BAHAN DAN METODE. mesin gerinda, termometer, alat tulis, kalkulator, komputer dan kamera.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAHAN DAN METODE. mesin gerinda, termometer, alat tulis, kalkulator, komputer dan kamera."

Transkripsi

1 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian inidilakukan di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian, dimulai pada bulan Mei sampai dengan Juli Bahan dan Alat Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin las, las kuningan, mesin bor, kunci pas, kunci ring, sarung tangan, timbangan, ember, mesin gerinda, termometer, alat tulis, kalkulator, komputer dan kamera. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah badan reaktor berupa pipa stainless stell 201, limbah polimer dari berbagai jenis plastik yang termasuk polipropiena sebanyak 2 kg, tempurung kelapa sebanyak 15 kg, baut, mur, cat dan thinner, air dan es batu. Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah studi literatur (kepustakaan), melakukan eksperimen dan melakukan pengamatan tentang alat pengolah limbah plastik yang telah ada. Kemudian dilakukan perancangaan bentuk dan pembuatan/perangkaian komponen-komponen alat. Setelah itu, dilakukan pengujian alat dan pengamatan parameter. Metodologi penelitian secara lengkap akan dijelaskan pada bagian di bawah ini: 1. Identifikasi masalah: Identifikasi masalah dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di lingkungan secara umum yang terkait dengan bidang penerapan energi 29

2 30 terbarukan dan menemukan kemungkinan pemecahan masalah atau solusi yang dapat dilakukan untuk dijadikan bahan penelitian. 2. Pengumpulan informasi dan studi literatur: Pengumpulan informasi dan studi literatur dimaksudkan untuk mempelajari penelitian-penelitian sebelumnya yang diperoleh dari sumber buku, jurnal baik pada jurnal nasional maupun internasional yang terkait dengan permasalahan yang ditemukan dan solusi dari pemacahan masalah tersebut. Pada penelitian ini studi literatur diperlukan untuk mengetahui dari sifat fisik dan kimia dari berbagai jenis plastik yang termasuk Polypropylene (PP), mengetahui bagaimana proses pirolisis plastik berlangsung, mengetahui prinsip dari kondensasi sehingga plastik mengalami perubahan fase dan berubah menjadi minyak/bahan bakar, mengetahui sistem pindah panas pada reaktor. 3. Rancangan struktural 1. Reaktor. Reaktor berbentuk silinder, pada tutup reaktor dilengkapi dengan lubang keluaran gas hasil pirolisis sebagai tempat keluarnya gas yang terhubung langsung dengan kondenser. 2. Kondensor. Kondensor pada sistem ini merupakan kondenser berpendingin air/es yang terbuat dari pipa stainless steel. Yang dilengkapi dengan pipa berbentuk spiral. Kondenser berfungsi untuk menangkap gas hasil pirolisis plastik dan mengkondensasikan asap tersebut menjadi bentuk cair. Kondenser yang dirancang terbuat dari pipa stainless steel.

3 31 3. Ruang pembakaran Sumber energi pada pirolisis ini yang digunakan adalahtempurung kelapa untuk melakukan pemanasan. Termometer digunakan untuk melakukan kontrol terhadap suhu pemanasan di dalam reaktor. Pemanas diletakkan diluar reaktor tepat di dasar reaktor. 4. Pipa penghubung Pipa Penghubung terletak diantara reaktordengan kondensor, bagianini dirancang dengan satu sisi terdapat kerucut cerobong yangmenempel pada cerobong asap, dan satu sisi lain menempel pada pipakondensor. Pipa penghubung berfungsi sebagai jalur aliran asap dari cerobong menuju kondensor. Fungsinya untuk menurunkan suhu asap polimer sebelum masuk ke kondensor. 5. Pipa Spiral (Helical coil) Terbuat dari stainless steel pipa helical coil ini dipasang di dalam kondensor. Kegunaanya untuk mengkondensasi asap hasil pirolisis. 6. Penutup Reaktor Terbuat dari stainless steel 201. Untuk menutup reaktor saat terjadi proses pirolisis. Berbentuk kerucut yang disambungkan dengan dengan pipa penghubung uap asap menuju kondensor. 7. Termometer analog 3 inci Untuk melihat suhu yang dicapai di dalam reaktor. 8. Rangka Rangka memiliki fungsi utama sebagai penyangga kokoh seluruh badan kondensor dan reaktor saat kondensor beroperasi dan juga

4 32 maupun saat tidak dioperasikan. Rangka juga berfungsi sebagai pemberi jarak antara outlet kondensor dengan permukaan tanah agar tidak bersentuhan langsung. 4. Analisis teknik Analisis teknikpada penelitian ini merupakan metode yang akan digunakan dalam penentuan dimensi dari : 1. Reaktor yang akan dirancang. Analisis teknik dari reaktor yang akan dirancang memiliki dimensi tinggi reaktor yaitu 30 cm, diameter 50 cm,dengan volume reaktor ,46566 m 3. Perhitungan analisis teknik dari reaktor yang akan dirancang dapat dihitung dengan rumus : ρ = m / v (32) dimana : ρ = massa jenis plastik pp (kg/m 3 ) m = massa plastik pp (kg) v = volume plastik pp (m 3 ) Analisis teknik dari perhitungan ini dapat dilihat pada Lampiran (2) 2. Panjang kondensor Panjang kondensor menjadi penentu apakah gas hasil pirolisis polimer polipropilena dapat dikondensasikan menjadi bentuk cair. Terdapat beberapa data yang dibutuhkan dalam penentuan panjang kondensor, diantaranya adalah - kondisi suhu pada sistem ( o C), - suhu gas keluaran yang diharapkan (Tg),

5 - suhu gas yang masuk kedalam kondensor, - suhu lingkungan ( ), - dan suhu udara yang melewati kondensor. - Pipa yang digunakan pipa aluminium dengan karakteristik diameter luar (d o ) dan dalam (d i ) dengan satuan m dan konduktifitas termal (K) dengan satuan W/m. Adapun dimensi dari panjang kondensor yang akan dirancang adalah diameter luar yaitu 1,27 cm, maka panjang kondensor 252 cm. Panjang kondensor tersebut dikurang 50 cm untuk menjadi pipa penghubung. Perhitungan dimensi ini dapat dilihat pada Lampiran (3) dengan merujuk ke Persamaan (17). 3. Penentuan tinggi tabung spiral dan jumlah lilitan. Adapun dimensi jumlah tabung spiral sebanyak 51 lilitan dengan tinggi 98 cm. Perhitungan tinggi tabung spiral dan jumlah lilitan ini dapat dilihat pada Lampiran (4) dengan merujuk ke Persamaan (19) dan (20). 4. Tungku Pembakaran Adapun dimensi dari tungku yaitu dengan tinggi 20 cm, panjang 50 cm, lebar 50 cm dengan volume cm 3. Perhitungan analisis teknik ini menggunakan Persamaan (32), secara lengkap perhitungan dapat dilihat pada Lampiran (5). 4. Gambar teknik. Gambar teknik harus memperhatikan dimensi dari mesin dan skala. Gambar teknik dilakukan dengan bantuan aplikasi Solidwork. Setelah analisis 33

6 34 teknik diperoleh dimensi kemudian dibuat dan dibentuk gambar teknik yang dapat dilihat pada Lampiran (6). Prosedur pengujian Alat Prosedur pengujian kondensor adalah sebagai berikut : Persiapan Bahan 1. Menimbang plastik yang akan didestilasi. 2. Membersihkan dan memotong plastik yang akan didestilasi dengan ukuran. 3. Memasukkan plastik kedalam alat. 4. Menimbang tempurung kelapa yang akan dikeringkan. 5. Menyiapkan dan mengeringkan tempurung kelapa sebagai bahan bakar. 6. Memasukkan tempurung kelapa melalui lubang pembakaran. 7. Menimbang plastik yang akan dipirolisis. 8. Membersihkan dan memotong plastik yang akan dipirolisis. 9. Memasukkan plastik kedalam alat. 10. Menimbang tempurung kelapa yang akan dikeringkan. 11. Menyiapkan dan dikeringkan tempurung kelapa sebagai bahan bakar. 12. Memasukkan tempurung kelapa melalui lubang pembakaran. Prosedur Pengujian Alat : 1. Memasang alat ukur suhu titik yang telah ditentukan. 2. Reaktor ditutup ditutup rapat. 3. Pipa penyalur asap dihubungkan dengan lubang keluaran yang ada ditutup reaktor. 4. Ujung pipa penyalur di hubungkan dengan kondensor.

7 5. Pada ujung pipa kondensor diletakkan wadah untuk menampung asap cair yang dihasilkan. 6. Mengukur dan mencatat suhu selama proses pengarangan dan kondensasi berlangsung. 7. Penghitungan waktu dimulai sampai dihasilkan asap cair. Parameter Penelitian Kapasitas Efektif Alat (liter/jam) Kapasitas efektif alat dilakukan dengan menghitung banyaknya asap cair yang dihasilkan (liter) tiap satuan waktu yang dibutuhkan selama proses pembakaran (jam) (lihat Persamaan 21). Rendemen (%) Perhitungan rendemen dilakukan setelah proses pengolahan limbah polimer dengan cara membagi berat asap cair yang dihasilkan (kg) dengan berat bahan yang akan diolah (kg) ( Persamaan 33) dalam satuan persen (Purwono, 2002). Rendemen (33) 35

8 36 Analisis Ekonomi Biaya Pemakaian Alat Pengukuran biaya pemakaian alat dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya pokok). 1. Biaya tetap Biaya tetap terdiri dari - Biaya penyusutan (metode sinking fund) (Persamaan 23). - Biaya bunga modal dan asuransi (Persamaan 24). Diperkirakan bahwa biaya pajak adalah 2% per tahun dari nilai awalnya. 2. Biaya tidak tetap Biaya tidak tetap terdiri dari: - Biaya bahan bakar (Rp/Kg) (Persamaan 25). - Biaya perbaikanpada reaktor sebagai tempat pembakaran (Persamaan 26) - Biaya karyawan/operator yaitu biaya untuk gaji operator. Biaya ini tergantung kepada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau gaji pertahun dibagi dengan total jam kerjanya Break even point Manfaat perhitungan titik impas (break event point) adalah untuk mengetahui batas produksi minimal yang harus dicapai dan dipasarkan agar usaha yang dikelola masih layak untuk dijalankan atau dengan kata lain tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita rugi. Pada kondisi ini income yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya operasional tanpa adanya keuntungan. Perhitungan titik impas (break event point) ini dapat dihitung dengan Persamaan (27) (Purnomo, 2004).

9 Net Present Value (NPV) Identifikasimasalah kelayakan financial dianalisis dengan metode analisis financial dengan kriteria investasi. Net present value adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan. NPV adalah selisih antara biaya investasi di masa sekarang dan keuntungan bersih di masa yang akan datang (Persamaan 28). Identifikasi masalah kelayakan finansial dianalisis dengan menggunakan metode analisis finansial dengan kriteria investasi. Kriterianya yaitu : - NPV > 0, berarti usaha yang telah dilaksanakan menguntungkan. - NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi proyek tidak menguntungkan. - NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang dikeluarkan. Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah suatu tingkat suku bunga yang mengurangi harga sekarang dari serangkaian pemasukan dan serangkaian pengeluaran menjadi nol (Persamaan 29). IRR digunakan untuk mengetahui kemampuan untuk dapat memperoleh kembali investasi yang sudah dikeluarkan dapat dihitung dengan menggunakan IRR. IRR juga digunakan untuk memperkirakan kelayakan lama (umur) perbaikan suatu alat atau mesin pada tingkat keuntungan tertentu. 37

10 HASIL DAN PEMBAHASAN Optimasi Alat Pengolahan Limbah Polimer Pertanian Alat pengolahan limbah polimer pertanian yang dirancang merupakan modifikasi dari rancangan alat Mandatya, 2015 (Lampiran 17) yaitualat pengolahan limbah polimer pertanian. Tujuan alat ini dirancang adalah untuk mengoptimalkan hasil minyak dari alat pengolahan limbah polimer. Optimalisasi adalah sebuah proses(aktivitas/kegiatan) untuk mencari solusi terbaik dalam beberapa masalah,dimana yang terbaik sesuai dengan kriteria tertentu. Alat Mandatya (2015) dirancang kembali karena rumus dan teori yang digunakan pada perancangan, khususnya untuk pengolahan limbah polimer ini tidak dilampirkan analisis teknik pengukurannya serta sedikitnya kuantitas minyak yang dihasilkan. Oleh karena itu peneliti termotivasi untuk mendesain kembali alat pengolahan limbah mengoptimalkan alat pengolahan limbah polimer tersebut, peneliti merancang ulang mesin pengolahan limbah polimer dengan mengubah rancangan ruang pembakaran, reaktor serta kondensor berbentuk spiral agar proses pada pirolisis lebih optimal. Pada alat ini, reaktor yang dirancang berbentuk persegi panjangdan pada kondensor tidak terdapat pipa ulir, namun air di dalam pipa kondensor tetap bisa mengalir dengan bantuan pompa air. Ruang pembakaran terbuat dari stainless steel dengan dimensi panjang 50 cm, lebar 50 cm, dan tinggi 40 cm, alat pengolahan limbah polimer memiliki desain reaktor berbentuk seperti kubus. Kondensor memiliki bentuk menyerupai tabung yang terbuat dari aluminium dengan dimensi dengan panjang 100 cm dan diameter lingkaran 10 cm. Di dalam kondensor terdapat air yang mengalir dengan bantuan pompa. 38

11 Dalam proses perancangan suatu alat maupun mesin pertanian yang perlu diperhatikan adalah dimensi alat dan jenis bahan yang digunakan dalam pembuatan alat. Dimensi alat menunjukkan ukuran panjang, lebar dan tinggi alat. Ukuran alat dan massa alat yang telah diketahui dapat memudahkan dalam proses pembuatan alat dalam skala besar. Pemilihan jenis bahan dalam pembuatan suatu alat sangat mempengaruhi keawetan, kelayakan dan kualitas dari alat tersebut, sebagai contohnya adalah alat yang akan digunakan untuk memproduksi bahan yang akan dikonsumsi maka bagian dari alat tersebut harus berupa konstruksi anti karat seperti halnya aluminium dan stainless steel. Menurut Setiawan (2014), yang menyatakan bahan yang merupakan syarat utama sebelum melakukan perhitungan komponen pada setiap perencanaan pada suatu mesin atau peralatan harus dipertimbangkan terlebih dahulu pemilihan mesin atau peralatan lainnya. Selain itu pemilihan bahan juga harus selalu sesuai dengan kemampuannya. Jenisjenis bahan dan sifat-sifat bahan yang akan digunakan, misalnya tahan terhadap keausan, korosi dan sebagainya. Dalam hal ini rancangan optimasi alat pengolahan limbah pada rancangan yang sekarang dengan rancangan sebelumnya memiliki hasil yang lebih besar dibandingkan alat Mandatya (2015) dan alat Cahyono, dkk. (2016). Pada optimasi pengolahan limbah memiliki waktu yang lebih panjang jika dibandingkan dengan alat pengolahan limbah sebelumnya karena semakin lama waktu pemanasan minyak yang dihasilkan semakin banyak. Akbar, dkk., (2013) yang menyatakan bahwa waktu berpengaruh pada produk yang akan dihasilkan karena, semakin lama waktu proses pirolisis berlangsung produk yang dihasilkannya (residu padat, tar, dan gas) makin naik. Namun lebih kecil 39

12 40 dibandingkan dengan alat Budidan Ismanto (2016) dikarenakan kuantitas minyak yang diperoleh lebih besar. Hal ini disebabkan oleh bahan bakar yang digunakan berbeda dengan bahan bakar alat-alat yang sebelumnya. Pada alat sebelumnya menggunakan bahan bakar berupa limbah pertanian yaitu ranting pohon, cangkang kelapa sawit serta tempurung kelapa sedangkan pada alat Budidan Ismanto (2016) menggunkan gas LPG sebagai bahan bakar, dimana pada proses pirolisis dibutuhkan suhu yang tetap konstan untuk mendapatkan kuantitas minyak yang lebih tinggi. Alat pengolahan limbah polimer pertanian Mandatya (2015) telah merancang memiliki kelebihan di kondensor. Kelebihan dari alat pengolahan limbah polimer terdapat pada kondensornya, dimana air yang berada pada kondensor tersebut mengalir dengan bantuan pompa sehingga mampu menjaga suhu pada ruang kondensor tetap konstan. Menurut Darsam (2009),kondensor menggunakan pendingin air dapat digunakan untuk mendinginkan komponen zat yang melewati kondensor tersebut dari berwujud uap menjadi berwujud cair. Adapun kekurangan dari alat pengolahan limbah polimer Mandatya (2015) ini adalah kuantitas jumlah hasil dari pengolahan limbah polimer tersebut masih kurang dibandingkan dengan alat-alat pengolahan limbah polimer lainnya yaitu sebesar 53,3 ml/kg dengan rendemen sebesar 16%. Namun, pada penelitian Cahyono, dkk. (2016)rata-rata rendemen penelitian pengolahan limbah polimer yang telah dilakukan berkisar 36-44%. Rancang bangun optimasi alat pengolahan limbah polimer pertanian yang telah dilakukan menghasilkan dimensi ruang pembakaran dengan panjang 50 cm, lebar 30 cm dan tinggi 25 cm. Hal ini didasarkan pada standar ukuran tungku 40

13 dengan maksimal sebesar cm. Ketentuan ukuran ini tidak terlalu diharuskan dan dapat dimodifikasi sesuai kondisi yang dijumpai di lapangan,tetapi perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap lama waktu pembakaran (Haris dan Kresno, 2005). Melihat saran dari Mandatya, 2015 menyatakan bahwa harus dilakukan penambahan batu bata pada ruang pembakaran, karena hal tersebut sesuai dengan pernyataan (Haris dan Kresno, 2005) bahwa ukuran tungku dimodifikasi sesuai dengan kondisi di lapangan. Tujuan dari ruang pembakaran adalah untuk menaikkan suhu pada kondensor maka alat pengolahan limbah polimer ini didesain dengan ruang pembakaran yang tidak terlalu tinggi sehingga panas yang dihasilkan suhu pada reaktor dapat mencapai suhu maksimal pembakaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ahmad, dkk., (2011) bahwa desain tungku dimaksudkan untuk perpindahan panas, sehingga proses pemindahan panas bisa optimal dan dapat meminimalisir kehilangan panas yang terjadi dalam perjalanan udara panas dari ruang bakar menuju ruang pemanasan. Reaktor yang dirancang berbentuk tabung dengan diameter 50 cm dan tinggi 30 cm. Perancangan reaktor berbentuk tabung bertujuan agar reaktor dapat menampung bahan baku (plastik) lebih banyak serta proses pembakaran di dalam reaktor dapat lebih singkat. Hal ini seperti yang dilakukan Prima (2011) dalam mendesain tempat pembakaran arang berupa drum,yang bertujuan agar proses karbonisasi pembakaran (bahan baku) dapat berlangsung lebih singkat dari proses yang ada sekarang dengan hasil arang berkadar fixed carbon tinggi.selama proses pirolisis, suhu dijaga harus tetap konstan, apabila menurun maka kuantitas tetesan minyak akan menurun (Gambar 6). Urutan penaikan suhu yang telah dilakukan pada reaktor dimulai dari menit 0-25 mencapai suhu 150 o C, menit ke

14 42 mencapai suhu 250 o C, menit ke mencapai suhu 300 o Cdimana pada menit ke 45 terjadi tetesan pertama minyak hasil pirolisis. Kemudian suhu terus naik maksimal sampai 380 o C selama 3 jam hingga tidak ada lagi minyak yang menetes. Namun pada penelitian ini terdapat penurunan suhu pada menit ke dengan suhu 360 o C (Gambar 5). Besar api yang digunakan berpengaruh terhadap kenaikan dan penurunan suhu didalam ruang reaktor yang menyebabkan terjadinya kenaikan/penurunan hasil dari pirolisis yang dilakukan. Artinya semakin besar api, maka semakin cepat suhu meningkat sehingga tetesan minyak semakin cepat. Sedangkan bila api semakin kecil, maka semakin menurun suhu didalam reaktor yang menyebabkan tetesan minyak semakin melambat, sehingga laju perpindahan panas didalam reaktor menjadi melambat dan menyebabkan gas yang dihasilkan berkurang. Hal inilah yang menjadi faktor utama penyebab rendemen minyak beragam sesuai dengan pernyataantrianna dan Rochimoellah (2002) yang menyatakan nilai kalor merupakan besar energiyang dapat dilepaskan oleh suatu bahanbakar. Nilai kalor ini dapat menunjukkankualitas dari suatu bahan bakar. Semakinbesar nilai kalor dari suatu bahan bakarberarti ini menunjukkan semakin besarpula energi panas yang dapat dilepaskanuntuk melakukan proses pembakaranmaupun pemindahan kalor. 42

15 Suhu ( o C) Gambar 5. Grafik Peningkatan Suhu Pada penelitian ini kondensor didesain berbentuk tabung dengan diameter 13 cm dan tinggi 100 cm. Kondensor yang disesain tersebut berisi pipa spiral yang terbuat dari aluminium dengan dimensi panjang 252 cm dan jumlah lilitan sebanyak 51. Kegunaan dari kondensor pada penurunan suhuadalah untuk mengubah uap menjadi minyak. Air yang digunakan memiliki suhu 25 o C, yang diisi ke dalam kondensor untuk membantu proses penurunan suhu sehingga dapat mengubah uap menjadi cairan (minyak). Pendinginan merupakan suatu proses perpindahan panas dari uap yang bersuhu tinggi ke air yang bersuhu rendah. Sistem pindah panas yang terjadi pada kondensor tersebut dimana uap yang mengalir dari reaktor memiliki suhu yang berbeda dengan suhu kondensor. Di dalam kondensor terjadi dua proses perpindahan panas yaitu perpindahan panas secara konduksi dan secara konveksi. Konduksi panas terjadi ketika uap memindahkan panasnya ke air melalui perantara dinding kondensor, sedangkan pindah panas konveksi panas terjadi pada aliran air di kondensor. Hal ini sesuai dengan pernyataan McCabe et al. (2005) bahwa konveksi paksa adalah perpindahan panas yang mana dialirannya tersebut berasal dari luar, seperti dari 43

16 44 blower atau kran dan pompa. Konveksi paksa dalam pipa merupakan persolaan perpindahan konveksi untuk aliran dalam atau yang disebut dengan internal flow. Pada proses pendinginan terjadi dua macam proses perpindahan panas yaitu perpindahan panas secara konduksi dan perpindahan panas secara konveksi. Proses pembuatan bahan bakar cair ini, air yang ada didalam kondensor mengalami kenaikan suhu.hal tersebut dikarenakan proses perpindahan panas yang terjadi antara fluida dingin (air) dan fluida panas (uap) yang dihasilkan dari proses pirolisis. Tabung destilasi berisi pipa spiral yang terbuat dari aluminium dengan dimensi panjang 252 cm dengan jumlah lilitan sebanyak 51. Penggunaan pipa spiral dalam penelitian ini bertujuan untuk mempercepat proses destilasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kurniawan, dkk., (2015) yang menyatakan bahwa jenis pipa spiral membuat laju perpindahan panas pada helical coil lebih besar disebabkan adanya secondary flowsehingga mempercepat proses destilasi pada bahan baku. Alasan lain penggunaan pipa spiral adalah mudah disambungkan dan tidak mudah patah. Pada proses penggunaan optimasi alat pengolahan limbah polimer secara bertahap suhu akan naik hingga maksimal 380 o C sehingga menguapkan minyak yang kemudian mengalir melalui pipa penghubung dan mengalami proses kondensasi atau perubahan fase dari uap menjadi cair saat masuk ke dalam pipa spiral. Dalam hal ini suhu air kondensor berada pada suhu 25 o C-27 o C, untuk menjaga suhu air diberi es batu agar suhu air tidak meningkat. Pada suhu 280 o C menit ke-45 minyak keluar dari keran kondensor yang terhubung dengan pipa reaktor. Hal sesuai dengan pernyataan Kato et al., (2002) bahwa termoplastik 44

17 utama mulai melebur dan mencair antara 70 dan 170 C, tergantung pada jenis resin, kemurnian bahan dan kehadiran aditif. Termal degradasi polimer terjadi ketika molekul dipecah oleh depolimerisasi plastik, yang terjadi antara 200 C dan 500 C. Optimasi alat pengolahan limbah polimer pertanian pada penelitian ini dan penelitian sebelumnnyamemberikan hasil yang berbeda. Jika dibandingkan dengan alat yang belum dioptimasi berbeda dengan alat yang sudah dioptimasi. Dimana kuantitas alat yang sudah dioptimasi lebih tinggi dari alat yang belum dioptimasi. Hasil dari alat pengolahan limbah polimer pertanian yang tertinggisebesar 107 ml minyak selama 2 jamdengan rendemen sebesar 16%dari 1 kg plastik (Mandatya, 2015), menurut Cahyono, dkk. (2016), yang memiliki desain sama seperti optimasi alat pengolahan limbah polimer ini, namun bedanya terdapat penampungan tar serta blower(lampiran 20), menghasilkan volume minyak yang tertinggi sebesar 440 ml selama 3 jam dengan rendemen 44% dan menurut Budidan Ismanto (2016), yang memiliki desain (Lampiran 21) seperti Mandatya (2015) menghasilkan volume minyak yang tertinggi sebesar 700 ml selama 1,20 jam dengan rendemen sebesar 70% dari 1 kg sedangkan setelah alat Mandatya (2015) dioptimasi dapat menghasilkan volume minyak sebanyak 240 ml selama 3 jam dengan rendemen 24% dari 1 kg plastik jenis polypropylena. Sumber panas yang digunakan selama proses pirolisis pada penelitian Mandatya (2015) memakai cangkang kelapa sawit sebanyak 15 kg dengan nilai kalor sebesar kj/kg atau 3.881,15 kkal dengan waktu pemakaian selama 2,25 jam, sedangkan pada alat optimasi pengolahan limbah memakai tempurung 45

18 46 kelapa sebanyak 15 kg dengan nilai kalor kj/kg atau 4.349,90 kkal dengan waktu pemakain selama 3 jam (Tabel 2). Tempurung kelapa dipilih sebagai bahan bakar pada penelitian ini karena memiliki nilai kalor yang lebih besar dibandingkan dengan cangkang kelapa sawit, selain itu tempurung kelapa lebih mudah didapat di daerah perkotaan. Namun, pada alat Cahyono, dkk. (2016) menggunakan kayu sebagai bahan bakar sebanyak 24 kg dengan nilai kalor kj/kg atau 3582,68 kkaldalam waktu pembakaran selama 3 jam (Tabel 2) sertabahan baku label kemasan plastik mineral (HDPE) sebanyak1 kg. Tabel 2. Perbedaan pemakaian sumber panas pada kedua alat pengolahan limbah polimer Karakteristik Alat (a) Alat (b) Alat (c) Bahan Bakar Cangkang Kelapa Tempurung Kelapa Kayu sawit Nilai Kalor (kj/kg) Jumlah (kg) 16, Minyak yang dihasilkan 53,3 80* 146,6 (ml/jam) Rendemen 16% 24% 44% Keterangan:Alat (a) : Alat pengolahan limbah polimer pertanian (Mandatya, 2015); Alat (b) : Optimasi pengolahan limbah polimer pertanian Alat (c) : Pirolisis sampah plastik (Cahyono, dkk., 2016) * : Dengan bahan baku 1 kg. Pemakaian limbah sebagai sumber panas memang lebih efisien jika ditinjau dari pengolahan limbah, namun kurang efisien jika digunakan untuk waktu yang sangat lama, karena dalam proses pirolisis dibutuhkan temperatur yang konstan untuk menghasilkan minyak yang maksimal. Pada penelitian ini suhu konstan terjadi pada menit , yaitu berkisar antara 320 o C (Gambar 5) selama selang waktu ini pula,tetesan minyak yang keluar lebih banyak, sedangkan pada menit ke jumlah tetesan minyak yang dihasilkan lebih sedikit dan setelah menit ke kuantitas minyak tidak beraturan (Gambar 6). Hal ini sesuai dengan literatur Akbar, dkk., (2013) yang menyatakan 46

19 bahwa produk pirolisis selain dipengaruhi oleh suhu dan waktu, juga oleh laju pemanasan. Waktu berpengaruh pada produk yang akan dihasilkan karena, semakin lama waktu proses pirolisis berlangsung produk yang dihasilkannya (residu padat, tar, dan gas) makin naik.meningkatnya temperatur pirolisis menyebabkan semakin besar pula unsur- unsur dalam kayu pelawan yang terurai dan terkondensasikan menjadi asap cair. Gambar 6. Peningkatan Jumlah Minyak (ml) Dari penelitian diketahui jarak antar tungku dan reaktor sangat menentukan jumlah kalor yang sampai ke dalam reaktor. Pada alat pengolahan limbah polimer terdapat jarak antara tungku dan reaktor sebesar 40 cm.minyak yang dihasilkan alat ini sebesar 120 ml/kg (Mandatya, 2015), sedangkan pada alat yang sudah dioptimasi jarak antara tungku dan reaktor diperkecil menjadi 20 cm. Minyak yang dihasilkan 240 ml/kg. Perbedaan jarak antara tungku dengan reaktor menyebabkan perbedaan suhu didalam reaktor. Dengan kata lain, jarak antara tungku dengan reaktor adalah salah satu faktor yang berkaitan dengan 47

20 48 peningkatan suhu didalam reaktor. Hal ini sesuai dengan literatur Rhoshid (2016) yang menyatakan bahwa temperatur udara pada tungku berpengaruh terhadap temperatur udara pada reaktor pembakaran gas hasil pirolisis, rata-rata temperatur pembakaran tertinggi berada pada temperatur udara 30 C sebesar 383,6 C yang dapat mempengaruhi hasil dari pirolisis. Makadapat disimpulkan bahwa nilai laju perpindahan panas yang terjadi di dalam kondensor mempengaruhi jumlah minyak plastik yang dihasilkan (Haryadi, 2015). Residu dari hasil pirolisis 2 kg limbah plastik pada ketiga ulangan yaitu sebesar 800gr, 820gr dan 850gr. Residu yang pertama bertekstur agak keras serta susah dibentuk dan berwarna kuning kehitaman. Residu yang kedua bertektur lebih lembut dari yang pertama serta bisa dibentuk dan berwarna kuning kehitaman dan residu yang ketiga bertekstur lembut seperti plastisin yang mudah dibentuk dan berwarna kehitaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan(meirizia, dkk., 2012) dikarenakan titik leleh dari plastik PP tersebut adalah o C sehingga plastik PP dinyatakan mengalami proses pirolisis yang sempurna. Pada suhu tersebut plastik berubah wujud menjadi cair dan hanya sebagian kecil yang berubah wujud menjadi gas, kemudian plastik dalam wujud cair tersebut berubah bentuk menjadi bentuk yang solid ketika proses pemanasan terhenti. 48

21 Kapasitas Efektif Alat Kapasitas efektif alat menunjukkan produktivitas alat selama pengoperasian tiap satuan waktu. Kapasitasefektif alat diukur dengan membagi volume minyak yang dihasilkan terhadap waktu yang dibutuhkan selama pengoperasian alat merujuk pada Persamaan (21).Pengujian dilakukan sebanyak tiga kali ulangan untuk masing-masing bahan sebanyak 2 kg dengan waktu 3 jam. Asap cair hasil pirolisis yaitu minyak, keluar setelah 45 menit dari proses awal pirolisis. Asap cair yang mengandung minyak akan keluar sedikit demi sedikit secara berangsur-angsur. Pirolisis dinyatakan selesai apabila asap cair yang keluar sudah tidak menetes lagi. Asap cair ditampung sementara di gelas ukur. Tabel 3. Kapasitas efektif alat Ulangan Volume (ml) Waktu (jam) Kapasitas Efektif Alat (ml/jam) I II ,66 III ,33 Rata-rata Tabel 3 menunjukkan nilai kapasitas efektif alat tertinggi pada ulangan ketiga yaitu 153,33 ml/jam dengan volume minyak 460 ml. Kapasitas efektif ratarata adalah 150 ml/jam. Kapasitas efektif alat dipengaruhi oleh kelayakan alat besar api yang digunakan dan suhu air kondensor. Besar api yang digunakan berpengaruh terhadap kenaikan dan penurunan suhu didalam ruang reaktor yang menyebabkan terjadinya kenaikan/penurunan hasil dari pirolisis yang dilakukan. Dengan kata lain, semakin besar api maka semakin cepat suhu meningkat sehingga tetesan minyak semakin cepat. Sedangkan bila api semakin kecil, maka semakin menurun suhu didalam reaktor yang menyebabkan tetesan minyak semakin melambat. Pada kondensor harus diperhatikan adalah suhu air, karena 49

22 50 pipa yang menghubungkan antara reaktor dan kondensor menghantarkan panas dari reaktor. Air dalam kondensor diberi es untuk menjaga suhu agar tetap normal seperti yang dinyatakan oleh McCabe et al. (2005) bahwa proses pindah panas adalah perpindahan energi antar bidang satu ke bidang yang lain dengan disertai perubahan temperatur pada dua bidang tersebut. Kondensor memiliki kapasitas penampungan air sebesar 27 L dan dapat digunakan maksimal 9 jam/hari. Bahan yang digunakan untuk proses pirolisis dapat diganti sesuai dengan kebutuhan dan bahan tersebut harus sesuai dengan alat pengolahan limbah. Pada pengujian di lapangan, perlu diperhatikan penggunaan api, jika terlalu kecil akan menghambat proses pendidihan plastik dan api akan mati.jika terlalu besar tetesan minyak akan semakin meningkat, namun harus dijaga suhunya agar tetap konstan pada suhu o C sehingga proses pirolisis berjalan dengan baik. Rendemen Perhitungan rendemen dilakukan untuk mengetahui seberapa besar minyak yang dihasilkan oleh alat dalam memproduksi minyak tiap satuan berat bahan yang diolah, merujuk perhitungan rendemen pada Persamaan 33.Dari tiga ulangan yang dilakukan, rendemen tertinggi terdapat pada ulangan tiga yaitu 29%, rendemen terendah pada ulangan pertama yaitu 24 % (dapat dilihat pada Tabel 4). Hal ini disebabkan oleh api yang terlalu kecil dan tidak konstan kemudian mati selama beberapa menit karena proses pemasukan bahan bakar tempurung kelapa yang tidak tepat/ tidak stabil, sehingga menyebabkan proses penguapan dapat melambat. Rendemen rata-rata dari ketiga ulangan tersebut adalah 26,6%. Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar, dkk. (2013) yang menyatakan bahwa produk 50

23 pirolisis selain dipengaruhi oleh suhu dan waktu, juga oleh laju pemanasan.pirolisis adalah suatu proses penguraian bahan kimia yang hanya menggunakan energi panas. Pirolisis yang menghasilkan karbon disebut dengan karbonisasi.pembuatan karbon berpori menyimpulkan bahwa semakin tinggi suhu pirolisis maka luas permukaan karbon berpori akan semakin besar, semakin lambat laju pemanasan/ramprate maka luas permukaan karbon berpori akan semakin besar. Lamanya holding time/thermal soak time (waktu proses pirolisis) akan berpengaruh pada proses pembentukan dan pemantapan pori.luas permukaan karbon berpori merupakan salah satu karakteristik yang mempengaruhi besarnya kapasitas adsorpsi dan kemampuan penyerapan adsorbat (zat yang dijerap), semakin luas permukaan maka makin banyak zat yang teradsorpsi. Proses yang dapat menghasilkan karbon berpori adalah pirolisis (Amiruddin, dkk., 2012). Tabel 4. Rendemen Minyak Ulangan Berat Minyak (gr) Rendemen Minyak (%) I II III Rata-rata ,6 Rendemen minyak plastik hasil pirolisis yang diperoleh pada penelitian ini lebih besar dibanding penelitian sebelumnnya dimana hasil rendemen tertinggi pada penelitian sebelumnnya berkisar 16% Mandatya (2015), Sedangkan pada penelitian ini diperoleh rendemen berkisar 24-29%. Namun menurut Cahyono, dkk. (2016),rata-rata rendemen yang diperoleh dari pirolisis sampah plastik berkisar 36-44% dan menurut Budidan Ismanto (2016), pengolahan sampah plastik jenis PP, PET dan PE Menjadi Bahan Bakar Minyak mempunyai rata-rata rendemen sebesar 70%. Pada penelitian ini rendemen yang dihasilkan masih 51

24 52 rendah dari rendemen alat-alat yang sudah ada. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor seperti faktor suhu lingkungan, bahan bakar dan bahan baku yang berbeda. Dimana suhu lingkungan yang tidak stabil dapat mempengaruhi kinerja alat, bahan bakar yang berbeda juga mempengaruhinya karena alat yang mencapai rendemen tertinggi tersebut memakai kompor gas serta bahan baku polypropilena yang digunakan yang memiliki kandungan minyak yang lebih banyak. 52

25 Analisis Ekonomi Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus dikeluarkan saat produksi menggunakan alat ini. Dari analisis ekonomi dapat diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat diperhitungkan. Tabel 5. Analisis Ekonomi Tahun BT (Rp/tahun) BTT (Rp/jam) BP (Rp/Kg) , , , , , , , , , ,94 Dari Tabel 5 dan Lampiran 8 dapat dilihat hasil analisis ekonomi yang dilakukan diperoleh biaya untuk menghasilkan minyak plastik berbeda tiap tahun,yaitu sebesarrp ,81/ml pada tahun pertama, Rp ,75/ml pada tahun kedua, Rp ,48/ml pada tahun ketiga, Rp ,50/ml pada tahun keempat, Rp ,94/ml pada tahun ke lima. Hal ini disebabkan perbedaan nilai biaya penyusutan tiap tahunnya sehingga mengakibatkan biaya tetap alat tiap tahunnya berbeda juga. Biaya untuk menghasilkan minyak plastik merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap proses pirolisis, dimana biaya proses pirolisis ini sudah mencakup biaya modal, biaya perbaikan, biaya operator, sehingga dengan mengetahui biaya proses pirolisis yang harus dikeluarkan maka kita dapat menentukan berapa biaya (upah) yang akan dibayarkan oleh konsumen untuk setiap kali proses pirolisis dalam proses pirolisis per ml. 53

26 54 Break Event Point (BEP) Menurut Purnomo (2004), analisis titik impas umumnya berhubungan dengan penentuan tingkat produksi minyak untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai sendiri, selanjutnya dapat berkembang sendiri. Serta memperoleh keuntungan dan tidak menderita rugi. Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol. Dari perhitungan yang dilakukan (Lampiran 9), alat pengolahan limbah polimer pertanian ini akan menghasilkan break event point jika menghasilkan minyak sebesar 200,149ml/tahun (Persamaan 27). Net Present Value (NPV) NPV adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan. Dari perhitungan yang telah dilakukan (Lampiran 10) diperoleh nilai NPV dengan suku bunga 4,75 % adalah Rp ,87. Hal ini berarti usaha ini layak dijalankan karena nilai NPV lebih besar daripada nol (Rp ,87 > 0). Hal ini sesuai dengan pernyataan Giatman (2006) yang menyatakan bahwa kriteria NPV, yaitu jika NPV > 0, berarti usaha tersebut menguntungkan dan layak untuk dikembangkan. NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi proyek tidak menguntungkan dan tidak layak untuk dilaksanakan(persamaan 28). Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return (IRR) digunakan untuk memperkirakan kelayakan lama (umur) pemilikan suatu alat atau mesin pada tingkat keuntungan tertentu. Dari perhitungan yang dilakukan (Lampiran 11) diperoleh nilai IRR yaitu 26,5 % 54

27 (Persamaan 29), artinya usaha pengolahan limbahuntuk menghasilkan bahan bakar minyak masih layak untuk dijalankan jika peminjaman modal di bank pada suku bunga di bawah 26,5 %. Semakin tinggi bunga pinjaman di bank, maka keuntungan yang diperoleh akan semakin kecil. 55

28 56 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Optimasi yang dilakukan pada alat pengolahan limbah polimer terdapat pada ruang pembakaran, reaktor serta kondensor. 2. Alat yang belum dioptimasi memiliki ruang pembakaran memiliki desain berbentuk persegi panjang dengan tinggi 50 cm, lebar 50 cm, dan tinggi 50 cm, ruang reaktor memiliki desain berbentuk persegi panjang dengan tinggi 50 cm, lebar 50 cm dan tinggi 40 cm, dan ruang kondensor memiliki panjang pipa 100 cm dengan diameter 10 cm. 3. Alat yang sudah dioptimasi memiliki ruang pembakaran berbentuk persegi panjang dengan tinggi 20 cm dan lebar 50 cm dan panjang 50 cm, ruang reaktor diameter 50 cm dan tinggi 30 cm dan ruang kondensor terdapat pipa berbentuk spiral sebanyak 51 lilitan dengan panjang 252 cm dan diameter pipa 1,27 cm serta tinggi kondensor 100 cm. 4. Kapasitasefektif alat tertinggi adalah pada ulangan ketiga yaitu 153,33 ml/jam dengan volume minyak 460 ml. Kapasitas efektif rata-rata adalah 150 ml/jam. 5. Rendemen tertinggi pada alat yang sudah dioptimasi terdapat pada ulangan ketiga yaitu sebesar 29% dan rendemen terendah pada ulangan pertama yaitu 24 %,sedangkan pada alat sebelumnya memiliki rendemen sebesar 16 %. 56

29 6. Biaya untuk proses menghasilkan minyak plastik sebesar Rp ,81/ml pada tahun pertama, Rp ,75/ml pada tahun kedua, Rp ,48/ml pada tahun ketiga, Rp ,50/ml pada tahun keempat, Rp ,94/ml pada tahun ke lima. 7. Nilai Break Event Point (BEP) dari tahun pertama sampai tahun ke lima adalah 200,149ml/tahun. 8. Nilai Net Present Value (NPV) 4,75 % sebesar Rp ,87, alat dinyatakan layak untuk digunakan.nilai Internal Rate of Return (IRR) adalah 26,5 %. Saran 1. Diharapkan pada penelitian selanjutnya menggunakan kompor gas untuk pembakaran selanjutnya agar suhu tidak turun naik, melainkan konstan. 2. Dan bila ingin menggunakan bahan bakar dari limbah pertanian, sebaiknya bisa menjaga api agar tidak terlalu nyala sehingga sampai ke tutup reaktor dan mampu menjaga api agar tetap hidup karena bila tidak maka suhu akan turun dan kuantitas minyak tidak maksimal. 57

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan Lampiran 1. Flow Chart Pelaksanaan Penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong, dibubut dan dikikir bahan yang

Lebih terperinci

Mulai. Perancangan bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Pengukuran bahan yang akan digunakan

Mulai. Perancangan bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Pengukuran bahan yang akan digunakan Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian Mulai Perancangan bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Pengukuran bahan yang akan digunakan Dipotong, dibubut, dan dikikir bahan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan September- Oktober

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Bahan

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian

LAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian LAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian Mulai Observasi desain dan rancangan Alat Destilasi bioetanol pada literatur Penyusunan desain dan rancangan Alat Destilasi bioetanol Pemilihan bahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perencanaan Alat Alat pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak sebagai pengganti minyak bumi. Pada dasarnya sebelum melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan Pirolisis Bahan yang di gunakan dalam pirolisis ini adalah kantong plastik es bening yang masuk dalam kategori LDPE (Low Density Polyethylene). Polietilena (PE)

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA

BAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA BAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA 3.1 Proses Perpindahan Kalor 3.1.1 Sumber Kalor Untuk melakukan perpindahan kalor dengan metode uap dan air diperlukan sumber destilasi untuk mendidihkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Perancangan Reaktor Pirolisis Pada reaktor pirolisis alat ini dibuat menggunakan 2 tabung freon bekas yang tidak terpakai karena menggunakan tabung yang sudah

Lebih terperinci

BAB III METOLOGI PENELITIAN

BAB III METOLOGI PENELITIAN BAB III METOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Metode yang digunakan adalah untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara tepat. Skripsi ini menggunakan

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan. menentukan dimensi. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan. menentukan dimensi. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan 39 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Pengujian Variasi sudut kondensor dalam penelitian ini yaitu : sudut 0 0, 15 0, dan 30 0 serta aliran air dalam kondensor yaitu aliran air searah dengan laju

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di sebelah halaman sebelah timur Laboratorium Bahan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan 52 Lampiran 1.Flow Chart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI 3.1 BAHAN DAN ALAT Ketel Suling

III. METODOLOGI 3.1 BAHAN DAN ALAT Ketel Suling III. METODOLOGI 3.1 BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun dan batang nilam yang akan di suling di IKM Wanatiara Desa Sumurrwiru Kecamatan Cibeurem Kabupaten Kuningan. Daun

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

LAMPIRAN. Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan LAMPIRAN Lampiran 1.Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Pengujian Variasi sudut kondensor dalam penelitian ini yaitu : 0 0, 15 0, dan 30 0 serta aliran air dalam kondensor yaitu aliran air searah dengan laju uap (parallel

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016

BAHAN DAN METODE. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian inidilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian pirolisis dilakukan pada bulan Juli 2017. 3.1.2 Tempat Penelitian Pengujian pirolisis, viskositas, densitas,

Lebih terperinci

Mulai. Merancang Ulang / Modifikasi bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang Ulang / Modifikasi bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan yang akan digunakan Lampiran 1.Flowchart penelitian Mulai Merancang Ulang / Modifikasi bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan yang akan digunakan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong dan dihaluskan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG

RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG Idrus Abdullah Masyhur 1, Setiyono 2 1 Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pancasila,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di dekat Gedung 5 Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan 38 Lampiran 1. Flow Chart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan. Menggambar alat. Memilih bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan. Menggambar alat. Memilih bahan yang akan digunakan Lampiran 1. Flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk alat - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan Menggambar alat Memilih bahan yang akan digunakan Mengukur bahan yang akan digunakan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 16

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 16 BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut : a. Tahap desain proses dan teknologi b. Tahap perancangan teknologi ( pirolisator

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PENGUJIAN

BAB IV PROSES PENGUJIAN 38 BAB IV PROSES PENGUJIAN Pengujian alat merupakan tahapan terpenting dalam membuat suatu alat, karena dengan adanya suatu pengujian kita dapat mengetahui kinerja dari alat yg kita buat, apakah dapat

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan dimensi pada gambar

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan dimensi pada gambar 39 Lampiran 1. Flowchart pengerjaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. Merangkai alat. Pengelasan. Pengecatan

Mulai. Merancang bentuk alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. Merangkai alat. Pengelasan. Pengecatan 45 Lampiran 1. Flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan Merangkai alat Pengelasan

Lebih terperinci

Nama : Nur Arifin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : DR. C. Prapti Mahandari, ST.

Nama : Nur Arifin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : DR. C. Prapti Mahandari, ST. KESEIMBANGAN ENERGI KALOR PADA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR DAN UAP KAPASITAS 1 Kg Nama : Nur Arifin NPM : 25411289 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing

Lebih terperinci

V. HASIL UJI UNJUK KERJA

V. HASIL UJI UNJUK KERJA V. HASIL UJI UNJUK KERJA A. KAPASITAS ALAT PEMBAKAR SAMPAH (INCINERATOR) Pada uji unjuk kerja dilakukan 4 percobaan untuk melihat kinerja dari alat pembakar sampah yang telah didesain. Dalam percobaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Bahan/material penyusun briket dilakukan uji proksimat terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat dasar dari bahan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Januari hingga November 2011, yang bertempat di Laboratorium Sumber Daya Air, Departemen Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan 40 Lampiran 1.Flowchart Pelaksanaan Penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang akan dirangkai Merangkai

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Alat Pirolisis Limbah Plastik LDPE untuk Menghasilkan Bahan Bakar Cair dengan Kapasitas 3 Kg/Batch BAB III METODOLOGI

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Alat Pirolisis Limbah Plastik LDPE untuk Menghasilkan Bahan Bakar Cair dengan Kapasitas 3 Kg/Batch BAB III METODOLOGI digilib.uns.ac.id 8 BAB III METODOLOGI A. ALAT DAN BAHAN 1. Alat yang digunakan : a. Las listrik f. Palu b. Bor besi g. Obeng c. Kunci pas/ring h. Rol pipa d. Tang i. Gergaji besi e. Kunci L j. Alat pemotong

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. menguji kadar air nilam dengan metode Bindwell-Sterling

III. METODOLOGI. menguji kadar air nilam dengan metode Bindwell-Sterling III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Nilam kering yang berasal dari Kabupaten Kuningan. Nilam segar yang terdiri dari bagian daun dan batang tanaman

Lebih terperinci

Lampiran 2. Flowchart perencanaan penelitian. Mulai iii. Menimbang Biji Kedelai. Menyiapkan 2 jenis Mata Pisau yang Akan.

Lampiran 2. Flowchart perencanaan penelitian. Mulai iii. Menimbang Biji Kedelai. Menyiapkan 2 jenis Mata Pisau yang Akan. 43 Lampiran 2. Flowchart perencanaan penelitian Mulai iii Menimbang Biji Kedelai Menyiapkan 2 jenis Mata Pisau yang Akan Digunakan Dihidupkan Alat Pembuat Sari Kedelai Dimasukkan Bahan Kedalam Alat Kondisi

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan 43 Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat Lampiran 1. Flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk alat - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat Memilih bahan yang akan digunakan

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang 50 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan dimensi

Lebih terperinci

Bab III Metodologi III.1 Alat dan Bahan III.1.1 Alat yang digunakan

Bab III Metodologi III.1 Alat dan Bahan III.1.1 Alat yang digunakan Bab III Metodologi Penelitian terdiri dari beberapa bagian yaitu perancangan alat sederhana untuk membuat asap cair dari tempurung kelapa, proses pembuatan asap cair dan karakterisasi asap cair yang dihasilkan.

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT DESTILASI MINYAK DARI LIMBAH SAMPAH PLASTIK. : Judhid Adi Mursito. : I Gusti Ketut Sukadana, ST. MT.

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT DESTILASI MINYAK DARI LIMBAH SAMPAH PLASTIK. : Judhid Adi Mursito. : I Gusti Ketut Sukadana, ST. MT. PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT DESTILASI MINYAK DARI LIMBAH SAMPAH PLASTIK Oleh Dosen Pembimbing : Judhid Adi Mursito : I Gusti Ketut Sukadana, ST. MT. : I Gusti Ngurah Putu Tenaya, ST. MT ABSTRAK Destilasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatakan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil pengujian dan analisa limbah plastik HDPE ( High Density Polyethylene ). Gambar 4.1 Reaktor Pengolahan Limbah Plastik 42 Alat ini melebur plastik dengan suhu 50 300

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Pabrik Arang Batok dan Asap Cair, Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Pengujian kandungan kimia distilat

Lebih terperinci

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD Kalor dan Perpindahannya BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD 1. Apa yang dimaksud dengan kalor? 2. Bagaimana pengaruh kalor pada benda? 3. Berapa jumlah kalor yang diperlukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan bulan Januari 2012 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Biomassa, Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiayah Yogyakarta

Lebih terperinci

EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam

EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam EKSPERIMEN 1A WACANA Setiap hari kita menggunakan berbagai benda dan material untuk keperluan kita seharihari. Bagaimana

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Asap cair merupakan suatu hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI Yunus Zarkati Kurdiawan / 2310100083 Makayasa Erlangga / 2310100140 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk Alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Persiapan bahan dan alat. Mengukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk Alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Persiapan bahan dan alat. Mengukur bahan yang akan digunakan 41 Lampiran 1. flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk Alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Persiapan bahan dan alat Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar yang berasal dari fosil dari tahun ke tahun semakin meningkat, sedangkan ketersediaannya semakin berkurang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Randemen Arang Tempurung Kelapa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Randemen Arang Tempurung Kelapa 26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Rendemen Arang Briket Tempurung Kelapa Nilai rata-rata rendemen arang bertujuan untuk mengetahui jumlah arang yang dihasilkan setelah proses pirolisis. Banyaknya arang

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan Lampiran 1. Flow Chart Pelaksanaan Penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD 1. Apa yang dimaksud dengan kalor? 2. Bagaimana pengaruh kalor pada benda? 3. Berapa jumlah kalor yang diperlukan untuk perubahan suhu benda? 4. Apa yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA 4.2 HASIL MODIFIKASI ALAT REAKTOR PIROLISIS

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA 4.2 HASIL MODIFIKASI ALAT REAKTOR PIROLISIS 40 BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA 4.1 PENDAHULUAN Hasil penelitian dan eksperimen akan ditampilkan di BAB IV ini. Hasil penelitian akan didiskusikan untuk mengetahui kinerja alat konversi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Uji proksimat merupakan sifat dasar dari bahan baku yang akan digunakan sebelum membuat briket. Sebagaimana dalam penelitian ini bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi pada saat ini dan pada masa kedepannya sangatlah besar. Apabila energi yang digunakan ini selalu berasal dari penggunaan bahan bakar fosil tentunya

Lebih terperinci

Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian. Mulai. Menyiapkan alat dan bahan. Mengambil data anthropometri 10 orang operator

Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian. Mulai. Menyiapkan alat dan bahan. Mengambil data anthropometri 10 orang operator 48 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Menyiapkan alat dan bahan Mengambil data anthropometri 10 orang operator Mengambil data dimensi alat Menguji kapasitas efektif alat Menganalisis hasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelapa Kelapa atau cocos nucifera adalah anggota tunggal dalam marga cocos dari suku aren arenan atau arecaceae. Semua bagian tumbuhan ini bisa dimanfakan oleh manusia sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang akan dilakukan selama 4 bulan, bertempat di Laboratorium Kimia Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

UJI BERBAGAI JENIS BAHAN BAKAR BIOMASSA PADA ALAT PENGOLAHAN LIMBAH POLIMER PERTANIAN

UJI BERBAGAI JENIS BAHAN BAKAR BIOMASSA PADA ALAT PENGOLAHAN LIMBAH POLIMER PERTANIAN UJI BERBAGAI JENIS BAHAN BAKAR BIOMASSA PADA ALAT PENGOLAHAN LIMBAH POLIMER PERTANIAN (Test of Some Kind of Biomass Fuels on Processed Waste Polymer Agriculture Tool) Herdianze Novalina Pasaribu 1,2, Saipul

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN RANCANGAN

IV. PENDEKATAN RANCANGAN IV. PENDEKATAN RANCANGAN A. Kriteria Perancangan Pada prinsipnya suatu proses perancangan terdiri dari beberapa tahap atau proses sehingga menghasilkan suatu desain atau prototipe produk yang sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 56 BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Analisa Varian Prinsip Solusi Pada Varian Pertama dari cover diikatkan dengan tabung pirolisis menggunakan 3 buah toggle clamp, sehingga mudah dan sederhana dalam

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan parameter. perancangan. Perancangan fungsional dan struktural. Pembuatan Alat. pengujian. Pengujian unjuk kerja alat

METODE PENELITIAN. Penentuan parameter. perancangan. Perancangan fungsional dan struktural. Pembuatan Alat. pengujian. Pengujian unjuk kerja alat III. METODE PENELITIAN A. TAHAPAN PENELITIAN Pada penelitian kali ini akan dilakukan perancangan dengan sistem tetap (batch). Kemudian akan dialukan perancangan fungsional dan struktural sebelum dibuat

Lebih terperinci

Mulai. Dirancang bentuk alat. Digambar dan ditentukan ukuran alat. Dipilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. dirangkai alat.

Mulai. Dirancang bentuk alat. Digambar dan ditentukan ukuran alat. Dipilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. dirangkai alat. 42 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Dirancang bentuk alat Digambar dan ditentukan ukuran alat Dipilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan sesuai ukuran yang sudah ditentukan

Lebih terperinci

3.2 Pembuatan Pipa Pipa aliran air dan coolant dari heater menuju pipa yang sebelumnya menggunakan pipa bahan polimer akan digantikan dengan menggunak

3.2 Pembuatan Pipa Pipa aliran air dan coolant dari heater menuju pipa yang sebelumnya menggunakan pipa bahan polimer akan digantikan dengan menggunak BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan alahan yang diteliti, sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan metode yang akan digunakan dalam Modifikasi, baik teknik dan tahap tahap yang dilakukan untuk memodifikasi. Pada bab ini juga

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. Merangkai alat. Pengelasan. Pengecatan

Mulai. Merancang bentuk alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. Merangkai alat. Pengelasan. Pengecatan Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN

BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN 4.1. KONDENSOR Penggunaan kondensor tipe shell and coil condenser sangat efektif untuk meminimalisir kebocoran karena kondensor model ini mudah untuk dimanufaktur dan terbuat

Lebih terperinci

BAB III PERBAIKAN ALAT

BAB III PERBAIKAN ALAT L e = Kapasitas kalor spesifik laten[j/kg] m = Massa zat [kg] [3] 2.7.3 Kalor Sensibel Tingkat panas atau intensitas panas dapat diukur ketika panas tersebut merubah temperatur dari suatu subtansi. Perubahan

Lebih terperinci

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Uji 1 Uji 2 Uji 3 Uji 1 Uji 2 Uji 3 1. Kadar Air (%) 4,5091 4,7212 4,4773 5,3393 5,4291 5,2376 4,9523 2. Parameter Pengujian Kadar

Lebih terperinci

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X Contoh soal kalibrasi termometer 1. Pipa kaca tak berskala berisi alkohol hendak dijadikan termometer. Tinggi kolom alkohol ketika ujung bawah pipa kaca dimasukkan

Lebih terperinci

UJI COBA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR dan UAP KAPASITAS 1 kg

UJI COBA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR dan UAP KAPASITAS 1 kg UJI COBA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR dan UAP KAPASITAS 1 kg Nama : Muhammad Iqbal Zaini NPM : 24411879 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Cokorda

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Thermodinamika Teknik Mesin

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Thermodinamika Teknik Mesin III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Thermodinamika Teknik Mesin Universitas Lampung. Adapun waktu pelaksaan penelitian ini dilakukan dari bulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDAHULUAN 31 BAB III METODOLOGI 3.1 PENDAHULUAN Patent review merupakan ulasan atau rangkuman dari berbagai macam penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti lain yang sudah dipatenkan, dan yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Teknologi Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sampah Organik Menggunakan Media Pemurnian Batu Kapur, Arang Batok Kelapa, Batu Zeolite Dengan Satu Tabung

Lebih terperinci

Pengujian alat. Pengukuran parameter. Analisis data. selesai

Pengujian alat. Pengukuran parameter. Analisis data. selesai 47 b a Pengujian alat tidak Uji kelayakan ya Pengukuran parameter Analisis data selesai 48 Lampiran 2. Kapasitas Efektif Alat dan Persentase Bahan Rusak Kapasitas efektif alat menunjukkan produktivitas

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGGUNAAN PANAS BUMI PADA PENGOLAHAN TEH HITAM

ANALISIS KELAYAKAN PENGGUNAAN PANAS BUMI PADA PENGOLAHAN TEH HITAM ANALISIS KELAYAKAN PENGGUNAAN PANAS BUMI PADA PENGOLAHAN TEH HITAM Oleh: VONNY SETIARIES JOHAN F 31.0208 1999 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR Vonny Setiaries lohan, F 31. 0208.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanankan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Juli - September 2010. Objek yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah usaha

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN APLIKASI ALAT PIROLISIS UNTUK PEMBUATAN ASAP CAIR

PERANCANGAN DAN APLIKASI ALAT PIROLISIS UNTUK PEMBUATAN ASAP CAIR JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.1 ; Juni 2015 PERANCANGAN DAN APLIKASI ALAT PIROLISIS UNTUK PEMBUATAN ASAP CAIR NURYATI, JAKA DARMA JAYA, MELDAYANOOR Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Politeknik

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di 22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Udayana kampus

BAB IV METODE PENELITIAN. Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Udayana kampus BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang akan digunakan selama melakukan penelitian ini adalah di Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Udayana kampus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi di Indonesia secara umum meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan penduduk, pertumbuhan perekonomian maupun perkembangan teknologi. Pemakaian energi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2011 sampai dengan bulan Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN

MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN Ekoyanto Pudjiono, Gunowo Djojowasito, Ismail Jurusan Keteknikan Pertanian FTP, Universitas Brawijaya Jl. Veteran

Lebih terperinci

PENGARUH GEOMETRI PIPA KONDENSOR TERHADAP PERPINDAHAN PANAS PADA DESTILASI MINYAK PLASTIK

PENGARUH GEOMETRI PIPA KONDENSOR TERHADAP PERPINDAHAN PANAS PADA DESTILASI MINYAK PLASTIK TURBO Vol. 6 No. 2. 2017 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo PENGARUH GEOMETRI PIPA KONDENSOR TERHADAP PERPINDAHAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan bahwa material rockwool yang berbahan dasar batuan vulkanik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan bahwa material rockwool yang berbahan dasar batuan vulkanik BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Material Rockwool. Dalam studi kali ini, material rockwool sebelum digunakan sebagai bahan isolasi termal dalam tungku peleburan logam ialah dengan cara membakar

Lebih terperinci

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur.

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur. KALOR Tujuan Pembelajaran: 1. Menjelaskan wujud-wujud zat 2. Menjelaskan susunan partikel pada masing-masing wujud zat 3. Menjelaskan sifat fisika dan sifat kimia zat 4. Mengklasifikasikan benda-benda

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGGORENGAN HAMPA TERHADAP MUTU DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK IKAN LEMURU Penelitian tahap satu ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama penggorengan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 135 cc. mesin uji yang digunakan adalah sebagai berikut. : 4 langkah, SOHC, 4 klep

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 135 cc. mesin uji yang digunakan adalah sebagai berikut. : 4 langkah, SOHC, 4 klep III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian 1. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 135 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 135 cc, dengan merk Yamaha

Lebih terperinci

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. KALOR A. Pengertian Kalor Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama kelamaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan 4.1.1 Gambar Rakitan (Assembly) Dari perancangan yang dilakukan dengan menggunakan software Autodesk Inventor 2016, didapat sebuah prototipe alat praktikum

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Tanpa Beban Untuk mengetahui profil sebaran suhu dalam mesin pengering ERK hibrid tipe bak yang diuji dilakukan dua kali percobaan tanpa beban yang dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK 3.1. Flowchart Pengolahan dan Pengujian Minyak Biji Jarak 3.2. Proses Pengolahan Minyak Biji Jarak Proses pengolahan minyak biji jarak dari biji buah

Lebih terperinci

Alat penyuling minyak atsiri - Bagian 1 : Sistem kukus Syarat mutu dan metode uji

Alat penyuling minyak atsiri - Bagian 1 : Sistem kukus Syarat mutu dan metode uji Standar Nasional Indonesia ICS 65.060 Alat penyuling minyak atsiri - Bagian 1 : Sistem kukus Syarat mutu dan metode uji Badan Standardisasi Nasional BSN 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang

Lebih terperinci

Pengembangan Desain dan Pengoperasian Alat Produksi Gas Metana Dari pembakaran Sampah Organik

Pengembangan Desain dan Pengoperasian Alat Produksi Gas Metana Dari pembakaran Sampah Organik JURNAL PUBLIKASI Pengembangan Desain dan Pengoperasian Alat Produksi Gas Metana Dari pembakaran Sampah Organik Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memeperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan

Lebih terperinci

2. Persentase Bahan yang Tidak Terparut

2. Persentase Bahan yang Tidak Terparut Lampiran 1. Data Pemarutan Singkong Tabel 1. Data penelitian Ulangan Berat Bahan Waktu Bahan Terparut Bahan Tidak Terparut (Kg) (menit) (Kg) (Kg) I 10 16,46 8,6 0,7 II 10 16,02 9,2 0,4 III 10 16,52 9,1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di dalam menunjang kehidupan manusia. Aktivitas sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di dalam menunjang kehidupan manusia. Aktivitas sehari-hari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin menipisnya sumber daya alam yang berasal dari sisa fosil berupa minyak bumi diakibatkan karena kebutuhan manusia yang semakin meningkat dalam penggunaan energi.

Lebih terperinci