BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sumarsono (2015 : 130), Waria adalah (Singkatan dari wanita-pria)
|
|
- Ida Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Waria Menurut Sumarsono (2015 : 130), Waria adalah (Singkatan dari wanita-pria) atau wadan (wanita-adam atau Hawa-Adam) merujuk pada orang-orang yang secara biologis atau fisik kelamin laki-laki tetapi berpenampilan (berpakaian dan berdandan) serta berperilaku seperti atau mengidentifikasi diri sebagai perempuan. Menurut (KBBI, 2009 : 846) Waria adalah wanita-pria yang bersifat dan bertingkah laku seperti wanita : pria yang mempunyai perasaan sebagai wanita. Menurut Oetomo (dalam Sumarsono, 2014 : 130), menyatakan biasanya waria merupakan kelas bawah, berasal dan beroperasi di kota kecil, sebagian masyarakat melacurkan diri di tempat-tempat tertentu sebagian lagi bekerja sebagai penata rambut dan sebagainya. Sebagian masyarakat tidak dapat menerima kehadiran waria di tengah lingkungan mereka, waria tersebut dianggap sebagai sampah masyarakat karena membawa pengaruh negatif di tempat mereka berinteraksi tetapi, tidak semua masyarakat berpandangan buruk tentang waria ada beberapa masyarakat yang menganggap waria adalah orang-orang yang sama dengan sebagaimana orang lainya, mereka dapat merasakan sedih, bahagia, cinta, kasih dan rasa saling menyayangi bahkan pada zaman sekarang kaum waria sudah memiliki HAM. Faktor-faktor penyebab sebagian waria berprilaku atau berpenampilan seperti wanita disebabkan oleh faktor lingkungan, keluarga, keinginan sendiri dan 5
2 terkadang faktor ekonomi juga dapat membuat mereka menjadi seorang waria dan tidak banyak juga beberapa dari mereka bekerja dengan cara menjual diri pada tempat-tempat tertentu oleh sebab itu, kaum waria dianggap berperilaku negatif di tengah masyarakat Bahasa Waria Menurut Oetomo ( dalam Sumarsono, 2004 : 130), bahasa waria termasuk bahasa rahasia. Bahasa ini digunkan oleh kaum waria itu sendiri dalam berkomunikasi sesama golongannya agar sebagian orang tidak mengetahui apa yang sedang mereka bicarakan. Th.C. van der Meij pernah mengajukan analisis dalam skripsi doktoralnya ([Berbagai aspek bahasa Rahasia di Jakarta]. 1983) di Universitas Kerajaan Leiden, yang memandang bahasa khusus waria/gay di Jakarta maupun Medan / Tapanuli beliau mengatakan bahwa bahasa waria itu merupakan bahasa bermain. Pendapat di atas dapat disimpulkan bahasa waria bukanlah bahasa yang resmi, melainkan bahasa tersebut diciptakan oleh pemakainya berdasarkan keinginanya sendiri. Menurut Oetomo (2001 : 63), mengatakan kata-kata bahasa binaan atau waria dibentuk dengan dua proses, yakni (1) proses perubahan bunyi dalam kata yang berasal dari bahasa daerah atau bahasa Indonesia; dan (2) proses penciptaan kata atau istilah baru ataupun pergeseran makna kata atau istilah (pelesetan) yang sudah ada dalam bahasa daerah atau bahasa Indonesia. 6
3 Oetomo mengatakan dalam penelitianya pembentukan bahasa waria yaitu pemertahanan suku kata atau bagian suku kata awal kata dasar, sementara selebihnya diubah seakan-akan kata lain. Contohnya : a. Sudah su- sutra b. Tidak ti- tinta Mengubah suku kata terakhir sehingga berakhiran dengan ong atau es dan mengubah bunyi/huruf vokal suku kata sebelumnya dengan e- (diucapkan [è]). Biasa juga dinamakan omong cong atau bahasa ong-ong, dan omong ces atau bahasa es-es. Contohnya : a. Laki lekong [lèkong] atau [lèkes] b. Sakit sekong [sèkong] atau [sèkes] 2.2 Landasan Teori Sosiolinguistik Menurut Halliday (1970) (dalam sumarsono 2014:2), menyebut sosiolinguistik sebagai linguistik intitusional, berkaitan dengan pertautan bahasa dengan orang-orang yang memakai bahasa itu. Sedangkan Pride dan Holmes (1972) (dalam Sumarsono 2014:2) merumuskan sosiolinguistik secara sederhana yaitu kajian bahasa sebagai bagian dari kebudyaan dan masyarakat. Di sini ada penegasan, bahasa merupakan bagian dari kebudayaan, bahasa bukan merupakan suatu yang berdiri sendiri. Menurut Fishman (1972) (dalam Sumarsono) tokoh penting sosiolinguistik, merevisi istilah sosiolinguistik menjadi sosiologi bahasa dengan definisi sebagai 7
4 berikut: sosiolinguistik menyoroti keseluruhan masalah yang berhubungan dengan organisasi sosial perilaku bahasa, tidak hanya mencakup pemakaian bahasa saja, melainkan juga sikap-sikap bahasa, perilaku terhadap bahasa dan pemakai bahasa Semantik Kata semantik dalam bahasa Indonesia (Inggris : semantics) berasal dari bahasa Yunani sema (kata benda yang berarti tanda atau lambang. Kata kerjanya adalah semaino yang berarti menandai atau melambangkan, dapat disimpulkan bahwasanya semantik adalah ilmu yang tentang makna atau tentang arti (Chaer, 1995:2). Penggunaan suatu bahasa adalah bagaimana suatu bahasa yang dimaksud tersebut digunakan atau bagaimana makna dari suatu kata. Mempelajari suatu makna pada hakikatnya berarti mempelajari bagaimana setiap pengguna bahasa dalam suatu kelompok masyarakat bahasa dapat saling mengerti. Makna sebagai penghubung dengan dunia luar harus sesuai dengan kesepakatan pemakainya. Semantik juga merupakan cabang linguistik yang mempunyai hubungan erat dengan ilmu-ilmu sosial lain seperti sosiologi dan antropologi. Sosiologi mempunyai kepentingan dengan semantik karena sering dijumpai kenyataan bahwa penggunaan kata-kata tertentu untuk mengatakan sesuatu makna dapat menandai identitas kelompok dalam masyarakat. Penyebutan kata masak dalam bahasa waria yaitu masako, jika di artikan dalam bahasa Indonesia kaum waria memaknai kata masako yaitu masak. Dalam penelitian ini penulis menggunakan semantik untuk melihat bagaimana makna kosa kata bahasa waria yang terdapat di Jalan Sisingamangaraja Medan. 8
5 Penulis memakai teori Goeffrey Leecch sebagai alat untuk mengkaji makna semantik dalam pemaknaan kosa kata yang ada pada bahasa waria, pemaknaan yang di pakai dalam kajian ini yaitu pengkajian makna stilistika Makna Stilistika Menurut Leech (2003 : 38), Makna Stilistika yaitu makna yang timbul akibat pemakaian bahasa, makna stilistika adalah makna berdasarkan pembagian dan tingkat pemakaian bahasa yang dari kata-katanya menunjukan kepada kita, lingkungan geografisnya, dialek dan asal usulnya. Dimensi variasi stilistika dalam gaya bahasa Inggris yaitu : a. Stilistika yang berhubungan dengan gaya tetap : 1. Individualisasi (gaya berbahasa si A, ibu X dan sebagainya) 2. Dialek (pemakaian bahasa di daerah tertentu atau lingkungan 3. Waktu ( bahasa yang digunakan pada abad XIX, berbeda dari sebagainya) b. Stilistika yang berhubungan dengan penyampaian gagasan: 1. Sarana (lisan, tulisan) 2. Cara berbahasa ( monolog, dialog) c. Stilistika yang berhubungan dengan gaya bahasa yang dikaitkan dengan waktu : 1. Ragam bahasa (bahasa hukum, bahasa iklan, dan sebagainya) 2. Status ( bahasa sopan, slang, dan sebagainya) 3. Modalitas (gaya bahasa pada ceramah, bergurau, dan sebagainya) 4. Kedirian ( gaya Dickens, gaya Hemingway, dan sebagainya) 9
6 2.2.3 Morfologi Menurut Kridalaksana (2008:159), menyebutkan bahwa morfologi, yaitu (a) bidang linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya; (b) bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian kata, yaitu morfem. Menurut Suhardi (2008: 23), morfologi sebagai salah satu cabang ilmu bahasa mengkaji masalah-masalah yang terkait dengan struktur kata. Dalam buku-buku tata bahasa Indonesia butir-butir yang dibicarakan dalam morfologi adalah masalah pembentukan kata dalam rangka penjenisan kata atau kelas kata, masalah bentuk dan jenis afiks, dan masalah makna afiks. Menurut Ramlan (2009: 21), morfologi adalah bagaian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Di dalam data penelitian ini (bahasa waria) tidak terdapat proses pembentukan kata berdasarkan penembahan imbuhan tetapi, setelah dilakukan penelitian terhadap data yang ada, di dalam data penelitian ini proses pembentukan kata yang terjadi yaitu berdasarkan penambahan fonem, penghilangan fonem, dan pertukaran fonem. Maka dari itu peneliti menggunkan gejala bahasa dalam proses pembentukan pada kosa kata bahasa waria di Jalan Sisingamangara Medan Gejala Bahasa Menurut Badudu (1985:57),Gejala bahasa adalah peristiwa yang menyangkut bentukan-bentukan atau kalimat dengan segala proses pembentukanya. Ada beberapa gejala bahasa yang terdapat pada data kosa kata bahasa waria yaitu 10
7 berupa penambahahan fonem( paragog ), pertukaran posisi fonem-fonemnya (sistematis), penghilangan fonem di akhir kata (apokop, penghilangan fonemdi tengah kata (sinkop) Variasi Bahasa Menurut Chaer dan Agustina (2004 : 62-64),Variasi bahasa adalah keanekaragaman bahasa yang disebabkan oleh faktor tertentu. Terjadinya kevariasian bahasa ini tidak hanya disebabkan oleh para penuturnya yang tidak homogen tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial yang dilakukan sangat beragam. Jika diliat dari segi penuturnya variasi dibagi menjadi idiolek, dialek, kronolek, dan sosiolek. Variasi idiolek ini berkenaan dengan warna suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat, dan sebagainya. Dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif,yang berada pada suatu tempat, wilayah, atau area tertentu. Kronolek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok sosial tertentu. Sosiolek atau dialek sosial, sosiolek adalah variasi yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya. Variasi bahasa merupakan salah satu gejala bahasa yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia. Hendaknya penggunaan variasi bahasa dalam kehidupan sehari-hari harus disesuaikan dengan konteks penggunaanya. 11
8 2.2.5 Jenis-jenis Variasi Bahasa Adapun pendekatan pada variasi bahasa menurut Char dan Agustina (2004: 66-67), variasi bahasa yang berhubungan dengan tingkat golongan, status, dan kelas dari penuturnya biasanya, variasi tersebut dibagi atas : 1. akrolek adalah variasi sosial yang dianggap lebih tinggi atau lebih bergengsi dari pada variasi sosial lainya. 2. basilek adalah variasi bahasa yang dianggap kurang bergengsi, atau bahkan dianggap dipandang rendah. 3. vulgar adalah variasi sosial yang ciri-cirinya tampak pemakaian bahasa oleh mereka yang kurang terpelajar, atau dari kalangan mereka yang tidak berpendidikan. 4. slang adalah variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia. Artinya variasi ini digunakan oleh kalangan tertentu yang sangat terbatas, dan tidak boleh diketahui oleh kalangan di luar kelompok itu. 5. kolokial adalah variasi sosial yang digunakan dalam percakapan seharihari. 6. jargon adalah variasi sosial yang digunakan secata terbatas oleh kelompok-kelompok sosial tertentu. 7. argot adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas pada profesiprofesi tertentu dan bersifat rahasia. 8. ken (Inggris + cant) adalah variasi sosial tertentu yang bernada memelas dibuat merengek-rengek, penuh dengan kepura-puraan. 12
9 2.3 Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai sosiolinguistik maupun penelitian tentang bahasa prokem bukanlah baru pertama kali ini dilakukan, sudah ada penelitian terdahulu tentang masalah tersebut. Menurut Manik (2004), dalam tesisnya yang berjudul Semantik pada Bahasa Gaul. Pada tesis ini penulis penulis melihat hahasa gaul dalam pemaknaan semantik, a. Bahasa gaul adalah bagian dari ragam bahasa yaitu ragam akrab yang terbagi dalam bahasa gaul khusus, b. Dari analisis data pemaknan diperoleh : 23,3% pemaknaan pada bahasa gaul memakai pemaknaan stilistika dan 20,3% pemaknaan bahasa gaul tematik 17,5% pemaknaan efektif 13,6%, pemaknaan konseptual 11, 7%, pemaknaan kolokatif 10,7% dan pemaknaan refleksi 2.9%., c. Dari penciptaan kosa kata pada bahasa gaul umum adalah penciptaan dari metafora dan kemudian penciptaan dari bahasa asing 29,1%, penciptaan kata dari bahasa daerah 18,3% penciptaan kosa kata 9,2%, dan penciptan kata yang anomali 4,2%, d. Dari analisis penciptaan kata, kata-kata dalam bahasa gaul khusus banyak diciptakan dari metafora 51%, penciptaan kata yang anomali 18,3% penciptaan kata dari singkatan 9,2% dan penciptaan kata dari kata singkatan 9,2%, dan penciptaan kata dari kata yang tidak jelas asal usulnta 4,2%, e. Bahasa gaul mempunyai funsi komunikatif yang efektif dipakai untuk mempererat hubungan pengujar dan pendemgar/lawan bicara. Menurut Sukmi (2006), dalam skripsinya yang berjudul Bahasa Gaul, menganalisis penggunaan bahasa gaul yang terdapat di dalam Kamus Bahasa Gaul (kemasusastra bahasa gaul; 2003) yang disususn oleh debby Sahertian. Dalam penelitianya dia membagi bahasa gaul ke dalam dua bagian yaitu bahasa 13
10 gaul umum ( bahasa yang sering digunakan muda-mudi di perkotaan untuk bergaul), dan bahasa khusus ( bahasa yang sering dipakai para waria). Selanjutnya dia menyatakan bahwa bahasa yang terdapat di dalam Kamus Bahasa Gaul merupakan bahasa gaul khusus, sehingga pembentukan kata dan makna bahasa gaul lebih dikhususkan pada bahasa gaul khusus yang terdapat dalam kamus tersebut. Menurut Novianty (2010) dalam skripsinya yang berjudul Bahasa gaul pada Tabloid Gaul. Dia mendeskrifsikan penggunaan bahasa gaul dan proses pembentukan bahasa gaul yang ada pada tabloid dalam gaul edisi 9 November Januari Bahasa gaul adalah bahasa yang digunakan untuk berteman dan bersahabat di tengah masyarakat. Bahasa gaul merupakan salah satu variasi bahasa yang digunakan masyarakat, terutama masyarakat di kalangan muda dan selebritis, sebagai ragam santai dalam komunikasi sehari-hari yang menambah rasa keakraban dan keintiman di antara mereka. Dari penelitian yang telah penulis lakukan terhadap tabloid Gaul (edisi 9 November Januari 2010), dapat disimpulkan bahwa: 1. Bahasa gaul berasal dari bahasa prokem dan dari dialek Jakarta dan kosa katanya terus mengalami perkembangan. Dilihat dari penggunaannya dalam kalimat ada kata-kata dalam bahasa gaul yang tidak dapat disamakan penggunaannya dalam bahasa Indonesia. Misalnya, penggunaan kata adverbia banget yang dapat disamakan dengan kata sangat. Namun dalam kalimat posisinya tidak dapat disamakan. Kata sangat yang disandingkan dengan kata sifat posisinya berada di depan kata sifat, sedangkan kata banget yang diiringi dengan kata sifat 14
11 posisinya selalu berada di belakang dari kata sifat tersebut. Kosa kata bahasa gaul juga terdiri dari beberapa partikel yang merupakan unsur dari bahasa Betawi atau dialek Jakarta. Seperti: Sih, Neh, Lho, Doang, Tuh, Deh, Dong, dan Kok. 2. Kosa kata bahasa gaul dibentuk dari kosa kata dasar bahasa Indonesia yang telah mengalami perubahan akibat adanya gejala bahasa, seperti : penghilangan fonem (aferesis, apokop, sinkop), penambahan fonem (epentetis dan paragog), gejala adaptasi, dan monoftongisasi. Bahasa gaul juga dapat dibentuk dari singkatan dan akronim. 3. Bahasa gaul bersifat terbuka dalam menerima istilah-istilah baru, oleh karena itu setiap istilah dalam bahasa gaul tidak bertahan lama, sewaktuwaktu dapat berganti dengan ukuran ketinggalan zaman atau tidak istilah tersebut di kalangan pemakainya. Menurut Osen ( 2014 ) dalam skripsinya yang berjudul Gangguan Berbicara psikogenetik pada waria tinjauan Psikolinguistik. Dia mendeskripsikan bagaimanakah gangguan fonologis pada penderita psikogenetik khususnya waria ketika berbicara dan bagaimanakah modalitas mental yang terungkap oleh penutur psikogenetik khususnya waria ketika berbicara, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa proses perubahahan pada kalimat dalam bahasa waria tidak memiliki keteraturan jika diteliti keseluruhan bentuk-bentuk perubahan itu. Hal ini dapat dikatakan sebagai salah salah satu fenomena bahasa. 15
12 Fenomena bahasa ragam bahasa waria menunjukan sipat kemanasukaan bahasa. Proses perubahan fonologi yang terjadi pada bahasa waria adalah dengan penggantian bunyi ujaran, perubahan bunyi ujaran, dan penghilangan atau pelesapan bunyi ujaran. Proses pengujaran bunyi bahasa pada ragam bahasa waria cenderung ditandai dengan pengujaran bunyi-bunyi yang dihasilkan. Hampir keseluruhan bunyi ujaran keseluruhan bunyi vokal pada bahasa waria dilafalkan dengan bunyi nasal. Terdapat juga pelafalan bunyi vokal panjang untuk menandai sikap kemayuan si pembicara terhadap bahasa yang digunakannya. Modalitas mental yang terungkap oleh variasi berbicara tersebut sebagian besar ditentukan oleh nada, intonasi, dan intensitas suara. Hal inilah yang menunjukan gangguan yang terjadi pada penderita. Sifat laki-laki yang menirukan wanita, tingkah laku yang kewanitawanitaan, dan penampilan yang menirukan penampilan wanita. Bentuk gangguan yang terlihat dari sikap penutur juga terlihat dari nada bicara, intonasi, dan cara pelafalan bunyi-bunyi ujaran. Menurut Utari (2014), dalam skripsinya yang berjudul Bahasa Alay Pada Remaja Dalam Kontelarasi Kebahahasaan Saat ini. Dia mendeskripsikan beberapa bentuk bahasa Alay dan maknanya, bentuk bahasa Alay tersebut seperti tampilan bahasa Alay melalui chatting pada terbitan bulan Juni sampai Juli yang berupa bahasa Alay terdiri dari tampilan fonem yang dibaca, misalnya Q dibaca akiu, tampilan singkatan dibaca kata, misalnya indg dibaca indang, tampilan kolaborasi huruf besar dan kecil dibaca kata, misalnya chya di baca cahaya, tampilan kolaborasi huruf dengan angka dibaca kata, misalnya s7 dibaca setuju, dan tampilan singkatan berupa akronim, misalnya lubis dibaca lucu abiz. 16
13 Sedangkan makna bahasa alay dilihat dari makna fonem, misalnya fonem Q bermakna aku, makna kata, misalnya indang bermakna ini, makna singkatan, misalnya PD bermakna percaya diri, dan makna akronim misalnya bermakna seneng betul. Selain itu tampilan bahasa Alay mengalami perubahan makna kata, yaitu perubahan makna kata dari bahasa Indonesia menjadi Alay. Misalnya kata garing dalam bahasa Indonesia yaitu kesas tetapi, dalam bahasa Alay bermakna nggak lucu. Penelitian yang akan dilakukan ini memiliki persamaan dengan penelitian yang sudah dilakukan. Penelitian ini mengangkat tentang bahasa prokem, akan tetapi penelitian ini berbeda dalam beberapa hal: Pertama, jenis bahasa prokem yang dikaji, dalam penelitian ini peneliti mengkaji jenis bahasa waria. Kedua, penelitian ini akan berfokus pada proses pembentukan bahasa waria di Jalan Sisingamangaraja Medan. 17
BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Manusia tidak terlepas dari bahasa, baik untuk mengungkapkan gagasan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain. Manusia tidak terlepas dari bahasa, baik untuk mengungkapkan gagasan,
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. beberapa konsep yaitu sosiolinguistik, ragam bahasa, dan bahasa gaul.
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dalam memahami hal hal yang ada dalam penelitian ini perlu dipaparkan beberapa konsep yaitu sosiolinguistik, ragam bahasa, dan bahasa gaul.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu identitas sebuah bangsa demikian juga halnya dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti bahasa Indonesia
Lebih terperinciMODUL. BAHASA dan SASTRA INDONESIA
YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tata kalimat, dan tata makna. Ciri-ciri merupakan hakikat bahasa, antara lain:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai rangkaian bunyi yang mempunyai makna tertentu yang dikenal sebagai kata, melambangkan suatu konsep. Setiap bahasa sebenarnya mempunyai ketetapan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bangsa. Melalui bahasa seseorang dapat mengetahui hakikat manusia. Dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi sekaligus menjadi alat pemersatu bangsa. Melalui bahasa seseorang dapat mengetahui hakikat manusia. Dengan demikian bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berekspresi. Selain itu, dalam membangun pertumbuhan mental seseorang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi utama yang mengawali segalanya. Bahasa dapat digunakan untuk menyampaikan informasi, pendapat, dan berekspresi. Selain itu, dalam
Lebih terperinciJURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016 p-issn: e-issn:
PENGARUH BAHASA GAUL TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA MAHASISWA UNSWAGATI Ratna Prasasti Suminar (Universitas Swadaya Gunung Jati) Abstrak Bahasa adalah identitas dari suatu negara sebagai alat untuk
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki bahasa daerahnya masing-masing. Hal tersebut sejalan dengan hakikat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang sangat membutuhkan sebuah sarana untuk berinteraksi satu sama lain. Meskipun terdapat begitu banyak sarana yang dapat digunakan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandung nilai kesopanan, sehingga mudah dipahami oleh lawan bicara.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap manusia hidup tidak akan lepas dari bahasa. Bahasa adalah alat komunikasi yang paling mudah cara penyampaiannya. Untuk menyampaikan komunikasi, atau
Lebih terperinciPENGGUNAAN BAHASA GAUL DALAM TABLOID GAUL DESSY NOVIANTY NIM
PENGGUNAAN BAHASA GAUL DALAM TABLOID GAUL SKRIPSI Oleh NIM 060701013 DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 PENGGUNAAN BAHASA GAUL DALAM TABLOID GAUL Oleh NIM
Lebih terperinciBENTUK DAN FUNGSI RAGAM BAHASA GAUL REMAJA KOTA METROPOLITAN
BENTUK DAN FUNGSI RAGAM BAHASA GAUL REMAJA KOTA METROPOLITAN (Studi Kasus Pemakaian Ragam Bahasa Gaul Siswa SMA Negeri 66 Jakarta) Disusun Oleh: LATHIFATUL ULYA - 13010113140136 FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dalam memahami hal-hal yang ada dalam penelitian ini perlu dipaparkan beberapa konsep yaitu sosiolinguistik, remaja, dan variasi bahasa. 2.1.1
Lebih terperinciVARIASI BAHASA DALAM SOSIOLINGUISTIK. A. Pengertian Sosiolinguistik
VARIASI BAHASA DALAM SOSIOLINGUISTIK A. Pengertian Sosiolinguistik Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin antara sosiologi dan linguistik, dua bidang ilmu empiris yang mempunyai kaitan yang sangat
Lebih terperinciRAGAM BAHASA REMAJA PUTERI DALAM PERCAKAPAN INFORMAL DI KAMPUS UPI TASIKMALAYA Oleh: Enung Rukiah ABSTRAK
RAGAM BAHASA REMAJA PUTERI DALAM PERCAKAPAN INFORMAL DI KAMPUS UPI TASIKMALAYA Oleh: Enung Rukiah ABSTRAK Ragam bahasa remaja putri dalam percakapan informal di Kampus UPI Tasikmalaya cukup bervariasi,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Meja Siswa di MTs Muhammadiyah Patikaraja Tahun 2015 berbeda dengan penelitian
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian mengenai Proses Pembentukan Kata Ragam Bahasa pada Coretan di Meja Siswa di MTs Muhammadiyah Patikaraja Tahun 2015 berbeda dengan penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nani Astuti, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa dan masyarakat merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Bahasa akan selalu berhubungan dengan masyarakat penutur begitu pula sebaliknya, masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa sebagai rangkaian makna yang bisa memberikan sesuatu arti untuk dapat dimengerti
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide-ide, penggambaran, hal-hal, atau benda-benda ataupun gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Penelitian yang mengangkat masalah Pemertahanan Bahasa Bali belum ada yang melakukan di daerah Gorontalo, namun peneliti menemukan di internet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial antara individu dengan individu lain. Interaksi tersebut dapat dilakukan dengan tindakannya
Lebih terperinciModul ke: BAHASA INDONESIA RAGAM BAHASA. Fakultas EKONOMI DAN BSNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN
Modul ke: BAHASA INDONESIA Fakultas EKONOMI DAN BSNIS Drs. SUMARDI, M. Pd. RAGAM BAHASA Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN Ragam bahasa diartikan sebagai variasi bahasa menurut pemakaian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, digunakan baik sebagai bahasa pengantar sehari-hari ataupun bahasa pengantar di lingkungan formal seperti bahasa pengantar sekolah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi tersebut, manusia memerlukan
Lebih terperinciPengertian Universal dalam Bahasa
Pengertian Universal dalam Bahasa Istilah bahasa didefinisikan sebagai wujud komunikasi antarmanusia untuk dapat saling mengerti satu sama lain, sebagaimana yang dilansir oleh Edward Sapir tahun 1921.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipergunakan oleh individu maupun masyarakat. Tanpa ada bahasa berarti tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang berbentuk lisan dan tulisan yang dipergunakan oleh individu maupun masyarakat. Tanpa ada bahasa
Lebih terperinciDAFTAR SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PRASYARAT GELAR... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS... iv PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT...
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alasan peneliti memilih judul Penggunaan Campur Kode ceramah ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5 November 2013. Peneliti ingin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunitas yang terdapat di Indonesia sangat banyak, salah satunya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunitas yang terdapat di Indonesia sangat banyak, salah satunya adalah komunitas waria. Sebuah komunitas dapat memunculkan variasi bahasa yang terbentuk untuk memudahkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Anak sekolah di taman kanak-kanak hingga mahasiswa di
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setelah bangsa Indonesia berhasil lepas dari belenggu penjajahan dengan diproklamasikannya Negara Kesatuan Republik Indonesia, bahasa Indonesia memiliki peran yang lebih
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. relevansi teori terhadap masalah yang diteliti dalam penelitian ini yakni gejala
BAB II LANDASAN TEORI Peneliti menggunakan beberapa teori gabungan dari para ahli bahasa untuk mendukung penelitian ini. Pemilihan teori tersebut mempertimbangkan relevansi teori terhadap masalah yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi manusia dalam berinteraksi di lingkungan sekitar. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Hal ini harus benar-benar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh suku, daerah dan bangsa dalam bersosial. Tanpa adanya bahasa, komunikasi antar manusia akan terhambat. Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seperti pendapat Kridalaksana (1982: 17) bahwa bahasa (language)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi utama dalam kehidupan sosial. Dengan bahasa anggota masyarakat menyampaikan pikiran untuk melakukan kontak sosial.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu kegiatan yang rutin dilakukan oleh pihak sekolah untuk menyambut kedatangan siswa baru. Kegiatan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam berkomunikasi menjadi sangat penting. Hal ini ditunjukkan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini keberadaan talk show atau dialog interaktif sebagai sarana dalam berkomunikasi menjadi sangat penting. Hal ini ditunjukkan dengan semakin beragamnya talk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Bahasa merupakan ciri yang paling khas dari manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu sarana komunikasi sangat penting bagi masyarakat. Bahasa merupakan ciri yang paling khas dari manusia yang mampu membedakan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan manusia yang lain. Ia selalu berhubungan dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Hubungan ini dapat
Lebih terperinciPENGARUH PRESTISE LOKASI TUTURAN TERHADAP RAGAM BAHASA REMAJA PUTERI DALAM PERCAKAPAN INFORMAL Kurniawati., S.Pd., M.Pd.
PENGARUH PRESTISE LOKASI TUTURAN TERHADAP RAGAM BAHASA REMAJA PUTERI DALAM PERCAKAPAN INFORMAL Kurniawati., S.Pd., M.Pd. Abstrak Penggunaan bahasa dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah
Lebih terperinciRAGAM BAHASA PEDAGANG KAKI LIMA DI TERMINAL PURABAYA SURABAYA: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK. Ratna Dewi Kartikasari Universitas Muhammadiyah Jakarta
RAGAM BAHASA PEDAGANG KAKI LIMA DI TERMINAL PURABAYA SURABAYA: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK Ratna Dewi Kartikasari Universitas Muhammadiyah Jakarta ABSTRAK Penelitian ini mengaji tentang ragam bahasa Pedagang
Lebih terperinciBahasa Indonesia. Ragam Bahasa. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen
Bahasa Indonesia Modul ke: Ragam Bahasa Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Hakikat Bahasa Kedudukan Bahasa Kedudukannya Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, komunikasi berasal dari kata kerja bahasa Latin, Communicare,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis, komunikasi berasal dari kata kerja bahasa Latin, Communicare, artinya memberitahukan atau menyampaikan. Communictio, artinya, hal memberitahukan;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan.
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini diuraikan mengenai: (1) latar belakang, (2) fokus penelitian, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, dan (5) penegasan istilah. Berikut diuraikan penjelasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Campur kode adalah percampuran antara dua bahasa atau lebih dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Campur kode adalah percampuran antara dua bahasa atau lebih dalam berkomunikasi. Campur kode dalam masyarakat Indonesia saat ini masih banyak dijumpai. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa yang berkembang di masyarakat sangat beragam. Ragam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa yang berkembang di masyarakat sangat beragam. Ragam bahasa tersebut digunakan sesuai kondisi yang ada. Preston dan Shuy (dalam Chaer, 2002: 105) mengatakan ragam
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian.
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Alih Kode Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian. Menurut KBBI konsep adalah rancangan dasar, ide, pengertian, dan gambaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia memerlukan sarana untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya untuk media cetak, media sosial maupun media yang lainnya. Bahasa kini dirancang semakin
Lebih terperinciVARIASI BAHASA. oleh. F P B S Universitas Pendidikan Indonesia
VARIASI BAHASA oleh Dra.Lilis Siti Sulistyaningsih, M.Pd. F P B S Universitas Pendidikan Indonesia 1) Pengertian Variasi Bahasa Dalam pandangan sosiolinguistik, bahasa tidak saja dipandang sebagai gejala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Wahyuni, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepeda motor mulai mendominasi jalan-jalan di kota besar, contohnya kota Bandung. Hal menarik yang dapat dilihat dari sepeda motor adalah kegemaran pengendaranya menempelkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia memiliki status sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang kebanggaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan. Akan tetapi penelitian tentang interferensi bahasa telah banyak dilakukan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Kajian tentang penggunaan bahasa Suwawa khususnya di lingkungan masyarakat Kecamatan Bone Raya Kabupaten Bone Bolango belum pernah dilakukan. Akan tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bersosial atau hidup bermasyarakat tidak pernah meninggalkan bahasa, yaitu sarana untuk berkomunikasi satu sama lain. Dengan berbahasa kita memahami apa yang orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permen Kis di produksi oleh PT Mayora Indah. Produk permen ini banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen Kis di produksi oleh PT Mayora Indah. Produk permen ini banyak ditemukan di supermarket, warung, asongan, ataupun di toko makanan. Permen Kis menawarkan produk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Debby Yuwanita Anggraeni, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bagian ini, dipaparkan mengenai pendahuluan penelitian yang dapat diuraikan sebagai berikut. Adapun uraiannya meliputi (1) latar belakang, (2) identifikasi masalah, (3) batasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi, manusia dapat memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa (language) merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN BAHASA GAUL DALAM WACANA CERPEN REMAJA DI TABLOID GAUL EDISI BULAN JANUARI-FEBRUARI 2009 SKRIPSI
0 ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA GAUL DALAM WACANA CERPEN REMAJA DI TABLOID GAUL EDISI BULAN JANUARI-FEBRUARI 2009 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai wahana komunikasi digunakan setiap saat. Bahasa merupakan alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang dihasilkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem yang dibutuhkan bagi manusia untuk dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Bahasa menyampaikan pesan, konsep, ide, perasaan atau pemikiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa, terdapat aturan-aturan pemakaian bahasa yang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antar sesama. Melalui bahasa manusia dapat mengekspresikan ide dan gagasan yang ada di dalam pikiran. Di dunia ini terdapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Silfi Pitriyanti, 2014 Penggunaan Abreviasi Pada Ranah Kesehatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbahasa merupakan salah satu kegiatan sehari-hari manusia dalam berkomunikasi, yang artinya dengan berbahasalah manusia saling berkomunikasi dan berinteraksi
Lebih terperinci: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul
Judul Skripsi : Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Nama : Eli Rahmat Tahun : 2013 Latar Belakang Menurut Keraf bahasa memiliki empat fungsi, yaitu (1) sebagai alat untuk mengekpresikan diri, (2)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Kebutuhan akan bahasa sudah jauh sebelum manusia mengenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan menyampaikan maksud kepada lawan bicaranya. Bahasa terdiri atas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana yang sangat penting untuk berinteraksi dengan manusia yang lainnya. Manusia merupakan makhluk individu dan makhluk sosial yang membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam segala segi kehidupan, manusia tidak dapat terlepas dari bahasa. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu berhubungan dengan anggota masyarakat yang lain.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia memerlukan. komunikator (pembicara atau penulis) maupun sebagai komunikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. situs yang memuat komunitas para backpacker dari seluruh penjuru dunia serta
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kegiatan backpacking semakin banyak diminati, terutama oleh kalangan anak muda. Hal tersebut dibuktikan dengan munculnya berbagai situs yang memuat komunitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Nurlaila Djamali (2005) mengkaji tentang Variasi Bahasa Bolaang Mongondow
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Disadari bahwa penelitian ini bukanlah kajian pertama yang mengangkat masalah ini. Telah banyak penelitian yang relevan sebelumnya. Berikut adalah uraian singkat
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK LINGUISTIK : BAHASA. Linguistik adalah ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya.
BAB 3 OBJEK LINGUISTIK : BAHASA Linguistik adalah ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. 1. Pengertian Bahasa Kridalaksana (1983) : bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Bab III pada penelitian ini akan dibahas mengenai metode yang berhubungan dengan penelitian yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, sumber data dan data penelitian, prosedur
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang variasi penggunaan bahasa dalam brosur obat-obatan herbal belum
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Kajian tentang variasi penggunaan bahasa dalam brosur obat-obatan herbal belum pernah dilakukan, namun terdapat beberapa kajian yang dipandang relevan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sebuah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan oleh masyarakat umum dengan tujuan berkomunikasi. Dalam ilmu bahasa dikenal dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seseorang dapat bertutur dengan bahasa tertentu secara tiba-tiba dalam situasi penuturan baik bersifat formal maupun yang bersifat informal. Mengganti bahasa diartikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, yaitu bahasa tulis dan bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. individu lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berinteraksi itulah manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan sebuah interaksi dengan individu lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berinteraksi itulah manusia membutuhkan media bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zenitha Vega Fauziah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengindentifikasi diri (KBBI, 2008:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang anak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya (Simanjuntak:1987:157).
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK 2.1 Teori-Teori Yang Relevan Dengan Variabel Yang Diteliti 2.1.1 Pengertian Semantik Semantik ialah bidang linguistik yang mengkaji hubungan antara tanda-tanda
Lebih terperinciOBJEK LINGUISTIK = BAHASA
Nama : Laela Mumtahanah NIM : 1402408305 BAB III OBJEK LINGUISTIK = BAHASA Objek kajian linguistik yaitu bahasa 3. 1. Pengertian Bahasa Objek kajian linguistik secara langsung adalah parole karena parole
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik,
Lebih terperinciBAB1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah
BAB1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah suatu bahasa. Sesuai dengan sifat bahasa yang dinamis, ketika pengetahuan pengguna bahasa meningkat,
Lebih terperinciPEMAKAIAN ISTILAH-ISTILAH DALAM BAHASA JAWA DIALEK SURABAYA PADA BERITA POJOK KAMPUNG JTV YANG MELANGGAR KESOPAN-SANTUNAN BERBAHASA SKRIPSI
PEMAKAIAN ISTILAH-ISTILAH DALAM BAHASA JAWA DIALEK SURABAYA PADA BERITA POJOK KAMPUNG JTV YANG MELANGGAR KESOPAN-SANTUNAN BERBAHASA SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat-syarat
Lebih terperinciPENGANTAR. 1. Pengertian Sosiolinguistik 2. Masalah Yang Dikaji Sosiolinguistik
PENGANTAR 1. Pengertian Sosiolinguistik 2. Masalah Yang Dikaji Sosiolinguistik Pengantar مقدمة Bahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi dapat dikaji secara internal dan eksternal. Kajian internal mikrolinguistik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Univesitas Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam melakukan kegiatannya sehari-hari, manusia tidak dapat lepas dari bahasa. Bahasa merupakan alat utama yang digunakan manusia dalam berkomunikasi dan
Lebih terperinciModul ke: BAHASA INDONESIA. Ragam Bahasa. Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.
Modul ke: BAHASA INDONESIA Ragam Bahasa Fakultas FEB Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda menurut topik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia membutuhkan alat untuk berkomunikasi dalam masyarakat. Kalimat berperan penting sebagai wujud tuturan dalam berkomunikasi dan berinteraksi sesama manusia. Penutur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran 2011/2012. Bab 1 ini mencakup latar belakang masalah penelitian,
2 BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab 1 peneliti memaparkan yang menjadi pendahuluan penelitian Studi tentang Register Penyiar Radio sebagai Bahan Pembelajaran Berbicara serta Pelaksanaannya pada Siswa Kelas X
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari lapisan atas sampai lapisan bawah. Bahasa surat kabar harus lancar agar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang kita dapat dengan mudah memperoleh informasi mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di dalam atau luar negeri melalui media elektronik atau cetak. Setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia memerlukan sarana untuk
Lebih terperinciMasmimar Mangiang, Dasar-dasar Penulisan materi kuliah Departemen Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Indonesia
Menulis adalah merekonstruksi fakta, dan alat untuk merekonstruksi itu adalah bahasa. Kata atau pilihan kata menjadi sangat menentukan dalam hal mengungkapkan makna atau pengertian yang hendak kita nyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam lisan maupun tulisan. Tanpa bahasa, seseorang tidak dapat berinteraksi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial dan anggota masyarakat memerlukan bahasa sebagai media komunikasi untuk berinteraksi dengan makhluk lainnya untuk mengungkapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Pada umumnya seluruh kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia membutuhkan bantuan orang lain untuk melangsungkan kehidupannya. Bahasa sangat penting untuk melakukan
Lebih terperinci