BAB I PENDAHULUAN. dinamakan De Poerwokereto Tosche Hulp, Spaar-en Land Boow Crediet

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi di Indonesia pertama kali didirikan dan dirintis tahun 1895 oleh seorang patih dipurwokerto bernama Raden Aria Wirjaatmadja dan dinamakan De Poerwokereto Tosche Hulp, Spaar-en Land Boow Crediet Bank 1895, yang lebih menyerupai lembaga perbankan. Sejarah mencatat dalam perkembangannyamenjadi Bank Rakyat Indonesia hingga saat ini. Koperasi diindonesia sebagai organisasi yang tumbuh dalam kurun waktu yang panjang dengan semangat yang dikandungnya, dan mengalami berbagai gejolak selama masa perjuangan. Gerakan koperasi mempunyai peranan yang besar dalam usaha perjuangan kemerdekaan, diantaranya adalah Gerakan Budi Utomo yang didrikan tahun 1908 oleh Dr.Sutomo, memberikan kepada koperasi peranan untuk memperbaiki kehidupan rakyat. Demikian pula dengan serikat dagang islam yang justru bergerak dikalangan kaum pedagang yang bertujuan untuk memperjuangkan kedudukan pengusaha-pengusaha pribumi. Kemudian pada tahun 1929, Partai Nasional Indonesia mengadakan kongres dalam rangka menyabarluaskan semangat koperasi. Perkembangan koperasi setelah kemerdekaan malah mengalami tantangan besar yaitu bagaimana koperasi dapat benar-benar berfumgsi bagi masyarakat banyak untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

2 2 Hal tersebut terlihat dalam pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 menggariskan : Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. 1. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. 2. Bumi, air, dan kekayaan alam terkandung didalamnya dikuiasai oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya unuk kemakmuran rakyat. Penjelasan pasal 33 Udang-Undang Dasar 1945 tersebut menekankan bahwa kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan dan salah satu bangun usaha yang sesuai adalah koperasi, serta menempatkan koperasi baik dalam kedudukan sebagai soko guru perekonomian nasional, maupun sebagai sebagai bagian integral tata perekonomian nasional. Suatu fakta yang patut dicatat ialah bahwa koperasi sebagai suatu sistem dalam tatanan ekonomi Indonesia, yang tidak dapat ditemui dalam Undang- Undang Dasar negara manapun dimuka bumi. Selain itu guna mendukung gerakan koperasi ini, pemerintah mengesahkan Undang-Undang nomor 12 tahun 1967 tentang pokok-pokok perkoperasian yang kemudian diperbaharui dengan Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian. Dengan memperhatikan kedudukan koperasi seperti tersebut disaat, maka koperasi, maka peran koperasi sangatlah penting dalam menumbuh kembangkan potensi ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan kehidupan

3 3 demokrasi ekonomi yang mempunyai cirri-ciri demokratis, kebersamaan, kekeluargaan, dan keterbukaan. Dalam kehidupan ekonomi seperti itu, koperasi seharusnya memiliki ruang gerak dan kesempatan usaha yang luas menyangkut kepentingan kehidupan ekonomi rakyat. Pembangunan ekonomi perlu diarahkan sehingga semakin berperan dalam perekonomian nasional, dimana perekonomian nasional saat ini harus dapat bersaing dengan perekonomian global menuju era pasar bebas. Hal ini koperasi diharapkan mampu berkembang maju dan bersaing dengan bentuk badan usaha lainnya bersama-sama membangun perekonomian Indonesia menuju era pasar bebas. Untuk itu koperasi membutuhkan profesionalisme yang tinggi dalam menerapkan konsepkonsep manajemen yang ada sejalan dengan makin berkembangannya kegiatan usaha koperasi saat ini, yang memerlukan adanya sistem pertanggung jawaban yang baik dan informasi yang relevan dan dapat diandalkan guna perencanaan, pengendalian, serta pengambilan keputusan. Salah satu penerapan konsep manajemen dengan profesionalisme ialah dengan menggunakan akuntansi bagi koperasi yang dirasakan kurang dalam penerapannya kurangnya perhatian gerakan koperasi terhadap akuntansi tentunya berkaitan erat dengan kondisi obyektif yang dihadapi koperasi dan persepsi pihak-pihak yang berkepentingan dengan koperasi terhadap akuntansi itu sendiri. Sebaliknya kurangnya perhatian orangorang yang berprofesi akuntan terhadap koperasi berkaitan erat dengan

4 4 permintaan gerakan koperasi terhadap koperasi terhadap jasa akuntansi dan persepsi para akuntan terhadap prospek usaha koperasi. Memang dalam Undang-Undang nomor 85 tahun 1992 tidak mengandung satu pasal atau ayat yang secara jelas menyebutkan perlunya akuntansi dalam pengelolaan koperasi. Tetapi dalam 30 ayat 1d dan 1e dari undang-undang tersebut menyebutkan bahwa pengurus bertugas : 1. Mengajukan laporan keungan dan pertanggungjaaban pelaksanaan. 2. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib. Sedangkan dalam pasal 35 Undang undang yang sama menyebutkan : Setelah tahun buku koperasi ditutup, paling lambat satu bulan senelum diselenggarakan rapat anggota tahuna, pengurus menyusun laporan tahunan yang memuat sekurang-kurangnya : 1. Perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca akhir tahun buku yang lampau dan perhitungan hasil usaha dari tahun yang bersangkutan serta penjelasan atas dokumen tersebut. 2. Keadaan dan usaha koperasi serta hasil usaha yang dapat dicapai. Juga dalam pasal 40 menyebutkan bahwa koperasi dapat meminta jasa audit kepada akuntan publik. Jadi secara implicit, undang-undang nomor 25 tahun 1992 mewajibkan pengurus koperasi untuk melaksanakan dan atau menggunakan akuntansi dalam menjalankan aktivitasnya serta dalam rangka penyususan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

5 5 Dilain pihak sebelum Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 disahkan, berdasarkan Surat Keputusan Nomor : 17/SKB/BLK/VII/1987 dan Nomor : 01/KEP/VII/1987, Departemen Koperasi dan Ikatan Akuntan Indonesia sepakat untuk mengadakan kerjasama penyusunan standar akuntansi guna menunjang pertumbuhanbadan usaha koperasi. Akhirnya pada bulan September 1994, Ikatan Akuntan Indonesia mengeluarkan Pernyataan Koperasi (PSAK No. 27) yang berpedoman pada konsep dasar akuntansi keuangan yang ditampung dalam Prinsip Akuntansi Indonesia. Dengan terbitnya standar akuntansi tersebut, berarti koperasi dapat menyusun laporan keuangannya berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian tentang akuntansi koperasi ini penerapannya sedikit memiliki perbedaan dengan akuntansi yang berlaku pada badan usaha seperti biasanya. Perbedaan antara koperasi dan badan usaha swasta murni seperti perseroan terbatas yang mempengaruhi akuntansi, secara garis besar yaitu : 1. Permodalan dan penyertaan masing-masing anggota. Modal koperasi koperasi berubah-ubah tergantung pada keluar masuknya anggota koperasi, sedangkan pada badan usaha lainnya modal relative tetap sifatnya. Selain itu modal dalam koperasi lebih berfungsi sebagai alat, dimana anggota lebih diutamakan dan keuntungan dibagi tersendiri menurut Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Koperasi, sedangkan pada usaha koperasi lainnya

6 6 modal merupakan factor utama dan keuntungan dibagi menurut besarnya modal disetor. 2. Perhitungan rugi laba atau sisa hasil usaha. Perhitungan rugi laba dalam koperasi lazim disebut perhitungan Sisa Hasil Usaha (SHU). Berdasarkan PSAK No.27, sisa hasil usaha harus dibedakan antara sisa hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dengan sisa hasil usaha yang diselenggarakan bukan untuk anggota, sedangkan pada badan usaha lainnya tidak pemisahan usaha yang dilakukan untuk anggota atau bukan anggota. Kenyataan demikian mengharuskan akuntansi sebagai system informasi peka terhadap permasalahan yang ada, dengan mengingat bahwa untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, maka akuntansi harus dikembangkan dengan perhatian kepada lingkungan dimana akuntansi beroperasi. Sementara itu tuntutan dan desakan telah diajukan bagi peran akuntansi dalam memenuhi kebutuhan koperasi sebagai pemakai. Untuk membantu penyusunan skripsi ini, penulis memilih Koperasi Guru Bina Sejahtera sebagai obyek penelitian. Dengan menulis skripsi mengenai akuntansi untuk koperasi ini, penulis mencoba mengemukakan, mengaitkan, serta memberikan gambaran seberapa jauh penerapan akuntansi untuk koperasi ini dalam keadaan sebenarnya sehingga dapat menjadikan suatu masukan yang layak bagi para pemakainya.

7 7 Berdasarkan uraian diatas, penulis mengajukan judul Analisis Penerapan Standar Akuntansi Keuangan pada Koperasi Guru Bina Sejahtera. B. Perumusan Masalah Beberapa masalah yang diajukan oleh penulis sehubungan dengan hal-hal yang telah diuraikan diatas adalah sebagai berikut : Apakah penyusunan laporan keuangan yang digunakan Koperasi Guru Bina Sejahtera telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan untuk Koperasi (PSAK No.27)? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk menganalisa : Penyusunan Laporan Keuangan yang digunakan Koperasi Guru Bina Sejahtera dengan PSAK No.27. D. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini penulis membatasi penelitian pada hal-hal yang relevan dengan perumusan masalah serta tujuan penelitian yang disebutkan diatas yaitu Laporan Keuangan Koperasi yang meliputi hanya pada Neraca dan Perhitungan Sisa Hasil Usaha. Periode yang menjadi

8 8 Fokus Penelitian adalah tahun 2009 dimana pada tahun 2009 Koperasi di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat signifikan. E. Manfaat penelitian Adapun manfaat dari hasil penelitian yang dilakukan penulis adalah : 1. Sebagai bahan informasi dan sumbangan pemikiran untuk dapat mengembangkan usaha koperasi dengan baik, bagi perkoperasian Indonesia pada umumnya dana bagi semua pihak yang memerlukan terutama anggota Koperasi Guru Bina Sejahtera pada khususnya. 2. Agar penerapan standar akuntansi keuangan untuk koperasi semakin meluas dan berkembang di Indonesia yang akan berdampak positif diera pembangunanyang berkesinambungan. 3. Sebagai salah satu syarat penulis guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi, Universitas Mercu Buana Jakarta.