Please refer as: Nike Lestari, Suryadi, Bondan T. Sofyan, Pengaruh Kombinasi Penambahan 0.1 wt. % Ti dan Variasi 0.003, 0.018, dan wt.
|
|
- Sonny Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Please refer as: Nike Lestari, Suryadi, Bondan T. Sofyan, Pengaruh Kombinasi Penambahan 0.1 wt. % Ti dan Variasi 0.003, 0.018, dan wt. % Sr terhadap Karakteristik Paduan AC4B Hasil Low Pressure Die Casting, Prosiding Seminar Nasional Metalurgi dan Material IV, Untirta Cilegon, 1415 Juli 2010, pp
2 Scanned by CamScanner
3 Scanned by CamScanner
4 Scanned by CamScanner
5 PENGARUH KOMBINASI PENAMBAHAN 0.1 wt. % Ti DAN VARIASI 0.003, 0.018, DAN wt. % Sr TERHADAP KARAKTERISTIK PADUAN AC4B HASIL LOW PRESSURE DIE CASTING Nike Lestari, Suryadi, Bondan T. Sofyan *) Departemen Teknik Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Kampus UI Depok *) corresponding author: bondan@eng.ui.ac.id Abstrak Pengaruh kombinasi penambahan Ti dan Sr sebagai grain refiner dan modifier terhadap karakteristik paduan aluminium AC4B pada pembuatan cylinder head dengan proses Low Pressure Die Casting (LPDC) memberikan efek yang bervariasi dan signifikan. Untuk mengetahuinya dilakukan proses pengecoran dengan menggunakan metode LPDC pada 0.1 wt. % Ti dengan variabel penambahan Sr yaitu 0.003, 0.018, dan wt. % Sr untuk menghasilkan komponen cylinder head sebagai sampel uji kekerasan, pengamatan struktur mikro dan SEM. Sampel diambil pada bagian tebal dan tipis untuk mengetahui pengaruh dari kecepatan pembekuan. Pengujian tarik dilakukan dengan metode JIS Z2201, pengujian kekerasan dengan Rockwell B, pengujian fluiditas dengan metode spiral dan pengujian porositas dengan metode vakum. Pengamatan struktur mikro menggunakan mikroskop optik dan Scanning Electron Microscopy (SEM)/Energy Dispersive XRay Analysis (EDAX) untuk identifikasi fasa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penambahan Ti dan Sr meningkatkan kekerasan dan kekuatan tarik, nilai fluiditas, menurunkan nilai DAS serta meningkatkan derajat modifikasi. Secara keseluruhan nilai tersebut optimum pada 0.1 wt. % Ti dan wt. % Sr yaitu dengan nilai kekerasan HRB pada bagian tipis dan HRB pada bagian tebal. Nilai kekuatan tarik optimum pada MPa, nilai fluiditas pada 63.4 cm dan DAS pada 13.4 m di bagian tipis dan 27.2 di bagian tebal. Tingkat modifikasi optimum pada kelas E dengan struktur fibrous. Jumlah porositas meningkat linier seiring peningkatan komposisi Sr. Selanjutnya terjadi penurunan sifat mekanis pada wt. % Sr karena over modifikasi. Tidak ditemukannya interaksi antara Ti dan Sr dalam penelitian ini. Kata kunci : Penghalusan butir, modifikasi, titanium, stronsium, AC4B, LPDC Pendahuluan Penggunaan logam aluminium semakin meluas dan berkembang dalam berbagai bidang aplikasi, khususnya dalam industri manufaktur, karena berat jenisnya yang sepertiga berat jenis baja dan titik lebur yang rendah yakni 600 C. Paduan AC4B (AlSiCu) merupakan salah satu paduan tuang yang banyak dipakai untuk komponen cylinder head kendaraan bermotor roda dua, yang diproduksi melalui proses produksi Low Pressure Die Casting (LPDC). Masalah yang sering ditemui pada produk LPDC adalah cacat seperti bocor, shrinkage, misrun serta porositas. Sebagai salah satu upaya dalam mengatasi masalah ini adalah dengan penambahan unsur modifikasi (modifier) dan penghalus butir (grain refiner). Proses modifikasi akan merubah struktur silikon yang awalnya berbentuk pelat kasar berubah menjadi struktur fibrous halus sehingga meningkatkan nilai keuletan dan kekuatan (Haque et al, 1988). Sementara penghalus butir, umumnya berbasis AlTi, dipercaya dapat menurunkan ukuran lengan antar dendrit, yang menyebabkan peningkatan kekuatan dan penyeragaman solidifikasi logam cair. Untuk beberapa lama, penghalusan butir diasumsikan karena adanya partikel peritektik Al 3 Ti (I4/mmm, a=0.385 nm, c=0.429 nm) yang menjadi inti nukleasi heterogen (Zhang et al, 2005). Namun kemudian, beberapa peneliti sepakat dengan teorema
6 Faktor Penghambat Pertumbuhan (Growth Restriction Factor), dimana unsur terlarut tersegregasi pada antarmuka padatancairan, sehingga menghambat pertumbuhan padatan dan menyebabkan penghalusan butir (Spittle et al, 1995; Easton et al, 1999). Penelitian terdahulu umumnya memakai penghalus butir AlTi dalam bentuk paduan (master alloy), sementara di pasaran tersedia penghalus butir dalam bentuk serbuk yang lebih ekonomis. Penelitian ini mempelajari pengaruh penggabungan dari penghalus butir AlTi berbentuk serbuk dan unsur modifikasi AlSr berbentuk paduan, terhadap karakteristik dari paduan AC4B yang diproduksi melalui proses LPDC. Metode Penelitian Peleburan logam aluminium AC4B dilakukan di dapur peleburan reverberatory furnace pada temperatur proses C, dengan perbandingan ingot dan return scrap adalah 55:45. Setelah proses degassing menggunakan gas argon, logam cair dituangkan kedalam dapur penahan berkapasitas 500 kg. Penghalus butir serbuk (Coveral GR2815 ) dan unsur modifikasi dalam bentuk batangan Al10 Sr dimasukkan secara bersamaan ke dalam dapur penahan pada temperatur o C. Dilakukan pengadukan selama 20 detik menggunakan tabung peniup argon. Sebagian logam cair diambil untuk sampel pengujian tarik, pengujian komposisi kimia, pengujian porositas dan pengujian fluiditas menggunakan metode spiral. Injeksi dilakukan pada cetakan berbentuk cylinder head dengan temperatur cetakan atas o C dan cetakan bawah o C. Sampel pengujian kekerasan dan pengamatan struktur mikro diambil dari komponen cylinder head dari bagian yang tipis dan tebal (lihat Gambar 1). Pengamatan struktur mikro menggunakan mikroskop optik dan Scanning Electron Microscope, dengan preparasi standar menggunakan etsa Tucker (45 ml HCl + 15 ml HNO ml HF (48%) + 25 ml H 2 O). Pengujian kekerasan dilakukan menggunakan metode Rockwell B dengan diameter bola baja 1/16 inchi, beban sebesar 100 kg sesuai dengan ASTM E18, penjejakan dilakukan pada 5 titik berbeda. Perhitungan persentase porositas secara kuantitatif dilakukan berdasarkan ASTM E562 menggunakan grid dua dimensi, sementara pengujian tarik sesuai standar JIS Z2201. Gambar 1. Komponen cylinder head hasil LPDC dan posisi pengambilan sampel. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pengujian Komposisi Kimia AC4B AsCast Table 1 menunjukkan komposisi kimia aktual dari paduan aluminium AC4B ketika berada di dalam tungku tahan (holding furnace) sebelum proses Low Pressure Die Casting (LPDC). Komposisi kimia aktual dari paduan ini secara keseluruhan masih masuk dalam standar JIS yang dipergunakan oleh PT. AHM.
7 Tabel 1. Komposisi aktual (dalam wt. %) paduan aluminium AC4B pada holding furnace sebelum proses LPDC Unsur Si Cu Mg Zn Fe Mn Ni Ti Pb Sn Cr Sr Al Paduan AC4B wt.% Ti wt.% Sr Paduan AC4B wt.% Ti wt.% Sr Paduan AC4B wt.% Ti wt.% Sr Pengaruh Komposisi 0.1 wt. % Ti dan Variasi Sr Terhadap Kekerasan dan Kekuatan Tarik Paduan Aluminium AC4B Gambar 2 menunjukkan pengaruh penambahan Ti dan Sr pada kekerasan paduan AC4B. Terlihat bahwa pada komposisi Ti yang sama yaitu 0.1 wt. %, penambahan wt. % Sr meningkatkan kekerasan sebesar % dari HRB menjadi HRB pada bagian tipis. Sementara pada bagian tebal, besar peningkatan yang terjadi sebesar % dari HRB menjadi HRB. Penambahan wt. % Sr meningkatkan kekerasan 6.27 % dari HRB menjadi HRB pada bagian tipis dibandingkan dengan penambahan wt. % Sr. Pada bagian tebal besar peningkatan yang terjadi lebih rendah sebesar 5.49 % dari HRB menjadi HRB. Selanjutnya, pada komposisi wt. % Sr nilai kekerasan menurun sebesar 2.95 % dari HRB menjadi HRB pada bagian tipis dibandingkan dengan penambahan sebelumnya. Sementara pada bagian tebal, juga terjadi penurunan kekerasan sebesar 4.05 % dari HRB menjadi HRB. 0 wt. % Ti 0 wt.% Sr (tipis) 0 wt. % Ti 0 wt.% Sr (tebal) Gambar 2. Pengaruh komposisi 0.1 wt. % Ti dan variasi Sr terhadap kekerasan paduan aluminium AC4B dibandingkan dengan kekerasan pada kondisi tanpa penambahan Ti dan Sr. Pengaruh penambahan Ti dan Sr pada kekuatan tarik ditampilkan pada Gambar 3. Pada komposisi 0.1 wt. % Ti, penambahan wt. % Sr tidak meningkatkan nilai kekuatan secara signifikan. Namun penambahan wt. % Sr memberi peningkatan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 11.3 % dari MPa menjadi MPa, yang kemudian menurun lagi dengan dengan penambahan wt. % Sr. Namun secara keseluruhan sampel dengan penambahan Ti dan Sr memiliki kekuatan yang lebih tinggi daripada sampel tanpa penambahan Ti dan Sr.
8 Gambar 3. Pengaruh komposisi 0.1 wt. % Ti dan variasi Sr terhadap kekuatan tarik paduan aluminium AC4B dibandingkan dengan kekuatan tarik pada kondisi tanpa penambahan Ti dan Sr. Terlihat bahwa pada komposisi 0.1 wt. % Ti, penambahan wt. % Sr memberikan efek yang optimum pada kekuatan tarik. Dan apabila komposisi Sr kemudian ditingkatkan, maka kekuatan tariknya menurun. Fenomena ini sejalan dengan perubahan kekerasan yang terjadi seperti telah dijelaskan. Grain refiner yang digunakan membuat butir dari matriks paduan AC4B menjadi halus sehingga batas butirnya banyak. Serta dengan dilakukannya modifikasi, kristal silikon yang awalnya berupa pelat berubah menjadi struktur fibrous yang halus sehingga meningkatkan kekerasan (Asenio et al, 2006). Kedua efek tersebut menghasilkan struktur dengan nilai kekerasan yang lebih besar. Hal tersebut juga berdampak kepada kekuatan tariknya, terlihat bahwa kekuatan tarik meningkat hingga harga optimum pada penambahan wt. % Sr kemudian turun pada penambahan wt. % Sr. Komposisi ini masuk dalam kisaran efektif ( wt. % Sr) penambahan Sr pada literatur (Easton et al, 1999). Selanjutnya apabila kandungan Sr di tingkatkan lagi diluar kisaran efektif maka kekerasannya menurun. Penurunan kekerasan pada kandungan wt. % Sr kemungkinan disebabkan oleh berlebihnya kadar Sr yang mengakibatkan tingkat modifikasi meningkat dan efek penghalusan butir berkurang. Pengaruh Komposisi 0.1 wt. % Ti dan Variasi Sr Terhadap Kandungan Porositas Paduan Aluminium AC4B Foto makro yang menunjukkan porositas pada sampel terdapat pada Gambar 4. Pada sampel dengan komposisi 0.1 wt. % Ti dan wt. % Sr, porositas yang terjadi terpusat ditengah walaupun sudah lebih tersebar daripada sampel tanpa penambahan. Dengan peningkatan kandungan Sr pada wt. % Sr, persebaran porositas lebih menyebar pada seluruh bagian sampel. Sementara pada sampel dengan komposisi 0.1 wt. % Ti dan wt. % Sr, porositas yang ada menyebar pada seluruh bagian sampel. Foto makro tersebut kemudian dianalisis secara kuantitatif, yang hasilnya ditampilkan pada Tabel 2. Terlihat terjadinya peningkatan fraksi volum porositas akibat penambahan modifier Sr.
9 Gambar 4. Penampang potongan sampel uji porositas; (a) tanpa penambahan, (b) 0.1 wt. % Ti wt. % Sr, (c) 0.1 wt. % Ti wt. % Sr, (d) 0.1 wt. % Ti wt. % Sr. Tabel 2. Hasil penghitungan fraksi volume porositas dengan metode grid (ASTM E562) wt. % Ti wt. % Sr Fraksi volum porositas % Peningkatan porositas yang terjadi sebanding dengan peningkatan komposisi Sr dimana sampel dengan komposisi wt. % Sr memiliki kandungan porositas tertinggi. Pada beberapa penelitian juga menunjukan bahwa dengan penambahan Sr pada paduan aluminium silikon hipoeutektik meningkatkan jumlah porositas makro (meskipun tetap terdispersi merata) (Rao et al, 2005). Penambahan Sr menyebabkan turunnya tegangan permukaan aluminium cair sehingga membuat permukaan lebih encer dan juga terbentuknya lapisan SrO.Al 2 O 3 pada aluminium cair yang tidak bersifat protektif mengakibatkan gas hidrogen mudah masuk ke dalam aluminium cair (Liao et al, 2002).
10 Gambar 5. Perbandingan morfologi porositas mikro pada sampel fluiditas; (a) tanpa penambahan, (b) 0.1 wt. % Ti wt. % Sr, (c) 0.1 wt. % Ti wt. % Sr, (d) 0.1 wt. % Ti wt. % Sr. Morfologi porositas diobservasi secara rinci dan ditampilkan pada Gambar 5, terlihat adanya perubahan morfologi porositas mikro yang tadinya irregular (tidak beraturan) menjadi bulat dan irregular sebagian. Pada sampel tanpa penambahan mikro porositas yang terjadi berbentuk irregular. Setelah dilakukan kombinasi penambahan 0.1 wt. % Ti dan variasi Sr porositas berubah menjadi campuran dari irregular sebagian dan bulat. Pada paduan aluminium tanpa penambahan Sr porositas muncul pada bagian interdendritik sehingga pertumbuhan porositas dipengaruhi bentuk dendrit dan fasa eutektik. Hal tersebut membuat pertumbuhan sel eutektik memiliki daerah antarmuka solidliquid yang tidak beraturan sehingga porositas yang terbentuk mengikuti permukaan sel eutektik ini menjadi irregular dan bercabang. Sedangkan dengan penambahan Sr pertumbuhan porositas yang berbentuk bulat dimulai sebelum solidifikasi eutektik. Selanjutnya fasa eutektik akan tumbuh bukan pada bagian interdendritik dengan antarmuka solidliquid yang halus. Dengan begitu porositas tumbuh dengan mengikuti permukaan yang halus tersebut. Pengaruh Komposisi 0.1 wt. % Ti dan Variasi Sr Terhadap Karakteristik Fluiditas Paduan Aluminium AC4B Gambar 6 menunjukkan bahwa pada semua variabel penambahan Sr dengan komposisi Ti yang digunakan dalam penelitian ini dan fluiditas terbaik diperlihatkan pada level penambahan wt. % Sr. Stronsium berperan menurunkan tegangan permukaan dari aluminium cair yang menghasilkan karakteristik mampu alir yang lebih baik (Easton et al, 1999). Sementara itu, Ti menaikan temperatur nukleasi dan menjadi pembentuk inti pada pembekuan sehingga akan menurunkan karakteristik fluiditasnya. Namun, penelitian ini dilakukan pada komposisi Ti yang sama sehingga yang akan berperan lebih dalam menentukan nilai fluiditas adalah Sr. Seharusnya fluiditas makin meningkat seiring dengan jumlah penambahan Sr sesuai dengan literatur. Tetapi, pada penambahan wt. % Sr terjadi penurunan nilai fluiditas jika dibandingkan dengan penambahan wt. % Sr dan nilai fluiditasnya lebih rendah daripada penambahan Sr dalam jumlah yang sangat kecil yaitu wt. % Sr. Berdasarkan banyak penelitian diketahui bahwa kadar stronsium yang efektif
11 dalam memodifikasi paduan AlSi adalah antara wt. % Sr (Easton et al, 1999). Dari hasil penelitian ini ternyata pada komposisi 0.1 wt. % Ti, penambahan Sr diluar kadar tersebut akan mengurangi efektifitas dalam memperbaiki karakteristik fluiditas. Gambar 6. Perubahan komposisi 0.1 wt. % Ti dan variasi Sr terhadap karakteristik fluiditas paduan aluminium AC4B dibandingkan dengan tanpa penambahan Ti dan Sr. Perubahan Struktur Mikro Paduan Aluminium AC4B Setelah Penambahan 0.1 wt. % Ti dan Variasi Sr Gambar 7 menunjukkan perubahan DAS (Dendrite Arm Spacing) akibat penambahan Ti dan Sr. Pada bagian tipis, nilai DAS pada komposisi 0.1 wt. % Ti dengan penambahan wt. % Sr menurun dari 26.2 µm menjadi 18.6 µm. Pada penambahan wt. % Sr kembali menurunkan nilai DAS menjadi 13.4 µm. Namun, setelah penambahan wt. % Sr terjadi peningkatan nilai DAS menjadi 20 µm. Tendensi yang sama terjadi pada bagian yang tebal. Hal ini berkorelasi langsung dengan hasil pengujian tarik dan kekerasan (Gambar 2 dan 3). 0 wt. % Ti 0 wt.% Sr (tebal) 0 wt. % Ti 0 wt.% Sr (tipis) Gambar 7. Perubahan nilai DAS pada paduan aluminium AC4B setelah penambahan 0.1 wt. % Ti dan variasi Sr dibandingkan dengan tanpa penambahan Ti dan Sr
12 Sampel Tipis Sampel Tebal 0 wt. % Ti, 0 wt. % Sr 0 wt. % Ti, 0 wt. % Sr 0.1 wt.% Ti wt.% Sr 0.1 wt.% Ti wt.% Sr 0.1 wt.% Ti wt.% Sr 0.1 wt.% Ti wt.% Sr 0.1 wt.% Ti wt.% Sr 0.1 wt.% Ti wt.% Sr Gambar 8. Perubahan struktur mikro pada paduan aluminium AC4B setelah ditambahkan Ti dan Sr, (ab) tanpa penambahan, (cd) 0.1 wt. % Ti wt. % Sr, (ef) 0.1 wt. % Ti wt. % Sr, (gh) 0.1 wt. % Ti wt. % Sr yang memperlihatkan perubahan morfologi kristal silikon eutektik.
13 Gambar 8 memperlihatkan morfologi kristal silikon eutektik paduan aluminium AC4B setelah penambahan Ti dan Sr. Pada keadaan normal derajat modifikasinya adalah kelas A atau tidak termodifikasi. Sedangkan pada komposisi 0.1 wt. % Ti, derajat modifikasi pada penambahan wt. % Sr adalah kelas B dengan struktur lamelar. Penambahan wt. % Sr derajat modifikasinya adalah kelas E dengan struktur silikon fibrous.pada 025 wt. % Sr derajat modifikasinya dikategorikan kelas D struktur fibrous bercampur lamelar. Hal disebabkan oleh adanya kristal silikon yang berbentuk lamelar pada beberapa bagian. Seiring dengan penamban kadar Sr maka DAS yang didapat menjadi semakin rendah dan optimum pada level penambahan wt. % Sr. Sedangkan penambahan pada level wt. % Sr akan kembali menaikan nilai DAS yang artinya efek penghalusan butirnya berkurang. Secara keseluruhan terlihat bahwa nilai DAS menjadi lebih rendah setelah penambahan Ti dan Sr baik pada bagian tipis maupun bagian tebal. Serta dapat terlihat bahwa bagian tipis memiliki nilai DAS yang lebih rendah daripada bagian tebal. Peningkatan nilai DAS ini sesuai studi yang dilakukan A.K Prasada Rao dimana pada padua Al7Si diberikan kombinasi antara penambahan penghalus butir serta modifier (Rao et al, 2005). Dari hasil penelitian tersebut didapat bahwa dengan kombinasi penambahan tersebut nilai DAS yang diperoleh menjadi lebih rendah dibandingkan dengan penambahan penghalus butir saja atau modifikasi saja serta tanpa penambahan apapun Gambar 10. Struktur mikro (SEM) pada paduan aluminium AC4B setelah ditambahkan Ti dan Sr, (ab) 0.1 wt. % Ti wt. % Sr, (cd) 0.1 wt. % Ti wt. % Sr, (ef) 0.1 wt. % Ti wt. % Sr. Pengamatan Struktur Mikro Dengan SEM dan EDAX Seperti terlihat pada Gambar 10a pada sampel dengan komposisi 0.1 wt. % Ti dan wt. % Sr terdapat 3 titik identifikasi dengan EDAX yang hasilnya diperlihatkan Tabel 3 dimana ditemukan kandungan Ti pada titik nomor 1. Penemuan Ti ini penting karena Ti
14 berperan sebagai pembentuk inti selain berperan sebagai unsur terlarut yang tersegregasi sehingga menghalangi pertumbuhan butir. Melalui analiasa komposisi diketahui bahwa unsur Ti pada titik 1 terdapat pada fasa Al 2 Cu dan fasa kaya Al. Pada titik lainnya ditemukan fasa intermetalik antara lain fasa Al 15 (Fe,Mn) 3 Si 2, Al 2 Cu (Backerud et al, 1996) serta kemungkinan segregasi Si dan Fe (Johnsson, 1993). Namun, tidak ditemukan kandungan Sr pada komposisi ini. Hal ini kemungkinan disebabkan terlalu kecilnya persentase penambahan Sr sehingga Sr larut. Pada komposisi 0.1 wt. % Ti dan wt. % Sr ditemukan kandungan Ti pada titik nomor 1 (Gambar 10b). Selain unsur tadi juga diidentifikasi fasa intermetalik yang ada antara lain fasa Al 2 Cu, Al 15 (Fe,Mn) 3 Si 2 (Backerud et al, 1996) dan kemungkinan segregasi Si (Johnsson, 1993). Sr (wt. %) Tabel 3. Hasil analisis komposisi paduan aluminium AC4B pada Gambar 10; (a) komposisi 0.1 wt. % Ti wt. % Sr, (b) komposisi 0.1 wt. % Ti wt. % Sr, (c) komposisi 0.1 wt. % Ti wt. % Sr. No. Foto a b c 1 2 No. Titik Unsur (wt. %) Al Si Ti Sr Cu Fe Mn Elemen lain Warna Abuabu Abuabu Abuabu Abuabu Abuabu Abuabu Putih Abuabu Abuabu Putih Abuabu Abuabu Putih Fasa yang mungkin TiAl 3, Al 2 Cu, Al, segregasi Si Al 2 Cu Al 15 (Mn,Fe) 3 Si 2, Al, segregasi Fe TiAl 3, Al 2 Cu, AlSi AlSi Al 2 Cu, segregasi Si Al 2 Cu, Al, segregasi Si Al 15 (Mn,Fe) 3 Si 2 Al 2 Cu, segregasi Ti, Sr, Fe, Al 15 (Mn,Fe) 3 Si 2, Al 2 Cu, segregasi Sr Al 2 Cu, segregasi Ti, Sr, Fe AlSi, segregasi Ti, Sr, Fe Al 2 Cu, segregasi Si, Ti, Sr, Fe, Mn Sementara itu pada komposisi 0.1 wt. % Ti dan wt. % Sr hampir pada semua titik ditemukan kandungan Ti dan Sr. Kedua unsur ini ditemukan bersama dengan fasa intermetalik yang mengandung Al 2 Cu atau Al 15 (Fe,Mn) 3 Si 2 serta kemungkinan unsur Fe, Si, Mn yang mengalami segregasi terpisah. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa terjadi penurunan sifat mekanik pada paduan aluminium komposisi ini. Dimana dicurigai terjadinya interaksi antara Ti dan Sr. Bentuk interaksi yang dapat diamati adalah bentuk persenyawaan diantara unsur Ti dan Sr. Namun, apabila merujuk pada diagram fasa SrTi seperti ditunjukan Gambar 11 maka tidak mungkin terjadi persenyawaan antara Ti dan Sr pada kisaran temperatur penelitian ini. Gambar 11 Diagram fasa TiSr
15 Pada penelitian ini rentang temperatur aluminium cair dijaga pada 710 ± 10 C dan pada temperatur inilah penambahan Ti dan Sr dilakukan. Menurut diagram fasa TiSr kemungkinan terjadinya persenyawaan TiSr adalah pada temperatur diatas 769 C. Sehingga kemungkinan terbesar adalah Sr dan Ti mengalami segregasi terpisah. Ti dapat bersegregasi sendiri sebagai unsur terlarut dan/atau membentuk fasa TiAl 3 sebagai pembentuk inti. Sedangkan Sr dapat berikatan dengan Al dan Si membentuk senyawa Al 4 SrSi atau Al 2 Si 2 Sr yang menandakan terjadinya peristiwa overmodification (Gruzleski et al, 1990). Oleh karena itu dapat disimpulkan tidak ditemukan bentuk interaksi antara Ti dan Sr dalam penelitian ini. Kesimpulan 1) Kombinasi komposisi 0.1 wt. % Ti dan variasi Sr meningkatkan sifat mekanik, porositas, karakteristik fluiditas dan tingkat modifikasi serta menurunkan DAS (dendrite arm spacing). 2) Kekerasan optimum dicapai pada 0.1 wt.% Ti dan wt.% Sr yaitu sebesar HRB pada bagian tipis dan HRB bagian tebal. 3) Nilai kekuatan optimum dicapai pada 0.1 wt.% Ti dan wt.% Sr yaitu sebesar MPa sedangkan nilai elongasi optimum pada 0.1 wt.% Ti dan wt.% Sr sebesar 2.1 %. Namun, nilai elongasi yang didapat dalam penelitian ini dianggap tidak merepresentasikan keuletan paduan aluminium AC4B. 4) Pada komposisi 0.1 wt. % Ti, penambahan wt. % Sr meningkatkan nilai fluiditas sebesar 40.1 cm menjadi 59.0 cm. Penambahan Sr pada komposisi wt. % Sr meningkatkan nilai fluiditas dari 59.0 cm menjadi 63.4 cm dibandingkan dengan penambahan Sr sebelumnya. Sedangkan penambahan wt. % Sr menurunkan nilai fluiditas dari 63.4 cm menjadi 50.2 cm dibandingkan dengan penambahan wt. % Sr. 5) Kombinasi penambahan Ti dan Sr meningkatkan kuantitas dan kualitas porositas. Dimana peningkatan ini sebanding dengan peningkatan Sr yang ditambahkan. Selain itu dengan kombinasi penambahan Ti dan Sr, porositas lebih terdistribusi merata pada seluruh bagian benda cor dan memiliki bentuk yang bulat dan irregular sebagian. 6) Nilai DAS terendah dicapai pada komposisi 0.1 wt. % Ti dan wt. % Sr yaitu sebesar 13.4 µm pada bagian tipis dan 27.2 µm pada bagian tebal. 7) Pada komposisi 0.1 wt. % Ti, derajat modifikasi pada penambahan wt. % Sr adalah kelas B dengan struktur lamelar. Penambahan wt. % Sr derajat modifikasinya adalah kelas E dengan struktur silikon fibrous.pada 025 wt. % Sr derajat modifikasinya dikategorikan kelas D struktur fibrous bercampur lamelar. 8) Penggabungan proses modifikasi dan penghalusan butir akan menghasilkan struktur kristal yang termodifikasi menjadi struktur fibrous dan dendrit yang halus dengan hasil optimum pada 0.1 wt. % Ti dan wt. % Sr serta terjadi peristiwa overmodifikasi pada level wt. % Sr. Ucapan Terima Kasih Penelitian ini dibiayai melalui skema Hibah Kompetitif Strategis Nasional Universitas Indonesia Ucapan terima kasih kepada PT. Astra Honda Motor yang telah menyediakan dapur LPDC. Referensi Asenio, Juan. Lozano. Beatriz, Suarez.Pena. Effect of Addition of Refiners and/or Modifiers on the Microstructure of Die Cast Al12Si Alloys. Scripta Materialia 2006, 54, Backerud, Lennart et al Foundry Alloy Volume 2: Solidification of Aluminum Alloy. Sweden: Department of Structural Chemistry University of Stockholm. Easton, Mark & St. John, David. Grain Refinement of Aluminum Alloys: Part I. The Nucleant and Solute Paradigms A Review of the Literature. Australia: University of Queensland. Met Mat Trans A 1999; 30A:
16 Gruzleski, John E, Closset, Bernard M The Treatment of Liquid Aluminum Silicon Alloys. Illinois: American Foundrymen s Society Inc. Haque M.M., Maleque, M.A. Effect of process variables on structure and properties of aluminumsilicon piston alloy. Journal of Material Processing Technology , Johnsson, M Ph.D Thesis, Stockholm: Stockholm University. Liao, H., Y.Sun.Correlation between mechanical properties and amount of dendritic alphaal phase in ascast neareutectic Al1.6% Si alloys modified with stronsium. Journal of Material Science 2002, Vol. 37,pp Rao, A. K. Prasada et al. Improvement in tensile strength and load bearing capacity during dry wear pf Al7Si alloy by combined grain refiner and modification. Journal of Material Science and Engineering 2005 A 395. Spittle, J.A, Sadli, S, Effect of alloy variables on grain refinement of binary aluminumalloys with Al Ti B. Mater Sci Tech 1995; 11: Zhang, M. X, P.M. Kelly, M.A. Easton, J.A. Taylor. Crystallographic study of grain refinement in aluminum alloys using the edgetoedge matching model. Acta Materialia 2005; 53:
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Pemudaran Penghalus Butir Fluks 0,019 wt.% Ti Pada Paduan AC4B Hasil Low Pressure Die Casting Dwi Rahmalina, Bondan T. Sofyan *) Departemen Teknik Metalurgi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1 FENOMENA FADING PADA KOMPOSISI PADUAN AC4B Pengujian komposisi dilakukan pada paduan AC4B tanpa penambahan Ti, dengan penambahan Ti di awal, dan dengan penambahan
Lebih terperinciScanned by CamScanner
Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Penambahan Penghalus Butir 0.0505 wt. % dan 0.072 wt. % Ti Berbentuk Fluks pada Paduan AC4B Hasil Low Pressure Die Casting Bondan T. Sofyan *), Daniel J. Kharistal,
Lebih terperinciPlease refer as: M. Fani Indarto dan Bondan T. Sofyan, Pengaruh Temperatur dan Waktu Tahan Perlakuan Pelarutan Terhadap Pengerasan Penuaan Paduan
Please refer as: M. Fani Indarto dan Bondan T. Sofyan, Pengaruh Temperatur dan Waktu Tahan Perlakuan Pelarutan Terhadap Pengerasan Penuaan Paduan AC4B dengan Kandungan 0.078 wt % Ti dan 0.02 wt.% Sr, Prosiding
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. 1. ANALISA KOMPOSISI KIMIA ALUMINIUM AC4B DENGAN PENAMBAHAN 0.019 wt % Ti DAN 0.029 wt %Ti Pengambilan data uji komposisi ini dilakukan dengan alat spektrometer
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. PENGARUH PENAMBAHAN TITANIUM TERHADAP KARAKTERISTIK PADUAN ALUMINIUM AC4B 4.1.1. Analisa Komposisi Kimia Hasil Pengecoran Hasil pengujian komposisi paduan AC4B
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian. 32 3.2 Peralatan dan Bahan 3.2.1 Peralatan Adapun peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.
Lebih terperinciPlease refer as: Mashudi Darta, Bondan T. Sofyan, Pengaruh Kombinasi Komposisi 0.02 wt. % Sr dan 0.055, 0.078, dan wt.% Ti terhadap Ketahanan
Please refer as: Mashudi Darta, Bondan T. Sofyan, Pengaruh Kombinasi Komposisi 0.02 wt. % Sr dan 0.055, 0.078, dan 0.087 wt.% Ti terhadap Ketahanan Aus Paduan Aluminium AC4B, Prosiding Seminar Nasional
Lebih terperinciBAB III PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR. Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian 24 3.2. PERALATAN DAN BAHAN 3.2.1. Peralatan Adapun penelitian ini menggunakan peralatan: 1. Dapur peleburan
Lebih terperinciPERANAN MODIFIER STRONTIUM TERHADAP FLUIDITAS DAN PERUBAHAN MORFOLOGI STRUKTUR SILIKON PADA MASTER ALLOY Al-7%Si DAN Al-11%Si
J. Sains MIPA, Edisi Khusus Tahun 2007, Vol. 13, No. 3, Hal.: 175-180 ISSN 1978-1873 ABSTRACT PERANAN MODIFIER STRONTIUM TERHADAP FLUIDITAS DAN PERUBAHAN MORFOLOGI STRUKTUR SILIKON PADA MASTER ALLOY Al-7%Si
Lebih terperinciVARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK
VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK Bambang Suharnadi Program Diploma Teknik Mesin Sekolah Vokasi UGM suharnadi@ugm.ac.id Nugroho Santoso Program
Lebih terperinciPENGARUH UNSUR Mn PADA PADUAN Al-12wt%Si TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK LAPISAN INTERMETALIK PADA FENOMENA DIE SOLDERING SKRIPSI
PENGARUH UNSUR Mn PADA PADUAN Al-12wt%Si TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK LAPISAN INTERMETALIK PADA FENOMENA DIE SOLDERING SKRIPSI Oleh DEDI IRAWAN 04 04 04 01 86 DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini menggunakan 2 macam sampel paduan alumunium silikon dengan kadar penambahan Fe yang berbeda-beda. Yang pertama adalah sampel paduan alumunium
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI AAXXX.X
BAB II DASAR TEORI II.1 PADUAN ALUMINIUM TUANG Lebih dari 100 komposisi paduan aluminium telah terdaftar pada Aluminum Association, dan lebih dari 300 jenis paduan aluminium telah digunakan di seluruh
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan, Pembuatan, dan Validasi Alat Uji Fluiditas Metode Vakum 4.1.1 Perancangan dan Pembuatan Alat Uji Fluiditas Perancangan dan pembuatan alat uji fluiditas metode
Lebih terperinciScanned by CamScanner
Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Respon Laku Panas Paduan Aluminium AC4B dengan Penambahan 0,0 % berat Sr melalui Proses Low Pressure Die Casting (Bondan T. Sofyan) Akreditasi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Peleburan AC4B GBF. Holding Furnace LPDC. Inject: 0 jam 1 jam 2 jam 3 jam 4 jam. Chipping Cutting Blasting
32 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Mulai Peleburan AC4B GBF Penambahan AlTiB Rod - 0.05 wt. % Ti - 0.08 wt. % Ti - 0.1 wt. % Ti Holding Furnace LPDC Uji Komposisi Uji K-mold Uji
Lebih terperinciScanned by CamScanner
Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner RESPONS LAKU PENUAAN PADUAN Al-9Si-2Cu DENGAN PENAMBAHAN PENGHALUS BUTIR Al-Ti SERBUK 0,027 wt. % TITANIUM Bondan T. Sofyan *) dan Jati Kusumawardani Departemen
Lebih terperinciPEMBENTUKAN FASA INTERMETALIK α-al 8 Fe 2 Si DAN β-al 5 FeSi PADA PADUAN Al-7wt%Si DENGAN PENAMBAHAN UNSUR BESI DAN STRONSIUM SKRIPSI
PEMBENTUKAN FASA INTERMETALIK α-al 8 Fe 2 Si DAN β-al 5 FeSi PADA PADUAN Al-7wt%Si DENGAN PENAMBAHAN UNSUR BESI DAN STRONSIUM SKRIPSI Oleh ALI DARMAWAN 04 04 04 006 2 SKRIPSI INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan bahan dasar velg racing sepeda motor bekas kemudian velg tersebut diremelting dan diberikan penambahan Si sebesar 2%,4%,6%, dan 8%. Pengujian yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR Gambar 3.1. Diagram alir proses penelitian 23 3.2 PERALATAN DAN BAHAN 3.2.1 Peralatan Adapun penelitian ini menggunakan peralatan: 1. Dapur reverberatory
Lebih terperinciANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM
ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM SUHADA AMIR MUKMININ 123030037 Pembimbing : IR. BUKTI TARIGAN.MT IR. ENDANG ACHDI.MT Latar Belakang CACAT CACAT PENGECORAN Mempelajari
Lebih terperinciHASIL PENGUJIAN KOMPOSISI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PENGUJIAN KOMPOSISI KIMIA Hasil pengujian komposisi kimia material AC8H yang digunakan untuk pembuatan piston setelah ditambahkan modifier stronsium maupun phospor
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Penambahan Sr atau TiB Terhadap SDAS, Sifat Mekanis dan Fluiditas Pada Paduan Al-6%Si
Analisa Pengaruh Penambahan Sr atau TiB Terhadap SDAS, Sifat Mekanis dan Fluiditas Pada Paduan Al-6%Si Suherman Program Studi Teknik Mesin, Politeknik Tanjungbalai e-mail: herman_me_itm@yahoo.com Abstrak
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR Penambahan penghalus butir titanium Karakterisasi: Uji komposisi Uji kekerasan Karakterisasi: Uji kekerasan Mikrostruktur (OM) Penuaan (T4 dan T6) T = 28
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Proses peleburan paduan aluminium AC4B Proses Pengecoran Penambahan penghalus butir 0 wt % Ti, 0.019 wt % Ti dan 0.029 wt % Ti - Sampel Cylinder
Lebih terperinciPENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH
C.6 PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH Agus Dwi Iskandar *1, Suyitno 1, Muhamad 2 1 Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB II STUDI LITERATUR
BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Paduan Aluminium Tuang Paduan aluminium tuang merupakan paduan tuang yang relatif lebih banyak digunakan dibandingkan jenis paduan tuang material lainnya. Aluminium dapat digunakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 38 3.2. ALAT DAN BAHAN 3.2.1 Alat Gambar 3.2 Skema Peralatan Penelitian Die Soldering 3.2.2 Bahan Bahan utama
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR PENELITIAN Studi Literatur Pembuatan Master Alloy Peleburan ingot AlSi 12% + Mn Pemotongan Sampel H13 Pengampelasan sampel Grit 100 s/d 1500 Sampel H13 siap
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL DAN ANALISA KOMPOSISI KIMIA 4.1.1 Komposisi Kimia Material AC8H Pengujian komposisi kimia dari material AC8H yang digunakan untuk pembuatan piston dengan
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENIUPAN PADA METODA DEGASSING JENIS LANCE PIPE, DAN POROUS PLUG TERHADAP KUALITAS CORAN PADUAN ALUMINIUM A356.
STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENIUPAN PADA METODA DEGASSING JENIS LANCE PIPE, DAN POROUS PLUG TERHADAP KUALITAS CORAN PADUAN ALUMINIUM A356.0 Hari Subiyanto 1), Subowo 2), Gathot D.W 3), Syamsul Hadi
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH TEMPERATUR DAN GETARAN MEKANIK VERTIKAL TERHADAP PEMBENTUKAN SEGREGASI MAKRO PADA PADUAN EUTEKTIK Sn Bi
STUDI PENGARUH TEMPERATUR DAN GETARAN MEKANIK VERTIKAL TERHADAP PEMBENTUKAN SEGREGASI MAKRO PADA PADUAN EUTEKTIK Sn Bi Zaneta Zhafirah, Yeni Muriani Zulaida, ST., MT., Anistasia Milandia, ST., MT. Jurusan
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN
Laporan Tugas Akhir PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN Nama Mahasiswa : I Made Pasek Kimiartha NRP
Lebih terperinciBAB II STUDI LITERATUR
BAB II STUDI LITERATUR 2.1. KARAKTERISTIK LOGAM ALUMINIUM Aluminium adalah logam yang mudah dipadukan dengan logam lain, dan saat ini lebih dari 300 jenis komposisi paduan aluminium telah dibuat untuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN IV.1 PENGUJIAN AWAL PADA GARDAN IV.1.1 PENGUJIAN KOMPOSISI Pengujian komposisi diperlukan untuk mengetahui komposisi unsur, termasuk unsur-unsur paduan yang terkandung dalam material
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 DIAGRAM ALIR BAB III METODOLOGI PENELITIAN STUDI LITERATUR ALUMINIUM AC8H PROSES PELEBURAN PROSES GBF PENGUJIAN KOMPOSISI KIMIA PENAMBAHAN Sr (LADLE TREATMENT) PENAMBAHAN PHOSPOR (LADLE TREATMENT)
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
28 28 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR PENELITIAN Mulai Penambahan Al- 5Ti-1B dengan 0.081 dan 0.115 wt. % Ti Peleburan AC4B GBF Holding Furnace Uji Komposisi LPDC Sampel Tarik: Uji Tarik Inject:
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si
Pengaruh Temperatur Tuang dan Kandungan Silicon Terhadap Nilai Kekerasan Paduan Al-Si (Bahtiar & Leo Soemardji) PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si Bahtiar
Lebih terperinciPerbaikan Sifat Mekanik Paduan Aluminium (A356.0) dengan Menambahkan TiC
Perbaikan Sifat Mekanik Paduan Aluminium (A356.0) dengan Menambahkan TiC Suhariyanto Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Telp. (031) 5922942, Fax.(031) 5932625, E-mail : d3mits@rad.net.id
Lebih terperinciANALISA STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM HASIL PENGECORAN CETAKAN PASIR
ANALISA STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM HASIL PENGECORAN CETAKAN PASIR Abdul HayMukhsin 1), Muhammad Syahid, Rustan Tarakka 1*) 1) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin,
Lebih terperinciPENGARUH TEKANAN, TEMPERATUR DIE PADA PROSES SQUEEZE CASTING TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PISTON BERBASIS MATERIAL BEKAS
PENGARUH TEKANAN, TEMPERATUR DIE PADA PROSES SQUEEZE CASTING TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PISTON BERBASIS MATERIAL BEKAS Fuad Abdillah *) Abstrak Squeeze casting sering juga disebut dengan liquid
Lebih terperinciPENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12
C.10. Pengaruh tekanan injeksi pada pengecoran cetak tekanan tinggi (Sri Harmanto) PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12 Sri Harmanto Jurusan
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN Sr ATAU TiB TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN FLUIDITAS PADA PADUAN Al-6%Si-0,7%Fe
PENGRUH PENMHN Sr TU Ti TERHDP STRUKTUR MIKRO DN FLUIDITS PD PDUN -6%-0,7%Fe Suherman Jurusan Teknik Mesin, Kampus Politeknik Tanjungbalai. Jl. Sudirman No. 9 Kodya Tj balai Email: Herman_me_itm@yahoo.com
Lebih terperinciANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR
ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR Masyrukan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta JL. A.Yani Tromol Pos I Pabelan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PADUAN ALUMINIUM AC4B 2.1.1 Aluminium Sebagai Penyusun Paduan Aluminium AC4B Aluminium adalah logam utama yang menyusun paduan aluminium AC4B. Aluminium murni berwarna keputih-putihan
Lebih terperinciPengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si
Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si Fuad Abdillah*) Dosen PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Waktu penahanan pada temperatur
Lebih terperinciPENAMBAHAN AlTiB SEBAGAI PENGHALUS BUTIR PADA PROSES RAPID SOLIDIFICATION ALUMINIUM
PENAMBAHAN AlTiB SEBAGAI PENGHALUS BUTIR PADA PROSES RAPID SOLIDIFICATION ALUMINIUM Galih Senopati* dan Saefudin Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Kawasan Puspiptek Serpong Gd.470, Tangerang
Lebih terperinciPERBANDINGAN KARAKTERISTIK MEKANIS DAN KOMPOSISI KIMIA ALUMUNIUM HASIL PEMANFAATAN RETURN SCRAP
PERBANDINGAN KARAKTERISTIK MEKANIS DAN KOMPOSISI KIMIA ALUMUNIUM HASIL PEMANFAATAN RETURN SCRAP Koos Sardjono, Eri Diniardi, Piki Noviadi Jurusan Mesin, Universitas Muhammadiyah Jakarta Abstrak. Dalam
Lebih terperinciPengaruh Tekanan, Temperatur Die Pada Proses Squeeze Casting Terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Pada Material Piston Berbasis Material Piston Bekas
Pengaruh Tekanan, Temperatur Die Pada Proses Squeeze Casting Terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Pada Material Piston Berbasis Material Piston Bekas Fuad Abdillah Dosen PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN UNSUR MANGAN PADA PADUAN ALUMINIUM 7wt% SILIKON TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK LAPISAN INTERMETALIK PADA FENOMENA DIE SOLDERING
PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR MANGAN PADA PADUAN ALUMINIUM 7wt% SILIKON TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK LAPISAN INTERMETALIK PADA FENOMENA DIE SOLDERING SKRIPSI Oleh MOHAMMAD KAMILUDDIN 04 04 04 05 26 DEPARTEMEN
Lebih terperinciMomentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN
Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal. 12-19 ISSN 0216-7395 ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN TITANIUM (Ti) TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADA PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM DAUR ULANG BERBAHAN ALUMINIUM
Lebih terperinciANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12
D.20. Analisa Pengaruh Pengecoran Ulang terhadap Sifat Mekanik... (Samsudi Raharjo) ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12 Samsudi Raharjo, Fuad Abdillah dan Yugohindra
Lebih terperinciKARAKTERISASI SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM AA.319-T6 AKIBAT PENGARUH VARIASI TEMPERATUR AGING PADA PROSES PRECIPITATION HARDENING
SIDANG TUGAS AKHIR KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM AA.319-T6 AKIBAT PENGARUH VARIASI TEMPERATUR AGING PADA PROSES PRECIPITATION HARDENING Oleh: Niska Alistikha (2707 100 002) Dosen Pembimbing
Lebih terperinci2.2 Sistem Penamaan Aluminium dan Paduannya
5 2.1 Aluminium Secara Umum BAB II TINJAUAN PUSTAKA Aluminium pertama kali ditemukan sebagai suatu unsur pada tahun 1809 oleh Sir Humphrey Davy. Beberapa tahun sesudahnya, yaitu pada tahun 1886 secara
Lebih terperinciANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA
ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA Ahmad Haryono 1*, Kurniawan Joko Nugroho 2* 1 dan 2 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Pratama Mulia Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemakaian aluminium dalam dunia industri yang semakin tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus ditingkatkan. Aluminium dalam bentuk
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS
Pengaruh Penambahan Mg Terhadap Sifat Kekerasan dan... ( Mugiono) PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS
Lebih terperinciPengaruh Variasi Komposisi Kimia dan Kecepatan Kemiringan Cetakan Tilt Casting Terhadap Kerentanan Hot Tearing Paduan Al-Si-Cu
Pengaruh Variasi Komposisi Kimia dan Kecepatan Kemiringan Cetakan Tilt Casting Terhadap Kerentanan Hot Tearing Paduan Cu Bambang Tjiroso 1, Agus Dwi Iskandar 2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR PENELITIAN Pada penelitian mengenai identifikasi intermetalik ini, master alloy Al- 7%Si yang digunakan adalah hasil pengecoran di PT. AAA. Untuk memastikan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PENGECORAN LOST FOAM PADA BESI COR KELABU DENGAN VARIASI KETEBALAN BENDA
KARAKTERISTIK PENGECORAN LOST FOAM PADA BESI COR KELABU DENGAN VARIASI KETEBALAN BENDA Sutiyoko dan Suyitno Jurusan Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik UGM Jl.Grafika No.2 Yogyakarta e-mail: yoko_styk@yahoo.com
Lebih terperinciPengaruh Tekanan dan Temperatur Die Proses Squeeze Casting Terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Pada Material Piston Komersial Lokal
Pengaruh Tekanan dan Temperatur Die Proses Squeeze Casting Terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Pada Material Piston Komersial Lokal Duskiardi Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin -
Lebih terperinciGenerated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. BAB 2 DASAR TEORI
BAB 2 DASAR TEORI 2.1 ALUMINIUM Sejak reduksi elektrolitik alumina ditemukan secara terpisah oleh Charles Hall dari Ohio dan Pault Heroult dari Perancis, yang selanjutnya dikenal dengan proses Hall-Heroult,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.1. Tempat penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta 3.1.2. Alat dan bahan 3.2.1 Alat Alat yang dipergunakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian adalah cara yang dipakai dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga mendapatkan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis dan ilmiah. Adapun
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN MODIFIER STRONSIUM TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIS PADUAN AC8H HIPEREUTEKTIK SKRIPSI
PENGARUH PENAMBAHAN MODIFIER STRONSIUM TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIS PADUAN AC8H HIPEREUTEKTIK SKRIPSI Oleh FACHRUL AMRI 04 04 04 026 7 DEPARTEMEN TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciTUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN
TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN Disusun Oleh Nama Anggota : Rahmad Trio Rifaldo (061530202139) Tris Pankini (061530200826) M Fikri Pangidoan Harahap (061530200820) Kelas : 3ME Dosen
Lebih terperinciMomentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN
Momentum, Vol. 0, No., Oktober 04, Hal. 55-6 ISSN 06-795 ANALISA PENGARUH VARIASI TEMPERATUR CETAKAN PADA SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN PADUAN ALUMINIUM SILIKON (Al-Si) DAUR ULANG DENGAN PENAMBAHAN UNSUR
Lebih terperinciKekuatan Tarik Dan Porositas Silinder Al-Mg-Si Hasil Die Casting Dengan Variasi Tekanan
Kekuatan Tarik Dan Porositas Silinder Al-Mg-Si Hasil Die Casting Dengan Variasi Tekanan Yudy Surya Irawan, Tjuk Oerbandono, Dian Fitria Agus Aristiyono, Pratikto Laboratorium Pengecoran Logam, Jurusan
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KETEBALAN BENDA TERHADAP KEKERASAN BESI COR KELABU DENGAN PENGECORAN LOST FOAM
PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KETEBALAN BENDA TERHADAP KEKERASAN BESI COR KELABU DENGAN PENGECORAN LOST FOAM PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KETEBALAN BENDA TERHADAP KEKERASAN BESI COR KELABU DENGAN PENGECORAN
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KETEBALAN BENDA TERHADAP KEKERASAN BESI COR KELABU DENGAN PENGECORAN LOST FOAM
PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KETEBALAN BENDA TERHADAP KEKERASAN BESI COR KELABU DENGAN PENGECORAN LOST FOAM Sutiyoko *1), Suyitno 2) 1) Jurusan Teknik Pengecoran Logam Politeknik Manufaktur Ceper Batur,
Lebih terperinciJurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :
PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN PADUAN AL-SI (SERI 4032) TERHADAP HASIL PENGECORAN Ir. Drs Budiyanto Dosen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAK Proses produksi
Lebih terperinciPengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro
PENGARUH TEMPERATUR BAHAN TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADA PROSES SEMI SOLID CASTING PADUAN ALUMINIUM DAUR ULANG M. Chambali, H. Purwanto, S. M. B. Respati Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciANALISIS HASIL PENGECORAN MATERIAL KUNINGAN
ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL KUNINGAN Bravian Alifin Rezanto 123030041 Pembimbing : IR. BUKTI TARIGAN, MT IR. ENDANG ACHDI, MT Latar Belakang Tujuan 1. Untuk mempelajari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Peralatan yang digunakan pada penelitian ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama mencakup peralatan pembuatan paduan Al-Si dengan penambahan
Lebih terperinciPENGARUH DEOKSIDASI ALUMINIUM TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA MATERIAL SCH 22 Yusup zaelani (1) (1) Mahasiswa Teknik Pengecoran Logam
PENGARUH DEOKSIDASI ALUMINIUM TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA MATERIAL SCH 22 Yusup zaelani (1) (1) Mahasiswa Teknik Pengecoran Logam ABSTRAK Porositas merupakan salah satu jenis cacat coran yang sering terjadi
Lebih terperinciPENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING
PENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING Kafi Kalam 1, Ika Kartika 2, Alfirano 3 [1,3] Teknik Metalurgi
Lebih terperinciANALISA DESAIN GATING SYSTEM SUDU TURBIN RADIAL INFLOW PADUAN AL-7SI-4MG-0.38CU PADA PROSES INVESTMENT CASTING
ANALISA DESAIN GATING SYSTEM SUDU TURBIN RADIAL INFLOW PADUAN AL-7SI-4MG-0.38CU PADA PROSES INVESTMENT CASTING Bayu Adam (1), Bondan T. Sofyan (1)*, Singgih Giri Basuki (1), Muhammad Syahid (1,2) (1)Departemen
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE
PENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE Darmanto *, Sri Mulyo Bondan Respati, Helmy Purwanto Program Studi Teknik Mesin
Lebih terperinciJl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak. Abstract
PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL CHASSIS BERBAHAN DASAR LIMBAH ALUMINIUM HASIL PENGECORAN HPDC YANG DISERTAI PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT) *Pandhu Madyantoro
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian
BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian Spesimen Dalam melakukan penelitian uji dilaboratorium bahan teknik Universitas Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan selama penelitian agar dapat tercapai hasil serta kesimpulan yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Lebih terperinciMomentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn
Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal. 41-48 ISSN 0216-7395, e-issn 2406-9329 ANALISIS PENGARUH VARIASI TEKANAN PADA PENGECORAN SQUEEZE TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PRODUK SEPATU KAMPAS REM
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISTIK BAHAN Tabel 4.1 Perbandingan karakteristik bahan. BAHAN FASA BENTUK PARTIKEL UKURAN GAMBAR SEM Tembaga padat dendritic
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil-hasil pengujian yang telah dilakukan pada material hasil proses pembuatan komposit matrik logam dengan metode semisolid dan pembahasannya disampaikan pada bab ini. 4.1
Lebih terperinciPEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03
PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER NAMA : BUDI RIYONO NPM : 21410473 KELAS : 4ic03 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini perkembangan dunia otomotif sangat berkembang dengan pesat, begitu juga halnya dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Pengaruh titanium..., Caing, FMIPA UI., 2009.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi kemasan kaleng, khususnya kaleng dua bagian yang terbuat dari aluminium (two-piece aluminum can) bergerak sangat pesat, baik dari segi teknologi mesin,
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN
BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian 3.1.1 Perancangan dan Pembuatan Alat Uji Fluiditas Metode Vakum Salah satu sifat yang diinginkan pada paduan aluminium adalah kemampuannya untuk mengisi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Logam aluminium sangat berperan penting dalam berbagai bidang aplikasi karena memiliki sifat-sifat yang unggul. Sifat-sifat tersebut membuat aluminium menjadi logam yang sangat sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meskipun pada kondisi krisis ekonomi global dewasa ini diprediksi akan terjadi penurunan penjualan otomotif, perkembangan industri otomotif sekarang ini
Lebih terperinciBESI COR. 4.1 Struktur besi cor
BESI COR Pendahuluan Besi cor adalah bahan yang sangat penting dan dipergunakan sebagai bahan coran lebih dari 80%. Besi cor merupakan paduan besi dan karbon dengan kadar 2 %s/d 4,1% dan sejumlah kecil
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN TEMPERATUR CETAKAN PADA HIGH PRESSURE DIE CASTING (HPDC) BERBENTUK PISTON PADUAN ALUMINIUM- SILIKON
PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN TEMPERATUR CETAKAN PADA HIGH PRESSURE DIE CASTING (HPDC) BERBENTUK PISTON PADUAN ALUMINIUM- SILIKON Budi Harjanto dan Suyitno Casting and Solidification TechnologyGroup Laboratorium
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM
ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM Indreswari Suroso 1) 1) Program Studi Aeronautika, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan, Yogyakarta
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Paduan Aluminium Tuang Logam aluminium sangat berperan penting dalam berbagai bidang aplikasi karena memiliki sifat-sifat yang unggul. Sifat-sifat tersebut membuat aluminium
Lebih terperinciPengaruh Modulus Cor Riser Terhadap Cacat Penyusutan Pada Produk Paduan Al-Si
Pengaruh Modulus Cor Riser Terhadap Cacat Penyusutan Pada Produk Paduan Al-Si (Soejono Tjitro, et al.) Pengaruh Modulus Cor Riser Terhadap Cacat Penyusutan Pada Produk Paduan Al-Si Soejono Tjitro Dosen
Lebih terperinciSTUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg
STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg Rusnoto Program Studi Teknik Mesin Unversitas Pancasakti Tegal E-mail: rusnoto74@gmail.com Abstrak Piston merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PENGARUH PENAMBAHAN MANGAN TERHADAP SIFAT FISIK LAPISAN INTERMETALIK Dalam sub bab ini akan dibahas pengaruh penambahan mangan terhadap sifat fisik dari lapisan intermetalik
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengecoran Hasil penelitian tentang pembuatan poros berulir (Screw) berbahan dasar 30% Aluminium bekas dan 70% piston bekas dengan penambahan unsur 2,5% TiB. Pembuatan
Lebih terperinciISSN hal
Vokasi Volume IX, Nomor 2, Juli 2013 ISSN 193 9085 hal 134-140 PENGARUH KECEPATAN PUTAR DAN PENAMBAHAN INOKULAN AL-TiB PADA CENTRIFUGAL CASTING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADUAN ALUMINIUM COR A35
Lebih terperinciScanned by CamScanner
Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Pengembangan Paduan Aluminium AA 319 (Al-Si-Cu) Dengan Penambahan 3 wt.% Zn : Pengamatan Pada Kondisi Coran dan Setelah Perlakuan Panas Bondan T. Sofyan Departemen
Lebih terperinci