurunkan aset bersih) ketika menghadapi bad news, akan tetapi tidak meningkatkan laba (dan meningkatkan nilai aset bersih) ketika menanggapi good news. Menurut Watts (2003) penjelasan mengenai manajemen laba kelihatan cocok dengan literatur mengenai konservatisme berdasarkan alasan berikut : (1) menetapkan cadangan aset bersih yang understate, (2) menghapus return saham negatif, secara potensial memberi hubungan earnings/stock return yang asimetrik, (3) kerugian awal akan sementara, diikuti oleh laba yang lebih tinggi secara tetap yang dihasilkan oleh penggunaan cadangan. Soewardjono (2010:245) menyatakan implikasi konsep konservatisme terhadap prinsip akuntansi yaitu mengakui biaya atau rugi yang memungkinkan akan terjadi, tetapi tidak segera mengakui pendapatan atau laba yang akan datang walaupun kemungkinan terjadinya besar. Givoly dan Hayn (2000) dalam Lasdi (2008) menunjukkan perspektif jangka panjang terhadap konservatisme. Konservatisme sebagai pengakuan awal untuk biaya dan 5

6 rugi serta menunda pengakuan pendapatan dan keuntungan. Konservatisme menyebabkan understatement terhadap laba pada periode kini yang dapat mengarah pada overstatement terhadap laba pada periode-periode berikutnya, sebagai akibat understatement terhadap biaya pada periode tersebut. Konservatisme merupakan prinsip yang paling mempengaruhi penilaian dalam akuntansi. Namun konservatisme juga merupakan konsep yang kontroversial. Pemikiran serta bukti empiris menunjukkan masih terdapat kontroversi mengenai manfaat akuntansi yang konservatif, terdapat penelitian yang menyatakan bahwa akuntansi yang konservatif tidak bermanfaat, namun ada pula penelitian yang menyatakan akuntansi yang konservatif bermanfaat. Corporate Governance Corporate governance merupakan suatu mekanisme pengelolaan yang didasarkan pada teori keagenan. Penerapan konsep corporate governance diharapkan memberikan kepercayaan terhadap agen (manajemen) dalam mengelola kekayaan pemilik (investor), dan pemilik menjadi lebih yakin bahwa agen tidak akan melakukan suatu kecurangan untuk kesejahteraan agen (Setyapurnama dan Norpratiwi, 2005 dalam Widjaja, 2011) Pengertian Corporate Governance menurut Bank Dunia (World Bank) mendefinisikan good corporate governance sebagai kumpulan hukum, peraturan, dan kaidah kaidah yang wajib dipenuhi, yang dapat mendorong kinerja sumber sumber perusahaan untuk berfungsi secara efisien guna menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakant sekitar secara keseluruhan. Sistem dan pelaksanaan Good Corporate Governance memerlukan peran seluruh pihak pihak yang berkepentingan dalam sebuah perusahaan. Asas Corporate Governance Secara umum terdapat lima asas dari corporate governance. Pertama, akuntabilitas (accountability), yaitu perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerja secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur, dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan. Perusahaan harus menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing organ perusahaan dan semua karyawan secara jelas dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan (corporate value), dan strategi perusahaan. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, setiap organ perusahaan dan semua karyawan harus berpegang pada etika bisnis dan pedoman perilaku (code of conduct) yang telah disepakati. Kedua, pertanggungjawaban (responsibility), yaitu perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen. Organ perusahaan harus berpegang pada prinsip kehati-hatian dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan, anggaran dasar dan peraturan perusahaan. Perusahaan harus melaksanakan tanggung jawab sosial dengan antara lain peduli terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan dengan membuat perencanaan dan pelaksanaan yang memadai. Ketiga, keterbukaan (transparency). Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan, Perusahaan harus 6

7 mengambil inisiatif untuk mengungkap tidak hanya masalah yang diisyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambil keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya. Perusahaan harus menyediakan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan sesuai dengan haknya. Keempat, kewajaran dan kesetaraan (fairness). Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan. Perusahaan harus memberikan kesempatan kepada pemangku kepentingan untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan perusahaan serta membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip transparansi dalam lingkup kedudukan masing-masing. Perusahaan harus memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan, berkarir dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, gender dan kondisi fisik. Kelima, independensi (independency). Untuk melancarkan pelaksanaan asas Good Corporate Governance, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. Masing-masing organ perusahaan harus menghindari terjadinya dominasi oleh pihak manapun, tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu, bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan dari segala pengaruh atau tekanan, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara obyektif. Masing-masing organ perusahaan harus melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan, tidak saling mendominasi dan atau melempar tanggung jawab antara satu dengan yang lain. Mekanisme Corporate Governance Benhart dan Rosentein dalam Siallagaan dan Mas ud (2006) menyatakan beberapa mekanisme seperti mekanisme internal, seperti struktur dan komisaris independen, serta mekanisme eksternal seperti pasar untuk kontrol perusahaan diharapkan dapat mengatasi masalah keagenan. Konflik keagenan yang mengakibatkan adanya sifat opportunistic manajemen akan berakibat rendahnya kualitas laba. Kualitas laba yang rendah akan membuat kesalahan pembuatan keputusan kepada para pemakainya seperti investor dan kreditor, sehingga nilai perusahaan akan berkurang. Ada empat mekanisme Corporate Governance yang dipakai dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mengurangi konflik keagenan, yaitu kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen dan komite audit. Kepemilikan institusional. Institusi merupakan sebuah lembaga yang memiliki kepentingan besar terhadap investasi yang dilakukan termasuk investasi saham. Sehingga biasanya institusi menyerahkan tanggungjawab pada divisi tertentu untuk mengelola investasi perusahaan tersebut. Karena institusi memantau secara profesional perkembangan investasinya maka tingkat pengendalian terhadap tindakan manjemen sangat tinggi sehingga potensi kecurangan dapat ditekan (Murwaningsari, 2009). Kepemilikan institusional adalah jumlah prosentase hak suara yang dimiliki institusi (Beiner, et al, 2003 dalam Ujiyanto dan Pramuka, 2007). Melalui kepemilikan institusional efektivitas pengelolaan sumber daya perusahaan oleh manajemen dapat diketahui dari informasi yang dihasilkan melalui reaksi pasar atas pengumuman laba. Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui prosees monitoring secara efektif sehingga mengurangi tindakan manajemen melakukan manajemen laba. Persentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan 7

8 keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen (Boediono, 2005). Kepemilikan Manajerial. Untuk bisa memotivasi kinerja manajer, perusahaan akan menerapkan kebijakan manajerial. Kebijakan ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan manajer terlibat dalam kepemilikan saham, sehingga dengan keterlibatan ini kedudukan manajer setara dengan para pemegang saham. Menurut Downes dan Goodman (1999) dalam Murwaningsari (2009) kepemilikan manajerial adalah para pemegang saham yang juga berarti dalam hal ini sebagai pemilik dalam perusahaan dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan pada suatu perusahaan yang bersangkutan. Dengan meningkatnya kepemilikan saham oleh manajer, diharapkan manajer akan bertindak sesuai dengan keinginan para principal karena manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja (Harun, 2012). Besar kecilnya jumlah saham manajerial dalam perusahaan dapat mengindikasi adanya kesamaan kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham. Perusahaan dengan kepemilikan saham yang besar oleh manajer seharusnya memiliki konflik keagenan yang rendah. Komisaris Independen. Komisaris Independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan (Komite Nasional Kebijakan Governance, 2004 dalam Ujiyanto dan Pramuka, 2007). Fama dan Jensen (1983) dalam Ujiyanto dan Pramuka (2007) menyatakan bahwa komisaris independen dapat bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para manajer internal dan mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasihat kepada manajemen. Komisaris independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi monitoring agar perusahaan dapat berjalan sesuai dengan prinsip good corporate governance. Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI, 2001) menyatakan bahwa komisaris independen berada pada posisi untuk memastikan bahwa manajemen telah benar-benar bekerja demi kepentingan perusahaan sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan serta menjaga kepentingan para pemegang saham yaitu untuk meningkatkan nilai ekonomis perusahaan. Komite Audit. Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI) dalam Dewanta (2011) mendefinisikan komite audit sebagai suatu komite yang bekerja secara profesional dan independen yang dibentuk oleh dewan komisaris dan, dengan demikian tugasnya adalah membantu dan memperkuat fungsi dewan komisaris (dewan pengawas) dalam menjalankan fungsi pengawasan (oversight) atas proses pelaporan keuangan, manajemen risiko, pelaksanaan audit dan implementasi dari corporate governance di perusahaan-perusahaan. Komite audit timbul sebagai akibat peran pengawasan dan akuntabilitas dewan komisaris perusaahaan yang pada umumnya belum memadai. Dengan melakukan pertemuan secara periodik, komite audit dapat mencegah dan mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan oleh manajemen karena aktivitas pengendalian internal perusahaan dilakukan secara terus menerus dan terstruktur sehingga setiap permasalahan dapat cepat terdeteksi dan diselesaikan dengan baik oleh manajemen (Wulandini dan Zulaikha, 2012). Manfaat Corporate Governance Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI, 2001) menetapkan beberapa manfaat good corporate governance, yaitu : (a) meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders, (b) mempermudah 8

9 diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah sehingga dapat meningkatkan corporate value, (c) mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, dan (d) pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholders value dan dividen. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar, seperti halnya penelitian yang pernah dilakukan oleh Nurlela dan Islahuddin (2008), karena nilai perusahaan dapat memberi kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semkin tinggi harga saham, maka semakin tinggi kemakmuran pemegang saham. Untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris (Nurlela dan Islahuddin, 2008). Saat dunia usaha telah mengalami perubahan orientasi dalam mencari dana. Dunia usaha tidak lagi menggantungkan diri pada perbankan atau lembaga keuangan lain untuk memenuhi kebutuhan dana operasional dan investasi namun lebih menyukai dana yang berasal dari pasar modal (Sulisyanto, 2008). Sulistyanto (2008) menyatakan pemilik selalu mendorong dan memotivasi manajer agar selalu bekerja untuk memaksimalkan dan meningkatkan nilai perusahaan yang dimilikinya. Alasannya, meningkatnya nilai perusahan secara langsung akan meningkatkan kesejahteraan pemilik. Agar manajer termotivasi mau bekerja lebih baik dan keras maka pemilik menjanjikan sejumlah bonus yang akan diberikan apabila kinerja yang dicapai bagus. Pengembangan Hipotesis Pengaruh konservatisme akuntansi terhadap nilai perusahaan Konservatisme adalah reaksi yang cenderung mengarah pada sikap kehati-hatian atau disebut prudent reaction dalam menghadapi ketidakpastian yang melekat dalam perusahaan dan melingkupi aktivitas bisnis dan ekonomi untuk mencoba memastikan bahwa ketidakpastian dan risiko inheren yang menjadi ancaman dalam lingkungan bisnis sudah cukup dipertimbangkan (Oktomegah, 2012). Sistem akuntansi konservatif akan dapat menghasilkan laba yang berkualitas sehingga mampu meningkatkan nilai perusahaan. Dari uraian diatas maka hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah : 9 H 1 : Konservatisme akuntansi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan Pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian Steiner (1996) dalam Machfoedz (2003) memberikan bukti bahwa kepemilikan institusional dan nilai perusahaan memiliki hubungan yang signifikan. Pratana dan Machfoedz (2003) juga menyimpulkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dari uraian diatas maka hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah : H 2 : Kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhada nilai perusahaan Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan. Herawati (2008) dalam Ermawati (2010) yang meneliti pengaruh earning management terhadap nilai perusahaan dengan komisaris independen, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komite audit sebagai variabel pemoderasi. Hasilnya adalah

10 hanya komisaris independen dan kepemilikan institusional yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dan dalam penelitian ini dibuat hipotesis : 10 H 3 : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan Pengaruh komisaris independen terhadap nilai perusahaan. Komisaris independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi monitoring agar tercipta perusahaan yang good corporate governance (Ermawati, 2010). Good corporate governance yang berjalan baik di perusahaan maka akan menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas sehingga mampu meningkatkan nilai perusahaan di mata investor. Dari uraian diatas maka hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah : H 4 : Komisaris independen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan Pengaruh komite audit terhadap nilai perusahaan. Komite audit berperan dalam pengawasan sistem pengendalian internal perusahaan. Keberadaan komite audit juga diharapkan mampu meningkatkan kualitas laporan keuangan dengan melakukan pengawasan terhadap audit eksternal atas laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang berkualitas akan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006) menyatakan bahwa keberadaan komite audit mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas laba dan juga nilai perusahaan yang dihitung dengan Tobin s Q. Dari uraian diatas maka hipotesis kelima dalam penelitian ini adalah : H 5 : Komite Audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan perbankan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode , (2) Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan tahunan untuk periode 31 desember yang dinyatakan dalam rupiah, (3) Data perusahaan yang tersedia lengkap mengenai kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independent dan komite audit. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen a. Konservatisme Akutansi Variabel ini meruapakan faktor penyebab yang akan mempengaruhi variabel terikat. Variabel konservatisme akuntansi akan menggunakan simbol K. Menurut Wardhani (2008) Konservatisme akuntansi diukur dengan menggunakan rasio book to market yaitu : Book to market (K) = Ekuitas Pemegang Saham...(1) Harga Saham x Volume Saham Beredar

11 b. Kepemilikan Institusional Jumlah kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak institusional dari jumlah saham yang dikelola oleh perusahaan (Cornett et al 2006 dalam Harun 2012). Indikator yang digunakan untuk mengukur kepemilikan institusional adalah persentase jumlah saham yang dimiliki pihak institutisional dari seluruh kapital saham perusahaan yang beredar. 11 Jumlah saham yang dimiliki institusional KI = x 100% Total saham beredar c. Kepemilikan manajerial Jumlah kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak manajemen dari jumlah saham yang dikelola oleh perusahaan (Gideon, 2005 dalam Harun, 2012). Indikator yang digunakan untuk mengukur kepemilikan manajerial adalah persentase jumlah saham yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh kapital saham perusahaan yang beredar. Jumlah saham yang dimiliki manajemen KM = x 100% Total saham beredar d. Proporsi Komisaris Independen Jumlah dewan komisaris independen diukur dengan menggunakan indikator persentase anggota dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan dari seluruh ukuran anggota dewan komisaris perusahaan (Chtourou et al 2001 dalam Harun 2012). Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independent. Jumlah komisaris independen PDKI = x 100% Jumlah komisaris e. Komite Audit Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI) mendefinisikan komite audit sebagai suatu komite yang bekerja secara profesional dan independen yang dibentuk oleh dewan komisaris dan dengan demikian tugasnya adalah membantu dan memperkuat fungsi dewan komisaris (dewan pengawas) dalam menjalankan fungsi pengawasan (oversight) atas proses pelaporan keuangan, manajemen risiko, pelaksanaan audit dan implementasi dari corporate governance di perusahaan. Dalam penelitian ini komite audit di ukur dengan persentase anggota komite audit dari seluruh ukuran anggota dewan komisari perusahaan. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance jumlah anggota komite audit minimal 3 orang.

12 Variabel Dependen Nilai Perusahaan Nilai perusahaan diproksikan dengan nilai Tobin s Q yang diberi simbol Q, dihitung dengan menggunakan rasio Tobin s Q dengam rumus sebagai berikut : (EMV+D) NP = (EBV+D) Keterangan : NP = Nilai Perusahaan EMV = Nilai pasar ekuitas (EMV = closing price x jumlah saham yang beredar ) D EBV = Nilai buku dari total hutang = Nilai buku dari total aset. Pengujian Hipotesis Hipotesis penelitian akan diuji dengan persamaan regresi liniear berganda. Model persamaan dalam penelitian ini berfokus pada Tobin s Q sebagai proksi kinerja keuangan, yang merupakan variabel terikat. Dalam penelitian ini model yang akan diuji sebagai berikut: NP = α + β1km + β2ki + β3dk + β4ka + β5k + ɛ 12 Keterangan : NP α β1 β5 KM KI Kind KA K ɛ = Nilai Perusahaan = Konstanta = Koefisien Regresi = Kepemilikan Manajerial = Kepemilikan Institusional = Dewan Komisaris = Komite Audit = Konservatisme Akuntansi = Koefisien error Uji Hipotesis t Uji t ini digunakan untuk menguji pengaruh konservatisme dan mekanisme corporate governance (kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen dan komite audit) secara parsial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun kriteria pengujian secara parsial dengan dengan tingkat siginifikan α = 5% yaitu sebagai berikut : (a) Jika nilai signifikansi > 0,05, maka H 0 diterima dan β 1 ditolak yang berarti konservatisme dan mekanisme corporate governance (kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen dan komite audit) secara parsial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan (b) Jika nilai signifikansi < 0,05, maka H 0 ditolak dan β 1 diterima yang berarti konservatisme dan mekanisme corporate governance (kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen dan komite audit) secara

13 parsial berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 13 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Tabel 1 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian yaitu konservatisme akuntansi, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen, keberadaan komite audit, dan nilai perusahaan. Tabel 1 Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kepemilikan Manajemen Kepemilikan Institusi Komisaris Independen Komite Audit Konservatisme Akuntansi Nilai Perusahaan Valid N (listwise) 72 Tabel 1 menunjukkan bahwa mean dari kepemilikan institusional adalah 62,41. Hal ini menunjukkan bahwa 62041% saham perusahaan dimiliki oleh pihak institusional. Untuk kepemilikan manajerial diketahui memiliki mean sebesar 5,92. Hal ini berarti hanya 5,92% dari perusahaan sampel yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak manajerial. Proporsi dewan komisaris independen mempunyai nilai mean sebesar 44,07. Hal ini menunjukkan jumlah komisaris independent yang dimiliki perusahaan sampel sebesar 44,07%. Hasil ini belum sesuai dengan syarat yang ditetapkan Bank Indonesia bahwa jumlah komisaris independen paling kurang 50% dari jumlah total dewan komisaris. Komite Audit menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,90. Nilai perusahaan mempunyai mean sebesar 0,94 Variabel nilai perusahaan merupakan perbandingan antara jumlah nilai pasar ekuitas dan total hutang dengan jumlah total aset dan total hutang. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas. Nilai tolerance semua variabel bebas lebih besar dari 0,10, demikian pula nilai VIF semuanya kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengindikasikan adanya multikolinieritas. b. Uji Autokorelasi. Nilai Durbin-Watson persamaan regresi pertama adalah 0,956. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan DW hitung berada diantara -2 dan 2, yakni maka ini berarti tidak terjadi autokorelasi. Sehingga kesimpulannya adalah Uji Autokorelasi terpenuhi.

14 14 c. Uji Heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola grafik scatterplot. Hasil dari grafik scatterplot menunjukkan bahwa sebaran pada titik-titik secara acak dan membentuk pola tertentu di tengah (diatas maupun di bawah angaka 0 pada sumbu Y). Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan. d. Uji Normalitas. Hasil uji hasil uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,288, nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,072 dan tidak signifikan pada 0,05 (nilai p=0,072 > 0,05), maka dapat dinyatakan bahwa residual berdistribusi secara normal. Uji Hipotesis Analisis Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya adalah untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil analisis koefisien determinasi (R 2 ) dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini: Model Summary b Tabel 2 Hasil Analisis Koefisien Determinasi odel M R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a a. Predictors: (Constant), Konservatisme Akuntansi, Komisaris Independen, Kepemilikan Institusi, Komite Audit, Kepemilikan Manajemen b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan Berdasarkan tampilan output SPSS pada tabel 2 diatas, nilai adjusted R 2 adalah yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 32,3%.. Hal ini berarti 32,3% nilai perusahaan dipengaruhi variabel kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi, komisaris independen, komite audit dan konservatisme akuntansi. Sisanya 67,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Standard Error of Estimated (SEE) sebesar 0, Makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen. Analisis Regresi Linear Berganda Model persamaan dalam penelitian ini berfokus pada Tobin s Q sebagai proksi kinerja keuangan, yang merupakan variabel terikat. Hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini:

15 15 Coefficients a Model Tabel 3 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Unstandardized Coefficients B Std. Error Beta Standardized Coefficients 1 (Constant) Kepemilikan Manajemen t Sig Kepemilikan Institusi Komisaris Independen Komite Audit Konservatisme Akuntansi a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan Dari hasil pengujian tabel 3 diatas, dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: NP = 0,995 2,740KM 1,237KI 1,466Kind + 1,190KA + 0,574K + ɛ Uji Signifikansi Secara Parsial (Uji t) Uji t digunakan untuk mengetahui hubungan signifikansi dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t dilakukan untuk mendeteksi lebih lanjut manakah diantara kelima variabel independen yang diteliti berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil pengujian pada tabel 7, dengan kelima variabel independen yang dimasukkan dalam model dengan tingkat α = 0,05 dapat disimpulkan bahwa Variabel kepemilikan manajemen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dengan nilai signifikansi 0,029. Variabel kepemilikan institusi berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahan dengan nilai signifikansi sebesar 0,016. Variabel komite audit berpengaruh signifikan terhadap variabel nilai perusahaan dengan nilai signifikansi Variabel konservatisme akuntansi berpengaruh signifikan terhadap variabel nilai perusahaan dengan nilai signifikansi 0,001. Sedangkan variabel komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan karena memiliki nilai signifikansi lebih besar dibandingkan tingkat α = 0,05 yaitu sebesar 0,143 Pengujian Hipotesis 1 H 1 : Konservatisme akuntansi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan Pengujian pengaruh variabel konservatisme akuntansi terhadap nilai perusahaan menggunakan analisis regresi berganda yang ditunjukkan pada tabel 7 dengan hasil parameter koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,574. Variabel konservatisme akuntansi memiliki nilai signifikansi sebesar 0,001 yang lebih kecil dari tingkat α = 0,05. Hasil ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Arah koefisien regresi juga telah sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini berarti bahwa konservatisme akuntansi memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

16 Berdasarkan hasil pengujian regresi berganda secara parsial dapat disimpulkan bahwa hipotesis H 1 yang menyatakan bahwa konservatisme akuntansi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan diterima. Hasil ini mendukung penelitian dari Penman dan Zhang (2002) yang menunjukkan bahwa earnings yang berkualitas diperoleh jika manajemen menerapkan akuntansi konservatif secara konsisten tanpa adanya perubahan metode akuntansi atau perubahan estimasi. Harun (2012) menyatakan bahwa investor atau pasar menerima sinyal tentang penerapan konservatisme akuntansi dalam perusahaan dan menilai lebih dengan memberi premium tinggi bagi harga saham perusahaan tersebut. Pengujian Hipotesis 2 H 2 : Kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan Pengujian pengaruh variabel kepemilikan institusi terhadap nilai perusahaan menggunakan analisis regresi berganda yang ditunjukkan pada tabel 7 dengan hasil parameter koefisien regresi bertanda negatif sebesar -1,237. Variabel kepemilikan institusi memiliki nilai signifikansi sebesar 0,016 yang lebih kecil dari tingkat α = 0,05. Hasil ini berbeda dengan hipotesis yang diajukan. Arah koefisien regresi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini berarti bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian regresi berganda secara parsial dapat disimpulkan bahwa hipotesis H 2 yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan ditolak. Menurut Permanasari (2010) menyimpulkan bahwa kepemilikan institusional yang merupakan pemilik mayoritas cenderung berpihak pada manajemen dan mengarah pada kepentingan pribadi sehingga mengabaikan pemegang saham minoritas, hal ini yang menyebabkan adanya respon negatif oleh pasar. Selain itu investor intitusional adalah pemilik sementara yang terfokus pada laba sekarang, jadi jika laba sekarang dirasa tidak memberi keuntungan maka pihak institusi akan menarik sahamnya. Hal ini tentu berakibat pada nilai perusahaan. Oleh karena itu kepemilikan institusional belum mampu menjadi mekanisme yang meningkatkan nilai perusahaan. Pengujian Hipotesis 3 H 3 : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan Pengujian pengaruh variabel kepemilikan institusi terhadap nilai perusahaan menggunakan analisis regresi berganda yang ditunjukkan pada tabel 7 dengan hasil parameter koefisien regresi bertanda negatif sebesar -2,740. Variabel kepemilikan manajerial memiliki nilai signifikansi sebesar 0,029 yang lebih kecil dari tingkat α = 0,05. Hasil ini berbeda dengan hipotesis yang diajukan. Arah koefisien regresi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini berarti bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian regresi berganda secara parsial dapat disimpulkan bahwa hipotesis H 3 yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan ditolak. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan Siallagan dan Machfoedz (2006) menemukan hasil yang negatif dan signifikan antara kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan. Ini mengidentifikasi bahwa tingkat kepemilikan manajerial sebagai mekanisme pengendali dalam penyusunan laporan laba, kurang memberikan pengaruh kepada pasar melalui informasi laba sehingga nilai perusahaan rendah. Jansen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa salah satu cara untuk mengurangi agency cost adalah dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen. Proporsi 16

17 kepemilikan saham yang dikontrol oleh manajer dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan. Kepemilikan manajerial akan mensejajarkan kepentingan manajemen dan pemegang saham (outsider ownership), sehingga akan memperoleh manfaat langsung dari keputusan yang diambil serta menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Pengujian Hipotesis 4 H 4 : Komisaris independen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan Pengujian pengaruh variabel komisaris independen terhadap nilai perusahaan menggunakan analisis regresi berganda yang ditunjukkan pada tabel 7 dengan hasil parameter koefisien regresi bertanda negatif sebesar -1,466. Variabel kepemilikan manajerial memiliki nilai signifikansi sebesar 0,143 yang lebih besar dari tingkat α = 0,05. Hasil ini berbeda dengan hipotesis yang diajukan. Arah koefisien regresi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini berarti bahwa komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian regresi berganda secara parsial dapat disimpulkan bahwa hipotesis H 4 yang menyatakan bahwa komisaris independen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan ditolak. Variabel dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, hasil ini mendukung penelitian Rupilu (2011) yang menyatakan bahwa rata-rata komposisi dewan komisaris independen saat ini kurang efisien dalam manjalankan fungsi pengawasan hal ini disebabkan ketentuan minimum dewan komisaris independen sebesar 30% mungkin belum cukup tinggi untuk menyebabkan para komisaris independen tersebut dapat mendominasi kebijakan yang diambil oleh dewan komisaris. Jika komisaris independen merupakan pihak mayoritas (lebih dari 50%) maka mungkin dapat lebih efektif dalam menjalakan peran monitoring dalam perusahaan. Dengan demikian semakin sedikit dewan komisaris independen dalam perusahaan memungkinkan seorang manajer untuk melakukan manipulasi laba, hal ini menunjukkan bahwa fungsi monitoring dewan komisaris independen kurang efektif dalam menjalankan tanggungjawabnya dalam mengawasi kualitas pelaporan keuangan demi membatasi manajemen laba di perusahaan. Pengujian Hipotesis 5 H 5 : Komite Audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan Pengujian pengaruh variabel komite audit terhadap nilai perusahaan menggunakan analisis regresi berganda yang ditunjukkan pada tabel 7 dengan hasil parameter koefisien regresi bertanda positif sebesar 1,190. Variabel kepemilikan manajerial memiliki nilai signifikansi sebesar 0,002 yang lebih kecil dari tingkat α = 0,05. Hasil ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Arah koefisien regresi juga telah sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini berarti bahwa komite audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian regresi berganda secara parsial dapat disimpulkan bahwa hipotesis H 1 yang menyatakan bahwa komite audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan diterima. Hasil ini mendukung penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006). Rupilu (2011) menyatakan kualitas Audit yang berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan artinya nilai perusahaan akan meningkat jika diaudit oleh auditor yang berasal dari KAP besar (Big 4). Hal ini mendukung hipotesa yang berarti mekanisme fungsi pengawasan dan kontrak yang bertujuan untuk mengatasi terjadinya konflik kepentingan antara agen dan principal melalui audit atas laporan keuangan agar tingkat kepercayaan pihak eksternal perusahaaan (salah satunya principal) terhadap pertanggungjawaban semakin tinggi dapat dilakukan melalui penggunaan jasa pihak ketiga (auditor) yang berasal 17

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memilih metode maupun estimasi yang akan digunakan. Fleksibilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memilih metode maupun estimasi yang akan digunakan. Fleksibilitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Prinsip akuntansi yang berlaku memberikan fleksibilitas bagi manajemen dalam memilih metode maupun estimasi yang akan digunakan. Fleksibilitas seorang manajer

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan

BAB II LANDASAN TEORI. Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Agency Theory Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan kontrak di antara faktor-faktor produksi dan hubungan di antara prinsipal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2012-2015.

Lebih terperinci

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: PENGARUH KUALITAS AUDITOR DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi empiris pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2013) I.I PENDAHULUAN Fildza Aqmarina Imanda Saat ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Mekanisme Corporate Governance Mekanisme corporate governance memiliki kemampuan dalam kaitannya menghasilkan suatu laporan keuangan yang memiliki kandungan informasi laba (Boediono,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Adapun berdasarkan sebaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Adapun berdasarkan sebaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sebaran Perusahaan Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2010. Adapun berdasarkan sebaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Agensi Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau pemisahan pengelolaan perusahaan. Pemilik ( principle)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013. Sektor perbankan dipilih

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian Deskripsi obyek penelitian meneliti profil perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini, yaitu perusahaan-perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

PENGARUH MEKANISMECORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDITOR, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA

PENGARUH MEKANISMECORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDITOR, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PENGARUH MEKANISMECORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDITOR, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN SEKTOR INFRASTRUKTUR, UTILITAS, DAN TRANSPORTASI YANG TERDAFTAR DI BEI Nama : Dhony

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS 43 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan mengenai karakteristik dari masing-masing variabel penelitian sehingga dapat diperoleh

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015. Sedangkan subyeknya berupa Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Good Corporate Governance 2.1.1.1 Pengertian Good Corporate Governance Istilah corporate governance pertama sekali diperkenalkan oleh Cadbury Comitee

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN. yang terdapat dalam delapan jenis industri yang berbeda-beda. Kedelapan jenis industri

BAB IV HASIL PENGUJIAN. yang terdapat dalam delapan jenis industri yang berbeda-beda. Kedelapan jenis industri BAB IV HASIL PENGUJIAN IV.1. Penjelasan Deskriptif Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah 100 perusahaan berkapitalisasi terbesar di BEI yang terdapat dalam delapan jenis industri yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, UKURAN PERUSAHAAN DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERDAGANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Nama : Nurlita NPM :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia. Konsep good corporate

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menggambarkan perusahaan sebagai suatu titik temu antara pemilik perusahaan (principal) dengan manajemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Corporate governance sampai saat ini memiliki peranan yang sangat penting di dalam menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen. Menurut Forum for Corporate

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Penelitian ini menggunakan teori keagenan, dimana teori ini sering kali digunakan sebagai landasan dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Data Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Berikut ini disajikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang 41 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Teori agensi berkaitan dengan hubungan antara manajemen perusahaan (agent)

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Teori agensi berkaitan dengan hubungan antara manajemen perusahaan (agent) BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1.1 Agency Theory Teori agensi berkaitan dengan hubungan antara manajemen perusahaan (agent) dengan investor.menurut Darmawati dkk (2005), inti dari hubungan keagenan adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bekerja untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bekerja untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi yang terdiri atas sekelompok orang yang bekerja untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara manajer (agent) dengan investor (principal). Terjadinya konflik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara manajer (agent) dengan investor (principal). Terjadinya konflik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Teori Keagenan Dalam rangka memahami good corporate governance maka digunakanlah dasar perspektif hubungan keagenan. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan tahunan/annual report perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki beberapa perusahaan, dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010. Peneliti mengambil sampel industri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sampel Penelitian Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015. Pengambilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pelaksanaan penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh struktur kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan dan leverage terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan kondisi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Berdasarkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Berdasarkan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini menggunakan sampel perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. dalam penelitian ini adalah good corporate governance yang terdiri dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. dalam penelitian ini adalah good corporate governance yang terdiri dari BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Variabel Independen Variabel independen adalah tipe variabel yang dapat mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya variabel yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. statistik deskriptif dapat menghasilkan tabel, grafik, diagram.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. statistik deskriptif dapat menghasilkan tabel, grafik, diagram. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah pengolahan data untuk tujuan mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. corporate governance dan budaya perusahaan terhadap corporate risk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. corporate governance dan budaya perusahaan terhadap corporate risk BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek/Subyek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mekanisme corporate governance dan budaya perusahaan terhadap corporate

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diminta untuk pengakuan laba dibandingkan rugi. Watts juga menyatakan bahwa

BAB II LANDASAN TEORI. diminta untuk pengakuan laba dibandingkan rugi. Watts juga menyatakan bahwa BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Konservatisme Watts (2003) mendefinisikan konservatisme sebagai perbedaan verifiabilitas yang diminta untuk pengakuan laba dibandingkan rugi. Watts juga menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh struktur modal dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer Goods yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba merupakan sekumpulan angka yang berisi informasi, dimana laba juga merupakan bagian penting dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba merupakan sekumpulan angka yang berisi informasi, dimana laba juga merupakan bagian penting dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba merupakan sekumpulan angka yang berisi informasi, dimana laba juga merupakan bagian penting dari isi laporan keuangan perusahaan. Laba merupakan salah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Tahun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang berturutturut terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Tahun 2012-2014.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan menggambarkan kinerja manajemen perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dipercayakan. Informasi yang disampaikan melalui laporan keuangan ini digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate governance menjadi isu yang sangat menarik dari waktu ke waktu, khususnya mulai mengemuka pada tahun 1998 ketika Indonesia mengalami krisis yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak principal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak principal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Agency Theory Agency theory menjelaskan permasalahan yang mungkin timbul ketika kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan dan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode tahun 2010 sampai 2014.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode tahun 2010 sampai 2014. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Objek pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang mengelola bahan mentah menjadi barang jadi yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Teknik

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Teknik BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014. Teknik pemilihan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Hasil pemilihan sampel pada perusahaan manufaktur dan jasa yang berpartisipasi dalam penilaian CGPI periode 2010-2013 diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengelolaan sumber daya perusahaan dan kinerja manajemen digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan keuangan harus disusun berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian adalah suatu kesatuan atau gabungan dari beberapa desain yang menggambarkan secara detail suatu permasalahan. Desain penelitan merupakan rencana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. manufaktur di BEI, dengan metode pooling data (tahun ), sehingga jumlah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. manufaktur di BEI, dengan metode pooling data (tahun ), sehingga jumlah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Sampel Penelitian Penelitian dilakukan dari periode 2009-2013 pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia yang melaporkan laporan keuangannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Mangkunegara di dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai berikut Kinerja adalah hasil kerja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. sum, kurtosis dan skewness atau kemencengan distribusi (Ghozali, 2011). Variabel

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. sum, kurtosis dan skewness atau kemencengan distribusi (Ghozali, 2011). Variabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Analisis statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menjelsakan gambaran tentang hasil penelitian beserta hipotesis denagn pembahasan pada bagian akhir bab ini. Hasil penelitian dan pembahasan ditampilkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini objek penelitian dipilh dengan metode purposive

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini objek penelitian dipilh dengan metode purposive BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dalam penelitian ini objek penelitian dipilh dengan metode purposive sampling dengan menggunakan kriteria yang telah ditentukan. Objek penelitian yang dipilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan kepada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis data yang dilakukan dalam bab ini pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik atau perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sebagian atau

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik atau perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sebagian atau BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perusahaan publik atau perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki oleh masyarakat. Proses penjualan saham ke masyarakat dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisa Penelitian ini menggunakan data skunder berupa laporan keuangan audit yang diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.

Lebih terperinci

CHAIRUNNISA NURSANI

CHAIRUNNISA NURSANI PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNING MANAGEMENT, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN (Studi pada Emiten Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015)

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA

EFEKTIVITAS PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA EFEKTIVITAS PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA LINDA ASHAR MULYA B12.2013.02424 Akuntansi - S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Dian Nuswantoro Semarang, URL : http://dinus.ac.id/

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan timbul permasalahan agensi, karena masing-masing dari kedua pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan timbul permasalahan agensi, karena masing-masing dari kedua pihak 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agensi Teori agensi menyatakan bahwa apabila terdapat pemisahan antara prinsipal dan agen dimana keduanya menjalankan sebuah perusahaan yang akan timbul

Lebih terperinci

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan Tugas S2 matrikulasi: Ekonomi Bisnis & Financial Dosen: Dr. Prihantoro, SE., MM Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 1.1 Analisis Hasil Penelitian 1.1.1 Analisis Deskriptif Statistik Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan dijadikan sampel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Penelitian ini menggunakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di bursa efek Indonesia selama tahun 2009 2013 yaitu sebanyak 65

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian Kausal, peneliti bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh satu atau beberapa variabel (variabel independen) terhadap variabel lainnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur disektor 5 (consumer goods industry) periode 2008-2010. Berikut ini peneliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis deskriftif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh tingkat kesehatan bank berdasarkan metode CAMEL yang diukur dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 sampai tahun

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. go public yang melakukan pengungkapan informasi dalam annual report-nya dan

III.METODE PENELITIAN. go public yang melakukan pengungkapan informasi dalam annual report-nya dan III.METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari perusahaan go public yang melakukan pengungkapan informasi dalam annual report-nya dan mempublikasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Adapun Teori yang dapat mendukung berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti: 1. Teori Keagenan(Agency Theory) Teori Keagenan (Agency Theory) merupakan teori

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan kontrak dimana satu atau lebih

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data 1. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Dalam pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dibutuhkan beberapa kategori dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti merujuk penelitian-penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti merujuk penelitian-penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terduhulu Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti merujuk penelitian-penelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki sebuah perusahaan go public. Semakin tinggi nilai perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki sebuah perusahaan go public. Semakin tinggi nilai perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan sekelompok orang yang bekerja untuk mencapai suatu tujuan dalam suatu organisasi. Tujuan jangka pendek perusahaan yaitu memaksimalkan kemakmuran

Lebih terperinci

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2012-2013) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Syarat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan pengujian statistik secara umum yang bertujuan untuk melihat distribusi data dari variabel yang digunakan sebagai sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2012-2015. Sektor industri manufaktur yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Principal (pemegang saham) dengan Agent (manajerial) dalam sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Principal (pemegang saham) dengan Agent (manajerial) dalam sebuah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi Teori agensi merupakan teori yang mendasari hubungan keagenan antara Principal (pemegang saham) dengan Agent (manajerial) dalam sebuah perusahaan. Jensen dan Meckling

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. informasi dari sejumlah besar data. Dengan statistik deskriptif, data mentah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. informasi dari sejumlah besar data. Dengan statistik deskriptif, data mentah BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan cara untuk menggambarkan dan menyajikan informasi dari sejumlah besar data. Dengan statistik deskriptif,

Lebih terperinci

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Windhy Intan Maharani windhymaharani@yahoo.com Maswar Patuh Priyadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT This

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 61 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskripsi menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun independen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan laporan keuangan untuk pihak pihak yang berkepentingan seperti

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan laporan keuangan untuk pihak pihak yang berkepentingan seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan kegiatan operasinya, suatu perusahaan secara periodik menyiapkan laporan keuangan untuk pihak pihak yang berkepentingan seperti pemegang saham,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dan digunakan oleh pihak eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus disusun berdasarkan metode dan prinsip

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud) BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate governance merupakan salah satu topik pembahasan sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud) maupun keterpurukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan ditampilkan secara sendiri-sendiri. Penelitian ini mengunakan alat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan ditampilkan secara sendiri-sendiri. Penelitian ini mengunakan alat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan mengenai gambaran dari hasil penelitian beserta hipotesis dengan pembahasan pada bagian terakhir. Hasil penelitian dan pembahasan ditampilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada masa tertentu. Laporan keuangan menggambarkan situasi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada masa tertentu. Laporan keuangan menggambarkan situasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat untuk melakukan evaluasi atas suatu kinerja perusahaan pada masa tertentu. Laporan keuangan menggambarkan situasi keuangan dan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap good corporate governance yang selama ini kurang diperhatikan semakin

BAB I PENDAHULUAN. terhadap good corporate governance yang selama ini kurang diperhatikan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ketika Indonesia tengah mengalami krisis ekonomi, wacana dan tuntutan terhadap good corporate governance yang selama ini kurang diperhatikan semakin meningkat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik jika laba tersebut menjadi indikator yang baik untuk laba masa mendatang,

BAB I PENDAHULUAN. baik jika laba tersebut menjadi indikator yang baik untuk laba masa mendatang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas laba adalah laba yang secara benar dan akurat menggambarkan profitabilitas operasional perusahaan. Menurut Penman dan Cohen (2003) dalam Wibowo (2009) diungkapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yaitu dengan perangkat lunak SPSS. Adapun penjelasan hasil penelitian sebagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yaitu dengan perangkat lunak SPSS. Adapun penjelasan hasil penelitian sebagai BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menjelaskan hipotesis beserta gambaran hasil penelitian dengan pembahasan pada bagian akhir. Penelitian ini menggunakan alat bantu yaitu dengan perangkat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan tersebut. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntanbilitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian Deskripsi obyek dalam penelitian ini menjelaskan hasil perolehan sampel dan data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan yang pada awalnya dikelola langsung oleh pemiliknya,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan yang pada awalnya dikelola langsung oleh pemiliknya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada dunia bisnis, perusahaan dituntut untuk selalu berkembang dan menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi di lingkungan eksternal perusahaan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. purposif. Deskripsi dari masing-masing variabel penelitian sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. purposif. Deskripsi dari masing-masing variabel penelitian sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Deskriptif Penelitian ini menggunakan 287 data pooled yang diperoleh secara purposif. Deskripsi dari masing-masing variabel penelitian sebagai

Lebih terperinci