PERAN ANGGOTA KELUARGA DALAM PENGELOLAAN KEBUN PEKARANGAN DI DUSUN III LOA DURI ILIR KECAMATAN LOA JANAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERAN ANGGOTA KELUARGA DALAM PENGELOLAAN KEBUN PEKARANGAN DI DUSUN III LOA DURI ILIR KECAMATAN LOA JANAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA."

Transkripsi

1 PERAN ANGGOTA KELUARGA DALAM PENGELOLAAN KEBUN PEKARANGAN DI DUSUN III LOA DURI ILIR KECAMATAN LOA JANAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Oleh: NUR JANNA NIM PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2010

2 2 PERAN ANGGOTA KELUARGA DALAM PENGELOLAAN KEBUN PEKARANGAN DI DUSUN III LOA DURI ILIR KECAMATAN LOA JANAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Oleh: NUR JANNA NIM Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Kehutanan PadaProgram Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2010

3 3 HALAMAN PENGESAHAN Judul Karya Ilmiah : PERAN ANGGOTA KELUARGA DALAM PENGELOLAAN KEBUN PEKARANGAN DI DUSUN III LOA DURI ILIR, KECAMATAN LOA JANAN, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Nama : Nur Janna Nim : Program Studi : Manajemen Hutan Jurusan : Pengelolaan Hutan Menyetujui, Pembimbing, Penguji I, Ir. Sofyan Bulkis, MP Ir. Herijianto Thamrin, MP NIP NIP Penguji II, Ir. Rita Yuliani NIP Mengesahkan Direktur, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Ir. Wartomo, MP NIP

4 4 ABSTRAK NUR JANNA. Peran Anggota Keluarga Dalam Pengelolaan Kebun Pekarangan di Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara. (di bawah bimbingan Sofyan Bulkis). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan kepala keluarga dan para wanita dalam pengelolaan kebun pekarangan di Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara. Hal ini untuk memberikan informasi peranan kepala keluarga dan para wanita dalam pengelolaan kebun pakarangan kepada masyarakat. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, selama 2 (dua bulan) yaitu dari tanggal 25 Mei 25 Juli Obyek penelitian adalah masyarakat yang ditentukan secara acak sebanyak 60 responden. Pengambilan data dilakukan secara langsung dengan metode wawancara dan pengisian kuisioner. Hasil penelitian diolah dan dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan kebun pekarangan di Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara paling banyak dikerjakan para wanita, dari sejak pengolahan tanah, penyemaian, penanaman, pemanenan, pengangkutan, sampai pemasaran. Pola tanam kebun pekarangannya merupakan pencampuran antara tanaman berkayu (buah buahan) dan diselingi tanaman semusim (sayur sayuran). Pengelolaan kebun pekarangan ini telah dapat memberikan tambahan bagi pendapatan keluarga.

5 5 RIWAYAT HIDUP NUR JANNA. Lahir pada tanggal 09 Maret 1987 di Ujung pandang. Ia merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan keluarga Bapak Gabil dan Ibu Rahma Wati. Pada tahun 1994 Ia memulai pendidikannya di Sekolah Dasar (SDN) Negeri 168 Sumbang, Kecamatan Alla Timur, Kabupaten Enrekang dan berijasah pada tahun Pada tahun yang sama melanjutkan studinya di Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTPN) Negeri 4 Alla Kecamatan Alla Timur, Kabupaten Enrekang, dan berijasah pada tahun Selanjutnya pada tahun yang sama melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas (SMA) Kesatuan II Samarinda dan berijasah pada tahun Pendidikan tingginya di mulai pada tahun yang sama di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Program Studi Manajemen Hutan, Jurusan Pengelolaan Hutan. Tanggal 18 Maret sampai dengan 09 Mei Ia mengikuti Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. WANA ADIPRIMA MANDIRI Kecamatan Malinau Utara, Kabupaten Malinau.

6 6 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat - Nya. Penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini tepat pada waktunya. Penyusunan Karya Ilmiah ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Penelitian ini telah dilakukan selama dua bulan (60 hari) mulai dari tanggal 25 Mei 25 Juli 2010 di Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara. Peran Anggota Keluarga Dalam Pengelolaan Kebun Pekarangan di Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara. Selama proses penelitian dan penyusunan Karya Ilmiah ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu Penulis tak lupa pula mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Kedua orang tua dan keluarga yang telah banyak memberikan dorongan serta do a selama penulis menyelesaikan proses belajar di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 2. Bapak Ir. Sofyan Bulkis, MP, selaku Dosen pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan Karya Ilmiah ini. 3. Bapak kepala Desa dan Bapak Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara. 4. Bapak dan ibu Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara yang sudi meluangkan waktunya untuk kegiatan pendataan. 5. Bapak Ir. Herijianto Thamrin, MP, selaku Dosen wali sekaligus selaku Dosen Penguji Karya Ilmiah dan Ibu Ir. Rita Yuliani, selaku Dosen Penguji Karya Ilmiah. 6. Saudara Samsul Arifin dan Saudari Masmaul selaku penyangga seminar Karya Ilmiah 7. Bapak Ir. Hasanudin, MP, selaku ketua Jurusan Pengelolaan Hutan.

7 7 8. Ibu Emi Malaysia, MP, selaku Ketua Program Studi Manajemen Hutan. 9. Bapak Ir. Wartomo, MP, selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 10. Seluruh rekan rekan Angkatan 2007 atas dukungan dan kerjasamanya yang telah diberikan selama ini. Penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunannya, oleh karena itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga apa yang tertulis dalam Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya. Penulis Kampus Sei. Keledang, Juli 2010

8 8 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Keadaan Umumn Lokasi Pengamatan... 3 B. Kebun Pekarangan... 5 C. Kegiatan Kepala Keluarga Dan Para Wanita Dalam Pengelolaan Kebun Pekarangan. 8 III. METODE PENGAMATAN A. Lokasi dan Waktu Pengamatan... 9 B. Alat dan Bahan... 9 C. Prosedur Kerja... 9 D. Pengolahan Data IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil B. Pembahasan IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN. 24 ix x xi

9 9 DAFTAR TABEL No. Tubuh Utama Halaman 1. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Dusun III Loa Duri Ilir Kecamatan Loa Janan' Kabupaten Kutai Kartanegara Akhir Tahun Peranan Responden Dalam Pemeliharaan Kebun Pekarangan Tujuan Responden Dalam Pengelolaan Kebun Pekarangan Peruntukkan Kebun Pekarangan yang Diusahakan Responden Jenis Tanaman yang Ditanam di Kebun Pekarangan Responden Pola Tanam Kebun Pekarangan Responden Alasan responden Mengelola Kebun Pekarangan Manfaat yang Dirasakan Responden Mengelola Kebun Pekarangan... 17

10 10 DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Lampiran 1. Lembar Kuisioner Lampiran 2. Jenis Tanaman yang Ditanam di Kebun Pekarangan Responden Lampiran 3. Gambar Tanaman Singkong (Manihot utillisima) Lampiran 4. Gambar Tanaman Buah buahan Lampiran 5. Gambar Tanaman Jambu Air (Eugenia aquea) Lampiran 6. Gambar Tanaman Lombok (Capcicum sp) Lampiran 7. Gambar Tanaman Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Lampiran 8. Gambar Tanaman Pisang (Musa sp) 34

11 11 I. PENDAHULUAN Pada umumnya di daerah pedesaan Kalimantan Timur para petani memanfaatkan lahan di sekitar rumah sebagai kebun dan pekarangan. Hal tersebut diupayakan untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari sebagai sistem jangka panjang dan dapat memberikan manfaat bagi sumber kehidupan yang lebih baik bagi penduduk. Usaha membangun masyarakat pedesaan perlu ditingkatkan terutama melalui pengembangan kemampuan masyarakat dalam sumber daya alam untuk menciptakan kondisi prakarsa dan swadaya masyarakat desa. Selain itu perlu ditingkatkan kemampuan masyarakat desa untuk berproduksi, mengolah dan memasarkan hasilnya, sekaligus menciptakan lapangan kerja. Kegiatan kebun pekarangan melalui sistem Agroforestry dirasakan sangat membantu pendapatan keluarga, baik dari tanaman menahun (buah buahan) maupun tanaman semusim (sayur sayura). Manfaat yang dirasakan oleh masyarakat tersebut telah mendorong kepala keluarga dan para wanita ikut serta dalam pengelolaan kebun pekarangan dan memasarkan hasilnya, sehingga berkembang menjadi usaha tani yang produktif yaitu usaha tani para wanita Pengembangan usaha tani para wanita ini beralasan sebab usaha dan keahlian secara individual yang dimiliki penduduk yang berbeda telah mendatangkan tambahan pendapatan bagi keluarganya (Mubyarto, 1994). Berdasarkan alasan tersebut maka diadakan penelitian dengan maksud untuk mengetahui peranan kepala keluarga dan para wanita terhadap pengelolaan

12 12 kebun pekarangan di Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara. Hasil yang diharapkan adalah agar dapat memberikan informasi peranan kepala keluarga dan para wanita dalam pengelolaan kebun pekarangan di Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara kepada masyarakat.

13 13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografi Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan salah satu Dusun yang terdapat di Desa Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara. Berdasarkan monografi Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara mempunyai batas batas wilayah sebagai berikut: a. Sebelah Selatan : Desa Loa Duri Ilir b. Sebelah Utara : Sungai Mahakam c. Sebelah Barat : Desa Loa Duri Ilir d. Sebelah Timur : Dusun II dan Dusun III Loa Duri Ilir. Luas wilayah Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara + 105,000 m 2, (10,5 hektar) jarak dari kampus +10 KM dengan kondisi jalan beraspal yang cukup baik dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat maupun kendaraan roda dua. 2. Keadaan Alam Tofograpi Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara umumnya berbukit dan bergelombang serta datar, dengan ketinggian 0 12 meter di atas permukaan laut. Jenis tanah terdiri dari Latosol, Alluvial, Podsolid merah kuning. Tipe iklim adalah tropika basah

14 14 dengan bulan basah terjadi antara bulan Desember, September dan Oktober. (Sumber: Data Monografi Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara). 3. Keadaan Penduduk Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara sebagian besar penduduknya berasal dari Jawa Timur, jumlah penduduk berdasarkan perhitungan akhir tahun 2009 sebanyak jiwa dengan 494 Kepala Keluarga (KK). a. Keadaan penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara penduduk berdasarkan tingkat pendidikannya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Tingkat Pendidikan Penduduk di Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara. No Pendidikan Jenis Kelamin Jumlah Persentase LK PR (%) 1 Tidak Sekolah ,34 2 Sekolah Dasar ,13 3 SLTP ,65 4 SLTA ,82 5 Diploma ,56 6 Sarjana ,48 Jumlah ,00 (Sumber data: Mongrafi Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, akhir tahun 2009).

15 15 b. Keadaan penduduk berdasarkan mata pencahariannya masyarakat yang berada di Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara. Masyarakat yang tinggal di Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara mempunyai mata pencaharian sebagai petani seperti di daerah asalnya dulu. Namun ada juga sebagian kecil mempunyai pekerjaan seperti, pedagang, sebagai buruh industri dan Pegawai Negeri. B. Kebun Pekarangan Pekarangan atau home garden mempunyai arti sebagai tempat bermukim dan satuan produksi, juga merupakan ekologis yang mencakup interaksi manusia, tumbuh - tumbuhan, hewan, tanah dan air (Raharjo, 1995). Kebun dalam pengertian sehari hari adalah lahan kering milik perorangan atau warga yang digunakan untuk usaha tani jenis tanaman holtikultura (semusim). Kebun pekarangan menurut Lahjie ( 1988 ), yaitu sebidang lahan kering di sekitar rumah yang pada umumnya dibatasi oleh pagar dan biasanya mempunyai beraneka ragam peruntukan seperti fungsi keindahan yang ditanami dengan tanaman hias, rekreasi (bermain, beristirahat dan olah raga, memelihara ternak serta tanaman holtikultura). Seiring dengan lajunya pertumbuhan penduduk yang begitu pesat membawa pengaruh terhadap perkembangan sistem pengolahan lahan dan sumber daya hutan. Maka pada kondisi demikian dapat dilihat dengan melakukan sistem pengolahan lahan misalnya kebun pekarangan yang ditujukan untuk

16 16 meningkatkan pemeliharaan dan perbaikan lingkungan. Dalam mengelola kebun pekarangan sebaiknya secara bertahap dari tanaman semusim (sayur sayura) seperti pada tanaman singkong, pepaya, jagung, lombok, bayam dan lain lain ke tanaman menahun (buah - buahan) seperti pada tanaman durian, kedondong, kelapa, rambutan, jambu air, nangka, mangga, sukun, belimbing, jambu biji dan lain lain. Pencampuran tanaman semusim (sayur sayuran) dan menahun (pohon pohon) yang menyebabkan penyusunan ruang berlapis lapis seperti pada tajuk pohon yang memberikan pengaruh yang sangat baik terhadap sistem kebun pekarangan tersebut tidak lain adalah Agroforestry. Agroforestry dalam bahan pola atau bentuk dan sasarannya menurut Wasink dan King (1978) dalam Sarjono (1993) adalah sebagai berikut: a. Bentuk Sistem Agroforestry 1. Agrisilvikultur adalah perpaduan antara komposisi pertanian dan kehutanan 2. Silvopastural adalah perpaduan antara kehutanan dan peternakan 3. Agrosilvopastural adalah perpaduan antara kompenen pertanian dengan kehutanan dan peternakan 4. Sistem perhutanan serba guna adalah membudidayakan pohon hutan untuk menghasilkan kayu 5. Juga makanan ternak berupa buah dan daun b. Sasaran Agroforestry 1. Mengoptimumkan produksi gabungan pertanian, perhutanan dan peternakan 2. Mengawetkan dan memperbaiki lahan usaha

17 17 3. Memanfaatkan tenaga kerja yang tersedia sebaik baiknya Menurut Lahjie (1988), pekarangan mempunyai fungsi yaitu : a. Sebagai penghasil bahan pangan b. Sumber penghasil tetap, tetapi sebagian pekarangan dapat dijual tiap tiap harinya untuk memperoleh uang tunai meskipun tidak besar nilainya. c. Sumber penghasil bahan bangunan seperti sengon, bambu dan kayu lainnya. d. Sumber penghasil bumbu masakan, rempah rempah dan obat obatan serta bunga. e. Sumber penghasil kayu bakar, terutama dari cabang rantingnya tidak berguna bagi bahan bangunan. Kebun pekarangan (home garden) pada daerah daerah pedesaan masyarakat asli merupakan pengembangan kebun buah, sedangkan pada masyarakat transmigrasinya merupakan usaha diversifikasi atau keberagaman jenis tanaman khususnya untuk peningkatan pendapatan. Beberapa tanaman perdagangan seperti, cengkeh, coklat, kopi dan kelapa juga tanaman tahunan dan tanaman buah buahan yang dikembangkan.

18 18 C. Kegiatan Kepala Keluarga Dan Para Wanita Pengelolaan Kebun Pekarangan Pada umumnya setiap Kepala keluarga di pedesaan pengelolaan kebun pekarangan yang pemanfaatannya khususnya ditanami tanaman, tergantung dari selera dan anggapan mereka mempunyai nilai atau lebih menguntungkan. Namun dalam hal kegiatan pemeliharaan sering dilakukan oleh para wanita seperti halnya pemeliharaan, penyemaian, penanaman, pemanenan hasil kebun pekarangan. Sedangkan untuk kegiatan pengelolaan dan pengangkutan dilakukan oleh suami mereka. Tetapi ada juga para wanita yang melakukannya sendiri seperti pengelolaan lahan, penyemaian, penanaman, pemanenan serta memasarkan hasil kebun pekarangan. Maka dari tahapan tahapan tersebut telah menunjukkan partisipasi keluarga dalam kegiatan pemeliharaan. Biasanya para wanita desa mengelola kebun pekarangan merupakan usaha sampingan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari dan keberhasilan diharapkan mampu memberikan dampak dinamis pada peningkatan pendapatan dan menciptakan jenis jenis tanaman yang beraneka ragam di kebun pekarangan, sehingga apa yang telah mereka kelola di kebun pekarangan dapat menghasilkan manfaat bagi mereka (Mubyarto, dkk. 1994).

19 19 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Dusun III Loa Duri Ilir, kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara. Waktu yang digunakan untuk penelitian ini adalah selama dua bulan (60 hari) mulai dari tanggal 25 Mei 25 Juli B. Alat dan Bahan 1. Alat yang di gunakan yaitu: a. Alat tulis menulis b. Kalkulator 2. Bahan yang di gunakan yaitu : a. Lembar Kuisioner. b. 60 orang responden C. Prosedur Kerja 1. Orientasi lapangan Orientasi lapangan dilakukan untuk melihat keadaan penduduk yang berada di Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara terutama yang mempunyai kebun pekarangan 2. Administrasi dan perizinan Penyelesaian administrasi yang dilakukan adalah permohonan izin untuk melaksanakan penelitian di lokasi tersebut kepada Bapak kepala Desa dan

20 20 Bapak kepala Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara. 3. Penyebaran kuisioner Dari 203 kepala keluarga di Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara yang mempunyai kebun pekarangan, hanya 60 Ibu rumah tangga (29%). Responden diambil secara acak atau secara diundi dengan mendatangi rumah terutama yang mempunyai kebun pekarangan serta membagikan kuisioner dan wawancara. 4. Pengambilan data Melakukan wawancara langsung dengan responden, di mana responden mengisi pertanyaan pertanyaan dipandu oleh penulis. 5. Pengolahan data Kegiatan pengolahan data dilakukan setelah kegiatan penyebaran kuisioner dan pengambilan data serta dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. D. Pengolahan Data Data hasil penelitian di lapangan diolah dengan menggunakan rumus seperti di bawah ini: A x 100% B Dimana A = Jumlah responden menjawab (a/ b/c) B = Jumlah responden

21 21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Berdasarkan hasil penelitian di Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara. Adapun peranan responden dalam pemeliharaan kebun pekarangan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut, Tabel 2. Peranan Responden dalam Pemeliharaan Kebun Pekarangan Pemeliharaan Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) a b c ,67 13,33 Total Keterangan: a. Dari pengolahan tanah, penyemaian, penanaman, serta pemeliharaan, pemanenan dan pengangkutan serta memasarkan hasilnya hanya istri yang mengerjakannya b. Hanya dari penyemaian, dan pemeliharaan serta pemanenan saja yang dikerjakan ibu rumah tangga sedangkan pengangkutan dan memasarkan hasil kebun pekarangan dibantu oleh suami c. Dari tahapan tersebut hanya pemeliharaan saja yang dikerjakan ibu

22 22 Tujuan responden dalam pengelolaan kebun pekarangan disajikan pada Tabel 3 berikut ini, Tabel 3. Tujuan Responden dalam Pengelolaan Kebun Pekarangan Tujuan Persentase Jumlah Responden (Orang) Pengelolaan (%) a b c , ,67 Total Keterangan: a. Hanya sebagai kebun pekarangan untuk segi keindahan b. Sebagai penghasil pangan atau makanan untuk kebutuhan sehari hari c. Merupakan usaha sampingan untuk memperoleh apa yang telah dikelola sehingga mendapat nilai tambah bagi pendapatan keluarga dan juga dipergunakan untuk kebutuhan sehari hari.

23 23 Peruntukkan kebun pekarangan yang diusahakan responden dapat dilihat pada Tabel 4 berikut, Tabel 4. Peruntukkan Kebun Pekarangan yang Diusahakan Responden Peruntukkan Jumlah Resaponden (Orang) Persentase (%) a b c , ,33 Total Keterangan: a. Sebagai tempat untuk ditanami berbagai jenis tanaman baik jenis tanaman semusim maupun tanaman menahun serta memelihara ternak b. Sebagai tempat khusus menanam tanaman bunga c. Tempat untuk ternak

24 24 Jenis tanaman yang ditanam di kebun pekarangan responden dapat dilihat pada Tabel 5 berikut, Tabel 5. Jenis Tanaman yang Ditanam di Kebun Pekarangan Responden Jenis Persentase Jumlah Responden (Orang) Tanaman (%) a b c ,67 26,67 36,67 Total Keterangan: a. Tanaman sayur sayuran dan buah buahan b. Tanaman bunga dan buah buahan c. Tanaman campuran (sayur sayuran dan bunga, buah buahan serta pohon sengon, gamal dan lain lain).

25 25 Pola tanam kebun pekarangan responden dapat dilihat pada Tabel 6 berikut, Tabel 6. Pola Tanam Kebun Pekarangan Responden Pola Tanam Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) a b c , ,67 Total Keterangan: a. Hanya tanam bunga yang ada di kebun pekarangan b. Merupakan pencampuran antara tanaman berkayu (buah buahan) dan diselingi tanaman non kayu (sayur sayuran) c. Hanya tanaman sayur sayuran d. Hanya tanaman buah buahan.

26 26 Alasan responden mengelola kebun pekarangan tersaji pada Tabel 7 berikut, Tabel 7. Alasan Responden Mengelola Kebun Pekarangan Alasan Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) a b c , ,67 Total Keterangan: a. Mengelola kebun pekarangan dapat menambah penghasilan yang merupakan usaha sampingan sehingga hasilnya dapat dijual dan juga digunakan utuk keperluan sehari hari b. Kebun pekarangan yang dikelola bukan untuk ditanami tanaman musiman atau menahun melainkan hanya untuk segi keindahan yaitu tanaman bunga c. Hasilnya untuk dapat dijual

27 27 Manfaat yang dirasakan responden mengelola kebun pekarangan dapat dilihat pada Tabel 8 berikut, Tabel 8. Manfaat yang Dirasakan Responden Mengelola Kebun Pekarangan Manfaat Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) a b c Total Keterangan: a. Sebagai tempat beristirahat b. Sebagai tempat untuk beristirahat, kebun pekarangan juga ditanami tanaman yang berkayu (buah buahan) yang diselingi tanaman semusim (sayur sayuran) sehingga sangat baik untuk perbaikan lingkungan serta menambah keasrian tempat tinggal c. Sebagai tempat keindahan yaitu dengan menanam bunga

28 28 B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa kegiatan peran anggota keluarga dalam pengelolaan kebun pekarangan masyarakat di Dusun III Loa Duri ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, tidak hanya dilakukan oleh kepala keluarga (laki laki), namun para wanita juga ikut berperan dalam kegiatan dalam pengelolaan kebun pekarangan. Kegiatan peran anggota keluarga dalam pengelolaan kebun pekarangan di Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanega terdiri dari pengolahan tanah, yaitu tanah dibalik dengan linggis atau garpu kemudian diratakan pengolahan. Selanjutnya lahan dibuatkan bedeng dengan jarak ½ meter dan lebar setiap bedeng 1 meter. Langkah selanjutnya tanah digemburkan dengan cangkul untuk membuat lubang benih. kegiatan ini biasanya dilakukan oleh kepala keluarga. Kegiatan penyemaian benih, penanaman dan pemeliharaan seperti mengganti tanaman yang sudah mati (menyulam) di sekitar tanaman dilakukan para wanita sampai tiba masa panen. Kegiatan pengangkutan dan pemasaran hasil panen biasanya dilakukan oleh kepala keluarga, namun sebanyak 65% ada juga hanya para wanita yang melakukan sendiri dari pengolahan lahan, penyemaian, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan, serta memasarkan hasil kebun pekarangan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, suami mereka sedang tugas di luar daerah. Kedua, para wanita yang sudah bercerai atau pun ditinggal mati suaminya. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikatakan, bahwa para wanita di Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa

29 29 Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara telah ikut berpartisipasi dalam mengelola kebun pekarangan. Tujuan masyarakat di Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara mengelola kebun pekarangan adalah sebanyak 51,67% merupakan usaha sampingan, sehingga dari apa yang mereka kelola dapat memberikan penghasilan tambahan dari penghasilan pokok, dan dapat dipergunakan untuk keperluan sehari hari. Sebanyak 30% hasil yang diperoleh untuk dipergunakan sendiri bukan untuk tambahan pendapatan penghasilan keluarga dan sebanyak 18,33% pengelolaan kebun pekarangan peruntukkannya untuk segi keindahan seperti menanam tanaman bunga bluntas dan tanaman bunga rosela. Kebun pekarangan yang diusahakan sebanyak 66,67% peruntukkanya sebagai tempat yang ditanami berbagai jenis tanaman, baik tanaman semusim (sayur sayuran) seperti: tanaman kangkung, bayam, singkong lombok, papaya maupun tanaman menahun (buah buahan) seperti: tanaman durian, kedondong, sukun, mangga, rambutan, nangka. Selain itu juga mereka memelihara ternak seperti: ayam, angsa, kambing di sekitar kebun pekarangan. Berdasarkan hai tersebut, maka dapat dikatakan kebun pekarangan yang ada di Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara termasuk dalam sistem Agrosilvopastural. Menurut Wasink (1977) dan King (1978) dalam Sardjono(1993) bahwa Agrosilvopastural merupakan kombinasi antara komponen pertanian dengan kehutanan dan peternakan.

30 30 Jenis tanaman yang ada di kebun pekarangan adalah tanaman sayur sayuran, bunga, dan buah buahan. Pola tanamnya merupakan pencampuran antara tanaman berkayu (buah buahan) dan diselingi tanaman semusim (sayur sayura ). Hal ini dilakukan untuk memanfaatkan lahan yang ada di sekitar rumah. Alasan masyarakat di Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegeara mengelola kebun pekarangan bersistem Agrosilvopastural adalah karena merupakan perpaduan antara komponen pertanian dengan kehutanan dan peternakan sehingga dapat menambah penghasilan sampingan dari hasil kebun pekarangan yang dijual selain digunakan untuk kebutuhan sendiri, dan pekerjaan responden sebagian besar sebagai Pegawai Negeri seperti: Guru, Polisi, TNI (Tentara Nasional Indonesia) dan Buruh Industri seperti tambang batu bara. Hal ini seperti yang dikatakan Lahjie (1988), bahwa kebun pekarangan mempunyai fungsi sebagai penghasil bahan pangan dan bahan bangunan untuk berbagai keperluan yang akan memberikan penghasilan tetap sehingga dari apa yang dikelola memperoleh uang tunai meskipun tidak besar nilainnya. Kebun pekarangan di Dusun III Loa Duri ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara paling banyak dimanfaatkan sebagai tempat beristirahat, selain itu juga ditanami berbagai jenis tanaman di mana sistem penanamannya yaitu dengan ditanami tanaman berkayu seperti: durian, mangga, rambutan, sukun, nangka, kedondong, kelapa, bambu, sengon, karet dan tanaman lainnya, diselingi tanaman non kayu seperti: pepaya, pisang, jeruk nipis, lombok, nenas kangkung, singkong, bayam dan bunga.

31 31 Tanaman berkayu dimanfaatkan sebagai penaung, pencegah erosi, maupun untuk diambil hasilnya. Tanaman menahun (buah - buahan) dan tanaman semusim (sayur sayuran) ditanam secara bersamaan, sehingga produk yang dihasilkan dapat berperan ganda baik untuk produksi pangan maupun sebagai penghasil bahan bangunan. Hal ini dapat menambah pendapatan keluarga sebagai usaha sampingan, di mana pekerjaan utama responden sebagian besar sebagai Pegawai Negeri seperti: Guru, Polisi, TNI (Tentara Nasional Indonesia) dan Buruh Industri seperti tambang batu bara.

32 32 IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Peran anggota keluarga dalam pengelolaan kebun pekarangan di Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara paling banyak dikerjakan para wanita, dari sejak pengolahan tanah, penyemaian, penanaman, pemanenan, pengangkutan, sampai pemasaran 2. Pola tanam kebun pekarangan di Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan pencampuran antara tanaman berkayu (buah buahan) diselingi tanaman semusim (sayur sayuran). 3. Peran anggota keluarga dalam pengelolaan kebun pekarangan telah dapat memberikan tambahan bagi pendapatan keluarga. B. Saran Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang kegiatan peran anggota keluarga dalam pengelolaan kebun pekarangan di Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara seperti analisa biaya dalam pengelolaan kebun pekarangan.

33 33 DAFTAR PUSTAKA Anonim, Dusun III Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara. Lahjie, A.M Agroforestry untuk Pengembangan Daerah Pedesaan Kalimantan Timur.Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman. Samarinda Mubyarto, dkk Keswadayaan Masyarakat Desa Tertinggal. Aditya Media. Yogyakarta.. Raharjo, Kearifan Tradisional dalam Upaya Pemeliharaan Lingkungan Hidup. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jawa timur. Sardjono, M.A Agroforestry Bagian : I Konsep Dasar. Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman.

34 34 Lampiran 1 LEMBAR KUISIONER NO.URUT RESPONDEN 1. Identitas responden a. Nama : b. Suku : c. Jumlah Keluarga : 2. Apakah ibu ikut berperan langsung dalam pengelolaan kebun pekarangan, misalnya : a. Dari hasil pengolahan tanah, penyemaian, penanaman, pemeliharaan pemanenan dan pengangkutan, memasarkan hasil kebun pekararangan dilakukan ibu b. Hanya dari penyemaian dan tanam, pemeliharaan serta pemanenan saja yang dikerjakan ibu sedangkan pengangkutan dan memasarkan hasil kebun pekarangan dibantu suami c. Dari tahapan tersebut hanya pemeliharaan saja yang dikerjakan ibu 3. Tujuan ibu mengelola kebun pekarangan a. Hanya sebagai kebun pekarangan untuk segi keindahan b. Sebagai penghasil pangan atau makanan untuk kebutuhan sehari hari c. Merupakan usaha sampingan untuk memperoleh apa yang telah dikelola sehingga mendapat nilai tambah bagi pendapatan keluarga 4. Kebun pekarangan yang ibu usahakan sebagai apa a. Sebagai tempat untuk ditanami berbagai jenis tanaman baik jenis tanaman semusim maupun tanaman menahun serta memelihara ternak b. Sebagai tempat khusus menanam tanaman bunga untuk segi keindahan c. Tempat untuk ternak 5. Tanaman apa saja yang ada dikebun pekarangan a. Tanaman sayur sayuran dan buah buahan

35 35 b. Tanaman bunga dan buah buahan c. Tanaman campuran (sayur sayuran, tanaman buah buahan dan bunga serta pohon sengon, gamal dan lain lain) 6. Pola tanam kebun pekarangan a. Hanya tanaman bunga yang ada dikebun pekarangan b. Merupakan pencampuran antara tanaman berkayu (buah - buahan) dan tanaman non kayu (sayur sayuran) c. Hanya tanaman sayur sayuran 7. Apakah dengan mengelola kebun pekarangan dapat meningkatkan pendapatan keluarga a. Dikelolanya kebun pekarangan dapat menambah penghasilan keluarga yang merupakan usaha sampingan sehingga hasilnya dapat dijual dan juga dipakai untuk kebutuhan sehari hari b. Kebun pekarangan yang dikelola bukan untuk ditanami tanaman semusim atau menahun melainkan hanya untuk segi keindahan yaitu tanaman bunga c. Selain hasilnya untuk dijual juga dapat digunakan untuk keperluan sehari sehari 8. Manfaat yang dirasakan dalam mengelola kebun pekarangan a. Sebagai tempat beristirahat b. Selain sebagai tempat beristirahat kebun pekarangan juga ditanami tanaman semusim sehingga sangat baik untuk perbaikan lingkungan serta menambah keasrian tempat tinggal c. Sebagai tempat keindahan yaitu dengan menanam bunga

36 36 Gambar Tanaman Singkong (Manihot utillisima) Gambar Tanaman Buah-an

37 37 Gambar Tanaman Jambu Air (Eugenia aquea Tanaman Lombok (Capcicum sp).

38 38 Tanaman Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia). Tanaman Pisang (Musa sp).

PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp) Oleh : DONNY SETIAWAN NIM

PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp) Oleh : DONNY SETIAWAN NIM PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp) Oleh : DONNY SETIAWAN NIM. 100 500 103 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pekarangan. Pekarangan merupakan sebidang tanah yang mempunyai batas-batas tertentu,

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pekarangan. Pekarangan merupakan sebidang tanah yang mempunyai batas-batas tertentu, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Pekarangan Menurut Hartono, dkk. (1985) dalam Rahayu dan Prawiroatmaja (2005), Pekarangan merupakan sebidang tanah yang mempunyai batas-batas tertentu, yang diatasnya terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hutan Rakyat 2.1.1. Pengertian Dalam UU No. 41 tahun 1999, hutan rakyat merupakan jenis hutan yang dikelompokkan ke dalam hutan hak. Hutan hak merupakan hutan yang berada di

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Petani Hutan Rakyat 5.1.1. Karakteristik Petani Hutan Rakyat Karakteristik petani hutan rakyat merupakan suatu karakter atau ciri-ciri yang terdapat pada responden.

Lebih terperinci

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. Menyempitnya lahan-lahan pertanian ternyata bukan suatu halangan untuk mengusahakan budidaya tanaman sayuran. Sistem vertikultur

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI Keadaan Umum Wilayah Penelitian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai ratio jumlah rumahtangga petani

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang 79 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur 1. Keadaan Umum Pemerintahan Kecamatan Teluk Betung Timur terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. hutan yang dialih-gunakan menjadi lahan usaha lain. Agroforestry adalah salah

PENDAHULUAN. hutan yang dialih-gunakan menjadi lahan usaha lain. Agroforestry adalah salah PENDAHULUAN Latar Belakang Alih-guna lahan hutan menjadi lahan pertanian disadari menimbulkan banyak masalah seperti penurunan kesuburan tanah, erosi, kepunahan flora dan fauna, banjir, kekeringan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan menjadi suatu sistem yang menguntungkan adalah sistem agroforestri.

I. PENDAHULUAN. dan menjadi suatu sistem yang menguntungkan adalah sistem agroforestri. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sistem pemanfaatan lahan yang optimal dalam menghasilkan produk dan menjadi suatu sistem yang menguntungkan adalah sistem agroforestri. Agroforestri menurut

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agroforestry 2.1.1. Definisi Agroforestry Agroforestry adalah suatu nama kolektif untuk sistem-sistem penggunaan lahan teknologi, dimana tanaman keras berkayu (pohon-pohonan,

Lebih terperinci

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : BAYU SUGARA NIM. 110500079 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara GAMBARAN UMUM Wilayah Sulawesi Tenggara Letak dan Administrasi Wilayah Sulawesi Tenggara terdiri atas Jazirah dan kepulauan terletak antara 3 o - 6 o Lintang selatan dan 12 45' bujur timur, dengan total

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PRODUK AGROFORESTRI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA. (Nagori Simpang Raya Dasma, Kabupaten Simalungun)

KONTRIBUSI PRODUK AGROFORESTRI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA. (Nagori Simpang Raya Dasma, Kabupaten Simalungun) KONTRIBUSI PRODUK AGROFORESTRI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA (Nagori Simpang Raya Dasma, Kabupaten Simalungun) SKRIPSI Oleh : Dwi Pebrina Simatupang 071201039/Manajemen Hutan PROGRAM STUDI KEHUTANAN

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang tercatat pada wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayah berada diantara koordinat

Lebih terperinci

Profil Permukiman Transmigrasi Simpang Tiga SP 3 Provinsi Sumatera Selatan

Profil Permukiman Transmigrasi Simpang Tiga SP 3 Provinsi Sumatera Selatan 1 A. GAMBARAN UMUM 1. Nama Permukiman Transmigrasi Simpang Tiga SP 3 2. Permukiman Transmigrasi Simpang Tiga SP 3 Terletak di Kawasan a. Jumlah Transmigran (Penempatan) Penempata 2009 TPA : 150 KK/563

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Samarinda, September 2015 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

KATA PENGANTAR. Samarinda, September 2015 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga buku Statistik Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 dapat kami susun dan sajikan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung

Lebih terperinci

ii KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, BPS Kabupaten Teluk Bintuni telah dapat menyelesaikan publikasi Distrik Weriagar Dalam Angka Tahun 203. Distrik Weriagar

Lebih terperinci

POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN*

POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN* POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN* Muhammad Fauzan, S.P., M.Sc Dosen Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) I. PENDAHULUAN Pertanian pekarangan (atau budidaya tanaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan.

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan. Lingkungan fisik, lingkungan biologis serta lingkungan sosial manusia akan selalu berubah

Lebih terperinci

AGROFORESTRY : SISTEM PENGGUNAAN LAHAN YANG MAMPU MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DAN MENJAGA KEBERLANJUTAN

AGROFORESTRY : SISTEM PENGGUNAAN LAHAN YANG MAMPU MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DAN MENJAGA KEBERLANJUTAN AGROFORESTRY : SISTEM PENGGUNAAN LAHAN YANG MAMPU MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DAN MENJAGA KEBERLANJUTAN Noviana Khususiyah, Subekti Rahayu, dan S. Suyanto World Agroforestry Centre (ICRAF) Southeast

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

(Monografi Desa Ngijo 2011). 6,5 Sedangkan horizon B21 dalam cm: warna 5YR 3/3

(Monografi Desa Ngijo 2011). 6,5 Sedangkan horizon B21 dalam cm: warna 5YR 3/3 61. a. Topografi dan Jenis Tanah Topografi Desa Ngijo adalah berupa dataran tinggi dengan ketinggian 105 m dpal dengan curah hujan 10 mm/tahun. Jenis tanah di Desa Ngijo adalah jenis tanah Mediteran coklat.

Lebih terperinci

POLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati

POLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati POLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati Ringkasan Penelitian ini dilakukan terhadap anggota Kelompok Tani

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Pulorejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Batas-batas

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH 5.1. Kondisi Umum Kecamatan Leuwisadeng Kecamatan Leuwi Sadeng merupakan kecamatan yang terletak di Leuwi Sadeng, Kabupaten Bogor. Kecamatan Leuwi Sadeng terdiri dari 8

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

KATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan Rahmat dan Hidayah- Nya, sehingga buku Statistik Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015 dapat kami susun dan sajikan.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/04/Th. XV, 2 April 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN MARET 2012 SEBESAR 97,86 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Maret 2012 sebesar 97,86 persen,

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi Makro

Perkembangan Ekonomi Makro Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu

Lebih terperinci

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap bermacam-macam bahan pangan. TUJUAN PEMANFAATAN PEKARANGAN 10.3

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMPOS DARI CAMPURAN DAUN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DAN KOTORAN AYAM DENGAN AKTIVATOR EM-4. Oleh : SUKARNO NIM.

PEMBUATAN KOMPOS DARI CAMPURAN DAUN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DAN KOTORAN AYAM DENGAN AKTIVATOR EM-4. Oleh : SUKARNO NIM. PEMBUATAN KOMPOS DARI CAMPURAN DAUN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DAN KOTORAN AYAM DENGAN AKTIVATOR EM-4 Oleh : SUKARNO NIM. 120500064 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada Program Studi Agribisnis untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

SKRIPSI. Diajukan kepada Program Studi Agribisnis untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian KEBERHASILAN PROGRAM URBAN FARMING DI KOTA SURABAYA SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Agribisnis untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Oleh : FIRDAUS HARAHAP NPM : 0824010012 K e p a d a FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kecamatan Cikalong 4.1.1 Luas dan Letak Geografis Kecamatan Cikalong merupakan satu dari 39 kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya. Secara geografis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berinteraksi dalam satu sistem (pohon, tanaman dan atau ternak) membuat

II. TINJAUAN PUSTAKA. berinteraksi dalam satu sistem (pohon, tanaman dan atau ternak) membuat 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Agroforestri Sistem agroforestri memiliki karakter yang berbeda dan unik dibandingkan sistem pertanian monokultur. Adanya beberapa komponen berbeda yang saling berinteraksi dalam

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 47 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak geografis, topografi, dan pertanian Kabupaten Lampung Selatan Wilayah Kabupaten Lampung Selatan

Lebih terperinci

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT 62 BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT 3.1.Letak Geografi 3.1.1. Luas Wilayah Kecamatan bungus teluk kabung merupakan salah satu kecamatan di kota padang,

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN MELALUI PENGEMBANGAN TANAMAN BIOFARMAKA UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KABUPATEN KARANGANYAR

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN MELALUI PENGEMBANGAN TANAMAN BIOFARMAKA UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KABUPATEN KARANGANYAR OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN MELALUI PENGEMBANGAN TANAMAN BIOFARMAKA UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KABUPATEN KARANGANYAR (OPTIMIZING THE USE OF THE YARD THROUGH DEVELOPMENT OF MEDICINAL

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk menopang perekonomian nasional. Pembangunan pertanian yang baik untuk Negara Indonesia adalah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administrasi menjadi wilayah bagian dari Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak

Lebih terperinci

Pekarangan Sebagai Pendongkrak Pendapatan Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Boyolali

Pekarangan Sebagai Pendongkrak Pendapatan Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Boyolali Pekarangan Sebagai Pendongkrak Pendapatan Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Boyolali Pendahuluan Sri Murtiati dan Nur Fitriana Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Jln. BPTP No. 40 Sidomulyo, Ungaran

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desa Pesawaran Indah ini merupakan salah satu desa yang semua penduduknya

III. METODE PENELITIAN. Desa Pesawaran Indah ini merupakan salah satu desa yang semua penduduknya 19 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pesawaran Indah, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran. Lokasi ini dipilih secara sengaja dikarenakan

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan letak geografis Desa Sikijang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan letak geografis Desa Sikijang 13 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat dan letak geografis Desa Sikijang 1. Sejarah Singkat Desa sikijang adalah sebuah desa yang terletak Di Kecamatan Logas Tanah Darat, kabupaten

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah dan Keadaan Alam Penelitian ini dilaksanakan di Desa Paya Besar Kecamatan Payaraman Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Daerah ini

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Gambaran Umum Desa Ciaruten Ilir Desa Ciaruten Ilir merupakan bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Desa ini merupakan daerah

Lebih terperinci

Responden yang diwawancarai dalam penelitian ini terdiri dari responden. petani, responden pedagang, dan industri pengolahan buah.

Responden yang diwawancarai dalam penelitian ini terdiri dari responden. petani, responden pedagang, dan industri pengolahan buah. V. HASIL PENGAMATAN 5.1 Karakteristik Responden Responden yang diwawancarai dalam penelitian ini terdiri dari responden petani, responden pedagang, dan industri pengolahan buah. Responden petani berjumlah

Lebih terperinci

II. B. KETERANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN

II. B. KETERANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN ST01-L BADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 01 PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN RAHASIA I. KETERANGAN UMUM RUMAH TANGGA 101. Provinsi Kab/Kota Kecamatan Desa/Kel. No.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah milik dengan luas

III. METODE PENELITIAN. Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah milik dengan luas III. METODE PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah milik dengan luas minimum 0,25 ha. Hutan rakyat ini merupakan suatu pengembangan pengelolaan hutan yang

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 57 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Desa Babakan secara administratif merupakan salah satu dari 25 desa yang terdapat di Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta. Desa tersebut terbagi atas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menggabungkan unsur tanaman dan pepohonan. Agroforestri adalah suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. menggabungkan unsur tanaman dan pepohonan. Agroforestri adalah suatu II. TINJAUAN PUSTAKA A. Agroforestri Hairiah, dkk (2003) mendefinisikan agroforestri merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan di bidang pertanian dan kehutanan yang mencoba menggabungkan unsur tanaman dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanian di Wilayah Distrik Sorong Timur

BAB I PENDAHULUAN. pertanian di Wilayah Distrik Sorong Timur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tersedianya data dan informasi yang memberi gambaran akurat tentang potensi wilayah sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan bagi Pemerintah kalangan pertanian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. ± 30 km atau sekitar 2 jam jarak tempuh, sementara menuju Kabupaten Aceh

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. ± 30 km atau sekitar 2 jam jarak tempuh, sementara menuju Kabupaten Aceh BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1 Kondisi Geografis Desa Suka Damai merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Gereudong Pase, Kabupaten Aceh Utara. Ibu kota kecamatan ini berada

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Lokasi Penelitian Desa Ciaruten Ilir merupakan desa yang masih berada dalam bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang 38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan

Lebih terperinci

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C SUMBER DAYA ALAM PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN Apa yang sudah dicapai selama ini lebih ditingkatkan, Pemerintah Kota Jayapura akan lebih

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam

Lebih terperinci

PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR

PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR LATAR BELAKANG Lebih dari 50 % dari total penduduk indonesia adalah wanita (BPS,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014

STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 Statistik Daerah Kecamatan Teras Terunjam 2014 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 Nomor

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN dengan pusat pemerintahan di Gedong Tataan. Berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN dengan pusat pemerintahan di Gedong Tataan. Berdasarkan 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undangundang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penduduk Indonesia yang tinggal di pedesaan, dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya sebagian besar bergantung pada sektor pertanian. Sektor pertanian yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Timur (2012),

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Timur (2012), 49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kecamatan Pekalongan Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Timur (2012), Kecamatan Pekalongan mempunyai luas wilayah 10.012,81 Ha atau

Lebih terperinci

BAB V PERAN USAHA KAYU RAKYAT DALAM STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA PETANI

BAB V PERAN USAHA KAYU RAKYAT DALAM STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA PETANI BAB V PERAN USAHA KAYU RAKYAT DALAM STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA PETANI 5.1 Strategi Nafkah Petani Petani di Desa Curug melakukan pilihan terhadap strategi nafkah yang berbeda-beda untuk menghidupi keluarganya.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/09 /Th. XIV, 5 September 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN AGUSTUS 2011 SEBESAR 99,44 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Agustus 2011 sebesar 99,44

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012 No. 18/03/35/Th.X, 1 Maret 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Februari 2012 Turun 1,39 persen. Nilai Tukar Petani (NTP)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hutan Marga dan Hutan Rakyat 1. Hutan Marga Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi

Lebih terperinci

KLOROFIL X - 2 : 58 62, Desember 2015 ISSN

KLOROFIL X - 2 : 58 62, Desember 2015 ISSN POLA DAN INTENSITAS PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DI KECAMATAN PURWODADI KABUPATEN MUSI RAWAS 1) Haris Kriswantoro 1) Firdinan Wahyudi 1) Dosen Tetap Fakultas Pertanian Universitas Musi Rawas ABSTRAK Pekarangan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Agroforestry dalam Bahasa Indonesia, dikenal dengan istilah wanatani atau

I. PENDAHULUAN. Agroforestry dalam Bahasa Indonesia, dikenal dengan istilah wanatani atau I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agroforestry dalam Bahasa Indonesia, dikenal dengan istilah wanatani atau agroforestri, arti sederhananya adalah menanam pepohonan di lahan pertanian. Sistem ini telah

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. buah-buahan (kelapa, pisang, MPTS). Klasifikasi untuk komposisi tanaman

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. buah-buahan (kelapa, pisang, MPTS). Klasifikasi untuk komposisi tanaman 41 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Komposisi Jenis Tanaman Agroforestri Komposisi tanaman yang menjadi penyusun kebun campuran ini terdiri dari tanaman pertanian (padi, kakao, kopi, cengkeh), tanaman kayu,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat di Desa Kalimulyo

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat di Desa Kalimulyo V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat di Desa Kalimulyo Masyarakat di Desa Kalimulyo sebagian besar menggantungkan hidupnya pada usaha pertanian. Hasil penelitian menunjukkan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Keadaan Geografis Kelompok Tani Pondok Menteng merupakan salah satu dari tujuh anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Rukun Tani yang sebagian besar

Lebih terperinci

LEMBAR KATALOG Statistik Sayur-Sayuran Dan Buah-Buahan Kabupaten Penajam Paser Utara 2016 Katalog BPS : 5216.6409 Ukuran Buku : 14,8 x 21 cm Jumlah Halaman : ix + 79 Naskah : BPS Kabupaten Penajam Paser

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat yang masih memiliki nilai-nilai dan kultur tradisional. Sejak jaman dahulu, mereka tidak hanya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskrifsi Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Popayato Barat merupakan salah satu dari tiga belas Kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo. Kecamatan Popayato

Lebih terperinci

V HASIL DAN PEMBAHASAN

V HASIL DAN PEMBAHASAN V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Keadaan Umum Responden Tingkat pendidikan di Desa Babakanreuma masih tergolong rendah karena dari 36 responden sebagian besar hanya menyelesaikan pendidikan sampai tingkat SD,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL 18 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Timur Geografis Secara geografis, Kabupaten Lampung Timur

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada

Lebih terperinci

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Wilayah 1. Kecamatan Sekampung Udik Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan Sekampung Udik merupakan bagian wilayah Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai. 36 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1.1. Keadaan Geografis 4.1.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Sungai Jalau merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Kampar Utara, Kecamatan Kampar

Lebih terperinci

untuk memenuhi kebutuhan hidup. Petani PENDAHULUAN umumnya lebih memusatkan pada Hutan rakyat merupakan hutan yang pendapatan atau faktor ekonominya

untuk memenuhi kebutuhan hidup. Petani PENDAHULUAN umumnya lebih memusatkan pada Hutan rakyat merupakan hutan yang pendapatan atau faktor ekonominya 1 PENDAHULUAN Hutan rakyat merupakan hutan yang dibangun oleh masyarakat pada lahan milik rakyat. Hutan rakyat tetap penting, karena selain secara ekologi dapat mendukung lingkungan (menahan erosi, mengurangi

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN DAN MENDASARI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMASARAN JERUK SIAM (Citrus nobilis LOUR var) MELALUI TENGKULAK (Studi Kasus Desa Wringinagung Kecamatan Gambiran Kabupaten

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN 23 Gambaran penelitian yang dimuat dalam bab ini merupakan karakteristik dari sistem pertanian yang ada di Desa Cipeuteuy. Informasi mengenai pemerintahan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pringsewu. Keadaan Geografis Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah barat Bandar Lampung, ibukota Provinsi

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci