BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini. 1. Pengertian Motorik Halus Anak Usia Dini

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini. 1. Pengertian Motorik Halus Anak Usia Dini"

Transkripsi

1 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini 1. Pengertian Motorik Halus Anak Usia Dini Pertumbuhan fisik pada setiap anak tidak selalu sama, ada beberapa anak yang mengalami pertumbuhan secara cepat, tetapi ada pula yang mengalami keterlambatan. Pada masa kanak-kanak, pertumbuhan tinggi badan dan berat badan relatif seimbang, tetapi secara bertahap tubuh anak akan mengalami perubahan. Menurut Spencer dkk, (dalam Santrock, 2007: 207) mengatakan bahwa perkembangan motorik pada anak usia dini dapat berkembang ketika anak termotivasi untuk melakukan suatu gerakan, dimana gerakan tersebut merupakan koordinasi antara beberapa unsur perkembangan motorik anak.menurut Syaodin, (2005:30) mengungkapkan bahwa pertumbuhan fisik yang dialami anak akan mempengaruhi proses perkembangan motoriknya. Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot- otot yang terkoordinasi. Sebagian besar waktu anak dihabiskan untuk bergerak dalam melakukan aktivitasnya dan kegiatan bergerak tersebut akan sangat menggunakan otot kasar yang disebut motorik kasar (gross motor) yang digunakan untuk melakukan aktivitas berlari, memanjat, dan sebagainya. Sementara gerak yang menggunakan 7

2 8 otot- otot halus yang disebut dengan motorik halus (fine motor) cenderung digunakan untuk aktivitas menggambar, meronce, menggunting, menempel, melipat dan sebagainya. Sedangkan Zulkifli (dalam Samsudin,2008:11) menjelaskan bahwa motorik merupakan segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan- gerakan tubuh. Perkembangan motorik terdapat tiga unsur yang menentukannya yaitu otot, saraf, dan otak. Ketiga unsur ini melaksanakan masing-masing perannya secara interaksi positif, artinya unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur lainnya untuk mencapai kondisi motorik yang lebih sempurna keadaannya. Menurut Yudha (2005:114) mengungkapkan bahwa Perkembangan motorikmemperlihatkan interaksi dari kematangan makhluk dan lingkungannya. Pada manusia perkembangan motorik merupakan perubahan kemampuan motorik dari bayi sampai dewasa yang melibatkan berbagai aspek perilaku dan kemampuan motorik. Aspek perilaku dan perkembangan motorik saling mempengaruhi satu sama lain. Menurut Hurlock (1978: 162) fungsi kemampauan motorik yaitu, kemampuan motorik berfungsi untuk membantu anak dalam mengembangkan kemandirian, dan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dalam penerimaan sosial anak. Sedangkan menurut Samsudin (2008: 8) tujuan perkembangan motorik anak usia dini yakni: Pertama, anak mampu menguasai keterampilan yang tercipta dalam

3 9 kemampuan anak untuk memenuhi tugas-tugas motorik anak usia dini. Kedua, kemampuan motorik anak usia dini dilihat dari kemampuan anak menunjukan kemampuan motorik yang dihasilkan, apabila keberhasilan motorik anak usia dini dalam melakukan tugasnya dengan baik maka motorik anak usia dini sudah dikatakan efektif. Menurut Santrock (2007: 217) pada usia 4 sampai 5 tahun, anak sudah memiliki kemampuan motorik halus seperti gerakan jari, lengan, dan tangan. Dari kemampuan gerakan tersebut dikoordinasi oleh mata dan tangan. Kemampuan dalam melenturkan jari tangan anak yakni untuk meraih dan menggenggam suatu benda. Sedangkan menurut Yudha dkk, (2005:118) mengatakan bahwa motorik halus yakni kemampuan anak untuk melakukan beraktivitas atau gerakan-gerakan dengan menggunakan otot-otot halus (otot kecil) gerakan ini lebih menuntut koordinasi tangan dan mata dalam kemampuan pengendalian yang baik. Dengan gerakan ini memungkinkan anak untuk melakukan ketepatan dan kecermatan dalam setiap gerakannya seperti menulis, menggambar,menggenggam, meremas, menyusun balok dan lain-lain. Samsudin, (2008: 11) menjelaskan bahwa kualitas motorik terlihat dari seberapa jauh anak tersebut mampu menampilkan tugas motorik yang memberikan dengan singkat keberhasilan tertentu. Jika dalam melaksanakan motorik tinggi, berarti motorik yang dilakukan efektif dan efisien.

4 10 Dari beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motorik halus merupakan segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan tubuh. Dalam perkembangan motorik halus yang menentukan yakni otot, syaraf dan otak. Selain mengandalkan kekuatan otot, motorik juga mengandalkan kekuatan otak untuk turut menentukan kemampuan dan keterampilan anak, 2. Tujuan Motorik Halus Menurut Saputra dkk, (2005: 115) berbagai tujuan pengembangan motorik halus meliputi:mampu mengfungsikan otot- otot kecil seperti gerakan jari tangan, mampu mengkoordinasikan kecepatan tangan dan mata, mampu mengendalikan emosi. Sumantri (2005: 146) tujuan perkembangan motorik anak usia dini dari usia 4-6 tahun adalah mempu mengembangkan motorik halus anak yang berkaitan dengan keterampilan gerakan kedua tangan, anak dapat menggerakan anggota tubuh yang berkaitan dengan gerakan jari tangan seperti anak mulai menunjukan kesiapan untuk menulis, menggambar, mengurus dirinya sendiri, dan memanipulasi benda-benda yang bertujuan untuk mengembangkan motorik halus anak. Gerakan-gerakan tersebut merupakan pengembangan motorik halus yakni pengendalian antara koordinasi mata dan tangan, anak dapat mengendalikan emosi dan aktivitas motorik halus. Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan motorik halus anak yakni suatu gerakan pada kedua tangan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan anak dalam berolah

5 11 tangan yang bertujuan untuk mengasah kemampuan agar menjadi bekal dikemudian hari. 3. Fungsi Motorik Halus Suyanto (2005:51) fungsi perkembangan motorik halus meliputi perkembangan otot halus. Otot halus atau otot kecil berfungsi untuk melakukan kegiatan gerakan bagian tubuh yang lebih spesifik, seperti menulis, melipat, merangkai, mengancing baju, menali sepatu, dan menggunting. Demikian juga dengan melalui kegiatan menggambar dan mewarnai dapat mengembangkan otot-otot halus seperti kelenturan jari tangan anak. Hal itu akan sangat bermanfaat untuk melatih jari tangan anak agar bisa memegang pensil dan belajar menulis apabila akan menuju jenjang sekolah dasar kelak. Sedangkan menurut Hurlock (1978: 159) kemampuan motorik halus anak dikembangkan melalui suatu kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak seperti menggambar atau melukis, menjiplak, menangkap suatu benda, bermain puzzle serta mengurus dirinya sendiri. Sedangkan fungsi pengembangan motorik halus anak meliputi: Pertama, sebagai alat untuk mengembangkan ketrampilan olah gerak kedua tangan seperti untuk menggambar, menjiplak, mengurus dirinya sendiri. Kedua,sebagai alat untuk mengembangkan koordinasi kecepatan tangan dan gerakan mata. Ketiga,sebagai alat untuk melatih penguasaan emosi. Sedangkan Sumantri (2005: 146) berpendapat bahwa fungsi motorik halus anak usia

6 12 dini untuk mendukung aspek perkembangan yang lain seperti perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, dan perkembangan sosial anak. Karena pada hakekatnya setiap perkembangan anak tidak dapat dipisahkan antara aspek perkembangan yang lain. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi motorik halus anak yaitu untuk mengembangkan keterampilan yang dimiliki oleh anak, keterampilan tersebut untuk mendukung semua aspek perkembangan yang dimiliki oleh anak. 4. Tahap Perkembangan Motorik halus Berikut ini adalah tahap-tahap kemampuan motorik halus anak usia dinimenurut Fitts dan Postnet (dalam Sumantri, 2005: 101) proses belajar motorik anak usia dini dalam 3 tahap yaitu:pertama, Tahap Verbal Kognitif merupakan tahap awal dalam belajar bergerak, karena perkembangan yang menonjol terjadi pada diri anak adalah gerakkan yang dipelajari sedangkan penguasaan geraknya masih belum baik karena masih mencoba gerakkan tersebut.kedua, Tahap Asosiatif tahap ini disebut juga tahap menengah, perkembangan anak usia dini sedang memasuki masa pemahaman dari gerakan yang sedang dipelajari.ketiga, Tahap Otomasi tahap ini disebut juga tahap akhir, ditandai dengan tingkat penguasaan gerakkan dimana anak mampu melakukan gerakkan keterampilan secara otomatis. Menurut Samsudin (2008: 10) tahap-tahap motorik dibagi menjadi 3 yaitu:tahap verbal kognitif tahap belajar motorik menjelaskan agar anak

7 13 memahami gerak yang akan dilakukannya,tahap asosiatif perkembangan anak usia taman kanak-kanak sedang memasukai masa pemahaman gerak yang sedang dipelajar, tahap automasi anak dapat melakukan gerakangerakan dengan baik dan benar. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tahap perkembangan motorik halus anak usia dini dibagi menjadi tiga tahap, dari setiap tahap melakukan tugas perkembangan kemampuan motorik halus sesuai dengan usia anak. 5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Motorik Halus Pada Anak Usia dini Menurut Anonim (dalam Andriyani, 2009: 19) keterlambatan perkembangan motorik halus pada anak usia dini biasanya dipengaruhi pada saat anak mulai besar. Termasuk pada saat anak memasuki usia sekolah. Misalnya anak masih membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri, seperti mengurus dirinya sendiri contohnya anak belum mampu memegang sendok dengan benar, memasang kancing baju, memegang baju dan lain sebagainya. Kurniawan (dalam Andiyani, 2009: 19) menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi keterlambatan perkembangan motorik halus anak usia dini dapat diakibatkan oleh dua faktor yaitu: faktor organis artinya anak yang memiliki masalah pada organ tubuhnya misalnya karena tidak ada kesesuaian antara vusual dan motorik anak, memberikan stimulasi yang kurang pada anak, ketika anak memilki keinginan untuk mengeksplorasi. Dari faktor yang mempengaruhi

8 14 keterlambatan perkambangan notorik halus anak usia dini lebih diakibatkan oleh kurangnya stimulus. Peran orangtua sangat menentukan perkembangan motorik halus anak usia dini. Izzaty (dalam Kiftiyah, 2010: 13) faktor yang mendukung dalam meningkatkan perkembangan motorik halus dan motorik kasar anak usia dini anara lain alat permainan yang digunakan oleh anak dan lingkungan sekitar yang memungkin kan anak untuk melatih da meningkatkan keterampilan motorik anak usia dini. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kemampuan motorik halus anak adalah peran orang tua, guru dan lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan kemampuan motorik halus anak. Peran orang tua, guru dan lingkungan harus turut serta memberikan rangsangan atau stimulasi kepada anak agar anak dapat berkembang dengan baik. 6. Prinsip Perkembangan Motorik halus Anak usia Dini Menurut Hurlock (1978: 151) prinsip perkembangan motorik yaitu, perkembangan motorik yang didasarkan oleh kemampuan sistem otot dan sistem syaraf seperti gerak refleks yang terjadi pada bayi, upaya anak dalam mengembangkan ketrampialn motorik tidak terjadi sebelum anak matang, perkembangan motorik anak dapat mengikuti perkembangan yang dapat diprediksikan seperti memprediksi perkembangan anak ketika anak sudah dapat merangkak dan lain-lain,

9 15 kemungkinan perkembangan motorik anak yang menentukan kebiasaan atau perilaku anak dalam mengembangkan kemampuan motoriknya. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip perkembangan motorik halus anak usia dini sangat beraneka ragam, perkembangan motorik anak dapt diketahui pada tingkah laku atau perilaku anak. B. Menggambar MenggunakanTeknik Usap Abur 1. Pengertian Menggambar Pada Anak Usia Dini Menggambar merupakan suatu aktivitas spontan yang dapat dilakukan oleh anak. Menggambar bagi anak usia dini merupakan suatu kegiatan yang dapat melatih motorik halus anak atau otot-otot halus anak sebagai sarana untuk mengembangkan potensi dan imajinasi anak. Menurut Haditono (2004: 143) berpendapat bahwa menggambar merupakan suatu gerakan motoris yang menyeluruh bagi anak, seluruh gerakan badan anak seolah-olah melakukan gerakan motoris tersebut, anak lebih cenderung menyukai menggambar dengan mencorat-coret kertas ataupun didinding. Sedangkan menurut Piaget (dalam Rusdarmawan, 2009:12) mengatakan bahwa anak usia 2-7 tahun berada pada tahap praoperasional. Dimana pada tahap ini anak lebih suka menggambar daripada belajar menulis dan berhitung. Kegiatan menggambar lebih sering dan lebih senang dilakukan oleh anak. Pada anak usia dini, anak hanya mengetahui bagaimana cara membuat dan

10 16 mencoret garis vertikal, horishontal, lingkaran walaupun hasilnya belum maksimal.sumanto (dalam Rusminah, 2011:14) megatakan bahwa Menggambar bagi anak usia dini adalah media media berekspresi dan berkomunikasi yang dapat menciptakan suasana aktif, asik dan menyenangkan. Menggambar merupakan kegiatan untuk mewujudkan angan-angan, pikiran, dan perasaan berupa hasil goresan benda runcing seperti pensil, pena, krayon, kapur yang digoreskan pada permukaan dinding dasar yaitu kertas, papan, dan sebagainya. Kegiatan menggambar merupakan kegiatan yang alami. Kegiatan ini dilakukan anak untuk mrngutarakan isi hati maupun pandapat dan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dari beberapa pendapat diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa menggambar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh anak dengan senang hati, dapat mengasah imajinasi anak dalam menuangkan ide dan tanpa memikirkan hasil akhir, tujuannya adalah untuk memperoleh kesenangan. 2. Manfaat Menggambar Pada Anak Usia Dini Menurut Rusdarmawan (2009: 12) manfaat dari menggambar selain memperkaya kreatifitas dan imajinasi anak dalam menuangkan ide atau gagasan, menggambar juga dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak dalam berolah tangan. Keinginan anak untuk menggambar sudah muncul ketika usia dini. Koordinasi antara visual motorik (tangan dan mata) dapat bermaanfaat untuk memberikan

11 17 pengertian tentang menggambar dan manfaat penggunaan kertas atau krayon yang benar. Menurut Pamadhi, (2008: 25) menggambar merupakan membuat gambar dengan cara mencoret, menggores, menorehkan dan memberi warna sehingga menimbiulkan gambar, menggambar sangat bermanfaat bagi anak yakni untuk mengekspresikan diri, media bermain fantasi atau imajinasi, untuk menumbuhkan gagasan atau ide baru bagi anak, selain itu menggambar dapat melatih gerak motoris anak. Menurut Pamadhi (2008:2) manfaat menggambar bagi anak. Menggambar sebagai alat bercerita, menggambar sebagai media mencurahkan perasaan, menggambar sebagai alat bermain, menggambar melatih ingatan, menggambar melatih berfikir menyeluruh, menggambar melatih kreativitas anak, menggambar melatih ketelitian melalui pengamatan langsung. Sedangkan menurut Soegiarti (2009: 15) berpendapat bahwa manfaat menggambar adalah: alat bercerita, menggambar dapat melatih dan mengutarakan pendapat yang nyata (lugas) merupakan ide atau angan-angan yang tidak dapat diungkapkan lewat kata-kata. Media Mencurahkan Perasaan: Menggambar menceritakan dan mengungkapkan sesuatu yang ada pada dirinya secara intuitif dan spontan dengan media gambar. Menurut Susatyo, (dalam Soegiarti, 2009: 8).alat bermain: Anak menggambar kendaraan sambil menirukan suaranya dan menirukan kendaraan berjalan, melatih ingatan: menggambar untuk melatih ingatan

12 18 anak dalam mengungkapkan pengalaman yang pernah terjadi, melatih berfikir komprehensif (menyeluruh) anak dapat mengungkapkan seluruh peristiwa yang pernah terjadi di dalam satu gambar, media sublimasi perasaan menggambar dapat digunakan untuk mendidik, melatih, dan mengajarkan cara berbicara anak, melatih keseimbangan yakni menggambar digunakan untuk menyeimbangkan perasaan dan pikiran anak, mengembangakan kecakapan emosional. Kegiatan menggambar dapat menampung ide, melatih emosional anak, dan menyeimbangkan perasaan secara spontan, menggambar melatih ketelitian melalui pengamatan langsung: Menggmbar merupakan salah satu cara untuk melatih ketelitian pengamatan dengan meminta anak untuk mengamati lingkungan sekitar. Jadi kesimpulan dari beberapa pendapat diatas adalah manfaat menggambar pada anak usia dini untuk melatih kesabaran, kecermatan, dan ketelitian anak dalam menuangkan ide atau gagasan. 3. Tahapan Menggambar Pada Anak Usia Dini Menurut Rusdarmawan (2009:79) tahap kegiatan menggambar tahap berikutnnya setelah melewati tahap mencorat-coret. Tahapan menggambar sebetulnya bukan suatu yang dianggap sepele atau biasabiasa saja. Saat anak menggambar sebetulnya sedang melakukan pekarjaan yang melibatkan koordinasi mulai dari imajinasi, tangan, mata, dan anggota tubuh lainnya. Kegiatan menggambar sebuah kegiatan yang serius, dan kegiatan ini harus dihargai oleh orangtua atau guru, apabila

13 19 seorang anak sudah menyelesaikan sebuah gambar, orangtua atau guru harus menunjukan sikap positif dan dukungan kepada hasil karya anak.ada hal- hal yang baru saat menggambar, permainaan tekstur, warna, pola dan objek gambar.guru dapat memperkaya alternatif dalam menggembangkan tema menggambar, guru dapat memberi kesempatan kepada anak untuk memilih beberapa tema misalkan: pemandangan alam, rumah, bulan, bintang dan lain- lain. Menurut Zulkifli (2006: 44) tahapan menggambar dibagi menjadi lima tahapan yakni:masa corat-coret pada usia 3 sampai 5 tahun pada tahapan ini anak lebih menyukai mencorat-coret pada buku gambar maupun dinding rumah anak akan lebih cenderung membuat suatu garisgaris seperti garis lengkung, tegak dan lain-lain. Karena pada tahapan ini seorang anak mempunyai jiwa atau dorongan untuk menyatakan sesuatu, masa bagan atau skema pada usia 5 sampai 7 tahun pada tahap ini anak sudah mulai mengembangkan kreatifitasnya, anak sudah bisa membentuk gambar skema misalnya anak sudah dapat menggambar binatang, tumbuhan, bangunan rumah dan manusia. Tetapi kadang kala bentuk gambarnya masih terlihat belum sempurna dan masih terlihat separti bagan, masa bentuk dan garis pada usia 7 sampai 9 tahun tahap ini anak sudah mempu menggambar berbagai bentuk yang lebih sempurna misalkan anak sudah dapat membentuk suatu gambar bunga. Keempat, tahap silhuet atau bayang-bayang pada usia 9 sampai dengan 10 tahun tahap ini anak sudah dapat membentuk gambar dengan teknik bayangan

14 20 sehingga hasil gambarnya lebih menonjol. Kelima, masa prespektif usia 10 tahun keatas pada masa ini gambar yang dihasilkan oleh anak akan lebih bervariasi dan lebih bermakna, seperti anak menggambar garis yang berbelok-belok dikatakan binatang itik sedang berjalan. Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tahapan mengggambar pada anak usia dini melewati tahap corat-coret, anak mampu menggerakan jari tangan dan koordinasi antara mata dan tangan dengan baik. 4. Jenis Menggambar Pada Anak Usia Dini Menurut Suhermawan dkk (2010: 88) jenis-jenis gambar meliputi: gambar bentuk yakni dengan meniru objek gambar nyata yang ada dialam atau benda buatan, gambar ekspresif gambar yang dibuat secara bebas berdasarkan imajinasi, presepsi pada suatu objek, gambar demokratif gambar yang berpedoman pada pola atau motif tertentu, gambar konstruktif gambar yang dibuat mengikuti aturan tertentu secara objektif, gambar ilustrasi gambar yang menceritakan pada suatu cerita atau naskah tertulis. Kesimpulan dari pendapat diatas adalah jenis menggambar pada anak usia dini masih melakukan sesuatu yang dibuat oleh orang lain. 5. Menggambar Menggunakan Teknik Usap Abur a. Pengertian Menggambar Menggunakan Teknik Usap Abur Menggambar dengan menggunakan teknik usap abur salah satu bentuk kreativitas yang diciptakan oleh guru. Menggambar menggunakan teknik usap abur merupakan bentuk latihan kegiatan untuk menggerakan

15 21 otot-otot kecil seperti jari-jari tangan, yang membutuhkan kecermatan,ketelitian pada siswa serta koordinasi mata yang baik. Menurut Haditono (2004: 143) pada anak usia tiga dan empat tahun perkembangan anak dalam menggambarkan sesuatu sudah mulai muncul ketika anak dapat membuat suatu bentuk gambar secara sederhana, anak sudah mulai mengerti bentuk suatu gambar. Hal ini karena adanya perkembangan motorik yang mengkoordinasikan antara ketepatan mata dan tangan yang baik.menurut KBBI(2008: 6) usap merupakan usapan, mengelus-elus, memulas dan sebagainya. Sedangkan abur merupakan mengabur, membuang, manghamburkan dan lain-lain. Menggambar menggunakan teknik usap abur yakni menggambar dengan cara mengusap atau memulas warna kedalam maupun keluar pola dengan menggunakan krayon maupun pensil. b. Fungsi Menggambar Menggunakan Teknik Usap Abur Mutiagimin (wordpress.com)fungsi menggambar menggunakan teknik usap abur adalah untuk mengembangkan atau melatih kemampuan motorik halus anak dalam berolah tangan agar jari-jemari anak agar lebih lentur dan luwes, kemudian menggambar menggunakan teknik usap abur dapat mengembangkan kemampuan koordinasi antara mata dan tangan dengan baik. Menurut Zulkifli (2007: 31) perkembangan motorik anak dapat dikembangkan melalui kegiatan yang berhubungan dengan gerakan tubuh, seperti memegang, meraih. Dari gerakan tangan anak dapat

16 22 mengembangkan dengan melalui kegiatan menggambar, menjiplak dan lain sebagainya. Kegiatan tersebut berfungsi melatih kekuatan dan kelenturan jari tangan anak atau motorik halus anak, sehingga anak mampu mengembangkan motorik halus dengan baik. c. Tahap-Tahap Menggambar Menggunakan Teknik Usap Abur Berikut ini adalah tahap-tahap menggambar dengan menggunakan teknik usap abur: Pertama, persiapkan bahan dan peralatan untuk kegiatan menggambar menggunakan teknik usap abur yang dibutuhkan seperti kertas gambar dan krayon dan pensil. Kedua, kertas tersebut dipotong manjadi berbagai macam bentuk atau pola sesuai dengan tema yang sedang diajarkan.ketiga,kertas gambar diberi warna dengan menggunakan krayon atau pensil pada permukaaan pola hingga merata diseluruh bagian permukaan kertas gambar tersebut. Keempat, setelah kertas gambar tersebut sudah diberi warna menggunakan krayon kemudian siapkan kertas gambar yang masih kosong, ambil potongan kertas gambar yang sudah dibentuk dan diberi warna menggunakan krayon. Kelima, tempelkan kertas gambar yang masih kosong pada kertas gambar yang sudah dipotong menjadi berbagai macam bentuk dan warna. Keenam, tempel potongan bentuk kertas tersebut kemudian anak mengusap aburkanpola didalam atau diluar polapada seluruh bagian permukaan pola sehingga warna pada krayon atau pensil tersebut pindah kedalam kertas gambar yang masih polos. Ketujuh, angkat pola dan kita bisa melihat hasil dari usap abur yang

17 23 telah dikerjakan. Hasil cetakan akan lebih menarik jika bentuk, warna dan ukuran yang digunakan bervariasi. C. Kriteria Keberhasilan 1. Prosedur Penilaian Menurut Samsudin (2008: 65) penilaian atau evaluasi adalah suatu usaha mengumpulkan dan menafsirkan berbagai informasi secara sistematis, berkala, berkelanjutan, menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan serta perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui kegiatan pembelajaran. Alat evaluasi yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran perkembangan kemampuan motorik halus adalah dengan cara observasi. Observasi adalah cara pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dengan pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku anak. Agar observasi lebih terarah maka digunakan lembar observasi yang mengacu pada indikator yang akan dicapai. Menurut Departemen Agama Republik Indonesia (2004: 50) cara pencatatan hasil penilaian harian dicatat dengan menggunakan simbolsimbol yaitu sebagai berikut : 1) Anak yang perilakunya belum sesuai dengan apa yang diharapkan dan belum dapat menyelesaikan tugas dengan baik, maka pada kolom tersebut ditulis nama anak dan diberi kode kemampuan dengan tanda lingkaran kosong ( ).

18 24 2) Anak yang perilakunya sedang berada pada tahap proses menuju yang diharapkan (belum stabil) maka pada kolom tersebut di tulis nama anak dan diberi kode dengan tanda ( ). 3) Anak yang perilkunya melebihi dengan apa yang diharapkan dan sudah dapat menyelesaikan tugas melebihi yang direncanakan guru, maka pada kolom tersebut dituliskan nama anak dan diberi kode dengan tanda lingkaran berisi penuh ( ). Menurut Anita Yus (2005: 69) memberikan evaluasi dengan menggunakan skala penilaian atau evaluasi berbentuk bilangan, terdiri dari pernyataan dan di sebelahnya disediakan bilangan tertentu yaitu angka 1 5, yang berarti (1) sangat rendah, (2) rendah, (3) sedang, (4) tinggi dan (5) sangat tinggi. Peneliti memberi tanda cek ( ) pada kolom evaluasi dengan melihat kemampuan gerak motorik halus yang dilakukan anak dengan indikator yang akan dicapai. Cara pencatatan hasil penilaian berdasarkan pedoman penilaian tahun 2010 Kemendiknas direktorat pembinaan TK dan SD: a. Anak yang belum berkembang (BB) sesuai dengan indikator seprti: dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom penilaian anak ditulis nama anak dan diberi tanda satu bintang ( ) b. Anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator seperti yang diharapkan dalam RKH mendapatkan tanda dua bintang ( )

19 25 c. Anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH) pada indikator dalam RKH mendapat tanda tiga bintang ( ) d. Anak yang sudah berkembang sangat baik sesuai harapan (BSB) melebihi indikator yang sudah diharapkan dalam RKH mendapatkan tanda empat bintang ( ) 2. Indikator Keberhasilan Menurut kurikulum 2004 Pendidikan TK (2004:30), kemampuan motorik halus termasuk dalam aspek kemampuan fisik-motorik, kriteria kemampuan motorik halus anak untuk kelompok A indikatornya sebagai berikut: 1) Menjiplak dan meniru membuat garis tegak,datar, miring, lengkung dan lingkaran. 2) Melakukan berbagai gerakan koordinasi mata dan tangan. 3) Menggambar bebas dengan berbagai media (pensil warna, krayon dan arang) 4) Stempel atau mencetak dengan berbagai media (pelepah pisang, batang papaya, karet busa dan lain-lain). 5) Bermain warna dengan menggunakan berbagai media misalnya: krayon, cat air dan lain-lain. Peneliti akan mengkolaborasi criteria kemampuan motorik halus yang terdapat pada program semester dari TK UMP Pembina Kecamatan Kembaran yaitu:

20 26 1) Siswa mampu menjiplak dan meniru garis tegak, datar, miring, lengkung dan lingkaran. 2) Siswa mampu menggambar bebas dengan menggunakan berbagai media, misalnya:pensil warna, krayon dan arang 3) Siswa mampu mencap dengan berbagai media (pelepah pisang, batang papaya, karet busa dan lain-lain) 4) Siswa mampu bermain warna dengan berbagai media misalnya: krayon, cat air, dan lain-lain) 5) Melukis dengan jari. Menurut Santrock (2007: 217) pada usia 4 sampai 5 tahun, anak sudah memiliki kemampuan motorik halus seperti gerakan jari, lengan, dan tangan. Dari kemampuan gerakan tersebut dikoordinasi oleh mata dan tangan. Kemampuan dalam melenturkan jari tangan anak yakni untuk meraih dan menggenggam suatu benda. Menurut Saputra dkk, (2005: 115) berbagai tujuan pengembangan motorik halus meliputi: mampu mengfungsikan otot- otot kecil seperti gerakan jari tangan, mampu mengkoordinasikan kecepatan tangan dan mata, mampu mengendalikan emosi. Sedangkan fungsi pengembangan motorik halus anak meliputi: sebagai alat untuk mengembangkan ketrampilan gerak kedua tangan, sebagai alat untuk mengembangkan koordinasi kecepatan tangan dan gerakan mata, sebagai alat untuk melatih penguasaan emosi. Mengadaptasi dari standar kompetensi (2004: 14) aktifitas dalam motorik halus pada anak kelompok A antara lain:

21 27 Tabel 2.1 Kompetensi Dasar Motorik Halus Anak KOMPETENSI DASAR HASIL INDIKATOR BELAJAR Anak mampu melakukan 1. Mewarnai aktivitas fisik secara bentuk terkoordinasi dalam rangka sederhana 2. Menjiplak persiapan untuk menulis. Misalnya Kelenturan, Keseimbangan dan Kelincahan sera melatih Keberanian Dapat menggerakan lengannya untuk kelenturan, kekuatan otot dan koordinasi dan meniru garis tegak, datar, miring, lurus, lengkung, dan lingkaran Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengadaptasi dan kemudian menyusun indikator yang diharapkan dalam kemampuan motorik halus pada anak Taman Kanak-Kanak Pembina Negeri Kecamatan Bumiayu kabupaten Brebes sebagai berikut: Tabel 2.2 Indikator kemampuan motorik halus yang akan dinilai Indikator yang Diharapkan No. (Kemampuan Motorik Halus Anak pada Kegiatan Menggambar Menggunakan Teknik Usap Abur) 1. Siswa mampu melakukan gerakan antara koordinasi tangan dan mata. 2. Kesiapan atau kemampuan anak dalam memegang krayon atau pensil. 3. Kelincahan dan kekuatan tangan ketika memegang pola gambar sehingga pola tidak berubah. 4. Keluwesan jari-jari tangan Penjelasan dari empat indikator keberhasilan yakni sebagai berikut: a. Koordinasi mata dan tangan: kemampuan ini ditandai dengan ketepatan anak ketika anak menempelkan pola gambar pada kertas gambar tanpa melesat dari objek yang akan di gambar.

22 28 b. Kesiapan atau kemampuan dalam memegang krayon atau pensil: kesiapan atau kemampuan anak dalam memegang pensil dengan benar (antara ibu jari dan dua jari) c. Kelincahan dan kekuatan tangan ketika memegang pola gambar sehingga pola tidak berubah: kemampuan ini ditandai dengan kelincahan jari tangan anak ketika mengusap aburkan gambar pola yang sudah diberi warna dengan menggunakan krayon atau pensil, dan kekuatan anak dalam memegang pola gambar. d. Keluwesan jari-jari tangan: kemampuan ini ditandai dengan keluwesan anak dalam menggambar menggunakan teknik usap abur, anak tidak kaku lagi dalam menggambar menggunakan teknik usap abur sehingga menghasilkan gambar sesuai dengan pola gambar yang sudah dibuat oleh guru. D. Kerangka Berpikir Kegiata menggambar dengan teknik usap abur bagi anak Taman Kanak- Kanak dapat meningkatkan motorik halus anak. Selain untuk meningkatkan motorik halus anak, menggambar dengan teknik usap abur juga dapat meningkatkan kreatifitas anak. Dalam proses membuat karya dengan menggambar menggunakkan teknik usap abur yaitu dengan cara membuat acuan. Kertas gambar dan krayon merupakan media yang dapat digunakan untuk menunjang kegiatan tersebut., karena media kertas gambar dan krayon tidak berbahaya bagi anak. Menurut Musfiroh (2005:285) menyatakan bahwa permainan gerak untuk anak usia dini lebih dititik beratkan pada kreatifitas anak yang

23 29 disalurkan melalui gerak seperti koordinasi, kemampuan fisik yang baik, gerak luwes,dan ketrampilan motorik halus.samsudin (2008:11) kualitas motorik terlihat dari seberapa jauh anak tersebut mampu menampilkan tugas motorik yang memberikan dengan singkat keberhasilan tertentu. Jika dalam melaksanakan motorik tinggi, berarti motorik yang dilakukan efektif dan efisien. Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang akan diteliti oleh peneliti, maka perlu disusun bagan kerangka berpikir yang merupakan landasan pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Kondisi awal Kurang terasahnya kemampuan motorik halus anak Dilakukan perbaikan PTK Kondisi sudah meningkat, ada perbaikan, tetapi belum maksimal Kemampuan motorik halus anak dalam menggambar menggunakan teknik usap abur masih rendah Siklus I Menggunakan media gambar Siklus II Menggunakan media gambar 1. Kegiatan pembelajaran sudah maksimal 2. Kemampuan motorik halus anak dalam menggambar menggunakan teknik usap abur meningkat Terjadi perbaikan yang optimal dalam kemampuan motorik halus dalam menggambar menggunakan teknik usap abur Bagan 2.1 Kerangka Berpikir

24 30 E. Hipoteis Hipotesis merupakan dugaan yang belum tentu kebenarannya, sehingga untuk mengetahui yang hakiki diperlukan pembuktian. Hioptesis jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian (Nana Sudjana dkk, 2009:12) sesuai dengan judul dalam penelitian yang akan dilakukan maka peneliti akan mengajukan hipotesis melalui metode menggambar dengan teknik usap abur dapat meningkatkan motorik halus anak di kelompok A TK Pembina Negeri Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes tahun ajaran 2011/2012.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini. kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini. kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini. 1. Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini. Perkembangan motorik berjalan seiring dengan perkembangan motorik berarti pengambangan pengendalian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat dan pada usia 5 tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA. anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat dan pada usia 5 tahun BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini 1. Pengertian Motorik Halus Anak Usia Dini Menurut Santrock (1995: 225) Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak telah semakin

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini 1. Pengertian Motorik Halus Menurut Sujiono, dkk (2009: 1.14) motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-kanak. pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-kanak. pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-kanak 1. Pengertian Motorik Halus Anak Usia Dini Menurut Sumantri (2005: 143) keterampilan motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan anak secara keseluruhan. Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia. Karena pada hakekatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri,

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B2 DI TK SAMPOROA DHARMA WANITA PERSATUAN KOTA PALU. Ari Okta Pratiwi 1

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B2 DI TK SAMPOROA DHARMA WANITA PERSATUAN KOTA PALU. Ari Okta Pratiwi 1 1 PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B2 DI TK SAMPOROA DHARMA WANITA PERSATUAN KOTA PALU Ari Okta Pratiwi 1 ABSTRAK Masalah pokok dalam tulisan ini adalah kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga masa dewasa. Perkembangan yang dilalui tersebut merupakan suatu perubahan yang kontinu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan prasekolah pada dasarnya diselenggarakan dengan tujuan memberikan fasilitas tentang pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang

Lebih terperinci

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU Arni Anggriyani 1 ABSTRAK Pengembangan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini 1. Pengertian Motorik halus Menurut Bambang Sujiono dkk, 2005: 1.11) motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh

Lebih terperinci

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Agar dilakukan melalui

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan

II. KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan 8 II. KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakkan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang paling

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah salah satu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir dan sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tiarah, 2015 Meningkatkan keterampilan motorik halus anak aspek menulis melalui media lilin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tiarah, 2015 Meningkatkan keterampilan motorik halus anak aspek menulis melalui media lilin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa usia taman kanak-kanak adalah masa dimana perkembangan fisik motorik anak berlangsung dengan cepat, hal ini terlihat dari sifat anak yang terlihat jarang sekali

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Motorik Halus Anak 1. Pengertian Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini Menurut Hurlock (1978: 150) perkembangan motorik berarti pengendalian gerakan jasmaniah melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bambang Sujiono, dalam metode pengembangan fisik (2005:10) Masa 5 tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan anak sering disebut sebagai masa keemasan karena pada masa

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH : MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENYUSUN BEKAS OROTAN PENSIL MENJADI BENTUK BUNGA PADA ANAK KELOMPOK B TK PKK PULEREJO I KECAMATAN BAKUNG KABUPATEN BLITAR TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun perilakunya (gerakan anggota tubuh). Tubuh manusia akan terlihat kelenturannya apabila sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mudah bosan, sulit memecahkan suatu masalah dan mengikuti pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. mudah bosan, sulit memecahkan suatu masalah dan mengikuti pelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus salah satu tujuannya adalah agar anak dapat mengurus diri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain. Agar dapat mengurus

Lebih terperinci

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa: BAB I PENDAHULUAN PENGARUH PERMAINAN RABA RASA (TACTILE PLAY) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI (Penelitian Pre Eksperimen di TK PGRI Parungponteng Kecamatan Parungponteng Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu jenjang pendidikan yang ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini adalah aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap rangsangan yang diberikan dari lingkungan.

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN Perkembangan Motororik Halus Anak CATATAN: PENDAHULUAN Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seseorang anak disebut

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN Muhima Talfiana Ningrum 1 ABSTRAK Masalah dalam tulisan ini adalah sebagian anak kurang mampu atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (paud) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang mendasar melalui pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu hendaknya pendidikan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak adalah amanah dari Tuhan Yang Maha Esa yang lebih tinggi dari kedudukan harta dan benda, bahkan jauh lebih berharga di atas segala sesuatu yang di miliki. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak diri anak yang bersangkutan dan lingkungan sekitaranya. Perkembangan anak

BAB I PENDAHULUAN. anak diri anak yang bersangkutan dan lingkungan sekitaranya. Perkembangan anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan anak merupakan proses yang kompleks, terbentuk dari potensi anak diri anak yang bersangkutan dan lingkungan sekitaranya. Perkembangan anak berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak merupakan anugerah terbesar yang dititipkan oleh Allah SWT. untuk dididik dan dibimbing agar menjadi individu yang beriman serta bertaqwa kepada Allah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil yang A. Keterampilan Motorik Halus BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Pengertian Keterampilan Motorik Halus Dini P. Daeng Sari (1996: 121) menyatakan bahwa motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU Indriwati 1 ABSTRAK Masalahan pokok dalam artikel ini adalah kreativitas anak yang belum berkembang sesuai harapan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin modern di era globalisasi sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan sumber daya manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa prasekolah adalah waktu untuk mempelajari apa yang dapat mereka lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan berperan penting

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan mengembangkan kemampuan anak, baik secara mental dan fisik. Para ahli

I. PENDAHULUAN. dan mengembangkan kemampuan anak, baik secara mental dan fisik. Para ahli 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan anak usia dini adalah upaya sistematis dalam rangka menciptakan dan mengembangkan kemampuan anak, baik secara mental dan fisik. Para ahli mengemukakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi manusia di samping sebagai makhluk individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi manusia di samping sebagai makhluk individu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi manusia di samping sebagai makhluk individu yang berdiri sendiri, juga sebagai makhluk sosial. Hal ini dapat diartikan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan perilaku yang belum matang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan perilaku yang belum matang menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan perilaku yang belum matang menjadi matang. Anak mulai belajar ke tingkat yang lebih tinggi baik dari aspek-aspek

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia https://tinycards.duolingo.com/decks/31kdb6vw/stage-of-human-growth-anddevelopment

Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia https://tinycards.duolingo.com/decks/31kdb6vw/stage-of-human-growth-anddevelopment A. Hakikat Perkembangan Fisik dan Motorik Perkembangan fisik berkaitan dengan adanya pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada tubuh seseorang. Perkembangan fisik mudah teramati dengan ditandai adanya

Lebih terperinci

BAB I1 LANDASAN TEORI

BAB I1 LANDASAN TEORI BAB I1 LANDASAN TEORI 2.1 KETERAMPILAN MOTORIK HALUS 2.1.1 Pengertian Motorik Halus Sumantri (2005), menyatakan bahwa motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan seiring dengan perkembangan motorik. antara mata, tangan dan otot-otot kecil pada jari-jari, pergelangan tangan,

BAB I PENDAHULUAN. berjalan seiring dengan perkembangan motorik. antara mata, tangan dan otot-otot kecil pada jari-jari, pergelangan tangan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan fisik memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan anak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung perkembangan fisik seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan anak bermain mempunyai arti yang penting. Bermain merupakan ciri khas anak. Bermain akan menghilangkan kejenuhan anak dan membuat anak menemukan kesenangan,

Lebih terperinci

KREATIF LEWAT MENGGUNTING DAN MENEMPEL

KREATIF LEWAT MENGGUNTING DAN MENEMPEL KREATIF LEWAT MENGGUNTING DAN MENEMPEL [Admin TK, TK ST. CAROLUS BENGKULU] - Berita Umum Sering kita sebagai orangtua melarang anak memegang gunting karena takut tangannya luka. Demikian juga ketika anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak terlahir sebagai manusia yang unik dengan berbagai anugrah, sifat dan bakat yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Walaupun terlahir dari orang tuanya,

Lebih terperinci

AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS

AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS (Disampaikan Pada Pelatihan Kader PAUD Se-Kelurahan Sidoagung Godean Sleman) Oleh: Lismadiana lismadiana@uny.ac.id FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun anak anak. Sebagai contoh dalam memegang benda benda kecil

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun anak anak. Sebagai contoh dalam memegang benda benda kecil BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan motorik halus anak merupakan sebuah koordinasi antara mata dan tangan yang melibatkan gerakan otot otot kecil. Keterampilan motorik halus sangat berguna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Rumusan masalah 1.3 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Rumusan masalah 1.3 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Manusia dalam tumbuh kembangnya memiliki beberapa tahapan. Manusia tidak semertamerta langsung menjadi dewasa, namun berproses dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING GAMBAR PADA KELOMPOK B TK PERINTIS MONGKRONG WONOSEGORO

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING GAMBAR PADA KELOMPOK B TK PERINTIS MONGKRONG WONOSEGORO NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING GAMBAR PADA KELOMPOK B TK PERINTIS MONGKRONG WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SRI MULYATI ARIFAH NIM.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kegiatan dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari kemampuan motorik seseorang. Berjalan, berlari, melompat, menulis, menggambar, menggunting merupakan

Lebih terperinci

Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini *

Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini * Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini * Oleh Martha Christianti, S. Pd Anak usia dini bertumbuh dan berkembang menyeluruh secara alami. Jika pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neneng Nurhayati, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neneng Nurhayati, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini memiliki peran penting bagi perkembangan individu dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada usia tersebut berbagai aspek perkembangan anak mengalami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga umur 6 tahun dengan cara merangsang dan membantu pertumbuhan jasmani

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Keterampilan Motorik Halus

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Keterampilan Motorik Halus BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Keterampilan Motorik Halus 1.1.1 Pengertian Keterampilan Motorik Halus Menurut Sumantri (2005) keterampilan motorik halus anak adalah pengorganisasian pengunaan sekelompok otot-otot

Lebih terperinci

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga Metode Pengembangan Fisik Drs. Rumpis Agus Sudarko, M.S. FIK-UNY Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik

Lebih terperinci

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DENGAN MEDIA KERTAS PADA ANAK KELOMPOK A TK PERWANIDA I MRICAN KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI DiajukanUntukMemenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa dan dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut anak perlu mendapat pembinaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kita tidak dapat memungkiri bahwa pendidikan anak usia dini (TK) perlu mendapat perhatian yang sangat serius dari semua pihak baik,

BAB I PENDAHULUAN. Kita tidak dapat memungkiri bahwa pendidikan anak usia dini (TK) perlu mendapat perhatian yang sangat serius dari semua pihak baik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita tidak dapat memungkiri bahwa pendidikan anak usia dini (TK) perlu mendapat perhatian yang sangat serius dari semua pihak baik, pemerintah, masyarakat, dan pihak-pihak

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN MELIPAT KERTAS PADA ANAK KLAS B TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN MELIPAT KERTAS PADA ANAK KLAS B TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN MELIPAT KERTAS PADA ANAK KLAS B TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENARIK GARIS DALAM POLA DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENARIK GARIS DALAM POLA DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA 1 PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENARIK GARIS DALAM POLA DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA Rafni Basri Abstrak Perkembangan motorik halus anak kelompok B2 di Taman kanak-kanak Harapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PAUD sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan anak usia dini yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain sambil belajar dan belajar

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU RAODATUL MUNAWARA 1 ABSTRAK Masalah dalam tulisan ini adalah apakah ada hubungan kegiatan montase dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Anak usia dini adalah anak yang berada pada usia 0-6 tahun. Masa anak usia dini sering disebut dengan istilah golden age atau masa emas. Pada masa ini hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa : 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembentukan Sumber Daya Manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat ini. Salah satu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pra Tindakan Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelompok A di TK Pertiwi Banaran 5 Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 yang dapat diidentifikasi adanya masalah yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG KEMAMPUAN PRA MENULIS ANAK USIA DINI DAN MENGGAMBAR

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG KEMAMPUAN PRA MENULIS ANAK USIA DINI DAN MENGGAMBAR BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG KEMAMPUAN PRA MENULIS ANAK USIA DINI DAN MENGGAMBAR A. Kemampuan Pra menulis Anak Usia Dini Anak usia dini merupakan periode perkembangan yang cepat yang terjadi dalam banyak

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENIRU GARIS PADA ANAK KELAS A TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENIRU GARIS PADA ANAK KELAS A TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2013/2014 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENIRU GARIS PADA ANAK KELAS A TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa usia dini adalah masa dimana perkembangan fisik motorik anak berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang sekali

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBUTSIR DENGAN MENGGUNAKAN PLAYDOUGH DI PAUD KAMBOJA KOTA GORONTALO JURNAL OLEH

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBUTSIR DENGAN MENGGUNAKAN PLAYDOUGH DI PAUD KAMBOJA KOTA GORONTALO JURNAL OLEH MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBUTSIR DENGAN MENGGUNAKAN PLAYDOUGH DI PAUD KAMBOJA KOTA GORONTALO JURNAL OLEH NINING DENGO NIM : 153 411 097 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah anak usia nol sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Aktivitas kehidupan sehari-hari tidak akan terlepas dari hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan tangan, hal itu menunjukkan betapa pentingnya perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan berkesinambungan. Salah satu tahap tumbuh kembang yang dilalui anak adalah masa prasekolah (4-5

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. kehidupan selanjutnya. Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang

II. KAJIAN PUSTAKA. kehidupan selanjutnya. Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang 10 II. KAJIAN PUSTAKA A. Anak Usia Dini Anak adalah sosok individu yang memiliki berbagai potensi serta bakat yang mesti dikembangkan dan distimulus sejak dini agar siap untuk melanjutkan kehidupan selanjutnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa usia dini merupakan masa keemasan bagi seorang anak, sering disebut masa Golden Age, biasanya ditandai oleh terjadinya perubahan yang sangat cepat

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DI KELOMPOK B TK DHARMAWANITA LABUAN PANIMBA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DI KELOMPOK B TK DHARMAWANITA LABUAN PANIMBA 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DI KELOMPOK B TK DHARMAWANITA LABUAN PANIMBA Oleh FAIZAH *) ABSTRAK Masalah yang dikaji dalam tulisan ini adalah rendahnya kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan sebagai salah satu aspek dalam meningkatkan sumber daya manusia yang terus diperbaiki dan direnovasi dari segala aspek. Pendidikan sebagai tempat pertumbuhan

Lebih terperinci

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1 B. Pengembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini Pertumbuhan dan perkembangan kemampuan fisik motorik anak akan mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri dan orang lain. Perkembangan fisik motorik yang

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DI KELOMPOK A TK HARAPAN BANGSA JONO OGE KECAMATAN SIGI BIROMARU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DI KELOMPOK A TK HARAPAN BANGSA JONO OGE KECAMATAN SIGI BIROMARU MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DI KELOMPOK A TK HARAPAN BANGSA JONO OGE KECAMATAN SIGI BIROMARU Evi Sumiarti 1 ABSTRACT The aim of this research is to improve the

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0- 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-6 tahun. Senada dengan (Fadlillah, 2013:47) pasal 28 undang-undang sistem pendidikan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional Indonesia adalah seperti yang tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4 yang rumusannya sebagai

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING KERTAS BERPOLA PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI 1 BANYUSRI TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. lanjut, pendidikan dimulai dari sejak dini hingga akhir kelak. Dalam hal ini

1. PENDAHULUAN. lanjut, pendidikan dimulai dari sejak dini hingga akhir kelak. Dalam hal ini 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu program untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan dalam mempersiapkan kehidupan yang lebih lanjut, pendidikan dimulai dari sejak dini

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Fitria Indriyani NIM

SKRIPSI. Oleh Fitria Indriyani NIM PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING DENGAN BERBAGAI MEDIA PADA ANAK USIA DINI DI KELOMPOK A TK ABA GENDINGAN KECAMATAN KALASAN KABUPATEN SLEMANYOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

NAMA : ELNI NIM : :

NAMA : ELNI NIM : : PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING DENGAN METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK BERMAIN LEMBAH TERIANG PAGADIH MUDIAK KECAMATAN PALUPUH NAMA : ELNI NIM : 821674475

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini 1. Pengertian Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini Perkembangan fisik motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak adalah masa pertumbuhan yang sangat pesat dan perlu dilatih dengan cara yang tepat dan sesuai. Moeslichatoen (1999) mengemukakan bahwa seorang

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEWARNAI DI KELOMPOK B TK KKLKMD SEDYO RUKUN BAMBANGLIPURO BANTUL SKRIPSI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEWARNAI DI KELOMPOK B TK KKLKMD SEDYO RUKUN BAMBANGLIPURO BANTUL SKRIPSI MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEWARNAI DI KELOMPOK B TK KKLKMD SEDYO RUKUN BAMBANGLIPURO BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

ELMI SUSRIANTI NIM / 10127

ELMI SUSRIANTI NIM / 10127 ARTIKEL ILMIAH PENINGKATAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN USAP ABUR DI TAMAN KANAK KANAK PERTIWI III MUARO KALABAN Oleh ELMI SUSRIANTI NIM. 2008 / 10127 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Raudlatul Athfal (RA) merupakan jenjang pendidikan anak usia dini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Raudlatul Athfal (RA) merupakan jenjang pendidikan anak usia dini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raudlatul Athfal (RA) merupakan jenjang pendidikan anak usia dini (yakni usia 6 tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal di bawah pengelolaan Kementerian

Lebih terperinci

Disusun oleh : WINDITA FITRI ILHAMI A

Disusun oleh : WINDITA FITRI ILHAMI A UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI MENGANYAM PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI MRISEN III KLATEN TAHUN AJARAN 2014/2015 Artikel Publikasi Ilmiah, diajukan sebagai salah satu persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kemandirian Anak Usia Dini 1. Pengertian Kemandirian Anak Usia Dini Menurut Sitti Hartinah (2011:36) perkembangan sosial mengandung makna pencapaian suatu kemampuan

Lebih terperinci

Ati Kusumawati dan Sunaria Mahasiswa Program Doktoral Fakultas Psikologi Universitas Airlangga ABSTRAK

Ati Kusumawati dan Sunaria Mahasiswa Program Doktoral Fakultas Psikologi Universitas Airlangga ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI PERMAINAN PLASTISIN (Penelitian Tindakan Kelas di Taman Kanak-kanak Al-Faruqiyah Cipondoh Tangerang) Ati Kusumawati dan Sunaria

Lebih terperinci