BAB 1 PENDAHULUAN. Gawok. Pasar yang menjual beraneka macam hewan, tumbuhan, perkakas dapur, pakaian, hingga
|
|
- Widyawati Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hari minggu pon, dimana beberapa lelaki desa Sangkal sudah siap dengan sepeda motornya saat jam masih menunjukkan pukul 8 pagi. Seperti biasa, mereka berangkat ke pasar Gawok. Pasar yang menjual beraneka macam hewan, tumbuhan, perkakas dapur, pakaian, hingga peralatan pertanian. Pasar ini juga menyediakan atraksi yang sangat digemari oleh para lelaki desa ini, tidak lain tidak bukan adalah atraksi sabung ayam. Orang berkerumun sambil berdesakan melihat ayam aduan dan terkadang bahkan sampai bertaruh demi rupiah. Bau keringat yang khas, berdesakan di kerumunan, dan suara gaduh banyak orang menandakan lokasi ini tidak pernah sepi oleh pengunjung. Sabung ayam sebenarnya sebuah merupakan permainan yang berubah kategori menjadi tradisi atau kebudayaan. Perubahan itu bisa jadi disebabkan karena rutinitas dan kebiasaan masyarakat yang sering memainkan permainan tersebut. Dalam sabung ayam, ada dua ayam yang dipertemukan dalam satu kali kesempatan main. Dua Ayam tersebut berada dalam satu arena, dan biasanya ayam di adu hingga salah satu kabur atau kalah, bahkan hingga mati. Permainan menyabung ayam sering disebut juga sebagai adu ayam atau berlaga ayam. Ayam yang sering diikutkan pada permainan sekaligus tradisi sabung ayam ini biasanya adalah ayam jago. Khususnya ayam jago yang sudah memiliki umur 7 bulan keatas. Diantara binatang lain, ayam memiliki keunikan dalam pertarungan. Dalam pertarungan dua ekor ayam yang berhadapan tidak langsung akan berkelahi begitu saja. Ada tiga tahap dalam pertarungan ayam, yaitu : tahap penjajagan (abar), tahap pertarungan, dan tahap penyelesaian.
2 Tahap Penjajagan (abar) merupakan tahap dimana kedua ayam saling berhadapan, pada tahap ini dua ekor ayam tersebut akan saling menyerang tetapi masih sama-sama menjaga jarak. Pertarungan yang terjadi lebih sering di udara, yaitu kedua ayam sama-sama melompat kemudian saling melepaskan pukulan, sehingga terjadi benturan dengan kaki lawan. Tahap ini berguna untuk mengukur tenaga dan kecepatan antara dua ekor ayam tersebut. Dalam prosesnyapun bervariasi, jika sudah dirasa cukup kedua ayampun akan memasuki pertarungan yang sesungguhnya. Tahap pertarungan merupakan tahap kedua setelah tahap penjajagan (abar), dimana dua ekor ayam akan bertarung pada jarak dekat dan berusaha saling mengalahkan. Teknik tarung ayam baru akan kelihatan pada tahap ini. Dua ekor ayam tersebut saling menyerang dengan pola dan teknik pertarungan masing-masing, saling tukar pukulan dan jarang sekali terjadi adu kaki seperti pada tahap penjajagan (abar). Tahap ini adalah tahap dimana pertarungan terjadi sesungguhnya dan akan berlangsung lama jika kedua ayam mempunyai stamina yang seimbang. Tahap penyelesaian merupakan tahap dimana kedua ekor ayam tersebut sudah sama-sama kelelahan akibat pertarungan, dan pertarunganpun akan berlangsung lebih lambat dan akan terlihat kedua ayam akan mencoba memukul dengan efisien dan akurat. Jika kedua ayam bertarung seimbang pada tahap sebelumnya, maka pada tahap ini akan teruji manakah ayam petarung yang bagus. Dapat dikatakan ini merupakan tahap penentu ayam mana yang lebih kuat. Ayam yang mempunyai teknik lebih baik, stamina lebih baik akan dapat menguasai pertarungan. Suatu kebudayaan tidak akan punah atau mati selama masih ada pendukungnya, yaitu manusia. Salah satu yang masih memegang teguh kebudayaan sabung ayam tersebut adalah para pelaku sabung ayam itu sendiri. Dalam masyarakat yang hidup di lingkungan pasar khususnya, tradisi dan tata cara kehidupan sehari-hari masih berjalan dengan mestinya dan dipelihara sampai
3 sekarang, termasuk kesenian tradisional yang hidup di dalamnya. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya permainan sabung ayam yang selalu digelar dan hampir tidak ada sepinya. Dari kalangan bawah sampai kalangan atas, dari anak kecil hingga dewasa membaur menjadi satu di pasar, untuk sekedar melihat permainan sabung ayam ataupun untuk mengadu ayam yang mereka bawa. Namun, kegiatan sabung ayam sendiri masih menuai perdebatan di kalangan masyarakat. Ada pro kontra dalam menjalankan kegiatan sabung ayam sehingga tidak setiap orang mampu menikmati. Salah satu contoh adalah kegiatan sabung ayam dianggap sebagai ajang penyiksaan hewan sehingga banyak orang yang menolak. Bahkan di lokasi tempat penelitian, kegiatan ini dianggap bertentangan dengan norma agama. Meskipun demikian sebagian masyarakat masih mengerjakan kegiatan ini karena masyarakat merupakan orang yang aktif yang memiliki pemikiran atau gagasan terhadap sesuatu yang dikerjakannya. Hal ini lah yang seringkali menyebabkan perbedaan pemaknaan dari para penikmat sabung ayam. Didalam bukunya Culture and Communication: The Logic by Which Symbols are Connected, Edmund Linch (Ahimsa-Putra, Heddy Shri.2008) mengatakan bahwa pandanganpandangan atau persepsi kita tentang dunia sekitar kita sangat dipengaruhi oleh kategori verbal yang kita gunakan untuk menggambarkannya. Hal ini berlaku untuk semua kebudayaan manusia dan semua masyarakat manusia dan juga kita perlu menggunakan bahasa untuk mengikat unsurunsur komponen bersama, untuk meletakkan hal-hal dan orang yang berada didalam suatu hubungan dengan satu sama lain atau untuk menyatukan kita meskipun kita berada diruang dan waktu yang berbeda. Disinilah kita dapat menggunakan fungsi simbol itu sendiri yaitu sebagai operator dalam sebuah proses komunikasi yang juga bersifat deskriptif. Karena dari simbol-simbol inilah kita
4 mulai memaknai sesuatu yang kita lihat, dengar, dan rasakan. Selain itu asal muasal simbol adalah sebuah benda atau alat yang digunakan untuk memperluas pengetahuan kita. Hal ini pulalah yang akan saya lihat dalam kegiatan sabung ayam yang memiliki latar pemikiran yang berbeda oleh para penikmatnya. Ini yang saya anggap menjadi penyebab utama kegiatan sabung ayam masih bertahan hingga saat ini. Permainan sabung ayam sudah menjadi budaya atau tradisi yang mengakar kuat dalam masyarakat Indonesia. Dengan mengatakan sabung ayam adalah suatu pelestarian seni tradisi seolah ketika sabung ayam dilakukan memang membuat hal tersebut menjadi sebuah hal yang wajar untuk sebagian orang, mereka menerimanya. Akan tetapi untuk sebagian orang hal tersebut dianggap tidak wajar dan dapat dikatakan tidak pantas dilakukan ataupun dipertontonkan. Mereka merasa keberatan akan hal tersebut (sabung ayam). Sebagai imbasnya, sebagai pihak yang merasa keberatan dengan tradisi ini, mungkin hanya bisa diam. Karena bagaimanapun, sabung ayam itu sendiri sudah menimbulkan dua sisi yang berbeda di masyarakat. B. Rumusan Masalah Sabung ayam merupakan kegiatan yang sudah berkembang sejak zaman dahulu. Kegiatan yang sudah dikerjakan secara turun temurun ini semakin berkembang hingga pelosok desa. Meski norma-norma juga mulai tumbuh sebagai bagian dari penolakan kegiatan sabung ayam, kegiatan ini tetap berjalan. Oleh sebagian orang, sabung ayam merupakan suatu hal yang sudah dianggap menjadi hal yang biasa. Sementara itu, orang yang lain menganggap ini sebagai bagian dari ide atau gagasan lain yang berbeda. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini akan mencoba untuk mengungkapkan:
5 Bagaimana orang-orang yang sering melakukan sabung ayam di pasar Gawok memaknai permainan tersebut? Mengapa permainan sabung ayam tersebut masih tetap bertahan di Pasar Gawok hingga saat ini? C. Kerangka Konsep Dalam kehidupan sehari-hari, orang begitu sering membicarakan kebudayaan walaupun tidak setiap orang sadar akan hal itu. Setiap hari orang melihat, mendengar, dan mempergunakan kebudayaan. Kebudayaan tidak lepas dari masyarakat. Di dalam kehidupan nyata, keduanya tidak bisa dipisahkan dan selamanya merupakan dwitunggal. Dengan demikian, tak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah pendukungnya. Indonesia adalah suatu negara yang kompleks, yang mana terdapat berbagai kebudayaan didalamnya. Multikulturalisme merupakan sebuah realitas masyarakat Indonesia saat ini. Akar kata dari multikulturalisme adalah kebudayaan. Multikulturalisme adalah sebuah ideologi dan sebuah alat atau wahana untuk meningkatkan derajat manusia dan kemanusiannya, maka konsep kebudayaan harus dilihat dalam perspektif fungsinya bagi kehidupan manusia. Melihat kebudayaan dalam perspektif tersebut dan karena itu melihat kebudayaan sebagai pedoman bagi kehidupan manusia. Yang juga harus kita perhatikan bersama untuk kesamaan pendapat dan pemahaman adalah bagaimana kebudayaan itu operasional melalui pranata-pranata sosial. Sebagai sebuah ide atau ideologi multikulturalisme terserap dalam berbagai interaksi yang ada dalam berbagai struktur kegiatan kehidupan manusia yang tercakup dalam kehidupan sosial, kehidupan ekonomi dan bisnis, dan kehidupan politik, dan berbagai kegiatan lainnya di
6 dalam masyarakat yang bersangkutan. Modal keanekaragaman kultur ini harus senantiasa dijaga agar imajinasi tentang keindonesiaan setiap orang hadir dalam benaknya. Satu sama lain akan menyadari betapa kayanya kebudayaan Indonesia. Kebudayaan merupakan keseluruhan sistem komunikasi yang mengikat dan memungkinkan bekerjanya suatu himpunan manusia yang disebut masyarakat. Dengan demikian dapat didefinisikan kebudayaan sebagai sistem aturan-aturan komunikasi dan interaksi yang memungkinkan suatu masyarakat terjadi, terpelihara, dan dilestarikan. Kebudayaan itu memberikan arti kepada semua usaha dan gerak-gerik manusia (Nababan, 1984: 49). Pengertian kebudayaan juga dapat dipandang dari sudut Ilmu Antropologi. Dalam hal ini, kebudayaan (budaya) diartikan sebagai keseluruhan dari kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkannya dengan cara belajar dan kesemuanya tersusun dalam kehidupan bermasyarakat (Koentjaraningrat Ed., 1985: 77). Kebudayaan suatu bangsa atau masyarakat terdiri dari beberapa unsur baik itu besar maupun kecil merupakan bagian dari kebulatan yang bersifat sebagai kesatuan. Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah : bahasa, sistem pengetahuan, organisasi social, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi, serta kesenian Salah satu dari unsur kebudayaan adalah kesenian. Kesenian adalah ekspresi hasrat manusia akan keindahan. Menurut Selo Soemardjan (1980: 19), rasa keindahan ini dapat disentuh lewat panca indra, yaitu lewat indera penglihatan mata, indera pendengaran telinga, indera penciuman hidung, indera pengecap lidah, dan indera perasa adalah kulit. Akan tetapi bila dilihat lebih dalam, seni lebih dari sekedar hasil karya yang bila dinikmati dengan indra manusia,
7 seni merupakan nilai, dan mempunyai sifat subjektif. Dengan kata lain sesuatu yang dilihat baik bagi seseorang belum tentu baik bagi orang lain. Seni itu sendiri sangat abstrak dan dapat berwujud macam-macam, seperti gambar, lukisan, pahatan, mode pakaian, body painting/seni melukis tubuh, karapan sapi, sabung ayam, dan lain-lain. Misalnya seperti dalam masyarakat Indonesia sejak dahulu kala sudah dikenal yang namanya Sabung Ayam. Permainan sabung ayam sudah menjadi budaya atau tradisi yang mengakar kuat dalam masyarakat Indonesia. Mungkin ada indikasi yang lebih jelas terlihat bahwa manusia dan budaya tumbuh bersama, karena adanya timbal balik antara keduanya. Orang-orang didalamnya juga saling berkaitan yang membentuk sebuah interaksi sosial. Penelitian mengenai sabung ayam mungkin sudah banyak dilakukan. Penelitian ini secara khusus akan membahas mengenai sabung ayam yang ada didalam tulisan Clifford Geertz (1992), dimana pernah membahas hal tersebut dalam buku Tafsir Kebudayaan. Secara umum dituliskan sebagai sebuah gambaran, fiksi, sebuah model, sebuah metaphor, sabung ayam adalah sebuah sarana untuk ekspresi seakan-akan ayam aduan sebagai manusia. Tulisan Clifford Geertz tersebut menjadi acuan penelitian yang akan saya lakukan dipasar Gawok. Selama ini masyarakat Indonesia lebih mengenal dan merasa aman dengan klaim-klaim kebenaran yang dianut kaum mayoritas. Kebenaran tunggal tersebut dikuatkan dalam kebijakan menyangkut kepentingan publik yang sesungguhnya penuh dinamika multikultur. Hal ini berakibat pada munculnya stereotip dan konflik dalam kehidupan bermasyarakat. Perbedaan pemahaman terhadap persoalan ini yang menimbulkan adanya pro-kontra dalam kehidupan. Norma-norma yang dianggap oleh orang mayoritas seringkali dianggap benar, yang meminggirkan para orang-orang yang berlawanan. Dalam kasus sabung ayam, ada hegemoni yang berkembang dalam masyarakat bahwa kegiatan ini melanggar norma.
8 Ada beberapa asumsi yang menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang dapat berkomunikasi dengan menggunakan berbagai macam tanda dan simbol, atau dalam istilah Ernst Cassirer (1940), manusia merupakan animal symbolicum. Artinya, walaupun secara biologis manusia memang termasuk hewan, yaitu hewan yang menyusui, manusia secara kualitatif berbeda dari binatang, dan perbedaan yang pokok antara manusia dan hewan adalah pada kemampuan manusia melakukan simbolisasi. Kegiatan sabung ayam memiliki pemaknaan simbolis para pelakunya yang harus dipahami oleh orang di sekitarnya. Pemaknaan simbol-simbol ini bisa berbeda satu orang dengan orang yang lain. sabung ayam sering dipandang sebagai simbol dari kebutuhan individu dimana dia ingin memenuhi kebutuhannya yaitu kekuasaan dan kesenangannya. Selain itu mereka juga ingin dipandang ataupun untuk menunjukkan stratanya didalam masyarakat khususnya komunitasnya. Bahkan, kegiatan ini seringkali dijadikan sebagai bentuk resistensi sosial terhadap norma yang berlaku di masyarakat (Scott. 2000). Saya berpikir bahwa keberagaman merupakan aset bangsa yang harus kita jaga dan lestarikan. Menyangkut hal tersebut, sabung ayam merupakan salah satu bentuk dari keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Walaupun banyak yang tidak setuju akan hal itu dalam kaitannya dengan agama, akan tetapi banyak pula yang menyukai bahkan menggemari sabung ayam dengan berbagai alasannya masing-masing. Berangkat dari hal tersebut sayapun tertarik untuk mengangkat tema sabung ayam untuk skripsi saya. Suatu kebudayaan tidak akan punah atau mati selama masih ada pendukungnya, yaitu manusia. Salah satu yang masih memegang teguh kebudayaan sabung ayam tersebut adalah para pelaku sabung ayam itu sendiri.
9 D. Tujuan Penelitian Dibalik suatu kegiatan yang dilakukan terdapat pemahaman atau ide didalamnya. Demikian ini saya mencoba memaknai kebudayaan sebagai bagian yang didalamnya terdapat karya, perilaku, dan ide atau gagasan. Penelitian ini bertujuan: pertama, menjelaskan kegiatan sabung ayam sebagai bentuk kebudayaan yang dimiliki oleh sebagian sebagian orang. Kedua, untuk mengetahui penikmat sabung ayam memaknai kegiatan sabung ayam yang dilakukannya. Ketiga, untuk mengetahui apa penyebab permainan sabung ayam tersebut masih tetap bertahan di Pasar Gawok hingga saat ini. E. Metode Penelitian a. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Pasar Gawok terletak di Desa Geneng, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah. Dipilihnya Pasar Gawok sebagai lokasi penelitian, karena di Pasar Gawok inilah tempat dimana saya mulai mengenal dan menyukai permainan sabung ayam, selain itu Pasar Gawok sendiri adalah salah satu pasar yang masih menyelenggarakan permainan sabung ayam sampai dengan saat ini, selain letaknya yang strategis, tempatnya juga luas. Berbeda dengan pasar yang lain yang hanya memberikan lahan sedikit untuk permainan sabung ayam ini. Pertimbangan lain kenapa saya memilih pasar Gawok adalah jaraknya yang tidak terlalu jauh dari rumah saya, sehingga mudah dijangkau serta merupakan salah satu pasar yang sering saya kunjungi. b. Pemilihan Informan Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana pemilihan informan sangat menentukan keberhasilan dari penelitian ini. Setelah melakukan observasi dan melihat
10 proses berjalannya kegiatan di Pasar Gawok, maka didapat beberapa informan yang mampu menjadi sumber dan memberikan informasi tentang seluk beluk Pasar Gawok. Selain itu adanya informan kunci (key informan) yang mengetahui seluk beluk Pasar Gawok ini dari awal hingga saat ini. c. Teknik Pengumpulan Data Metode-metode penelitian yang akan saya gunakan antara lain: Metode observasi partisipasi yaitu dengan terjun langsung untuk melihat kegiatan sabung ayam dan berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Metode wawancara, wawancara kepada beberapa informan akan dilakukan untuk memperkuat data yang sudah ada. Studi literature dengan cara membaca buku, artikel maupun situs internet terkait dengan kegiatan sabung ayam. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian yang bersifat kualitatif. Dalam pengumpulan data digunakan dua metode yaitu: pengamatan terlibat (participant observation) dan wawancara secara mendalam (indepth interview). Dengan tiga metode ini diharapkan dapat mengumpulkan informasi-informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data. Obsevasi partisipasi digunakan sebagai salah satu cara untuk mendengar dan mengamati obyek penelitian dalam keadaan yang sesungguhnya. Observasi partisipasi ini dilakukan dengan cara melihat dan terlibat langsung dalam proses berlangsungnya kegiatan di Pasar Gawok. Untuk lebih memahami dalam pengamatan tentang eksistensi sabung ayam di Pasar Gawok, maka penulis ikut melakukan kegiatan sebagai salah satu pelaku sabung ayam di pasar Gawok,
11 mendengarkan pendapat mereka tanpa memberikan pengaruh dalam bentuk apapun, dan untuk mendapatkan data yang lebih relevan. Kemudian untuk memperoleh data yang lebih akurat, maka dilakukan metode wawancara secara mendalam (indepth interview). Dalam hal ini dilakukan wawancara dengan berbagai informan, informan kunci (key informan), dan peralatan yang mendukung yaitu tape recorder dan alat tulis. Wawancara ini bertujuan untuk merekam semua kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang yang menjadi pelaku dalam sabung ayam, dan dengan beberapa orang yang mengetahui tentang sejarah serta seluk-beluk mengenai perkembangan sabung ayam serta Pasar Gawok itu sendiri. Sejarah masa lalu mengenai perkembangan Pasar Gawok ini sangat penting, karena dalam tulisan ini akan dicoba memaparkan strategi yang digunakan oleh Pasar Gawok ini yang terbukti masih tetap eksis melestarikan seni sabung ayam. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik observasi partisipasi dan wawancara. Sementara untuk keperluan data sekunder, digunakan data yang didapatkan dari studi pustaka. Dengan menggunakan metode penelitian lapangan semacam ini, tentunya untuk melengkapi data yang ada juga dibutuhkan literatur yang berkaitan dengan konsep dan teori, serta juga literatur yang berisi laporan-laporan penelitian, kliping, skripsi, maupun literaturliteratur.
I. PENDAHULUAN. Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan dan kebiasaan tersebut dapat dijadikan sebagai identitas atau jatidiri mereka. Kebudayaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai hal, seperti keanekaragaman budaya, lingkungan, alam, dan wilayah geografis. Keanekaragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bali sebagai bagian dari Kebudayaan Indonesia yang bersifat Binneka Tunggal Ika (Berbedabeda
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi yang cukup terkenal di Indonesia karena merupakan salah satu asset devisa Negara Indonesia yang cukup tinggi di bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia memiliki keanekaragaman budaya, dimana kenekaragaman tersebut merupakan kekayaan bagi bangsa Indonesia. Saat ini, keanekaragaman budaya tersebut beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu dapat dikenali dari keanekaragaman budaya, adat, suku, ras, bahasa, maupun agama. Kemajemukan budaya menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan etnis budaya, dimana setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut memiliki
Lebih terperinciDalam rangka meningkatkan kompetensi profesional, guru seni harus memiliki kemampuan menulis ilmiah (academic writing)
Dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional, guru seni harus memiliki kemampuan menulis ilmiah (academic writing) KARYA TULIS ILMIAH Laporan Hasil Penelitian Buku Ilmiah Buku Ajar (Buku Teks) Kritik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. multikultural yang tidak akan sama dengan kelompok sosial lainnya yang dimana Kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya kelompok sosial itu ada karena ingin mempertahankan hidup mereka. Kelompok sosial selalu mengalami perubahan dan perkembangan dalam masyarakat multikultural
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu hasil karya seni yang sekaligus menjadi bagian dari kebudayaan. Sebagai salah satu hasil kesenian, karya sastra mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengarang untuk memperkenalkan kebudayaan suatu daerah tertentu.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya sastra merupakan suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Werren dan Wellek, 2014:3). Sastra bisa dikatakan sebagai karya seni yang bersifat
Lebih terperinciMASYARAKAT DAN KESADARAN BUDAYA. Oleh: Resti Nur Laila, Atika Widayanti, Krissanto Kurniawan
MASYARAKAT DAN KESADARAN BUDAYA Oleh: Resti Nur Laila, Atika Widayanti, Krissanto Kurniawan Budaya merupakan suatu hal yang dihasilkan masyarakat dari kebiasaan-kebiasaan yang akhirnya mengkristal atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hiburan yang menyenangkan, juga berguna untuk menambah pengalaman lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra membicarakan manusia dengan segala kompleksitas persoalan hidupnya, maka antara karya sastra dengan manusia memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Surakarta selain dikenal sebagai kota batik, juga populer dengan keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki kekhasan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN A. Landasan Teori 1. Kebudayaan Banyak orang mengartikan kebudayaan dalam arti yang terbatas yaitu pikiran, karya, dan semua hasil karya manusia yang memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal dengan bangsa yang mempunyai kekayaan tradisi dan budaya. Kekhasan serta kekayaan bangsa dalam tradisi dan budaya yang dimiliki, bukti bahwa
Lebih terperinciETNOGRAFI KESEHATAN 1
ETNOGRAFI KESEHATAN 1 oleh: Nurcahyo Tri Arianto 2 Pengertian Etnografi Etnografi atau ethnography, dalam bahasa Latin: etnos berarti bangsa, dan grafein yang berarti melukis atau menggambar; sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kota Jakarta yang merupakan pusat pemerintahan, perdagangan, jasa, pariwisata dan kebudayaan juga merupakan pintu gerbang keluar masuknya nilai-nilai budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Neneng Yessi Milniasari, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia yang dijadikan milik diri manusia dan diperoleh melalui proses belajar (Koentjaraningrat,
Lebih terperinci2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman budaya, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku dan adat budaya. Setiap suku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara garis besar perkembangan seni pertunjukan Indonesia tradisional sangat dipengaruhi oleh adanya budaya yang datang dari luar. Hal itu menjadikan kesenian tradisional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beranekaragam budaya yang berbeda-beda, namun saling
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki beranekaragam budaya yang berbeda-beda, namun saling melengkapi satu sama lain. Menurut Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi (Darwis,2008:40) kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik merupakan salah satu seni budaya Indonesia yang sudah menyatu dengan masyarakat Indonesia sejak beberapa abad lalu. Batik menjadi salah satu jenis seni kriya yang
Lebih terperinciGEOGRAFI BUDAYA Materi : 7
GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7 Agus sudarsono 1 VII. KEBUDAYAAN 2 A. BUDAYA DAN KEBUDAYAAN Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Bima merupakan perpaduan dari berbagai suku, etnis dan budaya yang hampir menyebar di seluruh pelosok tanah air.akan tetapi pembentukan masyarakat Bima yang
Lebih terperinci2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berlatar belakang sejarah Kota Sumedang dan wilayah Sumedang, yang berawal dari kerajaan Sumedang Larang yang didirikan oleh Praburesi Tajimalela (kurang lebih
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kebudayaan dan Kesenian. 1. Kebudayaan sebagai proses pembangunan Koentjaraningrat dalam Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan mendeskripsikan bahwa
Lebih terperinciBahan ajar handout Komunikasi Politik (pertemuan 3 dan 4 ) KOMUNIKASI POLITIK 1 Oleh: Kamaruddin Hasan 2
Bahan ajar handout Komunikasi Politik (pertemuan 3 dan 4 ) KOMUNIKASI POLITIK 1 Oleh: Kamaruddin Hasan 2 KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES; SOSIAL dan BUDAYA Komunikasi Sebagai Proses Sosial Dalam hubungannya
Lebih terperinciPengembangan Budaya memiliki empat Konteks: 2. Melestarikan dan menghargai budaya
SETYA ROHADI dan MULYANTO Globalisasi budaya telah mengikuti pola yang sama seperti globalisasi ekonomi. Televisi, musik, makanan, pakaian, film dan yang lainnya merupakan bentuk-bentuk budaya yang serupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak bisa terlepas dari hidup bermasyarakat karena, hanya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya berkaitan erat dengan pola hidup manusia, dimanapun manusia tersebut bermasyarakat, akan menciptakan dan mewariskan kebudayaan. Dengan budaya maka manusia telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa. Keaneka ragaman kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Masyarakat & Budaya
MODUL PERKULIAHAN Masyarakat & Budaya FAKULTAS Bidang Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh ILMU KOMUNIKASI Public relations/ MK 42005 Yuni Tresnawati,S.Sos., M.Ikom. Humas 5 Abstract Dalam pokok bahasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara geografis, letak Indonesia yang terbentang dari sabang sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. Indonesia yang terkenal dengan banyak pulau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan ungkapan kehidupan manusia yang memiliki nilai dan disajikan melalui bahasa yang menarik. Karya sastra bersifat imajinatif dan kreatif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Antarbudaya Hal-hal yang sejauh ini dibicarakan tentang komunikasi, berkaitan dengan komunikasi antarbudaya. Fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan antara komponen-komponen
Lebih terperinciTARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi yang terletak di bagian selatan pulau Sumatera, dengan ibukotanya adalah Palembang. Provinsi Sumatera Selatan
Lebih terperinciInisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT
Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT Saudara mahasiswa, kita berjumpa kembali dalam kegiatan Tutorial Online yang ketiga untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan lingkungan, permasalahan, dan faktor lain yang dimiliki oleh pelakunya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses adaptasi merupakan bagian dari kehidupan manusia. Untuk dapat bertahan hidup di dalam lingkungannya manusia harus mampu beradaptasi. Proses adaptasi satu dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya. Kebudayaan lokal sering disebut kebudayaan etnis atau folklor (budaya tradisi). Kebudayaan lokal
Lebih terperinciMata Kuliah Persepsi Bentuk
Modul ke: Fakultas FDSK Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 1 PERSEPSI bagaimana orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa, objek, serta manusia. Nina Maftukha S.Pd., M.Sn. Program Studi Desain
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Budaya kebudayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang masing-masing memiliki ciri khasnya sendiri, mulai dari lagu kedaerahan, pakaian adat, rumah adat sampai ke makanan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Musik dangdut merupakan sebuah genre musik yang mengalami dinamika di setiap jamannya. Genre musik ini digemari oleh berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Berkembangnya dangdut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ayu Fauziyyah, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberagaman dalam budaya Indonesia tercermin pada bagian budayabudaya lokal yang berkembang di masyarakat. Keragaman tersebut tidak ada begitu saja, tetapi juga karena
Lebih terperinciI. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang I. 1. 1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Batik merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Jawa yaitu amba yang berarti menulis dan tik yang berarti titik. Batik
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. asing, kata sapaan khas atau nama diri, dan kata vulgar. Kata konotatif digunakan
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan hingga pembahasan, dapat diambil simpulan sebagai berikut. 1. Gaya Kata (Diksi) Pada naskah film Kembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang merupakan daerah yang memiliki potensi budaya yang masih berkembang secara optimal. Keanekaragaman budaya mencerminkan kepercayaan dan kebudayaan masyarakat setempat
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN
BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN 2.1 Uraina Tentang Seni Kata seni berasal dari kata "SANI" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Menurut kajian ilmu di eropa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan adalah suatu upacara daur hidup manusia yang dilakukan secara turun-temurun untuk melanjutkan roda kehidupan. Dalam Undang- Undang Perkawinan no. 1 tahun
Lebih terperincijuga sangat mendukung sekali untuk terciptanya sebuah produk alas kaki yang indah dan menarik (wawancara dengan H. Otang Suherman, 10 Oktober 2012).
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kelom Geulis merupakan produk kerajinan masyarakat Tasikmalaya hasil kreatifitas yang memiliki nilai fungsi sekaligus memiliki nilai estetis. Kelom diambil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Secara umum, kebudayaan memiliki tiga wujud, yakni kebudayaan secara ideal
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan dalam masyarakat tidak begitu saja ada dengan sendirinya. Kebudayaan itu sendiri merupakan sebuah hasil dari cipta, rasa dan karsa manusia yang diperoleh melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata telah menjadi sektor industri yang sangat pesat dewasa ini, pariwisata sangat berpengaruh besar di dunia sebagai salah satu penyumbang atau membantu
Lebih terperinciHuman Relations. Kebudayaan dan Human Relations. Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat
Human Relations Modul ke: Kebudayaan dan Human Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Amin Shabana Program Studi Hubungan Masyarakat www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Istilah kebudayaan merupakan tejemahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan gedung perpustakaan merupakan upaya menyediakan wadah informasi baik dalam bentuk buku maupun bentuk bahan lainnya bagi para pemustaka. Keberadaanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran
Lebih terperinci2015 PERKEMBANGAN SENI PERTUNJUKAN LONGSER DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan budaya dan juga memiliki berbagai macam kesenian. Keberagaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia terlahir
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Ritual Ritual adalah tehnik (cara metode) membuat suatu adat kebiasaan menjadi suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, dimana banyak memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, dimana banyak memiliki kekayaan kebudayaan didalamnya. Selain itu menurut Koentjaraningrat (2009:165), di Indonesia
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. dianalisis maka ada beberapa hal yang ditemukan yaitu : panca indra. Dalam iklan oreo versi oreo dan handphone ayah terdapat
84 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dari penyajian data pada bab sebelumnya, kemudian data tersebut dianalisis maka ada beberapa hal yang ditemukan yaitu : 1. Penanda dan Petanda. Petanda merupakan
Lebih terperinciMENDONGENG DI SEKOLAH Oleh: Eko Santosa
MENDONGENG DI SEKOLAH Oleh: Eko Santosa Keith Johnstone (1999) menjelaskan bahwa mendongeng atau bercerita (storytelling) merupakan produk seni budaya kuno. Hampir semua suku bangsa di dunia memiliki tradisi
Lebih terperinciKRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya, dimana keanekaragaman budaya tersebut telah menjadi warisan kebudayaan bangsa yang patut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang ada di Indonesia dan masih terjaga kelestariannya. Kampung ini merupakan kampung adat yang secara
Lebih terperinciBY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK)
BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK) MENGAPA PERLU IDENTIFIKASI BELAJAR ANAK??? Dengan mengenali gaya belajar anak maka : 1. Menciptakan cara belajar yang menyenangkan
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGETAHUAN TRADISIONAL & EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL. Dra. Dewi Indrawati MA 1
Subdit PEBT PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGETAHUAN TRADISIONAL & EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL Dra. Dewi Indrawati MA 1 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara dengan kekayaan dan keragaman budaya serta
Lebih terperinciPusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Drs. Akhmad Mulyana M.Si SOSIOLOGI KOMUNIKASI
a. Proses-proses Sosial dan Interaksi Sosial Masyarakat maya membangun dirinya dengan sepenuhnya mengandalkan interaksi sosial dan proses sosial dalam kehidupan kelompok (jaringan) intra dan antar sesama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Budaya merupakan cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh kelompok masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbetuk dari banyak unsur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Film merupakan suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari hari, film memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan
116 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis semiotika dengan unsur tanda, objek, dan interpretasi terhadap video iklan pariwisata Wonderful Indonesia episode East Java, serta analisis pada tiga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kesenian pada dasarnya muncul dari suatu ide (gagasan) dihasilkan oleh manusia yang mengarah kepada nilai-nilai estetis, sehingga dengan inilah manusia didorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni pertunjukan yang ada di Indonesia sangat beragam bentuk dan jenisnya. Seni pertunjukan yang berada dalam suatu lingkungan masyarakat Indonesia tidak terlepas
Lebih terperinciPELATIHAN PENGEMBANGAN KULTUR SEKOLAH
PELATIHAN PENGEMBANGAN KULTUR SEKOLAH Oleh: Drs. Widarto, M.Pd. FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DISAMPAIKAN PADA PELATIHAN PENGEMBANGAN KULTUR SEKOLAH DI LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani. Kebutuhan mencakup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat pada umumnya mempunyai suatu pola kehidupan yang terbentuk dari setiap kebiasaan anggota masyarakat yang disepakati. Polapola kehidupan tersebut menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Layaknya fenomena alam yang telah terjadi di dunia ini, evolusi makhluk hidup termasuk ke dalam subyek bagi hukum-hukum alam yang dapat di uji melalui berbagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berbagai kepercayaan dan peribadatan agama sudah menjadi ciri universal
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang padat di dunia, Indonesia memiliki berbagai suku, bangsa, ras dan juga agama. Agama merupakan sebuah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. hanya bersifat fungsional untuk mengisi perut namun juga memenuhi lifestyle.
BAB V PENUTUP A. Simpulan Sifat konsumtif merupakan suatu yang wajar dan pasti dimiliki oleh setiap manusia. Wedangan modern telah membuat pergeseran fungsi makan dari awalnya yang sebagai pemenuhan kebutuhan
Lebih terperinciPusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Drs. Akhmad Mulyana M.Si SOSIOLOGI KOMUNIKASI
hanyalah yang tidak mengandung nilai-nilai yang berlawanan dengan nilai-nilai partai. Biasanya dalam sistem komunikasi seperti itu, isi media massa juga ditandai dengan sejumlah slogan yang dimaksudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah memiliki keanekaragaman budaya yang tak terhitung banyaknya. Kebudayaan lokal dari seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. formal tahun 1942, Gorontalo belum ada. Saat itu yang ada adalah linula-linula yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gorontalo sebagai bangsa lahir dan berdiri berkat nasioanalisme lokal. Sebelum berdiri formal tahun 1942, Gorontalo belum ada. Saat itu yang ada adalah linula-linula
Lebih terperinciKOMUNIKASI ADAPTASI KELUARGA DALAM REMARRIAGE SUMMARY SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1.
KOMUNIKASI ADAPTASI KELUARGA DALAM REMARRIAGE SUMMARY SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan permasalahanpermasalahan yang ada, tujuan yang ingin dicapai serta metode penelitian yang mencakup teknik pengumpulan dan pengolahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Besarnya kebutuhan sumber informasi atau referensi dan pesatnya perkembangan teknologi informasi menjadi tantangan tersendiri bagi pihak akademisi untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. malam hari. Kecenderungan orang melakukan berbagai macam aktifitasnya di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan di dunia ini dibagi menjadi kehidupan di siang hari dan kehidupan malam hari. Kecenderungan orang melakukan berbagai macam aktifitasnya di siang hari, mereka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Seni 1. Pengertian Seni Menurut Soedarso (1988: 16-17) bahwa kata seni berasal dari bahasa Sansekerta sani yang berarti pemujaan, palayanan, donasi, permintaan atau mata pencaharian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk menanamkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan. Dasar dari pengembangan pendidikan karakter
Lebih terperinciBAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar 4.2 Sistem Sosial
BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar Kebudayaan merupakan proses dan hasil dari kehidupan masyarakat. Tidak ada mayarakat yang tidak menghasilkan kebudayaan, hanya saja kebudayaan yang dimiliki masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Arti budaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia, yang juga berstatus daerah istimewa. Yogyakarta terletak 450 km arah timur kota jakarta dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumardjo (2001:1) seni adalah bagian dari kehidupan manusia dan masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni merupakan sebuah kata yang semua orang pasti mengenalnya. Beragam jawaban dapat diberikan oleh para pengamat, dan pelaku seni. Menurut Sumardjo (2001:1)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah sebagaimana Cress well mendefinisikannya sebagai suatu
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah sebagaimana Cress well mendefinisikannya sebagai suatu pendekatan
Lebih terperinciD. Dinamika Kependudukan Indonesia
D. Dinamika Kependudukan Indonesia Indonesia adalah negara kepulauan dengan potensi sumber daya manusia yang sangat besar. Jumlah penduduk yang tinggal di Indonesia mencapai 256 juta jiwa (Worl Population
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia kaya akan keragaman seni kebudayaan yang perlu dilestarikan oleh generasi selanjutnya. Salah satunya yang berhubungan dengan pementasan yaitu seni teater.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia memiliki begitu banyak budaya, dari tiap-tiap provinsi memiliki kebudayaan yang berbeda-beda dengan ciri khas yang dimiliki. Masyarakat di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan bagian yang melingkupi kehidupan manusia. Kebudayaan yang diiringi dengan kemampuan berpikir secara metaforik atau perubahan berpikir dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Desa Cangkuang terletak diantara kota Bandung dan Garut. Di desa ini terdapat sebuah kampung yang bernama Kampung Pulo. Di kampung ini juga terdapat sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan suatu kebiasaan masyarakat yang sukar diubah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan suatu kebiasaan masyarakat yang sukar diubah dan disampaikan secara turun menurun. Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan
Lebih terperinciBAB 3 PENDAHULUAN. kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan
BAB 3 PENDAHULUAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1 Penelitian Kualitatif Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dari bahan-bahan tradisional untuk membuat tato (Gumilar, 2005:51).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tato adalah gambar atau simbol pada kulit yang diukir dengan menggunakan alat sejenis jarum. Dulu, orang-orang menggunakan teknik manual dan dari bahan-bahan tradisional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Seni lukis merupakan salah satu bagian dari cabang seni yang memiliki unsur dua dimensi dan sangat terkait dengan gambar. Secara historis terlihat bahwa sejak
Lebih terperinci