Praktikum I BOTANI KELAPA SAWIT. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Praktikum I BOTANI KELAPA SAWIT. Latar Belakang"

Transkripsi

1 1 Praktikum I BOTANI KELAPA SAWIT Latar Belakang Pengetahuan dan kemampuan mengidentifikasi organ tanaman merupakan hal mendasar untuk mempelajari pertumbuhan tanaman. Tanaman berbiji pada umumnya memiliki organ lengkap meliputi akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Karakteristik morfologi dan fisiologis tiap organ akan menentukan teknik budidaya untuk memperoleh pertumbuhan dan produksi maksimal. Secara botani kelapa sawit yang umum dibudiayakan saat ini termasuk ke dalam kelas Angiospermae, Ordo Monocotyledonae, famili Arecaceae dahulu disebut palmae, Subfamili Cocoideae, Genus Elaeis dan spesies Elaeis guineensis Jacq. Tanaman ini memiliki organ yang lengkap meliputi akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji dengan karakter morfologi dan fisiologi yang dapat berbeda dengan tanaman lain. Tujuan Praktikum bertujuan agar mahasiswa dapat mengidentifikasi karakteristik botani dan fungsi organ tanaman kelapa sawit. Bahan: 1. Pertanaman kelapa sawit TM Bahan dan Alat Alat : 1. Kored 2. Cangkul (2 buah) 3. Golok (1 buah) 4. Ember 5. Timbangan 6. Ajir 7. Ember 8. Kertas koran. Metode Kerja Tiap kelompok praktikum mengunjungi dan menlaksanakan pengamatan sebagai berikut: a. Pengamatan Akar 1. Ukur jarak antar pohon tanaman kelapa sawit 2. Tentukan titik pengamatan akar pada tiap jarak 0.5 m, 1.5m, 3.0 m, 4.5 m 1 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan AGH341

2 2 3. Pada tiap titik pengamatan lakukan penggalian tanah beserta akar dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 20 cm. 4. Pisahkan seluruh akar kelapa sawit dari tanah dan akar-akar selain akar sawit, dengan mencucinya memakai air bersih. 5. Lakukan pengelompokkan akar menjadi (a) akar primer, (b) akar sekunder, (c) akar tersier, dan (a) akar kuarterner dengan megukur diameternya menggunakan jangka sorong. 6. Tiriskan akar sampai kering angin selama satu hari dengan menghamparkannya di atas kertas koran dan menyimpannya di kamar biasa selama satu hari, lalu timbang bobot basah akar (g) dengan timbangan berketelitian minimal dua angka desimal. 7. Tuliskan data hasil pengamatan akar pada Tabel 1. berikut: Tabel 1. Pengamatan perakaran kelapa sawit Umur tanaman:... tahun (TM=...), tahun tanam: Titik Pengamatan 0.5 m 1.5 m 3.0 m 4.5 m Primer (ᶲ = 4-10 mm) Bobot Akar Kering Angin (g) Sekunder (ᶲ = mm) Tersier (ᶲ = mm) Kuarterner (ᶲ = <0.9 mm b. Pengamatan Batang 1. Ukur tinggi batang 3 pohon kelapa sawit (pada tiap umur tanaman yang berbeda) dari permukaan tanah sampai pangkal pelepah daun terbawah. 2. Ukur lingkar pangkal batang 10 cm dari permukaan tanah. 3. Gambar arah spiral bekas pangkal pelepah yang telah ditunas. Tentukan spiral ke kiri atau ke kanan. c. Pengamatan Tajuk dan Daun 1. Amati dan hitung jumlah daun pada tajuk kelapa sawit dari berbagai umur tanaman. 2. Ambil salah satu daun terbawah yang sudah saatnya ditunas. 3. Gambar dan ukur panjang pelepah daun (dari pangkal hingga ujung) dan panjang pelepah daun yang memiliki anak daun. 4. Hitung jumlah pasangan anak daun. 5. Ukur panjang dan lebar anak daun di bagian pangkal pelepah, bagian tengah pelepah dan bagian ujung pelepah. d. Pengamatan Bunga 1. Amati dan Gambar bunga betina dan bunga jantan kelapa sawit pada berbagai fase (masih tertutup seludang, muncul dari seludang tapi belum mekar, dan bunga mekar). 2 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan AGH341

3 3 2. Hitung jumlah masing-masing fase bunga pada 3 tanaman contoh. 3. Cari pustaka dan amati ciri-ciri bunga betina kelapa sawit yang siap diserbuki. 4. Cari pustaka dan amati ciri-ciri bunga jantan kelapa sawit yang siap menyerbuki. e. Pengamatan buah dan biji 1. Amati dan hitung jumlah seluruh tandan buah pada tiap tanaman (ambil 3 contoh tanaman). 2. Kelompokkan buah menurut perkiraan umurnya sejak saat anthesis (1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, dan siap panen). 3. Ambil 5 buah brondolan (spikelet) kemudian: (a) ukur panjang, (b) lingkar buah, dan (c) bobot buah. 4. Potong secara melintang kelima buah, gambar dan ukur ketebalan dari masingmasing komponen buah (mesokarp, endokarp, dan kernal/biji). 5. Tentukan tipe buah ke dalam kelompok dura, psifera, atau tenera. Pertanyaan dan Tugas 1. Uraikan karakteristik perakaran, pertumbuhan dan fungsinya berdasarkan data pengamatan dan didukung pustaka yang relevan. 2. Gambarkan filotaksi daun kelapa sawit dengan arah spiral ke kanan dan arah spiral ke kiri. 3. Dengan mempelajari pustaka yang tersedia, tunjukkan gambarkan dan sebutkan kriteria buah umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 5 bulan dan buah siap dipanen. 4. Apa perbedaan mendasar dari buah tipe Dura, Psifera dan Tenera. 3 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan AGH341

4 4 Praktikum II, III dan IV PEMELIHARAAN TBM KELAPA SAWIT Latar Belakang Pertumbuhan tanaman belum menghasilkan (TBM) kelapa sawit akan menentukan produktivitas tanaman ketika telah memasuki periode tanaman menghasilkan (TM). Selama umur TBM mulai dari saat ditanam hingga lebih kurang umur bulan perlu dilakukan pemeliharaan sebaik mungkin sehingga kelapa sawit dapat tumbuh dan berproduksi maksimal ketika memasuki TM. TBM kelapa sawit dibedakan atas (1) TBM 1 yaitu tanaman pada tahun ke I (0-12 bulan), (2) TBM 2 yaitu tanaman pada tahun ke II (13-24 bulan), dan (3) TBM 3 yaitu tanaman pada tahun ke III (25-30 atau 36 bulan). Pemeliharaan TBM kelapa sawit sejak saat ditanam hingga berproduksi pertama kali meliputi: (1) konsolidasi tanaman, (2) pemeliharaan jalan, benteng, teras, dan parit, (3) penyulaman, (4) pengendalian gulma, (5) pemupukan, (6) pemeliharaan tanaman penutup tanah, (7) kastrasi/ablasi, (8) penyerbukan (polinasi), dan (9) pengendalian hama dan penyakit. Diantara kegiatan pemeliharaan di atas, pengendalian gulma harus dilakukan intensif sesuai norma untuk mengurangi tingkat kompetisi gulma terhadap tanaman pokok dalam pemanfaatan unsur hara, air, cahaya, dan ruang tumbuh, serta memudahkan kontrol pekerjaan dan menekan populasi hama dan penyakit. Sasaran pengendalian gulma adalah piringan pokok, pasar pikul, dan gawangan. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual dan/atau kimia. Rawat piringan adalah kegiatan membebaskan gulma di piringan pokok (circle weeding). Piringan pokok dengan jari-jari tertentu tergantung dari umur tanaman harus bersih dari gulma sehingga memudahkan perawatan lain seperti pemupukan dan kastrasi serta meminimalkan terjadinya serangan hama penyakit. Pada TBM 1 piringan pokok dibuat dengan jari-jari m dan pada TBM 2 dan 3 dengan jari-jari m. Selain circle weeding, lahan di daerah antara barisan kelapa sawit yang disebut gawangan juga harus bersih dari gulma terutama alang-alang dan gulma berkayu. Untuk gawangan yang ditanam LCC keberadaan kedua jenis gulma ini sedikit, namun jika tidak ditanam LCC kedua jenis gulma ditemukan dalam jumlah banyak. Pada kegiatan pengendalian gulma, kriteria yang umum digunakan adalah : (1). W 0, areal bersih dari gulma dan LCC, yaitu pada piringan dan jalan, (2). W 1, murni LCC, pada gawangan sampai tahun ke-2 TM, dan (3). W 2, pada areal hanya boleh tumbuh LCC dan rumput lunak. Keberadaan alang-alang dan gulma berkayu harus bersih sama sekali. Pengendalian alang-alang biasanya dilakukan secara kimiawi dengan memperhatikan populasinya, yaitu dikendalikan secara blanket spraying, spot spraying, atau weeping. Pengendalian gulma berkayu dilakukan dengan cara dongkelan pada gulma yang masih muda (DAK, Dongkel Anak Kayu). Kastrasi dilakukan terhadap tanaman yang mengeluarkan bunga dan buah belum memenuhi syarat untuk dikirim ke pabrik pengolahan kelapa sawit (PPKS) maupun pada tanaman yang tumbuh kerdil. Semua bunga jantan dan bunga betina dibuang dengan menggunakan dodos kecil berukuran 8 cm dan gancu untuk menariknya. Tandan buah yang 4 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan AGH341

5 5 belum memenuhi syarat diolah di PPKS dipanen dengan dodos berukuran 8 cm. Kastrasi dilakukan pada saat tanaman berumur bulan sehingga panen dapat dilakukan pada umur 30 bulan. Rotasi kastrasi dilakukan 1 bulan sekali. Dengan dilaksankan kastrasi maka akan merangsang pertumbuhan vegetatif, mendapatkan buah dengan bobot yang seragam, dan mendapatkan kondisi tanaman yang bersih sehingga mengurangi kemungkinan serangan hama dan penyakit. Pemupukan pada fase TBM diarahkan untuk peningkatan pertumbuhan vegetatif sehingga pertumbuhan generatif/produksi maksimal. Pemupukan dilakukan atas dasar pendekatan hasil analisis daun yang dilakukan per tahun dan hasil analisis tanah yang dilakukan per lima tahunan, serta pengamatan lapangan/lingkungan, proyeksi produksi, data pemupukan sebelumnya, hasil percobaan dan aspek finansial. Selain penggunaan pupuk buatan, saat ini telah banyak dilakukan pemanfaatan janjang kosong dan decanter solid yang merupakan limbah dari pabrik pengolahan kelapa sawit. Pelaksanaan pemupukan tahun ini berdasarkan hasil analisis daun tahun lalu. Pemupukan dilakukan dua kali setahun (untuk N dan K) dan jenis pupuk lainnya sekali setahun. Pedoman umum dosis pemupukan kelapa sawit di tanah mineral seperti pada Tabel 2. (PPKS, 2005). Tabel 2. Dosis standar pupuk untuk TBM di tanah mineral Tujuan Praktikum bertujuan agar mahasiswa dapat mememlihara kelapa sawit TBM 1-2 mencakup : 1. Melakukan pengendalian dan menentukan jenis gulma di piringan pokok (cicle weeding) kelapa sawit TBM Melaksanakan sanitasi dan kastrasi pada kelapa sawit TBM Melaksanakan pengendalian gulma di gawangan kelapa sawit TBM Melaksanakan pemupukan kelapa sawit TBM Menentukan kebutuhan tenaga kerja dan waktu untuk pemeliharaan TBM kelapa sawit. 5 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan AGH341

6 6 Bahan dan Alat Bahan: 2. Tanaman kelapa sawit TBM Pupuk : Urea, SP-36, KCl, Kiserit Alat : 9. Sabit/parang (2 buah) 10. Cangkul (2 buah) 11. Golok (1 buah) 12. Dodos 8 cm, masing-masing 1 buah 13. Cados 1 buah 14. Batu asahan (1 buah) 15. Timbangan 16. Ember Metode Kerja Tiap kelompok mendapatkan 5 TBM 1-2 kelapa sawit untuk dipelihara dengan melakukan circle weeding, penunasan pelepah kering, kastrasi, pengendalian gulma di gawangan dan pemupukan. a. Praktikum II: Pengendalian gulma di piringan pokok dan sanitasi tanaman 1. Bersihkan gulma di piringan pokok (circle weeding) dengan jari-jari meter hingga kondisi W 0 dengan alat cakul dan kored. Tentukan nama jenis gulma dan gulma dominan yang saudara temukan di piringan pokok. 2. Buatlah tapal kuda untuk tanaman di lahan dengan kemiringan lebih dari 8% 3. Lakukan penunasan hanya pada pelepah yang telah kering dan menempel pada permukaan tanah dengan dosos. Penunasan harus dilakukan mepet batang. Potonglah pelepah hasil penunasan menjadi tiga bagian dan letakkan di calon gawangan mati. 4. Buanglah semua bunga jantan dan betina buahlah tandan buah segar yang terdapat pada tanaman antar umur bulan. 5. Catatlah waktu mulai dan waktu selesai bekerja kelompok Saudara untuk menghitung prestasi kerja untuk seluruh kegiatan tersebut. b. Praktikum III: Pengendalian gulma di gawangan 1. Lakukan babad layang (membabad gulma sampai pada ketinggian 20 cm dari permukaan tanah) untuk seluruh jenis gulma lunak yang ada di gawangan kelapa sawit dengan sabit. 2. Lakukan wiping bila terdapat gulma alang-alang secara sporadis 3. Lakukan dongkel anak kayu (DAK) terhadap semua jenis gulma berkayu dengan menggunakan alat cados (cangkul-dodos). Akar gulma harus tercabut dari dalam tanah, dibersihkan dari tanah dan diletakkan di gawangan mati. 6 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan AGH341

7 7 4. Catatlah waktu mulai dan waktu selesai bekerja kelompok Saudara untuk menghitung prestasi kerja untuk seluruh kegiatan tersebut. c. Praktikum IV: Pemupukan Kelapa Sawit TBM 1. Timbanglah pupuk Urea, SP-36, KCl, dan Kiserit masing-masing dengan dosis sesuai umur TBM 1-2 kelapa sawit yaitu 250, 300, 750 dan 500 g per pokok, seperti pada Tabel Taburka Urea pada piringan bagian dalam sampai pada jari-jari antara m, 3. Campur pupuk SP-36, KCl dan Kieserit dan taburkan secara merata pada piringan bagian luar pada jari-jari cm. 4. Tutuplah pupuk dengan cara sedikit menggemburkan tanah di daerah piringan. 5. Catatlah waktu mulai dan waktu selesai bekerja kelompok Saudara untuk menghitung prestasi kerja untuk seluruh kegiatan tersebut. Pertanyaan dan Tugas 1. Apa tujuan/manfaat dibuat piringan dan tapal kuda (bila diperlukan) pada tiap pokok kelapa sawit TBM? 2. Mengapa pengendalian gulma di piringan pokok (circle weeding) harus memenuhi kriteria W 0? 3. Mengapa pengendalian gulma di gawangan menerapkan kriteria W 1 dan W 2? 4. Apa saja rambu-rambu atau kriteria agar pemupukan dapat efisien dan efektif (uraikan istilah 5 tepat dalam pemupukan)? 5. Hitunglah prestasi kerja dari pekerjaan: (i) Pengendalian gulma di piringan pokok dan sanitasi tanaman (ii)pengendalian gulma di gawangan (iii) Pemupukan kelapa sawit TBM 7 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan AGH341

8 8 Praktikum V PEMELIHARAAN TM DAN PERSIAPAN PANEN KELAPA SAWIT Latar Belakang Periode tanaman menghasilkan (TM) merupakan periode dari umur fisiologis tanaman yang sudah mendapatkan hasil panen. meskipun secara fisiologis tanaman kemungkinan akan terus produktif dalam waktu yang lebih lama, tetapi dalam pengusahaan tanaman secara komersial masa TM dibatasi hanya sampai umur tanaman tersebut masih layak secara ekonomi untuk di eksploitasi (dipanen). Apabila pertumbuhan tanaman di lapangan normal, rata-rata kelapa sawit sudah memasuki periode TM atau TM-I sejak tahun ke-3 setelah tanam. Tanaman kelapa sawit akan mempunyai produktivitas yang sudah rendah (dibawah break even point biaya operasionalnya atau eksploitasi) dan batang sudah terlalu tinggi apabila telah berumur tahun setelah tanam. Persiapan kebun yang telah memasuki masa TM diawali dengan kegiatan kastrasi dan pembuatan, pasar pikul, titi panen tempat pengumpulan hasil (TPH). Kegiatan pemeliharaan TM terdiri atas pengendalian gulma, penunasan, sanitasi tanaman, pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit. TPH dipersiapkan sebelum pelaksanaan panen. Satu TPH dengan ukuran 3 m x 5 m meliputi areal panen seluas 2 ha. TPH dibuat di sisi kebun di pinggir jalan koleksi. Untuk memudahkan pemanen memasuki areal kebun dan mengangkut tandan buah segar (TBS) dibuat jalan pikul (pasar pikul). Jalan pikul dibuat selebar 1 m dengan arah searah dengan barisan tanaman (utara-selatan), setiap 2 barisan dibuat satu jalan pikul. Tangga panen dibuat pada lahan berkemiringan lebih dari 8 %. Pada tiap perbedaan tinggi lahan 20 cm dibuat satu tangga panen. Titi panen dibuat untuk menghubungkan antara pasar pikul dengan TPH pada blok kebun yang dikelilingi oleh saluran. Pengendalian gulma dilakukan dengan mempertimbangkan jenis gulma dan posisi keberadaan gulma, apakah pada piringan/bokoran tanaman ataukah pada gawangan. Pada kegiatan pengendalian gulma, kriteria yang umum digunakan adalah : (1). W 0, areal bersih dari gulma dan LCC, yaitu pada piringan dan jalan, (2). W 1, murni LCC, pada gawangan sampai tahun ke-2 TM, dan (3). W 2, pada areal hanya boleh tumbuh LCC dan rumput lunak. Keberadaan alang-alang dan gulma berkayu harus bersih sama sekali. Pengendalian alangalang biasanya dilakukan secara kimiawi dengan memperhatikan populasinya, yaitu dikendalikan secara blanket spraying, spot spraying, atau weeping. Pengendalian gulma berkayu dilakukan dengan cara dongkelan pada gulma yang masih muda (DAK, Dongkel Anak Kayu). Pemupukan pada fase TM diarahkan untuk peningkatan pertumbuhan generatif/ produksi. Pemupukan dilakukan atas dasar pendekatan hasil analisis daun yang dilakukan per tahun dan hasil analisis tanah yang dilakukan per lima tahunan, serta pengamatan lapangan/lingkungan, proyeksi produksi, data pemupukan sebelumnya, hasil percobaan dan aspek finansial. Selain penggunaan pupuk buatan, saat ini telah banyak dilakukan pemanfaatan janjang kosong dan decanter solid yang merupakan limbah dari pabrik pengolahan kelapa sawit. Pelaksanaan pemupukan tahun ini berdasarkan hasil analisis daun 8 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan AGH341

9 9 tahun lalu. Pemupukan dilakukan dua kali setahun (untuk N dan K) dan jenis pupuk lainnya sekali setahun. Pengambilan contoh daun dilakukan setelah ditetapkan Leaf Sampling Unit (LSU, unit contoh daun). Satu LSU memiliki luasan berkisar ha dengan persyaratan: seragam umur dan varietas tanaman, seragam tindakan kultur teknis (topografi dan kesuburan). Contoh daun diambil dari anak daun pada nomor pelepah daun ke-9 untuk tanaman umur 3-4 tahun atau nomor pelepah daun ke-17 untuk tanaman umur lebih dari 4 tahun. Waktu pengambilan contoh pukul pagi dan tidak boleh sedang hujan lebih dari 20 mm atau 36 jam setelah turun hujan. Syarat pohon contoh antara lain: tumbuhan normal, bukan tanaman sisipan, bebas hama penyakit, bukan tanaman yang terletak di pinggir atau tempat kosong. Pohon contoh diambil selang 10 tanaman baris dan lajur. Pada praktikum ini mahasiswa akan melakukan kegiatan sanitasi tanaman, pengendalian gulma secara manual, pemupukan, pengamatan phylotaxy dan simulasi pengambilan contoh daun. Tujuan Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat: 1. Melakukan pemeliharaan tanaman meliputi: sanitasi tanaman, pengendalian gulma bokoran dan gawangan serta pemupukan. 2. Mengamati phylotaksi kelapa sawit. 3. Simulasi pengambilan contoh daun untuk analisis hara daun. 4. Menentukan kebutuhan tenaga kerja dan waktu untuk pemeliharaan TM kelapa sawit. Bahan dan Alat Bahan : 1. Tanaman kelapa sawit TM-2 2. Pupuk : Urea, SP-18, KCl, Kiserit 3. Label simulasi Alat : 1. Sabit (2 buah) 2. Cangkul (2 buah) 3. Golok (1 buah) 4. Dodos (1 buah) 5. Timbangan 6. Batu asahan (1 buah) 7. Ember 1 buah Metode Kerja Tiap kelompok mendapatkan 3 tanaman TM-2 (Tahun tanam 2010) untuk melaksanakan kegiatan: a. Sanitasi tanaman dan kebun : 9 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan AGH341

10 10 1. Lakukan penunasan pelepah kering dari tiap pokok tanaman dengan dodos. 2. Bersihkan pokok tanaman kelapa sawit dari buah busuk dan brondolan/anakan yang menyangkut di batang. 3. Tumpuklah serasah/pelepah kering dan buah busuk di gawangan mati. 4. Bebaskan areal dari sampah plastik. b. Pembuatan piringan : 1. Piringan dibuat dengan jari-jari 2 m dari pokok tanaman kelapa sawit. 2. Buatlah teras tapal kuda pada piringan yang terletak pada areal yang miring. 3. Bersihkan piringan dari gulma dan brondolan serta anakan kelapa sawit, kondisi W 0. c. Pengendalian gulma : 1. Lakukan pengendalian gulma manual dengan kriteria W 0 pada piringan dan W 2 pada gawangan. 2. Gulma berkayu harus didongkel, jadi gawangan dalam kondisi bebas dari gulma berkayu. 3. Tumpukkan serasah gulma pada gawangan mati. d. Pemupukan tanaman: 1. Dosis pupuk yang digunakan: 500 g Urea, 500 g SP-18, 500 g KCl, dan 100 g Kieserit (mengandung 26% MgO, 22% S) 2. Pupuk ditabur dalam piringan setelah kondisi W Pupuk Urea ditabur di piringan bagian dalam; SP-36, KCl dan Kieserit di piringan bagian luar. e. Simulasi pengambilan contoh daun untuk analisis hara: 1. Gambarkan phylotaksi daun kelapa sawit. 2. Tunjukkan daun ke-17 kepada asisten dan tandai daun tersebut pada gambar phylotaksi. f. Pembuatan pasar pikul: 1. Tentukan gawangan mati dan gawangan hidup pada blok kebun kelapa sawit. 2. Pada sepanjang gawangan hidup, buatlah pasar pikul dengan membersikan lahan selebar 1.5 dari gulma di tengah gawangan sebagai jalan panen. g. Pembuatan tangga panen: 1. Tentukan kemiringan lereng pasar pikul yang telah dibut. 2. Pada pasar pikul dengan kemiringan lebih dari 15% buatlah tangga panen pada tiap perbedaan tinggi lahan 20 cm. h. Pembuatan TPH 1. Tentukan jalan koleksi (collecting road/cr) pada blok kebun. 2. Pada ujung tiap 3 pasar pikul di CR buatlah satu TPH (pada pasar pikul yang ditengah); satu TPH melayani 3 pasar pikul. 3. TPH dibuat dengan membersihkan gulma dan meratakan areal berukuran 5 m x 3 m. 10 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan AGH341

11 11 Pertanyaan dan Tugas 1. Apa tujuan/manfaat dibuat teras tapal kuda? 2. Mengapa perlu dibuat kriteria W0, W1 dan W2 pada pengendalian gulma? 3. Mengapa pelepah kering harus dibersihkan dari pokok tanaman kelapa sawit/ 4. Mengapa buah busuk harus dibersihkan dari pokok tanaman kelapa sawit. 5. Apa saja rambu-rambu atau kriteria agar pemupukan dapat efisien (uraikan istilah 5 tepat dalam pemupukan)? 6. Apa manfaat dilakukan analisis daun? Mengapa dilakukan pada pelepah daun ke-17? 11 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan AGH341

12 12 Praktikum VI MORFOLOGI BUNGA-BUAH DAN TAKSASI PRODUKSI KELAPA SAWIT Latar Belakang Kelapa sawit mulai berbunga pada umur sekitar 2 tahun. Tanaman ini termasuk berumah satu, artinya pada satu tanaman terdapat bunga jantan dan betina. Sebelum bunga mekar, bunga masih diselubungi seludang, sudah dapat dibedakan antara bunga jantan dan bunga betina. Bunga betina bertudung lebih bulat dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan bunga jantan. Seludang bunga pecah hari sebelum reseptif (anthesis). Seks rasio ialah angka perbandingan jumlah bunga betina dibagi total jumlah bunga. Angka seks rasio akan menentukan produksi tandan buah yang akan dihasilkan. Taksasi produksi merupakan kegiatan menghitung tandan buah atau bunga betina kelapa sawit yang dilaksanakan untuk membuat perkiraan produksi 6 bulan atau 1 bulan yang akan datang bahkan perkiraan produksi yang akan dipanen esok hari. Untuk dapat menyusun prognosa produksi harus diketahui perkembangan bunga betina dan tandan kelapa sawit mulai seludang bunga pecah-terbuka sampai dengan matang panen (Tabel 3) dan rata-rata bobot tandan (RBT) pada masing-masing umur tanaman (Tabel 4). Tabel 3. Perkembangan Bunga Betina dan Tandan Buah Kelapa Sawit Umur Setelah Seludang Terbuka Keadaan Bunga Atau Tandan Daging Buah 10 hari Bunga anthesis Belum ada 1 bulan Buah kecil terbentuk pada tandan Putih kehijauan lunak berair 2 bulan Tandan muda Putih kehijauan 3 bulan Tandan mentah Kuning kehijauan 4 bulan Tandan mentah Kuning kemerahan 5 bulan Hampir masak Kuning kemerahan Tabel 4. Bobot Tandan Rata-Rata Menurut Umur Tanaman umur Tanaman (Tahun) Berat Tandan (Kg) umur Tanaman (Tahun) Berat Tandan (Kg) 12 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan AGH341

13 13 a. Perhitungan Buah untuk 6 Bulan Untuk membuat perkiraan produksi 6 bulan mendatang, pada setiap blok (misal seluas 30 ha) diambil minimal 100 pohon (sekitar % dari populasi) secara cross diagonal. Selanjutnya perhitungan bunga dilaksanakan pada minggu terakhir dimana pada blok tersebut tidak dipanen lagi. Pada setiap pohon sampel semua bunganya dihitung mulai dari bunga anthesis sampai tandan yang hampir masak, selanjutnya perhitungan bunga+buah tersebut dijumlahkan sesuai dengan keadaan masing-masing kemudian dibagi jumlah pohon sampel untuk mendapatkan bunga+buah rata-rata per pohon. Untuk memperoleh angka berapa produksi selama 6 bulan mendatang maka cukup mengalikan rata-rata bunga+buah per pohon dengan rata-rata berat tandan pada umur tanaman tersebut. Apabila diperlukan perhitungan perkiraan produksi per bulan maka hasil sensus bunga dan buah dibedakan menurut keadaannya dengan cara sebagai berikut: misal sensus dilaksanakan pada bulan Desember maka akan diperoleh perhitungan sbb: - Bunga anthesis untuk produksi bulan Juni - Buah umur 1 bulan untuk produksi Mei - Buah umur 2 bulan untuk produksi April - Buah umur 3 bulan untuk produksi Maret - Buah umur 4 bulan untuk produksi Februari - Buah umur 5 bulan untuk produksi Januari b. Perhitungan buah untuk 3 bulan Cara pelaksanaannya sama dengan 6 bulan, hanya yang dihitung adalah buah yang berumur 3 sampai 5 bulan saja, yaitu : - Buah umur 3 bulan ( tandan muda) - Buah umur 4 bulan (tandan merah) - Buah umur 5 bulan (hampir masak atau fraksi OO dan O) c. Perhitungan buah untuk taksasi panen Taksasi panen dilaksanakan oleh mandor panen sehari sebelum hanca tersebut dipanen. Pada taksasi panen yang dihitung hanya buah yang matang panen. Dengan mengetahui berapa jumlah tandan yang akan dipanen esok harinya maka mandor tersebut sudah dapat memperhitungkan jumlah tenaga dan sarana panen (disesuaikan dengan keadaan buahnya). Tujuan Kegiatan praktikum bertujuan agar mahasiswa dapat : 1. Melakukan taksasi produksi meliputi : taksasi untuk 6 bulan dan taksasi bulanan, taksasi untuk 3 bulan, taksasi untuk 1 bulan dan taksasi panen. 2. Menghitung perkiraan hasil panen 3. Menghitung sex rasio. 4. Menghitung kebutuhan tenaga kerja panen. 13 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan AGH341

14 14 Bahan Tiap kelompok mendata sebanyak 20 tanaman contoh TM kelapa sawit. Metode Kerja 1. Amatilah kondisi tandan bunga dan tandan buah yang ada pada tiap tanaman contoh. 2. Isikan data tersebut pada tabel pengamatan dalam lembar kerja yang disediakan. 3. Amatilah tandan bunga jantan dan bunga betina. Gambar/foto tandan bunga tersebut. 4. Perkirakan bobot TBS rata-rata tanaman contoh anda 5. Hitunglah prestasi kerja anda 6. Hitunglah taksasi produksi masing-masing untuk selama 6 bulan, 3 bulan, dan 1 bulan. Pertanyaan 1. Apa pengertian sex rasio? 2. Hitunglah sex rasio dari hasil pengamatan Saudara (dari hasil pengamatan keseluruhan). 3. Perhatikan dan hitung selisih umur antara tandan bunga atau tandan buah yang satu dengan tandan bunga atau buah yang umurnya paling berdekatan? 4. Mengapa sex ratio mempengaruhi produktivitas kelapa sawit? 5. Hitunglah angka kerapatan panen 6. Hitunglah kebutuhan tenaga kerja panen pada satu blok kebun seluas 30 ha yang dipanen dalam satu hari kerja jika basis tugas pemanenan 100 janjang/hok. 14 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan AGH341

15 15 Praktikum VII PEMBIBITAN KELAPA Latar Belakang Pembibitan kelapa dilakukan dalam dua tahap, yaitu pembibitan pendahuluan (prenursery) dan pembibitan utama (main-nursery). Pre-nursery dilakukan dengan sistem pengecambahan di tanah atau dengan sistem gantung. Main-nursery dilakukan dengan memindahkan kecambah pada media polybag dan bibit dipelihara sampai siap tanam atau menjadi bibit siap salur. Pelaksanaan pembibitan kelapa harus disesuaikan dengan rencana waktu penanaman bibit di lapang. Lama kegiatan pembibitan kelapa tergantung jenisnya: kelapa genjah berlangsung 9-10 bulan, kelapa hibrida bulan, dan kelapa dalam bulan. Benih kelapa harus memenuhi persyaratan: berasal dari pohon induk yang terpilih, matang (umur buah bulan), minimal 4/5 kulit berwarna cokelat, kandungan air cukup (bila diguncang nyaring), ukuran buah sedang-seragam, dan bobotnya berat. Pre-nursery sistem tanah dilakukan dengan membuat bedengan. Setelah lahan dibersihkan dari gulma, lahan diolah dengan kedalaman cm kemudian dibuat bedengan tinggi 15 cm, lebar 2 m dan panjang tergantung kondisi lahan dengan maksimum 25 m. Luas bedengan berukuran 2 m x 25 m dapat menampung 1500 benih. Pada buah kelapa dibuat sayatan pada bagian dekat tangkai buah yaitu pada tonjolan yang berhadapan dengan sisi buah terlebar. Sayatan tersebut berfungsi untuk mempermudahkan peresapan air dan mempermudah jalannya pertumbuhan plumula. Kemudian benih direndam dalam larutan pestisida. Main-nursery kelapa menggunakan polybag berukuran 40 cm x 50 cm dengan sekitar 48 lubang perforasi. Media yang digunakan adalah tanah gembur yang diayak. Bibit disusun dengan jarak segi tiga sama sisi 1 m arah barisan Utara-Selatan. Tiap ukuran lahan 26 m x 10 m dibuat jalan dan parit keliling. Pemeliharaan main-nursery meliputi: penyiraman, penyiangan gulma, pemupukan (setelah terbentuk 1 daun penuh) dan pengendalian hama penyakit. Bibit diseleksi mulai umur 4 bulan dan selanjutnya tiap 2 bulan. Bibit yang afkir yaitu bibit yang mati, off type, dan yang rusak berat terserang hama penyakit. Bibit siap tanam kelapa (bibit siap salur) memiliki kriteria telah terjadi pemisahan anak daun. Pada praktikum ini mahasiswa melakukan kegiatan pembibitan pre-nursery sistem tanah dan melakukan pemindahan kecambah ke main-nursery serta pemeliharaan nursery. Tujuan Kegiatan praktikum bertujuan agar mahasiswa dapat : 1. Menilai kriteria benih kelapa bermutu. 2. Melaksanakan pembibitan pendahuluan (pre-nursery) di tanah. 3. Menilai bibit kelapa yang siap salur. 4. Menentukan lahan, kebutuhan tenaga kerja dan waktu untuk pembibitan pendahuhuluan dan utama pada kelapa. 15 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan AGH341

16 16 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah benih kelapa dan fungisida. Alat yang digunakan yaitu cangkul, koret, rafia, meteran dan ember. Metode Kerja a. Pre-nursery kelapa 1. Setiap kelompok mendapatkan 5 butir benih kelapa. 2. Buatlan bedengan untuk pembibitan pre-nursery, bersihkan dari gulma dan lakukan penggemburan tanah/di sekeliling bedengan dibuat parit. 3. Buah kelapa disayat pada bagian dekat tangkai buah yaitu pada tonjolan yang berhadapan dengan sisi buah terlebar. Cara untuk mengetahui bagian terlebar yaitu dengan menggelindingkan buah. 4. Benih kelapa yang sudah disayat kemudian dicelup dalam larutan fungisida. 5. Susunlah benih kelapa tersebut dengan rapat dalam bedengan pre-nursery. b. Main-nursery kelapa 1. Setelah plumula dan radikula keluar (sekitar 6-8 minggu setelah semai) kecambah dipindahkan ke dalam polybag main-nursery. 2. Polybag berukuran 40 cm x 50 cm diisi dengan media top soil yang sudah diayak. Polybag disusun dengan jarak segi tiga sama sisi 1 m dengan arah barisan Utara- Selatan. 3. Lakukan pemeliharaan main-nursery meliputi : penyiraman, penyiangan gulma, pemupukan (setelah terbentuk 1 daun penuh) dan pengendalian hama penyakit. 4. Lakukan seleksi bibit mulai umur 4 bulan dan selanjutnya setiap dua bulan. Bibit yang afkir yaitu bibit yang mati, off type, dan yang rusak berat terserang hama penyakit. 5. Dosis pemupukan main-nursery sebagai berikut (Tabel 5) 6. Aplikasi pupuk dengan cara dibenamkan dengan kedalaman 3 cm. Aplikasi Urea atau ZA diberikan berselang 2 minggu dengan aplikasi TSP. Tabel 5. Dosis Pemupukan Main Nursery Kelapa Bulan ke- ZA MOP Kieserit TSP... gram/bibit , dst Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan AGH341

17 17 Pertanyaan dan Tugas 1. Apakah fungsi penyayatan pada benih kelapa? 2. Apakah manfaat dari penyelupan benih dalam pestisida? 3. Sebutkan kriteria persyaratan benih kelapa yang bermutu? 4. Apakah yang dimaksud dengan off type? 5. Jika tersedia butir benih, dengan asumsi daya kecambah 85% serta bibit afkir di pre-nursery dan main-nursery 15%, hitunglah : a. jumlah bibit siap salur b. luas areal pembibitan pre-nursery (luas efektif 80%) c. luas areal pembibitan main-nursery (luas efektif 80%) 17 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan AGH341

18 18 Praktikum VIII PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN TBM KELAPA Latar Belakang Pertumbuhan dan produktivitas tanaman kelapa ditentukan oleh seluruh tahapan proses budidaya, mulai dari pemilihan bibit yang akan ditanam, penyiapan lubang tanam dan penanaman, serta pemeliharaan selama masa tanaman belum menghasilkan (TBM). Bibit yang ditanam haruslah memenuhi kriteria sebagai bibit yang baik dan dipindahkan tepat pada waktunya. Lahan dan lubang tanam dipersiapkan mengikuti ketentuan. Selama masa TBM tanaman harus diusahakan bebas dari gulma dan berkecukupan hara. Pemindahan bibit sebaiknya saat musim hujan. Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, setelah hujan turun secara teratur dan cukup untuk membasahi tanah; waktu penanaman adalah pada bulan setelah curah hujan pada bulan sebelumnya mencapai 200 mm. Bibit kitri dipindahkan dalam bentuk bibit cabutan yang dibongkar dari persemaian bibit, dan umur bibit sewaktu pemindahan telah mencapai 9-12 bulan. Bibit polybag dipindahkan pada umur 9-12 bulan. Dua sampai tiga hari sebelum sebelum dipindahkan akar yang keluar dari polybag harus dipotong. Sistem tanam yang baik yaitu sistem tanam segi tiga karena pemanfatan lahan dan pengambilan sinar matahari akan maksimal. Jarak tanam 9 x 9 x 9 meter, dengan pola ini jumlah tanaman akan lebih banyak 15% dari sistem bujur sangkar. Pembuatan lubang tanam dilakukan paling lambat 1-2 bulan sebelum penanaman untuk menghilangkan keasaman tanah, dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm sampai dengan 100 x 100 x 100 cm. Pembuatan lubang pada lahan miring (>20 o ) dilakukan dengan pembuatan teras individu selebar 1.25 m ke arah lereng diatasnya dan 1 m ke arah lereng di bawahnya. Teras dibuat miring 10 derajat ke arah dalam. Setelah bibit ditanam selama masa TBM, daerah sekitar pokok tanaman kelapa atau piringan harus selalu bersih dari gulma. Selain itu tanaman juga harus cukup hara sehingga perlu dilakukan pemupukan. Tujuan Kegiatan praktikum bertujuan agar mahasiswa dapat : 1. Melakukan seleksi bibit yang baik untuk ditanam 2. Membuat lubang tanam yang benar 3. Menanam bibit kelapa. 4. Melakukan pengendalian gulma pada piringan pokok TBM kelapa 5. Melakukan pemupukan TBM Kelapa. Bahan : 1. Bibit kelapa dalam polybag Bahan dan Alat 18 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan AGH341

19 19 2. Kelapa TBM 3. Pupuk : Urea, SP-18, KCl, Kiserit Alat : 1. Sabit (2 buah) 2. Cangkul (2 buah) 3. Golok (1 buah) 4. Garpu (1 buah) 5. Timbangan 6. Ember 1 buah Metode Kerja a. Pembuatan lubang tanam dan penanaman 1. Buatlah lubang tanam dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm. Pisahkan top soil (tanah sampai kedalaman 20 cm dari permukaan) dan sub soil. 2. Top soil dicampur dengan pupuk RP 300 gram per lubang dan dimasukkan ke lubang tanam. 3. Polybag bibit dipotong melingkar pada bagian bawah, dimasukkan ke lubang tanam, dan dibuat irisan sampai ke ujung. 4. Bekas polybag selanjutnya digantungkan pada ajir untuk meyakinkan bahwa polybag sudah dikeluarkan dari lubang tanam. 5. Timbun lubang di sekeliling bibit sampai penuh dan agak dipadatkan agar bibit berdiri kokoh. 6. Kebutuhan bibit 1 ha, apabila jarak tanam 9 m x 9 m x 9 m, segitiga sama sisi, adalah 143 batang dan bibit cadangan yang harus disediakan untuk sulaman 17 batang sehingga jumlah bibit yang harus disediakan 160 batang. b. Penyulaman 1. Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang tumbuh kerdil terserang hama dan penyakit berat dan mati dan dilakukan pada musim hujan. 2. Tanaman sebelumnya didongkel dan dibakar pada musim kemarau. 3. Bibit ditanam dengan cara yang sama dengan penanaman awal. c. Penyiangan 1. Penyiangan dilakukan pada piringan dengan jari-jari 1 meter pada tahun pertama, tahun kedua 1,5 meter, dan ketiga 2 meter. 2. Caranya menggunakan koret atau parang yang diayunkan ke arah dalam, memotong gulma sampai batas permukaan tanah dengan interval penyiangan 4 minggu sekali (musim hujan) atau 6 minggu-2 bulan sekali (musim kemarau). d. Pemupukan TBM 1. Gunakan jenis pupuk, dosis dan radius pemupukan sebagai berikut (Tabel 6): 19 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan AGH341

20 20 Tabel 6. Pemupukan Kelapa Umur Tanaman Radius Alur Pupuk Urea SP-18 KCl Kieserit Jari-jari, cm g/ pohon TBM 1-2 tahun Pangkal TBM 3 tahun Pangkal TM Bokoran Catatan: Kieserit mengandung 26% MgO, 22% S 2. Aplikasi urea diberikan dalam bokoran dengan cara disebar merata (jangan dicampur dengan pupuk lain! Jika aplikasi pemupukan tidak segera setelah pencampuran pupuk) 3. Aplikasi pupuk SP-36, KCl dan Kieserit diberikan bersamaan (dicampur) dan disebar merata dalam bokoran. Pertanyaan dan Tugas 1. Sebutkan kriteria bibit kelapa yang baik untuk ditanam. 2. Mengapa lubang tanam harus dibuat berukuran besar. 3. Mengapa subsoil yang dicampur RP dimasukkan lubang terlebih dahulu baru top soil? 4. Apa saja kandungan utama dan berapa banyak (%) kandungannya dari masing-masing pupuk yang digunakan? 5. Mengapa piringan kelapa harus selalu dalam kondisi W 0? 6. Mengapa pemupukan kelapa tidak dilakukan pada alur pada ujung bokoran? 20 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan AGH341

21 21 Praktikum IX PEMELIHARAAN TM KELAPA Latar Belakang Pemeliharaan tanaman bertujuan untuk mengkondisikan tanaman agar sehat, memiliki pertumbuhan yang normal dan mencapai tingkat pruduktivitas yang optimal. Fase pemeliharaan tanaman tahunan digolongkan menjadi pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM). Pada fase TBM, pemeliharaan kelapa diarahkan bagi pertumbuhan tanaman yang normal serta secepat mungkin memasuki fase TM. Pada fase TM, pemeliharaan kelapa diarahkan bagi pencapaian produktivitas yang optimal sesuai dengan potensi produksinya dan diusahakan agar memiliki masa umur ekonomi yang panjang. Kegiatan pemeliharaan tidak hanya dilakukan pada tanaman pokok (kelapa) melainkan juga pada areal di sekitar tanaman (gawangan). Kegiatan pemeliharaan kelapa meliputi: pengendalian gulma, sanitasi tanaman, pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit. Kegiatan pengendalian gulma meliputi: pembentukan dan pemeliharaan bokoran (kondisi W 0 ) dan pemeliharaan gawangan (kondisi W 1 atau W 2 ). Kegiatan sanitasi meliputi pembersihan kelapa dari pelepah tua dan tandan buah kering serta mengumpulkan sisa-sisa tanaman dan sampah organik pada gawangan mati, serta membebaskan areal dari sampah plastik. Kegiatan pemupukan harus memperhatikan jenis pupuk, dosis pupuk, waktu memupuk serta tempat dan cara memupuk. Tujuan Kegiatan praktikum bertujuan agar mahasiswa dapat: 1. Melakukan pemeliharaan tanaman meliputi: sanitasi tanaman, pengendalian gulma bokoran dan gawangan serta pemupukan. 2. Menentukan kebutuhan tenaga kerja dan waktu untuk pemeliharaan kelapa. Bahan dan Alat Bahan: 1. Tanaman kelapa (3-5 tanaman per kelompok) 2. Pupuk: Urea, SP-18, KCl dan Kieserit Alat: 1. Parang (2 buah) 2. Cangkul (2 buah) 3. Ember (1 buah) 4. Timbangan 21 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan AGH341

22 22 Metode Kerja a. Sanitasi tanaman 1. Bersihkan tanaman kelapa dari pelepah kering dan tandan buah kering. 2. Tempatkan sisa-sisa tanaman tersebut pada gawangan mati atau tempat antara dua tanaman kelapa. Pelepah yang panjang dipotong menjadi 3 bagian. b. Pengendalian gulma 1. Buat bokoran radius jari-jari 1.5 m dari pokok tanaman. 2. Bersihkan gulma pada bokoran (W 0 ). 3. Pada gawangan, gulma dibabat dempes dan anak kayu di-dongkel (kondisi W 1 atau W 2 ) c. Pemupukan 1. Jenis pupuk, dosis dan radius pemupukan sebagai berikut (lihat kembali Tabel 6): 2. Aplikasi urea diberikan dalam bokoran dengan cara disebar merata (jangan dicampur dengan pupuk lain! Jika aplikasi pemupukan tidak segera setelah pencampuran pupuk) 3. Aplikasi pupuk SP-36, KCl dan Kieserit diberikan bersamaan (dicampur) dan disebar merata dalam bokoran. Pertanyaan dan Tugas 1. Apa saja kandungan utama dan berapa banyak (%) kandungannya dari masing-masing pupuk yang digunakan? 2. Mengapa pupuk Urea aplikasinya tidak boleh dicampur dengan pupuk yang lain? 3. Apa beda pupuk majemuk dengan pupuk tunggal? 4. Mengapa pemupukan kelapa tidak dilakukan pada alur pada ujung bokoran? 5. Apa yang dimaksud dengan W 0, W 1 dan W 2 pada penendalian gulma? 6. Perhatikan phylotaxy daun kelapa yang saudara pelihara! 22 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan AGH341

23 23 Praktikum X PENANAMAN BATANG BAWAH KARET Latar Belakang Benih karet dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu illegitim, propelegitim dan legitim. Benih illegitim adalah benih yang diperoleh dari penyerbukan secara alami yang tidak diketahui kedua induknya (benih sapuan). Benih propelegetim juga merupakan benih hasil penyerbukan alami, tetapi hanya induk betina saja yang diketahui, sedangkan benih legitim adalah benih dari hasil persilangan yang kedua induknya diketahui dengan pasti. Pada penanaman karet, benih yang telah dikecambahkan akan dipindahkan ke pembibitan untuk dijadikan sebagai batang bawah. Pada praktikum ini tidak dilakukan persemaian langsung, tetapi memungut bibit karet hasil persilangan alami yang berkecambah di sekitar pertanaman karet. Benih yang telah berkecambah tersebut dinamakan kongkoak (Sunda). Selain dengan kongkoak, bibit batang bawah juga dapat dipersiapkan langsung dengan menanam benih di dalam polybag, yang disebut dengan istilah Tabela, tanaman benih langsung. Pengembangan Tabela ini dimaksudkan untuk mempermudah pekerjaan penyiapan batang bawah dan bibit, serta ternyata dapat mengurangi biaya penyediaan bibit. Tujuan Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat : 1. Melaksanakan pekerjaan pembibitan batang bawah karet. 2. Menghitung kebutuhan lahan untuk pembibitan. 3. Menentukan kebutuhan waktu dan HOK untuk pekerjaan pembibitan batang bawah. Tempat Kebun Percobaan Cikabayan, Darmaga Bogor. Bahan dan Alat Bahan: 1. Bibit karet cabutan (kongkoak) yang sehat serta perakarannya lurus. 2. Benih karet 3. Polybag ukuran 20 cm x 30 cm Alat: 1. Cangkul 2. Garpu 3. Kored, 4. Rafia, 5. Meteran 6. Ajir. 23 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan AGH341

24 24 Metode Kerja a. Penanaman bibit di bedengan 1. Setiap kelompok mendapatkan 20 bibit kongkoak. 2. Buatlah bedengan untuk pembibitan karet, lakukan penggemburan tanah dan bersihkan dari gulma. 3. Lakukan pengajiran dengan jarak tanam 60 cm x 40 cm x 40 cm (jarak pagar ganda). Perhatikan: 60 cm adalah jarak tanam antar kelompok; tiap kelompok menanam dalam 2 barisan berjarak 40 cm antar barisan dan 40 cm dalam barisan. 4. Bibit karet ditanam pada barisan yang telah disiapkan. Sebelum penanaman potong sebagian daun bibit tersebut, perakaran dapat dipotong supaya rata dan memudahkan dalam penanaman. 5. Pupuk diberikan secara larikan atau bobokor sekitar 7 cm dari batang (dilakukan setelah bibit tumbuh, sekitar 2 minggu setelah transplanting). b. Penanaman tabela 1. Masukkan media tanah top soil di dalam polybag berukuran 20 cm x 30 cm 2. Pilihlah benih yang masih mengkilat, segar, tenggelam dalam air, dan bila dijatuhkan di atas lantai memantul 3. Buat dua buah lubang dengan tugal pada kedalaman 3 cm di tengah-tengah media di dalam polybag. 4. Tanam 1 butir benih pada tiap lubang dalam polybag tersebut lalu ditutup tanah tipistipis. 5. Letakkan dan susun polybag di lahan yang datar dan terbuka dalam barisan (dengan 2 barisan rapat), kemudian antar barisan diberi jarak 1 m. 6. Siramlah media di dalam polybag secukupnya, sampai kondisi lembab, dan jangan kekeringan. Pertanyaan dan Tugas 1. Jelaskan alasan mengapa jarak tanam yang digunakan adalah pagar ganda dengan ukuran 60 cm x 40 cm x 40 cm. 2. Menurut anda apakah pengaruh negatif pemotongan akar bibit karet tersebut? 3. Mengapa dalam pembibitan tabela antar barisan diberi jarak 1 m? 4. Jika dalam 1 ha, lahan yang efektif untuk pembibitan 80 %, maka hitunglah populasi bibit per hektar dengan jarak tanam tersebut pada nomor Jika Saudara diminta melakukan pembibitan batang bawah untuk informasi teknis sebagai berikut: jumlah benih butir, benih afkir 10%, daya kecambah 90%, kecambah afkir 10%. Berapa banyak kecambah yang siap ditanam di areal pembibitan batang bawah? Berapa luas areal pembibitan bawah yang harus disiapkan jika lahan efektif untuk pembibitan 80%? 24 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan AGH341

25 25 Praktikum XI PEMELIHARAAN BATANG BAWAH DAN KEBUN ENTRES KARET Latar Belakang Pemeliharaan batang bawah karet ditujukan untuk memperoleh pertumbuhan bibit batang bawah yang cepat matang okulasi dan sehat. Kegiatan pemeliharaan untuk mendapatkan kondisi bibit tersebut meliputi penyiraman, pengendalian gulma, pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan apabila tidak turun hujan. Pengendalian gulma bisa dilakukan setiap saat, yaitu ketika pertumbuhan gulma sudah mulai mengganggu perkembangan tanaman karet. Meskipun demikian, umumnya penyiangan dilakukan 3 kali dalam setahun untuk menghemat tenaga dan biaya Hama yang sering menyerang pembibitan karet antara lain jangkrik, rayap, dan tungau. Hama-hama tersebut dapat diberantas dengan menggunakan insektisida yang tepat seperti Sevin 85S. Penyakit yang sering menyerang bibit batang bawah adalah penyakit gugur daun Colletotrichum, Oidium, dan Corynespora Penyakit gugur daun Colletotrichum disebabkan oleh jamur Colletotrichum gloeosporioides. Penyakit ini dapat menyebabkan gugur daun secara terus menerus selama terjadi pembentukan pucuk-pucuk baru dalam musim penghujan. Serangan pada pembibitan dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan, sehingga pelaksanaan okulasi terlambat dan tanaman yang terserang berat menyebabkan kulit lengket sehingga sulit diokulasi. Bercak yang terjadi pada ujung atau tepi daun akan menyebabkan cacat daun. Daun yang sudah berwarna hijau muda atau berumur lebih dari dua minggu akan terhindar dari gugur. Pengendalian penyakit dilakukan dengan penyemprotan fungisida Dithane M 45 konsentrasi 0,3 atau Daconil 75 WP konsentrasi 0,3. Penyemprotan ditujukan pada daun muda berwarna coklat kemerahan sampai daun berwarn Tujuan Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa terampil dalam : 1. Melaksanakan pekerjaan pemeliharaan bibit batang bawah karet dan kebun entres karet. 2. Menghitung kebutuhan pupuk untuk bibit batang bawah dan kebun entres karet. 3. Menentukan kebutuhan waktu dan HOK untuk pekerjaan pemeliharaan bibit batang bawah dan kebun entres karet. Tempat Kebun Percobaan Cikabayan, Darmaga Bogor. Bahan dan Alat Bahan: 1. Pembibitan batang bawah karet. 2. Kebun entres karet 3. Pupuk Urea, SP 36, KCL, dolomit 4. Pestisida 25 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan AGH341

26 26 Alat: 1. Cangkul 2. Kored 3. Gunting pangkas 4. Gergaji 5. Meteran 6. Sprayer Metode Kerja a. Pemeliharaan batang bawah karet 1. Setiap kelompok mendapatkan 1 bedengan (atau 2 barisan) yang terdiri atas bibit calon batang bawah. 2. Lakukan pembersihan bedengan dari gulma dengan cangkul dan/atau kored. 3. Ukur diameter tiap bibit pada ketinggian 10 cm dari permukaan tanah. 4. Potonglah bibit yang memiliki dimeter > 5 cm dengan gergaji pada pangkal batang bibit untuk dimaikan. 5. Hitunglah jumlah bibit yang dapat dipertahankan dan harus dipelihara. 6. Lakukan pemupukan dengan dosis sesuai umur seperti pada Tabel 7. Tabel 7. Rekomendasi pemupukan di pembibitan batang bawah karet. 7. Buatlah alur pupuk di sebelah kanan atau kiri barisan tanaman dengan kored pada jarak lebih kurang 10 cm dari barisan dan kedalaman lebih kurang 7 cm. 8. Tentukan dosis pupuk per pohon kemudian hitung kebutuhan pupuk untuk bedengan kelompok Saudara. Jarak tanam pembibitan adalah 60 cm x 40 cm x 40 cm. 9. Taburkan pupuk sesuai dosis ke dalam alur pupuk secara merata kemudian alur pupuk ditutup tanah. 10. Amati penyakit yang menyerang di pembibitan karet, kemudian lakukan penyemprotan dengan pestisida yang sesuai. b. Pemeliharaan kebun entres 1. Tiap kelompok praktikum mendapatkan 4 5 pohon entres untuk dipelihara. 26 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan AGH341

27 27 2. Lakukan pembersihan gulma di lahan samping kiri dan kanan sepanjang barisan pohon entres berjarak 0.5 m dari barisan sehingga membentuk strip weeding. 3. Buatlah alur pupuk berjarak lebih kurang 25 cm mengelilingi pangkal pohon entres dengan kedalaman lebih kurang 7 cm dengan cangkul atau kored. 4. Taburkan campuran pupuk yang terdiri atas 25 g Urea, 15 g Sp 36, 10 g KCL, dan 10 g Dolomit per pohon ke dalam alur yang telah dibuat. 5. Tutuplah alur pupuk dengan tanah di sekitarnya. 6. Lakukan pengamatan dan hitung jumlah cabang/batang entres. 7. Lakukan penjarangan jumlah cabang/batang entres untuk dipertahankan maksimum 2 cabang/batang entres dengan pertumbuhan terbaik. Penjarangan dilakukan dengan memotong cabang/batang tepat pada pangkalnya menggunakan gergaji atau gunting pangkas yang tajam. 8. Amati penyakit yang menyerang di kebun entres, kemudian lakukan penyemprotan dengan pestisida yang sesuai. Pertanyaan dan Tugas 1. Tentukan dosis pupuk per bibit batang bawah jika jarak tanam yang digunakan (a) 60 cm x 40 cm x 40 cm, dan (b) 50 cm x 25 cm x 25 cm. 2. Tentukan kriteria bibit batang bawah yang siap diokulasi untuk okulasi coklat. 3. Mengapa bibit batang bawah yang berdiameter > 5 cm perlu dimusnahkan. 4. Mengapa pada pohon entres dipertahankan maksimal 2 cabang/batang entres? 5. Tentukan kriteria batang entres yang memenuhi syarat untuk okulasi coklat. 6. Jika jarak tanam pohon entres 1 m x 1 m, 60% pohon menghasilkan 2 cabang/batang dan sisanya 1 cabang/batang, panjang cabang/batang rata-rata 2 meter, dan tiap meter cabang/batang menghasilkan 10 mata entres prima per tahun. Tentukan produksi mata entres per hektar per tahun bila luas lahan efektif 80%. 27 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan AGH341

28 28 Praktikum XII OKULASI KARET Latar Belakang Perbanyakan tanaman karet dapat dilakukan secara generatif melalui benih dan secara vegetatif dengan teknik okulasi. Perbanyakan melalui benih saat ini sudah jarang dilakukan kecuali oleh sebagian petani tradisional maupun oleh kalangan peneliti guna perbaikan sifat genetik selanjutnya. Bibit asal okulasi terdiri atas batang atas dan bawah yang biasanya berasal dari dua klon yang berbeda sifatnya. Okulasi bertujuan untuk menggabungkan sifat unggul kedua klon dalam satu individu yang harmonis sehingga diperoleh produksi dan umur ekonomi yang tinggi. Oleh karena itu, perlu diperhatikan sifat-sifat unggul dari calon batang atas dan batang bawah serta kompatibilitas kedua calon batang tersebut. Calon batang bawah yang telah diokulasi mempunyai diameter batang berukuran 6-13 mm. Bila batang bawah dipelihara dengan baik, ukuran tersebut dapat dicapai pada usia 9-19 bulan. Teknik okulasi karet yang umum dilakukan adalah metode Forket. Okulasi sebaiknya dilakukan pada fase pertumbuhan B atau D. Fase B ditandai dengan payung yang baru terbentuk, daun-daun tegak, kaku dan berwarna coklat merah. Fase D ditandai helai daun berwarna hijau tua dan kaku atau full grown. Tujuan Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat : 1. Menentukan kriteria batang bawah yang siap diokulasi. 2. Melaksanakan pekerjaan okulasi. 3. Menilai keberhasilan okulasi. 4. Menghitung kebutuhan bibit okulasi. 5. Menentukan kebutuhan waktu dan HOK untuk pekerjaan okulasi. Lokasi Kebun Percobaan Cikabayan, Darmaga Bogor Bahan dan Alat Bahan : 1. Tanaman batang bawah, 2. Mata entres 3. Tali rafia Alat : 1. Pisau okulasi (3 buah per kelompok) 28 Panduan Praktikum Ilmu Tanaman Perkebunan AGH341

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Arecaceae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang berasal

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) I. SYARAT PERTUMBUHAN 1.1. Iklim Lama penyinaran matahari rata rata 5 7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500 4.000 mm. Temperatur optimal 24 280C. Ketinggian tempat

Lebih terperinci

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah Latar Belakang Di antara pola tanam ganda (multiple cropping) yang sering digunakan adalah tumpang sari (intercropping) dan tanam sisip (relay

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit berasal dari benua Afrika. Delta Nigeria merupakan tempat dimana fosil tepung sari dari kala miosen yang bentuknya sangat mirip dengan

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Setyamidjaja (2006) menjelasakan taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB 1/7 Pepaya merupakan tanaman buah-buahan yang dapat tumbuh di berbagai belahan dunia dan merupakan kelompok tanaman hortikultura

Lebih terperinci

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT NAMA INSTANSI FASILITATOR : MU ADDIN, S.TP : SMK NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG : Ir. SETIA PURNOMO, M.P. Perencanaan pemeliharaan merupakan tahapan awal yang sangat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau, Jalan Bina Widya Km 12,5 Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung dengan dua kali percobaan yaitu Percobaan I dan Percobaan II. Percobaan

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

PERKIRAAN BIAYA PEMBUKAAN LAHAN PER HEKTAR

PERKIRAAN BIAYA PEMBUKAAN LAHAN PER HEKTAR PERKIRAAN PEMBUKAAN LAHAN PER HEKTAR PEKERJAAN HK URIAN VOLUME 1. Lahan Bekas Hutan : Survey dan Blocking (Manual) 3 Peralatan, Bahan dll (PO) Babat - Imas (Manual) 1 o Excavator 6 JK 25, 1,5, 25 1,5,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar, 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar, Lampung Selatan mulai Maret 2013 sampai dengan Maret 2014. 3.2 Bahan dan

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman yang merupakan subkelas dari monokotil ini mempunyai habitus yang paling besar. Klasifikasi

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. H.R.

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. 21 PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap, pertama pertumbuhan dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. Tahap I. Pengujian Karakter Pertumbuhan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

Teknik Penyediaan Bibit Kelapa

Teknik Penyediaan Bibit Kelapa Teknik Penyediaan Bibit Kelapa Engelbert Manaroinsong, Novalisa Lumentut dan Maliangkay, R.B. BALAI PENELITIAN TANAMAN KELAPA DAN PALMA LAIN PENDAHULUAN Usaha perbaikan produktifitas tanaman kelapa harus

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Dan Morfologi Kelapa Sawit 1. Akar Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut. Akar pertama yang muncul dari biji yang berkecambah disebut radikula

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kelapa Sawit Pohon kelapa sawit terdiri dari pada dua spesies Arecaceae atau famili palma yang digunakan untuk pertanian komersial dalam pengeluaran minyak kelapa sawit.

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan pada bulan Mei sampai bulan Desember 2015 di kebun salak Tapansari, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Salak yang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas Pertanian, Universitas Lampung Kampus Gedung Meneng, Bandar Lampung dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Pengamatan setelah panen dilanjutkan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium 14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium Benih dan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan

Lebih terperinci

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana) SNI 01-7158-2006 Standar Nasional Indonesia Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Penulisan

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Penulisan BAB I PENDAHULUAN Peningkatan produksi karet yang optimal harus dimulai dengan pemilihan klon yang unggul, penggunaan bibit yang berkualitas sebagai batang bawah dan batang atas serta pemeliharaan yang

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih BUDIDAYA SUKUN Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal

Lebih terperinci

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH (Camellia sinensis L.) Disusun Oleh: Danni Ramadhan H0712052 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini jenis penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub Famili

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Pengembangan Teknologi Lahan Kering Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian mulai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut

Lebih terperinci

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

BUDIDAYA KELAPA SAWIT KARYA ILMIAH BUDIDAYA KELAPA SAWIT Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Kelapa sawit merupakan komoditas yang penting karena

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikabayan, Darmaga, Bogor, pada bulan Januari sampai April 2008. Lokasi percobaan terletak pada ketinggian 220 m di

Lebih terperinci

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH Oleh: Dr. Desi Hernita BPTP Jambi Duku Kumpeh memiliki rasa manis, legit, daging buah bening, tekstur daging kenyal, tidak berserat, dan hampir tidak berbiji. Rasa

Lebih terperinci

MATERI PEMBELAJARAN MANAJEMEN PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT

MATERI PEMBELAJARAN MANAJEMEN PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT MATERI PEMBELAJARAN MANAJEMEN PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT Tujuan manajemen budidaya kelapa sawit adalah untuk menghasilkan produksi kelapa sawit yang maksimal per hektar areal dengan biaya produksi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. 3.2 Bahan dan alat Bahan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica) Standar Nasional Indonesia Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi...

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman padi (Oriza sativa) adalah salah satu jenis serealia yang umumnya dibudidayakan melalui sistem persemaian terlebih dahulu. Baru setelah bibit tumbuh sampai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. A. Jenis atau Varietas Kelapa Sawit Jenis (varietas)

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni 2016-15 Juli 2016 di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. B. Bahan dan Alat

Lebih terperinci

m. BAHAN DAN METODE Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan Fakuteis Pertanian

m. BAHAN DAN METODE Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan Fakuteis Pertanian m. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan Fakuteis Pertanian Universitas Riau, Kampus BinaWidya Km 12,5 Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan Pekanbaru,

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, Kasihan, Bantul dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang dimulai pada bulan November 2014 sampai April

Lebih terperinci

3. METODE DAN PELAKSANAAN

3. METODE DAN PELAKSANAAN 3. METODE DAN PELAKSANAAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UKSW Salaran, Desa Wates, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Persiapan hingga

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo, Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro pada bulan Maret Mei 2014. Jenis tanah

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilakukan di Desa Dukuh Asem, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka pada tanggal20 April sampai dengan 2 Juli 2012. Lokasi percobaan terletak

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanian Fakultas Pertanian Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan April sampai November 2009 di PTP Nusantara VI pada unit usaha Rimbo Satu Afdeling IV (Gambar Lampiran 5), Rimbo Dua Afdeling

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO RuangTani.Com Cengkeh adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor mulai bulan Februari 2009 sampai Juni 2009. Bahan

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan dengan titik

Lebih terperinci

MODUL BUDIDAYA KELAPA SAWIT

MODUL BUDIDAYA KELAPA SAWIT MODUL BUDIDAYA KELAPA SAWIT I. PENDAHULUAN Agribisnis kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.), baik yang berorientasi pasar lokal maupun global akan berhadapan dengan tuntutan kualitas produk dan kelestarian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm IPB Darmaga Bogor pada ketinggian 240 m dpl. Uji kandungan amilosa dilakukan di

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi, III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi, Laboratorium Penelitian, lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci