BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi, bukanlah fenomena baru dalam sejarah peradaban dunia. Jauh sebelum nation-state, perdagangan dan migrasi lintas benua sudah berlangsung sejak lama. Globalisasi adalah suatu proses yang menempatkan masyarakat dunia bisa menjangkau satu dengan yang lain atau saling terhubungkan dalam semua aspek kehidupan mereka, baik dalam budaya, ekonomi, politik, teknologi maupun lingkungan (Budi Winarno, 2006: 39). Globalisasi dapat disimpulkan menjadi proses di mana antarindividu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas Negara. Globalisasi terjadi di segala aspek kehidupan seperti ekonomi, sosial budaya, politik, ilmu pengetahuan, teknologi, hukum dan sebagainya. Di bidang ekonomi, pendorong utama gobalisasi adalah meningkatnya arus informasi, uang dan barang melalui perusahaan multinasional (Endang Sutrisno, 2007: 8). Tidak ada negara yang mampu menutup diri dari perkembangan globalisasi, mau tidak mau setiap negara harus mampu menghadapi derasnya arus globalisasi, walaupun arus globalisasi memberikan berbagai dampak dalam kehidupan. Tidak terkecuali Indonesia sebagai anggota masyarakat dunia yang tentunya tidak dapat dan tidak akan mengasingkan diri dari pergaulan internasional (Hira Jhamtani, 2001: 17). Globalisasi tidak dapat dihindari, maka diperlukan suatu antisipasi agar keadaan ekonomi politik Indonesia tetap stabilitas serta tidak mengalami kemunduran yang lebih jauh. Salah satu langkah antisipasi adalah dengan pembangunan nasional (Khor Martin, 2002: 14). Salah satu bidang pembangunan yang diusahakan dalam pembangunan nasional adalah bidang ekonomi. Pembangunan ekonomi pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai kesejahteraan maka diperlukan pertumbuhan ekonomi yang meningkat dan 1

2 2 distribusi kebutuhan ekonomi merata (Sodik, Jamzani dan Didi Nuryadin. 2005: 157). Penjualan barang sekarang ini tidak hanya dilakukan melalui tatap muka, akan tetapi sudah menggunakan media online sehingga barang yang dibeli akan dikirim melalui jasa pengangkutan. Transportasi atau pengangkutan merupakan bidang kegiatan yang sangat penting untuk memperlancar roda pembangunan, perekonomian, serta kehidupan masyarakat di seluruh dunia termasuk di negara Indonesia. Pentingnya transportasi bagi masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari sebagian besar laut, sungai dan danau yang memungkinkan pengangkutan dilakukan melalui darat, perairan, dan udara guna menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Berdasarkan kenyataan tersebut banyak bermunculan jasa pengangkutan barang. (Abdulkadir M, 1998:7). Perusahaan pengangkutan di Indonesia tidak hanya melayani pengangkutan orang, tapi juga melakukan layanan komunikasi tertulis dan/atau surat elektronik, layanan paket, layanan logistik, layanan transaksi keuangan. Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos yang selanjutnya disebut dengan Undang-Undang Pos, menyatakan bahwa yang disebut dengan layanan pos adalah layanan komunikasi tertulis dan/atau surat elektronik, layanan paket, layanan logistik, layanan transaksi keuangan, dan layanan keagenan pos untuk kepentingan umum. Pos menjadi sarana komunikasi dan informasi yang mempunyai peran penting dan strategis dalam mendukung pelaksanaan pembangunan, mendukung persatuan dan kesatuan, mencerdaskan kehidupan bangsa, mendukung kegiatan ekonomi, serta meningkatkan hubungan antar bangsa. Undang-Undang Pos juga menyebutkan tujuan dari adanya pos, yakni : a. meningkatkan dan memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta meningkatkan hubungan antar bangsa dan antar negara;

3 3 b. membuka peluang usaha, memperlancar perekonomian nasional, dan mendukung kegiatan pemerintahan; c. menjamin kualitas layanan komunikasi tertulis dan surat elektronik, layanan paket, layanan logistik, layanan transaksi keuangan, dan layanan keagenan pos; dan d. menjamin terselenggaranya layanan pos yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pasal 4 Undang-Undang Pos menyebutkan bahwa penyelenggaraan pos dilakukan oleh badan usaha yang berbadan hukum Indonesia seperti Perseroan terbatas (PT), yayasan, dan koperasi. Badan usaha sebagaimana dimaksud terdiri atas: a. badan usaha milik Negara b. badan usaha milik daerah c. badan usaha milik swasta d. koperasi Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Pos menyebutkan bahwa: Badan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Pos dapat melakukan kegiatan: a. layanan komunikasi tertulis dan/atau surat elektronik b. layanan paket c. layanan logistik d. layanan transaksi keuangan dan e. layanan keagenan pos Tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 Indonesia mengalami perkembangan jumlah perusahaan pengangkutan. Jumlah perkembangan bisa dilihat pada grafik di bawah ini:

4 pertumbuhan dalam % 4 Grafik 1. Perkembangan perusahaan pengangkutan di Indonesia Perkembangan perusahaan pengangkutan di Indonesia , , % 2013, % 2012, 5.89 % 2011, 3.89 % Tahun Sumber: bps.go.id tahun 2016 Perkembangan jumlah perusahaan pengangkutan pada tahun 2012 tumbuh sebesar 2% menjadi 5,89% dari tahun 2011 yakni 3,89%. Pada tahun 2013 pertumbuhan perusahaan pengangkutan mengalami pertumbuhan yang tinggi, yakni 6,15% sehingga menjadi 12,04%. Pada tahun 2014 juga mengalami pertumbuhan walaupun tidak setinggi pada tahun 2013, yakni sebesar 3,85%. Tahun 2015 perusahaan pengangkutan juga mengalami pertumbuhan, yakni sebesar 0,33%, pertumbuhan pada tahun 2015 adalah pertumbuhan yang paling rendah dalam 5 tahun terakhir. Pertumbuhan paling tinggi terjadi pada tahun Pengangkutan secara sederhana merupakan perikatan yang bersumber dari perjanjian. Perikatan yang berasal dari perjanjian dikehendaki oleh 2 (dua) orang atau 2 (dua) pihak yang membuat perjanjian (Suharnoko, 2004: 117). Umumnya bentuk perjanjian yang digunakan para pihak dalam perjanjian dapat berbentuk lisan ataupun tulisan. Sistem hukum Indonesia tidak mensyaratkan pembuatan perjanjian pengangkutan itu secara tertulis, cukup dengan lisan saja,

5 5 asal ada persetujuan kehendak atau konsensus (H.M.N Poerwosutjipto, 1995: 21). Perjanjian pengangkutan dalam bentuk lisan dapat ditemui dari perjanjian pengangkutan antara pengirim dengan pengangkut yang merupakan perorangan, seperti perjanjian pengangkutan antara mahasiswa dengan pemilik mobil pengangkut untuk melakukan pengangkutan barang-barang dalam rangka pindah kost. Perjanjian ini hanya berupa lisan, yakni kesepakatan diantara 2 (dua) pihak tanpa ada perjanjian tertulis. Perjanjian pengangkutan dalam bentuk tertulis dapat ditemui dalam kegiatan pengangkutan yang dilakukan oleh perorangan atau badan hukum, seperti pengirim akan menanda tangani perjanjian pengangkutan yang sudah dibuat oleh perusahaan pengangkutan sebelum barang dikirim ke tempat tujuan. Pengangkut bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh penumpang, pengirim barang atau pihak ketiga karena kelalalaian dalam melaksanakan pengangkutan (Abdulkadir Muhammad, 2013: 17). Secara tradisional suatu perjanjian terjadi didasarkan pada asas kebebasan berkontrak di antara 2(dua) pihak yang memiliki kedudukan yang seimbang. Kesepakatan yang didapat dalam perjanjian itu merupakan hasil negosiasi di antara para pihak. Secara bertahap dan pasti bentuk perjanjian yang ada di masyarakat telah mengalami banyak perubahan dan perkembangan (Johanes Gunawan, 2003: 45). Dampak dari kebebasan berkontrak ini dapat dilihat dari banyaknya perjanjian standar atau perjanjian baku yang muncul di masyarakat, orang semakin bebas dalam menentukan isi dan bentuk dari perjanjian yang akan dibuat. Proses negosiasi tidak ditemukan dalam perjanjian standar. Hampir tidak ada kebebasan dalam menentukan isi perjanjian dalam proses negosiasi. Isi atau syarat-syarat perjanjian telah ditentukan secara sepihak oleh pengusaha. Perjanjian standar dapat terjadi dalam berbagai transaksi, mulai dari transaksi yang bernilai ekonomi rendah, hingga transaksi yang bernilai ekonomi tinggi (R.M. Panggabean, 2010: 651). Pihak konsumen tidak

6 6 memiliki kesempatan untuk menegosiasikan isi perjanjian. Konsumen hanya memiliki pilihan take it or leave it. Perjanjian pengangkutan menimbulkan adanya hubungan hukum antara pengangkut dan pengirim. Perjanjian-perjanjian yang dilakukan antara para pihak tidak selamanya dapat berjalan mulus dalam arti masing-masing pihak puas, karena kadang-kadang pihak penerima tidak menerima barang atau jasa sesuai dengan harapannya (Ahmadi Miru, 2011: 1). Penggunaan perjanjian standar bukan tanpa menghadapi sorotan para ahli hukum, justru sebaliknya begitu banyak masalah yang timbul dari penggunaan perjanjian standar, terutama yang terdapat klausula eksonerasinya (Sjahdeini, 1993: 68). Dasar pencantuman klausula eksonerasi tidak seimbang karena perbandingan risiko kedua belah pihak yang menjadi kewajiban atau tanggung jawab. Dimuatnya klausula eksonerasi tidak lain adalah untuk mengurangi kewajiban atau tanggung jawab dari salah satu pihak, pencantuman klausula eksonorasi dilakukan guna mengurangi risiko yang terlalu besar kerena kemungkinan timbulnya banyak kesalahan (Kelik Wardiono, 2014: 7). Pada dasarnya perusahaan pengangkutan bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh penumpang, pengirim barang atau pihak ketiga karena kelalalaian dalam melaksanakan pengangkutan (Abdulkadir Muhammad, 2013: 17) Sebelumnya telah ada skripsi yang membahas tentang Pemberian ganti kerugian, diantaranya adalah sebagai berikut. Skripsi Teguh Prasetio yang berjudul Tanggung Jawab PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Indonesia Akibat Kerusakan Barang Dalam Pengangkutan Jasa Pengiriman. Berdasarkan penelitiannya,teguh memaparkan tentang tanggung jawab PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Indonesia terhadap kerusakan barang yang tidak diasuransikan, penggantian kerugian bagi pengirim atas kerusakan barang yang dikirimkan, dan upaya penyelesaiannya apabila PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) dan Pengirim melakukan wanprestasi. Perbedaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah Penulis akan membahas mengenai implemenatasi tanggung jawab JNE cabang Surakarta jika terjadi wanprestasi dalam

7 7 perjanjian pengangkutan yang menggunakan asuransi ataupun tidak menggunakan asuransi. Skripsi Mahda yang berjudul Tanggung Jawab Pengangkut Terhadap Kerugian Konsumen Akibat Hilangnya Dokumen (Studi Tentang Pelaksanaan Pasal 4 Huruf h UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen di JNE Agen Jagalan Kota Malang). Berdasarkan penelitiannya, mahda memaparkan tentang tanggung jawab pengangkut dari salah satu bentuk wanprestasi yakni hilangnya barang kiriman yang berbentuk dokumen. Perbedaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah Penulis akan membahas mengenai jenis-jenis wanprestasi yang yang ada di JNE cabang Surakarta dan jumlah ganti kerugian layanan paket yang diberikan JNE. Skripsi Louis Adi Putra yang berjudul Tanggung Jawab Pengangkut Terhadap Pengangkutan Barang Melalui Pesawat Udara Negara. Berdasarkan penelitiannya, Louis Adi Putra memaparkan kesimpulannya bahwa Tanggung jawab penyedia jasa titipan apabila terjadi kerugian akibat kerusakan barang titipan tersebut sering kali tidak sesuai dengan nilai barang/kargo tersebut, dan pengirim/konsumen tidak dapat menuntut lebih karena telah tertera pada surat tanda terima titipan dari penyedia jasa titipan tersebut, terkecuali memiliki perjanjian kerjasama yang terpisah dari tanda terima tersebut maka konsumen dapat menuntut penggantian secara lebih layak. Perbedaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah penulis akan meneliti cara untuk menyelesaiakn sengketa bila pengirim dan/atau penerima tidak terima dengan nilai ganti kerugian layanan paket yang telah ditentukan oleh JNE. Hasil pengamatan yang dilakukan penulis di Kota Surakarta, ditemukan nama-nama perusahaan pengangkutan seperti TIKI, ESL, JNE, Indah logistic, Pahala Ekspress, Herona, Rosalia Indah Ekspress dan Pos Indonesia, perusahaan pengangkutan di atas semuanya menggunakan perjanjian standar dalam melakukan pengangkutan. Hasil wawancara dengan coordinator cash sales PT TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR cabang Surakarta selanjutnya disebut dengan JNE didapat data tentang JNE, yakni memiliki agen yang tidak sedikit di wilayah Surakarta, jumlahnya mencapai 52 agen. didapat juga

8 8 informasi bahwa ada 3 agen satu wilayah yakni di sekitar kampus Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), tentang jumlah barang kiriman yang diterima oleh Counter PT JNE di kantor cabang JNE Surakarta, pada bulan Desember 2015 telah melakukan pengiriman sebanyak paket kiriman, dan pada Januari 2016 telah melakukan pengiriman sebanyak paket kiriman. JNE dalam melakukan perjanjian pengangkutan menggunakan perjanjian standar yang di dalamnya terdapat klausula eksonerasi. JNE dalam melakukan pengangkutan tidak selamanya berjalan lancar atau sesuai dengan apa yang diinginkan, ada kalanya barang yang diangkut mengalami kerusakan, hilang yang berakibat tidak sampainya barang kiriman ke tempat tujuan atau ke penerima. Berdasarkan hal diatas JNE bisa dikatakan telah wanprestasi karena tidak melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya dalam perjanjian pengangkutan. JNE adalah perusahaan yang menyelenggarakan layanan komunikasi tertulis dan/atau surat elektronik, layanan paket, layanan logistik. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Pos menyebutkan Penyelenggaraan Pos dilakukan oleh badan usaha yang berbadan hukum Indonesia, jadi JNE adalah perusahaan Penyelenggara Pos dan taat terhadap Undang-Undang Pos. Beberapa kasus kiriman barang yang hilang, rusak, tertukar dan terlambat tiba yang ada di Indonesia yang diangkut oleh JNE. Seorang pengirim mengirim barang melalui JNE, kemudian setelah beberapa hari menunggu ternyata barang belum sampai. Selanjutnya seperti biasa dia melakukan cek status kiriman melalui website JNE dan ternyata tercantum kalimat Paket Rusak TMNG 3. Pengirim kemudian bertanya ke agen tempat mengirim barang dan diinformasikan bahwa ada kemungkinan paket rusak. Pihak agen hanya menginformasikan bahwa paket kiriman tersebut tidak memungkinkan untuk diteruskan ke alamat tujuan karena kondisinya telah rusak. ( Seorang pengirim melakukan pengiriman barang tanggal , tanggal sesuai dengan tracking seharusnya barang sudah sampai, namun ternyata barang belum sampai. Pihak JNE melakukan croscek dengan kurir dan mengatakan bahwa tanggal sudah ada pengiriman ke

9 9 alamat tujuan dan yang menerima barang adalah ibunya. Tanggal JNE Klaten memberi kabar bahwa barang kiriman tidak ditemukan dan dinyatakan hilang di kantor JNE Klaten. Proses klaim asuransinya baru bisa mulai dilakukan pada hari senin tgl dan membutuhkan waktu yang tidak bisa ditentukan untuk proses pencairan klaim ( n-buruk-dengan-agen-jne-klaten/. Hasil wawancara dengan salah satu konsumen JNE, yakni dengan Sasa didapat informasi bahwa barang kiriman yang diangkut JNE telah hilang pada saat proses pengangkutan. Kehilangan barang ini diketahui setelah penerima barang komplain mengenai barang kiriman yang dipesan belum sampai. Setelah dicek di JNE oleh pengirim, ternyata barang telah hilang saat proses pengangkutan Kasus-kasus di atas menunjukkan bahwa telah terjadi wanprestasi dalam pengangkutan barang dalam bentuk barang kiriman hilang dan rusak kejadian tersebut membuat pengirim mengalami kerugian. Pengurusan ganti kerugian atas barang hilang tidaklah mudah karena harus melalui beberapa prosedur yang sudah diterapkan oleh pihak Pengirim. Jika dalam suatu waktu yang mengalami kehilangan, kerusakan, ketelambatan dan/atau barang tertukar lebih 1 konsumen tentu akan membuat rugi banyak dan diperlukan usaha yang lebih oleh pengirim untuk mengurus klaim karena JNE telah wanprestasi. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji tentang impementasi pemberian ganti kerugian layanan paket di PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Cabang Surakarta ditinjau dari Undang-Undang Pos dan cara penyelesaian sengketa yang timbul dari implementasi pemberian ganti kerugian layanan paket di PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Cabang Surakarta dalam penulisan hukum (skripsi) dengan judul IMPLEMENTASI PEMBERIAN GANTI KERUGIAN LAYANAN PAKET DI PT TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE) CABANG SURAKARTA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 2009 TENTANG POS.

10 10 B. Rumusan Masalah Perumusan masalah merupakan bagian penting dalam suatu penulisan hukum agar terarah dan tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka diperlukan untuk memfokuskan masalah agar dapat dipecahkan secara sistematis. Berdasarkan uraian dari latar belakang yang telah penulis paparkan, maka dengan ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana implementasi pemberian ganti kerugian layanan paket di PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Cabang Surakarta ditinjau dari Undang- Undang Pos? 2. Bagaimana cara penyelesaian sengketa yang timbul dari implementasi pemberian ganti kerugian layanan paket di PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Cabang Surakarta? C. Tujuan Penelitian Suatu penelitian dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Objektif a. Mengetahui implementasi pemberian ganti kerugian layanan paket di PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Cabang Surakarta ditinjau dari Undang-Undang Pos. b. Mengetahui cara penyelesaian sengketa yang timbul dari implementasi pemberian ganti kerugian layanan paket di PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Cabang Surakarta. 2. Tujuan Subjektif a. Menerapkan ilmu dan teori hukum yang telah penulis peroleh agar dapat memberikan manfaat bagi penulis dan masyarakat pada umumnya, serta memberikan kontribusi positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum khususnya dalam implementasi pemberian ganti kerugian layanan paket.

11 11 b. Memenuhi syarat akademis guna memperoleh gelar strata 1 (sarjana) dalam bidang ilmu hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. D. Manfaat Penelitian Salah satu aspek penting dalam kegiatan penelitian yang tidak dapat diabaikan adalah mengenai manfaat penelitian. Sebuah penelitian hukum diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna bagi perkembangan ilmu hukum itu sendiri dan juga dapat diterapkan dalam prakteknya. Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi perkembangan Ilmu Hukum Perdata, terutama agar masyarakat mengetahui tentang prosedur pengajuan klaim ganti kerugian layanan paket di JNE dan mengetahui tentang prosedur jika terjadi sengketa. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan informasi ilmiah, sebagai masukan dan refrensi bagi para pihak-pihak yang berkepentingan langsung dengan penelitian ini. 2. Manfaat Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir dinamis, sekaligus untuk mengembangkan kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu hukum yang diperoleh selama berada di bangku kuliah. b. Memberikan masukan bagi semua pihak yang berkepentingan serta memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti. c. Meningkatkan daya penalaran, daya kritis, dan membentuk pola pikir ilmiah sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh. E. Metode Penulisan Hukum

12 12 Penulisan hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran yang bertujuan untuk mempelajari suatu gejala hukum dengan cara menganalisisnya. Kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan-permasalahan yang timbul dalam gejala yang bersangkutan (Soerjono Soekanto, ). Metode merupakan suatu proses, prinsip, dan prosedur yang berfungsi untuk menghasilkan data dan analisis yang valid dalam mencari jawaban atas permasalahan yang ada. Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara untuk memecahkan masalah dengan jalan menemukan, mengumpulkan, menyusun data dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang hasilnya dituangkan dalam penulisan ilmiah. Adapun metode penelitian dalam penulisan hukum ini: 1. Jenis Penulisan Hukum Jenis penulisan hukum yang digunakan penulis dalam penulisan hukum ini adalah jenis penulisan hukum empiris, yakni penulisan hukum yang menggunakan fakta-fakta empiris yang diambil dari perilaku manusia. Penulisan hukum empiris, yang diteliti pada awalnya merupakan data sekunder yang kemudian dilanjutkan dengan penulisan hukum terhadap data primer di lapangan atau masyarakat (Soerjono Soekanto, 2010:52). Penulis akan mendiskripsikan tentang implementasi pemberian ganti kerugian layanan paket di PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Cabang Surakarta ditinjau dari Undang-Undang Pos dan cara penyelesaian sengketa yang timbul dari implementasi pemberian ganti kerugian layanan paket di PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Cabang Surakarta. 2. Sifat Penelitian Hukum Ditinjau dari sifatnya, penulisan hukum yang penulis susun dalam penulisan hukum ini termasuk dalam penulisan hukum yang bersifat diskriptif, sifat penulisan hukum secara diskriptif dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang keadaan manusia, agar dapat memperkuat teori-teori lama, atau di dalam kerangka menyusun teoriteori baru (Soerjono Soekanto, 2010:10). Pelaksanaan metode diskriptif

13 13 tidak terbatas sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan interprestasi tentang data tersebut. Penulis akan memberikan gambaran tentang implementasi pemberian ganti kerugian layanan paket di PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Cabang Surakarta ditinjau dari Undang-Undang Pos dan cara penyelesaian sengketa yang timbul dari implementasi pemberian ganti kerugian layanan paket di PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Cabang Surakarta. 3. Pendekatan Penelitian Pendekatan penulisan hukum yang penulis gunakan dalam penulisan hukum adalah pendekatan kualitatif, yakni suatu metode penulisan hukum yang menghasilkan data diskriptif analisis tentang apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan dan juga perilaku yang nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai suatu yang utuh (Soerjono Soekanto, 1986:250). 4. Lokasi Penelitian Untuk memperoleh dan melengkapi data-data yang diperlukan dalam penulisan hukum ini, maka penulis mengambil lokasi studi lapangan di PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Cabang Surakarta yang beralamat di Jl. Laksda Adi Sucipto No. 19 Surakarta. Penulis memilih JNE karena JNE cabang Surakarta memiliki banyak agen yakni ada 60 agen, banyak konsumennya dibuktikan dengan jumlah paket kiriman yakni pada Desember 2015 ada paket dan Januari 2016 ada paket. Kasus mengenai barang kiriman yang hilang dan rusak juga ada, yakni sebagai berikut November 2015 ada 14 kasus, Desember 2015 ada 23 kasus, Januari 2016 ada 21 kasus, Februari 2016 ada 19 kasus. 5. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut: a. Data Primer Data primer diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dari lapangan yang menjadi objek penelitian atau diperoleh melalui wawancara yang berupa keterangan atau fakta-fakta atau juga biasa

14 14 disebut dengan data yang diperoleh dari sumber yang pertama (Soerjono Soekamto, 2014: 12). b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang menunjang dan mendukung data primer, data ini diperoleh melalui studi kepustakaan, buku-buku, literature, tulisan ilmiah, koran, majalah, peraturan perundang-undangan, dan sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. 6. Sumber Data Sumber data yang penulis gunakan dalam penulisan hukum ini adalah: a. Sumber Data Primer Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama, yaitu perilaku warga masyarakat melalui penelitian (Soerjono Soekamto, 2014: 12). Dalam penelitian ini, sumber data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung di lokasi penelitian dari pihak yang berwenang dalam memberikan keterangan secara langsung mengenai apa yang diteliti, yakni wawancara dengan: 1) Pak Gesang selaku Coordinator Cash Sale dan Costumer Servis di JNE, yang dilaksanakan pada tanggal 22 Februari ) Ibu Danik selaku Kepala Bagian Personalia JNE, yang dilakukan pada tanggal 22 Maret ) Tiga orang pengirim pengguna jasa dari JNE dan mengalami wanprestasi. b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder berupa bahan dokumen, peraturan perundang-undangan, laporan, arsip, literature, dan hasil penelitian lainnya yang mendukung sumber data primer. Sumber data sekunder yang digunakan dalam penulisan hukum (skripsi) ini adalah: 1) Bahan Pukum Primer Bahan Hukum Primer yang digunakan dalam penulisan ini adalah:

15 15 a) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) b) Kitab Undang-undang Hukum dagang (KUHD) c) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos d) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang kekuasaan Kehakiman e) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen f) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa g) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 Tentang Pos h) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : Km 5 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Jasa Titipan 2) Bahan Hukum Sekunder Bahan Hukum Sekunder yaitu bahan yang berisi penjelasan mengenai bahan hukum primer, yang terdiri dari buku, artikel, karya ilmiah, majalah, makalah, Koran dan lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. 3) Bahan Hukum Tersier Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, yaitu kamus dan bahan-bahan dari internet. 7. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam suatu penulisan hukum yang bersifat diskriptif merupakan suatu yang penting karena digunakan untuk memperoleh data secara lengkap. Cara pengumpulan data dapat dilakukan dengan membaca, mempelajari, mengkaji, dan menganalisis serta membuat catatan dari buku literature, Peraturan Perundang-undangan, jurnal, artikel dan lain sebagainya, yang berhubungan dengan permasalahan (Lexy J.

16 16 Moloeng, 2011: 135). Dalam penulisan hukum ini teknik pengumpulan data yang digunakan antar lain: a. Pengumpulan Data Primer Pengumpulan data primer dengan melakukan pengamatan dan penulisan hukum secara langsung pada objek yang diteliti. Dilakukan dengan cara: 1) Studi dokumen dan bahan pustaka Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan bahan-bahan dari dokumen, buku-buku, jurnal-jurnal, atau bahan pustaka lain dalam bentuk tulisan yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. 2) Wawancara Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu, Percakapan ini dilakukan oleh 2 (dua) pihak, yakni pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.wawancara dalam penulisan hukum ini dilakukan coordinator cash sale JNE dan 3 (tiga) pengirim yang menggunakan jasa dari JNE. b. Pengumpulan Data Sekunder Teknik pengumpulan data sekunder dengan menggunakan studi kepustakaan, yakni dengan mempelajari buku-buku literature, Peraturan Perundang-undangan, dokumen-dokumen resmi, hasil penelitian hukum terdahulu, dan bahan kepustakaan lain yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti (Soerjono Soekanto, 2012:12). 8. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis dalam penulisan hukum ini merupakan model analisis kualitatif dengan menggunakan, mengelompokkan, dan menyeleksi data yang diperoleh dari penulisan hukum lapangan, kemudian dihubungkan dengan teori-teori, asas-asas,

17 17 kaidah-kaidah hukum yang diperoleh dari studi kepustakaan. Dalam analis ini ada 3 komponen utama, antara lain (H. B Sutopo, 2002: 91): a. Reduksi Data Reduksi data merupakan proses penyeleksian, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data yang diperoleh dari data kasar yang dimuat dalam catatan tertulis (fieldnote). b. Penyajian Data Penyajian data merupakan rangkaian informasi yang tersusun dalam kesatuan bentuk narasi yang memungkinkan untuk dapat ditarik sesuai kesimpulan dari penulisan hukum yang akan dilakukan. Sajian data harus mengacu pada rumusan masalah, sehingga dapat menjawab permasalahan-permasalahan yang diteliti. Selain dalam bentuk narasi kalmia, sajian data dapat pula ditampilkan dengan berbagai jenis matriks, gambar, jaringan kerja, kaitan kegiatan, dan juga tabel. c. Penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan dilakukan ketika proses pengumpulan data berakhir. Kesimpulan perlu diverifikasi agar nantinya dapat benar-benar dipertanggung jawabkan. Apabila simpulan dirasa kurang maksimal karena kurangnya rumusan data dalam reduksi maupun sajian datanya, maka penulis wajib kembali melakukan kegiatan pengumpulan data yang sudah terfokus untuk mencari pendukung simpulan yang telah dikembangkan dan juga sebagai usaha pendalaman data. Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis dalam penulisan hukum ini adalah model analisis interaktif yang dapat digambarkan dalam bentuk rangkaian yang utuh antara komponen di atas yakni sebagai berikut :

18 18 pengumpulan data reduksi data sajian data penarikan simpulan/ verifikasi Bagan 1. Model Analisis Interaktif Sumber: H.B. Sutopo. 2002: 96 F. Sistematika Penulisan Hukum (Skripsi) Sistematika Penulisan Hukum dalam penulisan hukum ini disajikan untuk memberikan gambaran secara keseluruhan mengenai pembahasan yang dirumuskan sesuai dengan kaidah atau aturan buku penulisan hukum. Adapun sistematika penulisan hukum terdiri atas 4 (empat) bab dimana setiap bab terdiri dari beberapa sub-sub bagian yang dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman terhadap keseluruhan hasil penulisan hukum ini. Sistematika penulisan hukum yang disusun oleh penulis sebgai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini penulis menguraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan hukum.

19 19 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Penulis pada bab ini penulis menguraikan tentang kerangka teori dan kerangka pemikiran yang bersumber dari bahan hukum yang penulis gunakan mengenai persoalan yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang penulis teliti. Dalam kerangka Teori penulis menguraikan tentang tinjauan tentang perjanjian, tinjauan tentang pengangkutan, tinjauan tentang penyelesaian sengketa. Sedangkan dalam kerangka pemikiran berisi bagan dan uraian mengenai alur pemikiran penulis terhadap isi penelitian hukum yang diteliti. BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penulis pada bab ini menguraikan hasil penelitian dan menyajikan hasil penelitian berupa pembahasan berdasarkan rumusan masalah, yaitu implementasi pemberian ganti kerugian layanan paket oleh PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Cabang Surakarta ditinjau dari Undang-Undang Pos dan cara penyelesaian sengketa yang timbul dari implementasi pemberian ganti kerugian layanan paket di PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Cabang Surakarta. BAB IV : SIMPULAN DAN SARAN Penulis pada bab ini menguraikan secara singkat tentang simpulan akhir dari pembahasan dan jawaban atas rumusan masalah dan saran-saran yang didasarkan atas hasil keseluruhan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jasa pengiriman paket dewasa ini sudah menjadi salah satu kebutuhan hidup. Jasa pengiriman paket dibutuhkan oleh perusahaan, distributor, toko, para wiraswastawan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia yang secara geografis merupakan negara kepulauan dan secara ekonomi merupakan negara berkembang sangat membutuhkan jasa pengangkutan untuk menghubungkan

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO

TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana (S-1) pada Fakultas Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dari perekonomian yang modern dapat dilihat dari kebutuhan hidup manusia yang semakin meningkat. Salah satu kebutuhan itu adalah tentang kebutuhan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara alamiah menghendaki agar dalam kehidupannya dapat dijalani dengan layak dan serba

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara alamiah menghendaki agar dalam kehidupannya dapat dijalani dengan layak dan serba BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara alamiah menghendaki agar dalam kehidupannya dapat dijalani dengan layak dan serba berkecukupan, tidak kekurangan suatu apapun baik dalam hal pangan,

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB HUKUM PT ASURANSI JASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT

TANGGUNG JAWAB HUKUM PT ASURANSI JASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT TANGGUNG JAWAB HUKUM PT ASURANSI JASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Hukum pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya dalam kehidupan ini manusia selalu dihadapkan dengan dua kejadian yaitu kejadian yang terjadi secara terencana dan kejadian yang muncul secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya sesuai dengan prinsip ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya sesuai dengan prinsip ekonomi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini berbagai usaha dapat saja dilakukan oleh para pengusaha dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidup. Usaha yang dilakukan tersebut bentuknya bermacam-macam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 1 angka (3) Angkutan adalah perpindahan orang

BAB I PENDAHULUAN. Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 1 angka (3) Angkutan adalah perpindahan orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan kegiatan pengangkutan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari, hal tersebut dimulai dari zaman kehidupan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup adalah pengetahuan dasar tentang bagaimana makhluk hidup berfungsi dan bagaimana merreka berinteraksi satu sama lain dengan lingkungan mereka.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Harus diakui bahwa globalisasi merupakan gejala yang dampaknya

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Harus diakui bahwa globalisasi merupakan gejala yang dampaknya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia dewasa ini ditandai dengan arus globalisasi di segala bidang yang membawa dampak cukup besar bagi perkembangan perekonomian Indonesia. Harus diakui

Lebih terperinci

Dengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur

Dengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia pembangunan meningkat setiap harinya, masyarakat pun menganggap kebutuhan yang ada baik diri maupun hubungan dengan orang lain tidak dapat dihindarkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan yang tidak terbatas bagi para konsumen yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan yang tidak terbatas bagi para konsumen yang meliputi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki berbagai macam suku, ras, agama, dan budaya. Yang memiliki letak sangat strategis serta kekayaan alam melimpah

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBERIAN SANTUNAN DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PT, JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG PEKALONGAN SKRIPSI

PELAKSANAAN PEMBERIAN SANTUNAN DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PT, JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG PEKALONGAN SKRIPSI PELAKSANAAN PEMBERIAN SANTUNAN DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PT, JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG PEKALONGAN SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam konsiderans Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan antara lain dikatakan bahwa Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berlaku pada manusia tetapi juga pada benda atau barang. Perpindahan barang

I. PENDAHULUAN. berlaku pada manusia tetapi juga pada benda atau barang. Perpindahan barang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia saat ini ditandai dengan arus globalisasi di segala bidang yang membawa dampak cukup pesat bagi perkembangan perekonomian Indonesia. Salah satu kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelabuhan merupakan simpul transportasi laut yang menjadi fasilitas penghubung dengan daerah lain untuk melakukan aktivitas perdagangan. Pelabuhan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat vital dalam kehidupan masyarakat, hal ini didasari beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. sangat vital dalam kehidupan masyarakat, hal ini didasari beberapa faktor BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Negara Indonesia merupakan daratan yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil serta berupa perairan yang terdiri dari sebagian besar laut dan sungai,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan akan jasa pengiriman barang. Banyaknya penduduk yang saling

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan akan jasa pengiriman barang. Banyaknya penduduk yang saling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kebutuhan hidup yang tidak kalah penting di era globalisasi ini adalah kebutuhan akan jasa pengiriman barang. Banyaknya penduduk yang saling mengirim barang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten. Sistematis artinya

III. METODE PENELITIAN. kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten. Sistematis artinya 1 III. METODE PENELITIAN Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana transportasi merupakan salah satu bagian yang memegang peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. sarana transportasi merupakan salah satu bagian yang memegang peranan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu Negara yang berkembang dewasa ini dengan letak yang strategis serta kekayaan alam yang ada di dalamnya, membuat perkembangan sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia.peranan itu makin menentukan sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia.peranan itu makin menentukan sehubungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini pengangkutan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.peranan itu makin menentukan sehubungan dengan makin berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan meningkatnya transaksi perdagangan luar negeri. Transaksi

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan meningkatnya transaksi perdagangan luar negeri. Transaksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pada sektor transportasi dan informasi dewasa ini menyebabkan meningkatnya transaksi perdagangan luar negeri. Transaksi perdagangan luar negeri atau yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, selain Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, selain Kabupaten 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, selain Kabupaten Sleman, Bantul, Gunung Kidul dan Kulon Progo. Kota Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita dapat melakukan segala macam kegiatan dalam kehidupan sehari-hari, tangga, sekolah, rumah sakit, dan industri-industri.

BAB I PENDAHULUAN. kita dapat melakukan segala macam kegiatan dalam kehidupan sehari-hari, tangga, sekolah, rumah sakit, dan industri-industri. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kehadiran tenaga listrik di zaman modern ini merupakan hal yang sangat penting dan berguna sebagai sumber tenaga. Karena dengan adanya listrik kita dapat melakukan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Keberadaan Desa di Indonesia sudah ada sejak lama, sebelum Indonesia merdeka hal ini dapat dilihat dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas bisnis merupakan fenomena yang sangat kompleks karena mencakup berbagai bidang baik hukum, ekonomi, dan politik. Salah satu kegiatan usaha yang

Lebih terperinci

NOTARIS DAN BADAN HUKUM (STUDY TENTANG TANGGUNG JAWAB NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN BADAN HUKUM)

NOTARIS DAN BADAN HUKUM (STUDY TENTANG TANGGUNG JAWAB NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN BADAN HUKUM) NOTARIS DAN BADAN HUKUM (STUDY TENTANG TANGGUNG JAWAB NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN BADAN HUKUM) Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan kesatuan dan kesatuan serta mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran arus lalu lintas penduduk dari dan kesuatu daerah tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran arus lalu lintas penduduk dari dan kesuatu daerah tertentu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan karena wilayahnya meliputi ribuan pulau. Kondisi geografis wilayah nusantara tersebut menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengubah perilaku masyarakat dan peradaban manusia secara global yang. sosial secara signifikan berlangsung semakin cepat.

BAB I PENDAHULUAN. mengubah perilaku masyarakat dan peradaban manusia secara global yang. sosial secara signifikan berlangsung semakin cepat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan dalam berbagai bidang kehidupan dan memegang peranan penting dalam pembangunan nasional.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN.  hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia dalam era globalisasi ini semakin menuntut tiap negara untuk meningkatkan kualitas keadaan politik, ekonomi, sosial dan budaya mereka agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undangundang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara berkembang yang sekarang ini sedang melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undangundang Dasar 1945 alinea 4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perkembangan dunia dewasa ini ditandai dengan arus globalisasi di segala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perkembangan dunia dewasa ini ditandai dengan arus globalisasi di segala BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan dunia dewasa ini ditandai dengan arus globalisasi di segala bidang yang membawa pengaruh cukup besar bagi perkembangan perekonomian Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dengan arus lalu lintas transportasi. Semua kebutuhan dan kegiatan yang dilakukan dalam pekerjaan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi suatu perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, menuntut suatu perusahaan tersebut untuk dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasca amandemen itu mengatur mengenai pemerintahan daerah dalam BAB VI, yaitu Pasal 18, Pasal 18A

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PERJANJIAN ASURANSI KESEHATAN DI PT.BUMIDA SURAKARTA

PELAKSANAAN PERJANJIAN ASURANSI KESEHATAN DI PT.BUMIDA SURAKARTA PELAKSANAAN PERJANJIAN ASURANSI KESEHATAN DI PT.BUMIDA SURAKARTA SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum Dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi terjadinya peredaran rokok ilegal dan pita cukai palsu.

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi terjadinya peredaran rokok ilegal dan pita cukai palsu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengendalian dan penegakan hukum yang tepat dapat mencegah dan menanggulangi terjadinya peredaran rokok ilegal dan pita cukai palsu. Terjadinya peredaran rokok ilegal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketepatan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. ketepatan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pembangunan di Indonesia terus mengalami peningkatan ditandai dengan arus globalisasi di segala bidang yang membawa dampak cukup besar terhadap perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terjadinya pelanggaran lalu lintas merupakan salah satu bentuk problematika yang sering menimbulkan permasalahan di jalan raya. Hal tersebut dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari zaman kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari zaman kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan kegiatan pengangkutan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari zaman kehidupan manusia yang paling sederhana

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengirim. Dimana ekspeditur mengikatkan diri untuk mencarikan pengangkut

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengirim. Dimana ekspeditur mengikatkan diri untuk mencarikan pengangkut 1 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perjanjian Ekspedisi Perjanjian ekspedisi adalah perjanjian timbal balik antara ekspeditur dengan pengirim. Dimana ekspeditur mengikatkan diri untuk mencarikan pengangkut yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi perekonomian tersebut tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mencapai tujuan dan menciptakan maupun menaikan utilitas atau

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mencapai tujuan dan menciptakan maupun menaikan utilitas atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan, dari Sabang sampai Merauke yang terdiri dari ribuan pulau-pulau besar maupun kecil, yang terhubung oleh selat dan laut. Pada saat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan salah satu jenis kegiatan pengangkutan. Dalam. membawa atau mengirimkan. Sedangkan pengangkutan dalam kamus

BAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan salah satu jenis kegiatan pengangkutan. Dalam. membawa atau mengirimkan. Sedangkan pengangkutan dalam kamus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang hampir setiap orang menggunakan alat transportasi untuk mereka bepergian, pada dasarnya penggunaan alat transportasi merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemberian Kredit kepada masyarakat dilakukan melalui suatu perjanjian kredit antara pemberi dengan penerima kredit sehingga terjadi hubungan hukum antara keduanya. Seringkali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasal 1 ayat (3) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum. Segala tingkah laku yang diperbuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka pelaksanaan pembangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan pada khususnya mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan pada khususnya mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, dimana dunia memasuki era gobalisasi, sektor ekonomi dan perdagangan pada khususnya mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam dunia perdagangan soal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi yang amat penting untuk membangun masyarakat yang adil dan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi yang amat penting untuk membangun masyarakat yang adil dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Negara Republik Indonesia, yang susunan kehidupan rakyatnya, termasuk perekonomiannya, terutama masih bercorak agraria, bumi air dan ruang angkasa, sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah adalah karunia dari Tuhan Yang Maha Esa kepada umat manusia di muka bumi yang juga menjadi kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir sampai meninggal dunia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pulau-pulau di dunia. Seperti diketahui bahwa Negara Indonesia merupakan tentang Wawasan Nusantara yang meliputi:

BAB I PENDAHULUAN. pulau-pulau di dunia. Seperti diketahui bahwa Negara Indonesia merupakan tentang Wawasan Nusantara yang meliputi: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laut adalah suatu keluasan air yang melebar dintara benua dan gugusan pulau-pulau di dunia. Seperti diketahui bahwa Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan hal yang sudah lumrah ditemukan di banyak tempat. Seluruh wilayah di Indonesia memiliki alat transportasi yang saling menghubungkan satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Tingkat perkembangan ekonomi dunia dewasa ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Tingkat perkembangan ekonomi dunia dewasa ini ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia dewasa ini ditandai dengan arus globalisasi disegala bidang yang membawa dampak cukup pesat bagi perkembangan perekonomian Indonesia. Tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin ada kehidupan bersama-sama. Interaksi sosial ini berguna

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin ada kehidupan bersama-sama. Interaksi sosial ini berguna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan bermasyarakat, dibutuhkan suatu sarana yang dapat dipergunakan sebagai perwujudan terjadinya interaksi sosial. Interaksi sosial adalah inti dari semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gamelan merupakan alat musik tradisional yang berasal dari daerah jawa, kemudian alat musik ini digunakan sebagai hiburan seperti acara perkawinan maupun acara-acara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arah peningkatan taraf hidup masyarakat. sangat vital, seperti sebuah jantung dalam tubuh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. arah peningkatan taraf hidup masyarakat. sangat vital, seperti sebuah jantung dalam tubuh manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi nasional dewasa ini menunjukkan arah yang semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat menunjang sekaligus berdampak kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Negara Indonesia adalah negara hukum, pernyataan ini telah jelas terlihat dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Konsekuensi ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi telah mendorong berbagai perubahan pada setiap aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh terhadap meningkatnya perdagangan barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan serta semakin pesatnya persaingan bisnis. Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan serta semakin pesatnya persaingan bisnis. Indonesia dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia yang ditandai dengan arus globalisasi di segala bidang membawa dampak cukup pesat bagi perkembangan perekonomian Indonesia. Tingkat perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dan peningkatan pembangunan nasional pada umumnya dan. perkembangan kegiatan ekonomi pada khususnya, menyebabkan pula

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dan peningkatan pembangunan nasional pada umumnya dan. perkembangan kegiatan ekonomi pada khususnya, menyebabkan pula BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dan peningkatan pembangunan nasional pada umumnya dan perkembangan kegiatan ekonomi pada khususnya, menyebabkan pula perkembangan dunia usaha dan perusahaan.

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM TANGGUNG JAWAB PO. CV. SUMBER REZEKI TERHADAP PENGIRIM DALAM PERJANJIAN PENGIRIMAN BARANG DI KOTA JAMBI SKRIPSI Disusun

Lebih terperinci

FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PERALIHAN HAK ATAS TANAH KARENA WARISAN ( STUDI KASUS DI KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI )

FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PERALIHAN HAK ATAS TANAH KARENA WARISAN ( STUDI KASUS DI KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI ) FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PERALIHAN HAK ATAS TANAH KARENA WARISAN ( STUDI KASUS DI KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI ) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat dilakukan dengan memberikan harga yang relatif murah disertai

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat dilakukan dengan memberikan harga yang relatif murah disertai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi telah menyebabkan persaingan semakin ketat, tak terkecuali dengan industri jasa kurir. Hal ini mengakibatkan perusahaanperusahaan dalam industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan informasi dalam satu dekade ini berjalan dengan sangat cepat. Hal tersebut terjadi pada semua bidang termasuk pada bidang komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas perairan laut, sungai, dan danau.diatas teritorial daratan dan perairan

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas perairan laut, sungai, dan danau.diatas teritorial daratan dan perairan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaan geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan, dengan beribu-ribu pulau besar dan kecil berupa daratan dan sebagian besar perairan yang terdiri atas perairan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah 9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia, bidang transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda kehidupan perekonomian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan

BAB I PENDAHULUAN. menerus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang akhir-akhir ini terus berkembang di Indonesia serta derasnya arus transaksi keuangan yang di dorong dengan semakin canggihnya tekhnologi mau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara geografis Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara geografis Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri atas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri atas beribu ribu pulau besar dan kecil berupa daratan dan sebagian besar perairan terdiri atas

Lebih terperinci

Fendhi Harsinto Aji NIM : C

Fendhi Harsinto Aji NIM : C TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN PENYELESAIAN KETERLAMBATAN PEMBAYARAN LETTER OF CREDIT DALAM TRANSAKSI EKSPOR FURNITURE (Studi Kasus di CV. Karunia Cipta Persada Surakarta) S K R I P S I Disusun dan Diajukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk dapat mempengaruhi pola perdagangan. Kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk dapat mempengaruhi pola perdagangan. Kemampuan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pesat dan majunya teknologi internet mempermudah untuk mengakses informasi apapun yang dibutuhkan, termasuk di dalamnya informasi produk. Adanya kemudahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia sebagai negara kesatuan menganut asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada

Lebih terperinci

TENAGA KERJA DAN ASURANSI. ( Studi Tanggung Jawab Karyawan Terhadap Tertanggung Di Perusahaan. AJB BUMIPUTERA 1912 Kantor Cabang Sukoharjo ) SKRIPSI

TENAGA KERJA DAN ASURANSI. ( Studi Tanggung Jawab Karyawan Terhadap Tertanggung Di Perusahaan. AJB BUMIPUTERA 1912 Kantor Cabang Sukoharjo ) SKRIPSI TENAGA KERJA DAN ASURANSI ( Studi Tanggung Jawab Karyawan Terhadap Tertanggung Di Perusahaan AJB BUMIPUTERA 1912 Kantor Cabang Sukoharjo ) SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu globalisasi dunia. Fakta ketika batasan geografis yang membagi

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu globalisasi dunia. Fakta ketika batasan geografis yang membagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat internet pertama kalinya diperkenalkan, pemakrasarnya mungkin tidak pernah menduga bahwa dampaknya di kemudian hari akan sedemikian hebat. Sebelumnya manusia

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS TENTANG BENTUK PEMBAYARAN EKSPOR-IMPOR FURNITURE PADA CV.MUGIHARJO BOYOLALI

TINJAUAN YURIDIS TENTANG BENTUK PEMBAYARAN EKSPOR-IMPOR FURNITURE PADA CV.MUGIHARJO BOYOLALI TINJAUAN YURIDIS TENTANG BENTUK PEMBAYARAN EKSPOR-IMPOR FURNITURE PADA CV.MUGIHARJO BOYOLALI Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Hukum Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Dalam perkembangannya tidak hanya orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Dalam perkembangannya tidak hanya orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak semula setiap orang memerlukan orang lain. Seseorang memerlukan orang lain untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Dalam perkembangannya tidak hanya orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oleh : Baskoro Adi Nugroho NIM. E

BAB I PENDAHULUAN. Oleh : Baskoro Adi Nugroho NIM. E Pelaksanaan peradilan tindak pidana penyalahgunaan senjata api yang dilakukan oleh anggota TNI ( studi kasus di pengadilan militer II 11 Yogyakarta ) Oleh : Baskoro Adi Nugroho NIM. E.0004107 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari suatu badan dengan nama Pos en Telegraafdients yang

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari suatu badan dengan nama Pos en Telegraafdients yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan PT. Pos Indonesia tidak dapat dapat dipisahkan dari sejarah pos dan telekomunikasi secara nasional. Perusahaan tersebut dimulai dari suatu badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir di setiap kabupaten/kota yang ada di Indonesia selalu dihadapkan dengan permasalahan sampah. Pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kerangka Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kerangka Teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teori 1. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian a. Pengertian Umum Perjanjian Perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan perikatan. Perikatan yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didirikan dengan berbagai layanan, mulai dari pengiriman barang secara

BAB I PENDAHULUAN. didirikan dengan berbagai layanan, mulai dari pengiriman barang secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka kegiatan usaha pengiriman barang dewasa ini cenderung terjadi peningkatan, banyak perusahaan pengiriman barang didirikan dengan berbagai layanan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. atas permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan

METODE PENELITIAN. atas permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan III. METODE PENELITIAN Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Negara yang berdasarkan atas

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Negara yang berdasarkan atas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah Negara Hukum, hal ini ditegaskan pada Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar 1945. 1 Negara yang berdasarkan atas hukum berarti segala

Lebih terperinci

PERAN KOPERASI UNIT DESA DALAM MEMBERIKAN KREDIT DI KALANGAN MASYARAKAT KLATEN (Studi Di KUD JUJUR Karangnongko)

PERAN KOPERASI UNIT DESA DALAM MEMBERIKAN KREDIT DI KALANGAN MASYARAKAT KLATEN (Studi Di KUD JUJUR Karangnongko) PERAN KOPERASI UNIT DESA DALAM MEMBERIKAN KREDIT DI KALANGAN MASYARAKAT KLATEN (Studi Di KUD JUJUR Karangnongko) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai dan mewujudkan masyarakat adil, makmur dan sejahtera. 1 Kestabilan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai dan mewujudkan masyarakat adil, makmur dan sejahtera. 1 Kestabilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat merupakan sesuatu yang mendapatkan perhatian khusus oleh pemerintah Indonesia, karena kesehatan masyarakat menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MAS ALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MAS ALAH BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MAS ALAH Pengangkutan atau lebih dikenal dengan istilah transportasi di masa yang segalanya dituntut serba cepat seperti sekarang ini memiliki peran yang sangat besar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (komprehensif) dan abadi ( universal) bagi seluruh umat manusia. Al Quran

BAB I PENDAHULUAN. (komprehensif) dan abadi ( universal) bagi seluruh umat manusia. Al Quran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al Quran sebagai kitab suci umat Islam bukan hanya mengatur masalah ibadah yang bersifat ritual, tetapi juga memberikan petunjuk yang sempurna (komprehensif)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh konstitusi Negara Indonesia yaitu UUD Tahun 1945 dalam. dengan membayar upah sesuai dengan perjanjian kerja.

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh konstitusi Negara Indonesia yaitu UUD Tahun 1945 dalam. dengan membayar upah sesuai dengan perjanjian kerja. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum bukanlah semata-mata sekedar sebagai pedoman untuk dibaca, dilihat atau diketahui saja, melainkan hukum dilaksanakan atau ditaati.hukum harus dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia setiap hari selalu berhadapan dengan segala macam kebutuhan. Karena setiap manusia pasti selalu berkeinginan untuk dapat hidup layak dan berkecukupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hakikat sebagai makhluk sosial. Proses interaksi tersebut bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hakikat sebagai makhluk sosial. Proses interaksi tersebut bertujuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan individu untuk melakukan proses interaksi antar sesama merupakan hakikat sebagai makhluk sosial. Proses interaksi tersebut bertujuan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang 33 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN KLAIM DALAM ASURANSI JIWA PADA PT. ASURANSI WANA ARTHA LIFE SURAKARTA

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN KLAIM DALAM ASURANSI JIWA PADA PT. ASURANSI WANA ARTHA LIFE SURAKARTA TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN KLAIM DALAM ASURANSI JIWA PADA PT. ASURANSI WANA ARTHA LIFE SURAKARTA Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S-1) Pada Fakultas

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta) Sripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Program Strata-1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN MULTIMODA. pengangkutan barang dari tempat asal ke tempat tujuan dengan lebih efektif dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN MULTIMODA. pengangkutan barang dari tempat asal ke tempat tujuan dengan lebih efektif dan 30 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN MULTIMODA 2.1. Pengertian Angkutan Multimoda Dengan dikenalnya sistem baru dalam pengangkutan sebagai bagian dari perekonomian saat ini yaitu pengangkutan multimoda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Segala bentuk kekerasan yang dapat mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang harus dapat ditegakkan hukumnya. Penghilangan nyawa dengan tujuan kejahatan, baik yang disengaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi negara. Bank adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi negara. Bank adalah salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem perbankan memiliki peran penting dalam pembangunan khususnya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi negara. Bank adalah salah satu lembaga pembiayaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka pembaharuan hukum dengan mengadakan kodifikasi dan unifikasi

BAB I PENDAHULUAN. rangka pembaharuan hukum dengan mengadakan kodifikasi dan unifikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur telah dilakukan berbagai usaha oleh pemerintah. Salah satu usaha tersebut adalah meningkatkan dan menyempurnakan

Lebih terperinci