1 * 22 V2. Simulasi Load Flow Analysis ETAP 12

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1 * 22 V2. Simulasi Load Flow Analysis ETAP 12"

Transkripsi

1 Simulasi Load Flow Analysis ETAP DASAR TEORI Dalam studi analisa aliran daya didapat beberapa kegunaan antara lain : Untuk mengetahui setiap tegangan pada sinyal yang ada dalam sistem Untuk mengetahui semua peralatan, apakah memenuhi batas yang ditentukan untuk menyalurkan daya yang diinginkan Untuk mengetahui kondisi mula pada perencanaan sistem yang baru Pada hubung singkat, stabilitas pembebanan ekonomis Daya listrik akan selalu mengalir ke beban, karenanya dalam hal ini aliran dayanya juga merupakan aliran beban. Pada dasarnya beban dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu beban statis dan beban dinamis. Pada setiap simpul atau bus sistem terdapat empat parameter atau besaran yaitu : Daya nyata (aktif) Daya semu (reaktif) Tegangan Sudut fasa Dalam menganalisa aliran daya dihitung : Tegangan tiap bus Aliran daya di tiap saluran Aliran daya pada saluran i-j ditentukan sebagai berikut : S ij =V i T ij * V i Vs Sij Vi Zij dimana Zij adalah impedansi saluran ij. Dalam analisa sistem tenaga (aliran daya) ada 3 klasifikaasi bus yaitu: 1. Load bus (PQ bus) cirinya adalah terhubung dengan beban PQ dari beban diketahui dan tetap yang dihitung adalah (V) dan sudut fasa.. Swing/slack bus (P dan V bus). Bus terhubung dengan generator P dan V tetap (diketahui, sudut fasa besarnya nol. Daya yang dihitung adalah daya aktif dan reaktif. Berfungsi untuk mencatu rugi-rugi daya dari beban yang tidak dapat dicatu dari generator lain. 3. Generator bus, adalah bus yang terhubung dengan generator P dan V diketahui dan tetap yang dihitung adalah daya aktif dan sudut fasa dari generator. Untuk menghitung aliran daya ada banyak metode yang digunakan antara lain : Metode Gauss Seidel Metode Newton Raphson A. Metode Gauss Seidel Perhitungan analisa aliran daya memiliki keuntungan: Perhitungan dan pemrograman relatif lebih mudah. waktu tiap iterasi singkat. sesuai untuk sistem dengan jaringan sedikit, 5 bus atau kurang. sedang kelemahannya adalah : Pencapaian konvergen lambat Makin banyak bus jumlah iterasi juga akan semakin bertambah. Bila bus referensi diganti bus yang lain untuk sistem radial tidak dapat mencapai konvergen. Penurunan persamaanya dimulai dengan suatu rumusan simpul dari persamaan jaringan. Kita akan menurunkan persaman untuk suatu sistem empat bus dan persamaannya yang umum akan dibahas kemudian. Dengan swing bus ditetapkan sebagai nomor 1, perhitungan dimulai dengan bus.jika P dan Q adalah daya aktif, daya reaktif yang direncanakan akan memasuki bus : V I1* = P+j Q Dimana I dinyatakan sebagai I P jq V dengan admitansi sendiri dan mutual simpul sebagai sukunya, serta generator dan beban diabaikan karena arus yang masuk ke setiap simpul telah dinyatakan : * P jq Y1V1 Y1V Y13V 3 Y V Dengan menyelesaikan untuk V didapatkan V 1 P jq ( Y1V 1 Y3V 3 Y4 4) * Y V V Persamaan di atas memberikan nilai yang telah dikoreksi untuk V berdasarkan P dan Q yang telah direncanakan bila nilai yang semula diperkirakan dimasukkan sebagai ganti pernyataan tegangan pada ruas kanan persamaan tersebut. Nilai yang diitung untuk V tidak akan sesuai dengan nilai untuk V. Dengan memasukkan nilai konjugate dari V yang telah dihitung sebagai ganti V*, untuk menghitung nilai lain dari V, penesuaian akan 4 V

2 tercapai dengan tingkat ketepatan yang baik setelah beberapa iterasi, dan akan merupakan nilai V yang benar dengan tegangan yang diperkirakan tanpa memandang daya pada busbus lain. Tapi nilai ini bukan merupakan penelesaian untuk V bagi keadaan aliran beban yang ditetapkan karena tegangan V didasarkan adalah nilai perkiraan pada bus-bus yang lain. Sedang tegangan yang sesungguhnya belum diketahui, dianjurkan untuk membuat dua buah perhitungan V berturut-turut (yang kedua sama seperti yang pertama kecuali untuk pembentukan pada V*). Untuk setiap bus sebelum diteruskan ke bus yang lain. Setelah tegangan yang dibetulkan diperoleh di tiap bus, nilai ini dipakai lagi untuk menghitung tegangan yang dibetulkan pada bus berikutnya. Proses ini diulang untuk tiap bus berturut-turut untuk seluruh jaringan (kecuali untuk swing) untuk menyelesaikan iterasi yang pertama. Kemudian seluruh proses dilakukan lagi berulang-ulang, hingga besarnya pembentukan tegangan pada tiap bus kurang dari suatu indeks ketepatan yang sebelumnya telah ditetapkan. Konsep konsep dasar Pada dasarnya daya listrik pada suatu elemen adalah tegangan pada elemen tersebut dikalikan dengan arus yang mengalir melalui elemen tersebut. V = Vm cos t I = Im cos (t-) maka daya sesaat adalah : S = V.I = Vm cos t.im cos (t-) V. I = m m V cos (1 + cos t) + m. I m sin.sint Atau S = VIcos (1 + cos t) + VIsin. sin t dimanav dan I adalah harga efektif dari tegangan dan arus : VI cos (1 + cos t) selalu bertanda positif dengan harga rata rata P = VI cos P adalah daya aktif/nyata (watt) cos adalah power faktor : a. lagging untuk rangkaian induktif b. leading untuk rangkaian kapasitif VI sin. sin t mempunyai harga positif dan negatif dengan harga rata-rata nol Q = VI sin Q adalah daya reaktif (Var) Positif untuk beban induktif Negatif untuk beban kapasitif Besaran Persatuan (pu) pu = Besaran sebenarnya Besaran dasar Empat besaran dalam sistem tenaga listrik antara lain : 1. Arus ( Ampere ). Tegangan ( Volt ) 3. Daya ( Volt Ampere) 4. Impedansi ( ohm ) Rumus dasar untuk menentukan Ibase dan Zbase : Ibase = Zbase = = KVA 1 KV L- N B KVL-N x 1000 KVA 1 KV MVA B B BL-N 1 Dengan menggunakan data 3 : Ibase = Zbase = KVA 3 3 KV L- L KV MVA B B BL-N 3 Mengubah base Zn(pu) = Zo (pu) KV Bo KVA KVB n KVA B B n o Perlu diingat bahwa analisa sistem rangkaian 3 adalah menggunakan rangkaian 1 dengan asumsi bahwa rangkaian seimbang. B. Metode Newton raphson Mempunyai keuntungan perhitungan dan pemrogramannya relative mudah, waktu tiap iterasi singkat, sesuai untuk system jaringan yang besar dan tidak tergantung pada banyaknya bus, banyak sedikit bus iterasinya sama.

3 Menggambar Single Line Diagram

4 1. SINGLE LINE DIAGRAM Single Line Diagram merupakan gambar teknis yang merepresentasikan keadaan eksisting suatu sistem tenaga listrik. Sehingga dalam melakukan analisis aliran daya harus didapatkan single line diagram yang lengkap dan sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Untuk memudahkan proses, dalam menggambar single line diagram diawali dengan menggambar bagian sumber tenaga, hingga kemudian sampai ke beban. Sebelum menggambar single line diagram yang pertama kali harus dilakukan adalah memilih standar yang digunakan untuk menentukan gambar simbol peralatan. Terdapat dua standar yang digunakan dalam menggambar maupun melakukan analisis dalam ETAP 1, yaitu ANSI dan IEC.Selain itu kita juga harus menentukan nilai frekuensi sistem. dalam ETAP maka kita dapat melakukan pengisian data peralatan mulai dari sumber menuju ke beban. Dalam melakukan analisis aliran daya menggunakan ETAP 1 minimal data-data yang diperlukan adalah sebagai berikut Power Grid Project > Standards Single line diagram yang digambar secara rapi dan sistematis dapat memudahkan kita dalam mengisi data peralatan maupun melakukan analisis. Dalam proses menggambar penamaan peralatan terlebih dahulu diabaikan. 1.3MENGISI DATA PERALATAN Setelah single line diagram tergambar dengan baik dan rapi proses selanjutnya adalah mengisi rating semua peralatan yang ada dalam single line diagram. Secara praktis terdapat dua teknik untuk melakukan pengisian data peralatan. a. Jika kita mendesain single line diagram yang baru maka lebih baik kita melakukan pengisian data peralatan mulai dari beban hingga akhirnya menuju ke sumber. Hal ini dilakukan agar kita dapat dengan mudah menentukan rating transformator dan sumber (grid dan generator). b. Jika kita menggambar single line diagram yang telah didesain dan sudah dalam keadaan final ke Mode Dalam sistem tenaga, mode operasi sumber dibedakan menjadi tiga (untuk ETAP 1), yaitu:

5 a. Swing Pada mode ini sumber dimodelkan sebagai penyuplai beban sistem yang dinamis.artinya besar pembangkitan daya aktif maupun daya reaktifnya bergantung dari berapa kekurangan daya pembangkitan sumber yang mode operasinya selain swing.sehingga dalam prakteknya sumber daya dengan mode swing memiliki respon perubahan daya yang cepat.syarat utama dalam melakukan analisis aliran daya, dalam sistem harus ada minimal satu sumber tenaga yang memiliki mode swing.utamanya adalah sumber yang memiliki kapasitas terbesar. b. Voltage Control Sumber daya ini memiliki karakteristik yang telah fix sesuai setting yang diinginkan operator. Pengisian data untuk sumber tenaga dengan mode ini adalah dengan mengeset nilai daya aktif dan range pembangkitan daya reaktifnya. c. MVar Control Secara umum mode ini sama dengan mode voltage control. Di dalam sistem tenaga listrik real mode ini tidak ada. Mode MVar control berfungsi sebagai pengontrol tegangan suatu bus yang ditentukan dengan mengatur besar pembangkitan daya reaktif sesuai dengan ratingnya. Dalam praktek analisis aliran daya, sumber tenaga grid selalu dioperasikan sebagai mode swing karena memiliki kapasitas yang sangat besar dibanding beban total sistem. transien). Pada ETAP 1 terdapat dua tipe grounding, yaitu Y-solid grounded dan Δ. Untuk sistem Y-solid grounded parameter hubung singkat untuk tiga fasa dan satu fasa ditentukan karena dalam perhitungan gangguan satu fasa dan tiga fasa dalam sistem ini memiliki besaran yang berbeda. Selain itu kita juga harus memasukkan nilai impedansi (R dan X) pada setiap komponen rangkaian urutan. Rated KV Tegangan sistem grid (transmisi atau distribusi) yang diambil untuk suplai sistem kelistrikan. MVASc Data MVASc (Mega Volt Ampere Short Circuit) merupakan data besar arus hubung singkat terbesar yang dapat dikontribusikan oleh grid saat terjadi gangguan.besarnya MVASc merupakan representasi nilai ekivalen Z sistem grid yang diambil pada suatu gardu induk.sehingga nilai MVASc besarnyaberbeda-beda untuk tiap gardu induk tempat penyulang sistem kelistrikan diambil. Grounding Sistem grounding pada grid secara analisis tidak mempengaruhi perhitungan studi aliran daya. Tetapi dalam single line diagram perlu ditentukan untuk analisis yang lebih lanjut (analisis hubung singkat, aliran daya harmonik, dan studi kestabilan Untuk sistem grounding Δ kita hanya perlu memasukkan nilai MVASc untuk 3 fasa karena dalam sistem Δ hubung singkat 1 fasa besarnya sama dengan hubung singkat 3 fasa. Selain itu tidak terdapat komponen rangkaian urutan nol, karena dalam sistem Δ yang pastinya tidak memiliki titik grounding tidak akan terdapat arus urutan nol yang mengalir ketika terjadi gangguan ke tanah (untuk sistem grid tiga fasa seimbang) Generator

6 %Eff Persentase efisiensi pembangkitan generator. Poles Banyaknya kutub pada desain generator yang digunakan. MW/KW(untuk Design Setting) Besar pembangkitan daya aktif tetap yang akan disuplai ke sistem Catatan: Sesuai dengan contoh single line diagram, generator beroperasi menggunakan mode voltage control, sehingga perlu penentuan besar pembangkitan daya aktif. Max. Q dan Min. Q Besar range maksimum dan minimum pembangkitan daya reaktif yang dapat dilakukan oleh generator Bus Untuk memudahkan pengisian data peralatan maupun beban akan lebih efektif dan cepat apabila kita melakukan pengisian data bus terlebih dahulu. Jika kita melakukan desain sistem kelistrikan yang baru maka perlu kita pertimbangkan terlebih dahulu level tegangan berapa saja yang akan kita gunakan dalam sistem. Mode Untuk sistem dengan dua jenis sumber (Grid dan Generator) umumnya generator diopersikan sebagai mode voltage control atau MVar Control.Sedangkan untuk sistem dengan sumber dari beberapa generator, mode swing dipilih untuk generator dengan kapasitas terbesar. MW/KW(untuk Rating) Kapasitas pembangkitan daya aktif maksimum yang dapat diberikan oleh generator. kv Tegangan terminal generator maksimum. %PF Faktor daya generator saat beroperasi nominal. Nominal kv

7 Rating tegangan bus saat sistem bekerja dalam keadaan nominal Cable Dalam memodelkan kelistrikan yang paling baik dan sesuai dengan kondisi eksisteing adalah apabila setiap saluran terdapat kabel sebagai pemodelan rugi-rugi dalam analisis aliran daya.sehingga didapatkan hasil yang lebih akurat. Data-data yang diperlukan dalam kabel untuk pemodelan rugi-rugi tentunya adalah besar impedansi, reaktansi, dan panjang.dalam ETAP 1 dalam memasukkan data ini dapat menggunakan dua pilihan. Yang pertama adalah mengisi besar impedansi (R, X, dan Y) Pilihan yang kedua adalah dengan menggunakan fitur Library. Library (untuk cable) merupakan data-data spesifikasi kabel yang ada di industri yang telah dirangkum dalam database ETAP 1. Pemilihan spesifikasi kabel menggunakan Library pada ETAP 1 adalah sebagai berikut.

8 Unit System Untuk menentukan standar satuan yang akan digunakan dalam menyatakan besaran listrik. Frequency Standar frekuensi sistem yang digunakan. Conductor Type Jenis bahan konduktor kabel. Installation Menentukan bagaimana kabel dipasang dalam sistem kelistrikan, apakah dipasang dengan cara yang akan menyebabkan efek magnetik kabel atau tidak. Karena jika efek magnetik muncul akibat arus yang mengalir akan menyebabkan bertambahnya nilai reaktansi kabel menjadi 5%- 15% lebih besar. kv %Class Menetukan besar tegangan kontinyu maksimum yang dapat diaplikasikan pada kabel. Source Insulation #/C Digunakan untuk menentukan jenis insulasi kabel serta konfigurasinya. Catatan: 1/C artinya dalam satu kabel terdapat satu konduktor saja 3/C artinya dalam satu kabel terdapat tiga konduktor Data yang diisi dalam static load adalah sebagai berikut. kv Menentukan besar tegangan beban statis. kva/mva Digunakan untuk menentukan rating daya total yang dibutuhkan oleh beban statis. %PF Untuk menentukan faktor daya beban statis Lump Load Lump load merupakan gabungan/kombinasi bebanbeban motor dan beban statis. Lump load biasanya digunakan untuk menyederhanakan beberapa beban dalam satu bus yang rating dayanya relatif kecil. Hal ini digunakan agar single line diagram yang kita rancang lebih mudah untuk dianalisis secara grafis. Size Menentukan ukuran diameter kabel Static Load Static load merupakan beban yang menyerap daya secara statis.artinya secara praktis beban statis adalah beban yang tidak berupa motor.

9 Berikut adalah data-data yang diperlukan dalam mengisi parameter lump load. MVA/kVA Menentukan rating daya total lump load. kv Menetukan besar tegangan lump load. %PF Menentukan besar faktor daya lump load. Motor/Static Load Digunakan untuk menentukan perbandingan antara beban statis dan beban motor yang digabung menjadi lump load Induction Motor Motor induksi merupakan salah satu jenis beban motor yang paling banyak aplikasinya di industri, sehingga karakteristik pembebanannya juga berbeda-beda tergantung dengan fungsinya. Tetapi untuk analisa aliran daya hanya digunakan parameter berikut. kw/hp Untuk menentukan daya aktif yang diperlukan motor induksi saat beroperasi maksimum sesuai dengan kapasitasnya. kv Menentukan rating tegangan terminal motor induksi. %PF(100% ; 75% ; 50%) Digunakan untuk menentukan faktor daya motor induksi jika dioperasikan dalam keadaan 100%, 75%, dan 50% dari keadaan full load. %Eff Digunakan untuk menentukan efisiensi motor induksi jika dioperasikan dalam keadaan 100%, 75%, dan 50% dari keadaan full load. SF Service Factor berisi angka 0 hingga 1. Angka SF menunjukkan frekuensi (seberapa sering) motor induksi dioperasikan. Poles Banyaknya kutub pada desain motor induksi yang digunakan Synchronous Motor Motor sinkron merupakan salah satu jenis motor yang memiliki karakteristik khusus, sehingga penggunaannya dalam industri juga untuk aplikasi

10 dan karakteristik pembebanan yang tertentu pula. Dalam teori, motor sinkron memiliki karakteristik kecepatan yang konstan untuk torsi beban yang berbeda-beda. Selain itu motor sinkron juga memiliki faktor daya yang dapat diatur, sehingga operasinya tidak selalu dalam keadaan lagging. Namun dalam analisa aliran daya menggunakan ETAP 1 pemodelan motor sinkron memiliki karakteristik pembebanan sistem yang sama dengan motor induksi. Poles Banyaknya kutub pada desain motor sinkron yang digunakan Composite Motor Composite motor merupakan salah satu fitur dalam menggambar single line diagram pada ETAP 1 yang digunakan untuk menyederhanakan kumpulan motor menjadi satu simbol grafis saja. Selain Composite Network kw/hp Untuk menentukan daya aktif yang diperlukan motor sinkron saat beroperasi maksimum sesuai dengan kapasitasnya. kv Menentukan rating tegangan terminal motor sinkron. %PF(100% ; 75% ; 50%) Digunakan untuk menentukan faktor daya motor sinkron jika dioperasikan dalam keadaan 100%, 75%, dan 50% dari keadaan full load. %Eff Digunakan untuk menentukan efisiensi motor sinkron jika dioperasikan dalam keadaan 100%, 75%, dan 50% dari keadaan full load. SF Service Factor berisi angka 0 hingga 1. Angka SF menunjukkan frekuensi (seberapa sering) motor sinkron dioperasikan. Composite network merupakan fitur dalam ETAP 1 yang digunakan untuk menyederhanakan rangkaian dalam sistem kelistrikan.seperti pada sistem distribusi yang memiliki karakteristik sambungan yang cukup rumit, untuk melakukan analisis dalam sinle line diagram yang besar kita dapat menggunakan composte network. Dalam composite network kita dapat menentukan berapa jumlah titik sambungan yang akan masuk ke dalam sistem kecil pada composite network dengan merubah jumlah pin.

11 Winding Transformer Transformator merupakan salah satu komponen penting dalam analisis aliran daya pada ETAP 1, karena menentukan tahapan konversi tegangan dari satu bus ke bus yang lain. Komponen-komponen yang harus diisi dalam transformator adalah sebagai berikut. Digunakan untuk menentukan besar kapasitas daya transformator. %Z X/R Transformator mrupakan peralatan dalam sistem tenaga yang terdiri dari belitan dan inti besi, sehingga secara praktis memiliki impedansi tertentu yang akan menyebabkan adanya rugi-rugi. Sehingga dalam analisis aliran daya perlu dimasukkan parameter impedansinya yang didapatkan dari beberapa mekanisme testing transformator.dalam ETAP 1 terdapat estimasi besar Z dan rasio Xdan R yang dapat kita gunakan jika data yang kita dapatkan sangat minim. 1.4LOAD FLOW ANALYSIS Setelah semua peralatn dalam single line diagram terisi secara lenkap dan benar kita dapat melakukan running program load flow analysis. Dalam program ETAP 1 terdapat beberapa parameter yang perlu ditentukan untuk melakukan analisis aliran daya. kv (Prim. & Sec.) Digunakan untuk menentukan besar rasio transformator dengan mngisi parameter besar tegangan primer dan tegangan sekundernya. Dalam menu edit study case kita perlu untuk menentukan perintah iterasi studi aliran daya serta skenario aliran daya yang kita inginkan. MVA/kVA

12 Dalam load diversity factor kita dapat menentukan operasi beban dalam suatu bus. Jika bus minimum dipilih maka semua beban dalam bus akan dikalikan dengan diversity factor minimum. Apabila bus maksimum dipilih maka semua beban dalam bus akan dikalikan dengan diversity factor maksimum. Perbandinganantara jumlah beban maksimum dari masing masing unit bebanyang ada pada suatu sistem terhadap beban maksimum sistemsecara keseluruhan.sedangkan untuk pilihan global digunakan untuk menentukan operasi beban menurut modelnya (model konstan KVA dan konstan Z). Initial Condition Pilihan ini digunakan untuk melakukan inisiasi awal sebelum running program. Program load flow akan semakin cepat konvergen apabila nilai inisiasi yang diberikan semakin mendekati nilai sesungguhnya. Report Digunakan untuk pemilihan outup report ETAP Power Sattion, apakah parameter bus ditampilkan dalam persen atau kv. Method Digunakan untuk memilih metode studi aliran daya yang ingin digunakan serta untuk menentukan jumlah iterasi dan tingkat presisi program iterasi. Loading Category Digunakan untuk memilih skenario (umumnya didefinisikan dalam perbedaan waktu operasi plant) dalam melakukan analisis aliran daya.skenario ini dapat diubah parameternya pada semua jenis beban. Update Pilihan yang digunakan untuk melakukan update beberapa parameter peralatan setelah kita melakukan running load flow. Contohnya apabila kita mencentang Transformers LTC maka setelah kita melakukan running load flow secara otomatis ETAP 1akan menghitung berapa penambahan tap trafo yang diperlukan untuk perbaikan aliran daya. Charger Loading Apabila dalam single line diagram terdapat peralatan charger, maka mode pembebanannya dapat ditenukan. Untuk Loading Category jika pembebanan charger sesuai dengan mode Loading Category yang dipilih untuk load flow, sedangkan Operating Load jika charger digunakan sesuai dengan beban yang disuplai (parameter besar operasi charger dapat diketahui dari DC load flow). Load Diversity Factor

13 Analisis Hasil Simulasi

14 1.4.1 Hasil Simulasi Dari hasil simulasi beberapa parameter dalam analisis aliran daya dapat diketahui dengan memilih parameter/besaran listrik menggunakan fitur display Penentuan Standar Operasi Abnormal Dalam melakukan proses peringatan keadaan abnormal suatu peralatan/sistem tentunya program ETAP 1 membutuhkan inisiasi parameter batas atau standar bagaimana suatu peralatan/sistem dinyatakan dalam keadaan abnormal. Kita dapat memberikan parameter tersebut pada tag plot yang terdapat pada menu edit study case. Jika kita menggunakan menu display seperti di atas maka hasil tampilannya sebagai berikut. Pada branch tersebut mengalir daya 84 kw dan 859 kvar Terdapat kondisi peringatan, yaitu critical dan marginal.critical merupakan standar atau batas suatu peralatan/sistem dapat dinyatakan dalam keadaan kritis yang jika terlampaui maka dapat menyebabkan kerusakan atau kegagalan operasi. Marginal merupakan standar atau batas suatu peralatan/sistem hampir memasuki range batas kritis sehingga perlu dipertimbangkan adanya mekanisme perbaikan.dalam ETAP 1 standar default-nya memakai standar ANSI untuk tegangan (+5%). Jika kita ingin melihat nilai faktor daya pada branch maka kita dapat memilih display pada power rows Dari simulasi contoh yang dapat diambil adalah standar pada tegangan.terdapat bus yang berwarna merah karena dalam range di bawah standar critical(94.5%<95%). Selain itu juga terdapat bus yang berwarna merah muda karena dalam range standar marginal (98%<95.79%<95%).

15 1.4.3 Perbaikan Tegangan dan Faktor Daya Dalam sistem distribusi tenaga listrik, fenomena yang selalu menjadi perhatian adalah adanya undervoltage. Undervoltage umumnya terjadi akibat jaringan yang terlalu panjang sedangkan saluran distribusi memiliki level tegangan menengah dan tegangan rendah, sehingga timbulnya rugi-rugi juga semakin besar. Dalam sistem tenaga listrik pengaturan tegangan dapat dilakukan dari dua sisi, yaitu sisi pembangkit dan sisi beban. Dalam praktek analisis menggunakan ETAP 1akan diberikan contoh tentang perbaikan tegangan di sisi beban. Terdapat dua cara yang dapat dilakukan untuk memperbaiki tegangan suatu bus, yaitu dengan metode tap changer transformer serta pemasangan capasitor bank. Tap Changer Transformer Transformator merupakan peralatan dalam sistem tenaga listrik yang berfungsi untuk mengkonversikan besaran tegangan dari nilai tertentu ke nilai yang lebih tinggi ataupun yang lebih rendah.prinsip kerjanya adalah dengan memanfaatkan prinsip induksi magnetik akibat perubahan fluks yang berbanding dengan kontanta jumlah lilitan.rumus konversi umum pada tranformator adalah sebagai berikut. tegangan pada sekundernya. Dapat dilihat pada perhitungan jika kita menaikkan jumlah belitan sekunder transformator maka akan menaikkan tegangan sekundernya. Begitu pula akan terjadi sebaliknya jika kita menurunkan jumlah belitan sekunder transformator maka akan menurunkan tegangan sekundernya. Dalam praktisnya untuk menaikkan tegangan kita juga dapat menggunakan tap pada sisi primer. Sehingga dengan memperhatikan rumus konversi transformator untuk menaikkan tegangan di sisi sekunder maka kita dapat mengurangi jumlah lilitan pada sisi primernya (tap dalam posisi minus). Dalam simulasi menggunakan ETAP 1 untuk menaikkan tegangan pada bus SS-04A dari nilai tegangan 94.38% menjadi mendekati 100% maka dibutuhkan perubahan tap 5% pada transformator TR-SS-03A. Karena transformator tersebut memiliki fungsi step down, maka perubahan tap dilakukan di sisi primer. Yaitu dengan mengurangi tap primer transformator sebesar 5%. Tap changer merupakan metode pengaturan tegangan dengan merubah jumlah lilitan sesuai dengan nilai yang diinginkan. Apabila lilitan pada jumlah transformator kita ubah maka secara praktis rasio perbandingan transformator ( ) akan berubah nilainya. Contohnya dapat dilihat pada gambar belitan transformator step up di atas. Untuk kondisi normal rasio transformatornya adalah. Sehingga untuk mendapatkan besar tegangan primernya maka. Apabila tap transformator kita naikkan ke posisi +3 maka, sehingga nilai Sehingga dari hasil simulasi didapatkan hasil tegangan pada bus sebesar 99.5%. Capacitor Bank Dalam pengoperasian sistem tenaga listrik terdapat parameter besaran yang harus diperhatikan yaitu faktor daya atau cos φ. Faktor daya merupakan perbandingan antara besar daya aktif dan daya total yang menunjukkan besar konsumsi daya reaktif suatu sistem.umumnya sistem tenaga listrik beroperasi dalam kondisi lagging, karena beban

16 sistem biasnya berupa motor. Dampak yang yang bisa dianalisis dari kondisi sistem yang semakin lagging (cos φ lagging) adalah kebutuhan daya reaktif yang semakin besar, sedangkan jika melihat dari sisi generator proses pembangkitan daya reaktif sangat terbatas. Selain itu juga terjadi fenomena undervoltage, karena semakin sistem dalam keadaan lagging maka besar arus reaktif yang mengalir akan semakin besar. Keadaan ini menyebabkan losses jaringan semakin besar sehingga drop tegangan juga akan semakin besar. Untuk menaikkan nilai cos φ sistem dapat digunakan metode kompensasi.salah satu peralatan yang biasa digunakan adalah capacitor bank. Capacitor memiliki karakteristik leading (cos φ = 90⁰) sehingga dapat digunakan dalam melakukan kompensasi suatu beban yang beroperasi lagging. Pada simulasi menggunakan ETAP 1 terdapat beban motor MTR_SS-06 yang beroperasi pada cos φ 0.7. Diperlukan capacitor bank untuk melakukan kompensasi pada bus SS-04B, sehingga bus tersebut digunakan sebagai acuan perhitungan. Catatan: model injeksi arus kompensasi capacitor bank adalah menuju bus yang berada di atasnya. Dari hasil simulasi besar daya aktif yang mengalir pada branch yang menuju MTR_SS-06 sebesar 84 kw.sedangkan cos φ bus sebesar 70%. Sehingga : [ ] [ ( )] [ ( )] [ [ ] ] Didapatkan dari perhitungan besar kompensasi daya reaktif yang dibutuhkan adalah sebesar 581 kvar. Sehingga parameter rating capacitor bank adalah sebagai berikut Dengan menggunakan rumus dasar daya dan trigonometri dasar maka dapat dihitung besar daya reaktif kompensasi oleh CAP-SS-06 sebagai berikut (dengan besar power faktor bus yang diinginkan menjadi 95%)..

17 kv/max.kv Untuk menentukan besar tegangan nominal dan maksimum untuk kerja capacitor bank. Kvar/Bank Untuk menentukan berapa besar kompensasi daya reaktif untuk setiap bank. # of Banks Untuk menentukan jumlah capacitor bank yang akan diinstal pada single line diagram/sistem. Dengan memasukkan parameter tersebut akan didapatkan hasil simulasi pada bus SS-04B sebagai berikut. Bus SS-04B memiliki faktor daya 93.1%. Sedangkan tegangan pada bus SS-04B dan SS-06 naik menjadi 95.44%.

18

MODUL PRAKTIKUM SISTEM TENAGA LISTRIK II

MODUL PRAKTIKUM SISTEM TENAGA LISTRIK II MODUL PRAKTIKUM SISTEM TENAGA LISTRIK II LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNTAG 2016 PERCOBAAN I PENGENALAN ETAP I. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari fungsi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 ETAP (Electrical Transient Analyzer Program) Vista, 7, dan 8. ETAP merupakan alat analisa yang komprehensif untuk

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 ETAP (Electrical Transient Analyzer Program) Vista, 7, dan 8. ETAP merupakan alat analisa yang komprehensif untuk BAB IV ANALISA DATA 4.1 ETAP (Electrical Transient Analyzer Program) ETAP merupakan program analisa grafik transient kelistrikan yang dapat dijalankan dengan menggunakan program Microsoft Windows 2000,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Adapun tampilan Program ETAP Power Station sebagaimana tampak ada gambar berikut:

PENDAHULUAN. Adapun tampilan Program ETAP Power Station sebagaimana tampak ada gambar berikut: PENDAHULUAN Dalam perancangan dan analisis sebuah sistem tenaga listrik, sebuah software aplikasi sangat dibutuhkan untuk merepresentasikan kondisi real.hal ini dikarenakan sulitnya meng-uji coba suatu

Lebih terperinci

STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS

STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS OLEH : PANCAR FRANSCO 2207100019 Dosen Pembimbing I Prof.Dr. Ir. Adi Soeprijanto,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Static VAR Compensator Static VAR Compensator (SVC) pertama kali dipasang pada tahun 1978 di Gardu Induk Shannon, Minnesota Power and Light system dengan rating 40 MVAR. Sejak

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Deskripsi Proyek Proyek pengembangan pembangunan fasilitas permanen menggantikan fasilitas sementara untuk memproduksikan minyak dan gas dari 6 sumur Cluster-A, 1 sumur Cluster-A3,

Lebih terperinci

atau pengaman pada pelanggan.

atau pengaman pada pelanggan. 16 b. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.1). Sistem distribusi

Lebih terperinci

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis 24 Diagram Satu Garis Dengan mengasumsikan bahwa sistem tiga fasa dalam keadaan seimbang, penyelesaian rangkaian dapat dikerjakan dengan menggunakan rangkaian 1 fasa dengan sebuah jalur netral sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengukuran dan Pengambilan Data Pengambilan data dengan cara melakukan monitoring di parameter yang ada dan juga melakukan pengukuran ke lapangan. Di PT.Showa Indonesia Manufacturing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Daya Listrik Peningkatan terhadap kebutuhan dan konsumsi energi listrik yang baik dari segi kualitas dan kuantitas menjadi salah satu alasan mengapa perusahaan utilitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terkait. Pada penelitian terdahulu yaitu menentukan optimasi penempatan kapasitor bank dengan algoritma kecerdasan buatan seperti Algoritma Genetika oleh Imam Robandi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING 2.1 Jenis Gangguan Hubung Singkat Ada beberapa jenis gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik antara lain hubung singkat 3 phasa,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gardu Induk, Jaringan Distribusi, dan Beban seperti yang ditunjukkan Gambar 2.1

BAB II DASAR TEORI. Gardu Induk, Jaringan Distribusi, dan Beban seperti yang ditunjukkan Gambar 2.1 BAB II DASAR TEORI 2.1 UMUM Sistem Tenaga Listrik terdiri dari Pusat Pembangkit, Jaringan Transmisi, Gardu Induk, Jaringan Distribusi, dan Beban seperti yang ditunjukkan Gambar 2.1 di bawah ini. Gambar

Lebih terperinci

Modul Pelatihan etap 6.0.0 Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhamadiyah Yogyakarta. by Lukita Wahyu P, Reza Bakhtiar

Modul Pelatihan etap 6.0.0 Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhamadiyah Yogyakarta. by Lukita Wahyu P, Reza Bakhtiar Modul Pelatihan etap 6.0.0 Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhamadiyah Yogyakarta by Lukita Wahyu P, Reza Bakhtiar UNIT 1 PENGENALAN ETAP 1. TUJUAN PRAKTIKUM a. Mengetahui fungsi software ETAP 6.0.0

Lebih terperinci

BAB IV PENGGUNAAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN TERHADAP PERBAIKAN TEGANGAN JARINGAN 20 KV. 4.1 Perhitungan Jatuh Tegangan di Jaringan 20 kv

BAB IV PENGGUNAAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN TERHADAP PERBAIKAN TEGANGAN JARINGAN 20 KV. 4.1 Perhitungan Jatuh Tegangan di Jaringan 20 kv 39 BAB IV PENGGUNAAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN TERHADAP PERBAIKAN TEGANGAN JARINGAN 20 KV 4.1 Perhitungan Jatuh Tegangan di Jaringan 20 kv persamaan 3.2 Untuk mencari jatuh tegangan di delapan penyulang

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM SISTEM TENAGA LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM SISTEM TENAGA LISTRIK MODUL PRAKTIKUM SISTEM TENAGA LISTRIK LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA 2011 PERCOBAAN I PENGENALAN ETAP I. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari

Lebih terperinci

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV Oleh Endi Sopyandi Dasar Teori Dalam penyaluran daya listrik banyak digunakan transformator berkapasitas besar dan juga bertegangantinggi. Dengan transformator tegangan

Lebih terperinci

Panduan Praktikum Sistem Tenaga Listrik TE UMY

Panduan Praktikum Sistem Tenaga Listrik TE UMY 42 UNIT 4 PERBAIKAN UNJUK KERJA SALURAN DENGAN SISTEM INTERKONEKSI A. TUJUAN PRAKTIKUM a. Mengetahui fungsi switch pada jaringan interkoneksi b. Mengetahui setting generator dan interkoneksinya dengan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB II DASAR TEORI 2.1.Studi Aliran Daya Studi aliran daya di dalam sistem tenaga listrik merupakan studi yang penting.studi aliran daya merupakan studi yang mengungkapkan kinerja dan aliran daya (nyata

Lebih terperinci

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN Distribusi Tenaga Listrik Ahmad Afif Fahmi 2209 100 130 2011 REGULASI TEGANGAN Dalam Penyediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi dari penelitian ini bertempat di PT.PLN (PERSERO) Area Pengaturan Beban (APB) Jawa Barat yang beralamat di Jln. Mochamad Toha KM 4 Komplek

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DAN PROTEKSI

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DAN PROTEKSI BAB III SISTEM KELISTRIKAN DAN PROTEKSI 3.1 Generator dan Transformator Unit Generator Suatu alat listrik yang merubah energi gerak berupa putaran dari turbin yang dipasang seporos dengan generator, kemudian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh. BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada gambar 2.1 yaitu : a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery Unit V Balikpapan selama 2 bulan mulai tanggal 1 November 2016 sampai tanggal 30 Desember

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Daya 2.1.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi daya Beban yang mendapat suplai daya dari PLN dengan tegangan 20 kv, 50 Hz yang diturunkan melalui tranformator dengan kapasitas 250 kva, 50 Hz yang didistribusikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

ANALISIS PEHITUNGAN RUGI-RUGI DAYA PADA GARDU INDUK PLTU 2 SUMUT PANGKALAN SUSU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SIMULASI ELECTRICAL TRANSIENT ANALYZER

ANALISIS PEHITUNGAN RUGI-RUGI DAYA PADA GARDU INDUK PLTU 2 SUMUT PANGKALAN SUSU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SIMULASI ELECTRICAL TRANSIENT ANALYZER ANALISIS PEHITUNGAN RUGI-RUGI DAYA PADA GARDU INDUK PLTU SUMUT PANGKALAN SUSU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SIMULASI ELECTRICAL TRANSIENT ANALYZER Asri Akbar, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1]. BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui gandengan

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1 Umum BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Kehidupan moderen salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka

Lebih terperinci

STUDI ALIRAN DAYA PADA SISTEM KELISTRIKAN SUMATERA BAGIAN UTARA (SUMBAGUT) 150 kv DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE POWERWORLD VERSI 17

STUDI ALIRAN DAYA PADA SISTEM KELISTRIKAN SUMATERA BAGIAN UTARA (SUMBAGUT) 150 kv DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE POWERWORLD VERSI 17 STUDI ALIRAN DAYA PADA SISTEM KELISTRIKAN SUMATERA BAGIAN UTARA (SUMBAGUT) 50 kv DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE POWERWORLD VERSI 7 Adly Lidya, Yulianta Siregar Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan

Lebih terperinci

2.1 Distributed Generation

2.1 Distributed Generation BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distributed Generation Distributed Generation adalah semua jenis pembangkit skala kecil yang menghasilkan daya listrik di atau sekitar lokasi beban, baik terhubung langsung

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK SIMULASI ALIRAN DAYA PADA DIVISI WIRE ROD MILL (WRM) PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK. DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 7 Andri Wibowo 1, Ir. Tedjo Sukmadi 2 1 Mahasiswa dan

Lebih terperinci

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 39 BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 3.1 Sistem Distribusi Awalnya tenaga listrik dihasilkan di pusat-pusat pembangkit seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP, dan PLTP dan yang lainnya, dengan tegangan yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengujian dan analisa dari sistem starting star delta, autotrafo dan reaktor pada motor induksi 3 fasa 2500 KW sebagai penggerak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir Skripsi ini antara lain adalah sebagai berikut : a. Studi literatur, yaitu langkah pertaman yang

Lebih terperinci

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Generator Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Ahmad Qurthobi, MT. (Teknik Fisika Telkom University) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) 1 / 35 Outline 1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian skripsi ini antara lain adalah: 1. Studi literatur, yaitu cara menelaah, menggali, serta mengkaji teoremateorema

Lebih terperinci

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR M. Hariansyah 1, Joni Setiawan 2 1 Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF

BAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF BAB III PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF 3.1. Perancangan Perbaikan Faktor Daya ( Power Factor Correction ) Seperti diuraikan pada bab terdahulu, Faktor

Lebih terperinci

EVALUASI SUSUT PADA SISTEM KELISTRIKAN ENERGI MEGA PERSADA GELAM

EVALUASI SUSUT PADA SISTEM KELISTRIKAN ENERGI MEGA PERSADA GELAM EVALUASI SUSUT PADA SISTEM KELISTRIKAN ENERGI MEGA PERSADA GELAM Fidel Rezki Fajry 1, Amien Rahardjo 2. Departemen Teknik Elektro, Universitas Indonesia fidelrezki.fajry@gmail.com, amien@ee.ui.ac.id Abstract

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distributed Generation Distributed Generation adalah sebuah pembangkit tenaga listrik yang bertujuan menyediakan sebuah sumber daya aktif yang terhubung langsung dengan jaringan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Pustaka Semakin pesatnya pertumbuhan suatu wilayah menuntut adanya jaminan ketersediaannya energi listrik serta perbaikan kualitas dari energi listrik, menuntut para

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Gambar 1. Diagram Satu Garis Sistem Daya Listrik [2] Gambar 2 menunjukkan bahwa sistem tenaga listrik terdiri dari tiga kelompok jaringan yaitu pembangkitan, transmisi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA 4.1. Pengumpulan Data Sebelum dilakukan perhitungan dalam analisa data, terlebih dahulu harus mengetahui data data apa saja yang dibutuhkan dalam perhitungan. Data data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. TUJUAN Setelah praktik, saya dapat : 1. Membuat rangkaian sistem tenaga listrik menggunakan software Power Station ETAP 4.0 dengan data data yang lengkap. 2. Mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi

Lebih terperinci

PENEMPATAN SVC (STATIC VAR COMPENSATOR ) PADA JARINGAN DISTRIBUSI DENGAN ETAP 7.5.0

PENEMPATAN SVC (STATIC VAR COMPENSATOR ) PADA JARINGAN DISTRIBUSI DENGAN ETAP 7.5.0 Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 12, No. 1, Desember 2014, pp. 1-8 ISSN 1693-2390 print/issn 2407-0939 online PENEMPATAN SVC (STATIC VAR COMPENSATOR ) PADA JARINGAN DISTRIBUSI DENGAN ETAP 7.5.0

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibangkitkan oleh pembangkit harus dinaikkan dengan trafo step up. Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibangkitkan oleh pembangkit harus dinaikkan dengan trafo step up. Hal ini 2.1 Sistem Transmisi Tenaga Listrik BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem transmisi adalah sistem yang menghubungkan antara sistem pembangkitan dengan sistem distribusi untuk menyalurkan tenaga listrik yang dihasilkan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014ISSN: X Yogyakarta,15 November 2014

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014ISSN: X Yogyakarta,15 November 2014 ANALISIS PERBAIKAN TEGANGAN PADA SUBSISTEM DENGAN PEMASANGAN KAPASITOR BANK DENGAN ETAP VERSI 7.0 Wiwik Handajadi 1 1 Electrical Engineering Dept. of Institute of Sains & Technology AKPRIND Yogyakarta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik yang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti gardu transmisi)

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: kualitas daya, kapasitor bank, ETAP 1. Pendahuluan. 2. Kualitas Daya Listrik

Abstrak. Kata kunci: kualitas daya, kapasitor bank, ETAP 1. Pendahuluan. 2. Kualitas Daya Listrik OPTIMALISASI PENGGUNAAN KAPASITOR BANK PADA JARINGAN 20 KV DENGAN SIMULASI ETAP (Studi Kasus Pada Feeder Srikandi di PLN Rayon Pangkalan Balai, Wilayah Sumatera Selatan) David Tampubolon, Masykur Sjani

Lebih terperinci

Jurnal Media Elektro Vol. V No. 2 ISSN: ANALISIS RUGI-RUGI DAYA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv PADA SISTEM PLN KOTA KUPANG

Jurnal Media Elektro Vol. V No. 2 ISSN: ANALISIS RUGI-RUGI DAYA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv PADA SISTEM PLN KOTA KUPANG ANALISIS RUGI-RUGI DAYA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv PADA SISTEM PLN KOTA KUPANG Sri Kurniati. A, Sudirman. S Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknik, Undana, AdiSucipto Penfui, Kupang, Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti 6 BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN 2.1 Sistem Tenaga Listrik Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti PLTA, PLTU, PLTD, PLTP dan PLTGU kemudian disalurkan

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. BAB II TRANSFORMATOR II.1 Umum Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolakbalik dari satu level ke level

Lebih terperinci

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan oleh: FAJAR WIDIANTO D 400 100 060 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Cilacap, Jl. Letjen Haryono MT. 77 Lomanis, Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Cilacap, Jl. Letjen Haryono MT. 77 Lomanis, Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian tugas akhir berada di PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap, Jl. Letjen Haryono MT. 77 Lomanis, Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia. Gambar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Pada dasarnya, definisi dari sebuah sistem tenaga listrik mencakup tiga bagian penting, yaitu pembangkitan, transmisi, dan distribusi, seperti dapat terlihat

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya. BAB II TRANSFORMATOR II.. Umum Transformator merupakan komponen yang sangat penting peranannya dalam sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik elektromagnetis statis yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi 4.1.1. Umum Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi merupakan pembangkit listrik tenaga air dengan tipe

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pembangkit Listrik Tenaga Angin Pembangkit Listrik Tenaga Angin memberikan banyak keuntungan seperti bersahabat dengan lingkungan (tidak menghasilkan emisi gas), tersedia dalam

Lebih terperinci

Penurunan Rating Tegangan pada Belitan Motor Induksi 3 Fasa dengan Metode Rewinding untuk Aplikasi Kendaraan Listrik

Penurunan Rating Tegangan pada Belitan Motor Induksi 3 Fasa dengan Metode Rewinding untuk Aplikasi Kendaraan Listrik Penurunan Rating Tegangan pada Belitan Motor Induksi 3 Fasa dengan Metode Rewinding untuk Aplikasi Kendaraan Listrik Muhammad Qahhar 2209 100 104 Dosen Pembimbing: Dedet Candra Riawan, ST., M.Eng., Ph.D.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi tegangan tiap bus, perubahan rugi-rugi daya pada masing-masing saluran dan indeks kestabilan tegangan yang terjadi dari suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. serta dalam pengembangan berbagai sektor ekonomi. Dalam kenyataan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. serta dalam pengembangan berbagai sektor ekonomi. Dalam kenyataan ekonomi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Daya listrik memberikan peran sangat penting dalam kehidupan masyarakat serta dalam pengembangan berbagai sektor ekonomi. Dalam kenyataan ekonomi modren sangat tergantung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Waktu dan Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian ini berlokasi di kabupaten Bantul provinsi Yogyakarta, tepatnya di PT PLN (persero) APJ (Area Pelayanan Jaringan)

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN

BAB III KONSEP PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN 26 BAB KONSEP PERHTUNGAN JATUH TEGANGAN studi kasus: Berikut ini proses perencanan yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan Mulai Pengumpulan data : 1. Spesifikasi Transformator 2. Spesifikasi Penyulang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi tegangan tiap bus, perubahan rugi-rugi daya pada masing-masing saluran dan indeks kestabilan tegangan yang terjadi dari suatu

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat BAB II TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkain listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui suatu

Lebih terperinci

SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.

SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4. SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.0 Rudi Salman 1) Mustamam 2) Arwadi Sinuraya 3) Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEOR. Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik Gangguan dapat mengakibatkan kerusakan yang cukup besar pada sistem tenaga listrik. Banyak sekali studi, pengembangan alat dan desain sistem perlindungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik dikatakan sebagai kumpulan/gabungan yang terdiri dari komponen-komponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan oleh: INDRIANTO D 400 100

Lebih terperinci

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014 PERBANDINGAN METODE FAST-DECOUPLE DAN METODE GAUSS-SEIDEL DALAM SOLUSI ALIRAN DAYA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV DENGAN MENGGUNAKAN ETAP POWER STATION DAN MATLAB (Aplikasi Pada PT.PLN (Persero Cab. Medan) Ken

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada suatu jaringan distribusi arus bolak-balik dengan tegangan (V), daya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada suatu jaringan distribusi arus bolak-balik dengan tegangan (V), daya BAB TINJAUAN PUSTAKA.. Faktor Daya Pada suatu jaringan distribusi arus bolak-balik dengan tegangan (V), daya aktif (P) dan daya reaktif (Q), maka besarnya daya semu (S) adalah sebanding dengan arus (I)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Transformator distribusi Transformator distribusi yang sering digunakan adalah jenis transformator step up down 20/0,4 kv dengan tegangan fasa sistem JTR adalah 380 Volt karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekunder dalam kehidupan sehari-hari, baik penggunaan skala rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. sekunder dalam kehidupan sehari-hari, baik penggunaan skala rumah tangga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk saat ini, energi listrik bisa menjadi kebutuhan primer ataupun sekunder dalam kehidupan sehari-hari, baik penggunaan skala rumah tangga maupun skala besar/kecil

Lebih terperinci

Daftar Isi. E T A P (Electrical Transient Analysis Program) PowerStation Pendahuluan

Daftar Isi. E T A P (Electrical Transient Analysis Program) PowerStation Pendahuluan Daftar Isi E T A P (Electrical Transient Analysis Program) PowerStation Pendahuluan Memulai ETAP PowerStation Mempersiapkan Plant Membuat Proyek Baru Menggambar Single Line Diagram Editing Data Peralatan

Lebih terperinci

Studi Perbaikan Stabilitas Tegangan Kurva P-V pada Sistem Jawa-Bali 500kV dengan Pemasangan Kapasitor Bank Menggunakan Teori Sensitivitas

Studi Perbaikan Stabilitas Tegangan Kurva P-V pada Sistem Jawa-Bali 500kV dengan Pemasangan Kapasitor Bank Menggunakan Teori Sensitivitas Studi Perbaikan Stabilitas Tegangan Kurva P-V pada Sistem Jawa-Bali 500kV dengan Pemasangan Kapasitor Bank Menggunakan Teori Sensitivitas Tutuk Agung Sembogo Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Skripsi Dalam menyelesaikan penelitian diperlukan kerangka/tahapan pengerjaan penelitian dari mulai memulai sampai selesai agar memudahkan penulis

Lebih terperinci

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron BAB II MTR SINKRN Motor Sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator dan kumparan medan pada rotor.

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG)

ANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG) ANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG) Agus Supardi 1, Tulus Wahyu Wibowo 2, Supriyadi 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN EKSITASI TERHADAP DAYA REAKTIF GENERATOR

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN EKSITASI TERHADAP DAYA REAKTIF GENERATOR ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN EKSITASI TERHADAP DAYA REAKTIF GENERATOR Imron Ridzki 1 Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh perubahan eksitasi terhadap daya reaktif generator pada unit pembangkitan.

Lebih terperinci

SISTEM TENAGA LISTRIK LABORATORIUM

SISTEM TENAGA LISTRIK LABORATORIUM PANDUAN PRAKTIKUM SISTEM TENAGA LISTRIK LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015 LEMBAR IDENTITAS Nama : NIM : Kelpk,hari/Jam : Daftar Kehadiran Praktikum, Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR 7 BAB II TRANSFORMATOR 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari suatu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT

RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT BUILD DESIGN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT Tri Agus Budiyanto (091321063) Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Bandung

Lebih terperinci

BAB III. Transformator

BAB III. Transformator BAB III Transformator Transformator merupakan suatu alat listrik yang mengubah tegangan arus bolak-balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsipprinsip

Lebih terperinci

SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN METODA ALGORITMA KUANTUM PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT

SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN METODA ALGORITMA KUANTUM PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN METODA ALGORITMA KUANTUM PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT Mart Christo Belfry NRP : 1022040 E-mail : martchristogultom@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 57 BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 4.1. Sistem Instalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Talavera Suite menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai

Lebih terperinci

Outline. Generator models Line models Transformer models Load models Single line diagram Per unit system. Electric Power Systems L3 - Olof Samuelsson

Outline. Generator models Line models Transformer models Load models Single line diagram Per unit system. Electric Power Systems L3 - Olof Samuelsson Outline Generator models Line models Transformer models Load models Single line diagram Per unit system 1 KOMPONEN UTAMA SISTEM TENAGA LISTRIK 1. GENERATOR SEREMPAK. SALURAN TRANSMISI 3. TRANSFORMATOR

Lebih terperinci

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7. ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.0 Fajar Widianto, Agus Supardi, Aris Budiman Jurusan TeknikElektro

Lebih terperinci

MODUL 2 SINGLE LINE DIAGRAM

MODUL 2 SINGLE LINE DIAGRAM MODUL 2 SINGLE LINE DIAGRAM Dalam menganalisa sistem tenaga listrik, suatu diagram saluran tunggal (single line diagram) merupakan notasi yang disederhanakan untuk sebuah sistem tenaga listrik tiga fasa.

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mengubah suatu nilai arus maupun tegangan (energi listrik AC) pada satu rangkaian listrik atau lebih ke rangkaian listrik

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini menggunakan data plant 8 PT Indocement Tunggal

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini menggunakan data plant 8 PT Indocement Tunggal 4.1. Data yang Diperoleh BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini menggunakan data plant 8 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang telah dikumpulkan untuk menunjang dilakukannya perbaikan koordinasi

Lebih terperinci

ANALISIS GENERATOR DAN MOTOR = V. SINKRON IÐf SEBAGAI PEMBANGKIT DAYA REAKTIF SISTEM

ANALISIS GENERATOR DAN MOTOR = V. SINKRON IÐf SEBAGAI PEMBANGKIT DAYA REAKTIF SISTEM Sugeng A Karim, Analisis Generator dan Motor Sinkron Sebagai Pembangkit Daya Reaktif Sistem ANALISIS GENERATOR DAN MOTOR = V. SINKRON IÐf (2) SEBAGAI PEMBANGKIT DAYA REAKTIF SISTEM (Drs. Sugeng A. Karim,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KINERJA GENERATOR DENGAN MENGGUNAKAN AVR. Analisis kinerja generator dengan menggunakan Automatic

BAB IV ANALISIS KINERJA GENERATOR DENGAN MENGGUNAKAN AVR. Analisis kinerja generator dengan menggunakan Automatic 42 BAB IV ANALISIS KINERJA GENERATOR DENGAN MENGGUNAKAN AVR 4.1 Pendahuluan Analisis kinerja generator dengan menggunakan Automatic Voltage Regulator (AVR) dalam tugas akhir ini dilakukan pada generator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu kebutuhan utama bagi penunjang dan pemenuhan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu kebutuhan utama bagi penunjang dan pemenuhan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat memicu kebutuhan akan energi, terutama energi listrik. Masalah listrik menjadi polemik yang berkepanjangan dan memunculkan

Lebih terperinci

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH Yoakim Simamora, Panusur

Lebih terperinci