PENENTUAN PARAMETER AIR DAN RADIOAKTIVITAS ALAM SAMPEL AIR, SEDIMEN SUNGAI SEROPAN PERIODE I, SEMANU, GUNUNGKIDUL
|
|
- Erlin Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 266 SSN Tri Rusmanto, Agus Taftazani PENENTUAN PARAMETER AR DAN RADOAKTVTAS ALAM AR, SEDMEN SUNGA SEROPAN PERODE, SEMANU, GUNUNGKDUL Tri Rusmanto, Agus Taftazani Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN ABSTRAK PENENTUAN PARAMETER AR DAN RADOAKTVTAS ALAM AR, SEDMEN SUNGA SEROPAN PERODE. Kualitas air Sungai Seropan sebagai bahan air rumah tangga dapat dipantau melalui parameter fisik, kimia, biologi dan Radioaktivitas. Telah dilakukan penelitian kualitas air tersebut dengan parameter penelitian suhu, suspended solid (SS), radioaktivitas gross β dan γ, kesadahan, COD, BOD, Escherichia Coli. Sampel sedimen dan air diambil pada bulan Februari dan Agustus Hasil pengukuran parameter kualitas air sungai Seropan berturut-turut adalah suhu rata-rata 28 C; SS maksimum 48 mg/l, ph maksimum 6,8; kesadahan maksimum 257,49 mg/l; COD maksimum 8 mg/l, BOD maksimum 4,9 mg/l, bakteri E. colli max > 2400 mpn/100 ml, gross β air maksimum 0,9071 Bq/L. Semua parameter tersebut masih di bawah kadar maksimum dari Keputusan Gubernur Kepala Daerah stimewa Yogyakarta /214/KPTS/1991 dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik ndonesia mor 907/Menkes/SK/V/2002. Sampel sedimen tidak dapat dibandingkan karena belum tercantum dalam baku mutu perairan. Hasil identifikasi radionuklida alam pemancar gamma pada sampel air sungai adalah dan sedangkan pada sampel sedimen terdeteksi lebih banyak yaitu, Ac-228, Ra-226, Pb-212, Pb-214, Bi-214, Ac- 228, Ac-228 dan. Kata kunci: Seropan, suspended solid, radioaktivitas β dan radionuklida alam, kesadahan, COD, BOD, Escherichia Coli ABSTRACT DETERMNATON OF PHYSCALS, CHEMCAL, BOLOGCALS AND RADOACTVTY PARAMETERS OF SEDMENTS and WATER SAMPLES of SEROPAN RVER OF FRST PEROD. Seropan river water quality as residential water resources can be controlled by physical, chemical, and biological parameters. The water quality with the parameters of temperature, suspended solid (SS), gross β radioactivity, hardwater, COD, BOD, Escherichia Coli have been experimentally conducted. The sediment and water samples have been taken at February and August Measurement result of Seropan river water quality showed that the temperature was 28 o C, maximum SS was 48 mg/l, maximum ph was 6,8 maximum hardwater was 257,49 mg/l, maximum COD was 8 mg/l, maximum BOD was 4,9 mg/l, maximum bacteri E. coli > 2400 mpn/100 ml, maximum water gross β was 0,9071 Bq/L. All the parameters were lower than maximum permissible for water condition that decided by Governur of Yogyakarta Special Province /214/Kpts/1991 and Public Health Meinister of Republic of ndonesia Number 907/Menkes/SK/V/2002. t sample can not be evaluated because it was not included yet in the river water quality.natural radionuclides gamma transmitter identified in river water samples were and. More element detected in sediment samples, they were,, Ac-228, Ra-226, Pb-212, Pb-214, Bi-214, Ac-228, Ac-228 and of. PENDAHULUAN ir sungai Seropan akan dipergunakan untuk A keperluan air rumah tangga (air bersih), maka harus dipantau melalui parameter fisik, kimia, dan biologi baik pada musim kemarau maupun penghujan. Kualitas air sungai pada musim kemarau dipengaruhi terutama oleh kualitas sumber air (belik/luweng) yang mengalir ke sungai. Pada musim penghujan, kualitas air sungai dipengaruhi oleh selain kualitas sumber air juga oleh kualitas air hujan yang masuk kesungai, baik yang langsung maupun setelah melewati lahan pertanian/perkebunan, area industri atau pekarangan rumah tangga. yang akhirnya masuk ke sungai Seropan. Diperkirakan kualitas air sungai pada musim penghujan memiliki harga BOD, COD, bakteri E.colli yang lebih tinggi dibandingkan pada musim kemarau. Adapun tujuan penelitian ini antara lain agar dapat dipunyai data kualitas air dan sedimen sungai Seropan dengan parameter sifat Fisik (suhu, suspended solid, gross β, jenis radionuklida alam pemancar γ), sifat Kimia (kesadahan dan COD) dan
2 Tri Rusmanto, Agus Taftazani SSN sifat Biologi (BOD 5 dan bakteri Escherichia Coli). Data hasil pengukuran parameter air tersebut pada sampel air di Sungai Seropan, kemudian dibandingkan dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah stimewa Yogyakarta /214/KPTS/1991 mengenai Baku Mutu Golongan B [1] dan Keputusan Menkes R mor 907 Tahun 2002 Pengambilan sampel lingkungan dilakukan pada bulan Februari (musim penghujan) dan Agustus (musim kemarau) Diharapkan data uji kualitas air sungai Seropan ini dapat dipakai sebagai salah satu pertimbangan oleh yang berwenang dalam pemanfaatan air sungai Seropan. Peta lokasi Sungai Bawah Tanah Seropan, Semanu, Gunung Kidul TATA KERJA Bahan dan Alat Bahan : Sampel air dan sedimen dari sungai Seropan, sumber standar multi gamma (Eu-152) untuk kalibrasi alat. Alat : Penggerus, ayakan, alat gelas, ph meter, termometer, timbangan, alat cacah gross β (dengan Geiger Mueller, GM), unit spektrometer γ (dengan detektor Ge(Li) dan software Maestro, Ortec) dan peralatan pembantu lainnya. Cara Kerja : Pengambilan sampel air dan sedimen [5] sungai Seropan dilakukan di 3 lokasi, sebagaimana terlihat dalam Tabel 1. Tabel 1. Pengambilan Sampel pada Bulan Februari 2006 (musim penghujan) KODE LOKAS 1 Lk- sungai DAM 2 Lk- sungai 3 Lk- sungai DAM. 4 Lk- 5 Lk- 6 Lk- DAM sungai sungai DAM. JENS JUM LAH
3 268 SSN Tri Rusmanto, Agus Taftazani Tabel 2. Pengambilan Sampel pada Bulan Februari 2006 (musim kemarau) KODE LOKAS 1 Lk- sungai DAM 2 Lk- sungai 3 Lk- sungai DAM. 4 Lk- 5 Lk- 6 Lk- DAM sungai sungai DAM. JENS JUM LAH 2 - Pengukuran suhu, ph diukur pada saat pengambilan sampel, dimasing-masing lokasi. - Preparasi sampel untuk pengukuran gross β, identifikasi radionuklida pemancar γ dilakukan dengan mengacu Agus Taftazani (2000) [2] Metode pengukuran parameter dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Parameter Fisik : - Penentuan warna, dengan metode Visual + Spektrofotometer. - Penentuan Bau dengan metode Organoleptik. - Penentuan Suhu, dengan termometer. - Penentuan padatan tersuspensi dengan metode gravimetri. - Penentuan radioaktivitas gross β dengan alat cacah gross β (detektor GM) [3,4,5] - dentifikasi radionuklida alam dengan metode spektrometri γ (detektor GeLi). [2,4,6] Parameter Kimia: - Penentuan kesadahan dengan metode titrimetri (EDTA) - Penentuan COD dengan metode titrimetri. - Penentuan keasaman (ph) dengan metode potensiometri (ph-meter). Parameter Biologi : - Penentuan bakteri E. Colli dengan metode MPN. - Penetuan BOD hari kelima, dengan metode titrimetri. HASL DAN PEMBAHASAN Jumlah sampel dan lokasi pengambilan sampel lingkungan perairan Seropan dapat dilihat sebagaimana tercantum dalam Tabel 1 & 2. Pengambilan sampel dilakukan pada musim penghujan Februari 2006 dan pada musim Kemarau Agustus Setelah sampel lingkungan diatas dipreparasi sesuai dengan tujuan analisisnya, kemudian dilakukan pengukuran-pengukuran parameternya. Hasil penentuan parameter fisika, kimia dan biologi pada air sungai Seropan dapat dilihat pada Tabel 3 sampai dengan Tabel 10. Parameter 1 Suhu ( o C) Udara/air Tabel 3. Hasil pengukuran Parameter air Sungai Seropan Sampel air Metode Februari 2006 Agustus 2006 Lks-1 Lks-2 Lks-3 Lks-1 Lks-2 Lks-3 27/29 27/29 27/29 28/30. 28/30 28/30 2 ph 6,8 6,8 6,8 6,0 6,0. 6,0 3 Suspended material (mg/l) 4 Bau 5 Rasa 6. Kekeruha n (NTU) Thermo metri Potensi ometri Gravi metri Tdk tdk tdk tdk tdk tdk Organo berbau berbau berbau berbau berbau berbau leptik tdk tdk Tdk Tdk Tdk Tdk berasa berasa berasa berasa berasa berasa Baku Mutu Perbedaan suhu udara dan air, mak. 3 o C 6,5-8,5 500 mg/l tdk berbau Tdk berasa
4 Tri Rusmanto, Agus Taftazani SSN Data perbedaan suhu udara dengan air masih < 3 o C.Terlihat data pengamatan suhu, ph, SS dan bau pada Tabel 3 baik pada musim kemarau maupun penghujan masih dibawah ambang batas bakumutu menurut Keputusan Gubernur Kepala Daerah stimewa Yogyakarta /214/KPTS/1991 mengenai Baku Mutu (3) Golongan B, untuk air rumah tangga/bahan air PAM, berarti air sungai tersebut masih baik dari segi parameter suhu, ph, bau dan rasa. Terlihat harga SS pada musim kemarau < musim penghujan, hal ini disebabkan telah terjadi kontaminasi/pengenceran dari air hujan (yang langsung maupun yang telah lewat lahan industripertanian-rumah tinggal). Penentuan kesadahan dengan Titrimeteri. Yaitu larutan EDTA 0,01 M sebagai titran, dimana harga dari 1 liter EDTA 0,01 M sesuai dengan 1 mg kesadahan yang dinyatakan sebagai CaCO 3. Perhitungan kesadahan : Konsentrasi Ca 2+ sebagai mg CaCO 3 / Lt = A x 1,0009 x 1000 x f B A : ml titran EDTA yang digunakan. B : ml Sampel ( sebelum diencerkan). 1,0009 : ekivalensi antara 1ml EDTA 0,01 M dan 1mg kesadahan sebagai CaCO 3. f : faktor perbedaan kadar larutan EDTA menurut standarisasi dengan CaCO 3 ( f < 1 ). Tabel 4. Volume titrasi EDTA dan Angka Kesadahan air sungai Seropan N o Sampel Kesadahan (CaCO 3 ) mg/l Februari Agustus Kesada han Baku mutu 1 245,42 257, mg/l ,37 257, mg/l 221,28 197, mg/l * Baku Mutu Golongan B Terlihat data pengamatan kesadahan pada Tabel 3 baik pada musim kemarau maupun penghujan masih dibawah ambang batas Bakumutu. Sehingga air sungai tersebut masih baik dari segi angka kesadahannya. Terlihat harga kesadahan pada musim kemarau >musim penghujan, hal ini disebabkan telah terjadi kontaminasi/pengenceran dari air hujan (yang langsung maupun yang telah lewat lahan industri-pertanian-rumah tinggal). Tabel 5. Hasil Pengujian COD air Sungai Seropan N o Kode Sampe l Hasil Uji COD (mg/l) Februar Agustu i 2006 s Bakumutu Golongan B Bakumutu Kesadaha n (mg/l) Sampel yang diambil pada perairan sungai Bribin pada Bulan Februari 2005 lokasi A1 memiliki angka COD sebesar 8,0 mg/l sedangkan sampel dari lokasi A2 memiliki angka COD sebesar 8,0 mg/l dan di lokasi A3 juga sama 8,0 mg/l. Sehingga di dapat angka rata-rata untuk parameter COD sebesar 8 mg/l. Jadi harga COD pada musim kemarau sama dengan musim penghujan, berarti tidak banyak pengaruh dari zat-zat pencemar (polutan) dan harga COD masih dibawah ambang batas yang diperbolehkan. Tabel 6. Hasil Perhitungan BOD air Sungai Seropan N o Sampe l Hasil Uji BOD (mg/l) sampel Februar Agustu i 2005 s ,9 1,7 2,3 1,6 2,0 1, Bakumut u (mg/l) Harga BOD air sungai pada musim kemarau maupun musim penghujan semuanya masih dibawah batas maksimum yang diperbolehkan, yaitu sebesar 5 mg/l. Terlihat harga BOD pada musim kemarau < musim penghujan, hal ini disebabkan telah terjadi kontaminasi/pengenceran dari air hujan (yang langsung maupun yang telah lewat lahan industripertanian-rumah tinggal sehingga cemaran biologis semakin banyak). 5
5 270 SSN Tri Rusmanto, Agus Taftazani Aspek Bakteriologis Tabel 7. Hasil Penentuan Bakteri Escherichia Coli pada sampel air yang diambil dari Sungai Seropan. Sampe l Hasil Uji E-Coli (MPN/100 ml) Februar Agustu i 2006 s 2006 > > > Bakumut u (MPN/100 ml) 2100 Jumlah maksimum yang dianjurkan untuk parameter bakteriogis (Esherichia Coli) adalah sebesar 2100 MPN/100 ml, Disini terlihat jumlah E.coli pada musim penghujan > musim kemarau, hal ini disebabkan telah terjadi kontaminasi/ cemaran dari air hujan (yang langsung maupun yang telah lewat lahan industri-pertanian-rumah tangga sehingga bakteri E.Coli nya semakin banyak). Aspek Radioaktivitas Aspek radioaktivitas gross Betha dengan detektor Geiger Mueller (GM) serta identifikasi radionuklida pemancar γ dengan detektor Ge(Li) dan software Maestro. Aktivitas Gross Betha (β) Dari hasil analisis dan perhitungan aktivitas gross betha terhadap sampel air sungai dan sedimen dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Hasil Pengukuran Gross Betha (β) pada sampel air dan sedimen sungai Aktivitas Kode Sampel Februari Agustus Gross β Gross β AR (Bq/L) 1 0,53 + 0,04 0,13 + 0,02 (air) 2 (air) 0,58 + 0,05 0,14 + 0,04 3 (air) 0,54 + 0,05 0,11 + 0,02 SEDMEN (Bq/gr) 4 (sedimen) 0,85 + 0,04 0,22 + 0,01 5 (sedimen) 0,86 + 0,05 0,23 + 0,01 6 (sedimen) 0,91 + 0,07 0,23 + 0,03 Data hasil pengukuran radioaktivitas gross β dalam Tabel 8 menunjukan bahwa perairan sungai Seropan adalah aman dari segi gross β, baik untuk sedimen maupun airnya, karena besar radioaktivitas gros β disemua titik lokasi masih dibawah batas ambang baku mutu tentang Baku Mutu (3). Badan Golongan B batas yang diperbolehkan Gross β = 1,00 Bq/L. Aktivitas Radionuklida Alam Pemancar Gamma (γ) Dari hasil pengukuran dan perhitungan maka didapatkan harga aktivitas radionuklida alam pemancar gamma pada sampel air sungai dan sedimen sungai Seropan disajikan pada Tabel 9 dan 10. Hasil Pengukuran Aktivitas Radionuklida Alam Pemancar Gamma pada Sampel Sungai Seropan. Tabel 9. Radionuklida Alam dalam Sungai Bawah Tanah Seropan Kode Energi ( kev ) sotop Aktivitas Radionuklida ( Bq / gr ) Sampling Sampling Februari Agustus , , , , , , , , , , , , Dari hasil perhitungan aktivitas radionuklida alam pemancar gamma pada sampel air sungai Seropan, bahwa aktivitas rerata pada air sungai bawah dam Seropan lebih besar dibandingkan dengan aktivitas pada sampel air sungai hulu Seropan dan yang paling kecil aktivitasnya adalah air sungai atas dam Seropan. Sedangkan untuk aktivitas pada sampel air sungai hulu Seropan lebih besar dibandingkan dengan air sungai bawah dam Seropan dan yang paling kecil aktivitas adalah pada sampel air sungai atas dam Seropan. Dari hasil identifikasi radionuklida alam pemancar gamma pada sampel air sungai dan sedimen terlihat bahwa pada sampel sedimen radionuklidanya lebih banyak dari pada yang terdapat pada sampel air sungai. Hal ini dapat disebabkan karena afinitas radionuklida untuk berasosiasi dengan sedimen dan partikel-partikel
6 Tri Rusmanto, Agus Taftazani SSN sedimen lebih tinggi daripada afinitas radionuklida terhadap air. Tabel 10. Hasil Pengukuran Aktivitas Radionuklida Alam Pemancar Gamma pada Sampel. Kode Energi (kev) KESMPULAN sotop Ac-228 Bi-214 Pb-214 Pb-212 Ra-226 Ac-228 Bi-214 Pb-214 Pb-212 Ra-226 Ac-228 Bi-214 Pb-214 Pb-212 Ra-226 Aktivitas Radionuklida ( Bq/gr ) Sampling Februari , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Sampling Agustus , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Berdasarkan hasil-hasil pengukuran parameter fisika, kimia, dan biologi pada sampel air sungai Seropan, antara lain sebagai berikut : 1. Suhu air sungai maksimum 28 C, padatan tersuspensi maksimum 48 mg/l, kesadahan air maksimum 257,49 mg/l, COD air maksimum 16 mg/l, BOD air maksimum 4,9 mg/l, escherichia coli maksimum > 2400/100 ml 2. Jumlah bakteri E.Coli (musim penghujan) sungai tersebut melebihi ambang batas dari Baku Mutu air Golongan B. 3. Aktivitas gross β pada semua sampel air sungai masih jauh dibawah nilai batas ambang baku mutu air yaitu sebesar 1,0 Bq/L. Untuk radioaktivitas β pada sampel sedimen belum tercantum dalam baku mutu perairan sehingga hasil pengukuran untuk sampel sedimen tidak dapat dibandingkan 4. Hasil identifikasi radionuklida alam pemancar gamma pada sampel air sungai terdeteksi dua jenis radionuklida yaitu ( KeV) dan ( KeV). Untuk sampel sedimen ada delapan jenis radionuklida yang terdeteksi yaitu (75 KeV), Ac-228 (93 KeV), Ra- 226 (186 KeV), Pb-212 (238 KeV), Pb-214 (295 KeV), Bi-214 (608 Kev), ( KeV). Aktivitas rata-rata radionuklida untuk air dan sedimen pada musim kemarau>musim penghujan. 5. Radioaktivitas gross β terbesar untuk sampel air sungai adalah Bq/gr yaitu pada sampel air sungai. Radioaktivitas sampel sedimen, terbesar adalah 0,9071 Bq/gr yaitu pada sampel sedimen Lokas. 6. Kualitas air sungai Seropan dapat digunakan sebagai bahan baku air rumah tangga Jika telah diproses jumlah bakteri Escherichia.colli nya dapat turun sampai dibawah batas ambang Baku Mutu tersebut. DAFTAR PUSTAKA 1. ANONM, 1991, Keputusan Gubernur Kepala Daerah stimewa Yogyakarta, Pemerintah Prop DY, Yogyakarta. 2. AGUS TAFTAZAN, dkk, 2000, Pola Penyebaran Radioaktivitas α, β dan Kandungan Radionuklida dalam Cuplikan Kerang Hijau ( Mytilus Viridis L), dan Laut di Pantai Cirebon dan Pantai Losari Jawa Barat, Prosiding Pertemuan dan Presentasi lmiah Penelitian Dasar lmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM BATAN, Yogyakarta. 3. NAREH dan SUTARMAN, 1993, Metode Pengukuran Aktivitas Tingkat Rendah, PSPKR BATAN, Jakarta. 4. AGUS TAFTAZAN, dkk, 2002, Sebaran Radioaktivitas, Radionuklida Alam dan Faktor Akumulasinya Dalam, dan Tanaman di Perairan Sungai dan Laut Surabaya, Prosiding Pertemuan dan Presentasi lmiah Penelitian Dasar lmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM BATAN, Yogyakarta. 5. SURATMAN, 1997, Pengukuran Radioaktivitas Betha, Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta, BATAN, Yogyakarta. 6. ERDTMANN,G and SOYKA, W, 1979, Gamma ray of the Radionuclides Tables for Applied Gamma Ray Spectrometry, Ney York, Wienhein. 7. HARJOTO DAN WDJOWAT, 1977, Metode Pengambilan Contoh dan
7 272 SSN Tri Rusmanto, Agus Taftazani Pemeriksaan Bakteriologi, Laboratorium Kesehatan Teknik, Yogyakarta. TANYA JAWAB Budi Sulistyo Tolong jelaskan, mungkin ada perbedaan pada musim penghujan dan musim kemarau, kondisi kualitas air. Tri Rusmanto Banyak perbedaan pada musim penghujan dan musim kemarau. Terutama parameter air seperti kesadahan, kekeruhan, BOD, COD, bakteri E Coli dan lain lain pada musim penghujan konsentrasi cemaran lebih besar di banding musim kemarau. ni dipengaruhi adanya penamabahan debit air yang berasal dari air hujan yang melewati pemukiman penduduk, persawahan (lahan pertanian), perkebunan. syuniarto Untuk apa BOD dan COD di ukur? Berapa batas yang diperbolehkan? Tri Rusmanto BOD dan COD perlu diukur, karena angka BOD dan COD menunjukkan tingkat pencemaran oleh adanya bakteri dan zat-zat organik, lemak protein dan lainnya. Batas yang diperbolehkan untuk BOD = 5 mg/ liter dan COD = 10 mg/liter menurut SK MenKes Tahun Suyanti Pada penentuan parameter biologi terutama pada penentuan BOD, kenapa hanya pada hari ke 5, bagaimana pada hari ke 1 sampai dengan 4. Tri Rusmanto Penentuan BOD pada hari ke lima, tujuannya bahan organik dapat terurai. Jadi kalau 4 hari hanya sebagian yang terurai. Perkiraan waktu yang dianggap cukup untuk mendegradasi semua zat organik yang ada dalam air oleh mikro organisme.
STUDI PARAMETER AIR DAN RADIOAKTIVITAS ALAM PERAIRAN SUNGAI SEROPAN GUNUNGKIDUL
ISSN 1410-6957 STUDI PARAMETER AIR DAN RADIOAKTIVITAS ALAM PERAIRAN SUNGAI SEROPAN GUNUNGKIDUL Tri Rusmanto, Agus Taftazani PTAPB BATAN Yogyakarta ABSTRAK STUDI PARAMETER AIR DAN RADIOAKTIVITAS ALAM SAMPEL
Lebih terperinciPENENTUAN SIFAT FISIS, KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIVITAS ALAM SAMPEL AIR DAN SEDIMEN SUNGAI BRIBIN TAHAP II
Tri Rusmanto, Agus Taftazani ISSN 0216-3 9 PENENTUAN SIFAT FISIS, KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIVITAS ALAM SAMPEL AIR DAN SEDIMEN SUNGAI BRIBIN TAHAP II Tri Rusmanto, Agus Taftazani Pusat Teknologi Akselerator
Lebih terperinciPENENTUAN PARAMETER AIR DAN RADIOAKTIVITAS ALAM SAMPEL AIR, SEDIMEN SUNGAI SEROPAN PERIODE I, SEMANU, GUNUNGKIDUL
266 ISSN 0216-3128 Tri Rusmanto, Agus Taftazani PENENTUAN PARAMETER AIR DAN RADIOAKTIVITAS ALAM SAMPEL AIR, SEDIMEN SUNGAI SEROPAN PERIODE I, SEMANU, GUNUNGKIDUL Tri Rusmanto, Agus Taftazani Pusat Teknologi
Lebih terperinciANALISIS SIFAT FISIKA, KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIVITAS SAMPEL AIR SUNGAI BRIBIN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA
Tri Rusmanto, dkk. ISSN 0216 3128 189 ANALISIS SIFAT FISIKA, KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIVITAS SAMPEL AIR SUNGAI BRIBIN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA Tri Rusmanto dan Agus Taftazani P3TM BATAN ABSTRAK ANALISIS
Lebih terperinciIDENTIFIKASI GROSS β DAN PENGUKURAN PARAMETER AIR DI PERAIRAN WONOSARI, GUNUNG KIDUL
IDENTIFIKASI GROSS β DAN PENGUKURAN PARAMETER AIR DI PERAIRAN WONOSARI, GUNUNG KIDUL Tri Rusmanto, Mulyono, Bambang Irianto -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail:ptapb@batan.go.id ABSTRAK IDENTIFIKASI
Lebih terperinciPROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLIR. Pusat Teknologi Akselerator don Proses Bahan Yogyakarta, 28 Agustus 2008
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator don Proses Bahan ANALISIS RADIOAKTIVITAS GAMMA SAMPEL AIR DAN SEDIMEN SUNGAI SEROPAN SEMANU GUNUNGKIDUL TAHUN 2006 Iswantoro, Suhardi,
Lebih terperinciANALISIS RADIOAKTIVITAS GROSS α, β DAN IDENTI- FIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR γ DARI AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE YOGYAKARTA
Elin Nuraini, dkk. ISSN 0216-3128 383 ANALISIS RADIOAKTIVITAS GROSS α, β DAN IDENTI- FIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR γ DARI AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE YOGYAKARTA Elin Nuraini, Sunardi, Bambang Irianto PTAPB-BATAN
Lebih terperinciPENGARUH DEBIT AIR DAN TSS TERHADAP AKUMULASI AKTIVITAS RADIONUKLIDA ALAM
8 ISSN 216-3128 Tri Harningsih, dkk. PENGARUH DEBIT AIR DAN TSS TERHADAP AKUMULASI AKTIVITAS RADIONUKLIDA ALAM Tri Harningsih Mahasiswa S2 Kimia Lingkungan, UGM Yogyakarta Muzakky, Agus Taftazani PTAPB-BATAN
Lebih terperinciSTUDI HUBUNGAN ANTARA SEBARAN DAN BEBAN PENCEMARAN RADIOAKTIVITAS SAMPEL LINGKUNGAN TERHADAP BAKU MUTU DAN DAYA TAMPUNG SUNGAI CODE YOGYAKARTA
ISSN 1410-6957 Akreditasi No. 129/Akred-LIPI/P2MBI/06/2008 STUDI HUBUNGAN ANTARA SEBARAN DAN BEBAN PENCEMARAN RADIOAKTIVITAS SAMPEL LINGKUNGAN TERHADAP BAKU MUTU DAN DAYA TAMPUNG SUNGAI CODE YOGYAKARTA
Lebih terperinciSTUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP
STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP Lutfi Noorghany Permadi luthfinoorghany@gmail.com M. Widyastuti m.widyastuti@geo.ugm.ac.id Abstract The
Lebih terperinciEVALUASI KADAR LOGAM BERAT DAN PESTISIDA PADA SAMPEL AIR SUNGAI BRIBIN GUNUNG KIDUL FUNGSI WAKTU DAN LOKASI SAMPLING (BAGIAN I)
ISSN 1410-6957 EVALUASI KADAR LOGAM BERAT DAN PESTISIDA PADA SAMPEL AIR SUNGAI BRIBIN GUNUNG KIDUL FUNGSI WAKTU DAN LOKASI SAMPLING (BAGIAN I) Agus Taftazani, Tri Rusmanto P3TM-BATAN ABSTRAK EVALUASI KADAR
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Keteguhan, yang
III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Keteguhan, yang merupakan salah satu DAS pada DAS di Kota Bandar Lampung. Lokasi penelitian
Lebih terperinciLAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER
LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER Akhir-akhir ini hujan deras semakin sering terjadi, sehingga air sungai menjadi keruh karena banyaknya tanah (lumpur) yang ikut mengalir masuk sungai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat
TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Air Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat di daratan, perairan lepas pantai (off shore water) dan perairan laut. Ekosistem air yang terdapat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
17 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sepanjang aliran Sungai Cihideung dari hulu Gunung Salak Dua dimulai dari Desa Situ Daun hingga di sekitar Kampus IPB Darmaga.
Lebih terperinciKAJIAN KUALITAS AIR UNTUK AKTIFITAS DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KRUENG ACEH Susi Chairani 1), Siti Mechram 2), Muhammad Shilahuddin 3) Program Studi Teknik Pertanian 1,2,3) Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciEFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN
EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN Rizal 1), Encik Weliyadi 2) 1) Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya
Lebih terperinciMETODELOGI PENELITIAN. penduduk yang dilalui saluran lindi bermuara ke laut dengan jarak drainase 2,5
III. METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Bakung desa Keteguhan Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung, jarak Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL)
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Desa pesisir, air bersih, kekeruhan, total dissolved solid, ph
KUALITAS FISIKA DAN KIMIA AIR BERSIH DI DESA PESISIR MINAHASA UTARA (Studi Kasus Di Desa Marinsow Kecamatan Likupang Timur) Priskila E. Posumah*, Oksfriani J. Sumampouw*, Odi R. Pinontoan* *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciPENILAIAN TINGKAT KANDUNGAN RADIOAKTIVITAS SEDIMEN DAN AIR SUNGAI DI SEMARANG
8 ISSN 01 318 PENILAIAN TINGKAT KANDUNGAN RADIOAKTIVITAS SEDIMEN DAN AIR SUNGAI DI SEMARANG Sukirno, Agus Taftazani dan Rosidi P3TM BATAN ABSTRAK PENILAIAN TINGKAT KANDUNGAN RADIOAKTIVITAS SEDIMEN, AIR
Lebih terperinciLampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit
Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit Konsentrasi zat di titik sampling masuk dan keluar Hari/ mingg u WT H (jam) Masu k Seeding
Lebih terperinciOleh/By. KHAIRUN NISA Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat Jl.A. Yani KM 36 Banjarbaru Kalimantan Selatan
ANALISIS KUALITAS AIR DI KAWASAN HUTAN BUNDER KABUPATEN GUNUNGKIDUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Analysis of water quality in Bunder Forest Area, Gunungkidul regency, Yogyakarta Special Province.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 KerangkaPenelitian Tahapan dalam penelitian ini dimulai dari studi literatur hingga penyusunan Laporan Tugas Akhir, dapat dilihat pada Gambar 3.1. Kerangka Penelitian dibawah
Lebih terperinciKualitas Air Sungai Walannae di Dusun Kampiri Desa Pallawarukka Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo
SSN : 2443 1141 P E N E L T A N Kualitas Air Sungai Walannae di Dusun Kampiri Desa Pallawarukka Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo R.Puty Ranijintan 1 *, A. M.Fadhil Hayat 2, St. Raodhah 3 Abstract River
Lebih terperinciLampiran 3. Hasil Analisis Air Limbah Domestik PT Inalum. No. Parameter Satuan Konsentrasi Metoda Uji mg/l mg/l mg/l
Lampiran 3. Hasil Analisis Air Limbah Domestik PT Inalum No. Parameter Satuan Konsentrasi Metoda Uji 1. 2. 3. 4. ph Padatan Tersuspensi Minyak BOD - 7,2 19 1,3 8 SNI 06-6989.11-2004 SQA-WI24-025/1 SQA-WI24-063/2
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Sanggrahan Kecamatan Karanggan Kabupaten Temanggung dengan. 1. Kondisi dan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Tempat Pembuangan Akhir sampah Sanggrahan Kecamatan Karanggan Kabupaten Temanggung dengan profil sebagai berikut :
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM
PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM I. PARAMETER WAJIB No. Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum Yang Diperbolehkan 1. Parameter
Lebih terperinciLampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng
59 Lampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng 60 Lampiran 2. Diagram alir pengolahan air oleh PDAM TP Bogor 61 Lampiran 3. Perbandingan antara kualitas air baku dengan baku mutu pemerintah
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 200 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang timbul akibat meningkatnya kegiatan manusia adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampui daya
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 58/MENLH/12/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN RUMAH SAKIT LINGKUNGAN HIDUP
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 58/MENLH/12/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN RUMAH SAKIT LINGKUNGAN HIDUP Kementerian Lingkungan Hidup 2002 1 KEPUTUSAN MENTERI NEGARA
Lebih terperinciANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -
Lebih terperinciANALISIS TEMBAGA, KROM, SIANIDA DAN KESADAHAN AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU
ISSN 2085-0050 ANALISIS TEMBAGA, KROM, SIANIDA DAN KESADAHAN AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU Subardi Bali, Abu Hanifah Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau e-mail:
Lebih terperinciPERHITUNGAN NILAI BOD 5. oksigen terlarut dari larutan pengencer dapat dilakukan : = 8,2601 = 7,122 = 8,1626 = 7,0569
LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN NILAI BOD 5 Normalitas Na 2 S 2 O 3 setelah distandarisasi 0,025 N, untuk menghitung oksigen terlarut dari larutan pengencer dapat dilakukan : Ulangan I P o (mg O 2 /L) P 5 (mg O
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Penyajian grafik dilakukan berdasarkan variabel konsentrasi terhadap kedalaman dan disajikan untuk
Lebih terperinciPENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT
PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT Oleh : Agus Mirwan, Ulfia Wijaya, Ade Resty Ananda, Noor Wahidayanti Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit Pencemaran air limbah sebagai salah satu dampak pembangunan di berbagai bidang disamping memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat. Selain itu peningkatan
Lebih terperinciPENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN
PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN NI PUTU DIANTARIANI DAN K.G. DHARMA PUTRA Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana. ABSTRAK Telah diteliti
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-58/MENLH/12/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN RUMAH SAKIT
Lampiran KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-58/MENLH/12/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN RUMAH SAKIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK
BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK 286 12.1 PENDAHULUAN 12.1.1 Permasalahan Masalah pencemaran lingkungan di kota besar misalnya di Jakarta, telah
Lebih terperinciKata Kunci : Waktu Aerasi, Limbah Cair, Industri Kecap dan Saos
VARIASI WAKTU AERASI DALAM INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KECAP DAN SAOS AERATION TIME VARIATION IN THE TREATMENT OF WASTEWATER INDUSTRIAL SOY AND SAUCE Daniel Dae Nuba H (1), A. Wibowo Nugroho
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya sektor industri pertanian meningkatkan kesejahteraan dan mempermudah manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak
Lebih terperinciSEBARAN RADIOAKTIVITAS RADIONUKLIDA ALAM DAN FAKTOR AKUMULASINYA DALAM AIR, SEDIMEN DAN TANAMAN DI PERAIRAN SUNGAI DAN LAUT SURABAYA
GANENDRA, Vol.V, No. 2 ISSN 1410-6957 SEBARAN RADIOAKTIVITAS RADIONUKLIDA ALAM DAN FAKTOR AKUMULASINYA DALAM AIR, SEDIMEN DAN TANAMAN DI PERAIRAN SUNGAI DAN LAUT SURABAYA Agus Taftazani, Sumining dan Muzakky
Lebih terperinciKAJIAN Pb-210 DALAM BIOTA, AIR DAN SEDIMEN LAUT SEKITAR CALON TAPAK PLTN UJUNG LEMAHABANG
ISSN 0216 3128 Rosidi, dkk. 94 KAJIAN Pb-210 DALAM BIOTA, AIR DAN SEDIMEN LAUT SEKITAR CALON TAPAK PLTN UJUNG LEMAHABANG Rosidi dan Sukirno P3TM BATAN ABSTRAK KAJIAN Pb-210 DALAM BIOTA, AIR DAN SEDIMEN
Lebih terperinciPEMETAAN KUALITAS AIR SUMUR DI SEKITAR TPA PIYUNGAN BANTUL YOGYAKARATA CLEAN WATER MAPPING AROUND PIYUNGAN LANDFILL BANTUL YOGYAKARTA
PEMETAAN KUALITAS AIR SUMUR DI SEKITAR TPA PIYUNGAN BANTUL YOGYAKARATA CLEAN WATER MAPPING AROUND PIYUNGAN LANDFILL BANTUL YOGYAKARTA Tirta Puspitasari Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil
Lebih terperinciStudi Kinerja Slow Sand Filter dengan Bantuan Lampu Light Emitting-Diode (LED) Putih
F207 Studi Kinerja Slow Sand Filter dengan Bantuan Lampu Light Emitting-Diode (LED) Putih Carissa Y. Ekadewi dan Wahyono Hadi Departemen Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan, dan Kebumian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya kegiatan manusia akan menimbulkan berbagai masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampaui
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata
11 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Waduk Cirata, Jawa Barat pada koordinat 107 o 14 15-107 o 22 03 LS dan 06 o 41 30-06 o 48 07 BT. Lokasi pengambilan sampel
Lebih terperinciKANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA
KANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA Umroh 1, Aries Dwi Siswanto 2, Ary Giri Dwi Kartika 2 1 Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian,Perikanan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2001 KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR: 6 TAHUN 2001 TENTANG
LEMBARAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2001 KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR: 6 TAHUN 2001 TENTANG PENETAPAN BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN RUMAH SAKIT DI PROPINSI SUMATERA BARAT GUBERNUR
Lebih terperinciPENELITIAN PENDAHULUAN KUALITAS AIR TANAH DI BANJAR SUWUNG BATAN KENDAL, KELURAHAN SESETAN, KOTA DENPASAR
PENELITIAN PENDAHULUAN KUALITAS AIR TANAH DI BANJAR SUWUNG BATAN KENDAL, KELURAHAN SESETAN, KOTA DENPASAR INTRODUCTION RESEARCH GROUND WATER QUALITY IN BR. SUWUNG BATAN KENDAL, SESETAN, DENPASAR CITY DESAK
Lebih terperinciPERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY
PERSYARATAN PENGAMBILAN SAMPEL Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY Pengambilan sampel lingkungan harus menghasilkan data yang bersifat : 1. Obyektif : data yg dihasilkan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2003 NOMOR : 6 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 6 TAHUN 2005 T E N T A N G
BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2003 NOMOR : 6 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 6 TAHUN 2005 T E N T A N G BAKU MUTU AIR LAUT DI PERAIRAN KOTA CILEGON Menimbang : a. bahwa air laut merupakan salah satu
Lebih terperinciAKTIVITAS GAMMA DAN ADSORPSI RADIONUKLIDA PERAIRAN KALI CODE, YOGYAKARTA
AKTIVITAS GAMMA DAN ADSORPSI RADIONUKLIDA PERAIRAN KALI CODE, YOGYAKARTA Tri Harningsih 1, Narsito 2, Agus Taftazani 3 1 AAK Nasional, Surakarta, 57155 2 UGM, Yogyakarta, 55281 3 BATAN, Yogyakarta, 55231
Lebih terperinciLampiran 1. Data Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dari Larutan Seri Standar Fe(NH 4 ) 2 ( SO 4 ) 2 6H 2 O 0,8 mg/l
Lampiran 1. Data Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dari Larutan Seri Standar Fe(NH 4 ) 2 ( SO 4 ) 2 6H 2 O 0,8 mg/l No Panjang Gelombang % T Absorbansi (nm) 1 500 75 0,1249 2 505 74 0,1308 3 510 73
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS DAN KLASIFIKASI MUTU AIR TUKAD YEH POH DENGAN METODE STORET
ANALISIS KUALITAS DAN KLASIFIKASI MUTU AIR TUKAD YEH POH DENGAN METODE STORET SKRIPSI Oleh: KADEK ARI ESTA 1108105032 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT
Lebih terperincikini dipercaya dapat memberantas berbagai macam penyakit degeneratif.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan penduduk yang semakin pesat serta adanya kegiatan masyarakat yang beraneka ragam, membuat usaha perbaikan kesehatan, khususnya kesehatan lingkungan menjadi
Lebih terperinciLampiran 1. Dokumentasi Penelitian. Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata. Dekstruksi Basah
Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata Dekstruksi Basah Lampiran 1. Lanjutan Penyaringan Sampel Air Sampel Setelah Diarangkan (Dekstruksi Kering) Lampiran 1. Lanjutan
Lebih terperinciPROFIL PENCEMARAN AIR SUNGAI SIAK KOTA PEKANBARU DARI TINJAUAN FISIS DAN KIMIA
PROFIL PENCEMARAN AIR SUNGAI SIAK KOTA PEKANBARU DARI TINJAUAN FISIS DAN KIMIA Putri, Afdal, Dwi Puryanti Laboratorium Fisika Bumi, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciL A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH
L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH 323 BAKU MUTU AIR LIMBAH INDUSTRI KECAP PARAMETER BEBAN PENCEMARAN Dengan Cuci Botol (kg/ton) Tanpa Cuci Botol 1. BOD 5 100 1,0 0,8 2. COD 175 1,75 1,4 3. TSS
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian Pengambilan sampel di lapangan Pengeringan Udara Sampel Lampiran 1. Lanjutan Sampel sebelum di oven Sampel setelah menjadi arang Lampiran 1. Lanjutan. Tanur (Alat yang
Lebih terperinciPENENTUAN RADIOAKTIVITAS PEMANCAR GAMMA TOTAL DAN BETA TOTAL DALAM LIMBAH RUMAH SAKIT DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PENENTUAN RADIOAKTIVITAS PEMANCAR GAMMA TOTAL DAN BETA TOTAL DALAM LIMBAH RUMAH SAKIT DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Suhardi, Siswanti, Muljon, Iswantoro BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail :ptapb@batan.go.id
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN AIR BAKU
BAB IV TINJAUAN AIR BAKU IV.1 Umum Air baku adalah air yang berasal dari suatu sumber air dan memenuhi baku mutu air baku untuk dapat diolah menjadi air minum. Sumber air baku dapat berasal dari air permukaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup lilin untuk membentuk corak hiasannya, membentuk sebuah bidang pewarnaan. Batik merupakan salah satu kekayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pabrik tahu merupakan industri kecil (rumah tangga) yang jarang memiliki instalasi pengolahan limbah dengan pertimbangan biaya yang sangat besar dalam pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan salah satu komponen sumber daya alam yang paling dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air mempunyai risiko mudah tercemar,
Lebih terperinciPENGARUH LIMBAH INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI KABUPATEN KLATEN. Darajatin Diwani Kesuma
PENGARUH LIMBAH INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI KABUPATEN KLATEN Darajatin Diwani Kesuma daradeka@gmail.com M.Widyastuti m.widyastuti@geo.ugm.ac.id Abstract The amis of this study are to
Lebih terperinciUJI & ANALISIS AIR SEDERHANA
MODUL: UJI & ANALISIS AIR SEDERHANA I. DESKRIPSI SINGKAT A ir dan kesehatan merupakan dua hal yang saling berhubungan. Kualitas air yang dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat.
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Umar Ode Hasani Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan UHO Email : umarodehasani@gmail.com Ecogreen Vol. 2 No. 2, Oktober
Lebih terperinciANALISA KEBERADAAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DALAM PRODUK AIR MINUM DARI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG ABSTRAK
ANALISA KEBERADAAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DALAM PRODUK AIR MINUM DARI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG Emridwansyah 1*, Elwina 2, Munawar 2 1* DIV Teknologi Kimia Industri, Jurusan Teknik Kimia, Politeknik
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN PENENTUAN RADIONUKLIDA DALAM PARTIKULAT UDARA UKURAN TSP DISEKITAR PLTU CILACAP, JAWA TENGAH
IDENTIFIKASI DAN PENENTUAN RADIONUKLIDA DALAM PARTIKULAT UDARA UKURAN TSP DISEKITAR PLTU CILACAP, JAWA TENGAH Tri Rusmanto, Mulyono, Iswantoro -BATAN-Yogyakarta Jl Babarsari Nomor 21, Kotak pos 6101 Ykbb
Lebih terperinciPELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015
PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015 A. PEMANTAUAN KUALITAS AIR DANAU LIMBOTO Pemantauan kualitas air ditujukan untuk mengetahui pengaruh kegiatan yang dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan industri mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan dapat menciptakan lapangan kerja. Akan tetapi kegiatan industri sangat potensial untuk menimbulkan dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semua makhluk hidup memerlukan air. Manusia sebagian tubuhnya terdiri
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Salah satu sumber daya alam yang pokok dalam kehidupan adalah air. Semua makhluk hidup memerlukan air. Manusia sebagian tubuhnya terdiri atas air. Metabolisme yang
Lebih terperinciPOLA RADIOAKTIVITAS ALAM CUPLIKAN LINGKUNGAN DI PERAIRAN SURABAYA
136 ISSN 0216-3128 Rosidi dan Agus Taftazani POLA RADIOAKTIVITAS ALAM CUPLIKAN LINGKUNGAN DI PERAIRAN SURABAYA R o s i d i, Agus Taftazani Pusat Teknologi Akselerator dan Proses bahan BATAN, Yogyakarta.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin besarnya laju perkembangan penduduk dan industrialisasi di Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Padatnya pemukiman dan kondisi
Lebih terperinciMEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI DI PT EAST JAKARTA INDUSTRIAL PARK
MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI DI PT EAST JAKARTA INDUSTRIAL PARK DOSEN PEMBIMBING Dr. Ir. RAKHMA OKTAVINA, MT OLEH : HENDRA SASMAYA 30408425 LATAR BELAKANG MASALAH Menurut Peraturan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pencemaran Organik di Muara S. Acai, S. Thomas, S. Anyaan dan Daerah Laut yang Merupakan Perairan Pesisir Pantai dan Laut, Teluk Youtefa. Bahan organik yang masuk ke perairan
Lebih terperinciKAJIAN PENGARUH LIMBAH INDUSTRI SOUN TERHADAP KUALITAS AIRTANAH DI DESA MANJUNG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN. Setyawan Purnama
KAJIAN PENGARUH LIMBAH INDUSTRI SOUN TERHADAP KUALITAS AIRTANAH DI DESA MANJUNG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN Andita Yulli Puspita Dewi dita_mommyarkhan@yahoo.co.id Setyawan Purnama igiwan@ugm.ac.id
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR (EV-003)
LAPORAN TUGAS AKHIR (EV-003) IDENTIFIKASI PENGARUH KUALITAS AIR SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR DI RW 08 KELURAHAN BABAKAN CIAMIS KECAMATAN SUMUR BANDUNG KOTA BANDUNG BERDASARKAN PARAMETER BIOLOGIS
Lebih terperinciANALISA PENCEMARAN LIMBAH ORGANIK TERHADAP PENENTUAN TATA RUANG BUDIDAYA IKAN KERAMBA JARING APUNG DI PERAIRAN TELUK AMBON
ANALISA PENCEMARAN LIMBAH ORGANIK TERHADAP PENENTUAN TATA RUANG BUDIDAYA IKAN KERAMBA JARING APUNG DI PERAIRAN TELUK AMBON OLEH : CAROLUS NIRAHUA NRP : 000 PROGRAM PASCASARJANA BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MANAJEMEN
Lebih terperinciLAMPIRAN A DATA HASIL PENGUJIAN KARBON AKTIF KAYU BAKAU
LAMPIRAN A DATA HASIL PENGUJIAN KARBON AKTIF KAYU BAKAU 1. Kadar Air Suhu Massa awal Massa akhir (gr) ( o C) (gr) I II III IV V 500 4,77 4,82 4,80 4,79 4,80 600 4,64 4,63 4,64 4,65 4,64 700 5 4,53 4,54
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner yang digunakan pada penelitian dampak pemupukan N dosis tinggi pada usahatani sayuran dataran tinggi.
LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner yang digunakan pada penelitian dampak pemupukan N dosis tinggi pada usahatani sayuran dataran tinggi. KUESIONER DAMPAK PEMUPUKAN NITROGEN DOSIS TINGGI PADA USAHATANI SAYURAN
Lebih terperinciANALISIS KANDUNGAN ORGANIK MATTER, NITRAT, SULFAT, FOSFAT DAN AMONIA DALAM SEDIMEN DAN AIR 01 SEMENANJUNG MURIA
ANALISIS KANDUNGAN ORGANIK MATTER, NITRAT, SULFAT, FOSFAT DAN AMONIA DALAM SEDIMEN DAN AIR 01 SEMENANJUNG MURIA Hendro, Zulfiyandi Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK ANALISIS KANDUNGAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Prosedur Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan kali ini secara keseluruhan digambarkan oleh Gambar III.1. Pada penelitian kali akan digunakan alum sebagai koagulan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk mandi, mencuci,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Limbah Air dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk mandi, mencuci, membersihkan berbagai macam alat, dan lain sebagainya. Air tersebut akan mengalami pencemaran.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber pendapatan, juga memiliki sisi negatif yaitu berupa limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan oleh
Lebih terperinciGambar 7. Lokasi penelitian
3. METODA PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di muara Sungai Angke dan perairan Muara Angke, Jakarta Utara (Gambar 7). Lokasi tersebut dipilih atas dasar pertimbangan,
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM
BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM IV.1. Umum Air baku adalah air yang memenuhi baku mutu air baku untuk dapat diolah menjadi air minum. Air baku yang diolah menjadi air minum dapat berasal dari
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Tuladenggi adalah salah satu Kelurahan dari lima Kelurahan yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembangunan industri adalah salah satu kegiatan sektor ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kontribusi sektor industri terhadap
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR ABSTRACT INTISARI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR ABSTRACT... i INTISARI... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...
Lebih terperinciPEMANTAUAN RADIOEKOLOGI KELAUTAN DI SEMENANJUNG LEMAHABANG, JEPARA TAHUN 2005
PEMANTAUAN RADIOEKOLOGI KELAUTAN DI SEMENANJUNG LEMAHABANG, JEPARA TAHUN 2005 Heru Umbara, Heny Suseno, Chevy Cahyana, Budi Hari, Wahyu P Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PEMANTAUAN RADIOEKOLOGI
Lebih terperinciPengaruh Sistem Open Dumping terhadap Karakteristik Lindi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Air Dingin Padang
Pengaruh Sistem Open Dumping terhadap Karakteristik Lindi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Air Dingin Padang Puti Sri Komala, Novia Loeis Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas
Lebih terperinciIdentifikasi Unsur dan Kadar Logam Berat pada Limbah Pewarna Batik dengan Metode Analisis Pengaktifan Neutron
Identifikasi Unsur dan Kadar Logam Berat pada Limbah Pewarna Batik dengan Metode Analisis Pengaktifan Neutron DWI P. SASONGKO Pusat Penelitian Lingkungan Hidup - Lemlit Universitas Diponegoro, Semarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat konsumsi air minum dalam kemasan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keberadaan industri dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat namun juga tidak jarang merugikan masyarakat, yaitu berupa timbulnya pencemaran lingkungan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan
29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Umum Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan literatur baik berupa buku buku, artikel, jurnal jurnal dan penelitian tentang hidrologi dan
Lebih terperinciPrestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN
STUDI PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS DAN ph LIMBAH PABRIK TAHU MENGGUNAKAN METODE AERASI BERTINGKAT Fajrin Anwari, Grasel Rizka Muslim, Abdul Hadi, dan Agus Mirwan Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. laju pembangunan telah membawa perubahan dalam beberapa aspek kehidupan
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki hubungan timbal balik dengan lingkungannya. Secara alamiah, hubungan timbal balik tersebut terdapat antara manusia sebagai individu dan manusia sebagai
Lebih terperinci