I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Transkripsi

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan masyarakat seutuhnya, termasuk juga pembangunan di bidang pertanian sebagai upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional. Berdasarkan Undang-undang No. 18 tahun 2012, pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi setiap rakyat Indonesia. Pangan harus senantiasa tersedia secara cukup, aman, bermutu, bergizi dan beragam dengan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat, serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat. Konsep ketahanan pangan mengandung tiga dimensi yang saling terkait, yaitu ketersediaan pangan, aksesibilitas masyarakat terhadap pangan dan stabilitas harga pangan. Suatu negara dapat dikatakan mempunyai ketahanan pangan yang baik apabila ketiga konsep tersebut terpenuhi, namun apabila salah satu dari ketiga konsep tersebut tidak terpenuhi maka ketahanan pangan dikatakan kurang baik. Ketahanan pangan merupakan salah satu bagian penting dalam pembangunan pertanian Indonesia, sehingga diperlukan ketersediaan pangan yang cukup untuk dapat di konsumsi setiap harinya. Ketersediaan pangan yang cukup di tingkat nasional maupun regional tidak menjamin adanya ketahanan pangan di tingkat rumah tangga maupun individu. Hal ini berarti terwujudnya ketahanan pangan nasional harus dimulai dengan penguatan ketahanan pangan daerah. Perwujudan ketahanan pangan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah namun juga merupakan tanggung jawab bersama dengan masyarakat (Rachman dan Ariani, 2008:144). Kondisi ketersediaan pangan di Kabupaten Kebumen tergolong baik, hal ini disebabkan karena produksi beras mampu memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Beras sendiri masih merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk di Kabupaten Kebumen. Ketersediaan pangan di Kabupaten Kebumen selalu mengalami surplus setiap tahunnya, walaupun jumlah penduduknya mengalami kenaikan. Kondisi ketersediaan dan kebutuhan pangan di Kabupaten Kebumen dapat dilihat pada Tabel 1.

2 2 Tabel 1. Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Komoditas Beras di Kabupaten Kebumen, Tahun Penduduk (Jiwa) Ketersediaan (Ton) Kebutuhan (Ton) Surplus Minus (Ton) Sumber : Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Kebumen, 2015 Tabel 1 menunjukkan bahwa Kabupaten Kebumen mampu memenuhi kebutuhan beras penduduk setiap tahunnya, bahkan ketersediaan beras mengalami surplus dalam lima tahun terakhir. Surplus tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar ton dan surplus terendah pada tahun 2013 sebesar ton. Kondisi ketersediaan pangan yang surplus menunjukkan bahwa kondisi ketahanan pangan di Kabupaten Kebumen tergolong tinggi. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa secara regional ketersediaan pangan di Kabupaten Kebumen telah mampu memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Kabupaten Kebumen yang dianggap mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan regional ternyata masih memiliki penduduk yang tergolong sebagai rumah tangga miskin. Menurut BKKBN yang termasuk dalam rumah tangga miskin adalah Keluarga Pra Sejahtera (KPS) dan Keluarga Sejahtera I (KS-I). Berikut ini merupakan data KK miskin se Eks-Karesidenan Kedu. Tabel 2. Data KK Miskin Eks-Karesidenan Kedu, 2014 No Kabupaten Keluarga Pra Keluarga Sejahtera I KK Miskin Sejahtera KK 1 Purworejo , , ,96 2 Temanggung , , ,82 3 Wonosobo , , ,91 4 Kebumen , , ,84 5 Kab. Magelang , , ,13 6 Kota Magelang , , ,64 Sumber : BPS Jawa Tengah, 2015 Tabel 2 menunjukkan besarnya proporsi KK miskin di Eks-Karesidenan Kedu. Kabupaten Kebumen merupakan kabupaten dengan jumlah dan proporsi KK miskin tertinggi yaitu sebesar KK (46,84%). Kabupaten Kebumen

3 3 memiliki proporsi Keluarga Pra Sejahtera (KPS) sebesar 25,93% dan proporsi Keluarga Sejahtera I (KS-I) sebesar 20,91%. Kabupaten Kebumen merupakan salah satu kabupaten sebagai produsen padi dimana masih memiliki jumlah KK miskin yang cukup banyak. Kabupaten Kebumen masih menjadi kabupaten dengan jumlah KK miskin tertinggi se Eks-Karesidenan Kedu dilihat di (Tabel 2). Berikut adalah data jumlah KK miskin menurut kelompok Pra-Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I di Kabupaten Kebumen. Tabel 3. Data KK Miskin Berdasarkan Kelompok Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I di Kabupaten Kebumen, 2014 No Kecamatan Keluarga Pra Keluarga Sejahtera I KK Miskin Sejahtera KK 1 Ayah , , ,43 2 Buayan , , ,73 3 Puring , , ,05 4 Petanahan , , ,21 5 Klirong , , ,06 6 Buluspesantren , , ,75 7 Ambal , , ,79 8 Mirit , , ,30 9 Bonorowo , , ,90 10 Prembun , , ,29 11 Padureso , , ,77 12 Kutowinangun , , ,87 13 Alian , , ,33 14 Poncowarno , , ,66 15 Kebumen , , ,34 16 Pejagoan , , ,22 17 Sruweng , , ,14 18 Adimulyo , , ,61 19 Kuwarasan , , ,69 20 Rowokele , , ,78 21 Sempor , , ,21 22 Gombong , , ,23 23 Karanganyar , , ,82 24 Karanggayam , , ,33 25 Sadang , , ,44 26 Karangsambung , , ,37 Sumber : BPS Kabupaten Kebumen, 2015 Tabel 3 menunjukkan data KK Miskin tiap kecamatan di Kabupaten Kebumen berdasarkan kelompok Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I. Kecamatan Poncowarno merupakan kecamatan dengan proporsi jumlah KK miskin tertinggi yaitu sebesar 63,66%. Keluarga Pra Sejahtera di Kecamatan Poncowarno sebesar 35,58% dan proporsi untuk Keluarga Sejahtera I sebesar 28,07%.

4 4 Kecamatan Poncowarno memiliki luas wilayah sekitar Ha atau 2,14% dari luas Kabupaten Kebumen. Ketinggian rata-rata yaitu 21 meter diatas permukaan laut (mdpl). Curah hujan rata-rata di Kecamatan Poncowarno sepanjang tahun 2014 sekitar 234,17 mm setiap bulannya. Penggunaan lahan di Kecamatan Poncowarno yang seluas Ha dibagi menjadi dua yaitu lahan sawah dan lahan kering, dimana seluas Ha (37,307%) untuk lahan sawah dan Ha (62,70%) untuk lahan kering. Secara administratif Kecamatan Poncowarno dibagi menjadi 11 desa. Rata-rata jarak desa ke kantor Kecamatan Poncowarno sekitar 4,25 km. Ariningsih dan Rachman (2008:251) menyatakan, rawan pangan merupakan kebalikan dari ketahanan pangan, yaitu kondisi ketidakcukupan pangan yang dialami daerah, masyarakat atau rumah tangga, pada waktu tertentu untuk memenuhi standar kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan masyarakat. Masalah kerawanan pangan secara mikro disebabkan karena kemiskinan. Kerawanan pangan mempunyai korelasi yang positif dan erat kaitannya dengan kemiskinan. Mereka yang dikategorikan rawan pangan adalah rumah tangga miskin, karena konsumsi pangan mereka masih kurang. Selain karena daya beli yang rendah, pengetahuan akan gizi juga rendah sehingga dalam mengkonsumsi makanan kurang mempertimbangkan kandungan gizinya. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan penelitian mengenai ketahanan pangan rumah tangga miskin di Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen. B. Rumusan Masalah Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumberdaya manusia suatu bangsa. Ketahanan pangan dapat tercapai apabila ketersediaan pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup, terdistribusi dengan harga yang terjangkau dan aman untuk dikonsumsi bagi setiap warga masyarakat untuk menopang aktivitasnya sehari-hari. Kabupaten Kebumen mengalami surplus pada kebutuhan pangan komoditas beras dilihat dari (Tabel 1), disisi lain Kabupaten Kebumen memiliki proporsi KK miskin tertinggi Se-Karesidenan Kedu dilihat di (Tabel 2). Kecamatan Poncowarno merupakan kecamatan

5 5 dengan proporsi KK miskin tertinggi di Kabupaten Kebumen dilihat di (Tabel 3). Berdasarkan uraian di atas akan dilakukan penelitian dengan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Berapa besarnya proporsi pengeluaran konsumsi pangan terhadap total pengeluaran rumah tangga miskin di Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen? 2. Berapa besarnya konsumsi energi dan protein rumah tangga miskin di Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen? 3. Bagaimana hubungan antara proporsi pengeluaran konsumsi pangan dari total pengeluaran dengan konsumsi energi dan protein rumah tangga miskin di Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen? 4. Bagaimana kondisi ketahanan pangan rumah tangga miskin di Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen dilihat dari indikator proporsi pengeluaran pangan dan tingkat konsumsi energi? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengkaji besarnya proporsi pengeluaran konsumsi pangan terhadap total pengeluaran rumah tangga miskin di Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen. 2. Mengkaji besarnya konsumsi energi dan protein rumah tangga miskin di Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen. 3. Mengkaji hubungan antara proporsi pengeluaran konsumsi pangan dari total pengeluaran dengan konsumsi energi dan protein rumah tangga miskin di Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen. 4. Mengkaji kondisi ketahanan pangan rumah tangga miskin di Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen dilihat dari indikator proporsi pengeluaran pangan dan tingkat konsumsi energi.

6 6 D. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan terutama yang berkaitan dengan topik penelitian dan merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bagi Pemerintah Kabupaten Kebumen, penelitian ini berguna sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan, khususnya yang berkaitan dengan pemantapan ketahanan pangan di Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen. 3. Bagi pembaca, penelitian ini berguna sebagai wacana dalam menambah pengetahuan mengenai ketahanan pangan rumah tangga miskin di Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen. 4. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI TINGKAT KABUPATEN PUTARAN II

REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI TINGKAT KABUPATEN PUTARAN II Lampiran 2 Model DB1-KWK Kabupaten Provinsi : Kebumen : Jawa Tengah REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI TINGKAT KABUPATEN PUTARAN II A. SUARA SAH PASANGAN CALON

Lebih terperinci

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 KABUPATEN KEBUMEN (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 KABUPATEN KEBUMEN (ANGKA TETAP) BPS KABUPATEN KEBUMEN No. 25/12/ Th. XVI, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 KABUPATEN KEBUMEN (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 185.613 RUMAH TANGGA, TURUN 14,85 PERSEN

Lebih terperinci

ANALISA SITUASI HIV/AIDS DI KABUPATEN KEBUMEN HIV/AIDS

ANALISA SITUASI HIV/AIDS DI KABUPATEN KEBUMEN HIV/AIDS ANALISA SITUASI HIV/AIDS DI KABUPATEN KEBUMEN HIV/AIDS HIV dan AIDS (ODHA): Estimasi vs Laporan Dilaporkan 003 s.d JUNI 06 (KEBUMEN) JUMLAH : 83 HIV : AIDS : 36 Meninggal : 9 Estimasi ODHA KEBUMEN.76 49,66

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 83 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 83 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 83 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 67 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 67 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 67 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang

Lebih terperinci

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 85 Sarkes yang memiliki Labkes 100 % C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 86 Rumah Tangga ber-phbs 64.56 % 87 Posyandu Aktif 53.07

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 68 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 68 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 68 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan primer manusia. Sebelum seseorang memenuhi kebutuhan yang lain, pangan menjadi kebutuhan mendasar yang tidak bisa ditunda. Pangan pun menjadi

Lebih terperinci

pertanian di Kabupaten Kebumen Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha berbadan hukum di Kabupaten Kebumen Tahun

pertanian di Kabupaten Kebumen Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha berbadan hukum di Kabupaten Kebumen Tahun Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kebumen Tahun 2013 sebanyak 215.560 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Kebumen Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 1.281 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 460 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 586.021

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan dan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk di Wilayah BARLINGMASCAKEB Tahun 2009

Lampiran 1 Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk di Wilayah BARLINGMASCAKEB Tahun 2009 LAMPIRAN 223 Lampiran 1 Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk di Wilayah BARLINGMASCAKEB Tahun 2009 Kabupaten No. Kecamatan Jumlah Penduduk Luas Wilayah (km2) Kepadatan (jiwa/ km2)

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG KRITERIA DAN TATACARA PENDATAAN PENDUDUK MISKIN

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG KRITERIA DAN TATACARA PENDATAAN PENDUDUK MISKIN SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG KRITERIA DAN TATACARA PENDATAAN PENDUDUK MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. seperti pekarangan, kebun, atau disela-sela pemukiman penduduk. Bagian dari

I. PENDAHULUAN. seperti pekarangan, kebun, atau disela-sela pemukiman penduduk. Bagian dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman Melinjo merupakan tanaman yang dapat tumbuh dimana saja seperti pekarangan, kebun, atau disela-sela pemukiman penduduk. Bagian dari tanaman melinjo yang sudah dimanfaatkan

Lebih terperinci

PENGUMUMAN NOMOR : / 531 PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

PENGUMUMAN NOMOR : / 531 PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PEJAGOAN Jalan Raya Soka Barat Kilometer 4, Pejagoan, Kebumen Kode Pos 54361 Telp..(0287) 382022. Surat elektronik

Lebih terperinci

Pengaruh Penyimpangan Iklim terhadap Ketahanan Pangan di Kabupaten Kebumen

Pengaruh Penyimpangan Iklim terhadap Ketahanan Pangan di Kabupaten Kebumen Pengaruh Penyimpangan Iklim terhadap Ketahanan Pangan di Kabupaten Kebumen Fathu Rohmah 1, Sobirin 1, Tuty Handayani 1 1 Departemen Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 1.281 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 460 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 581.947

Lebih terperinci

Rekapitulasi Belanja Langsung SKPD - RA RKPD Kabupaten Kebumen Tahun 2017 Bahan Musrenbang Kabupaten Kebumen Tahun 2016

Rekapitulasi Belanja Langsung SKPD - RA RKPD Kabupaten Kebumen Tahun 2017 Bahan Musrenbang Kabupaten Kebumen Tahun 2016 Rekapitulasi Belanja Langsung - RA RKPD Kabupaten Kebumen Tahun 2017 Bahan Musrenbang Kabupaten Kebumen Tahun 2016 No Nama Jumlah Program Jumlah Kegiatan 1 1.01.01 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA

Lebih terperinci

PRODUKTIFITAS KECAMATAN DALAM BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KEBUMEN (Evaluasi Efisiensi dan Efektifitas dengan menggunakan DEA)

PRODUKTIFITAS KECAMATAN DALAM BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KEBUMEN (Evaluasi Efisiensi dan Efektifitas dengan menggunakan DEA) PRODUKTIFITAS KECAMATAN DALAM BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KEBUMEN (Evaluasi Efisiensi dan Efektifitas dengan menggunakan DEA) Suripto 1 Kebumen is an agricultural area in Central Java Province. Indicator

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 17 TAHUN 2010 SERI : E NOMOR : 8

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 17 TAHUN 2010 SERI : E NOMOR : 8 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 17 TAHUN 2010 SERI : E NOMOR : 8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEBUMEN TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama, karena itu pemenuhannya menjadi bagian dari hak asasi setiap individu. Di Indonesia, pemenuhan kecukupan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting karena pertanian berhubungan langsung dengan ketersediaan pangan. Pangan yang dikonsumsi oleh individu terdapat komponen-komponen

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN SURAT EDARAN NOMOR : 421/ TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU TAHUN PELAJARAN 2018/2019

BUPATI KEBUMEN SURAT EDARAN NOMOR : 421/ TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU TAHUN PELAJARAN 2018/2019 BUPATI KEBUMEN Kebumen, 4 Juni Kepada Yth. 1. Kepala UPT Dinas Pendidikan Unit Kecamatan i i2. Kepala SMP/MTs Negeri / Swasta Se Kabupaten Kebumen SURAT EDARAN NOMOR : 421/1364.1 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN KEBUMEN 2012

NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN KEBUMEN 2012 Katalog BPS : 7102019.3305 NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN KEBUMEN 2012 KERJASAMA : BAPPEDA KABUPATEN KEBUMEN DENGAN BPS KABUPATEN KEBUMEN NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN KEBUMEN 2012 No. Publikasi : 33054.1214

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk mempertahankan hidup. Oleh karena itu kecukupan pangan

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk mempertahankan hidup. Oleh karena itu kecukupan pangan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk mempertahankan hidup. Oleh karena itu kecukupan pangan bagi setiap orang di setiap waktu merupakan hak asasi yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 17 TAHUN 2010 TANGGAL 9 DESEMBER 2010 BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 17 TAHUN 2010 TANGGAL 9 DESEMBER 2010 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 17 TAHUN 2010 TANGGAL 9 DESEMBER 2010 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan sinergitas, sinkronisasi dan integrasi pembangunan

Lebih terperinci

ZONASI PARIWISATA BERDASARKAN POTENSI SUMBER DAYA TARIK WISATA (SDTW) DI KABUPATEN KEBUMEN BERBANTUAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

ZONASI PARIWISATA BERDASARKAN POTENSI SUMBER DAYA TARIK WISATA (SDTW) DI KABUPATEN KEBUMEN BERBANTUAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ZONASI PARIWISATA BERDASARKAN POTENSI SUMBER DAYA TARIK WISATA (SDTW) DI KABUPATEN KEBUMEN BERBANTUAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TOURISM ZONING BASED ON THE TOURISM ATTRACTION POTENTIAL (SDTW) IN KEBUMEN

Lebih terperinci

PENDATAAN PERLINDUNGAN SOSIAL DI KABUPATEN KEBUMEN

PENDATAAN PERLINDUNGAN SOSIAL DI KABUPATEN KEBUMEN PENDATAAN PERLINDUNGAN SOSIAL DI KABUPATEN KEBUMEN Disampaikan pada Dialog Warga Tentang Pola Pendataan Peserta Jamkesmas Menjadi Peserta BPJS Kesehatan Kebumen, 19 September 2013 BADAN PUSAT STATISTIK

Lebih terperinci

Suratminingsih 1. Alumni Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Sutomo 2

Suratminingsih 1. Alumni Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.   Sutomo 2 ISSN 2250-1321 (online), ISSN 2085-2436 (print) Geo Edukasi Vol. 6, No.2, October 2017 (32-38) website: http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/geoedukasi/index 2017 Geography Education UMP and The Indonesian

Lebih terperinci

--- i --- KATALOG STATISTIK DAERAH KECAMATAN KARANGGAYAM 216 ISBN: No. Publikasi: 3355.1652 Katalog: 1112.33521 Ukuran Buku: 17,6x 25 cm Jumlah Halaman: vi +26 Halaman Naskah: Badan Pusat Statistik Kabupaten

Lebih terperinci

Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah Tahun 2013 dan Prakiraan Maju Tahun 2014 Kabupaten Kebumen

Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah Tahun 2013 dan Prakiraan Maju Tahun 2014 Kabupaten Kebumen LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2013 Rencana Program dan Prioritas Daerah Tahun 2013 dan Prakiraan Maju Tahun 2014 Kabupaten Kebumen

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KEBUMEN SEBAGAI WADAH YOUTH CENTER

BAB III TINJAUAN KEBUMEN SEBAGAI WADAH YOUTH CENTER BAB III TINJAUAN KEBUMEN SEBAGAI WADAH YOUTH CENTER 3.1 Tinjauan Lokasi Kebumen merupakan kota berkembang yang mempunyai banyak potensi di berbagai bidang seperti pariwisata, kesenian maupun kuliner. Dalam

Lebih terperinci

ZONASI PARIWISATA BERDASARKAN POTENSI SUMBER DAYA TARIK WISATA (SDTW) DI KABUPATEN KEBUMEN BERBANTUAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS RINGKASAN SKRIPSI

ZONASI PARIWISATA BERDASARKAN POTENSI SUMBER DAYA TARIK WISATA (SDTW) DI KABUPATEN KEBUMEN BERBANTUAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS RINGKASAN SKRIPSI ZONASI PARIWISATA BERDASARKAN POTENSI SUMBER DAYA TARIK WISATA (SDTW) DI KABUPATEN KEBUMEN BERBANTUAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS RINGKASAN SKRIPSI Oleh: Apri Waidah NIM 13405241003 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap daerah di wilayah negaranya. Dalam pembangunan perekonomian di suatu

BAB I PENDAHULUAN. setiap daerah di wilayah negaranya. Dalam pembangunan perekonomian di suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara di dunia tentu memiliki tujuan atau keinginan untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi. Untuk mencapai tujuan itu pemerintah pada suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suatu bangsa. Untuk mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan. terjangkau dan aman dikonsumsi bagi setiap warga untuk menopang

I. PENDAHULUAN. suatu bangsa. Untuk mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan. terjangkau dan aman dikonsumsi bagi setiap warga untuk menopang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumberdaya manusia suatu bangsa. Untuk mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan pangan dalam jumlah dan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana tentram, serta sejahtera lahir dan batin (Siswono, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. suasana tentram, serta sejahtera lahir dan batin (Siswono, 2002). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan pada dasarnya merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling asasi. Demikian asasinya pangan bagi kehidupan masyarakat, maka ketersediaan pangan harus dapat dijamin

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEBUMEN TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEBUMEN TAHUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011-2031 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

V. KONDISI WILAYAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PERILAKU RUMAHTANGGA PETANI

V. KONDISI WILAYAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PERILAKU RUMAHTANGGA PETANI 54 V. KONDISI WILAYAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PERILAKU RUMAHTANGGA PETANI 5. by Kondisi Umum Wilayah Penelitian 5. Kondisi Geografis Wilayah Penelitian Wilayah Kecamatan Sadang memiliki luas 5.7212,8

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan pondasi utama dalam kehidupan ini karena hanya bidang pertanian yang mampu memberikan pangan kepada seluruh penduduk dunia. Tidak hanya memberikan pangan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang subur dan memiliki kekayaan alam yang melimpah. Hal ini dikarenakan Indonesia berada di wilayah tropis. Sehingga berbagai jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran-sasaran pembangunan yang dituju harus melibatkan dan pada

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran-sasaran pembangunan yang dituju harus melibatkan dan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional yang dinilai berhasil pada hakikatnya adalah yang dilakukan oleh dan untuk seluruh rakyat. Dengan demikian, dalam upaya mencapai sasaran-sasaran

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 96 IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Dalam bab ini, akan dipaparkan secara umum tentang 14 kabupaten dan kota yang menjadi wilayah penelitian ini. Kabupaten dan kota tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Krisis pangan telah benar-benar terjadi diberbagai belahan dunia. Hal ini

BAB 1. PENDAHULUAN. Krisis pangan telah benar-benar terjadi diberbagai belahan dunia. Hal ini BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis pangan telah benar-benar terjadi diberbagai belahan dunia. Hal ini ditandai dengan melonjaknya harga-harga pangan dunia seperti makanan pokok berupa gandum,

Lebih terperinci

PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN

PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN 81 PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WLAYAH KABUPATEN LAMPRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WLAYAH KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011-2031 BUPAT KEBUMEN, ttd. BUYAR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kecukupan pangan bagi suatu bangsa merupakan hal yang sangat strategis untuk

I. PENDAHULUAN. kecukupan pangan bagi suatu bangsa merupakan hal yang sangat strategis untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan manusia yang paling azasi, sehingga ketersedian pangan bagi masyarakat harus selalu terjamin. Manusia dengan segala kemampuannya selalu berusaha

Lebih terperinci

MATRIKS INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN RTRW KABUPATEN KEBUMEN

MATRIKS INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN RTRW KABUPATEN KEBUMEN 84 LAMPRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WLAYAH KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011-2031 MATRKS NDKAS PROGRAM PEMBANGUNAN RTRW KABUPATEN KEBUMEN 2011-2031 NO

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN

PEMERINTAH KABUPATEN POTENSI LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN TULUNGAGUNG Lahan Pertanian (Sawah) Luas (km 2 ) Lahan Pertanian (Bukan Sawah) Luas (km 2 ) 1. Irigasi Teknis 15.250 1. Tegal / Kebun 30.735 2. Irigasi Setengah Teknis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 1. Aspek Geografi a. Karakteristik Lokasi dan Wilayah Kabupaten Kebumen merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah 128.111,50

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Petanahan dan Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen.

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Petanahan dan Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen. BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini berada di dua kecamatan, yaitu di Kecamatan Petanahan dan Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen. Metode yang digunakan dalam

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi Pembangunan Nasional untuk mewujudkan Indonesia Sehat tahun 2010 telah dicanangkan pada Rapat Kerja Kesehatan Nasional pada tanggal 1 Maret 1999. Untuk mendukung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah mencapai 240 juta jiwa (BPS, 2011). Hal ini merupakan sumber daya

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah mencapai 240 juta jiwa (BPS, 2011). Hal ini merupakan sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki sumber kekayaan alam yang berlimpah dan memiliki jumlah penduduk nomor empat di dunia. Saat ini penduduk Indonesia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang diandalkan, karena sektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim yang lautannya lebih luas daripada daratan. Luas lautan Indonesia 2/3 dari luas Indonesia. Daratan Indonesia subur dengan didukung

Lebih terperinci

RENCANA TAHUN 2017 TARGET CAPAIAN KINERJA KEBUTUHAN DANA/ PAGU INDIKATIF (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

RENCANA TAHUN 2017 TARGET CAPAIAN KINERJA KEBUTUHAN DANA/ PAGU INDIKATIF (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Bahan Musrenbang Bidang Pemerintahan, Sosial dan Budaya Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2017 dan Prakiraan Maju Tahun 2018 Kabupaten Provinsi Jawa Tengah NO. INDIKATOR (2) (3) (4) (5) (6)

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura adalah segala hal yang berkaitan dengan buah, sayuran, bahan obat nabati, dan florikultura termasuk di dalamnya jamur, lumut, dan tanaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebagai manusia sehat yang cerdas, produktif dan mandiri. Upaya peningkatan

I. PENDAHULUAN. sebagai manusia sehat yang cerdas, produktif dan mandiri. Upaya peningkatan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi Pembangunan Nasional untuk mewujudkan Indonesia Sehat tahun 2010 telah dicanangkan pada Rapat Kerja Kesehatan Nasional pada tanggal 1 Maret 1999. Untuk mendukung

Lebih terperinci

KAJIAN KERAWANAN BANJIR DAS WAWAR. Sukirno, Chandra Setyawan, Hotmauli Sipayung ABSTRAK

KAJIAN KERAWANAN BANJIR DAS WAWAR. Sukirno, Chandra Setyawan, Hotmauli Sipayung ABSTRAK 9-0 November 0 KAJIAN KERAWANAN BANJIR DAS WAWAR Sukirno, Chandra Setyawan, Hotmauli Sipayung Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada Jl. Flora No., Bulaksumur,Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam pembangunan pertanian, beras merupakan komoditas yang memegang posisi strategis. Beras dapat disebut komoditas politik karena menguasai hajat hidup rakyat Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertanian merupakan salah satu basis perekonomian Indonesia. Jika mengingat bahwa Indonesia adalah negara agraris, maka pembangunan pertanian akan memberikan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 1 TAHUN 2010 SERI : E NOMOR : 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 1 TAHUN 2010 SERI : E NOMOR : 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 1 TAHUN 2010 SERI : E NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN KEBUMEN TAHUN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Umum Wilayah Penelitian 49 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Wilayah Penelitian Letak Geografi Kabupaten Kebumen terletak pada 7,27 0 7,50 0 Lintang Selatan dan 109,22 0 109,50 0 Bujur Timur. Batas-batas wilayah Kabupaten Kebumen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cocok dan mendukung untuk digunakan dalam budidaya tanaman, khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. cocok dan mendukung untuk digunakan dalam budidaya tanaman, khususnya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaan Geografis Indonesia termasuk Jawa Tengah yang merupakan wilayah tropis, beriklim basah, serta berada diwilayah khatulistiwa sangat cocok dan mendukung

Lebih terperinci

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012 Komoditi TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012 Produksi Penyediaan Kebutuhan Konsumsi per kapita Faktor Konversi +/- (ton) (ton) (ton) (ton) (kg/kap/th) (100-angka susut)

Lebih terperinci

SEBARAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKSI PADI DI PROPINSI JAWA TENGAH

SEBARAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKSI PADI DI PROPINSI JAWA TENGAH SEBARAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKSI PADI DI PROPINSI JAWA TENGAH Joko Sutrisno 1, Sugihardjo 2 dan Umi Barokah 3 1,2,3 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup dan kehidupannya. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup dan kehidupannya. Undang-Undang Nomor 18 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang perlu dipenuhi dalam mempertahankan hidup dan kehidupannya. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan menyebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,

Lebih terperinci

PENELUSURAN ARSIP DAN SUMBER LISAN DALAM RANGKA MENYUSUN SEJARAH DESA BAGI PERANGKAT DESA DAN ANGGOTA BPD DESA BOCOR KECAMATAN BULUSPESANTREN KAB

PENELUSURAN ARSIP DAN SUMBER LISAN DALAM RANGKA MENYUSUN SEJARAH DESA BAGI PERANGKAT DESA DAN ANGGOTA BPD DESA BOCOR KECAMATAN BULUSPESANTREN KAB PENELUSURAN ARSIP DAN SUMBER LISAN DALAM RANGKA MENYUSUN SEJARAH DESA BAGI PERANGKAT DESA DAN ANGGOTA BPD DESA BOCOR KECAMATAN BULUSPESANTREN KAB. KEBUMEN Romadi, dkk. Fakultas Ilmu Sosial UNNES Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam segala sisi kehidupannya memiliki tingkat kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam segala sisi kehidupannya memiliki tingkat kebutuhan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam segala sisi kehidupannya memiliki tingkat kebutuhan yang berbeda-beda baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Namun, untuk masalah kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam beragam bentuk, maksud, dan tujuan. Mulai dari keluarga, komunitas,

BAB I PENDAHULUAN. dalam beragam bentuk, maksud, dan tujuan. Mulai dari keluarga, komunitas, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan hal yang penting bagi siapapun manusia dan dimanapun ia berada. Kebutuhan manusia akan pangan harus dapat terpenuhi agar keberlansungan hidup manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam segala sisi kehidupannya memiliki tingkat kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam segala sisi kehidupannya memiliki tingkat kebutuhan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam segala sisi kehidupannya memiliki tingkat kebutuhan yang berbeda-beda baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Namun, untuk masalah kebutuhan

Lebih terperinci

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada 47 Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada Abstrak Berdasarkan data resmi BPS, produksi beras tahun 2005 sebesar 31.669.630 ton dan permintaan sebesar 31.653.336 ton, sehingga tahun 2005 terdapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Oleh karena itu, kebijakan

Lebih terperinci

DISTRIBUSI PROVINSI DI INDONESIA MENURUT DERAJAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA

DISTRIBUSI PROVINSI DI INDONESIA MENURUT DERAJAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA DISTRIBUSI PROVINSI DI INDONESIA MENURUT DERAJAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA Handewi P.S. Rachman, Mewa Ariani, dan T.B. Purwantini Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Jl. A. Yani No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang wajib

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang wajib BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang wajib dipenuhi. Apabila pemenuhan pangan tersebut mengalami hambatan maka kegiatan sehari-hari akan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya. KATA PENGANTAR Sektor pertanian merupakan sektor yang vital dalam perekonomian Jawa Tengah. Sebagian masyarakat Jawa Tengah memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. Peningkatan kualitas dan kuantitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. politik. Oleh karena itu, ketersediaan beras yang aman menjadi sangat penting. untuk mencapai ketahanan pangan yang stabil.

BAB I PENDAHULUAN. politik. Oleh karena itu, ketersediaan beras yang aman menjadi sangat penting. untuk mencapai ketahanan pangan yang stabil. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beras sebagai salah satu bahan pangan pokok memiliki nilai strategis dan mempunyai pengaruh yang besar dalam bidang ekonomi, lingkungan dan sosial politik.

Lebih terperinci

seperti Organisasi Pangan se-dunia (FAO) juga beberapa kali mengingatkan akan dilakukan pemerintah di sektor pangan terutama beras, seperti investasi

seperti Organisasi Pangan se-dunia (FAO) juga beberapa kali mengingatkan akan dilakukan pemerintah di sektor pangan terutama beras, seperti investasi 1.1. Latar Belakang Upaya pemenuhan kebutuhan pangan di lingkup global, regional maupun nasional menghadapi tantangan yang semakin berat. Lembaga internasional seperti Organisasi Pangan se-dunia (FAO)

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beras merupakan komoditi yang penting bagi Indonesia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beras merupakan komoditi yang penting bagi Indonesia. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beras merupakan komoditi yang penting bagi Indonesia. Hal ini dikarenakan fungsi beras sebagai makanan pokok bagi hampir seluruh penduduk. Pentingnya keberadaan beras

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki dan harus dipenuhi oleh negara maupun masyarakatnya. Menurut Undang Undang nomor 7 tahun 1996 tentang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Beras merupakan bahan pangan pokok yang sampai saat ini masih dikonsumsi oleh sekitar 90% penduduk

Lebih terperinci

LONGLIST USULAN KEGIATAN SEKTORAL SKPD PROVINSI SEKRETARIAT BADAN PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN ANGGARAN 2017

LONGLIST USULAN KEGIATAN SEKTORAL SKPD PROVINSI SEKRETARIAT BADAN PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN ANGGARAN 2017 SEKRETARIAT BADAN PENANGGULANGAN BENCANA Daerah 1 5. Pemantapan pembangunan infrastruktur dengan memperhati keberlanjutan sumberdaya alam dan lingkungan hidup serta risiko bencana; 2 5. Pemantapan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.

BAB III METODOLOGI. dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. BAB III METODOLOGI 3.1 Umum Metodologi merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki

Lebih terperinci

prasyarat utama bagi kepentingan kesehatan, kemakmuran, dan kesejahteraan usaha pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas guna meningkatkan

prasyarat utama bagi kepentingan kesehatan, kemakmuran, dan kesejahteraan usaha pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas guna meningkatkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Perumusan Masalah Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi manusia. Pangan yang bermutu, bergizi, dan berimbang merupakan suatu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tahun Budidaya Laut Tambak Kolam Mina Padi

I. PENDAHULUAN. Tahun Budidaya Laut Tambak Kolam Mina Padi 1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Indonesia memiliki lahan perikanan yang cukup besar. Hal ini merupakan potensi yang besar dalam pengembangan budidaya perikanan untuk mendukung upaya pengembangan perekonomian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak Geografis dan Batas Administrasi Kabupaten di Wilayah BARLINGMASCAKEB Wilayah BARLINGMASCAKEB terdiri atas Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Purbalingga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Declaration and World Food Summit Plan of Action adalah food security

BAB I PENDAHULUAN. Declaration and World Food Summit Plan of Action adalah food security BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki. Menurut Undang-undang No. 7 tahun 1996 tentang pangan, pada pasal 1 ayat 17, menyebutkan ketahanan pangan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI TUKAR PETANI SEBAGAI INDIKATOR KESEJAHTERAAN PETANI PADI DI KABUPATEN SRAGEN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI TUKAR PETANI SEBAGAI INDIKATOR KESEJAHTERAAN PETANI PADI DI KABUPATEN SRAGEN 0 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI TUKAR PETANI SEBAGAI INDIKATOR KESEJAHTERAAN PETANI PADI DI KABUPATEN SRAGEN Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2011 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan tanggung jawab bersama setiap individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Keberhasilan pembangunan kesehatan ditentukan oleh kontribusi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian sangat diandalkan sebagai salah satu tumpuan. dalam memulihkan kondisi perekonomian masyarakat, bahkan secara

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian sangat diandalkan sebagai salah satu tumpuan. dalam memulihkan kondisi perekonomian masyarakat, bahkan secara I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian sangat diandalkan sebagai salah satu tumpuan dalam memulihkan kondisi perekonomian masyarakat, bahkan secara bertahap sektor pertanian diharapkan mampu

Lebih terperinci

ARAHAN PERENCANAAN KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG. Maswirahmah Fasilitator PPSP Kabupaten Soppeng

ARAHAN PERENCANAAN KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG. Maswirahmah Fasilitator PPSP Kabupaten Soppeng ARAHAN PERENCANAAN KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG Maswirahmah Fasilitator PPSP Kabupaten Soppeng wiwifadly@gmail.com ABSTRAK Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah enganalisis dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian dan Pangan (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2000), pp

I. PENDAHULUAN. Pertanian dan Pangan (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2000), pp I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia telah mengalami pemulihan yang cukup berarti sejak krisis ekonomi tahun 1998. Proses stabilisasi ekonomi Indonesia berjalan cukup baik setelah mengalami krisis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bagi setiap manusia untuk tercukupi kebutuhannya. Pangan merupakan bahan

I. PENDAHULUAN. bagi setiap manusia untuk tercukupi kebutuhannya. Pangan merupakan bahan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia yang wajib terpenuhi, pemenuhan pangan begitu penting mengingat pangan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membentuk sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas. Menurut

I. PENDAHULUAN. membentuk sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas. Menurut I. PENDAHULUAN 1.I. Latar Belakang Salah satu output yang diharapkan dalam pembangunan nasional adalah membentuk sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas. Menurut Menteri Kesehatan (2000), SDM

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Samigaluh Kabupaten Kulon Progo. Desa Pagerharjo terletak antara 07 O LS

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Samigaluh Kabupaten Kulon Progo. Desa Pagerharjo terletak antara 07 O LS IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Desa Pagerharjo a. Keadaan fisik wilayah Desa Pagerharjo merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo. Desa Pagerharjo

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permalan mempunyai peranan penting dalam pengambilan keputusan, untuk perlunya dilakukan tindakan atau tidak, karena peramalan adalah prakiraan atau memprediksi peristiwa

Lebih terperinci