BAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita bangsa tersebut, pembangunan nasional disemua bidang
|
|
- Ridwan Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dalam rangka mencapai cita-cita bangsa tersebut, pembangunan nasional disemua bidang kehidupan yang berkesinambungan merupakan suatu rangkaian pembangunan yang menyeluruh, terpadu dan terarah.jaminan sosial menempati tempat yang tinggi dalam mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu mewujudkan kesejahteraan umum yang berkeadilan sosial. Mewujudkan kesejahteraan rakyat merupakan cita-cita bangsa dan negara. Untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, setiap bagsa dan negara menempuh jalan yang berbeda, sesuai dengan tujuan dan filosofi buat apa negara itu didirikan. Sistem jaminan sosial merupakan cara sekaligus tujuan mewujudkan kesejahteraan, yang sekarang telah dikenal diseluruh dunia termasuk Indonesia. Pengembangan sistem jaminan sosial ini dirasakan sangat mendesak oleh karena isu kemiskinan, kesenjangan dan keadilan sosial yang belum seluruhnya terselesaikan walaupun Indonesia sudah merdeka sejak beberapa puluh tahun yang lalu. Program jaminan sosial ini sudah dikenal sejak lama, ketika pemerintahan Hindia Belanda hingga sistem ini terus berlangsung ketika Indonesia merdeka, hanya saja program ini berjalan lamban. Didalam 1
2 perjalanannya yang panjang telah banyak dikembangkan sistem jaminan sosial, namun sifatnya masih partial dan hanya ditujukan kepada kelompok tertentu saja. Penyelenggaraan program jaminan sosial bagi berbagai kelompok masyarakat dan jenis programnya, ternyata menerapkan prinsip yang berbeda sehingga menimbulkan ketidakadilan sosial. Undang-Undang No. 40/2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional telah terbit, Undang-Undang ini merupakan upaya untuk melakukan reformasi dibidang sistem sistem jaminan sosial, oleh karena Indonesia sudah sangat tertinggal dalam penyelenggaraan sistem jaminan sosial. Dengan adanya Undang- Undang ini maka diharapkan tidak hanya akan mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia tetapi juga mengejar ketertinggalan dibidang penyelenggaraan jaminan sosial yang juga akan berdampak pada bidang ekonomi dan politik. Pada dasarnya setiap program jaminan sosial, merupakan instrumen mobilisasi dana masyarakat sehingga mampu membentuk tabungan nasional yang besar. Pada awalnya badan penyelenggara jaminan sosial yang dibentuk berdasarkan Undang-undang adalah perusahaan perseroan jaminan sosial tenaga kerja(jamsostek), perusahaan perseroan dana tabungan dan asuransi pegawai negeri sipil(taspen), perusahaan perseroan asuransi sosial angkatan bersenjata republik Indonesia(asabri), perusahaan perseroan asuransi kesehatan Indonesia(askes). Namun, setelah mengikuti proses yang cukup panjang maka dari 4 PT (Persero) yang selama ini menyelenggarakan program jaminan sosial berubah menjadi 2 BPJS(BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan) yang sudah menjadi perintah Undang-Undang, karena itu harus dilaksanakan. Perubahan yang 2
3 multi dimensi tersebut harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya agar berjalan sesuai dengan ketentuan UU BPJS. Keberadaan BPJS mutlak ada sebagai implementasi Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).Untuk menerapkan sistem tersebut, maka di tahun 2011, dibuat pula UU No.24/2011 mengenai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS ) dan menentukan bahwa BPJS Kesehatan mulai beroperasi menyelenggarakan program jaminan kesehatan pada tanggal 1 Januari 2014 kemudian menentukan PT Jamsostek (Persero) berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan pada tanggal 1 Januari Pelaksanaan pembangunan di bidang sosial tenaga kerja secara terpadu dapat meningkatkan kesejahteraan sosial, memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga kerja.tenaga kerja merupakan modal utama pelaksanaan dari pembangunan masyarakat. Tujuan terpenting dari pembangunan masyarakat tersebut adalah kesejahteraan rakyat termasuk tenaga kerja. Tenaga kerja sebagai pelaksana pembangunan harus di jamin haknya, diatur kewajibannya dan dikembangkan daya gunanya. BPJS Ketenagakerjaan sebagai implementasi Undang-Undang tentang sistem jaminan sosial nasional, melihat jaminan kesejahteraan pekerja adalah salah satu wujud kesejahteraan rakyat dalam rangka memberikan perlindungan sosial dan rasa aman. Rasa aman itu terwujud kalau tenaga kerja dapat terjamin dari berbagai ancaman, baik itu yang datang secara tiba-tiba(misalnya sakit atau kecelakaan) atau alamiah(misalnya pensiun), yang bisa berdampak pada menurunnya kemampuan ekonomi dan sosialnya.jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk 3
4 mengatasi resiko sosial ekonomi tertentu yang penyelenggarannya menggunakan mekanisme asuransi sosial. BPJS Ketenagakerjaan hadir untuk melindungi dan menjembatani kesejahteraan pekerja di Indonesia. Perlindungan ini diberikan untuk seluruh pekerja dibidang apapun secara merata dan berkeadilan sesuai dengan UUD BPJS Ketenagakerjaan memberi layanan program bagi pekerja pekerja disektor formal yaitu mereka pekerja penerima upah maupun pekerja yang bekerja disektor informal atau pekerja mandiri dan bukan penerima upah.selama ini perlindungan yang diberikan hanya kepada mereka yang bekerja disektor formal namun untuk mereka pekerja disektor informal dikesampingkan, padahal bisa dibilang pekerja disektor informal ini merupakan penyumbang terbesar dibidang perekonomian. Berdasarkan Data dari Badan Pusat statistik, jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2010 tercatat ada jiwa, dari penduduk tersebut Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2014 mencapai 125,3 juta orang.(berita Resmi Statistik No. 38/05/Th. XVII, 5 Mei 2014).Keadaan ketenagakerjaan di Indonesia pada Februari 2014 menunjukkan adanya perbaikan yangdigambarkan dengan peningkatan jumlah angkatan kerja maupun jumlah penduduk bekerja danpenurunan tingkat pengangguran. Jumlah angkatan kerja pada Februari 2014 bertambah sebanyak 5,2juta orang dibanding keadaan Agustus 2013 dan bertambah sebanyak 1,7 juta orang dibandingkeadaan Februari Penduduk yang bekerja pada Februari 2014 bertambah sebanyak 5,4 juta orangdibanding keadaan Agustus 2013, atau bertambah sebanyak 1,7 juta orang dibanding keadaan setahunyang lalu (Februari 2013). Sementara jumlah penganggur pada Februari 2014 mengalami sedikitpenurunan yaitu sebanyak 260 4
5 ribu orang jika dibanding keadaan Agustus 2013, dan berkurangsebanyak 50 ribu orang jika dibanding keadaan Februari 2013( Berita Resmi Statistik No. 38/05/Th. XVII, 5 Mei 2014). Struktur lapangan pekerjaan hingga Februari 2014 tidak mengalami perubahan, dimana SektorPertanian, Perdagangan, Jasa Kemasyarakatan, dan Sektor Industri secara berurutan masih menjadipenyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Jika dibandingkan dengan keadaanfebruari 2013, jumlah penduduk yang bekerja mengalami kenaikan pada hampir semua sektorterutama di Sektor Jasa Kemasyarakatan sebanyak 640 ribu orang (3,59 persen), Sektor Perdagangansebanyak 450 ribu orang (1,77 persen), serta Sektor Industri sebanyak 390 ribu orang (2,60 persen),sedangkan yang mengalami penurunan hanya Sektor Pertanian sebanyak 280 ribu orang (0,68persen). Secara sederhana kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasiberdasarkan status pekerjaan. Dari tujuh kategori status pekerjaan utama, pekerja formal mencakupkategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya termasukpekerja informal. Berdasarkan identifikasi ini, maka pada Februari 2014 sebanyak 47,5 juta orang(40,19 persen) bekerja pada kegiatan formal dan 70,7 juta orang (59,81 persen) bekerja pada kegiataninformal. Di Sumatera Utara sendiri berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik jumlah penduduknya tercatat ada pada tahun Dari jumlah penduduk tersebut angkatan kerja di Sumatera Utara pada Agustus 2014 mencapai 6,27 juta orang. Keadaan ketenagakerjaan di Sumatera Utara pada Agustus 2014 menunjukkan adanya penurunanjumlah angkatan kerja, jumlah penduduk bekerja 5
6 dan jumlah pengangguran terbuka. Jumlah angkatankerja di Sumatera Utara pada Agustus 2014 mencapai 6,27 juta orang atau berkurang sekitar 229 ribuorang bila dibanding angkatan kerja Agustus 2013, yaitu sebesar 6,50 juta orang. Penduduk yang bekerjapada Agustus 2014 mencapai 5,88 juta orang atau berkurang sekitar 200 ribu orang dibanding Agustus2013, yaitu sebesar 6,08 juta orang. Jumlah pengangguran terbuka juga mengalami penurunan dari 419ribu pada Agustus 2013 menjadi 391 ribu pada Agustus 2014 atau berkurang sebanyak 28 ribu orang. (Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 77/11/12/Th XVII., 5 November 2014). Hasil Sakernas Agustus 2014 menunjukkan lapangan pekerjaan yang banyak menyerap tenagakerja adalah sektor pertanian sebesar 42,52 persen, diikuti oleh sektor perdagangan, rumah makan, danakomodasi sebesar 20,08 persen, sektor jasa kemasyarakatan, sosial, dan perorangan sebesar 15,39 persen.sedangkan sektor industri yang paling sedikit menyerap tenaga kerja sebesar 7,84 persen.secara sederhana kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasiberdasarkan status pekerjaan. Adapun penduduk bekerja pada kegiatan formal mencakup kategori berusahadengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya termasuk mereka yang bekerja padakegiatan informal. Berdasarkan klasifikasi sederhana itu, maka pada Agustus 2014 sekitar 2,50 juta orang(42,50%) bekerja pada kegiatan formal dan 3,38 juta orang (57,50%) bekerja pada kegiatan informal. Razali Ritonga, Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS RI menyatakan, setiap kali buruh berdemonstrasi menuntut penaikan upah minimum dan perbaikan nasib, ada sekelompok pekerja yang hanya menjadi 6
7 penonton karena tidak mungkin melakukan hal yang sama. Mereka itu ialah kelompok pekerja informal.( Bekerja di sektor informal memang harus siap menerima risiko absennya sejumlah aspek perlindungan sosial, seperti upah minimum, uang pesangon, cuti, upah lembur, jaminan kecelakaan, kematian, hari tua, dan pensiun. Secara faktual, rendahnya aspek perlindungan sosial pekerja di sektor informal menyebabkan mereka hidup dalam ketidakpastian. Kegiatan sektor itu umumnya cenderung tidak stabil dan pekerjanya rentan terperangkap dalam pengangguran dan kemiskinan. Hadirnya pekerja sektor informal tidak bisa dihindari karena hal itu berkaitan dengan kinerja ekonomi yang belum mampu menciptakan kesempatan kerja formal secara memadai. Secara faktual, lebih banyak pekerja yang bekerja di sektor informal ketimbang pekerja di sektor formal berdasarkan data BPS tahun Kesejahteraan pekerja sektor informal perlu ditingkatkan sehingga hal ini bisa sejalan dengan keinginan pemerintah untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berpihak pada penurunan jumlah penduduk miskin dan keluarganya. Atas dasar itu, hadirnya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja sektor informal dan keluarganya melalui program bukan penerima upah atau pekerja yang bekerja diluar hubungan kerja. Peningkatan kesejahteraan pekerja di sektor itu sangat dimungkinkan karena BPJS ketenagakerjaan memuat layanan jaminan kecelakaan kerja, kematian, hari tua, dan pensiun. 7
8 Program Luar Hubungan kerja ini merupakan layanan yang diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan untuk menjamin mereka yang bekerja di sektor informal atau yang disebut dengan tenaga kerja luar hubungan kerja yang melakukan kegiatan atau usaha ekonomi secara mandiri untuk memperoleh penghasilan dari kegiatan atau usahanya tersebut. Contohnya adalah mereka pedagang kaki lima, pengrajin, petani, nelayan. BPJS Ketenagakerjaan tersebar di 11 kantor wilayah di seluruh Indonesia, salah satunya adalah kantor wilayah sumatera bagian utara. Setiap Kantor Wilayah memiliki kantor cabang untuk melaksanakan pelayanan langsung dengan para pekerja. Salah satu dari kantor cabangnya ialah BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan yang terletak di JL. KAPTEN PATTIMURA NO.334 MEDAN, MEDAN BPJS Ketenagakerjaan kantor cabang medan melayani tenaga kerja dalam permberian manfaat dari setiap program BPJS Ketenagakerjaan secara langsung begitu pula untuk program Luar Hubungan Kerja. Medan adalah ibukota provinsi sumatera utara yang padat penduduk dan penduduk dikota ini bekerja diberbagai bidang pekerjaan, dan pekerja yang bekerja disektor informal juga merupakan pekerjaan yang banyak dilakoni oleh masyarakat. BPJS Ketenagakerjaan Kantor cabang Medan sendiri berada dipusat kota, sehingga terjangkau bagi tenaga kerja yang bekerja di kota ini. Kondisi yang demikian membuat kantor inipun strategis untuk dikunjungi oleh tenaga kerja baik itu untuk mendaftar sebagai peserta, membayar iuran, pengambilan dana jaminan hari tua, kecelakaan kerja dan hari tuabagi mereka pekerja disektor formal maupun disektor informal. 8
9 Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana respon peserta program luar hubungan kerjaterhadap pelayanan yang diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang medan bagi mereka sebagai peserta Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja. Hasil dari penelitian ini akan dituangkan dalam penelitian yang berjudul Respon Peserta Program Luar Hubungan Kerja Terhadap Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan. 1.2 Perumusan Masalah Masalah merupakan pokok dari suatu penelitian. Untuk itu, penelitian ini perlu ditegaskan dan dirumuskan masalah yang diteliti. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu : Bagaimana Respon Peserta Program Luar Hubungan Kerja Terhadap Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan?. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui Respon Peserta Program Luar Hubungan Kerja Terhadap Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan. 1.4 Manfaat Penelitian rangka: Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam 9
10 1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang program Luar Hubungan Kerja (LHK) yang dilaksanakan oleh BPJS Ketenagakerjaan dalam upaya peningkatan derajat kesejahteraan pekerja disektor informal 2. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi berupa kritik dan saran kepada pihak-pihak pelaksana program Luar Hubungan Kerja (LHK) dengan mengetahui respon peserta BPJS Ketenagakerjaan terhadap pelayanan yang diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan. Dengan demikian, program LHK ini dapat dilaksanakan dengan lebih baik dari sebelumnya. 3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang berhubungan dengan penelitian ini. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan memahami dan mengetahui isi yang terkandung dalam skripsi ini, maka diperlukan sistematika. Sistematika Penulisan secara garis besarnya dikelompokkan dalam enam bab, dengan urutan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Berisikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penelitian. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, definisi konsep dan definisi operasional 10
11 BAB III : METODE PENELITIAN Berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data. BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Berisikan tentang sejarah singkat serta gambaran umum lokasi penelitian dan data-data lain yang berhubungan dengan objek yang akan diteliti. BAB V : ANALISIS DATA Berisikan uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian beserta dengan analisisnya. BAB VI : PENUTUP Berisikan tentang pokok-pokok kesimpulan dan saran-saran yang perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian. 11
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan dalam bidang ketenagakerjaan merupakan bagian dari usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan dalam bidang ketenagakerjaan merupakan bagian dari usaha sumber daya manusia yang diarahkan pada tujuan meningkatkan harkat, martabat dan kemampuan manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada alinea ke IV yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cita-cita Negara didirikan adalah mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan sosial. Indonesia merupakan Negara kesejahteraan sebagaimana tercantum dalam pembukaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap barang dan jasa, kesehatan, geografis, gender, dan kondisi lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah global yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, satu sama lain seperti: tingkat pendapatan, pendidikan, akses
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2015
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 35/05/12/Th XVIII, 05 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SUMATERA UTARA SEBESAR 6,39 PERSEN. angkatan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2013
BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 76/11/35/Th. XI, 6 November 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2013 AGUSTUS 2013 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA JAWA TIMUR SEBESAR 4,33 PERSEN Penduduk usia 15
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 29/05/61/Th. XX, 05 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,22 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Kalimantan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA AGUSTUS 2015
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 71/11/12/Th. XVIII, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,71 PERSEN angkatan kerja di
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015
BADAN PUSAT STATISTIK No. 47/05/Th. XVIII, 5 Mei 05 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 05 FEBRUARI 05: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,8 PERSEN Angkatan kerja Indonesia pada Februari 05 sebanyak 8,3
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015
KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 No. 66/11/13/Th XVIII, 05 November 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,89 PERSEN Angkatan kerja Sumatera Barat pada Agustus 2015 sebanyak 2,35
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2011
BADAN PUSAT STATISTIK No. 74/11/Th. XIV, 7 November 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2011 AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,56 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Agustus
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015
KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015 No. 31/5/13/Th XVIII, 05 Mei 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,99 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Sumatera Barat pada Februari 2015 mencapai
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 65/11/61/Th. XIX, 07 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,23 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Kalimantan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2016
No. 056/11/14/Th. XVII, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016, TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 7,43 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Riau pada Agustus 2016
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014
BADAN PUSAT STATISTIK KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,70 PERSEN No. 38/05/Th. XVII, 5 Mei 2014 Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2010
BADAN PUSAT STATISTIK No. 77/12/Th. XIII, 1 Desember 2010 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2010 AGUSTUS 2010: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 7,14 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Agustus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia masalah tentang keselamatan kerja belum menjadi sebuah isu yang serius dibicarakan dalam dunia industri. Masih banyak pengusaha yang belum memikirkan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA FEBRUARI 2015
No. 28/5/94/Th.VII, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,72 PERSEN. Jumlah angkatan kerja di Papua pada Februari 2015 mencapai 1.709.668
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016
No. 66/11/13/Th XIX, 07 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,09 PERSEN Angkatan kerja Sumatera Barat pada Agustus 2016 sebanyak 2,47 juta
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2013
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 34/05/12/Th. XVI, 06 Mei 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2013 Jumlah angkatan kerja di Sumatera Utara pada bulan sebanyak 6,45 juta orang, terdiri dari
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2015
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 33/05/73/Th. IX, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2015 Struktur ketenagakerjaan di Provinsi Sulawesi Selatan berfluktuasi dari tahun ke tahun.
Lebih terperinciKETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
No. 78/11/19/Th.XIII, 5 November 2015 KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Jumlah penduduk yang bekerja pada 2015 sebanyak 623.949 orang yaitu bertambah 19.726 orang dibandingkan 2014 sebanyak
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 32/05/61/Th. XVIII, 05 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,78 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Kalimantan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011
No. 60/11/51/Th. V, 7 Nopember 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011 Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2011, tercatat sebanyak 2.952,55 ribu penduduk usia kerja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian perencanaan pembangunan, terutama di negara sedang berkembang, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang tidak bisa lepas dari sektor informal. Keberadaan sektor informal di Indonesia tidak terlepas dari proses pembangunan yang sedang
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Berdasarkan BPS (2010), jumlah penduduk miskin di Indonesia mengalami penurunan sebesar 1,5 juta orang. Pada Maret 2009, jumlah penduduk miskin sebesar 32,5 juta orang, sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat sebagai terjemahan istilah society merupakan sekelompok
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat sebagai terjemahan istilah society merupakan sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem di mana besar interaksi adalah antara individu-individu
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 29/05/61/Th. XVII, 05 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,53 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Kalimantan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional.
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dan terus mengedepankan pembangunan guna meningkatkan seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2014
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 34/05/12/Th. XVII, 5 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,95 PERSEN angkatan kerja di Sumatera
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2016
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 29/05/12/Th. XIX, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,49 PERSEN angkatan kerja di Sumatera
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, FEBRUARI 2013
BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 34/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, FEBRUARI 2013 FEBRUARI 2013 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA JAWA TIMUR SEBESAR 4,00 PERSEN Jumlah angkatan kerja
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA BARAT AGUSTUS 2014
No. 66/11/13/Th XVII, 5 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA BARAT Jumlah angkatan kerja di Sumatera Barat pada Agustus mencapai 2,33 juta orang, naik 110 ribu orang dibandingkan dengan jumlah angkatan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA AGUSTUS 2016
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 65/11/12/Th. XIX, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,84 PERSEN angkatan kerja di Sumatera
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT FEBRUARI No. 24/05/61/Th. XIII, 10 Mei Berdasarkan Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), jumlah angkatan kerja
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA AGUSTUS 2016
No. 61/11/94/Th. VIII, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,35 PERSEN. Ringkasan Jumlah angkatan kerja di Papua pada Agustus
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN FEBRUARI 2016
No. 30/05/36/Th.X, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN FEBRUARI 2016 Jumlah angkatan kerja pada Februari 2016 mencapai 5.686 r i b u orang, berkurang sebesar 11 ribu orang dibandingkan jumlah angkatan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN SULAWESI SELATAN AGUSTUS 2015
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 69/11/73/Th. IX, 5 Nopember 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN SULAWESI SELATAN AGUSTUS 2015 Struktur ketenagakerjaan di Provinsi Sulawesi Selatan berfluktuasi dari tahun ke
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Papua Agustus 2017 No. 64/11/94/Th. VIII, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Papua Agustus 2017
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karyawan atau yang juga sering disebut dengan buruh merupakan elemen penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyawan atau yang juga sering disebut dengan buruh merupakan elemen penting dalam bangsa dan Negara Indonesia. Ditinjau dari segi tugas dan tanggung jawab yang diembannya,
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015
BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 42/05/21/Th. X, 4 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 9,05 PERSEN Jumlah angkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ditegaskan bahwa tujuan Negara Indonesia adalah untuk melindungi segenap. ekonomi, maupun sosial budaya bahkan pertahanan-keamanan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia merupakan amanat konstitusi (UUD 1945). Ditegaskan bahwa tujuan Negara Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negaranegara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negaranegara berkembang di dunia. Hal yang paling mendasar yang umum dijumpai dalam suatu negara berkembang
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA FEBRUARI 2016
KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA FEBRUARI 2016 No. 26/05/94/Th.VIII, 4 Mei 2016 FEBRUARI 2016 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,97 PERSEN. Jumlah angkatan kerja di Papua pada Februari 2016 mencapai
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN NOVEMBER 2014
No. 55/11/36/Th.VIII, 5 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN NOVEMBER 2014 Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2014 mencapai 5,3 juta orang, bertambah sebesar 156 ribu orang dibandingkan jumlah
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2016
No.62/11/ 63/Th XX/07 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2016 Jumlah angkatan kerja mencapai 2,08 juta orang atau terjadi penambahan sebesar 91,13 ribu orang dibanding Agustus
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2011
BADAN PUSAT STATISTIK No. 33/05/Th. XIV, 5 Mei 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2011 FEBRUARI 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,80 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014
BPS PROVINSI JAWA TIMUR KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014 No. 34/05/35/Th.XII, 5 Mei 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,02 PERSEN Penduduk usia 15 tahun ke atas sebesar 29,38
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia tidak dapat berjalan lancar sesuai dengan harapan dan cita-cita luhur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kerja telah menjadi salah satu modal utama dan menduduki peranan yang sangat penting untuk memajukan pembangunan nasional Indonesia. Tanpa didukung tenaga kerja
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017
KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 No. 28/5/13/Th XX, 05 Mei 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,80 PERSEN Angkatan kerja Sumatera Barat pada Februari 2017 sebanyak 2,62 juta,
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015
No. 36/05/51/Th. IX, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali pada Februari 2015 mencapai 2.458.784 orang, bertambah sebanyak 142.026 orang
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,99 PERSEN.
No. 63/11/94/Th.VII, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,99 PERSEN. Jumlah angkatan kerja di Papua pada Agustus 2015 mencapai
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN
BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 66/11/16/Th. XVIII, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN Jumlah angkatan kerja di
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA AGUSTUS 2009
BADAN PUSAT STATISTIK No. 75/12/Th. XII, 1 Desember 2009 KEADAAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA AGUSTUS 2009 Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Agustus 2009 mencapai 113,83 juta orang, bertambah 90 ribu
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 28/05/61/Th. XIV, 7 Mei 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT 2012: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sebesar 3,4 persen Jumlah angkatan kerja pada 2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula. keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup. Tentunya demand untuk menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum kesehatan merupakan salah satu aspek yang menentukan tinggi rendahnya standar hidup seseorang (Todaro,2000). Oleh karena itu, status kesehatan yang relatif
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 No. 103/11/Th. XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 A. KEADAAN KETENAGAKERJAAN Agustus 2017: Tingkat
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 66/11/61/Th. XVII, 5 Nopember 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT AGUSTUS 2014 Agustus 2014 : Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sebesar 4,04 Persen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia. Perkembangan asuransi di Indonesia tentunya tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dan teknologi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berlandaskan pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berlandaskan pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 untuk dapat menciptakan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur, berbagai program pembangunan diarahkan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2013
No. 27/5/75 Th VII, 6 Mei 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2013 - Jumlah angkatan kerja pada Februari 2013 mencapai 480.382 orang, bertambah 14.309 orang dari keadaan Agustus 2012
Lebih terperinciProfil Pekerjaan yang Layak INDONESIA
Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA Ringkasan Selama 15 tahun terakhir, Indonesia mengalami perubahan sosial dan politik luar biasa yang telah membentuk latar belakang bagi pekerjaan layak di negeri
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 31/05/32/Th. XVII, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,40 PERSEN Berdasarkan hasil Sakernas bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. namanya menjadi BPJS Ketenagakerjaan. 1 Jaminan Sosial adalah salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya jaminan sosial ketenagakerjaan terus berubah dan berkembang sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja. Pada era tahun dua ribuan sistem penjaminan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016
BPS PROVINSI JAWA TIMUR KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016 No. 33/05/35/Th.XIV, 4 Mei 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,14 PERSEN Penduduk usia 15 tahun ke atas di Jawa Timur
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN FEBRUARI 2015
No. 26/05/36/Th.IX, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN FEBRUARI 2015 Jumlah angkatan kerja pada Februari 2015 mencapai 5.697 r i b u orang, bertambah sebesar 218 ribu orang dibandingkan jumlah angkatan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAMBI AGUSTUS 2015
No. 67/11/15/Th.VIII, 5 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAMBI AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,34 PERSEN Angkatan kerja Provinsi Jambi pada Agustus 2015 sebanyak
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH
No.81 /11/33/Th.IX, 05 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,99 PERSEN Angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2015 sebanyak 17,30 juta orang,
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2013
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 77/11/21/Th. VIII, 6 November 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2013 AGUSTUS 2013: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,25
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH
No. 28/05/33/Th.VI, 07 Mei 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH FEBRUARI 2012: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,88 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Februari 2012 mencapai 17,12 juta
Lebih terperinciBPS PROVINSI DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 55/11/31/Th.XVI, 5 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2014 AGUSTUS 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,47 PERSEN Jumlah angkatan kerja di
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2017
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 30/05/12/Th. XX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,41 PERSEN angkatan kerja di Sumatera
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja Jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dan penghasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut pemerintah berupaya secara maksimal untuk memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan UUD 1945 (Undang-Undang Dasar) dijelaskan bahwa salah satu tujuan Negara Indonesia adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan nasional disegala bidang, salah satunya dalam sektor ketenagakerjaan. Pelaksanaan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016
BPS PROVINSI SULAWESI BARAT KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS No. 69/11/76/Th.X, 7 November AGUSTUS : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SULAWESI BARAT SEBESAR 3,33 PERSEN Penduduk usia kerja di Sulawesi Barat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan diperhatikan oleh pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 80/11/64/Th. XVIII, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2015 Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Timur pada Agustus 2015 tercatat sebanyak
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2016
No. 76/11/51/Th. X, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2016 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali pada Agustus 2016 mencapai 2.463.039 orang, bertambah sebanyak 80.573 orang
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2009
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 19/05/31/Th.XI, 15 Mei 2009 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2009 TPT DKI JAKARTA BULAN FEBRUARI 2009 SEBESAR 11,99 PERSEN angkatan kerja pada Februari 2009
Lebih terperinciKEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN
KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA Pembukaan lapangan kerja Perluasan kesempatan kerja Kebijakan dalam PHK Kebijakan pengupahan Perlindungan tenaga kerja: 1. Waktu kerja 2.
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH
No.37/05/33/Th.IX, 05 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH FEBRUARI2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,31 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Februari 2015 yang sebesar 18,29 juta
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT AGUSTUS 2015
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 67/11/32/Th. XVII, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT AGUSTUS 2015 Agustus 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,72 PERSEN Jawa Barat mengalami penurunan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT FEBRUARI 2008
No. 04/05/91/Th. II,15 Mei 2008 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT FEBRUARI 2008 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Papua Barat pada Februari 2008 mencapai 344.205 orang, bertambah 48.059 orang
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH
No.79 /11/33/Th.X, 07 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,63 PERSEN Angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2016 sebanyak 17,31 juta orang,
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 28/05/32/Th. XVIII,4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,57 PERSEN Berdasarkan hasil Sakernas bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai masalah, seperti pengangguran, kemiskinan, tingkat pendapatan yang rendah dan lain sebagainya. Dimana
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012
No.28/05/63/Th XVI/07 Mei 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012 Jumlah penduduk angkatan kerja pada 2012 sebesar 1,887 juta jiwa. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 2,55
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang diarahkan untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. Keberhasilan sebuah pemerintah
Lebih terperinciSITUASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA *) FEBRUARI 2005
No. 37 / VIII / 1 Juli SITUASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA *) FEBRUARI Jumlah angkatan kerja Februari mencapai 105,8 juta orang, bertambah 1,8 juta orang dibanding Agustus sebesar 104,0 juta orang. Jumlah
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2014
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 28/05/73/Th. VIII, 5 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2014 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Sulawesi Selatan pada Februari 2014 mencapai 3.677.576
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
No. 74/11/35/Th.XV, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR Keadaan Ketenagakerjaan Jawa Timur Agustus 2017 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jawa Timur sebesar
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA AGUSTUS 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No 81/11/64/Th. XVIII, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA AGUSTUS 2015 Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Utara pada Agustus 2015 tercatat sebanyak
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA FEBRUARI 2017
No. 28/05/94/Th.VIII, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,96 PERSEN. Ringkasan Jumlah angkatan kerja di Papua pada Februari 2017
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Keadaan Ketenagakerjaan Sumatera Barat Agustus 2017 No. 62/11/13/Th. XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Sumatera Barat Agustus 2017 Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016
No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei 2014 No. 65/11/82/Th XV, 07 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS Jumlah angkatan kerja di Maluku Utara pada mencapai 524,5 ribu orang bertambah 10,9 ribu orang
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015
No. 60/11/14/Th. XVI, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015, TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 7,83 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Riau pada Agustus 2015 mencapai
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017
BPS PROVINSI JAWA TIMUR KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 No. 33/05/35/Th.XV, 5 Mei 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,10 PERSEN Penduduk usia 15 tahun ke atas di Jawa Timur
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO AGUSTUS 2016
No. 64/11/75/Th.X, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO AGUSTUS 2016 - Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2016 mencapai 562.196 orang, berkurang 1.206 orang dari keadaan Februari
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2017
KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2017 No. 28/05/75/Th. XI, 5 Mei 2017 - Jumlah angkatan kerja pada Februari 2017 mencapai 590.063 orang, bertambah 27.867 orang dari keadaan Agustus 2016
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016
KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016 No.31/05/71/Th.X, 4 Mei 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 7,82 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Sulawesi Utara pada Februari 2016 mencapai 1,18
Lebih terperinci