Sambutan Presiden RI pd Peresmian Pusat Kesehatan Ibu dan Anak RSCM Jakarta, tgl. 9 Sept 2014 Selasa, 09 September 2014

Transkripsi

1 Sambutan Presiden RI pd Peresmian Pusat Kesehatan Ibu dan Anak RSCM Jakarta, tgl. 9 Sept 2014 Selasa, 09 September 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PUSAT KESEHATAN IBU DAN ANAK (PKIA) RUMAH SAKIT CIPTO MANGUNKUSUMO (RSCM) KIARA, JAKARTA 9 SEPTEMBER 2014 Bismillahirrahmanirrahim,

2 Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera untuk kita semua, Yang saya hormati para Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Pimpinan dan para Pejabat Utama RSCM, para Pemimpin Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan, para Guru Besar, para Dokter, dan para Tenaga Medis, Hadirin sekalian yang saya muliakan, Alhamdulillah, hari ini kita berkumpul di

3 tempat ini untuk membulatkan semangat, tekad, dan upaya kita memajukan kesehatan rakyat Indonesia, utamanya kesehatan ibu dan anak di negeri tercinta ini. Atas nama negara dan pemerintah, dan selaku pribadi, saya mengucapkan selamat dan terima kasih atas dapat dibangun dan diwujudkannya Pusat Kesehatan Ibu dan Anak RSCM Kiara yang insya Allah akan segera saya resmikan. Ini adalah impian RSCM, impian para dokter, dan impian kita semua. Dengan izin Allah SWT, semua itu akhirnya dapat diwujudkan di gedung yang megah, ramah, dan indah ini. Saya menyimak dengan seksama sambutan Ibu Nafsiah Mboi, Menteri Kesehatan kita, Pimpinan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dan tadi saya juga simak tayangan video yang ada di depan Hadirin sekalian, penuturan dr. Heryawan, dr. Noroyono, dr. Budi, dr. Lina, dan dr. Aryono. Saya dengarkan dengan baik, dan semoga apa yang disampaikan tadi benar-benar dapat diwujudkan karena insya Allah PKIA ini akan menjadi Pusat Kesehatan Ibu dan Anak yang representatif dan berkualitas, serta memberikan pelayanan yang baik. Pelayanan yang baik boleh disebut pelayanan yang lebih baik, better, pelayanan yang lebih mudah, easier, bagi yang memerlukan, pelayanan yang lebih cepat, faster, dan tentu dengan biaya yang terjangkau, cheaper. Jadi, kalau pelayanan di Pusat Kesehatan Ibu dan Anak ini better, easier, faster, dan cheaper, dalam arti pas, maka insya Allah pahala para dokter akan meningkat dan itu bekal untuk hidup di akhirat nanti. Bapak-Ibu, Saudara-saudara yang saya cintai, Negara kita sejak merdeka 1945, mulai dari pemerintahan presiden yang pertama, Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie, Gus Dur, Ibu Mega, saya, dan nanti Pak Jokowi, dan presiden-presiden

4 berikutnya lagi akan terus membangun bangsa dan negara ini. Pembangunan adalah proses jangka panjang, never ending goal, unfinished agenda. Meskipun setiap pemimpin ingin berbuat yang terbaik, ingin berbuat sebanyak mungkin untuk rakyatnya, tetapi menuju atau mewujudkan masyarakat yang maju, damai, adil, dan makmur, sekali lagi sebuah proses berjangka panjang. Oleh karena itulah, kita, dari generasi ke generasi, dari pemerintahan ke pemerintahan, dari pemimpin ke pemimpin memiliki tugas besar membangun negeri ini menuju hari esok yang lebih baik. Berbicara tentang pembangunan, kita diingatkan bahwa pilihan kita, strategi besar atau yang disebut dengan grand strategy, basic policy kita adalah human centered development, pembangunan yang berorientasi pada manusianya. Meskipun sekarang rumusannya terus berkembang, tetapi kalau kita back to basic, ada tiga elemen kalau kita bicara human development. Yaitu tentang kesehatan manusia itu, manusia yang sehat jasmani dan rohani, manusia yang cerdas dan berpengetahuan, dan kemudian manusia yang memiliki penghasilan yang layak. Itulah the essence of the quality of life of the people. Kualitas hidup yang hendak terus kita tingkatkan melalui pembangunan bangsa yang kita laksanakan selama ini dan akan terus berlanjut di masa depan. Tadi, Menteri Kesehatan sudah menjelaskan progress atau kemajuan dari pembangunan di sektor kesehatan dari masa ke masa, terutama sepuluh tahun terakhir, lebih khusus lagi lima tahun terakhir. Saya pun juga punya infografis, statistik, meskipun tidak perlu saya sampaikan apakah itu peningkatan jumlah rumah sakit, jumlah Puksesmas, jumlah apotek, jumlah dokter, dan jumlah tenaga medis. Alhamdulillah, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi kita yang baik pada tahun-tahun terakhir ini, maka kita bisa meningkatkan infrastruktur dan tenaga medis serta pelayanannya secara sangat signifikan. Tentu saja, capaian ini harus terus dilanjutkan dengan progress atau prestasi yang sama, dan bahkan lebih baik lagi, oleh pemimpin-pemimpin kita yang akan datang, oleh Presiden Jokowi, dan presiden-presiden berikutnya lagi.

5 Saudara-saudara, Kita mengenal MDGs, Millenium Development Goals. Bicara MDGs, kita tahu tujuan nomor 4 dan tujuan nomor 5, goal nomor 4 dan nomor 5. Sebagaimana Saudara ketahui, Perserikatan Bangsa-Bangsa tengah mempersiapkan pengganti MDGs yang akan berakhir atau jatuh tempo tahun depan, tahun Saudara juga tahu, bahwa saya, bersama-sama dengan Presiden Liberia, dan Perdana Menteri Inggris mendapatkan kehormatan dan kepercayaan untuk memimpin Panel Tingkat Tinggi PBB yang mendapat tugas untuk merumuskan Post-2015 Development Agenda, pengganti MDGs. Dan tahun ini serta tahun depan akan ada proses multilateral di Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York yang akan merumuskan nanti format, kerangka, dan rincian dari Post-2015 Development Agenda, apa pun namanya. Mungkin bisa bernama Sustainable Development Agenda, SDGs misalnya, atau Sustainable Development Goals. Apa pun namanya, satu hal yang ingin saya sampaikan. Kalau dalam MDGs ada goal nomor 4 dan nomor 5, maka dalam outcome document yang dihasilkan oleh panel yang saya salah satu, menjadi salah satu co-chair, goal nomor 4 dan 5 masih kita pertahankan dan bahkan kita perluas dengan istilah baru, illustrative goal, atau tujuan ilustratif yang berangkat dari pengalaman menjalankan MDGs selama ini. Kita susun dan rumuskan kembali agar implementasinya lebih efektif dan mencapai sasaran yang diharapkan oleh masyarakat sedunia. Dengan demikian, masih tetap relevan kalau kita menetapkan kesehatan ibu dan anak, mengurangi jumlah kematian balita yang bisa kita cegah, mengurangi jumlah kematian ibu pada saat melahirkan, anak pada saat dilahirkan, dan semua yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak, the quality of life kaum perempuan dan anak-anak itu

6 tetap relevan dan itu tetap sesuai dengan apa yang dipikirkan oleh masyarakat sedunia. Bapak-Ibu, Hadirin yang saya hormati, Tadi saya mendengarkan sebuah perspektif apa makna yang disebut dengan faktor demografi, potensi demografi. Namanya banyak sekali. Ada demographic dividend dan sebagainya. Saya ingat, saya sering mengikuti perbincangan, talk show, tulisan, atau artikel, liputan pers di banyak tempat di negeri ini, akhirnya saya jadi teringat nasihat orang bijak bahwa katanya ada dua tipe manusia. Manusia yang selalu bersikap pesimis dan skeptis melihat semua itu, "Wah, ini banyak persoalannya. Ini repot. Ini susah." Begitu. Ada juga yang tergolong masyarakat yang optimis, "Saya tahu ada persoalan, tetapi pastilah ada solusi dari setiap persoalan itu." Sama juga yang mengatakan, "Siapa bilang ini demographic dividend? Ini masalah, ini time bomb, ini bom waktu. Negara kita susah, gelap, dan sebagainya." Kalau saya, SBY, meskipun tinggal sekitar enam minggu lagi memimpin negeri ini, punya pendapat lebih bagus kita bersikap optimis, istilah saya cautiously optimistic, cautious optimism. Bukan semuanya serba mudah, everything will be fine, masa depan kita akan gemilang. Bukan seperti itu. Yakin, ada potensi besar, apabila kita kelola dengan baik, kita bangun dengan baik, maka potensi itu menjadi kekuatan riil. Dengan cara pandang seperti itu, maka tipe manusia, tipe masyarakat, dan tipe bangsa seperti itu akan terus bekerja keras, berpikir cerdas, dan berkarya, dan membangun untuk menuju hari esoknya yang lebih baik.

7 Jadi, apa yang dilakukan oleh kita semua, RSCM dengan kerja sama dengan Universitas Indonesia dan sejumlah perguruan tinggi dan lembaga, ingin memberi contoh bahwa kami ingin memastikan bahwa potensi demografi ini akan membawa kebaikan, akan mengubah jalannya sejarah. Mereka tidak akan menjadi beban, tetapi menjadi justru penggerak dan faktor-faktor yang menguntungkan dalam pembangunan bangsa. Dan dengan demikian, Pusat Kesehatan Ibu dan Anak, sekali lagi, part of the solutions untuk menuju masa depan yang lebih cerah. Hadirin yang saya cintai, Terima kasih Bu Naf, atas ucapan selamat ulang tahun kepada saya. Benar, hari ini, 9 September, 65 tahun yang lalu, SBY, bayi kecil dilahirkan di kawasan Pondok Pesantren Termas, Pacitan, Jawa Timur. Setelah itu tumbuh menjadi anak di sebuah desa dan kabupaten yang tergolong miskin, terisolasi, terbelakang waktu itu. Saya jadi ingat bahwa menurut cerita orang tua saya, tidak semua anak yang lahir pada tanggal 9 September dulu selamat. Juga tidak semua ibu yang melahirkan putra-putrinya tanggal 9 September 1949 dulu juga selamat. Kemudian dalam perkembangannya, teman-teman saya masa remaja juga berbeda-beda. Ada yang tumbuh menjadi remaja yang sehat jasmani dan rohani, ada yang tidak. Ada yang akhirnya tumbuh menjadi manusia dewasa, memiliki kekuatan, kesehatan, yang menjadi sumber dalam kehidupannya pada masa-masa berikutnya lagi. Itulah kisah 65 tahun yang lalu.

8 Hari ini kita berkumpul di tempat ini, ingin agar ke depan, siapa pun yang dilahirkan di negeri ini, siapa pun yang melahirkan di negeri ini, memiliki jaminan keselamatan dan kesehatan yang lebih baik. Secara moral, mereka harus mendapatkan persamaan hak dan kesempatan, equality and justice for all, termasuk ibu-ibu di mana pun di Indonesia ini berada, di kampung-kampung, di pegunungan, di pelosok-pelosok, di pulau-pulau terdepan, dan sebagainya, terutama keluarga dari kalangan yang tidak mampu, kelompok yang miskin. Ingat, mereka ingin melahirkan dengan selamat, mereka ingin putra atau putrinya tumbuh menjadi anak-anak yang sehat, bahkan mereka bermohon kepada Allah SWT agar putra-putri yang dilahirkan itu kelak menjadi pemimpin-pemimpin di negeri ini. Kalau kita ingat itu semua, maka sekali lagi yang Bapak-Ibu lakukan, yang para dokter dan tenaga medis lakukan ini sebuah bukti nyata, bukan hanya retorika, nyata. Dan kita memerlukan di negeri ini lebih banyak manusia, lebih banyak warga negara yang bukan hanya pandai beretorika, tetapi bekerja nyata, tidak perlu menyalahkan pihak sana, pihak sini, tidak perlu mengeluh, tidak perlu memandang yang lain jelek dan buruk. Do something. Ikutlah mengubah negeri ini agar kalau semua berpikir dan bertindak seperti itu, masa depan negara kita dengan izin Allah akan bertambah baik. Itulah yang dapat saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan akhirnya, dengan terlebih dahulu memohon ridho Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, serta dengan mengucapkan bismillaahirrahmaanirrahiim, Pusat Kesehatan Ibu dan Anak RSCM Kiara, Kiara dalam arti teguh, kuat, dan melindungi, dengan resmi saya nyatakan dibuka. Sekian.

9 Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan, Sekretariat Negara Republik Indonesia

10 Kementerian Sekretariat Negara RI