GAMBARAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POSTPARTUM DI BPM PIPIN HERIYANTI YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH PERPUSTAKAAN STIKES JENDERAL A.

Transkripsi

1 GAMBARAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POSTPARTUM DI BPM PIPIN HERIYANTI YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Diajukan oleh: SITI WULANDARI PROGRAM STUDI D-3 KEBIDANAN STIKES JEMDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2016 i

2 iii

3 iv

4 KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Allhamdulillahi robbil alamiin, segala puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: Gambaran Pengeluaran ASI pada Ibu PostPartum di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada: 1. Kuswanto Hardjo, dr., M., Kes selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. 2. Reni Merta Kusuma, M. Keb, selaku Ketua Program Studi Kebidanan (D-3) di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. 3. Dwi Yulinda, M.Keb, selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan arahan dan bimbingan pada penulis. 4. Budi Rahayu, M.Keb selaku dosen penguji Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan arahan dan bimbingan pada penulis. 5. Tenaga kesehatan BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta yang telah membantu dalam terlaksananya penelitian ini. 6. Kedua orangtua, adik dan keluarga yang selalu memberikan do a dan semangat pada penulis selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Teman-teman mahasiswa kebidanan angkatan 2013 khususnya kelas A Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang telah bersedia membantu dan member nasihat serta dorongan pada penulis. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada kita semua, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga usulan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah ilmu pengetahuan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam usulan penelitian ini masih banyak kekurangan. Karena keterbatasan waktu yang ada, saran dan masukan yang bisa menjadi koreksi dan perbaikan sangat penulis harapkan. Wassalamualaikum Wr.Wb Yogyakarta, Juni 2016 Siti Wulandari v

5 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAC... INTISARI... Hal i ii iii iv v vi viii ix x xi xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 5 E. Keaslian Penelitian... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teori 1. Postpartum ASI Pengeluaran ASI B. Kerangka Teori Penelitian C. Kerangka Konsep Penelitian D. Pertanyaan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian B. Lokasi Dan Waktu Penelitian C. Populasi dan Sampel Penelitian D. Variabel Penelitian E. Definisi Operasioal F. Alat Dan Metode Pengumpulan Data G. Metode pengolahan data dan analisa data H. Etika Penelitian I. Pelaksanaan Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian Gambaran Umum Lokasi Penelitian Analisis Hasil B. Pembahasan C. Keterbatasan Penelitian vi

6 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

7 DAFTAR TABEL Hal Tabel.1.1 Keaslian Penelitian... 5 Tabel.3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian Tabel.4.1 Distribusi Frekuensi viii

8 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Mekanisme pengeluaran ASI Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian Hal ix

9 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Izin Studi Pendahuluan di BAPPEDA Daerah Istimewa Yogyakarta Lampiran 2 Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3 Lembar Observasi Lampiran 4 Lembar Kegiatan Bimbingan KTI Lampiran 5 Jadwal Penyusunan KTI x

10 ABSTRACTS DESCRIPTION OF SPENDING BREASTFEEDING ON POSTPARTUM MOTHER IN MIDWIVES PRACTICE PIPIN HERIYANTI YOGYAKARTA Siti Wulandari 1, Dwi Yulinda 2 Background: Exclusive breastfeeding has enormous benefits for both mother and baby. However, the scope of exclusive breastfeeding in Indonesia has decreased from 61.5% in 2011 to 61.1% in 2012, while the government's target in 2012 is 80%. Yogyakarta has the lowest coverage of exclusive breastfeeding for 1,323 of the 2,409 babies. Results of a preliminary study conducted in Midwives Practice Pipin Heriyanti Yogyakarta on April 29, 2016 note 2 postpartum mothers showed that women experience difficulties in breastfeeding because breast milk out a little. Objective: To determine picture expenditure on postpartum maternal breastfeeding in Midwives Practice Pipin Heriyanti Yogyakarta. Methods: This research method is quantitative descriptive. The location of this research is Midwives Practice Pipin Heriyanti Yogyakarta. When the study in the May-July 2016, with accidental sampling, data collection using observation sheet, variable research is a single variable and analyzed using univariate analysis. Result: It is known that most mothers postpartum maternal multiparous with the number 20 postpartum mothers (57,1 %), 34 postpartum mothers (97,1 %) were age 37 weeks of pregnancy, postpartum mothers in doing early breasfeeding successfully with the number 22 postpartum mothers (62,9 %). The majority of babies born weight is 2500 grams with the number of 32 respondents (91,4 %) Conclution: The results showed that the breast milk expenditures occurred in the first 24 hours postpartum mothers 20 (57.1 %) Keywords: expenses, exclusive breastfeeding, Postpartum 1 Student of Midwifery Program (D-3) School of Health Jenderal A. Yani Yogyakarta 2 Lecturer of Midwifery Program (D-3) School of Health Jenderal A. Yani Yogyakarta xi

11 INTISARI GAMBARAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POSTPARTUM DI BPM PIPIN HERIYANTI YOGYAKARTA Siti Wulandari 1, Dwi Yulinda 2 Latar Belakang : ASI Eksklusif mempunyai manfaat yang besar baik bagi ibu maupun bayi. Namun, cakupan ASI Eksklusif di Indonesia mengalami penurunan dari 61,5% pada tahun 2011 menjadi 61,1% tahun 2012, sedangkan target pemerintah tahun 2012 sebesar 80%. Kota Yogyakarta memiliki cakupan terendah ASI Eksklusif sebesar dari bayi. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta pada tanggal 29 April 2016, diketahui 2 ibu postpartum didapatkan hasil bahwa ibu mengalami kesulitan dalam menyusui dini karena ASI keluar sedikit. Tujuan: Mengetahui gambaran pengeluaran ASI pada ibu postpartum di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta. Metode Penelitian : Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian ini adalah BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta. Waktu penelitian pada bulan Mei-Juli 2016, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling, pengambilan data dengan menggunakan lembar observasi, variabel penelitian yaitu variabel tunggal dan analisis data menggunakan analisa univariat. Hasil: Diketahui bahwa ibu postpartum sebagian besar ibu multipara dengan jumlah 20 ibu postpartum (57,1%), 34 ibu postpartum (97,1%) yang usia kehamilannya 37 minggu, ibu postpartum dalam melakukan IMD berhasil dengan jumlah 22 ibu postpartum (62,9%). Mayoritas berat badan bayi yang dilahirkan adalah berat badan 2500 gram dengan jumlah 32 responden (91,4%). Kesimpulan: Hasil penelitian didapatkan bahwa pengeluaran ASI terbanyak terjadi pada 24 jam pertama 20 ibu postpartum (57,1%). Kata Kunci: Pengeluaran, ASI Eksklusif, Postpartum 1 Mahasiswa Kebidanan (D-3) Stikes Achmad Yani Yogyakarta 2 Pembimbing Karya Tulis Ilmiah xii

12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil Riskesdas 2010, pemberian ASI pada bayi dibawah 6 bulan belum memuaskan. Pemberian ASI pada umur 0-1 bulan 45,4%, 2-3 bulan 38,3%, dan 4-5 bulan 31%. Makanan prelaktal yang paling banyak diberikan ialah susu formula 71,3%. Berdasarkan data Kementrian Kesehatan pada pekan ASI tahun 2013 cakupan ASI Eksklusif di Indonesia mengalami penurunan dari 61,5 tahun 2011 menjadi 61,1 tahun 2012, dengan target 2012 adalah 80%. Pemberian ASI hari pertama akan menyelamatkan 16% kematian neonatal dan menyusu dini 1 jam pertama akan menyelamatkan 22% kematian balita pertahun (Kemenkes, 2013). Pemberian ASI pada masa-masa awal sangat dianjurkan karena memberikan manfaat kesehatan untuk ibu yaitu sebagai KB alami, mempercepat kembalinya uterus dan mengurangi terjadinya kanker payudara. Sedangkan manfaat bagi bayi yaitu sebagai sistem imun, mencegah penyakit, meningkatkan berat badan, dan meningkatkan kecerdasan. ASI juga mengandung zat kekebalan yang melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi serta zat antibodi. Zat antibodi didalam ASI paling banyak terdapat didalam kolostrum yang mengandung immunoglobulin terutama IgA (Maryunani, 2012). Inisiasi Menyusui Dini atau lebih dikenal dengan istilah IMD (Early Initiation) merupakan cara untuk menstimulasi pengeluaran ASI dan dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi baru lahir didada ibunya dan membiarkan 1

13 2 bayi merayap untuk menemukan puting susu ibu kurang lebih 60 menit. IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Pengaruh kontak langsung antara ibu dan bayi selama proses menyusui dapat membentuk ikatan kasih sayang diantara mereka karena berbagai rangsangan, seperti sentuhan kulit (skin to skin) (Maryunani, 2012). Penelitian Tripudjiastuti (2013) tentang hubungan inisiasi menyusui dini dengan produksi ASI pada ibu pasca ibu bersalin, ada hubungan antara (IMD) dengan peoduksi ASI. Hal ini dipengaruhi oleh hormon oksitosin yang membantu pengeluaran ASI. Dengan berkontraksinya sel epitel alveoli pada saat let down reflek sehingga akan membantu proses laktasi. Pemberian ASI secara dini akan membantu menstimulasi produksi ASI dengan meningkatkan prolaktin. Pemberian ASI selama 6 bulan sangat dipengaruhi oleh keberhasilan IMD (Roesli, 2010). Banyak ibu yang tidak mau menyusui bayinya dan cenderung memberikan susu formula dengan anggapan bahwa susu formula lebih baik dari ASI (Khasanah, 2010). Risiko bayi yang tidak diberikan ASI Eksklusif akan lebih sering terserang diare, sembelit, batuk-pilek, dan panas serta dapat menyebabkan reaksi imun dan menimbulkan alergi dibandingkan dengan bayi yang hanya mendapatkan ASI Eksklusif. Bayi yang mendapat ASI selama 6 bulan (ASI Eksklusif) memiliki kemampuan akademik lebih baik dibandingkan dengan yang tidak diberikan ASI Eksklusif (Kodrat, 2010). Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 33 Tahun 2012 mengenai kewajiban ibu dalam pemberian ASI Eksklusif untuk mendukung

14 3 keberhasilan ASI, namun hal ini masih belum dijalankan secara maksimal. Pemerintah juga mengeluarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Diperlukan sekitar 2 bulan untuk ibu tinggal dirumah merawat bayinya sebelum ibu kembali bekerja. Selam waktu tersebut dapat digunakan untuk membuat proses laktasi menjadi sukses dan juga untuk membina hubungan yang dekat antara ibu dan anak (Proverawati, 2010). ASI Eksklusif di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2012 sebesar 48%, menurun jika dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 49,9% (Profil Kesehatan DIY, 2014). Cakupan tertinggi berada di Kabupaten Sleman sebesar bayi dan untuk cakupan terendah berada di Kota Yogyakartar bayi (Profil Kesehatan DIY, 2014). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta pada tanggal 29 April 2016, pada bulan Januari sampai bulan April terdapat 72 ibu postpartum. Untuk rata-rata ibu bersalin di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta setiap bulan sekitar 18 ibu bersalin. Pada tanggal 1-29 April 2016 terdapat 18 ibu postpartum yang terdiri dari 2 ibu primipara dan 16 multipara. Hasil wawancara yang dilakukan pada 2 ibu postpartum multipara didapatkan bahwa ibu mengalami kesulitan menyusui karena ASI keluar sedikit. Masalah yang didapatkan di atas, maka peneliti tertarik mengambil judul Gambaran Pengeluaran ASI Pada Ibu Postpartum di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta.

15 4 B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Bagaimana gambaran pengeluaran ASI pada ibu postpartum di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta tahun 2016? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Diketahuinya gambaran pengeluaran ASI pada ibu postpartum di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus Mengetahui gambaran pengeluaran ASI pada ibu postpartum di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta meliputi: a. Diketahuinya gambaran pengeluaran ASI pada ibu postpartum berdasarkan paritas di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta. b. Diketahuinya gambaran pengeluaran ASI pada ibu postpartum berdasarkan usia kehamilan di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta. c. Diketahuinya gambaran pengeluaran ASI pada ibu postpartum berdasarkan IMD di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta. d. Diketahuinya gambaran pengeluaran ASI pada ibu postpartum berdasarkan berat badan bayi di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta.

16 5 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan menambah wawasan bagi pembaca khususnya ilmu kebidanan untuk mengetahui gambaran pengeluaran ASI. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Ibu Postpartum Dapat menambah pengetahuan bagi ibu postpartum di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta dalam memberikan ASI. b. Bagi BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta Dapat bermanfaat bagi pihak BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta untuk meningkatkan pelayanan khususnya untuk ibu postpartum. c. Bagi Perpustakaan Stikes Jenderal Achmad Yani Bahan informasi untuk menambah pengetahuan bagi mahasiswa kebidanan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran ASI yang diakses melalui buku-buku yang ada di perpustakaan. d. Bagi peneliti selanjutnya Memberikan referensi dan pengetahuan dalam penelitian serta mampu mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam studinya khususnya pada ibu postpartum.

17 6 E. Keaslian Penelitian Penelitian yang relevan dengan penelitian gambaran pengeluaran ASI pada ibu post partum diantaranya adalah : NO Nama/ Judul 1. Hubungan inisiasi menyusui dini dengan kecepatan pengeluaran ASI pada ibu post partum di BPS Firda Tuban. Metodologi Penelitian cross sectiona, populasinya adalah ibu bersalin di BPS Firda Tuban tanggal 10 maret s/d 15 juni, dengan tehnik random sampling. Hasil Penelitian Hasil penelitian dari 24 responden didapatkan, inisiasi menyusu dini yang dilakukan secara tepat sebagian besar kecepatan keluarnya ASI adalah normal yaitu sebanyak 7 responden atau sebesar 58,33%, inisiasi menyusu dini yang kurang tepat hampir seluruhnya kecepatan keluarnya ASI adalah normal yaitu sebanyak 7 responden atau sebesar 87,5% dan inisiasi menyusu dini yang tidak tepat, kecepatan keluarnya ASI sebagian normal dan sebagian lambat yaitu sebanyak 2 responden atau sebesar 50%. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dari hasil seluruh sampel sebanyak 23 sampel ibu yang memiliki bayi usia > 6 bulan sampai 5 tahun terdapat 52 % yang memberikan ASI Eksklusif. Persamaan/ Perbedaan Persamaan : Jenis penelitian, teknik sempe, analisis data. Perbedaaan: Judul, waktu, tempat, sempel. 2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif pada karyawan Unsika tahun Deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, populasi seluruh karyawati Unsika yang memiliki anak usia > 6 bulan sampai dengan 5 tahun dengan jumlah 23 responden. Persamaan: pendekatan, dan analisis data. Perbedaan: waktu, tempat, jenis, dan sampel.

18 7 3. Karakteristik ibu menyusui yang tidak memberikan ASI Eksklusif di UPT Puskesmas Banyudono I Kabupaten Boyolali. Deskriptif kuantitatif, data yang diambil dari responden menggunakan kuesioner. Sampel berjumlah 34 responden yaitu ibu menyusui yang memiliki bayi > 6 bulan yang tidak memberikan ASI Eksklusif secara teknik accidental sampling. Analisis data dengan menggunakan analisis yang menghasilkan distribusi dan persentase dengan rumus distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik ibu menyusui yang tidak memberikan ASI Eksklusif meliputi umur ibu < 20 tahun, sebanyak 18 responden (29 %). Karakteristik menurut paritas ibu menyusui yang tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 19 responden (59%). Karakteristik menurut pendidikan sebanyak 21 responden (62%). Karakteristik menurut pekerjaan sebanyak 26 reponden (76%). Persamaan: jenis penelitian, sampel, dan teknik sampel. Perbedaan: judul, waktu, tempat, analisis data

19 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta terletak di Jln. Prapanca 57 Gedongkiwo Yogyakarta Telp. (0274) Bagian utara kelurahan Wirobrajan, bagian selatan perbatasan dengan kelurahan Tirtonirmolo. Secara geografis, jarak tempuh Dusun Gedongkiwo dengan kota propinsi kurang lebih 2 Kilometer. BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta didirikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta berdiri tahun 1992, sekarang sudah semakin berkembang, fasilitas semakin ditingkatkan dan pelayanan kebidanan semakin banyak macamnya. Sarana dan prasarana kesehatan di BPM Pipin sudah cukup lengkap, dilihat dari tersedianya peralatan dan obatobatan yang memadai. BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta memiliki fasilitas layanan kesehatan terdiri dari ANC, persalinan, nifas, KB, imunisasi, kesehatan reproduksi, konsultasi dan pemeriksaan pasien umum. Pelayanan 24 jam untuk persalinan, sedangkan untuk pelayanan umum dilayani pada pukul sampai pukul WIB. Kerjasama dengan dokter spesialis kandungan yaitu dokter Andang, SpOG untuk pemeriksaan USG. 34

20 35 2. Analisis Hasil Penelitian Tabel 4.1 Distribusi frekuensi faktor penyebab pengeluaran ASI berdasarkan paritas, usia kehamilan, IMD dan berat badan bayi. Paritas Pengeluaran ASI 24 jam >24-48 jam > jam Total f % f % f % f % Primipara 1 2, , ,6 Multipara 11 31,4 8 22, ,2 Grandemu 2 5,7 3 8, ,3 ltipara Total 14 39, ,4 3 8, Usia kehamilan < , ,9 minggu , ,6 3 8, ,1 minggu Total 14 39, ,4 3 8, IMD Berhasil 12 34, , ,9 Tidak 2 5,7 8 22,8 3 8, ,1 berhasil Total 14 39, ,4 3 8, Berat badan lahir < ,9 1 2,9 1 2,9 3 8,6 gram , ,6 2 5, ,4 gram Total 14 39, ,4 3 8, Sumber : Data Primer 2016 Berdasarkan data diatas dari 35 responden dapat diketahui bahwa ibu postpartum di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta sebagian besar ibu multipara dengan jumlah 11 ibu postpartum (31,4%) dan keluar pada jam 24 jam. Terdapat

21 36 14 ibu postpartum (39,9%) yang usia kehamilannya 37 minggu, keluar pada jam > jam. Ibu postpartum dalam melakukan IMD berhasil pada jam 24 jam dengan jumlah 12 ibu postpartum (34,2%). Berat badan bayi yang dilahirkan dengan berat badan 2500 gram keluar ASI pada > jam dengan jumlah 17 responden (48,6%). 1. Paritas terhadap pengeluaran ASI B. Pembahasan Data hasil penelitian terhadap 35 responden yang merupakan ibu postpartum di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta diperoleh bahwa sebanyak 11 responden ibu postpartum multipara terjadi pengeluaran ASI pada 24 jam, pengeluaran ASI paling sedikit yaitu primipara dengan 1 responden. Menurut Roesli (2005) menyampaikan bahwa paritas akan memengaruhi keaktifan hormon-hormon yang terlibat dalam proses laktasi termasuk hormon prolaktin untuk memproduksi ASI dan oksitosin yang membantu pengeluaran ASI. Pada multipara atau grandemultipara produksi ASI sudah berkurang dikarenakan anatomis kelenjar alveolus yang ada dalam payudara sudah tidak maksimal. Pada ibu multipara hanya sedikit berpengaruh terhadap pengeluaran oksitosin dibandingkan dengan ibu primipara. Hal ini akan menyebabkan pada ibu primipara cenderung produksi ASI yang dikeluarkan lebih banyak dibandingkan dengan ibu multipara. Faktor yang memengaruhi antara lain pengetahuan ibu. Pengetahuan didapat dari informasi, pengalaman ibu dan media sosial. Ibu yang pernah

22 37 melahirkan lebih mengetahui bagaimana cara menyusui yang benar, nutrisi untuk ibu nifas dan perawatan payudara sebelum bersalin karena pengalaman dari kelahiran yang pertama. Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari satu kali (Prawirohardjo, 2009). 2. Umur kehamilan terhadap pengeluaran ASI Berdasarkan hasil penelitian pada ibu postpartum di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta usia kehamilan > jam lebih banyak pada 37 minggu dengan jumlah 14 (39,9%). Hasil sesuai dengan teori pengeluaran ASI tergantung usia kehamilan. Pengeluaran ASI pada usia kehamilan saat melahirkan memiliki pengaruh pada kemampuan menyusu bayi. Bayi yang lahir dengan usia kandungan kurang (belum mencukupi untuk dilahirkan) biasanya belum mampu menyusu dengan segera, karena kemampuan menghisapnya kurang (Roesli, 2010). Sesuai dengan teori Rivers (2010) umur kehamilan ketika melahirkan akan memengaruhi proses laktasi. Apabila umur kehamilan kurang dari normal (bayi lahir prematur), maka bayi dalam kondisi sangat lemah dan kemampuan menghisap tidak efektif, sehingga stimulasi isapan bayi pada payudara kurang, menyebabkan terjadi penurunan reflek let down yang mengakibatkan produksi ASI menurun. Pengeluaran ASI (Refleks Letdown/pelepasan ASI) merupakan proses pelepasan ASI yang berada dibawah kendali neuroendokrin, dimana bayi yang menghisap payudara ibu akan merangsang produksi oksitosin yang menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel. Bayi yang belum sempurna organ-organ tubuh akan kesulitan

23 38 dalam proses menghisap (Kodrat, 2010). Teori ini didukung oleh penelitian Lisabeth (2012), mayoritas usia kehamilan normal lebih mudah pengeluaran ASI nya, karena janin yang dikandung sudah siap untuk dilahirkan. 3. IMD terhadap pengeluaran ASI Berdasarkan hasil penelitian pada ibu postpartum yang bersalin di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta didapat hasil ibu yang berhasil melakukan IMD pada 24 jam sebanyak 12 responden (34,2%). Pelaksanaan IMD sendiri sudah berjalan secara maksimal. Hal tersebut menunjukkan bahwa walaupun pelaksanaan IMD merupakan suatu hal yang baru dalam dunia kesehatan khususnya dalam ilmu kebidanan namun masyarakat sudah banyak yang bersedia mengikuti program tersebut. Sebagian besar responden mempunyai kesadaran yang tinggi tentang pentingnya IMD yang mempunyai manfaat meningkatkan produksi ASI (Roesli, 2010). IMD dilakukan langsung setelah bayi lahir tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. IMD tidak diperuntukkan bagi ibu yang melahirkan normal saja tetapi juga ibu yang melahirkan melalui operasi caesar. Keuntungan lain yang didapat dari IMD yaitu merangsang kontraksi otot rahim sehingga dapat mengurangi risiko perdarahan pasca persalinan, mengurangi stress ibu setelah melahirkan, mempertahankan suhu bayi tetap hangat dan membantu perkembangan persyarafan bayi (Roesli, 2010). Penelitian Meilia (2012), menjelaskan bahwa ibu bersalin yang melakukan IMD lebih tinggi produksi ASI dibandingkan yang tidak

24 39 melakukan IMD. Hal ini disebabkan karena IMD dapat merangsang pengeluaran hormon yang berperan dalam keberhasilan menyusui, yaitu hormon oksitosin dan prolaktin. Faktor yang menyebabkan tidak terlaksananya IMD yaitu kelelahan ibu selama proses persalinan. Penelitian Wahdawati (2010) dan ditunjang oleh Kristina (2004), bahwa pelaksanaan IMD dapat mempengaruhi pengeluaran ASI. 4. Berat badan lahir terhadap pengeluaran ASI Berat badan bayi yang dilahirkan di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta dengan berat badan 2500 gram keluar ASI pada > jam sejumlah 17 responden(48,6%). Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa berat badan lahir bayi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi volume ASI melalui kemampuan menghisap, frekuensi dan lama menyusui yang akan menstimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI. Teori Dewey (2003) berat badan lahir yang kurang dari 2500 gram memengaruhi proses laktasi, karena kemampuan menghisap yang lemah dibandingkan bayi yang berat lahir normal ( 2500 gram). Penelitian Lisabeth, (2012), menyatakan bahwa ada hubungan antara BBL dengan kelancaran produksi ASI. Kemampuan isapan bayi pada payudara akan berpengaruh terhadap let down reflek yang juga akan memengaruhi produksi ASI (Kodrat, 2010). Pengeluaran ASI (Refleks Letdown/pelepasan ASI) merupakan proses pelepasan ASI yang berada dibawah kendali neuroendokrin, dimana bayi yang menghisap payudara ibu akan merangsang produksi oksitosin yang menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel.

25 40 C. Keterbatasan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini memerlukan waktu yang cukup lama dikarenakan menggunakan data primer, sehingga harus menunggu ibu postpartum yang bersalin di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta.

26 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Paritas ibu postpartum yang ada di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta, pengeluaran ASI pada ibu multipara pada 24 jam sebesar 11 responden (31,4%). 2. Usia Kehamilan ibu postpartum yang ada di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta, pengeluaran ASI pada ibu dengan usia kehamilan 37 minggu pada > jam sebesar 17 responden (48,9%). 3. IMD ibu postpartum yang ada di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta, Pengeluaran ASI pada IMD yang berhasil pada 24 jam sebesar 12 responden (34,2%). 4. Berat badan bayi lahir di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta, pengeluaran ASI pada ibu dengan berat badan 2500 gram pada > jam sebesar 17 responden (48,6%). 41

27 42 B. Saran Dari kesimpulan diatas beberapa saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut: 1. Bagi ibu postpartum Bagi ibu postpartum diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dengan membaca buku tentang persiapan persalinan, makan yang bisa memperlancar pengeluaran ASI, dan buku-buku yang berkaitan dengan kesehatan bayi dan ibu agar bisa mengatasi permasalahan yang dialami serta dapat merawat bayi dengan baik. 2. Bagi pihak BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta Bisa menambahkan pelayanan pijat oksitosin pada ibu postpartum yang kesulitan menyusui bayinya karena permasalahan ASI belum keluar dengan lancar dan diberikan motivasi agar ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi untuk memperlancar pengeluaran ASI. 3. Bagi perpustakaan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Diharapkan dapat menambah sumber bacaan beberapa buku mengenai nifas, ASI eksklusif dan gizi nutrisi ibu postpartum supaya tidak kesulitan dalam mencari referensi yang kami perlukan. 4. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian dengan metode atau teknik lain misalnya menggunakan kuesioner dan menambah karakteristik sumber informasi. Selain itu, diharapkan dapat meneliti labih dari satu variabel dan dapat memberikan pengetahuan bagi responden tidak

28 43 hanya mengetahui pengeluaran ASI nya saja. Diharapkan mampu mengefisienkan waktu, sehingga tidak memakan waktu yang cukup lama dengan jumlah responden yang dibatasi jumlahnya.

29 DAFTAR PUSTAKA Ambarwati & Wulandari, Diah Asuhan Kebidanan Nifas.Yogyakarta :Mitra Cendika. Bobak, I Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Terjemahan Wijayarini, M.A. Jakarta: EGC. Depkes RI, Profil Depkes RI Tahun Jakarta: Depkes RI. Hegar, Badriul Bedah ASI. Jakarta: Balai Pustaka FKUI. Hidayati, A Metode Penelitian & Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Kemenkes, RI Profil Kesehatan Yogyakarta Tahun 2013.Yogyakarta. Khasanah, Nur ASI atau Susu Formula Ya? Yogyakarta : Flashbook. Kodrat, Laksono Dahsyatnya ASI &Laktasi. Yogyakarta: Media Baca. Kristiyansari, W ASI, Menyusui & Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika. Maryunani, Anik Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta: TIM. Maulana, Panduan Lengkap Kehamilan. Yogyakarta: Katahati. Mubarok, Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Prasetyono, ASI Eksklusif. Yogyakarta: Diva Press. Proverawati, ASI dan Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika. Pudjiadi, Solihin Ilmu Gizi Klinik Pada Anak. Jakarta: FKUI. Riskesdas, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI. Jakarta

30 Roesli, U Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda. Saleha, Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Saryono, Metodologi Penelitian Kesehatan.Yogyakarta: Mitra Medika. Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA. Wulandari & Handayani, Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta: Gosyen Publishing.