ADVERSITY QUOTIENT DAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MIPA FKIP UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN AKADEMIK 2015/2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ADVERSITY QUOTIENT DAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MIPA FKIP UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN AKADEMIK 2015/2016"

Transkripsi

1 ADVERSITY QUOTIENT DAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MIPA FKIP UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN AKADEMIK 215/216 Bakri M * ) bakrim6@yahoo.co.id Sudarman Bennu * ) sudarmanbennu@untad.ac.id Muh. Hasbi * ) muhhasbi62@yahoo.co.id * ) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Tadulako Abstrak: Ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa di perguruan tinggi yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar diri mahasiswa. Satu diantara faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa adalah adversity quotient yang disingkat AQ. Adversity quotient merupakan bentuk kecerdasan yang membuat seseorang dapat mengubah hambatan atau kesulitan menjadi sebuah peluang. Peneliti ingin mengetahui tingkat Adversity Quotient dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako tahun akademik 215/216. Penelitian menggunakan jenis penelitian korelasional. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako yang terdaftar pada tahun akademik 215/216 yang sudah memiliki IPK. Sampel pada penelitian sebanyak 478 orang menggunakan teknik pengambilan sampel purposive random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen berupa angket yang disebut ARP dan Angket Indeks Prestasi Mahasiswa. Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan statistika inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa berada pada rentang nilai 1,71 3,96 skala - 4. IPK tertinggi dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Fisika, dan IPK terendah dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Matematika. IPK rata-rata mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako adalah 3,11. Adversity Quotient (AQ) mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako berada pada rentang skor AQ tertinggi dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Biologi, dan AQ terendah dicapai oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika. Tetapi secara umum rata-rata AQ mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako adalah 124,37. Hasil analisis statistik inferensial menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara indeks prestasi mahasiswa dengan Adversity Quotient mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako. Kata kunci: Adversity Quotient, Indeks Prestasi Kumulatif PENDAHULUAN Ilmu psikologi membagi kecerdasan manusia menjadi empat yaitu; IQ (Intelegene Quotient) yang biasa disebut kecerdasan intelektual, EQ (Emosional Quotient) yang disebut kecerdasan emosional, SQ (Spiritual Quotient) yang disebut kecerdasan spritual dan AQ (Adversity Quotient) yang disebut kecerdasan menghadapi tantangan. Kecerdasan yang keempat yaitu AQ menurut Annida (213) merupakan bentuk kecerdasan yang banyak menentukan kesuksesan seseorang dalam menghadapi sebuah tantangan disaat terjadi kesulitan atau kegagalan. Seseorang yang mempunyai AQ yang tinggi, maka lebih mudah menjalani kehidupan sehari-hari disebabkan oleh mereka yang mempunyai AQ tinggi akan lebih mudah menanggapi suatu masalah dan mampu bertahan dari suatu tantangan atau masalah yang dihadapi. AQ mulai dipopulerkan oleh Poul Stoltz yang didasarkan pada pengalaman pribadinya sebagai konsultan pendidikan, dan terus dilakukan penelitian dan

2 Bakri, Sudarman, dan Muh. Hasbi, Adversity Quotinet dan Indeks 35 pengembangan oleh ahli pendidikan sehingga AQ bisa memberikan kontribusi yang lebih baik pada manusia agar tetap kuat dalam menghadapi tantangan. Tantangan pendidikan paling besar dihadapi oleh peserta didik saat berada di jenjang pendidikan tinggi. Mereka menghadapi banyak persoalan-persoalan perkuliahan dan persoalan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Persoalan perkuliahan seperti tugas matakuliah yang banyak, perkuliahan yang menuntut kemandirian dan perkuliahan dengan berbagai metode yang digunakan dosen menuntut mahasiswa untuk dapat menyesuaikan diri. Selain itu, persoalan kehidupan sehari-hari seperti uang kuliah yang cukup besar, biaya hidup yang cukup tinggi dan pergaulan yang bebas menuntut kedewasaan dan kesabaran. Kompleksitas kehidupan yang dialami oleh mahasiswa sebagai peserta didik ditingkat perguruan tinggi bisa cepat berubah akibat peningkatan teknologi, perubahan nilai sosial dan kultural. Pada jenjang pendidikan tinggi, kondisi perkembangan peserta didik cukup kompleks mulai perkembangan fisik, psikis, baik yang tumbuh dari faktor diri sendiri, keluarga maupun lingkungan. Mahasiswa yang kuliah di Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Untad sebagian besar memiliki intelegensi, kreatifitas dan kecakapan yang cukup tinggi. sehingga kemampuan dan potensi yang dimiliki tersebut dapat dimanfaatkan untuk membuat jangkauan dan peluang yang cukup luas dalam meraih masa depan yang mereka cita-citakan, akan tetapi berbeda ketika di balik potensi besar mereka mengalami traumatis dan syndrome dari permasalahan keluarga, ekonomi maupun pergaulan yang dirasa kurang membawa perkembangan bagi pribadinya. Keadaan itu akan membuat kondisi pribadi menjadi seorang individu berpotensi untuk berprestasi tetapi menjadi pribadi yang pemalas, penakut, merasa minder, atau bahkan menjadi mahasiswa yang tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Melihat keadaan yang mudah mendapatkan masalah, maka diperlukan AQ (Adversity Quotient) dalam mengatasi masalaha, dan sejauh mana kemampuan mahasiswa menjadi lebih kuat dalam menghadapi kesulitan dalam hidupnya yaitu dengan mempunyai kendali diri yang kuat, asal-usul dan pengkauan terhadap masalah yang dihadapi, jangkauan yang luas dalam menghadapi masalah, serta yang paling penting dalam hal ini adalah daya tahan, yaitu sejauh mana kekuatan dan daya tahan mahasiswa dalam menghadapi permasalahan yang mereka hadapi sebagai individu yang mempunyai kelebihan yang luar biasa, baik dari mereka sendiri, keluarga maupun lingkungan, agar mereka tetap menjadi mahasiswa berprestasi yang dapat meraih sukses dan tidak mudah menyerah dengan apa yang menimpanya serta menjadi mahasiswa yang tetap termotivasi untuk meraih prestasi. Dalam adversity quotient, menurut Sudarman (212: 56) terdapat empat dimensi utama yang dapat membentuk AQ seseorang kuat yaitu:1) Kendali diri (Control), dengan control diri inilah seseorang bisa mengendalikan dirinya dengan permasalahan yang ada, sehingga dapat mengontrol emosi secara lebih baik, 2) Asal-usul dan pengakuan diri (origin dan ownership), dengan mengetahui dan faham tentang asal-usul masalah/kesulitan, maka dengan gaya dan caranya sendiri seseorang akan mengakui keberadaan masalah/kesulitan yang dihadapi. 3) Jangkauan/reach (R) berarti sejauh mana kesulitan yang ada akan menjangkau bagian-bagian lain dari kehidupan seseorang, dengan mengetahui jangkauan maka seseorang akan menunjukkan kemampuan dalam melakukan penilaian tentang beban kerja yang menimbulkan stress. 4) Daya tahan/endurance (E) berarti persepsi seseorang akan lama atau tidaknya kesulitan akan berlangsung. Daya tahan akan dapat menimbulkan penilaian seseorang tentang situasi yang baik atau buruk. Seseorang yang mempunyai daya tahan yang tinggi akan memiliki harapan dan sikap optimis dalam mengatasi kesulitan atau

3 36 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 216 disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 216 tantangan yang sedang dihadapi. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian tentang adversity quotient mahasiswa dan prestasi mahasiswa di Jurusan Pendidikan MIPA Universitas Tadulako. Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingkatan indeks prestasi mahasiswa Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako. 2. Untuk mengetahui tingkatan adversity quotient mahasiswa Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako. 3. Untuk mengetahui adanya hubungan indeks prestasi dengan adversity quotient mahasiswa Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan variabel indeks prestasi kumulatif mahasiswa diberi simbol X dan adversity quotient mahasiswa Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako yang sudah memiliki Indeks Prestasi Akademik. Dengan kata lain populasi penelitian ini adalah mereka yang terdaftar sebagai mahasiswa mulai tahun 214, 213, dan 212. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik pengambilan sampel purposive random sampling sehingga terpilih 478 mahasiswa dengan rincian 136 mahasiswa program studi Pendidikan Matematika, 11 mahasiswa program studi Pendidikan Fisika, 114 mahasiswa program studi Pendidikan Biologi, dan 118 mahasiswa program studi Pendidikan Kimia. Pengumpulan data menggunakan dua instrumen yang pertama disebut Adversity Response Partisipan (ARP) kedua instrumen prestasi mahasiswa yang berisi tentang keadaan keluarga, identitas sekolah dan indeks prestasi mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako. Data dianalisis menggunakan analisis data kuantitatif yaitu analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Analisis statistik deskriptip seperti rata-rata, median, nilai maksimum nilai minimum dan standar deviasi. Sementara analisis statistik inferensial yang digunakan adalah analisis korelasional untuk dua variabel. HASIL PENELITIAN Hasil Analisis Statistik Deskriptif. Analisis dilakukan terhadap kedua variabel yang diteliti yang dirinci berdasarkan program studi. Hasil analisis variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi dinyatakan dalam bentuk diagram batang berikut ini Gambar 1. Diagram Batang Variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi

4 Bakri, Sudarman, dan Muh. Hasbi, Adversity Quotinet dan Indeks 37 Berdasarkan Gambar 1, dapat dinyatakan bahwa IPK tertinggi yang dicapai mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi adalah 3,81. IPK terendah adalah 1,8. Rata-rata IPK mahasiswa dengan responden sebanyak 114 adalah 3,15 dengan median 3,2. Hasil analisis variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika dinyatakan seperti bentuk diagram batang berikut ini Gambar 2. Diagram Batang Variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Berdasarkan Gambar 2, dapat dinyatakan bahwa IPK tertinggi yang dicapai mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika adalah 3,88. IPK terendah adalah 1,71. Rata-rata IPK mahasiswa dengan responden sebanyak 136 adalah 2,91 dengan median 2,945. Hasil analisis variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika dinyatakan seperti bentuk diagram batang berikut ini Gambar 3. Diagram Batang Variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Berdasarkan Gambar 5, dapat dinyatakan bahwa IPK tertinggi yang dicapai mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika adalah 3,96. IPK terendah adalah 2,23. Ratarata IPK mahasiswa dengan responden sebanyak 11 adalah 3,16 dengan median 3,15. Hasil analisis variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia dinyatakan seperti bentuk diagram batang berikut ini.

5 38 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 216 disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember Gambar 4. Diagram Batang Variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Berdasarkan Gambar 4, dapat dinyatakan bahwa IPK tertinggi yang dicapai mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia adalah 3,86. IPK terendah adalah 2,19. Ratarata IPK mahasiswa dengan responden sebanyak 118 adalah 3,23 dengan median 3,2. Hasil analisis variabel Adversity Quotient (AQ) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi dinyatakan seperti bentuk diagram batang berikut ini Gambar 5. Diagram Batang Variabel Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Berdasarkan Gambar 5, dapat dinyatakan bahwa Adversity Quotient tertinggi mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi adalah 176, Adversity Quotient terendah adalah 9. Rata-rata Adversity Quotient mahasiswa dengan responden sebanyak 114 adalah 127,22 dengan median 127.

6 Bakri, Sudarman, dan Muh. Hasbi, Adversity Quotinet dan Indeks 39 Hasil analisis variabel Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika dinyatakan seperti bentuk diagram batang berikut ini Gambar 6. Diagram Batang Variabel Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Berdasarkan Gambar 6, dapat dinyatakan bahwa Adversity Quotient tertinggi mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika adalah 163. Adversity Quotient terendah adalah 88. Rata-rata Adversity Quotient mahasiswa dengan responden sebanyak 136 adalah 122,94 dengan median 124. Hasil analisis variabel Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika dinyatakan seperti bentuk diagram batang berikut ini Gambar 7. Diagram Batang Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Berdasarkan Gambar 7, dapat dinyatakan bahwa Adversity Quotient tertinggi mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika adalah 158. Adversity Quotient terendah

7 4 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 216 disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 216 adalah 94. Rata-rata Adversity Quotient mahasiswa dengan responden sebanyak 11 adalah 123,76 dengan median 122. Hasil analisis variabel Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia dinyatakan seperti bentuk diagram batang berikut ini Gambar 8. Diagram Batang Variabel Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Berdasarkan Gambar 8, dapat dinyatakan bahwa Adversity Quotient tertinggi mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia adalah 172. Adversity Quotient terendah adalah 89. Rata-rata Adversity Quotient mahasiswa dengan responden sebanyak 118 adalah 123,56 dengan median 123,5. Hasil Analisis Statistik Inferensial. Berdasarkan hipotesis yang diajukan yaitu: H : Tidak ada hubungan Indeks prestasi dengan Adversity Quotient mahasiswa MIPA FKIP Universitas Tadulako H 1 : Ada hubungan Indeks prestasi dengan Adversity Quotient mahasiswa MIPA FKIP Universitas Tadulako Untuk operasionalnya hipotesis statistik di atas, maka rumusan statistik tersebut adalah H : H 1 : Statistik yang digunakan untuk menguji rumusan hipotesis statistik di atas adalah korelasi product momen atau yang populer dengan nama korelasi Pearson. Apabila dimisalkan variabel Indeks prestasi dengan simbol X dan variabel Adversity Quotient dengan simbol Y, maka akan diperoleh pasangan data atau pasangan terurut (X,Y) sebanyak jumlah sampel yaitu 478 orang. Hasil perhitungan diperoleh dan r 2 =,121. Apabila dengan derajat kebebasan (dk) = 476 maka diperoleh r tabel =,88. Jadi nilai r tabel lebih kecil dari r hitung sehingga disimpulkan hipotesis H ditolak atau menerima H 1. Jadi terdapat hubungan antara indeks prestasi dengan adversity quotient mahasiswa MIPA FKIP Universitas Tadulako.

8 Bakri, Sudarman, dan Muh. Hasbi, Adversity Quotinet dan Indeks 41 Koefisien determinasi variabel X dan Y dinyatakan dengan simbol r 2, sehingga diperoleh koefisien determinasi X dan Y sebesar,121. Ini berarti bahwa 1,21% diantara variasi total nilai-nilai Y dapat dijelaskan oleh hubungannya dengan nilai-nilai X, atau 1,21% diantara variasi total nilai-nilai X dapat dijelaskan oleh hubungannya dengan nilainilai X. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat dinyatakan bahwa prestasi belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) FKIP Universitas Tadulako yang disimbolkan dalam bentuk Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) berada pada rentang nilai 1,71 3,96 skala - 4. IPK tertinggi dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Fisika, dan IPK terendah dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Matematika. Apabila ditinjau dari rata-rata, IPK dengan rata-rata terendah yaitu 2,91 dicapai oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika dan yang tertinggi yaitu 3,23 dicapai oleh mahasiswa program studi Pendidikan Kimia. Tetapi secara umum rata-rata IPK mahasiswa jurusan Pendidikan MIPA adalah 3,11. Apabila dilihat dari variabel Adversity Quetiont (AQ) mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA, berada pada rentang skor AQ tertinggi dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Biologi, dan AQ terendah dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Matematika. Apabila dilihat dari rata-rata, AQ dengan rata-rata terendah yaitu 122,94 dicapai oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika dan yang tertinggi yaitu 127,22 dicapai oleh mahasiswa program studi Pendidikan Biologi. Tetapi secara umum rata-rata AQ mahasiswa jurusan Pendidikan MIPA adalah 124,37. Hasil uji statistik inferensial menunjukkan bahwa r hitung yang diperoleh sebesar,11 lebih besar dari r tabel,88 sehingga dapat diartikan bahwa ada hubungan antara prestasi belajar mahasiswa dengan adversity quotient mahasiswa pada Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako. Koefisien determinasi yang diperoleh sebesar,121. Ini berarti bahwa 1,21% diantara variasi total nilai-nilai variabel prestasi mahasiswa (Y) dapat dijelaskan oleh hubungannya dengan nilai-nilai adversity quotient (X). Daya tahan atau endurence merupakan satu komponen dari empat komponen utama yang dapat membentuk AQ seseorang menjadi kuat. Menurut Sudarman (212: 56) seseorang yang mempunyai daya tahan yang tinggi akan memiliki harapan dan sikap optimis dalam mengatasi kesulitan atau tantangan yang sedang dihadapi. Hal ini akan sejalan apabila dikatakan bahwa seseorang yang mempunyai AQ tinggi akan memiliki harapan dan sikap optimis dalam mengatasi kesulitan. Seseorang yang mempunyai AQ tinggi akan mudah meraih kesuksesan atau prestasi yang lebih baik dibandingkan seseorang yang mempunyai AQ rendah. Kontribusi adversity quotient mahasiswa terhadap prestasi belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako sebesar 1,21%. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dikemukan pada bagian terdahulu, maka dapat disimpulankan bahwa: 1. Indeks prestasi mahasiswa yang dinyatakan dengan IPK mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako berada pada pada rentang nilai 1,71 3,96 skala - 4. IPK tertinggi dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Fisika, dan IPK terendah dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan

9 42 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 216 disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 216 Matematika. IPK rata-rata mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako adalah 3, Adversity Quotient (AQ) mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako berada pada pada rentang skor AQ tertinggi dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Biologi, dan AQ terendah dicapai oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika. Tetapi secara umum rata-rata AQ mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako adalah 124, Hasil analisis statistik inferensial dari data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara indeks prestasi mahasiswa dengan adversity quotient mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako. SARAN Berdasarkan kesimpulan yang dikemukan sebelumnya, maka peneliti memberikan saran kepada koordinator program studi untuk memperhatikan AQ mahasiswa dan memprogramkan kegiatan-kegiatan yang dapat membantu mahasiswa mengelola tantangan yang dihadapinya sehingga menjadi peluang untuk meraih kesuksesan. Para dosen yang mengajar di Jurusan Pendidikan MIPA untuk memperhatikan AQ mahasiswa dalam melakukan pembelajaran di dalam kelas. DAFTAR PUSTAKA Annida Adversity Quotient. kesiapan-menghadapi-tantangan-adversity-quotient/. Diakses tanggal 26 Juni 214. Bakri, Sudarman, Rita Lefrida Analisis Indeks Prestasi dan Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Tadulako. Laporan Penelitian. FKIP Untad. Diana, Nida u. 28. Study Deskriptif Tentang Adversity Quotient pada Siswa Kelas Akselerasi di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Malang. Skripsi. Diakses pada tanggal 28 Juni 214. Hamalik, Oemar. 28. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Mulyasa, E., 28, Implementasi Kurikulum 24 Panduan Pembelajaran KBK, Remaja Rosdakarya, Bandung. Slameto Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara. Sudarman Adversity Quotient: Kajian Kemungkinan Pengintegrasiannya dalam Pem-belajaran Matematika. Jurnal Aksioma Vol. 1, No. 1 Maret 212. Halaman http%3A%2F%2Fjurnal.untad.ac.id%2Fjurnal%2Findex.php%2FAKSIO MA%2Farticle%2Fview%2F1279%2F928&ei=GepMVKn1BYTTmgWt3oGoBA &usg=afqjcnetkv8c2pywheeodykkcadfcv1spw. Diakses pada tanggal 26 Juni 214.

10 Bakri, Sudarman, dan Muh. Hasbi, Adversity Quotinet dan Indeks 43 Susilo, M. Joko. 26. Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar. Yogyakarta: Pinus Book Publisher. Tim Penyusun Pedoman Akademik 212 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Palu: Universitas Tadulako. Winkel, W.S. 29. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat persaingan yang semakin ketat dalam bidang jasa, terutama jasa psikologi. Masyarakat psikologi dan

Lebih terperinci

PENGARUH KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS TADULAKO ANGKATAN 2016

PENGARUH KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS TADULAKO ANGKATAN 2016 PENGARUH KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS TADULAKO ANGKATAN 2016 Muh. Hasbi 1), Nurul Inayah 2) muhhasbi62@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016 HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT (AQ) DAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA NEGERI 2 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 JURNAL Disusun untuk memenuhi syarat memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang asuransi jiwa, yaitu PT. Prudential Life Assurance (Prudential

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah Korelasional. Menurut Azwar (2012) Penelitian Korelasional merupakan penelitian yang bertujuan menyelidiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, berbagai sektor kehidupan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, berbagai sektor kehidupan mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi era globalisasi, berbagai sektor kehidupan mengalami banyak perubahan. Salah satu penyebab dari perubahan tersebut adalah semakin berkembangnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel, (D) Metode pengumpulan data, (E) Validitas dan Reliabilitas alat ukur, 1. Variabel bebas : Adversity Quotient

BAB III METODE PENELITIAN. sampel, (D) Metode pengumpulan data, (E) Validitas dan Reliabilitas alat ukur, 1. Variabel bebas : Adversity Quotient BAB III METODE PENELITIAN Berdasarkan metode penelitian ini akan menguraikan : (A) Identifikasi variabel-variabel penelitian, (B) Defenisi operasional penelitian, (C) Populasi dan sampel, (D) Metode pengumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk membentuk karakteristik seseorang agar menjadi lebih baik. Melalui jalur pendidikan formal, warga negara juga diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupan, manusia memerlukan berbagai jenis dan macam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupan, manusia memerlukan berbagai jenis dan macam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupan, manusia memerlukan berbagai jenis dan macam barang serta jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif yaitu menekankan analisisnya pada data data numerical (angka) yang diolah dengan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. membuat manusia dituntut untuk mengikuti segala perubahan yang terjadi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. membuat manusia dituntut untuk mengikuti segala perubahan yang terjadi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman melalui globalisasi, perubahan teknologi dan informasi membuat manusia dituntut untuk mengikuti segala perubahan yang terjadi dengan harapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen, karena penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perlakuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Zaman modern yang penuh dengan pengaruh globalisasi ini, kita dituntut

BAB 1 PENDAHULUAN. Zaman modern yang penuh dengan pengaruh globalisasi ini, kita dituntut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman modern yang penuh dengan pengaruh globalisasi ini, kita dituntut untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Pernyataan ini bukan tanpa sebab,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai Adversity Quotient pada siswa/i SMP X kelas I di Bandung (Suatu Penelitian Survei yang dilakukan pada Siswa/i SMP Yayasan Badan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan deduktif yang berangkat dari permasalahan-permasalahan dari

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan deduktif yang berangkat dari permasalahan-permasalahan dari BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif, maksud dari metode penelitian ini adalah penelitian yang identik dengan pendekatan deduktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan manusia dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok utama, sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan manusia dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok utama, sehubungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan manusia dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok utama, sehubungan dengan hakikat manusia, yaitu sebagai makhluk berketuhanan, makhluk individual,

Lebih terperinci

PENGARUH INTELLIGENCE QUOTIENT

PENGARUH INTELLIGENCE QUOTIENT PENGARUH INTELLIGENCE QUOTIENT DAN EMOSIONAL QUOTIENT TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA MATAKULIAH PENGANTAR AKUNTANSI I MAHASISWA SEMESTER III PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI IKIP PGRI BOJONEGORO TAHUN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data yang diperoleh dalam penelitian. Deskripsi data yang disajikan adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data yang diperoleh dalam penelitian. Deskripsi data yang disajikan adalah 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Data Pada pembahasan berikut ini akan disajikan deskripsi data berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian. Deskripsi data yang disajikan adalah

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN KIMIA SISWA SMA DI KOTA MANOKWARI

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN KIMIA SISWA SMA DI KOTA MANOKWARI KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN KIMIA SISWA SMA DI KOTA MANOKWARI Iwan 18, Achmad Rante Suparman 19 Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat setiap orang berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat setiap orang berlomba-lomba BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat setiap orang berlomba-lomba membekali diri dengan berbagai keterampilan dan pendidikan yang lebih tinggi agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang terjadi pada era globalisasi saat ini menuntut adanya persaingan yang semakin ketat dalam dunia kerja. Hal ini mengakibatkan adanya tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2010). Sehingga diupayakan generasi muda dapat mengikuti setiap proses

BAB I PENDAHULUAN. 2010). Sehingga diupayakan generasi muda dapat mengikuti setiap proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan salah satu bentuk usaha sadar yang terencana, terprogram dan berkesinambungan dalam upaya menumbuhkembangkan kemampuan peserta didik secara optimal,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian 3.1.1. Pendekatan penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sisten Kredit Semester UKSW, 2009). Menurut Hurlock (1999) mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Sisten Kredit Semester UKSW, 2009). Menurut Hurlock (1999) mahasiswa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak pihak sekarang ini yang mengritik tajam sistem pendidikan di Indonesia. Ada yang merasa bahwa sekolah-sekolah di negeri ini hanya menghasilkan manusia-manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang sedang berkembang, yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang sedang berkembang, yang BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan salah satu Negara yang sedang berkembang, yang mau tidak mau dituntut untuk giat membangun dalam segala bidang kehidupan. Terutama dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari hubungan antar variabel. Variabel-variabel dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari hubungan antar variabel. Variabel-variabel dalam penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel. Variabel-variabel dalam penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT (AQ) DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT (AQ) DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2014 HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT (AQ) DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2014 AYU JANI PUSPITASARI 135102077 KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM

Lebih terperinci

Tatik Haryani, Bambang Priyo Darminto Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Tatik Haryani, Bambang Priyo Darminto Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo PENGARUH KECERDASAN SPIRITUAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMP IT ULUL ALBAB PURWOREJO TAHUN AJARAN 2014/2015 Tatik Haryani, Bambang Priyo Darminto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen, sebab penelitian ini adalah dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cipta,2008), hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Cipta,2008), hlm. 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil bagi suatu kelompok

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Data tentang nilai UN mata pelajaran kimia dan prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Kimia UIN Walisongo Semarang, diperoleh melalui

Lebih terperinci

Muh. Hasbi Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP Universitas Tadulako Abstrak

Muh. Hasbi Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP Universitas Tadulako   Abstrak Pengaruh Kemampuan Trigonometri TerhadapKemampuan Fisika Dikaitkan dengan Gaya Kognitif Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Muh. Hasbi Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : P 26 PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI, INTELIGENSI QUOTIENT, DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI OLIMPIADE SAINS DI SMA NEGERI 1 BANTUL TAHUN AJARAN 2011/2012 ARY WIDAYANTO SMA N 1 BANTUL ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup ditengah-tengah masyarakat, apalagi dengan perkembangan reformasi yang menuntut perubahan disegala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang semakin kompetitif seperti saat ini diperlukan sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara sangat bergantung

Lebih terperinci

KORELASI ADVERSITYQUOTIENT DAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA

KORELASI ADVERSITYQUOTIENT DAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA KORELASI ADVERSITYQUOTIENT DAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA Nurhidayati 1), Wharyanti Ika P 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purworejo email: Nurhidayummurifda@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian mengenai Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Mata Kuliah PSBT Pada Mahasiswa JPTS FPTK UPI ini digunakan instrumen berupa angket (kuesioner). Tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian 68 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya

Lebih terperinci

Ani Khoerunni mah 1, Kriswandani 2, Wahyudi 2. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Ani Khoerunni mah 1, Kriswandani 2, Wahyudi 2. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT (AQ) DAN POLA ASUH DEMOKRATIS (AUTHORITATIVE) ORANGTUA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA Ani Khoerunni mah 1, Kriswandani

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara strategi manajemen kelas dan prestasi akademik mata pelajaran Fisika, Kimia, Biologi pada siswa kelas XI-IPA SMAN X di Bandung. Teori

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu variabel tergantung. Variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan secara sengaja, teratur dan terprogram dengan tujuan untuk mengubah dan mengembangkan perilaku maupun

Lebih terperinci

PENGARUH INTELEGENSI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO

PENGARUH INTELEGENSI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO PENGARUH INTELEGENSI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO Sunarti Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo sunarti.panuntun@ymail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Tabel 3.1 Desain Tujuan Jenis Metode yang Digunakan Unit Analisis Time Horizon T-1 Kuantitatif T-2 Kuantitatif Survey Survey Individu, Mahasiswi PTS VS IPK < 2.00 Individu,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode dan instrumen pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat ukur dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode dan instrumen pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat ukur dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini membahas mengenai metode penelitian, dan dalam hal ini dibatasi secara sistematis sebagai berikut: Variabel penelitian, subjek penelitian, metode dan instrumen

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA KELAS XII SMA NEGERI 16 PADANG

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA KELAS XII SMA NEGERI 16 PADANG HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA KELAS XII SMA NEGERI 16 PADANG Arika Fitri, Linda Fitria Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Email : linda.fitria81@gmail.com,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN NUMERIK, VERBAL DAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA FISIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN NUMERIK, VERBAL DAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA FISIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN NUMERIK, VERBAL DAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA FISIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA Agus Umaeza 1) Widodo Budhi 2) 1)2) Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

KORELASI TINGKAT INTELIGENSI SISWA DENGAN HASIL PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA KELAS I SD NEGERI JABUNGAN SEMARANG

KORELASI TINGKAT INTELIGENSI SISWA DENGAN HASIL PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA KELAS I SD NEGERI JABUNGAN SEMARANG KORELASI TINGKAT INTELIGENSI SISWA DENGAN HASIL PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA KELAS I SD NEGERI JABUNGAN SEMARANG Moh. Aniq Kh.B. Dosen PGSD Universitas PGRI Semarang khairulbasyar@ymail.com Anita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan jenjang pendidikan formal yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi (anonim,

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Nuraini Sribina Universitas Potensi Utama rainribi2701@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dengan segala kemajuan teknologi yang mengikutinya,

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dengan segala kemajuan teknologi yang mengikutinya, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dengan segala kemajuan teknologi yang mengikutinya, menantang bangsa ini untuk mengatasi krisis yang dialami agar tidak tertinggal kemajuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ADVERSITY QUOTIENT DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI MODEL TERPADU MADANI PALU

HUBUNGAN ADVERSITY QUOTIENT DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI MODEL TERPADU MADANI PALU HUBUNGAN ADVERSITY QUOTIENT DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI MODEL TERPADU MADANI PALU Intan Rukmana E-mail: intanrukmana21@gmail.com Muh. Hasbi E-mail: muhhasbi62@yahoo.co.id

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT. X. Disusun Oleh. : Dyah Anggraini NPM :

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT. X. Disusun Oleh. : Dyah Anggraini NPM : HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT. X Nama Disusun Oleh : Dyah Anggraini NPM : 10507067 Jurusan : Psikologi Dosen Pembimbing : Intaglia Harsanti, S.Psi., M.Si Diajukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA Miftahul Jannah 1, Ade Susanti 2, dan Benni 3

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA Miftahul Jannah 1, Ade Susanti 2, dan Benni 3 MENDIDIK: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pengajaran Volume 2, No. Hubungan 1, April 2016: Kecerdasan Page 29-35 Emosional Terhadap Prestasi Belajar Matematika ISSN: 2443-1435 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan teknologi mempercepat modernsasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan teknologi mempercepat modernsasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan teknologi mempercepat modernsasi segala bidang. Berbagai perkembangan itu semakin kuat sejalan dengan tuntutan reformasi dan globalisasi.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh :

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh : PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP NILAI UJIAN SEMESTER MATA PELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 3 REMBANG TAHUN AJARAN 2012/ 2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA ANGKATAN 2013 FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SGD BANDUNG

PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA ANGKATAN 2013 FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SGD BANDUNG Pengaruh Adversity Quotient Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Angkatan 2013 Fakultas Psikologi UIN SGD Bandung (Tesa N. Huda, Agus Mulyana) PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. guru. Pada tanggal 17 Juli 1959 PTPG-KI Satya Wacana berubah

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. guru. Pada tanggal 17 Juli 1959 PTPG-KI Satya Wacana berubah BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Subjek Penelitian Sejarah Perkembangan Universitas Kristen Satya Wacana, pada awalnya UKSW bernama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Kristen Indonesia (PTPG-KI)

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMP

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMP HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMP Wilibaldus Bhoke Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP Citra Bakti, NTT wilibaldusbhoke87@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam

BAB I PENDAHULUAN. baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru.

Lebih terperinci

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016 UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN MENGAJAR GURU, KEAKTIFAN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menteri Pendidikan Nasional (Depdiknas, 2006: ) No. 22 tahun 2006 tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Menteri Pendidikan Nasional (Depdiknas, 2006: ) No. 22 tahun 2006 tujuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar antara guru dan siswa yang berlangsung secara efektif dan efesien. Pendidikan sains khususnya fisika memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan nasional di Indonesia memiliki tujuan sebagaimana tertulis dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN PERSEPSI PADA METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN PERSEPSI PADA METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA Jurnal Formatif 4(): 157-16, 014 ISSN: 088-351X HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN PERSEPSI PADA METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA YULISTIANA yulistinabio@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SEMESTER 2 PADA PESERTA DIDIK KELAS X SMAK ST. PETRUS ENDE TAHUN PELAJARAN 2016/2017

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SEMESTER 2 PADA PESERTA DIDIK KELAS X SMAK ST. PETRUS ENDE TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 7. No., Jul Des 017 ISSN: 088-094 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SEMESTER PADA PESERTA DIDIK KELAS X SMAK ST. PETRUS ENDE TAHUN PELAJARAN 016/017

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 88 siswa yang dijadikan sampel penelitian. Adapun skala intensitas melaksanakan Shalat Dhuha terdiri dari 30

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 88 siswa yang dijadikan sampel penelitian. Adapun skala intensitas melaksanakan Shalat Dhuha terdiri dari 30 58 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian Hasil perolehan data skala intensitas melaksanakan Shalat Dhuha dan skala motivasi belajar merupakan hasil skala yang diberikan

Lebih terperinci

E-JURNAL. Oleh : NECI DESWITA SARI

E-JURNAL. Oleh : NECI DESWITA SARI PENGARUH CARA BELAJAR, FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA N 1 SITIUNG KECAMATAN SITIUNG KABUPATEN DHARMASRAYA E-JURNAL

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang. mengembangkan pendidikan di Kedungkandang didirikanlah Madrasah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang. mengembangkan pendidikan di Kedungkandang didirikanlah Madrasah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang Berawal dari pemikiran dan kemauan yang kuat untuk mengembangkan pendidikan di Kedungkandang

Lebih terperinci

PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DITINJAU DARI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS

PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DITINJAU DARI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DITINJAU DARI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP

Lebih terperinci

ADVERSITY QUOTIENT PADA MAHASISWA BERPRESTASI

ADVERSITY QUOTIENT PADA MAHASISWA BERPRESTASI ADVERSITY QUOTIENT PADA MAHASISWA BERPRESTASI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sehingga persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh: Laksmi Fivyan Warapsari F100110088 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Mengenai Adversity Quotient pada Guru di Madrasah Aliyah Al-Mursyid Kota Bandung

Studi Deskriptif Mengenai Adversity Quotient pada Guru di Madrasah Aliyah Al-Mursyid Kota Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Adversity Quotient pada Guru di Madrasah Aliyah Al-Mursyid Kota Bandung 1 Olla Tiyana, 2 Eni Nuraeni Nugrahawati 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT, MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 MAKASSAR

HUBUNGAN MINAT, MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 MAKASSAR Journal of EST, Volume 2, Nomor 3 Desember 2016 hal 144-151 p-issn:2460-1497 e-issn: 2477-3840 HUBUNGAN MINAT, MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 MAKASSAR Putri

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pancasakti Tegal

Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pancasakti Tegal PENGARUH PENERAPAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KURIKULUM 2013 TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Hawin Falachi 1, Tri Jaka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008).

BAB III METODE PENELITIAN. dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di SMP Negeri 12 Bandung yang beralamatkan di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 195, kelurahan Gegerkalong, kecamatan

Lebih terperinci

KORELASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA N. 1 KUALUH LEIDONG KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA T.

KORELASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA N. 1 KUALUH LEIDONG KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA T. KORELASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA N. 1 KUALUH LEIDONG KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA T.P 2015/ 2016 Nurdiana Nasution, Cicik Suriani Program Studi Pendidikan Biologi,

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI RATA-RATA UJIAN NASIONAL DAN UJIAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UMS ANGKATAN 2010

PENGARUH NILAI RATA-RATA UJIAN NASIONAL DAN UJIAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UMS ANGKATAN 2010 PENGARUH NILAI RATA-RATA UJIAN NASIONAL DAN UJIAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UMS ANGKATAN 2010 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: YUNITA NAPIAH A 420

Lebih terperinci

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi 47 BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi Pada bab ini, akan dipaparkan hasil penelitian serta interpretasi dari hasil penelitian tersebut. Akan dijabarkan gambaran umum responden dan hasil dari analisa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini diuraikan secara rinci mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Meliputi jenis dan pendekatan penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi

Lebih terperinci

PENGARUH PERSIAPAN MATERI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 19 PALU

PENGARUH PERSIAPAN MATERI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 19 PALU PENGARUH PERSIAPAN MATERI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 19 PALU SITI HAJIRAH JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan Sumberdaya Manusia (SDM) yang berkualitas, bidang pendidikan memegang peranan yang penting. Pendidikan diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adapun alasan atau faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Adapun alasan atau faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap individu mempunyai keinginan untuk merubah dirinya menjadi lebih baik. Hal ini bisa dikarenakan tempat sebelumnya mempunyai lingkungan yang kurang baik, ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sikap sikap dan keterampilan, serta peningkatan kualitas hidup menuju

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sikap sikap dan keterampilan, serta peningkatan kualitas hidup menuju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses untuk mendapatkan pengetahuan atau wawasan, mengembangkan sikap sikap dan keterampilan, serta peningkatan kualitas hidup menuju kesuksesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi muda yang berperan sebagai penerus cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi muda yang berperan sebagai penerus cita-cita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan generasi muda yang berperan sebagai penerus cita-cita bangsa, oleh karena itu remaja diharapkan dapat mengembangkan potensi diri secara optimal

Lebih terperinci

Oleh : Drs. Udiyono, M.Pd.

Oleh : Drs. Udiyono, M.Pd. PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA, KONDISI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2010/2011 Oleh

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Oleh : Arum Kusuma Putri Uly Gusniarti PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Akademik 1. Pengertian prestasi akademik Menurut pendapat Djamarah (2002) tentang pengertian prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT I PRODI DIII KEBIDANAN STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT I PRODI DIII KEBIDANAN STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT I PRODI DIII KEBIDANAN STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012 Millati Hayati, Yuyun Wahyu I.I., S.S.T (Program DIII Kebidanan STIKES YPIB

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Lampung yaitu di Fakultas Keguruan. Dan Ilmu Pendidikan tahun ajaran 2009/2010.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Lampung yaitu di Fakultas Keguruan. Dan Ilmu Pendidikan tahun ajaran 2009/2010. 34 III. METODOLOGI PENELITIAN A.Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Lampung yaitu di Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan tahun ajaran 009/010. B. Metode Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil dari penelitian yang telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil dari penelitian yang telah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan, yaitu berupa perhitungan statistik data yang diperoleh dari hasil penyebaran instrumen

Lebih terperinci

Hubungan Antara Pemberian Motivasi Belajar Dari Orangtua Dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah Bagi Peserta Didik

Hubungan Antara Pemberian Motivasi Belajar Dari Orangtua Dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah Bagi Peserta Didik Hubungan Antara Pemberian Motivasi Belajar Dari Orangtua Dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah Bagi Peserta Didik Umiyatun (0614052) Mahasiswa Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : RESTY HERMITA NIM K4308111 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN KEPATUHAN SISWA MENTAATI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD N 01 GEDONGAN TAHUN 2014/2015

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN KEPATUHAN SISWA MENTAATI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD N 01 GEDONGAN TAHUN 2014/2015 PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN KEPATUHAN SISWA MENTAATI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD N 01 GEDONGAN TAHUN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Oleh: FITRI MAHAYU WATI A510110020 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan Oleh :

Lebih terperinci

Kontribusi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas XI di SMA PGRI 1 Padang

Kontribusi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas XI di SMA PGRI 1 Padang Kontribusi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas XI di SMA PGRI 1 Padang Gustri Wandi, Drs. Khairudin, M.Si, Ashabul khairi, S.T, M.Kom Pendidikan Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari hari, manusia selalu mengadakan bermacammacam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari hari, manusia selalu mengadakan bermacammacam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari hari, manusia selalu mengadakan bermacammacam aktivitas. Salah satu aktivitas itu diwujudkan dalam gerakan yang dinamakan keija (As'ad, 1991:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi untuk jaman sekarang sangat dibutuhkan oleh setiap perorangan

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi untuk jaman sekarang sangat dibutuhkan oleh setiap perorangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Asuransi untuk jaman sekarang sangat dibutuhkan oleh setiap perorangan maupun perusahaan, baik di Indonesia maupun diluar negeri. Definisi asuransi menurut

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA KADER MUHAMMADIYAH DAN MAHASISWA REGULER

PERBANDINGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA KADER MUHAMMADIYAH DAN MAHASISWA REGULER PERBANDINGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA KADER MUHAMMADIYAH DAN MAHASISWA REGULER (Studi Kasus di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2010) NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk

Lebih terperinci