PENGARUH PENAMBAHAN FIBER TERHADAP PARAMETER DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG THE IMPACT OF FIBER ADDITION TO THE PARAMETER OF CARRYING CAPACITY OF CLAY

Transkripsi

1 Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil PENGARUH PENAMBAHAN FIBER TERHADAP PARAMETER DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG I Nyom Aribudim, A.A.Ketut Ngurah Tjerita, I Bagus Gede Baskara Jurus Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udaya, Denpasar iponk_666@yahoo.com Abstrak: Tah lempung merupak jenis tah yg kurg bagus digunak sebagai elemen pendukung konstruksi sehingga perlu dilakuk perbaik tah, salah satunya adalah deng cara stabilisasi deng menambahk aditif. Salah satu aditif yg dapat digunak adalah fiber/serat polipropilena. Tuju peneliti ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambah fiber terhadap karakteristik tah lempung khususnya nilai daya dukung tah. uji terdiri atas tah asli d tah bercampur fiber. Tah asli berupa lempung, sedgk tah campur berisi fiber menggunak variasi penambah 0%, 2%, 4%, d 6%. Penguji yg dilakuk adalah alisis saring, kadar air, berat jenis, batas-batas Atterberg, pemadat tah, kuat tek bebas, d CBR. Dari hasil peneliti dapat disimpulk bahwa nilai daya dukung tah deng penambah fiber mengalami perubah peningkat daya dukung tah. Perubah daya dukung tah terjadi pada penambah 6% fiber. Nilai CBR 0,1 inci yg diperam selama 2 hari d yg direndam selama 2 hari mengalami kenaik pada penambah 6% fiber, yaitu dari 3,628% (0% fiber) menjadi 5,234% (naik sebesar 44,267%) d nilai CBR 0,2 inci yg diperam selama 2 hari d yg direndam selama 2 hari mengalami kenaik pada penambah 6% fiber, yaitu dari 2,541% (0% fiber) menjadi 4,133% (naik sebesar 62,652%). Sedgk nilai CBR 0,1 inci yg diperam selama 2 hari d yg direndam selama 4 hari mengalami kenaik pada penambah 6% fiber, yaitu dari 4,041% (0% fiber) menjadi 5,464% (naik sebesar 35,214%) d nilai CBR 0,2 inci yg diperam selama 2 hari d yg direndam selama 4 hari mengalami kenaik pada penambah 6% fiber, yaitu dari 2,786% (0% fiber) menjadi 4,347% (naik sebesar 56,030%). Pada peneliti ini terlihat bahwa penambah fiber pada tah lempung mengakibatk nilai CBR meningkat, tetapi jika semakin byak prosentase fiber yg ditambahk kemungkin nilai CBR ak mengalami penurun. Pemeram d perendam yg dilakuk pada peneliti CBR juga meningkatk nilai CBR, karena pada saat pemeram d perendam, air yg terkdung dalam tah mengalir lebih merata sehingga tah menjadi lebih padat. Kata kunci: fiber, daya dukung tah, tah lempung THE IMPACT OF FIBER ADDITION TO THE PARAMETER OF CARRYING CAPACITY OF CLAY I Nyom Aribudim, A.A.Ketut Ngurah Tjerita, I Bagus Gede Baskara Jurus Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udaya, Denpasar iponk_666@yahoo.com Abstract: Clay is a type of soil which is not so good to be used as the supporting element of construction. Therefore, it is necessary to improve the soil properties, e.g. by mes of stabilization by adding additive. In this research, the stabilization was conducted by adding polypropylene fiber into the clay. The research aims to find out the characteristic of clay after fiber addition to the carrying capacity value of soil.test samples were pure soil d mixture of soil d fiber with 2%, 4%, d 6% fiber addition. Testing was conducted on filter alysis, water content, specific gravity, Atterberg limitations, soil compaction, free press power, d CBR. It c be concluded that carrying capacity value of soil with fiber addition underwent the increasing of soil carrying capacity. The altering of soil carrying capacity occurred at addition of 6% fiber. CBR value of 0.1 inch which was ripened for 2 days d soaked for 2 days underwent the increase at the addition of 6% fiber, that was from 3.628% (0% fiber) to 5.234% (increase of %) d CBR value of 0.2 inch which was ripened for 2 days d soaked for 2 days underwent the increase at the addition of 6% fiber, that was from 2.541% (0% fiber) to 4.133% (increase of %). Mewhile CBR value of 0.1 inch which was ripened for 2 days d soaked for 4 days underwent the increase at the addition of 6% fiber, that was from 4.041% (0% fiber) to 5.464% (increase of %) d CBR value of 0.2 inch which was ripened for 2 days d soaked for 4 days underwent the increase at the addition of 6% fiber, that was from 2.786% (0% fiber) to 4.347% (increase of %). In this research c be seen that the addition of fiber on clay resulted in the increasing of CBR value, but if more percentage of fiber is added then it is possible that CBR value will decrease. The ripening d soaking conducted in CBR research also enhcing CBR value, since during the ripening d soaking, the water contained within the soil flows more equally so that the soil becomes denser. Keywords: fiber, carrying capacity of soil, clay PENDAHULUAN

2 Latar Belakg Dalam teknik sipil, tah merupak suatu bagi yg tidak dapat dipisahk dalam perenca bgun teknik sipil. Tah lempung merupak jenis tah yg kurg bagus bila digunak sebagai elemen pendukung konstruksi. Daya dukung tah adalah kemampu tah untuk menah tek atau beb bgun pada tah deng am tpa menimbulk keruntuh geser d penurun berlebih. Kapasitas nilai daya dukung dari tah didasari karakteristik tah dasar d dipertimbgk terhadap kriteria penurun d stabilitas yg disyaratk, termasuk faktor keam terhadap keruntuh. Sebagai suatu bah konstruksi, tah adalah bah yg tidak dapat menah tarik, d juga diperhitungk tidak dapat menah desak. Semua bah yg bekerja pada tah diimbgi oleh daya dukung tah. Masalah stabilitas pada tah meliputi tara lain kemampu tah memikul beb pondasi, tek tah pasif d aktif, d stabilitas lereng. Stabilisasi tah lempung yg ak dilakuk berikut ini deng menambahk sejenis bah fiber ke dalam tah lempung. Fiber yg berupa serat d sifatnya yg sedikit menyerap air ak memudahk dalam mengalirk air. Hipotesis awal dari peneliti deng menambahk fiber pada tah lempung yaitu agar kdung kadar air d fiber yg ada pada campur lebih merata sehingga tah menjadi lebih padat d kuat geser tah meningkat. Fiber ak menurunk kadar air pada batas cair, meningkatk berat volume kering tah d menurunk kadar air optimum, d meningkatk kepadat yg mengakibatk tingginya daya dukung tah. Secara lebih rinci, peningkat konsentrasi fiber ak diikuti oleh peningkat CBR. Sedgk proses pemeram d perendam ak mempengaruhi kadar air yg terkdung dalam tah d berpengaruh pada karakteristik tah. Rumus Masalah Rumus masalah yg harus diteliti adalah bagaimakah karakteristik tah lempung sebelum ditambahk fiber, bagaimakah karakteristik tah lempung sesudah ditambahk fiber deng persentase 2%, 4%, d 6%, serta bagaimakah karakteristik tah lempung jika dilakuk uji CBR deng perendam selama 2 d 4 hari. Tuju Peneliti Tuju peneliti yg dimaksud adalah untuk mengetahui karakteristik tah lempung sebelum ditambahk fiber, untuk mengetahui karakteristik tah lempung sesudah ditambahk fiber deng prosentase 2%, 4%, d 6%, untuk mengetahui karakteristik tah lempung jika dilakuk uji CBR deng perendam selama 2 d 4 hari. TINJAUAN PUSTAKA Pengerti Tah Dalam pengerti teknik secara umum, tah didefmisik sebagai material yg terdiri atas agregat (butir) mineral-mineral yg tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain d bah-bah orgik yg telah melapuk (partikel padat) disertai deng zat cair d gas yg mengisi rug-rug kosong di tara partikel-partikel padat tersebut (Das et al., 1995). Sistem Klasifikasi Tah Sistem klasifikasi tah adalah suatu sistem pengatur beberapa jenis tah yg berbeda tetapi mempunyai sifat yg serupa ke dalam kelompok d sub-kelompok berdasar pemakainya. Ada dua sistem klasifikasi yg sering digunak, yaitu sistem AASHTO (Americ Association of Highway d Trsportation Official) d sistem Unified. Tah Lempung Berdasar Das et al. (1995), lempung (clay) sebagi besar terdiri atas partikel mikroskopis d sub-mikroskopis yg berbentuk lempeng pipih d merupak partikel mika, mineral lempung (clay minerals), d mineral-mineral yg sgat halus lainnya. Lempung didefinisik sebagai golong partikel yg berukur kurg dari 0,002 mm (2 mikron). Ukur Butir Ukur butir tah tergtung pada diameter partikel tah yg membentuk massa tah tersebut. Dua cara yg umum digunak untuk mendapatk distribusi ukur partikel tah adalah alisis ayak d alisis hidrometer (Das et al., 1995). Hubung Antar-fasa

3 Tah merupak campur dua atau tiga fasa yg berbeda. Tah yg jenuh sebagi mempunyai tiga fasa, yaitu partikel padat, udara pori, d air pori. γ b = Berat volume basah (g/cm 3 ) γ d = Berat volume kering (g/cm 3 ) γ sat = Berat volume butir (g/cm 3 ) γ w = Berat volume air (g/cm 3 ) γ' = Berat volume apung (g/cm 3 ) Batas-Batas Konsistensi Batas-batas ini dikenal juga sebagai batas-batas Atterberg (Atterberg Limits): Gambar 1. (a) Elemen tah dalam keada asli; (b) Tiga fase elemen tah (Das et al., 1995) Berat Jenis Tah (Specific Gravity) s Ws Gs (1) w Vs w Gs = Berat jenis tah (specific gravity) W s = Berat volume butir (gram) γ s = Berat volume butir (gr/cm 3 ) γ w = Berat volume air (gr/cm 3 ) Ws = Volume butir (cm 3 ) Kadar Air Kadar air merupak perbding tara berat air yg terkdung dalam tah d berat kering tah tersebut yg dinyatak dalam persen. Kadar air dihitung sebagai berikut: Ww w x100% (2) Ws W = Kadar air (%) Ww= Berat air (gram) Ws = Berat tah kering (gram) Berat Volume (Unit-Weight) Berat satu/berat volume (γ) didefinisik sebagai perbding tara berat tah d volume massa tah. Berat volume tah basah atau wet density (γ b ) W (3) b V Berat volume tah kering atau dry density (γ d ) b d (4) 1 w Berat volume tah jenuh air (γ sat ) Ww Ws sat (5) V Berat volume tah terendam air (γ') γ = γ sat - γ w (6) Keterg: w = Kadar air (%) Ww = Berat air (gram) Ws = Berat tah kering (gram) V = Volume massa tah (cm 3 ) Batas Cair (Liquid limit) Pendekat, yg digunak untuk menentuk batas cair, adalah data jumlah pukul d kadar air yg dihitung deng persama: N LL= w c (7) LL = Batas cair (%) W c = Kadar air pada saat menutup (%) N = Jumlah pukul pada kadar air Batas Plastis (Plastic Limit) Batas plastis (PL) adalah kadar air minimum saat tah masih dalam keada plastis. Penentu batas plastis ini dilakuk deng percoba menggiling butir tah menjadi bulat pipih deng diameter 3 mm pada saat mulai mengalami retakretak. Indeks plastisitas (Plasticity Index) Indeks plastisitas (IP) suatu tah adalah bilg dalam persen yg merupak selisih tara batas cair d batas plastis suatu tah (Das et al., 1995). Pendekat untuk menentuk indeks plastisitas suatu tah adalah: IP = LL-PL (8) IP = Indeks plastisitas (%) LL= Batas cair (%) PL= Batas plastis (%) Batas Susut (Shrinkage Limit) Batas susut (SL) adalah kadar air dima pengurg air lebih ljut tidak menyebabk berkurgnya volume tah. Perhitung batas susut ini dapat digunak rumus: SL = w - V 1 V2 (9) W SL = Batas susut (%) W = Berat tah kering (gram) w = Kadar air tah basah (%) V 1 = Volume tah basah (cm 3 ) V 2 = Volume tah kering (cm 3 )

4 Lo = Tinggi benda uji mula-mula (cm) = Regg aksial (%) b. Luas rata-rata penampg benda uji deng koreksi akibat pemendek: A0 A ' (11) 1 Gambar 2. Definisi batas susut (Das et al., 1998) Penguji Pemadat Tah (Compaction of Soil) Tuju pemadat tah adalah untuk mendapat nilai kepadat d kadar air optimum tah. Deng dilakuknya penguji pemadat tah ini, ak terdapat hubung tara kadar air d berat volume. Gambar 3 Grafik hubung tara berat volume kering d kadar air Penentu Kadar Air Optimum Untuk mengetahui kadar air optimum tah, dilakuk penguji pemadat, deng cara memadatk sampel tah basah dalam suatu cetak deng jumlah lapis tertentu. Setiap lapis dipadatk deng 25 kali tumbuk atau sampai 30 kali tumbuk yg ditentuk deng penumbuk deng massa d tinggi jatuh tertentu. γ basah adalah perbding berat tah basah dalam cetak deng volume cetak. Kadar air diperoleh dari tah yg dipadatk. Kadar air yg memberik berat unit kering yg maksimal disebut kadar air optimum. Penguji Kuat Tek Bebas (UCT) Penguji ini merupak bentuk khusus dari uji Unconsolldated Undrained Test yg umum dilakuk terhadap sampel tah lempung. Dari hasil tes ini ak dibuatk tabel kuat tek bebas deng beberapa perhitung sebagai berikut: a. Regg dari setiap pembeb dihitung deng rumus: L (10) Lo L = Pemendek/ pengurg tinggi benda uji (cm) A' = Luas rata-rata penampg benda uji (cm 2 ) A 0 = Luas penampg benda uji mula-mula (cm 2 ) = Regg aksial (%) c. Tek aksial yg bekerja pada benda uji pada setiap pembeb: P A (12) σ = Tegg normal (kg/cm 2 ) A = Luas penampg (cm 2 ) P = Gaya beb yg bekerja dihitung dari pembaca arloji ukur cincin beb dikalik deng faktor kalibrasi alat (kg) d. Nilai sudut geser dalam diperoleh dari perhitung: Ø = (α - 45 )x2 (13) Ø = Sudut gesek dalam ( ) α = Sudut retak ( ) e. Besarnya nilai kohesi diperoleh dari perhitung: q u c 2 (14) C = Kohesi tah (kg/cm 2 ) qu = Kekuat tek (kg/cm 2 ) α = Sudut retak ( ) CBR (California Bearing Ratio) CBR adalah perbding beb yg diperluk untuk menek lapis tah (material uji) deng beb yg diperluk untuk menek material stdar deng kecepat penek d kedalam tertentu. Hubung tara waktu d pengembg (perbding penambah tinggi terhadap tinggi awal) digambar grafiknya deng beberapa perhitung sebagai berikut: a. Harga CBR 0,1 inci CBR = P1 x 100% 3000 b. Harga CBR 0,2 inci CBR = P2 x 100% 4500 Daya Dukung Tah

5 Daya dukung ultimate pada pondasi dgkal dapat dinyatak deng persama sebagai berikut: q f = 0,5 γ.b. N γ + c. N c + γ.d. N q deng nilai N γ, N c, N q adalah faktor faktor daya dukung yg tergtung pada nilai φ. Fiber/Serat Polipropilena Polipropilena adalah makromolekul thermoplastic (dapat dilelehk) rtai jenuh (tidak memiliki ikat rgkap) yg terdiri atas propilena sebagai gugus yg berulg deng rumus kimia (C 3 H 6 )n. Serat polypropylene mempunyai berat jenis berkisar pada 0,910-0,928 d dapat meleleh pada suhu C. Sifat-sifat polipropilena adalah: Bersifat ring d memiliki densitas yg rendah Tah terhadap tek tinggi. Tah terhadap suhu tinggi karena titik lelehnya sekitar C. Memiliki sifat dielektrik yg baik. METODE PENELITIAN Pemilih Lokasi tah diambil di Jal Kebo Iwa Utara di daerah Padg Sambi Kaja. Tah diambil dalam kondisi undisturbed sample (tah yg tidak tergggu) d disturbed sample (tah yg tergggu). Metode Pengambil tah yg diambil meliputi tah tergggu (disturbed) d tah tidak tergggu (undisturbed). Metode Peneliti di Laboratorium Peneliti dilakuk di Laboratorium Mekika Tah Fakultas Teknik Universitas Udaya. Diagram alir dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 Kergka Peneliti HASIL DAN PEMBAHASAN Umum Dalam peneliti ini sudah digunak sampel tah yg diambil dari Desa Padgsambiam Kaja, Kecamat Denpasar Barat, Kota Denpasar. Hasil peneliti ak memperlihatk pengaruh penambah fiber yg ditambah proses pemeram terhadap tah lempung yg terdapat di daerah tersebut. Data dari hasil peneliti ak disajik dalam bentuk tabel d grafik. Peneliti dilakuk di Laboratorium Mekika Tah Fakultas Teknik Universitas Udaya. Kadar Air (w) Tabel 1. Nilai Kadar Air Tah Asli (w) Nilai Kadar Air Rata-rata Tah asli (%) Padgsambi I 42,02% Padgsambi II 49,39% Jadi, kadar air tah lempung Padgsambi Kaja berada pada rentg 42,02% sampai 49,39% deng kadar air rata rata 45,70%.

6 Berat Volume Tah Basah (γb) Tabel 2. Nilai Berat Volume Tah Basah (γb) Nilai Berat Volume Basah (Kg/cm 3 ) Padgsambi I 1,697 Padgsambi II 1,548 Jadi, berat volume basah (γb) tah lempung Padgsambi Kaja pada kedalam 1 meter berada pada rentg 1,548 g/cm 3 sampai 1,697 g/cm 3, deng berat volume basah rata- rata 1,623 g/cm 3. Berat Jenis/Specific of Gravity (Gs) Tabel 3. Nilai berat jenis (Gs) Nilai Berat Jenis Pada Persentase Penambah Fiber I 2,532 2,480 2,349 2,297 II 2,589 2,523 2,418 2,311 Jumlah 5,121 5,003 4,767 4,608 Rata-rata 2,561 2,502 2,384 2,304 Nilai berat jenis rata rata tah lempung Padgsambi Kaja pada kedalam 1 meter berkisar tara 2,532 sampai 2,589, deng berat jenis rata rata sebesar 2,561. Batas Batas Atterberg Batas Cair/Liquid Limit (LL) Tabel 4. Nilai Batas Cair/Liquit Limit (LL) Nilai Batas CairPersentase Penambah Fiber I 56,175 51,977 46,188 42,513 II 47,994 48,253 46,564 37,574 Jumlah 104, ,230 92,752 80,087 Rata-rata 52,085 50,115 46,376 40,044 Tabel 4 menunjukk nilai batas cair tah lempung Padgsambi Kaja pada kedalam 1 meter berada pada rentg 47,994% sampai 56,175% d nilai rata rata batas cair adalah 52,085%. Batas cair tah lempung termasuk dalam kategori high liquid limit (50% 70%). Batas Plastis/Plastic Limit (PL) Tabel 5. Nilai Batas Plastis/Plastic Limit (PL) Nilai Batas Plastis Pada Persentase Penambah Fiber I 36,987 35,918 34,630 33,886 II 26,601 23,169 22,077 20,344 Jumlah 63,588 59,087 56,707 54,230 Rata-rata 31,794 29,544 28,354 27,115 Tabel 5 menunjukk bahwa nilai batas plastis tah lempung Padgsambi Kaja pada kedalam 1 meter berada pada rentg 26,601% sampai 36,987% deng nilai rata rata 31,794%. Nilai kadar air tah pada masing masing titik berada di tara batas plastis d batas cair (PL < w < LL), maka tah tersebut dapat dikatak sebagai tah plastis. Indeks Plastisitas/Plasticity Index (IP) Tabel 6. Nilai Indeks Plastisitas/Plasticity Index (IP) Nilai IP Pada Persentase Penambah Fiber I 19,188 16,059 11,558 8,627 II 21,393 25,084 24,487 17,230 Jumlah 40,581 41,143 36,045 25,857 Rata-rata 20,291 20,572 18,023 12,929 Tabel 6 menunjukk bahwa nilai indeks plastisitas tah lempung Padgsambi Kaja pada kedalam 1 meter berada pada rentg 19,188% sampai 21,393% deng nilai rata rata 20,291%, maka tah lempung Padgsambi Kaja termasuk high plasticity atau tah lempung deng plastisitas tinggi (IP >17). Batas Susut/Shringkage Limit (SL) Tabel 7. Nilai Batas Susut/Shringkage Limit (SL) Nilai Batas Susut Pada Persentase Penambah Fiber I 23,540 23,370 22,160 21,610 II 22,460 21,850 21,230 20,950 Jumlah 46,000 45,220 43,390 42,560 Rata-rata 23,000 22,610 21,695 21,280 Tabel 7 menunjukk nilai batas susut tah lempung Padgsambi Kaja pada kedalam 1 meter berada pada rentg 22,460% sampai 23,540% deng nilai rata rata 23,000%. Pemadat Stdar. Tabel 8. Nilai Berat Volume Kering Maksimum (γd max) Berat Volume Kering ( gr/cm³ ) Jumlah Rata-rata Tabel 9. Kadar Air Optimum (W opt )

7 Kadar Air Optimum (%) Jumlah Ratarata Tabel di atas menunjukk kepadat kering maksimum tah lempung Padgsambi Kaja pada kedalam 1 meter berada pada rentg 1,124 gr/cm 3 sampai 1,136 gr/cm 3 deng nilai rata rata 1,130 gr/cm 3. Kadar air optimum tah Padgsambi Kaja berada pada rentg 34,78% sampai 36,71% deng nilai rata-rata 35,75%. Kuat Tek Bebas (UCT) Tabel 10. Hasil Peneliti UCT Tah Asli (Undisturbed) Jumlah Rata rata Tabel 12. Data Sudut Geser Tah (ϕ) Nilai Sudut Geser (ϕ) Jumlah Rata - rata Padgsb. Kaja Titik I Padgsb. Kaja Titik II Kuat Tek Bebas Sudut Geser Kohesi Tah Asli Tah Tah (qu) (ϕ) (c) (Kg/cm2) ( ) (kg/cm2) Tabel 13. Data Kohesi Tah (c) Nilai Kohesi Tah (c) ( Kg/cm2) Jumlah Rata - rata Tabel 11. Nilai Kuat Tek Bebas Tah Lempung (qu) Kuat Tek Bebas (Kg/cm 2 ) Tabel 10 sampai Tabel 13 menunjukk bahwa kuat tek bebas tah lempung Padgsambi (undisturbed sample) berada pada rent 0,777 kg/cm 2 sampai 1,066 kg/cm 2 deng nilai rata rata 0,922 kg/cm 2. Nilai sudut geser tah berkisar 4 sampai 6 deng nilai rata rata 5, d nilai kohesi tah berada pada rentg 0,389 kg/cm 2 sampai 0,533 kg/cm 2 deng rata rata 0,461 kg/cm 2. Sedgk untuk tah lempung Padgsambi (disturbed sample) yg dipadatk memiliki nilai kuat tek bebas pada rentg 0,373 kg/cm 2 sampai 0,481 kg/cm 2 deng rata rata 0,427 kg/cm 2. Nilai sudut geser tah 8 sampai 10.0 deng rata rata 9 d kohesi tah berada pada rentg 0,187 kg/cm 2 sampai 0,241 kg/cm 2 deng rata rata 0,214 kg/cm 2.

8 Peneliti CBR (California Bearing Ratio) Tabel 14. Nilai CBR 0,1 inci Sam pel Waktu n d Nilai CBR 0,1 Inci (%) 1 2 Hari n d Hari Jumlah Rata rata 1 2 Hari n d Hari Jumlah Rata rata Tabel 15. Nilai CBR 0,2 inci Samp el Waktu n d Nilai CBR 0,2 Inci (%) 1 2 Hari n d Hari Jumlah Rata rata Hari n d Hari Jumlah Rata rata Tabel 14 d Tabel 15 menunjukk bahwa nilai CBR 0,1 inci tah lempung Padgsambi Kaja (disturbed sampel) berada pada rentg 3,490% sampai 3,765% deng nilai rata-rata 3,628 % d nilai CBR 0,2 inci berada pada rentg 2,388% sampai 2,694% deng nilai rata-rata 2,541%. Berdasark data di atas, terlihat bahwa penambah fiber pada tah lempung mengakibatk nilai CBR meningkat, tetapi jika semakin byak persentase fiber yg ditambahk kemungkin nilai CBR ak mengalami penurun. SIMPULAN DAN SARAN Simpul Uji fisik d mekik yg dilakuk terhadap tah lempung yg berada di daerah Padgsambi Kaja menunjukk bahwa penambah fiber menyebabk kualitas tah menjadi meningkat. Ditinjau dari nilai CBR, yaitu nilai CBR 0,1 inci yg diperam selama 2 hari d yg direndam selama 2 hari mengalami kenaik pada penambah 6% fiber, yaitu dari 3,628% (0% fiber) menjadi 5,234% (naik sebesar 44,267%) d nilai CBR 0,2 inci yg diperam selama 2 hari d yg direndam selama 2 hari mengalami kenaik pada penambah 6% fiber, yaitu dari 2,541% (0% fiber) menjadi 4,133% (naik sebesar 62,652%). Sedgk nilai CBR 0,1 inci yg diperam selama 2 hari d yg direndam selama 4 hari mengalami kenaik pada penambah 6% fiber, yaitu dari 4,041% (0% fiber) menjadi 5,464% (naik sebesar 35,214%) d nilai CBR 0,2 inci yg diperam selama 2 hari d yg direndam selama 4 hari mengalami kenaik pada penambah 6% fiber, yaitu dari 2,786% (0% fiber) menjadi 4,347% (naik sebesar 56,030%). Dapat disimpulk bahwa semakin besar penambah fiber maka nilai CBR ak semakin meningkat, tetapi jika semakin byak prosentase fiber yg ditambahk kemungkin nilai CBR ak mengalami penurun. Sar Diperluk peneliti lebih ljut tentg pengaruh penambah fiber deng variasi waktu pemeram yg berbeda, deng menambahk prosentase fiber yg lebih byak, d pengaruh penambah fiber terhadap nilai pendukung lain seperti tes konsolidasi sehingga hasil peneliti dapat diaplikasik lebih luas. DAFTAR PUSTAKA Anonim Polipropilena Bowles, J. E Sifat-sifat Fisis d Geoteknis Tah. Edisi Kedua. Erlgga. Jakarta Craig, R.F Mekika Tah. Edisi Ke empat. Erlgga. Jakarta Endah, N, d Mochtar, I. B Mekika Tah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis). Jilid 1 d 2. Erlgga. Jakarta

9 Hardiyatmo, H. C d Taufik Usm Pengaruh Stabilisasi Tah Berbutir Halus Yg Distabilisasi Menggunak Abu Merapi Pada Batas Konsistensi d CBR Rendam (Tugas Akhir yg dipublikasik, Jurus Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil d Perenca Universitas Islam Indonesia, 2008) Putra, I K. E Pengaruh Penambah Fiber (Serat Polypropylene) Terhadap Kuat Geser Tah Lempung. (Tugas Akhir yg dipublikasik, Jurus Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udaya, 2011) Soedarmo, G. D. d Purnomo, S. J. E Mekika Tah 1. Kisius Yogyakarta Trisnayi, N Pengaruh Penambah Abu Sekam Padi d Kapur Terhadap Kembg Susut Tah Ekspsif. (Tugas Akhir yg dipublikasik, Jurus Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udaya, 2008) Wijtara, I G. F Pengaruh Penambah Serat Ijuk Terhadap Karakteristik Tah Ekspsif. (Tugas Akhir yg dipublikasik, Jurus Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udaya, 2009).