BAB IV ANALISIS TENTANG PREDATOR PRICING PEDAGANG TELUR AYAM DI KELURAHAN BANARAN KECAMATAN BANYU PUTIH KABUPATEN BATANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS TENTANG PREDATOR PRICING PEDAGANG TELUR AYAM DI KELURAHAN BANARAN KECAMATAN BANYU PUTIH KABUPATEN BATANG"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS TENTANG PREDATOR PRICING PEDAGANG TELUR AYAM DI KELURAHAN BANARAN KECAMATAN BANYU PUTIH KABUPATEN BATANG A. Analisis Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Predator Pricing Pada Pedagang Telur Ayam Di Kelurahan Banaran Kecamatan Banyu Putih Kabupaten Batang Dengan semakin banyaknya konsumen yang membutuhkan akan suatu barang yang beragam, maka semakin memperluas pula pasar dengan munculnya pengusaha-pengusaha baru. Selain itu tuntutan ekonomi juga menjadi faktor bagi seseorang untuk berwirausaha karena di jaman sekarang tidak mudah untuk mencari pekerjaan berdasarkan ucapan beberapa responden, tetapi juga harus punya modal untuk berwirausaha dan tidak sekedar modal dengkul saja. Jumlah pengusaha semakin banyak maka akan disusul dengan adanya persaingan dalam berusaha, yang dimaksud persaingan usaha adalah suatu kegiatan bersaing/bertanding di antara pengusaha yang satu dengan pengusaha lainnya di dalam memenangkan pangsa pasar/share market, dalam upaya melakukan, menawarkan produk barang dan jasa kepada konsumen dengan strategi pemasaran yang diterapkan. Dalam berwirausaha memang seorang pengusaha tidak bisa menghindari persaingan yang terjadi antar pengusaha, tetapi kembali lagi 64

2 65 pada perilaku atau sikap mereka maing-masing dalam menghadapi persaingan. Apakah mereka beranggapan pesaing adalah lawan sehingga menciptakan persaingan yang tidak sehat, atau mereka menganggap pesaing bukan lawan sehingga persaingan yang terjadi secara sehat tanpa ada tindakan anarkis, penipuan, dan saling curang. Apa saja sebenarnya faktor-faktor yang mempengaruhi predator pricing pada pedagang telur ayam di kelurahan Banaran? Gambar di bawah ini memberikan deskripsi mengenai lima kekuatan yang menentukan daya tarik industri dan profitabilitas industri jangka panjang. Kekuatan tersebut adalah: (a) Ancaman masuknya pesaing baru (Pengusaha telur ayam yang baru memulai), (b) Ancaman munculnya pengganti, (c) Posisi tawar pembeli, (d) Posisi tawar supplier, (e) Tingkat persaingan antara pesaing-pesaing yang ada. Gambar 4. 4 Faktor-Faktor Yang Mendorong Munculnya Persaingan pedagang telur ayam di kelurahan Banaran. Pengusaha telur ayam yang baru memulai Ancaman pemain baru Posisi tawar supplier Supplier telur ayam Pesaing Industri telur ayam (Intensitas Persaingan) Pembeli telur ayam Posisi tawar pembeli Ancaman pengganti Pengganti telur ayam

3 66 1. Ancaman masuknya pesaing baru (pedagang telur ayam yang baru memulai) Masuknya pesaing baru dalam satu pasar dapat meningkatkan terjadinya kompetisi, dengan demikian akan mengurangi daya tariknya. Ancaman masuknya pesaing baru (Pengusaha telur ayam yang baru memulai) sangat tergantung pada batasan-batasan masuk. Beberapa segmen produksi telur ayam mempunyai tingkat batasan yang mudah untuk dimasuki. Batasan utama untuk memasuki dunia perdagangan telur ayam, diantaranya ialah: skala ekonomi, persyaratan permodalan / investasi, biaya pengalihan pelanggan, serta akses ke saluran distribusi. Karena mudahnya batasan-batasan ini, mengakibatkan banyak munculnya peasaing-pesaing baru. 2. Ancaman pengganti Kehadiran produk pengganti, seperti halnya kehadiran produksi telur arab, produksi telur ayam kampung, dan produksi telur asin (telur bebek) dapat menurunkan daya tarik dan persaingan perdagangan karena produk tersebut akan membatasi tingkat harga. Ancaman produk-produk pengganti tergantung pada kemauan pembeli terhadap produk pengganti tersebut, yang mana harga produk pengganti tersebut biasanya relatif lebih mahal. 3. Posisi tawar supplier Supplier yaitu seseorang yang menjalankan usaha menyalurkan atau memasarkan sesuatu barang (produk) tertentu dalam jangka waktu

4 67 tertentu. Biaya produk yang dibeli oleh supplier akan mempunyai dampak yang signifikan terhadap profitabilitas pengusaha telur ayam. Jika supplier mempunyai kekuatan tawar yang tinggi melebihi pengusaha telur ayam, maka secara teori industri pengusaha telur ayam tersebut akan menjadi kurang menarik. Posisi tawar ini akan naik kalau ada banyak pembeli; supplier mengancam untuk mengintegrasikan kedepan pengusaha telur ayam tersebut. 4. Posisi tawar pembeli Pembeli merupakan orang atau organisasi yang menciptakan kebutuhan adanya suatu usaha telur ayam. Kekuatan tawar pembeli akan menjadi lebih besar jika: terdapat hanya sedikit pembeli yang dominan dan banyak penjual telur ayam tersebut; produk distandariasi; pembeli mengancam mengintegrasikan ke belakang kepada pengusaha telur ayam tersebut; supplier tidak mengancam untuk mengintegrasikan ke depan industri tersebut; dan industri tersebut bukan kelompok utama yang menyediakan telur ayam ke pembeli. 5. Intensitas Persaingan Intensitas persaingan antara pesaing dalam suatu industri tertentu akan tergantung pada: a. Struktur kompetisi: sebagai contoh persaingan pengusaha telur ayam akan menjadi lebih keras saat dimana hanya terdapat beberapa pesaing kecil atau yang sejajar; persaingan akan berkurang saat pengusaha telur ayam mempunyai tengkulak/pengepul yang jelas.

5 68 b. Struktur biaya pengusaha telur ayam pengusaha telur ayam dengan biaya tetap tinggi mendorong pesaing-pesaing untuk mengisi kapasitas kosong dengan memotong harga. c. Tingkat diferensiasi: terdapat banyaknya pengusaha telur ayam yang ada mengakibatkan persaingan yang lebih besar. d. Biaya perpindahan: persaingan berkurang saat pembeli mempunyai biaya perpindahan yang tinggi, yaitu ada biaya yang signifikan yang dihubungkan dengan keputusan untuk membeli suatu produk tertentu dari supplier alternatif. Misalkan: biaya pakan yang murah. e. Tujuan-tujuan strategis: saat para pesaing mengejar strategi pertumbuhan agresif, maka persaingan akan semakin keras; sebaliknya saat para pesaing memperoleh keuntungan dalam suatu industri yang matang, maka tingkat persaingan akan berkurang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang memfokuskan pada Pedagang Telur Ayam di Kelurahan Banaran Kecamatan Banyu Putih. Sebagai Pedagang Telur Ayam yang beragama Islam dalam menghadapi persaingan usaha, jika pengusaha pedagang telur ayam itu juga menyertakan agama yang merupakan keyakinan mereka dan mempunyai aturan-aturan di dalamnya, maka memang seharusnya dalam praktek bisnisnya mereka menciptakan persaingan usaha yang sehat agar saling menguntungkan satu sama lain dan terlebih akan terjalin hubungan yang baik antar pengusaha.

6 69 B. Dampak Predator Pricing Pedagang Telur Ayam Di Kelurahan Banaran Kecamatan Banyu Putih Kabupaten Batang Terhadap Harga Telur Ayam. Praktik Predator Pricing dalam konteks persaingan usaha adalah suatu perilaku pelaku usaha yang umumnya memilik posisi dominan di pasar atau sebagai pelaku usaha incumbent menetapkan harga yang merugikan secara ekonomi selama suatu jangka waktu yang cukup panjang. Strategi ini dapat mengakibatkan Pedagang Telur Ayam yang baru Di Kelurahan Banaran tersingkir dari pasar dan atau menghambat pelaku usaha lain untuk masuk ke pasar. Berikut ini adalah hasil wawancara penulis dengan pedagang telur ayam di Kelurahan Banaran yang terkena dampak predator pricing. Sutrisno adalah salah seorang pedagang telur ayam di Kelurahan Banaran. Beliau adalah orang asli Banaran begitu juga istrinya ibu Baiq Hartini. Mereka mempunyai 2 orang anak dan sekarang tinggal di Rt 04. Sutrisno memulai usahanya pada tahun Namun sebelum memulai usaha telur ayam, beliau juga pernah membuka usaha lainnya yaitu rental PS (Play Station), namun karena sepinya pengunjung dan juga karena usaha rental PS ini sudah banyak di buka oleh beberapa orang di daerah Banaran, akhirnya Sutrisno memutar otak untuk membuka usaha lainnya, kemudian beliau memilih membuka dagang telur ayam. Sutrisno memilih usaha ini karena menurut Sutrisno usaha telur ayam adalah salah satu jenis sembako yang selalu diminati para konsumen. Selain rasanya yang enak dan bisa diolah menjadi beberapa jenis masakan, harga telur ayam juga sangat terjangkau. Di

7 70 setiap usaha yang dijalani seseorang pasti pernah menemui kendala. Begitupula dengan usaha yang dijalani oleh Sutrisno, kendala yang dialami adalah Menyiasati gejolak harga yang diakibatkan karena persaingan usaha yang begitu ketat, usaha Sutrisno pun tidak berjalan lancar bahkan hampir gulung tikar hal ini karena kurangnya modal yang dimiliki Sutrisno. Karena apabila ada suatu pedagang yang mempunyai modal besar, pedagang yang mempunyai modal besar ini akan memberlakukan harga dibawah harga pasar, gunanya untuk apa? tidak lain tentunya untuk mematikan persaingan dengan pelaku usaha pesaing yang tidak mempunyai modal yang besar. Dengan diberlakukannya harga yang murah, secara otomatis konsumen akan berduyun-duyun untuk membelinya. Sehingga pedagang telur pesaing akan gulung tikar alias bangkrut. Bapak H. Mufaidun adalah salah satu dari sekian banyak orang yang pernah merasakan suksenya jadi seorang pengusaha. Beliau pernah sukses berwirausaha perdagangan telur ayam. Bapak H. Mufaidun memulai usaha perdagangan telur ayam ini pada tahun Usaha ini merupakan usaha yang pertama kali dibuka oleh Bapak H. Mufaidun. Alasan mengapa beliau memilih usaha ini pada saat itu, karena beliau mengaggap bahwa usaha ini akan berkembang degan cepat karena di Kelurahan Banaran banyak yang sukses dengan usaha dagang telur ayam. Awalnya Bapak H. Mufaidun hanya menjual telur jika ada yang memesan, namun karena menerima pesanan hampir setiap hari, beliau akhirnya memberanikan diri untuk mulai membuka usaha perdagangan telur ayam ini. Bermodal uang Rp yang

8 71 dapatkan dari tabungannya sendiri, Bapak H. Mufaidun mulai menyetok telur di rumahnya. Cara promosi yang digunakan yaitu dari mulut ke mulut. Meskipun hanya dengan menyetok telur di rumahnya dan tidak punya toko, rata-rata keuntungan bersih yang didapatkan Bapak H. Mufaidun sekitar Rp setiap bulan, namun keuntungan bersih yang diperoleh tiap bulannya tidak selalu sama, tergantung pada banyak tidaknya telur yang dibeli. Meskipun demikian, dari usaha ini beliau dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada bulan Ramdhan terutama menjelang hari raya keuntungan yang didapatkan Bapak H. Mufaidun bisa mejadi 2 kali lipat, karena pada bulan ini pembeli telur ayam semakin banyak. Di setiap usaha yang dijalani seseorang, pasti pernah menemui kendala. Begitupula dengan usaha yang dijalani oleh Bapak H. Mufaidun, kendala yang dijumpai adalah persaingan dengan pedagang baru, pedagang baru yang tempatnya tidak begitu jauh dari rumahnya ini berani menjual telur dengan harga yang lebih murah yang mengakibatkan pelanggan Bapak H. Mufaidun berpindah. Penjualan telur Bapak H. Mufaidun pun mulai berkurang. Untuk menghindari kerugian yang semakin besar akibat berkurangnya pelanggan, Bapak H. Mufaidun mulai mencoba menurunkan harga telur yang beliau jual. Menurunya harga jual telur ini menyebabkan keuntunganya semakin berkurang. Mulai berkurangnya keuntungan, membuat pendapatan yang didapatkan Bapak H. Mufaidun semakin sedikit. Sehingga untuk menghindari kerugian yang lebiih besar lagi Bapak H. Mufaidun akhirnya lebih memilih untuk mennutup usahanya beberapa bulan yang lalu.

9 72 Ibu Rahayu wanita berusia 49 tahun tinggal di Rt 01 Banaran,bersama suami dan satu orang putranya.ia membuka usaha telur ayam.pada awalnya usaha tersebut dilatar belakangi oleh suaminya yang sudah tidak bekerja lagi, ditambah dengan putranya yang berkuliah yang memerlukan biaya,banyaknya kebutuhan hidup serta sedikitnya uang pensiun suaminya. Dari situlah awal mula Ibu Rahayu ingin membuka usaha untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.pada awalnya ia melakukan usaha kerupuk kulit,namun dirasa terlalu berat. Akhirnya salah seorang teman suami beliau memberi saran agar mereka usaha untuk berdagang telur ayam,dan kebetulan bapak dari teman suaminya tersebut adalah pengusaha telur ayam juga. Selama 10 tahun menggeluti usaha telur ayam beliau juga pernah mengalami kendala, salah satunya adalah persediaan telur dari agen tidak konsisten, terpakainya uang tabungan untuk kebutuhan sehari-hari. Namun ia juga mempunyai keberhasilan, kini ia sudah mempunyai banyak pelanggan tetap, seperti tooktoko klontong, dan toko di pasar Banaran yang selalu membeli telur ayam miliknya selama 3 hari sekali. Beliau juga menceritakan kepada saya tentang usahanya tersebut, menurutnya pelanggan adalah yang nomor satu, beliau harus pintar dalam memenuhi permintaan pembeli. Selama 10 tahun ini beliau juga pernah mendapat komplain dari para konsumen seperti telur yang berbau busuk, serta telur yang lebih kecil dari penjual telur yang lain. Namun, ia selalu menerima komplain tersebut dan selalu mengganti telur yang dianggap busuk. Beliau juga bercerita bahwa pernah telurnya lama tidak laku dikarenakan adanya saingan dari penjual lain yang menjual telurnya lebih

10 73 murah dan lebih besar, namun beliau tidak putus asa, sampai akhirnya sekarang banyak orang yang tetap memilih telur yang ia jual. Menurutnya ada beberapa cara untuk mencapai kesuksesan dalam berwirausaha antara lain,harus selalu percaya diri,selalau optimis akan berhasilnya suatu usaha, tidak malu dengan apa yang dikerjakan selama itu benar, dan pandai mengatur keuangan. Secara umum dampak predator pricing yang dialami oleh pedang pesaing yaitu bisa gulung tikar kalau tidak punya modal besar hal ini karena apabila ada seorang pedagang yang mempunyai modal besar, pedagang yang mempunyai modal besar ini akan memberlakukan harga dibawah harga pasar, gunanya untuk apa? tidak lain tentunya untuk mematikan persaingan dengan pelaku usaha pesaing yang tidak mempunyai modal yang besar. Dengan diberlakukannya harga yang murah, secara otomatis konsumen akan berduyun-duyun untuk membelinya. Sehingga pedagang telur pesaing akan gulung tikar alias bangkrut. Dalam jangka pendek, Predator Pricing berdampak menguntungkan bagi konsumen, namun setelah menyingkirkan pesaing Pedagang Telur Ayam di Kelurahan Banaran dari pasar dan menghambat calon pesaing baru, pelaku usaha dominan atau memiliki modal besar tersebut mengharap dapat menaikkan harga secara signifikan. Umumnya harga yang ditetapkan untuk menutupi kerugian tersebut merupakan harga monopoli (yang lebih tinggi) sehingga dapat merugikan konsumen. Praktik ini adalah upaya untuk

11 74 memaksimalkan keuntungan dan menutup kerugian yang ditimbulkan ketika melakukan Predator Pricing atau harga rendah. Strategi penetapan harga yang sangat rendah, yang termasuk limit pricing strategy diidentifikasikan dengan keinginan pelaku usaha monopolis atau dominan untuk melindungi posisinya dengan cara melakukan pemotongan harga secara substansial atau melakukan peningkatan produksi secara signifikan. Perilaku ini dimaksud agar tidak memberi kesempatan atau daya tarik pada pelaku usaha baru untuk masuk ke dalam industri sehingga pelaku usaha monopolis mempertahankan posisi dominannya. Meskipun penetapan harga rendah dapat menguntungkan konsumen, namun keuntungan tersebut hanya untuk beberapa waktu saja, karena setelah jangka waktu tertentu, dimana sejumlah pelaku usaha pesaing tersingkir dari pasar, konsumen justru akan dirugikan setelah pelaku usaha menetapkan harga yang sangat tinggi. C. Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Predator Pricing Pedagang Telur Ayam Di Kelurahan Banaran Kecamatan Banyu Putih Kabupaten Batang Istilah persaingan dalam berbisnis sudah tidak asing lagi didengar oleh pengusaha-pengusaha dan hal itu menjadi tantangan mereka dalam berwirausaha. Namun tergantung pada perilaku mereka, tertutama bagi pengusaha muslim, janganlah sampai berbisnis dengan bersaing secara yang tidak sehat, seperti berperilaku tidak semestinya terhadap pengusaha lain

12 75 yang menjadi pesaingnya dengan menjatuhkan harga dari pasaran, menjelekjelekkan produk yang dijual pengusaha lain, dan masih banyak contoh lainnya. Untuk itu masih banyak cara yang bisa dilakukan pengusaha dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat, yaitu dengan hal-hal yang positif, salah satu contohnya dengan melakukan inovasi terhadap barang yang diproduk, sehingga konsumen akan dengan sendirinya minat untuk membeli barang yang diperjualbelikan. Sedangkan untuk etika bisnis Islam, membawa pengaruh pada perilaku pengusaha yang dapat diukur dari seberapa besar pemahanan mereka akan adanya etika bisnis Islam. Dalam hal ini peneliti menggunakan 5 indikator pada aksioma dasar etika bisnis Islam, yaitu: tauhid, kesimbangan, kehendak bebas, tanggungjawab, dan kebenaran. Hal ini terangkum dalam pernyataan berikut: 1. Tidak lalai dalam beribadah meski sibuk bekerja. 2. Tidak curang dalam berbisnis. 3. Tidak menimbun barang. 4. Tidak memaksa pembeli. 5. Memberi upah kepada pegawai sesuai haknya. 6. Memenuhi pesanan konsumen sesuai kesepakatan. 7. Bersikap murah hati dan akrab kepada konsumen. 8. Jujur dalam menjalankan usaha. 9. Menjaga amanah orang lain.

13 76 Dari aksioma dasar etika bisnis Islam tersebut, jika pengusaha telur ayam tersebut menjawab item pernyataan pada wawancara dengan jawaban yang mencerminkan mereka faham akan etika bisnis Islam berarti mereka telah mempraktekkan dalam kegiatan bisnisnya sehari-hari. Hasil wawancara dengan para pedagang Telur Ayam di Kelurahan Banaran Kecamatan Banyu Putih tentang etika berdagang dengan adanya motif sosial ekonomi dan motif agama, yang terangkum dalam aspek etika terdiri dari aksioma dasar etika bisnis Islam diatas yaitu : Jawaban dari ketiga responden menyatakan bahwa mereka melakukan transaksi jual beli bukan hanya semata-mata demi keuntungan belaka, akan tetapi mereka tetap mengedepankan kejujuran dan keadilan kepada setiap calon pembeli yang melakukan transaksi, dari mulai menawarkan barang yang ingin dijualnya dengan keadaan baik, menanyakan kepada pembeli bahwa barang yang dibelinya sudah benar-benar ridho dengan harga yang disepakatinya, para penjual juga memperhatikan tingkat kualitas dan baik buruknya, para penjual tidak mengurangi timbangan/ ukuran/ jumlah barang yang telah dibeli oleh konsumen karena tindakan tesebut benar-benar sangat dilarang baik dalam bidang ekonomi maupun dalam agama itu sendiri. Aspek-aspek etika yang dibawa oleh empat responden pedagang Telur Ayam di Kelurahan Banaran Kecamatan Banyu Putih sangat kental akan halhal yang bernuansa agama, para pedagang tersebut juga menyadari akan pentingnya kejujuran apalagi diterapkan pada keadaan orang yang melakukan jual beli, maka dari itu bukan hanya ketrampilan dalam mengolah

14 77 daganganya, kreatifitas, semangat, ilmu tentang bagaimana mengolah keuangan, akan tetapi aspek-aspek religi pun juga ikut serta mendorong berjalannya roda ekonomi pada semua masyarakat, khususnya pada para pedagang Telur Ayam di Kelurahan Banaran Kecamatan Banyu Putih sendiri. Sebagaimana yang diucapakan oleh bapak H. Mufaidun, dia mengatakan bahwa saya sudah cukup lama jadi pengusaha Telur Ayam di desa ini, saya menjalankan usaha ini dengan rasa ikhlas dan tidak ada maksud apa-apa kecuali untuk memenuhi kebutuhan keluarga saya dan saya menjalankan usaha telur ayam ini dengan niat ibadah, jika saya baik kepada pembeli dan melayani pembeli dengan sepenuh hati insyaallah semuanya pun apa yang kita berikan, apa yang kita lakukan akan kembali kepada kita, kalau kita melakukan perbuatan baik nanti akan dibalas pula kebaikan kita, begitu pula sebaliknya, jika kita meakukan perbuatan jelek maka kejelekan kita akan dibalas oleh Allah SWT 36 Kemudian responden yang bernama Ibu Rahayu yang mengatakan: dia bertanggung jawab atas telur ayam yang dijualnya kepada para konsumen, terutama kualitas telur, beliau selalu memeriksa kondisi semua telur ayam yang akan dijualnya. Karena menurut Ibu Rahayu rasa tanggung jawab tersebut tidak terlepas dari ajaran agama dalam menjalankan segala aktivitasnya sehari-hari, dan khusunya sebagai seorang muslim dalam memberikan manfaat diantaranya kepada para konsumen yang akan datang 36 Wawancara dengan bapak H. Mufaidun salah satu pengusaha Telur Ayam di Kelurahan Banaran Kecamatan Banyu Putih, 25 Juni 2015

15 78 kembali saat membutuhkan telur ayamnya. 37. Hal ini berarti bahwa manusia sebagai pelaku bisnis, mempunyai tanggung jawab moral kepada Tuhan atas perilaku bisnisnya. Harta sebagai komoditi bisnis dalam Islam, adalah amanah Tuhan yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Salah satu pengusaha telur ayam yang termasuk mandiri yaitu Sutrisno merupakan bukan keturunan seorang pengusaha atau seorang anak yang mendapat warisan untuk melanjutkan usahanya itu, Sutrisno merupakan seorang pengusaha yang berjuang dari titik nol, dan juga seorang pengusaha yang tidak mempunyai cukup modal untuk berwira usaha, bahkan pada awal mulanya tidak mempunyai modal sama sekali, modal tersebut didapatnya dengan meminjam uang dari saudaranya, itu pun hanya tidak seberapa, dengan rasa percaya diri dan yakin bahwa bisnis telur ayam tersebut sangat potensial untuk dijadikan usaha, karena melihat dari beberapa pengusaha telur ayam di kelurahan Banaran banyak yang telah berhasil, berkat usaha dan kerja kerasnya dan dengan modal yang pas-pasan, Sutrisno dapat mengembangkan usahanya sampai saat sekarang ini dengan ikhtiarnya dalam menjalankan usaha. Sutrisno sudah hafal dengan pelanggan-pelangganya, biasanya pelanggan setianya itu dari konsumen pedagang suplaiyer. Konsumen pedagang suplaiyer tentu berbelanja dalam jumlah yang besar setiap harinya karena nanti akan dijual kembali di daerahnya. oleh sebab itu pedagang Sutrisno akan memberikan pelayanan khusus terhadap pelanggan - pelangganya karena mengetahui nanti barang 37 Wawancara dengan bapak Bapak Usman pengusaha Telur Ayam di Kelurahan Banaran Kecamatan Banyu Putih, 25 Juni 2015

16 79 dagangannya akan dijual kembali. Harga untuk pelanggan setia berbeda dengan konsumen lainnya, selain itu juga dipermudah dalam bertransaksi, misalnya boleh berhutang terlebih dahulu. 38 Para pedagang mempertahankan usahanya tergantung pada sikap kewirausahaannya dalam berinovasi, mengembangkan produk yang dijualnya, dan masih banyak lagi dalam sisi etika dalam praktik berdagang juga, bukan hanya pengembangan produk saja yang diutamakan, namun hal tersebut sangat berpengaruh besar dalam meningkatkan atau mengembangkan usahanya menjadi lebih berkembang dan berokah. Sifat entrepreneurship juga sangat membantu semangat untuk mengembangkan usahanya yang dijalankan oleh para pedagang Telur Ayam di Kelurahan Banaran Kecamatan Banyu Putih, yang selanjutnya para pedagang juga membantu atau menggerakkan roda perekonomian di Kelurahan Banaran Kecamatan Banyu Putih. Para pedagang menggunakan berbagai cara untuk mengembangkan daganganya menjadi lebih besar, berkembang, dan baik pula, hal ini bisa dilihat dari sikap untuk memperbesar modal yang didapatnya dari lembaga keuangan, baik dari koperasi konvensional, maupun koperasi syari ah yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh para pedagang yang dalam prosesnya dirasa sangat mudah dan tidak memberatakan para pedagang untuk mengucurkan modal guna pengembangan usaha Wawancara dengan Sutrisno pengusaha Telur Ayam di Kelurahan Banaran Kecamatan Banyu Putih, 26 Juni Hasil wawancara dengan beberapa pedagang yang menjadi narasumber, tanggal 25 dan 26 Juni 2015

17 80 Pada prinsipnya secara mendasar dalam berdagang harus diterapakan etika bisnis agar tercipta sebuah keseimbangan, kebersamaan, dan hal aktivitas maupun entitas bisnis, sebagaimana Allah berfirman dalam Surat An-Nisa ayat 29: Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta kamu di antara kamu dengan jalan yang bathil kecuali dengan jalan perniagaan yang berdasarkan kerelaan di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh diri kamu, sesungguhnya Allah Maha Penyayang Kepadamu. Para pelaku usaha atau pedagang telur ayam memiliki pesaing masingmasing dengan grade atau tingkatan yang sama. Oleh karena itu pedagang harus memiliki daya saing yang kuat diantaranya daya saing kualitas, daya saing harga, daya saing marketing, dan daya saing jaringan kerja. Daya saing tersebut bukan berarti memperbolehkan pengusaha untuk berbuat sesuka hatinya, namun mereka menguatkan daya saingnya dengan tidak melakukan hal yang negatif atau bahkan sampai mematikan usaha pengusaha lain, tetapi yang dijalankan pengusaha telur ayam di desa Banaran ini juga mengedepankan aspek keagamaan dalam berbisnis, meraka berdaya saing tapi tetap dalam batasan aturan agama, dengan mempraktekkan persaingaan usaha yang sehat, karena tujuan mereka berwirausaha bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi juga untuk mendapatkan

18 81 rezeki yang halal dengan praktek bisnis yang tak bertentangan dengan agama meski dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat.. Sebagai pengusaha memang sudah seharusnya mengetahui dan memahami akan etika bisnis Islam, sehingga dalam berperilaku ada batas batasan yang tidak sampai melanggar etika bisnis Islam. Persaingan usaha yang terjadi di Kelurahan Banaran Kecamatan Banyu Putih ini, masih tergolong persaingan yang wajar. Dalam artian meskipun terjadi persaingan usaha mereka tetap menjalankan persaingan secara sehat, saling menghargai satu sama lain tanpa ada yang mejatuhkan dan tidak berlaku curang dalam berbisnis. Selain itu mereka juga tidak lupa akan agama yang dijadikan pedoman dalam berbisnis agar tidak keluar dari aturan Islam. Jadi dapat disimpulkan bahwa persaingan usaha yang terjadi di Kelurahan Banaran Kecamatan Banyu Putih dalam keadaan persaingan usaha yang sehat. Semakin ketat persaingan usaha yang terjadi, perilaku pengusaha Telur Ayam di desa Banaran ini tetap konsisten dengan tidak melakukan hal yang anarkis dan tidak melanggar aturan agama.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Persaingan Usaha terhadap Perilaku Pengusaha Muslim di Desa

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Persaingan Usaha terhadap Perilaku Pengusaha Muslim di Desa BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Persaingan Usaha terhadap Perilaku Pengusaha Muslim di Desa Kureksari Waru Sidoarjo Dalam penelitian ini hasil uji t menunjukkan bahwa t hitung t tabel persaingan usaha (X

Lebih terperinci

BELAJAR DARI PENGUSAHA SUKSES DAN PENGUSAHA GAGAL

BELAJAR DARI PENGUSAHA SUKSES DAN PENGUSAHA GAGAL Makalah Kewirausahaan BELAJAR DARI PENGUSAHA SUKSES DAN PENGUSAHA GAGAL Oleh: Sibghotur Rohman NIM. H1E014058 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN BISNIS ISLAMI DALAM KEBERLANGSUNGAN BISNIS WIRAUSAHA MUSLIMAH ETNIS ARAB

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN BISNIS ISLAMI DALAM KEBERLANGSUNGAN BISNIS WIRAUSAHA MUSLIMAH ETNIS ARAB BAB IV ANALISIS MANAJEMEN BISNIS ISLAMI DALAM KEBERLANGSUNGAN BISNIS WIRAUSAHA MUSLIMAH ETNIS ARAB A. Penerapan Manajemen Bisnis Islam Manajemen bisnis Islami adalah sebuah pengelolaan bisnis yang harus

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL A. Analisis Hukum Islam Terhadap Jual Beli Handphone Black Market di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang adalah mempertahankan para pelanggan setia agar tetap loyal

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang adalah mempertahankan para pelanggan setia agar tetap loyal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan pertama kali didirikan mempunyai tujuan. Masyarakat umum mengenalnya dengan istilah visi dan misi. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB VII SETIAP MASALAH ADA JALAN KELUAR

BAB VII SETIAP MASALAH ADA JALAN KELUAR BAB VII SETIAP MASALAH ADA JALAN KELUAR 7.1 Pendahuluan Sebuah organisasi di dalam prosesnya berkembang pasti mengalami pasang surut yang mungkin dapat menghambat kinerja organisasi tersebut. Kendala-kendala

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dapat menciptakan peluang usaha yang besar. Soto Pak Sipit mulai ramai pengunjung.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dapat menciptakan peluang usaha yang besar. Soto Pak Sipit mulai ramai pengunjung. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Usaha Soto Pak Sipit pertama kali didirikan tahun 2001 oleh Pak Sipit sendiri. Tempat usahanya terletak di jalan Kartini Raya. Hingga saat ini usahanya masih

Lebih terperinci

BAB IV PRAKTIK JUAL BELI INTAN DENGAN PERANTARA DI PASAR INTAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

BAB IV PRAKTIK JUAL BELI INTAN DENGAN PERANTARA DI PASAR INTAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR BAB IV PRAKTIK JUAL BELI INTAN DENGAN PERANTARA DI PASAR INTAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR A. Deskripsi Kasus Perkasus 1. Kasus I a) Identitas Responden Nama Pendidikan terakhir Umur Alamat : HR : SD :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sangat ketat. Meningkatnya persaingan dari pesaing

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sangat ketat. Meningkatnya persaingan dari pesaing BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas, banyak perusahaan menghadapi persaingan yang sangat ketat. Meningkatnya persaingan dari pesaing menuntut perusahaan untuk selalu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang perdagangan eceran yang berbentuk toko, minimarket, departement

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang perdagangan eceran yang berbentuk toko, minimarket, departement BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk meraih dan merebut hati para pelanggan merupakan tantangan bagi setiap pelaku bisnis di tengah situasi persaingan yang semakin ketat dewasa ini. Sejalan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pemasaran Produk Simpanan Qurban Amanah di KSPPS El Amanah Kendal Strategi pemasaran diperlukan pada sebuah lembaga keuangan syariah mikro seperti KSPPS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adapun firman Allah tentang jual beli terdapat dalam QS. An-Nisa ayat 29

BAB I PENDAHULUAN. Adapun firman Allah tentang jual beli terdapat dalam QS. An-Nisa ayat 29 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu transaksi jual beli yang biasa dilakukan masyarakat sering ditemukan pelanggaran. Hal yang harus diperhatikan dalam proses jual beli yaitu suatu keridhaan di antara

Lebih terperinci

BAB VI LAPORAN PENELITIAN. A. Gambaran Umum Usaha Telur Keliling Bapak Salim. merupakan hasil produksi sendiri bertempat di samping rumah Bapak Salim

BAB VI LAPORAN PENELITIAN. A. Gambaran Umum Usaha Telur Keliling Bapak Salim. merupakan hasil produksi sendiri bertempat di samping rumah Bapak Salim BAB VI LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Usaha Telur Keliling Bapak Salim Usaha bapak Salim merupakan sebuah usaha yang keliling dengan menggunakan sepeda motor dengan sebuah keranjang untuk menampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan bank syariah di Indonesia masih perlu disosialisasikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan bank syariah di Indonesia masih perlu disosialisasikan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah dalam kurun waktu satu tahun terakhir tergolong pesat, khususnya pada Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) yang mendominasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor Sebelum menganalisa praktek makelar yang ada di lapangan, terlebih dahulu akan menjelaskan makelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah merupakan bisnis yang menjanjikan dan semoga bukan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah merupakan bisnis yang menjanjikan dan semoga bukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring maraknya muncul berbagai macam lembaga keuangan berlabelkan syariah di kota Palangka Raya, baik itu bank, asuransi, pegadaian, maupun lembaga pembiayaan, semuanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi. Dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi. Dengan berinteraksi, mereka dapat mengambil dan memberikan manfaat. Salah satu praktik yang merupakan hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan tabel gambaran umum responden pada penelitian ini: Tabel 4.1. Gambaran Umum Responden

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan tabel gambaran umum responden pada penelitian ini: Tabel 4.1. Gambaran Umum Responden BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Responden Gambaran umum responden penelitian ini yaitu meliputi: usia, jenis kelamin, lama usaha dan pendidikan terakhir. Berikut adalah tabel yang akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA A. Pelaksanaan Sewa Mobil Pada Usaha Transportasi Maju Jaya di Banyuates

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Percetakan Sinar Pandawa Usaha percetakan Sinar Pandawa dimulai pada tahun 1995. Percetakan ini didirikan oleh Bp Nicodemus Raharja bersama istrinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan strategi pemasaran untuk mengenalkan produk besi baja pada

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan strategi pemasaran untuk mengenalkan produk besi baja pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia industri besi baja saat ini sangat pesat, sehingga membutuhkan strategi pemasaran untuk mengenalkan produk besi baja pada konsumen, yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERAN STRATEGIS UED

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERAN STRATEGIS UED BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERAN STRATEGIS UED A. Pengertian Peran Strategis 1. Pengertian Peran Peran ialah sesuatu yang diharapkan dimiliki oleh yang memiliki kedudukan dalam masyarakat 13. Peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar, maka Indonesia dapat menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produk-produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa pembangunan yang semakin berkembang seperti sekarang. ini, pertumbuhan ekonomi dan industri di Indonesia telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa pembangunan yang semakin berkembang seperti sekarang. ini, pertumbuhan ekonomi dan industri di Indonesia telah banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa pembangunan yang semakin berkembang seperti sekarang ini, pertumbuhan ekonomi dan industri di Indonesia telah banyak mengalami kemajuan yang sangat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI A. Analisis Persepsi Masyarakat Muslim Mengenai Bunga dalam Kegiatan Ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GETAH KARET DI LINGKUNGAN UJUNG LOMBANG KELURAHAN LANGGA PAYUNG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GETAH KARET DI LINGKUNGAN UJUNG LOMBANG KELURAHAN LANGGA PAYUNG BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GETAH KARET DI LINGKUNGAN UJUNG LOMBANG KELURAHAN LANGGA PAYUNG KECAMATAN SUNGAI KANAN KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA Islam merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2009, hlm Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, ALFABETA, Bandung,

BAB I PENDAHULUAN. 2009, hlm Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, ALFABETA, Bandung, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum bisnis merupakan suatu organisasi yang menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang-barang dan jasa-jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Secara umum keberadan perusahaan kecil dan menengah (UKM) di negara-negara berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan UKM terbukti

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Dewasa ini persaingan usaha semakin lama semakin ketat, akibat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Dewasa ini persaingan usaha semakin lama semakin ketat, akibat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dewasa ini persaingan usaha semakin lama semakin ketat, akibat banyaknya pesaing atau kompetitor yang dalam berbisnis, hal ini mengakibatkan tidak sedikit perusahaan

Lebih terperinci

Ketika Memutuskan untuk Berbisnis

Ketika Memutuskan untuk Berbisnis Modul ke: Ketika Memutuskan untuk Berbisnis Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Fakultas Desain & Teknik Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Tujuan Pembelajaran : Setelah mempelajari bab ini,

Lebih terperinci

memberikan kepuasan konsumen jangka panjang.

memberikan kepuasan konsumen jangka panjang. BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 1.1. Analisis Kualitatif Analisis kualitatif ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang berbagai kondisi lapangan yang bersifat tanggapan dan pandangan terhadap penerapan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan perkembangan zaman dan teknologi bertambahnya limbah di masyarakat karena masyarakat pada masa kini hanya bisa menggunakan, mengonsumsi, dan menikmati barangbarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. retail. Khususnya penjualan pada produk sabun antiseptik, para penjual harus

BAB I PENDAHULUAN. retail. Khususnya penjualan pada produk sabun antiseptik, para penjual harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini persaingan bisnis telah membuat berbagai perusahaan untuk berlomba merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya. Dalam hal ini salah satu sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan agar tidak berpindah ke perusahaan lain (Susanto, 2008:59). nyata dari sektor perbankan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan agar tidak berpindah ke perusahaan lain (Susanto, 2008:59). nyata dari sektor perbankan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan semakin ketatnya persaingan di dunia bisnis saat ini, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk dapat menjaga kesetiaan pelanggan agar tidak berpindah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik individu maupun organisasi (Hanson, 2000 :7 9). Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. baik individu maupun organisasi (Hanson, 2000 :7 9). Perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Internet sudah menjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari baik individu maupun organisasi (Hanson, 2000 :7 9). Perusahaan menggunakan internet sebagai cara

Lebih terperinci

PANDUAN WAWANCARA PEMILIK (PIHAK INTERNAL) karyawan UD Sinar Pembagunan, dalam hal keramahan dan kesopanan?

PANDUAN WAWANCARA PEMILIK (PIHAK INTERNAL) karyawan UD Sinar Pembagunan, dalam hal keramahan dan kesopanan? 41 PANDUAN WAWANCARA PEMILIK (PIHAK INTERNAL) 1. Bagaimanakah harga jual dari barang yang dijual oleh UD Sinar Pembangunan jika dibandingkan dengan pesaing? 2. Selama ini bagaimanakah pelayanan kepada

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Etika Bisnis Pedagang Pakaian Terhadap Transaksi Jual Beli di Pasar

BAB V PENUTUP. 1. Etika Bisnis Pedagang Pakaian Terhadap Transaksi Jual Beli di Pasar BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat menyimpulkan: 1. Etika Bisnis Pedagang Pakaian Terhadap Transaksi Jual Beli di Pasar Andir Trade Center Bandung.

Lebih terperinci

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik Karya Ilmiah Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik Disusun sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah Lingkungan Bisnis Oleh SUTONO NIM : 10.12.4644 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KARAKTERISTIK WIRAUSAHAWAN MUSLIM DALAM UPAYA MENCAPAI KESUKSESAN USAHA. A. Analisis Karakteristik Wirausahawan Muslim

BAB IV ANALISIS KARAKTERISTIK WIRAUSAHAWAN MUSLIM DALAM UPAYA MENCAPAI KESUKSESAN USAHA. A. Analisis Karakteristik Wirausahawan Muslim BAB IV ANALISIS KARAKTERISTIK WIRAUSAHAWAN MUSLIM DALAM UPAYA MENCAPAI KESUKSESAN USAHA A. Analisis Karakteristik Wirausahawan Muslim Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dengan 6 wirausahawan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sorotan sebagai salah satu pemutar roda ekonomi di Indonesia. MLM

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sorotan sebagai salah satu pemutar roda ekonomi di Indonesia. MLM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pemasaran berjenjang atau Multi Level Marketing (MLM) sedang menjadi sorotan sebagai salah satu pemutar roda ekonomi di Indonesia. MLM adalah salah satu

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dalam bentuk internet semakin maju dan

BABl PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dalam bentuk internet semakin maju dan BABl PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penentuan Pokok Bahasan Perkembangan teknologi informasi dalam bentuk internet semakin maju dan memunculkan fenomena dimana semakin banyak orang menggunakan kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin majunya zaman, perekonomian, dan teknologi membuat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin majunya zaman, perekonomian, dan teknologi membuat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin majunya zaman, perekonomian, dan teknologi membuat setiap individu maju dan membutuhkan perubahan, itu memberikan peluang bisnis bagi setiap perusahaan khususnya

Lebih terperinci

No Pertanyaan Pemilik Istri Kesimpulan

No Pertanyaan Pemilik Istri Kesimpulan I. Tahap Persiapan a. Jawaban Pertanyaan Pemilik dan Istri No Pertanyaan Pemilik Istri Kesimpulan 1 Menurut anda, sejauh apa pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh calon suksesor A,B dan C? Calon

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Budi Berlian Motor Natar Lampung Selatan sebagai berikut : A. Analisis Strategi Bisnis Terhadap Keunggulan Bersaing pada PT Budi

BAB IV ANALISIS DATA. Budi Berlian Motor Natar Lampung Selatan sebagai berikut : A. Analisis Strategi Bisnis Terhadap Keunggulan Bersaing pada PT Budi BAB IV ANALISIS DATA Setelah penulis mengumpulkan data dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi, dapat diketahui praktek strategi bisnis yang diterapkan di PT Budi Berlian Motor Natar Lampung Selatan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2007, h Johan Arifin, Fiqih Perlindungan Konsumen, Semarang: Rasail,

BAB I PENDAHULUAN. 2007, h Johan Arifin, Fiqih Perlindungan Konsumen, Semarang: Rasail, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini, akibat keterbukaan pasar menyebabkan produk dan jasa yang bersaing dalam suatu pasar semakin banyak dan beragam. Sehingga terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara untuk tetap bertahan dan mengembangkan usahanya. Ditambah pula

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara untuk tetap bertahan dan mengembangkan usahanya. Ditambah pula BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Maraknya pertumbuhan usaha saat ini telah menciptakan persaingan pasar yang semakin ketat. Keadaan ini memaksa para pengusaha untuk menggunakan berbagai cara untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SISTEM MARKETING TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH CALON ANGGOTA DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

BAB IV ANALISIS SISTEM MARKETING TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH CALON ANGGOTA DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM BAB IV ANALISIS SISTEM MARKETING TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH CALON ANGGOTA DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM A. Analisis Manajemen Marketing. Dalam hal memenej,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri telah mengalami perkembangan pesat baik di kota-kota besar

BAB I PENDAHULUAN. Industri telah mengalami perkembangan pesat baik di kota-kota besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri telah mengalami perkembangan pesat baik di kota-kota besar ataupun kecil di seluruh Nusantara. Perkembangan ini telah mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditandai tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditandai tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan usaha bisnis di dalam era globalisasi saat ini semakin pesat dengan ditandai tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan ketat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, dunia perdagangan dewasa ini terjadi persaingan didalam memasarkan produk atau jasa. Kegiatan pemasaran memiliki peran yang sangat penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha pada masa sekarang telah maju dengan pesat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha pada masa sekarang telah maju dengan pesat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha pada masa sekarang telah maju dengan pesat sehingga hal ini menuntut perusahaan jasa maupun manufaktur untuk berusaha lebih keras dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG A. Analisis Terhadap Praktek Perubahan Harga Secara Sepihak Dalam Jual Beli

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan globalisasi yang disertai pertumbuhan perdagangan domestik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan globalisasi yang disertai pertumbuhan perdagangan domestik dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Ekonomi nasional sedang mengalami perubahan yang pesat seiring dengan perkembangan globalisasi yang disertai pertumbuhan perdagangan domestik dan persaingan

Lebih terperinci

Strategi dan Cara Pengembangan Usaha

Strategi dan Cara Pengembangan Usaha Modul ke: 09 Widi Strategi dan Cara Pengembangan Usaha Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Fakultas Desain & Seni Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id 1. Strategi dan Cara Mengembangkan usaha Kita

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data penelitiannya. 1 Metode penelitian dalam karya tulis ilmiah memiliki arti yang sangat penting karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah menyerukan urgensi etika bagi aktivitas bisnis Islam sebagai sumber nilai. dan etika dalam segala aspek kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. telah menyerukan urgensi etika bagi aktivitas bisnis Islam sebagai sumber nilai. dan etika dalam segala aspek kehidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan bisnis merupakan bagian integral dari kehidupan masyarakat, sadar atau tidak sebagian masyarakat masih memiliki pemikiran kontradiktif terhadap bisnis,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA A. Analisis Aplikasi Right Issue di Bursa Efek Indonesia Surabaya Ada dua jenis perdagangan di Bursa Efek

Lebih terperinci

PEMASARAN JAM TANGAN Roswita A. Putri saffran

PEMASARAN JAM TANGAN Roswita A. Putri saffran PEMASARAN JAM TANGAN Roswita A. Putri saffran - 33230 Pada saat ini aksesoris untuk pria maupun wanita yang sangat beragam jenis dan varian nya ada yang hanya sekedar untuk pelengkap atau untuk mempermanis

Lebih terperinci

Menerapkan Sikap Mental Bisnis Orang Cina

Menerapkan Sikap Mental Bisnis Orang Cina Menerapkan Sikap Mental Bisnis Orang Cina Modul ke: Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Fakultas Ilmu Komputer Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Tujuan Pembelajaran : Setelah mempelajari bab

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA 59 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA Lembaga-lembaga keuangan muncul karena tuntutan obyek yang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis peran pembiayaan syariah terhadap Peningkatan Perekonomian

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis peran pembiayaan syariah terhadap Peningkatan Perekonomian 72 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis peran pembiayaan syariah terhadap Peningkatan Perekonomian pedagang di Pasar Trangkil Dalam Islam, manusia diwajibkan untuk berusaha agar ia mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kasus-perkasus Berdasarkan hasil riset yang penulis lakukan dengan cara melakukan observasi dan wawancara langsung kepada Responden

Lebih terperinci

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD MURA>BAH{AH DENGAN TAMBAHAN DENDA PADA KELOMPOK UKM BINAAN DI BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL (BTPN) SYARIAH SURABAYA A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah{ah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terletak antara lintang selatan dan. serta Kabupaten Demak di Selatan. Jepara dikenal sebagai kota ukir, karena

BAB I PENDAHULUAN. terletak antara lintang selatan dan. serta Kabupaten Demak di Selatan. Jepara dikenal sebagai kota ukir, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jepara adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten terletak antara lintang selatan dan bujur timur yang berbatasan dengan Laut Jawa di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena dalam era globalisasi informasi ini, hakekatnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena dalam era globalisasi informasi ini, hakekatnya suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena dalam era globalisasi informasi ini, hakekatnya suatu perusahaan yang didirikan mempunyai harapan dan tujuan bahwa di kemudian hari akan mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang atau jasa yang ditawarkan untuk dijual, dan terjadinya perpindahan kepemilikan (Tjiptono,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP PEMALSUAN MEREK SEPATU DI KELURAHAN BLIMBINGSARI SOOKO MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP PEMALSUAN MEREK SEPATU DI KELURAHAN BLIMBINGSARI SOOKO MOJOKERTO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP PEMALSUAN MEREK SEPATU DI KELURAHAN BLIMBINGSARI SOOKO MOJOKERTO A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pemalsuan Merek Sepatu di Kelurahan Blimbingsari

Lebih terperinci

PROFIT ORIENTED VS BERKAH ORIENTED

PROFIT ORIENTED VS BERKAH ORIENTED PROFIT ORIENTED VS BERKAH ORIENTED Latar Belakang Masalah Pada dasarnya konsep pemikiran untuk menjalankan sebuah usaha adalah mencari keuntungan, atau mengembalikan modal awal secepatnya. Bahkan para

Lebih terperinci

BAB I. Semakin maraknya persaingan bisnis global, pasar menjadi semakin ramai. dengan barang-barang produksi yang dihasilkan. Bangsa Indonesia dengan

BAB I. Semakin maraknya persaingan bisnis global, pasar menjadi semakin ramai. dengan barang-barang produksi yang dihasilkan. Bangsa Indonesia dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin maraknya persaingan bisnis global, pasar menjadi semakin ramai dengan barang-barang produksi yang dihasilkan. Bangsa Indonesia dengan masyarakatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bandung merupakan kota yang terkenal dengan industri kreatif di bidang fashion, dengan desain yang unik dan mengikuti trend masa kini. Bandung sebagai kota mode

Lebih terperinci

Pertanyaan yang perlu direnungkan oleh calon wirausaha

Pertanyaan yang perlu direnungkan oleh calon wirausaha ETIKA BISNIS Tujuan Pengajaran Menjelaskan bagaimana menciptakan bisnis dengan etika baik, tidak hanya memikirkan keuntungan semata Menjelaskan bagaimana menjalankan usaha untuk jangka panjang dengan menyiapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbelanja merupakan aktivitas yang penting dalam keseharian. tempat yang dipilihnya tersebut akan memberikan kepuasan.

BAB I PENDAHULUAN. Berbelanja merupakan aktivitas yang penting dalam keseharian. tempat yang dipilihnya tersebut akan memberikan kepuasan. BAB I PENDAHULUAN 1.6 Latar Belakang Berbelanja merupakan aktivitas yang penting dalam keseharian masyarakat dalam memenuhi berbagai kebutuhan. Bahkan bagi sebagian orang, aktivitas berbelanja mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eceran terus berkembang seiring dengan keinginan dan selera pelanggan dan

BAB I PENDAHULUAN. eceran terus berkembang seiring dengan keinginan dan selera pelanggan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan perekonomian saat ini diikuti juga berkembanganya berbagai tempat berbelanja modern. Dalam bidang usaha perdagangan eceran (retailing)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat menjanjikan dalam meraih devisa negara. Salah satu komponen industri pariwisata yang besar peranannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bunga akan lebih mudah diterapkan secara integral (Heri, 2004: 3). Kehadiran Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ditengah-tengah koperasi

BAB I PENDAHULUAN. bunga akan lebih mudah diterapkan secara integral (Heri, 2004: 3). Kehadiran Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ditengah-tengah koperasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada prinsipnya, dalam sistem keuangan Islam lembaga-lembaga keuangan non bank yang diperlukan memiliki peran yang hampir sama. Perbedaannya terletak pada prinsip dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis online dan perkembangan dunia online memang sudah sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis online dan perkembangan dunia online memang sudah sangat pesat 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bisnis online dan perkembangan dunia online memang sudah sangat pesat saat ini. Internet sudah dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat di seluruh negara dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM BAB III ANALISIS SISTEM Analisis sistem adalah penguraian dari sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan dan hambatan-hambatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup tinggi sehingga baik untuk pertumbuhan dan kesehatan. Selain itu telur

BAB I PENDAHULUAN. cukup tinggi sehingga baik untuk pertumbuhan dan kesehatan. Selain itu telur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dan semakin membaiknya tingkat pendapatan yang ditunjang pula dengan meningkatnya taraf pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an dan sunnah Rasulullah saw. merupakan sumber tuntunan hidup bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka menuju kehidupan kekal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama yaitu, menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan memberikan. Perbankan syariah atau perbankan Islam merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. utama yaitu, menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan memberikan. Perbankan syariah atau perbankan Islam merupakan suatu sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu, menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan memberikan jasa pengiriman uang. 1 Sebagai lembaga

Lebih terperinci

2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON

2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak kota di Indonesia yang memproduksi batik dan tiap kota memiliki ciri tersendiri akan batik yang diproduksinya, seperti di Solo, Yogyakarta, Cirebon

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1 Tabel Jawaban Pemiliki CUTE Butik No. Faktor Pertanyaan Jawaban 1 SWOT Indikator: Kekuatan Apa yang menjadi kekuatan yang dimiliki CUTE Butik dalam menjalankan usahanya? Harga produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication II

Integrated Marketing Communication II Modul ke: Integrated Marketing Communication II Market Leadership dan Maturity Stage Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Martina Shalaty Putri, M.Si. Program Studi Advertising dan Marketing Communication

Lebih terperinci

BISNIS ONLINE TAS CANTIK

BISNIS ONLINE TAS CANTIK BISNIS ONLINE TAS CANTIK Disusun oleh : Nama : ALITTA MARIANA CAHYANI NIM : 10.12.4798 Jurusan : S1/SI-2F STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Jln. Ring Road Utara, Condong Catur, Depok, Sleman ABSTRAK Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mengetahui strategi pemasaran seperti apa dan bagaimana. perusahaan-perusahaan yang memuaskan kebutuhan pelanggan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mengetahui strategi pemasaran seperti apa dan bagaimana. perusahaan-perusahaan yang memuaskan kebutuhan pelanggan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis di Indonesia belakangan ini semakin lama semakin menonjol akan kompleksitas, persaingan, perubahan, dan ketidakpastian. Keadaan ini menimbulkan

Lebih terperinci

BAGAIMANA PANDANGAN ISLAM TENTANG BERBISNIS

BAGAIMANA PANDANGAN ISLAM TENTANG BERBISNIS TUGAS LINGKUNGAN BISNIS BAGAIMANA PANDANGAN ISLAM TENTANG BERBISNIS Oleh : Nama : Ahmad Syarifuddin NIM : 10.12.5195 Kelas : S1-SI-2K JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini dirintis oleh suami istri Ngadiman di Jakarta. Maka tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT

Lebih terperinci

Revitalisasi Pasar Tradisional, Jumlah Kunjungan, Pendapatan Pedagang, dan Pendapatan Pasar

Revitalisasi Pasar Tradisional, Jumlah Kunjungan, Pendapatan Pedagang, dan Pendapatan Pasar Judul : Efektivitas dan Dampak Revitalisasi Pasar Tradisional terhadap Jumlah Kunjungan, Pendapatan Pedagang, dan Pendapatan Pasar di Kota Denpasar Nama : I Kadek Dwi Perwira Putra NIM : 0906105039 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita

BAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan kita telah berhasil menghasilkan lulusan dengan tanda lulus belajar untuk masuk ke pasar kerja namun sayangnya kenaikan jumlah lapangan kerja kalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk yang nantinya akan digemari oleh calon pelanggan. Banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. produk yang nantinya akan digemari oleh calon pelanggan. Banyaknya perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan perubahan dunia yang serba cepat telah menyebabkan persaingan di berbagai bidang usaha menjadi sangat ketat. Sehingga menghadirkan berbagai ancaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan peradaban dan pola berpikir manusia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan peradaban dan pola berpikir manusia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan peradaban dan pola berpikir manusia, banyak sekali makanan yang unik dipasaran saat ini. Kebutuhan pangan adalah kebutuhan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Pada jaman sekarang ini perusahaan dituntut untuk melakukan sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Pada jaman sekarang ini perusahaan dituntut untuk melakukan sesuatu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada jaman sekarang ini perusahaan dituntut untuk melakukan sesuatu yang baru untuk dapat tetap bersaing dengan produsen produsen lain yang lebih baik dari produk mereka,

Lebih terperinci

USAHA RUMAH MAKAN. bisnis rumah makan, Sebelum anda menginvestasikan. waktu anda untuk belajar tentang

USAHA RUMAH MAKAN. bisnis rumah makan, Sebelum anda menginvestasikan. waktu anda untuk belajar tentang Tugas lingkungan bisnis Nama : Vicky Niyanda Libriyanto NIM : 10.12.4419 Kelas : S1-SI-2A USAHA RUMAH MAKAN Rumah makan dapat diartikan sebagai suatu tempat yang menyediakan atau menjual makanan untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Berdasarkan uraian pada BAB II tentang landasan teori mengenai preferensi

BAB IV ANALISIS DATA. Berdasarkan uraian pada BAB II tentang landasan teori mengenai preferensi 74 BAB IV ANALISIS DATA Berdasarkan uraian pada BAB II tentang landasan teori mengenai preferensi dan sumber modal, dan BAB III yang berisi tentang hasil penelitian, maka dalam BAB IV ini penulis akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan dasar yang dirasakan atau disadari. Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, terlebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan menentukan harga jual produk. Munculnya produk-produk baru yang

BAB I PENDAHULUAN. dan menentukan harga jual produk. Munculnya produk-produk baru yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan kompetisi di dunia usaha yang semakin keras, perusahaan tidak lagi menjadi pemain utama yang bisa dengan mudah mengendalikan konsumen dan menentukan

Lebih terperinci