BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, pemerintah Indonesia gencar mempromosikan batik sebagai karya budaya yang mewakili Indonesia. Ditambah dengan batik Indonesia secara resmi diakui oleh UNESCO di tahun 2009, perkembangan batik semakin menyebar di dalam negeri maupun di luar negeri. Sampai saat ini, pemerintah masih mendorong perkembangan usaha batik di Indonesia. Dukungan pemerintah diwujudkan dengan mendorong sektor perbankan untuk memberikan pelayanan peminjaman kredit untuk usaha batik. Selain pemodalan, pemerintah juga melakukan upaya pelatihan, promosi, dan ketentuan untuk mengenakan busana batik bagi berbagai instansi (Indarsih, 2011). Jumlah pengrajin batik di Indonesia saat ini mencapai 20% dari total IKM tekstil nasional atau sekitar 136 ribu usaha (Kemenperin, 2016). Untuk meningkatkan usaha batik ini pemerintah menargetkan pertumbuhan IKM batik di Indonesia sebesar 8%. Berdasarkan pengolahan data yang didapat dari Disperindagkop (2015), saat ini peningkatan jumlah IKM batik di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebesar 12,5% dimulai sejak 2010 hingga 2015 dan sebesar 12,6% peningkatan IKM batik tulis dimulai sejak 2012 hingga 2015 di Kabupaten Kulon Progo. Penjualan yang dilakukan oleh UKM batik di Indonesia juga terbilang tinggi dilihat dari keseluruhan industri batik ini, nilai ekspor batik di tahun 2013 mencapai 10% dari total ekspor tekstil (Kemendag, 2014). Hal ini disebabkan karena peminat batik di mancanegara juga tinggi. Peminat batik dari mancanegara yang meningkat tercermin dari nilai ekspor batik yang naik 14,7% dari tahun 2011 senilai Rp 43,96 triliun menjadi Rp 50,44 triliun pada 2015 (Pujiastuti, 2015). Meningkatnya permintaan ini secara otomatis akan meningkatkan hasil produksi batik setiap industri. Peningkatan produksi batik berarti meningkatkan input yang dibutuhkan dan output yang dihasilkan. 1

2 2 Hasil yang didapat dalam produksi batik adalah kain batik dan limbah dari setiap proses pembuatannya. Proses pembuatan batik terdiri dari beberapa proses berbeda sesuai dengan jenisnya. Setiap tahapan proses tersebut menghasilkan limbah baik limbah padat, cair, maupun gas (Sulaeman dkk, 2001). Meningkatnya produksi batik menyebabkan peningkatan jumlah limbah yang dihasilkan. Limbah batik pun menjadi salah satu penyebab pencemaran terburuk air sungai menurut hasil yang diteliti oleh Kementrian Lingkungan Hidup pada IKM batik di Indonesia (Ninggar, 2014). Salah satu akibat pembuangan limbah cair batik adalah kasus pencemaran badan air akibat limbah batik pernah terjadi di Sungai Rawa Jembangan Dukuh Mendiro, Desa Gulurejo, Lendah, Kulonprogo Bulan Februari 2013 lalu (Qibthiyah, 2015) dengan 30 warga mengalami iritasi kulit. Permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh industri seperti ini semakin meningkat dan berdampak pada timbulnya polusi lingkungan sehingga membuat varietas tanaman dan tumbuhan berkurang. Berbagai macam negara di dunia mulai menyadari ancaman kerusakan lingkungan dan mulai berupaya untuk mengurangi efek bahaya terhadap lingkungan dari kegiatan bisnis yang mereka jalankan (Joshi dan Rahman, 2015). Begitu pula dengan industri batik, limbah cair yang dihasilkan harus diolah sedemikian rupa di Instalasi Pengolahan Limbah Cair (IPAL) dan harus memenuhi ketentuan baku mutu yang dipersyaratkan sebelum di buang ke badan air (BLH Jogja, 2013), sehingga salah satu cara pemerintah untuk berpartisipasi menjaga lingkungan dalam lingkup industri batik adalah dengan menyediakan bantuan instalasi pengolahan air limbah. Salah satu contohnya adalah kegiatan yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu memberikan bantuan pembangunan IPAL batik di beberapa paguyuban batik di Kulon Progo dengan pelatihan mengenai cara pengolahannya di tahun Dilain hal, kesadaran terhadap permasalahan lingkungan masyarakat meningkat dibeberapa tahun terakhir. Peningkatan kesadaran mengenai lingkungan ini membuat masyarakat ikut berpartisipasi dalam kegiatan berbau lingkungan, termasuk dalam pola konsumsi barang dan produk sehari-hari dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup. Menurut Yam-Tang dkk (1998) yang dikutip

3 3 pada Rahmawati (2007) peningkatan kualitas hidup dapat dicapai oleh individu dengan melakukan perubahan dalam memilih dan mengkonsumsi barang tertentu yang ramah lingkungan. Konsumen yang mempunyai kesadaran tinggi terhadap lingkungan akan memilih produk-produk yang ramah lingkungan walaupun harganya relatif lebih mahal (Laroche dkk, 2001). Kementrian Perindustrian pun mulai menggalakkan kembali penggunaan pewarna alami untuk batik seiring dengan meningkatnya permintaan batik pewarna alami. Hal ini sejalan dengan upaya mengedukasi para pembatik dan pengusaha batik agar memproduksi batik yang ramah lingkungan (Pujiastuti, 2015). Peningkatan permintaan batik pewarna alami di mancanegara, khususnya Eropa, dikarenakan batik pewarna dinilai memiliki corak warna yang lebih halus, serta ramah lingkungan (Putra, 2015). Selain itu, negara-negara maju juga mementingkan masalah keamanan dan legalitas suatu produk, sehingga pemakaian zat kimia berbahaya akan ditolak dan sebaliknya batik dengan pewarna alami akan mulai diminati. Namun sejumlah perajin tidak ingin berpindah menjadi produsen batik dengan pewarna alam karena proses pembuatannya yang tidak mudah dan memakan waktu lama (Medan Bisnis, 2015). Saat ini di sentra kerajinan batik Desa Gulurejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo hanya terdapat 1 perajin yang menghasilkan batik pewarna alam dari total 14 perajin. Perajin terkadang juga menjumpai pesanan berupa batik pewarna campuran antara sintetis dan alami sesuai dengan pesanan pelanggan namun dalam jumlah yang kecil. Alasan para perajin enggan untuk menggunakan pewarna alam dalam proses pewarnaan selain waktu pemrosesan yang lama adalah karena warna yang dihasilkan pewarna alam tidak setajam warna yang dihasilkan oleh pewarna sintetis. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kelayakan usaha batik khususnya batik tulis pewarna campuran yaitu perpaduan antara pewarna sintetis dan alami di Kabupaten Kulon Progo karena usaha batik tulis yang ada di kabupaten ini memiliki peningkatan usaha batik tulis. Analisis dilakukan dengan membandingkan antara batik tulis pewarna sintetis dan batik tulis pewarna campuran. Aspek yang digunakan untuk

4 4 menganalisis kelayakan usaha batik tulis pewarna campuran antara lain pasar, lingkungan, dan ekonomi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang akan diselesaikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah konsep pembuatan batik tulis yang diterapkan pada UKM batik di Yogyakarta? 2. Bagaimanakah hasil simulasi batik tulis pewarna sintetis dan pewarna campuran pada salah satu UKM batik di Yogyakarta? 3. Apakah batik pewarna campuran layak dalam aspek pasar, lingkungan, dan ekonomi? 1.3 Batasan Penelitian Pada penelitian ini dilakukan pembatasan pada beberapa kondisi agar penelitian lebih fokus. Berikut adalah batasan-batasan yang digunakan pada penelitian ini. 1. Studi kelayakan usaha batik tulis pewarna campuran dilakukan pada salah satu UKM batik tulis yang ada di Desa Gulurejo, Kabupaten Kulonprogo, D.I Yogyakarta. 2. Studi kelayakan usaha batik pewarna campuran hanya pada jenis batik tulis. 3. Studi kelayakan usaha yang dilakukan meliputi aspek pasar, lingkungan, dan ekonomi.

5 5 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah: 1. untuk mengetahui proses pembuatan batik tulis yang diterapkan pada UKM batik di Yogyakarta, 2. untuk mengetahui hasil dari simulasi batik pewarna campuran dan perbandingannya dengan batik pewarna sintetis pada UKM batik di Yogyakarta, 4. untuk mengetahui apakah usaha batik pewarna campuran layak secara aspek pasar, lingkungan, dan ekonomi untuk diterapkan pada Usaha Kecil Menengah (UKM). 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan setelah melakukan penelitian adalah sebagai berikut. 1. Bagi mahasiswa, diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dibangku kuliah dan memberikan rekomendasi untuk kemajuan UKM di Yogyakarta. 2. Bagi universitas, diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan penelitian mengenai UKM batik tulis pewarna campuran selanjutnya. 3. Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai literatur untuk penelitian yang relevan. 4. Bagi UKM, diharapkan dapat mengaplikasikan masukan dari saran yang diberikan pada penelitian ini sehingga UKM dapat lebih maju.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri non-migas di Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 5.21% pada triwulan pertama di tahun 2015, pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang sangat vital bagi kehidupan. Tidak ada satupun makhluk hidup di bumi ini yang tidak membutuhkan air. Karena hampir semua aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan dan penerapan perangkat-perangkat pengelolaan lingkungan diarahkan untuk mendorong seluruh pihak di dunia ini untuk melakukan tanggung jawab terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena adanya isu-isu negatif tentang lingkungan yang marak dibicarakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena adanya isu-isu negatif tentang lingkungan yang marak dibicarakan oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tingkat kesadaran manusia terhadap lingkungan saat ini mulai tumbuh di masyarakat karena adanya isu-isu negatif tentang lingkungan yang marak dibicarakan oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tekstil merupakan salah satu industri yang diprioritaskan untuk dikembangkan karena memiliki peran penting dalam perekonomian nasional yaitu sebagai penyumbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada pertengahan abad ke-20 yang lalu. Hal ini ditandai antara lain dengan

BAB I PENDAHULUAN. pada pertengahan abad ke-20 yang lalu. Hal ini ditandai antara lain dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini manusia di seluruh dunia (termasuk Indonesia) berteriak akan adanya pemanasan global yang berakibat terjadinya perubahan iklim. Kekhawatiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun Nilai Ekspor Batik Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun Nilai Ekspor Batik Nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak warisan budaya, mulai dari tarian, upacara adat, hingga pakaian. Berbagai warisan budaya ini terus berkembang di Indonesia, tidak sedikit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Total Penjualan di Negara Tujuan Ekspor Batik (Liputan 6.com, 2013) Negara

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Total Penjualan di Negara Tujuan Ekspor Batik (Liputan 6.com, 2013) Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik merupakan salah satu budaya Indonesia dengan nilai seni tinggi berbentuk tekstil yang telah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Sejak dikukuhkan sebagai Budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan industri merupakan salah satu kegiatan di sektor ekonomi yang dilakukan oleh manusia yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dimana didalamnya

Lebih terperinci

PRAKTEK PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI DI KLASTER INDUSTRI TAPIOKA DESA SIDOMUKTI KABUPATEN PATI TUGAS AKHIR. Oleh: SAIFILLAILI NUR ROCHMAH L2D

PRAKTEK PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI DI KLASTER INDUSTRI TAPIOKA DESA SIDOMUKTI KABUPATEN PATI TUGAS AKHIR. Oleh: SAIFILLAILI NUR ROCHMAH L2D PRAKTEK PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI DI KLASTER INDUSTRI TAPIOKA DESA SIDOMUKTI KABUPATEN PATI TUGAS AKHIR Oleh: SAIFILLAILI NUR ROCHMAH L2D 004 349 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak bermanfaat lagi (Sri Moertinah, 2010:104). Limbah dapat dihasilkan dari

BAB I PENDAHULUAN. tidak bermanfaat lagi (Sri Moertinah, 2010:104). Limbah dapat dihasilkan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Limbah merupakan suatu barang sisa dari sebuah kegiatan produksi yang tidak bermanfaat lagi (Sri Moertinah, 2010:104). Limbah dapat dihasilkan dari beranekaragam

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 30 TAHUN : 2014 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG TATA KELOLA HIJAU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WATES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan industri dianggap memberikan dampak buruk bagi lingkungan yaitu meningkatkan pencemaran air dan udara, penurunan kualitas tanah, dampak dalam skala global

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun dalam bentuk gas. Buangan cair yang berasal dari masyarakat yang di kenal sebagai air buangan atau air limbah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor industri tetapi banyak berkembangnya sektor industri kecil

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor industri tetapi banyak berkembangnya sektor industri kecil BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Sektor industri merupakan sektor yang banyak dikembangkan oleh pemerintah karena sektor industri banyak membantu pertumbuhan ekonomi negara. Pada saat ini, bukan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik merupakan warisan nenek moyang yang mempunyai makna tersendiri bagi bangsa Indonesia. Terbukti dengan penetapan UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009, bahwa

Lebih terperinci

KOTA BATIK ATAWA KOTA LIMBAH?

KOTA BATIK ATAWA KOTA LIMBAH? KOTA BATIK ATAWA KOTA LIMBAH? Kota Batik, demikian identitas Kota Pekalongan. Berbagai industri batik baik skala besar, menengah maupun kecil menghampar di desa-desa di wilayah yang mayoritas penduduknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat maupun hubungan manusia dengan lingkungannya. makan, sandang dan perumahan. Bahan-bahan untuk kebutuhan itu semakin

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat maupun hubungan manusia dengan lingkungannya. makan, sandang dan perumahan. Bahan-bahan untuk kebutuhan itu semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan baik itu kekayaan yang berupa kekayaan alam maupun kekayaan yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Kota Pekalongan, Jawa Tengah, sudah sejak lama terkenal dengan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Kota Pekalongan, Jawa Tengah, sudah sejak lama terkenal dengan 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kota Pekalongan, Jawa Tengah, sudah sejak lama terkenal dengan kerajinan batiknya. Kerajinan batik telah secara turun-temurun diwariskan dari generasi ke generasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan dunia industri merupakan salah satu indikator yang memberikan penggambaran untuk menilai perkembangan ekonomi suatu Negara. Kemajuan industri di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan industri skala kecil dan menengah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan industri skala kecil dan menengah berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan industri skala kecil dan menengah berkembang mewarnai perekonomian di derah. Mulai dari industri makanan, kerajinan, mebel hingga konveksi atau tekstil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai usaha telah dilaksanakan oleh pemerintah pada akhir-akhir ini untuk meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat yang dicita-citakan yaitu masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan akan bahan pangan berupa daging khususnya daging sapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan akan bahan pangan berupa daging khususnya daging sapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan bahan pangan berupa daging khususnya daging sapi semakin hari semakin meningkat. Hal ini dipicu dengan meningkatnya kesadaran manusia akan pentingnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini pandangan perkembangan pertanian organik sebagai salah satu teknologi alternatif untuk menanggulangi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini pandangan perkembangan pertanian organik sebagai salah satu teknologi alternatif untuk menanggulangi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini pandangan perkembangan pertanian organik sebagai salah satu teknologi alternatif untuk menanggulangi persoalan lingkungan sangat diperlukan. Selain itu, permasalahan

Lebih terperinci

Perusahaan berskala besar dan sedang dalam kurun waktu dua. pemerintah dalam meningkatkan ekonomi negara yang lebih terpusat

Perusahaan berskala besar dan sedang dalam kurun waktu dua. pemerintah dalam meningkatkan ekonomi negara yang lebih terpusat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan berskala besar dan sedang dalam kurun waktu dua dasawarsa terus bertambah. Hal ini disebabkan adanya kebijakan pemerintah dalam meningkatkan ekonomi negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat konsumsi air minum dalam kemasan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam dalam prosesnya menjadi produk. Kegiatan tersebut dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. alam dalam prosesnya menjadi produk. Kegiatan tersebut dapat menimbulkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kebutuhan manusia terhadap makanan ringan menjadikan semakin berkembangnya industri baik industri skala besar maupun industri skala kecil dan menengah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius,

BAB I PENDAHULUAN. air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pencemaran lingkungan khususnya masalah pencemaran air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius, penyebab dari pencemaran tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran air yang terus meningkat telah menurunkan kualitas air di seluruh dunia. Pencemaran air disebabkan oleh jumlah manusia dan kegiatan manusia yang beragam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri yang mampu bersaing di dunia internasional. Industri batik juga

BAB I PENDAHULUAN. industri yang mampu bersaing di dunia internasional. Industri batik juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, Industri yang survive dan kompetitif adalah industri yang mampu bersaing di dunia internasional. Industri batik juga mampu menjadi industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Provinsi DIY dan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Provinsi DIY dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Provinsi DIY dan merupakan satu-satunya daerah tingkat dua yang berstatus kota di samping empat daerah tingkat dua lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang banyak dan terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang banyak dan terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk yang banyak dan terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk sebanyak 255.993.674 jiwa atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menuntut adanya strategi efektif dalam mengembangkan industri, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menuntut adanya strategi efektif dalam mengembangkan industri, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan dalam dunia industri maupun perdagangan sedemikian pesat. Hal ini menuntut adanya strategi efektif dalam mengembangkan industri, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Indonesia merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal ini karena usaha tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan keberadaannya perlu mendapat dukungan dari semua pihak, baik dari sektor pemerintah maupun non-pemerintah.

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN. tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara anggap benar.

KUESIONER PENELITIAN. tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara anggap benar. KUESIONER PENELITIAN Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe pilihan. Pada tipe pilihan berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara anggap benar. A. Pertanyaan Umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya yang mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis pembuatan kerupuk kulina (kulit ikan nila) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis pembuatan kerupuk kulina (kulit ikan nila) merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN Bisnis pembuatan kerupuk kulina (kulit ikan nila) merupakan salah satu bentuk kegiatan menciptakan nilai tambah kulit ikan nila dengan mengidentifikasi peluang bisnis kerupuk tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia kain diciptakan dari berbagai macam bahan, baik bahan alami maupun buatan yang diolah sedemikian rupa yang dapat menghasilkan jenis kain yang bernilai

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Indentifikasi faktor internal dan eksternal sangat dibutuhkan dalam pembuatan strategi. Identifikasi faktor internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri batik merupakan sektor industri kreatif yang memberikan kontribusi cukup besar bagi PDB Indonesia. Selain itu, produk batik telah diakui dunia sebagai salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dari segi manfaat maupun penggunaannya. Hal ini dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. baik dari segi manfaat maupun penggunaannya. Hal ini dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air atau sungai dapat menjadi sumber malapetaka apabila tidak di jaga, baik dari segi manfaat maupun penggunaannya. Hal ini dapat dilihat sebagaimana yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri pada umumnya dan agro-industri pada khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri pada umumnya dan agro-industri pada khususnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri pada umumnya dan agro-industri pada khususnya saat ini meningkat dengan pesat tiap tahunnya. Perkembangan ini berdasarkan data dari Kementerian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awalnya, perekonomian Indonesia lebih mengandalkan dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pada awalnya, perekonomian Indonesia lebih mengandalkan dalam sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, sektor ekonomi Indonesia mengalami perubahan. Pada awalnya, perekonomian Indonesia lebih mengandalkan dalam sektor pertanian. Namun seiring

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dipisahkan dari lingkungannya. Manusia dan lingkungan hidup memiliki

I. PENDAHULUAN. dipisahkan dari lingkungannya. Manusia dan lingkungan hidup memiliki 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup merupakan segala sesuatu yang berada di sekitar manusia dan memiliki hubungan timbal balik. Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik (nasional) maupun dimasa internasional, dimana untuk memenangkan persaingan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan dan domestik (Asmadi dan Suharno, 2012). limbah cair yang tidak ditangani dengan semestinya. Di berbagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan dan domestik (Asmadi dan Suharno, 2012). limbah cair yang tidak ditangani dengan semestinya. Di berbagai tempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya kegiatan manusia merupakan salah satu penyebab tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampaui daya dukungnya. Pencemaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Warisan budaya Indonesia sangat beragam, salah satunya kain tradisional yaitu Batik. Batik dalam Bahasa Jawa ditulis dengan bathik, mengacu pada huruf Jawa tha yang

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1. Bab 1 PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan di Indonesia, pemerintah berusaha

Bab I Pendahuluan 1. Bab 1 PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan di Indonesia, pemerintah berusaha 1 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan di Indonesia, pemerintah berusaha untuk memajukan pembangunan di segala bidang. Pembangunan ini dititik beratkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LINGKUNGAN SEKITAR KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN SOLOKAN JERUK KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN LINGKUNGAN SEKITAR KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN SOLOKAN JERUK KABUPATEN BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat menurut data dari Bank Dunia tahun 2012. Bertambahnya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang PENDAHULUAN Latar Belakang Pada era industrialisasi di Indonesia, kebutuhan arang aktif semakin meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang dibangun, baik industri pangan maupun

Lebih terperinci

LAPORAN KEMAJUAN JUDUL: I b PE KERAJINAN BERBAHAN SERAT, BAMBU, DAN KAYU DI SALAMREJO, SENTOLO, KULON PROGO, D.I. YOGYAKARTA

LAPORAN KEMAJUAN JUDUL: I b PE KERAJINAN BERBAHAN SERAT, BAMBU, DAN KAYU DI SALAMREJO, SENTOLO, KULON PROGO, D.I. YOGYAKARTA 1 PPM PROGRAM IbPE LAPORAN KEMAJUAN JUDUL: I b PE KERAJINAN BERBAHAN SERAT, BAMBU, DAN KAYU DI SALAMREJO, SENTOLO, KULON PROGO, D.I. YOGYAKARTA Oleh: Drs. Darmono, MT., dkk. Dibiayai oleh Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput).

BAB I PENDAHULUAN. tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di iklim tropis. Tanaman kopi merupakan salah satu komoditas pertanian terbesar di Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin meningkat seiring dengan kemajuan teknologi, yang juga akan membawa permasalahan lingkungan.

Lebih terperinci

PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI MELALUI KERJASAMA ANTAR PELAKU USAHA PADA KLASTER INDUSTRI BATIK SIMBANGKULON, KABUPATEN PEKALONGAN TUGAS AKHIR

PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI MELALUI KERJASAMA ANTAR PELAKU USAHA PADA KLASTER INDUSTRI BATIK SIMBANGKULON, KABUPATEN PEKALONGAN TUGAS AKHIR PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI MELALUI KERJASAMA ANTAR PELAKU USAHA PADA KLASTER INDUSTRI BATIK SIMBANGKULON, KABUPATEN PEKALONGAN TUGAS AKHIR Oleh: ERNI PURWANINGSIH L2D 004 311 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PENGEMBANGAN PRODUK IKM LIMBAH HASIL LAUT NON KONSUMSI JAWA TENGAH

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PENGEMBANGAN PRODUK IKM LIMBAH HASIL LAUT NON KONSUMSI JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PENGEMBANGAN PRODUK IKM LIMBAH HASIL LAUT NON KONSUMSI JAWA TENGAH KEGIATAN PEMBINAAN LINGKUNGAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI DI WILAYAH IHT BIDANG IATEA TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanasebelumnya Indonesia dikenal dengan negara agraris, kini Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. dimanasebelumnya Indonesia dikenal dengan negara agraris, kini Indonesia mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakansalah satu negara yang kaya akansumberdayaalamnya, dimanasebelumnya Indonesia dikenal dengan negara agraris, kini Indonesia mulai memperbanyak kegiatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lingkungan hidup Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang

I. PENDAHULUAN. Lingkungan hidup Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang tidak ternilai harganya, sehingga harus senantiasa dijaga, dikelola dan dikembangkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purbalingga adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang berada di dekat lereng Gunung Slamet. Jumlah penduduk Purbalingga pada tahun 2013 mencapai 884.683

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mengatasi krisis ekonomi, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia telah membuat Ketetapan MPR Nomor

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mengatasi krisis ekonomi, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia telah membuat Ketetapan MPR Nomor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mengatasi krisis ekonomi, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia telah membuat Ketetapan MPR Nomor XVI Tahun 1998 tentang Politik Ekonomi Dalam Rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persebaran penduduk yang tidak merata, dan sebagainya. Pada Maret 2016,

BAB I PENDAHULUAN. persebaran penduduk yang tidak merata, dan sebagainya. Pada Maret 2016, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat (sumber: www.kemenkopmk.go.id).

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INDUSTRI BATIK RAMAH LINGKUNGAN STUDI KASUS KAMPOENG BATIK LAWEYAN

PENGEMBANGAN INDUSTRI BATIK RAMAH LINGKUNGAN STUDI KASUS KAMPOENG BATIK LAWEYAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BATIK RAMAH LINGKUNGAN STUDI KASUS KAMPOENG BATIK LAWEYAN Alpha Febela Priyatmono Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat persaingan usaha sangatlah tinggi. Hal ini secara otomatis memaksa para pelaku usaha untuk terus mengembangkan diri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) 2.1.1 Pengertian UMKM Beberapa defenisi dari UMKM memiliki pengertian yang berbeda berdasarkan sumbernya (Hubeis, 2009; Tambunan, 2009)

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI BATIK CAP YANG MELAKUKAN PROSES PENCELUPAN PADDING

IMPLEMENTASI EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI BATIK CAP YANG MELAKUKAN PROSES PENCELUPAN PADDING Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 IMPLEMENTASI EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI BATIK CAP YANG MELAKUKAN PROSES

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri batik memiliki peran penting sebagai penggerak perekonomian

I. PENDAHULUAN. Industri batik memiliki peran penting sebagai penggerak perekonomian I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa Indonesia yang telah mendapat pengakuan internasional dari UNESCO pada tahun 2009. Pencanangan hari batik nasional berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu meningkatkan kualitas dari produk hasil dari pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. mampu meningkatkan kualitas dari produk hasil dari pertanian. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agroindustri merupakan suatu bidang ilmu yang memanfaatkan hasil pertanian yang kemudian diolah menjadi suatu produk dengan tujuan meningkatkan nilai tambah pada bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan disekitarnya yaitu berupa sumber daya alam yang dapat menunjang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan disekitarnya yaitu berupa sumber daya alam yang dapat menunjang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya tidak ada manusia yang tidak bergantung pada keadaan lingkungan disekitarnya yaitu berupa sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. plastik, maka akan berkurang pula volume sampah yang ada di Tempat

BAB I PENDAHULUAN. plastik, maka akan berkurang pula volume sampah yang ada di Tempat 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sampah plastik adalah salah satu komponen terbanyak yang ada dalam sampah yang berbahaya apabila tidak ditindaklanjuti dengan bijaksana dan dukungan dari infrastruktur

Lebih terperinci

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Energi merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, karena hampir semua aktivitas manusia selalu membutuhkan energi. Sebagian besar energi yang digunakan di Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu sektor yang menjadi tulang

I. PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu sektor yang menjadi tulang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor industri merupakan salah satu sektor yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Perkembangan sektor industri memiliki peran penting dalam memberikan dampak

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN METODE GREEN PRODUCTIVITY PADA INDUSTRI PENGOLAHAN TEMPE

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN METODE GREEN PRODUCTIVITY PADA INDUSTRI PENGOLAHAN TEMPE PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN METODE GREEN PRODUCTIVITY PADA INDUSTRI PENGOLAHAN TEMPE Muhammad Yusuf Jurusan Teknik Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Jl. Kalisahak 28 Kompleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal sesuai potensinya menjadi sangat penting.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. resiko toksikologi juga akan meningkat. terbentuk secara alami dilingkungan. Semua benda yang ada disekitar kita

BAB I PENDAHULUAN. resiko toksikologi juga akan meningkat. terbentuk secara alami dilingkungan. Semua benda yang ada disekitar kita BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era modern ini, proses modernisasi akan menaikkan konsumsi sejalan dengan berkembangnya proses industrialisasi. Dengan peningkatan industrialisasi tersebut maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. bahan baku industri terus meningkat jumlahnya, akan tetapi rata-rata pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. bahan baku industri terus meningkat jumlahnya, akan tetapi rata-rata pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan sebagai salah satu sumber daya alam penghasil kayu menjadi modal dasar bagi pertumbuhan industri sektor pengolahan kayu. Penggunaan kayu sebagai bahan baku industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Dampak tersebut harus dikelola dengan tepat, khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Dampak tersebut harus dikelola dengan tepat, khususnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk yang begitu cepat terutama di wilayah perkotaan menimbulkan dampak yang sangat serius terhadap penurunan daya dukung lingkungan. Dampak

Lebih terperinci

2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON

2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak kota di Indonesia yang memproduksi batik dan tiap kota memiliki ciri tersendiri akan batik yang diproduksinya, seperti di Solo, Yogyakarta, Cirebon

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEKNIK PEWARNAAN ALAMI PADA KERAJINAN SERAT ALAMI DI CV BHUMI CIPTA MANDIRI SENTOLO, KULON PROGO, YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN TEKNIK PEWARNAAN ALAMI PADA KERAJINAN SERAT ALAMI DI CV BHUMI CIPTA MANDIRI SENTOLO, KULON PROGO, YOGYAKARTA LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN RISET UNGGULAN KEMITRAAN (RUK) TAHUN ANGGARAN 2005 PENGEMBANGAN TEKNIK PEWARNAAN ALAMI PADA KERAJINAN SERAT ALAMI DI CV BHUMI CIPTA MANDIRI SENTOLO, KULON PROGO, YOGYAKARTA 1

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup, karena selain dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup, juga dibutuhkan untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, industri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas manusia yang semakin beragam di berbagai sektor sekarang ini sehingga menimbulkan dampak positif dan dampak negatif, salah satu dampak negatif dari aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecantikan merupakan bagian terpenting dari gaya hidup wanita. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecantikan merupakan bagian terpenting dari gaya hidup wanita. Setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecantikan merupakan bagian terpenting dari gaya hidup wanita. Setiap wanita ingin tampil sempurna dan melakukan bermacam-macam cara agar dapat tampil menarik di depan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Linda Maulidia Kosasih, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Linda Maulidia Kosasih, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembangunan industri adalah salah satu kegiatan sektor ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bagi Negara-negara yang sedang berkembang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber matapencaharian dari mayoritas penduduknya, sehingga sebagian besar penduduknya menggantungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Medan diantaranya adalah pemotongan hewan, pengadaan, dan penyaluran daging

BAB I PENDAHULUAN. Medan diantaranya adalah pemotongan hewan, pengadaan, dan penyaluran daging 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan (PD RPH) Kota Medan secara administratif berada di wilayah Kota Medan Kecamatan Medan Deli tepatnya Kelurahan Mabar Hilir. PD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di tengah krisis energi saat ini timbul pemikiran untuk keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di tengah krisis energi saat ini timbul pemikiran untuk keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di tengah krisis energi saat ini timbul pemikiran untuk keanekaragaman energi (diversifikasi energi) dengan mengembangkan sumber energi lain sebagai elternatif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan, teknologi, politik, dan budaya yang selalu berkembang memberikan pengaruh yang besar terhadap kegiatan produksi suatu perusahaan. Seluruh

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desain produk menjadi hal yang penting dalam mempertahankan serta menjaga minat beli konsumen maupun pasar. Produk yang terkesan monoton dan tidak variatif akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISI STRATEGI PENINGKATAN MUTU PRODUK USAHA SANDAL KULIT DALAM PENINGKATAN JUMLAH PRODUKSI DI KELURAHAN MIJI

BAB IV ANALISI STRATEGI PENINGKATAN MUTU PRODUK USAHA SANDAL KULIT DALAM PENINGKATAN JUMLAH PRODUKSI DI KELURAHAN MIJI BAB IV ANALISI STRATEGI PENINGKATAN MUTU PRODUK USAHA SANDAL KULIT DALAM PENINGKATAN JUMLAH PRODUKSI DI KELURAHAN MIJI KECAMATAN PRAJURIT KULON KOTA MOJOKERTO A. Analisis Strategi Peningkatan Mutu Produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan industri adalah salah satu unsur penting untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan industri adalah salah satu unsur penting untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan industri adalah salah satu unsur penting untuk meningkatkan perekonomian suatu negara yang akan meningkatkan kesejahteraan serta taraf hidup negara tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik merupakan salah satu seni budaya Indonesia yang sudah menyatu dengan masyarakat Indonesia sejak beberapa abad lalu. Batik menjadi salah satu jenis seni kriya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu pusat industri batik yang dikenal sejak

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu pusat industri batik yang dikenal sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan salah satu pusat industri batik yang dikenal sejak zaman kerajaan Mataram ke-1. Pembatikan merupakan teknik mewarnai kain dengan menempelkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampai saat ini sepertiga populasi dunia tinggal di negara yang mengalami kesulitan air dan sanitasi yang bervariasi dari mulai sedang hingga sangat tinggi. Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan sebuah usaha yang mengubah bahan mentah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan sebuah usaha yang mengubah bahan mentah menjadi BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Industri merupakan sebuah usaha yang mengubah bahan mentah menjadi barang yang siap dimanfaatkan oleh konsumen, yang dalam setiap kegiatannya membutuhkan sumber energi

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH CAIR BAGI USAHA MIKRO BATIK DENGAN INSTALASI PENGOLAH AIR LIMBAH KOMUNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik di darat, laut maupun di udara. Dengan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. baik di darat, laut maupun di udara. Dengan semakin meningkatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu sumber utama bagi kehidupan mahluk hidup baik di darat, laut maupun di udara. Dengan semakin meningkatnya perkembangan industri, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu pilar kekuatan perekonomian suatu daerah. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. satu pilar kekuatan perekonomian suatu daerah. Hal ini disebabkan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah satu pilar kekuatan perekonomian suatu daerah. Hal ini disebabkan karena UMKM mempunyai fleksibilitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat Keterp aparan 1. La BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat

Lebih terperinci

produk batik fractal

produk batik fractal produk batik fractal 01 02 Pemakai Batik Fractal adalah konsumen yang mencintai batik dan menghargai proses pem-buatan batik sebagai craft fashion,mengutamakan kualitas pakaian dengan gaya batik modern.

Lebih terperinci