BAB II STUDI PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II STUDI PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Siklus Produk dan Maintenance Siklus Produk Tujuan utama siklus produk adalah untuk mengumpulkan segala ilmu pengetahuan yang dapat dipergunakan kembali pada produk lain atau untuk menyelaraskan berbagai pengembangan produk sejenis yang bersaing (concurrent product). Siklus produk dibagi atas empat tahap, yaitu: 1. Conceive (Imagine, Specify, Plan, Innovate) Tahap ini merupakan penjabaran kebutuhan (requirement) konsumen, perusahaan, pasar dan regulasi yang terkait dengan produk yang akan dibuat atau dikembangkan. Kemudian, spesifiaksi produk secara garis besar dapat ditentukan. Sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan, konsep desain direalisaikan dalam gambar sketsa dan skema dengan mempertimbangkan nilai estetika dan aspek fungsional. 2. Design (Describe, Define, Develop, Test, Analyze, Validate) Tahap ini merupakan pendetailan desain dan bentuk produk yang dikembangkan, pengujian prototipe dan menentukan kelayakan produk untuk dijual pasar. Pada tahap ini juga sangat mungkin terjadi proses redesain jika terjadi requirement produk yang tidak tercapai atau produk gagal. 3. Realize (Manufacture, Make, Build, Produce, Sell, Deliver) Ketika proses desain telah divalidisasi, desain produk direalisasikan menjadi produk massal melalui berbagai tahap proses manufaktur yang telah ditentukan. Kemudian, produk massal tersebut siap untuk dipasarkan. 6

2 4. Service (Use, Operate, Maintain, Support, Sustain, Phase-Out, Retire, Recycle, Disposal) Setelah produk dipakai dalam rentang waktu tertentu, produk akan memasuki proses aging. Untuk menunda proses aging, produk perlu dirawat dan diperbaiki. Namun pada kenyataan, produk memiliki batas umur yang tidak bisa dikompromikan sehingga pada akhirnya produk dibuang atau didaur ulang. Gambar 2.1 Siklus produk ( Perawatan (Maintenance) Perawatan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjaga atau memperbaiki setiap fasilitas agar tetap dalam keadaan yang dapat diterima menurut standar yang berlaku pada tingkat biaya yang wajar. Preventive maintenance merupakan suatu kegiatan yang ditujukan untuk mencegah kerusakan pada suatu alat/fasilitas. Adapun keuntungan dari preventive maintenance adalah 1. Kerugian waktu produksi dapat diperkecil 2. Biaya perbaikan yang mahal dapat dikurangi atau dihindari 3. Interupsi terhadap jadwal yang telah direncanakan waktu produksi maupun perawatan dapat dihilangkan atau dikurangi 7

3 Gambar 2.2 Struktur perawatan (Diktat kuliah perawatan mesin oleh Indra Nurhadi) Sedangkan kerugian dari preventive maintenance adalah 1. PM terlalu banyak akan menghamburkan uang, tenaga dan suku cadang 2. Peralatan/fasilitas akan berpeluang cepat rusak karena frekuensi PM terlalu banyak 8

4 Preventive maintenance meliputi kegiatan cleaning, inspection, small repair dan running maintenance namun tidak menutup kemungkinan untuk melakukan shut down maintenance. Corrective maintenance merupakan suatu kegiatan yang ditujukan untuk memperbaiki suatu fasilitas untuk dapat mencapai standar yang diinginkan. Kegiatan pada corrective maintenance merupakan minor overhaul dan mayor overhaul. Emergency maintenance merupakan suatu kegiatan perbaikan kepada alat/fasilitas karena terjadi kerusakan yang tidak terduga sebelumnya. Maintenance yang diterapkan pada bus biasanya preventive maintenance secara periodik (misalnya pelumasan dan pengecekan oli), corrective maintenance karena adanya komponen yang dibiarkan sampai rusak (run to failure) dan emergency maintenance karena bus mogok pada saat sedang rusak. 2.2 Perawatan (Maintenance) Bus Bus merupakan sarana transportasi yang sangat popular dikalangan masyarakat Indonesia bahkan berbagai lapisan masyarakat sangat mengandalkan jasa layanan bus untuk melakukan aktivitas sosialnya sehari-hari. Oleh karena itu, konsumen atau pengguna jasa layanan bus selalu menuntut pelayanan yang optimum dan jaminan keselamatan saat diperjalanan (arrive alive) dari pihak perusahaan pengadaan bus. Untuk memenuhi tuntutan di atas, pihak perusahaan bus perlu melakukan strategi yang tepat yaitu salah satunya melakukan perawatan (maintenance). Perawatan (maintenance) bus selain untuk menjamin bus selalu beroperasi dalam keadaan optimum, juga akan menambah umur atau lifetime armada atau bus. Dengan mempertimbangkan dua keuntungan dari perawatan di atas, pihak perusahaan pengadaan bus bisa memprioritaskan komponen atau sistem yang paling perlu untuk dirawat. Hal ini dilakukan untuk menghemat biaya perawatan. Adapun komponen atau sistem yang paling perlu dirawat menurut penulis, yaitu: 1. Saringan udara (air filter) 2. Sabuk (drive belts) 9

5 3. Cek level fluida (checking fluid level) a. Oli mesin (engine oil) b. Oli transmisi (manual transmission/gear box oil) c. Fluida pendingin (coolant) d. Oli kardan (oil differential) e. Oli steering gear f. Oli master silinder dari rem dan kopling (brake and clutch master cylinder) g. Reservoir power steering h. Baterai (battery) 4. Saringan bahan bakar (fuel filter) 5. Bodi (body lubrication) 6. Rem (brakes) 7. Ban (tires) Saringan Udara (Air Filter) Saringan udara, ada dua jenis yaitu berbentuk tabung dan persegi empat, merupakan komponen kering (dry element) yang dapat diganti (replaced). Jadi, saringan udara tidak boleh dicuci atau dilumasi. Fungsi utama saringan udara adalah untuk menjaga kebersihan udara yang akan masuk ke ruang bakar dengan cara menyaring udara sehingga polutan akan terpisah dari udara, udara bersih akan digunakan untuk proses pembakaran bahan bakar sedangkan polutan akan tertinggal dipermukaan luar saringan. Gambar 2.3 Saringan udara (air filter) ( 10

6 Keterangan: Saringan udara untuk memisahkan polutan dari udara Nut untuk menutup dan mengunci cover Cover untuk melindungi saringan udara PVC filter Vacuum hose untuk menghembuskan udara Vacuum control untuk mengatur tekanan Shutter untuk mengatur aliran udara yang masuk Air intake merupakan saluran udara masuk Heater pipe berfungsi untuk memanaskan udara yang akan masuk ke dalam saringan udara Polutan yang tertinggal dipermukaan luar saringan terlalu banyak akan menyebabkan saringan udara menjadi kotor. Jika saringan udara terlalu kotor maka konsumsi udara akan berkurang sementara konsumsi bahan bakar akan meningkat atau pembakaran yang kaya bahan bakar akan terjadi di ruang bakar. Ketika hal ini terjadi, daya mesin akan menurun dan konsumsi bahan bakar akan boros sekali. Untuk menghindari kerugian di atas, maka dilakukan dua tahap perawatan, yaitu: 1. Pembersihan, saringan udara dibersihkan setiap mil = 4.828,032 km dengan menggunkan udara bertekanan rendah (low-pressure compressed air) yang ditiupkan dari sisi bagian dalam karena jika menggunakan udara bertekanan tinggi akan merusak saringan udara tersebut. 2. Penggantian, hal ini dilakukan setiap mil = ,32 km Sabuk (Drive Belts) Setiap bus memiliki pompa air, pompa power steering dan komponen lain yang semuanya digerakkan dengan sabuk karet. Bus model lama kebanyakan setiap komponen di atas digerakkan oleh sabuk masing-masing sedangkan untuk 11

7 bus model baru semua komponen di atas digerakkan oleh satu sabuk yang disebut serpentine belt. Gambar 2.4 Drive belt ( autorepair.about.com/library/faqs/bl709b.htm) Sama seperti komponen bus lainnya, sabuk juga akan mengalami aus dan retak sehingga sangat perlu untuk dirawat. Perawatan dilakukan setiap mil = 4828,032 km dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Melakukan inspeksi untuk memastikan tidak ada keausan dan retakkan fatal yang terjadi pada sabuk. Jika terjadi aus dan retak yang fatal, mesin akan mengalami overheating karena serpentine belt tidak berfungsi maksimal menggerakkan pompa air, pompa power steering dan alternator. Catatan: permukaan sabuk harus bebas dari oli pelumas ataupun minyak gemuk. 2. Menekan sabuk pada posisi pertengahan antara katrol kipas dan katrol alternator dengan gaya sebesar 22 lbs. Dengan gaya penekan sebesar 22 lbs, sabuk akan terdefleksi sebesar 3/8 ½ in. jika defleksi yang terjadi tidak berada diantara interval angka tersebut, sabuk memerlukan treatment perbaikkan. 3. Jika sabuk memerlukan penyetelan tegangan(tension), buka baut penyetel dan gerakkan sampai tegangan (tension) sabuk yang diinginkan tercapai. 12

8 Catatan: sabuk tidak boleh dipasang dengan tegangan(tension) yang terlalu besar karena akan merusak bantalan alternator Cek Level Fluida (Checking Fluid Level) Oli Mesin (Engine Oil) Level oli mesin harus dicek dalam jangka waktu tertentu dan ketika lampu indikator oli menyala atau ketika pressure gauge menginformasikan keadaan level oil yang rendah. Oli mesin harus diganti setiap mil = 48280,32 km atau setiap 24 bulan. Gambar 2.5 Lampu peringatan oli mesin ( Lampu indikator oli akan menyala ketika pressure oli terlalu rendah. Apabila mesin dipaksa beroperasi dengan kondisi lampu indikator menyala, mesin akan mati atau berhenti secara tiba-tiba. Tekanan oli yang rendah disebabkan oleh oli yang gagal dipompa, oli terhalang atau macet di saringan oli atau level oli yang rendah. Dipstick pada mesin dapat digunakan untuk mengukur level oli mesin. Pengukuran dilakukan ketika mesin masih dingin atau ketika mesin baru menyala dengan cara sebagai berikut: 1. Mencabut dipstick dari dalam mesin dan kemudian dipstick dibersihkan. 2. Memasukkan kembali dipstick ke dalam mesin dan kemudian dipstick dicabut kembali. indikator pada dipstick akan membantu memberikan informasi level oli. Ada dua indikator pada dipstick, yaitu; F full dan L low. 13

9 Gambar 2.6 Dipstick ( Oli mesin yang dipakai adalah oli yang direkomendasikan oleh API (American Petroleum Institute) dan ACEA (Association des Constructeurs Europeens d'automobiles ) Oli Transmisi (Manual Transmission/Gearbox Oil) Oli transmisi sebaiknya dicek setiap mil = km dan diganti setiap mil = ,32 km atau setiap 24 bulan. Gambar 2.7 Posisi filler plug dan drain plug ( Untuk mengetahui level oli dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Buka filler plug yang selalu terletak di bagian atas sedangkan bagian merupakan saluran drain. Level oli transmisi seharusnya menyentuh bagian dasar dari filler plug. 14

10 2. Jika level oli transmisi tidak mencapai dasar filler plug, oli baru harus ditambahkan sampai mencapai batas yang ditentukan Fluida Pendingin (Coolant) Level coolant sebaiknya dicek minimal setiap minggu atau ketika temperatur gauge mengindikasikan HOT (H). Dikarenakan sistem pendingin selalu bekerja pada tekanan tinggi, coolant didinginkan terlebih dahulu untuk menghindari kecelakaan dari air panas bertekanan tinggi. Gambar 2.8 Lampu peringatan sistem pendingin ( Level coolant seharusnya ¾ in di bawah filler neck ketika mesin dingin. Jika level kurang dari ¾ in, tambah air non-alkaline sampai batas level yang ditentukan atau jika coolant memakai antifreeze, ethylene glycol sebaiknya ditambahkan. Gambar 2.9 Level coolant dan pengisian ulang ( Beberapa model memakai sistem pendingin tertutup dengan pipa atau tube penghubung dari radiator sampai ke tangki ekspansi termal. Pada model ini, level 15

11 coolant dicek di tangki ekspansi. Tangki ekspansi seharusnya berisi ¾ dari isi tangki atau coolant mencapai garis/tanda FULL Oli Gardan (Differential Oil) Level oli pada kardan sebaiknya dicek setiap 6000 mil = km dan diganti setiap mil = km atau setiap 24 bulan. Pada saat pengukuran level oli, bus harus diparkir ditempat yang rata permukaan tanah atau jalan. Oil filler dan upper plug dibuka, biasanya terletak di bagian bawah kardan. Jika level oli tidak sampai pada bagian dasar dari filler hole, oli harus ditambahkan sampai pada batas level atas Oli Steering Gear Level oli pada steering gear sebaiknya dicek setiap mil = km. level oli seharusnya sampai pada filler plug hole. Jika level oli kurang, oli ditambahkan sampai pada batas yang telah ditentukan. Pada waktu pengecekan level oli, lakukan inspeksi terhadap kebocoran Oli Master Silinder Rem dan Kopling (Brake and Clutch Master Cylinder) Reservoir master silinder dari rem dan kopling dibuat dari plastik yang transparan sehingga level oli bisa dilihat dengan kasat mata dan sangat mudah untuk diisi ulang. Gambar 2.10 Lampu peringatan rem ( 16

12 Reservoir Power Steering Level oli power steering harus diperiksa secara periodik. Level oli seharusnya mencapai permukaan gauge yang dipasang di tutup reservoir. Gambar 2.11 Power steering oil reservoir ( Baterai (Battery) Level larutan elektolit dari baterai seharusnya berada di antara batas atas dan bawah. Apabila larutan elektrolit pada baterai kurang, tambahkan larutan elektrolit secukupnya. Catatan: jangan mengisi elektrolisa terlalu banyak, karena jika tumpah akan merusak braket baterai Saringan Bahan Bakar (Fuel Filter) Saringan bahan bakar berfungsi untuk menyaring partikel dan sedimen yang tercampur dengan bahan bakar karena jika partikel dan sedimen ikut masuk dan berakumulasi akan mengakibatkan saluran bahan bakar macet/mampet. Hal ini akan sangat berbahaya. 17

13 Gambar 2.12 Saringan bahan bakar ( Rata-rata setiap bus mengisi bahan bakar 200 liter setiap minggu. Hal ini bisa memberikan gambaran betapa banyak sedimen dan partikel yang berasal dari berbagai tangki pendam akan masuk ke tangki bus jika tidak disaring. Oleh karena itu, beberapa manufacturer menganjurkan untuk mengganti saringan bahan bakar setiap mil = km Bodi (body lubrication) Bagian bodi yang perlu dilumasi setiap tahunnya, yaitu; a. Engsel pintu b. Engsel pengunci pada pintu c. Roller pintu pada jenis pintu dorong Rem (Brakes) Rem merupakan komponen fasilitas pada bus yang sangat vital dalam mendukung keselamatan dalam perjalanan. Oleh karena itu, rem sebaiknya dicek setiap mil atau 12 bulan, namun tidak tertutup kemungkinan untuk mengecek rem kendaraan jika ditemukan gejala seperti: 1. Adanya peringatan dari Brake Warning Light 2. Adanya ketidakseimbangan steering wheel ke satu sisi ketika bus dikemudikan 18

14 3. Oli rem sudah habis sehingga perlu diisi ulang 4. Oli rem sudah kotor 5. Timbulnya suara gesekan pada saat pengereman 6. Timbul getaran pada pedal rem pada saat pedal rem diinjak Gambar 2.13 Disc brake ( concise.britannica.com/.../a-disc-brake-assembly) Gambar 2.14 Drum brake ( Ban (tires) Fungsi ban adalah menopang beban kendaraan dan meredam kejutankejutan yang ditimbulkan oleh keadaan permukaan jalan. Beban kendaraan dapat digolongkan atas tiga jenis, yaitu: 1. Beban atas bawah, yaitu beban karena karena adanya berat kendaraan 19

15 2. Beban kiri kanan, yaitu beban kerana adanya kontrol arah (pada saat kendaraan membelok) 3. Beban depan belakang, yaitu beban kerana adanya laju kendaraan atau karena adanya pengereman Pada kegiatan perawatan ban ada dua faktor yang paling fundamental, yaitu: 1. Tekanan Angin (Pressure) Ban ganda digunakan untuk jalan biasa, tekanan angin harus ± 0,5 Kg/cm 2 dari tekanan standarnya (sebaiknya dicek setiap sepuluh hari) Ban ganda untuk kecepatan tinggi, tekanan angin harus ± 0,1 Kg/cm 2 dari tekanan standarnya (sebaiknya dicek setiap sepuluh hari) Perbedaan tekanan untuk ban ganda maksimal 0,2 Kg/cm 2 2. Rotasi Ban (Rotation) Rotasi ban berfungsi agar keausan ban lebih merata pada permukaan kembang ban. Rotasi ban sebaiknya dilakukan mil = 8046,72 km dengan ketentuan sebagia berikut; Kendaraan dengan roda depan sebagai roda aktif Gambar 2.15 Arah rotasi ban 1 ( 20

16 Kendaraan dengan roda belakang sebagai roda aktif Gambar 2.16 Arah rotasi ban 2 ( Catatan: Ketebalan kembang ban minimal disetiap ban 1,6 mm di setiap permukaan kembang ban. Jika ketebalan kembang ban telah kurang dari 1,6 mm, ban harus diganti. 21

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3 PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3 PERAWATAN FORKLIFT Oleh FD20ST-3 Ady Prasetya (210345025) Hasan Basri (210345035) Muhamad Maulana (210345039) Apa itu forklift??? Forklift adalah sebuah alat bantu berupa kendaraan

Lebih terperinci

mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pihak

mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pihak Jenis Kendaraan Kode Kendaraan Bandara Tahun Form Checklist Tahunan untuk Foam Tender a No Pekerjaan Lakukan inspeksi pada fuel filter eksterior untuk mengetahui ada/tidaknya kebocoran yang terjadi pada

Lebih terperinci

Spesifikasi Oli dan Cairan Pendingin Untuk Kendaraan RIV

Spesifikasi Oli dan Cairan Pendingin Untuk Kendaraan RIV N o Spesifikasi Oli dan Cairan Pendingin Untuk Kendaraan RIV Tipe Lubricant Temperatur Kerja dan Spesifikasi Lubricant Di atas 0 C 0 C sampai - 8 C -8 C sampai 0 C Grease, Automotive, dan artilery NLGI

Lebih terperinci

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL MODUL PELATIHAN ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL Oleh: Sriyono 132206843 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2007 Servis Rutin

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIK. dilakukan setiap 1000 km (1 bulan), 5000 km (3 bulan), km (6 bulan),

BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIK. dilakukan setiap 1000 km (1 bulan), 5000 km (3 bulan), km (6 bulan), BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIK A. Umum Service berkala adalah perawatan kendaraan yang terdiri dari pemeriksaan, penyetelan, dan penggantian suku cadang sesuai kebutuhan yang dilakukan setiap 1000 km (1 bulan),

Lebih terperinci

BAB III PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN KOMPONEN MESIN XENIA DI KM

BAB III PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN KOMPONEN MESIN XENIA DI KM BAB III PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN KOMPONEN MESIN XENIA DI 10.000 KM DAIHATSU 3.1 Pengertian perawatan mesin Perawatan mesin adalah suatu usaha yang dilakukan untuk menjaga, memelihara, mempertahankan dan

Lebih terperinci

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) 1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) Memuat berlebihan tidak hanya memperpendek usia kendaraan anda, tetapi juga berbahaya, oleh sebab itu hindarkanlah. Berat muatan harus dibatasi oleh GVM ( berat kotor

Lebih terperinci

Bahan Sistem. Umum. Sistem. 2level

Bahan Sistem. Umum. Sistem. 2level mesin wajar dari tidak 2. Pedoman Pemeliharaan Vehicle Untuk Kendaraan Rapid Intervention terdapat di dalam kendaraan RIV adalah Mesin, Elektronik, Pengereman (Breaking System), Kemudi (Steering System),

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 Aulia Firdaus 1, Turmizi 2, Ariefin 2 1 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Safari Dharma Sakti Lingkup kerja praktek di PT.Safari Dharma Sakti pemeliharaan secara berkala kendaraan bus Mercedes Benz dan Hino meliputi

Lebih terperinci

Dengan memanfaatkan prosedur maintenance yang baik, dimana terjadi koordinasi yang baik antara bagian produksi dan maintenance maka akan diperoleh:

Dengan memanfaatkan prosedur maintenance yang baik, dimana terjadi koordinasi yang baik antara bagian produksi dan maintenance maka akan diperoleh: Preventive maintenance adalah suatu pengamatan secara sistematik disertai analisis teknis-ekonomis untuk menjamin berfungsinya suatu peralatan produksi dan memperpanjang umur peralatan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN PREVENTIF PADA PT DUNIA EXPRESS TRANSINDO 4.1 PERAWATAN PREVENTIF Perawatan preventif merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Perawatan (Maintenance) Perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran.

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN REM 4.1 PENGERTIAN PERAWATAN Perawatan adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk mencegah kerusakan terhadap suatu obyek, sehingga diharapkan dapat berfungsi secara maksimal

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PROSEDUR PENGUJIAN Pengambilan sampel pelumas yang sudah terpakai secara periodik akan menghasilkan laporan tentang pola kecepatan keausan dan pola kecepatan terjadinya kontaminasi. Jadi sangat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi pembebanan,

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian MULAI STUDI PUSTAKA PERSIAPAN MESIN UJI PEMERIKSAAN DAN PENGESETAN MESIN KONDISI MESIN VALIDASI ALAT UKUR PERSIAPAN PENGUJIAN PEMASANGAN

Lebih terperinci

JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM

JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM Diskripsi Unit Kompetensi: Kompetensi ini meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap pada pekerjaan melepas, memeriksa dan menyetel komponen rem piringan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUN PUSTAKA

BAB III TINJAUN PUSTAKA 15 BAB III TINJAUN PUSTAKA 3.1 Perawatan (Maintenance) Perawatan atau maintenance adalah aktivitas agar suatu komponen atau sistem yang rusak dikembalikan atau diperbaiki dalam suatu kondisi tertentu pada

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

Kepala Unit PKP-PK (NIP)

Kepala Unit PKP-PK (NIP) Shift Disiapkan Oleh, 2 Shift Disiapkan Oleh, 3 Jenis Kelidaraan Kode Kendaraan Bandara Minggu Ke Form Checklist Mingguan untuk Foam Tender $. No Elektrik Pekerjaan Periksa kondisi kabel dan koneksinya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Didalam melakukan pengujian diperlukan beberapa tahapan agar dapat berjalan lancar, sistematis dan sesuai dengan prosedur dan literatur

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA MODUL POWER THRESHER Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN 2015 Sesi Perontok

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 4.1. Menentukan Nilai Severity, Occurrence, Detection dan RPN 4.1.1 Oli dan Filter Hidrolik Kotor Kerusakan pada oli dan filter hidrolik dapat menyebabkan kenaikan temperature

Lebih terperinci

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI KISI KISI LOMBA KETERAMPILAN SISWA AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI TAHUN 2012 TUGAS A : TUNE UP MOTOR BENSIN WAKTU : 1. Persiapan ( 5 Menit) Tune Up Motor bensin pada kendaran Kijang 7K tahun 2007

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI:.01

Lebih terperinci

UJI KELAYAKAN BUS ANTAR KOTA ANTAR PROVINSI (AKAP) DI INDONESIA. Humisar Nainggolan

UJI KELAYAKAN BUS ANTAR KOTA ANTAR PROVINSI (AKAP) DI INDONESIA. Humisar Nainggolan UJI KELAYAKAN BUS ANTAR KOTA ANTAR PROVINSI (AKAP) DI INDONESIA TUGAS SARJANA Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Mesin Oleh Humisar Nainggolan 13103123 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN. 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear )

BAB IV PEMBAHASAAN. 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear ) BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear ) Differential gear atau sering dikenal dengan nama gardan adalah komponen pada mobil yang berfungsi untuk meneruskan tenaga mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Makalah ini di susun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah Sistem Pemindah Tenaga. di mana Dosen yang mengajar mata kuliah ini menuntun siswanya agar

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Gambar 4.1 Alur Proses Perawatan 31 1. Customer mengambil nomor antrian pada mesin antrian. 2. Customer memberikan data mobil beserta keluhannya kepada

Lebih terperinci

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10 BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10 3.1 Dasar Pompa oli Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari satu tempat ke

Lebih terperinci

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING 737-500 PK-GGF Eko Yuli Widianto 1, Herry Hartopo 2 Program Studi Motor Pesawat Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL NO. KODE JUDUL 1. WLO 01 ETOS KERJA 2. WLO 02 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 3. WLO 03 STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL LOADER 4. WLO 04 PEMELIHARAAN (MAINTENANCE) 5.

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS 4.1. Tujuan Perawatan Perawatan dan perbaikan merupakan suatu hal yang sangat penting agar suatu alat atau mesin dapat bekerja dengan baik. Karena dengan sistem perawatan

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Mengenal Motor Diesel Motor diesel merupakan salah satu tipe dari motor bakar, sedangkan tipe yang lainnya adalah motor bensin. Secara sederhana prinsip pembakaran pada motor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat memacu industri-industri terus berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkannya. Dalam bidang industri

Lebih terperinci

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR CVT (Continuous Variable Transmission) Modul ini disusun sebagai bahan ajar bagi siswa kelas XI TSM (Teknik Sepeda Motor) Disusun : Gunadi, S. Pd DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Tune Up Mesin Bensin TUNE UP MOTOR BENSIN

Tune Up Mesin Bensin TUNE UP MOTOR BENSIN TUNE UP MOTOR BENSIN 1 Membersihkan Saringan Udara Ganti bila sudah kotor belebihan Semprot dengan udara tekan dari arah berlawanan dengan arah aliran udara masuk 2 Periksa Oli Mesin Periksa : Jumlah Oli

Lebih terperinci

Urutan pedal : Kopling (selalu kaki kiri yang menginjaknya), Rem dan Gas (pakai kaki kanan secara bergantian)

Urutan pedal : Kopling (selalu kaki kiri yang menginjaknya), Rem dan Gas (pakai kaki kanan secara bergantian) Belajar Mengemudi Urutan pedal : Kopling (selalu kaki kiri yang menginjaknya), Rem dan Gas (pakai kaki kanan secara bergantian) Menghidupkan mobil dalam keadaan kopling di gigi nol 1) Pasang tali / sabuk

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Beberapa pengertian perawatan dapat diuraikan sebagai berikut :

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Beberapa pengertian perawatan dapat diuraikan sebagai berikut : BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Pengertian Perawatan Beberapa pengertian perawatan dapat diuraikan sebagai berikut : Menurut Drs. Sudjoko dalam bukunya yang berjudul adminitrasi materil, pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco 29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco G16ADP 2 langkah 160cc Dari pembongkaran yang dilkukan didapat spesifikasi komponen kopling kering mekanis

Lebih terperinci

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Tahap Pengujian Sepeda Motor Yamaha Mio Soul Tune Up Roller CVT Diameter 15mm Roller CVT Diameter 16mm Roller CVT Diameter 17mm Variasi Putaran Mesin Pengukuran Daya

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. HONDA SUPRA X 125 PGM-FI Honda Supra X adalah salah satu merk dagang sepeda motor bebek yang di produksi oleh Astra Honda Motor. Sepeda motor ini diluncurkan

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL NO. KODE JUDUL 1. WLO 01 ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA 2. WLO 02 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 3. WLO 03 STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL LOADER 4. WLO 04 PEMELIHARAAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Start Pemeriksaan awal per periodik Ada kerusakan Lepas wick assy dari TM Penggantian wick assy baru N Perbaikan Wick Assembly Y Tes Lubricator sesuai

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISIS MODEL MAINTENANCE QUALITY FUCTION DEPLOYMENT (MQFD)

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISIS MODEL MAINTENANCE QUALITY FUCTION DEPLOYMENT (MQFD) BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISIS MODEL MAINTENANCE QUALITY FUCTION DEPLOYMENT (MQFD) Perancangan model Maintenance Quality Function Deployment (MQFD) terdiri atas dua tahapan besar. Tahapan pertama adalah

Lebih terperinci

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga bulan September 2011 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo dan lahan percobaan Departemen Teknik

Lebih terperinci

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION SESSION 12 POWER PLANT OPERATION OUTLINE 1. Perencanaan Operasi Pembangkit 2. Manajemen Operasi Pembangkit 3. Tanggung Jawab Operator 4. Proses Operasi Pembangkit 1. PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT Perkiraan

Lebih terperinci

BAB IV PENGENALAN BALL MILL

BAB IV PENGENALAN BALL MILL BAB IV PENGENALAN BALL MILL 4.1 DESKRIPSI BALL MILL Ball Mill adalah alat penting untuk grinding setelah bahan dilumatkan. Mesin penggiling ini adalah alat yang efisien untuk grinding berbagai bahan menjadi

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Start Alat berat masuk ke Workshop Pengecekan sistem hidrolik secara keseluruhan komponen Maintenance Service kerusakan Ganti oli Ganti filter oli Ganti hose hidrolik

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PELAKSANAAN Mulai perawatan Pemeriksaan dan penyetelan pada mesin oil sealed rotary vacuum pump model P450 Membongkar dan memperbaiki komponen tersebut

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

Volvo Trucks. Driving Progress INFORMASI GARANSI. Warranty Department Volvo Truck Corporation

Volvo Trucks. Driving Progress INFORMASI GARANSI. Warranty Department Volvo Truck Corporation Volvo Trucks. Driving Progress INFORMASI GARANSI Warranty Department Volvo Truck Corporation Garansi Garansi Volvo dapat dianggap sebagai perlindungan untuk pelanggan yang membeli produk berkualitas premium.

Lebih terperinci

PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd.

PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd. PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd. Pendahuluan Operasi sepeda motor yang tanpa kerusakan dan aman, dan juga umur yang panjang adalah idaman dari setiap pemilik sepeda

Lebih terperinci

Smart Driving - Pedoman Mengemudi Aman dan Efisien

Smart Driving - Pedoman Mengemudi Aman dan Efisien BERKENDARA YANG BAIK Sustainability Engineering Design Biogas Power Compressed Renewable Methane Smart Driving - Pedoman Mengemudi Aman dan Efisien 1. Pengecekan Bagian Luar Mobil Sebelum menggunakan mobil

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian BAB III PROSEDUR PENGUJIAN Start Studi pustaka Pembuatan mesin uji Persiapan Pengujian 1. Persiapan dan pengesetan mesin 2. Pemasangan alat ukur 3. Pemasangan sensor

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 22 BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 3.1 Tempat Dan Objek Analisis Tempat untuk melakukan analisis dan perbaikan pada tugas akhir ini, adalah workshop otomotif

Lebih terperinci

BAB III PERAWATAN PADA MESIN MOBIL KIA RIO TIPE SF DAN JB

BAB III PERAWATAN PADA MESIN MOBIL KIA RIO TIPE SF DAN JB BAB III PERAWATAN PADA MESIN MOBIL KIA RIO TIPE SF DAN JB 3.1. Pengertian Perawatan Perawatan adalah suatu proses perawatan semua perlengkapan meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Perawatan

Lebih terperinci

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant ) LUBRICATING SYSTEM Adalah sistim pada engine diesel yang dapat merawat kerja diesel engine agar dapat berumur panjang, dengan memberikan pelumasan pada bagian-bagian engine yang saling bergerak/mengalami

Lebih terperinci

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) Adalah sistim dalam engine diesel yang berfungsi: 1. Mendinginkan engine untuk mencegah Over Heating.. 2. Memelihara suhu kerja engine. 3. Mempercepat dan meratakan

Lebih terperinci

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING 39 PRAKTEK PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING ( Toyota Kijang KF 40 ). 1. Memeriksa dan Menyetel Pedal Kopling.

Lebih terperinci

8 gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua obyek. Si

8 gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua obyek. Si BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Rem Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan aan atau memungkinkan parkir pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting

Lebih terperinci

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN 12.1. Pendahuluan Bab ini berisi sistem kelistrikan bodi yang berhubungan dengan suatu pengukur bagi pengemudi yang sebagian atau keseluruhannya berada pada panel

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Gambar 4.1, Alur proses perawatan (Sumber: Astrido group. 2016) 25 1 Customer mengambil nomor antrian pada mesin antrian. 2 Customer memberikan data

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN GENERAL SISTEM UTAMA KENDARAAN RINGAN DAN FUNGSINYA 10 001 1 BUKU INFORMASI Daftar Isi Halaman Bagian - 1 2 Pendahuluan 2 Definisi Pelatih,

Lebih terperinci

Bisnis Jual Beli Mobil Bekas. Karya Ilmiah Tentang Bisnis. Oleh ; Ardhi Fadli Adi NIM : Kelas ; SI TI 1K

Bisnis Jual Beli Mobil Bekas. Karya Ilmiah Tentang Bisnis. Oleh ; Ardhi Fadli Adi NIM : Kelas ; SI TI 1K Bisnis Jual Beli Mobil Bekas Karya Ilmiah Tentang Bisnis Oleh ; Ardhi Fadli Adi NIM : 10.11.4331 Kelas ; SI TI 1K STIMIK AMIKOM JOGYAKARTA 2011 Kata pengantar Dan Tujuan karya ilmiah ini dengan penuh kemudahan.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. MAKALAH SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. Kelas : XI. OTOMOTIF Tahun Ajaran : 2013/2014 SMK Negeri 5 Balikpapan Pendahuluan Kerja

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Identifikasi Kendaraan Gambar 4.1 Yamaha RX Z Spesifikasi Yamaha RX Z Mesin : - Tipe : 2 Langkah, satu silinder - Jenis karburator : karburator jenis piston - Sistem Pelumasan

Lebih terperinci

Perawatan System C V T

Perawatan System C V T Perawatan System C V T A. Pelumasan Colar pada pulley primer Sebab : Jika tidak ada pelumasan, akselerasi / percepatan tidak halus karena gerakan penyesuai pada primary sheave tidak bekerja dengan baik.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 MOTOR DIESEL Motor diesel adalah motor pembakaran dalam (internal combustion engine) yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar dengan

Lebih terperinci

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI I. URAIAN Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Bila steering wheel diputar, steering column akan meneruskan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR BAGAN... vii DAFTAR NOTASI... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1

Lebih terperinci

Konstruksi CVT. Parts name

Konstruksi CVT. Parts name Konstruksi CVT C 3 D 4 E 5 6F 7 G B 2 8 H Parts name A 1 A. Crankshaft B. Primary sliding sheave (pulley bergerak) C. Weight / Pemberat D. Secondary fixed sheave(pulley tetap) E. Secondary sliding sheave

Lebih terperinci

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci

telah aus 3) Penggantian Komponen {Discard Task) dan Intervalnya Pekerjaan Penggantian

telah aus 3) Penggantian Komponen {Discard Task) dan Intervalnya Pekerjaan Penggantian nspeksi Interval Sistem 2level.3 dilakukan yang J3 pemeliharaan Pekerjaan 635 d CO CO diatur sudah stop screw tepat yang steering Inspeksi gears mengetahui untuk oli ada/tidaknya tie dan link drag Inspeksi

Lebih terperinci

"CAP COMBI 2600 CL" (10,000 L tangki lumpur L air, total 15,250 L)

CAP COMBI 2600 CL (10,000 L tangki lumpur L air, total 15,250 L) "CAP COMBI 2600 CL" (10,000 L tangki lumpur + 5250 L air, total 15,250 L) Peralatan kombinasi yang diperuntukkan untuk menyedot & membersihkan saluran dan cairan apapun (tidak termasuk limbah berbahaya),

Lebih terperinci

Laporan Kondisi Kendaraan Tanggal inspeksi: 03/05/2017

Laporan Kondisi Kendaraan Tanggal inspeksi: 03/05/2017 Laporan Kondisi Kendaraan Tanggal inspeksi: 03/05/2017 No. Polisi: B 1106 TZK Warna Eksterior/Interior: Hitam/Coklat Merk: Honda Bahan Interior: Sarung Jok Model/Tipe: Jazz RS Bahan bakar: Bensin Transmisi:

Lebih terperinci

Laporan Kondisi Kendaraan Tanggal inspeksi: 22/03/2017

Laporan Kondisi Kendaraan Tanggal inspeksi: 22/03/2017 Laporan Kondisi Kendaraan Tanggal inspeksi: 22/03/2017 No. Polisi: B 1020 TRL Warna Eksterior/Interior: Silver/Coklat Merk: Suzuki Bahan Interior: Sarung Jok Model/Tipe: Ertiga GX Bahan bakar: Bensin Transmisi:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. luar yang memungkinkan kendaraan dapat bergerak serta dapat mengatasi

BAB II KAJIAN TEORI. luar yang memungkinkan kendaraan dapat bergerak serta dapat mengatasi BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Motor Bakar Seperti kita ketahui roda-roda suatu kendaraan memerlukan adanya tenaga luar yang memungkinkan kendaraan dapat bergerak serta dapat mengatasi keadaan, jalan, udara,

Lebih terperinci

TUGAS TUNE UP MESIN GASOLINE DAN MESIN DIESEL

TUGAS TUNE UP MESIN GASOLINE DAN MESIN DIESEL TUGAS TUNE UP MESIN GASOLINE DAN MESIN DIESEL D I S U S U N Oleh : Rezi Rizki KATA PENGANTAR Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-nya kepada saya, sehingga

Lebih terperinci

Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin

Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin A. Fungsi dan Unjuk Kerja Oli Mesin Oli mesin mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Pelumasan: mengurangi gesekan mesin 2. Perapatan: memastikan bahwa ruang pembakaran

Lebih terperinci

Laporan Kondisi Kendaraan Tanggal inspeksi: 09/02/2017

Laporan Kondisi Kendaraan Tanggal inspeksi: 09/02/2017 Laporan Kondisi Kendaraan Tanggal inspeksi: 09/02/2017 No. Polisi: B 1484 PAF Warna Eksterior/Interior: Marun/Coklat Merk: Toyota Bahan Interior: Kulit Model/Tipe: Vios G Bahan bakar: Bensin Transmisi:

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. kemajuan teknologi. Tahun 1885, Karl Benz membangun Motorwagen,

1. PENDAHULUAN. kemajuan teknologi. Tahun 1885, Karl Benz membangun Motorwagen, 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi adalah sarana bagi manusia untuk memindahkan sesuatu, baik manusia atau benda dari satu tempat ke tempat lain, dengan ataupun tanpa mempergunakan alat bantu.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 CARA PERAWATAN TURBOCHARGER Gambar 4.1 Turbocharger (Sumber : Data Pribadi) Turbocharger adalah bagian yang dibuat secara presisi, tetapi memiliki desain yang sangat sederhana, dan

Lebih terperinci

Periksa apakah laju aliran oksigen di setiap outlet sudah tepat. Nyalakan mesin dan periksa apakah terdapat kebocoran oli

Periksa apakah laju aliran oksigen di setiap outlet sudah tepat. Nyalakan mesin dan periksa apakah terdapat kebocoran oli Periksa apakah ada pertukaran udara yang cukup 4 Periksa fungsionalitas dari setiap outlet 0V 5 Periksa fungsionalitas dari setiap outlet V 6 Periksa sambungan ground pada semua sirkuit Periksa dan amankan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL 3.1 DESKRIPSI PERALATAN PENGUJIAN. Peralatan pengujian yang dipergunakan dalam menguji torsi dan daya roda sepeda motor Honda Karisma secara garis besar dapat digambarkan

Lebih terperinci

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering STEERING Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1. Pelaksanaan Pre Delivery Inspection Unit Forklift Fd30c3z pada engine c240 Forklift atau yang juga sering disebut sebagai lift truck adalah salah satu material handling yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses BAB II DASAR TEORI 2.1. Definisi Motor Bakar Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses pembakaran. Ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini mesin kalor dibagi menjadi 2

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/14 Revisi : 02 Tgl : 6 Februari 2014 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi : Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Umum

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Umum BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Umum Ada dua hal yang sangat spesifik yang harus dimengerti dan dipahami dalam menangani simulator pesawat terbang yaitu simulation software atau program komputer untuk simulasi dan

Lebih terperinci