KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2016 Kepala Pusat Data dan Informasi. Helmiati, SH, M.Si

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2016 Kepala Pusat Data dan Informasi. Helmiati, SH, M.Si"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga dapat diselesaikannya Laporan Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Pedoman tentang Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, yang telah dilaksanakan pada Kamis-Sabtu, Desember 2016, bertempat di Hotel Seruni III Bogor Jawa Barat. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mensosialisasikan pedoman pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal dan transmigrasi di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, yaitu Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dengan tujuan menyampaikan informasi, pengadaptasian, penyesuaian, pengenalan, penjabaran dan harapan terbangunnya persamaan persepsi dalam mendapatkan pengetahuan dan keterampilan bagi setiap unit kerja di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, sehingga paham akan peran dan fungsinya dalam pelaksanaan pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Saya mengucapkan terimakasih dan penyampaian apresiasi kepada Kepala Bidang Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi serta seluruh jajarannya yang telah mempersiapkan segala sesuatunya sehingga Kegiatan Sosialisasi Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dapat terlaksana dengan baik. Jakarta, Desember 2016 Kepala Pusat Data dan Informasi Helmiati, SH, M.Si i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR LAMPIRAN... iii BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG... 1 B. MAKSUD DAN TUJUAN... 4 C. MATERI KEGIATAN... 5 D. RUANG LINGKUP KEGIATAN... 6 BAB II. PELAKSANAAN KEGIATAN 1. TAHAP PERSIAPAN TAHAP PELAKSANAAN... 7 a. Waktu & Tempat Pelaksanaan... 7 b. Pelaksanaan Kegiatan... 8 BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN B. SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ii

4 Lampiran 1 DAFTAR LAMPIRAN Peraturan Menteri Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government di Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 23 Lampiran 2 Peraturan Menteri Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 24 Lampiran 3 Sambutan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan Informasi (Balilatfo) Pada Kegiatan Sosialisasi Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 25 Lampiran 4 Laporan Penyelenggaraan Pada Acara Pembukaan Sosialisasi Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 26 Lampiran 5 Dokumentasi Kegiatan 27 iii

5 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam sebuah perencanaan pembangunan institusi/lembaga/organisasi, data merupakan salah satu elemen penting, perencanaan bisa berjalan dengan baik apabila didukung dengan data yang valid. Oleh Karena itu penyusunan data baik di tingkat pusat maupun pada tingkat daerah harus seakurat mungkin, khususnya database pada tingkat desa/kelurahan, harus selalu dioptimalkan. Urgensi pembuatan Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi No. 10 tahun 2016 didasarkan pada adanya perubahan nomenklatur dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menjadi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi. Peraturan Menteri Desa PDT No.10 tahun 2016 merupakan revisi dari Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 09 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Ketransmigrasian yang dapat dijadikan payung hukum dalam melakukan pengelolaan data dan informasi. Peraturan Menteri (Permen) Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang dikeluarkan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, menjelaskan bahwa data merupakan sekumpulan fakta berupa angka, karakter, simbol, gambar, tanda-tanda, tulisan yang merepresentasikan keadaan yang sebenarnya. Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, sementara pengelolaan data dan informasi adalah proses 1

6 mempersiapkan informasi mulai dari mengumpulkan data, mengolah, dan menganalisis data menjadi informasi yang siap disajikan untuk mendukung penetapan kebijakan manajemen dan pelayanan publik. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunn Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 dapat digunakan sebagai landasan hukum/acuan dalam melakukan pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi, sesuai dengan tugas dan fungsi, tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja masing-masing unit kerja untuk mewujudkan Good Governance. Data dan Informasi yang akurat dan valid merupakan kewajiban yang harus tersedia demi perencanaan pembangunan yang berkualitas. Dalam proses perencanaan pembangunan masih terbatasnya ketersediaan data dan informasi yang akurat dengan keadaan saat ini. Hal tersebut dapat menyebabkan proses perencannaan pembangunan itu sendiri terkadang dilakukan dengan menggunakan data yang tidak up to date. Misalnya, perbedaan data jumlah penduduk, jumlah penduduk miskin, perubahan kawasan, dan seterusnya. Oleh sebab itu, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi harus mempunyai basis data (data base) yang terpercaya, valid dan senantiasa diperbaharui (up to date). Akses informasi yang disajikan dalam bentuk pelayanan publik, misalnya, akan lebih banyak disoroti oleh masyarakat dalam era digital. Tentu saja, dengan memanfaatkan teknologi pula, pemerintah perlu melakukan revisi terhadap pengelolaan atas teknologi informasi, sehingga didapatkan informasi data yang 2

7 akurat dan kredibel. Penyajian data dengan mempergunakan perangkat komputer merupakan sebuah sistem informasi yang akan mempermudah pengguna data dalam mengakses dan melakukan analisis. Kemampuan sumber daya manusia, infrastruktur perangkat komputer, dan struktur organisasi, harus menjadi pertimbangan utama dalam pengembangan sistem pengolahan dan penyajian informasi yang akan dilakukan. Kurangnya koordinasi dan sinkronisasi data yang ada pada berbagai institusi merupakan salah satu kendala lain dalam proses perencanaan pembangunan. Perlunya kesamaan pradigma seluruh unit teknis terkait dalam pengumpulan, pengolahan, penganalisisan dan penyajian data tentang pentingnya data dan informasi dalam proses pengambilan keputusan/kebijakan dan dapat diimplementasikan secara menyeluruh, baik di pusat maupun di daerah. Masing-masing level pemerintahan tentunya telah memiliki data pembangunan yang dibutuhkan dalam penyusunan rencana kegiatan pembangunan daerah untuk jangka panjang, menengah dan pendek. Setiap kegiatan dan prioritas yang disusun setiap tahun tentunya merupakan hasil pemikiran dan analisis terhadap serangkaian atau sekumpulan data dan informasi terkait. Data dan Informasi tersebut umumnya didapatkan secara langsung dari masing-masing Kabupaten/Kota. Data dan informasi yang berkualitas harus dijadikan rujukan bagi penentuan kebijakan dan program sasaran yang akan dilaksanakan oleh pemerintah sehingga pelaksanaan pembangunan baik yang berhubungan dengan teknis institusinya maupun dengan pembangunan daerah bisa terukur dan diketahui target 3

8 pencapaiannya. Dengan ini, hasil akhir pembangunan berupa peningkatan kesejahteraan masyarakat akan tercapai dengan efektif dan efisien. Untuk menjamin optimalisasi pelaksanaan pengelolaan data dan informasi di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, maka seyogyanyalah dilakukan sosialisasi Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, sehingga setiap unit teknis dan unit pendukung di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi memahami tugas dan fungsinya dalam melakukan pengelolaan data dan informasi. B. MAKSUD DAN TUJUAN Tujuan pelaksanaan kegiatan sosialisasi Pedoman tentang Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang terdiri dari Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mengenai Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi adalah untuk memberikan pemahaman mengenai Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government di Kementerian Desa, 4

9 Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi kepada seluruh unit teknis di seluruh lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Maksud dari kegiatan ini adalah terwujudnya pemahaman mengenai landasan hukum tentang Pedoman pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal dan transmigrasi yang nantinya digunakan oleh seluruh unit teknis dalam rangka pelaksanaan pengelolaan data dan informasi yang optimal, sehingga mempermudah dalam melakukan pengumpulan, pengolahan, penganalisisan dan penyajian data dan informasi serta mempermudah proses mengakses data dan informasi di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, serta sebagai instrument untuk melakukan koordinasi, integrasi, sinergitas, dan sinkronisasi rencana dari berbagai sektor, dinas terkait dan masyarakat. C. MATERI KEGIATAN Materi yang digunakan dalam kegiatan ini adalah Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 tahun 2016 tentang E-Goverment di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. 5

10 D. RUANG LINGKUP KEGIATAN Kegiatan ini secara umum dilaksanakan agar terwujudnya pemahaman mengenai landasan hukum tentang Peraturan Menteri Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government di Kementerian Desa, Pembangunn Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang nantinya digunakan oleh seluruh unit teknis dalam rangka melakukan pengelolaan data dan informasi. Langkah-langkah yang diupayakan sebagai pendukung tercapainya kegiatan tersebut, maka perlu dilaksanakan beberapa kegiatan secara khusus, antara lain: a. Menerjemahkan Kerangka Acuan Kerja dengan Perumusan langkah-langkah rencana kerja dalam pelaksanaan identifikasi kebutuhan dalam Kegiatan Sosialisai Peraturan Menteri Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. b. Melakukan sosialisasi Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. c. Menyusun laporan kegiatan sesuai dengan schedule yang telah disusun bersama. 6

11 BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN Tahapan pelaksanaan kegiatan sosialisasi Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi terdiri dari : 1. Tahap Persiapan a. Mempersiapkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016yang sudah di sahkan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. b. Menelaah kembali Peraturam Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun c. Melakukan Koordinasi dengan berbagai pihak/unit teknis dan unit pendukung di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melalui pertemuan yang dilaksanakan di lingkungan Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. 2. Tahap Pelaksanaan a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pembukaan Kegiatan Sosialisasi Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 7

12 dilakukan di (Op-Room) Operational Room lantai 1, Gedung Utama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Kegiatan Sosialisasi Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dilaksanakan di Hotel Seruni Jl. Raya Pirus, Kampung Baru Tegal, Cibeureum, Cisarua, Bogor, Jawa Barat selama 3 (tiga) hari, mulai hari Kamis - Sabtu tanggal 8-10 Desember b. Pelaksanaan Kegiatan Pembukaan dihadiri oleh Pejabat Eselon 1 (Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan dan Kemasyarakatan dan Staf Ahli Bidang Pembangunan Ekonomi Lokal), beberapa pejabat eselon 2 di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, pejabat dan staf di lingkungan Pusat Data dan Informasi, Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan Informasi dan panitia. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan Informasi (BALILATFO) dalam arahannya yang disampaikan pada pembukaan menyatakan bahwa Proses Pengelolaan Data dan Informasi di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Organisasi akan efektif dan efisien apabila memahami bisnis proses, baik pada tingkat Kementerian maupun pada tingkat unit eselon 1. 8

13 Bisnis proses disusun atas permintaan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negaran dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia. Pegawai di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi diharapkan mampu untuk memahami dan melaksanakan bisnis proses dengan baik agar kinerja berjalan dengan baik. Aplikasi yang dibuat oleh pusdatin berdasarkan peraturan yang telah disetujui oleh seluruh eselon 1 di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Dalam pembuatan aplikasi seharusnya ada kerjasama antara unit kerja teknis dan pusdatin sehingga seluruh Direktorat Jenderal di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dapat memanfaatkan aplikasi yang dibangun. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) seharusnya dapat dikelola lebih baik dan lebih dimaksimalkan. Kemampuan SDM memahami teknologi informasi menjadi penting dalam mengelola data yang meliputi desa. Perencanaan based on data selalu menjadi yang pertama dilakukan dimana data yang digunakan harus update dan akurat. Oleh karena itu dibuat Peraturan Menteri Desa, Pembanguna Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi terkait dengan data dan bisnis proses. Peraturan/Perundangan yang berkaitan dengan kegiatan pengelolaan data dan informasi, semula berupa Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 09 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Ketransmigrasian, dengan adanya perubahan nomenklatur Kementerian menjadi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi sudah 9

14 seharusnya diubah menjadi Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi sebagai pedoman yang mengatur tentang Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Teknologi informasi dan sistem informasi mempunyai peranan penting dalam setiap elemen kehidupan, termasuk pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, guna mencapain sasaran-sasaran strategis yang telah tertuang dalam Renstra Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan mewujudkan cita-cita Nawacita ke-3 yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa-desa dalam kerangka negara kesatuan. Wilayah kerja pembangunan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi berada di desa, kedudukan fungsi pembangunan daerah tertinggal dan fungsi pengembangan daerah tertentu merupakan penajaman lokus prioritas desa-desa yang dibangun, sedangka fungsi pembangunan kawasan perdesaan dan fungsi ketransmigrasian merupakan instrumen untuk pembangunan desa dan kawasan perdesaan. Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang memuat ketentuan tentang pengelolaan, prosedur pengelolaan, prosedur pelaporan, pendanaan pengelolaan dan pembinaan serta pengendalian pengelolaan data dan informasi dapat digunakan sebagai landasan hukum/acuan dalam melakukan pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, sesuai dengan tugas dan fungsi, tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja masing-masing unit kerja untuk mewujudkan Good Govermance. 10

15 Kepala Pusat Data dan Informasi menyampaikan paparannya mengenai Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi merupakan payung hukum dalam pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dimana adanya perubahan nomenklatur dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menjadi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Wilayah kerja pembangunan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi secara umum berada di desa, kedudukan fungsi pembangunan daerah tertinggal, pengembangan daerah tertentu merupakan lokus prioritas desa yang dibangun, sedangkan fungsi pembangunan kawasan perdesaan dan fungsi ketransmigrasian merupakan instrument untuk pembangunan desa dan kawasan perdesaan. Penanggung jawab dalam pengelolaan data dan informasi pada tingkat pusat merupakan Kepala Balilatfo Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang di serahkan kepada Kepala Pusat Data dan Informasi, Eselon 1 di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, yaitu Kepala Sub Bagian Data dan Informasi, Bagian Perencanaan, Sekretariat Direktorat Jenderal, Sekretariat Jenderal (Kepala Sub Bagian Tata Usaha Masing-masing Biro), Inspektur Jenderal (Kepala Bagian Tata Usaha), dan Balilatfo (Kepala Bagian Tata Usaha). 11

16 Penanggung jawab daerah pada tingkat provinsi dikelola oleh Kepala Satuan Perangkat Daerah (SKPD) yang membidangi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Penanggung jawab tingkat Kabupaten/Kota dikelola oleh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang membidangi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Penanggung jawab Balai Besar Pengembangan Latihan Masyarakat, Balai Besar Latihan Masyarakat dan Balai Latihan Masyarakat berada dibawah struktur organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan Informasi (BALILATFO), Sub Bagian Data dan Informasi. Menteri, Gubernur dan Bupati/Walikota melakukan pembinaan dan pengendalian terhadap pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal dan transmigrasi sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing yang dilaksanakan melalui advokasi dan sosialisasi, pendidikan dan pelatihan serta pemantauan dan evaluasi. Maksud dan tujuan pembinaan tersebut ditujukan untuk meningkatkan mutu pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal dan transmigrasi dan mengembangkan pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal dan transmigrasi. Dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, e-government adalah penyelenggaraan Pemerintah berbasis sistem elektronik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan. 12

17 E-government Kementerian adalah aplikasi informasi berbasis internet dan perangkat digital lainnya yang dikelola oleh Pemerintah untuk keperluan penyampaian informasi dari Pemerintah ke Masyarakat, mitra bisnis, pegawai, badan usaha dan lembaga-lembaga lainnya secara online. Data dan informasi internal dipergunakan untuk kepentingan pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian, sedangkan data dan informasi eksternal dipergunakan untuk masyarakat. Data dan informasi dalam penyelenggaraan e-government wajib disediakan oleh masing-masing unit Organisasi Kementerian sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan. Data dan informasi tersebut dikelola dan dikumpulkan oleh unit organisasi dan Pusdatin, dan disimpan pada data centre Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Kegiatan Sosialisasi Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan Peraturan Menteri Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi selanjutnya dilaksanakan di Hotel Seruni Bogor pada tanggal 8 Desember 10 Desember 2016 membahas mengenai urgensi pembuatan Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi No. 10 tahun 2016 didasarkan pada adanya perubahan nomenklatur dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menjadi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi. Peraturan Menteri Desa PDT No.10 tahun 2016 dapat dijadikan payung hukum dalam melakukan pengelolaan data dan informasi. 13

18 Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dipaparkan oleh Ibu Elly Sarikit selaku Kepala Bidang Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Dalam paparannya menjelaskan bahwa Pengelolan data merupakan suatu proses yang berkelanjutan melalui pengumpulan, pengolahan, penganalisisan dan penyajian/ pelaporan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Jenis data pada Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 terdapat 9 jenis data, antara lain Data dan Informasi (Datin) Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Datin Pembangunan Kawasan Perdesaan, Datin Daerah Tertentu, Datin Daerah Tertinggal, Datin Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Datin Pengembangan Kawasan Transmigrasi, Datin Sekretariat Jenderal, Datin Inspektorat Jenderal, dan Datin Balilatfo. Hasil penyusunan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi membedakan jenis data berdasarkan Struktur Organisasi dan Tata Kerja yang tertuang dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 06 Tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja, dan Bisnis Proses yang tertuang dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 20 tahun 2015 tentang Bisnis Proses Level 0. 14

19 Berdasarkan unit kerja yang ada di PDTT terdapat 9 jenis data memiliki format isian yang harus dilengkapi dengan mekanisme tata cara pengisian. Oleh karena itu terdapat turunan dari pedoman berupa Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan Informasi yang akan disahkan oleh Kepala BALILATFO. Setiap unit eselon 1 dan dirjen memliki kasubbag datin yang akan bertanggung jawab terhadap pengelolaan datin. Untuk menunjang kegiatan tersebut membutuhkan panduan yang tepat yang nantinya akan disahkan oleh Kepala BALILATFO. Subbagian Datin masing-masing Direktorat Jenderal akan menjadi wali data, Sekretaris Jenderal, Inspektorat Jenderal dan Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan Informasi wali data terdapat pada subbagian Tata Usaha. Lebih lanjut akan disusun organisasi pengelolaan data dan informasi yang akan disahkan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi atau Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan Informasi. Teknologi informasi dan sistem informasi mempunyai peranan penting dalam setiap elemen kehidupan, termasuk pengelolaan data dan informasi pada Balilatfo yang berada dibawah naungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi guna mencapai sasaran-sasaran strategis yang telah tertuang dalam Renstra Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dan mewujudkan cita-cita Nawacita ke-3 yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa-desa dalam kerangka negara kesatuan. 15

20 Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dipaparkan oleh Bapak Aditya Hendra Krisna selaku Kepala Bidang Pengembangan Sistem Informasi dan Sumber Daya Informatika. Dalam paparannya menyampaikan bahwa Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang e-government dapat mengatur publikasi data. E-government adalah penyelenggara pemerintahan berbasis system elektronik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk menigkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan. Sumber Daya Manusia dan Teknologi Informasi merupakan suatu hal yang saling mendukung dalam keberhasilan. Wali data dalam masing-masing unit kerja 1 menjadi partner kerja dalam pengembangan sistem yang diberikan tanggung jawab sebagai wali data. Pusat Data dan Infomasi memfasilitasi instrumen yang dibutuhkan untuk sistem informasi UKE 1, dan aplikasi yang sudah dibuat belum dimanfaatkan secara optimal oleh seluruh Ditjen teknis. Pada tahun 2016 difokuskan pada pelaksanaan desa online yang dilakukan pada lima region, dimana aplikasi desa online tersebut nantinya dapat dimanfaatkan oleh PPMD. Server dan data center sudah dikelola oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang berpusat di Kalibata dan Abdul Muis. Aplikasi e-government harus dilengkapi dengan dokumen-dokumen desain aplikasi, struktur program, kode program, prosedur standar manual, kebutuhan 16

21 sumber daya informatika, hak login dan dokumentasi. Nama domain Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi adalah kemendesa.go.id atau yang ditetapkan pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan penggunaan nama sub domain dikoordinasikan oleh Pusdatin. Berdasarkan hasil tanya jawab dan diskusi disimpulkan bahwa Pusat Data dan Informasi merupakan unit kerja yang menfasilitasi penyusunan pedoman pengelolaan data dan informasi di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yaitu Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang selanjutnya dijadikan acuan dalam pengelolaan data dan informasi. Setiap unit kerja, baik di Pusat maupun Daerah seyogyanya memahami peran dan fungsinya masing-masing. Keberhasilan tujuan pengelolaan data dan informasi sangat tergantung pada kerjasama antara seluruh unit teknis yang diimplementasikan melalui penunjukkan wali data yang dapat berperan aktif secara berkelanjutan dalam pengelolaan data dan informasi. Kegiatan sosialisasi ini perlu dilakukan secara terus menerus agar setiap unit kerja yang terlibat dalam pengelolaan data dan informasi dapat memahami peran, fungsi dan tugasnya masing-masing. Pusat data dan informasi adalah Bank data yang bertugas melakukan pengumpulan data dasar, sedangkan data teknis dikumpulkan oleh unit teknis yang bersangkutan. Sejauh ini selain data dasar Pusat Data dan Informasi telah 17

22 melakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan bidang desa, kawasan perdesaan, daerah tertinggal, daerah tertentu dan transmigrasi yang dapat diakses melalui website Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yaitu kemendesa.go.id. Pusat data dan informasi telah membangun aplikasi yang dapat digunakan oleh unit kerja dalam melakukan pengelolaan data dan informasi, yang terdiri dari aplikasi E-Perdin, E-Meeting, E-Monev, E-Budgeting, Sistem Informasi Persuratan, Sistem Informasi Pembangunan Desa, Sistem Informasi Monitoring Desa, Kemendesa Webmail, Sistem Informasi Kepegawaian, E-Budgeting, Pemberdayaan Desa, Portal Desa Online, JDIH, Potensi Desa, LPSE, Bumdes, Layanan Desa, STKD, Jelajah Desa, Kawasan Transmigrasi dan SIDTT. Peran aktif peserta yang mewakili unitnya masing-masing terhadap pembahasan mengenai Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang e-government di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dan antusiasme serta keseriusan para peserta menjadikan diskusi dan pembahasan berjalan dengan baik. 18

23 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Selama proses pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang e-government di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi diperoleh beberapa kesimpulan, antara lain: 1. Pentingnya landasan hukum tentang proses pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal dan transmigrasi sebagai tolak ukur pencapaian program dan kinerja serta menjadi bahan perencanaan, monitoring dan evaluasi bagi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. 2. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang e- government adalah payung hukum yang dapatt digunakan sebagai pedoman/acuan dalam melakukan proses pengelolaan data dan informasi, serta pemanfaatan teknologi informasi di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. 19

24 3. Setiap Unit Kerja di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi seyogyakan mampu berperan aktif dan memahami tugas dan fungsinya, khususnya dalam proses pengelolaan data dan informasi. 4. Para peserta berharap akan kegiatan sosialisasi ini dapat dilakukan secara kontinu dan berkelanjutan sehingga semua unit kerja dapat memahami dan melaksanakan proses pengelolaan data dan informasi secara maksimal. B. SARAN 1. Melakukan sosialisasi baik Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi maupun Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang e-government di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi secara periodik dan berkelanjutan, baik ditingkat Pusat maupun Daerah. 2. Melakukan koordinasi dan komunikasi yang lebih intensif dengan unit teknis dalam upaya memahami Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang e- government agar proses pengelolaan data dan informasi dapat dilakukan secara maksimal. 20

25 DAFTAR PUSTAKA Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, 2016, Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, 2016, Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Dr. Ir. HM. Nurdin, MT, 2016, Sambutan dan Arahan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan Informasi pada Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah tertinggal dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2016 tentang E-Government di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. 21

26 LAMPIRAN 22

27 LAMPIRAN 1 PERATURAN MENTERI NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG E-GOVERNMENT DI KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI 23

28 - 1 - SALINAN Ranc MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG E-GOVERNMENT DI KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi yang sangat pesat memberi peluang pengaksesan informasi yang cepat dan akurat dalam melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat; b. bahwa e-government di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi perlu kesamaan pemahaman, keserempakan tindak dan keterpaduan langkah dari seluruh unit kerja untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dalam meningkatkan layanan publik yang efektif dan efisien;

29 - 2 - c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi tentang E-government di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 2. Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 189, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5348); 6. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Nomor 5598); 7. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

30 - 3 - Tertinggal, dan Transmigrasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 13); 8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5 Tahun 2015 tentang Register Nama Domain Instansi Penyelenggara Negara (Berita Nrgara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 209); 9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja (Berita Nrgara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 463); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI TENTANG E-GOVERNMENT DI KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. E-government adalah penyelenggaraan pemerintahan berbasis sistem elektronik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan eifisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan. 2. E-government Kementerian adalah aplikasi informasi yang berbasis internet dan perangkat digital lainnya yang dikelola oleh pemerintah untuk keperluan penyampaian informasi dari pemerintah ke masyarakat, mitra bisnis, pegawai,

31 - 4 - badan usaha, dan lembaga-lembaga lainnya secara online. 3. Sistem elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan informasi elektronik. 4. Sistem Informasi adalah kesatuan komponen yang terdiri dari lembaga, sumber daya manusia, perangkat keras, perangkat lunak, sustitansi data dan informasi yang terkait satu sama lain dalam satu mekanisme kerja untuk mengelola data dan informasi. 5. Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebarkan informasi. 6. Data adalah fakta berupa angka, karakter, simbol, gambar, tanda-tanda, tulisan yang mempresentasikan keadaan yang sebenanrnya. 7. Data center adalah suatu fasilitas yang digunakan untuk menempatkan sistem komputer dan komponen-komponen terkaitnya, seperti sistem telekomunikasi dan sistem repositori. 8. Informasi Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Ketransmigrasian adalah gabungan, rangkaian dan analisis data yang berbentuk angka yang diolah, naskah dan dokumen yang mempunyai arti, nilai, dan makna tertentu mengenai Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Ketransmigrasian. 9. Infrastruktur teknologi informasi adalah piranti keras, piranti lunak sistem operasi dan aplikasi, pusat dan jaringan komunikasi data serta fasilitas

32 - 5 - pendukung lainnya, untuk mendukung penyelenggaraan e-government. 10. Aplikasi adalah komponen sistem informasi yang di gunakan untuk menjalankan fungsi, proses dan mekanisme kerja yang mendukung pelaksanaan e- government. 11. Aplikasi umum adalah aplikasi e-government yang dapat digunakan oleh unit kerja di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dan publik. 12. Aplikasi Khusus adalah aplikasi e-government yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan unit kerja sesuai dengan tugas dan fungsinya. 13. Master Plan adalah dokumen perencanaan yang menjadi acuan penyelenggaraan e-government. 14. Portal Web adalah kumpulan halaman web yang berisi informasi elektronik yang dapat diakses. 15. Interoperabilitas adalah kemampuan dua sistem atau dua komponen atau lebih untuk bertukar infomasi dan untuk menggunakan informasi yang telah dipertukarkan. 16. Nama domain adalah alamat internet penyelenggara negara, orang, badan usaha dan/atau masyarakat yang dapat digunakan dalam berkomunikasi melalui internet yang berupa kode atau susunan karakter yang bersifat unik untuk menunjukkan lokasi tertentu dalam internet. 17. Akses adalah kegiatan melakukan interaksi dengan sistem elektronik yang berdiri sendiri atau dalam jaringan. 18. Badan Usaha adalah perusahaan perorangan atau perusahaan persekutuan, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum. 19. Repositori adalah sistem pengkoleksian berkas siap pakai dan siap cetak dari berbagai macam

33 - 6 - sistem informasi menjadi suatu informasi turunan atau agregat secara terintegrasi. 20. Pola terpusat adalah pengintegrasian sistem informasi yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi dengan unit kerja eselon I untuk mendapatkan dan memberikan data agregat (data yang telah diolah dari data individu yang dimiliki oleh unit kerja) untuk kepentingan internal dan eksternal. 21. Pola tersebar adalah sistem informasi yang dilaksanakan oleh unit kerja eselon I untuk kepentingan unit kerja eselon I yang bersangkutan dan dapat diintegrasikan dengan sistem informasi lain melalui pola terpusat yang di bangun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi. 22. Data agregat adalah data yang telah diolah dari data individu yang dimiliki oleh unit kerja. 23. Government Chief Information Officer selanjutnya disingkat dengan GCIO adalah Jabatan umum yang diberikan kepada orang di suatu instansi penyelenggaraan pemerintahan yang bertanggung jawab untuk teknologi informasi dan sistem komputer yang mendukung tujuan e-government. 24. Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi yang selanjutnya disebut Balilatfo adalah unit kerja di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang mempunyai tugas dan fungi di bidang perumusan, pengelolaan dan pengembangan sistem informasi desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi. 25. Pusat Data dan Informasi yang selanjutnya disebut Pusdatin adalah unit kerja di kementerian

34 - 7 - yang mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengembangan, pengelolaan dan penyediaan data, infrastruktur bidang desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi serta penyelenggaraan sistem informasi dan sumber daya informatika dalam rangka mendukung manajemen Kementerian. 26. Kementerian adalah Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. 27. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pembangunan desa dan kawasan perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi. Pasal 2 Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi pembangunan dan pengembangan sistem informasi desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi, yang terdiri dari: a. sumber daya manusia; b. data dan informasi; c. ifrastruktur teknologi informasi dan komunikasi; d. aplikasi; e. nama domain Kementerian; f. portal web Kementerian; dan g. surat elektronik ( ) Kementerian.

35 - 8 - BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 3 Peraturan Menteri ini dimaksudkan untuk mengatur penyelenggaraan e-government di kementerian. Pasal 4 Peraturan menteri ini bertujuan untuk: a. memberikan acuan pelaksanaan atau pedoman dalam rangka penyelenggaraan e-government dalam lingkungan Kementerian; b. menciptakan sinergi antar unit kerja dalam lingkungan Kementerian; c. mengoptimalkan penyelenggaraan e-government dalam pelayanan publik dalam lingkungan Kementerian; dan d. mendorong terjadinya tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih dengan memanfaatkan teknologi informasi. BAB III SUMBER DAYA MANUSIA Pasal 5 (1) Sumber daya manusia yang dapat menyelenggarakan e-government harus sesuai dengan standar kompetensi yang dibutuhkan. (2) Standar kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

36 - 9 - BAB IV DATA DAN INFORMASI Pasal 6 Data dan informasi dalam penyelenggaraan e- government berupa: a. data dan informasi internal; dan b. data dan informasi eksternal. Pasal 7 (1) Data dan informasi internal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a dipergunakan untuk kepentingan pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian. (2) Data dan informasi eksternal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b dipergunakan untuk pelayanan kepada masyarakat. Pasal 8 (1) Data dan informasi dalam penyelenggaraan e- government wajib disediakan oleh masing-masing unit organisasi Kementerian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelola dan dikumpulkan oleh unit organisasi dan Pusdatin. (3) Data dan informasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) harus disimpan pada data center Kementerian

37 Pasal 9 Data dan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) harus memenuhi kaidah struktur data, interoperabilitas, kebaruan, keakuratan, kerahasiaan, dan keamanan informasi. BAB V INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Pasal 10 Infrastruktur yang diperlukan dalam e-government harus sesuai dengan standar manual peralatan, interoperabilitas, dan keamanan sistem informasi yang ditetapkan oleh ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal 11 (1) Kementerian menyediakan fasilitas berupa pusat jaringan informasi untuk pengelolaan e- government. (2) Pusat jaringan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Standar fasilitas pusat jaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. peruntukan dan luas ruangan; b. kondisi ruangan seperti suhu, kelembaban, kebisingan; c. keamanan fisik dan logik; d. pemeliharan; dan e. back up dan restore.

38 BAB VI APLIKASI Pasal 12 (1) Aplikasi e-government terdiri atas aplikasi umum dan aplikasi khusus. (2) Aplikasi e-government sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilengkapi dokumen: a. desain aplikasi; b. struktur program; c. kode program; d. prosedur standar manual; e. kebutuhan sumber daya informatika; f. Hak log-in; dan g. Dokumentasi. Pasal 13 (1) Aplikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 harus menggunakan perangkat lunak resmi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Aplikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi standar interoperabilitas, standar keamanan sistem informasi, dan mudah digunakan. Pasal 14 Hak cipta atas aplikasi dan struktur program (source code) yang dibangun oleh mitra kerja menjadi milik negara.

39 BAB VII NAMA DOMAIN KEMENTERIAN Pasal 15 (1) Nama domain resmi kementerian adalah kemendesa.go.id atau yang di tetapkan pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Penggunaan nama sub domain dikoordinasikan oleh Pusdatin. BAB VIII PORTAL WEB KEMENTERIAN Pasal 16 (1) Nama domain portal web resmi kementerian adalah (2) Portal web resmi kementerian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelola oleh Pusdatin. Pasal 17 (1) Nama domain situs web unit organisasi di kementerian yang menggunakan nama domain portal web sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) diletakkan di depan nama domain kementerian menjadi nama sub domain. (2) Situs web unit organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelola oleh unit organisasi masingmasing.

40 BAB IX SURAT ELEKTRONIK Pasal 18 (1) Alamat surat elektronik resmi kementerian menggunakan nama domain mail.kemendesa.go.id. (2) Akun surat elektronik resmi kementerian menggunakan (3) Surat elektronik kementerian diperuntukkan bagi Aparatur Sipil Negara kementerian dengan mengajukan permohonan secara resmi kepada Pusdatin. (4) Surat elektronik kementerian dikelola oleh Pusdatin. Pasal 19 (1) Portal web resmi kementerian dikelola oleh Balilatfo. (2) Portal web kementerian, antara lain meliputi: a. data dan informasi; b. peraturan perundang-undangan; c. berita; d. struktur organisasi Kementerian; e. forum diskusi publik; f. layanan online; g. internet; h. intranet; dan i. surat elektronik. Pasal 20 (1) Portal web kementerian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, dilaksanakan oleh:

41 a. Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama untuk berita Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Ketransmigrasian. b. Biro Hukum, Organisasi, dan Tata Laksana untuk informasi peraturan perundangundangan, konsultasi hukum dan FAQ. (2) Dalam melaksanakan pengelolaan portal web kementerian, Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama dan Biro Hukum, Organisasi, dan Tata Laksana bekerja sama dengan Balilatfo. (3) Penyajian data dan informasi pada portal web kementerian disajikan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Internasional. BAB X TATA KELOLA Pasal 21 (1) E-government di Kementerian menggunakan pola terpusat dan pola tersebar. (2) Pola terpusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam memenuhi kebutuhan kerja sama sistem informasi antar lembaga/instansi terkait dilaksanakan oleh Balilatfo. (3) Pola tersebar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh setiap unit kerja terkait sesuai tugas, fungsi dan kewenangannya. Pasal 22 (1) E-government yang diselenggarakan oleh unit kerja Eselon I dikoordinasikan oleh Balilatfo. (2) Dalam penyelenggaraan e-government sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Balilatfo mempunyai tugas: a. sebagai Government Chief Information Officer (GCIO) kementerian;

42 b. menetapkan master plan, standar sistem informasi desa, pembangunan daerah tertinggal, dan ketransmigrasian; c. memfalitasi pusat dan daerah dalam pembangunan dan pengembangan sistem informasi desa, pembangunan daerah tertinggal dan ketransmigrasian; d. menyediakan data dan informasi untuk keperluan internal dan eksternal sesuai dengan tugas dan fungsinya; e. membangun, mengembangkan dan memelihara aplikasi umum berdasarkan masukan proses kerja; f. menyediakan infrastruktur teknologi informasi unit eselon I di Kementerian; g. membangun, mengembangkan dan memelihara aplikasi yang melibatkan lebih dari satu unit eselon I; h. memfasilitasi dan mengelola nama sub domain pemerintah untuk situs web resmi unit eselon I; i. menyediakan menu unit eselon I pada situs web Kementerian sebagai sarana pendukung penyelenggaraan e-government; dan j. melakukan evaluasi sistem informasi secara berkala. Pasal 23 (1) Kepala Balilatfo diberikan tugas dan kewenangan sebagai GCIO. (2) GCIO sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang: a. menyetujui atau menolak usulan anggaran dan kegiatan yang dilakukan oleh satuan kerja dan unit kerja yang berkaitan dengan e-government atau Teknologi Informasi dan Komunikasi; dan

43 b. mengintegrasikan seluruh sistem informasi di lingkungan Kementerian. (3) Satuan kerja wajib memberikan wewenang kepada GCIO dan perangkat kerja serta personilnya untuk mengelola seluruh sistem informasi yang ada pada satuan kerja untuk kepentingan integrasi e- government di Kementerian. Pasal 24 (1) Penyelenggara e-government unit Eselon I di Kementerian dilaksanakan oleh Sekretariat Direktorat Jenderal, Sekretariat Badan, Biro Perencanaan untuk Sekretariat Jenderal dan Sekretariat Inspektorat Jenderal. (2) Sesuai kewenangannya penyelenggara e- government sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai tugas: a. melaporkan dan mengkoordinasikan penyelenggara e-government; b. menyusun rencana e-government unit kerja sesuai master plan sistem informasi desa, pembangunan daerah tertinggal, dan ketransmigrasian; c. menyediakan sumber daya manusia yang kompeten; d. menyediakan dan memutakhirkan data dan informasi; e. menyediakan akses bagi sistem informasi lain; f. menyediakan aplikasi khusus; dan g. mengelola situs web. (3) Dalam melaksanakan tugasnya penyelenggara e- government unit eselon I sebagaiman dimaksud pada ayat (1) berkoordinasi dengan Balilatfo.

44 Pasal 25 Penyelenggara e-government sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dapat bekerja sama dengan instansi Pemerintah Pusat, Daerah, Badan Usaha dan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB XI PEMBIAYAAN Pasal 26 Pengalokasian anggaran dalam rangka pelaksanaan Peraturan Menteri ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. BAB XII EVALUASI Pasal 27 (1) Evaluasi e-government di Kementerian dilakukansecara periodik setiap 6 (enam) bulan sekali oleh Kepala Balilatfo. (2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. sumber daya manusia; b. data dan informasi; c. infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi; d. aplikasi; e. portal web unit eselon I; dan f. portal web kementerian. (3) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaporkan kepada Menteri.

45 BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 28 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 5 Januari 2016 MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, Diundangkan di Jakarta pada tanggal 21 Januari 2016 ttd. Salinan sesuai aslinya Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan MARWAN JAFAR Transmigrasi Kepala Biro Hukum, Organisasi, dan Tata Laksana DIREKTUR JENDERAL Eko Bambang Riadi PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 93

46 LAMPIRAN 2 PERATURAN MENTERI NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI 24

47 MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyediakan data dan informasi yang akurat, tepat dan akuntabel, perlu pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61,

48 - 2 - Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5050); 4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360); 5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian;

49 Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 264); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5658); 11. Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar; 12. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 13); 13. Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 259); 14. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 463); 15. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 20 tahun 2015 tentang Bisnis Proses Level 0 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1933); 16. Peraturan Kepala Badan Nasional Pengelola Perbatasan Nomor 1 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengelolaan Perbatasan Negara Tahun (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 589);

50 - 4 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pengelolaan data dan informasi adalah proses mulai dari mengumpulkan data, mengolah, dan menganalisis data menjadi informasi yang siap disajikan untuk mendukung penetapan kebijakan manajemen dan pelayanan publik. 2. Data adalah sekumpulan fakta berupa angka, karakter, simbol, gambar, tanda-tanda, tulisan yang merepresentasikan keadaan yang sebenarnya. 3. Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun non elektronik. 4. Sistem Informasi adalah kesatuan komponen yang terdiri dari lembaga, sumber daya manusia, perangkat keras, perangkat lunak, substansi data dan informasi yang terkait satu sama lain dalam satu mekanisme kerja untuk mengelola data dan informasi.

51 Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebarkan informasi. 6. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 7. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesarbesarnya kesejahteraan masyarakat Desa. 8. Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, ketrampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai. 9. Desa Sangat Tertinggal, atau bisa disebut sebagai Desa Pratama, atau dapat disebut sebagai Desa Pratama, adalah Desa yang mengalami kerentanan karena masalah bencana alam, goncangan ekonomi, dan konflik sosial sehingga tidak berkemampuan mengelola potensi sumber daya sosial, ekonomi, dan ekologi, serta mengalami kemiskinan dalam berbagai bentuknya. 10. Desa Tertinggal, atau bisa disebut sebagai Desa Pra-Madya adalah Desa yang memiliki potensi sumber daya sosial, ekonomi, dan ekologi tetapi belum, atau kurang mengelolanya dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa,

52 - 6 - kualitas hidup manusia serta mengalami kemiskinan dalam berbagai bentuknya. 11. Desa Berkembang, atau bisa disebut sebagai Desa Madya adalah Desa potensial menjadi Desa Maju, yang memiliki potensi sumber daya sosial, ekonomi, dan ekologi tetapi belum mengelolanya secara optimal untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa, kualitas hidup manusia dan menanggulangi kemiskinan. 12. Desa Maju, atau bisa disebut sebagai Desa Pra Sembada adalah Desa yang memiliki potensi sumber daya sosial, ekonomi dan ekologi, serta kemampuan mengelolanya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa, kualitas hidup manusia, dan menanggulangi kemiskinan. 13. Desa Mandiri, atau bisa disebut sebagai Desa Sembada adalah Desa Maju yang memiliki kemampuan melaksanakan pembangunan Desa untuk peningkatan kualitas hidup dan kehidupan sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa dengan ketahanan sosial, ketahanan ekonomi, dan ketahanan ekologi secara berkelanjutan. 14. Kawasan Perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. 15. Pembangunan Kawasan Perdesaan adalah pembangunan antar desa yang dilaksanakan dalam upaya mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan dan pemberdayaan masyarakat desa melalui pendekatan partisipatif yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota. 16. Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disingkat BUM Desa, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh

53 - 7 - Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. 17. Badan Usaha Milik Desa Bersama, yang selanjutnya disebut BUM Desa Bersama, adalah badan usaha yang dibentuk dalam skema kerja sama antar-desa. 18. Pembangunan Daerah Tertinggal yang selanjutnya disingkat PDT adalah suatu proses, upaya, dan tindakan secara terencana untuk meningkatkan kualitas masyarakat dan wilayah yang merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. 19. Daerah Tertinggal adalah daerah kabupaten yang wilayah serta masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional. 20. Daerah Tertentu adalah adalah daerah yang memiliki karakteristik tertentu seperti daerah rawan pangan, rawan bencana, perbatasan, terdepan, terluar, dan pasca konflik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 21. Pengembangan Daerah Tertentu adalah upayaupaya meningkatkan mengembangkan daerah tertentu agar keluar dari karakteristik daerah tertentu. 22. Daerah Rawan Pangan adalah Kondisi suatu daerah yang tingkat ketersediaan, akses, dan/atau keamanan pangan sebagian masyarakat dan rumah tangganya tidak cukup untuk memenuhi standar kebutuhan fisiologis dan pertumbuhan dan kesehatan. 23. Daerah Perbatasan adalah bagian wilayah negara yang terletak pada sisi dalam sepanjang batas wilayah Indonesia dengan negara lain, dalam hal

54 - 8 - Batas Wilayah Negara di darat, Kawasan Perbatasan berada di kecamatan. 24. Daerah Rawan Bencana adalah daerah yang mempunyai karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu. 25. Daerah Pasca Konflik adalah merupakan interpelasi sosial yang berbentuk pertentangan karena adanya suatu perbedaan, baik perbedaan fisik maupun perbedaan pandangan. 26. Pulau Kecil Terluar adalah pulau dengan luas areal kurang atau sama dengan 2000 km2 (dua ribu kilomenter persegi) yang memiliki titik-titik dasar koordinat geografis yang menghubungkan garis pangkal laut kepulauan sesuai dengan hukum internasional dan nasional. 27. Ketransmigrasian adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan transmigrasi. 28. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk secara sukarela untuk meningkatkan kesejahteraan dan menetap di kawasan transmigrasi yang diselenggarakan oleh Pemerintah. 29. Transmigran adalah warga negara Republik Indonesia yang berpindah secara sukarela ke kawasan transmigrasi. 30. Wilayah Pengembangan Transmigrasi yang selanjutnya disingkat WPT adalah wilayah potensial yang ditetapkan sebagai pengembangan permukiman transmigrasi yang terdiri atas beberapa satuan kawasan pengembangan yang salah satu diantaranya direncanakan untuk mewujudkan pusat pertumbuhan wilayah baru

55 - 9 - sebagai kawasan perkotaan baru sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. 31. Lokasi Permukiman Transmigrasi yang selanjutnya disingkat LPT adalah lokasi potensial yang ditetapkan sebagai permukiman transmigrasi untuk mendukung pusat pertumbuhan wilayah yang sudah ada atau yang sedang berkembang sebagai kawasan perkotaan baru sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. 32. Satuan Kawasan Pengembangan yang selanjutnya disingkat SKP adalah satu kawasan yang terdiri atas beberapa satuan permukiman yang salah satu di antaranya merupakan permukiman yang disiapkan menjadi desa utama atau pusat kawasan perkotaan baru. 33. Kawasan Perkotaan Baru yang selanjutnya disingkat KPB adalah bagian dari kawasan transmigrasi yang ditetapkan menjadi pusat pertumbuhan dan berfungsi sebagai pusat pelayanan kawasan transmigrasi. 34. Permukiman Transmigrasi adalah satu kesatuan permukiman atau bagian dari satuan permukiman yang diperuntukkan bagi tempat tinggal dan tempat usaha transmigran. 35. Satuan Permukiman yang selanjutnya disingkat SP adalah bagian dari SKP berupa satu kesatuan permukiman atau beberapa permukiman sebagai satu kesatuan dengan daya tampung (tiga ratus sampai dengan lima ratus) keluarga. 36. Satuan Permukiman Baru yang selanjutnya disebut SP-Baru adalah bagian dari SKP berupa satu kesatuan permukiman atau beberapa permukiman sebagai satu kesatuan dengan daya tampung (tiga ratus sampai dengan lima ratus) keluarga yang merupakan hasil pembangunan baru. 37. Satuan Permukiman Pemugaran yang selanjutnya disebut SP-Pugar adalah bagian dari SKP berupa

56 permukiman penduduk setempat yang dipugar menjadi satu kesatuan dengan permukiman baru dengan daya tampung (tiga ratus sampai dengan lima ratus) keluarga. 38. Satuan Permukiman Penduduk Setempat yang selanjutnya disebut SP-Tempatan adalah permukiman penduduk setempat dalam deliniasi Kawasan Transmigrasi yang diperlakukan sebagai SP. 39. Transmigrasi Umum adalah jenis transmigrasi yang dilaksanakan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah bagi penduduk yang mengalami keterbatasan dalam mendapatkan peluang kerja dan usaha. 40. Transmigrasi Swakarsa Berbantuan adalah jenis transmigrasi yang dirancang oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah dengan mengikutsertakan badan usaha sebagai mitra usaha transmigran bagi penduduk yang berpotensi berkembang untuk maju. 41. Transmigrasi Swakarsa Mandiri adalah jenis transmigrasi yang merupakan prakarsa transmigran yang bersangkutan atas arahan, layanan, dan bantuan pemerintah dan/atau pemerintah daerah bagi penduduk yang telah memiliki kemampuan. 42. Permukiman dalam KPB adalah satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di KPB. 43. Kawasan Transmigrasi adalah kawasan budidaya yang memiliki fungsi sebagai permukiman dan tempat usaha masyarakat dalam satu sistem pengembangan berupa wilayah pengembangan transmigrasi atau lokasi permukiman transmigrasi. 44. Rencana Kawasan Transmigrasi yang selanjutnya disingkat RKT adalah hasil perencanaan kawasan

57 transmigrasi yang digunakan sebagai dasar dalam penyusunan rencana perwujudan kawasan transmigrasi. 45. Pusat Pelayanan Kawasan Transmigrasi yang selanjutnya disingkat PPKT adalah KPB yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kawasan transmigrasi. 46. UPTP Balai Besar/Balai Latihan Masyarakat adalah unit teknis penunjang yang bertanggung jawab kepada Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dan mempunyai tugas pelaksanaan pelatihan masyarakat dan salah satu fungsinya sebagai pengumpul data dasar desa, daerah tertinggal dan transmigrasi. 47. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut SKPD, adalah organisasi/lembaga pada pemerintah daerah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dekonsentrasi/tugas pemerintahan di bidang tertentu di daerah provinsi, kabupaten, atau kota. 48. Kementerian adalah Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. 49. Menteri adalah Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. 50. Beberapa pengertian diambil dari output yang datanya akan diambil dari Bisnis Proses. 51. Survey adalah metode pengumpulan data dan informasi. Pasal 2 Pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi dipergunakan sebagai pedoman bagi aparat yang melaksanakan tugas dan fungsi dalam

58 pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi pada Kementerian, Dinas dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. BAB II DATA DAN INFORMASI DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI Pasal 3 (1) Data dan informasi desa terdiri atas data dan informasi mengenai: a. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa; dan b. Pembangunan Kawasan Perdesaan. (2) Data dan informasi desa sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi: a. Data dan Informasi-Status Perkembangan Desa; b. Data dan Informasi-Perencanaan Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa; c. Data dan Informasi-Standar Pelayanan Minimal Sosial Dasar Desa; d. Data dan Informasi-Standar Pelayanan Minimal Prasarana dan Sarana Desa; e. Data dan Informasi-Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa; dan f. Data dan Informasi-Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa). (3) Data dan informasi desa sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi: a. Data dan Informasi-Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan; b. Data dan Informasi-Prasarana dan Sarana Dasar Kawasan Perdesaan; c. Data dan Informasi-Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUM Desa Bersama);

59 d. Data dan Informasi-Sumber Daya Masyarakat Desa yang Kompeten di Kawasan Perdesaan; dan e. Data dan Informasi-Pusat Pertumbuhan Kawasan Perdesaan. Pasal 4 (1) Data dan Informasi Daerah Tertinggal terdiri atas data dan informasi mengenai: a. Pengembangan Daerah Tertentu; dan b. Pembangunan Daerah Tertinggal. (2) Data dan informasi Daerah Tertinggal sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi: a. Data dan Informasi-Profil dan Program Daerah Perbatasan; b. Data dan Informasi-Profil dan Program Pulau Kecil dan Terluar; c. Data dan Informasi-Daerah Rawan Bencana; d. Data dan Informasi-Daerah Rawan Pangan; e. Data dan Informasi-Daerah Pasca Konflik; f. Data dan Informasi-Prioritas Lokasi dan Kegiatan Utama Penanganan Daerah Tertentu; g. Data dan Informasi-Program Lintas Sektor dan Daerah yang Dialokasikan di Daerah Tertentu; h. Data dan Informasi-Program Unit Kerja Eselon I Lingkup Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang dialokasikan di Daerah Tertentu; i. Data dan Informasi-Daerah Tangguh Bencana; j. Data dan Informasi-Daerah Tangguh Pangan; k. Data dan Informasi-Daerah Tangguh Konflik; l. Data dan Informasi-Wilayah Perbatasan yang Berdaya Saing; dan m. Data dan Informasi-Pulau Kecil dan Terluar yang Berdaya Saing. (3) Data dan Informasi Daerah Tertinggal sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi: a. Data dan Informasi-Kabupaten Daerah Tertinggal;

60 b. Data dan Informasi-Profil Kabupaten Daerah Tertinggal; c. Data dan Informasi-Rancangan Program Intervensi Kabupaten Daerah Tertinggal; d. Data dan Informasi-Program Lintas Sektor dan Daerah yang dialokasikan untuk Pembangunan Daerah Tertinggal; e. Data dan Informasi-Program Unit Kerja Eselon I Lingkup Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang Dialokasikan untuk Pembangunan Daerah Tertinggal; dan f. Data dan Informasi-Kabupaten Daerah Maju yang Sebelumnya Merupakan Kabupaten Daerah Tertinggal. Pasal 5 (1) Data dan Informasi Transmigrasi terdiri atas data dan informasi mengenai: a. Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi; dan b. Pengembangan Kawasan Transmigrasi. (2) Data dan Informasi Transmigrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi: a. Data dan Informasi-Kawasan Transmigrasi yang Ditetapkan; b. Data dan Informasi-Kerjasama Antar-Daerah Pelaksanaan Transmigrasi; c. Data dan Informasi-Rencana Detail Kawasan Perkotaan Baru; d. Data dan Informasi-Rencana Rinci Satuan Kawasan Pengembangan; e. Data dan Informasi-Rencana Teknis Satuan Permukiman; f. Data dan Informasi-Rencana Teknis Detail Prasarana dan Sarana; g. Data dan Informasi-Rencana Pengembangan Masyarakat;

61 h. Data dan Informasi-Hak Pengelolaan Lahan; i. Data dan Informasi-Bidang Tanah Hasil Konsolidasi; j. Data dan Informasi-Permukiman Layak Huni, Layak Usaha, dan Layak Berkembang; dan k. Data dan Informasi-Persebaran Penduduk yang Tertata. (3) Data dan Informasi Transmigrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi: a. Data dan Informasi-Satuan Permukiman Tahap Penyesuaian; b. Data dan Informasi-Satuan Permukiman Tahap Pemantapan; c. Data dan Informasi-Satuan Permukiman Tahap Kemandirian; d. Data dan Informasi-Pusat Satuan Kawasan Pengembangan/Desa Utama; e. Data dan Informasi-Kawasan Perkotaan Baru; f. Data dan Informasi-Sertifikat Hak Milik; g. Data dan Informasi-Sertifikat Hak Pakai; h. Data dan Informasi-Kemitraan dengan Badan Usaha; dan i. Data dan Informasi-Koordinasi dengan Lintas Sektor Terkait. Pasal 6 Data dan Informasi Sekretariat Jenderal terdiri atas data dan informasi mengenai: a. Data dan Informasi-Rencana, Program, dan Anggaran; b. Data dan Informasi-Laporan Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN); c. Data dan Informasi-Ketentuan Peraturan Perundang-undangan; d. Data dan Informasi-Kepegawaian; e. Data dan Informasi-Ketatalaksanaan; f. Data dan Informasi-Kelembagaan;

62 g. Data dan Informasi-Aparatur Sipil Negara yang Profesional; dan h. Data dan Informasi-Pelayanan Publik. Pasal 7 Data dan Informasi Inspektorat Jenderal terdiri atas data dan informasi mengenai: a. Data dan Informasi-Objek Pengawasan; b. Data dan Informasi-Prioritas Objek Pengawasan; c. Data dan Informasi-Laporan Hasil Pengawasan; d. Data dan Informasi-Atensi Hasil Pengawasan; e. Data dan Informasi-Tindak Lanjut Pengawasan; dan f. Data dan Informasi-Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Pasal 8 Data dan Informasi Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi terdiri atas data dan informasi mengenai: a. Data dan Informasi-yang Tersajikan; b. Data dan Informasi-Arahan Kebijakan Berbasis Pengetahuan; c. Data dan Informasi-Desa; d. Data dan Informasi-Rancangan Kawasan Perdesaan; e. Data dan Informasi-Sumber Daya Masyarakat Desa yang Kompeten; dan f. Data dan Informasi-Pegawai yang Profesional. Pasal 9 (1) Format isian Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (2) Ketentuan mengenai format isian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan diatur dengan Keputusan Kepala Badan Penelitian dan

63 Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi. BAB III PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI Pasal 10 Pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, meliputi: a) Pengumpulan, pengolahan, penganalisisan, dan penyajian serta pelaporan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; b) Sarana dan prasarana pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; c) Penanggung jawab pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Pasal 11 (1) Pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data dan informasi desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, menggunakan sarana dan prasarana pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi berupa perangkat lunak dan perangkat keras. (2) Pengumpulan data sebagaimana dimaksud ayat (1) tersebut di atas dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen survey. (3) Penyajian data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan secara manual dan/atau menggunakan teknologi informasi/memanfaatkan jaringan informasi yang tersedia yang disediakan oleh Kementerian, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota.

64 Pasal 12 (1) Penanggung jawab pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 dilakukan oleh Pusat dan Daerah. (2) Penanggung jawab pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi untuk tingkat Pusat adalah Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi (BALILATFO) yang dalam pelaksanaan sehari-hari dilakukan oleh Kepala Pusat Data dan Informasi. (3) Unit Teknis dalam hal ini Eselon 1 di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi melaksanakan pengelolaan data dan informasi yang terkait pelaksanaan kegiatan teknis secara detail di bidang masing-masing. (4) Penanggungjawab pengelolaan data dan informasi pada masing-masing unit eselon 1 di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dilakukan oleh Kepala Sub Bagian Data dan Informasi, Bagian Perencanaan, Sekretariat Direktorat Jenderal. (5) Penanggungjawab pengelolaan data dan informasi pada Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal, dan Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan Informasi di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dilakukan oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha pada masing-masing Biro, Inspektur, dan Pusat serta masing-masing Subbag Evaluasi dan Pelaporan pada Sekretariat Inspektorat Jenderal dan Subbag Evaluasi dan Pelaporan pada Sekretariat Balilatfo. (6) Penanggung jawab pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi untuk tingkat daerah, dilaksanakan oleh;

65 a. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang membidangi desa, daerah tertinggal, dan atau transmigrasi di tingkat Provinsi; b. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang membidangi desa, daerah tertinggal, dan atau transmigrasi di tingkat Kabupaten/Kota; c. Kepala Balai Besar Pengembangan Latihan Masyarakat, Kepala Balai Besar Latihan Masyarakat dan Kepala Balai Latihan Masyarakat yang berada di bawah struktur organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi (BALILATFO). BAB IV PROSEDUR PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI Pasal 13 (1) Prosedur pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dilaksanakan dengan ketentuan sistem pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dilaksanakan secara berjenjang sesuai dengan lingkup tanggung jawab masingmasing SKPD di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Pemerintah Pusat; (2) Sistem pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi secara berjenjang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilaksanakan oleh masing-masing Kepala SKPD di tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota yang menangani bidang Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dan Balai-Balai Pelatihan Masyarakat meliputi: a. pengelolaan data dan informasi dalam lingkup kewenangannya;

66 b. pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana; dan c. operasionalisasi dan/atau pemeliharaan sistem informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. (3) Sistem pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menggunakan pola terpusat dan tersebar. Pola terpusat dilaksanakan oleh Balilatfo dalam memenuhi kebutuhan kerja sama sistem informasi antar lembaga/instansi terkait. Pola tersebar dilaksanakan oleh setiap unit kerja terkait sesuai tugas, fungsi, dan kewenangannya. BAB V PROSEDUR DAN MEKANISME PELAPORAN DATA DAN INFORMASI Pasal 14 (1) Prosedur pelaporan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dilaksanakan secara periodik dengan ketentuan sebagai berikut: a. Data dan Informasi yang disusun oleh SKPD di tingkat Kabupaten/Kota, disampaikan kepada Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Kepala SKPD Provinsi; b. Data dan Informasi yang disusun oleh SKPD di tingkat Provinsi dan data dan informasi yang diterima dari SKPD Kabupaten/Kota, disampaikan kepada Gubernur dengan tembusan Menteri melalui Direktur Jenderal yang bersangkutan dan tembusan kepada Kepala Balilatfo melalui Pusat Data dan Informasi; c. Data dan Informasi yang disusun oleh Unit Teknis Eselon 1 di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, melalui Sub Bagian Data dan

67 Informasi, Bagian Perencanaan, Sekretariat Direktorat Jenderal disampaikan kepada Menteri dengan tembusan kepada Kepala Balilatfo melalui Pusat Data dan Informasi; dan d. Penyampaian data dan informasi dilaksanakan setiap 1 (satu) tahun, paling lambat bulan Januari tahun berikutnya. BAB VI PENDANAAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI Pasal 15 (1) Pemerintah Pusat dan Daerah bertanggungjawab terhadap pendanaan pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi. (2) Pendanaan pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi yang dikelola oleh Kementerian bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Pendanaan pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi yang dikelola oleh Daerah dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan/atau sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. BAB VII PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN Pasal 16 (1) Menteri, Gubernur, dan Bupati/Walikota melakukan pembinaan dan pengendalian terhadap pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal, dan

68 transmigrasi sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing. (2) Pembinaan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk: a. meningkatkan mutu pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi; dan b. mengembangkan pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi. (3) Pembinaan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui: a. advokasi dan sosialisasi; b. pendidikan dan pelatihan; dan/atau c. pemantauan dan evaluasi. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri ini, maka ketentuan mengenai Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Ketransmigrasian, dinyatakan tidak berlaku. Pasal 18 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

69 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 8 Juni 2016 MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, ttd. MARWAN JAFAR Diundangkan di Jakarta pada tanggal 10 Juni 2016 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 875 Salinan sesuai aslinya Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Kepala Biro Hukum, Organisasi, dan Tata Laksana Eko Bambang Riadi

70 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI FORMAT ISIAN I. Data dan Informasi Pembangunan dan Pengembangan Masyarakat Desa A. Data dan Informasi-Status Perkembangan Desa B. Data dan Informasi-Perencanaan Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa C. Data dan Informasi-Standar Pelayanan Minimal Sosial Dasar Desa D. Data dan Informasi-Standar Pelayanan Minimal Prasarana dan Sarana Desa E. Data dan Informasi-Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa F. Data dan Informasi-Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) : Data dan Informasi-PPMD 01 : Data dan Informasi-PPMD 02 : Data dan Informasi-PPMD 03 : Data dan Informasi-PPMD 04 : Data dan Informasi-PPMD 05 : Data dan Informasi-PPMD 06 II. Data dan Informasi Pembangunan Kawasan Perdesaan A. Data dan Informasi-Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan B. Data dan Informasi-Prasarana dan Sarana Dasar Kawasan Perdesaan C. Data dan Informasi-Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUM Desa Bersama) D. Data dan Informasi-Sumber Daya Masyarakat Desa yang Kompeten di Kawasan Perdesaan E. Data dan Informasi-Pusat Pertumbuhan Kawasan Perdesaan : Data dan Informasi-PKP 01 : Data dan Informasi-PKP 02 : Data dan Informasi-PKP 03 : Data dan Informasi-PKP 04 : Data dan Informasi-PKP 05

71 III. Data dan Informasi Pengembangan Daerah Tertentu A. Data dan Informasi-Profil dan Program Daerah Perbatasan B. Data dan Informasi-Profil dan Program Pulau Kecil dan Terluar C. Data dan Informasi-Daerah Rawan Bencana D. Data dan Informasi- Daerah Rawan Pangan E. Data dan Informasi-Daerah Rawan Konflik F Data dan Informasi-Prioritas Lokasi dan Kegiatan Utama Penanganan Daerah Tertentu G. Data dan Informasi-Program Lintas Sektor dan Daerah yang Dialokasikan di Daerah Tertentu H. Data dan Informasi-Program Unit Kerja Eselon I Lingkup Kementerian Desa PDTT yang Dialokasikan di Daerah Tertentu I. Data dan Informasi-Daerah Tangguh Bencana J. Data dan Informasi-Daerah Tangguh Pangan K. Data dan Informasi-Daerah Tangguh Konflik L. Data dan Informasi-Wilayah Perbatasan yang Berdaya Saing M. Data dan Informasi-Pulau Kecil dan Terluar yang Berdaya Saing : Data dan Informasi-PDTu 01 : Data dan Informasi-PDTu 02 : Data dan Informasi-PDTu 03 : Data dan Informasi-PDTu 04 : Data dan Informasi-PDTu 05 : Data dan Informasi-PDTu 06 : Data dan Informasi-PDTu 07 : Data dan Informasi-PDTu 08 : Data dan Informasi-PDTu 09 : Data dan Informasi-PDTu 10 : Data dan Informasi-PDTu 11 : Data dan Informasi-PDTu 12 : Data dan Informasi-PDTu 13 IV. Data dan Informasi Pembangunan Daerah Tertinggal A. Data dan Informasi-Kabupaten Daerah Tertinggal B. Data dan Informasi-Profil Kabupaten Daerah Tertinggal C. Data dan Informasi-Rancangan Program Intervensi Kabupaten Daerah Tertinggal D. Data dan Informasi-Program Lintas Sektor dan Daerah yang Dialokasikan Untuk Pembangunan Daerah Tertinggal E. Data dan Informasi-Program Unit Kerja Eselon I Lingkup Kementerian Desa PDTT yang Dialokasikan Untuk Pembangunan Daerah Tertinggal : Data dan Informasi-PDT 01 : Data dan Informasi-PDT 02 : Data dan Informasi-PDT 03 : Data dan Informasi-PDT 04 : Data dan Informasi-PDT 05

72 F. Data dan Informasi-Kabupaten Daerah Maju yang Sebelumnya Merupakan Kabupaten Daerah Tertinggal : Data dan Informasi-PDT 06 V. Data dan Informasi Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Tranmigrasi A. Data dan Informasi- Kawasan Transmigrasi yang Ditetapkan B. Data dan Informasi-Kerjasama Antar- Daerah Pelaksanaan Transmigrasi C. Data dan Informasi-Rencana Detail Kawasan Perkotaan Baru D. Data dan Informasi-Rencana Rinci Satuan Kawasan Pengembangan E. Data dan Informasi-Rencana Teknis Satuan Permukiman F. Data dan Informasi-Rencana Teknis Detail Prasarana dan Sarana : Data dan Informasi-PKP2Trans 01 : Data dan Informasi-PKP2Trans 02 : Data dan Informasi-PKP2Trans 03 : Data dan Informasi-PKP2Trans 04 : Data dan Informasi-PKP2Trans 05 : Data dan Informasi-PKP2Trans 06 G. Data dan Informasi-Rencana : Data dan Informasi-PKP2Trans 07 Pengembangan Masyarakat H. Data dan Informasi-Hak Pengelolaan : Data dan Informasi-PKP2Trans 08 Lahan I. Data dan Informasi-Bidang Tanah Hasil : Data dan Informasi-PKP2Trans 09 J. Data dan Informasi-Permukiman Layak Huni, Layak Usaha, dan Layak Berkembang K. Data dan Informasi-Persebaran Penduduk yang Tertata : Data dan Informasi-PKP2Trans 10 : Data dan Informasi-PKP2Trans 11 VI. Data dan Informasi Pengembangan Kawasan Transmigrasi A. Data dan Informasi-Satuan Permukiman Tahap Penyesuaian B. Data dan Informasi-Satuan Permukiman Tahap Pemantapan : Data dan Informasi-PKTrans 01 : Data dan Informasi-PKTrans 02 C. Data dan Informasi-Satuan Permukiman : Data dan Informasi-PKTrans 03 Tahap Kemandirian D. Data dan Informasi-Pusat Satuan : Data dan Informasi-PKTrans 04 Kawasan Pengembangan/Desa Utama E. Data dan Informasi-Kawasan Perkotaan : Data dan Informasi-PKTrans 05 Baru F. Data dan Informasi-Sertifikat Hak Milik : Data dan Informasi-PKTrans 06 G. Data dan Informasi-Sertifikat Hak Pakai : Data dan Informasi-PKTrans 07

73 H. Data dan Informasi-Kemitraan dengan Badan Usaha I. Data dan Informasi-Koordinasi dengan Lintas Sektor Terkait : Data dan Informasi-PKTrans 08 : Data dan Informasi-PKTrans 09 VII. Data dan Informasi Sekretariat Jenderal A. Data dan Informasi-Rencana, Program, : Data dan Informasi-Setjen 01 dan Anggaran B. Data dan Informasi-Laporan Keuangan : Data dan Informasi-Setjen 02 dan Barang Milik Negara (BMN) C. Data dan Informasi-Ketentuan Peraturan : Data dan Informasi-Setjen 03 Perundang-undangan D. Data dan Informasi-Kepegawaian : Data dan Informasi-Setjen 04 E. Data dan Informasi-Ketatalaksanaan : Data dan Informasi-Setjen 05 F. Data dan Informasi-Kelembagaan : Data dan Informasi-Setjen 06 VIII. Data dan Informasi Inspektorat Jenderal A. Data dan Informasi-Objek Pengawasan : Data dan Informasi-Itjen 01 B. Data dan Informasi-Prioritas Objek Pengawasan C. Data dan Informasi-Laporan Hasil Pengawasan D. Data dan Informasi-Atensi Hasil Pengawasan E. Data dan Informasi-Tindak Lanjut Pengawasan F. Data dan Informasi-Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) : Data dan Informasi-Itjen 02 : Data dan Informasi-Itjen 03 : Data dan Informasi-Itjen 04 : Data dan Informasi-Itjen 05 : Data dan Informasi-Itjen 06 IX. Data dan Informasi Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi A. Data dan Informasi-Yang Tersajikan : Data dan Informasi-Balilatfo 01 B. Data dan Informasi-Arahan Kebijakan : Data dan Informasi-Balilatfo 02 Berbasis Pengetahuan C. Data dan Informasi-Desa : Data dan Informasi-Balilatfo 03

74 D. Data dan Informasi-Rancangan Kawasan Perdesaan E. Data dan Informasi-Sumber Daya Masyarakat Desa yang Kompeten F. Data dan Informasi-Pegawai yang Profesional : Data dan Informasi-Balilatfo 04 : Data dan Informasi-Balilatfo 05 : Data dan Informasi-Balilatfo 06 MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, ttd. MARWAN JAFAR Salinan sesuai aslinya Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Kepala Biro Hukum, Organisasi, dan Tata Laksana Eko Bambang Riadi

75 LAMPIRAN 3 SAMBUTAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAN INFORMASI (BALILATFO) 25

76 SAMBUTAN KEPALA BALILATFO Bismillahirrohmanirrohim. Assalamu alaikum Wr Wb Salam sejahtera untuk kita semua. Selamat pagi. Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah dan karunia-nya, kita dapat berkumpul bersama kembali dalam acara pembukaan kegiatan finalisasi penyusunan Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Bapak Ibu yang kami Hormati, Perlu kami sampaikan kembali bahwa perubahan nomenklatur di sejumlah kementerian Kabinet Kerja saat ini membawa dampak pada beberapa perubahan. Mulai dari anggaran, ritme kerja hingga pada beberapa perubahan yang perlu dilakukan dalam peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh kementerian. Peraturan/Perundangan yang berkaitan dengan kegiatan pengelolaan data dan informasi, semula berupa Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 9 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Ketransmigrasian, dengan adanya perubahan nomenklatur Kementerian menjadi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi sudah seharusnya diubah menjadi Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi sebagai pedoman yang mengatur tentang Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Hadirin yang Berbahagia, Teknologi informasi dan sistem informasi mempunyai peranan penting dalam setiap elemen kehidupan, termasuk pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, guna mencapai sasaran-sasaran strategis yang telah tertuang dalam Renstra Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dan mewujudkan cita-cita Nawacita ke-3 yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah daerah dan desa desa dalam kerangka negara kesatuan. Secara umum, wilayah kerja pembangunan Kementerian desa, PDT dan Transmigrasi berada di desa, kedudukan fungsi pembangunan daerah tertinggal dan fungsi pengembangan daerah tertentu merupakan penajaman lokus prioritas desa-desa yang dibangun, sedangkan fungsi pembangunan kawasan perdesaan dan fungsi ketransmigrasian merupakan instrumen untuk pembangunan desa dan kawasan perdesaan. Disinilah peran teknologi informasi dan sistem informasi yang diemban oleh Pusdatin guna merekatkan dan menajamkan fungsi fungsi tersebut melalui penyiapan dan penyediaan data dan informasi dibidang desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi.

77 Hadirin yang berbahagia, Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang memuat ketentuan tentang pengelolaan, prosedur pengelolaan, prosedur pelaporan, pendanaan pengelolaan dan pembinaan serta pengendalian pengelolaan data dan informasi dapat digunakan sebagai landasan hukum / acuan dalam melakukan pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi, sesuai dengan tugas dan fungsi, tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja masing-masing unit kerja untuk mewujudkan Good Govermance. Akhir kata, penghargaan dan ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah hadir dan membantu dalam pelaksanaan kegiatan finalisasi penyusunan Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim saya nyatakan kegiatan finalisasi penyusunan pedoman pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, secara resmi dibuka. Wassalamu alaikum Wr Wb. Bogor, April 2016 Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan Informasi Dr.Ir. M.Nurdin, MT NIP

78 LAMPIRAN 4 LAPORAN PENYELENGGARAAN PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI DESA, DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI 26

79 LAPORAN PENYELENGGARAAN PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI PEDOMAN PENGELOLAAN DATIN DESA, DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI Ruang Oproom. Gd Utama Lt 1 Kementerian Desa PDTT, Kamis, Tanggal 8 Desember 2016 Yth. - Kepala Badan Penelitian,Pengembangan,Pendidikan dan Pelatihan dan Informasi, Bapak Dr. Ir. H. M. Nurdin, MT Yth. - Para pejabat Eselon 1, 2, 3 dan 4 di lingkungan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Yth. - Para peserta kegiatan finalisasi Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi tahun Assalamu alaikum Wr.Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian dan selamat pagi Marilah kita panjatkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya kepada kita sekalian, sehingga masih diberikan kesehatan dan dapat menghadiri acara Pembukaan Sosialisasi Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Kami menyampaikan ucapan terimakasih atas keringanan langkah dan kehadiran bapak/ibu sekalian dalam acara pagi ini. Bapak Kepala Balilatfo, yang kami hormati Ijinkanlah kami menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan sosialisasi pedoman pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal dan transmigrasi sebagai berikut: 1. Kegiatan Sosialisasi ini merupakan salah satu media untuk menyebarluaskan informasi mengenai: a. Permendesapdtt Nomor 1 tahun 2016 tentang E-Government; b. Permendesapdtt Nomor 10 tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. 2. Tujuan kegiatan sosialisasi tersebut diatas adalah: a. Agar semua unit kerja di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mengetahui, mengenal dan memahami tugas, fungsi dan peran dalam proses pembangunan / pengembangan sistem informasi dan proses pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal dan transmigrasi;

80 b. Terciptanya sinergitas dalam pembangunan/pengembangan sistem informasi dan pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal dan transmigrasi. 3. Kegiatan Sosialisasi ini di laksanakan selama 3 (tiga) hari, mulai hari kamis, 8 Desember s/d Sabtu 10 Desember 2016, yang meliputi : a. Acara pembukaan, dengan undangan para Pejabat eselon I dan eselon II di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dilaksanakan pagi ini; b. Acara selanjutnya dengan undangan para Pejabat eselon IV sebagai pejabat yang berperan secara teknis dilaksanakan di hotel Seruni, puncak, Bogor akan dilaksanakan mulai malam hari nanti. 4. Materi yang disampaikan dalam kegiatan sosialisasi ini adalah: a. Prosedur Penyusunan Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 10 tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Yang akan disampaikan oleh Kepala Biro Hukum, Organisasi dan Tata laksana; b. Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 1 tahun 2016 tentang E-Government dan Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 10 tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Yang akan disampaikan oleh Kepala Pusat Data dan Informasi, Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi. 5. Pada kesempatan ini kami laporkan, bahwa undangan yang telah hadir pada acara pembukaan ini adalah; a. Sekretaris Jenderal Kemendesa PDTT; b. Inspektur Jenderal Kemendesa PDTT; c. Direktur Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Masyarakat Desa, Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan, Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu, Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, Direktur Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Direktur Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi. d. Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan dan Kemasyarakatan, Staf Ahli Menteri Bidang Pengembangan Ekonomi Lokal. e. Para Pejabat Eselon II dari Setjen, Itjen, Balilatfo dan Ditjen Teknis di Lingkungan Kementerian Desa PDTT.

81 f. Narasumber (Bapak Ir. Harry Heriawan Saleh, M.Sc, Bapak Ir. Oon Kurniaputra, dan Bapak Drs. Mirwanto Manuwiyoto, MM) 6. Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 10 tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi telah di distribusikan kepada para Pejabat eselon I dan Pejabat eselon II di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dengan Nota Dinas nomor 960/Balilatfo.1/10/2016 tanggal 14 Oktober 2016 hal Penyampaian Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi nomor 10 tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Hadirin yang berbahagia Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu yang telah berkenan hadir pada acara pembukaan ini dan mengirim perwakilannya untuk berpartisipasi aktif pada kegiatan ini, Kami berharap semoga upaya dan kerja keras kita bersama mendapat ridho dari Allah SWT dan membawa manfaat yang sebesar besarnya bagi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi. Selanjutnya Kepada Bapak Kepala Badan, kami mohon, berkenan untuk memberikan arahan, sekaligus membuka secara resmi Kegiatan Sosialisasi Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Sekian dan terimakasih. Wabillahi taufiq wal hidayah, wassalamu alaikum Wr.Wb. Panitia Penyelenggara

82 LAMPIRAN 5 DOKUMENTASI KEGIATAN 27

83 DOKUMENTASI SOSIALISASI PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI

84

85

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN Ranc. 070116 0948 MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR LAMPIRAN... iii

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR LAMPIRAN... iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR LAMPIRAN... iii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG... 1 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN... 6 1.3. MATERI KEGIATAN... 7 1.4. RUANG LINGKUP KEGIATAN... 7

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.10/MEN/VII/2010 TENTANG E-GOVERNMENT DI KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.346, 2010 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. E-GOVERNMENT. Pelaksanaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.346, 2010 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. E-GOVERNMENT. Pelaksanaan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.346, 2010 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. E-GOVERNMENT. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.10/MEN/VII/2010

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 17/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga dapat diselesaikannya

KATA PENGANTAR. melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga dapat diselesaikannya KATA PENGANTAR Puji syukur selalu kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senatiasa melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga dapat diselesaikannya Laporan Kegiatan Finalisasi Pedoman Pengelolaan

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DALAM KERANGKA E-GOVERNMENT DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik I

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik I No.406, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN KP. Aplikasi. Penamaan Domain. Sistem Informasi. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/PERMEN-KP/2014 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR4ATAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAN E-GOVERNMENT DI KABUPATEN MOJOKERTO

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR4ATAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAN E-GOVERNMENT DI KABUPATEN MOJOKERTO BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR4ATAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAN E-GOVERNMENT DI KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, Menimbang a. bahwa pemanfaatan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2018 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transa

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transa BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.219, 2018 KEMENKUMHAM. Penyelenggaraan Sistem Elektronik. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 WALI KOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM PERIZINAN DAN NON PERIZINAN DI LINGKUNGAN DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG TATA KELOLA SISTEM DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI DAN TELEMATIKA KABUPATEN LAMONGAN

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI DAN TELEMATIKA KABUPATEN LAMONGAN SALINAN BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI DAN TELEMATIKA KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR / PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR / PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR / PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Neg

2018, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Neg No.116, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KP. Satu Data Kelautan dan Perikanan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67/PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR / PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR / PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR / PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35/PRT/M/2016 TENTANG CETAK BIRU TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG PENDAYAGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI KOTA PROBOLINGGO WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG SATU DATA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.15/MEN/XI/2011 TENTANG JARINGAN INFORMASI PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.15/MEN/XI/2011 TENTANG JARINGAN INFORMASI PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.15/MEN/XI/2011 TENTANG JARINGAN INFORMASI PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

Lebih terperinci

2017, No Badan SAR Nasional Nomor PK. 15 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga atas Organisasi dan Tata Kerja Badan SAR Nasional (Berita Negara R

2017, No Badan SAR Nasional Nomor PK. 15 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga atas Organisasi dan Tata Kerja Badan SAR Nasional (Berita Negara R No.292, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BASARNAS. Tata Kelola Sistem Infomasi. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK 3 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA SISTEM INFORMASI DI LINGKUNGAN BADAN SAR

Lebih terperinci

2016, No menetapkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kementerian Ketenagakerjaan; Mengingat :

2016, No menetapkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kementerian Ketenagakerjaan; Mengingat : No.604, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. JDIH. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 12 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 12 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 12 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA SERTA PENYAJIAN INFORMASI DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH (E-GOVERNMENT)

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH (E-GOVERNMENT) PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH (E-GOVERNMENT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

2018, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Tr

2018, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Tr No.45, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Penyelenggaraan TIK. PERATURAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI PELAPORAN DINAS KESEHATAN KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI - 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN E GOVERNMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ALOR

PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN E GOVERNMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ALOR BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN E GOVERNMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ALOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a. bahwa pemanfaatan

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG, Menimbang : a. bahwa kemudahan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PENDAYAGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI KABUPATEN SRAGEN B U P A T I S R A G E N Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1338 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1338 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SALINAN WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1338 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN e-government DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SRAGEN

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SRAGEN 1 SALINAN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04/M-DAG/PER/3/2011 TENTANG PEDOMAN TERTIB PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SIDOARJO

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 60 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 60 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 60 TAHUN 2013 TENTANG PENDAYAGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI KABUPATEN PURWAKARTA B U P A T I P U R W A K A R T A, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KELURAHAN (SIAKEL) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG DATA POKOK PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG DATA POKOK PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG DATA POKOK PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BOGOR PERATURAN BUPATI BOGOR

BUPATI BOGOR PERATURAN BUPATI BOGOR BUPATI BOGOR PERATURAN BUPATI BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN DAN PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BUPATI BOGOR, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 56 Undang-Undang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.17/MEN/XI/2011 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.321, 2015 KEMENKOMINFO. Sistem Elektronik. Penyelenggara Negara. Pendaftaran. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PORTAL DAN SITUS WEB BADAN PEMERINTAHAN

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PORTAL DAN SITUS WEB BADAN PEMERINTAHAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PORTAL DAN SITUS WEB BADAN PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA No. 1973, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. EMAIL. Tata Kelola. KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG TATA KELOLA

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 49 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 49 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, RANCANGAN BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI KABUPATEN SRAGEN NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM PEMERINTAHAN (E-GOVERNMENT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI DAN TELEMATIKA KOTA MOJOKERTO WALIKOTA MOJOKERTO

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI DAN TELEMATIKA KOTA MOJOKERTO WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI DAN TELEMATIKA KOTA MOJOKERTO WALIKOTA MOJOKERTO Menimbang : a. bahwa dalam rangka terselenggaranya Sistem Informasi

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG. PENGEMBANGAN e-government DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG. PENGEMBANGAN e-government DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN e-government DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI JAWA BARAT Jalan Tamansari No. 55 Telepon (022) 2502898 Fax. (022) 2511505 http:// diskominfo.jabarprov.go.id/ e-mail

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM INFORMASI DESA DI KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM INFORMASI DESA DI KABUPATEN KEBUMEN SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM INFORMASI DESA DI KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 75

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 75 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 75 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Pusat Data dan Teknologi Informasi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKAREPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKAREPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR PERANGKAT DAERAH BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN EVALUASI SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PELAYANAN TERPADU PADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN PUBLIK NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG -1- DRAFT REVISI CLEAN HASIL RAPAT 7 FEB 2014 SALINAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG BADAN

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 59 TAHUN 2016XXXX TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG SINGLE DATA SYSTEM UNTUK PEMBANGUNAN DAERAH DI JAWA TENGAH

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG SINGLE DATA SYSTEM UNTUK PEMBANGUNAN DAERAH DI JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG SINGLE DATA SYSTEM UNTUK PEMBANGUNAN DAERAH DI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

iwoyi MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

iwoyi MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG iwoyi MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN DENGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 209, 2015 KEMENKOMINFO. Nama Domain. Instansi Penyelenggara Negara. Registar. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 165 TAHUN 2012

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 165 TAHUN 2012 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 165 TAHUN 2012 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN DAN PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN SISTEM LAYANAN PENGADAAN SECARA

Lebih terperinci

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI REMBANG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI REMBANG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI REMBANG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI DESA DI KABUPATEN BLORA

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI DESA DI KABUPATEN BLORA BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI DESA DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

bahwa berdasarkan pertimbangan publik informasi yang cepat dan akurat sehingga perlu

bahwa berdasarkan pertimbangan publik informasi yang cepat dan akurat sehingga perlu SALINAN KEPALA BADAN PENGATTVAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2OI8 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG SINERGIS ANTARA PUSAT DAN DAERAH MELALUI NSPK PENYELENGGARAAN URUSAN

MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG SINERGIS ANTARA PUSAT DAN DAERAH MELALUI NSPK PENYELENGGARAAN URUSAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG SINERGIS ANTARA PUSAT DAN DAERAH MELALUI NSPK PENYELENGGARAAN URUSAN Hotel Aryaduta Manado, 10 November 2017

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.348, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Pengelolaan. Portal. Situs Kementerian Luar Negeri. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG PANGKALAN DATA PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.866, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERI PEKERJAAN UMUM. Tata Naskah Dinas. Elektronik. Petunjuk Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2013 TENTANG

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN SOSIALISASI JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL TANGGAL 13 s.d 15 MARET 2012 DI MAMUJU SULAWESI BARAT

LAPORAN PELAKSANAAN SOSIALISASI JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL TANGGAL 13 s.d 15 MARET 2012 DI MAMUJU SULAWESI BARAT LAPORAN PELAKSANAAN SOSIALISASI JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL TANGGAL 13 s.d 15 MARET 2012 DI MAMUJU SULAWESI BARAT A. PENDAHULUAN Dalam rangka upaya pelaksanaan kegiatan dan pengembangan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 28 TAHUN 2017

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 28 TAHUN 2017 SALINAN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM PEMERINTAHAN (E-GOVERNMENT) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci