Irda Sayuti 1, Sri Wulandari 1, Dian Kurnia Sari 2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Irda Sayuti 1, Sri Wulandari 1, Dian Kurnia Sari 2"

Transkripsi

1 PENAMBAHAN EKSTRAK UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas var. Ayamurasaki) DAN SUSU SKIM TERHADAP ORGANOLEPTIK YOGHURT JAGUNG MANIS (Zea mays L. Saccharata) DENGAN MENGGUNAKAN INOKULUM Lactobacillus acidophilus DAN Bifidobacterium sp. Irda Sayuti 1, Sri Wulandari 1, Dian Kurnia Sari 2 1 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau. 2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau. irdasayuti63@gmail.com ABSTRACT This research aims to know the effectiveness addition of purple sweet potatoes extract and skim milk to sweet corn yoghurt s organoleptic by using Lactobacillus acidophilus and Bifidobacterium sp. The research held in Biological Laboratory of Educational Faculty and Chemical Laboratory Result of Fishery in Riau University. Research design have been used was factorial completed randomized design (RAL factorial) which consisted of two factor. First factor is the addition of purple sweet potatoes extract with concentration are 0%, 5%, 10%, 15% and second factor is skim milk with concentration are 0%, 3%, 5%, 7%. Parameter of research is organoleptic which is consisted of texture, color, aroma and taste that s been explained by descriptive. The best combination of purple sweet potatoes extract and skim milk is U 10 S 5 with the addition of purple sweet potatoes extract 10% and skim milk 5%. The average of organoleptic result are 3,60 of texture, 4,05 of colour, 3,65 of aroma and 3,75 of taste. Whole average of U 10 S 5 is 3,76 with by texture dense, colour young purple, aroma yoghurt and taste sour. Keywords : yoghurt, purple sweet potatoes extract, skim milk ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penambahan ekstrak ubi jalar ungu dan susu skim terhadap organoleptik yoghurt jagung manis dengan menggunakan inokulum Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium sp. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP dan Laboratorium Kimia Perikanan Universitas Riau. Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama ekstrak ubi jalar ungu (U) yang terdiri dari empat taraf konsentrasi yaitu 0%, 5%, 10% dan 15%. Faktor kedua susu skim (S) yang terdiri dari empat taraf konsentrasi yaitu 0%, 3%, 5% dan 7%. Parameter organoleptik terdiri dari tekstur, warna, aroma dan rasa yang dibahas secara deskriptif. Kombinasi perlakuan yang memperoleh hasil organoleptik yang terbaik dari segi tekstur, warna, rasa dan aroma adalah U 10 S 5 dengan penambahan ekstrak ubi jalar ungu 10% dan susu skim 5%. Perlakuan U 10 S 5 mendapatkan rerata tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur sebesar 3,60, warna 4,05, aroma 3,65 dan rasa 3,75. Rerata organoleptik secara keseluruhan adalah 3,76 dengan kriteria sedang hingga suka dengan tekstur kental, warna ungu muda, aroma khas yoghurt dan rasa yang asam Kata Kunci : yoghurt, ekstrak ubi jalar ungu, susu skim

2 PENDAHULUAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penambahan ekstrak ubi jalar ungu dan susu skim terhadap organoleptik yoghurt jagung manis dengan menggunakan inokulum Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium sp. Penerimaan konsumen merupakan hal yang sangat penting dalam produksi suatu makanan. Selama ini yoghurt menjadi salah satu jenis makanan dijual secara bebas di masyarakat karena tingkat kesukaan konsumen yang tinggi terhadap produk fermentasi ini. Menurut Rusmiati dkk, (2008), yoghurt merupakan salah satu minuman kesehatan yang rasanya asam dan segar, dihasilkan melalui proses fermentasi oleh bakteri asam laktat. Untuk mengetahui diterima atau tidaknya suatu produk makanan maka dapat dilakukan suatu pengujian secara organoleptik. Selama ini yoghurt yang dijual secara komersil di pasaran dibuat dengan bahan dasar susu sapi atau susu hewani. Seiring dengan perkembangan teknologi pangan, susu nabati mulai diperkenalkan sebagai bahan alternatif pembuatan yoghurt yang nilai gizinya tidak kalah dibandingkan yoghurt susu hewani. Umumnya bahanbahan nabati yang dipergunakan sebagai bahan pembuatan yoghurt adalah bahanbahan yang memiliki kandungan karbohidrat dan gula pereduksi yang tinggi. Menurut Setianty (2011), jagung manis memiliki kandungan karbohidrat dan gula pereduksi yang tinggi sehingga bisa digunakan sebagai bahan pembuatan yoghurt. Penambahan ekstrak ubi jalar ungu bertujuan untuk meningkatkan efektivitas penggunaan Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium sp. sebagai starter fermentasi. Kedua jenis bakteri tersebut termasuk ke dalam golongan bakteri asam laktat (BAL) yang bersifat probiotik. Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium sp. dapat tumbuh baik pada media umbi-umbian yang kaya oligosakarida. Dengan demikian, untuk mendukung penggunaan bahan jagung manis sebagai bahan pembuatan yoghurt yang menggunakan bakteri probiotik, maka dapat ditambahkan ekstrak ubi jalar ungu yang lebih kaya akan oligosakarida. Hal ini didukung oleh pendapat Apraidji dalam Utami dkk., (2010), oligosakarida yang terdapat dalam ubi jalar merupakan karbohidrat yang bermanfaat bagi pertumbuhan bakteri probiotik. Selain itu, penambahan ubi jalar ungu dalam yoghurt jagung manis akan menghasilkan warna kenampakan yoghurt yang lebih menarik sehingga dapat meningkatkan tingkat kesukaan konsumen terhadap yoghurt. Penambahan susu skim bertujuan untuk menggantikan laktosa dari susu hewani, karena susu nabati tidak mengandung laktosa seperti halnya susu hewani. Selain itu penambahan susu skim juga dapat memperbaiki tekstur yoghurt jagung manis karena dapat berperan sebagai padatan terlarut di dalam yoghurt. Herawati dan Andang (2009) menyatakan bahwa bila padatan terlarut dalam yoghurt ditingkatkan dan dihomogenkan, maka dapat menaikkan viskositas (kekentalan) yoghurt yang dihasilkan. Hal ini juga didukung oleh pendapat Maulidya (2007) bahwa rendahnya padatan terlarut akan menyebabkan terjadinya sineresis pada yoghurt sehingga tekstur

3 yoghurt menjadi rusak. Penambahan susu skim menunjukkan tekstur yang lebih baik dibandingkan dengan tanpa penambahan susu skim. Menurut Tim Penulis SNI (1992), yoghurt yang memenuhi persyaratan yoghurt menurut kriteria SNI adalah yoghurt dengan penampakan yang kental, rasa yang asam, aroma yang khas yoghurt dan konsistensi yang homogen. Penambahan ekstrak ubi jalar ungu dan susu skim diharapkan dapat menghasilkan yoghurt yang memenuhi persyaratan SNI dan meningkatkan tingkat kesukaan konsumen terhadap yoghurt yang dibuat dari bahan-bahan nabati. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau dan Laboratorium Kimia Hasil Perikanan Fakultas Perikanan Universitas Riau dari bulan November-Desember Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 4 x 4. Faktor pertama ubi jalar ungu(u) yang terdiri dari 4 taraf yaitu; 0%, 5%, 10% dan 15% dan faktor kedua susu skim (S) terdiri dari 4 taraf; 0%, 3%, 5%, 7%. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah jagung manis (Zea mays L. Saccharata), susu skim bubuk merk Indomilk Calci Skim, ubi jalar ungu, starter yoghurt Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium sp. dari yoghurt plain merk Biokul, akuades, bahan analisa kimia untuk kadar karbohidrat, kadar protein dan kadar asam laktat,. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah neraca analitik, baskom, blender, saringan, kain saring, panci, sendok, pengaduk, kompor, wadah fermentasi, alat gelas (beaker glass, gelas ukur, erlemneyer), termometer, inkubator, dan laminar air flow, phmeter, dan viskometer, destilasi dan alat titrasi. Parameter organoleptik yang diukur terdiri dari tekstur, warna, aroma dan rasa dengan menggunakan metode hedonik dan skoring yang melibatkan 20 orang panelis dari mahasiswa PMIPA FKIP Universitas Riau. Penilaian organoleptik uji hedonik (tingkat kesukaan) menggunakan skala 1 5 dengan kriteria sebagai berikut : Skor Kriteria 1 sangat tidak suka 2 tidak suka 3 sedang 4 suka 5 sangat suka Untuk uji skoring panelis diharapkan dapat memberikan penilaian yang dinyatakan dalam skala 1 5 masing-masing untuk karakteristik tekstur, warna, aroma dan rasa dengan kriteria sebagai berikut :

4 Aspek Penilaian Skor Kriteria Tekstur 1 Sangat encer 2 Encer 3 Agak kental 4 Kental 5 Sangat Kental Warna 1 Putih 2 Putih kekuningan 3 Ungu pucat 4 Ungu muda 5 Ungu cerah Aroma 1 Busuk 2 Khas ubi jalar 3 Khas jagung 4 Agak khas yoghurt 5 Khas yoghurt Rasa 1 Tawar 2 Pahit 3 Agak asam 4 Asam 5 Sangat asam Prosedur kerja terdiri atas tiga tahapan meliputi pembuatan sari jagung manis, pembuatan ekstrak ubi jalar ungu dan pembuatan yoghurt jagung sebagai berikut. Pembuatan Sari Jagung Manis Jagung manisdikupas dengan cara membuang kulit jagung serta rambut yang menempel pada biji jagung dan kemudian dicuci bersih. Biji jagung lalu dipipil sampai diperoleh biji jagung manis sebanyak 700 gram. Biji jagung yang telah diperoleh kemudian dihaluskan dengan menggunakan blender dengan perbandingan antara biji jagung manis : air adalah 1: 6. Cairan kemudian disaring untuk mendapatkan sari jagung manis murni. Pembuatan Ekstrak Ubi Jalar Ungu Ditimbang 300 gr ubi jalar ungu kemudian dikupasdan dicuci sampai bersih.ubi jalar diiris kecil-kecil sebesar dadu, ditambahkan 300 ml air lalu dimasukkan dalam blender untuk menghasilkan bubur ubi jalar. Bubur ubi jalar dituang dalam beker glass menggunakan corong yang dilapisi kain saring dan didiamkan selama 15 menit kemudian filtratnya diambil. Fitrat ini merupakan ekstrak ubi jalar yang siap digunakan untuk membuat yoghurt. Pembuatan Yoghurt Jagung Manis Sari jagung yang didapatkan kemudian dipindahkan ke dalam 16 wadah pasteurisasi dengan volume masing-masing wadah yaitu 300 ml. Masing-masing wadah pasteurisasi ditambahkan kombinasi perlakuan ekstrak ubi jalar ungu dan susu skim dengan konsentrasi susu skim yang terdiri dari 0%, 3%, 5%, 7% dan konsentrasi ekstrak ubi jalar ungu yang terdiri dari 0%, 5%, 10% dan 15%. Ke 16 wadah

5 perlakuan lalu dipanaskan selama 15 menit pada suhu 80 o C dengan menggunakan penangas air.setelah pasteurisasi, sari jagung didinginkan di dalam laminar air flow.sari jagung dari tiap wadah pasteurisasi dituangkan ke dalam wadah perlakuan yang masing-masing bervolume 100 ml sehingga diperoleh 3 wadah perlakuan dari tiap-tiap wadah pasteurisasi.masing-masing wadah perlakuan diinokulasikan dengan menambahkan starter yoghurt yang terdiri dari kombinasi dari Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium sp dengan volume inokulum adalah 3%. Setelah inokulasi, masing-masing wadah perlakuan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 18 jam. Selama inkubasi terjadi proses fermentasi terhadap bahan oleh mikroorganisme yang terdapat dalam starter. Selanjutnya, dilanjutkan uji organoleptik. HASIL DAN PEMBAHASAN Tekstur Tekstur yoghurt biasanya erat kaitannya dengan kekentalan yoghurt tersebut. Yoghurt yang memiliki kekentalan (viskositas) yang tinggi akan terlihat memiliki tekstur yang lebih baik. Menurut kriteria SNI, yoghurt memiliki tekstur yang kental hingga semi padat. Tekstur yoghurt yang diperoleh pada penelitian ini mulai dari tekstur encer hingga kental. Organoleptik yoghurt jagung manis dengan penambahan ekstrak ubi jalar ungu dan susu skim menggunakan inokulum Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium sp. terhadap karakteristik tekstur yoghurt jagung manis dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Organoleptik Terhadap Tekstur Yoghurt Jagung Manis Dengan Penambahan Ekstrak Ubi Jalar Ungu Dan Susu Skim Menggunakan Inokulum Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium sp. Kombinasi Perlakuan Tingkat Kesukaan Ekstrak Ubi Jalar Ungu Tekstur Rerata Kriteria dan Susu Skim (%) U 0 S 0 2,20 Tidak Suka - Sedang Sangat Encer U 0 S 3 2,75 Tidak Suka - Sedang Encer U 0 S 5 3,60 Sedang - Suka Agak kental U 0 S 7 3,60 Sedang - Suka Kental U 5 S 0 2,30 Tidak Suka - Sedang Sangat Encer U 5 S 3 2,85 Tidak Suka - Sedang Agak kental U 5 S 5 3,50 Sedang - Suka Kental U 5 S 7 3,75 Sedang - Suka Kental U 10 S 0 2,55 Tidak Suka - Sedang Sangat Encer U 10 S 3 3,10 Sedang - Suka Agak kental U 10 S 5 3,60 Sedang - Suka Kental U 10 S 7 4,00 Suka Kental U 15 S 0 2,20 Tidak Suka - Sedang Encer U 15 S 3 2,85 Tidak Suka - Sedang Agak kental U 15 S 5 3,40 Sedang - Suka Kental U 15 S 7 3,75 Sedang - Suka Kental Keterangan : U : ekstrak ubi jalar ungu, S : susu skim

6 Berdasarkan hasil uji organoleptik pada Tabel 1, rata-rata tertinggi nilai kesukaan terhadap karakteristik tekstur yoghurt jagung manis adalah 4,00 yang diperoleh dari perlakuan U 10 S 7 (ekstrak ubi jalar ungu 10%, susu skim 7%). Nilai kesukaan pada perlakuan U 10 S 7 tersebut menunjukkan respon panelis dengan kriteria suka. Sedangkan rata-rata nilai kesukaan panelis terhadap karakteristik tekstur yang terendah adalah 2,20 yaitu pada perlakuan U 0 S 0 (ekstrak ubi jalar ungu 0%, susu skim 0%) dan pada kombinasi perlakuan U 15 S 0 (ekstrak ubi jalar ungu 15%, susu skim 0%). Nilai rata-rata kesukaan sebesar 2,20 dengan kriteria tidak suka hingga sedang. Kedua perlakuan yang mendapat tingkat kesukaan terendah dari panelis ini merupakan perlakuan yang tidak diberi penambahan susu skim. Secara umum peningkatan konsentrasi penambahan ekstrak ubi jalar ungu tidak mempengaruhi tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur yoghurt jagung manis, sedangkan semakin tingginya konsentrasi penambahan susu skim, tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur yoghurt jagung manis semakin meningkat. Hal ini dikarenakan peningkatan konsentrasi penambahan susu skim lebih dominan dalam menghasilkan tekstur yang lebih baik. Yoghurt jagung manis yang ditambahkan susu skim memiliki tekstur yang lebih kompak, halus, lebih kental dan tidak banyak ditemukan kandungan air pada permukaan yoghurt. Susu skim memiliki kandungan protein yang cukup tinggi sehingga apabila penambahan susu skim tinggi maka jumlah protein yoghurt jagung manis juga akan semakin banyak. Selama proses fermentasi, protein tersebut akan terkoagulasi sehingga yoghurt mengental dan teksturnya lebih disukai oleh panelis. Sebaliknya pada perlakuan U 0 S 0 dimana tidak ada penambahan susu skim ataupun

7 ubi jalar dan pada perlakuan U 15 S 0 (ekstrak ubi jalar ungu 15%, susu skim 0%), tekstur yoghurt terlihat sangat encer dan partikel-partikel jagung manis mengendap pada bagian bawah cairan. Tekstur yang demikian tidak disukai oleh panelis sehingga memperoleh rata-rata nilai kesukaan yang rendah. Adanya peningkatan konsentrasi penambahan ekstrak tidak menyebabkan peningkatan tingkat kesukaan panelis terhadap karakteristik tekstur yoghurt. Diduga hal ini terjadi karena kenampakan tekstur yoghurt secara kenampakannya lebih dominan disebabkan oleh faktor penambahan susu skim. Warna Warna merupakan karakterisktik yang menentukan penerimaan suatu produk oleh konsumen. Kesan pertama yang didapat dari bahan pangan adalah warna. Organoleptik warna yoghurt jagung manis dengan penambahan ekstrak ubi jalar ungu dan susu skim dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Organoleptik Terhadap Warna Yoghurt Jagung Manis dengan Penambahan Ekstrak Ubi Jalar Ungu dan Susu Skim Menggunakan Inokulum Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium sp. Kombinasi Perlakuan Tingkat Kesukaan Ekstrak Ubi Jalar Ungu Warna Rerata Kriteria dan Susu Skim (%) U 0 S 0 2,45 Tidak Suka - Sedang Putih U 0 S 3 2,85 Tidak Suka - Sedang Putih kekuningan U 0 S 5 3,25 Sedang - Suka Putih kekuningan U 0 S 7 3,55 Sedang - Suka Putih kekuningan U 5 S 0 3,20 Sedang - Suka Ungu muda U 5 S 3 3,50 Sedang - Suka Ungu muda U 5 S 5 3,40 Sedang - Suka Ungu pucat U 5 S 7 3,30 Sedang - Suka Ungu pucat U 10 S 0 3,50 Sedang - Suka Ungu muda U 10 S 3 3,85 Sedang - Suka Ungu muda U 10 S 5 4,05 Suka-Sangat Suka Ungu muda U 10 S 7 3,80 Sedang - Suka Ungu muda U 15 S 0 3,40 Sedang - Suka Ungu cerah U 15 S 3 4,25 Suka-Sangat Suka Ungu cerah U 15 S 5 4,05 Suka-Sangat Suka Ungu muda U 15 S 7 3,75 Sedang - Suka Ungu muda Keterangan : U : ekstrak ubi jalar ungu, S : susu skim

8 Penambahan ubi jalar ungu pada yoghurt jagung manis menyebabkan yoghurt berwarna ungu cerah dan dengan adanya penambahan susu skim menyebabkan warna ungu pada yoghurt jagung manis menjadi semakin lembut hingga mendekati ungu muda. Semakin banyak penambahan susu skim, warna ungu yoghurt jagung manis terlihat semakin muda. Berdasarkan hasil uji organoleptik pada Tabel 2, rata-rata tertinggi nilai kesukaan terhadap karakteristik warna yoghurt jagung manis adalah 4,25 yang diperoleh dari perlakuan U 15 S 3 (ekstrak ubi jalar ungu 15%, susu skim 3%). Tingginya konsentrasi penambahan ekstrak ubi jalar ungu pada perlakuan ini menyebabkan yoghurt jagung manis terlihat berwarna ungu cerah sehingga mendapatkan respon yang baik oleh panelis. Nilai rata-rata kesukaan panelis terhadap warna yoghurt jagung manis sebesar 4,25 dengan kriteria suka hingga sangat suka. Pada Tabel 2 juga terlihat bahwa perlakuan-perlakuan lain yang mendapatkan penambahan ekstrak ubi jalar ungu dengan konsentrasi sebesar 15% juga mendapatkan nilai-nilai kesukaan terhadap warna yoghurt yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya penambahan ekstrak ubi jalar ungu menunjukkan respon yang baik dari para panelis. Penambahan ubi jalar ungu sebagai salah satu bahan makanan bukan menjadi sesuatu hal yang baru. Menurut Yoshinaga dalam Winarti dkk, (2008), ubi jalar ungu memiliki kulit dan daging yang berwarna ungu sehingga kaya akan pigmen antosianin yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan varietas lain sehingga dapat digunakan sebagai pewarna baik untuk minuman maupun untuk makanan Sedangkan nilai rata-rata kesukaan panelis terendah adalah 2,45 yaitu pada perlakuan U 0 S 0 (ekstrak ubi jalar ungu 0%, susu skim 0%). Nilai rata-rata tersebut termasuk pada

9 kriteria tidak suka hingga sedang. Tingkat kesukaan panelis yang rendah terhadap warna yoghurt kontrol disebabkan karena pada perlakuan tersebut menunjukkan warna putih yang cenderung pucat. Yoghurt jagung manis yang tidak ditambahkan ekstrak ubi jalar ungu terlihat kurang menarik. Aroma Organoleptik yoghurt jagung manis dengan penambahan ekstrak ubi jalar ungu dan susu skim menggunakan inokulum Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium sp. terhadap karakteristik aroma yoghurt dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Organoleptik Terhadap Aroma Yoghurt Jagung Manis Dengan Penambahan Ekstrak Ubi Jalar Ungu dan Susu Skim dengan Menggunakan Inokulum Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium sp. Kombinasi Perlakuan Tingkat Kesukaan Ekstrak Ubi Jalar Ungu Aroma Rerata Kriteria dan Susu Skim (%) U 0 S 0 3,30 Sedang - Suka Khas jagung U 0 S 3 3,30 Sedang - Suka Agak khas yoghurt U 0 S 5 4,00 Suka Khas yoghurt U 0 S 7 3,45 Sedang - Suka Khas yoghurt U 5 S 0 3,75 Sedang - Suka Agak khas yoghurt U 5 S 3 3,50 Sedang - Suka Khas yoghurt U 5 S 5 2,95 Tidak Suka - Sedang Agak khas yoghurt U 5 S 7 3,05 Sedang - Suka Agak khas yoghurt U 10 S 0 2,70 Tidak Suka - Sedang Agak khas yoghurt U 10 S 3 2,65 Tidak Suka - Sedang Agak khas yoghurt U 10 S 5 3,65 Sedang - Suka Khas yoghurt U 10 S 7 3,05 Sedang - Suka Agak khas yoghurt U 15 S 0 2,70 Tidak Suka - Sedang Khas ubi jalar U 15 S 3 2,50 Tidak Suka - Sedang Agak khas yoghurt U 15 S 5 2,75 Tidak Suka - Sedang Khas yoghurt U 15 S 7 2,90 Tidak Suka - Sedang Agak khas yoghurt Keterangan : U : ekstrak ubi jalar ungu, S : susu skim

10 Aroma yoghurt diperoleh dari produksi asam yang terbentuk selama fermentasi. Aroma yang ditimbulkan pada umumnya disebabkan oleh perubahanperubahan kimia dan bentuk persenyawaan dengan bahan lain, misalnya antara asam amino hasil perubahan protein dengan gula-gula reduksi yang membentuk senyawa rasa dan aroma makanan (Sinaga, 2007). Berdasarkan hasil uji organoleptik pada Tabel 3, rata-rata tertinggi nilai kesukaan terhadap karakteristik aroma yoghurt jagung manis adalah 4,00 yaitu pada perlakuan U 0 S 5 (ekstrak ubi jalar ungu 0%, susu skim 5%). Nilai kesukaan pada perlakuan U 0 S 5 tersebut menunjukkan respon panelis dengan kriteria suka. Sedangkan rata-rata nilai kesukaan panelis terhadap karakteristik aroma yang terendah adalah 2,50 yaitu pada perlakuan U 15 S 3 (ekstrak ubi jalar ungu 15%, susu skim 3%) dengan kriteria tidak suka hingga sedang. Nilai kesukaan yoghurt jagung manis terhadap aroma yoghurt jagung manis yang tidak ditambahkan dengan ekstrak ubi jalar ungu lebih tinggi dibandingkan dengan yoghurt jagung manis yang mendapat perlakuan penambahan ekstrak ubi jalar ungu. Hal ini dikarenakan yoghurt jagung manis yang ditambahkan dengan ekstrak ubi jalar ungu akan menghasilkan yoghurt jagung manis dengan aroma langu dan khas ubi jalar yang kuat. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak ubi jalar ungu yang ditambahkan, semakin rendah tingkat kesukaan panelis terhadap yoghurt jagung manis. Aroma ubi jalar yang kuat dapat mendominasi dan mengalahkan bau asam segar yang menjadi ciri khas yoghurt. Hal ini sesuai dengan pendapat Andriani dan Khasanah (2010) bahwa dengan penambahan ekstrak ubi jalar pada yoghurt akan menyebabkan aroma langu, yaitu aroma ubi yang terbawa dari bahan baku ubi jalar. Perlakuan yang hanya mendapat penambahan susu skim tanpa penambahan ekstrak ubi jalar ungu memiliki aroma yang lebih segar dan khas yoghurt. Seperti

11 halnya pada perlakuan U 0 S 5 yang memperoleh nilai rata-rata kesukaan panelis yang tertinggi, yoghurt tersebut memiliki aroma segar, khas yoghurt dan aroma asamnya lebih dominan dibandingkan dengan aroma jagung yang menjadi bahan dasar pembuatan yoghurt. Pada penambahan susu skim, meningkatnya konsentrasi susu skim yang ditambahkan terlihat tidak mempengaruhi tingkat kesukaan panelis terhadap karakteristik aroma yoghurt jagung manis. Hal ini dikarenakan aroma dasar susu skim kurang dominan jika dibandingkan dengan aroma ubi jalar ungu dan jagung manis. Begitu susu skim ditambahkan ke dalam sari jagung manis, aroma susu skim segera berbaur dan menjadi homogen dengan aroma bahan lain sehingga peningkatan konsentrasi penambahan susu skim tidak terlalu menyebabkan perbedaan tingkat kesukaan panelis terhadap karakteristik aroma yoghurt jagung manis. Rasa Selama proses fementasi berlangsung, dihasilkan komponen-komponen citarasa seperti diasetil, asetil metil karbinol, 2,3, butilen glikol dan asetaldehida yang memberikan cita rasa khas pada yoghurt. Terbentuknya asam laktat akibat aktivitas metabolism seluler bakteri asam laktat akan memberikan rasa asam pada yoghurt, karena hal itulah yoghurt memiliki cita rasa asam yang khas. Organoleptik yoghurt jagung manis dengan penambahan ekstrak ubi jalar ungu dan susu skim menggunakan inokulum Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium sp. terhadap karakteristik rasa yoghurt jagung manis dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Hasil Organoleptik Terhadap Karakteristik Rasa Yoghurt Jagung Manis dengan Penambahan Ekstrak Ubi Jalar Ungu dan Susu Skim dengan Menggunakan Inokulum Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium sp. Kombinasi Perlakuan Tingkat Kesukaan Ekstrak Ubi Jalar Ungu Rasa Rerata Kriteria dan Susu Skim (%) U 0 S 0 2,85 Tidak Suka - Sedang Tawar U 0 S 3 2,65 Tidak Suka - Sedang Agak asam U 0 S 5 3,05 Sedang - Suka Agak asam U 0 S 7 3,80 Sedang - Suka Asam U 5 S Tidak Suka - Sedang Tawar U 5 S 3 3,15 Sedang - Suka Agak asam U 5 S 5 3,20 Sedang - Suka Asam U 5 S 7 3,50 Sedang - Suka Asam U 10 S 0 2,95 Tidak Suka - Sedang Agak asam U 10 S 3 3,00 Sedang Agak asam U 10 S 5 3,75 Sedang - Suka Asam U 10 S 7 3,75 Sedang - Suka Asam U 15 S 0 2,40 Tidak Suka - Sedang Pahit U 15 S 3 3,05 Sedang - Suka Asam

12 U 15 S 5 3,10 Sedang - Suka Asam U 15 S Sedang - Suka Agak asam Keterangan : U : ekstrak ubi jalar ungu, S : susu skim Berdasarkan hasil uji organoleptik pada Tabel 4, rata-rata tertinggi nilai kesukaan terhadap karakteristik rasa yoghurt jagung manis adalah 3,80 yaitu pada perlakuan U 0 S 7 (ekstrak ubi jalar ungu 0%, susu skim 7%) dengan kriteria sedang hingga suka. Sedangkan rata-rata nilai kesukaan panelis terhadap karakteristik rasa yang terendah adalah 2,40 yaitu pada perlakuan U 15 S 0 (ekstrak ubi jalar ungu 15%, susu skim 0%) dengan kriteria tidak suka hingga sedang. Tingkat kesukaan panelis terhadap yoghurt jagung manis yang mendapat perlakuan diberi penambahan ekstrak ubi jalar ungu tanpa penambahan susu skim kurang disukai oleh panelis. Panelis cenderung lebih menyukai yoghurt yang diberi penambahan susu skim. Menurut Rusmiati dkk., (2008), cita rasa khas yang timbul dari yoghurt biasanya diakibatkan adanya asam laktat, asam asetat, karbonil, asetaldehida, aseton, asetoin, dan diasetil. Pada yoghurt jagung manis, cita rasa terbentuk akibat kombinasi asam laktat yang berasal dari penguraian laktosa, adanya komponen flavor, kandungan asam-asam lemak yang berasal dari jagung manis, baik asam lemak jenuh seperti asam palmitat dan stearat, maupun asam-asam lemak tidak jenuh seperti oleat, linoleat, dan linolenat, dan aroma jagung manis yang harum. Yoghurt jagung manis memiliki rasa yang cukup asam, namun dengan adanya penambahan ekstrak ubi jalar ungu, yoghurt tetap terasa khas ubi jalar dan timbulnya rasa pahit yang disebabkan oleh kandungan gum (getah) yang terbawa dari bahan baku ekstrak ubi jalar. Pada penambahan susu skim, meningkatnya konsentrasi susu skim yang ditambahkan menyebabkan semakin meningkatnya tingkat kesukaan panelis terhadap

13 karakteristik rasa yoghurt jagung manis. Hal ini disebabkan karena dengan adanya penambahan susu skim, rasa khas dan rasa pahit yang disebabkan oleh ekstrak ubi jalar menjadi samar. Nilai tingkat kesukaan panelis terhadap rasa yoghurt jagung manis yang lebih rendah dibandingkan parameter organoleptik yoghurt lainnya juga dapat disebabkan oleh jenis starter bakteri yang digunakan. Menurut Sunarlim dan Setiyanto (2008), Lactobacillus acidophilus menghasilkan rasa yoghurt yang kurang disukai sehingga perlu dikombinasikan dengan jenis BAL lain. KESIMPULAN Kombinasi perlakuan yang memperoleh hasil organoleptik yang terbaik dari segi tekstur, warna, rasa dan aroma adalah penambahan ekstrak ubi jalar ungu 10% dan susu skim 5%. (U 10 S 5 ) dengan rerata tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur 3,60, warna 4,05, aroma 3,65 dan rasa 3,75 dan dengan kriteria tekstur kental, warna ungu muda, aroma khas yoghurt dan rasa yang asam. UCAPAN TERIMA KASIH Pemakalah sebagai pembimbing mengucapkan terima kasih, Dekan FKIP Universitas Riau yang telah memberikan bantuan dana untuk pelaksanaan SEMIRATA UNILA DAFTAR PUSTAKA Andriani M, Khasanah LU Kajian Karakteristik Fisiko Kimia dan Sensori Yogurt dengan Penambahan Ekstrak Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.). Ilmu dan Teknologi Pangan. Yogyakarta: Universitas Sebelas Maret. Maulidya, A Kajian Pembuatan Yoghurt Susu Jagung sebagai Minuman Probiotik Menggunakan Campuran Kultur Lactobacillus delbruekii subsp. Bulgaricus, Strepcoccus salivarus subsp. Thermophilus dan Lactobacillus casei subsp. Rhamnosus. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Rusmiati, D., Sulistyaningsih, R., Milanda, T. dan Kusuma, S.A.F., Penyuluhan Pentingnya Konsumsi Yoghurt dan Metode Pembuatannya dengan Cara Sederhana dalam Rangka Peningkatan Derajat Kesehatan dan Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Sukaluyu Kota Bandung. Universitas Padjajaran. Bandung. Setianty, P.A Pembuatan Minuman Probiotik Jagung Manis. Diakses pada tanggal 1 Juni Sinaga, C.M., Pengaruh Konsentrasi Susu Skim dan Konsentrasi Sukrosa terhadap Karakteristik Yoghurt Jagung (Zea mays L.). Skripsi. Universitas Pasundan. Bandung. Sunarlim, R. dan H. Setiyanto Pengaruh Kombinasi Lactobacillus acidophilus dengan Starter Yoghurt (Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus) terhadap Mutu Susu Fermentasi. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor.

14 Tim Penulis SNI Standar Mutu Yoghurt. Badan Standarisasi Nasional Indonesia. Jakarta. Utami, R, M.A.M Andriani, dan Zoraya, A.P Kinetika Fermentasi Yoghurt yang diperkaya Ubi Jalar (Ipomoea batatas). Jurnal Caraka 25(1): Winarti, S., Ulya, S. dan Dhini, A Ekstraksi dan Stabilitas Warna Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.,) sebagai Pewarna Alami. Jurnal Teknik Kimia 3 (1) :

15 PENAMBAHAN EKSTRAK UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas var. Ayamurasaki) DAN SUSU SKIM TERHADAP ORGANOLEPTIK YOGHURT JAGUNG MANIS (Zea mays L. Saccharata) DENGAN MENGGUNAKAN INOKULUM Lactobacillus acidophilus DAN Bifidobacterium sp. Irda Sayuti, Sri Wulandari, Dian Kurnia Sari PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU 2013 Disampaikan pada Semirata Bidang MIPA BKS-PTN Indonesia Wilayah Barat Tanggal Mei 2013 di Lampung

16 Halaman Pengesahan Judul : PENAMBAHAN EKSTRAK UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas var. Ayamurasaki) DAN SUSU SKIM TERHADAP ORGANOLEPTIK YOGHURT JAGUNG MANIS (Zea mays L. Saccharata) DENGAN MENGGUNAKAN INOKULUM Lactobacillus acidophilus DAN Bifidobacterium sp. Bidang Ilmu : Pendidikan Biologi Pemakalah : Nama : Dra.Irda Sayuti,Msi NIP : Unit Kerja : PMIPA FKIP UNIVERSITAS RIAU Telah diseminarkan Pada Seminar dan Rapat Tahunan Bidang MIPA BKS PTN Indonesia Wilayah Barat pada tanggal Mei 2013 di lampung Lampung, 11 Mei Panitia Semirata Bidang MIPA BKS PTN Indonesia Wilayah Barat Ketua Pelaksana, ( ) NIP.

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 PENAMBAHAN EKSTRAK UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas var. Ayamurasaki) DAN SUSU SKIM TERHADAP ORGANOLEPTIK YOGHURT JAGUNG MANIS (Zea mays L. Saccharata)

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENAMBAHAN EKSTRAK UBI JALAR UNGU

EFEKTIVITAS PENAMBAHAN EKSTRAK UBI JALAR UNGU EFEKTIVITAS PENAMBAHAN EKSTRAK UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas var. Ayamurasaki) DAN SUSU SKIM TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DAN ph YOGHURT JAGUNG MANIS (Zea mays L. Saccharata) DENGAN MENGGUNAKAN INOKULUM

Lebih terperinci

bermanfaat bagi kesehatan manusia. Di dalam es krim yoghurt dapat

bermanfaat bagi kesehatan manusia. Di dalam es krim yoghurt dapat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Badan Standarisasi Nasional (1995), es krim adalah jenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau dari campuran susu, lemak hewani

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Biologi

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Biologi UJI TOTAL ASAM DAN ORGANOLEPTIK DALAM PEMBUATAN YOGHURT SUSU KACANG HIJAU ( Phaseolus radiatus ) DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, permintaan masyarakat terhadap produk pangan fungsional semakin meningkat. Global Industry Analysis memprediksi pertumbuhan produk pangan fungsional mencapai

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA Muhammad Saeful Afwan 123020103 Pembimbing Utama (Ir. H. Thomas Gozali,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan Penelitian, Kerangka pemikiran, Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tempe merupakan produk pangan khas Indonesia berbahan kedelai yang diolah melalui fermentasi kapang Rhizopus oligosporus. Tempe sangat familiar dikalangan masyarakat

Lebih terperinci

BAB V RANCANGAN PENELITIAN

BAB V RANCANGAN PENELITIAN BAB V RANCANGAN PENELITIAN 5.1 Alat dan Bahan yang digunakan 5.1.1 Alat yang digunakan Alat yang digunakan pada penelitian meliputi autoklaf 50X Electric Model 24 Liter, neraca digital, erlenmeyer 500

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, dan (6) Hipotesis Penelitian.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Yoghurt adalah salah satu produk olahan pangan bersifat probiotik yang

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Yoghurt adalah salah satu produk olahan pangan bersifat probiotik yang I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Yoghurt merupakan salah satu bentuk produk minuman hasil pengolahan susu yang memanfaatkan mikroba dalam proses fermentasi susu segar menjadi bentuk produk emulsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di Indonesia produk pangan hasil fermentasi semakin meningkat seiring berkembangnya bioteknologi. Hasil olahan fermentasi yang sudah banyak diketahui oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sukun (Arthocarpus altilis) merupakan tumbuhan yang terdapat di kawasan tropika dan banyak dibudidayakan di pulau jawa maupun luar jawa, buah sukun menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman jagung (Zea mays) merupakan salah satu bahan makanan alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain itu, jagung juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 :

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsumsi produk pangan hasil fermentasi semakin meningkat seiring berkembangnya bioteknologi. Produk-produk fermentasi dapat berbahan dari produk hewani maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Yogurt adalah bahan makanan yang terbuat dari susu yang

I. PENDAHULUAN. Yogurt adalah bahan makanan yang terbuat dari susu yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogurt adalah bahan makanan yang terbuat dari susu yang difermentasikan oleh bakteri asam laktat. Yogurt mempunyai rasa yang unik yaitu mempunyai rasa asam dan memiliki

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN 12 III. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Industri Pengolahan Hasil Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Laboratorium

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dan Tahapan-tahapan dalam Penelitian

BAB V METODOLOGI. 5.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dan Tahapan-tahapan dalam Penelitian BAB V METODOLOGI 5.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dan Tahapan-tahapan dalam Penelitian Penelitian yang saya lakukan ini adalah tentang pembuatan susu prebiotik ubi jalar yang mengacu pada (Suhartini,

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PKM-P. Oleh:

LAPORAN AKHIR PKM-P. Oleh: LAPORAN AKHIR PKM-P Formulasi dan Daya Terima Susu Fermentasi yang Ditambahkan Ganyong (Canna edulis. Kerr) sebagai Minuman Sinbiotik Serta Daya Hambatnya Terhadap Pertumbuhan E.coli. Oleh: Babang Yusup

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH EKSTRAK JAHE DAN SUSU SKIM TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK YOGHURT SUSU KAMBING ETAWA

PENGARUH JUMLAH EKSTRAK JAHE DAN SUSU SKIM TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK YOGHURT SUSU KAMBING ETAWA PENGARUH JUMLAH EKSTRAK JAHE DAN SUSU SKIM TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK YOGHURT SUSU KAMBING ETAWA Hanna Puspa Arum Program Studi S-1Pendidikan Tata Boga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya hannapuspaarum@yahoo.co.id

Lebih terperinci

KAJIAN KARAKTERISTIK FISIKO KIMIA DAN SENSORI YOGHURT DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK UBI JALAR (Ipomoea batatas L.)

KAJIAN KARAKTERISTIK FISIKO KIMIA DAN SENSORI YOGHURT DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) KAJIAN KARAKTERISTIK FISIKO KIMIA DAN SENSORI YOGHURT DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) THE CHARACTERISTIC STUDY IN PHYSIC, CHEMICAL, AND ORGANOLEPTIC OF YOGHURT WITH SWEET POTATO

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter 1 III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani

Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani Agro inovasi Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Jl. Ragunan No.29 Pasar Minggu Jakarta Selatan www.litbang.deptan.go.id 2 AgroinovasI

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS Jumiati Catur Ningtyas*, Adam M. Ramadhan, Laode Rijai Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh semua lapisan masyarakat. Salah satu jamur yang banyak

Lebih terperinci

MUTU SENSORI SUSU FERMENTASI PROBIOTIK SELAMA PROSES FERMENTASI MENGGUNAKAN Lactobacillus casei subsp. casei R-68

MUTU SENSORI SUSU FERMENTASI PROBIOTIK SELAMA PROSES FERMENTASI MENGGUNAKAN Lactobacillus casei subsp. casei R-68 1 MUTU SENSORI SUSU FERMENTASI PROBIOTIK SELAMA PROSES FERMENTASI MENGGUNAKAN Lactobacillus casei subsp. casei R-68 SENSORIC QUALITY OF PROBIOTIC FERMENTED MILK DURING FERMENTATION PROCESS USING Lactobacillus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogurt merupakan produk semi solid yang dibuat dari susu standarisasi dengan penambahan aktivitas simbiosis bakteri asam laktat (BAL), yaitu Streptococcous thermophilus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya kontrol penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya kontrol penelitian. 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen murni (Pure Eksperimen) pada skala laboratorium, dengan memberikan perlakuan (treatment) terhadap

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian, (3) Prosedur Penelitian, dan (4) Jadwal Penelitian

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian, (3) Prosedur Penelitian, dan (4) Jadwal Penelitian III BAHAN DAN METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Bahan dan Alat Percobaan, (2) Metode Penelitian, (3) Prosedur Penelitian, dan (4) Jadwal Penelitian 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan - Bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia banyak sekali dijual olahan susu fermentasi, salah satunya adalah yoghurt. Yoghurt memiliki nilai gizi yang lebih besar daripada susu segar karena terjadi

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di 13 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan untuk pembuatan produk, menguji total bakteri asam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2015 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Instrumen

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN JUS BUAH NAGA MERAH (Hylocereuz polyrhizus) GUNA MENINGKATKAN KUALITAS ORGANOLEPTIK, KIMIA DAN FISIK YOGHURT SUSU SAPI

PENGARUH PENAMBAHAN JUS BUAH NAGA MERAH (Hylocereuz polyrhizus) GUNA MENINGKATKAN KUALITAS ORGANOLEPTIK, KIMIA DAN FISIK YOGHURT SUSU SAPI PENGARUH PENAMBAHAN JUS BUAH NAGA MERAH (Hylocereuz polyrhizus) GUNA MENINGKATKAN KUALITAS ORGANOLEPTIK, KIMIA DAN FISIK YOGHURT SUSU SAPI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Es krim merupakan merupakan salah satu produk olahan susu berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan dan dibuat melalui proses pembekuan dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen, Departemen Pertanian, Cimanggu, Bogor. Waktu

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR OPTIMASI PEMBUATAN COCOGURT MENGGUNAKAN FERMENTOR SERTA KULTUR CAMPURAN

LAPORAN TUGAS AKHIR OPTIMASI PEMBUATAN COCOGURT MENGGUNAKAN FERMENTOR SERTA KULTUR CAMPURAN LAPORAN TUGAS AKHIR OPTIMASI PEMBUATAN COCOGURT MENGGUNAKAN FERMENTOR SERTA KULTUR CAMPURAN Lactobacillus sp. DAN Streptococcus sp. DENGAN VARIASI SUKROSA DAN POTONGAN BUAH MANGGA Optimization of Manufacturing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan kebutuhan gizi dan bertambahnya tingkat pendapatan mayarakat, menyebabkan permintaan bahan pangan yang

Lebih terperinci

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI 1 UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: FITA FINARSIH A 420 100 067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembuatan starter di pondok pesantren pertanian Darul Fallah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembuatan starter di pondok pesantren pertanian Darul Fallah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Pembuatan Starter Proses pembuatan starter di pondok pesantren pertanian Darul Fallah bogor meliputi langkah-langkah sebagai berikut, dapat dilihat pada Gambar 1.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2 Bahan dan Alat

Lebih terperinci

KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: WIDYA AGUSTINA A 420 100 076 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mineral, serta antosianin (Suzuki, dkk., 2004). antikanker, dan antiatherogenik (Indrasari dkk., 2010).

I. PENDAHULUAN. mineral, serta antosianin (Suzuki, dkk., 2004). antikanker, dan antiatherogenik (Indrasari dkk., 2010). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beras adalah salah satu jenis sereal yang dikonsumsi hampir satu setengah populasi manusia dan kira-kira 95% diproduksi di Asia (Bhattacharjee, dkk., 2002). Terdapat beberapa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang mempunyai nilai gizi tinggi. Hampir semua zat yang dibutuhkan oleh tubuh kita terdapat dalam susu. Susunan nilai gizi yang sempurna ini

Lebih terperinci

Pengaruh Macam Gula Terhadap Kualitas Yoghurt Kacang Buncis (Phaseolus Vulgaris) Varietas Jimas Berdasarkan Hasil Uji Organoleptik

Pengaruh Macam Gula Terhadap Kualitas Yoghurt Kacang Buncis (Phaseolus Vulgaris) Varietas Jimas Berdasarkan Hasil Uji Organoleptik SP-016-006 Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742), Vol 13(1) 2016: 857-862 Pengaruh Macam Gula Terhadap Kualitas Yoghurt Kacang Buncis (Phaseolus Vulgaris) Varietas Jimas Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam Rancangan Acak Lengkap dan ulangan yang dilakukan sebanyak empat kali Faktor pertama:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2013 di Laboratorium Kimia Instrumen dan Laboratorium Kimia Riset Makanan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN CARBOXYMETHYL CELLULOSE (CMC) DAN AGAR-AGAR SEBAGAI PENGEMULSI PADA PEMBUATAN SOYGHURT BUAH NAGA

PENGARUH PENAMBAHAN CARBOXYMETHYL CELLULOSE (CMC) DAN AGAR-AGAR SEBAGAI PENGEMULSI PADA PEMBUATAN SOYGHURT BUAH NAGA JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 3 No.2 ; November 2016 ISSN 2407-4624 PENGARUH PENAMBAHAN CARBOXYMETHYL CELLULOSE (CMC) DAN AGAR-AGAR SEBAGAI PENGEMULSI PADA PEMBUATAN SOYGHURT BUAH NAGA * MEIRIDA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Universitas Katholik Soegiyapranata untuk analisis fisik (ph) dan Laboratorium Kimia Universitas

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. Alat yang digunakan pada praktikum penelitian, meliputi alat autoklaf

BAB V METODOLOGI. Alat yang digunakan pada praktikum penelitian, meliputi alat autoklaf BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Alat yang digunakan pada praktikum penelitian, meliputi alat autoklaf 24 L yang merupakan alat hasil rancangan tugas akhir angkatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan perlakuan satu faktor (Single Faktor Eksperimen) dan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan yaitu penambahan

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan

LAPORAN SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan EVALUASI PRODUK YOGHURT NABATI BERBASIS EKSTRAK JAGUNG MANIS (Zea mays L. var. saccharata) DAN SUSU KEDELAI BERDASARKAN SIFAT FISIKOKIMIA DAN SENSORIS EVALUATION OF SWEET CORN EXTRACT (Zea mays L. var.

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Industri Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran dan

Lebih terperinci

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan Pembuatan Yogurt 1. Pendahuluan Yoghurt merupakan salah satu olahan susu yang diproses melalui proses fermentasi dengan penambahan kultur organisme yang baik, salah satunya yaitu bakteri asam laktat. Melalui

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April - Mei 2016 bertempat di Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium Pengujian

Lebih terperinci

SKRIPSI. PENGARUH VARIASI KADAR SUSU SKIM TERHADAP KUALITAS YOGURT UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) Disusun oleh : Anissa Polatu NPM :

SKRIPSI. PENGARUH VARIASI KADAR SUSU SKIM TERHADAP KUALITAS YOGURT UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) Disusun oleh : Anissa Polatu NPM : SKRIPSI PENGARUH VARIASI KADAR SUSU SKIM TERHADAP KUALITAS YOGURT UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) Disusun oleh : Anissa Polatu NPM : 050800993 UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA FAKULTAS TEKNOBIOLOGI

Lebih terperinci

PEMBUATAN MINUMAN SINBIOTIK DARI UBI JALAR UNGU (Ipomoe batatas varietas Ayamurasaki) MENGGUNAKAN Lactobacillus casei SKRIPSI

PEMBUATAN MINUMAN SINBIOTIK DARI UBI JALAR UNGU (Ipomoe batatas varietas Ayamurasaki) MENGGUNAKAN Lactobacillus casei SKRIPSI PEMBUATAN MINUMAN SINBIOTIK DARI UBI JALAR UNGU (Ipomoe batatas varietas Ayamurasaki) MENGGUNAKAN Lactobacillus casei SKRIPSI Oleh : INGE DIAN AINOVI NPM : 0633010035 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat adalah es krim. Produk ini banyak digemari masyarakat, mulai dari anak anak hingga dewasa karena rasanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dan Laboratorium Kimia Universitas

Lebih terperinci

KANDUNGAN VITAMIN B1 DAN KUALITAS YOGHURT SUSU BEKATUL DENGAN VARIASI LAMA PEMANASAN DAN PENAMBAHAN SUSU SAPI MURNI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

KANDUNGAN VITAMIN B1 DAN KUALITAS YOGHURT SUSU BEKATUL DENGAN VARIASI LAMA PEMANASAN DAN PENAMBAHAN SUSU SAPI MURNI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI KANDUNGAN VITAMIN B1 DAN KUALITAS YOGHURT SUSU BEKATUL DENGAN VARIASI LAMA PEMANASAN DAN PENAMBAHAN SUSU SAPI MURNI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan dalam firman-nya dalam surat al-baqarah ayat 168 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan dalam firman-nya dalam surat al-baqarah ayat 168 sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Allah SWT telah memerintahkan kepada kita untuk mengkonsumsi makanan yang halal lagi baik dari rizqi yang terdapat di bumi. Hal tersebut telah dijelaskan dalam firman-nya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L) berasal dari Amerika Tengah, pada tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia (Rukmana, 2001). Ubi jalar (Ipomoea

Lebih terperinci

KUALITAS ES KRIM YOGHURT

KUALITAS ES KRIM YOGHURT JURNAL SKRIPSI KUALITAS ES KRIM YOGHURT SINBIOTIK DENGAN KOMBINASI UMBI GEMBILI (Dioscorea esculenta) DAN UBI JALAR UNGU(Ipomoea batatas var. ayamurasaki) Disusun oleh: Retno Wulandari NPM : 120801314

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat 20 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2011 sampai dengan bulan Juli 2011. Analisis karakteristik keju putih rendah lemak dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental, tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah laboratorium Teknologi Pangan dan laboratorium

Lebih terperinci

KECEPATAN MELELEH DAN SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM BIJI NANGKA

KECEPATAN MELELEH DAN SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM BIJI NANGKA KECEPATAN MELELEH DAN SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L) SEBAGAI PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh:

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat

Lebih terperinci

3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian

3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian in. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Riau, Laboratorium Kimia

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yoghurt adalah poduk koagulasi susu yang dihasilkan melalui proses fermentasi bakteri asam laktat Lactobacillus bulgaricus dan Strepcoccus thermophilus, dengan atau tanpa

Lebih terperinci

Makalah Manajemen Kewirausahaan USAHA PRODUKSI MINUMAN YOGURT KACANG MERAH. Disusun Oleh : Mega Ayu Puspitasari ( )

Makalah Manajemen Kewirausahaan USAHA PRODUKSI MINUMAN YOGURT KACANG MERAH. Disusun Oleh : Mega Ayu Puspitasari ( ) Makalah Manajemen Kewirausahaan USAHA PRODUKSI MINUMAN YOGURT KACANG MERAH Disusun Oleh : Mega Ayu Puspitasari ( 08307144033 ) PROGRAM STUDI KIMIA JURDIK KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGATAHUAN

Lebih terperinci

VARIASI PENAMBAHAN SUSU SKIM TERHADAP MUTU COCOGHURT MENGGUNAKAN Enterococcus faecalis UP 11 YANG DIISOLASI DARI TEMPOYAK. Riau.

VARIASI PENAMBAHAN SUSU SKIM TERHADAP MUTU COCOGHURT MENGGUNAKAN Enterococcus faecalis UP 11 YANG DIISOLASI DARI TEMPOYAK. Riau. VARIASI PENAMBAHAN SUSU SKIM TERHADAP MUTU COCOGHURT MENGGUNAKAN Enterococcus faecalis UP 11 YANG DIISOLASI DARI TEMPOYAK Usman Pato 1, Akhyar Ali 1 dan Miky Pitrayadi 2 1 Staf Pengajar Jurusan Teknologi

Lebih terperinci

Momentum, Vol. 11, No. 1, April 2015, Hal ISSN , e-issn

Momentum, Vol. 11, No. 1, April 2015, Hal ISSN , e-issn Momentum, Vol. 11, No. 1, April 2015, Hal. 7-12 ISSN 0216-7395, e-issn 2406-9329 KAJIAN PENGARUH CARA PEMBUATAN SUSU JAGUNG, RASIO DAN WAKTU FERMENTASI TERHADAP KARAKTERISTIK YOGHURT JAGUNG MANIS Dyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus terhadap kualitas yoghurt susu kambing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Yoghurt adalah suatu produk olahan yang merupakan fermentasi dari susu yang telah lama dikenal dan memiliki rasa asam yang spesifik. Yoghurt dapat dibuat dari susu

Lebih terperinci

PEMANFAATAN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas varietas Ayamurasaki) DALAM PEMBUATAN ES KRIM SINBIOTIK SKRIPSI

PEMANFAATAN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas varietas Ayamurasaki) DALAM PEMBUATAN ES KRIM SINBIOTIK SKRIPSI PEMANFAATAN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas varietas Ayamurasaki) DALAM PEMBUATAN ES KRIM SINBIOTIK SKRIPSI Disusun oleh : Fatkhatul Khoiriyah NPM : 0833010011 JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A PEMANFAATAN LIMBAH AIR LERI BERAS IR 64 SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN SIRUP HASIL FERMENTASI RAGI TEMPE DENGAN PENAMBAHAN KELOPAK BUNGA ROSELLA SEBAGAI PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : PUJI

Lebih terperinci

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KUALITAS FRUITGHURT KULIT PISANG (Musa paradisiaca) DENGAN PENAMBAHAN SARI TEBU DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KUALITAS FRUITGHURT KULIT PISANG (Musa paradisiaca) DENGAN PENAMBAHAN SARI TEBU DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KUALITAS FRUITGHURT KULIT PISANG (Musa paradisiaca) DENGAN PENAMBAHAN SARI TEBU DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: EMY PRIYANA A 420 100 079 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang Produk pangan yang memiliki kandungan gizi dan. kesehatan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi sekaligus

PENDAHULUAN. Latar Belakang Produk pangan yang memiliki kandungan gizi dan. kesehatan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi sekaligus PENDAHULUAN Latar Belakang Produk pangan yang memiliki kandungan gizi dan manfaat kesehatan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi sekaligus mampu menunjang aktivitas manusia. Produksi produk pangan

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI STARTER DAN KONSENTRASI KARAGENAN TERHADAP MUTU YOGHURT NABATI KACANG HIJAU

PENGARUH KONSENTRASI STARTER DAN KONSENTRASI KARAGENAN TERHADAP MUTU YOGHURT NABATI KACANG HIJAU Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 PENGARUH KONSENTRASI STARTER DAN KONSENTRASI KARAGENAN TERHADAP MUTU YOGHURT NABATI KACANG HIJAU 1 Doddy A. Darmajana Balai Besar Pengembangan

Lebih terperinci

Metode penelitian Rancangan penelitian (reseach Design) Rancangan Percobaan

Metode penelitian Rancangan penelitian (reseach Design) Rancangan Percobaan Abstrak Wedang cor merupakan minuman khas jember yang biasanya di jual dipenggiran jalan. Minuman ini sangat diminati oleh kalangan Mahasiswa maupun mayarakat. Wedang cor ini terdiri dari jahe, ketan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Es krim adalah sejenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula, dan dengan atau tanpa

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENGARUH MALTODEKSTRIN DAN SUSU SKIM TERHADAP KARAKTERISTIK YOGHURT KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.)

MEMPELAJARI PENGARUH MALTODEKSTRIN DAN SUSU SKIM TERHADAP KARAKTERISTIK YOGHURT KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.) MEMPELAJARI PENGARUH MALTODEKSTRIN DAN SUSU SKIM TERHADAP KARAKTERISTIK YOGHURT KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.) Agus Triyono, Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna - LIPI K.S Tubun No. 5 Subang,

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI SUSU SKIM DAN STARTER TERHADAP SIFAT KIMIA DAN MIKROBIOLOGIS CORNGURT SINBIOTIK SKRIPSI

PENGARUH KONSENTRASI SUSU SKIM DAN STARTER TERHADAP SIFAT KIMIA DAN MIKROBIOLOGIS CORNGURT SINBIOTIK SKRIPSI PENGARUH KONSENTRASI SUSU SKIM DAN STARTER TERHADAP SIFAT KIMIA DAN MIKROBIOLOGIS CORNGURT SINBIOTIK SKRIPSI OLEH: ELISABETH ANASTASIA S. NRP 6103012072 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Denpasar, selama 3 bulan mulai dari Tanggal 21 Februari sampai dengan 22 Mei

BAB III MATERI DAN METODE. Denpasar, selama 3 bulan mulai dari Tanggal 21 Februari sampai dengan 22 Mei BAB III MATERI DAN METODE 3.1 Materi 3.1.1 Tempat dan lama penelitian Penelitan ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak dan Mikrobiologi Fakultas Peternakan Universitas Udayana Jalam P.B

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Susu Kambing. Dipasteurisasi 70 o C. Didinginkan 40 o C. Diinokulasi. Diinkubasi (sampai menggumpal) Yoghurt.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Susu Kambing. Dipasteurisasi 70 o C. Didinginkan 40 o C. Diinokulasi. Diinkubasi (sampai menggumpal) Yoghurt. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa proses pengolahan susu kambing menjadi yoghurt. Melalui beberapa tahapan yang digambarkan melalui bagan alir dbawah ini

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu Erlenmeyer, beaker glass, tabung reaksi, cawan petri,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan. BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan. B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Pembuatan sirup rosella dilakukan di Laboratorium Teknologi

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI SUHU FERMENTASI TERHADAP KADAR LEMAK DAN KEASAMAN PADA YOGHURT SUSU KEDELAI (SOYGHURT) KULIT BUAH PISANG RAJA (Musa textillia)

PENGARUH VARIASI SUHU FERMENTASI TERHADAP KADAR LEMAK DAN KEASAMAN PADA YOGHURT SUSU KEDELAI (SOYGHURT) KULIT BUAH PISANG RAJA (Musa textillia) MAKALAH PENDAMPING SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VIII Peningkatan Profesionalisme Pendidik dan Periset Sains Kimia di Era Program Studi Pendidikan FKIP UNS Surakarta, 14 Mei 2016 PARALEL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yoghurt merupakan produk olahan susu yang dipasteurisasi kemudian difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil olahan fermentasi sudah banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain. Salah satu yang populer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditambahkan dengan starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus

BAB I PENDAHULUAN. ditambahkan dengan starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Yoghurt merupakan salah satu olahan susu hasil fermentasi. Susu yang dipanaskan agar tidak terkontaminasi oleh bakteri lain, kemudian ditambahkan dengan starter Lactobacillus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Yogurt merupakan salah satu produk susu yang terkoagulasi yang diperoleh dari fermentasi asam laktat melalui aktifitas bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODA. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Teknologi

BAHAN DAN METODA. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Teknologi BAHAN DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Teknologi Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan,, Medan. Bahan dan Alat Penelitian Bahan

Lebih terperinci

PEMBUATAN SUSU DARI KULIT PISANG DAN KACANG HIJAU

PEMBUATAN SUSU DARI KULIT PISANG DAN KACANG HIJAU PEMBUATAN SUSU DARI KULIT PISANG DAN KACANG HIJAU Bambang Kusmartono 1, Merita Ika Wijayati 2 1,2 Jurusan Teknik Kimia, Institut Sains & Teknologi Akprind Yogyakarta e-mail : bkusmartono@ymail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

KADAR VITAMIN C DAN SIFAT ORGANOLEPTIK YOGHURT DENGAN PENAMBAHAN STROBERI (Fragaria sp) DAN LABU KUNING (Cucurbita moschata Durch) NASKAH PUBLIKASI

KADAR VITAMIN C DAN SIFAT ORGANOLEPTIK YOGHURT DENGAN PENAMBAHAN STROBERI (Fragaria sp) DAN LABU KUNING (Cucurbita moschata Durch) NASKAH PUBLIKASI KADAR VITAMIN C DAN SIFAT ORGANOLEPTIK YOGHURT DENGAN PENAMBAHAN STROBERI (Fragaria sp) DAN LABU KUNING (Cucurbita moschata Durch) NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : NURLAELAH A 420 100 022 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Alat yang digunakan dalam proses pembuatan yoghurt jagung adalah

METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Alat yang digunakan dalam proses pembuatan yoghurt jagung adalah 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2016 sampai Oktober 2016 bertempat di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan, Laboratorium Kimia dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Semarang untuk analisis kadar protein, viskositas, dan sifat organoleptik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini makanan atau minuman fungsional sangat mudah ditemukan, salah satunya adalah yogurt. Menurut Standar Nasional Indonesia (2009), yogurt merupakan produk yang

Lebih terperinci