BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu telah membahas mengenai prediksi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu telah membahas mengenai prediksi"

Transkripsi

1 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu telah membahas mengenai prediksi konsumsi energi listrik dengan menggunakan software DKL 3.2, LEAP, Simple-E dan ETAP. Pada penelitian pertama, metode DKL 3,2 digunakan untuk memprediksi perkembangan trafo distribusi berdasarkan pertumbuhan beban dan software ETAP digunakan untuk menganalisis aliran daya pada trafo. Metode DKL 3.2 biasa digunakan oleh PT.PLN untuk memperkirakan kebutuhan energi yang bersifat linear, namun pada metode ini tidak terdapat uji statistik yang menunjukkan korelasi antar variabel (Dhimas M, 2009). Penelitian berikutnya membahas tentang peramalan beban listrik dan optimalisasi pembangunan jaringan distribusi dengan menggunakan metode simple-e dan program linier. Metode simple-e yang digunakan dalam penelitian ini dapat disimulasikan dengan Microsoft Excel secara berulang-ulang dengan waktu yang panjang, tetapi dalam metode ini membutuhkan pengalaman dan ketajaman intuisi untuk membentuk model yang sesuai dengan data yang diperoleh (Arifien E, 2012). Berdasarkan referensi dari penelitian terdahulu, penulis menggunakan metode LEAP dengan menggunakan skenario Business As Usual (BAU). Skenario BAU merupakan skenario dimana prediksi didasarkan pada anggapan bahwa pertumbuhan konsumsi listrik akan berjalan sebagaimana biasanya seperti

2 7 waktu sebelumnya, sehingga mampu memprediksikan konsumsi energi listrik hingga jangka waktu yang cukup panjang dengan akurasi data yang valid. 2.2 Perkiraan Kebutuhan Energi listrik Perkiraan atau forecast pada dasarnya merupakan dugaan terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu yang akan datang. Perkiraan kebutuhan energi listrik sangat diperlukan sebagai data masukan bagi proses perencanaan pembangunan suatu sistem kelistrikan dan juga diperlukan guna pengoperasian sistem tenaga listrik dalam penyediaan yang sesuai kebutuhan. Perkiraan kebutuhan energi listrik dapat dikelompokan menurut jangka waktunya menjadi tiga kelompok, yakni perkiraan jangka panjang perkiraan jangka menengah dan perkiraan jangka pendek (Djiteng Marsudi 2006). A. Perkiraan beban jangka panjang Adalah perkiraan dalam jangka waktu yang diatas satu tahun. Dalam perkiraan beban jangka panjang masalah masalah makro ekonomi menjadi salah satu masalah ekstrim perusahaan listrik dalam menentukan arah perkiraan dalam jangka waktu yang panjang. B. Perkiraan jangka waktu menengah Perkiran jangka waktu menengah adalah jangka waktu dari satu bulan menuju satu tahun. Dalam perkiraan jangka menengah masalah amsalah manajerial perusahaan semisal tentang kemampuan teknis memperluas jaringan distribusi, dalam perkiraan jangka menengah aspek yang harus diperhatikan adalah aspek operasional karena dalam jangka waktu menengah tidak banyak lagi yang dapat dilakukan dari segi pengambangan. Oleh karena itu perkiraan

3 8 mengenai besarnya beban minimum juga diperlukan karena beban terendah dapat menimbulkan persoalan seperti munculnya tegangan yang berlebihan. C. Perkiraan jangka pendek Perkiraan beban jangka waktu pendek adalah jangka waktu dalam hitungan jam sampai satu minggu (168 jam). Dalam perkiraan beban jangka pendek terdapat batas atas untuk beban maksimum dan batas bawah bawah untuk beban minimum yang ditentukan oleh perkiraan beban menengah. 2.3 Perkiraan Beban Tenaga Listrik Salah satu faktor yang menentukan dalam membuat perencanaan sistem tenaga listrik adalah peramalan beban yang dilakukan oleh sistem tenaga listrik bersangkutan. Dalam hal ini tidak ada rumus eksak karena besarnya beban ditentukan oleh konsumen yang secara bebas memilih pemakaiannya. Namun karena kebutuhan tenaga listrik bersifat periodik maka grafik pemakaian tenaga listrik mempunyai sifat periodik. Oleh karena itu statistik beban masa lalu haruslah dianalisa karena sangat diperlukan untuk memperkirakan beban di waktu yang akan datang dengan cara mengekstrapolasi grafik dimasa lalu ke waktu yang akan datang. Kebutuhan beban suatu daerah tergantung dari daerah itu sendiri, penduduk, standar kehidupan, rencana pengembangan yang akan datang, harga daya, dan sebagainya (Pabla, 1986). Penggolongan karateristik beban dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan sifat beban dan tipe beban.

4 9 Untuk tipe beban dibagi dalam kategori berikut : a. Perumahan (Domestik) yang terdiri dari penerangan, kipas angin, AC, alat-alat rumah tangga misal lemari es, setrika listrik, kompor listrik, dan lain-lain b. Komersial yaitu untuk penerangan toko-toko, papan reklame, alat-alat lainnya yang dipakai pada bangunan seperti toko, restoran, pasar, dan lain-lain c. Kota (Publik), beban ini digunakan untuk penerangan jalan yang selalau menyala sepanjang malam. Beban lainnya adalah seperti lampu taman, lampu lalu lintas, air mancur untuk taman, dan sebagainya. d. Industri, yang terdiri dari industri rumah tangga, industri kecil, industri menengah, industri besar dan industri berat. e. Pertanian, pada pertanian beban digunakan untuk keperluan irigasi yang menggunakan pompa air yang digunakan oleh motor listrik. f. Beban-beban lain, diluar beban-beban yang disebutkan diatas adalah beban besar yang biasanya digunakan oleh industri kertas, tekstil, dan sebagainya. Menurut (Purnomo 2005) peramalan beban dapat dibagi menjadi empat kelompok yaitu: a. Sektor rumah tangga b. Sektor komersil, meliputi perdagangan, pengangkutan, komunikasi bank. c. Sektor publik, meliputi instansi pemerintah, rumah sakit dan instansi sosial. d. Sektor industri meliputi industri pariwisata, pertanian, pertambangan, galian, industri pengolahan, listrik dan gas.

5 Beban Listrik Untuk merencanakan suatu sistem tenaga listrik maka salah satu hal yang harus diperhatikan adalah beban listrik. Guna mengetahui beban listrik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu jenis beban listrik dan karakteristik beban listrik Jenis Beban Listrik Jaringan pada listrik AC memiliki tiga jenis beban listrik yang harus ditopang Ketiga beban tersebut yaitu beban resistif, beban induktif, dan beban kapasitif. Ketiganya memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lainnya. a. Beban resistif Beban resistif dihasilkan oleh alat-alat listrik yang bersifat murni tahanan (resistor) yang bisa dijumpai pada elemen pemanas dan lampu pijar. Beban resistif memiliki sifat pasif, dimana beban tidak mampu memproduksi energi listrik. Beban ini hanya menyerap daya aktif dan tidak menyerap daya reaktif sama sekali. (PLN Udiklat, 2011). Gambar 2.1 berikut adalah grafik gelombang tegangan beban resistif Gambar 2.1 Grafik gelombang tegangan beban resistif (sumber

6 11 b. Beban induktif Beban induktif dihasilkan oleh lilitan kawat (kumparan) yang terdapat diberbagai alat-alat listrik. Beban ini memiliki faktor daya antara 0-1 (lagging). Beban ini menyerap daya aktif (KW) dan daya reaktif (KVAR). Tegangan mendahului arus sebesar φ (PLN Udiklat 2011). Gambar 2.2 berikut adalah grafik gelombang tegangan beban induktif : Gambar 2.2 Grafik gelombang tegangan beban induktif (sumber c. Beban kapasitif Beban kapasitif yakni beban yang mengandung suatu rangkaian kapasitor. Beban ini mempunyai faktor daya antara 0-1 (leading). Beban ini menyerap daya aktif (KW) dan mengeluarkan daya reaktif (KVAR). Arus mendahului tegangan sebesar φ (PLN Udiklat, 2011). Gambar 2.3 berikut adalah grafik gelombang tegangan beban kapasitif.

7 12 Gambar 2.3 Grafik gelombang tegangan beban kapasitif (sumber Karakteristik Beban Listrik Karakter beban merupakan faktor yang penting dalam perencanaan operasi sistem tenaga listrik. Dengan mengerti karakteristik beban maka pengoperasian sistem tenaga listrik dapat diatur sedemikian rupa hingga diharapkan suatu sistem tenaga listrik dapat bekerja dengan optimal. Dalam mempelajari karakteristik beban listrik ada beberapa istilah yang perlu diketahui yakni tentang faktor beban dan faktor daya. Faktor beban adalah perbandingan antara beban rata-rata terhadap beban puncak yang diukur dalam satu periode tertentu. Beban rata-rata dan beban puncak dapat dinyatakan dalam kilowatt, kilovolt-ampere ampere dan sebagainya namun satuan yang digunakan haruslah sama. pada penelitian ini yang digunakan untuk menghitung total kapasitas trafo adalah dengan mengacu pada statistik PT. PLN tahun 2011, dimana pada sumber tersebut tertulis untuk nilai faktor bebannya adalah 0,8 (Statistik PLN, 2011).

8 13 Faktor beban didefinisikan sebagai perbandingan antara beban rata-rata dengan beban puncak yang diukur dalam satu periode tertentu. Beban puncak (Lf) yang dimaksud adalah beban puncak sesaat atau beban puncak rata-rata dalam interval tertentu, pada umumnya dipakai beban puncak dipakai dalam waktu menit. Untuk perkiraan besar faktor beban pada masa yang akan datang dapat didekati dengan data statistik yang ada. Dari definisi faktor beban dapat dituliskan menurut (Djiteng 2006) pada persamaan (2.1) beban rata rata dalam periode tertentu Faktor beban (LF) =... (2.1) beban puncak dalam periode tersebut Faktor daya adalah ukuran keefektifan sebuah peralatan dalam mengubah arus dan tegangan menjadi daya akif atau daya yang berguna. Faktor daya merupakan persentase dari total daya semu yang diubah menjadi daya aktif. Faktor daya sebesar 0,8 menunjukan 80% daya semu diubah menjadi daya yang berguna atau aktif. Definisi faktor daya dapat ditulliskan pada persamaan (2.2) Faktor Daya (PF) = cos φ = p (W) S (VA)...(2.2) 2.5 Pertumbuhan Pelanggan Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat dan diiringi pertumbuhan ekonomi yang tinggi menyebabkan adanya kebutuhan akan energi listrik mengalami peningkatan yang signifikan, sehingga dibutuhkan penyediaan dan penyaluran energi listrik yang memadai baik dari segi teknis maupun ekonomisnya. Penggunaan tenaga listrik merupakan salah satu kebutuhan primer

9 14 atau penting dalam kehidupan masyarakat dan sering menjadi tolak ukur taraf kemajuan rakyat sejalan dengan perkembangan teknologi. Makin banyaknya industri berskala menengah maupun besar serta pertumbuhan pelanggan yang meningkat setiap tahunnya tentu akan membutuhkan pelayanan dan penyaluran energi tenaga listrik secara kontinyu dengan kualitas layanan yang baik dan handal. Kegiatan perdagangan, perekonomian dan industri yang tumbuh pesat akhir ini. Oleh karena itu permintaan akan tenaga melonjak saat ini dan pertumbuhan yang cepat diperkiraakan akan berlangsung secara terus menerus setiap tahunnya. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akan energi listrik, maka pihak penyuplai listrik dalam hal ini adalah PT. PLN berusaha untuk melayani dan memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin meningkat, sehinggan PT. PLN harus menyediakan pembangkit listrik yang baru. 2.6 Intensitas dan Elastisitas Energi Listrik Intensitas pemakaian energi (I) adalah parameter yang menyatakan besarnya pemakaian energi untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. I = volume pemakaian energi volume aktivitas... (2.3) Elastisitas energi adalah perbandingan laju pendapatan suatu daerah. Semakin kecil angka elastisitas energi maka semakin efisien penggunaan energi disuatu daerah tersebut. Angka elastisitas energi dibawah 1 dicapai apabila energi yang tersedia telah dimanfaatkan secara optimal. Eleastisitas energi didapatkan dengan menggunakan persamaan (Purnomo, 2005).

10 15 E = volume permintaan energi volume pendapatan... (2.4) 2.7 Pertumbuhan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu faktor indikator yang penting untuk mengetahui kondisi ekonomi disuatu daerah dalam satu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah tertentu. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan, sedang PDRB atas dasar harga konstan menunjukan nilai tambah barang dan jasa tersebut dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. PDRB menurut harga berlaku digunakan untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran, dan struktur ekonomi disuatu daerah. Sementara itu, PDRB konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan secara riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak terpengaruhi oleh faktor harga. PDRB juga digunakan untuk mengetahui perubahan harga dengan menghitung deflator PDRB (perubahan indeks implisit). Indeks harga implisit merupakan rasio antara PDRB menurut harga berlaku dan PDRB menurut harga konstan (Badan Pusat Statistik, 2014).

11 16 Yt = Ytd + (Yta Ytd ) = ( t td ta td )...(2.5) Dimana : Yt = pertumbuhan PDRB pada tahun t (%) Ytd Yta t td ta = Pertumbuhan PDRB pada tahun dasar prediksi = pertumbuhan PDRB pada tahun akhir prediksi = tahun prediksi = tahun dasar prediksi = tahun akhir prediksi 2.8 Metode Peramalan Konsumsi Energi Listrik Untuk melakukan perencanaan dalam bidang apapun, tentu harus ada metode baku yang digunakan. Terdapat beberapa metode pendekatan untuk menyusun perkiraan kebutuhan tenaga listrik yang tersedia, seperti yang dijelaskan berikut Metode perkiraan adalah metode yang digunakan untuk menyusun perkiraan kebutuhan listrik. Banyak metode yang dapat digunakan, namun demikian perlu diketahui bahwa tidak ada satupun metode yang dapat mampu memberikan hasil perkiraan yang tepat. Secara umum ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyusun perkiraan kebutuhan listrik, yaitu Metode kotak hitam (metode kecenderungan), End Use (metode analitis) dan ekonometri. a. Metode kotak hitam Metode Kotak Hitam adalah metode yang disusun berdasarkan data masa lalu tanpa memperhatikan faktor penyebab (pengaruh ekonomi, iklim,

12 17 teknologi, dan lain-lain).dengan menggunakan persamaan regresi maka kebutuhan listriknya dapat dihitung. Persamaan model kotak hitam dengan kecenderungan turun persamaan y(t)=a bt, sedangkan persamaan kecenderungan untuk naik adalah y(t) = a + bt. b. Metode End Use Metode end use adalah model yang dibangun berdasarkan data dan analisa penggunaan terakhir pada setiap sektor pemakai. Artinya konsumsi tenaga listrik dihitung dengan memperhatikan jumlah peralatan listrik yang digunakan (lampu, kulkas, AC, pompa, radio, setrika, dll) dan konsumsi listrik spesifik setiap peralatan. Konsumsi rumah tangga = jumlah peralatan (i) x konsumsi spesifik (i), dengan: Jumlah peralatan (i) Konsumsi spesifik (i) = Fraksi pemilikan (i) x jumlah pelanggan (i) = berdasarkan hasil survei c. Metode Ekonometri Metode ekonometri merupakan suatu metode untuk menganalisis fenomena- fenomena ekonomi dengan menggunakan gabungan dari teori ekonomi, matematika, dan statistika. Model ekonometri yang juga disebut model tingkah laku atau model struktur ekonomi yang dirumuskan melalui hubungan matematika itu yang kemudian diterapkan pada data empirik yang dianalisis menggunakan metode statistika, sehingga dapat ditemukan hubunganhubungan ekonomi yang bersifat pembuktian. Dalam penggunaannya untuk meramal penjualan tenaga listrik, maka teori

13 18 ekonomi kan menyebutkan bahwa: a. Besar konsumsi listrik suatu keluarga akan dipengaruhi oleh pendapatannya. b. Rumah tangga tersebut akan mengurangi konsumsi listriknya apabila rekening listriknya dirasakan mengakibatkan pengeluaran sektor lain terganggu. c. Pengurangan konsumsi listrik sebagai akibat penggunaan bentuk teknologi yang lebih efisien atau lebih hemat. Model yang dibangun berdasarkan pada kaidah ekonomi dan statistik seperti yang ditujukan pada gambar. Konsumsi tenaga listrik dikaitkan dengan pendapatam atau variabel lainnya. Dengan menggunakan persamaan regresi, hubungan antara konsumsi tenaga listrik dan pendapatan dapat ditentukan setelah analisa hasil regresi memenuhi kriteria uji statistik pembuatan model. Konsumsi tenaga listrik dapat ditentukan dengan menggunakan model persamaan yang sudah dibuat dan asumsi pertumbuhan ekonomi atau varibel yang digunakan. 2.9 Metode Peramalan Konsumsi Energi Listrik menggunakan Software DKL 3.2 Pada DKL 3.2 digunakan suatu metode yang disusun dengan menggabungkan beberapa metode seperti ekonometri, kecenderungan, dan analitis dengan pendekatan sektoral. Pendekatan sektoral yaitu suatu pendekatan dengan mengelompokan pelanggan menjadi 4 sektor (rumah tangga, bisnis, umum, dan industri). Data kelistrikan yang digunakan merupakan data pemakaian energi listrik selama 5 tahun terakhir yang dilihat dari sisi konsumen PLN (Tasrip,2005). Pada model ini pendekatan yang digunakan dalam

14 19 menghitung kebutuhan energi listrik adalah dengan mengelompokkan pelanggan menjadi empat sektor yaitu a) sektor rumah tangga terdiri dari pemakai rumah tangga dan pemakai kecil (golongan tarif R1, R2, dan R3). b) sektor bisnis terdiri dari pemakai bisnis (golongan tarif B1, B2, dan B3 ). c) sektor umum terdiri dari pemakai gedung/kantor pemerintah, lampu penerangan jalan umum, dan sosial (golongan tarif S1 S2, S3, P1, P2). d) sektor industri terdiri dari pemakai industri dan hotel (golongan tarif I1, I2, I3, dan I4) LEAP The Long-range Energy Alternatives Planning atau kemudian disingkat menjadi LEAP adalah sebuah perangkat lunak yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perencanaan/pemodelan energi-lingkungan. LEAP bekerja berdasarkan asumsi skenario yang pengguna inginkan, skenario tersebut didasarkan pada perhitungan dari proses pengkonversian bahan bakar menjadi energi hingga proses tersebut dikonsumsi oleh masyarakat. LEAP merupakan model yang mempertimbangkan penggunaan akhir energi (end-use), sehingga memiliki kemampuan untuk memasukan berbagai macam teknologi dalam penggunaan energi. Keunggulan LEAP dibandingkan perangkat lunak perencaaan atau pemodelan energi-lingkungan adalah tersedianya sistem antarmuka (interface) yang menarik dan memberikan kemudahan dalam penggunaan serta tersedia secara cuma-cuma (freeware) bagi masyarakat. Dengan menggunakan LEAP,

15 20 pengguna dapat melakukan analisa secara tepat dari sebuah ide kebijakan energi kesebuah analisa hasil kebijakan tersebut, hal ini dikarenakan LEAP mampu berfungsi sebagai database, sebagai sebuah alat perkiraan atau forecasting tool dan sebagai alat analisa terhadap kebijakan energi. LEAP sebagai alat perkiraaan atau peramalan mampu membuat permintaan dan penyediaan energi dalam jangka waktu tertentu sesuai keinginan pengguna. Sebagai alat analisa terhadap kebijakan energi, LEAP memberikan pandangan hasil atas efek dari ide dan kebijakan energi yang akan diterapkan dari sudut pandang penyediaan dan permintaan energi, ekonomi dan lingkungan. LEAP dibuat dan dikembangkan oleh Stockholm Environment Institute di Boston, Amerika Serikat, atau disebut SEI-Boston. LEAP pertama kali dibuat pada tahun 1980, sedangkan versi terakhir dirilis pada tahun Menu utama pada aplikasi LEAP ditunjukan pada Gambar 2.4. Gambar 2.4 Ekspresi Simulasi LEAP

16 21 Banyak orang yang telah melakukan penelitian menggunakan aplikasi LEAP salah satunya adalah untuk menguji perencanaan peningkatan ketersediaan listrik dan mitigasi CO2 di Indonesia. LEAP juga digunakan pada kajian perencanaan pengembangan jaringan kelistrikan Jawa-Madura-Bali (JAMALI). Kajian mengenai perencanaan permintaan dan penyediaan energi menggunakan aplikasi LEAP pernah dilakukan dengan mengambil area penelitian Daerah Istimewa Yogyakarta (Wijaya, 2009). LEAP terdiri dari 4 modul utama yaitu modul variable penggerak (driver variable) atau yang dalam versi terbaru disebut key assumptions, modul permintaan (demand), transformasi (transformation) dan sumber daya energi (resources). Modul tambahan adalah pelengkap terhadap modul utama jika diperlukan, yaitu statistical differences, stock changes, dan non energy sector effects. Sebelum memasukan data ke dalam modul transformasi untuk diproses, terlebih dahulu dimasukan data cadangan sumber energi primer dan sekunder ke modul sumber daya energi yang diakses menuju modul transformasi. Gambar 2.5 berikut adalah tahapan pemodelan LEAP Activity Energy intensity Driver variable Data scenario Activity Energy Demand Model Energy demand Gambar 2.5 Skema tahapan pemodelan LEAP (M. Ery Wijaya 2009)

17 22 Modul variable penggerak (driver variable) yang cabangnya dinamakan dengan cabang key assumptions digunakan untuk menampung parameterparameter umum yang dapat digunakan pada modul permintaan maupun modul trasnformasi. Parameter umum misalnya adalah jumlah penduduk, jumlah rumah tangga, intensitas energi, tingkat aktivitas dan sebagainya. Modul variabel penggerak bersifat komplemen terhadap modul yang lain. A. Modul Permintaan (Demand) Modul Permintaan (Demand) digunakan untuk menghitung permintaan energi. Analisis yang digunakan dalam model ini menggunakan metode yang didasarkan pada pendekatan end-use (pengguna akhir) secara terpisah untuk masing-masing sektor pemakai (dalam penelitian ini dengan sektor tarif) sehingga diperoleh jumlah permintaan energi per sektor pemakai dalam suatu wilayah pada rentang waktu tertentu. Informasi mengenai variabel ekonomi, demografi dan karakteristik pemakai energi dapat digunakan untuk membuat alternatif skenario kondisi masa depan sehingga dapat diketahui hasil proyeksi dan pola perubahan permintaan energi berdasarkan skenario-skenario tersebut. Sedangkan penentuan proyeksinya menggunakan trend yang terjadi dalam beberapa waktu yang ditentukan. B. Analisis permintaan energi final (Final Energy Demand Analysis) Permintaan energi dihitung sebagai hasil perkalian antara aktivitas total pemakaian energi dengan intensitas energi pada setiap cabang teknologi (technology branch). Dalam bentuk persamaan matematika perhitungan permintaan energi menggunakan final energy demand analysis adalah :

18 23 Db,s,t = TAb,s,t EIb,s,t di mana D adalah Permintaan (Demand). TA adalah aktivitas total (Total Activity). EI adalah Intensitas Energi (Energy Intensity). b adalah cabang (branch). s adalah tipe skenario (scenario), dan t adalah tahun di mana dilakukan perhitungan (mulai tahun dasar hingga tahun akhir perhitungan). Intensitas energi merupakan rata-rata tahunan konsumsi energi (Energy Consumption=EC) per unit aktivitas (activity level). Secara matematik ditunjukkan dengan persamaan berikut EI = EC/Activity Level Aktivitas total teknologi adalah hasil dari activity level pada semua cabang teknologi yang akan mempengaruhi demand branch. TAb,s,t = Ab 1,s,t Ab 2.s,t Ab 3,s,t dimana Ab adalah level aktivitas pada cabang tertentu b, b 1 adalah induk dari cabang b, b 2 induk cabang b 1, dan seterusnya. C. Analisis Permintaan Energi Terpakai (Useful Energy Demand Analysis) Pada metode ini, intensitas energi ditentukan pada cabang Intensitas Energi Gabungan (Aggregate Energy Intensity Branch), bukan pada cabang Teknologi (Technology Branch). Pada tahun dasar, ketika digunakan 2 metode sekaligus (yakni Final Energy Demand dan Useful Energy Demand), maka intensitas energi untuk tiap cabang teknologi adalah ditunjukkan seperti pada Persamaan berikut,

19 24 UEb.0 = EIAG.0 FSb.0 EFFb Dimana Ueb.0 adalah useful energy intensity cabang b pada tahun dasar. EIAG.0 adalah final energy intensity cabang intensitas energi gabungan pada tahun dasar. FSb.0 adalah fuel share cabang b pada tahun dasar, dan EFFb.0 adalah efisiensi cabang b pada tahun dasar. Intensitas energi terpakai dari cabang intensitas energi gabungan adalah penjumlahan dari intensitas energi terpakai pada setiap cabang teknologi. Dalam persamaan matematika ditulis seperti Persamaan berikut UEAGG.0 = ΣUEb Bagian aktivitas (activity share) yakni bagian aktivitas suatu teknologi pada suatu cabang teknologi terhadap aktivitas teknologi cabang intensitas energi gabungan ditunjukkan oleh Persamaan berikut, ASb,0 = UEb,0 / UEAG, dimana ASb,0 = activity share cabang b pada tahun dasar. Perangkat lunak yang digunakan adalah keluaran tahun 2014 seri lisensi yang digunakan adalah lisensi untuk pendidikan. Bagianbagian menu pada tampilan windows sangat mudah dimengerti dan dapat disesuaikan bahasanya sesuai yang tersedia pada operating system windows yang digunakan LEAP memiliki beberapa terminologi umum, diantaranya, a. Area = sistem yang dikaji (negara atau wilayah) b. Current accounts = data yang menggambarkan tahun dasar (tahun awal).

20 25 c. Scenario = sekumpulan asumsi mengenai kondisi masa depan. d. Tree = diagram yang merepresentasikan struktur model yang disusun seperti tampilan windows explore. Tree terdiri atas beberapa branch e. Branch = cabang atau bagian dari tree, branch utama ada empat, yaitu key assumptions, demand, transformation, dan resources. Masing-masing branch utama dapat dibagi lagi menjadi beberapa branch tambahan (anak cabang). f. Expression: formula matematis untuk menghitung perubahan nilai suatu variabel. Expression akan muncul pada saat membuat suatu skenario. g. Saturation: perilaku suatu variabel yang digambarkan mencapai suatu kejenuhan tertentu. Persentase kejenuhan adalah 0% X 100%. Nilai dari total persen dalam suatu branch dengan saturation tidak perlu berjumlah 100% (sebagai contoh: % saturation dari rumah tangga yang menggunakan lemari es) dimana X adalah nilai variabel. h. Share: perilaku suatu variabel yang digambarkan mencapai suatu kejenuhan 100%. Nilai dari total persen dalam suatu branch dengan share harus berjumlah 100% Perbedaan Metode DKL 3.2 dan LEAP Pada metode peramalan konsumsi energi listrik, yaitu metode DKL 3.2 dan LEAP, terdapat beberapa perbedaan dari kedua metode itu sendiri. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1 ini

21 26 Tabel 2.1 Perbedaan metode DKL 3.2 dan LEAP Prinsip dasar Kelebihan Kekurangan Metode DKL 3.2 Menggunakan bentuk inkremental, dimana hubungan variabel bebas dan variabel tak bebasnya dinyatakan dalam perubahan dari variabelvariabelnya. Sering digunakan oleh PLN dalam melakukan perkiraan keutuhan energi listrik yang masih bersifat linier. Hasil peramalan cenderung membesar mulai diatas tahun kelima. Dalam perhitugannya metode ini tidak melakukan uji statistik yang dapat menunjukkan apakah variabel dalam metode ini berkolerasi kuat. Metode LEAP Metode statistic yang menggunakan keunggulan software LEAP (Long-range Energy Alternative Planning). Dapat membuat simulasi (sesuai kelebihan di dalam softwareleap) berulang-ulang dengan waktu prediksi sesuai kebutuhan. Hasil perkiraan mendekati hasil nyata/akurat dengan skenario BAU. Membutuhkan pengalaman, dan pemodelan LEAP untuk membentuk model yang tepat sesuai data yang ada Minitab Minitab adalah paket program pengolah data statistik yang cukup populer. Minitab dikembangkan di Pennsylvania State University oleh Periset Barbara F.Ryan, Thomas A.Ryan,Jr., dan Brian L.Joiner pada tahun Definisi Minitab Minitab adalah paket program pengolah data statistik yang cukup populer. Minitab dikembangkan di Pennsylvania State University oleh periset Barbara F.Ryan, Thomas A.Ryan,Jr., dan Brian L.Joiner pada tahun Minitab dapat menangani analisis statistik (Minitab, 2015).

22 Trend Analysis Analisis tren merupakan model tren umum untuk data time series dan untuk meramalkan. Analisis tren adalah analisis yang digunakan untuk mengamati kecenderungan data secara menyeluruh pada suatu kurun waktu yang cukup panjang. Analisis trend merupakan suatu metode analisis yang ditujukan untuk melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang. Untuk melakukan peramalan dengan baik maka dibutuhkan berbagai macam informasi (data) yang cukup banyak dan diamati dalam periode waktu yang relative cukup panjang, sehingga dari hasil analisis tersebut dapat diketahui sampai berapa besar fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap perubahan tersebut. Analisis trend menjadikan model trend umum untuk data runtun waktu dan memungkinkan penghitungan peramalan untuk masa yang akan datang. Beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk memodelkan tren, diantaranya tipe model linear (linear model), tipe model kuadrat (quadratic model), tipe model pertumbuhan eksponensial (exponential growth model) dan tipe model kurva-s (S-curve model). Namun keempat prosedur model tersebut hanya dapat digunakan untuk data runtun yang tidak memiki unsur musiman. a. Tipe model linear (linear model) Tren linier adalah suatu tren yang kenaikan atau penurunan nilai yang akan diramalkan naik atau turun secara linier. Rumus dari tipe model linear dapat dituliskan seperti pada persamaan (2.11).

23 28 Yt = β0 + β1 t + et...(2.11) Keterangan : β0 β1 t et : kostanta : perubahan rata-rata dari satu periode ke periode berikutnya : waktu : nilai error Pada model ini, β menunjukan rata-rata perubahan dari periode satu ke periode berikutnya. b. Tipe model kuadratik (quadratic model) Tren parabolik (kuadratik) adalah tren yang nilai variabel tak bebasnya naik atau turun secara linier atau terjadi parabola bila datanya dibuat scatter plot (hubungan variabel dependen dan independen adalah kuadratik). Rumus dari tipe model kuadratik dapat dituliskan seperti pada persamaan (2.12). Yt = β0 + β1 t + β2 t 2 + et...(2.12) keterangan β0 β1 and β2 t et : kostanta : perubahan rata-rata dari satu periode ke periode berikutnya : waktu : nilai error Model ini dapat digunakan untuk bentuk lengkungan plot data yang sederhana. c. Tipe model eksponensial (exponential growth model) Tren eksponensial ini adalah sebuah tren yang nilai variabel tak bebasnya naik secara berlipat ganda atau tidak linier. Rumus dari tipe model eksponensial

24 29 dapat dituliskan seperti pada persamaan (2.13). Yt = β0 β1 t + e t...(2.13) β0 β1 t et : kostanta : perubahan rata-rata dari satu periode ke periode berikutnya : waktu : nilai error Model ini menunjukan adanya peningkatan secara eksponensial atau hilang. d. Tipe Model Kurva-S (S-Curve Models) Tren model kurva S digunakan untuk model tren logistik Pearl Reed. Tren ini digunakan untuk data runtun waktu yang mengikuti kurva bentuk S. Rumus dari tipe model kurva-s dapat dituliskan seperti pada persamaan (2.14). Yt = 10 a / (β0 + β1 β2 t )...(2.14) Keterangan β0 β1 t : kostanta : perubahan rata-rata dari satu periode ke periode berikutnya : waktu Model ini digunakan jika plot runtun data mengindikasikan adanya kecenderungan bentuk kurva S. Ukuran kebaikan model ditunjukkan oleh besarnya nilai MAPE (Mean Absolute Percentage Error), MAD (Mean Absolute Deviation) dan MSD (Mean Squared Deviation). Semakin kecil nilai MAPE menunjukkan bahwa model yang digunakan semakin akurat. Sehingga model tersebut secara statistis semakin cocok untuk digunakan (Minitab, 2015).

25 Keranga Pemikiran Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat menyebabkan tumbuhnya sektor industri yang diiringi dengan tingginya konsumsi energi listrik. Hal tersebut juga sejalan dengan tututan pelanggan yang ingin mendapatkan pasokan listrik yang kontinu dan handal. PT PLN (Persero) sebagai sebuah perusahaan yang bergerak dibidang kelistrikan bertanggung jawab atas kualitas penyaluran listrik kepada pelanggan. Perencanaan sistem distribusi energi listrik merupakan bagian yang essensial dalam mengatasi pertumbuhan kebutuhan energi listrik yang cukup pesat termasuk di Purwokerto. Purwokerto merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang sedang mengalami kemajuan yang cukup pesat dalam berbagai bidang mulai dari ekonomi, industri, hingga fasilitas publik. Oleh karena itu penulis mencoba untuk menerapkan metode perkiraan pertumbuhan konsumsi energi listrik untuk menanggulangi kenaikan pertumbuhan beban di masa yang akan datang, data ini juga digunakan untuk acuan penyelenggara penyedia listrik untuk mampu memenuhi konsumsi energi listrik dimasa yang akan datang dan berguna untuk memberi masukan pada pihakpihak tertentu dalam memberikan keputusan tentang peraturan yang berkenaan tenaga listrik khususnya di wilayah Purwokerto, Banyumas.

26 Hipotesis Dalam prediksi konsumsi energi listrik dari PLN yang digunakan oleh konsumen terdapat beberapa metode yang biasa digunakan dalam analisis prediksi konsumsi energi listrik, yaitu metode DKL 3,2 dan LEAP. Simulasi pada penelitian ini menggunakan software LEAP dan Minitab. Berdasarkan penelitian terdahulu metode LEAP mampu memprediksikan konsumsi energi listrik hingga jangka waktu yang cukup panjang, dan mudah dalam pengaplikasiannya. Dengan memprediksi menggunakan aplikasi LEAP maka didapat data yang akan mempermudah penyedia listrik dalam menentukan arah kebijakan kelistrikan untuk jangka waktu lima tahun ke depan. Selain konsumsi energi yang dianalisis, faktor ekonomi juga menjadi hal yang tak kalah penting, karena dalam industri faktor ekonomi dalah hal utama yang diperhitungkan, faktor pertumbuhan domestik regional bruto (PDRB) adalah landasaan untuk menentukan faktor ekonomi khususnya di wilayah Banyumas.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Pendahuluan. Identifikasi dan Perumusan Masalah. Studi Pustaka. Pengumpulan Data.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Pendahuluan. Identifikasi dan Perumusan Masalah. Studi Pustaka. Pengumpulan Data. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah-langkah Penyusunan Tugas Akhir Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi dan Perumusan Masalah Studi Pustaka Pengumpulan Data Pengolahan Data Analisis Data Penulisan

Lebih terperinci

PERENCANAAN ENERGI TERPADU DENGAN SOFTWARE LEAP (LONG-RANGE ENERGY ALTERNATIVES PLANNING)

PERENCANAAN ENERGI TERPADU DENGAN SOFTWARE LEAP (LONG-RANGE ENERGY ALTERNATIVES PLANNING) ORBITH VOL. 9 NO. 3 NOVEMBER 2013 : 160 167 PERENCANAAN ENERGI TERPADU DENGAN SOFTWARE LEAP (LONG-RANGE ENERGY ALTERNATIVES PLANNING) Oleh : Yusnan Badruzzaman Staff Pengajar Teknik Elektro Politeknik

Lebih terperinci

PREDIKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK PT.PLN (PERSERO) RAYON PURWOKERTO KOTA (STUDI KASUS)

PREDIKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK PT.PLN (PERSERO) RAYON PURWOKERTO KOTA (STUDI KASUS) PREDIKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK PT.PLN (PERSERO) RAYON PURWOKERTO KOTA (STUDI KASUS) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Teknik Elektro IKMALUDIN 1203030016 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi. Ketersediaan energi listrik yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi. Ketersediaan energi listrik yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyumas khususnya kota Purwokerto dewasa ini banyak melakukan pembangunan baik infrastuktur maupun non insfrastuktur dalam segala bidang, sehingga kebutuhan

Lebih terperinci

Secara garis besar penyusunan proyeksi permintaan energi terdiri dari tiga tahap,

Secara garis besar penyusunan proyeksi permintaan energi terdiri dari tiga tahap, 41 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Dalam penelitian ini bahan yang diperlukan adalah data ekonomi, kependudukan dan data pemakaian energi. Berikut adalah daftar data yang diperlukan sebagai

Lebih terperinci

Studi Awal Kebutuhan Energi Listrik dan Potensi Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

Studi Awal Kebutuhan Energi Listrik dan Potensi Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Studi Awal Kebutuhan Energi Listrik dan Potensi Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Ahmad Agus Setiawan, Suhono, M. Kholid Ridwan Haryono Budi Santosa,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat Penelitian Untuk menganalisis data dari hasil penelitian ini dengan menggunakan software LEAP (Long-range Energi Alternatives Planning system). 3.2 Bahan Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah-langkah Penyusunan Tugas Akhir Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi dan Perumusan Masalah Studi Pustaka Pengumpulan Data Pengolahan Data Analisis Data Penulisan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto 18 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Produk Domestik Regional Bruto Dalam menghitung pendapatan regional, dipakai konsep domestik. Berarti seluruh nilai tambah yang ditimbulkan oleh berbagai sektor atau lapangan

Lebih terperinci

Tarif dan Koreksi Faktor Daya

Tarif dan Koreksi Faktor Daya Tarif dan Koreksi Faktor Daya Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta HP: 0812 274 5354 giriwiyono @uny.ac.id Tujuan: Mahasiswa dapat: 1.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE GABUNGAN DAN METODE KECENDERUNGAN (REGRESI LINIER) UNTUK PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK WILAYAH SUMATERA UTARA

PERBANDINGAN METODE GABUNGAN DAN METODE KECENDERUNGAN (REGRESI LINIER) UNTUK PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK WILAYAH SUMATERA UTARA PERBANDINGAN METODE GABUNGAN DAN METODE KECENDERUNGAN (REGRESI LINIER) UNTUK PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK WILAYAH SUMATERA UTARA Mursyid Yazid, Riswan Dinzi Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen

Lebih terperinci

Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model

Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model Ni Kadek Sukerti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya Puputan

Lebih terperinci

ESTIMASI KEBUTUHAN DAYA LISTRIK SULAWESI SELATAN SAMPAI TAHUN Harifuddin Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM. Abstrak

ESTIMASI KEBUTUHAN DAYA LISTRIK SULAWESI SELATAN SAMPAI TAHUN Harifuddin Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM. Abstrak MEDIA ELEKTRIK, Volume 2 Nomor 2, Desember 27 ESTIMASI KEBUTUHAN DAYA LISTRIK SULAWESI SELATAN SAMPAI TAHUN 217 Harifuddin Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Prediksi pada dasarnya merupakan dugaan atau prediksi mengenai terjadinya

TINJAUAN PUSTAKA. Prediksi pada dasarnya merupakan dugaan atau prediksi mengenai terjadinya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prediksi Prediksi pada dasarnya merupakan dugaan atau prediksi mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu yang akan datang. Prediksi bisa bersifat kualitatif (tidak

Lebih terperinci

Kata kunci: beban GI, perkiraan, regresi linier berganda

Kata kunci: beban GI, perkiraan, regresi linier berganda STUDI PERKIRAAN BEBAN PADA GARDU INDUK MANISREJO TAHUN 2014-2025 Wisnu Adi Suryo¹, Hadi Suyono, ST., MT., Ph.D ², Teguh Utomo, Ir., MT ³ ¹Mahasiswa Teknik Elektro, ² ³Dosen Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi diwilayah domestik, tanpa memperhatikan apakah faktor

Lebih terperinci

STUDI PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK TAHUN WILAYAH KOTA PADANG SIDIMPUAN DENGAN METODE GABUNGAN

STUDI PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK TAHUN WILAYAH KOTA PADANG SIDIMPUAN DENGAN METODE GABUNGAN STUDI PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK TAHUN 2013-2017 WILAYAH KOTA PADANG SIDIMPUAN DENGAN METODE GABUNGAN Syahrizal Agus Siregar, Eddy Warman Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. hardware Prosesor intel dual core 1,5 GHz, Memory Ram 1 GB DDR3, Hard

III. METODE PENELITIAN. hardware Prosesor intel dual core 1,5 GHz, Memory Ram 1 GB DDR3, Hard III. METODE PENELITIAN A. Alat Penelitian Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sebuah laptop dengan spesifikasi hardware Prosesor intel dual core 1,5 GHz, Memory Ram 1 GB DDR3, Hard Disk 500

Lebih terperinci

ANALISIS RAMALAN KEBUTUHAN BEBAN ENERGI LISTRIK DI REGIONAL SUMATERA UTARA TAHUN DENGAN METODE GABUNGAN

ANALISIS RAMALAN KEBUTUHAN BEBAN ENERGI LISTRIK DI REGIONAL SUMATERA UTARA TAHUN DENGAN METODE GABUNGAN ANALISIS RAMALAN KEBUTUHAN BEBAN ENERGI LISTRIK DI REGIONAL SUMATERA UTARA TAHUN 2015-2019 DENGAN METODE GABUNGAN Syafriwel 1 * 1 Program Studi Teknik Elektro, Politeknik LP3I Medan Telp: 061-7322634,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama ( assaury, 1991). Sedangkan ramalan

Lebih terperinci

Kajian Perencanaan Energi Listrik di Wilayah Kabupaten Sorong Menggunakan Perangkat Lunak LEAP

Kajian Perencanaan Energi Listrik di Wilayah Kabupaten Sorong Menggunakan Perangkat Lunak LEAP e-jurnal Teknik Elektro dan Komputer (), ISSN : 2301-8402 1 Kajian Perencanaan Energi Listrik di Wilayah Kabupaten Sorong Menggunakan Perangkat Lunak LEAP E.H Tampubolon, H. Tumaliang, M. S Rumbayan Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN TUGAS... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB) BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB) yang dihasilkan oleh setiap kegiatan/lapangan usaha. Dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi statistik yang akurat dan tepat waktu. Informasi tersebut selain menunjukkan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian tentang peramalan beban puncak telah beberapa kali dilakukan sebelumnya. Bawa Adiputra (2013) dalam penelitiannya peramalan beban puncak digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL TERHADAP PERMINTAAN ENERGI DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK LEAP

ANALISIS PENERAPAN KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL TERHADAP PERMINTAAN ENERGI DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK LEAP ANALISIS PENERAPAN KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL TERHADAP PERMINTAAN ENERGI DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK LEAP ABSTRAK Frans J. Likadja Jurusan Teknik Elektro, FST, Universitas

Lebih terperinci

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PREDIKSI PERKEMBANGAN BEBAN LISTRIK SEKTOR RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2013-2022 DENGAN SIMULASI SPSS Erhaneli *, Oki Irawan ** *) Dosen Jurusan Teknik Elektro **) Mahasiswa Jurusan Teknik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelanggan rumah tangga, bisnis, sosial, dan industri pada tahun-tahun yang

METODE PENELITIAN. pelanggan rumah tangga, bisnis, sosial, dan industri pada tahun-tahun yang III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Tugas akhir ini merupakan survei yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendapatan konsumen dan jumlah penduduk terhadap kebutuhan/permintaan energi listrik di

Lebih terperinci

BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS

BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS 3.1 Kerangka Pemodelan Kajian Outlook Energi Indonesia meliputi proyeksi kebutuhan energi dan penyediaan energi. Proyeksi kebutuhan energi jangka panjang dalam kajian

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Listrik sudah menjadi salah satu kebutuhan primer. Hampir seluruh aktifitas manusia memerlukan listrik. Dari aktifitas rumah tangga, perkantoran, pendidikan

Lebih terperinci

Kajian Perencanaan Kebutuhan dan Pemenuhan Energi Listrik di Kota Manado

Kajian Perencanaan Kebutuhan dan Pemenuhan Energi Listrik di Kota Manado E-journal Teknik Elektro dan Komputer (2015), ISSN : 2301-8402 1 Kajian Perencanaan Kebutuhan dan Pemenuhan Energi Listrik di Kota Manado Agus Sofyan F. Rajagukguk (1), Ir. Marthinus Pakiding, MT. (2),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi statistik yang akurat dan tepat waktu. Informasi tersebut selain menunjukkan perkembangan

Lebih terperinci

Peramalan Beban Jangka Panjang Sistem Kelistrikan Kota Palu Menggunakan Metode Logika Fuzzy

Peramalan Beban Jangka Panjang Sistem Kelistrikan Kota Palu Menggunakan Metode Logika Fuzzy 13 Peramalan Beban Jangka Panjang Sistem Kelistrikan Kota Palu Menggunakan Metode Logika Fuzzy Maryantho Masarrang, Erni Yudaningtyas, dan Agus Naba Abstract Long-term load forecasting is intended to estimate

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

PERHITUNGAN LOAD FORECAST PADA KAPASITAS FEEDER 20 KV (APLIKASI PT. PLN RAYON BELANTI PADANG)

PERHITUNGAN LOAD FORECAST PADA KAPASITAS FEEDER 20 KV (APLIKASI PT. PLN RAYON BELANTI PADANG) PERHITUNGAN LOAD FORECAST PADA KAPASITAS FEEDER 20 KV (APLIKASI PT. PLN RAYON BELANTI PADANG) Riady Ilham. 1, Ir. Yani Ridal, M.T. 2 dan Mirza Zoni, ST, M.T. 2 1) Mahasiswa dan 2) Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bisnis pada berbagai kegiatannya selalu melakukan suatu perencanaan untuk kedepannya. Untuk melakukan perencanaan suatu kegiatan yang akan disusun dan dilakukan

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu aspek yang sangat penting dan bahkan menjadi sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi. Ketersediaan energi listrik pada suatu

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah

Bab I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah 1.1. Latar Belakang Masalah Bab I Pendahuluan Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang 9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator untuk menentukan atau menilai apakah suatu negara pembangunannya berhasil atau tidak. Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

Analisis Kebutuhan dan Penyediaan Energi Listrik di Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun dengan Menggunakan Perangkat Lunak Leap

Analisis Kebutuhan dan Penyediaan Energi Listrik di Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun dengan Menggunakan Perangkat Lunak Leap Analisis Kebutuhan dan Penyediaan Energi Listrik di Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2017-2036dengan Menggunakan Perangkat Lunak Leap Abdul Djohar #1, Mustarum Musaruddin #2 # Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

BAB 11 KARAKTERISTIK BEBAN TENAGA LISTRIK

BAB 11 KARAKTERISTIK BEBAN TENAGA LISTRIK BAB 11 KARAKTERISTIK BEBAN TENAGA LISTRIK A. Pendahuluan Secara umum beban yang dilayani oleh sistem distribusi elektrik ini dibagi dalam beberapa sektor yaitu sektor perumahan, sektor industri, sektor

Lebih terperinci

PROYEKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK TAHUN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT & BANTEN MENGGUNAKAN SOFTWARE LEAP

PROYEKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK TAHUN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT & BANTEN MENGGUNAKAN SOFTWARE LEAP PROYEKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK TAHUN 213-222 PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT & BANTEN MENGGUNAKAN SOFTWARE LEAP Oding *), Susatyo Handoko, and Agung Nugroho Departemen Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

Pemodelan Kebutuhan Energi Sulawesi Selatan dengan Skenario Energi Baru/Terbarukan

Pemodelan Kebutuhan Energi Sulawesi Selatan dengan Skenario Energi Baru/Terbarukan Pemodelan Kebutuhan Energi Sulawesi Selatan dengan Skenario Energi Baru/Terbarukan Rishal Asri 1, T. Haryono 2, Mohammad Kholid Ridwan 3 Mahasiswa Magister Teknik Sistem, Universitas Gadjah Mada 1 rishal.asri@ugm.mail.ac.id/085255807138

Lebih terperinci

PRAKIRAAN KEBUTUHAN BEBAN DAN ENERGI LISTRIK KABUPATEN KENDAL

PRAKIRAAN KEBUTUHAN BEBAN DAN ENERGI LISTRIK KABUPATEN KENDAL Makalah Seminar Kerja Praktek PRAKIRAAN KEBUTUHAN BEBAN DAN ENERGI LISTRIK KABUPATEN KENDAL Ayu Adinda Putri 1, Susatyo Handoko, ST. MT. 1 Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Peramalan merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa mendatang berdasarkan data pada masa lalu, berbasis pada metode ilmiah dan kualitatif yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitan Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari PT. Honda Dunia Motorindo. Setelah itu dengan analisa tersebut, penulis berusaha

Lebih terperinci

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, energi listrik merupakan salah satu komponen terpenting dalam perkembangan suatu daerah. Perkembangan pembangunan secara berkelanjutan serta berkembangnya

Lebih terperinci

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian Bab IV Pembahasan dan Hasil Penelitian IV.1 Statistika Deskriptif Pada bab ini akan dibahas mengenai statistik deskriptif dari variabel yang digunakan yaitu IHSG di BEI selama periode 1 April 2011 sampai

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik Generator Transformator Pemutus Tenaga Distribusi sekunder Distribusi Primer 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Secara garis besar, suatu sistem tenaga listrik yang lengkap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mencapai pola pengelolaan energi diperlukan perubahan manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini telah diketahui bahwa permintaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Amsyah (2005), definisi sistem adalah elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan kerja dari prosedur

Lebih terperinci

BAB 4 INDIKATOR EKONOMI ENERGI

BAB 4 INDIKATOR EKONOMI ENERGI BAB 4 INDIKATOR EKONOMI ENERGI Indikator yang lazim digunakan untuk mendapatkan gambaran kondisi pemakaian energi suatu negara adalah intensitas energi terhadap penduduk (intensitas energi per kapita)

Lebih terperinci

Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Hubungan Deret Waktu

Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Hubungan Deret Waktu Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Hubungan Deret Waktu Author: Junaidi Junaidi Terdapat berbagai jenis model/metode peramalan hubungan deret waktu. Diantaranya adalah: 1) Model Linear; 2) Model Quadratic;

Lebih terperinci

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Program Studi Teknik Otomasi, Jurusan Teknik Kelistrikan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Program Studi Teknik Otomasi, Jurusan Teknik Kelistrikan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Perbandingan Metode Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) dan Exponential Smoothing pada Peramalan Penjualan Klip (Studi Kasus PT. Indoprima Gemilang Engineering) Aditia Rizki Sudrajat 1, Renanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga listrik merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia dalam melakukan aktifitasnya sehari-hari. Peralatan rumah tangga maupun industri hampir semuanya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. pemerintahan yang dipergunakan untuk membantu dalam setiap pengambilan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. pemerintahan yang dipergunakan untuk membantu dalam setiap pengambilan BAB TINJAUAN TEORITIS.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) merupakan bagian vital bagi setiap organisasi ataupun pada pemerintahan yang dipergunakan untuk membantu dalam setiap pengambilan keputusan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Peramalan Peramalan (forecasting) merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan (guess),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya. Analisis regresi memberikan keleluasaan untuk menyusun model hubungan atau pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) 4.1 Pola Penggunaan Energi Daya listrik yang dipasok oleh PT PLN (Persero) ke Gedung AUTO 2000 Cabang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Secara teoritis peramalan

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Secara teoritis peramalan 18 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Ramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Secara teoritis peramalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Energi listrik yang dihasilkan (dibangkitkan) tidak dapat disimpan, melainkan langsung habis digunakan oleh konsumen. Oleh karena itu, daya yang

Lebih terperinci

Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik

Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik Rita Prasetyowati Jurusan Pendidikan Fisika-FMIPA UNY ABSTRAK Masyarakat luas mengenal alat penghemat listrik sebagai alat yang dapat menghemat

Lebih terperinci

Analisa Perkiraan Energi Menggunakan Metode Koefisien Energi. (Studi Kasus : PT.PLN (PERSERO) Area Gorontalo)

Analisa Perkiraan Energi Menggunakan Metode Koefisien Energi. (Studi Kasus : PT.PLN (PERSERO) Area Gorontalo) Analisa Perkiraan Energi Menggunakan Metode Koefisien Energi (Studi Kasus : PT.PLN (PERSERO) Area Gorontalo) Yuningsih Akili 1 Yasin Mohamad 2 Abstrak Meningkatnya kebutuhan energi tidak lepas dari jumlah

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 2. KAJIAN PUSTAKA

1. PENDAHULUAN 2. KAJIAN PUSTAKA 1. PENDAHULUAN Perkebunan teh menjadi salah satu sektor potensial pembangunan Jawa Barat, karena telah mampu memberikan andil besar dalam kehidupan perekonomian. Sektor perkebunan teh memiliki fungsi ekonomi

Lebih terperinci

Keadaan atau kejadian-kejadian pada masa yang akan datang tidaklah akan selalu sesuai dengan yang diharapkan, oleh karena itu perlu dilakukan suatu

Keadaan atau kejadian-kejadian pada masa yang akan datang tidaklah akan selalu sesuai dengan yang diharapkan, oleh karena itu perlu dilakukan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kata peramalan pada dasarnya adalah suatu perkiraan tentang suatu kejadian atau keadaan dimasa yang akan datang. Jadi jelaslah bahwa peramalan itu bukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan rangkuman dari Indeks Perkembangan dari berbagai sektor ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan rangkuman dari Indeks Perkembangan dari berbagai sektor ekonomi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan, khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan rangkuman

Lebih terperinci

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB 3 PENGOLAHAN DATA BAB 3 PENGOLAHAN DATA 3.1 Pengertian Pengolahan Data Pengolahan data dapat diartikan sebagai penjabaran atas pengukuran data kuantitatif menjadi suatu penyajian yang lebih mudah dimengerti dan menguraikan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POTENSI ENERGI MIKROHIDRO UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

IDENTIFIKASI POTENSI ENERGI MIKROHIDRO UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PROVINSI KALIMANTAN UTARA IDENTIFIKASI POTENSI ENERGI MIKROHIDRO UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PROVINSI KALIMANTAN UTARA Suparno 1,Yudha Prasetyawan 2, Zahratika Rahmadyani 3 1) Dosen Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasting) 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan dapat diartikan sebagai berikut: a. Perkiraan atau dugaan mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vanissa Hapsari,2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vanissa Hapsari,2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat pencemaran udara di beberapa kota besar cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya jumlah transportasi terus

Lebih terperinci

BAB III KARAKTERISTIK BEBAN

BAB III KARAKTERISTIK BEBAN BAB III KARAKTERISTIK BEBAN 3.1 UMUM Tujuan umum dari sistem distribusi tenaga listrik ialah mendistribusikan tenaga listrik dari gardu induk ke pelanggan atau beban. Dalam mendesaian sistem tersebut,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu wilayah dalam suatu periode tertentu. Produk Domestik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui beberapa proses dan salah satunya adalah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan bisnis, industri, dan lain sebagainya. Sehingga diperlukan peramalan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan bisnis, industri, dan lain sebagainya. Sehingga diperlukan peramalan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Seiring dengan kemajuan teknologi, permasalahan pada dunia listrik sering terjadi salah satunya pada kebutuhan energi listrik. Kebutuhan energi listrik yang semakin bertambah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

Yuningsih Akili 1 Yasin Mohamad 2. Abstrak

Yuningsih Akili 1 Yasin Mohamad 2. Abstrak Analisa Perkiraan Energi Menggunakan Metode Koefisien Energi (Studi Kasus : PT.PLN (PERSERO) Area Gorontalo) Yuningsih Akili 1 Yasin Mohamad 2 Abstrak Meningkatnya kebutuhan energi tidak lepas dari jumlah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data Berdasarkan sumbernya, data dan informasi yang dikumpulkan dapat dibedakan menjadi dua yaitu primer dan sekunder. Data primer adalah yang diperoleh langsung dari sumbernya

Lebih terperinci

ANALISIS DERET WAKTU

ANALISIS DERET WAKTU ANALISIS DERET WAKTU JENIS DATA Cross section Beberapa pengamatan diamati bersama-sama pada periode waktu tertentu Harga saham semua perusahaan yang tercatat di BEJ pada hari Rabu 27 Februari 2008 Time

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK 3.1 Metode Pemulusan Eksponensial Holt-Winter Metode rata-rata bergerak dan pemulusan Eksponensial dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa 72 V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa Pulau Jawa merupakan salah satu Pulau di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk

Lebih terperinci

LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd

LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd laksmi.sedec@gmail.com A. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi kegunaan energi listrik, konversi energi listrik, transmisi energi listrik,

Lebih terperinci

Peramalan (Forecasting)

Peramalan (Forecasting) Peramalan (Forecasting) Peramalan (forecasting) merupakan suatu proses perkiraan keadaan pada masa yang akan datang dengan menggunakan data di masa lalu (Adam dan Ebert, 1982). Awat (1990) menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan kapasitas pembangkit tenaga listrik.(dikutip dalam jurnal Kelistrikan. Indonesia pada Era Millinium oleh Muchlis, 2008:1)

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan kapasitas pembangkit tenaga listrik.(dikutip dalam jurnal Kelistrikan. Indonesia pada Era Millinium oleh Muchlis, 2008:1) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat penting dan sebagai sumber daya ekonomis yang paling utama yang dibutuhkan dalam suatu kegiatan usaha.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah situasi atau kondisi yang akan diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat

Lebih terperinci

Analisis Hubungan Deret Waktu untuk Peramalan

Analisis Hubungan Deret Waktu untuk Peramalan Analisis Hubungan Deret Waktu untuk Peramalan Author: Junaidi Junaidi Ramalan (forecast) merupakan dugaan atau perkiraan mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu yang akan datang. Ramalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melonjak dengan tinggi dan cepat, khususnya kebutuhan listrik bagi rumah

BAB I PENDAHULUAN. melonjak dengan tinggi dan cepat, khususnya kebutuhan listrik bagi rumah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PLN (Perusahaan Listrik Negara) merupakan salah satu Perusahaan Milik Negara yang memberikan pelayanan kepada calon pelanggan dan masyarakat dalam penyediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki cadangan gas yang cukup besar dan diperkirakan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi hingga 59 tahun mendatang (ESDM, 2014). Menurut Kompas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian dan Peranan Peramalan Aktivitas manajerial khususnya dalam proses perencanaan, seringkali membutuhkan pengetahuan tentang kondisi yang akan datang. Pengetahuan

Lebih terperinci

PERAMALAN BEBAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIME SERIES UNTUK KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK DI GARDU INDUK SUNGAI RAYA

PERAMALAN BEBAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIME SERIES UNTUK KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK DI GARDU INDUK SUNGAI RAYA PERAMALAN BEBAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIME SERIES UNTUK KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK DI GARDU INDUK SUNGAI RAYA Syarif M. Bahtiar Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERAMALAN PERMINTAAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

PERAMALAN PERMINTAAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PERAMALAN PERMINTAAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENTINGNYA PERAMALAN EKONOMI Tujuan Peramalan Ekonomi adalah untuk mengurangi risiko atau ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam

Lebih terperinci

INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT

INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT L A P O R A N K A J I A N INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT K E R J A S A M A P R O D I P E R E N C A N A A N W I L A Y A H S E K O L A H P A S C A S A R A J A N A U N I V E R S I T A S S

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar udara memiliki peran yang penting terhadap kegiatan transportasi. Seiring dengan peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap transportasi udara diseluruh wilayah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat pada

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat pada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Informasi Sebelum merancang sistem perlu dikaji konsep dan definisi dari sistem.. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat

Lebih terperinci

Analisis Kebutuhan dan Penyediaan Energi Di Sektor Industri - OEI 2012

Analisis Kebutuhan dan Penyediaan Energi Di Sektor Industri - OEI 2012 Analisis Kebutuhan dan Penyediaan Energi Di Sektor Industri - OEI 2012 Ira Fitriana 1 1 Perencanaan Energi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi E-mail: irafit_2004@yahoo.com Abstract The industrial

Lebih terperinci