BAB III KERANGKA PENELITIAN. pencegahan sekunder pada pasien dengan penyakit jantung koroner terpasang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III KERANGKA PENELITIAN. pencegahan sekunder pada pasien dengan penyakit jantung koroner terpasang"

Transkripsi

1 BAB III KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka Konsep dalam penelitian ini menjelaskan variabel yang akan diamati dan diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Kerangka konsep ini bertujuan untuk mengidentifikasi dukungan yang diberikan oleh keluarga dalam pencegahan sekunder pada pasien dengan penyakit jantung koroner terpasang stent. Berdasarkan tujuan penelitian dapat digambarkan kerangka konsep penelitian sebagai berikut: DukunganKeluarga: 1. Dukungan Informasional 2. Dukungan Penilaian 3. Dukungan Instrumental 4. Dukungan Emosional Dukungan: 1.Baik 2.Sedang 3.Kurang Skema 3.1 Kerangka penelitian dukungan keluarga dalam pencegahan sekunder pada pasien dengan penyakit jantung koroner terpasang stent. 44

2 Definisi Operasional Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Dukungan Keluarga Dukungan keluarga adalah segala bentuk perilaku dan sikap positif yang diterima pasien penyakit jantung koroner terpasang stent dari keluarga dalam pencegahan sekunder. berupa: Dukungan 1. Dukungan informasional adalah bantuan yang diberikan oleh keluarga meliputi komunikasi tentang pemberian informasi, usulan, petunjuk, nasehat, ide, dan saran mengenai pencegahan sekunder. Kuesioner dukungan keluarga yang terdiri dari dukungan, informasio nal, penilaian instrumental, dan emosional. sebanyak 25 pernyataan dengan alternatif pilihan jawaban: 1. Selalu 2. Sering 3. Jarang 4. Tidak pernah = dukungan baik = dukungan sedang = dukungan kurang Skala Ordinal 2. Dukungan penilaian adalah bantuan yang diberikan oleh keluarga dalam memberikan dorongan (support), penghargaan, ataupun balasan atas apa yang dilakukan pasien penyakit jantung koroner setelah terpasang stent dalam upaya pencegahan sekunder. 3.Dukungan instrumental adalah bantuan yang diberikan oleh keluarga dalam memberikan atau menyediakan bantuan

3 46 nyata akan kebutuhan individu yaitu bantuan dalam materi, tenaga, dan sarana untuk pencegahan sekunder. 4.Dukungan emosional adalah bantuan yang diberikan oleh keluarga dalam memberikan perhatian, simpati, empati, cinta, dan kepercayaaan dimana pasien penyakit jantung koroner terpasang stent merasa nyaman melakukan pencegahan sekunder.

4 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1.Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk melihat gambaran fenomena pada sekumpulan objek (Notoadmodjo, 2010).Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dukungan keluarga dalam pencegahan sekunder pada pasien dengan penyakit jantung koroner terpasang stent di RSUP H. Adam Malik Medan. 4.2.Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Poli Jantung RSUP H. Adam Malik Medan. Adapun peneliti memilih rumah sakit ini sebagai lokasi penelitian karena rumah sakit ini merupakan rumah sakit tipe A rujukan untuk wilayah Sumatera bagian utara dan sekitarnya serta merupakan rumah sakit pendidikan,sehingga memudahkan peneliti untuk menemukan kasus dan jumlah responden yang memenuhi syarat dalam penelitian ini. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoadmodjo, 2010).Populasi dalam penelitian adalah pasien PJK terpasang stentyang melakukan kontrol jantung ke RSUP H. Adam Malik Medan. Berdasarkan hasil survei awal yang didapat peneliti melalui rekammedik, jumlah 47

5 48 tindakan IKP pada bulan Januari sampai dengan bulan Oktober 2016 diperoleh jumlah 189 pasien. Pasien tersebut akan melakukan kunjungan kontrol jantung minimal sekali dalam satu bulan Sampel Sampel adalah sebagian unsur populasi untuk dijadikan objek penelitian (Arikunto, 2010). Pengukuran sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus Slovin. Maka sampel pada penelitian ini adalah: nn = N 1 + N(dd 2 ) Keterangan: n : besar sampel N : besar populasi d : tingkat kepercayaan/ketepatan yang digunakan 15% (0,15) nn = nn = nn = N 1 + N(dd 2 ) (0,15 2 ) (0,0225) nn = 189 5,2525 nn = 35,9 nn = 36 Responden

6 49 Teknik sampel pada penelitian ini menggunakan accidental sampling yang dilakukan dengan mengambil responden yang kebetulan ada atau tersedia sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2010). 4.4 Pertimbangan Etik Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari Fakultas Keperawatan dan Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik medan.dalam penelitian ini ada beberapa pertimbangan etik yang harus diperhatikan, yaitu: memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian, tetapi menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. 4.5 Instrumen Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen pengumpulan data berupa kuesioner, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2010).

7 50 Kuesioner dibagi menjadi 2 bagian yaitu, kuesioner demografi dan kuesioner dukungan keluarga. Kuesioner data demografi digunakan untuk mengkaji data demografi responden yang meliputi nama (inisial), umur, jenis kelamin, suku, pendidikan, pekerjaan, riwayat penyakit, jaminan kesehatan, dan lama terpasang stent. Kuesioner dukungan keluarga terdiri dari 25 buah pertanyaan meliputi 4 komponen dukungan yaitu: 6 pernyataan dukungan informasional, 6 pernyataan dukungan penilaian, 7 pernyataan dukungan instrumental, dan 6 pernyataan dukungan emosional. Keseluruhan pernyataan merupakan pernyataan positif dan tertutup. Jenis skala pengukuran yang digunakan yaitu skala likert. Setiap pernyataan memiliki nilai yang berbeda, yaitu 4= selalu, 3= sering, 2= jarang, 1= tidak pernah. Untuk penentuan kategori digunakan rumus: p = rentang banyak kelas dimana p merupakan panjang kelas, dengan rentang (nilai tertinggi dikurang nilai yang terendah). Untuk kuesioner dukungan keluarga nilai tertinggi yang diperoleh adalah 100 dan nilai terendah adalah 25 maka rentang yang diperoleh adalah 75 dan banyak kelas ada 3 (baik, sedang, dan kurang) maka didapat panjang kelas sebesar 25. Menggunakan panjang kelas sebesar 25 dan nilai terendah 25 maka dukungan keluarga dapat dikategorikan sebagai berikut: 1.Dukungan Keluarga Skor : dikategorikan sebagai dukungan baik Skor 51 75: dikategorikan sebagai dukungan sedang Skor 25 50: dikategorikan sebagai dukungan kurang

8 51 2.Komponen Dukungan Keluarga a.dukungan Informasional Skor : Baik Skor : Sedang Skor 6-12 : Kurang b.dukungan Penilaian Skor : Baik Skor : Sedang Skor 6-12 : Kurang c.dukungan Instrumental Skor : Baik Skor : Sedang Skor 7-14 : Kurang d.dukungan Emosional Skor : Baik Skor : Sedang Skor 6-12 : Kurang 4.6Validitas dan Reabilitas Instrumen Validitas Instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan suatu instrumen benarbenar dapat dijadikan alat untuk mengukur apa yang akan diukur dan instrumen dianggap valid (Setiadi, 2007). Uji validitas pada penelitian ini dilakukan oleh

9 52 peneliti menggunakan metode validitas isi yaitu dengan menguji instrumen yang mengacu pada isi dan meminta dua orang yang ahli, dalam hal ini peneliti mengkonsultasikannya dengan dosen keperawatan keluarga di Departemen Komunitas Fakultas Keperawatan dan perawat ahli bidang jantung di RSUP H. Adam Malik Medan Reliabilitas Instrumen Kuesioner dukungan keluarga dibuat sendiri oleh peneliti dan disesuaikan dengan tinjauan pustaka. Menurut Azwar (2003), uji reliabilitas dilakukan terhadap 10 orang yang memiliki karakteristik dan kriteria yang sama dengan responden penelitian. Uji reabilitas dilakukan di Poli Jantung RSUP H. Adam Malik. Pada instrumen penelitian ini, uji reabilitas dilakukan sebelum pengumpulan data dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha, denganhasil uji memiliki nilai reabilitas 0,933, sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah penyebaran kuesioner. Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat izin pelaksanaan penelitian dari institusi pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan surat izin dari lokasi penelitian. Pada saat pengumpulan data peneliti menjelaskan waktu, tujuan, manfaat, dan prosedur pelaksanaan penelitian kepada

10 53 calon responden dan yang bersedia berpartisipasi diminta untuk menandatangani surat persetujuan sebagai responden/informed consent. Responden diminta mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti. Selama pengisian kuesioner responden diberi kesempatan untuk bertanya pada peneliti bila ada pertanyaan yang tidak dipahami. Selanjutnya data yang diperoleh dikumpulkan untuk dianalisa Analisa Data Setelah semua data terkumpul, maka dilakukan analisa data melalui beberapa tahapan. Tahapan pertama editing, yaitu mengecek nomor responden, kelengkapan (semua pertanyaan sudah terisi) sesuai petunjuk. Tahap kedua coding, yaitu melakukan peng kodean yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah peneliti saat memasukkan data (data entry).tahap yang ketiga processing, yaitu memasukkan jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang sudah diberi kode ke dalam program atau software komputer. Tahap keempat adalah cleaning, yaitu mengecek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi (Notoatmodjo, 2010). Analisis data yang digunakan untuk instrumen penelitian adalah analisis univariat yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan setiap variabel penelitian. Hasil analisa data penelitian yang dilakukan oleh peneliti disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.

11 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian Bab ini akan menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai dukungan keluarga dalam pencegahan sekunder pada pasien dengan penyakit jantung koroner terpasang stent di RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian dilakukan pada 28 April - 18 Mei, dengan jumlah responden sebanyak 36 responden Karakteristik Responden Hasil penelitian ini menunjukkan karakteristik responden yang meliputi, umur, jenis kelamin, suku, pendidikan terakhir, pekerjaan, riwayat penyakit, jaminan kesehatan dan lama terpasang stent. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas ada pada kelompok umur tahun yaitu 22 orang (61,1%). Jenis kelamin responden mayoritas laki-laki yaitu 34 orang (94,4%). Suku responden mayoritas pada suku batak yaitu 31 orang (86,1%). Pendidikan responden mayoritas adalah Perguruan Tinggi yaitu 17 orang (47,2 %). Pekerjaan responden mayoritas adalah tidak bekerja sebanyak 19 orang (52.8 %). Mayoritas responden tidak memiliki riwayat penyakit yaitu sebanyak 17 orang ( 47.2%). Semua responden menggunakan jaminan kesehatan baik BPJS atau ASKES dari pemasangan stent sampai rawat jalan. Mayoritas responden 54

12 55 sudah terpasang stent lebih dari satu tahun yaitu 32 orang (88.9%). Distribusi frekuensi karakteristik responden dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Distribusi frekuensi dan persentasi karakteristik demografi responden (n=36) No Karakteristik Responden n % 1. Umur tahun tahun tahun Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan Suku Jawa Minang Batak dan lain-lain (Nias, Sunda, India) Pendidikan SD SMP SMA 9 25 Perguruan Tinggi Pekerjaan PNS Pegawai Swasta Wiraswasta Petani Tidak bekerja Lainnya (tukang las pandai besi) Riwayat Penyakit Hipertensi Diabetes Melitus Tidak ada Hipertensi dan Diabetes Melitus Jaminan Kesehatan Ya Lama Terpasang stent 1 tahun tahun

13 Gambaran Dukungan Keluarga dalam Pencegahan Sekunder pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner Terpasang Stent di RSUP H. Adam Malik Medan Distribusi frekuensi dukungan keluarga di RSUP H. Adam Malik Medan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.1.2Distribusi Dukungan Keluarga dalam Pencegahan Sekunder pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner Terpasang Stent di RSUP H. Adam Malik Medan No Dukungan Keluarga Frekuensi % 1 Baik Sedang Kurang Total Hasil penelitian dari 36 responden yang diteliti menunjukkan bahwa distribusi frekuensi dan persentase dukungan keluarga dalampencegahan sekunder pada pasien dengan penyakit jantung koroner terpasang stent dikategorikan sedang, yaitu sebanyak 29 responden (80.6%). Gambaran umum dari komponen dukungan keluarga dalam pencegahan sekunder pada pasien dengan penyakit jantung koroner terpasang stentdijelaskan pada tabel di bawah ini Tabel Distribusi Frekuensi Komponen Dukungan Keluarga dalam Pencegahan Sekunder pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner Terpasang Stent di RSUP H. Adam Malik Medan Kategori Frekuensi Persentase (%) Dukungan Informasional Baik Sedang Kurang Dukungan Penilaian Baik Sedang Kurang

14 57 Dukungan Instrumental Baik 0 0 Sedang Kurang Dukungan Emosional Baik Sedang Kurang Gambaran Dukungan Informasional Keluarga dalam Pencegahan Sekunder pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner Terpasang Stent di RSUP H. Adam Malik Medan Hasil penelitian pada36 responden,dukungan informasional dalam pencegahan sekunder yang diberikan oleh keluarga kepada pasien penyakit jantung koroner terpasang stent, menunjukkan bahwa 24 responden (66,7%) menjawab keluarga tidak pernah mencari informasi tentang penyakit jantung koroner dan kondisi tubuh setelah terpasang stent dan sebanyak 21 responden (58.3%) menjawab keluarga sering menganjurkan mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran dalam melakukan pencegahan sekunder penyakit jantung koroner setelah terpasang stent. Untuk lebih lengkap, hasil dari jawaban responden pada setiap pernyataan untuk dukungan informasional keluarga disajikan dalam tabel dibawah ini Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Informasional Keluarga dalam Pencegahan Sekunder pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner Terpasang Stent No Pertanyaan Selalu Sering Jarang Tidak Pernah 1. Keluarga mencari informasi tentang penyakit jantung koroner dan kondisi tubuh setelah terpasang stent/ring. 1 (2.8%) 0 (0%) 11 (30.6%) 24 (66.7%) 2. Keluarga menjelaskan kepada saya tentang bahaya 0 (0%) 15 (41.7%) 11 (30.6%) 10 (27.8%)

15 58 makanan berlemak bagi kesehatan jantung. 3. Keluarga menganjurkan saya mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran. 4. Keluarga menganjurkan saya berolahraga ringan dan teratur. 5. Keluarga mengingatkan saya untuk tidur tepat waktu / tidak tidur larut malam. 6. Keluarga menjelaskan kepada saya bahaya merokok dan bahaya terpapar asap rokok bagi kesehatan jantung. 3 (8.3%) 2 (5.6%) 0 (0%) 0 (0%) 21 (58.3%) 18 (50.0%) 19 (52.8%) 9 (25.0%) 9 (25.0%) 12 (33.3%) 11 (30.6%) 15 (41.7%) 3 (8.3%) 4 (11.1%) 6 (16.7%) 12 (33.3%) Gambaran Dukungan Penilaian Keluarga dalam Pencegahan Sekunder pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner Terpasang Stent di RSUP H. Adam Malik Medan Hasil penelitian pada36 responden,dukungan penilaiandalam pencegahan sekunder yang diberikan oleh keluarga kepada pasien penyakit jantung koroner terpasang stent, menunjukkan bahwa 24 responden (66,7%) menjawab keluarga selalu membantu untuk tetap berpikir positif terhadap diri sendiri dan sebanyak 23 responden (63.9%)menjawab keluarga sering mengingatkan untuk mematuhi anjuran petugas kesehatan dalam melakukan pencegahan sekunder penyakit jantung koroner setelah terpasang stent. Untuk lebih lengkap, hasil dari jawaban responden pada setiap pernyataan untuk dukungan penilaian keluarga disajikan dalam tabel dibawah ini.

16 Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Penilaian Keluarga dalam Pencegahan Sekunder pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner Terpasang Stent No Pertanyaan Selalu Sering Jarang Tidak Pernah 1. Keluarga membantu saya untuk tetap berpikir positif terhadap diri sendiri. 2. Keluarga mengingatkan saya untuk mematuhi anjuran petugas kesehatan. 3. Keluarga tanggap terhadap setiap masalah yang saya alami. 4. Keluarga memberi semangat kepada saya melakukan diet makanan teratur untuk mencapai berat badan ideal/seimbang. 5. Keluarga membantu dalam menyeleksi makanan yang tidak sesuai untuk kesehatan saya. 6. Keluarga memberi pujian kepada saya bila menjalani pengobatan dan kontrol jantung dengan teratur. 24 (66.7%) 1 (2.8%) 1 (2.8%) 0 (0%) 0 (0%) 1 (2.8%) 0 (0%) 23 (63.9%) 21 (58.3%) 21 (58.3%) 21 (58.3%) 15 (41.7%) 8 (22.2%) 9 (25.0%) 12 (33.3%) 12 (33.3%) 8 (22.2%) 10 (27.8%) 4 (11.1%) 3 (8.3%) 2 (5.6%) 3 (8.3%) 7 (19.4%) 10 (27.8%) Gambaran Dukungan Instrumental Keluarga dalam Pencegahan Sekunder pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner Terpasang Stent di RSUP H. Adam Malik Medan Hasil penelitian pada36 responden, dukungan instrumentaldalam pencegahan sekunder yang diberikan oleh keluarga kepada pasien penyakit jantung koroner terpasang stent, menunjukkan bahwa 25 responden (69,4%) menjawab keluarga tidak pernah memfasilitasi saya untuk berolahraga dan sebanyak 19 responden (52.8%)menjawab keluarga sering menyediakan sayur dan buah-buahan yang tidak bertentangan dengan penyakit saya dalam melakukan pencegahan sekunder penyakit jantung koroner setelah terpasang stent.

17 60 Untuk lebih lengkap, hasil dari jawaban responden pada setiap pernyataan untuk dukungan instrumental keluarga disajikan dalam tabel dibawah ini Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Instrumental Keluarga dalam Pencegahan Sekunder pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner Terpasang Stent No Pertanyaan Selalu Sering Jarang Tidak Pernah 1. Keluarga menemani saya melakukan kontrol jantung ke rumah sakit. 2. Keluarga menyediakan obatobatan yang saya perlukan, terutama saat akan melakukan perjalanan. 3. Keluarga menyediakan makanan yang tidak digoreng. 4. Keluarga menyediakan makanan rendah garam. 5. Keluarga menyediakan sayur dan buah-buahan yang tidak bertentangan dengan penyakit saya. 6. Keluarga memberi empati kepada saya dengan menyediakan dana khusus untuk biaya berobat. 7. Keluarga memfasilitasi saya untuk berolahraga. 8 (22.2%) 2 (5.6%) 0 (0%) 0 (0%) 1 (2.8%) 0 (0%) 0 (0%) 9 (25.0%) 8 (22.2%) 14 (38.9%) 11 (30.6%) 19 (52.8%) 13 (36.1%) 3 (8.3%) 11 (30.6%) 15 (41.7%) 15 (41.7%) 8 (22.2%) 10 (27.8%) 11 (30.6%) 8 (22.2%) 8 (22.2%) 11 (30.6%) 7 (19.4%) 17 (47.2%) 6 (16.7%) 12 (33.3%) 25 (69.4%) Gambaran Dukungan Emosional Keluarga dalam Pencegahan Sekunder pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner Terpasang Stent di RSUP H. Adam Malik Medan Hasil penelitian pada36 responden,dukungan emosionaldalam pencegahan sekunder yang diberikan oleh keluarga kepada pasien penyakit jantung koroner terpasang stent, menunjukkan bahwa 25 responden (69,4%) menjawab keluarga sering mendengarkan keluhan-keluhan yang dirasakan dan sebanyak 24

18 61 responden (66.7%)menjawab keluarga sering menunjukkan wajah yang menyenangkan saat membantu atau melayani saya. dalam melakukan pencegahan sekunder penyakit jantung koroner setelah terpasang stent. Untuk lebih lengkap, hasil dari jawaban responden pada setiap pernyataan untuk dukungan emosional keluarga disajikan dalam tabel dibawah ini Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Emosional Keluarga dalam Pencegahan Sekunder pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner Terpasang Stent No Pertanyaan Selalu Sering Jarang Tidak Pernah 1. Keluarga menunjukkan wajah yang menyenangkan saat membantu atau melayani saya. 2. Keluarga memahami perasaan saya dan saya merasa berharga karena keluarga mencintai saya. 3. Keluarga mendengarkan keluhan-keluhan yang saya rasakan. 4. Keluarga mengingatkan untuk kontrol jantung karena keluarga mengetahui jadwal kontrol jantung saya ke rumah sakit. 5. Keluarga membantu saya dalam mengatasi stres yang saya alami. 6. Keluarga menciptakan suasana tenang dan nyaman kepada saya di rumah. 0 (0%) 3 (8.3%) 1 (2.8%) 9 (25.0%) 1 (2.8%) 1 (2.8%) 24 (66.7%) 3 (8.3%) 25 (69.4%) 20 (55.6%) 18 (50.0%) 24 (66.7%) 10 (27.8%) 28 (77.8%) 9 (25.0%) 2 (5.6%) 11 (30.6%) 9 (25.0%) 2 (5.6%) 2 (5.6%) 1 (2.8%) 5 (13.9%) 6 (16.7%) 2 (5.6%)

19 Pembahasan Dukungan Keluarga dalam Pencegahan Sekunder pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner Terpasang Stent di RSUP H. Adam Malik Medan Hasil penelitian pada36 responden menunjukkan bahwa dukungan keluarga dalam pencegahan sekunder yang diberikan oleh keluarga kepada pasien dengan penyakit jantung koroner terpasang stent dikategorikan sedang, yaitu sebanyak 29 orang (80.6%) seperti yang tertera pada tabel Hasil penelitian yang dilakukan memperlihatkan keluarga kurang memberikan dukungan seperti dukungan instrumental yang rendah, maupun dukungan informasional, penilaian, dan emosional keluarga yang hanya memberikan kontribusi nilai di level sedang. Dukungan keluarga adalah dukungan yang diberikan oleh anggota keluarga (suami, istri, anak, saudara kandung dan orang tua) sehingga individu yang diberikan dukungan merasakan bahwa dirinya diperhatikan, dihargai, mendapatkan bantuan dari orang-orang yang berarti serta memiliki ikatan keluarga yang kuat dengan anggota keluarga yang lain (Friedman, 1998). Hasil penelitian Pratiwi (2009) mengatakan berbagai dampak fisik dan masalah psikologis dialami oleh mereka yang menderita penyakit jantung koroner. Hal ini membuat dukungan keluarga sangat dibutuhkan dari orang-orang yang berada di sekitarnya. Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas responden adalah laki-laki yaitu sebanyak 34 orang (94.4%) dan usia mayoritas responden berada pada usia tahun sebanyak 22 orang (61.1%) seperti tertera pada tabel Penyakit Jantung Koroner di Amerika Serikat didapat 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 17 wanita

20 63 sebelum usia 60 tahun. Estimasi jumlah penderita PJK negara Indonesia, laki-laki sebanyak (0,5 %) dibanding jenis kelamin perempuan yaitu (4%) (Infodatin, 2003). Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh American Hearth Assosiation(2014), faktor resiko yang tidak dapat diubah yaitu: usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga (genetik). Insidensi terkena PJK meningkat tajam seiring penambahan usia dimulai pada usia 40 tahun. Usia membawa perubahan yang tidak bisa dihindari termasuk pada sistem kardivaskuler.morbiditas PJK pada laki-laki dua kali lebih besar dibandingkan dengan wanita dan kondisi ini terjadi hampir 10 tahun lebih dini pada laki-laki daripada perempuan, hal ini dikarenakan estrogen endogen bersifat protektif pada perempuan, namun setelah menopouse insiden PJK meningkat dengan pesat, tetapi tidak sebesar insiden PJK pada laki-laki. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah suku Batak yaitu sebanyak 31 orang (86.1%)seperti tertera pada tabel Hal ini kemungkinan karena yang berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan lebih banyak adalah suku Batak. Sesuai dengan data Badan Pusat Statistik yang menyatakan bahwa jumlah suku terbesar di kota Medan adalah suku Batak. Namun menurut asumsi peneliti, budaya makan tinggi lemak yang terdapat dalam suatu kelompok masyarakat salah satunya ada pada suku Batak. Hasil jawaban yang didapat kebanyakan dari responden suku Batak rajin mengikuti kegiatan adat budaya, sehingga mengkonsumsi makanan tinggi lemak sulit untuk dihindari. Ini dapat menjadi penghalang dalam pembentukan tindakan yang baik mengenai diet PJK.

21 64 Mayoritas reponden sebelumnya tidak memiliki riwayat penyakit yaitu sebanyak 17 orang (47.2%) seperti tertera pada tabel Riwayat penyakit seperti hipertensi dan diabetes melitus, merupakan faktor resiko penyebab terjadinya penyakit jantung koroner. Hipertensi dan DM dapat meningkatkan resiko gangguan peredaran darah yang menyebabkan kerusakan pada sistem pembuluh darah dengan perlahan-lahan. Namun menurut Chung (2010) penyakit jantung koroner tidak selalu didahului oleh suatu penyakit, seperti Hipertensi, DM atau penyakit kronis lainnya. Pengaruh negatif gaya hidup modern yang identik dengan kurang konsumsi serat dalam makanan setiap harinya, pola makan sarat lemak, merokok, dan stres menjadi faktor resiko terjadinya PJK. Sejalan dengan hasil penelitian Hermansyah, dkk (2012) mengatakan tingginya prevalensi penyakit PJK diakibatkan oleh sejumlah faktor yang berhubungan dengan pola hidup dan perilaku masyarakat yang cenderung mengalami pergeseran misalnya merokok, minum alkohol, makan makanan berlemak, stres, dan kurangnya aktivitas fisik. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Katri (2013) yang menyatakan bahwa dukungan keluarga yang diberikan keluarga dengan penyakit kronis,salah satunya adalah penyakit jantung dikategorikan sedang (73,8%). Kesibukan anggota keluarga membuat anggota keluarga kurang memberikan dukungan kepada pasien seperti pemberian informasi terkait masalah kesehatannya. Friedman (2010) menyatakan keluarga berfungsi sebagai sistem pendukung bagi keluarganya, anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika

22 65 diperlukan, selain itu keluarga juga memiliki peranan penting dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan anggota keluarga serta membantu keberhasilan suatu tindakan pengobatan dan meningkatkan rasa nyaman dan sikap positif dari keluarga. Seseorang dengan dukungan yang tinggi akan lebih berhasil menghadapi dan mengatasi masalahnya dibanding dengan yang kurang diberikan dukungan Dukungan Informasional Keluarga dalam Pencegahan Sekunder pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner Terpasang Stent di RSUP H. Adam Malik Medan Hasil penelitian berkaitan dengan dukungan informasinal keluarga dalam pencegahan sekunder pada pasien dengan penyakit jantung koroner terpasang stent di RSUP H. Adam Malik Medan mayoritas pada kategori sedang, yaitu sebanyak 20 responden (55.6%)seperti yang tertera pada tabel Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga tidak pernah memberikan informasi tentang penyakit jantung koroner dan kondisi tubuh setelah terpasang stent/ring. Penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar lulus dari Perguruan Tinggi sebanyak 17responden (47,2%) seperti tertera pada tabel Responden masih dapat mencari informasi sendiri tentang penyakit jantung koroner dan informasi setelah terpasang stent. Rahayu (2008) yang menjelaskan bahwa kemampuan kognitif membentuk cara berfikir seseorang bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan meningkatkan pula ilmu pengetahuan, informasi yang didapat. Namun berdasarkan beberapa jawaban dari responden lainnya, informasi yang didapat dari petugas kesehatan saat melakukan kunjungan rawat jalan dianggap sudah cukup, sehingga informasi tambahan tidak dicari kembali oleh

23 66 keluarga. Mungkin saja karena keluarga sendiri kurang memahami manfaat dalam mencari informasi untuk pencegahan sekunder pada anggota keluarga setelah terpasang stent. Dukungan informasi lainnya yang diberikan keluarga kepada pasien seperti sering menjelaskan bahaya makanan berlemak bagi kesehatan jantung. Keluarga sudah menganjurkan untuk mengkonsumsi buah-buahan dan sayursayuran. Keluarga juga menganjurkan berolahraga ringan dan teratur, dan mengingatkan untuk tidur tepat waktu atau tidak tidur larut malam. Tetapi Keluarga kurang menjelaskan akan bahaya merokok dan bahaya terpapar asap rokok bagi kesehatan jantung, sehingga beberapa responden masih merokok dan kurang dalam penjagaan diri terhadap asap rokok seperti tertera pada tabel Didukung oleh penelitian Handayani dkk (2013) mengatakan usaha penghentian merokok baik aktif dan pasif tidak saja dibutuhkan keinginan dan motivasi dari individu yang bersangkutan, namun faktor dukungan keluarga juga berperan sangat penting. Friedman (2002) menyebutkan bahwa keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan disseminator atau penyebar informasi tentang dunia yang mencakup dengan memberi nasehat, petunjuk-petunjuk, sarana-sarana atau umpan balik. Bentuk dukungan yang diberikan oleh keluarga adalah dorongan semangat, pemberian nasehat atau mengawasi tentang pola makan sehari-hari dan pengobatan. Disinilah peran keluarga untuk memberikan dukungan dalam hal informasi yang lebih terhadap anggota keluarga yang sakit. Karena dukungan informasi memungkinkan si penderita mendapatkan informasi, saran atau nasehat

24 67 yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan dan mengatasi permasalahan yang dihadapi (Kuntjoro, 2002) Dukungan Penilaian Keluarga dalam Pencegahan Sekunder pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner Terpasang Stent di RSUP H. Adam Malik Medan Hasil penelitian berkaitan dengan dukungan penilaian dalam pencegahan sekunder pada pasien dengan penyakit jantung koroner terpasang stent di RSUP H. Adam Malik Medan mayoritas pada kategori sedang, sebanyak 29 responden (80.6%) seperti yang tertera pada tabel Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa dalam memberi dukungan keluarga sudah membantu pasien untuk tetap berpikir positif terhadap diri sendiri. keluargajuga sering mengingatkan untuk mematuhi anjuran petugas kesehatan dan tanggap terhadap setiap masalah yang dialami pasien. keluarga sering memberi semangatmelakukan diet makanan teratur untuk mencapai berat badan ideal/seimbang. Keluarga juga sering membantu dalam menyeleksi makanan yang tidak sesuai untuk kesehatan dan keluarga sering memberi pujian bila menjalani pengobatan dan kontrol jantung dengan teratur seperti tertera pada tabel Dukungan penilaian dalam penelitian ini adalah upaya dari keluarga untuk memberikan umpan balik berupa pujian, bimbingan dan perhatian kepada pasien dalam melakukan pencegahan sekunder penyakit jantung koroner terpasang stent. Hasil penelitian tersebut dipertegas oleh penelitan lain yang dilakukan oleh Dinosetro (2008), menyatakan bahwa dukungan keluarga dengan cara memberi penghargaan pada anggota keluarga yang sedang menjalani masa sulit seperti

25 68 adanya penyakit dan menjalani terapi dalam waktu yang panjang akan menjadi suatu fungsi strategis dalam menurunkan angka kekambuhan. Hasil penelitiana ini juga didukung oleh penelitian Karlina (2012) yang mengatakan dukungan penilaian cenderung lebih mengarah perhatian orang terdekat terhadap segala upaya yang harus dilakukan pasien untuk melakukan pencegahan sekunder. Bentuk bimbingan tersebut biasanya lebih dominan dilakukan oleh anggota keluarga seperti suami/istri. Tentunya membimbing atau mengarahkan pasien dalam segala tindakannya dalam pencegahan sekunder dibutuhkan pengetahuan yang baik, dan biasanya dapat dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya yang strategis untuk meningkatkan upaya pencegahan sekunder pada pasien dengan penyakit jantung koroner terpasang stent Dukungan Instrumental Keluarga dalam Pencegahan Sekunder pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner Terpasang Stent di RSUP H. Adam Malik Medan Hasil penelitian berkaitan dengan dukungan Instrumental keluarga dalam pencegahan sekunder pada pasien dengan penyakit jantung koroner terpasang stent di RSUP H. Adam Malik Medan mayoritas pada kategori kurang, sebanyak 20 responden (55.6%) seperti yang tertera pada tabel Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa dalam memberi dukungan instrumental keluarga kurang dalam memenuhi kebutuhan yang secara nyata dapat diterima oleh pasien seperti penyediaan makanan, obat-obatan, fasilitas saat akan melakukan olahraga, menemani saat kunjungan rawat jalan, dan penyediaan dana.

26 69 Dukungan instrumental adalah bentuk dukungan nyata yang dilakukan oleh anggota keluarga terhadap pencegahan sekunder penyakit jantung koroner setelah terpasang stent. Pemasangan stent bukan jaminan pembuluh darah tidak tersumbat lagi, karena restenosis masih menjadi kekhawatiranjangka panjang sehingga dapat dilakukan IKP ulang dengan pemasangan stent baru (Chung, 2010). Untuk itu perubahan apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga (Setiadi, 2006). Hasil penelitian didapat keluarga jarang menemani melakukan kontrol jantung ke rumah sakit sebanyak 11 responden(30.6%)seperti tertera pada tabel Berdasarkan jawaban dari responden, sebahagian besar mengatakan kontrol jantung ke rumah sakit sering datang sendiri untuk pemeriksaan kesehatan tanpa ditemani keluarga. Hasil penelitian Pratiwi (2009) mengatakan dengan menemani responden kontrol jantung, keluarga mengetahui kemajuan dan masa pemulihan dari penyakit jantung koroner yang responden derita. Sehingga untuk meningkatkan dukungan keluarga dapat dilakukan dengan meningkatkan konseling petugas kesehatan kepada keluarga pada saat pasien melakukan pencegahan sekunder melalui pemeriksaan kesehatan. Sehingga informasi penting bagi keluarga dapat didengarkan langsung oleh keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 15 responden (41.7%) keluarga jarang menyediakan obat-obatan yang diperlukan, terutama saat akan melakukan perjalananseperti tertera pada tabel Dukungan instrumental masuk dalam bentuk fungsi perawatan kesehatan dan ekonomi bagi keluarga, dimana dukungan instrumental diberikan dengan menyediakan peralatan lengkap

27 70 dan memadai bagi penderita, menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan, dan lain-lain (Setiadi, 2008). Menurut Davidson (2003) keluarga berperan penting untuk mengingatkan minum obat rutin secara terus-menerus sebagai penatalaksanaan jangka panjang, dan mengingatkan untuk selalu membawanya ketika anggota keluarga yang menderita PJK akan melakukan perjalanan. Keluarga perlu untuk mendukung responden dalam hal meningatkan minum obat dan penyediaan obat sehingga minum obat dapat dikonsumsi secara rutin dan teratur. Hasil penelitian ini juga menunjukkan keluarga jarang menyediakan makanan yang tidak digoreng sebanyak 15orang (41.7%)dan tidak pernah menyediakan makanan rendah garam sebanyak 11 orang (30.6%)seperti tertera pada tabel National Clinical Practice Guidelines(2014)menyarankan mengubah konsumsi jenis makanan menjadi bervariasi, asupan energi disesuaikan untuk menghindari kelebihan berat badan, konsumsi buah-buahan, sayuran, ikan, daging tanpa lemak, produk rendah lemak. Arterosklerosis pada awalnya terjadi akibat penimbunan kolesterol, lemak, kalsium, sel-sel radang, dan material pembekuan darah (fibrin) pada dinding arteri secara bertahap menumpuk pada dinding arteri, dan akan memungkinkan terjadi penyempitan berikutnya (Sumiati dkk., 2010).Konsumsi garam berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah. Orang yang mengalami hipertensi lebih rentan memiliki penyempitan kembali. Restenosis (penyempitan kembali)dapat terjadi jika pola hidup belum diubah, baik kurang dari satu tahun atau lebih dari satu tahun setelah terpasang stent. Menurut Chung (2010) keluarga mendukung termasuk dalam pemenuhan kebutuhan dalam

28 71 upaya pencegahan sekunder seperti asupan makanan yang sesuai dengan diet yang sehat. Keluarga berperan dalam menyeleksi makanan yang mengandung lemak kurang jenuh serta pengurangan konsumsi makanan yang kaya kolesterol lebih,serta mengurangi makanan yang mengandung banyak garam. Hasil penelitian didapat mayoritas keluarga tidak pernah memfasilitasi fasilitas yang dibutuhkan untuk berolahraga yaitu sebanyak 25 orang (69.4%) seperti tertera pada tabel Berdasarkan dari jawaban responden, terlihat bahwa olahraga bukanlah suatu kebutuhan bagi keluarga sehingga tidak ada yang mengingatkan untuk berolahraga. Penelitian yang dilakukan oleh Suryanto dan Suharjana (2004) menunjukkan bahwa perilaku hidup sehat lansia dalam kategori tidak baik. Kemungkinan para lansia dan keluarga belum atau kurang memahami manfaat memiliki kesegaran jasmani yang baik. Padahal berbagai penelitian memperlihatkan bahwa olahraga yang teratur dapat membantu tubuh untuk memproduksi lebih banyak endorphin yang membuat rasa bahagia dalam mengurasi stres, dimana stres menjadi salah satu pemicu untuk terjadinya restenosis. Dukungan instrumental juga meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti pelayanan, bantuan finansial dengan menyediakan dana untuk biaya pengobatan dan material (Niven, 2009). Sebahagian besar adalah lansia yang sudah memasuki masa pensiun atau tidak lagi bekerja karena penurunan kemampuan fisik, sehingga sumber penghasilan atau pendapatan menjadi berkurang. Salah satu bentuk dukungan nyata yang diberikan keluarga adalah dalam bentuk finansial. Keluarga meyakini bahwa kebutuhan finansial sangatlah

29 72 membantu proses pengobatan meskipun mayoritas responden menggunakan asuransi sebagai pembayaran. Namun bukan berarti responden tidak lagi perlu diberikan dukungan nyata tersebut, sebab kebutuhan pribadi pasien seperti kebutuhan biaya perjalanan, biaya makan, dan sebagainya tidaklah menjadi tanggungan dari asuransi tersebut, mengingat banyak responden juga berasal dari luar kota Medan. Sehingga keluarga berupaya memberikan dukungan nyata dalam pencegahan sekunder ini secara maksimal Dukungan Emosional Keluarga dalam Pencegahan Sekunder pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner Terpasang Stent di RSUP H. Adam Malik Medan Hasil penelitian berkaitan dengan dukungan emosional keluarga dalam pencegahan sekunder pada pasien dengan penyakit jantung koroner terpasang stent di RSUP H. Adam Malik Medan mayoritas pada kategori sedang, sebanyak 30 responden (83.3%) seperti yang tertera pada tabel Hasil ini memberikan gambaran bahwa keluarga sudah memberikan dukungan secara emosional dan telah berusaha membantu anggota keluarga yang menderita penyakit jantung koroner terpasang stent untuk menjalani proses pencegahan sekunder. Bentuk dukungan emosional yang diberikan keluarga seperti menunjukkan wajah yang menyenangkan saat membantu atau melayani, mendengar keluhan-keluhan yang dirasakan, mengingatkan kontrol jantung, membantu dalam mengatasi stres yang dialami dan menciptakan suasana tenang dan nyaman di rumah sehingga membuat pasien merasakan ketenangan dan kenyamanan.

30 73 Hasil penelitian ini didapat sebanyak 28 responden (77.8%) menjawab keluarga jarang memahami perasaan mereka dan jarang merasa berharga karena dicintai keluarga seperti tertera pada tabel Berdasarkan jawaban, responden mengatakan keluarga biasa-biasa saja dalam memahami perasaan setelah beberapa waktu terpasang stent. Niven (2009) berpendapat bahwa jika seorang pasien yang menjalani terapi dalam jangka waktu yang lama akan memiliki tingkat stres yang lebih tinggi sehingga ia memiliki perasaan kurang dimiliki dan dicintai oleh keluarganya. Oleh sebab itu, dukungan emosional dapat menggantikannya atau menguatkan perasaan-perasaan yang baik. Dukungan emosional keluarga berperan supaya pasien mempunyai motivasi dalam proses rehabilitasi diri, suasana di dalam keluarga mendukung dan menciptakan perasaan positif dan berarti bagi pasien itu sendiri (Nurdiana dkk, 2007). Dukungan merupakan faktor penting dalam manajemen stres dan diperlukan oleh individu tergantung pada keadaan yang penuh tekanan yang sedang dijalaninya seperti menjalani terapi dalam waktu yang begitu panjang. Dukungan keluarga juga mempengaruhi kesehatan individu dengan melindungi individu terhadap efek negatif dari stres yang berat dan menghindari semakin buruknya kondisi individu tersebut. Hal ini sejalan yang dinyatakan oleh pendapat Barbara (2008) bahwa keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi yang meliputi ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian terhadap anggota keluarga penderita. Oleh karena itu selayaknya dukungan keluarga secara tulus dapat dirasakan oleh penderita sehingga dia tetap terus menjalankan pengobatannya

31 74 dengan penuh semangat. Sehingga keluarga berusaha memberikan kasih sayang yang penuh agar pasien merasa tidak terabaikan dan disisihkan dari anggota keluarga.

32 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa dukungan keluarga dalam kategori sedang (80.6%). Dilihat dari komponen dukungan keluarga, 3 komponen dalam kategori sedang yaitu: dukungan infomasiona l keluarga (55.6%), dukungan penilaian keluarga (80.6%), dan dukungan emosional (83.3%), sedangkan dukungan instrumental keluarga masih dalam kategori kurang (44.4%). Kurangnya dukungan nyata yang diberikan keluarga akan meningkatkan resiko faktor prediktor berulangnya kembali pasien terkena angina sampai serangan jantungakibat restenosis setelah terpasang stent. Untuk itu dukungan keluarga pada setiap komponen harus lebih dimaksimalkan, terkhusus pada dukungan instrumental. Seseorang dengan dukungan yang tinggi akan lebih berhasil menghadapi dan mengatasi masalahnya dibanding dengan yang kurang diberikan dukungan. 6.2 Saran Bagi Pendidikan Keperawatan Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk memotivasicalon perawat dalam meningkatkan keterampilan dan pengetahuan,serta lebih memahamisecara mendalam tentang dukungan keluarga yang diberikan kepada pasien dalam pencegahan sekunder dengan penyakit jantung koroner setelah terpasang stent. 75

33 BagiTenaga Kesehatan (Perawat) Perawat sebagai bagian dari tim kesehatan, menjadi sumber informasi yang tepat bagi keluarga tentang pentingnya dukungan keluarga bagi pasien penyakit jantung koroner terpasang stent yang sedang melakukan kunjungan rawat jalan di rumah sakit, seperti memberikan konseling secara khusus kepada keluarga dan pasien mengenai penyakit jantung koroner secara detail, memberi pendidikan kesehatanmengenai hal yang harus dilakukan, memotivasi keluarga untuk tetap memberikan dukungan kepada pasiensaat berada di rumah, dan membagikan leafleat tentang pencegahan sekunder penyakit jantung koroner, sehingga keluarga dan pasien mendapat semangat untuk terus melakukan pencegahan sekunder menghindari penyumbatan berikutnya Bagi Rumah Sakit a. Membuat program rehabilitasi kardiovaskular rawat jalan yang komprehensif baik sebelum dikeluarkan dari rumah sakit atau selama kunjungan followup.sehingga pasien juga dapat berkomunikasi dalam suatu group bersama dengan pasien penyakit jantung koroner yang telah terpasang stent lainnya. b. Peningkatan sosialisasi dan upaya promosi kesehatan secara rutin tentangpencegahan sekunder penyakit jantung koroner dengan mengikut sertakan paraanggota keluarga dengan memberikan leaflet, agar anggota keluargamemahami bahwa dukungan keluarga mempunyai andil dalam peningkatanupaya pencegahan sekunder pada pasien penyakit jantung koroner terpasang stent.

34 Bagi Penelitian Keperawatan Penelitian ini hanya melihat dukungan keluarga dari persepsi pasien, perlu penelitian lanjutan tentang partisipasi keluarga sehingga dapat benar-benar diketahui hal yang paling berpengaruh terhadap upaya pencegahan sekunder pada pasien penyakit jantung koroner terpasang stent agar memberikan kontribusi terhadap pengetahuan dan riset ilmiah di masa akan datang. Penelitian ini juga tidak menanyakan aktivitas seksual responden, dan riwayat konsumsi minum alkohol. Penelitian selanjutnya diharapkan lebih menggali lagi untuk kedua hal tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang sangat menakutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang sangat menakutkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang sangat menakutkan dan masih menjadi masalah kesehatan baik di negara maju maupun di negera berkembang.penyakit Jantung

Lebih terperinci

FORMULIR PERMOHONAN PENELITIAN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI BLUD PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK JAKARTA BARAT

FORMULIR PERMOHONAN PENELITIAN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI BLUD PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK JAKARTA BARAT FORMULIR PERMOHONAN PENELITIAN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI BLUD PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK JAKARTA BARAT OLEH: SABRINA ADELINA ENGELINE NIM: 2014.33.075 Saya

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konseptual Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif non eksperimental bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif non eksperimental bersifat BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif non eksperimental bersifat correlational dengan menggunakan pendekatan cross sectional yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah rancangan penelitian korelasi (hubungan/ asosiasi) yang mengkaji hubungan antara dua variabel dengan menggunakan pendekatan cross-sectional.

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN I. KARAKTERISTIK RESPONDEN a. Nama : b. Umur : c. Jenis Kelamin : L / P d. Pendidikan

Lebih terperinci

Definisi Operasional

Definisi Operasional Definisi Operasional No Variabel Definisi Alat ukur Cara Hasil Ukur Skala Operasional Ukur Ukur Variabel Independen : 1. Dukungan : a. Penghargaan Dukungan yang Baik > Ordinal diberikan tentang kuisioner

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENELITIAN. pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Di dalam penelitian ini

BAB III KERANGKA PENELITIAN. pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Di dalam penelitian ini 1. Kerangka Penelitian BAB III KERANGKA PENELITIAN Kerangka konseptual dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan dengan beban keluarga dalam mengikuti regimen terapeutik pada anggota

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan faktor-faktor yang

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan faktor-faktor yang BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 1. KERANGKA PENELITIAN Kerangka penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan minum obat yang meliputi faktor ketidakpatuhan sehubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode. adanya perlakuan dari peneliti (Nursalam, 2013).

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode. adanya perlakuan dari peneliti (Nursalam, 2013). BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif komparatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konsep Peran keluarga car 1 Penyedia fasilitas belajar 2 Pendidik 3 Pembimbing Gaya Belajar 4 Model atau teladan hidup Kurang Cukup Baik Visual Auditorial Kinestetik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan, membuat usia harapan hidup manusia relatif bertambah panjang. Menurut United Nations: World Population

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery Disease (CAD) merupakan suatu penyakit yang terjadi ketika arteri yang mensuplai darah untuk dinding

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian non-experiment

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian non-experiment BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian non-experiment dan merupakan penelitian deskriptif korelasi yang mengkaji hubungan perilaku manajemen

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

BAB V PEMBAHASAN. a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Univariat 1. Karakteristik responden a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Responden dalam penelitian ini adalah pasien LBP yang sebagian besar berjenis kelamin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) (63% dari seluruh kematian) di dunia. Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit gangguan pada jantung dan pembuluh darah, termasuk penyakit jantung koroner, stroke, gagal jantung kongestif, penyakit vaskular

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Yogyakarta atau yang terkenal dengan nama Rumah Sakit Jogja adalah rumah sakit milik Kota Yogyakarta yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Penyakit jantung koroner (CHD = coronary heart desease) atau penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan ancaman kesehatan. Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan berbagai perubahan pola penyakit, yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENELITIAN. Dalam penelitian ini mencoba menjelaskan persepsi lansia tentang pelayanan

BAB III KERANGKA PENELITIAN. Dalam penelitian ini mencoba menjelaskan persepsi lansia tentang pelayanan BAB III KERANGKA PENELITIAN 1.1 Kerangka Penelitian Dalam penelitian ini mencoba menjelaskan persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia. Berdasarkan hasil studi kepustakaan dapat disusun kerangka

Lebih terperinci

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN SETELAH MENDAPATKAN PENJELASAN (INFORMED CONCENT)

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN SETELAH MENDAPATKAN PENJELASAN (INFORMED CONCENT) SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN SETELAH MENDAPATKAN PENJELASAN (INFORMED CONCENT) Nama : Debby Anisha Judul Penelitian : Kepatuhan pasien diabetes melitus tipe 2 dalam penatalaksanaan DM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif yang bertujuan untuk mendiskripsikan atau menjelaskan fenomena. Fenomena

Lebih terperinci

DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA Elisa Putri D. Siahaan*, Wardiyah Daulay** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen

Lebih terperinci

Terima kasih atas pertisipasi Bapk/Ibu dalam penelitian ini. Tanda Tangan : Tanggal :

Terima kasih atas pertisipasi Bapk/Ibu dalam penelitian ini. Tanda Tangan : Tanggal : Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi di Ruangan RB2 RSUP HAM Saya adalah Mahasiswi S1 Ekstensi Fakultas Keperawatan

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN POLA KONSUMSI ENERGI, LEMAK JENUH DAN SERAT DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER Usdeka Muliani* *Dosen Jurusan Gizi Indonesia saat ini menghadapi masalah

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konseptual pada penelitian ini menggambarkan bahwa variabel

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konseptual pada penelitian ini menggambarkan bahwa variabel BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Kerangka konseptual dalam penelitian ini menjelaskan tentang variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian, yaitu hubungan dukungan spiritualitas

Lebih terperinci

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN 8 9 10 11 12 Lampiran 5 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa bidang studi ilmu keperawatan (PSIK) Universitas Sari Mutiara Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga pada ibu hamil dengan Hiperemesis

Lebih terperinci

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes GAYA HIDUP PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATES KABUPATEN KULON PROGO Ana Ratnawati Sri Hendarsih Anindya Intan Pratiwi ABSTRAK Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN. : Fak. Keperawatan USU Medan

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN. : Fak. Keperawatan USU Medan LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Mutia Sari NIM : 101101127 No. HP : 087763529321 Alamat : Fak. Keperawatan USU Medan Adalah mahasiswa tingkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit jantung koroner (PJK) telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara optimal.

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap masyarakat di Kelurahan Tanjung Rejo terhadap PJK.

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Teori Diabetes Melitus Tipe 2 Patofisiologi: Kerusakan fungsi sel beta pankreas dan resistensi insulin Menurunnya pengambilan glukosa oleh jaringan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. observasi data variabel independen dan variabel dependen hanya satu kali

METODE PENELITIAN. observasi data variabel independen dan variabel dependen hanya satu kali BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional, yaitu penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional, yaitu setiap variabel diobservasi hanya satu kali saja dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan case-control. Studi kasus kontrol adalah rancangan epidemiologi yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan landasan berfikir dalam melakukan penelitian yang dikembangkan berdasarkan teori. 40 Variabel yang akan diteliti adalah faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan tanggal 21 Mei - 4 juni tahun 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan tanggal 21 Mei - 4 juni tahun 2013 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di poliklinik penyakit dalam RSUD Prof.Dr. Aloei Saboe 3.1.2 Waktu penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Peserta JamKesMas di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Peserta JamKesMas di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Hubungan Dukungan Keluarga dengan Lama Hari Rawat Pasien Gangguan Jiwa Peserta JamKesMas di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan Saya adalah mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

Sikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket

Sikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Tingkat Pengetahuan Tentang Mammografi Sikap Terhadap Mammografi Wanita 3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL A. Kerangka Konsep Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR. Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah komorbiditas pada pasien hemodialisa. Kualitas hidup diukur setelah 2

BAB III METODE PENELITIAN. adalah komorbiditas pada pasien hemodialisa. Kualitas hidup diukur setelah 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi kohort prospektif. Faktor resiko yang diteliti adalah komorbiditas pada pasien hemodialisa. Kualitas hidup diukur setelah 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbatan

Lebih terperinci

BAB 3. KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep. Dengan variabel yang diteliti adalah tingkat spiritualitas dengan unsur yang dinilai

BAB 3. KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep. Dengan variabel yang diteliti adalah tingkat spiritualitas dengan unsur yang dinilai BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Kerangka konseptual dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat spiritualitas dan stres pada lansia di Graha Resident Senior Karya Kasih Medan.

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP. Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka

BAB III KERANGKA KONSEP. Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka BAB III KERANGKA KONSEP A. Konsep Penelitian Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka konsep. Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan berdampak pada penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan angka kematian serta peningkatan angka harapan hidup penduduk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelemahan dan kematian sel-sel jantung (Yahya, 2010). Fenomena yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. kelemahan dan kematian sel-sel jantung (Yahya, 2010). Fenomena yang terjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan gangguan pada pembuluh darah koroner berupa penyempitan atau penyumbatan yang dapat mengganggu proses transportasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum di negara berkembang. Hipertensi yang tidak segera ditangani berdampak pada munculnya penyakit degeneratif,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengobatan dan peralatan (Busse, Blumel, Krensen & Zentner, 2010).Robertson

BAB 1 PENDAHULUAN. pengobatan dan peralatan (Busse, Blumel, Krensen & Zentner, 2010).Robertson ` BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kronis adalah penyebab dari kesakitan dan kematian yang membutuhkan jangka waktu lama dan respon yang kompleks, jarang sembuh total, serta berkoordinasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan meningkatnya konstraksi pembuluh darah arteri sehingga terjadi resistensi aliran

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PENDAPATAN DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PENDAPATAN DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA. Skripsi 0 HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PENDAPATAN DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA Skripsi Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian pra-eksperiment dengan desain penelitian one group

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian pra-eksperiment dengan desain penelitian one group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan rancangan penelitian pra-eksperiment dengan desain penelitian one group pre-post test design (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang jantung. Organ tersebut memiliki fungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Kelainan pada organ tersebut

Lebih terperinci

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI Delia Ulpa*, Mahnum Lailan Nst.** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara **Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian (Hidayat, 2007). Metode penelitian ini berdasarkan rumusan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP

BAB III KERANGKA KONSEP BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antara variabel yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2003). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan pembelajaran dari beberapa buku-buku literatur yang membahas. merupakan formula baku bersumber dari pustaka.

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan pembelajaran dari beberapa buku-buku literatur yang membahas. merupakan formula baku bersumber dari pustaka. 1 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang metodologi penelitian yang digunakan. Penulis melakukan pembelajaran dari beberapa buku-buku literatur yang membahas tentang jenis, rancangan, dan desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan mendeskripsikan/memaparkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan mendeskripsikan/memaparkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian non eksperimen yaitu survey deskriptif.penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mendeskripsikan/memaparkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau mendeskripsikan tentang suatu

Lebih terperinci

Biaya rental dan print proposal Rp Biaya internet Rp Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp

Biaya rental dan print proposal Rp Biaya internet Rp Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp Lampiran 3 RENCANA ANGGARAN PENELITIAN PROPOSAL Biaya rental dan print proposal Rp 1. Biaya internet Rp 5. Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp 5. Fotocopy perbanyak proposal Rp 5. Membeli sumber,

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konsep Menurut Notoatmodjo (2012), kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi konsep-konsep serta variabel-variabel yang akan di ukur (diteliti).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan Tanggal 17 Mei-03 Juni

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan Tanggal 17 Mei-03 Juni 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Tilote Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. 3.1.2 Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif komparatif. Komparatif merupakan penelitian non-eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif komparatif. Komparatif merupakan penelitian non-eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif komparatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang Hemodialisa RSUD DR. M.M

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang Hemodialisa RSUD DR. M.M BAB III METODE PENELITIAN 3.1 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang Hemodialisa RSUD DR. M.M Dunda Limboto. 3.1.2. Waktu Penelitian Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. kesehatan di Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai.

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. kesehatan di Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai. BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 2.1 Kerangka Konsep Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien pengguna Jampersal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. obyek dan subyek penelitian. Rancangan penelitian secara survei untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. obyek dan subyek penelitian. Rancangan penelitian secara survei untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang mendapatkan hasil gambaran secara menyeluruh tentang obyek dan subyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian pengetahuan dan sikap terhadap praktik pencegahan hipertensi pada remaja ini dilakukan di SMAN 15 Semarang

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN

HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN Wirdasari Hasibuan*, Ismayadi** ABSTRAK Program pelayanan posyandu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini pengukuran perilaku menggunakan kuesioner. Dengan 15 pernyataan yang berisikan tentang perawatan kejang demam pada balita usia 0-5 tahun.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara maju dan negara sedang berkembang. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

BAB 1 PENDAHULUAN. negara maju dan negara sedang berkembang. Penyakit Jantung Koroner (PJK) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan masalah kesehatan di negara maju dan negara sedang berkembang. Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit jantung

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL. Pada bab ini diuraikan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian, dan definisi

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL. Pada bab ini diuraikan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian, dan definisi 59 BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL Pada bab ini diuraikan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian, dan definisi operasional. Kerangka konsep merupakan justifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan cross-sectional, yaitu penelitian yang menekankan pada pengukuran data variabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 1. Masalah penyakit menular masih merupakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian

LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian 84 85 Lampiran 1a LEMBAR OBSERVASI 1. Kode : 2. Diagnosa Medis : 3. Derajat Gagal Jantung Kongestif : 4. Riwayat Hipertensi : Ada Tidak Ada 5. Lama Rawatan : Hari/Bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independent dan dependent, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah korelasional yaitu bentuk analisis terhadap variabel penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan hubungan, bentuk atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Cross sectional berarti pengambilan data yang dilakukan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Cross sectional berarti pengambilan data yang dilakukan dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Cross sectional berarti pengambilan data yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kepatuhan penderita kanker dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel

Lebih terperinci

L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara

L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara L A M P I R A N LEMBAR PERSETUJUAN Setelah membaca penjelasan penelitian ini dan mendapatkan jawaban atas pernyataan yang saya ajukan, maka saya mengetahui manfaat dan tujuan penelitian ini, saya mengerti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian explanatory research yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

CURRICULUM VITAE. Tempar / Tanggal Lahir : Bandar Lampung / 1 Maret 1991

CURRICULUM VITAE. Tempar / Tanggal Lahir : Bandar Lampung / 1 Maret 1991 Lampiran 1: Daftar Riwayat Hidup CURRICULUM VITAE Nama : Muhammad Ikhsan Chan Tempar / Tanggal Lahir : Bandar Lampung / 1 Maret 1991 Agama Alamat : Islam : Jalan Abdul Hakim Komplek Classic II Setiabudi

Lebih terperinci

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard)

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan salah satu masalah kesehatan utama di negara maju maupun berkembang. Penyakit ini menjadi penyebab nomor satu kematian

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, dan Usia Harapan Hidup. (1) Penyakit degeneratif adalah salah

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Tekanan darah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini mengggunakan deskriptif korelasi dimana akan menggali fenomena hubungan antara Sikap dan Praktek Pengendalian kadar gula darah dengan

Lebih terperinci

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Hubungan Dukungan Keluarga dengan Harga Diri Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Bagian Kemoterapi RSUP H. Adam Malik Medan Oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang terjadi akibat ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen miokardium yang disebabkan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kode : LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bernama Ardian Hidayah, NIM adalah mahasiswa

Lampiran 1 Kode : LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bernama Ardian Hidayah, NIM adalah mahasiswa Lampiran 1 Kode : LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bernama Ardian Hidayah, NIM 101121094 adalah mahasiswa S1 Ekstensi Fakultas Kerperawatan. Saat ini saya sedang melakukan penelitan mengenai

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep Kerangka konsep adalah alur penelitian yang memperlihatkan variabel-variabel yang mempengaruhi dan terpengaruhi. Dengan kata lain dalam

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP. dan dependen (Nursalam, 2008, hal. 55). Variabel independen dalam penelitian ini

BAB III KERANGKA KONSEP. dan dependen (Nursalam, 2008, hal. 55). Variabel independen dalam penelitian ini BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Konsep adalah abtraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara dua variabel independen dan

Lebih terperinci