Catatan Kecil AnKes. Part 1: Sekadar. Part 2: Jenis Pemeriksaan Laboratorium dan Kegunaannya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Catatan Kecil AnKes. Part 1: Sekadar. Part 2: Jenis Pemeriksaan Laboratorium dan Kegunaannya"

Transkripsi

1 Catatan Kecil AnKes Catatan Kecil AnKes (Analis Kesehatan) adalah kumpulan catatan kuliah, praktik atau hal-hal yang berkaitan dengan bidang Analis Kesehatan/Analis Medik/Analis Laboratorium--milik Devania Pury. DILARANG menjadikan tulisan ini sebagai acuan dalam menulis skripsi, tesis, jurnal ilmiah, karya tulis atau semacamnya. *** Well, saya menulisnya di sini sekadar untuk mengingat-ingat agar tidak pikun terhadap ilmu yang pernah saya dapat. Ditulis dalam bahasa yang ngawur, acak-adul, tumplak-tumplek jadi satu. Semoga bisa bermanfaat! Part 1: Sekadar Lama tak menyentuh buku pelajaran, otak saya beku. Jadi, mulailah saya membuka-buka kembali dan mulai belajar lagi karena banyak yang mulai terlupa. Sesungguhnya, ini karena akan ada ujian makanya saya horor dan mulai SKS. Mungkin, banyak yang belum tahu tentang Analis Kesehatan--dan penjelasannya silakan dicari di Google. Kebetulan saya adalah salah satu yang ikut nyemplung di sana. Intinya tulisan ini tidak akan jauh-jauh dari materi-materi khusus analis: kimia analitik, hematologi, mikrobiologi, analis makanan dan minuman, serta materi-materi lainnya. Bentuk tulisan di sini enggak jelas, tak berstruktur dan mungkin acak-adul dengan bahasa ngalor-ngidul. Semoga bermanfaat dan mari kita berdiskusi jika saya ada yang keliru, siapa tahu kebetulan ada kakakkakak yang kebetulan berbidang ilmu sama atau berbidang ilmu terkait. Salam, Devania Pury Part 2: Jenis Pemeriksaan Laboratorium dan Kegunaannya Tes Agregasi Trombosit (TAT) : agregasi trombosit adalah kecenderungan trombosit untuk menempel satu sama lain membentuk bekuan darah. TAT berguna untuk mengetahui kelainan kualitas trombosit (yang menimbulkan gangguan agregasi) dan memonitor terapi (misalnya pemberian aspirin). Hiperagregasi berarti peningkatan kecenderungan trombosit untuk membentuk agregasi -> meningkatkan resiko stroke dan PJK. Hipoagregasi berarti trombosit 'malas' membentuk bekuan -> meningkatkan resiko perdarahan Viskositas Darah : untuk mengetahui kekentalan plasma Hb - elektroforesis : untuk mengetahui adanya variasi atau kelainan hemoglobin seperti thalassemia atau hemoglobinopati HbF : HbF adalah jenis Hb yang dimiliki oleh janin. Setelah bayi lahir, HbF digantikan oleh HbA (Hb dewasa). Pemeriksaan HbF digunakan untuk mengetahui adanya kelainan hemoglobin, misalnya Thalassemia (% HbF meningkat)

2 Hitung Eosinofil : Eosinofil merupakan sel darah yang berperan pada proses alergi, infeksi parasit -> pemeriksaan Hitung Eosinofil bertujuan untuk mengetahui adanya proses alergi/hipersensitifitas atau infeksi parasit misalnya cacing (penyakit penyakit tersebut tidak selalu disertai peningkatan jumlah eosinofil) Mikrofilaria : filaria merupakan parasit yang ditularkan oleh nyamuk, merupakan penyakit kaki gajah. Pemeriksaan mikrofilaria menggunakan sediaan apus darah, darah diambil pada tengah malam atau menjelang dini hari (karena pada saat itulah parasit filarial berada di darah tepi) Hematologi Rutin : mengetahui adanya kelainan darah seperti anemia (kurang darah), adanya infeksi atau kelainan sel darah putih yang lain, alergi dan gangguan pembekuan darah akibat kelainan jumlah trombosit Retikulosit : retikulosit merupakan eritrosit (sel darah merah) muda. Peningkatan retikulosit menunjukkan peningkatan pembentukan sel darah merah, misalnya akibat perdarahan atau ada peningkatan penghancuran eritrosit MCV, MCH, MCHC : merupakan indeks eritrosit, menggambarkan ukuran dan kandungan Hb dalam eritrosit (menentukan jenis anemia) SI, TIBC, IBC, % Saturasi Transferin : menggambarkan status kandungan besi dalam tubuh (menentukan apakah ada kekurangan atau kelebihan zat besi) Gambaran Darah Tepi : mengetahui adanya kelainan morfologi eritrosit, leukosit dan trombosit (mengetahui jenis anemia, kelainan hemoglobin, leukosit dan trombosit) Waktu Perdarahan (BT) : sebagai pemeriksaan penyaring sebelum operasi untuk mengetahui kelainan trombosit dan dinding pembuluh darah Waktu Pembekuan (CT) : sebagai pemeriksaan penyaring sebelum operasi untuk mengetahui kelainan pembekuan darah (kelainan faktor - faktor pembekuan darah) PPT : merupakan pemeriksaan untuk mengetahui kelainan faktor pembekuan darah dan memonitor terapi antikoagulan APTT : merupakan pemeriksaan untuk mengetahui kelainan faktor pembekuan darah dan memonitor terapi antikoagulan Fibrinogen : fibrinogen merupakan faktor pembekuan darah (faktor I), dihasilkan oleh hati. Pemeriksaan fibrinogen berguna untuk mengetahui adanya kelainan pembekuan darah, mengetahui adanya resiko terjadinya pembekuan darah (peningkatan kadar fibrinogen berarti ada peningkatan resiko pembekuan darah - > peningkatan resiko terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke), dan mengetahui adanya gangguan fungsi hati Part 3: Materi Teori Kimia Klinik 2: Bilirubin BILIRUBIN Oleh: dr. Ratna - adalah produk penguraian hem, sebagian besar (85-90%) berasal dari penguraian hemoglobin. Sebagian kecil (10-15%) berasal dari senyawa seperti : mioglobin, pemecahan sitokrom, jaringan dan protein hem lain - bilirubin yang bersirkulasi di dalam plasma terikat pada albumin - bilirubin ada 2 :

3 1. Bilirubin tidak terkonjugasi (indirek) 2. Bilirubin terkonjugasi (direk) - di dalam hepar, bilirubin tak terkonjugasi memasuki hepatosit dan terutama di konjugasi dengan asam glukuronat melalui mekanisme yang melibatkan bilirubin - UDP glukuronosiltransferase - bentuk yang diekskrrsikan adalah : bilirubin glukuronida, yang dinamai sebagai bilirubin terkonjugasi atau ester bilirubin - enzim glukuronosiltransferase memerlukan waktu 3 minggu untuk berkembang -> ikterus fisiologis pada neonatus - perbedaan bilirubin indirek dan bilirubin direk Bilirubin indirek : larut dalam lipid, relatif tidak larut dalam air Bilirubin direk : larut dalam air Pemeriksaan Kelainanan Metabolisme Bilirubin - Analisis laboratorium membedakan 2 macam bilirubin dalam serum, yaitu 1. Bentuk terkonjugasi / bilirubin direk ~> dapat langsung diukur tanpa mengubah bentuknya 2. Bentuk tak terkonjugasi / indirek ~> untuk dapat diukur, harus terlebih dulu diajdikan "larut dalam air" - Bila kadar bilirubin direk/indirek sampai 2-4 mg/dl ~> dijenal "ikterus" - Nilai rujukan : Bilirubin total = 0,3-1,1 mg/dl Bilirubin direk = 0,1-0,4 mg/dl - Penyulit analisis : 1. pada spesimen tidak boleh ada hemolisis karena akan mengganggu penetapan bilirubin 2. Kekeruhan / opalensi yang berkaitan dengan hiperlipidemia juga akan berpengaruh 3. Puasa ~> kadar bilirubin akan meningkat sedikit - Sebab - sebab hiperbilirubinemia : 1. Bilirubin indirek meningkat ~> hemolisis, destruksi eritrosit, penyerapan / konjugasi oleh sel hati kurang baik 2. Bilirubin direk meningkat ~> kerusakan intrahepatik, saluran empedu ekstra hepatik tersumbat - Penyinaran matahari akan mengurangi kadar bilirubin 10-20% ~> dilakukan pada bayi ikterus ringan - Hemoglobin dan senyawa lain masuk ke dalam SRE (Sistem Retikulo Endotelial) dan dipecah menjadi bilirubin - Di dalam hepar, bilirubin yang tak terkonjugasi memasuki hepatosit dan diekskresikan dalam bentuk bilirubin terkonjugasi - Bilirubin terkonjugasi disekresikan ke dalam saluran empedu dan melewati usus - Di dalam usus besar, bilirubin direduksi oleh bakteri menjadi UROBILINOGEN ~> yaitu : suatu xat yang tidak berwarna, yang larut dalam air dan mudah teroksidasi menjadi pigmen urobilin yang berwarna coklat merah muda - Urobilin disertai banyak senyawa lain menbentuk zat pewarna feses, yaitu STERKOBILIN ~> warna coklat tua - Sebagian kecil urobilinogen diabsorbsi ke dalam sirkulasi portal dan di dalam hepar, urobilinogen ini aa yang di ekskresikan kembali ke dalam empedu sedang sisanya diekskresikan oleh ginjal - Bila urin terpapar dengan udara, urobilinogen dioksidasi menjadi urobilin. Bagian terbesar pigmen yang menbentuk warna urine tidak dapat diidentifikasi dan dikenal sebagai UROKROM

4 - Dalam keadaan normal ~> pada feses orang dewasa TIDAK ditemukan bilirubin. Pada neonatus, bilirubin ditemukan di dalam feses dan tidak terdapat urobilinogen di dalam feses / urine ~> karena mekanisme reduksi bakteri untuk mengkonversi bilirubin menjadi urobilinogen perlu beberapa bulan. - Bilirubin tak terkonjugasi dan bilirubin terkonjugasi dapat dibedakan secara kimia oleh kecepatan reaksinya dengan asam sulfanilat yang didiazotiasiasi untuk menbentuk azobilirubin ( reaksi van den Bergh ) - Bilirubin yak terkonjugasi tidak memberikan warna yang segera ~> reaksi Van den Bergh direk negatif. Tetapi warna akan timbul setelah penambahan alkohol, kafein ( reaksi van den Bergh indirek ) - Bilirubin terkonjugasi akan bereaksi cepat dan warna lembayung muda timbul dalam beberapa menit ~> reaksi van den Bergh direk positif - Batas rujukan bilirubin total plasma pada orang dewasa = 5-7 mikromol/l - Bilirubin pelan - pelan dirusak oleh sinar ultraviolet / sinar biru. Fototerapi ini digunakan untuk pengobatan Hiperbilirubinemia pada neonatal. Part 4: Jenia Tabung Sampel Darah Jenis tabung untuk sampel darah biasanya dibedakan berdasarkan warna pada tutupnya : 1. BIRU Berisi pengawet sitrat yang digunakan untuk uji koagulasi spt PT / APTT 2. HIJAU Berisi heparin yang digunakan untuk uji AGD ( Analisa Gas Darah ) atau LE ( Lupus Erimatrosus ) 3. UNGU Berisi pengawet EDTA yang biasanya digunakan untuk darah lengkap, dll 4. ABU - ABU Berisi natrium florida yang digunakan untuk pemeriksaan glukosa 5. MERAH Tabung tanpa zat aditif/antikoagulan tp berisi aktifator utk mpercpat hemostasis, utk kimiawi, serologi, bank darah dll 6. KUNING LEMBAYUNG Berisi Gel agar darah yang telah terpisah dengan serum tidak tercampur kembali Part 5: Panel Pemeriksaan FAAL HEMOSTASIS - Hematologi lengkap - Waktu Perdarahan ( BT) - Waktu Pembekuan ( CT ) - PPT - APTT - Fibrinogen UJI SARING ANEMIA - Hematologi Lengkap - Hapusan Darah Tepi

5 - Retikulosit ANEMIA DEFISIENSI - Hematogi Lengkap - SI - TIBC - Feritin - Hapusan Darah Tepi - Vitamin B12 - Asam Folat ANEMIA HEMOLITIK - Hematologi Lengkap - Retikulosit - Bilirubin - G6PD - Hapusan Darah Tepi - Analisis Hb elp - Coombs test PROFIL LEMAK - Kolesterol Total - Trigliserida - Kolesterol HDL - Kolesterol LDL ( Direk ) RISIKO PJK / STROKE - Profil Lemak - APO B - Small dense LDL - Lp ( a ) - Fibrinogen - TAT - Glukosa darah - Viskositas Darah - Viskositas Plasma - Homocysteine - Adiponektin - hs CRP ( ss CRP ) - Tes Treadmill INFARK MIOKARD AKUT - CPK ( CK ) - CKMB - LDH - SGOT - Troponin I - Troponin T - h-fabp cardiodetect - ECG GAGAL JANTUNG CONGESTIVE - Echocardiography

6 - ECG - Foto Thorax - NT probnp - SGPT HIPERTENSI - Urine lengkap - BUN-Ureum - Kreatinin - Mikroalbumin urin - Cystatin C - Profil Lemak - HbA1C - Natrium - Kalium - Klorida - Kalsium - Cortisol - ECG - Foto Thorax FUNGSI GINJAL - Urine lengkap - BUN-Ureum - Kreatinin - Mikroalbumin Urine - Cystatin C - Asam urat - Natrium - Kalium - Kalsium - Fosfor Anorganik PENGELOLAAN DIABETES - Glukosa Puasa - Glukosa 2 jam PP - HbA1C - TTGO - Insulin - C-Peptide - HOMA IR - HOMA %B - Profil Lemak - Adiponektin - BUN-Ureum - Kreatinin - Urine Lengkap - Mikroalbumin urine - Cystatin C - TAT - Fibrinogen - Viskositas darah - Viskositas plasma

7 - ECG DIAGNOSIS PENYAKIT HATI - SGOT - SGPT - Gamma GT - Fosfatase Alkali ( ALP ) - Bilirubin - Cholinesterase ( CHE ) - Albumin - Globulin - PPT - USG Upper Abdomen PRA VAKSINASI HEPATITIS B - HBsAg Kualitatif - Anti HBs - Anti HBc HEPATITIS AKUT - SGOT - SGPT - Fosfatase Alkali - Gamma GT - Bilirubin - HBsAg Kualitatif - HBeAg - IgM Anti HBc - Anti HCV - HCV core Ag - IgM anti HCV - IgM anti HAV - USG Upper Abdomen HEPATITIS B KRONIS - HBsAg Kuantitatif - HBeAg - Anti HBe - HBV DNA Kuantitatif - SGPT HEPATITIS C KRONIS - Anti HCV - HCV RNA Kuantitatif - HCV RNA Genotyping - SGPT TORCH - IgM Toxoplasma - IgG Toxoplasma - IgM Rubella - IgG Rubella - IgM CMV

8 - IgG CMV - IgM HSV-2 - IgG HSV-2 IBU HAMIL - Hematologi Lengkap - Urine lengkap - TTGO ibu hamil - TORCH - HBsAg kualitatif - Anti HCV - Anti HIV - VDRL - TPHA - G6PD - Golongan Darah PENYAKIT MENULAR SEKSUAL - VDRL - TPHA - Preparat GO - Preparat Trichomonas - Preparat Jamur - IgM HSV-2 - IgG HSV-2 - IgM Chlamydia - IgG Chlamydia - HBsAg kualitatif - Anti HCV - Anti HIV OBSERVASI FEBRIS - Hematologi lengkap - Urine lengkap - SGOT - SGPT - CRP kuantitatif - Procalcitonin ( PCT ) - Widal - IgM Salmonella - IgM Dengue - IgG Dengue - Dengue NS1 Ag - Malaria - Kultur Darah - Kultur Urine - Kultur Gaal STATUS TIROID - TSHs - Free T4 - Free T3

9 AMENORRHEA - LH - FSH - Prolaktin - Estradiol - TSHs - Free T4 KESUBURAN WANITA - LH - FSH - Prolaktin - Estradiol - Progesteron - TSHs - Free T4 - TORCH - IgM & IgG Chlamydia - Foto HSG KESUBURAN PRIA - LH - FSH - Prolaktin - Testosteron - Analisis Sperma PETANDA TUMOR # KEPALA dan LEHER : SCC # PARU : CEA, NSE, SCC # HATI : AFP, CEA # PENCERNAAN : CA 19-9, CEA # PAYUDARA : CEA, CA 15-3 # OVARIUM : CA 125, CEA # UTERUS : B-HCG, CEA # SERVIKS : SCC, CEA # TESTIS : AFP, B- HCG, NSE # PROSTAT : PSA Total, Free PSA, Rasio PSA, PAP OSTEOPOROSIS - N-Mid Osteocalcin - B-Crosslaps (B-CTx) - BMD ALERGI - Eosinofil - IgE Total - IgE Spesifik - IgE Atopy REMATIK - Rheumatoid Factor

10 - Rose Waaler - ASTO - CRP kuantitatif - Asam Urat - ANA test - LE test - C3 komplemen - C4 komplemen Part 6: Tugas Kasus Kimia Klinik Lanjut Kasus Penyakit Hati di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta 1. KETERANGAN KLINIS Pada lembar hasil pemeriksaan laboratorium patologi klinik di dapat data sebagai berikut : Tanggal : 06/09/12 jam : 13:54:14 Nama pasien : mr. X Jenis kelamin : laki - laki Umur : 60 tahun Tipe sampel : serum/plasma Hasil Pemeriksaan pada Bagian Kimia Klinik : - BUN = 17.0 mg/dl (NORMAL) ~> Nilai Rujukan = 6-20 mg/dl - GLUC = 159 mg/dl (HIGH) ~> Nilai Rujukan = mg/dl - CREA = 1,15 mg/dl (NORMAL) ~> Nilai Rujukan = 0,7-1,2 mg/dl - ALBUMIN = 3,93 g/dl (LOW) ~> Nilai Rujukan = 3,97-4,94 g/dl - BIL T = 12,37 mg/dl (HIGH) ~> Nilai Rujukan = 0-1,2 mg/dl - AST = 30 U/L (NORMAL) ~> Nilai Rujukan = 0-40 U/L - BIL D = 11,66 mg/dl (HIGH) ~> Nilai Rujukan = 0-0,2 mg/dl - Na = 136 mmol/l (NORMAL) ~> Nilai Rujukan = mmol/l - K = 4,23 mmol/l (NORMAL) ~> Nilai Rujukan = 3,5-5,1 mmol/l - Cl = 98,0 mmol/l (NORMAL) ~> Nilai Rujukan = mmol/l - Osmolalitas = 277 mmol/l (NORMAL) ~> Nilai Rujukan = mmol/l 2. PENJELASAN a). Kimia Darah Untuk Faal Hati - SGOT / AST Serum Glutamik Oksaloasetik Transaminase / Aspartat Amino Transferase merupakan enzim transaminase atau katalisator perubahan dari asam amino menjadi asam ketoglutarat. Enzim ini sebagian besar ditemukan dalam otot jantung dan hati, sementara dalam kondisi sedang dapat ditemukan pada otot rangka, ginjal, dan pankreas. Konsentrasinya yang rendah terdapat dalam darah, kecuali

11 jika terjadi cedera seluler, kemudian dalam junlah yang banyak dilepas ke dalam sirkulasi. Kadar AST serum tinggi dapat ditemukan setelah terjadi infark miokardium ( MI ) akut dan kerusakan hati. Pada penderita infark jantung akut, SGOT / AST akan meningkat setelah 6-10 jam. AST akan keluar dari otot jantung dan memuncak dalam jam setelah terjadi infark. Kadar AST serum akan kembali normal dalam 4-6 hari kemudian, jika tidak terjadi infark tambahan. Kadar AST serum biasanya dibandingkan dengan kadar enzim jantung yang lain. Pada penyakit hati, kadar serum akan meningkat 10 kali atau lebih, dan tetap demikian dalam waktu yang lama. Nilai normal : Pria = 0-37 U/L Wanita = 0-31 U/L ( sumber : Sutedjo, A. Y, SKM Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Amara Books. Yogyakarta) Masalah Klinis : Penurunan Kadar : kehamilan, ketoasidosis diabetik Peningkatan Kadar : MI akut, hepatitis, nekrosis hati, penyakit dan trauma muskoloskeletal, pankreatitis akut, angina pektoris yang serius, olahraga berat, injeksi MI, perikarditis, stres otot rangka, infark paru, cerebrovascularacident ( VCA ), obstruksi saluran empedu, aritmia jantung, gagal jantung kongesti, tumor hati, kolaps sirkulasi. - SGPT / ALT Serum Glutamik Pyruvik Transaminase / Alanin Aminotransferase merupakan enzim transaminase yang dalam keadaan normal banyak ditemukan pada sel hati serta efektif dalam mendiagnosa destruksi hepatoseluler. Enzim ini juga ditemukan dalam junlah sedikit pada otot jantung, ginjal serta otot rangka. Kadar ALT serum dapat lebih tinggi dari sekelompok transferase lainnya ( transaminase ). AST, dalam kasus hepatitis akut serta kerusakan hati akibat penggunaan obat dan zat kimia, dengan setiap serum mencapai U/L. ALT digunakan... (penjelasan belum buat lagi, hehhehe) 3. ANALISA HASIL LABORATORIUM KLINIK Pada hasil laboratorium ditemukan kadar bilirubin total yang sangat tinggi yaitu 12,37 mg/dl dan bilirubin direk yang juga tinggi yaitu 11,66 mg/dl Sehingga kita bisa mendapatkan kadar bilirubin indirek sebesar 0,81 mg/dl Bilirubin indirek atau bilirubin tak terkonjugasi adalah bilirubin yang belum diubah dan belum melalui hepatosit. Bilirubin direk adalah bilirubin yang terkonjugasi yang telah diubah di hepar. Pada hasil laboratorium ini dapat dilihat bahwa bilirubin direk sangat tinggi dibandingkan bilirubin indirek. Ini menunjukkan adanya gangguan setelah hati ( post hepar ). Kadar AST dan ALP yang masih normal dapat memberikan dua arah pengertian yang berbeda. Yang pertama adalah AST dan ALP yang normal disebabkan karena memang sel - sel hati (hepatosit) masih baik. Yang kedua yaitu AST dan ALP yang normal karena telah banyak sel hati yang rusak maka hepatosit yang masih mampu menghasilkan AST dan ALP sedikit. Oleh karena itulah maka kita melihat kadar albuminnya. Jika hati pasien telah rusak parah maka pasien tidak hanya akan mengeluh tentang ikteriknya saja tetapi juga akan mengeluh beberapa hal seperti adanya pendarahan, bengkak dll. Selain itu pada kasus kerusakan hati berat maka kadar albumin akan sangat rendah sekali. Pada pemeriksaan laboratorium ini juga dilakukan pemeriksaan penduking yaitu pemeriksaan gula darah. Adanya pemeriksaan terhadap gula darah pasien ini dilakukan untuk screrning fungsi pankreas karena pankreas menghasilkan insulin. Jika kadar glukosa sangat tinggi atau sangat rendah maka diagnosis pasien akan mengarah pada tumor pankreas. Kadar bilirubin yang sangat tinggi dalam darah akan membuat pasien terlihat kuning (ikterus). 4. ARAH DIAGNOSIS Dari hasil laboratorium diatas maka arah dioagnosis pasien ini adalah Obstruksi Post Hepato dengan Deep

12 Ikterik 5. SARAN untuk PASIAN Pasien sebaiknnya melakukan pemeriksaan pendukung lain yg lebih spesifik. Yaitu : Cek Gamma GT, ALP, Penanda Tumor Pankreas. Lebih baik USG hepar dan saluran empedu

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 41 TAHUN 2004 T E N T A N G PERUBAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 55 TAHUN 2002 TENTANG BIAYA PEMANFAATAN JASA LABORATORIUM

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya

Walikota Tasikmalaya Walikota Tasikmalaya PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 36 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 21 A TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

LAMPIRAN VI PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR : 19 TAHUN : 2011 TENTANG : TARIF RETRIBUSI PELAYANAN PENUNJANG MEDIS

LAMPIRAN VI PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR : 19 TAHUN : 2011 TENTANG : TARIF RETRIBUSI PELAYANAN PENUNJANG MEDIS VI.1. LABORATORIUM KLINIK LAMPIRAN VI PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK MOR : 19 TAHUN : 2011 TENTANG : TARIF RETRIBUSI PELAYANAN PENUNJANG MEDIS I II III JENIS PEMERIKSAAN JASA SARANA JASA PELAYANAN HEMATOLOGI

Lebih terperinci

A. TARIF PELAYANAN PENUNJANG MEDIK (LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK)

A. TARIF PELAYANAN PENUNJANG MEDIK (LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK) LAMPIRAN VI : PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR : do ^#hum?o^ TANOGAL : 11 HoV^M^tl?ov* TARIF PELAYANAN LABORATORIUM RSUD Dr. (H.C.) Ir. SOEKARNO PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG A.

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Tindakan Pemeriksaan Laboratorium Periode s/d

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Tindakan Pemeriksaan Laboratorium Periode s/d DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Tindakan Pemeriksaan Laboratorium Periode 01-10-2009 s/d 30-09-2013 NAMA TINDAKAN TH TH TH TH TH NO 2009 2010 2011 2012 2013 1 A G D 57 277 251 243 191 2 A G D (NOVA) 100 3

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia / tingginya glukosa dalam darah. 1. Klasifikasi DM menurut Perkeni-2011 dan ADA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia / tingginya glukosa dalam darah. 1. Klasifikasi DM menurut Perkeni-2011 dan ADA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diabetes Melitus 2.1.1. Definisi Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit metabolik yang disebabkan karena terganggunya sekresi hormon insulin, kerja hormon insulin,

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM

PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM II.1 PENGENDALIAN PRA ANALITIK II.1.1 Pengertian Pengendalian pra analitik adalah serangkaian kegiatan laboratorium saat pelayanan dimulai pada pasien berupa penerimaan pasien,

Lebih terperinci

Metabolisme Bilirubin di Hati 1. Pembentukan bilirubin Langkah oksidase pertama adalah biliverdin yang dibentuk dari heme dengan bantuan enzim heme

Metabolisme Bilirubin di Hati 1. Pembentukan bilirubin Langkah oksidase pertama adalah biliverdin yang dibentuk dari heme dengan bantuan enzim heme Metabolisme Bilirubin di Hati 1. Pembentukan bilirubin Langkah oksidase pertama adalah biliverdin yang dibentuk dari heme dengan bantuan enzim heme oksigenase yaitu enzim yang sebagian besar terdapat dalam

Lebih terperinci

Telepon : (021) Amandemen I : 30 Juni 2011 Faksimili : (021) s/d Penandatangan sertifikat/laporan

Telepon : (021) Amandemen I : 30 Juni 2011 Faksimili : (021) s/d Penandatangan sertifikat/laporan Kimia Klinik Glukosa PPKK-02.001 / HITACHI 912/TMS1024i/ Hexokinase Kolesterol PPKK-02.033 / HITACHI 912/TMS1024i/ COD-PAP Trigliserida PPKK-02.034 / HITACHI 912/TMS1024i/ GPO-PAP Ureum PPKK-02.064 / HITACHI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 20 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 20 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 20 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hati merupakan organ sentral dalam metabolisme di tubuh. Berat rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hati merupakan organ sentral dalam metabolisme di tubuh. Berat rata BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hati 1. Anatomi Hati Hati merupakan organ sentral dalam metabolisme di tubuh. Berat rata rata 1500 g atau 2% dari berat tubuh total, hati menerima 1500 ml darah per menit, atau

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dimana 75% berasal dari penghancuran eritrosit dan 25% berasal dari

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dimana 75% berasal dari penghancuran eritrosit dan 25% berasal dari BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Bilirubin Bilirubin adalah pigmen kristal berbentuk jingga ikterus yang merupakan bentuk akhir dari pemecahan katabolisme heme melalui proses reaksi oksidasi-reduksi.

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Bilirubin Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan oleh tubuh. Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi hemoglobin

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Metabolisme bilirubin meliputi sintesis, transportasi, intake dan konjugasi serta

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Metabolisme bilirubin meliputi sintesis, transportasi, intake dan konjugasi serta BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Bilirubin Metabolisme bilirubin meliputi sintesis, transportasi, intake dan konjugasi serta ekskresi. Bilirubin merupakan katabolisme dari heme pada sistem retikuloendotelial.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Karbohidrat merupakan salah satu senyawa yang penting dalam tubuh manusia. Senyawa ini memiliki peran struktural dan metabolik yang penting. 10 Selama proses pencernaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kanan bawah diafragma. Hati terbagi atas dua lapisan utama :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kanan bawah diafragma. Hati terbagi atas dua lapisan utama : BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hati Hati adalah organ yang paling besar di dalam tubuh kita, warnanya coklat dan beratnya ± 1 ½ kg. Letaknya dibagian atas dalam rongga abdomen di sebelah kanan bawah diafragma.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. macam, mulai dari virus, bakteri, jamur, parasit sampai dengan obat-obatan,

BAB I PENDAHULUAN. macam, mulai dari virus, bakteri, jamur, parasit sampai dengan obat-obatan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hepatitis merupakan infeksi yang dominan menyerang hepar atau hati dan kemungkinan adanya kerusakan sel-sel hepar. Penyebabnya dapat berbagai macam, mulai dari

Lebih terperinci

* Untuk wanita : dianjurkan pemeriksaan kandungan dan tes Pap s Smear For women : Gynaecologic examination and Pap s Smear test are recommended

* Untuk wanita : dianjurkan pemeriksaan kandungan dan tes Pap s Smear For women : Gynaecologic examination and Pap s Smear test are recommended DASAR / BASIC. 2. Pemeriksaan fisik / Physical examination. 3. EKG / ECG. 4. Foto dada / Chest X-ray. 5. Pemeriksaan Laboratorium / Laboratory test : a. Darah Perifer Lengkap ( Hb, Ht, Eri, Leko, Diff,

Lebih terperinci

ASUHAN HIPERBILIRUBIN

ASUHAN HIPERBILIRUBIN ASUHAN HIPERBILIRUBIN Pengertian. KERN IKTERUS Suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak. HIPERBILIRUBIN Suatu keadaan dimana kadar bilirubinemia mencapai nilai yang mempunyai

Lebih terperinci

Perihal : Penawaran Program Medical Check Up

Perihal : Penawaran Program Medical Check Up Jakarta, 21 April 2010 Kepada Yth. Anggota Milis HRD Perihal : Penawaran Program Medical Check Up Dengan hormat, Salam hangat dari InterMED Health Care & Beauty Clinic. Bersama surat ini kami ingin menawarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hati adalah organ terbesar dalam tubuh. Penyakit pada hati merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius. Hepatitis adalah suatu peradangan difus jaringan hati

Lebih terperinci

ILMU PATOLOGI KLINIK. Dr. BURHANUDDIN NST, SpPK-KN,FISH

ILMU PATOLOGI KLINIK. Dr. BURHANUDDIN NST, SpPK-KN,FISH ILMU PATOLOGI KLINIK Dr. BURHANUDDIN NST, SpPK-KN,FISH ILMU PATOLOGI KLINIK Cabang ilmu kedokteran yang: 1. Memeriksa dan mempelajari contoh bahan yang berasal dari manusia : * Darah * Urine * Tinja *

Lebih terperinci

Hepatitis Virus. Oleh. Dedeh Suhartini

Hepatitis Virus. Oleh. Dedeh Suhartini Hepatitis Virus Oleh Dedeh Suhartini Fungsi Hati 1. Pembentukan dan ekskresi empedu. 2. Metabolisme pigmen empedu. 3. Metabolisme protein. 4. Metabolisme lemak. 5. Penyimpanan vitamin dan mineral. 6. Metabolisme

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bilirubin merupakan produk dari sejumlah destruksi normal dari sirkulasi eritrosit dimana

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bilirubin merupakan produk dari sejumlah destruksi normal dari sirkulasi eritrosit dimana BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Bilirubin Bilirubin merupakan produk dari sejumlah destruksi normal dari sirkulasi eritrosit dimana bilirubin berasal dari penguraian protein dan heme. 13 Kadar

Lebih terperinci

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum Anda pasti sudah sering mendengar istilah plasma dan serum, ketika sedang melakukan tes darah. Kedua cairan mungkin tampak membingungkan, karena mereka sangat mirip dan memiliki penampilan yang sama, yaitu,

Lebih terperinci

GDS (datang) : 50 mg/dl. Creatinin : 7,75 mg/dl. 1. Apa diagnosis banding saudara? 2. Pemeriksaan apa yang anda usulkan? Jawab :

GDS (datang) : 50 mg/dl. Creatinin : 7,75 mg/dl. 1. Apa diagnosis banding saudara? 2. Pemeriksaan apa yang anda usulkan? Jawab : Seorang laki laki 54 tahun datang ke RS dengan keluhan kaki dan seluruh tubuh lemas. Penderita juga merasa berdebar-debar, keluar keringat dingin (+) di seluruh tubuh dan sulit diajak berkomunikasi. Sesak

Lebih terperinci

Hidup di jalur cepat diawali dengan

Hidup di jalur cepat diawali dengan Paket Skrining Kesehatan Eksekutif Kami Yang Eksklusif tersedia di: Gleneagles Hospital 6A Napier Road #02-36 Gleneagles Hospital Annexe Block Singapore 258500 Parkway East Hospital 321 Joo Chiat Place

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SGPT 2.1.1 Pengertian SGPT Enzim yang paling sering berkaitan dengan kerusakan hati adalah aminotransferase yang mengkatalisis pemindahan revensibel satu gugus amino antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan baik di negara maju maupun negara berkembang. Penyakit ini sangat ditakuti oleh seluruh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Anemia hemolitik autoimun atau Auto Immune Hemolytic Anemia (AIHA)

BAB 1 PENDAHULUAN. Anemia hemolitik autoimun atau Auto Immune Hemolytic Anemia (AIHA) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia hemolitik autoimun atau Auto Immune Hemolytic Anemia (AIHA) merupakan salah satu penyakit di bidang hematologi yang terjadi akibat reaksi autoimun. AIHA termasuk

Lebih terperinci

Pasal 6 Peraturan Menteri Kesehatan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Pasal 6 Peraturan Menteri Kesehatan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. 364/MENKES/SK/III/2003 tentang Laboratorium Kesehatan; 3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1647/MENKES/SK/XII/2005 tentang Pedoman Jejaring Pelayanan Laboratorium Kesehatan; 4. Peraturan Menteri Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis C (HCV), Virus

BAB I PENDAHULUAN. A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis C (HCV), Virus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hepatitis adalah penyakit peradangan pada hati atau infeksi pada hati yang disebabkan oleh bermacam-macam virus. Telah ditemukan 6 atau 7 kategori virus yang menjadi

Lebih terperinci

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita 12 Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita hiperkolesterolemia yang menderita penyakit jantung koroner, tetapi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hematologi Hasil pemeriksaan hematologi disajikan dalam bentuk rataan±simpangan baku (Tabel 1). Hasil pemeriksaan hematologi individual (Tabel 5) dapat dilihat pada lampiran dan dibandingkan

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS DAN LABORATORIUM KESEHATAN PADA PERATURAN DAERAH NOMOR 4

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreatinin Kreatinin adalah produk akhir metabolisme kreatin.keratin sebagai besar dijumpai di otot rangka, tempat zat terlibat dalam penyimpanan energy sebagai keratin fosfat.dalam

Lebih terperinci

TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG

TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG LAMPIRAN IIA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

Lebih terperinci

Curriculum vitae Riwayat Pendidikan: Riwayat Pekerjaan

Curriculum vitae Riwayat Pendidikan: Riwayat Pekerjaan Curriculum vitae Nama : AA G Sudewa Djelantik Tempat/tgl lahir : Karangasem/ 24 Juli 1944 Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Jln Natuna 9 Denpasar Bali Istri : Dewi Indrawati Anak : AAAyu Dewindra Djelantik

Lebih terperinci

IK.MU / Automatic analyzer Cobas C- 311 I JAFFE I otomatis. 1 dari 6

IK.MU / Automatic analyzer Cobas C- 311 I JAFFE I otomatis. 1 dari 6 LAMPIRAN SERTIFIKA T AKREDITASI LABO RA TORIUM MEDIK NO. LM-017-IDN S.Si., M. Si; Agus Ramdan Tukino, Amd. AK; Hanna Hartati; Karliah, S.ST; dr. Cut Nur Cinthia Kimia Klinik Serum Glukosa IK.MU - 18.011/Automatic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis merupakan penyakit inflamasi dan nekrosis dari sel-sel hati yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis merupakan penyakit inflamasi dan nekrosis dari sel-sel hati yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepatitis merupakan penyakit inflamasi dan nekrosis dari sel-sel hati yang dapat disebabkan oleh infeksi virus. Telah ditemukan lima kategori virus yang menjadi agen

Lebih terperinci

3. PRASYARAT : Untuk mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diisyaratkan harus sudah pernah mengikuti mata kuliah patologi klinik I.

3. PRASYARAT : Untuk mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diisyaratkan harus sudah pernah mengikuti mata kuliah patologi klinik I. 1. NAMA MATA KULIAH : PATOLOGI KLINIK II 2. KODE / SKS : KUC 311/ 2 3. PRASYARAT : Untuk mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diisyaratkan harus sudah pernah mengikuti mata kuliah patologi klinik I. 4.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah dalam tubuh berfungsi untuk mensuplai oksigen ke seluruh jaringan tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi (sistem

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Ikterus adalah gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa karena adanya deposisi produk akhir katabolisme heme yaitu bilirubin. Secara klinis, ikterus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pesatnya kemajuan teknologi telah banyak membawa perubahan pada pola hidup masyarakat secara global termasuk dalam hal pola makan. Seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian darah Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam transport oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa

Lebih terperinci

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B HEPATITIS REJO PENGERTIAN: Hepatitis adalah inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan kimia ETIOLOGI : 1. Ada 5

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) sudah menjadi masalah kesehatan yang cukup serius di negara maju. Di Amerika Serikat (USA) dan negara-negara Eropa, 33,3% -50% kematian

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hepar merupakan organ terbesar dengan berat 1,2 1,8 kg atau kurang lebih 25% berat badan orang dewasa, menempati sebagian besar kuadran kanan atas abdomen, dan merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitive sampai manusia. Darah dalam keadaan fisiologik selalu berada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitive sampai manusia. Darah dalam keadaan fisiologik selalu berada dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Darah Darah merupakan komponen asensial mahluk hidup, mulai dari binatang primitive sampai manusia. Darah dalam keadaan fisiologik selalu berada dalam pembuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bilirubin merupakan produk samping pemecahan protein hemoglobin di

BAB I PENDAHULUAN. Bilirubin merupakan produk samping pemecahan protein hemoglobin di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bilirubin merupakan produk samping pemecahan protein hemoglobin di dalam sisitem retikuloendotelial. Mayoritas bilirubin diproduksi dari protein yang mengandung heme

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG TARIF PEMERIKSAAN KESEHATAN CALON TENAGA KERJA INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG TARIF PEMERIKSAAN KESEHATAN CALON TENAGA KERJA INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG TARIF PEMERIKSAAN KESEHATAN CALON TENAGA KERJA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis adalah inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan. kumpulan perubahan klinis, biokimia, serta seluler yang khas

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis adalah inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan. kumpulan perubahan klinis, biokimia, serta seluler yang khas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hepatitis adalah inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia, serta seluler yang khas (Baughman, 2000). Hepatitis merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dislipidemia Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar kolesterol dengan atau tanpa peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Hiperlipidemia

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dan cairan tubuh lain. Disamping itu pemeriksaan laboratorium juga berperan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dan cairan tubuh lain. Disamping itu pemeriksaan laboratorium juga berperan BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fungsi pemeriksaan laboratorium adalah menganalisis secara kuantitatif atau kualitatif beberapa bahan, seperti darah, sumsum tulang, serum, tinja, air kemih

Lebih terperinci

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Plasma (40%-50%) Lekosit Eritrosit sebelum sesudah sentrifusi Eritrosit Fungsi

Lebih terperinci

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Plasma (40%-50%) Lekosit Eritrosit sebelum sesudah sentrifusi Fungsi utama eritrosit:

Lebih terperinci

c. Trigliserid ^ 165 mg/dl

c. Trigliserid ^ 165 mg/dl c. Trigliserid < 165 mg/dl d. HDL > 40 mg/dl e. Protein + 1 (100mg/dl) Hasil tes monitoring komplikasi setiap 3 bulan: a. Urin reduksi (-) b. Asam urat < 7mg/dl c. Mikroalbuminuria (-) d. HbA1c

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok dan Merokok Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. Merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. (Kamus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia sebagai negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang teknologi dan industri. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan antara virus hepatitis ini terlatak pada kronisitas infeksi dan kerusakan jangka panjang yang ditimbulkan.

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan antara virus hepatitis ini terlatak pada kronisitas infeksi dan kerusakan jangka panjang yang ditimbulkan. BAB I PENDAHULUAN Hati adalah salah satu organ yang paling penting. Organ ini berperan sebagai gudang untuk menimbun gula, lemak, vitamin dan gizi. Memerangi racun dalam tubuh seperti alkohol, menyaring

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.3

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.3 1. Kaitan antara hati dan eritrosit adalah??? SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.3 Hati berperan dalam perombakan eritosit Hati menghasilkan eritrosit Eritrosit merupakan

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan pada hepar dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, antara lain virus, radikal bebas, maupun autoimun. Salah satu yang banyak dikenal masyarakat adalah

Lebih terperinci

HEPATITIS DR.H.A.HAMID HASAN INTERNA FK.UNMAL

HEPATITIS DR.H.A.HAMID HASAN INTERNA FK.UNMAL HEPATITIS DR.H.A.HAMID HASAN INTERNA FK.UNMAL PENDAHULUAN VARIASI HEP.VIRUS TERGANTUNG JENIS A,B.C KLINIS TERGANTUNG RINGAN-BERAT DARI TIPIKAL S/D ATIPIK HEPATITIS VIRAL AKUT : 1. BENTUK KHAS / SIMPTOMATIK

Lebih terperinci

PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID

PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID Glukosa Ada dalam makanan, sbg energi dalam sel tubuh. Dicerna dalam usus, diserap sel usus ke pembuluh darah, diedarkan ke sel tubuh. Untuk masuk ke sel dibutuhkan

Lebih terperinci

METABOLISME BILIRUBIN

METABOLISME BILIRUBIN Tugas METABOLISME BILIRUBIN Andi Aswan Nur 70300108016 Keperawatan B 1 JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2012 BAB I PENDAHULUAN A. Definisi Ikterus ( jaundice ) terjadi apabila

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengue dan ditandai empat gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengue dan ditandai empat gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DBD (Demam Berdarah Dengue) DBD adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh empat serotype virus Dengue dan ditandai empat gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kolesterol 1. Definisi kolesterol Kolesterol ditinjau dari sudut kimiawi dapat diklasifikasikan dalam golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak

Lebih terperinci

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Berat badan 2500-4000 gram. Panjang badan lahir 48-52 cm. Lingkar dada 30-35 cm. Lingkar kepala 33-35 cm. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup

Lebih terperinci

HIPERBILIRUBINEMIA PADA NEONATUS

HIPERBILIRUBINEMIA PADA NEONATUS HIPERBILIRUBINEMIA PADA NEONATUS IKTERUS Jaundice/ikterus : pewarnaan kuning pada kulit, sklera, atau membran mukosa akibat penumpukan bilirubin yang berlebihan 60% pada bayi cukup bulan; 80% pada bayi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anemia Anemia adalah penurunan jumlah normal eritrosit, konsentrasi hemoglobin, atau hematokrit. Anemia merupakan kondisi yang sangat umum dan sering merupakan komplikasi dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang dimanfaatkan sehingga menyebabkan hiperglikemia,

Lebih terperinci

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. Praktikum IDK 1 dan Biologi, 2009 Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed. 1 TUJUAN Mengetahui asal sel-sel

Lebih terperinci

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 36

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 36 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 36 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG PENINJAUAN TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DAN LABORATORIUM

Lebih terperinci

Anemia Megaloblastik. Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a Bag. Anak FK-UWK Surabaya

Anemia Megaloblastik. Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a Bag. Anak FK-UWK Surabaya Anemia Megaloblastik Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a Bag. Anak FK-UWK Surabaya Anemia Megaloblastik Anemia megaloblastik : anemia makrositik yang ditandai peningkatan ukuran sel darah merah yang

Lebih terperinci

trombosit; hematokrit; laju endap darah; hitung jenis; c) kimia darah, meliputi:

trombosit; hematokrit; laju endap darah; hitung jenis; c) kimia darah, meliputi: 0 TATA CARA PEMERIKSAAN KESEHATAN 1. Klasifikasi Pemeriksaan Kesehatan a. Prosedur pemeriksaan kesehatan tahap II, meliputi: 1) pemeriksaan fototoraks; ) pemeriksaan rekam jantung istirahat/ elektrokardiografi;

Lebih terperinci

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS HEMATOLOGI Darah Tempat produksi darah (sumsum tulang dan nodus limpa) DARAH Merupakan medium transport tubuh 7-10% BB normal Pada orang dewasa + 5 liter Keadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi merupakan minuman psikostimulant yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi merupakan minuman psikostimulant yang akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kopi 1. Pengertian kopi Kopi adalah salah satu minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi merupakan minuman psikostimulant yang akan menyebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat asing (xenobiotic). Zat-zat ini dapat berasal dari alam (makanan, dibuang melalui urin atau asam empedu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat asing (xenobiotic). Zat-zat ini dapat berasal dari alam (makanan, dibuang melalui urin atau asam empedu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Drug Induced Liver Injury Tubuh manusia secara konstan dan terus menerus selalu menerima zat-zat asing (xenobiotic). Zat-zat ini dapat berasal dari alam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dislipidemia A.1. Definisi Dislipidemia ialah suatu kelainan salah satu atau keseluruhan metabolisme lipid yang dapat berupa peningkatan ataupun penurunan profil lipid, meliputi

Lebih terperinci

STUD! KADAR TP, SGOT DAN SGPT DALAM KAITANNYA DENGAN

STUD! KADAR TP, SGOT DAN SGPT DALAM KAITANNYA DENGAN STUD! KADAR TP, SGOT DAN SGPT DALAM KAITANNYA DENGAN PENENTUAN FUNGSI HATI PADA SAPI P.O. SKRIPSI Oleh REDNA AURORET CHAIRIL B.161063 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGaR 1 9 S 5 JUDUL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hiperbilirubinemia merupakan masalah terbanyak pada neonatus (50%-80% neonatus mengalami ikterus neonatorum) dan menjadi penyebab dirawat kembali dalam 2 minggu pertama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. retikuloendotelial. Neonatus akan memproduksi bilirubin dua kali lipat dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. retikuloendotelial. Neonatus akan memproduksi bilirubin dua kali lipat dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kadar bilirubin neonatus Bilirubin merupakan produk utama pemecahan sel darah merah oleh sistem retikuloendotelial. Neonatus akan memproduksi bilirubin dua kali lipat dari produksi

Lebih terperinci

C. Pengaruh Sinar Fototerapi Terhadap Bilirubin Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang perawat di

C. Pengaruh Sinar Fototerapi Terhadap Bilirubin Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang perawat di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fototerapi rumah sakit merupakan tindakan yang efektif untuk mencegah kadar Total Bilirubin Serum (TSB) meningkat. Uji klinis telah divalidasi kemanjuran fototerapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI.... iv ABSTRAK v ABSTRACT. vi RINGKASAN.. vii SUMMARY. ix

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari binatang hingga manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi industri. Salah satu karakteristik dari

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG TARIF PEMERIKSAAN LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

Profil pasien MRS : 24/02/20014 Nama : Ny. Dartik Umur : 40 tahun Keluhan utama : Sesak nafas Riwayat penyakit sekarang : - batuk sejak 1 bulan

Profil pasien MRS : 24/02/20014 Nama : Ny. Dartik Umur : 40 tahun Keluhan utama : Sesak nafas Riwayat penyakit sekarang : - batuk sejak 1 bulan Profil pasien MRS : 24/02/20014 Nama : Ny. Dartik Umur : 40 tahun Keluhan utama : Sesak nafas Riwayat penyakit sekarang : - batuk sejak 1 bulan terakir, memberat 2 minggu terakir - disertai diare kurang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan memicu krisis kesehatan terbesar pada abad ke-21. Negara berkembang seperti Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung adalah penyebab nomor satu kematian di dunia. Hasil penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung adalah penyebab nomor satu kematian di dunia. Hasil penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung adalah penyebab nomor satu kematian di dunia. Hasil penelitian menyebutkan 17.5 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskuler pada tahun 2005,

Lebih terperinci

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009 BAB V KOLESTEROL TINGGI Kolesterol selalu menjadi topik perbincangan hangat mengingat jumlah penderitanya semakin tinggi di Indonesia. Kebiasaan dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari berperan penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hemoglobin pada manusia terdiri dari HbA 1, HbA 2, HbF( fetus)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hemoglobin pada manusia terdiri dari HbA 1, HbA 2, HbF( fetus) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. HbA 1c (hemoglobin terglikasi /glikohemoglobin/hemoglobin terglikosilasi/ Hb glikat/ghb) 2.1.1Biokimiawi dan metabolisme Hemoglobin pada manusia terdiri dari HbA 1, HbA 2,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau iskemia miokard, adalah penyakit yang ditandai dengan iskemia (suplai darah berkurang) dari otot jantung, biasanya karena penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Non Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) yang semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Non Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) yang semakin meningkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Non Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) yang semakin meningkat menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang tidak boleh diabaikan (Charlton et al., 2009).

Lebih terperinci

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Pertemuan : Minggu ke 1 Waktu : 50 menit Pokok bahasan : 1. Pendahuluan Subpokok Bahasan : a. Pengertian umum tentang Patologi b. Klinik Veteriner. c. Garis besar

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS III-1

BAB III ANALISIS III-1 BAB III ANALISIS 3.1 Data Understanding Phase Pada penelitian ini, data kasus yang digunakan adalah data pasien liver. Data ini dikumpulkan dari timur laut bagian Andhra Pradesh, India. Data pasien liver

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jantung Koroner 1. Definisi Penyakit jantung koroner adalah penyakit pada pembuluh darah arteri koroner yang terdapat di jantung, yaitu terjadinya penyempitan dan penyumbatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid plasma darah. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah

Lebih terperinci