kebutuhan lingkungan ekonomi dewasa ini. Tema Baru Dalam Akuntansi Manajemen : 1. Manajemen Berdasarkan Aktivitas (Activity Based Management)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "kebutuhan lingkungan ekonomi dewasa ini. Tema Baru Dalam Akuntansi Manajemen : 1. Manajemen Berdasarkan Aktivitas (Activity Based Management)"

Transkripsi

1 LANDASAN TEORI Kebanyakan prosedur perhitungan biaya produk dan akuntansi manajemen yang digunakan pad abad ke 20 dikembangkan antara tahun 1880 dan Sebelum tahun 1914, banyak perkembangan awal yang menekankan pada perhitungan biaya produk menelusuri tingkat laba perusahaan ke tiap produk dan menggunakan informasi ini untuk pengambilan keputusan strategis. Akan tetapi, penekanan pada hal tersebut mulai ditinggalkan sejak tahun 1925 seiring dengan munculnya pendekatan perhitungan biaya persediaan mengalokasikan biaya manufaktur ke produk agar biaya persediaan dapat dilaporkan kepada pengguna eksternal laporan keuangan perusahaan. Pelaporan keuangan telah menjadi pendorong untuk membentuk desain sistem akuntansi biaya. Manajer dan perusahaan bersedia menerima informasi biaya rata-rata secara gregat atas tiap produk karena mereka merasa tidak membutuhkan informasi biaya dari setiap produk yang lebih terperinci dan akurat mengenai setiap produk. Sepanjang perusahaan memproduksi produk-produk sejenis yang membutuhkan sumber daya pada tingkat yang hampir sama, informasi biaya rata-rata yang disediakan oleh sistem biaya dan dipengaruhi oleh sistem keuangan sudah cukup memadai. Walaupun keanekaragaman jenis produk pada beberapa perusahaan meningkat, kebutuhan informasi biaya yang lebih akurat tidak akan sebanding dengan tingginya biaya yang dibutuhkan untuk menyediakan informasi tersebut. Pada banyak perusahaan, biaya yang dikeluarkan untuk menyusun sistem biaya yang terperinci lebih besar dibandingkan manfaatnya. Beberapa usaha untuk meningkatkan kegunaan manajerial dari sistem biaya konvensional dilakukan pada tahun 1950-an dan 1960-an. Para pengguna mendiskusikan kelemahan informasi yang disediakan oleh sistem yang didesain untuk menyusun laporan keuangan. Akan tetapi, usaha-usaha pada perbaikan sistem tersebut pada dasarnya terpusat untuk membuat informasi akuntansi keuangan yang lebih berguna bagi penggunanya daripada untuk menghasilkan seperangkat informasi dan prosedur baru yang terpisah dari sistem pelaporan eksternal. Pada tahun 1980-an dan 1990-an, praktik-praktik akuntansi manajemen tradisional yang sudah tidka mampu lagi melayani kebutuhan manajerial banyak ditemukan. Beberapa pihak menyatakan sistem akuntansi manajemen yang ada sudah usang dan tidak berguna. Perhitungan biaya produk dan sumber daya yang lebih akurat dibutuhkan untuk memungkinkan manajer meningkatkan kualitas dan produktivitas, serta mengurangi biaya. Sebagai tanggapan terhadap kelemahan sistem akuntansi manajemen tradisional, berbagai usaha dilakukan untuk mengembangkan sistem akuntansi manajemen baru yang dapat memenuhi

2 kebutuhan lingkungan ekonomi dewasa ini. Tema Baru Dalam Akuntansi Manajemen : 1. Manajemen Berdasarkan Aktivitas (Activity Based Management) Manajemen berdasarkan aktivitas (activity based management) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi di seluruh sistem yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas yang bertujuan meningkatkan nilai bagi pelanggan dan laba yang dihasilkan. Manajemen berdasarkan aktivitas menekankan pada perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing-abc) dan analisis nilai proses. 2. Orientasi pada Pelanggan Manajemen berdasarkan aktivitas bertujuan meningkatkan nilai pelanggan dengan cara mengelola aktivitas. Nilai bagi pelanggan adalah fokus utama karena perusahaan dapat menciptakan keunggulan bersaing dengan menciptakan nilai yang lebih baik bagi pelanggan dengan biaya yang sama atau lebih rendah dari pesaing. Nilai bagi pelanggan (customer value) adalah selisih antara apa yang pelanggan terima (realisasi bagi pelanggan) dengan apa yang pelanggan serahkan (pengorbanan pelanggan). Apa yangditerima disebut produk total. 3. Perspektif Lintas Fungsional Pengelolaan rantai nilai berarti akuntan manajemen harus memahami banyak fungsi bisnis, mulai dari manufaktur, pemasaran, distribusi hingga pelayanan konsumen. Kebutuhan ini akan semakin besar saat perusahaan terlibat dalam perdagangan internasional. Ketika pendekatan rantai nilai digunakan dan nilai bagi pelanggan diutamakan, fungsi-fungsi tersebut akan saling berhubungan. Perspektif lintas fungsional memungkinkan kita melihat gambar yang besar. Pandangan yang lebih luas ini memungkinkan manajer meningkatkan kualitas, mengurangi waktu yang diburuhkan untuk melayani pelanggan internal ataupun eksternal, dan meningkatkan efisiensi. 4. Manajemen Kualitas Total Filosofi manajemen kualitas total dimana perusahaan berusaha menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan pekerjanya menghasilkan produk yang sempurna (zero defect) telah menggantikan sikap kualitas yang berterima di masa lalu. Penekanan total pada kualitas juga telah menciptakan kebutuhan akan adanya suatu sistem akuntansi manajemen yang menyediakan informasi keuangan dan nonkeuangan tentang kualitas. 5. Waktu Sebagai Elemen Persaingan Waktu adalah elemen penting dalam semua tahap rantai nilai. Perusahaanperusahaan kelas dunia mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pasar dengan cara memperpendek siklus desain, implementasi dan produksi. Tujuan keseluruhannya adalah peningkatan respons terhadap pelanggan.

3 6. Efisiensi Biaya adalah ukuran kritikal untuk efisiensi. Tren dalam biaya sepanjang waktu dan perubahan produktivitas dapat menjadi ukuran penting atas keefektivan keputusan perbaikan berkelanjutan. Biaya harus ditetapkan, diukur, dan dialokasikan secara tepat agar pengukuran efisiensi menjadi bernilai. 7. Bisnis Secara Elektronik (E-Business) Bisnis secara elektronik (e-business) adalah transaksi bisnis atau pertukaran informasi yang dijalankan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Bisnis ini menyediakan kesempatan bagi perusahaan untuk memperluas penjualannya diseluruh dunia dan dapat menurunkan biaya secara signifikan jika dibandingkan dengan transaksi dengan menggunakan kertas. Perbedaan Akuntansi Keuangan, Akuntansi Biaya, Manajemen Biaya dan Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen : mengukur, menganalisis dan melaporkan informasi keuangan dan non keuangan yang membantu manajer membuat keputusan guna mencapai tujuan organisasi. Manajer akan menggunakan informasi akuntansi manajemen itu untuk memilih, mengomunikasikan, dan mengimplementasikan strategi. Mereka juga menggunakan informasi akuntansi manajemen untuk mengoordinasi keputusan-keputusan desain produk, produksi serta pemasaran. Akuntansi manajemen berfokus pada pelaporan internal. Akuntansi keuangan : berfokus pada pelaporan kepada pihak eksternal seperti investor, lembaga pemerintah, bank dan pemasok. Akuntansi keuangan mengukur dan mencataat transaksi-transaksi bisnis serta menyajikan laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum (Generally Accepted Accounting Principles - GAAP). Akuntansi biaya : mengukur, menganalisis, dan melaporkan informasi keuangan dan nonkeuangan yang terkait dengan biaya perolehan atau penggunaan sumberdaya dalam suatu organisasi. Akuntansi biaya menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan. Manajemen biaya : mengggambarkan pendekatan serta aktivitas manajer dalam membuat keputusan-keputusan perencanaan dan pengendalian jangka pendek serta jangka panjang, yang akan meningkatkan nilai bagi pelanggan dan yang akan menurunkan biaya produk dan jasa. Manajemen biaya memiliki fokus yang luas dan tidak boleh hanya diinterpretasikan dalam hal pengurangan biaya secara terus menerus. Manajemen biaya tidak diterapkan terpisah dari yang lain.

4 Manajemen biaya merupakan bagian integral dari strategi manajemen umum dan penerapannya. (Hongren, Datar and Foster : 2-4, 2008) Keterangan Pengguna informasi Peraturan Sumber data Sifat dari laporan dan prosedur Akuntansi Manajemen Manajer yang ada di dalam perusahaan Tidak dibutuhkan, karena hanya untuk pengguna internal Sistem akuntansi dasar ditambah berbagai macam sumber lainnya Laporan berfokus pada subunits. Disusun berdasarkan kombinasi dari data historis, estimasi dan proyeksi dari masa depan Akuntansi Keuangan Pihak-pihak yang berkepentingan diluar perusahaan Dibutuhkan. Harus disusun berdasarkan GAAP yang diatur oleh FASB dan SEC Hampir seluruhnya berasal dari sistem akuntansi dasar Laporan berfokus pada perusahaan secara keseluruhan. Disusun berdasarkan transaksi di masa lalu. Keterangan Akuntansi Manajemen Akuntansi Keuangan Pengguna utama Fokus internal Fokus eksternal Pembatasan pada Tidak ada aturan yang Harus mengikuti aturan masukan dan proses mengikat tertentu dari pihak Jenis informasi Informasi keuangan dan nonkeuangan, informasi dapat bersifat subjektif Orientasi waktu Penekanan pada masa yang akan datang Tingkat agregasi Evaluasi dan keputusan internal didasarkan atas informasi yang sangat terperinci Keluasan Sangat luas dan multidisiplin eksternal Informasi keuangan yang bersifat objektif Berorientasi historis Informasi mengenai perusahaan secara keseluruhan Lebih independen

5 Konsep dan Perilaku Biaya Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informsi biaya yang akurat dan tepat bagi manajemen dalam mengelola perusahaan atau divisi secara efektif. Oleh karena itu biaya perlu dikelompokkan sesuai dengan tujuan apa informasi biaya tersebut digunakan, sehingga dalam pengelompokkan biaya dapat digunakan suatu konsep Different Cost Different Purposes artinya berbeda biaya berbeda tujuan Biaya digolongkan atas dasar tujuan penggunaan dari data terebut.pengertian klasifikasi biaya menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2007) adalah: Klasifikasi biaya atau penggolongan biaya adalah suatu proses pengelompokkan biaya secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih ringkas dan penting. Berdasarkan pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa klasifikasi biaya dikelompokkan menurut golongan biaya tertentu yang lebih ringkas, jelas dan terperinci sesuai dengan elemen-elemen tertentu. Perilaku biaya adalah cara biaya berubah dalam hubungannya dengan perubahan penggunaan aktivitas. Atau dengan kata lain perilaku biaya adalah istilah untuk menggambarkan apakah biaya berubah seiring dengan perubahan output. Biaya-biaya bereaksi pada perubahan output dengan berbagai macam cara yaitu: 1. Biaya tetap Biaya tetap adalah biaya yang dalam jumlah total tetap konstan dalam rentang yang relevan ketika tingkat output aktivitas berubah. Rentang yang relevan adalah rentang output di mana asumsi hubungan biaya/output berlaku. Contoh: biaya listrik, biaya penyusutan, biaya sewa gedung 2. Biaya variabel Biaya variabel adalah biaya yang dalam jumlah total bervariasi secara proporsional atau sebanding dengan perubahan output, Rumus total biaya variabel = biaya variabel per unit x jumlah unit. Contoh : biaya bahan baku 3. Biaya campuran/semivariabel Biaya campuran adalah biaya yang memiliki komponen biaya tetap dan biaya variabel sekaligus. Contoh : gaji dan bonus penjualan untuk bagian marketing. Rumus total biaya = biaya tetap + total biaya variable. Untuk dapat mengklasifikasikan biaya sesuai dengan perilakunya maka diperlukan berbagai pertimbangan atas dasar: 1. Waktu

6 Menentukan apakah suatu biaya merupakan biaya tetap atau biaya variable bergantung pada batasan waktu, tetapi batasan ini bersifat subjektif, tergantung dari prespektif tiap-tiap manajer. Dalam ilmu ekonomi dalam jangka panjang semua biaya merupakan biaya variabel sedangkan dalam jangka pendek minimal ada satu biaya tetap. Contoh : perbedaan perspektif manajemen terhadap biaya tenaga kerja, ada yang memandang sebagai biaya variabel karena dapat memberhentikan dan mempekerjakan karyawan sesuai dengan kenaikan atau penurunan output. Tetapi ada juga yang dipandang sebagai biaya tetap karena adanya kontrak yang membuat pihak manajemen tidak bias seenaknya memberhentikan karyawan. 2. Sumber daya dan ukuran output Setiap aktivitas memerlukan sumber daya, sumber daya ini kemudian digabungkan dan diolah untuk menghasilkan output. Salah satu bentuk untuk mengukur output adalah frekuensi dilakukannya aktivitas tersebut. Semakin sering frekuensi melakukan aktivitas, semakin besar pula biayanya. Istilah lain untuk pengukuran output adalah penggerak. Untuk dapat memahami perilaku biaya perlu menentukan aktivitas yang dilakukan dan penggerak yang terkait, yang berfungsi sebagai pengukur kapasitas atau penggerak aktivitas. Penggerak aktivitas ini dibagi menjadi: i. Penggerak tingkat produksi (tingkat unit) adalah perubahan dalam biaya ketika unit yang diproduksi berubah. Contoh: biaya pemakaian bahan baku. ii. Penggerak tingkat non unit adalah perubahan dalam biaya ketika factorfaktor lain selain unit berubah. Contoh: biaya penyusutan mesin Dalam pembahasan perilaku biaya perilaku biaya diasumsikan bahwa biaya bersifat kontinyu, padahal dalam kenyataannya fungsi biaya tidaklah kontinyu yang dikenal dengan fungsi biaya bertahap. Biaya bertahap menampilkan tingkat biaya yang konstan untuk rentang output tertentu dan pada titik tertentu naik ke tingkat biaya yang lebih tinggi dimana biaya tersebut tidak berubah untuk rentang output yang sama. Lebar dari tiap tahap menunjukkan rentang output yang mengharuskan diperolehnya sumber daya tersebut, sedangkan penilaian rentang juga bersifat subjektif. Rentang yang sempit akan menjadi biaya variabel, sedangkan rentang yang lebar merupakan biaya tetap. Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya campuran perlu dipisahkan ke dalam komponen-komponen tetap dan variabel. Ada tiga metode yang digunakan secara luas untuk memisahkan biaya campuran menjadi komponen tetap dan variabel., yaitu metode tinggi rendah, metode scatterplot, dan metode kuadrat terkecil. Masing-masing metode menggunakan asumsi hubungan linear. 1. Metode Tinggi Rendah Metode tinggi rendah adalah suatu metode untuk menentukan persamaan suatu garis lurus dengan terlebih dahulu memilih dua titik (titik tinggi dan rendah) yang akan digunakan untuk menghitung parameter pemintas dan kemiringan.

7 Titik tinggi di definisikan sebagai titik dengan tingkat output atau aktivitas tertinggi. Titik rendah di definisikan sebagai titik dengan tingkat output atau aktivitas terendah. Persamaan untuk penentuan biaya variabel per unit dan biaya tetap adalah sebagai berikut: Biaya variabel per unit = perubahan biaya / perubahan output Biaya variabel per unit = (biaya tinggi biaya rendah) (output tinggi output rendah) Biaya tetap = biaya total titik tinggi (biaya variabel per unit x output tinggi) Biaya tetap = biaya total titik rendah (biaya variabel per unit x output rendah) 2. Metode Scatterplot Metode scatterplot adalah suatu metode penentuan persamaan suatu garis dengan memplot data dalam suatu grafik. Langkah pertama dalam menerapkan metode scatterplot adalah memplot titik-titik data sehingga hubungan antara biaya penyetelan dan aktivitas dapat dilihat. Plot ini disebut dengan grafik scatter. Grafik scatter memungkinkan seseorang untuk secara visual menyesuaikan suatu garis dengan titik-titik dalam grafik scatter. Dalam melakukan hal ini, garis yang dipilih seharusnya adalah garis yang paling sesuai dengan titik-titik tersebut. Keunggulan signifikan metode scatterplot adalah memungkinkan kita untuk melihat data secara visual. Sedangkan kelemahannya adalah tidak adanya kriteria objektif untuk memilih garis terbaik. 3. Metode Kuadrat Terkecil Kedekatan setiap titik pada garis dapat diukur dengan jarak vertikal titik dari garis. Jarak vertikal ini adalah perbedaan antara biaya aktual dengan biaya yang diprediksi oleh garis. Untuk titik 5, biaya yang diprediksi adalah 5*, dan deviasinya adalah jarak antara titik 5 dan 5* (jarak dari titik ke garis). Metode kuadrat terkecil pertama-tama mengkuadratkan setiap deviasi dan kemudian menjumlahkan deviasi yang dikuadratkan tersebut sebagai ukuran kedekatan keseluruhan. Pengkuadratan deviasi ini menghindari masalah yang disebabkan oleh bauran angka positif dan negatif. Karena ukuran kedekatan adalah jumlah deviasi kuadrat titik-titik dari garis, maka semakin kecil ukurannya, semakin baik garisnya. Garis yang lebih mendekati titik disbanding garis lainnya disebut garis kesesuaian terbaik, yaitu garis dengan jumlah kuadrat deviasi terkecil. Rentang yang relevan adalah Rentang tingkat aktivitas atau volume normal dimana terdapat hubungan khusus antara tingkat aktivitas atau volume dengan biaya yang dibahas. Sebagai contoh, biaya tetap hanya bersifat tetap dalam kaitannya dengan rentang aktivitas atau volume total tertentu (dimana perusahaan diperkirakan akan beroperasi) dan hanya untuk jangka waktu tertentu (biasanya satu periode anggaran). Asumsi dasar dari rentang yang relevan juga dapat diterapkan pada biaya variabel. Yaitu, diluar rentang yang relevan, biaya variabel, seperti bahan langsung mungkin tidak berubah secara proporsional dengan perubahan volume produksi. Sebagai contoh, diatas volume tertentu, biaya bahan langsung mungkin meningkat dengan tingkat yang lebih rendah akibat diskon harga atas pembelian bahan dalam jumlah yang lebih besar dari angka tertentu.

8 ABSTRAKSI KASUS DELANEY MOTORS Frank Delaney memiliki dan mengoperasikan Delaney Motors, dealer resmi penjualan mobil produksi General Motor di Ohio. Kegiatan operasional dealer tersebut terdiri atas penjualan mobil baru dan mobil bekas, penjualan onderdil mobil, penyewaan mobil, servis kendaraan dan pengecatan ulang serta perbaikan body kendaraan. Dealer tersebut menguntungkan dengan pendapatan hampir 5% dari penjualan, tetapi laba yang dilaporkan atas body shop terlalu rendah bagi Mr. Delaney. Oleh karena itu, dia menugaskan seorang konsultan untuk meneliti operasional body shop dan membuat rekomendasi. Sebagai dasar penelitian konsultan tersebut, ia menggunakan data milik Mr. Delaney beberapa tahun terbaru, dan membuat penyesuaian tertentu, ditunjukkan di Exhibit 1. Berikut asumsi yang digunakan oleh konsultan tersebut : 1. Sebagian besar biaya semi variabel (semivariable cost) terdiri atas biaya bersama (commont cost). Contohnya akuntan yang menyiapkan dan mengisi laporan pajak dealer, pengacara dan pemilik yang menghabiskan waktu mereka untuk melakukan kegiatan bisnis perusahaan. 2. Beban telepon dan biaya tetap (fixed costs) dapat dialokasikan ke tiap departemen jika dokumen-dokumen pendukung tersedia, dikarenakan tidak tersedianya dokumen-dokumen tersebut, metode alokasi biaya yang lain harus dipertimbangkan. 3. Terdapat sebuah persoalan yang kontroversial melibatkan masalah gaji pemilik, Manajer body shop menegaskan bahwa biaya gaji pemilik seharusnya tidak dibebankan kedepartemennya tersebut. Pemilik menempatkan nama dan waktunya di semua aspek bisnis body shop, sehingga gajinya pun harus dialokasikan sebagaimana mestinya. Sebagai informasi, data industri menunjukkan bahwa gaji pemilik berdasarkan pada volume penjualan. 4. Biaya semivariabel dapat dialokasikan kepada tiap departemen dengan berbagai cara, dengan demikian akan ada penilaian lebih baik atas kinerja manajemen dan departemen. Dasar penilaian tersebut meliputi unit produksi, jam kerja mesin, biaya bahan baku, dolar penjualan, biaya tenaga kerja langsung dan jam kerja tenaga kerja langsung. Dikarenakan departemen memproduksi produk yang beranekaragam (heterogeneous

9 products) yang membutuhkan bahan baku dan mesin yang berbeda-beda (departemen penjualan mobil baru dan mobil bekas tidak menggunakan mesin), maka tiga dasar alokasi yaitu unit produksi, jam operasional mesin, biaya bahan baku, pada dasarnya tidak tepat. 5. Nilai penjualan juga merupakan dasar alokasi biaya yang tidak valid. Contohnya rasio biaya atas penjualan mobil baru seharga $9.000 melebihi rasio biaya atas body shop repair sebesar $ Dengan demikian, menimbulkan dasar alokasi yang tidak sama. 6. Alokasi biaya berdasarkan biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) menjadi dasar alokasi biaya yang valid di perusahaan-perusahaan yang biaya semivariabelnya berhubungan dengan tenaga kerja (contohnya : operasional yang sebagian besar dilakukan secara manual) dan tarif per jam diantara dan ditiap departemen adalah seragam. Namun karena biaya semivariabel dealer tersebut tidak berhubungan dengan tenaga kerja dan tarif per jam tidak seragam, biaya tenaga kerja langsung sebagai dasar alokasi tidak mencerminkan dasar kegiatan perusahaan. 7. Jam Tenaga kerja langsung (direct labor hours) merupakan dasar alokasi biaya yang dapat diterima. Walaupun beberapa biaya semivariabel tidak beragam secara langsung berdasarkan jam kerja tenaga kerja langsung, seperti biaya audit dan biaya hukum (legalfees), berkaitan dengan kepraktisan dan karena metode lainnya jelas-jelas tidak dapat diterima, pengalokasian biaya semivariabel berdasarkan jam kerja tenaga kerja langsung tampaknya menjadi alternatif yang paling dapat diterapkan. 8. Laporan keuangan perusahaan mendaftar jumlah pegawai langsung (direct employees) dan pegawai tidak langsung (indirect employees) disetiap departemen, tetapi gagal untuk mengungkapkan jumlah jam kerja tiap departemen. Diasumsikan bahwa seluruh pegawai langsung bekerja kurang lebih dalam jumlah jam kerja yang sama per minggu. Oleh karena itu, jumlah jam kerja tenaga kerja langsung menjadi dasar alokasi untuk biaya semivariabel. Biaya tetap dialokasikan berdasarkan rasio meter persegi setiap departemen terhadap meter persegi keseluruhan perusahaan, disesuaikan dengan weighted factor. EXHIBIT 1. Analisa untuk Profitabilitas Body Shop Ringkasan data terpilih yang diambil dari laporan keuangan ditunjukkan di Exhibit 1 : 1. Biya semivariabel body shop dan dealer ditunjukkan di baris 7 dan 11, berturut-turut. Alokasi biaya semivariabel didasarkan pada jam kerja tenaga kerja langsung (direct labor cost), dengan asumsi bahwa tiap pegawai bekerja dalam jumlah jam kerja yang sama per minggu. Dibaris

10 13 jumlah pegawai body shop yang melakukan pekerjaan tenaga kerja langsung dibagi dengan total jumlah pegawai keseluruhan di dealer. Berdasarkan metode ini, peningkatan biaya semivariabel, seperti yang terlihat di baris 15, menunjukkan bahwa anda terlalu rendah mengalokasikan overhead untuk manajer body shop, yang bonusnya termasuk dalam bagian laba departemennya. Sistem akuntansi biayanya seharusnya diubah agar lebih akurat menggambarkan penggunaan sumber daya dealer di setiap departemen. 2. Biaya-biaya tetap untuk body shop dan dealer diringkas dibaris 16 dan 17. Hasil bagi keduanya terlihat di baris 18. Dibaris 19 alokasi biaya tetap yang ditinjau kembali diperlihatkan. Beberapa dealer General Motors mengalokasikan biaya tetap terhadap body shop berdasarkan rasio luas meter persegi body shop terhadap luas dealer. Alokasi ini menjadi dasar yang akurat atas lokasi biaya tetap gedung, tetapi gagal memperhitungkan berbagai macam mesin, peralatan, furniture, perlengkapan tetap yang ada dalam keseluruhan dealer. 3. Untuk mengalokasikan biaya tetap tersebut secara lebih tepat, weight sama seperti yang digunakan oleh Volkswagen, seharusnya digunakan. Dealer Volkswagen mengalikan squre footage tiap bagian dealer dengan value factor untuk memberi bobot atas distribusi biaya tetap secara proporsional. Contohnya, bobot atas mobil bekas dan body shop adalah 2,4 dan 1,0 berturut-turut. Diasumsikan bahwa bobot ini juga diterapkan terhadap dealer, maka dealer seharusnya mengurangi alokasi body shop menjadi 20 persen. Baris 19 lalu menunjukkan bahwa 20 persen tersebut mengimbangi biaya tetap dealer. 4. Baris 21 sampai 25 meringkas temuan-temuan yang ada. Alokasi biaya yang ditinjau kembali menurunkan laba body shop dari 2,94 persen atas penjualan menjadi 0,30 persen atas penjualan. Dari data-data tersebut disusun menurut persentasi body shop (baris 25) : dealer no.3 menempati posisi tiga tertinggi, dealer no. 6 berada ditengah, dan dealer no. 9 adalah ketiga dari bawah. Konsultan tersebut menunjukkan bahwa body shop menghasilkan laba lebih rendah dibandingkan dengan yang Mr. Delaney perkirakan sebelumnya, dan ia menyarankan Mr. Delaney untuk mempertimbangkan untuk menjual, menyewakannya kepada pihak lain, menaikkan harga atau jika permintaan akan body shop dianggap bersifat elastis, maka turunkan harganya. Konsultan tersebut menunjukkan bahwa penjualan atau penyewaan body shop akan member Mr. Delaney waktu lebih banyak untuk mengurus departemen lainnya. Mr. Delaney mempertimbangkan rekomendasi tersebut, tetapi ia tidak yakin profitabilitas yang seharusnya menjadi pertimbangan utama. Ia merasa bahwa dealer berkewajiban menyediakan jasa yang berkualitas tinggi untuk para pelanggannya, dan bahwa penyewa mungkin saja menyediakan jasa berkualitas rendah. Ia tidak yakin bahwa harga dapat dinaikkan dan meminta konsultan untuk

11 mencari tahu lebih banyak mengenai harga yang ditetapkan oleh dealer pesaing sebelum membuat keputusan mengenai hal tersebut. PEMBAHASAN KASUS Pertanyaan : 1. Berikan komentar atas penyesuaian yang disusun oleh konsultan, seperti yang ditampilkan pada exhibit 1. Setujukah anda dengan penyesuaian tersebut? Jika tidak menurut anda apakah metide yang lebih baik dalam melakukan penyesuaian berkaitan dengan kasus tersebut? Jawab : Disatu sisi kelompok kami tidak setuju dengan penyesuaian yang dilakukan oleh konsultan tersebut atas biaya semivariabel. Dasar alokasinya yaitu direct labor hours tidak menjadikan biaya semivariabel tersebut akurat dikarenakan tidak adanya data lengkap mengenai jumlah jam kerja tiap departemen, termasuk jam kerja tenaga kerja langsung (direct labor hours). Konsultan tersebut tidak mempertimbangkan bahwa untuk biaya telepon dan telegraph tiap unit atau tiap departemen berbeda-beda sehubungan dengan pemakaian telepon dan telegraph tersebut. Selain itu, tidak adanya dokumen pendukung menjadikan biaya dialokasikan secara tidak tepat. Kelompok kami juga tidak setuju atas penyesuaian sehubungan dengan gaji pemilik, kelompok kami berpendapat bahwa gaji pemilik dibebankan sebagian besar kepada body shop karena pemilik lebih banyak menghabiskan waktunya untuk body shop. Namun alokasi biaya untuk gaji pemilik juga dibebankan ke segmen atau unit bisnis lainnya karena dalam hal ini pemilik ikut serta dalam operasional tiap unit bisnis. Disisi lain, kelompok kami setuju atas penyesuaian tersebut berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut :

12 a. Berdasarkan uraian kasus, diketahui bahwa biaya semivariabel sebagian besar terdiri dari biaya bersama (common cost). Biaya bersama adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri yang timbul karena adanya kebutuhan lebih dari satu departemen, contohnya gaji seorang wakil direktur pemasaran bukanlah biaya bersama yang biasanya dibagi dengan departemen sumber daya manusia. Tetapi jika departemen pemasaran memberikan jasanya kebeberapa departemen di perusahaan, maka biaya tersebut dianggap sebagai biaya bersama yang dibagi dengan beberapa departemen tersebut. Dalam kasus dijelaskan bahwa terdapat biayabiaya seperti : biaya yang harus dibayar atas akuntan yang menyiapkan dan mengisi laporan pajak dealer. Jika tiap departemen di dealer tersebut memakai jasa atas akuntan tersebut, maka biaya atas akuntan dianggap sebagai biaya bersama sehingga harus dialokasikan ketiap departemen. Hal ini sesuai dengan penyesuaian yang dibuat oleh konsultan. b. Kenaikan biaya semivariabel yang dibebankan ke departemen body shop menunjukkan adanya overstated atas biaya pada departemen body shop. Hal ini menunjukkan adanya indikasi manajer departemen melakukan hal tersebut yang berdampak pada bonus departemen. c. Penyesuaian fixed cost berdasarkan weighted, rasio luas per departemen dibandingkan luas perusahaan secara keseluruhan. Dalam hal ini, ada beberapa alternatif yang dapat dipertimbangkan sebagai metode yang dapat digunakan untuk membuat penyesuaian dalam kasus tersebut : a. Fixed cost dapat dibebankan dengan menggunakan penyusutan atas asset yang dimiliki tiap departemen. Untuk gedung/bangunan, bila bangunan di departemen body shop menjadi satu bagian dengan bangunan utama perusahaan, dapat menggunakan rasio luas bangunan per departemen dibandingkan dengan luas bangunan perusahaan secara keseluruhan. Peralatan mesin, equipment, fixtures, dan furniture dapat diidentifikasi dan digolongkan penyusutannya. Metode ini akan lebih tepat dalam mengalokasikan fixed cost. Sistem akuntansi biaya yang lebih baik perlu digunakan untuk hal ini. b. Pemecahan departemen yang dimiliki menjadi unit-unit yang berdiri sendiri sehingga tiap departemen memiliki system akuntansi dan pencatatan yang berdiri sendiri. Alokasi biaya memakai metode masingmasing unit. Tiap departemen akan memberikan laporan keuangannya kepada pusat untuk dilakukan konsolidasi. Untuk biaya semi variabel yang merupakan common cost, dapat dialokasikan menjadi biaya kantor pusat. Kami tidak setuju. Menurut kami sebaiknya perusahaan mengalokasikan biayanya tidak hanya berdasarkan jam kerja langsung saja. Karena seperti yang dijelaskan oleh konsultan tersebut, Laporan keuangan perusahaan memaparkan sejumlah karyawan langsung dan tidak langsung dalam setiap departemen tapi gagal dalam mengungkapkan jumlah jam kerja dari setiap departemen. Disini jam

13 kerja langsung diasumsikan bahwa seluruh karyawan langsung rata-rata bekerja dengan jumlah kerja yang sama setiap minggunya. Perusahaan sebaiknya menggunakan dasar alokasi biaya yang berbeda untuk setiap aktivitas yang berbeda. Karena tidak semua aktivitas di the body shop hanya terkait dengan tenaga kerja langsung seperti aktivitas pelayanan, perbaikan dan pengecatan, ada biaya material yang terkait dengan aktivitas tersebut. Untuk mendapatkan pembebanan biaya yang tepat, perusahaan sebaiknya menentukan aktivitas dan penggerak untuk masing aktivitas tersebut. Jadi dalam alokasi biaya perusahaan tidak hanya menggunakan satu tarif aktivitas saja sepeerti yang dijelaskan oleh konsultan tersebut. Melainkan menggunakan berbagai macam tarif aktivitas tergantung aktivitas yang dilakukan. (Akmen mowen hal 174) Pertanyaan : 2. Asumsikan bahwa Mr. Delaney memutuskan untuk mempertahankan body shop, dan konsultan melaporkan bahwa memungkinkan untuk menaikkan harga produk, haruskah Mr. Delaney menaikkan harga? Jika Mr. Delaney menaikkan harga, berapa seharusya kenaikan harganya menurut anda? Jawab : Menurut kelompok kami, jika memungkinkan untuk menaikkan harga produk, Mr. Delaney seharusnya menaikkan harga sesuai dengan standar industry yang berlaku. Jika ia berusaha mempertahankan laba dengan harga yang lebih rendah dari harga standar yang ditetapkan kompetitornya, maka akan merugikan body shop. Alternatif-alternatif dalam menentukan kenaikan harga : 1. Salah satu metode penentuan harga adalah cost-plus pricing (Hilton, 2009). Metode tersebut menetapkan bahwa harga jual sama dengan biaya produk (cost) ditambah dengan mark up. Dalam hal ini perlu ditentukan terlebih dahulu mark up atas harga jual. Berdasarkan data atas tiga dealer General Motors lainnya di exhibit 1, diketahui bahwa dealer lainnya yang menghasilkan laba yaitu dealer no. 6 dan dealer no.3 yang memiliki profit margin sebesar 3,84% dan 5,38%. Dealer no.3 adalah yang memiliki profit margin tertinggi. Dengan kata lain, diantara ketiga dealer tersebut, Dealer no.3 adalah tepat untuk dijadikan patokan dalam menaikkan harga. Asumsikan bahwa profit margin yang ditargetkan adalah setara dengan profit margin dealer no.3 yaitu sebesar 5,38%. Perhitungannya : Profit Margin = EBIT Sales

14 5,38% = EBIT $ EBIT = $ Jadi asumsikan bahwa berdasarkan perhitungan tersebut, target profit Delaney adalah $ Mark up percentage atas Delaney = $ : ($ $ 5.763) = $ : $ = 1.05% Harga setelah dinaikkan = $ (1.05%*$ ) = $ $ 164 = $ Jadi, kenaikan harga yang seharusnya adalah 2,34% sehingga harga jual menjadi $ Bila dibandingkan dealer no. 6 dengan dealer Delaney, dealer no. 6 memiliki penjualan lebih dari 50% lebih besar dibandingkan dealer Delaney, gross profit persentase yang lebih besar 0,3% dibandingkan Delaney dan dengan biaya semivariabel dan fixed cost yang lebih tinggi dari dealer Delaney. Dengan asumsi jumlah pelanggan yang tetap sama dengan yang dipakai pada exhibit 1, menaikkan harga sekitar 5%-6% akan meningkatkan sales sebesar 5% dimana biaya-biaya diasumsikan tidak berubah dikarenakan jumlah pelanggan yang sama, maka tingkat profitabilitas yang diinginkan Delaney sebesar 5% akan dapat dicapai. Kenaikan harga sebesar 5% menempatkan departemen body shop milik Delaney memiliki harga masih dibawah pesaingnya di industry. Pertanyaan : 3. Apa seharusnya tindakan yang diambil Mr. Delaney? Jawab : Dasar pemikiran Mr. Delaney adalah profitabilitas bukan faktor utama dalam memutuskan apakah akan menjual, menyewakan, atau mempertahankan body shop. Hal-hal lainnya yang seharusnya menjadi pertimbangan Mr, Delaney adalah berkaitan dengan control, full service dealership, permintaan pasar, dan hal-hal sejenisnya. Selain itu, tindakan yang harus diambil Mr. Delaney adalah

15 mengubah sistem akuntansi biaya agar dapat mengalokasikan biaya secara akurat ke setiap unit bisnis secara tepat. Kelompok kami berpendapat bahwa Mr. Delaney sebaiknya mempertahankan body shop dengan pertimbangan : 1. Mempertahankan layanan purna jual yang berkualitas 2. Menaikkan harga untuk memperoleh margin sebesar rata-rata perusahaan dealer pada umumnya, dengan asumsi bahwa permintaan terhadap body shop bersifat elastis. Kenaikan harga tidak akan berpengaruh besar terhadap daya saing Delaney Motors.

KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN

KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN AKUNTANSI MANAJEMEN MATERI-1 KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN Novera KM UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN Tiga Tujuan Umum Sistem Informasi Akuntansi Manajemen:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 11 BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 2.1. Pengertian dan Manfaat Analisis Profitabilitas Pelanggan Kondisi lingkungan yang baru menyebabkan perusahaan harus berfokus kepada

Lebih terperinci

BAGIAN 1 KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN. STIE MAHARDIKA 2016 Prepared by Yuli Kurniawati

BAGIAN 1 KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN. STIE MAHARDIKA 2016 Prepared by Yuli Kurniawati BAGIAN 1 KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN STIE MAHARDIKA 2016 Prepared by Yuli Kurniawati BAB 1 PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN TYPE AKUNTANSI Akuntansi Keuangan Tipe Akuntansi Suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Pada dasarnya informasi dari suatu perusahaan terutama informasi keuangan dibutuhkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, baik pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas

BAB II LANDASAN TEORI. Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas perusahaan. Biaya didefinisikan sebagai suatu sumber daya yang dikorbankan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS PERILAKU BIAYA AKTIVITAS A. Konsep Dasar Perilaku Biaya Aktivitas Perilaku biaya (cost behavior) mengacu pada reaksi biaya terhadap aktivitas perusahaan. Aktivitas adalah pengorbanan waktu dan input untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN A. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Sistem informasi akuntansi manajemen asalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan Bab 1 Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya 1.1 Pengertian Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang mempelajari bagaimana mencatat, megukur dan melaporkan tentang informasi biaya

Lebih terperinci

Pert 2. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

Pert 2. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Pert 2 HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Sistem informasi akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Analisis Perilaku Biaya (Cost Behaviour Analysis) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Akuntansi Biaya. Analisis Perilaku Biaya (Cost Behaviour Analysis) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Analisis Perilaku Biaya (Cost Behaviour Analysis) Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Analisis Perilaku Biaya BAB

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

PERILAKU AKTIVITAS BIAYA

PERILAKU AKTIVITAS BIAYA PERILAKU AKTIVITAS BIAYA 1 A. Konsep Perilaku Akuntan manajemen harus mampu untuk mengevaluasi setiap jenis biaya untuk bisa menentukan fungsi biaya (cost function) yang menjelaskan perilaku biaya. Perilaku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang akan digunakan sebagai landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada diperusahaan PT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Penentuan tarif merupakan salah satu bagian dari tujuan akuntansi biaya yaitu perencanaan dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen, oleh karena itu sebelum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Cost Volume Profit a. Pengertian Analisis Cost Volume Profit Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit analysis)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Laba Perencanaan laba yang baik akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai laba optimal. Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh laba yang semaksimal

Lebih terperinci

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS Pert 3 PERILAKU BIAYA AKTIVITAS H A R I R I, S E., M. A K U N I V E R S I T A S I S L A M M A L A N G 2 0 1 7 Dasar-dasar Perilaku Biaya Perilaku biaya adalah istilah umum untuk menggambarkan apakah biaya

Lebih terperinci

Bab 1 Pengantar: Peran, Sejarah, dan Tujuan Akuntansi Manajemen

Bab 1 Pengantar: Peran, Sejarah, dan Tujuan Akuntansi Manajemen Bab 1 Pengantar: Peran, Sejarah, dan Tujuan Akuntansi Manajemen Tujuan Belajar Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu : 1. Menjelaskan kebutuhan akan informasi akuntansi manajemen 2. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING II.1. Harga Jual Penentuan harga jual suatu produk atau jasa merupakan salah satu keputusan penting manajemen karena harga yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memasukkan bagian-bagian akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan tentang bagaimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS A. Pentingnya Biaya per Unit Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan untuk pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya per unit dari suatu produk dapat ditentukan. Biaya per

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Management, The Controller, and Cost Accounting Cost Consept and Cost Information System. Rista Bintara, SE., M.Ak.

Akuntansi Biaya. Management, The Controller, and Cost Accounting Cost Consept and Cost Information System. Rista Bintara, SE., M.Ak. Akuntansi Biaya Modul ke: Management, The Controller, and Cost Accounting Cost Consept and Cost Information System Fakultas Ekonomi dan Bisnis Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Biaya 1. Pengertian Biaya Biaya menurut Atkinson dan Kaplan (2009 : 33) adalah nilai moneter barang dan jasa yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat sekarang atau masa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Akuntansi Biaya II.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Terdapat beberapa pengertian akuntansi biaya yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain: Rayburn yang diterjemahkan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki pemahaman dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntasi Biaya Secara garis besar Akuntasi berarti pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian dari transaksi-transaksi

Lebih terperinci

Bahasan. 0 Pendahuluan tentang Akuntansi Biaya 0 Definisi Biaya 0 Klasifikasi Biaya

Bahasan. 0 Pendahuluan tentang Akuntansi Biaya 0 Definisi Biaya 0 Klasifikasi Biaya Bahasan 0 Pendahuluan tentang Akuntansi Biaya 0 Definisi Biaya 0 Klasifikasi Biaya Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dibagi menjadi dua tipe pokok Akuntansi keuangan, yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Istilah biaya (cost) sering digunakan dalam arti yang sama dengan istilah beban (expense). Berdasarkan teori yang ada istilah biaya (cost) dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Produksi Menurut Supriyono (2000:290), Biaya produksi adalah meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Setiap usaha, baik usaha kecil maupun usaha besar membutuhkan informasi akuntansi yang berguna bagi pihak manajemen. Informasi akuntansi dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Pengertian Akuntansi Biaya Carter & Usry (2006;11)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Pengertian Akuntansi Biaya Carter & Usry (2006;11) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar bisa dibagi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pembiayaan Sistem pembiayaan (costing system) secara umum terbagi menjadi dua tipe, yaitu sistem akuntansi biaya konvensional. Sistem akuntansi biaya konvensional menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Activity Based Costing

Pertemuan 3 Activity Based Costing 1 Pertemuan 3 Activity Based Costing A. Pentingnya Biaya per Unit Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan untuk pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya per unit dari suatu produk dapat ditentukan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bahwa

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi sebagai salah satu ilmu terapan mempunyai dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Salah satu yang

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK ABSTRAK Vivi Parita Sari email: vivi.paritasari@yahoo.com Program Studi Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. II.1.1. Konsep Biaya Identifikasi Biaya Definisi biaya menurut Krismiaji (2002), Cost adalah kas atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB II PELAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SEGMEN. Segmen adalah unit-unit usaha penghasil laba dalam organisasi atau

BAB II PELAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SEGMEN. Segmen adalah unit-unit usaha penghasil laba dalam organisasi atau BAB II PELAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SEGMEN II. 1. Segmentasi unit usaha Segmen adalah unit-unit usaha penghasil laba dalam organisasi atau perusahaan (Hansen & Mowen, 2003) Laporan segmen menyediakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 6 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Penggolongan Biaya Menurut Mulyadi (2011:8) Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Pengertian Biaya Hansen dan Mowen yang diterjemahkan oleh Hermawan (2000) mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan suatu perusahaan adalah untuk dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta dapat meningkatkan profitabilitas dari waktu ke waktu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. metode yang di teteapkan dalam perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. metode yang di teteapkan dalam perusahaan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Studi sebelumnya yang dilakukan oleh beberapa peneliti dengan menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. Yang dimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2007:18) yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan suatu perusahaan adalah untuk menghasilkan keuntungan, menjaga kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk meningkatkan profitabilitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Sandang Indah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Sandang Indah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian tentang Analisis Perbandingan Metode Penentuan Harga Pokok Produksi pada PT. Panca Mitra Sandang Indah, maka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Biaya Rayburn, L. G. yang diterjemahkan oleh Sugyarto (1999) menyatakan, Biaya mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk suatu produk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan bersaing tidak hanya pada perusahaan domestik saja, tetapi juga pada perusahaan internasional. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya berikut : Menurut Mulyadi (2000: 6) pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen. Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen. Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management 13 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management Accounting Practices (MAP) Comittee adalah: proses identifikasi, pengukuran,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Dalam kegiatan perusahaan ada banyak keputusan yang harus diambil oleh manajemen untuk kelangsungan hidup perusahaan. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan informasi

Lebih terperinci

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS PERILAKU BIAYA AKTIVITAS Konsep Dasar Perilaku Biaya Aktivitas Metode Memisahkan Biaya Campuran Muniya Alteza Konsep Dasar Perilaku Biaya Aktivitas Perilaku biaya (cost behavior) adalah istilah untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu,

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Bastian (2006:137) Biaya adalah suatu bentuk pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan entitas.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya Biaya dalam akuntansi biaya diartikan dalam dua pengertian yang berbeda, yaitu biaya

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tinjauan penelitian terdahulu yang dijadikan peneliti sebagai bahan pertimbangan pertama, penelitian yang dilakukan oleh Ade Zulfikar Abraham Iqbal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Analisis Biaya-Volume-Laba Analisis Biaya-Volume-Laba merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Ada beberapa penafsiran mengenai pengertian Akuntansi Biaya seperti yang dikemukakan oleh : Menurut Mulyadi (2005:7) dalam bukunya

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN MODUL PERKULIAHAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN MENGANALISA LAPORAN KINERJA KEUANGAN Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Akuntasi 10 32006 DRS.SUHARMADI, AK.MM.M.Si,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Penyusunan laporan akhir ini penulis menggunakan beberapa teori sebagai acuan untuk membahas permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi global menuntut perusahaan menata manajemennya, mengingat ketatnya persaingan dan segala bentuk perubahan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Definisi akuntansi manajemen menurut Abdul Halim (2012:5) adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Definisi akuntansi manajemen menurut Abdul Halim (2012:5) adalah BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Akuntansi Manajemen 1. Pengertian Akuntansi Manajemen Definisi akuntansi manajemen menurut Abdul Halim (2012:5) adalah suatu kegiatan yang menjadi bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan domestik harus mempersiapkan secara matang kinerja dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan domestik harus mempersiapkan secara matang kinerja dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan bersaing tidak hanya pada perusahaan domestik saja, tetapi juga pada perusahaan internasional. Oleh karena

Lebih terperinci