BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan. otonomi daerah dan desentralisasi fiskal.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan. otonomi daerah dan desentralisasi fiskal."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak Daerah merupakan pajak yang dikelola oleh Pemerintah Daerah baik Pemerintah Daerah Tingkat I maupun Pemerintah Daerah Tingkat II yang hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dan pengembangan daerah. Berlakunya Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah membuat pemerintah pusat mengalihkan sebagian pajak pusat menjadi pajak daerah. Hal ini merupakan wujud tindak lanjut dari kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. (Anggraeni, 2015) Tujuan dari pengalihan pengelolaan sebagian pajak pusat ke daerah adalah untuk meningkatkan Penerimaan Daerah. Dengan demikian pemerintah daerah dapat memaksimalkan penerimaan daerah dengan menggali potensi yang dimiliki daerah tersebut. Selain itu langkah tersebut dapat diambil pemerintah untuk menata sistem pembangunan nasional. Pemerintah Kabupaten/Kota dapat memaknai bagaimana daerah tersebut secara maksimal dapat mengelola penerimaan yang dialihkan dari pusat ke daerah. Pengalihan tersebut merupakan kewenangan yang diberikan sepenuhnya dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah dalam mengelola potensi sumber daya yang dimiliki daerah. (Haryadi, 2013) Berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 pengalihan pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan ke seluruh Kabupaten/Kota dimulai paling lambat 1 Januari Pada tahun 2011 hanya satu kota saja yang siap melakukan 1

2 2 pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan yaitu Kota Surabaya. Setelah kota Surabaya melaksanakan pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan disusul 17 (tujuh belas). Kabupaten/Kota yang mengelola Pajak Bumi dan Bangunan salah satunya adalah Kota Semarang. Kemudian di tahun 2013 ada sekitar 105 (seratus lima) kabupaten/kota yang mengelola Pajak Bumi dan Bangunan. Dari seluruh Kabupaten/Kota yang belum menerima pengalihan pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan (sebanyak 369 kab./kota) sudah mempersiapkan diri untuk menerima pengalihan tersebut sehingga diharapkan pada tahun 2014 seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia sudah sepenuhnya melakukan pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan sektornya masing-masing. Tujuan Pengalihan pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan menjadi Pajak Daerah sesuai dengan Undang-undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah: 1. Meningkatkan akuntabilitas penyelenggaraan otonomi daerah memberikan peluang baru kepada daerah untuk mengenakan pungutan baru (menambah jenis pajak daerah dan retribusi daerah). 2. Memberikan kewenangan kepada daerah dalam penetapan tarif pajak daerah. 3. Menyerahkan fungsi pajak sebagai instrumen penganggaran dan pengaturan pada daerah.

3 3 Tabel 1.1 Perkembangan Pajak Daerah Periode Tahun Sumber : Kementrian Keuangan Dari grafik diatas, dapat terlihat realisasi Pajak Daerah hampir setiap tahunnya mencapai atau bahkan melampaui target, namun pada tahun 2011 realisasi penerimaan dari sektor pajak daerah hanya mencapai 91%. Namun pada tahun 2014 realisasi penerimaan Pajak Daerah mengalami penurunan dimana dari target yang telah ditetapkan hanya mampu terealisasi sebesar 89%. Rendahnya persentase realisasi ini dikarenakan target yang ditetapkan dalam APBD tidak sesuai dengan potensi yang ada, namun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dalam jumlah rupiah mengalami peningkatan dimana pada tahun 2013 terealisasi Rp. 5,9 milyar dari target Rp. 5,4 milyar dan pada tahun 2014 terealisasi sebesar Rp. 7,88 milyar dari target Rp. 8,89 milyar. Pemerintahan kota Semarang berusaha keras untuk menyelesaikan verifikasi Piutang Pajak Bumi dan Bangunan. Pasalnya, sesuai dengan instruksi dari Badan Pemeriksa Keuangan Pusat, verifikasi harus selesai pada 25 Juli (Heverita G Rahayu, 2016) menjelaskan, verifikasi piutang Pajak Bumi dan Bangunan sudah dilakukan sejak 24 Juni 2016 lalu, sesuai instruksi dari Badan Pemeriksa Keuangan

4 4 Pusat. Badan Pemeriksa Keuangan ingin memeriksa kembali Pajak Bumi dan Bangunan di setiap Kabupaten/Kota di Indonesia, setelah pengelolaan pajak dari pemerintah pusat dialihkan kepada pemerindah daerah. Tidak cukup hanya melihat data dari kantor pajak. Badan Pemeriksa Keuangan meminta agar masing-masing Kabupaten/Kota melakukan verifikasi langsung kepada warga. Dari tahun 2011 pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan ditangani langsung Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pusat. Namun, sejak diterbitkan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009, pengelolaan pajak dilimpahkan kepada masing-masing daerah, terhitung mulai Saat ini Badan Pemeriksa Keuangan ingin memverifikasi data mulai 1994 hingga Dalam kurun waktu itu, Badan Pemeriksa Keuangan menemukan piutang Pajak Bumi Bangunan Kota Semarang yang belum terbayar sekitar Rp 163,5 miliar dari wajib pajak. Mengetahui hal tersebut Pemerintahan kota Semarang juga belum mendapatkan kejelasan kenapa Badan Pemeriksa Keuangan meminta verifikasi Pajak Bumi Bangunan sejak bukan dari tahun-tahun sebelumnya, seperti 1991 atau Terdapat kemungkinan Badan Pemeriksa Keuangan sedang memeriksa Kantor Pajak Pusat Namun, Pemerintahan Kota Semarang akan berusaha memenuhi permintaan Badan Pemeriksa Keuangan. Target Pemerintahan kota Semarang 70 persen dari jumlah total bisa terkumpul. Dalam kasus ini terjadi karena adanya kelemahan validasi data. Badan Pemeriksa Keuangan meminta agar ada perbaikan untuk segera secara nyata dan didapatkan sebagai pendapatan asli daerah. Hal ini harus dilakukan agar tidak terjadi persoalan lagi di kemudian hari. Wali Kota Semarang menginginkan agar

5 5 Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Semarang secara intens dan cepat untuk mendata ulang kepada warga yang belum terdaftar tersebut. Menurutnya, hal ini akan berpengaruh terhadap target pendapatan daerah dari Pajak Bumi dan Bangunan yang masuk di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Selain itu, permasalahan dilatar belakangi karena belum adanya peraturan perundang-undangan menjadikan pengelolaan piutang Pajak Bumi dan Bangunan di Dinas Pendapatan Kota Semarang kurang maksimal. Faktor penghambat dalam pengelolaan piutang Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Semarang juga berasal dari faktor Sumber Daya Manusia, kurangnya koordinasi dengan pemerintah pusat mengakibatkan sumber daya aparatur kurang siap dalam mengelola piutang Pajak Bumi Bangunan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Rendahnya pengetahuan aparatur dalam pengelolaan Piutang Pajak Bumi dan Bangunan juga diakibatkan karena lambannya Pemerintah Kota Semarang dalam menetapkan peraturan daerah tentang pengelolaaan Piutang Pajak Bumi dan Bangunan. Penelitian oleh Martha Sri Reraningsri (2015) menyatakan bahwa Pelayanan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan setelah dialihkan dari pajak pusat menjadi pajak daerah dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah cukup efektif, ditinjau dari: 1. Pendapatan Asli Daerah dari sektor penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan mengalami kenaikan sejak tahun 2012 hingga 2013 yang meningkat sangat tinggi, meskipun pada tahun 2011 sempat mengalami penurunan. Pelayanan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan memiliki kualitas yang baik dalam melayani wajib pajak,

6 6 terutama dalam penyediaan fasilitas, sarana dan prasarana yang mencukupi dan mudah diakses oleh masyarakat. 2. Wajib pajak merasa cukup puas dengan pelayanan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan, meskipun pada awal pelaksanaan di tahun 2011 para wajib pajak merasa kurang puas dengan pelayanan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan dikarenakan banyak terdapat kesalahan data. Sedangkan pada tahun-tahun setelahnya permasalahan tersebut sudah dapat terselesaikan dan wajib pajak sudah cukup puas dengan pelayanan yang diberikan. Dalam penelitian Tomi Hariadi (2013) menunjukkan bahwa implementasi pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan menjadi pajak daerah secara umum proses implementasi pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan menjadi Pajak Daerah yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah telah berjalan dengan lancar dan baik. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan yang efektif akan dilaksanakan pada 1 Januari 2013 dan Peraturan Pelaksana terkait dengan proses pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan telah diterbitkan walaupun belum semuanya rampung diselesaikan pada awal masa pengalihan. Hal penting yang masih perlu ditingkatkan adalah kapasitas Sumber Daya Manusia pelaksananya sarana dan prasarana pendukungnya. Untuk melihat sejauh mana potensi Pajak Bumi dan Bangunan dapat dipungut oleh daerah, masih memerlukan penelitian lanjutan setelah data penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan tahun 2013 dapat diperoleh. Hasil Penelitian dari Voni Lestari (2015) menyatakan bahwa dengan adanya pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan dari pajak pusat menjadi Pajak Daerah

7 7 mempengaruhi pendapatan daerah. Pendapatan daerah mengalami kenaikan, hal ini karena sebelum adanya pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan daerah hanya mendapatkan bagi hasil dari pajak pusat sebesar 64,8%, setelah adanya pengalihan 100% pendapatan dari pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan menjadi Pendapatan Daerah. Sehingga manfaat yang telah ditetapkan pemerintah, yaitu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah tercapai. Dengan latar belakang penelitian yang dilakukan oleh Martha Sri Renaningsih (2015) mengungkapkan bahwa Pelayanan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan setelah dialihkan dari Pajak Pusat menjadi Pajak Daerah dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Surabaya adalah cukup efektif, inilah yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, karena Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dimasukkan dalam akun Pendapatan Asli Daerah. Namun, sebelum adanya pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan masuk dalam akun Dana Bagi Hasil dalam Penerimaan Daerah. Dengan adanya pengalihan akun tersebut beserta bukti yang sudah ada peneliti ingin meneliti bagaimana pengaruh pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan tersebut terhadap penerimaan Pendapatan Daerah apakah mengalami kenaikan atau tidak, maka peneliti mengambil judul PELAKSANAAN PENGALIHAN PIUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA SEMARANG (Studi Pasca Pengalihan Pajak Bumi Bangunan Menjadi Pajak Daerah)

8 8 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah utama yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang adalah : Bagaimanakah potensi penurunan pendapatan daerah karena adanya piutang yang menyebabkan salah satu kebijakan pemerintah mengalihkan Pajak Bumi Bangunan menjadi Pajak Daerah. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan judul yang diambil penulis, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui apa yang menjadi bahan pertimbangan awal Pemerintah Pusat melakukan pengalihan Pajak Bumi Bangunan dan sejauh mana kesiapan pelaksanaan pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan yang dialihkan menjadi Pajak Daerah di Kota Semarang. 1.4 Kegunaan Penulisan 1. Bagi Penulis - Memberikan masukan dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dibidang perpajakan khususnya mengenai permasalah pengalihan pengelolaan piutang Pajak Bumi dan Bangunan menjadi Pajak Daerah - Penelitian ini akan menjadi bahan perbandingan atau acuan dalam pengembangan penelitian selanjutnya terutama dibidang perpajakan

9 9 2. Bagi Akademik Dapat menambah kepustakaan dan dapat memberikan masukan dibidang perpajakan, khususnya mengenai pengalihan pengelolaan piutang Pajak Bumi dan Bangunan menjadi Pajak Daerah Di Kota Semarang 3. Bagi Perusahaan atau Instansi - Dapat memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan masukan kepada pemerintah daerah Kota Semarang dalam rangka persiapan dan pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan sehingga diharapkan dapat mengoptimalkan potensi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan ini dalam menopang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

10 10

11 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Studi ini dilakukan untuk memahami karakteristik organisasi yang mengikuti praktik umum tertentu seperti halnya pada Pemerintah Kabupaten Semarang yang telah menerapkan aturan berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 yang telah diterapkan oleh daerah-daerah lain di Indonesia. Studi deskriptif ini bertujuan untuk memberikan kepada peneliti sebuah riwayat atau untuk menggambarkan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena perhatian dari perspektif seseorang, organisasi atau lainnya (Sekaran, 2010). Sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Fokus penelitiannya 1. Langkah yang diambil dalam mengelola Piutang Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Semarang Pasca Pengalihan Pajak Bumi Bangunan menjadi Pajak Daerah. 2. Faktor-faktor penghambat Pengelolaan Piutang Pajak Bumi Bangunan Pasca Pengalihan Pajak Bumi Bangunan menjadi pajak daerah di Kota Semarang. 1.2 Setting Penelitian Sehubungan dengan permasalahan yang tengah dihadapi penelitian ini menjadikan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pajak Bumi dan Bangunan di Jl. Pemuda No.148, Semarang Jawa Tengah menjadi lokasi penelitian. Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan yang telah dilakukan dikota 1

12 2 Semarang berpengaruh pada Pendapatan Asli Daerah Kota Semarang yang sampai sekarang ini masih menjadi permasalahan yang harus dihadapi pemerintah daerah Kota Semarang. Dalam verifikasi data wajib pajak masih terjadi persoalan nasional. Badan Pemeriksa Keuangan ingin memeriksa kembali Pajak Bumi dan Bangunan di setiap Kabupaten/Kota di Indonesia, setelah pengelolaan pajak dari Pemerintah Pusat dialihkan kepada Pemerindah Daerah. Tidak cukup hanya melihat data dari kantor pajak saja. Badan Pemeriksa Keuangan meminta agar masingmasing Kabupaten/Kota melakukan verifikasi langsung kepada wajib pajak. Dari tahun 2011 pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan ditangani langsung oleh Kantor Pelayanan Pajak. Periode penelitian ini dilakukan dari bulan September sampai dengan Desember 2016 yang mana aktifitas yang kami lakukan antara lain: Tabel 3.1 Aktifitas Penelitian NO AKTIVITAS KETERANGAN 1. Melayani pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan 2. Menginput data Pajak Bumi dan Bangunan 3. Simulasi data massal piutang Pajak Bumi dan Bangunan 4. Pencetakan massal piutang Pajak Bumi dan Bangunan Melayani transaksi yang berkaitan dengan Pajak Bumi dan Bangunan Data Objek baru, Pembetulan data wajib pajak, Pemutasian, Pemecahan, Simulasi berguna untuk pengujian kevalid an data piutang Pajak Bumi dan Bangunan Pencetakan yang dilakukan serentak dikantor DPKAD kota Semarang Alasan kenapa melakukan penelitian di Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dikarenakan adanya permasalahan dalam verifikasi data Piutang Pajak Bumi dan Bangunan di Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota

13 3 Semarang. Pasalnya, sesuai dengan instruksi dari Badan Pemeriksa Keuangan Pusat, verifikasi harus selesai pada 25 Juli 2016 lalu. verifikasi piutang Pajak Bumi dan Bangunan sudah dilakukan sejak 24 Juni 2016, namun sesuai instruksi dari Badan Pemeriksa Keuangan Pusat. Badan Pemeriksa Keuangan ingin memeriksa kembali Pajak Bumi dan Bangunan di setiap Kabupaten/Kota di Indonesia, setelah pengelolaan pajak dari pemerintah pusat dialihkan kepada pemerindah daerah. Tidak cukup hanya melihat data dari Kantor Pajak. Badan Pemeriksa Keuangan meminta agar masing-masing Kabupaten/Kota melakukan verifikasi langsung kepada warga. Dari tahun 2011 pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan ditangani langsung Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pusat. Namun, sejak diterbitkan UU Nomor 28 tahun 2009, pengelolaan pajak dilimpahkan kepada masing-masing daerah, terhitung mulai Saat ini Badan Pemeriksa Keuangan ingin memverifikasi data mulai 1994 hingga Dalam kurun waktu itu, Badan Pemeriksa Keuangan menemukan piutang Pajak Bumi Bangunan Kota Semarang yang belum terbayar sekitar Rp 163,5 miliar dari wajib pajak. Mengetahui hal tersebut Pemerintahan kota Semarang juga belum mendapatkan kejelasan kenapa Badan Pemeriksa Keuangan meminta verifikasi Pajak Bumi Bangunan sejak bukan dari tahun-tahun sebelumnya, seperti 1991 atau Terdapat kemungkinan Badan Pemeriksa Keuangan sedang memeriksa Kantor Pajak Pusat Namun, Pemerintahan Kota Semarang akan berusaha memenuhi permintaan Badan Pemeriksa Keuangan. Target Pemerintahan kota Semarang 70 persen dari jumlah total bisa terkumpul. Dengan demikian Badan Pemeriksa Keuangan meminta agar ada perbaikan untuk segera secara nyata dan

14 4 didapatkan sebagai pendapatan asli daerah. Hal ini harus dilakukan agar tidak terjadi persoalan lagi di kemudian hari. 3.3 Pemilihan Informan Informan dalam penelitian adalah orang atau pelaku yang benar-benar tahu dan menguasai masalah, serta terlibat langsung dengan masalah penelitian. Dengan mengunakan metode penelitian kualitatif, maka peneliti sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor kontekstual, jadi dalam hal ini sampling menjaring informasi dari berbagai sumber. Pemilihan informan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah berdasarkan pada asas subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data, dan bersedia memberikan informasi lengkap dan akurat. Penelitian kualitatif tidak dipersoalkan jumlah informan, tetapi bisa tergantung dari tepat tidaknya pemilihan informan kunci, dan komplesitas dari keragaman fenomena sosial yang diteliti. Dengan demikian, informan ditentukan dengan Teknik Purposive yaitu Peneliti memilih informan menurut kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Kriteria ini harus sesuai dengan topik penelitian. Mereka yang dipilih pun harus dianggap kredibel untuk menjawab masalah penelitian. (Sekaran, 2010)

15 5 Tabel 3.2 Informan dan Responden No Status Nama Jabatan Alasan 1. Informan Koordinator IT Pengkoordinasi 1 Bidang Pajak 2. Informan 2 3. Informan 3 Bapak Binawan Febriarto Bapak Muhammad Sulton Bapak Wahyu Nugraha Staf IT Bidang Pajak Koordinator Pajak Bumi dan Bangunan kegiatan lingkup Teknologi Sistem Informasi dan Komunikasi dalam Bidang Pajak Mengatur, dan merencanakan, Teknologi Sistem Informasi dan Komunikasi dalam Bidang Pajak Pengkoordinator Pajak Bumi dan Bangunan dilingkup DPKAD 3.4 Metode Pengumpulan Data Adapun pengumpulan data harus relevan dengan obyek penelitian dan merupakan langkah yang harus dilakukan dalam penelitan ini. Maka diperlukan adanya metode pengumpulan data yang sesuai. Untuk metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Wawancara Mendalam (in depth interview) Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian. Teknik penelitian dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan dengan responden. Data yang dikumpulkan umumnya berupa masalah tertentu yang bersifat kompleks. Sensitif atau kontroversial. Sehingga kemungkinan jika dilakukan dengan teknik kuisioner akan kurang memperoleh tanggapan responden. Teknik wawancara dilakukan terutama untuk responden yang tidak dapat membaca-menulis atau jenis pertanyaan yang memerlukan penjelasan dari wawancara atau memerlukan

16 6 penerjemah. Hasil wawancara selanjutnya dicatat oleh pewawancara sebagai data peneliti. (Nur Indriantoro,1999). Menurut Esterberg (2002) mendefinisikan wawancara sebagai berikut : a meeting of two persons to exchange information and idea throught question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic. Wawancara adalah melakukan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti tetapi apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan dari pada laporan tentang diri sendiri atau self-report atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan keyakinan pribadi. (Sugiyono, 2007) Observasi Nasution (1988) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data yaitu fakta mengetahui dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda luar angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.

17 7 Marshall (1995) menyatakan bahwa through observation the researcher learn abaout behavior and the meaning attached to those behavior. Melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Metode pengumpulan data primer dalam penelitian ilmiah selain survei adalah observasi, yaitu proses pencatatan pola perilaku subyek (orang), objek (benda) atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti. Kelebihan metode observasi dibandingkan dengan metode survei bahwa data yang dikumpulkan umumnya tidak terdistorsi, lebih akurat dan bebas dari respon bias. Metode observasi dapat mengasilkan data yang lebih rinci mengenai perilaku (subyek), benda atau kejadian (obyek) dibandingkan dengan metode survei. Metode observasi meskipun demikian tidak bebas dari kesalahan-kesalahan. Pengamat kemungkinan memberikan catatan tambahan yang bersifat subyektif (observasi bias) seperti halnya terjadinya bias karena pengaruh peran pewawancara dalam metode survei (Sugiyono, 2007) Alat-alat penunjang Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data maka diperlukan bantuan alat-alat sebagai berikut: 1. Buku catatan berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data. Sekarang sudah banyak komputer yang kecil, notebook yang dapat digunakan untuk membantu mencatat data hasil wawancara.

18 8 2. Tape recorder berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan. Penggunaan tape recorder dalam wawancara perlu memberi tahu kepada informan apakah dibolehkan atau tidak 3. Camera berfungsi untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan informan/sumber data. Dengan adanya foto keabsahan data peneliti akan lebih terjamin, karena peneliti betul-betul melakukan pengumpulan data. 3.5 Kredibilitas Data Penelitian Data yang valid diperoleh dengan melakukan uji kredibilitas terhadap hasil data penelitian sesuai dengan prosedur. Uji keabsahan data dalam penelitian sering hanya ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian kualitatif kriteria utama terhadap data hasil penelitian adalah valid, reliabel dan obyektif. Validitas merupakan derajad ketetapan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian Triangulation Dalam teknik pengumpulan data triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi maka sebenarnya peneliti mengumpulkan

19 9 data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Dalam hal triangulasi, Susan Staniback (1988) menyatakan bahwa the aim is not to determine the truth about some social phenomenon rather the purpose of triangulation is to increase one s understanding of what ever is being investigated. Tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman penelitian terhadap apa yang telah ditemukan. 3.6 Teknik Analisis Teknik Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasi data ke dalam kategosi, menjabarkan kedalam unitunit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Setelah memperoleh data yang dibutuhkan, maka diperlukan suatu teknik untuk menganalisis data tersebut. Analisis kualitatif dilakukan dengan melakukan deskripsi hasil penelitian yang diterjemahkan dan diuraikan secara kualitatif untuk

20 10 memperoleh gambaran situasi atau peristiwa yang di temukan di lapangan. Dalam menerjemahkan dan menguraikan perlu dilakukan beberapa langkah operasional dalam menganalisis data. Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dicari data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan berdasarkan data yang terkumpul (Sugiyono, 2007) Teknik Deskriptif Teknik deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga, masyarakat dan yang lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya. Menurut Nazir (1988) teknik deskriptif merupakan suatu teknik dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Menurut Sugiyono (2005) menyatakan bahwa teknik deskriptif adalah suatu teknik yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.

21 11 Menurut Whitney (1960) teknik deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Dapat dikatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau masalah aktual Jenis-jenis Teknik Deskriptif Menurut Nazir (1988) mengemukakan bahwa ditinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan, serta tempat dan waktu, maka penelitian dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: a. Teknik survei Teknik survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh faktafakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. (Nazir 1988) mengemukakan bahwa Teknik survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadiankejadian relatif distribusi, dan hubungan antar variabel. Sosiologi, maupun psikologis. Survei pada dasarnya tidak berbeda dengan research (penelitian). Pemakaian kedua istilah ini kerap kali hanya dimaksudkan untuk memberikan penekanan mengenai ruang lingkup. b. Teknik deskriptif kesinambungan Teknik deskriptif dapat diartikan sebagai penelitian yang dilakukan secara terus menerus atau berkesinambungan sehingga diperoleh pengetahuan yang menyeluruh mengenai masalah, fenomena, dan kekuatan-kekuatan sosial yang

22 12 diperoleh jika hubungan-hubungan fenomena dikaji dalam suatu periode yang lama. Menurut Nazir (1988) mendefinisikan Teknik deskriptif berkesinambungan atau continuity descriptive research sebagai kerja meneliti secara deskriptif yang dilakukan secara terus menerus atas suatu objek penelitian. c. Penelitian studi kasus Penelitian studi kasus memusatkan diri secara intensive terhadap satu objek tertentu, dengan cara mempelajari sebagai suatu kasus. Berbagai unit sosial seperti seorang murid menunjukkan kelainan, sebuah kelompok keluarga, sebuah kelompok anak nakal, sebuah desa, sebuah lembaga sosial dan lain-lain dapat diselidiki secara intensive, baik secara menyeluruh maupun mengenai aspek-aspek tertentu yang mendapat perhatian khusus. (Zulnaidi, 2007)

23 13

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (Lexy, 2002:9) mendefinisikan: Penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Bentuk Penelitian 1. Metode penelitian dan Bentuk penelitian a. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah Klinik Daqu Sehat yang berlokasi di Jalan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah Klinik Daqu Sehat yang berlokasi di Jalan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah Klinik Daqu Sehat yang berlokasi di Jalan Bendungan Sigura-gura Barat No. 15 A Karang Besuki, Sukun, Kota Malang. Klinik ini ialah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kota Pekalongan, kelurahan Medono, kecamatan Pekalongan Barat.Pemilihan wilayah di Kelurahan Medono, Kecamatan Pekalongan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian merupakan sebuah keharusan dalam penelitian, karena hal ini berpengaruh pada penentuan pengumpulan data maupun metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan audit atas laporan keuangan pada KAP Drs. Joseph Munthe, M.S.,

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan audit atas laporan keuangan pada KAP Drs. Joseph Munthe, M.S., BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Seperti yang telah dijelaskan dalam bab pendahuluan sebelumnya, bahwa tujuan dari diadakannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui pelaksanaan perencanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam rangka memperoleh data. Oleh karena itu, peneliti memilih Batu Night

BAB III METODE PENELITIAN. dalam rangka memperoleh data. Oleh karena itu, peneliti memilih Batu Night BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian merupakan tempat dan keadaan dimana peneliti diharapkan dapat menangkap keadaan yang sebenarnya dari obyek yang diteliti dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bermaksud memperoleh gambaran tentang Implementasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bermaksud memperoleh gambaran tentang Implementasi BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini bermaksud memperoleh gambaran tentang Implementasi Program Bimbingan Pribadi-Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Sosial Anak.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penggunaan metode yang tepat dalam penelitian adalah syarat utama dalam mencari data. Mengingat penelitian merupakan suatu proses pengumpulan sistematis dan analisis logis terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELTIAN. variabel (Kriyantono, 2006:69). Hal ini berarti bahwa peneliti terjun langsung

BAB III METODE PENELTIAN. variabel (Kriyantono, 2006:69). Hal ini berarti bahwa peneliti terjun langsung BAB III METODE PENELTIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang akan digunakan adalah tipe dekriptif kualitatif, yaitu tipe penelitian yang bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 62 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu 1. Jenis Penelitian Menurut jenisnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field research) yaitu bahwa peneliti berangkat ke lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Metode BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis Penelitian Untuk mengetahui dampak penggunaan minuman beralkohol terhadap konformitas kelompok sebaya pada siswa SMK Muhammadiyah di Salatiga secara jelas dan mendalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Sugiyono (2010 :15) mengemukakan bahwa metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Menurut Kirk dan Miller pengertian penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Menurut Kirk dan Miller pengertian penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Setelah mengemukakan kerangka teori, maka peneliti melakukan pendekatan kualitatif. Menurut Kirk dan Miller pengertian penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Kebun Agung Jl. Satsui tubun No. 28 Kota Malang. Obyek adalah karyawan

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Kebun Agung Jl. Satsui tubun No. 28 Kota Malang. Obyek adalah karyawan BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Kantor PT. PLN (Persero) Unit Pelayanan Kebun Agung Jl. Satsui tubun No. 28 Kota Malang. Obyek adalah karyawan bagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SLB Negeri Handayani Kabupaten Sukabumi yang beralamat di jalan Raya Karang Tengah No. 126 Cibadak. Objek dan subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Deskriptif kualitatif yaitu ada beberapa definisi mengenai pendekatan ini, Bogdan dan Taylor dalam Lexy

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian tentang Implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode merupakan cara yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada Citra Kendedes Cake and Bakery

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada Citra Kendedes Cake and Bakery 51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada Citra Kendedes Cake and Bakery di Malang Raya yang manajemennya terletak di Jl. Raya Sulfat no.49 Malang. Adapun alasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dipilihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu suatu penelitian di mana peneliti langsung terjun ke lapangan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Desain penelitian pada penelitian yang dilakukan yaitu dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Satori & Aan Komariah (2014, hlm. 25) mengemukakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah teknik- teknik spesifik dalam penelitian. 1 Hal ini menjelaskan bahwa metode penelitian merupakan langkah-langkah yang harus ditempuh guna melakukan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Penelitian ini dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Penelitian ini dilakukan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan kegiatan penelitian untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Penelitian ini dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN III.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Deskriptif kualitatif yaitu ada beberapa definisi mengenai pendekatan ini, Bogdan dan Taylor ( dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. April sampai dengan 19 Juni 2016, namun apabila dalam kurun waktu. yang diperlukan benar-benar terkumpul dan lengkap.

BAB III METODE PENELITIAN. April sampai dengan 19 Juni 2016, namun apabila dalam kurun waktu. yang diperlukan benar-benar terkumpul dan lengkap. 35 A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Waktu penelitian dilaksanakan selama dua bulan dari tanggal 19 April sampai dengan 19 Juni 2016, namun apabila dalam kurun waktu tersebut data

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis dan menggambarkan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis dan menggambarkan III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis dan menggambarkan mengenai relasi DPRD dan pemerintah daerah pada perumusan kebijakan Tata Ruang Wilayah Kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Ruang lingkup dalam penelitian ini pada bidang strategi bisnis, yang difokuskan pada analisis strategi bisnis online dalam meningkatkan pendapatan. Metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data, tekhnik dan pengumpulan data dan analisis data.

BAB III METODE PENELITIAN. data, tekhnik dan pengumpulan data dan analisis data. BAB III METODE PENELITIAN Bab III ini membahas langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti untuk membuat metode dalam menjalankan penelitian. Bab ini diawali dengan penentuan lokasi penelitian, jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan datanya tidak dibatasi pada kategori-kategori tertentu saja

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan datanya tidak dibatasi pada kategori-kategori tertentu saja BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka penelitian Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif memungkinkan peneliti mempelajari isu-isu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting, karena salah satu upaya ilmiah yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi objek, sasaran suatu ilmiah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu pencerminan dari karakteristik dalam sebuah masyarakat tersebut. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. satu pencerminan dari karakteristik dalam sebuah masyarakat tersebut. Oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap masyarakat memiliki kebudayaan. Kebudayaan merupakan salah satu pencerminan dari karakteristik dalam sebuah masyarakat tersebut. Oleh sebab itu kebudayaan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian field research yaitu

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian field research yaitu 41 BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Metodologi dalam penelitian ini adalah kualitatif. Jenis metode penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian field research yaitu penilitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menemukan metode, materi nilai, pelaku, dan hasil dari internalisasi

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menemukan metode, materi nilai, pelaku, dan hasil dari internalisasi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Untuk menemukan metode, materi nilai, pelaku, dan hasil dari internalisasi nilai-nilai da wah di Sekolah Tinggi Ilmu Da wah Mohammad Natsir dalam rangka mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Koperasi Muhammadiyah Jatim yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Koperasi Muhammadiyah Jatim yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Muhammadiyah Jatim yang mempunyai produk-produk jasa syariah (simpanan dan pembiayaan). Yang berlokasi di Jl. Raya

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN 43 BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data secara langsung dari tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. kesejahteraan lansia yang dilakukan oleh gerakan Aisyiah di Perumnas

BAB II METODE PENELITIAN. kesejahteraan lansia yang dilakukan oleh gerakan Aisyiah di Perumnas 25 BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan pembinaan kesejahteraan lansia yang dilakukan oleh gerakan Aisyiah di Perumnas Condong Catur Sleman. Maka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Jenis penelitian yang peneliti lakukan

Lebih terperinci

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, RnD, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 15.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, RnD, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 15. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong sebagai penelitian lapangan (field research) dengan bentuk penelitian kualitatif deskriptif.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. BMT dilihat dari segi bagi hasil. Penelitian ini akan dilakukan pada beberapa BMT di

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. BMT dilihat dari segi bagi hasil. Penelitian ini akan dilakukan pada beberapa BMT di BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah persepsi dari nasabah mengenai keberadaan BMT dilihat dari segi bagi hasil. Penelitian ini akan dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMP Negeri 13 Kota Magelang yang beralamat di Jln. Pahlawan 167, Potrobangsan,

BAB III METODE PENELITIAN. SMP Negeri 13 Kota Magelang yang beralamat di Jln. Pahlawan 167, Potrobangsan, 54 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan April 2017 di SMP Negeri 13 Kota Magelang yang beralamat di Jln. Pahlawan 167,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Tempat Sumber data dalam penelitian ini yaitu subjek dan informan. Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang siswa tunarungu, yaitu siswa kelas VII dan VIII SMPLB

Lebih terperinci

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta : Bandung, 2006, hal. 3.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta : Bandung, 2006, hal. 3. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.1 Jenis penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder. Pada proses pengumpulan data primer, penulis melakukan observasi.

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder. Pada proses pengumpulan data primer, penulis melakukan observasi. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Pada proses pengumpulan data primer, penulis melakukan observasi. Menurut Marshall

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 53 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, dengan menggunakan metode ilmiah. 111 Metodologi adalah proses, prinsip, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif pada hakikatnya ialah mengamati orang dalam hidupnya, berinteraksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Ekonomi Syariah (LP2ES) Learning Center Bandung, yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian studi kasus ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian studi kasus ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian studi kasus ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Poerwandari (2009) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu mendeskripsikan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Factory Outlet Cargo Malang yang berlokasi di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Factory Outlet Cargo Malang yang berlokasi di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Factory Outlet Cargo Malang yang berlokasi di Jl.Tugu Utara no.4 Malang. Peneliti menentukan lokasi ini karena Factory Outlet

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 76 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitiaan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penulis menggunakan pendekatan ini karena data yang dikaji adalah deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 83 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitan 1. Tempat Untuk memperoleh berbagai keterangan yang dibutuhkan dan sesuai dengan judul penelitian ini, maka penelitian akan dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam metoda penelitian pada prinsipnya tidak terlepas dari bagaimana

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam metoda penelitian pada prinsipnya tidak terlepas dari bagaimana 36 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam metoda penelitian pada prinsipnya tidak terlepas dari bagaimana cara untuk mempelajari, menyelidiki ataupun melaksanakan suatu kegiatan secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Dalam hal ini perlu dikemukakan, mengapa metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam hal ini, peneliti menggunakan design penelitian metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis dan menggunakan tekhnik wawancara, observasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting karena salah satu upaya yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi objek, sasaran suatu ilmu yang sedang diselidiki.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Pendekatan penelitian Penelitian ini tergolong sebagai field research (penelitian lapangan), Yaitu penelitian di lapangan untuk memperoleh data atau informasi secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang kesiapan kepala sekolah dan guru SLB terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang kesiapan kepala sekolah dan guru SLB terhadap 32 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian tentang kesiapan kepala sekolah dan guru SLB terhadap pengembangan peran SLB untuk memberikan layanan sebagai Resource Center menggunakan metode deskriptif. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.1 A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Untuk memecahkan dan menemukan jawaban dari suatu permasalahan diperlukan metode dan pendekatan yang tepat agar data yang diperoleh relevan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah yang dimaksud adalah kegiatan penelitian yang didasarkan pada ciri-ciri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 36 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan tipe penelitian yang menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Agar penelitian yang dilakukan dapat menjawab permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui sebab timbulnya

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui sebab timbulnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui sebab timbulnya suatu sengketa pajak. Dari latar belakang yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dalam menyelenggarakan pemerintahan serta pembangunan nasional menganut asas desentralisasi dengan memberikan kesempatan kepada pemerintah daerah untuk menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi Penelitian Perusahaan Tama Cokelat yang berkedudukan di Kabupaten Garut menjadi lokasi penelitian penulis, dengan subjek penelitian yaitu kemasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 13 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaian dengan objek studi agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan dalam sebuah penelitian, maka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian mengenai komunikasi verbal pada siswa dengan sindrom Asperger di SD Yayasan Berubu ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar penelitian Penelitian ini berlokasi di TK DAMHIL Kelurahan Limba U Kota Selatan Kota Gorontalo, yang terletak di Jl. Raden Saleh, Kampus II Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. atau dengan menggunakan alat kuantifikasi yang lain, melainkan melakukan

METODE PENELITIAN. atau dengan menggunakan alat kuantifikasi yang lain, melainkan melakukan III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian jenis ini dimaksudkan sebagai suatu cara yang tidak menggunakan prosedur statistik atau dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bagian ini akan dijelaskan terkait dengan metode yang akan digunakan oleh peneliti untuk menjawab rumusan masalah yang ada dan pertanyaan penelitian yang telah dikemukakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. teknik analisis data, indikator kinerja, dan prosedur penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. teknik analisis data, indikator kinerja, dan prosedur penelitian. 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Mencapai tujuan penelitian dan memperoleh manfaat penelitian sebagaimana yang telah dirumuskan perlu dipilih metode penelitian yang tepat. Sebagaimana yang telah dikatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ini tergolong sebagai field research (penelitian lapangan), Yaitu penelitian di lapangan untuk memperoleh data atau informasi secara langsung

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah penerapan prinsip Total Quality Managementyaitu perbaikan sistem manajemen mutu yang berkesinambungan. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Polri bukanlah satu-satunya alat negara yang bertanggung jawab atas

BAB I PENDAHULUAN. Polri bukanlah satu-satunya alat negara yang bertanggung jawab atas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Polri bukanlah satu-satunya alat negara yang bertanggung jawab atas pemeliharaan ketertiban, ada banyak pihak diantaranya adalah masyarakat yang memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Djam an Satori (2011: 23) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian Field Research, yaitu penelitian lapangan dilakukan oleh peneliti guna mendapatkan informasi

Lebih terperinci

Saifuddin, Op. Cit., hlm. 5.

Saifuddin, Op. Cit., hlm. 5. 61 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian field research, yaitu sebuah studi penelitian yang mengambil data autentik secara obyektif/studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Palangka Raya, sedangkan waktu penelitian akan direncanakan selama 2. bulan yaitu bulan Mei sampai bulan Juli tahun 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Palangka Raya, sedangkan waktu penelitian akan direncanakan selama 2. bulan yaitu bulan Mei sampai bulan Juli tahun 2015. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Dalam penelitian proposal teses ini, rencana penulis melakukan penelitian di MTsN 2 Palangka Raya yang terletak di Jl. Cilik Riwut km 7 Palangka

Lebih terperinci

Moleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut:

Moleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu suatu proses penelitian dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian PT. GUNUNGMAS ANDIKARYA adalah pabrik Karoseri Bak &Dump Truck yang berlokasi di Jl. Trunojoyo 88 RT.27 RW.03 Gondanglegi Malang 65174 Jawa Timur 3.2 Jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong,

BAB III METODE PENELITIAN. tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tentang faktor-faktor penyebab perceraian pada keluarga tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong, kecamatan

Lebih terperinci

Pendapat lain menurut Sugiyono (2010, hlm. 50) bahwa:

Pendapat lain menurut Sugiyono (2010, hlm. 50) bahwa: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Menurut pendapat Nasution (2009, hlm. 49) lokasi penelitian menunjukkan pada pengertian tempat atau lokasi sosial penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2012:2) Metodologi merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam suatu penelitian, metode digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Tempat Penelitian Penelitian mengenai Evaluasi Program education expo SMA Karangturi Semarang tahun 2014 ini merupakan penelitian evaluatif CIPP dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, terdapat beberapa hal yang perlu dijelaskan dalam kaitannya dengan metodologi dan prosedur yang digunakan dalam penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kebenaran, tergantung dari realitas yang sedang dikaji. Sedangkan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kebenaran, tergantung dari realitas yang sedang dikaji. Sedangkan penelitian 59 BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung dari realitas yang sedang

Lebih terperinci

PENGUMPULAN DATA DAN INSTRUMEN PENELITIAN

PENGUMPULAN DATA DAN INSTRUMEN PENELITIAN PENGUMPULAN DATA DAN INSTRUMEN PENELITIAN Penelitian dilakukan karena pengetahuan, pemahaman dan kemampuan manusia yang terbatas akan suatu hal serta besarnya rasa ingin tahu manusia yang menyebabkan timbulnya

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian deskriptif dengan pendekatan BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, Dooley dalam mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah sekolah yang termasuk kluster pertama di Kota Bandung yaitu SMA Negeri 5 Bandung yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah teknik- teknik spesifik dalam penelitian. 1 Hal ini menjelaskan bahwa metode penelitian merupakan langkah-langkah yang harus ditempuh guna melakukan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting, karena salah satu upaya ilmiah yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi obyek, sasaran suaru ilmu yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif lebih menekankan pada cara berfikir yang lebih positifistik yang

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif lebih menekankan pada cara berfikir yang lebih positifistik yang BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada cara berfikir yang lebih positifistik yang bertitik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti, yaitu tipe penelitian kualitatif yang digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kewilayahan dalam penelitian ini merujuk desain penelitian deskriptifkualitatif,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kewilayahan dalam penelitian ini merujuk desain penelitian deskriptifkualitatif, BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode untuk penyusunan perencanaan partisipatif berbasis kewilayahan dalam penelitian ini merujuk desain penelitian deskriptifkualitatif, yaitu suatu metode

Lebih terperinci