MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PHPU.D-X/2012

Transkripsi

1

2 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PHPU.D-X/2012 PERIHAL Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012 PEMOHON 1. Yusron Ihza dan Yusroni Yazid 2. Zukarnain Karim dan Darmansyah Husein 3. Hudarni Rani dan Justiar Noer ACARA Pemeriksaan Perkara (I) Kamis, 15 Maret 2012, Pukul WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Moh. Mahfud MD. (Ketua) 2) Maria Farida Indrati (Anggota) 3) Anwar Usman (Anggota) Hani Andhani Panitera Pengganti

3 Pihak yang Hadir: A. PEMOHON: 1. Yusron Ihza B. KUASA HUKUM PEMOHON: 1. Andi Muhammad Asrun 2. Jamaluddin Karim 3. Agus Dwi Warsono 4. Margarito Kamis C. TERMOHON: 1. Asli 2. Robert Randy Wandra 3. Jawaluddin 4. Pujiarti 5. Firman T. B. Pardede D. KUASA HUKUM TERMOHON: 1. Munasim 2. Kemas A. Vishnu 3. Dayan Sirait 4. Abdullah Halim 5. Andi A. Utama 6. Rudi Alfonso 7. Daniel Tonapa Masiku 8. Dorel Almir 9. Heru Widodo 10. Sattu Pali 11. Robinson 12. Dhimas Pradana 13. Samsudin E. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: 1. Achmad Rifai 2. Sulistio Danardono 3. Afrizal Rahmatullah 4. Waswin Janata

4 SIDANG DIBUKA PUKUL WIB 1. KETUA: MOH. MAHFUD MD. Sidang Mahkamah Konstitusi dalam Perkara Sengketa Hasil Pemilukada Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan perkara Nomor 7/PHPU.D-X/2012 dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum. Pemohon, silakan perkenalkan diri dulu. 2. KUASA HUKUM PEMOHON: ANDI MUHAMMAD ASRUN Terima kasih, Yang Mulia. dari Pemohon, hadir Kuasa Hukum, saya sendiri, Muhammad Asrun. Kemudian ada Jamaluddin Karim, ada Agus Dwi Warsono, ada Saudara Margarito Kamis, dan ada Prinsipal, Dr. Yusron Ihza dan di belakang adalah tim asistensi, mencatat-catat saja, Yang Mulia. Terima kasih. 3. KETUA: MOH. MAHFUD MD. Termohon? 4. KUASA HUKUM TERMOHON: DANIEL TONAPA MASIKU Terima kasih, Yang Mulia. Dari Termohon, hadir semua komisioner. Ada Saudara Asli. Kemudian di belakang ada Robert Randy Wandra, Jawaluddin. Kemudian Saudari Pujiarti, Firman T. B. Pardede, didampingi oleh Kuasa Hukum dari Jaksa Pengacara Negara. Antara lain Munasim, S.H., M.H., kemudian Kemas A. Vishnu, Dayan Sirait, Abdullah Halim, Andi A. Utama, dan Kuasa dari Alfonso and Partner, antara lain Rudi Alfonso, S.H., Daniel Tonapa Masiku, Dorel Almir, Heru Widodo, Sattu Pali, Robinson, Samsudin, dan Dhimas. Demikian, Yang Mulia. Terima kasih. 5. KETUA: MOH. MAHFUD MD. Baik. Pihak Terkait? KETUK PALU 3X 6. PRINSIPAL PIHAK TERKAIT: ACHMAD RIFAI Terima kasih, Yang Mulia. Pihak Terkait hadir Kuasa Hukumnya, saya sendiri, Achmad Rifai, dan sebelah kanan saya, Sulistio Danardono, dan

5 sebelah kanan lagi, Afrizal Rahmatullah, dan sebelah kiri, Waswin Janata. Terima kasih. 7. KETUA: MOH. MAHFUD MD. Baik, Saudara hari ini adalah sidang pertama. Oleh sebab itu, saya persilakan kepada Pemohon untuk menyampaikan kembali, restatement, pokok-pokok permohonannya, sekaligus ini adalah hari terakhir untuk melakukan perbaikan, apa yang harus diubah dari ini, supaya disampaikan hari ini karena sidang berikutnya langsung pembuktian, tidak ada lagi perbaikan-perbaikan. Silakan. 8. KUASA HUKUM PEMOHON: ANDI MUHAMMAD ASRUN Terima kasih, Yang Mulia. Mohon izinkan dulu menyampaikan satu hal, Yang Mulia, ini terkait soal teknis. Kami telah siap dengan perbaikan, tapi ada satu yang belum menandatangani, ini tanda tangan di atas materai, Prof. Yusril dalam perjalanan menuju gedung pengadilan ini dan diperkirakan tiga puluh menit lagi baru tiba. Kalau seandainya diizinkan kami menyampaikan perbaikan tanpa tanda tangan Prof. Yusril dan nanti setengah jam kemudian dia sampai, baru tanda tangan, apakah bisa, Yang Mulia? 9. KETUA: MOH. MAHFUD MD. Bisa. 10. KUASA HUKUM PEMOHON: ANDI MUHAMMAD ASRUN Terima kasih, Yang Mulia. Panel Mahkamah Konstitusi Yang Terhormat, Saudara Termohon dan Kuasanya, Saudara Pihak Terkait dan Para Kuasanya, kami akan membacakan hal-hal yang sifatnya penting saja, yang sifatnya highlight. Pertama, kami menilai bahwa Mahkamah berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus sengketa a quo, dan kemudian Para Pemohon memiliki kedudukan hukum atau legal standing. Kemudian, pemeriksaan perkara ini, pengajuan perkara ini, pendaftaran perkara ini masih dalam tenggat waktu tiga hari yang diatur dalam ( ) 11. KETUA: MOH. MAHFUD MD. Saudara Pemohon, itu naskah perbaikan yang Saudara baca, sudah diserahkan dulu ke sini.

6 12. KUASA HUKUM PEMOHON: ANDI MUHAMMAD ASRUN Mohon izin, Yang Mulia. 13. KETUA: MOH. MAHFUD MD. Nanti tanda tangannya menyusul, ya. Sekarang diambil dulu. 14. KUASA HUKUM PEMOHON: ANDI MUHAMMAD ASRUN Ya, terima kasih, Yang Mulia. Jadi, tadi kami sudah uraikan dan menyatakan bahwa Mahkamah berwenang memeriksa perkara a quo dan kemudian Para Pemohon memiliki kedudukan hukum atau legal standing, dan juga pendaftaran perkara a quo masih dalam tenggat waktu yang sebagaimana diatur dalam peraturan Mahkamah Konstitusi dan kemudian kita langsung masuk pada persoalan pelanggaran-pelanggaran yang terjadi dalam perkara ini. Kami berpendapat bahwa terdapat pelanggaran terstruktur, sistematis, dan masif, dan bisa diperlihatkan pada beberapa elaborasi di bawah ini. Penyelenggara pemilukada ini adalah tidak sah karena satu dan lain hal bahwa posisi Saudara Asli sebetulnya itu secara hukum tidak benar karena yang bersangkutan ketika selesai mengikuti seleksi pemilihan komisioner KPU Kabupaten Bangka Selatan, dan terpilih, dan dilantik sebagai komisioner KPU Bangka Selatan, tapi di tengah perjalanan, Saudara Asli ini mengundurkan diri karena alasan kesehatan dan tidak bisa melanjutkan pekerjaan, dsb. Dan ada keberatan dari pihak keluarga. Sebelumnya, Saudara Asli ini adalah Calon Nomor 7 Komisioner KPU Provinsi. Dengan dia menjadi Anggota KPU Bangka Selatan, maka secara hukum sebetulnya dia telah mengajukan diri secara diam-diam sebagai Calon Anggota Komisi Pemilihan Umum Provinsi Bangka Belitung. Jadi, kami menilai pengangkatan Saudara Asli ini sebagai komisioner dan kemudian menjadi Ketua KPU Bangka Belitung, itu ada kepentingan terselubung dari incumbent atau Gubernur Provinsi Bangka Belitung yang ikut mendukung pemilihan Saudara Asri ini. Dan dengan demikian juga, dengan dia mengundurkan diri dan posisi hukum yang demikian, maka Saudara Asli sebetulnya tidak cakap secara hukum untuk menduduki kedudukan itu. Kemudian ada manipulasi DPT, yang bisa berujung juga pada manipulasi surat suara. Bahwa pelaksanaan proses Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Bangka Belitung, telah terjadi dan secara tidak jujur dengan dimulainya dari mulai proses penyusunan DPT, yang sejak awal telah dikacaukan oleh KPU provinsi. DPT terakhir yang digunakan dalam pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2009, tercatat pemilih. Sementara DPT untuk Pilgub Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tercatat pemilih. Atau

7 terdapat selisih antara DPT pilgub dengan DPT pilpres pemilih, atau setara dengan 11,15%. Selisih terbesar terdapat di Kabupaten Bangka yang dalam DPT pemilu presiden tahun 2009 tercatat pemilih. Sementara dalam DP4 tahun 2012 tercatat pemilih atau lebih besar atau setara dengan 78% 78,25%. Padahal berdasarkan data DPS terakhir, pertumbuhan penduduk di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung hanya sebesar 3,5 35,5% per tahun. Dengan demikian, persentase pertambahan jumlah calon pemilih dibandingkan dengan DP4 lebih besar 6,4 kali dari rata-rata laju pertumbuhan penduduk. Bahkan pertambahan pemilih di Kepulauan Bangka lebih besar 24,8% dibandingkan dengan laju pertambahan penduduk. Manipulasi DPT di atas, disusul kemudian dengan pengelembungan pencetakan surat suara bagi para pemilih. Dalam Pasal 87 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, dikatakan bahwa jumlah surat suara haruslah dicetak dalam jumlah yang sama dengan jumlah pemilih tetap, dan dengan ditambah 2,5% dari jumlah pemilih tersebut. Dalam catatan pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilihan umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012 di tingkat provinsi, model DC1-KWK.KPU disebutkan bahwa jumlah pemilih dan salin daftar pemilih tetap atau DPT adalah Hal ini berarti dari jumlah surat suara yang boleh dicetak adalah , yaitu dengan tambahan atau 2,5%. Sementara dalam laporan penerimaan dan penggunaan surat suara disebutkan bahwa surat suara yang diterima termasuk cadangan adalah Dengan demikian, terdapat kelebihan surat suara yang beredar adalah lembar surat suara. Kelebihan pencetakan suara, menurut laporan panwaslu terjadi di lima kabupaten dari tujuh kabupaten/kota yang ada di Provinsi Bangka Belitung. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggaran penyelenggaraan pemilu telah terjadi secara terstruktur, sistematis, dan masif, yang menjadi dasar bagi dibatalkannya rekapitulasi penghitungan suara yang ditetapkan oleh Termohon. Kemudian, persoalan lain adalah terjadi pemilukada tanpa sosialisasi. KPU Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tidak mensosialisasikan tata cara pencoblosan dan teknis pelipatan surat suara kepada PPS dan PPK secara utuh dan komprehensif. Akibatnya, PPS dan PPK tidak memiliki pengetahuan teknis pelipatan suara yang akan digunakan dalam pencoblosan surat suara. Pelipatan surat suara di Kabupaten Belitung, nyata-nyata menjebak pemilih karena surat suara dilipat, dan yang digunakan dalam TPS-TPS memungkinkan pemilih mencoblos secara simetris. Akibat kurang sosialisasi ini, Tim Sukses Nomor 4 mengajukan surat protes ke panwas Kabupaten Belitung Timur. Hal ini akan diterangkan oleh Saksi yang berikutnya.

8 Di Kabupaten Belitung Timur, protes persoalan pencoblosan simetris oleh tim sukses telah direspons oleh Panwas Kecamatan Damar, Kabupaten Belitung, dengan rekomendasi penghitungan ulang surat suara. Rekomendasi panwas ini ditindaklanjuti oleh PPK Kecamatan Damar dengan penghitungan ulang. Panwas Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga mengajukan rekapitulasi penghitungan ulang suara surat suara di beberapa TPS di Kabupaten Belitung Timur. Terkait kisruh coblos simetris, saksi mandat Pemohon juga bisa megajukan protes dalam Rapat Pleno KPU Kabupaten Belitung Timur. Pencoblosan simetris di Kabupaten Belitung Timur yang menurut Pasal 39 ayat (3) Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2010, menyatakan bahwa pemungutan suara adalah tetap sah, tapi oleh PPS dan PPK dinyatakan tidak sah. Pelanggaran ini sesungguhnya terjadi secara masif di seluruh Kabupaten/kota di Provinsi Bangka Belitung. Kemudian, ada juga persoalan politik uang oleh Nomor Urut 3. Praktik politik uang, baik berupa pembagian uang atau barang maupun bahan makanan dilakukan secara kasatmata oleh Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nomor 3 kepada calon pemilih. Tetapi, dibiarkan terjadi begitu saja oleh KPU Provinsi Bangka Belitung. Ada beberapa contoh, kami sampaikan berikut. Pertama, pada tanggal 20 Desember 2011 bertempat di ruang bangsal timur Rumah Sakit Umum Depati Hamzah Pangkalpinang, sekitar pukul WIB, Nyonya Noorhari Astuti, yang tidak lain adalah istri Eko Maulana Ali, terdaftar di KPU sebagai anggota tim kampanye Pasangan Calon Nomor... Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nomor 3, membagikan uang sebesar Rp100,00, per orang dalam pecahan Rp50,00, dan setelah orang-orang itu diberikan... diberikan uang, dan orang setelah itu menerima, Nyonya Noorhari Astuti, mulut mereka selalu mengatakan, Jangan lupa, Eko terus, Eko terus kalau ikhlas, sambil mengucapkan kata-kata, Merdeka. Dan ( suara tidak terdengar jelas) mereka dengan cara mengangkat kedua tangannya. Kemudian, Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nomor 3 telah membentuk tim relawan di seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Bangka Belitung, dan diberitahukan kepada panwaslu. Keberadaan tim relawan tidaklah menyalahi ketentuan pelaksana pemilu... peraturan pemilu. Jika memang benar-benar bekerja sebagai secara sukarela, sesuai dengan pemahaman yang umum mengenai istilah relawan itu. Namun dalam praktiknya, bagi Pasangan Nomor 3, posisi para relawan tidak demikian, melainkan kamuflase belaka karena para relawan ini bekerja secara terstruktur dan sistematis, mengangkat tiga orang untuk setiap TPS yang ada di seluruh kabupaten/kota. Tiga orang relawan bertugas untuk merekrut antara dua puluh sampai lima puluh pemilih setiap TPS, yang akan mencoblos Pasangan Nomor 3 dengan imbalan uang Rp ,00, per pemilih. Hal ini akan kami buktikan dengan kesaksian, Yang Mulia.

9 Mengingat di seluruh provinsi terdapat (suara tidak terdengar jelas) TPS, maka target yang didapatkan dari kerja para tim relawan ini adalah antara sampai dengan pemilih. Dana ini berasal dari Pasangan Nomor 3 yang dibagikan melalui Saudara Muchtar Syamsudin yang menjadi ketua tim relawan di tingkat provinsi dan dibagikan secara (suara tidak terdengar jelas) ke bawah, mulai dari tingkat kabupaten/kota dan kecamatan, serta dusun/desa di seluruh wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pelanggaran ini ( suara tidak terdengar jelas) terstruktur, sistematis, dan masif yang merupakan ketidakjujuran dan ketidakadilan yang dilakukan oleh Pasangan Calon Nomor Urut 3 dan patut diketahui oleh KPU provinsi, namun tidak diambil tindakan apapun oleh Termohon. Tiga. Penggunaan uang untuk mempengaruhi pemilih, ternyata bukan hanya dilakukan oleh istri Calon Gubernur Pasangan Nomor 3 dan tim relawan, tapi juga dilakukan oleh tim sukses Pasangan Nomor Urut 3, dan kami akan buktikan dalam persidangan berikutnya. Empat. Setelah menggunakan uang untuk mempengaruhi pemilih, Pasangan Nomor 3 juga membagi-bagikan beras untuk mempengaruhi pemilih yang dilakukan secara merata pada hampir semua desa yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu 5 ton untuk setiap desa, dan para saksi akan menerangkan hal ini di dalam persidangan berikut, Yang Mulia. Selain membagikan uang dan beras, Pasangan Calon Nomor 3 juga membagikan berbagai jenis barang, antara lain sarung, baju koko, mukena, botol minuman, peralatan olahraga, gelas, dan lain-lain yang diberi stiker Nomor Urut 3. Hal lain yang juga yang menjadi persoalan dalam sengketa ini adalah pelanggaran di masa tenang oleh Nomor Urut 3. Bahwa pada tanggal 21 Februari 2012 atau dua hari, atau hari kedua masa tenang, Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Bangka Belitung Ir. Eko Maulana Ali dan pasangan yang menggunakan fasilitas pemerintah dengan cara memasang iklan di harian umum Babel Pos dan Bangka Pos. Iklan tersebut bertuliskan, Pemerintah Daerah Provinsi Bangka Belitung, Gubernur Bangka Belitung peduli masyarakat miskin, program raskin gratis tahun 2012 pertama di Indonesia, mari kita tingkatkan kesejahteraan masyarakat miskin di Provinsi Bangka Belitung, Provinsi pertama berikan beras secara gratis kepada masyarakat. Di sebelah foto diri itu, dipamerkan atau dicantumkan foto-foto kegiatan dirinya bersama sejumlah masyarakat yang menghadiri launching beras gratis miskin. Jelas ini adalah sebuah kampanye, sebuah iklan kampanye. Pada tanggal 22 Februari 2012 atau hari kedua masa tenang, atau hari tenang dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Bangka Belitung, Calon Gubernur Pasangan Gubernur Nomor Urut 3 kembali menggunakan fasilitas pemerintah. Calon gubernur ini memasang baliho yang isinya sama persis dengan baliho yang dimaksud pada uraian

10 nomor 2 di atas. Baliho dipasang di Kelurahan Gabek, Kecamatan Gabek, Kota Pangkalpinang. Isinya adalah logo Provinsi Bangka Belitung, di sebelah logo itu tertulis, Pemerintah Daerah ( suara tidak terdengar jelas), di bawah logo tersebut tertulis, Gubernur Bangka Belitung peduli masyarakat. Ketiga, pada tanggal 23 Februari 2012 atau pada hari pelaksanaan pencoblosan surat suara, Eko Maulana Ali Calon Gubernur dari Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nomor 3, memasang iklan di harian umum Bangka Pos, dengan tema peduli stok pangan. Di sebelahnya tertulis dalam satu kalimat, Pemerintah Daerah Provinsi Bangka Belitung peduli stok pangan. Jelas ini adalah sebuah kampanye dilaksanakan pada hari pencoblosan. Pada 22 Februari 2012, tepatnya pada hari kedua masa tenang, Gubernur Bangka Belitung yang juga Pasangan Calon Gubernur Nomor Urut 3, memasang kembali... memasang kembali di media cetak, iklan dengan tema peduli pendidikan. Persoalan lain yang terjadi dalam pemilukada ini adalah persoalan netralitas penyelenggara negara atau PNS. Setelah ditetapkan sebagai Pasangan Calon Gubernur Bangka Belitung, Ir. Eko Maulana Ali telah aktif menggunakan jabatannya melalui berbagai kegiatan yang dapat dimaknai sebagai kampanye terselubung, dalam kunjungan ke masjid ( suara tidak terdengar jelas) Kabupaten Bangka Barat, gubernur menyerahkan sumbangan Rp ,00, kepada pengurus masjid. Dalam kesempatan ini, Bupati Bangka Barat H. Zuhri M. Syazali menyampaikan sambutan dan secara terbuka mengajak jamaah masjid untuk memilih Pasangan Nomor 3. Kemudian, usai pertemuan di Masjid Kebon Nanas, Muntok, rombongan Ir. Eko Maulana Ali bersama dengan Bupati H. Zuhri Syazali melanjutkan perjalanan menuju Desa Muntok dan di sini pun Bupati Bangka Barat, Zuhri Syazali memberikan sambutan dan meminta masyarakat untuk memilih pasangan Calon Nomor Urut 3. Ketiga, setelah pertemuan Desa Muntok, rombongan Ir. Eko Maulana Ali, ditemani dengan Bupati Bangka Barat kembali mereka bertemu masyarakat. Dan sekali lagi mengajak masyarakat memilih Nomor 3. Tindakan-tindakan sebagaimana diungkapkan di atas, telah membuktikan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nomor 3 melawan hukum, menyalahgunakan jabatannya. Juga membuktikan, KPU tidak melaksanakan wewenangnya secara mandiri, utuh, dan tanggung jawab melaksanakan pemilu dengan jujur dan adil. Kemudian juga, ada persoalan lebih serius lagi bahwa Termohon menolak menghitung coblos simetris. Bahwa Termohon dengan sengaja dan terang-terangan melanggar asas jujur dan adil dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Bangka Belitung sehingga merugikan para Pemohon, khususnya Pemohon I. Karena dari lima TPS di Desa Parit, Kecamatan Tanjung Pandan

11 disetujui untuk dibuka dan dihitung ulang dari jumlah suara coblos simetris maka ternyata suara coblos simetris, 198 atau 59,5% memilih Pasangan Nomor 4, sedangkan sisanya atau 40,5% terbagi dalam pasangan-pasangan yang lain. Bahwa seluruh suara yang dicoblos simetris dan dinyatakan tidak sah dan tidak bersedia dihitung ulang oleh Termohon di seluruh Provinsi Bangka Belitung adalah suara. Angka ini jika dinyatakan sah, maka akan berakibat perubahan urutan perolehan suara keempat pasangan calon. Sehingga, sangat mungkin Calon Nomor Urut 3 bukan berada pada posisi teratas di perolehan suara. Kemungkinan kedua, persentase perolehan suara masing-masing calon akan mengalami perubahan. Sehingga, terdapat kemungkinan tidak ada satu pun pasangan calon mencapai angka 30% untuk memastikan kemenangan pemilihan umum dalam satu putaran. Fakta ini tidak dapat diabaikan begitu saja sehingga penolakan Termohon untuk melakukan penghitungan suara ulang yang (suara tidak terdengar jelas) oleh panwas jelas-jelas telah menguntungkan Pasangan Nomor 3 dan nyata-nyata merugikan tiga pasangan lainnya, yaitu para Pemohon. Seandainya dilakukan penghitungan ulang pada saat ini sekarang pun, atau pada saat dan pascapemeriksaan perkara di Mahkamah Konstitusi, maka tidak ada satu pihak pun yang akan menjamin bahwa suara coblos simetris itu masih terjaga kerahasiaannya dan tersimpan dengan utuh di kotak-kotak suara tanpa disentuh oleh siapa pun. Oleh karenanya, penghitungan suara ulang adalah tidak mungkin saat ini, sia-sia, dan tidak menjamin pelaksanaan pemilu secara jujur dan adil. Akhirnya kami mohon izin, Yang Mulia, untuk bacakan petitum. Oleh sebab yang dilakukan Termohon terbukti bahwa peserta Nomor Urut 3 melakukan kecurangan terstruktur, sistematis, dan massif, berdasarkan alat bukti yang telah diajukan ke Mahkamah Konstitusi, maka Mahkamah memiliki alasan cukup bagi untuk mendiskualifikasikan Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Nomor 3 dari keseluruhan proses Pemilukada Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Berdasarkan hal tersebut di atas, kami mohon Mahkamah untuk memutuskan sebagai berikut. 1. Mengabulkan permohonan keberatan yang diajukan oleh Pemohon untuk seluruhnya. 2. Menyatakan tidak sah dan tidak mengikat keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 32/KPPS/KPU- PROV-009/2012 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012 di tingkat provinsi tanggal 2 Maret Menyatakan tidak sah dan tidak mengikat keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 53/KPPS/KPU- PROV-009/2012 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih dan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung 2012 tanggal 3 Maret 2012.

12 4. Menyatakan dan memerintahkan agar Komisi Pemilihan Umum Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyelenggarakan pemungutan suara ulang di seluruh wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, paling lambat tiga bulan sejak putusan diucapkan, tanpa keikutsertaan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nomor Urut 3 atas nama Ir. H. Eko Maulana Ali, SAP., M.Si dan H. Rustam Effendi, BC., atau setidak-tidaknya pemungutan suara ulang di Kabupaten Bangka Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten Belitung, dan Kabupaten Belitung Timur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 5. Memerintahkan agar Komisi Pemilihan Umum Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk melaksanakan putusan Mahkamah Konstitusi. Atau bila Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, mohon putusan seadil-adilnya. Demikian, Yang Mulia, terima kasih. 15. KETUA: MOH. MAHFUD MD. Baik, bagi Mahkamah Konstitusi, bagi Majelis Hakim ini sudah cukup jelas, masalah-masalah yang diajukan. Apakah Termohon mau menanggapi sekarang atau mau pada sidang berikutnya? 16. KUASA HUKUM TERMOHON: DANIEL TONAPA MASIKU Yang Mulia, Termohon sudah menyampaikan jawaban untuk permohonan yang pertama. Tetapi pada kesempatan ini Pemohon mengajukan perbaikan yang secara prinsip ada beberapa hal yang perlu dijawab secara lengkap oleh Termohon, antara lain mengenai pencetakan surat suara yang melebihi ketentuan. Kemudian, sistematika permohonan juga diubah. Kami atas izin, Yang Mulia, meminta pada kesempatan berikut. 17. KETUA: MOH. MAHFUD MD. Ya, baik. Jadi kalau begitu Pihak Terkait juga supaya menyesuaikan. Saudara tidak bisa menanggapi sebelum Termohon atau yang menjadi pihak utama yang dimohonkan hari dalam perkara ini memberi jawaban. Nah, oleh sebab itu karena Mahkamah Konstitusi oleh undangundang diberi waktu pendek untuk menyelesaikan masalah ini, maka sidang akan ditunda untuk dibuka kembali pada hari Jumat, tanggal 16 Maret besok pagi, jam WIB. Dan saya memerintahkan Panitera untuk memanggil KPU pusat, untuk memberi keterangan tentang kedudukan Saudara Asli ini di dalam KPU, dan mungkin pada saat berikutnya akan mengambil Bawas memanggil Bawaslu juga. Tapi

13 untuk sementara, nampaknya belum ada yang terkait langsung dengan urusan Bawaslu di sini. Sidang ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL WIB Jakarta, 15 Maret 2012 Kepala Sub Bagian Pelayanan Risalah, t.t.d. Paiyo NIP Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya.