Pengaruh penerapan Developmental care terhadap stres fisiologis pada BBLR di Ruang Perinatologi RS Panti Waluyo Surakarta. Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengaruh penerapan Developmental care terhadap stres fisiologis pada BBLR di Ruang Perinatologi RS Panti Waluyo Surakarta. Abstrak"

Transkripsi

1 Pengaruh penerapan Developmental care terhadap stres fisiologis pada BBLR di Ruang Perinatologi RS Panti Waluyo Surakarta CH. Tri Andar Utami 1), Happy Indri Hapsari 2), Anissa Cindy Nurul Afni 2) Abstrak BBLR seringkali mengalami kesulitan saat adaptasi dari intruterin ke ekstrauterin karena imaturitas organ. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Developmental care terhadap stres fisiologis (saturasi oksigen dan denyut nadi) pada BBLR. Rancangan penelitian ini menggunakan Quasy Experimental dengan Non Equivalent control group design. Sampel penelitian 47 BBLR yang dirawat di Ruang Perinatologi RS Panti Waluyo dipilih dengan teknik Purposive sampling. Hasil analisa menggunakan Mann-whitney test menunjukkan bahwa ada perbedaan stress fisiologis setelah dilakukan developmental care pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (p= 0,000). Developmental care dapat memfasilitasi BBLR dalam beradaptasi dengan lingkungan perawatan melalui keteraturan fungsi fisiologis yaitu saturasi oksigen dan denyut nadi Kata kunci :Developmental care, stres fisiologis, BBLR Pendahuluan Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan umur 28 hari, dimana terjadi perubahan sangat besar dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin. Masa perubahan paling besar terjadi pada jam ke 24 sampai 72 jam pertama, bayi terus beradaptasi namun kondisi ini lebih sulit pada bayi dengan resiko tinggi seperti bayi prematur dan berat badan lahir rendah (BBLR). BBLR seringkali mengalami beberapa masalah pada periode segera setelah lahir sebagai akibat karakteristik organ yang belum matang. Karakteristik organ yang belum matang ini misalnya masalah gangguan pernafasan karena faktor surfaktan yang belum terbentuk,

2 kurangnya otot polos pembuluh darah dan rendahnya kadar oksigen darah yang mengakibatkan terjadinya trauma susunan saraf pusat dan keterlambatan penutupan duktus arteriosus serta ketidakmampuan Oleh karena itu diperlukan strategi pengelolaan lingkungan perawatan intensif untuk meminimalkan pengaruh lingkungan perawatan yang memberikan stimulus yang berlebihan sangat dibutuhkan. Strategi tersebut dapat tercapai melalui asuhan perkembangan yang disebut developmental care yaitu asuhan yang memfasilitasi perkembangan bayi melalui pengelolaan lingkungan yang adekuat yang akan meningkatkan stabilisasi fisiologi dan penurunan stres bayi (Byers, 2006; Rick, 2006). Pengelolaan lingkungan dalam developmental care tersebut diantaranya meliputi pemberian penutup inkubator untuk meminimalkan pencahayaan, pemberian nesting atau sarang untuk menampung pergerakan yang berlebihan dan memberi bayi tempat yang nyaman, pengaturan posisi fleksi untuk mempertahankan normalitas meregulasi stimulus yang datang mengakibatkan bayi cenderung mengalami stres (Bobak, Lodermilk & Jensen, 2005; Maguire et al, 2008; Kosim et al, 2010). batang tubuh dan mendukung regulasi (Kenner & Mc Grath, 2004). Selain itu beberapa bentuk intervensi dari developmental care lainnya dalam bentuk meminimalisir membuka ataupun menutup inkubator atau minimal handling untuk hal yang tidak perlu, Clustered Care atau memusatkan beberapa tindakan dalam jam jam tertentu atau pengadaan jam tenang, Perawatan Metode Kanguru (PMK) atau skin to skin contact (Klauss & Fanaroff, 2009). Penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana pengaruh developmental care terhadap stres fisiologis pada BBLR Metodologi Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy experimental dengan menggunakan Non Equivalent Control group design.

3 Penelitian dilakuakan di ruang perinatologi RS Panti Waluyo Surakarta selama tiga bulan dengan jumlah responden sebanyak 47 BBLR Analisis Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisa univariat dan analisa bivariat. Analisa bivariat menggunakan Mann-whitney test Hasil penelitian Tabel 1 Analisa Univariat Variabel Mean SD Minimum Maksimum Frekue si Prosen tase usia gestasi (minggu) usia bayi saat penelitian (hari) berat badan lahir (gram) berat badan saat penelitian (gram) Tidak anemia Anemi Tabel 2 Analisa Bivariat Variabel kelompok Mean P Value SpO2 post test Denyut Nadi post test kontrol perlakuan kontrol 157,08 perlakuan ,000 0,000

4 Hasil Penelitian Rerata distribusi responden bayi berat lahir rendah berdasarkan usia Distribusi responden berdasarkan usia gestasi adalah 33,48 minggu dan rerata usia saat penelitian 0.17 hari. Distribusi responden berdasarkan berat badan saat penelitaian minimal 1500 gram. Sebanyak 14,9% mengalami anemia saat lahir. Rerata SpO2 sebelum developmental care pada kelompok kontrol adalah %. Rerata SpO2 sebelum developmental care pada kelompok perlakuan adalah 93%. Rerata denyut nadi sesudah developmental care pada kelompok kontrol adalah 157 x/menit dan rerata denyut nadi sesudah developmental care pada kelompok perlakuan adalah 148 x/menit. Hasil uji Mann- whitney diperoleh p value 0,000 < 0,05 sehingga terdapat perbedaan denyut nadi sesudah developmental care pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Pembahasan Dalam penelitian yang sama dilakukan oleh Gibbins (2007) menyatakan bahwa bayi dengan usia gestasi 28 minggu sampai dengan minggu akan mengalami perubahan saturasi oksigen dan denyut jantung yang tinggi bila dibandingkan dengan bayi yang usia gestasinya diatas 36 minggu.sehingga usia gestasi memiliki pengaruh yang lebih besar terjadinya stress oksidative (Nasi et al, 2009). Sehingga di perlukan perawatan yang memfasilitasi proses adaptasi bayi dengan lingkungan yaitu developmental care. Usia BBLR saat penelitian ini minimal 0 hari dan maksimal 2 hari. Transisi dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin melibatkan serangkaian perubahan fisiologis kompleks (Lissauer & Fanaroff, 2008). Demikian halnya yang terjadi pada BBLR yang menjadi reponden dalam penelitian ini. BBLR berusia maksimal 2 hari, berarti masih dalam masa transisi. Menurut Damanik (2010) masalah yang lebih sering di jumpai pada bayi BBLR adalah ketidakstabilan suhu karena faktor berat badan bayi saat lahir rendah sehingga peningkatan

5 hilangnya panas yang menyebabka hipotermi Pada bayi baru lahir karena proses adaptasi terjadi penurunan berat badan pada ± 10 hari pertama kehidupan adalah hal yang normal selanjutnya bayi akan mencapai berat lahirnya (Wong et al, 2009). Karena kebutuhan energi yang tinggi sering tidak terpenuhi, bayi BBLR, preterm pada awalnya statis bahkan menurun dan kadang membutuhkan waktu 21 hari untuk mencapai berat lahirnya dan pertumbuhan mereka suboptimal (Lissauer & Fanaroff, 2009). Pertambahan berat badan pada bayi merupakan cerminan dari kemampuan bayi dalam penyesuaian diri dengan lingkungan. Demikian halnya yang terjadi dengan responden yang menjadi penelitian ini. Dalam penelitian ini sebanyak 14,9% responden mengalami anemia saat pengambilan data. Berman et al (2009) menyatakan bahwa kadar haemoglobin rendah pada anemia akan menyebabkan nilai saturasi oksigen menjadi rendah karena okigen tidak dapat diikat oleh haemoglobin sel darah merah dalam jumlah yang mencukupi sehingga mempengaruhi saturasi oksigen. Hal ini dimungkinkan menjadi faktor yang mempengaruhi dalam penelitian ini. Pada penelitian ini didapatkan hasil pengamatan dan analisa statistik terhadap beda stres fisiologis sesudah dilakukan developmental care pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan adalah terdapat perbedaan saturasi oksigen sebelum developmental care pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dengan nilai p 0,000. Pengenalan terhadap perilaku bayi termasuk pengenalan terhadap kerentanan fisik, fisiologis dan emosional adalah hal yang mendasari penerapan developmental care (Lissauer & Fanarrof, 2009). Perawat memiliki peran yang bermakna dalam menciptakan lingkungan perawatan tanpa stres. Lingkungan tersebut dapat diciptakan melalui asuhan perkembangan atau developmental care. Developmental care bertujuan untuk memfasilitasi BBLR dalam beradaptasi dengan lingkungan perawatan melalui keteraturan fungsi fisiologis yaitu saturasi oksigen dan denyut nadi. Keseluruhan intervensi yang dilakukan bertujuan agar BBLR diperlakukan seperti kehidupan di dalam rahim dimana bayi tidak

6 mendapat stimulus yang berlebihan. Menurut Buonocore dan Bellieni (2008) rangsangan tersebut akan menimbulkan stres pada bayi. Lebih jauh Buonocore dan Bellieni menyebutkan bahwa satu metode non farmakologik adalah dengan cara intervensi lingkungan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sizun dan Wistrup (2004) bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap respon nyeri akut sebelum dan sesudah developmental care (p value=0,000). Hal ini dapat terjadi karena dengan strategi developmental care, input sensori menjadi tepat dan minimal sehingga bayi mampu beradaptasi terhadap rangsangan. Sebaliknya sensori sangat banyak, bayi tidak mampu beradaptasi akan menimbulkan stres. Dengan demikian developmental care merupakan strategi yang tepat dalam mengurangi respon nyeri dan stres. Saran 1) Manfaat Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi perawat dalam pemberian developmental care bagi BBLR di unit Perinatologi. 2) Manfaat Bagi Pendidikan Implikasi penelitian ini terhadap pendidikan keperawatan bagi calon perawat adalah penelitian tentang developmental care ini menjadi landasan teori dalam praktek asuhan keperawatan pada bayi BBLR Daftar Pustaka Berman, A., Synder, S.J., Kozier, B & Erb, G. (2009). Buku Ajar Praktik KeperawatanKlinis. Edisi 5. Jakarta: EGC Buonocore, G., & Bellieni, C.V. (2008). Neonatal pain: suffering, pain and risk og Brain damage in the fetus and newborn. Italia: Springer-verlag Gibbins, S., Stevens, B., McGrath, P.J., Yamada, J., Beyene, J., Breau, L., Ohlsoson, A. (2007). Comparison of pain responses in infant of different Gestation ages. Neonatology, 93(1):10-21 Kosim, M.S., Yunanto, A., Dewi, R., Sarosa, G.I & Usman, A. (2010). Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia

7 Lissauer, T & Fanaroff, A. (2009). At a glance: neonatologi. Jakarta: Erlangga Sizun, J., & Westrup, B. (2004). Early Developmental care for preterm neonates: a call for more research. Arch Dis Childfetal Neonatal, 89(5):F Wong, D.L., Hockenberry-Eaton, M., Wilson, D., Winkeistein, M.L., & Schawrtz, P. (2009). Wong: Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. (edisi 6). Jakarta: EGC

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang RI No 36 tahun 2009 tentang kesehatan menggariskan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN DEVELOPMENTAL CARE TERHADAP STRES FISIOLOGIS PADA BBLR DI RUANG PERINATOLOGI RS PANTI WALUYO SURAKARTA

PENGARUH PENERAPAN DEVELOPMENTAL CARE TERHADAP STRES FISIOLOGIS PADA BBLR DI RUANG PERINATOLOGI RS PANTI WALUYO SURAKARTA PENGARUH PENERAPAN DEVELOPMENTAL CARE TERHADAP STRES FISIOLOGIS PADA BBLR DI RUANG PERINATOLOGI RS PANTI WALUYO SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh: CH. Tri Andar

Lebih terperinci

PENGARUH DEVELOPMENTAL CARE TERHADAP FUNGSI FISIOLOGIS DAN PERILAKU TIDUR-TERJAGA BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSUP FATMAWATI JAKARTA TESIS

PENGARUH DEVELOPMENTAL CARE TERHADAP FUNGSI FISIOLOGIS DAN PERILAKU TIDUR-TERJAGA BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSUP FATMAWATI JAKARTA TESIS UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH DEVELOPMENTAL CARE TERHADAP FUNGSI FISIOLOGIS DAN PERILAKU TIDUR-TERJAGA BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSUP FATMAWATI JAKARTA TESIS ANTARINI IDRIANSARI 0906574764 FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi Berat Badan Lahir Rendah 2.1.1 Pengertian Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia kehamilan. Berat

Lebih terperinci

INOVASI KEPERAWATAN NESTING PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH. Nesting berasal dari kata nest yang berarti sarang. Filosofi ini diambil dari sangkar

INOVASI KEPERAWATAN NESTING PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH. Nesting berasal dari kata nest yang berarti sarang. Filosofi ini diambil dari sangkar INOVASI KEPERAWATAN NESTING PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH A. Pengertian Nesting Nesting berasal dari kata nest yang berarti sarang. Filosofi ini diambil dari sangkar burung yang dipersiapkan induk burung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (WHO, 2011). Angka kematian neonatal sejak lahir sampai usia

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (WHO, 2011). Angka kematian neonatal sejak lahir sampai usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi di negara ASEAN dan SEARO tahun 2009 berkisar 2 sampai 68 per 1000 kelahiran hidup dimana negara Kamboja dan Myanmar memiliki angka kematian bayi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan di negara-negara sedang berkembang (Unicef-WHO, 2004). BBLR

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan di negara-negara sedang berkembang (Unicef-WHO, 2004). BBLR 6 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah angka kematian bayi pada suatu negara, akan menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat negara itu. Data statistik bisa menampilkan secara jelas tentang banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN gram pada waktu lahir (Liewellyn dan Jones, 2001). Gejala klinisnya

BAB I PENDAHULUAN gram pada waktu lahir (Liewellyn dan Jones, 2001). Gejala klinisnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) rentan terhadap masalah kesehatan. BBLR adalah bayi yang memiliki berat badan lahir kurang dari 2500 gram pada waktu lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan kurang dari 37 minggu (antara minggu) atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan kurang dari 37 minggu (antara minggu) atau dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persalinan prematur merupakan persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gr disebut low birth weight infant (berat

BAB I PENDAHULUAN. berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gr disebut low birth weight infant (berat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa semua bayi baru baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gr disebut low birth weight infant (berat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis. Maslow (1970) mengatakan

Lebih terperinci

PENGARUH PERAWATAN BAYI LEKAT TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENGARUH PERAWATAN BAYI LEKAT TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENGARUH PERAWATAN BAYI LEKAT TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat

Lebih terperinci

PENINGKATAN SUHU BAYI PREMATUR MELALUI TERAPI SENTUHAN

PENINGKATAN SUHU BAYI PREMATUR MELALUI TERAPI SENTUHAN PENINGKATAN SUHU BAYI PREMATUR MELALUI TERAPI SENTUHAN Ema Hikmah 1,2*, Yeni Rustina 3, Hening Pujasari 3 1. Poltekkes Kemenkes Bandung, Jawa Barat 40161, Indonesia 2. Program Studi Magister Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lebih dari 20 juta bayi diseluruh dunia (15,5%) dari seluruh kelahiran merupakan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan 95,6% diantaranya merupakan bayi yang dilahirkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian neonatal yaitu sebesar 47,5%. 1 Penyebab kematian neonatal. matur 2,8%, dan kelainan konginetal sebesar 1,4%.

BAB I PENDAHULUAN. kematian neonatal yaitu sebesar 47,5%. 1 Penyebab kematian neonatal. matur 2,8%, dan kelainan konginetal sebesar 1,4%. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Target Sustainable Development Goals salah satunya yaitu menurunkan angka kematian bayi (0-11 bulan) yaitu sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Pertumbuhan dan pematangan (maturasi) organ dan alatalat tubuh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelahiran prematur merupakan masalah kesehatan perinatal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelahiran prematur merupakan masalah kesehatan perinatal yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelahiran prematur merupakan masalah kesehatan perinatal yang penting di seluruh dunia khususnya pada negara berkembang terutama di Afrika dan Asia Selatan serta

Lebih terperinci

MODUL ASUHAN NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRA SEKOLAH

MODUL ASUHAN NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRA SEKOLAH MODUL ASUHAN NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRA SEKOLAH ADAPTASI NEONATUS Semester 3 KEGIATAN BELAJAR I PRODI D- III KEBIDANAN MEDAN PRODI D- III KEBIDANAN MEDAN JURUSAN KEBIDANAN JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES

Lebih terperinci

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V8.i3 ( )

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V8.i3 ( ) PENGARUH PELATIHAN METODA KANGURU TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN IBU YANG MEMILIKI BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG PERINATOLOGI RSD RADEN MATTAHER JAMBI 2009 Susi Widiawati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian bayi di negara ASEAN dan SEARO tahun 2009 berkisar 2

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian bayi di negara ASEAN dan SEARO tahun 2009 berkisar 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi di negara ASEAN dan SEARO tahun 2009 berkisar 2 sampai 68 per 1000 kelahiran hidup dimana negara Kamboja dan Myanmar memiliki angka kematian bayi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minggu atau berat badan lahir antara gram. Kejadiannya masih

BAB I PENDAHULUAN. minggu atau berat badan lahir antara gram. Kejadiannya masih Lampiran 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prematuritas merupakan persalinan sebelum usia kehamilan 37 minggu atau berat badan lahir antara 500 2499 gram. Kejadiannya masih tinggi dan merupakan penyebab

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENINGKATAN SUHU TUBUH PADA PERAWATAN METODE KANGGURU DENGAN PERAWATAN INKUBATOR DI BLUD RS H. BOEJASIN PELAIHARI TANAH LAUT TAHUN 2013

EFEKTIFITAS PENINGKATAN SUHU TUBUH PADA PERAWATAN METODE KANGGURU DENGAN PERAWATAN INKUBATOR DI BLUD RS H. BOEJASIN PELAIHARI TANAH LAUT TAHUN 2013 EFEKTIFITAS PENINGKATAN SUHU TUBUH PADA PERAWATAN METODE KANGGURU DENGAN PERAWATAN INKUBATOR DI BLUD RS H. BOEJASIN PELAIHARI TANAH LAUT TAHUN 2013 Zakiah 1, Norhajati Bt. Zulbachri Noor 2, Erni Setiawati

Lebih terperinci

LBM 1 Bayiku Lahir Kecil

LBM 1 Bayiku Lahir Kecil LBM 1 Bayiku Lahir Kecil STEP 1 1. Skor Ballard dan Dubowitz : penilaian dilakukan sebelum perawatan bayi, yang dinilai neurologisnya dan aktivitas fisik 2. Kurva lubschenko dan Nellhause : 3. Hyaline

Lebih terperinci

Efek Stimulasi Taktil Kinestetik erhadap Perkembangan Bayi Berat Badan Lahir Rendah

Efek Stimulasi Taktil Kinestetik erhadap Perkembangan Bayi Berat Badan Lahir Rendah Efek Stimulasi Taktil Kinestetik erhadap Perkembangan Bayi Berat Badan Lahir Rendah Dwi Hastuti, Juju Juhaeriah STIKes Jendral Ahmad yani E-mail: dwi.hastuti@gmail.com Abstrak Perkembangan Bayi BBLR berisiko

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. sucking. Responden yang digunakan dalam penelitian ini telah sesuai dengan

BAB V PEMBAHASAN. sucking. Responden yang digunakan dalam penelitian ini telah sesuai dengan BAB V PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, peneliti mengukur hubungan asfiksia neonatorum dengan daya reflek sucking bayi baru lahir umur 0 hari di RSUD Karanganyar menggunakan instrumen data rekam medis dan

Lebih terperinci

*Armi

*Armi PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU DENGAN INKUBATOR TERHADAP BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR RENDAH (BBLR) YANG TERPASANG ALAT MEDIS DI RUANG PERINA A DAN NICU RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG 2015 *Armi

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan, Volume VI, No.3 September 2015

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan, Volume VI, No.3 September 2015 ORIGINAL RESEARCH GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERAWATAN METODE KANGURU (PMK) PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG PERINATOLOGI RSUD SULTAN SYARIF M. AL QADRIE KOTA PONTIANAK

Lebih terperinci

Susi Widiawati Dosen STIKES Harapan Ibu Jambi ABSTRAKS

Susi Widiawati Dosen STIKES Harapan Ibu Jambi ABSTRAKS PENGARUH PELATIHAN METODA KANGURU TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN IBU YANG MEMILIKI BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG PERINATOLOGI RSD RADEN MATTAHER JAMBI 2009 Susi Widiawati

Lebih terperinci

VOLUME 1 NO. 2 (JULI DESEMBER 2016) P-ISSN: E-ISSN:

VOLUME 1 NO. 2 (JULI DESEMBER 2016) P-ISSN: E-ISSN: JURNAL ILMU KESEHATAN AISYAH STIKES AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG VOLUME 1 NO. 2 (JULI DESEMBER 2016) P-ISSN: 2502-4825 E-ISSN: 2502-9495 TRANSPORTASI DENGAN PERAWATAN METODE KANGURU UNTUK MENSTABILKAN FUNGSI

Lebih terperinci

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Rista Apriana 1, Priharyanti Wulandari 2, Novita Putri Aristika 3 Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian perinatal dan neonatal. Kematian neonatus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa bayi ini sangat rawan karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar

BAB I PENDAHULUAN. masa bayi ini sangat rawan karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian sebagai berikut : A. Latar Belakang Kelahiran seorang bayi merupakan peristiwa yang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Univariat Penelitian dengan judul Perbedaan terapi musik dan relaksasi terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta telah dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia

BAB I PENDAHULUAN. Masa neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28 hari atau satu bulan,dimana pada masa ini terjadi proses pematangan organ, penyesuaian

Lebih terperinci

Vol 1, No 1, April 2017 ISSN PENGARUH TERAPI SENTUHAN TERHADAP SUHU TUBUH PADA BAYI PREMATUR

Vol 1, No 1, April 2017 ISSN PENGARUH TERAPI SENTUHAN TERHADAP SUHU TUBUH PADA BAYI PREMATUR PENGARUH TERAPI SENTUHAN TERHADAP SUHU TUBUH PADA BAYI PREMATUR Neneng Fitria Ningsih Dosen FIK Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia ABSTRAK World Health Organization (WHO) menyebutkan

Lebih terperinci

PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES FISIOLOGIS PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSUD SUKOHARJO

PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES FISIOLOGIS PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSUD SUKOHARJO i PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES FISIOLOGIS PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSUD SUKOHARJO Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh : ENDHAH SULISTYOWATI NIM.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran bayi dengan Bayi Berat Lahir Rendah hingga saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran bayi dengan Bayi Berat Lahir Rendah hingga saat ini masih BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kelahiran bayi dengan Bayi Berat Lahir Rendah hingga saat ini masih merupakan masalah diseluruh dunia, karena merupakan penyebab kesakitan dan kematian pada masa bayi

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Dewi Winahyu. *) Dera Alfiyanti **), Achmad Solekhan ***)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas pelayanan kesehatan sangat berkaitan erat dengan kejadian kematian pada neonatus. Penyebab utama kematian neonatus berhubungan secara intrinsik dengan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mungkin bagi bayi untuk menggambarkan pengalaman nyerinya, namun

BAB I PENDAHULUAN. mungkin bagi bayi untuk menggambarkan pengalaman nyerinya, namun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri merupakan pengalaman kortikal subjektif. Walaupun tidak mungkin bagi bayi untuk menggambarkan pengalaman nyerinya, namun terkait bukti baik dari respon fisiologik

Lebih terperinci

PENGARUH BABY SPA (SOLUS PER AQUA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 3-4 BULAN NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH BABY SPA (SOLUS PER AQUA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 3-4 BULAN NASKAH PUBLIKASI PENGARUH BABY SPA (SOLUS PER AQUA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 3-4 BULAN NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Fisioterapi Disusun oleh: DENY SETIAWAN J

Lebih terperinci

CHARISA CHAQ ( S) RIZKA YUNI FARCHATI ( S)

CHARISA CHAQ ( S) RIZKA YUNI FARCHATI ( S) EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMPRES ES PRA INJEKSI INTRAMUSKULAR KONTRASEPSI SUNTIK TERHADAP PENURUNAN RESPON NYERI KLIEN DI PUSKESMAS KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi CHARISA CHAQ (08.0257.S) RIZKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh seorang ibu berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup didalam uterus melalui vagina ke dunia luar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat ketidak matangan sistem organ tubuhnya seperti paru-paru, jantung, badan kurang 2500 gram (Surasmi dkk, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. akibat ketidak matangan sistem organ tubuhnya seperti paru-paru, jantung, badan kurang 2500 gram (Surasmi dkk, 2003). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi prematur merupakan bayi yang lahir dengan usia kehamilan < 32 minggu, mempunyai risiko kematian 70 kali lebih tinggi, karena mereka mempunyai kesulitan untuk beradaptasi

Lebih terperinci

PENURUNAN RESPON NYERI AKUT PADA BAYI PREMATUR YANG DILAKUKAN PROSEDUR INVASIF MELALUI DEVELOPMENTAL CARE

PENURUNAN RESPON NYERI AKUT PADA BAYI PREMATUR YANG DILAKUKAN PROSEDUR INVASIF MELALUI DEVELOPMENTAL CARE PENURUNAN RESPON NYERI AKUT PADA BAYI PREMATUR YANG DILAKUKAN PROSEDUR INVASIF MELALUI DEVELOPMENTAL CARE Lia Herliana 1,2*, Dessie Wanda 3, Sutanto Priyo Hastono 4 1. Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes

Lebih terperinci

Tri Sasmi Irva 1, Oswati Hasanah 2, Rumina Ginting 3 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau

Tri Sasmi Irva 1, Oswati Hasanah 2, Rumina Ginting 3 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau Jurnal Ners Indonesia, Vol.6 No.1, September 2016 STUDI KASUS: PENGARUH POSISI DAN PIJAT BAYI DAPAT MENINGKATKAN BERAT BADAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUANG PERINATOLOGI RSUD ARIFIN ACHMAD PROPINSI RIAU

Lebih terperinci

PERBEDAAN LAMA LEPAS TALI PUSAT PERAWATAN DENGAN MENGGUNAKAN KASA STERIL DIBANDINGKAN KASA ALKOHOL DI DESA BOWAN KECAMATAN DELANGGU SKRIPSI

PERBEDAAN LAMA LEPAS TALI PUSAT PERAWATAN DENGAN MENGGUNAKAN KASA STERIL DIBANDINGKAN KASA ALKOHOL DI DESA BOWAN KECAMATAN DELANGGU SKRIPSI 1 PERBEDAAN LAMA LEPAS TALI PUSAT PERAWATAN DENGAN MENGGUNAKAN KASA STERIL DIBANDINGKAN KASA ALKOHOL DI DESA BOWAN KECAMATAN DELANGGU SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat

Lebih terperinci

Judul: Resusitasi Bayi Baru Lahir (BBL) Sistem Lain - Lain Semester VI Penyusun: Departemen Ilmu Kesehatan Anak Tingkat Keterampilan: 4A

Judul: Resusitasi Bayi Baru Lahir (BBL) Sistem Lain - Lain Semester VI Penyusun: Departemen Ilmu Kesehatan Anak Tingkat Keterampilan: 4A Judul: Resusitasi Bayi Baru Lahir (BBL) Sistem Lain - Lain Semester VI Penyusun: Departemen Ilmu Kesehatan Anak Tingkat Keterampilan: 4A Deskripsi Umum 1. Setiap Bayi Baru Lahir (BBL) senantiasa mengalami

Lebih terperinci

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG 6 Eni Mulyatiningsih ABSTRAK Hospitalisasi pada anak merupakan suatu keadaan krisis

Lebih terperinci

Pengaruh Perawatan Metode Kanguru terhadap Respons Fisiologis Bayi Prematur

Pengaruh Perawatan Metode Kanguru terhadap Respons Fisiologis Bayi Prematur Artikel Penelitian Pengaruh Perawatan Metode Kanguru terhadap Respons Fisiologis Bayi Prematur The Influence of Kangaroo Mother Care on Physiological Response of Premature Infants Deswita* Besral** Yeni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap pasangan suami istri. Dari setiap kehamilan yang diharapkan adalah lahirnya bayi yang sehat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masa bayi ini sangat rawan karena memerlukan penyesuian fisiologi agar diluar

BAB 1 PENDAHULUAN. masa bayi ini sangat rawan karena memerlukan penyesuian fisiologi agar diluar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kelahiran seorang bayi merupakan peristiwa yang menggembirakan namun pada masa bayi ini sangat rawan karena memerlukan penyesuian fisiologi agar diluar kandungan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal sesuai usianya, baik sehat secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal sesuai usianya, baik sehat secara fisik, mental, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran seorang anak atau bayi merupakan dambaan setiap keluarga. Setiap keluarga menginginkan anak yang dilahirkannya mampu tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi (AKB) pada lebih dari satu dasawarsa mengalami penurunan sangat lambat dan cenderung stagnan di beberapa negara sedang berkembang, oleh karena jumlah

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN PERAWATAN METODE KANGURU DI RUANG NEONATUS RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA Oleh: Kelompok C Program Profesi B13 1. Jehan Eka Prana S 131131174 2. Devi Hairina L 131131175 3. Silvia Risti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang penting bagi perkembangan janin.

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang penting bagi perkembangan janin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan masa yang penting bagi perkembangan janin. Salah satu indikasi perkembangan janin yang baik adalah berat badan. Rerata berat bayi normal pada usia

Lebih terperinci

PERSIAPAN IBU DALAM PERAWATAN ANAK DI RUMAH SAKIT DENGAN STRES HOSPITALISASI PADA ANAK USIA SEKOLAH DI RSUD KOTA SEMARANG Manuscript Oleh Saiba G2A009092 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

Kata kunci : persalinan preterm dan aterm, apgar score, berat badan, panjang badan

Kata kunci : persalinan preterm dan aterm, apgar score, berat badan, panjang badan Perbandingan Antara Bayi Baru Lahir dengan Persalinan Preterm dan Aterm Dilihat Dari Apgar Score, Berat Badan dan Panjang Badan (Di Ruang Neonatus RSUD. dr. R. Koesma Tuban) Comparison Between Newborn

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian perinatal dan

PENDAHULUAN BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian perinatal dan PENDAHULUAN BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian perinatal dan neonatal. Kematian neonatus merupakan komponen utama penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik, dan berkesinambungan. Faktor yang mempengaruhi perkembangan bayi ada dua, yaitu faktor genetik

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014 PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh: Tresna Komalasari ABSTRAK Teknik relaksasi dengan

Lebih terperinci

PENINGKATAN BERAT BADAN DAN SUHU TUBUH BAYI PREMATUR MELALUI TERAPI MUSIK LULLABY

PENINGKATAN BERAT BADAN DAN SUHU TUBUH BAYI PREMATUR MELALUI TERAPI MUSIK LULLABY PENINGKATAN BERAT BADAN DAN SUHU TUBUH BAYI PREMATUR MELALUI TERAPI MUSIK LULLABY Suni Hariati 1,2*, Yeni Rustina 3, Hanny Handiyani 3 1. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menua merupakan suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Menjadi tua adalah proses fisiologis yang terjadi pada semua orang dimana berarti seseorang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Operasi atau pembedahan merupakan salah satu bentuk terapi pengobatan dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan ancaman terhadap integritas tubuh dan jiwa

Lebih terperinci

SKRIPSI SULASTRI J

SKRIPSI SULASTRI J PERBEDAAN TINGKAT NYERI ANTARA KELOMPOK KONTROL DAN EKSPERIMEN SETELAH DIBERIKAN TERAPI MUSIK PADA PASIEN POST OP FRAKTUR FEMUR DI RUANG RAWAT INAP BEDAH RUMAH SAKIT KARIMA UTAMA KARTASURA SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUANG PERINATOLOGI RSUD DR. RASIDIN PADANG TAHUN

PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUANG PERINATOLOGI RSUD DR. RASIDIN PADANG TAHUN PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUANG PERINATOLOGI RSUD DR. RASIDIN PADANG TAHUN 2017 Mardiani Bebasari 1, Agonwardi 2, Nandiati 3

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT MUTIARA BUNDA SALATIGA

HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT MUTIARA BUNDA SALATIGA HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT MUTIARA BUNDA SALATIGA Ni Wayan Raina Purwahati 1, Eko Mardiyaningsih 2, Wulansari 3 1,2,3 Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai masa kehidupan pertama ekstrauterin sampai dengan usia 28

BAB 1 PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai masa kehidupan pertama ekstrauterin sampai dengan usia 28 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Neonatus bearti baru saja dilahirkan. Dalam dunia kedokteran, neonatus didefenisikan sebagai masa kehidupan pertama ekstrauterin sampai dengan usia 28 hari atau 4 minggu

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi LAPORAN PENDAHULUAN I. Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. lakukan pada bayi yang digunakan untuk pemeriksaan darah. Bayi kurang bulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. lakukan pada bayi yang digunakan untuk pemeriksaan darah. Bayi kurang bulan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengambilan darah kapiler lewat tumit bayi adalah prosedur yang biasa di lakukan pada bayi yang digunakan untuk pemeriksaan darah. Bayi kurang bulan cenderung

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS TERAPI MUSIK KLASIK MOZART DAN KANGURU METHOD

EFEKTIVITAS TERAPI MUSIK KLASIK MOZART DAN KANGURU METHOD EFEKTIVITAS TERAPI MUSIK KLASIK MOZART DAN KANGURU METHOD TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH SAKIT GAMBIRAN KOTA KEDIRI Ely Isnaeni, YanuarEkaPuji A Program Studi

Lebih terperinci

Jujuren Br. Sitepu Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan Jurusan Keperwatan Gigi. Abstrak

Jujuren Br. Sitepu Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan Jurusan Keperwatan Gigi. Abstrak PERBEDAAN MOTIVASI UNTUK MELAKUKAN SENAM NIFAS PADA IBU POSTPARTUM YANG DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN YANG TIDAK DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT BINA KASIH MEDAN Jujuren Br. Sitepu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Partisipan Penelitian Partisipan pada penelitian ini yaitu para lanjut usia (lansia) yang ada di Panti Wredha Salib Putih Salatiga sebagai kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai bangsa yang sedang berkembang, Indonesia sangat memerlukan anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan pembangunan kelak di kemudian

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS STIMULASI KULIT DENGAN TEKNIK KOMPRES HANGAT DAN DINGIN TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI KALA I FASE AKTIF PERSALINAN FISIOLOGIS

EFEKTIFITAS STIMULASI KULIT DENGAN TEKNIK KOMPRES HANGAT DAN DINGIN TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI KALA I FASE AKTIF PERSALINAN FISIOLOGIS EFEKTIFITAS STIMULASI KULIT DENGAN TEKNIK KOMPRES HANGAT DAN DINGIN TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI KALA I FASE AKTIF PERSALINAN FISIOLOGIS Zulfa Khusniyah 1, Hajar Dewi Rizqi 1 Prodi S1 Keperawatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi baru lahir yang berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi baru lahir yang berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) 2.1.1. Definisi Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. angka mortalitas tertinggi di negara-negara yang sedang berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. angka mortalitas tertinggi di negara-negara yang sedang berkembang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat kesehatan anak (WHO, 2002). Di Amerika Serikat, angka mortalitas neonatus dan bayi kulit hitam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diabetes, penyakit lupus, atau mengalami infeksi. Prematuritas dan berat lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diabetes, penyakit lupus, atau mengalami infeksi. Prematuritas dan berat lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bayi yang dilahirkan sebelum masa gestasi 38 minggu dianggap sebagai bayi prematur. Ada banyak alasan yang menyebabkan kelahiran prematur, beberapa faktor seperti

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SENAM HAMIL DENGAN PROSES PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN AS SYIFA UL UMMAH GROBOGAN

HUBUNGAN ANTARA SENAM HAMIL DENGAN PROSES PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN AS SYIFA UL UMMAH GROBOGAN HUBUNGAN ANTARA SENAM HAMIL DENGAN PROSES PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN AS SYIFA UL UMMAH GROBOGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

93 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

93 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR Sri Hernawati Sirait (Prodi Kebidanan Pematangsiantar Poltekkes Kemenkes RI Medan) Lenny Nainggolan (Prodi

Lebih terperinci

FAKTOR MATERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN BBLR

FAKTOR MATERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN BBLR FAKTOR MATERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN BBLR Isy Royhanaty 1), Dwi Indah Iswanti 2), Linda Saraswati 3) 1 Prodi Kebidanan, STIKes Karya Husada Semarang 2 Prodi Keperawatan, STIKes Karya Husada Semarang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur an. terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif telah dilakukan pada bulan

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur an. terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif telah dilakukan pada bulan BAB V PEMBAHASAN A. Karateristik Responden Penelitian yang berjudul Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur an terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif telah dilakukan pada bulan Februari sampai bulan April

Lebih terperinci

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang 1) Elli Yafit Viviawati 2) Luvi Dian Afriyani 3) Yunita Galih Yudanari 1) Fakultas

Lebih terperinci

Merawat Bayi Prematur

Merawat Bayi Prematur Merawat Bayi Prematur Kontribusi dari didinkaem Saturday, 24 February 2007 Perawatan bayi prematur ternyata tidaklah sesulit yang dibayangkan. Asal tahu langkah-langkahnya, kondisi si mungil akan semakin

Lebih terperinci

ANGGOTA KELOMPOK 1 : 1.Ellaeis Guinea (14006) 2.Febriyanti Dwi S (14007) 3.Herlita Sari M. (14011) 4.Magdalena P. A. C (14015) 5.Natalia Ratna K.

ANGGOTA KELOMPOK 1 : 1.Ellaeis Guinea (14006) 2.Febriyanti Dwi S (14007) 3.Herlita Sari M. (14011) 4.Magdalena P. A. C (14015) 5.Natalia Ratna K. ANGGOTA KELOMPOK 1 : 1.Ellaeis Guinea (14006) 2.Febriyanti Dwi S (14007) 3.Herlita Sari M. (14011) 4.Magdalena P. A. C (14015) 5.Natalia Ratna K. (14019) 6.Ratna A. (14024) 7.Tetie (14026) ADAPTASI BAYI

Lebih terperinci

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR Afif Maulidiyah & Ardiani Sulistiani Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Bayi dengan berat lahir rendah atau

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibatnya sering terjadi komplikasi yang berakhir dengan kematian. Bulan Sesuai untuk Masa Kehamilan (NKB-SMK).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibatnya sering terjadi komplikasi yang berakhir dengan kematian. Bulan Sesuai untuk Masa Kehamilan (NKB-SMK). BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kematian Bayi BBLR Menurut Departemen Kesehatan (1999) bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram, sehingga

Lebih terperinci

PERUBAHAN RESPON FISIOLOGIS BBLR SETELAH PERAWATAN METODE KANGURU DI KOTA PALEMBANG. Nurcahayati, Bina Melvia Girsang, Dian Wahyuni

PERUBAHAN RESPON FISIOLOGIS BBLR SETELAH PERAWATAN METODE KANGURU DI KOTA PALEMBANG. Nurcahayati, Bina Melvia Girsang, Dian Wahyuni PERUBAHAN RESPON FISIOLOGIS BBLR SETELAH PERAWATAN METODE KANGURU DI KOTA PALEMBANG Nurcahayati, Bina Melvia Girsang, Dian Wahyuni Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian terhadap upaya penurunan angka kematian neonatal. kematian bayi. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian terhadap upaya penurunan angka kematian neonatal. kematian bayi. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perhatian terhadap upaya penurunan angka kematian neonatal menjadi penting karena kematian neonatal memberi kontribusi terhadap 59% kematian bayi. Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

HUBUNGAN RIWAYAT BBLR DENGAN RETARDASI MENTAL DI SLB YPPLB NGAWI Erwin Kurniasih Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

HUBUNGAN RIWAYAT BBLR DENGAN RETARDASI MENTAL DI SLB YPPLB NGAWI Erwin Kurniasih Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi HUBUNGAN RIWAYAT BBLR DENGAN RETARDASI MENTAL DI SLB YPPLB NGAWI Erwin Kurniasih Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi Email: nerserwin.08@gmail.com ABSTRAK Retardasi mental merupakan salah satu gangguan yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perawatan BBLR Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu komplikasi pada bayi yang bila tidak ditangani secara benar dapat menyebabkan kematian. Bayi berat lahir rendah

Lebih terperinci

PENGARUH MANDI RENDAM PADA BAYI BARU LAHIR TERHADAP KEJADIAN HIPOTERMI DI RS DR. R SOEDJATI PURWODADI

PENGARUH MANDI RENDAM PADA BAYI BARU LAHIR TERHADAP KEJADIAN HIPOTERMI DI RS DR. R SOEDJATI PURWODADI PENGARUH MANDI RENDAM PADA BAYI BARU LAHIR TERHADAP KEJADIAN HIPOTERMI DI RS DR. R SOEDJATI PURWODADI Oleh; Mun Aminah 1), Riski Sahara 2) 1). Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi DIII Kebidanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Varney (2006) dijelaskan bahwa Asuhan Kebidanan Komprehensif merupakan suatu tindakan pemeriksaan pada pasien yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan diakhiri dengan proses persalinan (Patriasari, 2009). Ibu hamil mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dan diakhiri dengan proses persalinan (Patriasari, 2009). Ibu hamil mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hamil adalah suatu fenomena fisiologis yang dimulai dengan pembuahan dan diakhiri dengan proses persalinan (Patriasari, 2009). Ibu hamil mengalami perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses menua merupakan kombinasi bermacam-macam faktor yang saling berkaitan. Proses menua dapat diartikan sebagai perubahan yang terkait waktu, bersifat universal,

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENGURANGAN NYERI PERSALINAN PADA KALA 1 FASE AKTIF DI BPS BIDAN KOKOM KOMARIAH CIJATI-MAJALENGKA TAHUN 2016

PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENGURANGAN NYERI PERSALINAN PADA KALA 1 FASE AKTIF DI BPS BIDAN KOKOM KOMARIAH CIJATI-MAJALENGKA TAHUN 2016 PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENGURANGAN NYERI PERSALINAN PADA KALA 1 FASE AKTIF DI BPS BIDAN KOKOM KOMARIAH CIJATI-MAJALENGKA TAHUN 2016 Oleh : Inna Antriana ABSTRAK Pengelolaan nyeri persalinan merupakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN BERAT LAHIR DENGAN KEJADIAN IKTERIK PADA NEONATUS TAHUN 2015 DI RSUD. DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN BERAT LAHIR DENGAN KEJADIAN IKTERIK PADA NEONATUS TAHUN 2015 DI RSUD. DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN HUBUNGAN BERAT LAHIR DENGAN KEJADIAN IKTERIK PADA NEONATUS TAHUN 2015 DI RSUD. DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Aunida Hasyyati*,Dwi Rahmawati 1,Mustaqimah 1 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin *Korepondensi

Lebih terperinci

GAMBARAN PENERAPAN METODE KANGURU DALAM PENCEGAHAN HIPOTERMI PADA BBLR DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN Oleh

GAMBARAN PENERAPAN METODE KANGURU DALAM PENCEGAHAN HIPOTERMI PADA BBLR DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN Oleh GAMBARAN PENERAPAN METODE KANGURU DALAM PENCEGAHAN HIPOTERMI PADA BBLR DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2011 Oleh Lilik Hanifah 1) dan Evi Ernawati 2) 1) Dosen Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasangan kateter merupakan tindakan keperawataan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya ilmu kesehatan memberikan sebuah kontribusi baru bagi dunia kesehatan dan semakin berkembangnya pengetahuan dalam dunia kesehatan

Lebih terperinci