BAB IV PENUTUP. timbul dalam kewenangan Kejaksaan dalam menangani perkara perdata, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Transkripsi

1 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai permasalahan yang timbul dalam kewenangan Kejaksaan dalam menangani perkara perdata, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kewenangan Kejaksaan dalam menangani perkara perdata telah dilaksanakan oleh Kejaksaan Negeri Sleman dalam bidang Bantuan Hukum dan Penegakan Hukum, sedangkan untuk bidang Pelayanan Hukum, Pertimbangan Hukum dan Tindakan Hukum Lain belum pernah terlaksana. Kejaksaan Negeri Sleman dalam menjalankan kewenangannya di bidang perdata selalu diawali dengan pembuatan Piagam Kesepakatan (MoU) dengan Instansi Pemerintah, Lembaga Negara, atau BUMN/BUMD terkait yang ingin menggunakan jasanya. Berdasarkan hasil penelitian, Kejaksaan Negeri Sleman telah membuat 4 buah MoU dengan beberapa Instansi Pemerintah, diantaranya dengan PT (Persero) Angkasa Pura Cabang Bandar Udara Adi Sutjipto, PD BPR Bank Sleman Kabupaten Sleman, Komisi Pemilihan Umum, dan juga dengan Pemerintah Kabupaten Sleman.

2 153 Dalam bidang Bantuan Hukum, sepanjang tahun 2009 sampai dengan 2013, Jaksa Pengacara Negara pada Kejaksaan Negeri Sleman telah menyelesaikan 72 perkara yang didominasi oleh perkara pada tahun 2011 dan Perkara pada bidang bantuan hukum yang dilakukan oleh Jaksa Pengacara Negara pada Kejaksaan Negeri Sleman ini paling banyak melibatkan Bank Pasar Sleman sebagai Penggugat, yakni 71 perkara dan hanya terdapat 1 perkara yang melibatkan Bupati Sleman sebagai Tergugat. Selama periode tahun 2009 sampai dengan 2013, dalam pelaksanaan kewenanganan Kejaksaan di bidang Penegakan Hukum keperdataan, Jaksa Pengacara Negara pada Kejaksaan Negeri Sleman telah menyelesaikan 8 Perkara yang semuanya adalah perkara gugatan terhadap penagihan uang pengganti dalam tindak pidana korupsi yang merupakan pelimpahan dari Seksi Tindak Pidana Khusus pada Kejaksaan Negeri Sleman. 2. Cara menyelesaikan perkara perdata yang ditangani Kejaksaan Negeri Sleman antara lain adalah melalui jalur litigasi (proses Pengadilan) dan non-litigasi (diluar proses Pengadilan). Dari 72 perkara Bantuan Hukum yang diselesaikan oleh Jaksa Pengacara Negara pada Kejaksaan Negeri Sleman, 53 perkara atau 73,61 % diantaranya diselesaikan melalui jalur non litigasi, sedangkan 19 perkara atau 26,38 % sisanya diselesaikan melalui jalur litigasi.

3 154 Pada perkara Penegakan Hukum, dari 8 perkara yang ditangani hanya 1 perkara atau 12,5% yang diselesaikan melalui jalur non litigasi, 3 perkara atau 37,5% perkara diselesaikan melalui jalur litigasi dan 4 atau 50% sisanya dihapuskan perkaranya karena baru diketahui bahwa Terpidana telah meninggal dunia. 3. Kendala yang dihadapi oleh Kejasaan Negeri Sleman dalam pelaksanaan kewenangan Kejaksaan di bindang perkara perdata meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor Internal meliputi: a. Sumber daya manusia antara lain keterbatasan pengetahuan sumber daya manusia menyangkut penguasaan disiplin ilmu hukum perdata dan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan hukum keperdataan maupun teknis. b. Sarana dan prasarana antara lain buku-buku perdata atau peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan hukum keperdataan yang tersedia di perpustakaan Kejaksaan Negeri Sleman dan terbatasnya alokasi dana. Faktor Eksternal Meliputi: a. Belum semua Lembaga Negara, Instansi Pemerintah, BUMN/BUMD dan masyarakat mengenal kewenangan Kejaksaan dalam menangani perkara perdata.

4 155 b. Faktor ekonomi tergugat yang sedang mengalami kesulitan ketika dilakukan gugatan oleh Jaksa Pengacara Negara dalam kasus kredit macet Bank Pasar Sleman dan penagihan uang pengganti dalam perkara korupsi. c. Keberadaan Biro Hukum pada setiap instansi pemerintah sehingga bila mereka mengalami permasalahan hukum maka akan diselesaikan oleh biro hukumnya terlebih dahulu. B. Saran Dari permasalahan dan kendala-kendala yang ditemukan pada penelitian, maka penulis dapat menyajikan saran sebagai berikut: 1. Agar Kejaksaan Negeri Sleman meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia para Jaksa Pengacara Negara pada Kejaksaan Negeri Sleman dengan cara mengirimkan para Jaksa Pengacara Negara untuk mengikuti pendidikan khusus perdata dan tata usaha negara, diskusi/seminar dalam berbagai ilmu pengetahuan yang terkait dengan perdata dan tata usaha negara dan menyelenggarakan kegiatan ilmiah dengan mengundang pakar di bidang hukum perdata dan tata usaha negara serta melakukan kerjasama dengan Perguruan Tinggi; 2. Agar Kejaksaan Negeri Sleman menambah sarana dan prasaran yang akan menunjang kemampuan sumber daya manusia pada Jaksa

5 156 Pengacara Negara pada Kejaksaan Negeri Sleman dengan memperbanyak referensi buku, jurnal, ataupun penelitian serta segala peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan hukum perdata dan acara perdata dan menambah alokasi dana kepada Seksi Perdata dan Tata Usaha Negara pada Kejaksaan Negeri Sleman agar dapat dengan leluasa melaksanakan serta mengembangkan tugasnya; 3. Agar Kejaksaan Negeri Sleman aktif melakukan sosialisasi mengenai kewenangan Kejaksaan di bidang Perdata dengan mendatangi atau mengundang Instansi Pemerintah, Lembaga Negara dan BUMN/BUMD ke Kejaksaan Negeri Sleman dan memberikan penjelasan tentang jasa Bantuan Hukum terkait dengan kewenangan Kejaksaan dalam bidang perdata, menyebarkan informasi terkait kewenangan dan kegiatan Kejaksaan dalam menangani perkara perdata melalui brosur, serta tulisan di media massa cetak maupun elektronik; 4. Agar Kejaksaan melakukan recruitment dan penempatan secara khusus kepada orang-orang yang memang menguasai bidang perdata dan acara perdata pada jabatan Jaksa Pengacara Negara; 5. Agar dibuat peraturan perundang-undangan yang memberi petunjuk atau perintah kepada Kejaksaan untuk lebih bersifat proaktif dalam menangani perkara Penegakan Hukum perdata yang telah diamanatkan

6 157 oleh banyak Undang-Undang dan memerintahkan kepada Instansi Pemerintah, Lembaga Negara, dan BUMN/ BUMD untuk menggunakan jasa Jaksa Pengacara Negara ketika menghadapai perkara perdata.